Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN

IBU TENTANG GIZI PADA ANAK BALITA


Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah
Penulisan Ilmiah

Dosen Pengampu: Yesi Hasneli, SKp., MNS

DI SUSUN OLEH

ELLA BIISNILLA (2011114359)

FALKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021/2022
A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Kondisi gizi baik dapat dicapai bila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dikonsumsi
sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan
kemampuan kerja untuk mencapai tingkat kesehatan optimal (Departemen Kesehatan RI,
2003). Status gizi pada masa anak perlu mendapatkan perhatian yang serius dari para
orang tua, karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan kerusakan yang
irreveribel (tidak dapat dipulihkan). Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi
buruk yang tak terelakan, yang lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak, dan
manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian
Penyebab kurang gizi pada anak adalah kemiskinan, diare, ketidaktahuan orang
tua karena pendidikan rendah atau faktor tabu makanan yaitu makanan bergizi tidak
boleh dikonsumsi oleh anak. Kurang gizi ini akan berpengaruh pada perkembangan fisik
dan mental (Proverawati, 2009). Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi buruk
yang tak terelakan, dimana manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian. Namun,
kejadian gizi buruk pada anak balita ini dapat dihindari apabila ibu mempunyai cukup
pengetahuan tentang cara memelihara gizi dan mengatur makanan anak (Moehji, 1992).
Karena dengan memiliki pengetahuan yang cukup khususnya tentang kesehatan,
seseorang dapat mengetahui berbagai macam gangguan kesehatan yang mungkin akan
timbul sehingga dapat dicari pemecahannya (Notoatmodjo, 1997).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 54% penyebab
kematian bayi dan balita di dasari oleh keadaan gizi yang buruk. Menurut bank dunia
tahun 2002 sekitar 47% anak-anak India kurang gizi. Malnutrisi pada anakanak sebagian
besar disebabkan oleh tingginya infeksi dan kesalahan pemberian makanan pada bayi dan
anak-anak sejak lahir hingga tiga tahun. Sekitar 30% anakanak India dilahirkan dengan
berat badan kurang dan umumnya tidak berubah saat besar. Riskesdas 2007, 2010, 2013
menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan
prevalensi kurus (wasting) anak dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%.
Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8%,
35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut 18,4%, 17,9% dan
19,6%. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik ingin mengetahui bagaimana
gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi pada balita.
DAFTAR PUSTAKA

Syukur Zebua, Ema. 2019. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan Gizi pada
Balita di Desa Onozikho Kecamatan Gunungsitoli Barat. Diakses pada http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/3220.

Yuhansyah & Mira. 2019. “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Status Gizi pada Anak Balita di UPT
Puskesmas Remaja Kota Samarinda”. Borneo Nursing Journal Vol. 1 No. 1: 77-78.

Murty Ekawaty M, Shirley E. S. Kawengian & Nova H. Kapantow. 2015. “Hubungan antara
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dengan Status Gizi Anak Umur 1- 3 Tahun di Desa Mopusi
Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Induk Sulawesi Utara”. Jurnal e-Biomedik
(eBm), Volume 3, Nomor 2: 609-610.

Galuh Puspitasari, Ayu. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pemenuhan Gizi Seimbang
Anak dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun (Toddler) di Posyandu Desa Ngliliran Kecamatan
Panekan Kabupaten Magetan. Diakses pada http://repository.stikes-bhm.ac.id/163/1/12.pdf.

Anda mungkin juga menyukai