Anda di halaman 1dari 16

 Judul

 Latar belakang
 Permasalahan
 Perencanaan dan pemilihan intervensi
 Pelaksanaan
 Monitoring dan evaluasi
 Judul : Penyuluhan Gizi Seimbang pada program UKS di Sekolah Dasar Negri
Tugusumberjo

 Latar belakang :

Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah
untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah.
UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS
adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik
sebagai subjek dan bukan hanya objek.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak
sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi
yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh
seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan dan
minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila
tidak melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar
gula darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Makan pagi pada
sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Konsumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan
makanan untuk makan pagi yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan menu yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan
pagi dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.

Permasalahan :
Masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus dan kegemukan.
Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih pendek 12,5 cm dan
perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif, gangguan sistem
metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit degeneratif 
(Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas). Tingginya aktivitas fisik dan aktivitas
otak ditambah lagi dengan masa  pertumbuhan yang sedang terjadi, harus dibarengi oleh
konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja terjadi peningkatan nafsu
makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang tidak boleh dimakan, selama
makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan. Jika diibaratkan tubuh kita ini
seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan mensuplai energy ke baterai
tubuh yang dikenal dengan kalori.

 Perencanaan dan pemilihan intervensi :


 Hari/tanggal : Jumat, 18 Maret 2022
 Lokasi : Sekolah Dasar Negri Tugusumberjo Kec. Peterongan
 Metode : penyuluhan tentang gizi seimbang untuk murid
 Peserta : murid kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar Negri Tugusumberjo Kec.
Peterongan
 Prioritas masalah : status gizi
 Intervensi : edukasi mengenai gizi seimbang sesuai kebutuhan dari nilai
IMT

 Pelaksanaan :

Pelaksanaan penyuluhan gizi seimbang untuk murid dilakukan di dalam kelas


bersamaan dengan program pengukuran dan screening dilakukan di lingkungan UKS
dilaksanakan mulai pukul 08.00-08.30 WIB Peserta yang hadir kurang lebih
berjumlah 35-50 murid dari kelas 4 dan 5. Materi yang disampaikan dalam
penyuluhan mengenai tambahan wawasan mengenai kebutuhan gizi seimbang pada
usia sekolah berdasarkan IMT setiap murid yang berbeda-beda, dijelaskan pula
mengenai aktifitas fisik yang dapat menunjang Kesehatan fisik yang nantinya memuat
status gizi dari stiap murid hasilnya baik. Setelah kegiatan penyuluhan dilanjutkan
dengan kegiatan yang dilakukan berupa Pengukuran tinggi badan, penimbangan berat
badan, dan penilaian status gizi yang ditujukan pada murid kelas 4 dan 5 dari SDN
Tugusumberjo. Kemudian hasil dari pemeriksaan akan disampaikan kepada kepala
sekolah yang nantinya akan ditindak lanjuti lebih dalam, sehingga Kesehatan murid
dapat terpantau.

 Monitoring dan evaluasi

-Pelaksanaan penyuluhan UKS DI SDN Tugusumberjo berjalan tertib dan lancer.

-semua murid tampak antusias dalam penerimaan materi yang disajikan dengan
adanya sesi tanya-jawab yang membuat murid leluasa menyampaikan pertanyaan dan
ketidak pahamannya mengenai materi/pengalaman pribadi yang bisa didiskusikan
dengan dokter pemateri maupun temannya

-tidak adanya microfon dan soundsystem dalam pelaksanaan penyuluhan verbal manual
tanpa pengeras suara disini pemateri lumayan payah karena harus menyampaikan
materi dengan uara sedikit lantang ditujukn agar seluruh murid dapat mendengar dan
memahami isi materi penyuluhan
-alat peraga tidak ada sehingga terkadang murid terlihat sedikit kebingungan karena
kurang memahami maksud penyampaian materi, hal ini bisa dibuat pelajaran sebagai
pemateri untuk menggunkan Bahasa yang mudah dipahami oleh penerima informasi
 Judul : Screening UKS di MTSn 2 Jombang

Latar belakang : Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang
dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam
pengertian lain, UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak
sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi
yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh
seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan dan
minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila
tidak melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar
gula darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Makan pagi pada
sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Konsumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan
makanan untuk makan pagi yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan menu yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan
pagi dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.

Permasalahan : Masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus
dan kegemukan. Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih
pendek 12,5 cm dan perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif,
gangguan sistem metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko
penyakit degeneratif  (Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas). Tingginya
aktivitas fisik dan aktivitas otak ditambah lagi dengan masa  pertumbuhan yang sedang
terjadi, harus dibarengi oleh konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja
terjadi peningkatan nafsu makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang
tidak boleh dimakan, selama makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan.
Jika diibaratkan tubuh kita ini seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan
mensuplai energy ke baterai tubuh yang dikenal dengan kalori.

Data Global School Health Survey (GSHS) 2015 menunjukan bahwa anak usia sekolah
22,2 % pernah merokok, 11,6 % saat ini masih merokok, 4,4% pernah mengonsumsi
alkohol. Hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu meningkatnya
kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

 Perencanaan dan pemilihan intervensi :


 Hari/tanggal : Selasa, 15 Maret 2022
 Lokasi : UKS MTSn 2 Jombang
 Metode : pengukuran tumbuh dan kembang siswa/siswi MTSn 2
Jombang
 Peserta : murid kelas 9 MTSn 2 Jombang
 Prioritas masalah : status gizi
 Intervensi : edukasi mengenai gizi seimbang sesuai kebutuhan dari nilai
IMT

Pelaksanaan : Pelaksanaan screening UKS untuk murid dilakukan di lingkungan


UKS dilaksanakan mulai pukul 08.00-11.00 WIB Peserta yang hadir kurang lebih
berjumlah 50-100 murid dari kelas 8 dan 9 MTSn 2 Jombang. kegiatan yang
dilakukan berupa Pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, dan penilaian
status gizi. Kemudian hasil dari pemeriksaan akan disampaikan kepada kepala
sekolah yang nantinya akan ditindak lanjuti lebih dalam, sehingga Kesehatan murid
dapat terpantau.

 Monitoring dan evaluasi

-Pelaksanaan screening UKS DI UKS MTSn 2 Jombang berjalan tertib dan lancar.

-semua murid tampak antusias dalam kegiatan screening gizi dan pemeriksaan lainnya
yang dilakukan oleh dokter dan tim UKS
-kegiatan UKS sudah terlaksana dengan baik dengam pemantauan pemegang program
UKS, seperti berikut :

Pelayanan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS):

 Pembinaan UKS.
 Pembinaan dokter kecil.
 Pembinaan Kader Kesehatan Remaja.
 Penjaringan berkala peserta didik.
 Pemeriksaan berkala peserta didik.
 Judul : Screening UKS di SMA Darul Ulum 1 Peterongan

Latar belakang : Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang
dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam
pengertian lain, UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.

Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak
sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi
yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh
seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan dan
minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila
tidak melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar
gula darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Makan pagi pada
sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Konsumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan
makanan untuk makan pagi yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan menu yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan
pagi dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.

Permasalahan : Masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus
dan kegemukan. Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih
pendek 12,5 cm dan perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif,
gangguan sistem metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko
penyakit degeneratif  (Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas). Tingginya
aktivitas fisik dan aktivitas otak ditambah lagi dengan masa  pertumbuhan yang sedang
terjadi, harus dibarengi oleh konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja
terjadi peningkatan nafsu makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang
tidak boleh dimakan, selama makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan.
Jika diibaratkan tubuh kita ini seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan
mensuplai energy ke baterai tubuh yang dikenal dengan kalori.

Data Global School Health Survey (GSHS) 2015 menunjukan bahwa anak usia sekolah
22,2 % pernah merokok, 11,6 % saat ini masih merokok, 4,4% pernah mengonsumsi
alkohol. Hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu meningkatnya
kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

 Perencanaan dan pemilihan intervensi :


 Hari/tanggal : Senin, 23 Maret 2022
 Lokasi : UKS SMA Darul Ulum 1 Peterongan
 Metode : pengukuran tumbuh dan kembang siswa/siswi SMA Darul Ulum
1 Peterongan

 Peserta : murid kelas 8 dan 9 MTSn 2 Jombang


 Prioritas masalah : status gizi murid
 Intervensi : edukasi mengenai gizi seimbang sesuai kebutuhan dari nilai
IMT

Pelaksanaan : Pelaksanaan screening UKS untuk murid dilakukan di lingkungan


UKS dilaksanakan mulai pukul 08.00-11.00 WIB Peserta yang hadir kurang lebih
berjumlah 50-100 murid dari kelas 8 dan 9 SMA Darul Ulum 1 Peterongan. kegiatan
yang dilakukan berupa Pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan, dan
penilaian status gizi. Kemudian hasil dari pemeriksaan akan disampaikan kepada
kepala sekolah yang nantinya akan ditindak lanjuti lebih dalam, sehingga Kesehatan
murid dapat terpantau.

 Monitoring dan evaluasi

-Pelaksanaan screening UKS DI SMA Darul Ulum 1 Peterongan berjalan tertib dan
lancar.

-semua murid tampak antusias dalam kegiatan screening gizi dan pemeriksaan lainnya
yang dilakukan oleh dokter dan tim UKS
-kegiatan UKS sudah terlaksana namun masih ada beberapa program yang belum
terlaksa dengan adanya beberapa kendala yang sudah disampaikan oleh pihak sekolah
dengam pemantauan pemegang program UKS, hal ini tentu bisa menjadi hal yang
bisa dievaluasi mengenai program yang belum tercapai target kegiatannya.
 Judul : Taman Pemulihan Gizi (TPG) di Balai Desa Peterongan
 Latar belakang :
 Taman Pemulihan Gizi (TPG) merupakan program inovasi sebagai upaya terobosan dari
Pemerintah Kabupaten Jombang dan masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi,9
dimana TPG adalah program yang identik dengan Pos Pemulihan Gizi berbasis masyarakat
(Community Feeding Center/ CFC) dengan menerapkan pendekatan Positif Deviance (PD).
Taman Pemulihan Gizi di Kabupaten Jombang khususnya berfokus dalam menangani balita
gizi buruk dan gizi kurang dengan menggunakan kriteria BB/U tanpa disertai dengan
penyakit dan komplikasi lain yang ditemukan saat penimbangan di Posyandu.
Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan dimulai sejak dalam kandungan (janin),
bayi, anak, dewasa dan lanjut usia. Periode dua tahun pertama kehidupan balita merupakan
masa kritis dalam proses tumbuh kembangnya. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini
cenderung bersifat permanen walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
Masalah kekurangan gizi secara langsung maupun tidak langsung dapat berakibat
menurunnya tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak
serta dapat menurunkan produktifitas di masa selanjutnya. Beberapa program untuk
menanggulangi masalah gizi, baik yang diarahkan dari pusat maupun program inovasi lokal
terus dilakukan antara lain dalam bentuk revilatilasasi posyandu, stimulasi deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang bagi balita yang dilakukan di posyandu dan bekerjasama
dengan sekolah, kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) bagi keluarga yang mempunyai anak
balita dengan memberikan penyuluhan dan melakukan pendampingan, pemberian makanan
tambahan (PMT) dan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi balita kurang gizi
dan pemberdayaan masyarakat melalui keluarga sadar gizi (Kadarzi).
 Permasalahan : Survey pendahuluan menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan kader
terkait TPG sehingga kader kurang aktif, sikap cenderung positif tetapi partisipasi masyarakat
masih kurang, dukungan dari keluarga sebagian besar hanya mengingatkan saja, tidak ada
anggaran lebih dari desa, supervisi dari puskesmas belum rutin. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisa bagaimana pelaksanaan TPG yang ditinjau dari variabel pengetahuan, sikap,
persepsi tentang supervisi, ketersediaan sumber daya dan dukungan serta dari aspek
pelaksana maupun pembina.
 Perencanaan dan pemilihan intervensi :
 Hari/tanggal : Jumat, 25 Februari 2022
 Lokasi : Balai desa Peterongan
 Metode : pengukuran tumbuh dan kembang balita yang hadir
 Peserta : peserta posyandu balita
 Prioritas masalah : status gizi balita
 Intervensi : menangani balita gizi buruk dan gizi kurang dengan menggunakan
kriteria BB/U tanpa disertai dengan penyakit dan komplikasi lain yang
ditemukan saat penimbangan di Posyandu

 Pelaksanaan : TPG dilaksanakan di Balai desa Petrongan hari Jumat 25


Februari 2022 dengan peserta sekitar 15-20 ibu-ibu dengan balita yang
kekurangan gizi hasil dari screening di Puskesmas dan Posyandu yang
sudah dilaksanakan sebelumnya. Pada kegiatan ini dilakukan screening
status gizi, penyuluhan mengenai tumbuh kembang anak sesuai usia, dan
konseling mengenai gizi yang dilakukan oleh pemegang program,
konsultan gizi dari puskesmas dan dokter internship serta setelahnya
diberikan games dan sesi tanya jawab mengenai penyuluhan dan edukasi
yang telah diberikan. Sebelum pulang, ibu-ibu dan balitaya diberikan
bekal makanan sehat dan bergizi.

 Monitoring dan evaluasi

- TPG dilaksanakan di Balai desa Petrongan berjalan lancar sesuai rundown


-ibu dan balitanya nampak antusias mengikuti kegiatan-kegiatan di TPG dan
menyimak dengan seksama penyuluhan yang diberikan
-ibu-ibu berkenan memberikan pengalaman masing-masing untuk sharing kepada
teman yang lain untuk berbagi ilmunya
-kegiatan penyuluhan sudah berjalan baik dengan adanya sarana seeorti leaflet dn
flyer serta buku yang dapat menjadi penunjang penyuluhan
 Judul : Screening Gizi di Posyandu Balita Anggrek 2 Dusun Pesantren Desa
Peterongan

Latar belakang : Posyandu adalah jenis pelayanan kepada anak berupa


penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak. Manfaat Posyandu ialah
memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, dan
penanggulangan diare.
1. Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu.
Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan
mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan
yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status
pertumbuhan balita, apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya untuk
pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau pekembangan balita dengan
melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke bulan. Pada KMS dapat
diketahui status pertumbuhan anaknya.
2. Imunisasi 
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. 
Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah 
- BCG untuk mencegah penyakit TBC.
- DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus.
- Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
- Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
3. Peningkatan Gizi 
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat tepat
untuk meningkatkan gizi balita. Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan
oleh kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI,
Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita.
4. Penanggulangan diare 
Penyediaan oralit di posyandu. Melakukan rujukan pada penderita diare yang
menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. Memberikan penyuluhan penggulangan
diare oleh kader posyandu.

 Permasalahan : Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga


pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif
masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga
dapat meningkatkan status gizi balita, dengan ditemukannya kasus balita dengan gizi
kurang, kurangnya kesadaran akan pemberian ASI eksklusif, pemantauan status
gizi balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare
pada balita

 Perencanaan dan pemilihan intervensi :

 Hari/tanggal : Jumat, 04 Februari 2022


 Lokasi : Posyandu Anggrek 2 Dusun Pesantren Desa Peterongan
 Metode : screening dan konseling
 Peserta : Ibu dan balita di Dusun Pesantren Desa Peterongan,
 Prioritas masalah : masalah gizi balita, pemberian ASI dan MPASI, dan
masalah-masalah kesehatan pada balita.
 Intervensi : dilakukan anamnesis, pemeriksaan, dan kie serta pemberian
makanan tambahan yang sehat dan bergizi secara gratis bagi yang datang
ke posyandu

Pelaksanaan : Posyandu Balita Anggrek 2 Dusun Pesantren Desa Peterongan


dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai kurang lebih 3 jam dengan cakupan target
sekitar 20-30 balita yang hadir. Jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk
balita mencakup penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar
kepala anak, evaluasi tumbuh kembang, serta penyuluhan dan konseling tumbuh
kembang. Pemberian vitanin A dosis tinggi pada bulan Februari dan Agustus. Akibat
dari kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit. Hasil pemeriksaan tersebut kemudian dicatat di dalam buku KIA (kesehatan
ibu dan anak) atau KMS (kartu menuju sehat). Pemeliharaan kesehatan ibu di
posyandu, Pemeriksaan kehamilandan nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui
pemberian vitamin dan pil penambah darah. Setelah dilakukan semua penimbangan
dan pengukuran sebelum pulang ibu dan balitanya mendapatkan makanan dan
minuman yang sehat dan bergizi serta diberikan doorprize berupa hadiah hal ini
dilakukan untuk menarik antusiasme ibu agar tertarik dating setiap bulan pada
kunjungan selanjutnya.

 Monitoring dan evaluasi


 -pelaksanaan posyandu balita Anggrek 2 Dusun Pesantren Desa Peterongan berjalan
lancer dan tertib sesuai protocol Kesehatan.
 -terlihat pada kegiatan posyandu menjadi sarana bagi para ibu untuk menambah
pengetahuan dan berbagi pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak, baik dengan
dokter, bidan dan kader maupun dengan peserta posyandu lainnya. Dengan
pengetahuan yang baik, diharapkan kualitas kesehatan ibu dan anak dapat meningkat.
 -pada pelaksaan posyandu ditemukan beberapa balita dengan gizi kurang sehingga
petugas Kesehatan merujuk anak ke puskesmas atau fasilitas kesehatan jika anak
mengalami sakit demam, batuk, pilek, dan diare, serta saat berat badan anak berada di
bawah garis merah.
 -Kegiatan dan manfaat posyandu bisa semakin dirasakan jika diikuti secara rutin.
 Hari/tanggal : Selasa, 19 Maret 2022
 Lokasi : Ds. Kepuh Kembeng
 Metode : vaksinasi untuk warga Ds Kepuh Kembeng
 Peserta : warga Ds Kepuh Kembeng
 Prioritas masalah : Masih banyak masyarakat yang ragu dan takut untuk
melakukan vaksinasi COVID-19 karena menerima informasi yang salah tentang
vaksin.
 Intervensi : menyuntik vaksin COVID-19

Vaksinasi covid dilakukan di MIN Kalangan yang diikuti kurang lebih 55 siswa ataupun guru-guru
yang ingin vaksinasi lanjutan. Sebelumnya dilakukan skrining dengan ceklist yang sudah diberikan,
jika lolos skrining dilakukan vaksinasi dan dievaluasi selama 15 menit. Apabila tidak terjadi reaksi
apapun bisa meninggalkan tempat atau pulang.

Anda mungkin juga menyukai