Anda di halaman 1dari 39

SOSIAL BUDAYA GIZI

YULITA, SKM., MPH


KONTRAK PEKULIAHAN

ABSENSI 10%
TUGAS/DIKUSI KELOMPOK 20%
UTS 30%
UAS 40%
FUGU
(Ikan Puffer/ Ikan buntal)
-------------------------------
Japan
HAGGIS
-------------------
Scotland
-------------------
Scotland
Hu hu Grubs
-------------------
New Zealand
Baluts
-------------------
Philipines
Insects Snacks
-------------------

-------------------
China/ Mexico/
Tropical Africa/Some
Southeast Asian Countries
Makanan tersedia dalam banyak variasi. Namun,
tidak semua makanan bisa diterima oleh semua
kelompok masyarakat dan individu

Sesuatu yg dianggap edible (dpt dimakan) di


suatu kelompok masyarakat, mgkn saja dianggap
non-edible oleh kelompok masy lain
Pengantar Sosio Budaya Gizi

• Faktor sosio budaya mempunyai pengaruh yg besar


thd pemilihan & penyiapan makanan
• Pd umumnya, praktek2 budaya terkait makanan
dilakukan masy untuk tujuan proteksi (perlindungan)
thd kesehatan.
Namun, pd kenyataannya, beberapa dari praktek2
tsb justru merugikan kesehatan ( risiko
malnutrisi, dsb)
• Untuk itu, guna membantu masy dlm mendorong
kebiasaan makan yg baik, diperlukan pengetahuan ttg
faktor sosial budaya terkait kebiasaan makan yg ada
di masyarakat
Pengantar Sosio Budaya Gizi

Di masyarakat, nilai gizi bkn satu2nya pertimbangan


dlm memilih makanan

Faktor utama lain yg mempengaruhi apa yg orang


makan:
• Ketersediaan & akses pangan, yg dipengaruhi oleh:
– Faktor geografis: iklim, kondisi tanah, pegunungan, pantai,
rural, urban, teknologi pengolahan makanan, pengangkutan/
distribusi
– Faktor sosio-ekonomi
• Pengaruh sosial budaya thd makanan
Budaya dpt menentukan sikap seseorg thd makanan (trmsk
apa yg hrs dimakan, apa yg tdk boleh dimakan, dg siapa
sebaiknya makan, dimana & pd saat apa)
Pangan dan Budaya: Pengantar

BUDAYA..?
• Budaya terdiri dari suku kata yakin budi dan daya
(akal). Dalam bahasa inggris “culture” == segala
upaya dan kegiatan manusia untuk mengelolah
alam
• Serangkaian pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
aturan, tradisi, kebiasaan, norma yg diperoleh
seseorang sbg bagian dr suatu kelompok masy
(Tylor, 1871)

Excellence with Morality


KARAKTERISTIK BUDAYA:
• Budaya dapat dipelajari, dpt
dimodifikasi, & dpt diteruskan ke
generasi berikutnya
• Budaya tdk bersifat statis, dpt berubah
dr generasi ke generasi & dpt berubah
oleh krn interaksi dg budaya lain
• Budaya punya sistem “nilai”
Perkembangan Food system

Cara manusia dlm memperoleh makanan (food


system), berkembang dlm bbrp fase:

1. Hunting & gathering food system


• Fase berburu (biasanya pd pria) & mengumpulkan
makanan (biasanya pd wanita)
• Sgt bergantung pd lingkungan setempat, shg cenderung
krg bs memilih makanan yg diinginkan
• Penggunaan teknologi sederhana utk memperoleh mknn
(panah, tongkat, keranjang, pisau, dsb)
• Pembagian tugas, kerjasama & distribusi mknn scr
merata, memperkuat ikatan & solidaritas kelompok

Excellence with Morality


Perkembangan Food system

2. Pastoralist food system


• Fase beternak/menggembala
• Nomad/semi nomad dg perlengkapan seadanya
– Semi nomad: membuat pemukiman semi permanen di
sekitar tempat suplai air, wanita & anak2 bercocok
tanam
• Dominasi pria
• Nyaris tdk ada konsep kepemilikan tanah
• Makanan diperoleh dr hasil ternak/gembala:
susu, produk susu, darah & hsl cocok tanam
– Meskipun daging dikonsumsi, jarang menyembelih
ternak krn ternak dianggap sbg simbol kemakmuran
Excellence with Morality
Perkembangan Food system

3. Horticultural System
• Fase produksi pangan melalui berkebun
• Teknologi yg digunakan pd umumnya sederhana
• Produksi pangan lbh ditujukan utk konsumsi
rumah tangga, bkn untuk kepentingan komersial
– Shg pasar tidak berkembang
• Jika ada kelebihan produksi pangan, dilakukan
saling tukar antar intern anggota kelompok

Excellence with Morality


Perkembangan Food system

4. Petani & transisi menuju ekonomi uang tunai


• Fase bertani
• Dlm fase ini, terbentuk kesatuan interaksi
aggota kelompok masy yg lbh luas yg saling
tergantung
• Sdh ada pengaturan ekonomi di dlm kelompok
• Ketertarikan & pergeseran thd “cash crops”
dibanding “food crops” merupakan ancaman thd
munculnya masalah gizi

Excellence with Morality


Perkembangan Food system

5. Industri pertanian
• Fase industri pertanian modern
• Lebih bersifat komersial/diperdagangkan
• Memerlukan sumber daya yg besar, & didukung oleh
pengetahuan, skill & ilmu pertanian maupun ilmu
bisnis yg memadai untuk mencapai produktivitas yg
tinggi
• Suplai pangan tergantung pd pasar (selera konsumen)
• Efeknya: suplai nutrisi tercukupi, tetapi bahan2
kimia pd makanan juga menjadi kematian

Excellence with Morality


Peran sosial makanan dalam masyarakat

Pada dasarnya, makanan punya 2 peran:


1. Peran dlm kesehatan  zat gizi
2. Peran sosial dlm masyarakat

Peran sosial makanan dlm masyarakat:


1. Fungsi Gastronomik (Kenikmatan)
• Makanan berfungsi untuk
mengisi perut kosong == berhub.
Kesukaan, selera, kepuasan
• Manusia makan karena untuk
memenuhi kesenangannya

Excellence with Morality


Peran sosial makanan dalam masyarakat

2. Sarana Identitas Budaya


• Makanan memberikan identitas
budaya individu atau kelompok
tertentu.
• Jenis makanan menentukan asal
budaya mereka
• Makanan tradisonal : makanan yang
diolah dg resep, cara dan citra rasa
yang khas daerah tertentu dan
etnis tertentu

Excellence with Morality


Peran sosial makanan dalam masyarakat

3. Arti religius/ magis


- Sbg sarana komunikasi dg “Tuhan”
- Menunjukkan kesetiaan (Iman)
- Mencerminkan rasa identitas &
kebersamaan
- Ekspresi perbedaan

4. Makanan sbg sarana komunikasi


- Makanan sbg sarana komunikasi
non verbal pd peristiwa tertentu
“Slametan”
- Evening english tea
- Pada masy urban: makan malam
Excellence with Morality

bersama
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Peran sosial makanan dalam masyarakat

5. Makanan sbg simbol status


- Pangan hewani dianggap lbh “Gengsi”
- Dikaitkan dg symbol status social/ekonomi
- Nilai gizi makanan kurang diperhitungkan
- Contoh : org kaya lebih banyak mengkonsumsi gula dan makanan hewani dll

6. Makanan sbg sarana untuk mempengaruhi


- Terkait dg ‘politik’
- Bantuan pangan untuk suatu negara dpt dimaksudkan
untuk mempengaruhi negara tsb

Excellence with Morality


Peran sosial makanan dalam masyarakat

7. Makanan sbg sarana pertukaran


• Pd masy tradisional, makanan digunakan sbg
sarana barter untuk memperoleh benda lain,
misal alat-alat pertanian dsb
• Makanan/ bahan makanan, oleh masy tertentu
juga bisa digunakan untuk ‘mas kawin’
Food Taboo

Food taboo
Taboo=forbidden

• Makanan yang dilarang untuk dikonsumsi.


Why ??
• Sebab kalau di konsumsi bisa mengakibatkan
hal-hal yang tidak diingkinkan dan kerugian
bagi yang mengkonsumsinya.
• Ex : ibu hamil, ibu menyusui, atau bagi org
sakit
Food Taboo
• Food Taboo dibedakan menjadi:
1. Permanent food taboo
• Babi & darah dilarang dikonsumsi
oleh muslim & yahudi, krn dianggap
tidak bersih
• Sapi dilarang dikonsumsi oleh
penganut hindu, krn dianggap suci
• Kucing & anjing dilarang dikonsumsi
pd sebagian masy barat, krn
keterikatan emosional
Food Taboo

2. Temporary food taboo


Dilarang mengonsumsi makanan tertentu
pada kondisi tertentu: hamil, menyusui,
selama sakit, anak2, dsb
Misal:
- Anak2 dilarang makan ikan  kecacingan
- Wanita hamil dilarang makan sayur hijau & ikan (di sebagian kecil
negara2 afrika)
-Balita dilarang makan telur karena bisa bodoh. Padahal telur
merupakan salah satu sumber protein yang penting bagi
pertumbuhan dan mudah dijangkau
 dlm bidang gizi masy, perlu perhatian thd temporary food
taboo, krn seringkali larangan2 tsb menyebabkan kurangnya asupan
zat gizi penting yg mestinya dpt dipenuhi dr makanan yg dilarang
tsb
Food Taboo

Bbrp contoh food taboo di Indonesia terkait kehamilan

Taboo Alasan Penjelasan


Makan Sebabkan Kangkung kaya zat besi
kangkung rematik
Makan kemangi Ari-ari lengket Ari2 lengket biasanya
disebabkan riwayat bumil dg
anak banyak
Makan pedas Mempercepat Terlalu banyak makan pedas
persalinan mengakibatkan perut mulas
Makan nanas Keguguran Kadar asam dalam nanas tinggi,
berisiko memicu sakit maag.
Apalagi dlm kondisi hamil, asam
lambung jg meningkat
Makan pisang Anak kembar Kembar dempet tjd krn proses
dempet siam pembelahan sel telur tdk
Excellence with Morality
sempurna UNIVERSITAS AIRLANGGA
Food Taboo

Dadang Sukandar (FEMA IPB): Makanan tabu di Rokan Hulu, Riau


• Adanya food taboo di masyarakat kita
disebabkan karena rendahnya tingkat
pendidikan.
• Kurangnya pengetahuan tentang hal
tersebut tentunya juga ikut andil.
 perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat supaya tdk lagi
melakukan praktek food taboo yg
merugikan bagi kalangan tertentu (ibu
hamil, busui, balita, dsb
Dampak Pengaruh Budaya Terhadap Gizi
Bagi Kesehatan
• Dampak buruk == timbulnya masalah kekurangan gizi
dimasyarakat sekitar, karena masih banyak
masyarakat yang mempercayai hal-hal tabu dalam
budaya mereka.
• Sehingga membuat apa yang seharusnya dibutuhkan
oleh tubuh tidak terpenuhi, yang menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit gizi.
• Exp : Akseptabilitas (daya terima) Akseptabilitas
menyangkut penerimaan atau penolakan terhadap
makanan yang terkait dengan cara memilih dan
menyajikan pangan.
Food Habit

Food Habit:
• Cara individu/kelompok dlm memilih pgn dan mengkonsumsinya sbg reaksi thd
pengaruh fisiologik, psikologik, & sosbud
• kebiasaan makan lebih personal dan terbentuk berdasarkan selera dan
ketersediaan makanan di tingkat rumah tangga.
• Perubahan Kebiasaan makan ==faktor pendidikan gizi dan kesehatan serta
aktifitas pemasaran atau distribusi pangan.
• Faktor lingkungan == lingkungan budaya
• Lingkungan alam serta populasi
Kebiasaan Makan

FAKTOR EKSTRINSIK FAKTOR INTRINSIK

LINGK. ALAM
ASOSIASI EMOSIONAL
Pola makan pd umumnya
berhubungan dg jenis pangan yg Sikap thd mknn dipengaruhi
diprod uksi setempat pengalaman masa anak2

LINGK. SOSIAL, BUDAYA & AGAMA


Budaya menentukn apa yg dimkn, dg KEADAAN JASMANI / KEJIWAAN
siapa & dlm keadaan bgmn mknn tsb
dmkn Keadaan kesehatan, Ex: sakit gigi 
makan lunak  nafsu makan turun
Budaya m’beri nilai sosial pd mknn
Budaya m’beri nilai kehidupan rohani Kejiwaan, Ex: lelah, putus asa 
Budaya m’beri pedoman2 & batasan nafsu makan turun

LINGK. EKONOMI
Trend  Gol Ek tinggi, kons pgn hewani >> nabati
Produsen/ penyalur pangan tdk selalu berarti
konsumen. Ex: pedagang telur, sate
Food Habit

Trend pergeseran masalah gizi & kesehatan

Pendapatan , teknologi
Globalisasi

Gaya hidup berubah

Pola konsumsi berubah

Masalah gizi berubah


GIZI SEBAGAI FENOMENA BIOKULTURAL
Bio: pangan/zat gizi yang terkandung di dalamnya
mengalami proses biologi dan mempunyai pengaruh
pada fungsi orgam

Kultur: faktor2 budaya akan mempengaruhi jenis


pangan yang dipilih, cara pengolahan, cara
mengkonsumsi serta kapan dan dimana mereka
makan.
• Menurut Foster dan Anderson adalah disiplin
ilmu biokultur yang memperhatikan aspek-
aspek biologis dan budaya yang saling
berhubungan dengan perilaku manusia.

• Aspek biologi dan budaya saling berinteraksi


sehingga mempengaruhi kesehatan manusia.
Contoh fenomena biokultur
• Kebiasaan dan Kepercayaan dalam Memberi
Makan pada Anak
 ASI menjadi hal penting bagi bayi sebagai asupan makanan.
Namun para ibu beranggapan bahwa ASI tidak mengenyangkan
bayi, sehingga diperlukan makanan tambahan. Kebiasaan memberi
makanan tambahan untuk bayi masih berlaku di lingkungan
Pegirian Surabaya. Seperti halnya pisang sebagai makanan untuk
bayi sekitar 2 bulan, hal tersebut dianggap bahwa pemberian
pisang sebagai manifestasi tradisi orang Madura yang sulit
diubah hingga saat ini. Kemudian pemberian makanan lanjutan
yang dominan akan bervariatif ketika bayi telah berurumur lebih
dari satu tahun. Pemberian makanan yang semula sebagai
makanan tambahan selain ASI, justru mulai menggeser
pemberian ASI sebagai makanan utamanya. Beberapa ibu yang
memiliki peran ganda sebagai pekerja yang semula
mengkombinasika pemberian ASI, namun saat ini pemberian ASI
telah tergantikan dengai susu formula.
• Kepercayaan Masyarakat Tengger kepada Dukun Bayi
Masyarakat Tengger sangat percaya dengan pengetahuan dan
kemampuan dukun bayi dalam merawat bayi setelah lahir. Perawatan
bayi yang berlangsung hingga bayi telah berusia 40 hari atau telah
mengalami cuplak puser (tali pusar lepas). Dukun bayi juga
memberikan ramuan untuk ibu yang baru melahirkan. Ramuan
tersebut yang terdiri dari awu, parutan kunir dan air yang telah
mendidih. Awu adalah abu hasil dari pembakaran kayu, sedangkan
parutan kunyit dapat berfungsi meringankan badan agar segar
kembali. Minuman tersebut berguna untuk mengncangkan kembali
kondisi perut dan jalan lahir si ibu menjadi lebih baik. Dukun bayi
juga membersihkan ari-ari dan memasukannya ke dalam batok
kelapa yang diisi dengan beras, garam, ragi , Lombok dan bawang
putih. Pemberian bahan-bahan tersebut dipercaya berguna untuk
menolak bala dan menjauhkan bayi dari kesulitan agar tumbuh besar
dengan baik. Hal tersebut diyakini sebagai “kancane bayi” atau
teman si bayi selama kandungan.
Questions..?
TERIMAKASIH
YULITA
Prodi GIzi/ FKM IKH

Anda mungkin juga menyukai