Anda di halaman 1dari 14

KEBIASAAN MAKAN

Kebiasaan makan (Food habit)


• Pola untuk melakukan tanggapan terhadap
situasi tertentu yang dpelejari oleh seorang
individu dan yang dilakukan secara berulang
untuk hal yang sama.
• Kebiasaan adalah pola perilaku yang diperoleh
dari pola praktik yang terjadi.
• Kebiasaan makan yaitu suatu pola kebiasaan
komsumsi yang diperoleh karena terjadi
berulang-ulang.
Kebiasaan makan (Food habit)
• Kebiasaan makan adalah Cara individu atau
kelompok orang memilih suatu pangan yang
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh,
sebagai reaksi dari pengaruh fisiologis, psikologis
dan sosial budaya.
• Kebiasaan makanan bukan bawaan sejak lahir,
melainkan hasil belajar.
• Perubahan kebiasaan makan disebabkan:
pendidikan gizi, faktor kesehatan dan lingkungan.
Faktor Kebiasaan Makan
• Faktor Ekstrinsik
– Lingkungan alam
– Lingkungan sosial
– Lingkungan budaya & agama
– Lingkungan ekonomi
• Faktor Intrinsik
– Keadaan Emosional
– Keadaan jasmani & kejiwaan
– Penilaian yang lebih terhadap mutu makanan
Faktor Lingkungan alam
– Keadaan iklim sangat mempengahi ketersediaan
makanan.
– Jenis makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat
tergantung pada apa yang ada di daerah
setempat.
– Di daerah dengan pola makan beras, menganggap
belum makan jika belum makan nasi. Sebaliknya,
di daerah dengan pola makan jagung atau ubi
kayu mengeluh kekurangan tenaga jika belum
makan jagung atau ubi kayu.
Faktor Lingkungan sosial
• Strata sosial memiliki pandangan tertentu terhadap
nilai suatu makanan.
• Tiap bangsa dan suku memiliki kebiasaan makan yang
berbeda-beda.
• Unsur sosial budaya mampu menciptakan kebiasaan
makan secara turun temurun yang sulit berubah.
• Contoh: kasus kelaparan di Papua (2007) saat terjadi
kekeringan berkepanjangan. Pemerintah pusat
memberikan bantuan pangan beras, namun tidak
dapat mengatasi kelaparan karena penduduk tidak
terbiasa makan beras.
• Dalam rumah tangga, kebiasaan makan
ditemtukan oleh kedudukan dalam anggota
keluarga; ayah, ibu, mertua, anak. Distribusi
makanan diprioritaskan pada KK, kemudian
anak dan istri.
• Dalam acara penyajian makanan, kaum pria
harus makan terlebih dahulu baru kaum
perempuan.
Lingkungan budaya & agama
• Faktor lingkungan budaya yang berkaitan dengan
kebiasaan makan biasanya meliputi nilai-nilai
kehidupan rohani dan kewajiban-kewajiban social.
• Pada manyarakat kpta ada kepercayaan bahwa nilai
spiritual yang tinggi akan dapat dicapai oleh seorang
ibu atau anaknya apabila ibu tersebut sanggup
memenuhi pantangan-pantangan dalam hal makanan.
• Agama juga memberikan pedoman dan batasan-
batasan dalam kebiasaan makan. Misalnya “ Makanlah
engkau setelah lapar dan berhentilah makan sebelum
kenyang”
• Pada budaya Jawa, setiap usia kehamilan 7
bulanan harus disajikan makanan “rujak”. Pada
acara Sunatan, harus potongkan kambing. Pada
acara lebaran acara pernikahan, wajib
dihidangkan jenis-jenis makanan/minuman
tertentu yang memiliki nilai dan fungsi masing-
masing.
• Setiap daerah memiliki pantangan terhadap
makanan tertentu, yang diwariskan dari generasi
ke generasi.
• Hukum agama mengharamkan/halalkan makanan
tertentu, bersifat final.
Lingkungan ekonomi
• Ekonomi merupakan salah satu determinan yang
mempengaruhi kebiasaan makan.
• Golongan ekonomi menengah ke atas, cendurung
memiliki jumlah dan pilihan makanan yg lebih
banyak. Golongan miskin memiliki keterbatasan
dalam memenuhi kebutuhan makanan (jumlah &
mutu).
• Gol kaya, Sumber protein lebih banyak dari
makanan hewani, sebaliknya pada gol miskin
lebih banyak menggunakan protein nabati.
Faktor Emosional
• Wawasan konsumsi yang merupakan faktor
internal yang ada pada tiap individu akan
berpengaruh terhadap kebiasaan makan.
• Seseorang pemelihara “kelinci” yang sangat
sayang pada hewan peliharaannya, tidak mau
makan daging kelinci.
Keadaan Jasmani dan Kejiwaan yang
sedang sakit
• Kebiasaan makan ( food habit) juga sangat
dipengaruhi oleh faktor keadaan (status)
kesehatan seseorang.
• Di samping itu, perasaan bosan, kecewa,
putus asa, stress adalah ketidak seimbangan
kejiwaan yang dapat mempengaruhi
kebiasaan makan, berdampak pada
berkurangnya nafsu makan.
Penilaian yang Lebih Terhadap Mutu
Makanan
• Beberapa makanan dianggap memiliki nilai &
mutu gizi yang tinggi.
• Madu, telur ayam kampong dan beberapa
jenis makanan lain sering dianggap sebagai
bahan makanan superior.
• Kebiasaan mengkonsumsi makanan tertentu
yang berlebihan akan menyebabkan
ketidakseimbangan gizi, sehingga
mengakibatkan malnutrisi.
MERUBAH KEBIASAAN MAKAN
• Pendidikan dan sosialisasi dampak dari
kebiasaan makan yang buruk terhadap
kesehatan.
• Penanaman kebiasaan makan yang baik sejak
dini. Misalnya membiasakan makan sayuran
dan makanan lokal lain pada anak sejak usia 6
bulan.
• Membiasakan sarapan pagi dan pola makan
seimbang pada anak sekolah.

Anda mungkin juga menyukai