Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN KEBIASAN SARAPAN PAGI DENGAN

KONSENTRASI PADA REMAJA


Rafika1, Puji Astuty2, Susana Setyowati3
Program Studi Kebidanan
Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara

ABSTRAKSI
Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan
yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam
meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan
konsentrasi remaja. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
melakukan pendekatan cross sectional. Variabel independent adalah kebiasaan sarapan pagi,
variabel dependent adalah konsentrasi pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah 165
mahasisawa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 remaja yang melakukan sarapan pagi.
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purprosive sampling dan menggunakan
perhitungan regresi linear sederhana.
Hasil dari penelitian ini bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (2,858) >𝑡0,05 (2,024), artinya ada hubungan
yang signitifkan antara hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi remaja.

Kata Kunci: kebiasaan sarapan, konsentrasi Remaja.

PENDAHULUAN bila terdiri dari makanan sumber zat


Berbagai upaya dilakukan oleh remaja tenaga, sumber zat pembangun dan
untuk menurunkan berat badan atau sumber zat pengatur.
mempertahankan status gizi, salah satunya Belajar merupakan rangkaian proses
dengan melewatkan sarapan Berkebalikan berfikir, mengingat, memecahkan
dengan persepsi remaja pada umumnya, masalah, dan sekaligus merupakan proses
penelitian menunjukkan kebiasaan pengambilan keputusan (Skiner,1999).
melewatkan sarapan justru memiliki risiko Belajar merupakan kunci dalam
terhadap overweight dan obesitas yang lebih pembentukan tingkah laku. Perubahan
tinggi (Rampersaud et al. 2005). Survei di tingkah laku hasil dari pengalaman dan
lima kota besar menunjukkan, 17% orang latihan ini bersifat relatif permanen.
dewasa tak sarapan, dan 13% tidak Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
sarapan setiap hari. Angka tidak sarapan adalah kondisi fisik dan mental, ingatan
pada anak-anak bervariasi dari 17% di dan berpikir, intelegensi, cara belajar,
Jakarta, hingga 59% di Yogyakarta sarana, dan prasarana, efesiensi waktu,
(Hardinsyah & Aries 2012). Menurut budaya, motivasi, dan minat
Badan Pusat Statik (BPS) tahun 2006 (Widayatun,1999). Sedangkan dalam
dikabupaten Majalengka hanya 15,2% belajar membutuhkan konsentrasi.
remaja yang mempunyai kebiasaan Konsentrasi bisa dimaksimalkan jika
sarapan pagi. Penelitian Sibuea pada tahun tubuh mempunyai pasokan energi yang
2002 menemukan 57,5% anak remaja di cukup untuk di otak adalah nutrisi yang
medan tidak pernah sarapan pagi. didapatkan saat sarapan. Karena makanan
Sedangkan penelitian Kurniasari tahun yang diasup dipagi hari bertugas
2005 di Yogyakarta, menemukan sebesar mendongkrak kadar gula darah.
25% remaja jarang melakukan sarapan Sedangkan gulah darah merupakan
pagi (Wiyono,2008).Jenis hidangan untuk sumber utama energi otak dan sel darah.
sarapan pagi bisa dipilih dan disusun Oleh karena itu sarapan berfungsi untuk
sesuai keadaan. Namun akan lebih baik memulihkan cadangan energi dan kadar

26
gula darah (Sukmaniah, 2008).untuk itu sarapan asupan zat gizi harian juga
sarapan yang memenuhi kriteria gizi yang diperoleh dari makan siang (lunch), makan
baik adalah yang mengandung karbohidrat malam (dinner) dan snack yang dilakukan
55-65%, protein 12-15%,lemak 24-30%, diantara waktu makan. Lopez-Sobaler et
serta vitamin dan mineral yang bisa al. (2003) di Madrid - Spanyol menetapkan
diperoleh dari sayur dan buah. sarapan dianggap cukup jika menyediakan
Dari penelitian yang dilakukan oleh minimal 20% asupan energi harian.
(Jelinic, Nola, dan Matanic, 2008) Sementara di Amerika latin, sarapan
menyebutkan bahwa tinggal sendirian atau minimal mengandung energi 100 kkal
indekos membuat remaja lebih tidak (Alexander et al. 2009). Sedangkan
terbiasa untuk melakukan kebiasaan Menurut Khomsan (2005) sarapan
sarapan. Di AKBID Wira Husada sebaiknya menyumbangkan energi sekitar
Nusantara sebagian besar remajanya 25% dari asupan energi harian.
tinggal dikos. sarapan merupakan Mempertimbangkan hasil kajian
kebiasaan yang paling sering dilewatkan kontribusi berbagai zat gizi sarapan
remaja, dibandingkan dengan kebiasaan terhadap asupan zat gizi harian, maka di
makan siang dan makan malam Indonesia lebih tepat bila kontribusi zat
(Phujiyanti, 2004). Sedangkan penelitian gizi sarapan adalah 15-30 % asupan gizi.
yang dilakukan oleh (Mustopa, 2003) juga Oleh karena itu untuk
mengemukakan bahwa overweight lebih meningkatkan konsentrasi belajar dan
banyak terjadi pada mahasiswa berjenis kemampuan fisik pada saat sarapan pagi
kelamin laki-laki sedangkan tubuh yang harus diperhatikan pemilihan menu serta
kurus dimiliki oleh remaja berjenis kandungan gizi yang baik untuk
kelamin perempuan pemenuhan zat-zat gizi pada pagi hari.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-
yang dilakukan di Akademi Kebidanan zat gizi pada pagi hari saja dengan
Wira Husada Nusantara Malang pada pemenuhan asupan zat gizi 25% dari
tanggal 11 November 2017 didapatka 10 kebutuhan sehari-hari (Khomsan,2005)
remaja yang biasa melakukan sarapan pagi, Remaja mengalami peningkatan
8 diantaranya mengatakan jika tidak kebutuhan zat gizi. Disamping untuk
melakukan sarapan maka badan terasa pertumbuhan, zat gizi juga diperlukan
lemas, sulit untuk menerima pelajaran, untuk menjalankan aktivitas yang
mengantuk, tidak bisa berkonsentrasi, dan umumnya meningkat. Agar stamina
perhatian terganggu. 2 orang lainnya remaja akan tetap terjaga selama
mengatakan kepala menjadi pusing, dan mengikuti kegiatan disekolah maupun
daya ingat berkurang. Berdasarkan uraian kegiatan ekstrakurikuler, maka remaja
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan perlu ditunjang dengan pangan yang
penelitian dengan judul ‘’Hubungan bergizi dan berkualitas. Sarana utama dari
Kebiasaan Sarapan Dengan Konsentrasi segi gizi untuk memenuhi kebutuhan
Remaja’’ energi adalah sarapan pagi. Tanpa sarapan
Sarapan pagi merupakan makanan pagi, akan terjadi kekosongan lambung
yang dimakan setiap pagi hari atau suatu sehingga kadar glukosa akan menurun.
kegiatan yang penting dilakukan sebelum Glukosa darah merupakan 2 sumber
mengisi aktivitas yang lain setiap hari. energi utama bagi otak, sehingga akan
Sarapan dibutuhkan untuk mengisi kesulitan menerima pelajaran dengan baik
lambung yang telah kosong selama 8-10 (Khomsan, 2004).
jam dan bermanfaat dalam meningkatkan Dengan mengonsumsi makanan yang
kemampuan konsentrasi belajar dan baik dan teratur juga akan berpengaruh
kemampuan fisik (Martianto, 2006). terhadap fungsi dan kerja otak. Lebih-
Dari segi jumlah zat gizi sarapan lebih di pagi hari setelah semalaman
akan menyumbang sekitar seperempat manusia istirahat. Namun akan lebih baik
dari asupan zat gizi harian. Hal ini bila terdiri dari makanan sumber zat
mempertimbangkan bahwa selain dari tenaga, sumber zat pembangun dan

27
sumber zat pengatur. Pagi hari adalah Dampak negatif meninggalkan
waktu terbaik untuk menyediakan makan pagi adalah ketidak seimbangan
makanan bagi otak kita, salah satunya sistem syaraf pusat yang diikuti dengan
melalui sarapan yang teratur dan bergizi. rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah,
Makanan yang dikonsumsi harus dalam keadaan ini anak sulit menerima
mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat pelajaran dengan baik (Khomsan, 2002),
55-65%, protein 12-15%,lemak 24-30%, konsentrasi belajar terganggu karena
serta vitamin dan mineral yang bisa cadangan dari makan malam sudah
diperoleh dari sayur dan buah. menurun (Sunarti dkk, 2006), gangguan
ingatan jangka pendek, tidak bisa
menyelesaikan masalah, perhatian
terganggu (Giovannini, 2008) dan
penurunan hasil tes prestasi belajar
(Phillips, 2005).
Pakar gizi, (Leane, 2003)
menyebutkan menu sarapan hendaknya
memiliki komposisi gizi cukup dan
seimbang. Leane mengingatkan
pentingnya sarapan sebagai makanan
pertama yang masuk ke dalam perut
Gambar1. Gizi Seimbang setelah sepanjang malam tidur. Makanan
Kandungan energi dalam 1 porsi inilah yang kemudian diandalkan sebagai
(160 g) produk sarapan adalah 429 kkal, cadangan energi untuk kelangsungan
yang diestimasi dari penjumlahan 4 (kadar aktivitas dipagi hari. Sarapan memasok
protein)+9 (kadar lemak)+4 (kadar kebutuhan energi cukup besar ke dalam
karbohidrat). Adapun kandungan tubuh, sekitar 35%. Kalau pola makannya
proteinnya adalah 13,47 g. Menurut empat kali sehari, maka sarapan memasok
Kemenkes (2014) kebutuhan energi dan 25% kebutuhan energi.
protein remaja (usia 17-19 tahun) adalah Sarapan pagi dapat menyiapkan
2.125-2.675 kkal dan 59-66 g dalam sehari. karbohidrat yang siap digunakan untuk
Kontribusi dari makanan sarapan adalah meningkatkan kadar gula darah. Kadar
20% dari kebutuhan total yaitu energi gula darah yang terjamin normal
425-535 kkal dan protein 11-13 g menyebabkan gairah dan konsentrasi
(Almatsier et al. 2011)dan protein produk seseorang bisa lebih baik sehinga
pangan fungsional sebagai sarapan, dapat berdampak positif untuk meningkatkan
memenuhi 20% dari total kebutuhan produktifitas. Sarapan pagi dapat
remaja. memberikan kontribusi penting akan
Tabel 1. Kandungan Gizi Dalam 1 Porsi sarapan
beberapa zat gizi yang diberikan oleh
Karakteristik yang Dalam 100 Dalam 1
tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan
diuji g porsi
mineral. Ketersediaan zat gizi ini
Air % b/b 35,80 57,28 bermanfaat untuk berfungsinya proses
Abu % b/b 1,53 2,45 fisiologis dalam tubuh. Seseorang yang
Lemak % b/b 3,51 5,62 tidak sarapan pagi, pastilah tubuh tidak
Protein % b/b 8,42 13,47 berada dalam keadaan yang cocok untuk
Karbohidrat % b/b 50,74 81,18 melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini
Energi (kkal) 268,00 429,00 dikarenakan tubuh akan berusaha
Serat pangan (g) 6,35 10,16 menaikkan kadar gula darah dengan
Beta-karoten (mg) 2,51 4,02 mengambil cadangan glikogen, dan jika ini
Total mikroba 9,60 x 102 9,60 x 102 habis, maka cadangan lemaklah yang
(koloni/g) diambil (Leane,2003).
Aktivitas 38,54 38,54 Manfaat sarapan lainnya adalah
antioksidan untuk memelihara ketahanan tubuh, agar
(mg/100g) dapat bekerja atau belajar dengan baik,

28
membantu memusatkan pikiran untuk indra, gangguan pernafasan, tidak enak
belajar dan memudahkan. penyerapan badan, mengantuk) kondisi psikologi
materi pelajaran, serta membantu (tidak tenang, bersikap terbutu-buru,
mencukupi zat gizi.Sarapan juga berperan sedang dihadapi gangguan mental, mudah
dalam melindungi tubuh terhadap dampak grogi dilingkungan banyak orang,
negatif kondisi perut kosong selama emosional), faktor eksternal (ruangan yang
berjam-jam. Karena kadar gula darah terlalu sempit menyebabkan rasa tidak
hanya mampu bertahan hingga 2 jam. leluasa, ruangan yang tidak bersih, adanya
Setelah itu, yang bersangkutan harus polusi udara dan polusi suara, adanya
mengisi perutnya kembali agar tubuhnya aroma tidak sedap, suhu udara yang terlalu
bisa beraktivitas secara optimal. Jika tidak, panas, dan tidak adanya kerjasama antar
maka pasokan energi glukosa bagi otak kelompok), modalitas belajar,adanya
bisa terganggu.Kalau kebiasaan buruk suara-suara berisik dari TV, radio, atau
tidak sarapan dipertahankan, bukan tidak suara-suara yang mengganggu lainnya dan
seseorang akan menunjukan gejala pemenuhan zat-zat gizi di pagi hari.
hipoglikemia (rendahnya kadar gula Hampir 50% remaja terutama remaja
darah). Gejalanya antara lain rendahnya akhir tidak sarapan. Penelitian lain juga
kemampuan berkonsentrasi, cepat lelah membuktikan masih banyak remaja (89%)
dan mudah mengantuk. Akibatnya, yang menyakini kalau sarapan pagi
kemampuan seseorang untuk menangkap memang penting.
pelajaranpun menjadi rendah. Mereka yang sarapan secara teratur
Konsentrasi merupakan hal yang hanya 60%. Remaja putri malah
terpenting pada setiap individu, terlebih melewatkan dua kali waktu makan dan
pada pelajar. Konsentrasi merupakan lebih memilih kudapan. Sarapan
suatu kemampuan untuk memfokuskan menyumbang 15- 30% pemenuhan kalori
pikiran, perasaan, kemauan dan segenap dari kebutuhan sehari. Sangat disayangkan
panca indra ke satu obyek di dalam satu sebesar 26,1% anak Indonesia hanya
aktivitas tertentu, dengan disertai usaha mengonsumsi minuman (air putih, tehatau
untuk tidak memerdulikan obyek-obyek susu) dan sekitar 44,6% yang kurang atau
lain yang tidak ada hubungannya dengan bahkan tidak sarapan. Banyak masyarakat
aktivitas itu. Indonesia terutama anak-anak, remaja dan
Dari hasil penelitian Sunarti dkk dewasa yang beranggapan salah mengenai
(2006) menunjukkan bahwa konsentrasi sarapan, mereka mengira hanya
dipengaruhi oleh asupan energi makan mengonsumsi air putih, teh, kopi, susu
pagi dan energi snack pagi, protein makan atau sepotong kue kecil untuk sarapan.
pagi dan protein snack pagi dan skor Selain itu makan pada jam 10 pagi atau
konsentrasi pagi. Kondisi tersebut jam istirahat sekolah atau kerja dianggap
berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sarapan.
sebagai sumber energi. Dalam keadaan Dalam hal ini penulis menemukan
normal, sistim saraf pusat hanya dapat beberapa hal yang penting berkaitan
menggunakan glukosa sebagai sumber dengan konsentrasi siswa dalam
energi. Dalam proses absorpsi, glukosa di keaktifannya selama proses belajar
absorpsi secara aktif menggunakan alat berlangsung dikelas, adalah sebagai
angkut protein dan energi sehingga jika berikut
kecukupan protein kurang maka proses 1. Kemauaan menerima pelajaran
pengangkutan glukosa sebagai nutrisi otak 2. Perhatian siswa terhadap apa yang di
akan terganggu yang menyebabkan otak jelaskan oleh dosen, Yaitu mencatata
mengalami kekurangan glukosa yang akan bahan pelajaran dengan baik dan
memengaruhi daya konsentrasi sistematis.
Banyak faktor yang memengaruhi 3. Keinginan untuuk mendengarkan
konsentrasi diantaranya, yaitu ketidak 4. Hasrat untuk bertanya kepada dosen
siapan menerima pelajaran, kondisi fisik 5. Kemauan untuk menerapkan hasil
(sedang tidak enak badan, gangguan panca pelajaran, Yaitu malakukan latihan diri

29
dalam memecahkan maslah 2. Menyelesaika
a. Cepat 3
berdasarkan konsep bahan yang telah n Sebuahb. Lambat 2
di peroleh atau menggunakan dalam Masalah/c. Tidak Bisa 1
praktek kehidupannya. Soal

METODE PENELITIAN 3. Daya Ingata. Baik 3


Metode penelitian ini menggunakan Dalam b. Cukup 2
metode kuantitatif. Desain penelitian yang Jangka c. Kurang 1
digunakan adalah deskriptif korelatif Pendek
dengan pendekatan cross secsional yaitu Populasi dalam penelitian ini
suatu penelitian untuk mempelajari adalah remaja angkatan 2015 di Akbid
hubungan antara 2 variabel pada situasi Wira Husada Nusantara sebanyak 165
atau sekelompok subjek dan dilakukan orang.Menurut Arikunto (2006) Sampel
satu kali waktu. Hal ini dilakukan untuk adalah Sebagian atau wakil populasi yang
melihat hubungan antara gejala yang satu diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100
dengan lainnya dan antara variabel satu lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika
dengan variabel lainnya (Notoatmojo, subjeknya lebih besar dari 100 dapat
2012).Penelitian dilakukan di kampus diambil antara 10-15%. Sampel harus
Akademi Kebidanan Wira Husada representative dalam arti segala
Nusantara Malang. Waktu penelitian karakteristik populasi hendaknya
Desember 2017 sampai dengan tercerminkan pula dalam sampel yang
Maret2018. Variabel independen dalam diambil (Sudjana, 2005). (Kusumah,
penelitian ini adalah Kebiasaaan Sarapan 2012). Sampel pada penelitian ini adalah
(X), sedangkan variabel dependentnya mahasiswa angkatan 2015 sebanyak 40
adalah konsentrasi(Y). orang yang biasa melakukan sarapan.
Tabel 1 Tabel Definisi Operasional Teknik sampling yang digunakan dalam
Hubungan Kebiasaan Sarapan penelitian ini adalah random sampling.
Dengan KonsentrasiRemaja Metode pengumpulan data yang
Konsep Variabel Item Skor digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melalui kuesioner, wawancara dan
Hubungan Variabel a. 06:00- dokumentasi.
Kebiasaan Bebas (X) 08:00 Untuk menganalisa data dalam
Sarapan Kebiasaan b. 09:00 3 penelitian ini digunakan pendekatan
Dengan Sarapan c. Diatas 2 model analisis varians klasifikasi satu arah
Konsentrasi
1. Waktu jam 10:00 1 dan juga menggunakan model regresi
Belajar Sarapan linear sederhana. Secara ringkas
Remaja di2. Jenis a. Baik 3 persamaan metode linear statistik dari
AKBID Makanan b. Cukup 2 analisis tersebut adalah sebagai berikut, (
Wira Husada c. Kurang 1 Nugroho, 2001 ) :
Nusantara Yi = β0 + β1 Χi + Ɛ
3. Makanana. Baik 3
Malang Dimana :
Penggantib. Cukup 2
c. Kurang 1 Yi = variabel tidak bebas
Χi = variabel bebas
Variabel β0 = konstanta
terikat (Y) β1 = koefisien regresi
Konsentrasia. Baik 3 ε = kesalahan atau error
1. Proses b. Cukup 2 Persamaan tersebut diduga dengan :
Belajar di c. Kurang 1 Y = a + bX
kelas Untuk menjaga validitas hasil, maka
seluruh proses analisa statistik yang
digunakan untuk menganalisis data
penelitian ini, menggunakan alat bantu

30
komputer program SPSS (Statistical WIB, sebanyak 11 (27,5%) remaja
Program for Social Sciene) for Windows. melakukan sarapan pukul 09:00 WIB.
Dengan demikian uji asumsi dapat diamati b). Makanan Sarapan Pagi
secara langsung dari hasil “print out” Makanan yang dikonsumsi pada saat
komputer. sarapan pagi diketahui dari jenis makanan
yang di makan pada waktu sarapan pagi,
HASIL DAN PEMBAHASAN data disajikan sebagai berikut :
Hasil penelitian disajikan dalam Tabel 4 Karakteristik Makanan Sarapan
bentuk tabel yang disertai dengan Pagi
keterangan sebagai penjelas untuk No Jenis Makanan Jumlah Persen
mempermudah pemahaman. 1 Nasi, sayur, ikan, 8 20 %
A. Statistik Deskripsi Variabel dan buah
Penelitian 2 Nasi dan sayur 28 70 %
1. Data Umum
Deskripsi responden dalam 3 Minum susu 4 10 %
penelitian ini meliputi umur remaja. Data Total 40 orang 100%
disajikan sebagai berikut : Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
Tabel 2. Karakteristik Remaja sebagian besar sebanyak 28 (70%) remaja
Berdasarkan Umur menggunakan nasi dan sayur sebagai
No Umur Jumlah Persen maknan pada saat sarapan pagi, sebanyak
1 19 tahun 3 7,5% 8 (20%) remaja menggunakan nasi, sayur,
ikan dan buah sebagai sarapan pagi,
2 20 tahun 24 60%
sebanyak 4 (10%) remaja menggunakan
3 21 tahun 13 32,5% susu sebagai sarapan pagi.
Total 40 100% c). Pengganti Makanan Pokok
Berdasarkan tabel 2 diketahui Sarapan Pagi
bahwa sebagian besar responden remaja Pengganti makanan pokok diketahui
berusia 20 tahun yaitu sebanyak 24 (60%), dari jenis makanan selain makanan pokok
dan sebanyak 13 (32,5%) remaja berusia yang di konsumsi pada saat sarapan, data
21 tahun serta sebagian kecil responden disajikan sebagai berikut :
remaja sebanyak 3 (7,5%) remaja berusia Tabel 5. Karateristik Pengganti Makanan
18 tahun. Pokok Sarapan Pagi
2. Data Khusus No Pengganti makanan Jumlah Persen
1. Variabel (X) pokok
a). Waktu Sarapan Pagi 1 Roti, susu, teh, dan jus 18 45 %
Waktu sarapan pagi pada remaja 2 Minum air putih 18 45 %
diketahui daripukul berapa melakukan 3 Tidak ada 4 10 %
sarapan pagi, data disajikan sebagai
berikut: Total 40 orang 100%
Tabel 3. Karakteristik Waktu Sarapan Pagi Berdasarkan tabel 5 diketahui
NO Waktu sarapan pagi Jumlah Persen sebagian besar sebanyak 18 (45%) remaja
menggunakan roti, susu, teh dan jus
1 06:00-08:00 WIB 17 42,5 %
sebagai pengganti makananpokok untuk
2 09:00 wib 11 27,5 % sarapan pagi, sebanyak 18 (45%) remaja
3 > 10:00 WIB 12 30 % hanya mengkonsumsi air putih, sebanyak
4 (10%) remaja tidak mengkonsumsi
Total 40 orang 100 % apapun.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa 2. Variabel (Y)
sebagian besar sebanyak 17 (42,5%) a). Menerima Pelajaran dikelas
remaja melakukan sarapan pada pukul bagaimanaa keadaan remaja pada saat
06:00-08:00 WIB, Sebanyak 12 (30%) menerima pelajaran di kelas, data disajikan
remaja melakukan sarapan pukul >10:00 sebagai berikut :

31
Tabel 6 Karakteristik Menerima Pelajaran No Daya ingat jumlah persen
dikelas 1 Dapat mengingat 16 40 %
NO Menerima pelajaran jumlah persen dengan kuat
dikelaas 2 Mengingat hanya 24 60 %
1 Dapat menerima 21 52,5% sebagian
pelajaran dengan 3 Tidak dapat mengingat 0 0%
baik, konsentrasi dan
Total 40 100%
aktif
orang
2 Mendengarkan dan 18 45%
Berdasarkan pada tabel 8 diketahui
mengantuk
bahwa sebagian besar sebanyak 24 (60%)
3 Melamun, lemas dan 1 2,5%
remaja hanya dapat mengingat sebagian,
mengobrol
sebanyak 16 (40%) remaja dapat
Total 40 orang 100%
mengingat dengan kuat, sebanyak 0 (0%)
Berdasarkan pada tabel 7 diketahui tidak dapat mengingat.
bahwa sebagian besar sebanyak 21 B. Analisa Statistik dan Pengujian
(52,5%) remaja dapat menerima pelajaran Analisis statistik dan pengujian pada
dengan baik, konsentrasi dan aktif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sebanyak 18 (45%) remaja hanya dan menganalisa hubungan kebiasaan
mendengarkan dan mengantuk, dan sarapan pagi dengan konsentrasi remaja.
sebanyak 1 (2,5%) remaja melamun, lemas Analisis statistik dan pengujian tersebut
dan mengobrol sebagaimana disajikan pada tabel berikut :
b). Menyelesaikan Suatu Masalah Tabel 9. Analisis deskriptif statistik nilai
pencapaian yang di dapat pada saaat rata – rata, nilai terbesar, dan nilai
menyelesaikan suatu masalah atau terkecil hubungan kebiasaan
persoalan, data disajikan sebagai berikut : sarapan pagi dengan konsentrasi
Tabel 7 Karakteristik Menyelesaikan Suatu remaja.
Masalah
No Menyelesaikan suatu Jumlah Persen Variabel Nilai
masalah
1 Bisa menyelesaikan 18 45%
masalah dengan Rata Terbesar Terkecil
cepat dan tepat – rata
2 Hanya dapat 22 55% Hubungan 7,38 9 3
menyelesaikan kebiasaan
sebagaian saja sarapan pagi
3 Tidak dapat 0 0% (X)
menyelesaikannya Konsentrasi 6,38 9 5
Total 40 orang 100% pada remaja (Y)
Berdasarkan data pada tabel 9 didapatkan
Berdasarkan pada tabel 7 diketahui bahwa skor rata-rata variabel kebiasaan
bahwa sebagian besar sebanyak 22 (55%) sarapan pagi sebesar 7,38 dan skor rata-
remaja hanya dapat menyelesaikan rata dari variabel konsentrassebesar 6,38
sebagian saja, sebanyak 18 (45% )remaja Dari hal tersebut membuktikan bahwa
bisa menyelesaikan masalah dengan cepat kebiasaan sarapan pagi akan mampu
dan tepat, dan sebanyak 0 (0%) remaja meningkatkan daya konsentrasi pada
tidaktidak dapat menyelesaikan suatu remaja, karena nilai rata-rata berada
masalah. dibawah nilai terbesar dan diatas nilai
c). Daya Ingat Remaja terkecil.
Bagaiman kemampuan daya ingat Berdasarkan uji regresi linear
remaja dalam waktu jangka pendek, data sederhana dapat diberi persamaan untuk
disajikan sebagai berikut : mengukur hubungan kebiasaan sarapan
Tabel 8. Karakteristik Daya Ingat Remaja pagi (X) dengan konsentrasi pada remaja

32
(Y), adapun persamaan regresi yang konsentrasi remaja. Sarapan pagi
digunakan adalah merupakan makanan yang dimakan setiap
pagi hari atau suatu kegiatan yang penting
Y = 5,506 + 0,293x dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang
lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan untuk
mengisi lambung yang telah kosong
Berdasarkan persamaan tersebut di selama 8-10 jam dan bermanfaat dalam
atas didapatkan nilai konstanta positif dan meningkatkan kemampuan konsentrasi
nilai koefisien regresi positif. Artinya belajar dan kemampuan fisik (Martianto,
terdapat hubungan yang positif atau 2006).
hubungan yang searah antara kebiasaan Dampak negatif meninggalkan
sarapan pagi dengan konsentrasi remaja. makan pagi adalah ketidak seimbangan
Dari bentuk pernyataan di atas sistem syaraf pusat yang diikuti dengan
menjelaskan bahwa 5,506 adalah rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah,
konstanta, dan setiap kenaikan satu skor dalam keadaan ini anak sulit menerima
dari variabel x mempengaruhi variabel y pelajaran dengan baik (Khomsan, 2002)
dan bernilai 0,293. konsentrasi belajar terganggu karena
Tabel 10 Analisis Koefisien Regresi dan cadangan dari makan malam sudah
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 hubungan kebiasaan menurun (Sunarti dkk, 2006), gangguan
sarapan pagi dengan konsentrasi ingatan jangka pendek, tidak bisa
remaja. menyelesaikan masalah, perhatian
Variabel Koefisienthitung 𝒕𝟎,𝟎𝟓 sig terganggu (Giovannini, 2008) dan
Regresi penurunan hasil tes prestasi belajar
Hubungan 0,177 2,858 2,024 ,007 (Phillips, 2005)
kebiasaan Berdasarkan hasil penelitian yang
sarapan pagi(x) dilakukan di Akademi Kebidanan Wira
Husada Nusantara Malang, hasil
dengan penelitian membuktikan bahwa ada
konsentrasi hubungan yang signifikan antara
pada remaja hubungan kebiasaan sarapan pagi sebesar
(y) 17,7% dengan konsentrasi pada remaja
Berdasarkan pada tabel 10 di atas dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor
dapat diketahui bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lain.
sebesar 2,858 dan untuk nilai 𝑡0,05 (2,024), Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh
sehingga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2,858 >𝑡0,05
Kurniasari,(2005) yaitu penelitian yang
(2,024), artinya ada hubungan yang dilakukan pada anak sekolah dasar di
signitifkan antarakebiasaan sarapan pagi Yogyakarta menunjukkan ada hubungan
dengan konsentrasi remaja. yang nyata antara asupan energi makan
Nilai koefisien regresi sebesar 0,177 pagi dengan kemampuan konsentrasi di
membuktikan bahwa Hubungan antara sekolah menggunakan uji digit simbol.
kebiasaan sarapan pagi dengan Dan penelitian Kim, dkk (2005)
konsentrasi remja sebesar 17,7%, dan menunjukkan bahwa tingginya frekuensi
82,3% yang lainya dipengaruhi oleh melewatkan makan (terutama sarapan)
faktor-faktor lain yang tidak diteliti. dan frekuensi ngemil yang tinggi atau
mengambil makanan yang tidak teratur
C. Pembahasan Hasil Penelitian dan asupan makanan hewani dan buah-
Pada penelitian ini didapatkan bahwa buahan rendah, ini akan mengakibatkan
nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 x sebesar 2,858 dan untuk pertumbuhan dan prestasi akademis yang
nilai 𝑡0,05 (2,024), sehingga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 buruk. Orang yang memiliki kebiasaan
(2,858) >𝑡0,05 (2,048), artinya ada sarapan pagi akan mempunyai
hubungan yang signitifkan antara kemampuan yang lebih baik dari pada
kebiasaan sarapan pagi dengan

33
yang tidak memiliki kebiasaan sarapan dan Kesehatan, Volume 3
pagi Nomor 01, 203-207.
Hakim Thursan. (2002). Mengatasi
SIMPULAN Gangguan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Konsentrasi.Jakarta: Puspa
hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan
Sawara.
konsentrasi pada remaja dapat
disimpulkan sebagai berikut : Hardiansyah, & Muhammad Aries.
1. Berdasarkan data didapatkan bahwa (2012). Jenis Pangan
skor rata-rata kebiasaan sarapan pagi Sarapan dan Perannya
sebesar 7,38 dan skor rata-rata dari Dalam Anak Usia 6-12
variabel konsentrasi remaja sebesar Tahun di Indonesia.
6,38 dari hal tersebut membuktikan jurnalGizi dan
bahwa kebiasaan sarapan pagi dapan Pangan,Volume7Nomor2.(http:
meningkatkan konsentrasi pada //journal.ipb.ac.id/index.php/
remaja. Berdasarkan uji regresi linear jgizipangan/aeticle/view/1237
sederhana dapat diberi persamaan 0)
untuk mengukur hubungan kebiasaan
Lailatul, B. D. (2011). Gizi Dalam
sarapan pagi (X) dengan konsentrasi
remaja (Y), adapun persamaan regresi Kesehatan Reproduksi.
yang digunakan adalah Y =5,506 + Bandung: PT Refika Aditama.
0,293x, bahwa 5,06 adakah konstanta, Larega, T. (2015). Effect Of
dan setiap kenaikan satu sekor dari Breakfast On The Level
variabel x mempengaruhi variabel y Concentration In
dan bernilai 0,293. Adolescents.JMAJORITY,V
2. Jika dihitung dari thitung variabel (X) olume4Nomor2
kebiasan sarapan pagi berpengaruh (http://www.scien/article/piis
signifikan terhadap variabel (Y) 0031938411001375)
konsentrasi pada remaja. Hal ini Niswah Ilyatun, M. Rizal M Damanik,
didukung dengan nilai thitung = 2,858
& Karina Rahmadia
lebih besar dari t0.05 = 2,024.
3. Selanjutnya dilihat dari nilai koefisien Ekawidyani. (2014).
determine / R square bahwa kebiasaan Kebiasaan Sarapan, Status
sarapan pagi memberikan pengaruh Gizi, dan Kualitas Hidup
sebesar 17,7% terhadap konsentrasi Remaja SMP Bosowani
pada remaja, sedangkan 82,3% Bina Insani Bogor.Gizi dan
dipengaruhi faktor lain yang tidak Pangan, Volume 9 Nomor 2
diteliti. (http://jurnal.ipb.ac.id/index.
phpjgizipangan/article/view/8
UCAPAN TERIMA KASIH 727)
Kepadapimpinan AKBID WHN serta Saufika Anita, Retnaningsih, &
seluruh mahasiswi yang terlibat sebagai
Alfiasari. (2012). Gaya Hidup
responden dalam penelitianini.
dan Kebiasaan Makan
DAFTAR PUSTAKA Mahasiswa. Ilmu Keluarga dan
Konsumen, Volume 5, Nomor 2.
Arifin Akbar Leo, & Junaidi Budi (http://jesl.journal.ipb.ac.id/in
Prihanto. (2015). Hubungan dex.php/jikk/article/view/6378)
Sarapan Pagi Dengan Sopiyandi, & Puspita widhyaana
Konsentrasi Siswa di Lakhsmi. (2016). Analisis
Sekolah.Pendidikan Olahraga Jenis, Jumlah, danMutu
Sarapan Pagi Siswa Sekolah

34
Dasar.Vokasi
Kesehatan,Volume II, hlm 62-
68.(http://ejournal.poltekkes-
pontianak.ac.id/index.php/JV
K/article/view/65)
Sudjana Nana. (2014). Penilaian
Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Pt
Remaja Rosdakarya Offset.
Sugiyono. (2013). Sattistika Untuk
Penelitian. Bandungt:
Alfabeta.
Sukiniarti. (2015). Kebiasaan Makan
Pagi Pada Anak Usia SD
dan Hubungandengan
Tingkat Kesehatan dan
Prestasi Belajar.Pendidikan
Biologi Indonesia, Volume 01
Nomor 3 hlm.315-321.
(http://repository.ut.ac.id/617
8/)
Tamsuri Anas, & Galih Ajen WW.
(2012). Hubungan
Kebiasaan Sarapan Pagi
Dengan Tingkat
Konsentrasi Belajar Pada
Anak. AKP, Nomor 5.

35

Anda mungkin juga menyukai