Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

“ANAK OBESITAS”

Muh Ghaly Syadzali N 111 18 074


Dwi Pasca Cahyawati N 111 18 089
Janet Nurul Rachma Ningrum N 111 18 090
Syarifah Ayu Rahmanisa N 111 18 067
Putu Gita Diah Savitri N 111 18 066
Rany Eka Pratiwi N 111 18 078
Rahmawati R Daris N 111 18 081
Nur Fadila N 111 18 063

PEMBIMBING :
dr. Sumarni., M.Kes.,Sp.GK

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
SKENARIO

Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, mengeluh sering lelah saat beraktivitas.
Sejak usia 5 tahun, anak ini lebih suka bermain game dan menonton televisi sambil ngemil.
Jarang berolahraga. TB saat ini 155 cm dan BB 90 kg. Riwayat lahir BBLR

Pertanyaan:

1. Kajilah faktor-faktor yang berpengaruh pada status kesehatan anak tersebut.


2. Hal apa saja yang perlu diberikan untuk meningkatkan status kesehatan anak tersebut
3. Inovasi apa saja yang bisa dilakukan pada kasus di atas

Jawaban :

1. Kajilah faktor-faktor yang berpengaruh pada status kesehatan anak tersebut


a. Anak suka bermain game dan menonton televisi sambil ngemil
Faktor resiko utama yang menyebabkan obesitas adalah faktor perilaku yaitu pola
makan yang tidak sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan sayur) tidak
mencukupi. Sayur dan buah merupakan sumber serat yang penting bagi anak
dalam masa pertumbuhan, khususnya berhubungan dengan obesitas. Anak
overweight dan obesitas membutuhkan makanan tinggi serat seperti sayur dan
buah. Berdasarkan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang), konsumsi sayur dan
buah pada penduduk Indonesia masih rendah daripada jumlah yang dianjurkan.
Remaja membutuhkan sejumlah kalori untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-
hari baik untuk keperluan aktivitas maupun pertumbuhan. Peningkatan kebutuhan
energi sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam memenuhi kebutuhannya, usia
remaja dianjurkan untuk mengkonsumsi variasi makanan sehat antara lain sumber
protein, produk susu rendah lemak, sereralia, buah, dan sayuran. asupan makanan
berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink
dan makanan jajanan seperti cepat saji (burger, pizza, hotdog) serta makanan siap
saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Gaya hidup yang tidak sehat seperti suka
makan makanan fast food, sering mengkonsumsi makanan ringan serta kurangnya
aktivitas fisik merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi remaja 1
b. Anak kurang beraktivitas atau jarang olahraga
Seseorang yang kurang melakukan aktifitas fisik,seperti olahraga dan kegiatan-kegiatan
yang membutuhkan banyak gerak tubuh merupakan hal yang harus di waspadai terhadap
terjadinya obesitas. Di samping itu perubahan berat badan dapat di peroleh dari
pendekatan aktifitas fisik dan dengan mengatur pola makan. Hal seperti pola makan
tersebut sangat berpengaruh terhadap berat badan seseorang di samping kurang aktifitas
fisik dan keduanya sangat berkaitan. melakukan aktifitas fisik yang lama sangat
membantu dalam mencegah terjadinya kenaikan berat badan. 2
Menurut Hendra dkk (2016:4) disebutkan bahwa faktor pola hidup, aktifitas fisik dan
lingkungan juga berperan terhadap terjadinya obesitas, dari hasil penelitian terhadap 50
orang remaja obesitas didapatkan bahwa 12 orang remaja dengan presentase 24% yang
mengalami obesitas berdasarkan faktor pola hidup, aktifitas fisik dan lingkungan.
Kemajuan teknologi masa kini membuat para remaja lebih sering menghabiskan waktu
dengan duduk berjam-jam memainkan smartphone, main komputer dan juga menonton
TV sehingga kurangnya melakukan aktifitas lainya seperti bermain sepak bola atau
olahraga lainya.2
Salah satu faktor penting yang berperan pada obesitas adalah aktifitas fisik. Obesitas
bukan hanya terkait masalah banyaknya mengkonsumsi makanan tapi juga kurangnya
aktifitas fisik. Seiring perkembangan zaman terjadi berbagai perubahan gaya hidup
terutama pada aktifitas fisik. Pada obesitas salah satu faktor yang penting adalah aktifitas
fisik karena obesitas bukan hanya terkait masalah banyaknya mengkonsumsi makanan
tapi juga kurangnya aktifitas fisik. Menurun dan rendahnya aktifitas fisik dipercaya
sebagai salah satu hal yang menyebabkan obesitas. 2
c. Anak memiliki riwayat lahir BBLR
Salah satu dari beberapa faktor yang menginisiasi timbulnya kegemukan dimasa
kanak-kanak dan remaja adalah riwayat kelahiran yaitu anak yang lahir dengan
berat badan lahir rendah memiliki risiko terjadinya kegemukan dimasa anak dan
remaja. Berat badan pada saat lahir sangat berpengaruh pada berat badan anak
dikemudian hari. Hal ini karena BBLR mempunyai massa tubuh yang tanpa lemak
(lean body mass) yang lebih rendah daripada bayi yang lahir dengan berat lahir
cukup. Bayi yang memiliki riwayat BBLR pada saat berada dalam kandungan
akan mengalami kekurangan gizi dan membutuhkan asupan energi dan lemak
yang tinggi saat berada diluar kandungan. Bayi-bayi ini akan mengalami proses
pertumbuhan cepat dikarenakan pemberian asupan yang berlebih dari orangtua
untuk mengejar pertumbuhannya. Bayi berat lahir rendah berhubungan dengan
fungsi organ tubuh yang kurang baik dan peningkatan penyerapan lemak ditubuh
pada saat dewasa, hal tersebut menunjukkan dapat meningkatkan risiko
kegemukan.3
2. Hal-hal yang perlu diberikan untuk meningkatkan status kesehatan pada anak tersebut
?

Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan


obesitas seharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut sertakan
keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah
mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara
pengaturan diet, peningkatan aktifitas fisik, dan mengubah / modifikasi pola hidup.4

a. Menetapkan target penurunan berat badan


Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2
- 7 tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit
penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7
tahun, dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang pada
obesitas dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun dan obesitas pada
usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan
berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 - 2 kg per bulan.4
b. Pola makan yang benar Pemberian diet seimbang sesuai requirement daily allow
ances (RDA) merupakan prinsip pengaturan diet pada anak gemuk karena anak
masih bertumbuh dan berkembang dengan metode foodrules ,yaitu:
- Terjadwal dengan pola makan besar 3x/hari dan camilan 2x/hari yang
terjadwal (camilan diutamakan dalam bentuk buah segar), diberikan air putih
di antara jadwal makan utama dan camilan, serta lama makan 30 menit/kali
- Lingkungan netral dengan cara tidak memaksa anak untuk mengonsumsi
makanan tertentu dan jumlah makanan ditentukan oleh anak
- Prosedur dilakukan dengan pemberian makan sesuai dengan kebutuhan kalori
yang diperoleh dari hasil perkalian antara kebutuhan kalori berdasarkan RDA
menurut height age dengan berat badan ideal menurut tinggi badan.4
c. Pola Aktivitas
Pola aktivitas yang benar pada anak dan remaja obes dilakukan dengan
melakukan latihan dan meningkatkan aktivitas harian karena aktivitas fisis
berpengaruh terhadap penggunaan energi. Peningkatan aktivitas pada anak gemuk
dapat menurunkan napsu makan dan meningkatkan laju metabolisme.4
Latihan aerobik teratur yang dikombinasikan dengan pengurangan energi akan
menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya
dengan diet saja. Latihan fisis yang diberikan pada anak disesuaikan dengan
tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisis, dan umurnya.4
Pada anak berusia 6-12 tahun atau usia sekolah lebih tepat untuk memulai
latihan fisis dengan keterampilan otot seperti bersepeda, berenang, menari, karate,
senam,sepakbola,dan basket,sedangkan anak diatas usia 10 tahun lebih menyukai
olahraga dalam bentuk kelompok. Aktivitas sehari-hari dioptimalkan seperti
berjalan kaki atau bersepeda ke sekolah, menempati kamar tingkat agar naik dan
turun tangga, mengurangi lama menonton televisi atau bermain games komputer,
dan menganjurkan bermain diluar rumah.4
Latihan fisis yang dianjurkan pada anak dan remaja berbeda di beberapa
negara. Pedoman Health Canada menganjurkan untuk meningkatkan latihan fisis
minimal 30 menit dengan 10 menit latihan fisis bugar,dan menurunkan aktivitas
fisis kurang gerak dengan jumlah waktu yang sama setiap hari. Aktivitas fisis
setiap bulan, latihan fisis tersebut ditingkatkan dan aktivitas fisis kurang gerak
dikurangi sebanyak 15 menit sampai mencapai akumulasi latihan fisis aktif dan
aktivitas fisis kurang gerak selama 90 menit setiap hari. Center for Disease
Control and Prevention Amerika Serikat menganjurkan anak dan remaja harus
melakukan latihan fisis setiap hari selama 60 menit atau lebih, yang terdiri dari
aktivitas aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang.4

Tabel Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan


Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam
Jalan kaki 3 km/jam 150
Jalan kaki 6 km/jam 300
Joging 8 km/jam 480
Lari 12 km/jam 600
Tenis tunggal 360
Tenis ganda 240
Golf 180
Berenang 350
Bersepeda 660
d. Modifikasi perilaku
Tatalaksana diet dan latihan fisis merupakan komponen yang efektif untuk
pengobatan, serta menjadi perhatian paling besar bagi ahli fisiologi untuk
memperoleh perubahan makan dan aktivitas perilakunya. Oleh karena prioritas
utama adalah perubahan perilaku, maka perlu menghadirkan peran orangtua
sebagai komponen intervensi. Beberapa cara pengubahan perilaku berdasarkan
metode food rulesdiantaranya adalah:
- Pengawasan sendiri terhadap berat badan, masukan makanan,dan aktivitas
fisis, serta mencatat perkembangannya.4
- Kontrol terhadap rangsangan/stimulus, misalnya pada saat menonton televisi
diusahakan untuk tidak makan karena menonton televisi dapat menjadi
pencetus makan. Orang tua diharapkan dapat meniadakan semua stimulus
disekitar anak yang dapat merangsang keinginan untuk makan.4
- Mengubah perilaku makan, misalnya belajar mengontrol porsi dan jenis
makanan yang dikonsumsi, serta mengurangi makanan camilan.4
- Penghargaan, yaitu orang tua dianjurkan untuk memberikan dorongan, pujian
terhadap keberhasilan atau perilaku sehat yang diperlihatkan anaknya,
misalnya makan makanan menu baru yang sesuai dengan program gizi yang
diberikan,berat badan turun, dan mau melakukan olahraga.4
- Pengendalian diri, misalnya dapat mengatasi masalah apabila menghadapi
rencana bepergian atau pertemuan sosial yang memberikan risiko untuk
makan terlalu banyak yaitu dengan memilih makanan yang berkalori rendah
atau mengimbanginya dengan melakukan latihan tambahan untuk membakar
energi.4
- Dukungan dari keluarga, guru dan teman
Peran orang tua dalam mengobati anak sangat efektif dalam penurunan berat
badan atau keberhasilan pengobatan. Orangtua menyediakan nutrisi yang
seimbang sesuai dengan metode food rules. Seluruh anggota keluarga ikut
berpartisipasi dalam program diet, mengubah perilaku makan dan aktivitas
yang mendukung keberhasilan anak, serta menjadi bagian dari keseluruhan
program komprehensif tersebut. Guru dan teman sekolah juga diharapkan ikut
mendukung tata laksana obesitas, misalnya memberikan pujian bila anak yang
gemuk berhasil mengikuti program diet atau menurunkan berat badannya, dan
sebaliknya tidak mengejek anak gemuk.4

3. inovasi apa saja yang bisa dilakukan pada kasus diatas.

Jadi inovasi untuk obesitas remaja adalah mengurangi asupan energi serta
meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan aktifitas
fisik, dan mengubah / modifikasi pola hidup.

a. Menetapkan target penurunan berat badan

Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu


usia 2 - 7 tahun dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit
penyerta/komplikasi. Pada anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7
tahun, dianjurkan cukup dengan mempertahankan berat badan, sedang pada
obesitas dengan komplikasi pada anak usia dibawah 7 tahun dan obesitas pada usia
diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Target penurunan berat badan
sebesar 1 - 2 kg per bulan.5

b. Pengaturan diet

Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai
dengan AKG, karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan
(AsDI, IDAI, & Persagi, 2014). Intervensi diet harus disesuaikan dengan usia
anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta. Pada obesitas sedang
dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori dengan
pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97
persentile) dan jika penyakit penyerta, diberikan diet kalori sangat rendah (Kiess,
et al., 2004). Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang (Syarif, 2003) :
a. Menurunkan berat badan dengan tetap memertahankan pertumbuhan normal. b.
Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan
lemak jenuh 2 tahun dengan penghitungan dosis menggunakan rumus: (umur
dalam tahun + 5) gram per hari.6

c. Pengaturan aktifitas fisik

Peningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju


metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak
usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti
bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas
fisik selama 20-30 menit per hari .5

Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkan5

Jenis kegiatan Kalori yang digunakan/jam


Jalan kaki 3 km/jam 150
Jalan kaki 6 km/jam 300
Joging 8 km/jam 480
Lari 12 km/jam 600
Tenis tunggal 360
Tenis ganda 240
Golf 180
Berenang 350
Bersepeda 660

d. Mengubah pola hidup/perilaku

Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta orang tua sebagai
komponen intervensi, dengan cara:

- Pengawasan sendiri terhadap: berat badan, asupan makanan dan aktifitas fisik
serta mencatat perkembangannya.
- Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat
menyingkirkan rangsangan disekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk
makan.
- Mengubah perilaku makan, dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang
dikonsumsi dan mengurangi makanan camilan.
- Memberikan penghargaan dan hukuman.
- Pengendalian diri, dengan menghindari makanan berkalori tinggi yang pada
umumnya lezat dan memilih makanan berkalori rendah.6

e. Peran serta orangtua, anggota keluarga, teman dan guru.

Orang tua menyediakan diet yang seimbang, rendah kalori dan sesuai
petunjuk ahli gizi. Anggota keluarga, guru dan teman ikut berpartisipasi dalam
program diet, mengubah perilaku makan dan aktifitas yang mendukung program
diet.6

f. Terapi intensif

Terapi intensif diterapkan pada anak dengan obesitas berat dan yang
disertai komplikasi yang tidak memberikan respon pada terapi konvensional,
terdiri dari diet berkalori sangat rendah (very low calorie diet), farmakoterapi dan
terapi bedah.

- Indikasi terapi diet dengan kalori sangat rendah bila berat badan > 140% BB
Ideal atau IMT > 97 persentile, dengan asupan kalori hanya 600-800 kkal per
hari dan protein hewani 1,5 - 2,5 gram/kg BB Ideal, dengan suplementasi
vitamin dan mineral serta minum > 1,5 L per hari. Terapi ini hanya diberikan
selama 12 hari dengan pengawasan dokter.7
- Farmakoterapi dikelompokkan menjadi 3, yaitu: memengaruhi asupan energi
dengan menekan nafsu makan, contohnya sibutramin; memengaruhi
penyimpanan energi dengan menghambat absorbsi zat-zat gizi contohnya
orlistat, leptin, octreotide dan metformin; meningkatkan penggunaan energi.
Farmakoterapi belum direkomendasikan untuk terapi obesitas pada anak,
karena efek jangka panjang yang masih belum jelas.7
- Terapi bedah diindikasikan bila berat badan > 200% BB Ideal. Prinsip terapi
ini adalah untuk mengurangi asupan makanan atau memerlambat pengosongan
lambung dengan cara gastric banding, dan mengurangi absorbsi makanan
dengan cara membuat gastric bypass dari lambung ke bagian akhir usus halus.
Sampai saat ini belum banyak penelitian tentang manfaat dan bahaya terapi ini
pada anak.7

The Expert Committee Of American Academy Of Pediatrics


merekomendasikan 4 langkah penanganan obesitas pada anak. Langkah pertama
adalah mengonsumsi 5 porsi atau lebih sayur dan buah per hari,
mengurangi/menghentikan konsumsi minuman yang manis, mengurangi
menonton televisi atau bermain video game (<2 jam per hari), dan melakukan
aktivitas fisik minimal 1 jam sehari. Apabila dalam waktu 6 bulan tidak ada
perbaikan IMT maka lakukan langkah kedua yaitu membatasi asupan energi,
pengaturan pola makan (3 kali makan utama dan 2 kali selingan), melakukan
aktivitas fisik lebih dari 1 jam sehari, membatasi menonton televisi atau sejenis
nya <1 jam sehari dan melakukan monitoring yang ketat terhadap perilaku anak
dan menentukan target IMT. Apabila dalam waktu 3-6 bulan tidak ada perbaikan
IMT maka lakukan langkah ketiga yaitu intervensi multidisiplin dengan
melibatkan psikolog, nutrisionis dan fisiolog; target asupan energi dan aktivitas
seperti pada langkah kedua namun pelaksanaan lebih ketat dengan target IMT
<persentil-85. Langkah keempat jarang dilakukan pada anak-anak, biasanya
dikerjakan pada remaja dengan obesitas berat. Penanganan ini meliputi
penggunaan obat-obatan atau pembedahan.6
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, C.M. Faktor-faktor yang Menyebabkan Obesitas pada Anak. Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. Vol.4. No.8. 2015
2. Rahmat, et.al. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas pada Wanita di
Kota Malang. 2018
3. Shufian, et.al. Hubungan Berat Badan Berlebih dengan Riwayat Bayi Berat Lahir
Rendah pada Balita Usia 2-5 Tahun di Puskesmas Tamansari Bandung. Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. 2015
4. Suiraoka, IP. 2015. Pencegahan dan pengendalian obesitas pada anak sekolah. Jurnal
ilmu gizi Volume 6 No 1.
5. De Onis, Blossner, Borghi. 2017. Global Prevalence and Trends of Overweightand
Obesity Among Presschool Children. American Journal of Crinical Nutrition (on
line), 92 (5) : 1257-1264. (http://www.ajcn.com, diakses tanggal 26 April 2020)
6. Fatmah. 2010. Pengalaman Negara Lain dalam Perbaikan Gizi. Majalah
Kedokteran Indonesia, Volume: 60, Nomor: 2, Pebruari 2010
7. Greene, et all. 2016. Identifying Cluster of College Students at Elevated
HelthRisk Based on Eating and Exercise Behaviors and Psyshosocial
Determinats of Body weight. Journal of The American Dietetik Association
(on line) volume 111, issue 3, pages 394-400. (http//www.jada.com. diakses
tanggal 26 April 2020)

Anda mungkin juga menyukai