Anda di halaman 1dari 10

PERKOTAAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ilmu Sosio Antropologi

Pengampu : Uun Kunaepah, SST, M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Anggota :

1. Divi Sri L P2.06.31.2.19.014

2. Ibda Nurul A P2.06.31.2.19.018

3. Irnawati Dwi S P2.06.31.2.19.020

4. Nur Kholifah P2.06.31.2.19.028

5. Shelin Dwi H P2.06.31.2.19.035

6. Tiara Nurul H P2.06.31.2.19.038

7. Vidya Basmah A P2.06.31.2.19.039

8. YuniartiShasita A.S P2.06.31.2.19.040


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

KATA PENGANTAR ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang 1


1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 1
BAB II : ISI 2
2.1 Definisi Nilai Sosial Pangan Dan Makanan 2
2.2 Nilai Sosial Pangan dan Makanan Masyarakat Perkotaan Khususnya Kota Cirebon 2
2.3 Pola Hidangan Makanan, Kepercayaan, Adat, Dan Kebiasaan 2
2.4 Perubahan Pendapatan Terhadap Sosial Dan Gizi 4
BAB III : KESIMPULAN 6

DAFTAR PUSTAKA 7

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, dan hidayah-Nya, kami
dapat menyesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosio
Antropologi dengan baik. Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan,
saran, dan motivasi dari berbagai pihak.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Kami mohon
maaf apabila masih ada kekurangan, kesalahan dan kekeliruan yang tanpa sengaja kami
buat dalam penyusunan makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna memperbaiki penulisan dan pedoman makalah selanjutnya.

Cirebon, 01 Mei 2020

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebiasaan makan merupakan tingkah laku manusia atau kelompok
manusia dalam memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi sikap,
kepercayaan, dan pemilihan makanan. Kebiasaan makan yang tidak sesuai
dengan kaidah sehat dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan
kesehatan. Kebiasaan makan yang tidak sehat dalam memilih jenis makanan juga
dapat berdampak pada masalah kelebihan berat badan ( overweight) dan
obesitas. Kebiasaan makan masyarakat dengan susunan hidangannya
merupakan manifestasi dari kebudayaan masyarakat yang disebut lifestyle
atau gaya hidup. Kebiasaan makan menunjukkan keanekaragaman konsumsi yang
cukup bervariasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kenyataan yang ada terkait nilai sosial pangan dan makanan
masyarakat perkotaan khususnya Kota Cirebon?
2. Bagaimana pola hidangan makanan, kepercayaan, adat, dan kebiasaan
masyarakat Kota Cirebon?
3. Adakah pengaruh perubahan pendapatan terhadap status sosial dan gizi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kenyataan yang ada terkait nilai sosial pangan dan
makanan masyarakat perkotaan khususnya Kota Cirebon
2. Untuk mengetahui pola hidangan makanan, kepercayaan, adat, dan kebiasaan
masyarakat Kota Cirebon
3. Untuk mengetahui pengaruh perubahan pendapatan terhadap status sosial dan
gizi masyarakat Kota Cirebon

1
BAB II

ISI

2.1 Definisi Nilai Sosial Pangan Dan Makanan


Menurut Woods, Nilai sosial merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah
berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari.
Maka, nilai sosial pangan dan makanan adalah suatu penilaian masyarakat
mengenai baik buruk terhadap pangan dan makanan itu sendiri yang juga mengartikan
tingkah laku dan kepuasan bagi pelakunya. Proses ini tentu tidak terbentuk secara tiba-
tiba melainkan berlangsung sejak lama, faktor lingkungan dan adanya perubahan dari
manusia itu sendiri sangat mempengaruhi pergeseran atau perubahan nilai sosial
disuatu masyarakat tersebut.
Pangan sebagai fungsi sosial ada kaitannya dengan pemahaman terhadap situasi
status gizi kelompok personal dalam masyarakat itu. Kebiasaan makan adalah cara
pandang masyarakat terhadap pangan yang dikaitkan dengan sosial, kultur, tekanan
ekonomi, pilihan, dan pemanfaatan pangan tertentu.
2.2 Nilai Sosial Pangan dan Makanan Masyarakat Perkotaan Khususnya Kota
Cirebon
Masyarakat kota sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih
ditekan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Menurut Wirt, Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar,
padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
Kota Cirebon merupakan salah satu Kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kota
ini berada di pesisir utara Pulau Jawa (jalur pantura). Seperti yang kita ketahui etnis
yang mendiami kota ini bukan hanya etnis Jawa dan Sunda tetapi ada pula etnis
Tionghoa dan Arab. Ragamnya etnis yang mendiami mengartikan dari salah satu ciri
daerah perkotan.
Menilik sejarah Kota Cirebon tidak terlepas dari sejarah Islam yang mana juga
berpengaruh terhadap kepercayaan/agama yang dianut penduduknya hingga saat ini.
Penduduk kota Cirebon 92,02% menganut agama islam sehigga apabila ingin
mengetahui bagaimana kenyataan yang ada terkait nilai sosial pangan dan makanan
masyarakatnya maka dapat kita bandingkan dengan tradisi atau adat apa yang masih
eksis hingga saat ini.
2.3 Pola Hidangan Makanan, Kepercayaan, Adat, Dan Kebiasaan
2.3.1 Kebiasaan konsumsi pangan dan faktor lingkungan
Kebiasaan konsumsi pangan dipengaruhi oleh variabel lingkungan
dimana masyarakat itu hidup.

2
1. Zona lingkungan terbagi atas:
1. Wilayah pedesaan ( dengan ciri pegunungan dan
persawahan)
2. Wilayah pesisir dan pantai
3. Wilayah urban/ perbatasan kota desa
4. Wilayan perkotaan
2. Lingkungan kultural:
1. Sosial : kondisi pertanian/peternakan, sistem produksi
pangan, pemasaran dan distribusi pangan, daya beli, pola menu.
2. Fisik : wilayah pemukiman, peralatan produksi pangan.
3. Populasi penduduk;
Komposisi : kelahiran, kematian, migrasi, pertumbuhan, usia, jenis
kelamin
4. Lingkungan alam:
1. Abiotic : iklim, topografy, tanah
2. Biotik : flora dan fauna
2.3.2. Fungsi sosial pangan:
1. Gastronomic
2. Alat identitas budaya
3. Agama dan kepercayaan
4. Alat komunikasi
5. Ekspresi status sosial
6. Ekonomi
7. Alat untuk melicinkan
8. Pengaruh dan kekuatan
2.3.3 Contoh Pada Masyarakat Perkotaan
Bukti Islam diterima di Kota Cirebon dilihat dari berbagai bukti sejarah salah
satunya seperti berdirinya keraton dan hingga saat ini persentase penduduk yang
menganut Islam sebesar 92,02%. Sehingga tidak heran tradisi Islam masih sangat
kental di kota ini. Tradisi yang akan dibahas dilihat dari pola hidangan makanan
dikaitkan dengan kepercayaan, adat, dan kebiasaan.
1. Tradisi Jimatan
Nasi jimat, makanan yang disajikan pada saat memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW. Makanan ini biasanya sudah mendapat do’a. Kemudian
dibagi-bagikan saat acara puncak kepada sultan, abdi dalem, dan warga.
2. Tradisi Bogana
Nasi bogana (nasi seadanya) biasanya akan dihidangkan untuk acara
syukuran

3
3. Tradisi Sura
Berbagi bubur di bulan Sura menjadi tradisi yang masih dilakukan.
Makanan ini dulunya menjadi makanan untuk sultan di keraton, disajikan
dalam wadah daun pisang dan daun kelapa dengan ukuran kecil. Berbagi
bubur di bulan sura mengartikan untuk belajar mengeluarkan sedekah,
seperti tanaman hasil bumi hingga buah-buahan untuk dijadikan bahan
pokok pembuatan bubur sura.
4. Tradisi Sapar
Tradisis membuat kue apem mempunyai makna untuk saling berbagi
dengan sesama.
Tradisi tersebut di atas merupakan tradisi yang masih eksis di Kota Cirebon,
dapat disimpulkan bahwa tradisi ini mengartikan bahwa masih adanya
kepercayaan masyarakat terhadap apa yang dilakukannya itu bersifat baik,
sehingga tradisi tersebut masih dilakukan meski bukanlah tradisi baru.
Kota Cirebon merupakan salah satu Kota yang berada di Provinsi Jawa Barat.
Kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa (jalur pantura). Menilik sejarah kota ini
tidak terlepas dari sejarah islam yang mana juga berpengaruh terhadap
kepercayaan/agama yang dianut penduduknya hingga saat ini. Penduduk kota
Cirebon 92,02% menganut agama islam sehingga tidak heran jika pola
konsumsinya dipengaruhi oleh jenis makanan yang mengharamkan daging babi.
Sehingga daging ayam dan sapi masih banyak dicari sebagai bahan utama olahan
daging.
Budaya/adat/kebiasaan juga mempengaruhi pola hidangan makanan
penduduknya. Jika dilihat dari letak demografis Kota Cirebon yang dekat dengan
laut maka seharusnya suka mengkonsumsi ikan, namun dari data yang didapat
bertolak belakang penduduknya terbilang rendah mengkonsumsi ikan rata-rata
hanya 26,88 kg/tahun. Hal tersebut tentu menjadi kendala tercapainya status gizi
baik melihat bahwa nilai gizi yang terdapat pada ikan baik bagi tumbuh kembang
otak dan tubuh. Maka untuk itu meningkatkan konsumsi ikan ini perlu adanya
ketelatenan dalam hal pemberian pemahaman tentang pentingnya manfaat
mengkonsumsi ikan atau pun sampai bagaimana cara memodifikasi olahan ikan
agar tampilannya tidak membosankan dan juga meningkatkan keinginan
mengkonsumsinya.
2.4 Perubahan Pendapatan Terhadap Sosial Dan Gizi
2.4.1 Pengertian
Pengertian pendapatan adalah uang yang diterima seseorang atau bisnis
sebagai imbalan setelah mereka menyediakan barang, jasa, atau melalui modal
investasi dan digunakan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari.
Status gizi merupakan kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan
penggunaan zat gizi. Ketika asupan gizi Anda memenuhi kebutuhan Anda, maka

4
Anda akan mempunyai status gizi yang baik. Namun, ketika asupan gizi Anda
kurang atau berlebihan, hal ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam tubuh
Anda.
Status gizi secara tidak langsung berkaitan dengan faktor sosial ekonomi
keluarga. Jika status sosial ekonomi rendah maka kebutuhan makanan keluarga
akan kurang terpenuhi sehingga memiliki status gizi kurang.
2.4.2 Contoh Pada Masyarakat Perkotaan
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat jumlah penduduk miskin
di Kota Cirebon pada bulan maret tahun 2019 lalu, mengalami penurunan
dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan maret 2018. Namun demikian,
indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinanya justru
mengalami kenaikan, masing-masing 1,23 persen dan 0,19 persen. Pada maret
2018, BPS mencatat ada 28,03 ribu (8,88 persen) penduduk Kota Cirebon yang
berada di bawah garis kemiskinan. Sementara pada Maret 2019, angkanya
mengalami penurunan 0,43 persen dibanding tahun 2018.
Data tersebut menunjukkan bahwa di Kota Cirebon masih terdapat penduduk
miskin, dengan begitu tidak terlepas dari rendahnya pendapatan penduduknya.
Meski banyak pula yang termasuk penduduk berpendapatan tinggi maka akan
tercemin pula perbedaan dari segi pola konsumsi pangan dan makanannya.
Penduduk berpendapatan tinggi mendominasi restoran sebagai pilihan tempat untuk
makan dengan pilihan menu yang lebih condong ke budaya western (ke barat-
baratan) seperti steak, pasta, burger dan sejenisnya. Hal tersebut tentu dapat
menggeser makanan lokal yang bahkan jika dihidangkan tidak kalah enak rasanya
dengan makanan luar. Sedangkan bagi penduduk yang pendapatannya rendah akan
mendominasi warteg atau bahkan mereka lebih memilih makan dirumah dengan
pilihan menu seadanya dan lebih memanfaatkan bahan pangan lokal yang ada.
Dapat disimpulkan bahwa pemilihan tempat dan juga menu makanan dapat
mencerminkan status dari seseorang tersebut. Semakin tinggi pendapatan seseorang
makin tinggi pula tingkat gengsi pemilihan tempat dan menu makanannya.

5
BAB III

KESIMPULAN

Kebiasaan makan adalah cara pandang masyarakat terhadap pangan yang dikaitkan
dengan sosial, kultur, tekanan ekonomi, pilihan, dan pemanfaatan pangan tertentu.
Sesungguhnya penerapan Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah yang dikaitkan dengan
kepercayaan, adat, dan kebiasaan dapat berdampak langsung sekalipun dalam waktu jangka
panjang untuk meningkatkan kualitas Human Development Index (HDI) baik bidang
kesehatan, pendidikan maupun pendapatan. Khusus untuk bidang kesehatan dapat
menurunkan kematian ibu, kematian bayi, memperbaiki status gizi dan meningkatkan umur
harapan hidup.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://cpssoft.com/blog/bisnis/mengenal-pengertian-pendapatan-dan-jenis-jenis-pendapatan/

https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/mengenal-lebih-jauh-mengenai-status-gizi/

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/196005
041986012-ADE_JUWAEDAH/07_BENG_BAHAN_TRANSPARAN.pdf

http://repository.ut.ac.id/7086/1/UTFMIPA2016-02-aryanti.pdf

http://adeprayogy.blogspot.com/2015/01/pengertian-masyarakat-kota-dan.html?m=1

https://www.inirumahpintar.com/2016/10/definisi-jenis-ciri-macam-fungsi-contoh-nilai-
sosial.html?m=1

https://m.detik.com/travel/domestic-destination/d-3678984/begini-kisah-kampung-arab-di-
cirebon

https://www.pelajaran.co.id/2019/01/pengertian-pola-makan-komponen-dimensi-pengaturan-
dan-faktor-yang-mempengaruhi-pola-makan-seseorang.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Cirebon

https://www.google.com/amp/s/www.radarcirebon.com/2017/09/27/konsumsi-ikan-warga-
kota-cirebon-rata-rata-hanya-2688-kg-per-tahun/%3famp

https://www.radarcirebon.com/2020/04/04/penduduk-miskin-turun-tapi-keparahan-
kemiskinan-naik/

Anda mungkin juga menyukai