Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KONSENTRASI

BELAJAR SISWA SISWI SMAN 15 BATAM

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH:

YEMIMA CHALEBRINA SIBARANI (17081111006)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN


LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Penelitian

Pengaruh sarapan pagi terhadap konsentrasi belajar Siswa/Siswi SMAN 15 Batam

Diusulkan Oleh:

Yemima Chalebrina Sibarani

17081111006

Menyetujui,
Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Dr. Elisabeth Surbakti, M.Kes Hetti Marlina Pakpahan, M.Kep

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan UDA

Poniyah Simanullang, M.Kes


Abstrak
Makanan yang dikonsumsi dengan sarapan merupakan bahan pangan pertama yang
masuk dalam tubuh, itulah yang melandasi keseimbangan zat gizi dalam sehari.Sarapan juga
dapat mendukung memelihara daya tahan tubuh, terutama dari serangan infeksi karena
kecukupan zat gizi yang sesuai dengan yang dianjurkan untuk tubuh. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa. Menu yang baik untuk
makan pagi sebaiknya mengandung unsur pemberi tenaga, unsur pembangun dan pengatur sel-
sel jaringan tubuh. Secara kuantitatif, makan pagi harus menyuplai karbohidrat (55%-56% ),
protein ( 12%-15% ), lemak (24%-30% ), serta vitamin dan mineral secukupnya.

Dengan demikian makan pagi dapat menopang kebutuhan energi tubuh sepanjang
hari. Hasil pnelitian menunjukkan pengaruh sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa sangat
besar. Karena jika tidak sarapan dapat menyebabkan siswa lemas, mengantuk dan melakukan
kegiatan lain untuk mengalihkan dari rasa lapar. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan
bahwa banyak siswa-siswi SMAN 1 Pamekasan yang memiliki kebiasaan sarapan dan sangat
berpengaruh terhadap konsentrasi dan hasil belajar siswa.

Kata Kunci        : Sarapan, pengaruh, konsentrasi.


BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Kebiasaan makan pagi pada awalnya hanya dilakukan oleh kalangan soaial di Inggris.
Namun lambat laun kebiasaan ini mulai dilakukan oleh semua kalangan karena manfaat yang
mendukung aktifitas yang akan dilakukan.Sampai saat ini sarapan menjadi kegiatan utama dipagi
hari, seperti halnya para pelajar yang akan belajar dan berfikir selama ±7 jam di sekolah. Tentu
dibutuhkan adanya asupan energi dipagi hari untuk menunjang proses berfikir mereka. Sarapan
pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan gula darah
dengan kadar gula darah yang cukup, gairah dan konsentrasi belajar di sekolah bisa lebih baik.
Asupan gizi yang diperoleh dipagi hari  haruslah seimbang karena jika tidak seimbang porsi zat
makanan yang dikonsumsi dipagi hari, maka akan berpengaruh terhadap maksimalnya
konsentrasi belajar siswa. Beberapa zat makanan yang diperlukan oleh tubuh dipagi hari adalah
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral atau yang biasa disebut dengan makanan empat
sehat lima sempurna.

Melewatkan makan pagi akan menyebabkan tubuh kekurangan glukosa (gula darah) dan
hal ini menyebabkan tubuh lemah karena tiadanya suplai energi. Jika hal tersebut terjadi maka
dapat menyebabkan kekosongan lambung selama 10-11 jam karena makanan terakhir yang
masuk ke dalam tubuh adalah makan malam pukul 19.00. Hal tersebut tentunya akan
mengganggu konsentrasi belajar siswa yang lebih memikirkan rasa laparnya daripada fokus
terhadap pelajaran.Fakta tersebut terjadi pada beberapa siswa-siswi SMA Negeri 15 Batam.
Mereka mencuri-curi waktu pergantian jam pelajaran untuk mengatasi rasa laparnya dengan
sekedar memakan makanan ringan.

Para peneliti menyatakan nutrisi yang dikonsumsi dipagi hati haruslah cukup karena
kekurangan kadar makanan dapat mengakibatkan kekurangan tonus jasmani, yang pengaruhnya
dapat merupakan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya.Namun tidak semua
jenis makanan dapat kita konsumsi dipagi hari. Ada jenis makanan yang dapat menimbulkan rasa
ngantuk sehingga dapat mengganggu proses belajar siswa. Hal tersebut yang harus dihindari
sebagai menu sarapan. Tentunya diperlukan adanya pengetahuan siswa mengenai jenis-jenis
makanan yang dapat menyebabkan ngantuk. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan
penelitian ini dengan judul Pengaruh Menu Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Siswi
SMAN 15 Batam.
I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, permasalahan yang akan
dibahas pada karya tulis ini adalah:

1.      Bagaimana perbandingan siswa yang sarapan dan tidak sarapan di SMA Negeri 15 Batam?

2.      Bagaimana pengaruh sarapan dengan konsentrasi belajar siswa?

3.      Bagaimana menu yang sesuai dengan konsentrasi belajar siswa?

I.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1.      Mendeskripsikan siswa yang sarapan sarapan dan tidak sarapan di SMA Negeri 15 Batam.

2.      Mendeskripsikan pengaruh sarapan dengan konsentrasi belajar siswa.

3.      Mendeskripsikan menu yang sesuai dengan konsentrasi belajar siswa.

I.4 Manfaat Penelitian

1.      Bagi Peniliti

a)      Dapat mengetahui pengaruh menu sarapan terhadap konsentrasi belajar siswa di


sekolah.

b)      Dapat mengetahui jumlah siswa yang sarapan dan tidak sarapan di SMA Negeri 15
Batam

c)      Dapat mengetahui pengaruh sarapan terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

2.      Bagi Pembaca

a)      Dapat mengetahui manfaat sarapan sebelum melakukan kegiatan.

b)      Dapat mengetahui menu sarapan yang dapat dikonsumsi dipagi hari.

c)      Dapat mengetahui pengaruh menu sarapan terhadap konsentrasi belajar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Soepardi Soedibyo dan Henry Gunawan dengan
judul Kebiasaan Sarapan di Kalangan Anak Usia Sekolah Dasar di Poliklinik Umum Departemen
Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Penelitian ini membahas bahwa sebagian besar orangtua
menganggap sarapan penting. Proporsi anak yang biasa sarapan lebih dari tiga kali dibanding
yang tidak. Kebiasaan sarapan sebagian besar adalah untuk membantu kecerdasan anak
sedangkan alasan tidak sarapan sebagian besar karena anak tidak mau makan. Pola menu sarapan
terutama adalah nasi dan lauk-pauk, dan secara keseluruhan adalah makanan yang kaya
karbohidrat.

Selanjutnya penelitian sebelumnya dilakukan oleh Herman Fauzi mahasiswa Universitas


Muhammadiyah Malang dengan judul Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Belajar. Pada
penelitian ini dibahas mengenai faktor-faktor belajar yang merupakan peristiwa belajar yang
terjadi pada diri pembelajar, yang dapat diamati dari perbedaan perilaku sebelum dan sesudah
berada di dalam proses belajar. Faktor-faktor belajar itupun dibagi menjadi dua bagian yaitu
faktor intern dan ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam siswa itu
sendiri yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu faktor jasmaniah, faktor kelelahan dan faktor
psikoloi. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
mempengaruhi terhadap belajarnya seperti faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

2.2 Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Batasan
usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun (Ferry Efendi, 2009 : 221). Masa
remaja adalah masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri, dan merupakan periode
yang palin berat (Hurlock, 1993). Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa
transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa, tetapi tidak lagi meiliki
status anak-anak (Melati Hutabarat, 2010 : 6) Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia
berada di antara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif,
biologis, dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke waktu memang berubah
sesuai perkembangan zaman (Ferry Efendi, 2009 : 221).

Masa remaja (adolesence) sering dianggap sebagai masa storm & stress, masa yang
penuh frustasi dan konflik, masa harus dilakukannya penyesuaian diri masa percintaan dan
roman dan masa pemisahan diri dari masyarakat dan kebudayaan orang dewasa. Remaja adalah
masa transisi dari periode masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Kesewasaan itu bukan hanya
tercapainya umur tertentu. Secara psikologis kedewasaan menurut GW. Alport (1961, Bab VII)
adalah sebagai berikut :

1.      Pemekaran diri sendiri (extension of the self)

2.      Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara objektif (self objectivication)

3.      Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life)

(Sarlito, 2009)

Hurlock menyimpulkan bahwa lingkungan yang memberi pujian atau memberi celaan
dapat berfungsi memberi motivasi kepada remaja untuk berhasil. Artinya ada efek pujian dan
celaan terhadap tingkah laku individu. Tapi pujian dan celaan tidak punya efek yang sama
terhadap tingkah laku individu. Misalnya antara pribadi yang introvert dengan pribadi yang
ekstrovert. Pujian dan celaan mempunyai efek berbeda atas pribadi yang berbeda pula. Sehingga
dalam penggunaan pujian dan celaan ini perlu diperhatikan pihak pribadi yang dipuji atau dicela.
Terlebih lagi dalam proses belajar mengajar, bila ingin menggunakan pujian atau celaan, perlu
dipertimbangkan “bagaimana orang lain merasa” atau “bereaksi” atas kata-kata yang
dinggunakan.(Dali S. Naga , 2006 : 23)

2.3  Sarapan

Makanan yang dikonsumsi dengan sarapan merupakan bahan pangan pertama yang
masuk dalam tubuh, itulah yang melandasi keseimbangan zat gizi dalam sehari.Sarapan juga
dapat mendukung memelihara daya tahan tubuh, terutama dari serangan infeksi karena
kecukupan zat gizi yang sesuai dengan yang dianjurkan untuk tubuh. (Hindah Muaris, 2006 : 5).
Sarapan penting dalam menunjang kebutuhan gizi. Anak yang tidak sarapan mengalami
kekosongan lambung sehingga kadar gula menurun. Gula darah merupakan sumber energi utama
bagi otak. Dampak negatifnya adalah ketidakseimbangan sistem saraf pusat yang diikuti pusing,
badan gemetar, atau rasa lelah. Hal ini menyebabkan anak sulit untuk menerima pelajarannya.
Gairah belajar dan kecepatan reaksi akan menurun. (Dini Kasdu, 2004 :105).

Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Buat orang dewasa, makan
pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat bekerja dan
meningkatkan produktivitas kerja. Bagi anak usia sekolah, sarapan dapat memudahkan
konsentrasi belajar, menyerap pelajaran. Sehingga prestasi belajar pun menjadi lebih baik.
(Hindah Muaris, 2006 : 4).

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah rata-rata membawa bekal berupa
kripik kentang atau cokelat. Makanan-makanan sejenis ini cenderung membuat anak merasa
lelah dan kehilangan konsentrasi. Agar anak tidak kenyang sebelum kebutuhan energi dan zat-zat
gizinya terpenuhi, pastikan makanan yang dikonsumsi anak untuk sarapan tidak tinggi serat dan
rendah lemak. Agar anak mendapatkan energi maksimum untuk kerja otaknya, idealnya,
masukkan makanan-makanan dari masing-masing kelompok dibawah ini :

1.      Karbohidrat kompleks : sereal dan roti.

2.      Protein : makanan berbahan dasar susu, telur, dan kacang-kacangan.

3.      Vitamin dan mineral : buah-buahan (sesekali juga bisa sayuran yang dimasukkan ke dalam
omelet, misalnya)

(Diana Damayanti, 2010 : 23)

2.3.1 Karbohidrat

            Metabolisme otak bersifat sangat aktif, 20-30% percepatan metabolisme dasar (basal
metabolism rate). Untuk pematangan sel neuron dan berfungsi dengan baik, otak membutuhkan
banyak energi. Salah satu kebutuhan energi ini dapat dipenuhi melalui bahan pangan yang
mengandung karbohidrat. (Dini Kasdu, 2004 :105). Otak perlu suplai glukosa yang memberikan
energi yang diperlukan oleh otak anak secara terus menerus. Makanan-makanan berkarbohidrat,
terutama karbohidrat kompleks, adalah sumber terbaik dan harus mencakup sepertiga dari
susunan menu anak. Karbohidrat terdiri dari dua bentuk : karbohidrat sederhana atau juga
dikenal sebagai gula dan karbohidrat kompleks. (Femi Olivia,2009 : 43).

Sel-sel tubuh membutuhkan ketersediaan energi siap pakai yang konstan (selalu ada),
terutama dalam bentuk glukosa serta hasil antaranya. Lemak juga merupakan sumber energi,
tetapi cadangan lemaknya tidak dapat segera dipergunakan sebagai sumber energi siap pakai. 1
gram karbohidrat menyediakan 4 kalori, dan diketahui hanya 10 gram glukosa beredar dalam
darah atau 70-100 miligram glukosa per 100 ml darah. Kadar (level) glukosa ini harus dapat
dipertahankan. (Suhardjo dan Clara M. Kusharto, 2010 : 24).

Fungsi utama dari karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh,Karbohidrat


dalam diet anak terutama harus terbuat dari gula intrinsik dan karbohidrat kompleks yang tidak
dihaluskan, seperti yang ditemukan pada roti gandum, kentang, polong-polongan, pasta gandum,
beras merah, dan sayuran. Karbohidrat yang tidak dihaluskan lebih baik daripada karbohidrat
yang dihaluskan karena lebih kaya zat gizi dan serat. Karbohidrat baik ini terutama diperlukan
otak karenan membantu menjaga kadar gula darah stabil, memberikan energi yang bertahan lama
untuk jangka panjang. Makanan-makanan yang dihaluskan, berguna dapat menyebabkan
kenaikan kadar gula darah, yang  lalu turun lagi. Akibatnya rentang konsentrasi dan perhatian
anak akan terganggu dan kemungkinan anak menjadi lelah.(Femi  Olivia, 2009 : 45)

2.3.2 Protein

Nama “Protein” berasal dari bahasa Yunani (Greek). “Primary, holding first place” yang
berarti menduduki tempat yang terutama. Mulder, seorang alhi kimia Belanda, mengisolasi
susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan menamakannya protein terdiri dari satuan
dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut juga unit pembangun protein).     Tubuh yang
menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan protein untuk digunakan
dalam keadaan darurat. Dalam membentuk protein jaringan dibutuhkan sejumlah asam-asam
amino dan tergantung pada macam asam amino sesuai dengan jaringan yang akan dibentuk.
Asam-asam amino ini didapat dari makanan sesudah diserap melalui darah dan sebagian
disintesa dalam tubuh atau merupakan hasil katabolisme/perombakan dari protein jaringan yang
sudah aus/rusak. (Suhardjo dan Clara M. Kusharto, 2010 : 28)

Sesungguhnya kita memerlukannya dalam jumlah kecil. Tapi keragaman itu penting
untuk mendapatkan spektrum penuh dari berbagai zat gizi yang terdapat dalam produk hewani
(daging, unggas, telur, dan produk susu), dan sumber nabati (tempe, tahu, kacang-kacangan dan
biji-bijian).  Protein tebuat dari 25 macam asam amino. Delapan diantaranya dikenal sebagai
asam amino esensial karena harus didapatkan dari makanan dan tak bisa dibuat di dalam tubuh.
Asam amino sangat penting untuk membuat neurotansmiter, pembawa pesan otak, dan sangat
penting untuk zat kimia otak dan emosi. Protein dikatakan mengenyangkan lebih lama di
bandingkan karbohidrat. Tapi karbohidrat memberikan energi jangka panjang. Banyak makanan
yang merupakan kombinasi dari keduanya. (Femi Olivia, 2009 : 44)

2.3.3 Vitamin dan Mineral

            Fungsi otak dipengaruhi berbagai jenis vitamin dan mineral esensial. Bahkan anak
memerlukan jauh lebih banyak dibanding rata-rata orang dewasa. Vitamin-vitamin dan mineral-
mineral ini juga sangat penting untuk produksi energi, meningkatkan sistem imun, sistem saraf
dan secara praktis hampir setiap proses tubuh. Vitamin A, C, dan E adalah antioksidan yang
melindungi otak dan tubuh dari toksin dan polusi. Vitamin C sangat penting untuk sistem imun
yang sehat dan untuk mengubah makanan menjadi energi mental dan fisik.

            Vitamin-vitamin B penting untuk fungsi otak. Sistem saraf yang sehat dan metabolisme
energi. Vitamin-vitamin ini sangat penting dalam memproduksi neurotransmiter otak dopamine,
adrenalin, noradrenalin, dan serotonin. Tanda-tanda seseorang kekurangan vitamin B, adalah :
Konsentrasi dan ingatan buruk, kurang energi, insomnia dan mudah marah. Antioksidan di dalam
buah dan sayuran membantu mencegah radikal-radikal bebas merusak sel-sel otak, sedangkan
vitamin C membantu meningkatkan absorpsi zat besi. Para periset di Boston, Amerika,
menemukan blueberry adalah sumber yang baik untuk meningkatkan koordinasi, konsentrasi,
dan ingatan. (Femi Olivia, 2009 : 49)

2.4 Konsentrasi Belajar

Berdasarkan penelaahan para ahli pendidikan, penyebab rendahnya kualitas dan prestasi
belajar seseorang, sebagian besar disebabkan oleh lemahnya kemampuan orang tersebut untuk
dapat melakukan konsentrasi belajar. (Hendra Surya, 2009 : 20). Konsentrasi adalah pemusatan
pikiran, atau terpusatnya perhatian terhadap informasi yang diperoleh seorang siswa selama
periode belajar. Konsentrasi yang baik adalah ketika seorang siswa berada dalam kondisi alfa
(rileks tanpa stres ditandai dengan terbukanya 88% pikiran bawah sadar). (Femi Olivia, 2009 :
40). Suatu proses pemusatan daya pikiran dan perbuatan tersebut maksudnya adalah aktivitas
berpikir dan tindakan untuk memberi tanggapan-tanggapan yang lebih intensif terhadap fokus
atau objek tertentu.Kesulitan memfokuskan perhatian dan konsentrasi belajar di sekolah
membuat anda tak mampu mencerna apa yang dijabarkan guru.(Hendra Surya, 2009 :21).

2.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belajar

Menurut Drs. Sumadi Suryabrata, dalam bukunya yang berjudul psikologi Pendidikan,
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu:

1)      Faktor-faktor non sosial

Kelompok faktor-faktor ini adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-
alat yang dipakai untuk belajar.

2)      Faktor-faktor sosial

Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial adalah faktor manusia, baik manusia itu ada
atau hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsunghadir, misalnya potret
atau suara nyanyian yang terdengar dari radio.

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar, ini pun dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu:

1)        Faktor fisiologis

Faktor fisiologis ini terbagi menjadi dua, yaitu:

a)         Tonus (tegangan otot) dan jasmani pada umumnya.


Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan mempengaruhi aktivitas
belajar. Dalam hal ini ada dua hal yang dikemukakan, yaitu: yang pertama, nutrisi cukup karena
kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya
berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Yang kedua, beberapa penyakit
yang kronis, seperti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan sejenis dengan itu biasanya diabaikan
karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi
dalam kenyataannya penyakit-penyakit ini sangat mengganggu aktivitas belajar.

b)         Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi pancaindera.

2)       Faktor psikologis

Faktor-faktor tersebut, diantaranya :

a)         Perhatian.

b)         Pengamatan.

c)         Tanggapan.

d)         Fantasi.

e)         Ingatan.

f)          Berpikir.

g)         Perasaan.

h)         Motif-motif.

i)          Inteligensi.

j)          Bakat.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena


penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian
yang banyak dituntut menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.  Tadjoer Ridjal dalam buku Metode Penelitian
Kualitatif mengatakan bahwa penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan
untuk menggali atau membangun suatu proposisi atau menjelaskan makna dibalik realita.
Peneliti berpijak pada realita atau peristiwa yang berlangsung di lapangan. Apa yang dihadapi
dalam penelitian adalah dunia sosial sehari-hari. Penelitian seperti ini berupaya memandang apa
yang sedang terjadi dalam dunia tersebut dan melekatkan dengan temuan-temuan yang diperoleh
di dalamnya.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data adalah keterangan yang benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan
dasar kajian (Moeliono. 1993 : 187). Data merupakan salah satu elemen yang penting dalam
penulisan sebuah karya tulis ilmiah, karena setiap tulisan yang ada di dalam karya tulis tersebut
harus didasarkan pada sebuah fakta. Data hasil penelitian ini berupa pengaruh sarapan terhadap
konsentrasi belajar siswa siswi SMA Negeri 15 Batam.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dapat diperoleh melalui berbagai sumber. Segala sesuatu baik itu orang maupun
benda yang dapat menjadi sumber informasi atau dapat memberikan penjelasan disebut sumber
data. Penelitian ini  menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, maka sumber data disebut
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun
lisan. Sumber data pada penelian ini adalah siswa siswi SMA Negeri 15 Batam,.

3.3 Teknik pengumpulan data

3.3.1         Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan data karateristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008).
Metode penelitian data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaaan
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975). Kuesioner
merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden).

3.3.2         Instrumen Pengumpulan Data

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner yang disebarkan pada responden, kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002). Pertanyaan penelitian ini menggunakan
pertanyaan gabungan (tertutup dan terbuka) terstruktur, dan observasional, dengan jumlah
sebanyak 10 pertanyaan.

a) Instrumen pertama adalah kuesioner untuk mengidentifikasi pengaruh sarapan terhadap


konsentrasi belajar siswa, maka kuesioner dapat disebarkan/diberikan. Hasil penelitian
dibandingkan dengan total skor dikalikan 100%.
b) Tempat dan Waktu Penelitian

I. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 15 Batam
II. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20-25 Mei 2020

3.4 Teknik analisis data

Setelah melakukan pengumpulan data, Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan
metode deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang didapat
selama proses penelitian.  Dalam mengolah data kualitatif dilakukan tahap reduksi atau
merangkum , penyajian data sehingga dapat menghasilkan penarikan kesimpulan yang
merupakan hasil dari peneliti.

Anda mungkin juga menyukai