Anda di halaman 1dari 13

sosiologi makanan dan

antropologi makanan dari sud


kesehatan dan gzi
BY RISAK RINALDI
Latar belakang

 Sosiologi Makanan: Sosiologi makanan berkembang sebagai


tanggapan terhadap perubahan pola makan masyarakat yang
dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Perubahan ini
juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Sosiologi makanan
mempelajari bagaimana struktur sosial, nilai-nilai budaya, dan
faktor ekonomi memengaruhi pilihan makanan, pola konsumsi, dan
persepsi terhadap makanan dalam masyarakat. Dalam konteks
kesehatan, sosiologi makanan mempertimbangkan bagaimana
faktor-faktor sosial tersebut dapat memengaruhi pola makan yang
berdampak pada kesehatan individu dan kelompok.
lanjut

 Antropologi Makanan: Antropologi makanan meneliti makanan


dari perspektif budaya, sejarah, dan evolusi manusia. Antropolog
makanan mempelajari bagaimana masyarakat memandang
makanan, ritual seputar makanan, dan hubungan antara makanan
dengan identitas budaya. Dalam konteks gizi, antropologi
makanan dapat mengkaji keberagaman pola makan di berbagai
budaya dan bagaimana pola makan tersebut mempengaruhi status
gizi dan kesehatan masyarakat. Antropologi makanan juga
meneliti peran simbolis dan ritualistik makanan dalam kehidupan
manusia.
bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi
pola makan Masyarakat?
1. Faktor social
1. Norma Sosial: Norma-norma sosial dalam masyarakat dapat
memengaruhi pilihan makanan dan cara makan. Misalnya, beberapa
masyarakat memiliki norma tertentu terkait dengan jenis makanan
yang dianggap pantas atau tidak pantas untuk dikonsumsi.
2. Interaksi Sosial: Pola makan seseorang juga dapat dipengaruhi oleh
interaksi sosial dengan keluarga, teman, atau komunitas. Misalnya,
masyarakat yang sering makan bersama dalam acara-acara sosial
cenderung memiliki pola makan yang berbeda dibandingkan dengan
individu yang makan sendirian.
lanjut

1. Faktor Ekonomi:
1. Aksesibilitas dan Harga: Tingkat ekonomi suatu masyarakat
dapat memengaruhi aksesibilitas terhadap makanan. Masyarakat
dengan pendapatan rendah mungkin cenderung mengonsumsi
makanan yang lebih murah dan kurang bergizi.
2. Perubahan Pola Konsumsi: Perubahan kondisi ekonomi suatu
negara dapat memengaruhi pola konsumsi masyarakat. Misalnya,
ketika ekonomi suatu negara berkembang, pola makan masyarakat
cenderung berubah menuju makanan yang lebih diproses dan
kurang sehat.
lanjut

1. Faktor Budaya:

1. Tradisi dan Ritual: Budaya suatu masyarakat dapat


memengaruhi tradisi makanan dan ritual seputar makanan.
Misalnya, beberapa masyarakat memiliki makanan khas yang
menjadi bagian penting dari identitas budaya mereka.
2. Persepsi Terhadap Makanan: Budaya juga memengaruhi
bagaimana masyarakat memandang makanan tertentu. Misalnya,
beberapa masyarakat mungkin menganggap makanan tertentu
sebagai makanan "istimewa" yang hanya dikonsumsi pada
acara-acara tertentu.
makanan dari perspektif budaya, sejarah, dan
evolusi manusia?
1. **Budaya**:
- **Identitas Budaya**: Makanan sering kali menjadi bagian penting
dari identitas budaya suatu masyarakat. Makanan khas suatu daerah
atau negara dapat menjadi simbol kebanggaan dan keunikan budaya.
- **Ritual dan Tradisi**: Makanan sering terkait dengan ritual dan
tradisi dalam suatu budaya. Misalnya, makanan yang disajikan dalam
upacara adat atau perayaan keagamaan memiliki makna simbolis dan
historis yang dalam.
lanjut

2. **Sejarah**:
- **Perubahan Pola Makan**: Sejarah memainkan peran penting dalam
evolusi pola makan manusia. Perubahan pola makan dari zaman prasejarah
hingga zaman modern mencerminkan adaptasi manusia terhadap lingkungan
dan perubahan sosial.
- **Perdagangan dan Pertukaran**: Sejarah juga mencatat bagaimana
perdagangan dan pertukaran budaya telah mempengaruhi makanan yang
dikonsumsi oleh berbagai masyarakat. Makanan yang dulunya eksklusif hanya
untuk suatu daerah, kini dapat ditemukan di seluruh dunia.
3. **Evolusi Manusia**:
- **Keterkaitan dengan Kesehatan**: Evolusi manusia juga memengaruhi
cara tubuh manusia memproses dan mencerna makanan. Pola makan
manusia telah berkembang seiring dengan evolusi manusia untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan energi.
- **Pola Makan Paleolitik**: Konsep pola makan Paleolitik, yang
mencoba mengikuti pola makan manusia zaman prasejarah,
mencerminkan upaya untuk kembali ke pola makan yang lebih alami dan
sehat.
Makanan sebagai ungkapan sosial

barang kali di setiap masyarakat, menawarkan makanan adalah


menawarkan kasih sayang,perhatian dan persahabatan. Menerima
makananyang ditawarkan adalah mengakui dan menerima
perasaan yang di ungkapkan , dan untuk membalasnya. Tidak
memberi makan atau gagalmenawarkan makanan dalam suatu
konteks dimanahal itu justru diharapkan dari segi budaya,
adalahmenyatakan kemarahan atau permusuhan. Semua halnya
menolak makanan di tawarkan adalah menolak tawaran kasih
sayang atau persahabatan,mengungkapkan kemarahan si pemberi.
Orang merasa sangat tentram apabila makan Bersama dengan
teman-temen, dan orang-orang disayangi, dan dalam sebagian besar
masyarakat.
Makanan sebagai ungkapan kesetiakawanan
kelompok
 Di Amerika kita mengenal peranan makanan
dalammempertahankan ikatan keluarga dan
persahabatan.Idealnya paling sedikit
adalah makanan bersama, berkumpul di meja besar,
melambangkan keakraban keluarga. Pada tingkat
yang lebih luas, makanan sering dihargai sebagai
lambang-lambang identitas suku bangsa/nasional
Makanan dan stress

 Makanan-makanan khusus dapat merupakan pencerminan identitas


dari yang memakannya, melebihi benda-benda budaya lainnya;
dengan demikian, makanan memberi rasaketentraman dalam
keadaan-keadaan yang menyebabkan stres.
 Nilai keamanan psikologis dari makanan juga dibuktikan dengan
suatu kecenderungan umum untuk makan melebihi biasanya dan
makan makanan kecil diantara waktu-waktu makan, apabila
seseorang merasa tidak bahagia/mengalami keadaan stress yang
berat

Anda mungkin juga menyukai