Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Asupan Makanan......

(Muhammad Abdul) 1

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI


PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN

Oleh: Muhammad Abdul Karim, Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi/Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
Email abdul.kariem0017@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara asupan makanan, aktivitas
fisik dengan status gizi peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 Sleman tahun ajaran
2016/2107. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan teknik pengambilan
datanya menggunakan formulir food recall 24 hours, Activity recall 24 hours dan IMT/U.
Subjek penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VII SMP N 5 Sleman yang berjumlah 60
responden, yang terdiri dari 24 laki-laki dan 36 perempuan. Teknik analisis data
menggunakan analisis Product Moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa asupan gizi
memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap status gizi dengan koefisien korelasi
sebesar 0,359 yang memiliki interpretasi nilai korelasi rendah dengan tingkat signifikansi
0,005 < 0,05. Begitu juga aktivitas fisik memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap
status gizi dengan koefisien korelasi sebesar 0,26 yang memiliki interpretasi nilai korelasi
rendah dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 5 Sleman.

Kata kunci: asupan makanan, aktifitas fisik dan status gizi

ABSTRACT

This research aimed is to determine the relationship of food assumption, physical activity
with nutritional status of VII Grade student in SMP Negeri 5 Sleman in academic year
2016/2017. This research is correlational research with with removal technique of data using
a questionnaire of food recall 24 hours, activity recall 24 hours and IMT/U. The subject of
this research is a half of VII Grade Student in SMP Negeri 5 Sleman regency totalling 60
respondents, with consist of 24 men and 36 women. The data analysis technique used is the
analysis product moment. The result of this study indicate that food assumption has a positive
and significant relationship to nutritional status with a correlation coeficient of 0,359, it has
interpretation correlation value is low with significant level of 0,005 < 0,05. Than physical
activity has a positive and significant relationship to nutritional status with a correlation
coeficient of 0,26, it has interpretation correlation value is low with significant level of 0,045
< 0,05 of VII grade student in SMP Negeri 5 Sleman.

Key words: food assumption, physical activity and nutrition status


Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 2

PENDAHULUAN olahraga tersebut yang aktif dalam


Manusia memerlukan zat gizi pembelajaran, siswa yang lain hanya
untuk hidup, tumbuh, berkembang, menonton dan duduk di bawah pohon
bergerak dan memelihara kesehatan. dapat dikarenakan pembelajaran yang
Kebutuhan zat gizi tidak sama bagi semua diajarkan oleh guru kurang menarik.
orang, tetapi tergantung pada banyak hal Pada masa pertumbuhan,
antara lain umur, kelamin, dan pekerjaan. perkembangan dan untuk mempertahankan
Sutarto (1980: 17) mengemukakan bahwa kelangsungan hidupnya, tubuh manusia
keadaan yang sempurna akan kita peroleh memerlukan substansi kimia yang disebut
apabila tubuh mendapat semua zat-zat gizi zat gizi. Zat gizi atau disebut nutrien
dalam jumlah yang cukup sesuai dengan adalah setiap zat yang dicerna, diserap dan
kebutuhan dan dalam perbandingan yang digunakan untuk mendorong kelangsungan
seimbang. Artinya, di dalam menu atau faal tubuh. Beberapa zat gizi dapat dibuat
susunan hidangan sehari-hari mengandung oleh tubuh sendiri dan sebagian besar
semua zat-zat gizi yang diperlukan oleh lainnya harus diperoleh dari makanan yang
tubuh dalam jumlah yang memenuhi dikonsumsi sehari–hari. Zat gizi yang
kebutuhan dan tiap-tiap zat gizi dalam diperlukan tubuh terdiri dari (1)
perbandingan yang sesuai atau seimbang karbohidrat, (2) protein, (3) lemak, (4)
satu dengan yang lainnya. vitamin, (5) mineral dan (6) air.
Kemajuan teknologi modern saat Berdasarkan fungsinya, tubuh manusia
ini berdampak positif dan negatif terhadap memerlukan zat gizi untuk memperoleh
kehidupan. Dilihat dari dampak positif energi guna melakukan kegiatan fisik
banyak kegiatan menjadi lebih efektif dan sehari-hari atau sebagai zat tenaga, untuk
efisien, sedangkan dari dampak negatif proses tumbuh kembang pada anak,
orang menjadi lebih malas dalam penggantian jaringan tubuh yang rusak
melakukan aktifitas. Sebagai contoh atau sebagai zat pembangun, serta untuk
adalah penggunaan lift yang dapat mengatur semua fungsi tubuh dan
menyebabkan orang malas untuk naik melindungi tubuh dari penyakit atau
tangga, penggunaan telepon genggam yang sebagai zat pengatur. Karbohidrat dan
dapat menyebabkan orang malas bergerak lemak berfungsi sebagai zat tenaga, protein
untuk bersosialisasi secara langsung dan berfungsi sebagai zat pembangun
masih banyak lagi contoh lain yang sedangkan vitamin dan mineral berfungsi
menggambarkan kemajuan teknologi yang sebagai zat pengatur (Auliana, 1999: 1).
kurang baik terhadap aktivitas fisik. Kebiasaan jajan pada siswa kelas
Hasil observasi bentuk tubuh VII banyak dilakukan terutama pada
peserta didik kelas VII SMP Negeri 5 kalangan anak-anak. Kondisi ini semakin
Sleman memiliki badan yang tidak setara berbahaya mengingat anak-anak
yaitu terdapat beberapa siswa yang merupakan aset yang berharga bagi
memiliki tinggi badan tinggi, banyak siswa bangsa. Sekarang ini anak sudah terbiasa
memiliki tinggi badan pendek yang jajan seperti bakso, siomay, cireng dan
mayoritas pada siswa laki-laki, dan lain-lain. Ini salah satunya karena orang
mayoritas memiliki badan normal. Peserta tua membekali anak dengan uang saku dan
didik yang memiliki badan gemuk tidak memberi bekal makanan sehat dari
mayoritas terlihat pada siswi perempuan rumah. Oleh karena itu sangat penting bagi
dari pada siswa laki-lakinya. Proses anak untuk mengetahui jajanan yang layak
pembelajaran pendidikan jasmani dikonsumsi dan yang tidak layak
berlangsung peserta didik terutama pada dikonsumsi terutama pada lingkungan
siswi perempuan hanya melakukan sekolah.
aktivitas yang digemari saja, hanya Kebutuhan gizi agar menghasilkan
beberapa siswa yang gemar dengan energi yang digunakan dalam melakukan
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 3

aktivitas sehari-hari yaitu dengan seimbang. Pada anak usia 12-15 tahun atau
mempertimbangkan kandungan zat gizi pada jenjang SMP sedang mengalami
pada makanan yang di konsumsi. Makanan masa pubertas. Siswa juga mengalami fase
merupakan sumber gizi yang dibutuhkan pertumbuhan yang sangat pesat sehingga
oleh tubuh. Berdasarkan waktunya makan menyebabkan ketidaksetabilan hormon.
pokok terbagi menjadi tiga waktu, yaitu Kebutuhan gizi yang terpenuhi akan
makan pagi, siang, dan malam. Makan berdampak pada aktivitas yang dilakukan.
pagi/sarapan adalah suatu kegiatan yang Gizi merupakan salah satu faktor yang
penting sebelum melakukan aktivitas fisik sangat penting dalam meningkatkan
pada hari itu. Sarapan sehat mengandung kesegaran jasmani, keadaan gizi dikatakan
unsur empat sehat lima sempurna. Ini baik atau normal apabila terdapat
berarti benar-benar telah mempersiapkan keseimbangan antara kebutuhan hidup
diri untuk menghadapi segala aktivitas terhadap zat-zat gizi dengan makanan yang
dengan amunisi yang lengkap (Khomsan, dikonsumsi, Gizi diperoleh melalui
2010: 103). Makan pagi (sarapan) makanan kemudian dari makanan tersebut
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada akan dihasilkan energi. Energi yang
pagi hari saja dengan pemenuhan asupan dihasilkan harus sesuai dengan energi yang
zat gizi 15-30% dari kebutuhan sehari-hari yang dikeluarkan agar dapat seimbang
yaitu 450-500 kalori dan 8-9 gram protein. dalam melakukan aktivitas.
Pada makan siang dilakukan pada tengah SMP Negeri 5 Sleman belum
hari (beberapa jam setelah sarapan) hal ini pernah diadakan pengukuran kebutuhan
dapat mengembalikan energi pada tubuh asupan gizi dan aktivitas sehari-hari pada
dan menaikan kembali kadar gula darah peserta didik terutama kepada siswa kelas
ketika fokus dan konsentrasi mulai VII. Padahal pengukuran ini sangatlah
menurun. Makan siang memberikan penting untuk mencapai kebugaran
sumbangan asupan energi sekitar 1/3 jasmani siswa setiap harinya. Siswa
hingga 1/2 dari asupan gizi anak perhari mengetahui kebutuhan asupan makanan
atau sekitar 680-1000 kalori. Sedangkan yang dimakan maka siswa bisa mengetahui
makan malam hanya memenuhi asupan kebutuhan aktivitas yang akan dilakukan
gizi sekitar 10-15% dari total kandungan sehari-hari agar tetap seimbang.
energi yaitu 2000 kalori perhari sesuai Berdasarkan hal tersebut perlu
dengan AKG. kiranya sekolah mengetahui tentang status
Kebutuhan aktivitas anak sekolah gizi peserta didiknya. Menurut Irianto
setiap harinya melakukan berbagai macam (2006: 3) status gizi adalah ekspresi dari
kegiatan di sekolah dari jam 07.00-15.00 keadaan keseimbangan dalam bentuk
WIB dari beribadah, belajar, berinteraksi, variabel tertentu dan dapat dikatakan
bermain dan lain-lain. Siswa diwajibkan bahwa status gizi merupakan indikator
untuk ikut dalam berbagai kegiatan setelah baik buruknya penyediaan makanan
pulang sekolah yaitu les ataupun berbagai sehari-hari. Status gizi yang baik
estrakulikuler di sekolah seperti permainan diperlukan untuk mempertahankan derajad
pramuka, bola voli, sepak bola,bulu kebugaran dan kesehatan, membantu
tangkis dan lain-lain. Melakukan berbagai pertumbuhan bagi anak, serta memperoleh
kegiatan tersebut agar berjalan dengan prestasi yang prima bagi olahragawan.
baik, kebutuhan aktivitas siswa harus Berdasarkan uraian di atas, maka
seimbang dengan kebutuhan asupan peneliti tertarik untuk melakukan
makanan agar tetap memperoleh penelitian tentang Hubungan Asupan
kebugaran jasmani yang prima. Makanan, Aktivitas fisik dengan Status
Tumbuh kembangnya anak usia Gizi Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri
sekolah yang optimal tergantung pada 5 Sleman.
pemberian nutrisi yang cukup dan
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 4

METODE PENELITIAN persen dengan rata-rata jumlah peserta


didik di setiap kelasnya yaitu 30 siswa. 50
Desain Penelitian persen dari setiap kelas yang berjumlah 30
Penelitian ini merupakan penelitian siswa adalah 15 siswa dari jumlah
yang bersifat korelasional. penelitian keseluruhan siswa adalah 122 siswa. Jadi,
korelasi bertujuan untuk menemukan ada jumlah keseluruhan setiap kelas diambil 15
tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa siswa dikalikan 4 kelas yaitu 60 siswa.
eratnya hubungan serta berarti atau tidak Siswa yang diambil sebanyak 60 siswa
hubungan tersebut. Metode yang dengan 24 siswa laki-laki dan 36 siswa
digunakan adalah metode survey dengan perempuan dengan menggunakan kriteria
menggunakan teknik pengumpulan data ranking 1 sampai 15 di setiap kelasnya.
menggunakan food recall 24 hours yaitu
dengan mencatat makanan yang Prosedur
dikonsumsi serta aktivitas yang dilakukan Penelitian ini menggunakan
selama 24 jam dan dihubungkan dengan instrumen Food Recall 24 hours, aktivity
status gizi sehingga dapat diketahui recall dan IMT/U yang diisi oleh siswa
hubungan asupan makanan, aktifitas fisik selama 3 hari dalam waktu 10 hari
dengan status gizi peserta didik. pengisian formulir pada hari pertama,
tengah dan akhir. Instrumen ini berisi
Tempat dan Waktu Penelitian tentang identitas siswa, makanan yang
1. Tempat Penelitian dikonsumsi dan aktifitas yang dilakukan
Tempat pelaksanaan penelitian selama satu hari. Instrumen tersebut
dilakukan di SMP Negeri 5 Sleman kemudian dihitung kalori masuk dan kalori
Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman keluarnya untuk mengetahui kecukupan
Yogyakarta. gizinya. Sedangkan status gizi dihitung
2. Waktu Penelitian menggunakan rumus IMT/U dengan
Waktu pelaksanaan penelitian pengukuran tinggi badan dan berat badan
dilaksanakan mulai tanggal 15 Mei 2017 yang kemudian diinterpretasikan dengan
sampai 24 Mei 2017. tabel IMT/U dari Depkes RI.
Populasi dan Sampel Penelitian Teknik Pengumpulan Data
1. Populasi Teknik pengumpulan data dalam penelitian
Sugiyono (2010: 80) menyatakan ini adalah:
bahwa populasi adalah wilayah 1. Food recall 24 hours (Febriani, 2012).
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek Pengumpulan data menggunakan yaitu
yang mempunyai kualitas dan karakterisrik food recall 24 jam yang akan diisi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti selama 10 hari (seminggu) dengan
untuk dipelajari dan kemudian ditarik menulis semua jenis makanan dan
kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini banyaknya makanan sesuai dengan
adalah separuh peserta didik kelas VII yang dimakan responden kemudian
SMP Negeri 5 Sleman yang dilakukan dari data yang sudah diisi reponden
dengan menggunakan teknik sampling data tinggal dikonsultasikan kepada
purposive. tabel DKBM untuk mengetahui kalori
2. Sampel yang dikonsumsi.
Sampel penelitian menggunakan 2. Activity recall (Febriani, 2012).
teknik sampling purposive adalah teknik Pengumpulan data untuk mengetahui
penentuan sampel dengan pertimbangan kebutuhan aktivitas fisik. Dengan
tertentu (Sugiyono, 2010: 85). Sampel mengisi aktivitas sehari-hari dalam
dalam penelitian ini diklasifikasikan satu hari (24) jam dengan mengisi
menurut kelas A,B,C dan D sebanyak 50
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 5

semua kegiatan yang dilakukan mengukur fenomena alam maupun sosial


termasuk olahraga. yang diamati. Menurut Arikunto (2013:
3. Pengukuran status gizi pada peserta 149) instrument adalah alat pada waktu
didik. Teknis yang dilakukan adalah penelitian menggunakan suatu metode.
dengan membagikan angket/quisioner Instrument dan teknik pengumpulan data
kepada responden penelitian yaitu dalam penelitian ini menggunakan angket
peserta didik, kemudian peserta didik dengan bentuk soal pilihan ganda. Angket
akan mengisi/menjawab dari formulir adalah teknik pengumpulan data dengan
yang berisikan identitas diri seperti memberikan beberapa pernyataan tertulis
nama, umur, berat badan dan tinggi kepada responden untuk dijawab dengan
badan. Untuk mengetahui status gizi pilihan jawaban yang sudah tersedia.
maka nanti akan menggunakan IMT 1. Instrumen yang digunakan untuk
berdasarkan umur/usia (IMT/U). untuk mengukur asupan makanan sehari-hari
mengetahui IMT/U maka harus responden menggunakan lembar
terlebih dahulu diketahui SD. Setelah formulir food recall 24 hours. Angket
SD dapat diketahui maka tinggal ini dipergunakan untuk mengungkap
dikonsultasikan kepada tabel IMT/U jenis bahan makanan yang dikonsumsi
untuk mengetahui status gizi. selama satu hari. Penyusunan format
diambil dari teori Supariasa, dkk
𝐼𝑀𝑇/𝑈 (2001: 95) yang telah digunakan dalam
Berat Badan (Kg) penelitian skripsi oleh Karina Febriani
= tahun 2012. Menurut Supariasa (2001:
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Sumber : Depkes RI (2010) 94) prinsip formulir food recall 24
hours, dilakukan dengan mencatat
Hasil dari penghitungan IMT/U jenis dan jumlah bahan makanan yang
akan dicocokan dengan tabel kategori dikonsumsi pada periode 24 jam.
ambang batas status gizi anak. Tabel Penulisan angket agar responden
dapat dilihat di bawah ini: mengingat apa yang dikonsumsi
selama 24 jam, maka perlu diberi
IMT/U penjelasan waktu kegiatan dan angket
tersebut dapat mengungkap berbagai
Indeks Kategori Ambang Batas
Status Gizi
data sebagai berikut:
Indeks Sangat < -3 SD a) Identitas responden yang berisi
Massa Kurus nama, jenis kelamin, dan usia.
Tubuh Kurus -3 SD sampai b) Status gizi responden yang berupa
menurut dengan < -2 SD tinggi badan dan berat badan.
Umur Normal - 2 SD sampai
(IMT/U)
c) Catatan makanan yang
dengan 1 SD
Umur 5-18 Gemuk > 1 SD sampai dikonsumsi yang berisi:
Tahun dengan 2 SD 1) Nama hari dan jam
Obesitas > 2 SD 2) Nama makanan yang dikonsumsi
(Sumber: Depkes RI 2010) 3) Jenis bahan makanan
4) Jumlah makanan
Instrumen Penelitian 2. Instrumen yang digunakan untuk
Sugiyono (2013: 102) mengukur kebutuhan aktivitas sehari-
mengemukakan bahwa penelitian pada hari responden menggunakan lembar
dasarnya melakukan pengukuran terhadap formulir Activity recall yang telah
fenomena sosial maupun alam, karena digunakan dalam penelitian skripsi
melakukan pengukuran, maka harus ada oleh Karina Febriani tahun 2012.
alat ukur yang baik. Instrumen penelitian Formulir activity recall digunakan
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengungkap jenis aktivitas yang
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 6

dilakukan responden dalam 24 jam. Tabel di atas menunjukan bahwa


Penulisan angket agar responden responden berdasarkan jenis kelamin pada
mengingat aktivitas yang dilakukan siswa kelas VII SMP N 1 Sempor adalah
selama 24 jam, maka perlu diberi laki-laki sebanyak 24 orang (40%) dan
penjelasan waktu kegiatan, jenis perempuan sebanyak 36 orang (60%).
aktivitas yang dilakukan dan durasi
pelaksanaan aktivitas. Responden Berdasarkan Umur
3. Untuk mengetahui keadaan status gizi Umur Frekuensi Persentase
responden didapat dengan menghitung (tahun) (orang) (%)
IMT berdasarkan umur/usia dengan 12 13 21,67
mengambil sumber Depkes 2010. 13 39 65
14 8 13,3
Teknik Analisis Data Total 60 100
Teknik analisis yang digunakan
pada penelitian ini adalah Uji Pearson Tabel di atas menunjukkan bahwa
product moment data dari food recall 24 siswa kelas VII SMP Negeri 5 Sleman
hours yang telah diisi oleh responden yang berumur 12 tahun yaitu sebanyak 13
selanjutnya akan dianalisis. Menghitung orang (21,67%), 13 tahun sebanyak 39
jumlah kalori asupan makanan (calory orang (65%) dan 14 tahun sebanyak 8
intake) berdasarkan tabel DKBM yang orang (13,3%). Mayoritas responden
kemudian dihitung untuk diketahui berdasarkan umur pada siswa kelas VII
konsumsi kalori perhari. Mengetahui SMP N 5 Sleman adalah berumur 13 tahun
asupan makanan sehari-hari dari yaitu sebanyak 39 orang (65%).
perhitungan jumlah kalori yang nantinya Berdasarkan tabel 16 dapat digambarkan
akan dibandingkan dengan tabel AKG. pada histogram sebagai berikut:
Maka, dari data tersebut akan diperoleh
hasil apakah sudah tercukupi kebutuhan Analisis Data Penelitian
gizi perhari responden. Selanjutnya, Berdasarkan variabel asupan gizi,
menghitung kebutuhan kalori aktivitas aktivitas fisik dan status gizi pada siswa
fisik sehari-hari (calory expenditure). kelas VII SMP N 5 Sleman yang diolah
Calory intake dan calory expenditure dengan menggunakan program SPSS 22,
sudah diketahui selanjutnya yaitu mencari diperoleh hasil statistik deskriptif sebagai
status gizi. Status gizi responden dapat berikut:
diketahui dengan ditentukannya IMT/U
yang sebelumnya menghitung IMT dengan Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
rumus yang sudah disajikan. Hasil dari
Std.
perhitungan IMT/U sudah diketahui Deviati
selanjutnya hasil disesuaikan dengan tabel N Minimum Maximum Mean on
Asupan_ 2101,4 259,08
IMT/U maka akan diketahui status gizi Makanan
60 1588,80 2660,65
591 583
responden. Aktivitas_
60 1509,09 2531,98
1957,9 234,06
fisik 876 280
Status_G 18,407 2,3540
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60 13,33 24,06
izi 0 9
Valid N
60
(listwise)
Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Frekuensi Persentase
kelamin (orang) (%)
Laki-laki 24 40
Perempuan 36 60
Total 60 100
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 7

Variabel Asupan Makanan Variabel Status Gizi


Distribusi Nilai Asupan Makanan Distribusi Nilai Status Gizi
Frekuensi Persentase Klasifikasi Frekuensi Persentase
Klasifikasi
(orang) (%) (orang) (%)
Kurang
(< 1842)
11 18,33 Kurus 5 8,33
Sedang Normal 52 86,67
(1842 sampai 41 68,33 Gemuk 3 5
dengan 2361) Total 60 100
Tinggi
8 13,33
(>2361)
Total 60 100 Tabel tersebut menunjukkan bahwa
8,33% berada dalam kategori kurang
Tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan jumlah frekuensi 5 siswa, 86,67%
18,33% berada dalam kategori kurang berada dalam kategori sedang dengan
dengan jumlah frekuensi 11 siswa, 68,33% jumlah frekuensi 52 siswa, dan 5% berada
berada dalam kategori sedang dengan dalam kategori tinggi dengan jumlah
jumlah frekuensi 41 siswa, dan 13,33% frekuensi 3 siswa. Jadi dapat disimpulkan
berada dalam kategori tinggi dengan bahwa sebagian besar (86,67%) status gizi
jumlah frekuensi 8 siswa. Jadi dapat siswa kelas VII SMP Negeri 5 Sleman
disimpulkan bahwa sebagian besar berada dalam kategori normal.
(68,33%) asupan makanan sehari-hari Sedangkan, hasil analisis uji korelasi
siswa kelas VII SMP N 5 Sleman berada hubungan antara asupan makanan,
dalam kategori sedang. aktivitas dan status gizi menunjukkan
bahwa r hitung asupan makanan pada
Variabel Aktivitas Fisik aktivitas sebesar 0,577 dengan tingkat
Distribusi Nilai Aktivitas Fisik signifikansi 0,000 < 0,05 menunujukkan
Frekuensi Persentase bahwa ada hubungan antara asupan
Klasifikasi makanan dengan aktivitas yang memiliki
(orang) (%)
Kurang
8 13,33 interpretasi nilai korelasi agak rendah
(< 1724) sedangkan asupan makanan pada status
Sedang gizi memiliki r hitung sebesar 0,359
(1724 sampai 43 71,67
dengan 2192) dengan tingkat signifikansi 0,005 < 0,05
Tinggi menunjukkan bahwa terdapat hubungan
9 15
(>2192) juga antara asupan makanan dengan status
Total 60 100 gizi yang memuliki interpretasi nilai
korelasi rendah. Begitu juga aktivitas fisik
Tabel tersebut menunjukkan bahwa memiliki r hitung pada status gizi sebesar
13,33% berada dalam kategori kurang 0,26 dengan tingkat signifikansi 0,045 <
dengan jumlah frekuensi 8 siswa, 71,67% 0,05 menunjukkan bahwa terdapat
berada dalam kategori sedang dengan hubungan antara aktivitas fisik dengan
jumlah frekuensi 43 siswa, dan 15% status gizi yang memiliki interpretasi nilai
berada dalam kategori tinggi dengan korelasi rendah.
jumlah frekuensi 9 siswa. Jadi dapat Nilai koefisien adjusted R2 yang
disimpulkan bahwa sebagian besar dimaksudkan untuk mengetahui presentase
(71,67%) aktivitas siswa kelas VII SMP N besarnya pengaruh variabel bebas secara
5 Sleman berada dalam kategori sedang. besama-sama terhadap variabel dependen
atau untuk menunjukkan seberapa besar
model regresi mampu menjelaskan
variabiltas variabel dependen.
Hasil regresi yang diperoleh pada
pengujian statistik komputer R2 (Koefisien
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 8

Determinasi) sebesar 0,359 artinya seimbang, khususnya oleh guru penjas


variabel status gizi dapat dijelaskan oleh agar siswanya dapat mengetahui dan
variabel asupan gizi sebesar 12,9% menerapkan keperluan gizi yang perlu
sedangkan hasil regresi yang diperoleh dikonsumsi dengan melakukan aktivitas
pada pengujian statistik komputer R2 yang seimbang karena dengan gizi baik
sebesar 0,26 artinya variabel status gizi dan aktivitas yang seimbang akan
juga dapat dijelaskan oleh variabel menambah kualitas kesehatan siswa
aktivitas fisik sebesar 6,8% sedangkan sehingga akan menambah kualitas belajar
sisanya 80,3% dijelaskan oleh faktor lain. siswa.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini memberikan
Simpulan informasi bahwa ada hubungan antara
Berdasarkan hasil analisis data asupan makanan dengan status gizi
hubungan asupan makanan, aktivitas fisik sebesar sebesar 12,9% serta ada hubungan
dengan status gizi pada peserta didik kelas variabel aktivitas fisik dengan status gizi
VII SMP Negeri 5 Sleman maka doperoleh sebesar 6,8% pada siswa kelas VII SMP
kesimpulan bahwa asupan gizi memiliki Negeri 5 Sleman. Hasil tersebut
hubungan positif dan signifikan terhadap menunjukkan status gizi masih
status gizi dengan koefisien korelasi dipengaruhi oleh variabel lain, diharapkan
sebesar 0,359 yang memiliki interpretasi dalam penelitian selanjutnya untuk
nilai korelasi rendah dengan tingkat mengetahui faktor-faktor lain yang
signifikansi 0,005 < 0,05. Begitu juga berhubungan dengan status gizi.
aktivitas fisik memiliki hubungan positif
dan signifikan terhadap status gizi dengan
koefisien korelasi sebesar 0,26 yang DAFTAR PUSTAKA
memiliki interpretasi nilai korelasi rendah
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,045 Arikunto, S. (2010). Prosedur Suatu
< 0,05 pada peserta didik kelas VII SMP Pendekatan Praktik. Jakarta; Rineka
Negeri 5 Sleman. Cipta.

Saran Auliana, R. (1999). Gizi dan Pengolahan


Berdasarkan kesimpulan dari hasil Pangan, Yogyakarta; ADICITRA
penelitian, maka dapat disimpulkan KARYA NUSA.
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru Depkes RI. (1995). Daftar Komposisi Zat
a. Bagi pihak sekolah Gizi Pangan Indonesia.Jakarta:
Pihak sekolah harus mengecek Direktorat Jenderal Pembinaan
keadaan gizi siswanya dan memberikan Kesehatan Masyarakat
pengetahuan tentang gizi yang baik. Agar
siswa dapat memahami dan mengetahui Febriani, K. (2012). Keseimbangan
lebih banyak tentang gizi yang baik, Asupan Gizi Makanan dengan
sehingga siswa mampu mengetahui Aktivitas Atlet Putri Bola Basket PON
kebutuhan gizi yang diperlukan masing- DIY 2012.Skripsi.Yogyakarta :
masing siswa agar dapat diterapkan dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
kehidupan sehari-hari sehingga dapat
membuat prestasi belajar siswanya Irianto, J.P. (2006). Panduan Gizi Lengkap
meningkat. Keluarga dan Olahragawan,
b. Bagi pihak Guru Yogyakarta; C.V ANDI OFFSET.
Guru senantiasa memberikan
pengetahuan tentang gizi baik dan
Hubungan Asupan Makanan......(Muhammad Abdul) 9

Khomsan, A. (2002). Pangan dan Gizi


untuk Kesehatan.Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Bandung: Alfabeta.

Supariasa, I.D.N, dkk. (2001). Penilaian


Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sutarto, A. (1980). Ilmu Gizi. Jakarta: PT.


New Aqua Press.

Anda mungkin juga menyukai