Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN STATUS NUTRISI DAN SARAPAN TERHADAP PENCAPAIAN

PRESTASI AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK

DISUSUN OLEH :
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan kegiatan proses yang dilakukan oleh setiap orang pada setiap

jenjang pendidikan. Manfaat belajar adalah dimana seseorang akan mengembangkan diri,

misalnya dari yang awalnya tidak tahu, karena tanpa belajar sesungguhnya tidak ada

pendidikan. Belajar sangat penting untuk menopang kehidupan manusia, karena dengan

berbagai teknologi ilmiah, manusia akan mampu membangun benteng pertahanan diri

dengan persepsinya sendiri (Ima, 2013)

Salah satu faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kecukupan

energi atau gizi. Sarapan merupakan salah satu swasembada. Sarapan merupakan salah

satu makanan penting yang penuh gizi karena membantu tubuh bekerja lebih keras dan

mencegah kelelahan. (Marlenywati, 2015)

Sarapan menyumbang 15 hingga 30 persen dari kebutuhan kalori harian remaja.

Sangat disayangkan bahwa hanya 26,1% anak-anak di Indonesia yang minum cairan

(susu atau air) dan 44,6% tidak sarapan sama sekali.40,6% dari populasi, menurut

Berdasarkan temuan Riskesdas 2010, mengkonsumsi makanan di bawah kebutuhan

minimum (kurang dari 70% dari angka kecukupan gizi yang direkomendasikan pada

tahun 2004).54,5% adalah remaja, menurut kelompok usia yang ditemukan (Ismanto,

2018)

Jika kita melewatkan sarapan, tubuh kita tidak akan memiliki cukup glukosa, yang

akan membuat kita lebih lemah dan lebih sulit berkonsentrasi karena tubuh kita tidak
akan memiliki energi yang cukup. Kondisi ini dikenal sebagai hipoglikemia karena, tanpa

adanya glukosa, tubuh menggunakan energi dari lemak yang disimpan dan bahkan

mungkin mengalami penurunan kadar glukosa(Nurdin, 2017). Penelitian menemukan

bahwa hampir separuh remaja, terutama yang berusia akhir belasan tahun, melewatkan

sarapan. Penelitian lain menunjukkan bahwa sebanyak 89% remaja masih menghargai

sarapan. Namun, hanya 60% orang yang rutin sarapan. Elnovriza mengatakan bahwa

sebagian besar remaja putri melewatkan sarapan, bahkan melewatkan dua kali makan dan

lebih memilih jajan. Berdasarkan data tersebut, remaja sudah mengetahui betapa

pentingnya sarapan, namun banyak yang tidak menerapkan pengetahuannya dalam

kehidupan sehari-hari (Peralta-argomeda et al., 2016)

Sarapan sangat penting untuk mengisi kembali perut yang kosong selama delapan

sampai sepuluh jam dan untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk

berkonsentrasi, belajar, dan bergerak (Novita, 2020). Sarapan sangat penting untuk anak

SD karena dengan sarapan maka kebutuhan zat gizi untuk aktivitas mereka saat di

sekolah dapat terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan zat gizi maka konsetrasi belajar

juga meningkat dan masa pertumbuhannya juga tidak terganggu (Sandri, 2015).

Berdasarkan data dan fenomena diatas, maka peniliti tertarik untuk melakukan

penelitian terkait “Gambaran Status Nutrisi Dan Sarapan Terhadap Pencapaian

Prestasi Akademi Keperawatan Yatna Yuana Lebak’

1.2 Rumusan masalah

Rendahnya prestasi belajar mahasiswa banyak dikaitkan dengan beberapa faktor,

salah satu diantaranya adalah berkaitan dengan kondisi tubuh mengenai pemenuhan

nutrisi yaitu adanya rasa lapar. Lapar akan mengakibatkan hipoglikemi atau rendahnya
glukosa dalam tubuh yang berperan sebagai energi. Glukosa akan digunakan secara

perlahan dalam tubuh untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.

Sehingga jika energi dalam tubuh rendah akan berpengaruh proses belajar mengajar yang

membutuhkan konsentrasi.

1.3 Tujuan Masalah

1.3. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status nutrisi dan sarapan terhadap

pencapaian prestasi akademi keperawatan yatna yuana lebak

1.3. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran status nutrisi pada mahasiswa akper yatna yuana lebak.

2. Untuk mengetahui gambaran sarapan pada mahasiswa akper yatna yuana lebak.

3. Untuk mengetahui gambaran pencapaian prestasi mahasiswa akper yatna yuana lebak.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4. Bagi AKPER Yatna Yuana

Memberikan gambaran realita mengenai Umur, Pengetahuan dan Gaya Hidup

Sehat Mahasiswa AKPER Yatna Yuana Lebak, sehingga informasi tersebut bagi Dosen,

Staf Karyawan AKPER Yatna Yuana Lebak dapat menindaklanjuti dengan memberikan

intervensi yang tepat sesuai sasaran.

Dapat dijadikan masukan untuk memperkaya bahan pustaka yang berguna untuk

pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nutrisi

1. Pengertian Nutrisi

Nutrisi dan Gizi merupakan salah satu komponen penting yang membantu proses

pertumbuhan terus berlangsung. Anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,

karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air selama masa pertumbuhan dan

perkembangannya. Zat gizi berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan dan perbaikan

tubuh. jaringan sel, sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh, serta sebagai sarana

penghasil energi untuk fungsi organ, gerak, dan fungsi fisik. Jika kebutuhan ini tidak

terpenuhi, proses pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya dapat melambat.

Suplemen adalah komponen yang diperlukan untuk siklus dan kerja tubuh. Berbagai

nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi meliputi: air, vitamin,

mineral, karbohidrat, protein, dan lemak. (Perry, 2013)

2. Macam – macam Nutrisi

Ada lima jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara umum: karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, dan mineral. Proses pertumbuhan sangat bergantung pada sejumlah nutrisi,

antara lain: (Perry, 2013)

1) Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan sumber energi utama bagi

tubuh. Tubuh membutuhkan karbohidrat senilai 8 kilokalori (Kal) per gram.

Karbohidrat dalam bentuk glukosa adalah satu-satunya sumber energi bagi otak

dan saraf sistem.Tubuh menyimpan karbohidrat sebagai glikogen, yang disimpan


di hati dan otot, sebagai cadangan energi. Ada dua jenis karbohidrat: karbohidrat

sederhana dan karbohidrat kompleks. Buah, gula, dan susu semuanya

mengandung karbohidrat sederhana seperti laktosa, glukosa, dan fruktosa (Perry,

2013)

2) Protein

Protein adalah komponen utama protoplasma di dalam sel. Selain sebagai

sumber energi, juga berperan penting dalam proses pertumbuhan. Karbohidrat

kompleks dapat ditemukan pada sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat, dan

sebagainya. Proses regenerasi jaringan, pergeseran komposisi tubuh, dan

pemeliharaan jaringan semuanya dipengaruhi oleh protein. Pada usia empat tahun,

kandungan protein tubuh meningkat dari 14,6% pada pertumbuhan menjadi 18%

menjadi 19%. Selama pertumbuhan, diperkirakan 1-4 g protein per kilogram berat

badan diperlukan (Perry, 2013)

3) Lemak

Bayi mengkonsumsi 40 sampai 50 persen energinya dari lemak. Saat

istirahat, sekitar 60% energi tubuh berasal dari lemak. Lemak tidak dapat diubah

menjadi karbohidrat dan protein, tetapi kelebihan karbohidrat dan protein dapat

diubah menjadi lemak. sebagai zat utama yang membentuk membran sel. Asam

lemak esensial, seperti omega 3 dan omega 6, adalah nutrisi penting untuk

perkembangan otak. Lemak juga membantu penyerapan dan penyimpanan vitamin

yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K. Namun, asam lemak ini

tidak diproduksi oleh tubuh dan diperoleh dari sumber luar (Perry, 2013)

4) Kalsium
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Lebih

dari 98% kalsium dalam tubuh ditemukan di tulang, sementara 1% ditemukan

dalam cairan tubuh dan otot. Tubuh menyerap sekitar 30 hingga 60 persen

kalsium yang dikonsumsi. Selanjutnya, kalsium juga menjaga detak jantung

normal dan mengkomunikasikan motivasi saraf. Protein RNA dan DNA juga

dibuat dengan kalsium untuk membantu aktivitas neuromuskular. Insomnia, kram

otot, gugup, mati rasa, gangguan kognitif, depresi, dan hiperaktif adalah semua

gejala kekurangan kalsium (Perry, 2013)

5) Zat Besi

Zat besi mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh sel tubuh dan

merupakan komponen fundamental dalam pembentukan hemoglobin. Zat ini

diperlukan untuk pertumbuhan, sistem kekebalan tubuh, dan produksi energi.

Aktivitas berlebihan, kurangnya asupan zat besi, pencernaan yang buruk, dan

konsumsi teh dan kopi yang berlebihan semuanya dapat menyebabkan kekurangan

zat besi. Pusing, kelelahan, gugup, dan reaksi mental yang lambat adalah 10 tanda

kekurangan zat besi (Perry, 2013).

B. Sarapan

Sebelum memulai aktivitas fisik apa pun untuk hari itu, sarapan adalah aktivitas

penting. Empat bahan sehat dan lima bahan sempurna harus menjadi sarapan yang sehat.

Ini menunjukkan bahwa kita telah benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi

aktivitas apa pun dengan amunisi lengkap. Manusia membutuhkan sarapan karena

ketersediaan energi untuk satu jam pertama aktivitas diantisipasi saat sarapan. Karena

tubuh terus mengoksidasi pada malam hari guna menghasilkan energi untuk
menggerakkan jantung, paru-paru, dan otot tubuh lainnya, tubuh kekurangan energi untuk

melakukan aktivitas. melakukan kegiatan, khususnya pembelajaran (Sandri, 2015).

Sarapan yang juga dikenal sebagai sarapan atau sarapan pagi, dikonsumsi di pagi

hari, mulai pukul 06.00 hingga 10.00. Makanan tinggi serat, tinggi protein, dan rendah

lemak merupakan pilihan yang baik untuk sarapan karena membantu sistem pencernaan

berfungsi dengan baik. Selain itu, mengonsumsi protein dan kandungan serat yang tinggi

juga bisa membuat seseorang bersemangat hingga siang hari (Peralta-argomeda et al.,

2016)

Sarapan penting karena merupakan makanan yang dimakan di pagi hari sebelum

berangkat kerja atau sekolah untuk memberi energi pada tubuh sebelum mulai bekerja,

antara pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Jarak antara sarapan dan makan malam cukup

lama kira-kira pukul 10 hingga 10 pagi. 12 jam tubuh akan berusaha menaikkan kadar

gula darah dengan membakar cadangan lemak jika sarapan dilewatkan. Tubuh tidak dapat

menjalankan fungsinya saat dalam keadaan ini. sehingga mengganggu konsentrasi anak

(Fitria, 2013)

C. Prestasi belajar

Penguasaan mata pelajaran yang ditentukan oleh nilai atau angka guru merupakan

prestasi belajar. Berdasarkan hal-hal berikut, prestasi belajar dapat dirumuskan dalam

skenario ini:

1) Tingkat prestasi belajar seorang siswa ditentukan oleh seberapa baik mereka

mengikuti instruksi, menyelesaikan tugas, dan berpartisipasi dalam kegiatan.

2) Sebagian besar aspek kognitif prestasi belajar dievaluasi karena:


menyibukkan diri dengan pengetahuan atau memori, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan kemampuan evaluasi siswa (Wicaksana, 2016)

3) Hasil evaluasi guru menunjukkan prestasi belajar berupa nilai atau angka.

prestasi adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan

tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan

dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.(Wicaksana,

2016)

D. kerangka konsep

Variabel bebas variable terikat

Status nutrisi Prestasi belajar


Sarapan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian gambaran status nutrisi dan sarapan terhadap

pencapaian prestasi.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di AKPER Yatna Yuana Lebak, pada bulan Oktober 2022.

3.3 Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa AKPER Yatna Yuana Lebak yang masih

aktif yaitu berjumlah 200 orang. Subjek penelitan berjumlah 147 responden dengan

menggunakan jenis sampel simple random sampling.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data

Pengumpulan data didapatkan berpedoman dari kuesioner. Analisa data yang telah dilakukan

menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi (%).


DAFTAR PUSTAKA

Fitria. (2013). Hubungan Sarapan Pagi dengan Hasil Belajar. Repository Poltekkes

Denpasar, 53(9), 1689–1699.

Peralta-argomeda, J., Huamantinco-araujo, A., Luz Yolanda Toro Suarez, Pimentel, H. F.,

Quispe Phocco, R. F., Roldán-Pérez, G., Estudiantes, V. De, Gustavson, S. S.,

Cosme, L. A., Trama, F. A., Ayala R., A., Ambrosio, E. S., Vasquez, M., Luz

Yolanda Toro Suarez, Cepeda, J. P., Pola, M., Zuleta, C., González, C., Luz Yolanda

Toro Suarez, … Villanueva, I. (2016).

Perry, A. P. P. &. (2013). Konsep Teori Nutrisi Pada Thalasemia. Journal of Chemical

Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Wicaksana, A. (2016). 済無 No Title No Title No Title. Https://Medium.Com/, 7–41.

Karimah, Ima, 2018. Kebiasaan Sarapan Dan Prestasi Belajar Siswa SD Di Kota Bogor Tahun 2013.

Media Informasi, Vol. 14, No. 2, Hal 1-7, Poltekkes Tasikmalaya.

Mariza,Yuni Y. Kusmastuti, AC, 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Kebiasaan Jajan

Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Journal

of Nutrition College. Vol 2, No 1, Hal 207-213, Universitas Diponegoro, Semarang

Rahman, Nurdin, Nikmah Utami Dewi dan Bohari, 2017. Kebiasaan Sarapan Pagi, Asupan Zat

Gizi, Dan Status Gizi Murid SDN Inpres 3 Tondo, Kota Palu. Jurnal Kesehatan Masyarakat,

Vol. 8, No.1, Hal 1- 58, Universitas Tadulako.

Lusiana, Novita, 2020. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah

Dasar Negri 171 Pekanbaru. Ensiklopedia Of Journal, Vol. 2, No. 3, Hal 92-96, STIKes Hang

Tuah Pekanbaru.

Sandri, 2015, Rutinitas Sarapan Pagi Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah. Vol 3, No

1, Hal 1-11, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang


Lasidi, Oktifani Devi, Adrian Umboh dan Yudi Ismanto, 2018. Hubungan Status Gizi Dan Kualitas

Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Dan V, Di SD Negeri 21 Manado. Jurnal

Keperawatan, Vol. 6, No. 1, Hal. 1-7. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Marlenywati, Andri Dwi Hernawan dan Armita Dewi Hardiyanti, 2015. Hubungan Antara Status

Gizi, Kebiasaan Sarapan Pagi, Aktifitas Fisik Dan Gangguan Kesehatan Dengan Prestasi

Belajar Anak Sekolah Dasar. Jurnal Al-Ribaath,

Anda mungkin juga menyukai