Anda di halaman 1dari 16

MASALAH-MASALAH PEMBENTUKAN KEBIASAAN

MAKAN

OLEH
SENIWATY ANWAR, SKM., M.Kes
A. Pengetian Pantangan Pangan
1. Pantangan
• Pantang atau tabu ialah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis
makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang
siapa yang melanggarnya. Dalam ancaman bahaya ini terdapat kesan
magis, yaitu adanya kekuatan superpower yang berbau mistik yang akan
menghukum orang-orang yang melanggar pantangan tersebut. Pada
kenyataannya hukuman ini tidak selalu terjadi. Pantangan merupakan
sesuatu yang diwariskan dari leluhur melalui orangtua, terus ke generasi-
generasi di bawahnya. Hal ini menyebabkan orang tidak tau lagi kapan
suatu pantangan atau tabu makanan dimulai dan apa sebabnya.
Seringkali nilai sosial ini tidak sesuai dengan nilai gizi makanan.
• Suatu kelompok masyarakat yang mempunyai seperangkat pengetahuan,
nilai, gagasan, norma dan aturan sebagai konsep dasar dari kebudayaanya,
akan mewujudkan bentuk-bentuk perilaku dalam kehidupan sosial.
Perilaku itu akan mewujudkan perbedaan persepsi masyarakat terhadap
konsep makanan dan gizi, demikian halnya pada kasus tentang makanan
dan gizi pada periode kehamilan, persalinan dan nifas.
• Dipandang dari aspek budaya, ada 7 hal pengaruh budaya terhadap
perilaku kesehatan, yaitu tradisi, sikap fanatisme, etnosentris, perasaan
bangga pada statusnya, norma, nilai dan unsur budaya yang dipelajari
pada tingkat awal proses sosialisasi.
• Masalah gizi yang masih banyak terjadi ternyata bukan saja diakibatkan
oleh keadaan sosial ekonomi suatu negara tetapi juga dipengaruhi adanya
kepercayaan-kepercayaan yang keliru mengenai hubungan antara
makanan dan kesehatan, pantangan-pantangan yang mencegah orang
memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia bagi mereka
• Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku dengan latar belakang
budaya berbeda yang sangat mempengaruhi tingkah laku kehidupan
masyarakat termasuk perilaku kesehatan. Banyak praktek-praktek budaya
yang berpengaruh secara negatif terhadap perilaku kesehatan masyarakat,
seperti kepercayaan untuk pantang terhadap suatu makanan tertentu.
• Sehubungan dengan pangan yang biasanya dipandang pantas untuk
dimakan, dijumpai banyak pola pantangan, takhayul dan larangan pada
beragam kebudayaan dan daerah yang berlainan di dunia
• Klasifikasi makanan yang berkaitan dengan kesehatan yaitu “panas-
dingin”. Seseorang yang sehat dianggap memiliki keseimbangan antara
panas dan dingin.
• Bila faktor panas menguasai tubuh diatas faktor dingin, maka akan timbul
penyakit dengan gejala panas badan, sedangkan jika faktor dingin yang
menguasai maka penyakit itu berbentuk perasaan dingin. Faktor panas
dan dingin dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan. Si sakit perlu
diberi makanan yang bersifat berlawanan dengan sifat jenis sakitnya agar
membantu mencapai kondisi keseimbangan antara faktor panas dan
dingin dalam tubuhnya .
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pantangan Makan

1. Budaya
• Taylor dalam bukunya Primitive Culture, memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan
yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan
kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan- kebiasaan yang
didapat manusia sebagai anggota masyarakat.
2. Unsur Kebudayaan
• Koentjaraningrat (2002) membagi budaya menjadi 7 unsur : yakni sistem religi dan upacara
keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian,
sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan. Ketujuh unsur itulah yang
membentuk budaya secara keseluruhan.
3. Aspek Sosial
• a. Umur : Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan
golongan umur. Misalnya balita lebiha banyak menderita penyakit infeksi, sedangkan golongan
usila lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner,
kanker, dan lain-lain.
• b. Jenis Kelamin: Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan penyakit yang berbeda pula.
Misalnya dikalangan wanita lebih banyak menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki
banyak menderita kanker prostat.
• c. Pekerjaan: Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit.
Misalnya dikalangan petani banyak yang menderita penyakit cacing akibat
kerja yang banyak dilakukan disawah dengan lingkungan yang banyak
cacing. Sebaliknya buruh yang bekerja diindustri, misal dipabrik tekstil
banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan karena banyak
terpapar dengan debu.
• d. Sosial Ekonomi: Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola
penyakit. Misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada
golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan sebaliknya
malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan masyarakat yang status
ekonominya rendah.
2. KEPERCAYAAN ATAU AGAMA DAN ADAT KEBIASAAN
a. Pengertian
• Antropologi tertarik pada kebudayaan dan pendekatan holistik.
Pendekatan holistik berarti cara melihat atau memandang sesuatu sebagai
suatu kebulatan yang utuh. Semua konsep, generalisasi dan teori yang
membentuk struktur antropologi berkaitan dengan aktivitas, peralatan
dan sistem kepercayaan yang dalam antropologi disebut kebudayaan,
sesuatu yang unik bagi manusia.
• Makanan mencerminkan karakteristik lingkungan. Makanan disiapkan oleh
lingkungan. Misalnya ubi sebagai makanan pokok orang Papua karena
banyak tersedia di wilayah tersebut. Pada umumnya makanan pokok
orang Indonesia adalah nasi, karena itu apabila nasi tidak dikonsumsi
dalam satu hari (meskipun tetap makan makanan lainnya) tetapi perasaan
masih lapar. Karena lambung telah terbiasa diisi dengan nasi.
• Nilai yang terkandung dalam suatu makanan tergantung dari proses
pematangan atau kandungan alami yang ada pada bahan makanan.
Makanan yang dikonsumsi (mentah atau diolah) merupakan bagian dari
kebudayaan.
• Makanan yang diolah dari bahan-bahan mentah (seperti rujak, lalapan, lawa‟)
adalah sebuah bentuk kebudayaan. Lalapan: sayuran segar yang lazim disantap
oleh orang Jawa. Lawa‟: jenis makanan mentah yang diolah dari ikan,
cuka/jeruk, kelapa & bumbu tertentu adalah salah satu jenis makanan orang
Bugis. Proses pematangan makanan adalah bagian dari kebudayaan. Meliputi
cara, bahan, & alat yang digunakan. Makanan yang lazim dimakan oleh orang
Jawa belum tentu lazim bagi orang Bugis. Misalnya ikan lele yang banyak
dikonsumsi oleh orang Jawa, orang Bugis justru kurang menyukainya.
• Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih luas dari
sekedar sumber nutrisi. Terkait dengan kepercayaan, status, prestise,
kesetiakawanan dan ketentraman. Makanan memiliki banyak peranan dalam
kehidupan sehari-hari suatu komunitas manusia .
• Setelah mengetahui betapa kuatnya kepercayaan-kepercayaan suatu
masyarakat mengenai apa yang dianggap makanan dan apa yang dianggap
bukan makanan, sehingga terbukti sangat sukar untuk meyakinkan orang untuk
menyesuaikan makanan tradisional mereka demi kepentingan gizi yang baik.
Karena pantangan agama, takhayul, kepercayaan tentang kesehatan, dan suatu
peristiwa yang kebetulan dalam sejarah ada bahan-bahan yang bergizi baik
yang tidak boleh dimakan, mereka diklasifikasikan sebagai “bukan makanan”.
• Dalam kebudayaan bukan hanya makanan saja yang dibatasi atau diatur, akan
tetapi konsep tentang makanan, kapan dimakannya, terdiri dari apa dan etiket
makan. Di antara masyarakat yang cukup makanan, kebudayaan mereka
mendikte, kapan mereka merasa lapar dan apa, serta berapa banyak mereka
harus makan agar memuaskan rasa lapar. Jadi dengan demikian, nafsu makan
lapar adalah suatu gejala yang berhubungan namun berbeda.
• Makanan selain penting bagi kelangsungan hidup kita, juga penting bagi
pergaulan sosial, yang mempunyai simbolik antara lain sebagai berikut:
1. Makanan sebagai ungkapan ikatan sosial: Barangkali di setiap masyarakat,
menawarkan makanan (dan kadang-kadang minuman) adalah bentuk kasih
sayang, perhatian, dan persahabatan. Menerima makanan yang ditawarkan
adalah mengakui dan menerima perasaan yang diungkapkan dan untuk
membalasnya.
2. Makanan sebagai ungkapan dari kesetia-kawanan kelompok: Makanan sering
dihargai sebagai lambang-lambang identitas suatu bangsa atau nasional.
Namun tidak semua makanan mempunyai nilai lambang seperti ini. Makanan
yang mempunyai dampak yang besar adalah makanan yang berasal atau
dianggap berasal dari kelompok itu sendiri dan bkan yang biasanya dimakan di
banyak negara yang berlainan atau juga dimakan oleh banyak suku bangsa.
3. Simbolisme makanan dalam bahasa: Pada tingkatan yang berbeda, bahasa
mencerminkan hubungan-hubungan psikologis yang sangat dalam di antara
makanan, persepsi kepribadian, dan keadaan emosional.
• Peradaban dan budaya makan bagi golongan etnik di dunia merupakan warisan
tingkah laku jaman ke jaman. Bagi mereka, cara yang terbaik untuk menikmati
hidangan makanan ialah dengan menggunakan cara yang dipraktekan oleh
kelompok etnik masing-masing.
• Budaya makan dengan menggunakan tangan biasanya diamalkan oleh
masyarakat di Timur Tengah, India dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Lazimnya, tangan dibasuh sebelum dan seusai makan. Tangan lebih bersih jika
dibandingkan dengan sendok ataupun garpu yang dibasuh oleh seseorang yang
kemungkinan tidak dapat dipastikan kebersihannya. Masyarakat Islam dan
Hindu menggunakan tangan kanan untuk menyuap makanan. Mereka biasanya
makan bersila dengan hidangan makanan diletakkan di tengah-tengah tamu.
• Pada masyarakat Barat di awal kurun ke-17, sendok, garpu dan pisau digunakan
di meja makan. Penggunaan kayu sumpit di masyarakat Cina berawal pada
kurun kedua sebelum masehi. Budaya makan masyarakat Jepang, Korea dan
Vietnam kuat dipengaruhi oleh budaya China yang juga menggunakan kayu
sumpit untuk makan.
3. Pola Konsumsi Pangan Dan Gizi Penduduk

Makanan Sebagai Identitas


Kelompok

Makanan sebagai
keunggulan etnik

Perubahan Produksi pangan

Perubahan Konsumsi
Pangan

Perubahan Distribusi
Pangan
4. Preferensi Dan Timbulnya Tabu Makanan

• Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang, antara


lain faktor budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal
preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.
• Makanan bergizi adalah makanan yang cukup kualitas dan kuantitasnya
serta mengandung unsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan. Sebelum memilih menu makanan ada baiknya
diketahui kandungan makanan tersebut bukan hanya sekedar membuat
perut kenyang, akan tetapi makanan adalah dikatakan sehat jika makanan
itu mengandung protein karbohidrat, miniral, lemak, dan bervitamin.
Makanan yang sehat sangatlah berguna untuk membina tubuh bahkan
mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak.
Contoh-contoh Makanan Pantangan yang Justru Adalah
makanan bergizi dan baik untuk tubuh dan kesehatan
1. Kalkun:
• Ada mitos yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi kalkun menyebabkan
kantuk. Hal itu tidak benar, rasa kantuk seseorang disebabkan oleh
kandungan tryptophan atau asam amino dalam tubuh. Daging kalkun tidak
memiliki asam yang memungkinkan terciptanya zat-zat tersebut. Daging
kalkun memiliki banyak kelebihan karena selain bergizi tinggi, dapat
menyembuhkan penyakit. Di samping itu, daging kalkun membantu
pertumbuhan dan kecerdasan anak.
2. Kolostrum
• Pada mitos yang salah disebutkan bahwa ASI pertama atau kolostrum
(yang berwarna kekuningan) tidak baik bagi bayi, karena ASI pertama atau
kolostrum adalah susu basi. Mitos tersebut sangat tidak benar. Kolostrum
adalah zat terbaik bagi bayi. Kolostrum adalah cairan yang kaya dengan zat
kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi. Bayi
menyusui langsung akan merangsang ASI cepat keluar.
3. Kedelai
• Mitos bahwa jika ingin hamil hindari kedelai.mitos ini tidak benar. Kacang
kedelai dikenal sebagai makanan terbaik kadar proteinnya, dapat
mencapai 35 persen daripada beratnya. Dikatakan bahwa kacang kedelai
dibandingkan dengan beratnya dapat menghasilkan dua kali protein
daging, empat kali telur, empat kali gandum, lima atau enam kali roti dan
dua belas kali susu. Ternyata protein kacang kedelai bukan saja jumlahnya
yang banyak, tetapi juga mempunyai kualitas yang baik.
4. Es Krim
• Ada kaliamat yang berbunyi “ Tidak boleh makan es krim ”. Pantangan ini
benar bagi anak yang alergi dingin. Pemicu alergi ada bermacam-macam,
antara lain udara / benda dingin, debu, bulu binatang, dan sebagainya.
Pada kasus di mana anak sedang pilek batuk karena alergi dingin,
sebaiknya ia dihindarkan dari es krim. Es krim itu sendiri sebetulnya bagus
dan bermanfaat. Selain enak, banyak susu dan proteinnya, juga segar.
Kalau anak dalam kondisi sehat sehat, tidak apa-apa asal jangan
berlebihan.
• Es krim kerapkali menjadi momok para orangtua yang tidak ingin anak-
anaknya pilek, gigi berlubang atau sakit tenggorokan gara -gara terlalu
dingin.
5. Kacang dan Coklat
Jangan sering makan kacang dalam jumlah yang banyak, nanti timbul
jerawat di wajah. Demikian mitos seputar jerawat yang kebenarannya
masih menjadi pro dan kontra di antara para pakar kecantikan. Selain
kacang, konon coklat juga menjadi musuh utama bagi para wanita yang
wajahnya mudah ditumbuhi jerawat.
6. Dan lain – lain
WASSALAM…

Anda mungkin juga menyukai