Anda di halaman 1dari 32

S1 GIZI

STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA – PALOPO


Tahun Ajaran 2021 / 2022
Gambaran Umum Obesitas
▪ obesitas pada anak diartikan sebagai suatu keadaan
kelebihan berat badan pada anak yang terjadi karena
interaksi faktor lingkungan (eksternal) dan faktor genetik
(internal), dimana terjadi apabila asupan energi melebihi dari
yang dibutuhkan, sehingga masa jaringan adiposa
meningkat. Seperti halnya obesitas dewasa, pada obesitas
anak terdapat juga istilah overweight dan obesitas.
▪ obesitas anak merupakan penimbunan lemak yang
berlebihan di dalam tubuh, dan jika berat badan lebih dari
120% dari berat badan standar
Kategori Status Gizi Pada Anak
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak

Note: Interpretasi dengan menggunakan indeks IMT/U untuk identifikasi masalah gizi
lebih, kategori berisiko gizi lebih (possible risk of overweight) digunakan dalam
penilaian tingkat individu. Kategori tersebut tidak termasuk dalam klasifikasi untuk
hasil survei dan cakupan program.
Etiologi/ Faktor Risiko Obesitas pada Anak

Genetik atau keturunan

Kebiasaan Makan
Sering mengonsumsi makanan siap saji dan olahan.
Makanan siap saji dan olahan cenderung tinggi lemak dan
gula namun rendah serat. Makanan berlemak dan
bergula mempunyai kepadatan energi yang tinggi

Penurunan Aktivitas Fisik


ereka lebih gemar menonton TV / video, bermain gadget,
game komputer/ videogame. Menonton TV lebih dari 5
jam dapat meningkatkan risiko Obesitas.
Etiologi/ Faktor Risiko Obesitas pada Anak

Faktor perilaku beresiko


Beberapa perilaku yang mendorong peningkatan asupan
anak berasal dari kebiasaan orang tua, contoh nya Ibu
sering mengharuskan anak menghabiskan makan dalam
porsi besar & terkadang jumlahnya sama dengan porsi
orang dewasa, mengajak anak makan di restoran cepat
saji saat belanja/rekreasi, jarang memberikan anak sayur
dan buah dengan alasan anak tidak suka ,dan lain-lain

Faktor Psikologi : Contohnya anak-anak berupaya


menghabiskan makanannya sebagai simbol kasih sayang
pada ibunya, sedangkan remaja cenderung makan lebih
banyak apabila mereka tegang atau cemas.

Faktor Sosial : Pandangan sosial bahwa anak gemuk itu


lucu dan sehat membuat ibu-ibu kemudian bangga
memiliki anak gemuk.
Patofisiologi Obesitas pada Anak
Terkait dengan mekanisme fisiologis tubuh “mempertahankan
keseimbangan asupan energi dan pengeluaran energi”
mencakup pengendalian rasa lapar dan kenyang, pengeluaran
energi dan regulasi sekresi hormon.

Proses pengaturan penyimpanan energi dipengaruhi oleh


hipotalamus dengan mengirim sinyal seperti rasa lapar sehingga
menurunkan pengeluaran energi atau sinyal yang meningkatkan
pengeluaran energi.

Sinyal-sinyal ini menstimulasi sekresi hormon kolesistokinin,


ghrelin, leptin dan insulin, yang berperan dalam keseimbangan
energi.

Pada kondisi asupan energi melebihi kebutuhan energi, maka


terjadi peningkatan jaringan adiposa yang disertai dengan
meningkatnya hormon leptin dalam darah. Leptin akan stimulasi
hipotalamus agar terjadi penurunan nafsu makan.
Patofisiologi Obesitas pada Anak

Hal yang sebaliknya terjadi juga, bila asupan energi tidak melebihi
kebutuhan energi,

Jaringan adiposa akan berkurang, dan stimulasi hipotalamus untuk


meningkatkan nafsu makan.

Masalah yang terjadi adalah sebagian besar anak-anak obesitas


mengalami resistensi leptin, sehingga meningkatnya hormon leptin
dalam sirkulasi darah tidak mengakibatkan penurunan nafsu makan,
maka asupan makanan menjadi berlebih.

Selain itu rendahnya aktivitas fisik pada anak-anak obesitas


mengakibatkan rendahnya pengeluaran energi, sehingga makin
bertambahnya berat badan anak.
1
ASSESEMEN GIZI
KASUS OBESITAS
PADA Anak

9
Asupan makanan dan • pola makan utama dan makanan selingan, asupan cairan atau
minuman minuman, jenis dan jumlah makanan, suplemen vitamin dan mineral.

• diet yang dijalani saat ini, riwayat edukasi atau konseling gizi, pilihan
Riwayat diet,
jenis diet sebelumnya.

Lingkungan makan: • tempat makan, suasana makan, persiapan makanan.

Obat-obatan yang • obat diuretik, laksatif, minyak ikan, suplemen vitamin D, suplemen
dikonsumsi dan herbal: serat, suplemen herbal
Pengetahuan gizi dan
• tingkat pemahaman makanan dan gizi yang dianjurkan.
makanan
• peraturan terkaitan makanan di keluarga (reward dan punishment),
Kepercayaan dan sikap persepsi body image, emosi, makanan kesukaan, kesiapan untuk
berubah terkait diet, motivasi, dan sebagainya.

Pantangan makanan • makanan yang dihindari atau dibatasi.

Aktivitas fisik, • jenis, frekuensi, durasi dan intensitas melakukan aktivitas fisik.
berat badan tinggi badan IMT menurut umur

perubahan berat perubahan tinggi perubahan IMT


badan badan menurut umur.
Glukosa darah Profil lipid

kadar kolesterol total,


GDS
kolesterol LDL

trigliserida
GD2P
kadar kolesterol HDL
Hasil pemeriksaan
penampilan fisik kasus Bahasa tubuh seperti
seperti tekanan darah &
secara keseluruhan. lemah dan lelah.
fungsi paru-paru

Dll terkait dengan


perubahan ukuran baju kondisi medis jika
anak terkait perubahan terdapat penyakit dan
berat badan hasil pemeriksaan fisik-
klinis.
Data Personal Data sosial

jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi


situasi di rumah atau
umur
tempat tinggal
penggunaaan media
etnis
sosial.
bahasa

pendidikan
Kegiatan ekstrakurikuler
di sekolah.
2

DIAGNOSIS GIZI

15
NI.1.5 Kelebihan asupan energi

NI.2.2 Kelebihan asupan oral

NI.5.8.2 Kelebihan asupan karbohidrat

Contoh:
NI.2.2 Kelebihan asupan oral (P) berkaitan dengan kelebihan asupan
energi dan aktivitas fisik kurang (E)) ditandai dengan asupan energi
130%, asupan protein 121% dari kebutuhan sehari (S).
NC.3.3 Kelebihan berat badan atau obesitas,

NC.3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan,


NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
NB.1.4 Kurang dapat menjaga / monitoring diri
NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
NB.2.1 Aktivitas fisik kurang
NB.2.3 Tidak mampu mengurus diri sendiri

Contoh :
NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi (P) berkaitan dengan
belum terpapar informasi gizi (E) ditandai dengan orang tua memberikan makanan
& minuman berlebihan kepada anak (S).
3

INTERVENSI GIZI

19
TATA LAKSANA GIZI PADA ANAK OBESITAS

Asuhan Gizi Aktivitas Fisik

Modifikasi
Perilaku
• memberikan gizi seimbang untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak
• mencapai dan mempertahankan
berat badan normal secara bertahap
tanpa mengganggu pertumbuhan dan
aktivitas sehari-hari
• mendidik dan membiasakan anak

Tujuan Intervensi Gizi


agar dapat memilih dan menentukan
jenis makanan yang baik untuk
tubuhnya
• mendidik anak agar terbiasa makan
teratur
• mengusahakan anak untuk dapat
menyesuaikan diri dengan dietnya
sehingga tidak cepat bosan
• mengupayakan peningkatan aktivitas
fisik.

21
Prinsip Intervensi gizi lebih dan obesitas pada anak menerapkan
pola makan yang benar, aktivitas fisik yang benar, dan modifikasi
perilaku dengan orangtua sebagai panutan.
Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allowances (RDA)
merupakan prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak masih
bertumbuh dan berkembang dengan metode food rules (IDAI, 2014):
1. Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang
terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air
putih di antara jadwal makan utama dan camilan, serta lama makan 30
menit/kali
2. Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi
makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh anak
3. Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan
kalori yang diperoleh dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori
berdasarkan RDA menurut height age dengan berat badan ideal menurut
tinggi badan
Kebutuhan Energi Resting Energy Expenditure (REE) :

TEE (total energy


expenditure)
= REE x FA
Protein 15-20% dari total kebutuhan energi.

Lemak 30% dari total kebutuhan energi.

Karbohidrat 50-60% dari total kebutuhan energi.

Vitamin & mineral sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2020.

Cairan 8-9 gelas per hari.

Frekuensi makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali makanan selingan.

Susu 1-2 gelas per hari, utamakan susu rendah lemak.

Serat Usia > 2 thn dianjurkan, dengan rumus (umur dalam tahun + 5 ) gr / hari.

Bentuk dan jenis menyesuaikan dengan daya terima anak.


makanan
Note
Adapun jenis diet untuk pasien obesita anak
dengan indikasi pemberiannya harus
memperhatikan usia anak dan dilakukan secara
bertahap.
▪ Anak obesitas usia 0-5 tahun, diberikan diet
atau makanan bergizi seimbang.
▪ Anak obesitas usia 5-15 tahun diberikan diet
energi rendah dengan cara mengurangi
asupan energi sebesar 200-500 kkal dari total
kebutuhan energi sehari.
Hendaknya melibatkan keluarga, baik orang tua maupun anggota keluarga lainnya
agar memberi dukungan dalam menjalankan program diet.

Anak diingatkan untuk menghindari atau membatasi makanan yang mengandung


energi tinggi dan berlemak tinggi, seperti makanan dan minuman manis dan
makanan yang terlalu banyak menyerap minyak seperti makanan gorengan.

Anak dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah untuk
memenuhi kebutuhan vitamin dan serat yang dapat membantu proses penurunan
berat badan
4
MONITORING DAN
EVALUASI

27
asupan makanan
(asupan energi,
protein, lemak,
karbohidrat), Perubahan BB

Aktivitas Fisik
• asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat.
Data asupan • Data asupan makanan dapat menggunakan food diary, lalu
makanan sehari dievaluasi apakah asupan makanan sudah berkurang dari
biasanya.

• Menggunakan catatan aktivitas fisik sehari-hari per minggu


agar terjadi peningkatan aktivitas fisik seperti olah raga yang
aktivitas fisik anak,
menyesuaikan dengan kemampuan fisik atau kegiatan lain
yang menggunakan energi lebih banyak.

• penimbangan berat badan setiap minggu dengan


menggunakan alat timbangan yang sama. Lakukan evaluasi,
apakah ada penurunan berat badan secara bertahap. Target
Perubahan berat
penurunan berat badan yang dianjurkan 0,5 kg per minggu
badan anak.
sampai kira-kira mencapai 10% di atas berat badan ideal, atau
cukup dipertahankan agar berat badan tidak bertambah
karena pertumbuhan liniear masih berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai