PENDAHULUAN
penerus bangsa dan sumber daya manusia yang berpotensi. Kualitas bangsa dimasa
depan ditentukan oleh kualitas anak pada saat ini. Tumbuh kembang anak yang
optimal tergantung dari pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik
dan benar. Dalam pertumbuhan dan perkembangan pemberian nutrisi tidak selalu
dapat berjalan dengan sempurna dan sering menimbulkan masalah terutama dalam
pemberian makanan yang kurang tepat. Mengingat pentingnya anak sebagai aset
terciptanya sumber daya manusia yang lebih baik, maka perlu dikaji berbagai aspek
salah satunya tentang masalah kesehataan. Masalah kesehatan gizi pada anak
prevelensi yang masih tinggi adalah anak dengan tubuh pendek (stunting) dan kurus
(wasting) (Depkes, 2011). Upaya yang dapat ditempuh dalam meningkatan derajat
kesehatan yang optimal yaitu dengan meningkatkan status gizi masyarakat. Dalam
warta Kesmas edisi II tahun 2018 bahwa terdapat 10 pesan dalam meningkatkan
status gizi salah satunya adalah dengan sarapan pagi. Sarapan pagi termasuk salah
satu bentuk pemenuhan energi sebelum melakukan aktivitas, selain memberi modal
untuk berktifitas sepanjang hari sarapan pagi juga mampu memenuhi seperempat
dari kebutuhan gizi harian serta mempengaruhi peningkatan kadar gula darah.
Keadaan ini berhubungan dengan kerja otak terutama dalam konsentrasi belajar.
1
2
otak sehingga lebih cerdas, peka dan mudah menerima pelajaran (BAPPENAS,
2011). Meninggalkan sarapan pagi dapat menghambat asupan gula dalam darah
yang berdampak pada penurunan daya konsentrasi pada saat belajar karena rasa
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siti (2012) sebesar 67% responden
tidak melakukan sarapan pagi dan sebesar 33% yang melakukan sarapan pagi
sarapan pagi. Menurut Republika (2015) anak usia sekolah di Indonesia tidak
memiliki kebiasaan sarapan pagi sebesar 40%-60% (Oktavia, 2018). Dalam jurnal
bahwa beberapa alasan yang menjadi penghalang anak tidak sarapan pagi yaitu
sebesar 52,4% anak tidak selara makan, 33,3% tidak memiliki waktu untuk
menyiapkan makanan dan 14,3% anak tidak lapar (Ni Nengah Daniasih, Desak Putu
Sukraniti, 2013). Menurut khosman (2010) faktor yang menyebabkan anak tidak
memiliki kebiasaan sarapan pagi adalah merasa waktunya sangat terbatas karena
jarak sekolah cukup jauh, terlambat bangun pagi, tidak ada selera makan dan orang
tua tidak sempat membuatkan makanan karena harus berangkat kerja pagi (Ali,
2010).
Menurut Khosman (2006) bahwa menu sarapan pagi yang baik untuk anak
usia sekolah mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak serta air.
Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Sopiyandi (2016) dalam (Cahaya
Elisabeth Rumapea, Etti Sudaryati, 2017) bahwa terdapat sepuluh jenis makanan
3
yang banyak dikonsumsi oleh anak sekolah adalah nasi telur ceplok, nasi goreng,
nasi kuning, tempe goreng, pentol bakso, siomay, roti, sosis, dan bubur ayam.
Minuman yang paling banyak dikonsumsi adalah teh, air putih dan susu, penelitian
yang dilakukan oleh Sopiyadi bahwa menu makanan yang dikonsumsi memasuki
kriteria menu sarapan yang baik akan tetapi pada penelitian ini belum terlihat anak
mengkonsumsi sayur dan buah yang mana kedua makanan ini sangat diperlukan
karena mengandung zat gizi yang diperlukan oleh anak usia sekolah yaitu vitamin
dan mineral yang juga kaya akan energi dan serat. Menurut khosman (2003)
mengatakan bahwa sarapan pagi yang baik dapat menyumbangkan energi 25% dari
asupan energi harian (Ali, 2003). Terpenuhinya energi sebesar 25% dari kebutuhan
gizi seharian dapat meningkatkan konsentrasi otak dan salah satu wujud hidup sehat
. Konsentrasi sangat diperlukan pada anak sekolah, anak yang tidak memiliki
bahwa siswa yang memiliki konsentrasi rendah adalah mereka yang tidak memiliki
kebiasaan sarapan pagi yaitu sebesar 87,5%. Pada penelitian yang dilakukan oleh
(Oktavia, 2018) sebesar 60% responden juga memiliki konsentrasi yang kurang
Noviadji, 2017) perkembangan otak. Dimana otak butuh nutrisi dan oksigen salah
satunya berasal dari makanan yang dicerna oleh tubuh dan disampaikan ke seluruh
tubuh, sel, jaringan yang ada dan juga saraf. Proses berfikir memerlukan kerja saraf
melibatkan sel dan jaringan yang membutuhkan nutrisi. Jarak antara makan malam
dengan pagi sangat panjang yaitu kurang lebih 10 jam sehingga kadar gula yang
4
menjadi sumber energi dalam tubuh menurun pada pagi hari dan dapat
mempengaruhi kerja otak. Waktu pagi setelah bangun tidur adalah waktu untuk
melakukan segala aktivitas, tubuh membutuhkan energi yang cukup, energi itu bisa
diperoleh dari sarapan pagi. Pada anak yang tidak melakukan sarapan pagi akan
mengalami kekosongan lambung sehingga kadar gula akan menurun yang mana
gula darah merupakan sumber energi utama otak. Akibatnya anak lemah, cepat
belajar di Indonesia yang mana saat ini menepati peringkat 121 dari 186 negara di
dunia. Pendidikan menjadi salah satu indikator apakah negara tersebut maju atau
Indonesia memiliki prestasi belajar yang masih rendah. Dari 33 provinsi didapatkan
data sebanyak 361. 215 siswa yang mengulang dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
menempati tempat pertama siswa mengulang terbanyak yaitu 31. 328 siswa dan di
ikuti Jawa Timur sebanyak 27.294 siswa. Salah satu penyebab rendahnya prestasi
dan merupakan dampak dari meninggalkan sarapan pagi (Leba, Manongga, &
Boeky, 2019).
pagi juga dapat mempengaruhi energi yang dihasilkan oleh tubuh. Semakin
terpenuhinya energi dalam tubuh maka konsentrasi semakin baik. Untuk itu,
5
mengetahui apakah ada hubungan sarapan pagi dengan prestasi belajar pada siswa
SD.
1.4 Manfaat
cukup signifikan sebagai masukan pengetahuan atau literature ilmiah yang dapat
dijadikan bahan kajian bagi para akademis mengenai hubungan sarapan pagi