Anda di halaman 1dari 20

KONSEP MASYARAKAT DAN

BUDAYA, NILAI-NILAI MAKANAN


DAN IDEOLOGI PANGAN

Disampaikan pada mata kuliah Sosioantropologi Gizi


Jurusan Ilmu Gizi FIKes Unsoed

Erna Kusuma Wati, SKM.,M.Si


Sub-CPMK 4 : Menjelaskan konsep masyarakat dan budaya, Pengaruh Sosial Budaya
Terhadap Pola Pangan Masyarakat, Fungsi sosial makanan
Bahan Kajian
• Konsep masyarakat dan budaya
• Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pola Pangan Masyarakat
• Fungsi Sosial Makanan
konsep masyarakat dan budaya

• Konsep Masyarakat adalah segenap tingkah laku manusia yang di anggap sesuai.
Tidak melanggar norma-norma umum dan adat istiadat serta terintegrasi langsung
dengan tingkah laku umum.

• Setiap masyarakat pula mempunyai budaya-nya tersendiri yang terbentuk


daripada hubungan erat sesama anggotanya.
Keadaan Sosial Budaya Indonesia sangat kompleks
mengingat penduduk Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta
dalam 30 kesatuan suku bangsa. NKRI terdiri atas 6000 buah pulau
yang terhuni dari jumlah keseluruhan sekitar 13.667 buah pulau.
• “Negara mengakui dan menghormati kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dengan
Undang Undang.” (Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945)

• Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan Indigenous People sebagai


“Spektrum kelompok sosial yang luas (meliputi Indigenous Ethnic Minorities,
Tribal Groups, dan Schedules Tribes) yaitu kelompok yang memiliki sebuah
identitas sosial dan kultural yang dapat dibedakan dari masyarakat dominan, yang
membuat mereka tidak diuntungkan dalam proses pembangunan.”

• Indigenous Peoples adalah istilah umum yang digunakan untuk merangkum


kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan karakteristik seperti
kesamaan asal-usul, tanah, wilayah, SDA, dan identitas budaya yang khas
• Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk besar dan multietnik
• Pola makan penduduk di suatu negara atau daerah biasanya berkembang dari
makanan yang tersedia setempat atau dari makanan yang ditanam di tempat
tersebut untuk jangka waktu yang panjang. Disamping itu kelangkaan makanan
dan kebiasaan bekerja rumah tangga berpengaruh pula terhadap pola makan
(Suhardjo, 1989).

• Penduduk Indonesia, yang sebagian besar terdiri atas petani, masih


mengandalkan sebagian besar konsumsi makanannya pada makanan pokok.
Makanan pokok yang digunakan adalah beras, jagung, umbi-umbian (terutama
singkong dan ubi jalar), dan sagu (Almatsier, 2001).
• Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan antara lain : faktor
ekonomi dan harga, serta faktor sosio budaya, dan religi (Madanijah, 2004)
• Kebutuhan makan bukanlah satu-satunya dorongan untuk mengatasi rasa lapar, di
samping itu ada kebutuhan fisiologis, seperti pemenuhan gizi ikut mempengaruhi.
• Setiap strata atau kelompok sosial masyarakat mempunyai pola tersendiri dalam
memperoleh, menggunakan, dan menilai makanan yang merupakan ciri dari strata
atau kelompok sosial masing-masing (Suhardjo, 1989)
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945) menetapkan bahwa
• setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat
lingkungan yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh layanan kesehatan (Pasal 28H
ayat 1).
• Berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat (Pasal 28H ayat 3).
• Negara juga bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak (Pasal 34 ayat 3).

• Aspek pemenuhan gizi masyarakat merupakan pekerjaan yang menjadi


wewenang dan tanggung jawab lintas sektoral.
• Kebijakan peningkatan status gizi masyarakat ditujukan untuk meningkatkan
kualitas gizi perorangan dan masyarakat melalui perbaikan pola konsumsi
makanan dan perilaku sadar gizi, serta peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi
dan kesehatan sesuai dengan kemajuan iptek.
Pola Budaya Terhadap Makanan

• Pengaruh budaya terhadap pangan atau makanan sangat tergantung kepada sistim sosial
kemasyarakatan dan merupakan hak asasi yang paling dasar, maka pangan/makanan
harus berada di dalam kendali kebudayaan itu sendiri.

Beberapa pengaruh budaya terhadap pangan/makanan adalah:


Adanya bermacam jenis menu makanan dari setiap komunitas etnis masyarakat
dalam mengolah suatu jenis hidangan makanan karena perbedaan bahan
dasar/adonan dalam proses pembuatan.
Contoh
• orang Jawa ada jenis menu makanan berasal dari kedele,
• orang Timor jenis menu makanan lebih banyak berasal dari jagung
• orang Ambon jenis menu makanan berasal dari sagu.
• orang Sulawesi menu makanan beragam yakni berasal dari beras, jagung dan
sagu.
• dst
Menurut anda adakah masalah
budaya dan makanan dan
masalah gizi ?
Masalah budaya dan makanan dan
masalah gizi

• Masalah budaya dan makanan kita ketahui dapat menyebabkan masalah gizi yang berdampak
pada kesehatan tubuh manusia, sehingga perlu secara cermat untuk memberdayakan masyarakat
lokal dengan kearifan dan kecerdasan lokal (local wisdom and local genius) disamping terus
melaksanakan penyuluhan gizi sebagai alternative mengatasi masalah budaya dan makanan
Pendekatan yang paling utama adalah melalui perbaikan struktur sosial
masyarakat tentang pandangan mereka terhadap bahan makanan
walaupun lokal tetapi kaya akan nilai gizi.

• Langkah-langkah yang ditempuh seperti:


1. Perbaikan gizi keluarga dengan melakukan lomba menyiapkan hidangan makanan non beras
(kasus budaya Timor),

2. Perbaikan budaya masyarakat dengan pengaruh utama gender terutama di tingkat keluarga.

3. Memperluas areal pertanian dengan menanam berbagai komoditi yang mempunyai nilai gizi
tinggi sebagai bahan pangan/makanan seperti kedelai (kasus budaya Jawa).

4. Pemberian makanan tambahan yang bernilai gizi bagi anak-anak balita dan orang lanjut usia.

5. Penyuluhan gizi terpadu dan konsultasi gizi bagi masyarakat.

6. Melakukan pengkajian/penelitian dan riset untuk melihat pengaruh budaya terhadap makanan
itu sendiri dengan berbagai implikasi yang terkait didalamnya.
Pengaruh Sosial Budaya dan kejiwaanTerhadap Pola Pangan
Masyarakat

1. Pengaruh sosial
a. Kewibawaan, kewenangan, dan kekuasaan
Kewibawaan/kekuasaan yang diakui oleh masyarakat timbul karena ditetapkan, dipilih atau
karena turun temurun.
Kekuasaan atau kewenangan ➔ contoh pada sistem pemerintahan (pusat dan daerah), oleh
orang-orang tertentu (tokoh masyarakat, tokoh agama)
➔ dimana orang-orang atau tokohnya dapat memberi pengaruh atau menentukan
keberhasilan program gizi.
➔ Biasanya dalam keluarga, kepala rumah tangga yang mempunyai kewenangan tersebut,
tetapi adapula yang dimiliki oleh ibu (istri) ataupun mertua. Dalam hal makanan, ibulah
yang berwenang, sedangkan bapak/suami memberikan control secara tidak langsung
mengenai rasa makanan yang akan dihidangkan dalam keluarga.
➔ Pada kasus-kasus pemberian makanan untuk anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, ➔
nenek /mertua sering mempunyai kekuasaan untuk menentukan jenis makanan apa yang
harus dimakannya.
b. Pendapat tokoh-tokoh tidak resmi
Tokoh tidak resmi dapat muncul di masyarakat karena popularitas, kekayaan, status sosial, kearifan atau
pengalaman mereka dalam bidang tertentu
tokoh-tokoh tidak resmi ini cenderung untuk memegang posisi penting dalam bidang kemasyarakatan, dan
menjadi panutan anggota-anggotanya. Tokoh tidak resmi yang berpengaruh kuat, dapat mengalahkan
pengaruh tokoh/pejabat resmi yang ada di masyarakat. Pendapat atau pemikiran tokoh ini tentang pangan
dapat mempengaruhi pola pangan masyarakatnya.

c. Panutan dan kelompok sebaya

• Tingkah laku seseorang termasuk dalam hal pemilihan makanan dapat dipengaruhi oleh orang lain yang
menjadi panutannya ataukelompok sebayanya. Mereka merasa nyaman dan puas apabila melakukan
seperti apa yang ada pada kelompok referensi/panutan dan sebayanya.
• Keinginan untuk meniru tingkah sosial yang lebih tinggi dalam hal kebiasaan makan semakin nampak. Hal
ini dimaksudkan agar seseorang dianggap termasuk dalam status sosial yang sama tingginya (padahal
sebenarnya status sosial orang tersebut masih lebih rendah). Apikasi daripada keadaan yang demikian,
antara lain dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan komersial untuk menjual produk-produknya
agar dibeli oleh masyarakat.
• . ➔ saat ini seperti artis selebriti, youtuber dll
• ➔ contoh bagaimana pengaruh dari artis korea terhadap pola makan remaja
Pengaruh Sosial Budaya dan kejiwaan Terhadap Pola Pangan Masyarakat

2. Pengaruh budaya dan kejiwaaan


• Kebutuhan untuk makan bukan hanya didorong untuk mengatasi rasa lapar, tetapi juga untuk
memenuhi kebutuhan psikologis.
• Setiap kelompok mempunyai satu pola tersendiri dalam memperoleh, menggunakan dan menilai
makanan yang merupakan ciri kebudayaan dari kelompok masing-masing.

• Orang melakukan pilihan atas dasar pertimbangan rupa, bau, tekstur, dan cita rasa.
• Setiap masyarakat memberi difinisi tertentu tentang arti makanan, dan dalam setiap difinisi setiap jenis
makanan mempunyai arti yang luas.
• Misalnya:
• - Ada jenis makanan untuk orang kaya dan orang miskin.
• - Ada untuk pesta, untuk wanita, anak-anak, untuk orang sakit atau orang lanjut usia.
• - Ada jenis makanan yang tidak diperbolehkan untuk orang-orang tertentu.
• Pendidikan gizi tidak dapat berhasil kalau tidak disertai suatu pengetahuan mengenai sikap, kepercayaan
dan nilai dari masyarakat yang dijadikan sasaran. ➔ perlu paham antropologi kebudayaan, sosiologi dan
psikologi sosial.
Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pola Pangan Masyarakat

3. Faktor sosio-budaya dan kewajiban yang mempengaruhi pola pangan


a. Status dan susunan makanan
Distribusi makanan seringkali dihubungkan dengan status yang terjalin diantara anggota keluarga
daripada kebutuhan akan gizinya.
b. Makanan sebagai symbol hubungan sosial
Makanan seringkali diberi nilai secara simbolis dalam agama dan dalam mengutarakan suatu
hubungan sosial. Menghidangkan makanan merupakan suatu symbol persaudaraan,
kekeluargaan, penerimaan dan kepercayaan. Jumlah dan aneka ragam makanan yang
dihidangkan pada suatu peristiwa tertentu merupakan status di dalam masyarakat.
c. Hubungan antara kejiwaan dan perilaku makanan
Kebiasasan makan mempunyai hubungan dengan perasaan seseorang. Sikapnya terhadap
makanan dipengaruhi oleh pelajaran dan pengalaman yang diperoleh sejak masa kanak-kanak
tentang apa dan bagaimana makan
Fungsi makanan
Fungsi sosial makanan menurut (Almatsier, 2002), mengandung enam unsur yaitu:

1. Berfungsi dalam perut besar (gastronomic function)


Sadar atau tidak, manusia makan sesuatu makanan, karena makanan itu memenuhi kesenangannya, ciri
organoleptic, kesenanangan seseorang akan makanan

2. Makanan sebagai arti budaya


Makanan dapat memberikan identitas suatu kelompok individu, perorangan dan
masyarakat.

3. Makanan sebagai fungsi religi atau magis


4. Fungsi Komunikasi
5. Penyamaan status Sosial
6. Makanan sebagai simbol kekuasaan dan kekuatan
Menurut Suhardjo (1989), melihat 3 faktor penyusun gaya hidup yang berperan dominan dalam
pembentukan pola konsumsi makanan keluarga/masyarakat, yaitu:
1. Kondisi ekosistem yang mencangkup penyediaan bahan makanan alamiah
2. Kondisi ekonomi yang menentukan daya beli

3. Konsep kesehatan dan gizi masyarakat


Referensi
• Moeljono, D 2003, Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Penerbit Elex
Media Komputindo, Jakarta.
• Madanijah, S 2004, Pola Konsumsi Pangan, dalam Pengantar Pangan dan Gizi,
Penebar Swadaya, Jakarta.
• Sanjur, D 1982, Social and Cultural Perspectives in Nutrition, Prentice - Hall, Inc.
Enlewood Cliffs, N.Y
• Suhardjo, 1989, Sosial Budaya Gizi. IPB, Bogor.
• Banudi La, Imanuddin, 2017. Sosiologi dan Antropologi Gizi. Forum Ilmiah
Kesehatan, Kendari (https://www.poltekkeskendari.ac.id/wp-
content/uploads/2019/01/BUKU-SOSIOLOGI-DAN-ANTROPOLOGI-GIZI.pdf)

Anda mungkin juga menyukai