Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

ABSES PARU

Pembimbing : dr. Arfan Sanusi, Sp.PD


Ni Luh Putu Setyawati
14 18 777 14 293

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT
PALU
2018
Definisi
• Abses Paru Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi
nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga
membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam parenkim paru
pada satu lobus atau lebih. .

Epidemiologi
Abses paru lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding
perempuan dan umumnya terjadi pada umur tua karena
terdapat peningkatan insiden penyakit periodontal dan
peningkatan prevalensi disfagi dan aspirasi, namun pada
daerah urban dengan tingginya prevalensi alcoholism
dilaporkan abses paru rata-rata terjadi pada umur 41 tahun.
Etiologi
Type of Abscess Organisms

Primary Staphylococcus aureus


Streptococcus viridans, pneumoniae Alpha-
hemolytic streptococci

Secondary Aerobes
Klebsiella penumoniae
Escherichia coli, freundii
Pseudomonas pyocyanea, aeruginosa,
denitrificsns
Aerobacter aeruginosa

Anaerobes
Peptostreptococcus constellatus,
intermedius, saccharolyticus
Veillonella sp., alkalenscenens
Aspirasi berulang, Terjebak di
Patofisiologi sal nafas bawah, proses lanjut
pneumonia inhalasi bakteria

Bakteri mengadakan multiplikasi


Faktor Predisposisi dan merusak parenkim paru

Dilepasnya zat pirogen oleh


Ujung saraf paru
leukosit pada jaringan yang Proses Peradangan
tertekan
meradang
Dikelilingi jar. Granulasi
Demam
Proses nekrosis

Difusi ventilasi terganggu Produksi Sputum berlebih

Kadar O2 turun Reflek batuk


Manifestasi klinis
Anamnesis Pemeriksaan fisik
• Demam • Temperatur naik
• Batuk • nyeri tekan lokal,
• Produksi sputum yang • Redup pada perkusi,
meningkat • suara bronchial dengan ronki
• Nyeri dada basah atau krepitasi di tempat
• Batuk darah (± 25% kasus) abses,
• Lelah
• Penurunan nafsu makan
• Penurunan Berat Badan
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang
Foto Polos
Penatalaksanaan

• Terapi non- farmakologi

• Terapi farmakologi

• Drainase

• Reseksi Pembedahan
LAPORAN KASUS
Identitas pasien
• Nama : Tn. S
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 48 Tahun
• Alamat : Jln. Terminal 5/1 Ogoamas I,
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Menikah
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Tanggal Masuk RS : 04 April 2019
• Tanggal pemeriksaan : 09 April 2019
• Ruangan : Walet Bawah
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Batuk

• Riwayat penyakit sekarang:


Pasien laki-laki berusia 48 tahun MRS dengan keluhan batuk
kurang lebih 10 hari yang lalu, batuk berdahak berwarna kuning
kecoklatan. Pasien juga mengeluh sakit dada sebelah kiri terutama
saat batuk. Keringat malam (+). Pasien juga mengeluh demam sejak
5 hari yang lalu, demam bersifat naik turun, dan turun jika minum
paracetamol. Pasien mengalami penurunan berat badan karena
nafsu makan berkurang selama sakit. Mual (-). Muntah (-). Sakit
kepala (-). BAB dan BAK lancer. Riwayat merokok 3 bungkus untuk 1
hari.
Riw penyakit Dahulu
• Bronchopnumonia

Riwayat Gaya Hidup (Lyfestyle)


• Riwayat merokok (+)
• Konsumsi alkohol (+)

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
Riwayat pengobatan
Paracetamol 500 mg 3x1
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:
• Sakit sedang
• Kesadaran : E4V5M6 (Compos mentis)
• Berat Badan : ± 52 kg

Tanda Vital
• TD : 130/80 mmHg
• Nadi : 96 x/menit
• Pernafasan : 23 x/menit
• Suhu : 38,2 oC
Kepala
• Bentuk : Normocephal
• Bentuk wajah : Simetris
• Tampilan khas pada wajah : Moon face (-), Butterfly rush (-)
• Rambut : Warna Hitam, tebal, lurus dan distribusi tidak merata,
allopesia areata (-), tidak mudah dicabut (+), rambut jagung (-),
• Mata : Pupil: Isokor 2,5 mm / 2,5 mm, sklera: Ikterik -/-,
Konjungtiva : Anemis +/+, Refleks cahaya langsung/tidak
langsung: +/+
• Telinga : Otorhea tidak ditemukan, pendengaran normal
• Hidung : Rhinorhea tidak ditemukan, epistaksis (-), defiasi septum
(-)
• Mulut : Bibir Sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-),
pembesaran tonsil (-) tonsil tampak T1/T1, faring tampak normal,
hiperemis (-), defiasi lidah (-)
Leher
• KGB : Tidak ditemukan pembesaran
• Tiroid : Tidak ditemukan pembesaran, tiroid tampak normal, posisi
ditengah, mengikuti saat pasien menelan ludah
• Massa lain : Tidak ditemukan massa lain didaerah leher pasien
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi :
• Bentuk dada : Normal (diameter laterolateral lebih besar dari
anteroposterior), simetris bilateral
• Kelainan dinding dada : Pergerakan dinding dada Simetris kanan
dan kiri sama, retraksi dada (-), skar operasi (-), massa (-)
• Pola pernafasan : Vesikuler (suara nafas fase inspirasi lebih lama
dari ekspirasi tanpa diselingi jeda)
• Palpasi : Vokal fremitus kanan normal dan kiri menurun, nyeri tekan
(+) sinistra
• Perkusi : Sonor pada thorax dextra, sonor thorax sinistra ICS 1-3 dan
pekak ICS 4-8
• Auskultasi : Vesikuler paru dextra-sinistra (+/+) inspirasi lebih
panjang dari ekspirasi, terdengar Ronkhi pada kedua lapangan paru
(+/+) dan tidak terdengar Wheezing pada kedua lapangan paru (-/-)
Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak nampak
• Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea axillaris anterior
• Perkusi : Jantung dalam batas normal
Batas kanan atas : ICS II linea parasternal dextra
Batas kanan bawah : ICS V linea parasternal dextra
Batas kiri atas : ICS II linea parasternal sinistra
Batas kiri bawah : ICS V linea midclavicula sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni regular, tidak ditemukan
murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : Perut tampak cembung, scar (-), bekas operasi (-),
pelebaran vena (-)
• Auskultasi : Peristaltik kesan meningkat (+)
• Palpasi :
• Hepar : pembesaran (-)
• Lien : dilakukan pemeriksaan Schuffner, Lien pasien tidak
teraba
• Perkusi : Tympani (+), asites (-)

Ekstremitas
• Superior : akral hangat (+/+), edema (-/-)
• Inferior: akral hangat (+/+), edema (-/-)
Pemeriksaan Laboratorium
DARAH LENGKAP (03/04/2019) NILAI RUJUKAN

WBC 18,3 x 103/mm3 4,2 – 10.8

RBC 5 x 106/uL 4.00 – 6,10

HGB 15,4 g/dL 14-18

HCT 40,7 % 40 – 54

MCV 82,2 Fl 80-100

MCH 31,1 pg 27 – 32

MCHC 37,8 g/dL 32 – 36

PLT 613 x 103/mm3 150 -450


GLUKOSA DARAH
HASIL NILAI RUJUKAN
03-04-2019

Gula Darah Sewaktu 349 mg/dl 60 – 199 mg/dl

PEMERIKSAAN SERUM
HASIL NILAI RUJUKAN
(03/04/2019)

UREUM 23 mg/dl 10-50 mg/dl

CREATININ 0,86 mg/dl 0,70 – 1,20 mg/dl


PEMERIKSAAN DARAH
ELEKTROLIT HASIL NILAI RUJUKAN
(03/04/2019)
K+ 4,11 mmol/L 3,48-5,50 mmol/L
Na+ 122,11 mmol/L 135,37-145,00 mmol/L
Cl- 87,99 mmol/L 96,00-106,00 mmol/L

PEMERIKSAAN DARAH
FAAL HATI HASIL NILAI RUJUKAN
(05/04/2019)

SGOT 41 U/L 0-35 U/L


SGPT 75 U/L 0-45 U/L
GLUKOSA DARAH
HASIL NILAI RUJUKAN
06-04-2019

Glukosa puasa 192 mg/dl 80-125 mg/dl

Glucose 2 Jam PP 208 mg/dl 80 – 199 mg/dl

Pemeriksaan Darah (08/04/2019) Keterangan

HbsAG   ICT / Rapid

Anti HCV Non reaktif ICT / Rapid


FOTO Thoraks
PA

Hasil Pemeriksaan Foto Thorax


08 april 2019
• Infiltrat pada paru kiri
• Tampak beberapa gambaran air fluid
level
• Cor dalam batas normal
• Sinus dan diafragma baik
• Tulang-tulang intak
Kesimpulan :
Bronchopneumonia suspek spesifik
Sugestif
Susp multiple abses paru sinistra
Resume
- Pasien laki-laki berusia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan batuk kurang
lebih 10 hari yang lalu, batuk berdahak berwarna kuning kecoklatan. Pasien juga
mengeluh sakit dada sebelah kiri terutama saat batuk. Pasien juga mengeluh
demam sejak 5 hari yang lalu, demam bersifat naik turun dan turun jika minum
paracetamol. Pasien mengalami penurunan berat badan, karena nafsu makan
berkurang selama sakit. Riwayat merokok 3 bungkus untuk 1 hari. Pada

Tanda-tanda vital TD : 130/80, Nadi : 96x/menit, pernafasan : 23x/menit, suhu 38,2 oC.
Mata: anemis (+/+). Pada pemeriksaan fisik Thoraks, palpasi : vocal fremitus kiri
menurun, nyeri tekan (+) sinistra. Perkusi : sonor pada thorax dextra, sonor thorax
sinistra ICS 1-3 dan pekak ICS 4-8. Auskultasi : vesikuler paru dextra-sinistra (+/+) inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi, terdengar ronkhi pada kedua lapangan paru (+/+). Hasil
laboratorium : WBC 18,3 x 103/mm3, RBC 5 x 106/uL, HGB 15,4 g/dL, HCT 40,7%, MCV 82,2
fL, MCH 31,1 pg, MCHC 37,8 g/dl, PLT 613 x 103/mm3. GDS : 349 mg/dL.Na+ : 122,11 mmol/L,
Cl- : 87,99 mmol/L. SGOT : 41 U/L, SGPT : 75 U/L. Glukosa 2 jam PP : 208 mg/dl. Hasil
pemeriksaan foto thorax :1) Bronchopneumonia suspek spesifik sugestif 2) Susp
multiple abses paru sinistra.
Diagnosis :
• Abses Paru
• DM tipe 2

Terapi
• Non Medikamentosa:
• Tirah baring
Medikamentosa:
• IVFD NaCl 0,9 % 20 tpm
• Metronidazol 3 x 500mg
• Ambroxol 3 x 30ng
• Novarapid 6-6-6
Anjuran
• Bronkoskopi
• Aspirasi jarum perkutan
Pembahasan
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan batuk yang dirasakan sejak 10 hari
yang lalu, batuk berdahak kuning kecoklatan dan sakit dada. Hal ini di rasakan
pasien diakibatkan oleh jaringan paru yang mengalami ganggren. Sakit dada yang
dirasakan menunjukkan adanya keterlibatan pleura.

Demam (+) dirasakan naik turun yang terjadi akibat adanya suatu zat yang dikenal
dengan nama pirogen. Salah satu pirogen eksogen klasik adalah endotoksin
lipopolisakarida yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. toksin, mediator
inflamasi, atau reaksi imun akan merangsang endotelium hipotalamus untuk
membentuk prostaglandin. Prostaglandin yang terbentuk kemudian akan
meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus. Hipotalamus
akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang baru
sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara lain
menggigil, vasokonstriksi kulit. Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas
dan penurunan pengurangan panas.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda vital TD :
130/80, Nadi : 96x/menit, pernafasan : 23x/menit, suhu 38,2 oC. Mata:
anemis (+/+) ditemukan pada abses yang berlangsung lama.. Pada
pemeriksaan fisik Thoraks, palpasi : vocal fremitus kiri menurun, nyeri
tekan (+) sinistra. Perkusi : sonor pada thorax dextra, sonor thorax
sinistra ICS 1-3 dan pekak ICS 4-8. Auskultasi : vesikuler paru dextra-
sinistra (+/+) inspirasi lebih panjang dari ekspirasi, terdengar ronkhi
pada kedua lapangan paru (+/+). Pada lesi yang disertai konsolidasi
bisa dijumpai penurunan suara napas, perkusi redup, suara napas
bronkial dan ronki.
Hasil laboratorium : WBC 18,3 x 10 3/mm3 dimana terdapat sel
polimorfonuklear yang banyak terutama netrofil yang immature. Hasil
pemeriksaan foto thorax :1) Bronchopneumonia suspek spesifik
sugestif 2) Susp multiple abses paru sinistra. Dimana pada foto thorax
PA akan ditemukan gambaran radiolusen dalam bayangan infiltrate
yang padat dan gambaran batasan cairan dan permukaan udara (air
fluid level) sehingga pasien dapat didiagnosis Abses Paru
Terapi yang diberikan pada pasien berupa pemberian Nacl 0,9 %
20 tpm sebagai penyeimbang elektrolit. Sedangkan antibotik yang
diberikan yaitu Metronidazole yang merupakan drug of choice dengan
dosis oral 500mg/8 jam selama 5-10 hari. metronidazole merupakan
antibakteri, protozoa dan radiasi sensitizer. Mekanisme kerjanya yaitu
menghambat sintesis asam nukleat dengan merusak DNA.
Metronidazole merupakan antibiotik bakteri basil anaerob gram
negative, gram positif dan sebagai antiprotozoal contohnya amoebic.
Pasien diberikan Ambroxol 3 x 30mg yang merupakan obat golongan
mukolitik yang bekerja mengencerkan dahak.
Terapi lain yang dapat diberikan pada pasien berupa
Bronkoskopi dimana dapat dilakukan aspirasi dan pengosongan
abses yang tidak mengalami drainase yang adekuat, serta dapat
diberikannya larutan antibiotika melewati bronkus langsung ke
abses.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai