Latar belakang
Permasalahan
Perencanaan dan pemilihan intervensi
Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi
Judul : Penyuluhan Gizi Seimbang pada program UKS di Sekolah Dasar Negri
Tugusumberjo
Latar belakang :
Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah
untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah.
UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam pengertian lain, UKS
adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada
peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik
sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak
sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi
yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh
seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan dan
minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila
tidak melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar
gula darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Makan pagi pada
sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Konsumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan
makanan untuk makan pagi yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan menu yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan
pagi dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.
Permasalahan :
Masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus dan kegemukan.
Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih pendek 12,5 cm dan
perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif, gangguan sistem
metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit degeneratif
(Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas). Tingginya aktivitas fisik dan aktivitas
otak ditambah lagi dengan masa pertumbuhan yang sedang terjadi, harus dibarengi oleh
konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja terjadi peningkatan nafsu
makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang tidak boleh dimakan, selama
makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan. Jika diibaratkan tubuh kita ini
seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan mensuplai energy ke baterai
tubuh yang dikenal dengan kalori.
Pelaksanaan :
-semua murid tampak antusias dalam penerimaan materi yang disajikan dengan
adanya sesi tanya-jawab yang membuat murid leluasa menyampaikan pertanyaan dan
ketidak pahamannya mengenai materi/pengalaman pribadi yang bisa didiskusikan
dengan dokter pemateri maupun temannya
-tidak adanya microfon dan soundsystem dalam pelaksanaan penyuluhan verbal manual
tanpa pengeras suara disini pemateri lumayan payah karena harus menyampaikan
materi dengan uara sedikit lantang ditujukn agar seluruh murid dapat mendengar dan
memahami isi materi penyuluhan
-alat peraga tidak ada sehingga terkadang murid terlihat sedikit kebingungan karena
kurang memahami maksud penyampaian materi, hal ini bisa dibuat pelajaran sebagai
pemateri untuk menggunkan Bahasa yang mudah dipahami oleh penerima informasi
Judul : Screening UKS di MTSn 2 Jombang
Latar belakang : Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang
dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam
pengertian lain, UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak
sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi
yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh
seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan dan
minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila
tidak melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar
gula darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Makan pagi pada
sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Konsumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan
makanan untuk makan pagi yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan menu yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan
pagi dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.
Permasalahan : Masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus
dan kegemukan. Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih
pendek 12,5 cm dan perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif,
gangguan sistem metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko
penyakit degeneratif (Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas). Tingginya
aktivitas fisik dan aktivitas otak ditambah lagi dengan masa pertumbuhan yang sedang
terjadi, harus dibarengi oleh konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja
terjadi peningkatan nafsu makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang
tidak boleh dimakan, selama makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan.
Jika diibaratkan tubuh kita ini seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan
mensuplai energy ke baterai tubuh yang dikenal dengan kalori.
Data Global School Health Survey (GSHS) 2015 menunjukan bahwa anak usia sekolah
22,2 % pernah merokok, 11,6 % saat ini masih merokok, 4,4% pernah mengonsumsi
alkohol. Hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu meningkatnya
kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
-Pelaksanaan screening UKS DI UKS MTSn 2 Jombang berjalan tertib dan lancar.
-semua murid tampak antusias dalam kegiatan screening gizi dan pemeriksaan lainnya
yang dilakukan oleh dokter dan tim UKS
-kegiatan UKS sudah terlaksana dengan baik dengam pemantauan pemegang program
UKS, seperti berikut :
Pembinaan UKS.
Pembinaan dokter kecil.
Pembinaan Kader Kesehatan Remaja.
Penjaringan berkala peserta didik.
Pemeriksaan berkala peserta didik.
Judul : Screening UKS di SMA Darul Ulum 1 Peterongan
Latar belakang : Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang
dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan
lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu sekolah. Dalam
pengertian lain, UKS adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh
(komprehensif) dan terpadu (integrative). Untuk optimalisasi program UKS perlu
ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek.
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari dianjurkan agar anak makan secara
teratur 3 kali sehari dimulai dengan sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan
malam. Untuk menghindarkan/mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak
sehat dan tidak bergizi dianjurkan agar selalu makan bersama keluarga. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40% anak sekolah tidak makan pagi. Akibatnya jumlah energi
yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada tubuh
seseorang yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak melakukan kegiatan makan dan
minum (puasa) kadar gula darah berada pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila
tidak melakukan kegiatan makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar
gula darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Makan pagi pada
sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00 yaitu sebelum terjadi
hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Konsumsi ikan, telur dan susu bagi
kelompok usia 6-19 tahun sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan
makanan untuk makan pagi yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan
dipertimbangkan menu yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan
pagi dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.
Permasalahan : Masalah gizi pada remaja biasa seperti anemia, stunting, remaja kurus
dan kegemukan. Dibandingkan dengan standar WHO, anak laki-laki Indonesia lebih
pendek 12,5 cm dan perempuan 9,8 cm. Berdampak terhadap penurunan fungsi kognitif,
gangguan sistem metabolisme tubuh, menurunnya kekebalan tubuh, meningkatkan risiko
penyakit degeneratif (Diabetes, hipertensi penyakit jantung dan obesitas). Tingginya
aktivitas fisik dan aktivitas otak ditambah lagi dengan masa pertumbuhan yang sedang
terjadi, harus dibarengi oleh konsumsi makanan yang cukup. Sering kali, pada usia remaja
terjadi peningkatan nafsu makan yang besar. Namun, sebetulnya tidak ada makanan yang
tidak boleh dimakan, selama makanan itu memang sehat dan bergizi serta tidak berlebihan.
Jika diibaratkan tubuh kita ini seperti gadget, asupan makanan adalah chargernya yang akan
mensuplai energy ke baterai tubuh yang dikenal dengan kalori.
Data Global School Health Survey (GSHS) 2015 menunjukan bahwa anak usia sekolah
22,2 % pernah merokok, 11,6 % saat ini masih merokok, 4,4% pernah mengonsumsi
alkohol. Hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu meningkatnya
kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
-Pelaksanaan screening UKS DI SMA Darul Ulum 1 Peterongan berjalan tertib dan
lancar.
-semua murid tampak antusias dalam kegiatan screening gizi dan pemeriksaan lainnya
yang dilakukan oleh dokter dan tim UKS
-kegiatan UKS sudah terlaksana namun masih ada beberapa program yang belum
terlaksa dengan adanya beberapa kendala yang sudah disampaikan oleh pihak sekolah
dengam pemantauan pemegang program UKS, hal ini tentu bisa menjadi hal yang
bisa dievaluasi mengenai program yang belum tercapai target kegiatannya.
Judul : Taman Pemulihan Gizi (TPG) di Balai Desa Peterongan
Latar belakang :
Taman Pemulihan Gizi (TPG) merupakan program inovasi sebagai upaya terobosan dari
Pemerintah Kabupaten Jombang dan masyarakat dalam penanggulangan masalah gizi,9
dimana TPG adalah program yang identik dengan Pos Pemulihan Gizi berbasis masyarakat
(Community Feeding Center/ CFC) dengan menerapkan pendekatan Positif Deviance (PD).
Taman Pemulihan Gizi di Kabupaten Jombang khususnya berfokus dalam menangani balita
gizi buruk dan gizi kurang dengan menggunakan kriteria BB/U tanpa disertai dengan
penyakit dan komplikasi lain yang ditemukan saat penimbangan di Posyandu.
Masalah gizi terjadi pada setiap siklus kehidupan dimulai sejak dalam kandungan (janin),
bayi, anak, dewasa dan lanjut usia. Periode dua tahun pertama kehidupan balita merupakan
masa kritis dalam proses tumbuh kembangnya. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini
cenderung bersifat permanen walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi.
Masalah kekurangan gizi secara langsung maupun tidak langsung dapat berakibat
menurunnya tingkat kecerdasan anak, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak
serta dapat menurunkan produktifitas di masa selanjutnya. Beberapa program untuk
menanggulangi masalah gizi, baik yang diarahkan dari pusat maupun program inovasi lokal
terus dilakukan antara lain dalam bentuk revilatilasasi posyandu, stimulasi deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang bagi balita yang dilakukan di posyandu dan bekerjasama
dengan sekolah, kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) bagi keluarga yang mempunyai anak
balita dengan memberikan penyuluhan dan melakukan pendampingan, pemberian makanan
tambahan (PMT) dan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi balita kurang gizi
dan pemberdayaan masyarakat melalui keluarga sadar gizi (Kadarzi).
Permasalahan : Survey pendahuluan menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan kader
terkait TPG sehingga kader kurang aktif, sikap cenderung positif tetapi partisipasi masyarakat
masih kurang, dukungan dari keluarga sebagian besar hanya mengingatkan saja, tidak ada
anggaran lebih dari desa, supervisi dari puskesmas belum rutin. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisa bagaimana pelaksanaan TPG yang ditinjau dari variabel pengetahuan, sikap,
persepsi tentang supervisi, ketersediaan sumber daya dan dukungan serta dari aspek
pelaksana maupun pembina.
Perencanaan dan pemilihan intervensi :
Hari/tanggal : Jumat, 25 Februari 2022
Lokasi : Balai desa Peterongan
Metode : pengukuran tumbuh dan kembang balita yang hadir
Peserta : peserta posyandu balita
Prioritas masalah : status gizi balita
Intervensi : menangani balita gizi buruk dan gizi kurang dengan menggunakan
kriteria BB/U tanpa disertai dengan penyakit dan komplikasi lain yang
ditemukan saat penimbangan di Posyandu
Vaksinasi covid dilakukan di MIN Kalangan yang diikuti kurang lebih 55 siswa ataupun guru-guru
yang ingin vaksinasi lanjutan. Sebelumnya dilakukan skrining dengan ceklist yang sudah diberikan,
jika lolos skrining dilakukan vaksinasi dan dievaluasi selama 15 menit. Apabila tidak terjadi reaksi
apapun bisa meninggalkan tempat atau pulang.