DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan proses yang dilakukan oleh setiap orang pada setiap
jenjang pendidikan. Manfaat belajar adalah dimana seseorang akan mengembangkan diri,
misalnya dari yang awalnya tidak tahu, karena tanpa belajar sesungguhnya tidak ada
pendidikan. Belajar sangat penting untuk menopang kehidupan manusia, karena dengan
berbagai teknologi ilmiah, manusia akan mampu membangun benteng pertahanan diri
Salah satu faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kecukupan
energi atau gizi. Sarapan merupakan salah satu swasembada. Sarapan merupakan salah
satu makanan penting yang penuh gizi karena membantu tubuh bekerja lebih keras dan
Sangat disayangkan bahwa hanya 26,1% anak-anak di Indonesia yang minum cairan
(susu atau air) dan 44,6% tidak sarapan sama sekali.40,6% dari populasi, menurut
minimum (kurang dari 70% dari angka kecukupan gizi yang direkomendasikan pada
tahun 2004).54,5% adalah remaja, menurut kelompok usia yang ditemukan (Ismanto,
2018)
Jika kita melewatkan sarapan, tubuh kita tidak akan memiliki cukup glukosa, yang
akan membuat kita lebih lemah dan lebih sulit berkonsentrasi karena tubuh kita tidak
akan memiliki energi yang cukup. Kondisi ini dikenal sebagai hipoglikemia karena, tanpa
adanya glukosa, tubuh menggunakan energi dari lemak yang disimpan dan bahkan
bahwa hampir separuh remaja, terutama yang berusia akhir belasan tahun, melewatkan
sarapan. Penelitian lain menunjukkan bahwa sebanyak 89% remaja masih menghargai
sarapan. Namun, hanya 60% orang yang rutin sarapan. Elnovriza mengatakan bahwa
sebagian besar remaja putri melewatkan sarapan, bahkan melewatkan dua kali makan dan
lebih memilih jajan. Berdasarkan data tersebut, remaja sudah mengetahui betapa
Sarapan sangat penting untuk mengisi kembali perut yang kosong selama delapan
berkonsentrasi, belajar, dan bergerak (Novita, 2020). Sarapan sangat penting untuk anak
SD karena dengan sarapan maka kebutuhan zat gizi untuk aktivitas mereka saat di
sekolah dapat terpenuhi, dengan terpenuhinya kebutuhan zat gizi maka konsetrasi belajar
juga meningkat dan masa pertumbuhannya juga tidak terganggu (Sandri, 2015).
Berdasarkan data dan fenomena diatas, maka peniliti tertarik untuk melakukan
salah satu diantaranya adalah berkaitan dengan kondisi tubuh mengenai pemenuhan
nutrisi yaitu adanya rasa lapar. Lapar akan mengakibatkan hipoglikemi atau rendahnya
glukosa dalam tubuh yang berperan sebagai energi. Glukosa akan digunakan secara
perlahan dalam tubuh untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.
Sehingga jika energi dalam tubuh rendah akan berpengaruh proses belajar mengajar yang
membutuhkan konsentrasi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status nutrisi dan sarapan terhadap
1. Untuk mengetahui gambaran status nutrisi pada mahasiswa akper yatna yuana lebak.
2. Untuk mengetahui gambaran sarapan pada mahasiswa akper yatna yuana lebak.
3. Untuk mengetahui gambaran pencapaian prestasi mahasiswa akper yatna yuana lebak.
Sehat Mahasiswa AKPER Yatna Yuana Lebak, sehingga informasi tersebut bagi Dosen,
Staf Karyawan AKPER Yatna Yuana Lebak dapat menindaklanjuti dengan memberikan
Dapat dijadikan masukan untuk memperkaya bahan pustaka yang berguna untuk
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nutrisi
1. Pengertian Nutrisi
Nutrisi dan Gizi merupakan salah satu komponen penting yang membantu proses
pertumbuhan terus berlangsung. Anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air selama masa pertumbuhan dan
perkembangannya. Zat gizi berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan dan perbaikan
tubuh. jaringan sel, sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh, serta sebagai sarana
penghasil energi untuk fungsi organ, gerak, dan fungsi fisik. Jika kebutuhan ini tidak
Suplemen adalah komponen yang diperlukan untuk siklus dan kerja tubuh. Berbagai
nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi meliputi: air, vitamin,
Ada lima jenis nutrisi yang dibutuhkan tubuh secara umum: karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral. Proses pertumbuhan sangat bergantung pada sejumlah nutrisi,
1) Karbohidrat
Karbohidrat dalam bentuk glukosa adalah satu-satunya sumber energi bagi otak
2013)
2) Protein
kompleks dapat ditemukan pada sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat, dan
pemeliharaan jaringan semuanya dipengaruhi oleh protein. Pada usia empat tahun,
kandungan protein tubuh meningkat dari 14,6% pada pertumbuhan menjadi 18%
menjadi 19%. Selama pertumbuhan, diperkirakan 1-4 g protein per kilogram berat
3) Lemak
istirahat, sekitar 60% energi tubuh berasal dari lemak. Lemak tidak dapat diubah
menjadi karbohidrat dan protein, tetapi kelebihan karbohidrat dan protein dapat
diubah menjadi lemak. sebagai zat utama yang membentuk membran sel. Asam
lemak esensial, seperti omega 3 dan omega 6, adalah nutrisi penting untuk
yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K. Namun, asam lemak ini
tidak diproduksi oleh tubuh dan diperoleh dari sumber luar (Perry, 2013)
4) Kalsium
Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan dan mineralisasi tulang. Lebih
dalam cairan tubuh dan otot. Tubuh menyerap sekitar 30 hingga 60 persen
normal dan mengkomunikasikan motivasi saraf. Protein RNA dan DNA juga
otot, gugup, mati rasa, gangguan kognitif, depresi, dan hiperaktif adalah semua
5) Zat Besi
Zat besi mengangkut oksigen dan nutrisi ke seluruh sel tubuh dan
Aktivitas berlebihan, kurangnya asupan zat besi, pencernaan yang buruk, dan
konsumsi teh dan kopi yang berlebihan semuanya dapat menyebabkan kekurangan
zat besi. Pusing, kelelahan, gugup, dan reaksi mental yang lambat adalah 10 tanda
B. Sarapan
Sebelum memulai aktivitas fisik apa pun untuk hari itu, sarapan adalah aktivitas
penting. Empat bahan sehat dan lima bahan sempurna harus menjadi sarapan yang sehat.
Ini menunjukkan bahwa kita telah benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapi
aktivitas apa pun dengan amunisi lengkap. Manusia membutuhkan sarapan karena
ketersediaan energi untuk satu jam pertama aktivitas diantisipasi saat sarapan. Karena
tubuh terus mengoksidasi pada malam hari guna menghasilkan energi untuk
menggerakkan jantung, paru-paru, dan otot tubuh lainnya, tubuh kekurangan energi untuk
Sarapan yang juga dikenal sebagai sarapan atau sarapan pagi, dikonsumsi di pagi
hari, mulai pukul 06.00 hingga 10.00. Makanan tinggi serat, tinggi protein, dan rendah
lemak merupakan pilihan yang baik untuk sarapan karena membantu sistem pencernaan
berfungsi dengan baik. Selain itu, mengonsumsi protein dan kandungan serat yang tinggi
juga bisa membuat seseorang bersemangat hingga siang hari (Peralta-argomeda et al.,
2016)
Sarapan penting karena merupakan makanan yang dimakan di pagi hari sebelum
berangkat kerja atau sekolah untuk memberi energi pada tubuh sebelum mulai bekerja,
antara pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Jarak antara sarapan dan makan malam cukup
lama kira-kira pukul 10 hingga 10 pagi. 12 jam tubuh akan berusaha menaikkan kadar
gula darah dengan membakar cadangan lemak jika sarapan dilewatkan. Tubuh tidak dapat
menjalankan fungsinya saat dalam keadaan ini. sehingga mengganggu konsentrasi anak
(Fitria, 2013)
C. Prestasi belajar
Penguasaan mata pelajaran yang ditentukan oleh nilai atau angka guru merupakan
prestasi belajar. Berdasarkan hal-hal berikut, prestasi belajar dapat dirumuskan dalam
skenario ini:
1) Tingkat prestasi belajar seorang siswa ditentukan oleh seberapa baik mereka
3) Hasil evaluasi guru menunjukkan prestasi belajar berupa nilai atau angka.
prestasi adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan
tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan
2016)
D. kerangka konsep
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian gambaran status nutrisi dan sarapan terhadap
pencapaian prestasi.
Penelitian ini dilakukan di AKPER Yatna Yuana Lebak, pada bulan Oktober 2022.
3.3 Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa AKPER Yatna Yuana Lebak yang masih
aktif yaitu berjumlah 200 orang. Subjek penelitan berjumlah 147 responden dengan
Pengumpulan data didapatkan berpedoman dari kuesioner. Analisa data yang telah dilakukan
Fitria. (2013). Hubungan Sarapan Pagi dengan Hasil Belajar. Repository Poltekkes
Peralta-argomeda, J., Huamantinco-araujo, A., Luz Yolanda Toro Suarez, Pimentel, H. F.,
Cosme, L. A., Trama, F. A., Ayala R., A., Ambrosio, E. S., Vasquez, M., Luz
Yolanda Toro Suarez, Cepeda, J. P., Pola, M., Zuleta, C., González, C., Luz Yolanda
Perry, A. P. P. &. (2013). Konsep Teori Nutrisi Pada Thalasemia. Journal of Chemical
Karimah, Ima, 2018. Kebiasaan Sarapan Dan Prestasi Belajar Siswa SD Di Kota Bogor Tahun 2013.
Mariza,Yuni Y. Kusmastuti, AC, 2013. Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Dan Kebiasaan Jajan
Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Journal
Rahman, Nurdin, Nikmah Utami Dewi dan Bohari, 2017. Kebiasaan Sarapan Pagi, Asupan Zat
Gizi, Dan Status Gizi Murid SDN Inpres 3 Tondo, Kota Palu. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Lusiana, Novita, 2020. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah
Dasar Negri 171 Pekanbaru. Ensiklopedia Of Journal, Vol. 2, No. 3, Hal 92-96, STIKes Hang
Tuah Pekanbaru.
Sandri, 2015, Rutinitas Sarapan Pagi Meningkatkan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah. Vol 3, No
Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV Dan V, Di SD Negeri 21 Manado. Jurnal
Marlenywati, Andri Dwi Hernawan dan Armita Dewi Hardiyanti, 2015. Hubungan Antara Status
Gizi, Kebiasaan Sarapan Pagi, Aktifitas Fisik Dan Gangguan Kesehatan Dengan Prestasi