Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN E-LEARNING KEPERAWATAN PENCERNAAN II

“Apakah yang terjadi jika seseorang mengalami gangguan nutrisi dan apakah efek
kekurangan pada sistem tubuh?”

Disusun oleh:
Kelompok 4
Niken Istifan Gunari 131311133009
Tika Heni Siswanti 131311133038
Nurjazilah Hemadiyan 131311133044
Anisa Ramadhani 131311133053
Yuanita Devi Santoso 131311133059
Magita Novita Sari 131311133086
Nurul Istifaizah 131311133119
Rachmad Aziz 131311133146

Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan


Universitas Airlangga

2015
Gizi yang Tepat Bagi Tubuh

Berdasarkan pengertian nutrisi itu sendiri , zat ini memang menjadi asupan
utama bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan sebagai pembentuk
energi penting.

Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam seperti sebagai proses pengambilan zat


zat makanan yang penting, sebagai subtansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk bergerak normal. Namun nutrisi sangat berbeda dari makanan yang kita makan
tiap harinya, nutiri adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut. Nutrisi juga
berperan aktif sebagai asupan makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh setidaknya
mengkonsumsi beberapa jenis makanan setiap harinya. Ada beberapa jenis nutrisi
yang memang perlu untuk diserap oleh kita tiap harinya. Seperti karbohidrat, jenis
nutrisi ini adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hydrogen serta oksigen.

Jenis zat ini terdapat pada beras, jagung, gandum, dan umbi-umbian Ada
lemak sebagai jenis nutrisi yang juga diperlukan oleh tubuh kita, lemak berperan
sebagai sumber energi yang dipadatkan. Ada protein yang merupakan konstituen
nutrisi bagi kesehatan. Penting untuk semua sel-sel dalam tubuh. Vitamin juga
menjadi sarana nutrisi yang tak kalah penting untuk mengatur metabolimse dalam
tubuh.

Mineral serta air juga merupakan jenis nutrisi yang penting bagi tubuh.
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkansecara lang
sung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang
masih dalam masa pertumbuhan. Dimana tumbuh kembang balita yang berlangsung
secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas yang tepat dan seimbang.

Sejak dari masa janin, bayi, remaja sampai ke masa dewasa dan lansia (lanjut
usia), manusia membutuhkan zat-zat yang berguna untuk membantu fungsi semua
organ agar dapat berjalan dengan baik, apakah zat itu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, garam mineral dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan sebagai
sumber tenaga atau energi untuk bekerja. Kalori yang dihasilkan untuk setiap 1 gram
karbohidrat adalah sebesar 4 gramkalori, sedang 1 gram protein menghasilkan 4
gramkalori dan untuk setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan kalori sebesar 9
gramkalori. Vitamin dan mineral dibutuhkan sebagai pengatur tubuh dengan jalan
memperlancar proses oksidasi, memelihara fungsi normal otot dan syaraf, vitalitas
jaringan dan menunjang fungsi-fungsi tertentu. Selain itu, di dalam proses-proses
tersebut juga dibutuhkan air dan oksigen dari udara. Peranan air sangat penting
sebagai medium atau pelarut dari getah-getah tubuh, peredaran darah dan proses-
proses dalam tubuh lainnya.

Pedoman Gizi Seimbang baru ini sebagai penyempurnaan pedoman-pedoman


yang lama, bila diibaratkan rumah maka ada 4 (empat) pilar prinsip yang harus
dipenuhi agar rumah tersebut dapat berdiri, yaitu 1). Mengonsumsi makanan
beragam, tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi
yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan
kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu (ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6
bulan; 2). Membiasakan perilaku hidup bersih, perilaku hidup bersih sangat terkait
dengan prinsip Gizi Seimbang; 3) Melakukan aktivitas fisik, untuk menyeimbangkan
antara pengeluaran energi dan pemasukan zat gizi kedalam tubuh; 4)
Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) dalam batas normal. Memantauan
BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari ‘Pola Hidup’ dengan ‘Gizi
Seimbang’, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB normal, dan apabila
terjadi penyimpangan maka dapat segera dilakukan langkah-langkah pencegahan dan
penanganannya.

Kecukupan gizi adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua (97,5%) orang sehat dalam kelompok
umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu. Nilai asupan harian zat gizi yang
diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam
kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi
(Hardinsyah dan Tambunan 2004).

Kebutuhan kalori harian rata-rata orang dewasa sebesar 2000 kalori per hari.
Pengaturan kalori dan komposisi nutrisi dapat membantu Anda mempertahankan pola
hidup sehat dan berat badan ideal. Hal dibawah ini komposisi yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia:

1. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy utama tubuh. Tiap 1 gram


karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energy sebesar 4 kalori.
Angka kebutuhan Gizi untuk karbohidrat 300 gram per hari, atau 1200
kalori. Komposisi konsumsi karbohidrat yang ideal adalah 45 – 60% dari
total kalori harian. Menu makanan orang Asia termasuk orang Indonesia,
umumnya tinggi karbohidrat, sekitar 70-80% total kalori harian.
2. Lemak diperlukan sebagai cadangan energy dan pelindung organ tubuh.
Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori. Angka Kebutuhan Gizi harian
untuk lemak sebesar 62 gram, sekitar 20-30% dari total kebutuhan kalori
harian. Lemak juga membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut, suhu
tubuh, metabolisme sel tubuh, dan membantu melarutkan vitamin A, D, E,
dan K.
3. Vitamin dan mineral diperlukan setiap hari untuk mengatur berbagai
proses dalam tubuh, membantu pembentukan energi serta proses berpikir.
Disarankan mengonsumsi 5–9 porsi buah dan sayur setiap hari. Satu porsi
buah dan sayur setara dengan 40 kalori. Buah dan sayur juga memberikan
serat dan fitonutrisi untuk kesehatan optimal.
4. Mencukupi kebutuhan serat pangan (dietary fiber) setiap hari adalah cara
mudah untuk hidup sehat.

Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada
saat hamil dan juga pada waktu bayi, di mana sel-sel otak sedang tumbuh dengan
pesatnya. Kekurangan gizi pada saat pertumbuhan, bisa berakibat berkurangnya
jumlah sel-sel otak dari jumlah yang normal. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi
kerja otak tersebut di kemudian hari. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo et al.
(1995), telah membuktikan bahwa status gizi anak mempunyai dampak positif
terhadap inteligensinya.

sorhaindo dan feinstei di london menyatakan bahwa terdapat hubungan antara


status gizi drngan prestasi belahar. status gizi menyebabkan perkembangan otam yang
tidak sempurna yang menyebabkan kognitif dan oerkembangan IQ terhambat. pada
keadaan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terganggu, badan kecil,
jumlah sel dalam otak berkurang dan terjadi ketidak matangan serta ketidak
sempurnaan organisasi biokimia dalam otak. keadaan ini akan berpengarub terhadap
perkembangan kecerdasan. dalam bebrrapa tanggapan di forum, menyebutkan bahwa
sangatlah prnting bagi ibu hamil dan menyusui utk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
yang saya pahami, pemberian asi dapat menurunkan risiko bayi.

Suplemen makanan yang banyak dijual dipasar-pasar memamang membantu


untuk memenuhi kekurangan serat, tetapi kadang kala sering menimbulkan efek
samping misalnya dehidrasi ataupun usus tersumbat karena kebanyakan serat yang
tertahan. Biasanya ini terjadi karena kesalahan mengonsumsinya, oleh karena itu bila
seseorang menonsumsi suplemen serat sebaiknya memperhatikan pula takaran yang
harus dipakai dan mengosumsi air lebih banyak lagi agar suplemen itu dapat bekerja
dengan baik. Sebenarnya cara paling aman dan mudah untuk mengatasi kekurangan
serat makanan adalah mengonsumsi sayuran dan buah alami secara tepat dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen serat.

Yang dinamakan dengan suplemen merupakan berbagai macam nutrisi yang di mix
menjadi satu sehingga lebih mudah dikonsumsi. Tujuan utama dari diciptakannya
suplemen yakni meningkatkan produktivitas tubuh dan menjaga agar tetap prima
disamping untuk memenuhi nutrisi tubuh yang belum kita penuhi. Namun ada
beberapa aturan yang harus anda perhatikan dalam mengkonsumsi suatu suplemen:
1. Organ anda memiliki struktur dan kepekaan yang berbeda terhadap zat apapun
2. Suplemen bukanlah obat, suplemen hanya penunjang nutrisi tubuh
3. Suplemen tidak boleh diminum bersamaan dengan obat karena interaksi
antara suplement dg obat menimbulkan efek yang kurang baik bagi tubuh
4. Jangan terlalu sering mengkonsumsi suplemen, karena didalam suplemen
teradapat zat pewarna, dan zat kimia tambahan. dan yang paling penting
5. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu

Setiap dari kita perlu untuk mengkonsumsi suplemen namun harus dengan cara
yang bijaksana dan tidak berlebihan Jika tertarik pada suplemen dan ingin
mengkonsumsi suplemen mulai saat ini. Perhatikan hal-hal dibawah ini:

1. kombinasi multivitamin dan mineral


2. keseimbangan suplemen kalsium, magnesium, dan vitaminD yang mudah
terserap tubuh
3. suplemen asam lemak omega 3

Dasar dasar yang membenarkan untuk suplemen vitamin:

Kategori Defisiensi
Absorbs yang tidak memadai Malabsorbsi, diare, penyakit infeksi, dan
inflamasi
Ketidakmampuan menggunakan vitamin Penyakit hari (sirosis, hepatitis), penyakit
ginjal, defisiensi hereditary tertentu
Peningkatan kehilangan vitamin Demam akibat proses infeksi
hipertiroidisme, hemodialisis, kanker,
kelaparan, diet ketat yang mendadak
Kebutuhan vitamin yang meningkat Masa kanan-kanak awal, kehamilan,
penyakit berat (kanker, alkoholisme),
pembedahan gastrointestinal, diet khusus.
konsumsi suplemen yang baik untuk tubuh kita merupakan suplemen yang
sesuai dengan kebutuhan tubuh kita, suplemen dikonsumsi untuk mengimbangi
kebutuhan zat gizi tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat, protein dan lemak,
sehingga yang perlu untuk mengetahui jumlah yg dibutuhkan.

Jenis Gangguan Gizi yang Dapat Terjadi

Gangguan pemenuhan nutrisi juga dapat terjadi karena kekurangan atau kelebihan
dari salah satu zat gizi. Misalnya:

a. Defisiensi Karbohidrat

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan suplai energy berkurang.


Akibatnya, tubuh mencari alternatif zat gizi yang dapat menggantikan
karbohidrat, yaitu lemak dan protein. Apabila peristiwa tersebut berlangsung terus
tanpa suplai karbohidrat yang cukup, lemak tubuh akan terpakai dan protein yang
seharusnya digunakan untuk pertumbuhan jadi berkurang. Akibatnya, tubuh
semakin kurus dan menderita Kurang Energi Protein (KEP).

b. Kekurangan dan kelebihan serat

Kekurangan konsumsi serat memberikan efek negative pada kesehatan,


terutama sembelit alias susah buang air besar. Adapun apabila asupan serat
berlebih, tubuhpun akan mengalami dampaknya karenan serat tidak mengandung
energy atau nutrient lain sehungga menyebabkan defisiensi zat gizi.

c. Hipervitaminosis A

Terjadi apabila tubuh mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang


banyak dalam jangka waktu yang lama. Efek samping akibat kelebihan vitamin A,
antara lain (a) sakit kepala, muntah , dan penglihatan kabur;(b) kulit kering,
bersisik dan mengelupas;(c) rambut kasar dan mudah rontok;(d) kuku rapuh; dan
(e) keringat berlebihan.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak tidak hanya semata-mata


mengganggu kebutuhan fisik dan fisiologi anak saja, tetapi juga berpengaruh pada
aspek psikologis, psikodinamis, perkembangan psikososial anak. Dampak psikologis
dampak psikologis mencakup aspek psikodinamik, psikososial dan maturasi organik.

1. psikodinamik (freud) pada anak usia bayi, pemenuhan utama yakni


pemenuhan kebutuhan dasar secara oral. pemenuhan kebutuhan
lingkungan dilakukan oleh ibu dengan pemberian ASI. Namun apabila
tidak dipenuhi, selain imunitas anak jelek juga dapat mengganggu
perkembangan otak anak
2. Psikososial (erikson) fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak
menurut pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya, apabila
terdapat gangguan dalam pemenuhan psikososial anak, timbullah rasa
tidak percaya terhadap keluarga dan lingkungan
3. Maturasi organik (piaget) perkembangan organik yang dialami oleh anak
melalui makanan yakni pengalaman sensoris berupa rasa pengecapan,
penciuman , pergerakan, perabaan. apabila sejak kecil anak tidak pernah
dikenalkan dengan berbagai macam makanan maka ketrampilan anak
dalam perkembangannya juga mengalami keterbatasan. disamping itu
kemampuan sensoris untuk merasakan suatu rasa juga mengalami
penumpulan.

Adapun dari referensi lain:

1. Kekurangan Lemak Apabila konsumsi lemak kurang, persediaan lemak


dalam tubuh menjadi kurus. Terjadi pula kekurangan asam lemak esensial,
yaitu asam lemak linoleat dan linolenat.
Kekurangan asam lemak omega 6 menyebabkan pertumbuhan menurun,
kegagalan reproduktif, perubahan kulit dan rambu, serta patologi hati.
Penelitian oleh Koletzo dan Braun (1991) terhadap bayi premature
menunjukkan adanya hubungan antara berat badan lahir dan asam lemak
omega 6. Ada korelasi positif antara berat badan dan kandungan asam
arakidonat dalam trigliserida darah serta antara berat badan dan total
omega 6 PUFA. Asam arakidonat merupakan pendukung pertumbuhan
selama tahun pertama kehidupan.
Kekurangan asam lemak omega 3 menyebabkan penurunan kemampuan
belajar (Lamptey dan Walker, 1976), elektroretinogram tidak normal
(Wheeler et al, 1975), pengelihatan rusak (Lamptey dan Walker, 1976),
dan polydipsia (rasa haus yang berlebihan) (Connor et al, 1991).
2. Kelebihan Lemak Kelebihan konsumsi lemak dapat menyebabkan
kegemukan atau obesitas, penyumbatan pembuluh darah karena banyak
lemak yang menumpuk di dalam dinding pembuluh darah. Lemak yang
menumpuk tersebut bisa dalam bentuk kolesterol. Akibatnya, kolesterol
akan tinggi, menjadi hipertensi, penyakit jantung coroner, dan stroke.
Lemak yang tinggi juga mempunyai implikasi dengan kanker payudara,
kolon, dan prostat.
3. Kekurangan dan kelebihan protein Kekurangan protein dapat
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan jaringan yang tidak
normal, kerusakan fisik dan mental pada anak, ibu hamil dapat mengalami
keguguran, melahirkan bayi premature, dan anemia. Adapun kelebihan
protein dapat mengakibatkan kerja berat ginjal, terutama pada bayi dan
bayi yang lahir dengan berat badan rendah, serta hipertrofi pada hati dan
ginjal. Kelebihan protein juga dapat merangsang pengeluaran kalsium.

Gangguan nutrisi yang lainnya:

1. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi adalah insufisiensi asupan nutrien dalam memenuhi


kebutuhan energi harian karena asupan makanan yang tidak adekuat atau
pencernaan dan absorpsi makanan yang tidak benar. Asupan makanan yang tidak
adekuat dapat disebabkan oleh ketidakmampuan mendapat dan mempersiapkan
makanan, pengetahuan yang tidak adekuat mengenai nutrisi esensial dan diet
seimbang, ketidaknyamanan selama atau setelah makan, disfagia (kesulitan
menelan), anoreksia ( kehilangan selera makan), mual atau muntah dan lainlain.

Pencernaan dan absorpsi nutrient yang tidak benar dapat disebabkan oleh
produksi hormone atau enzim yang tidak adekuat atau obstruksi saluran
gastrointestinal. Kekurangan nutrisi diindikasikan dengan adanya defisiensi
energi, protein, dan mikronutrien ataupun bisa kombinasi di antaranya. Tanda
klinis :

a.Berat badan 10-20% dibawah normal

b.Tinggi badan dibawah ideal

c.Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

2. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi adalah asupan kalori yang melebihi kebutuhan energy


harian, mengakibatkan penyimpanan energy dalam bentuk bertambahnya jaringan
adipose.
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebihan. Tanda klinis :

a.Berat badan lebih dari 10% berat ideal

b.Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)

c.Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
3. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai


lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

4. Malnutrisi

Malnutrisi umumnya didefinisikan sebagai kurangnya zat makanan yang


penting atau yang benar tetapi dalam praktinya, malnutisi meliputi kekurangan
nutrisi dan kelebihan nutrisi (obesitas).Malnutrisi merupakan masalah yang
berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat
dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan
penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-
lain.

Malnutrisi merupakan resiko utama terjadinya morbiditas dan mortilitas


pada klien lansia di rumah sakit dan panti weda (Morrisson, 1997). Lebih dari 50
persen klien lansia yang masuk ke rumah sakit dan panti weda mengalami atau
berada dalam bahaya malnutrisi (Holzapfel et al.,1996).Contoh klien yang
berisiko besar adalah klien lansia yang memilii kerusakan kognitif atau klien yang
menderita demensia signifikan, yang menunjukkan perilaku agitasi pada saat
makan karena stimulus yang berlebihan.Banyak klien di fasilitas perawatan ahli
bergantung pada bantuan staf untuk makan, mulai dari arahan verbal sampai
bantuan total.Peran nutrisi tidak dapat diremehkan nilainya, karena tidak hanya
mengoptimalkan fungsi fisik dan kognitif klien tetapi juga kualitas
kehidupannya.Oleh karena itu, mengkaji dan meningkatkan nutrisi yang adekuat
untuk klien adalah aspek asuhan keperawatan yang penting dan vital.
Efek Kekurangan Gizi Bagi Tubuh

1. Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zt pembakar,


shingga otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan karbohidrat
dan zat lemak juga dapat menyebabkan tubuh menjasi lesu, kurang bergairah untuk
melakukan berbagai kegiatandan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak
menimbukan kerugian.

2. Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan, mentababkan seorang kekurangnan


tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malasm
merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun.

3. Pertahan Tubuh

Daya tahan terhadpa taekanan atai stres menutun. Sistem imunitas dan antibodi
berkurang, sehingga orang mudah terserang infekasi seperti pilek, batuk, dan diare.
Pada anak-anak hal ini dapat membawa kematian.

4. Struktur dan Fungsi Otak

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental,
dengan demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua
tahun. Kekurangan gizi dapat berakibta terganggunya fungsi otak secara permanen.

5. Perilaku

Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku
tidak tenang. Mereka mudah tersunggung, cengang, dan apatis.

Bisa dilihat dari jenis nutrisinya:


1. Karbohidrat

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan suplai energy berkurang. Akibatnya


tubuh mencari alternative zat gizi yang dapat menggantika karbohidrat yaitu protein
dan lemak. Apabila itu terjadi terus menerus tanpa suplai karbohidrat yang cukup,
lemak tubuh akan terpakai dan protein yang seharusnya digunakan untuk
pertumbuhan jadi berkurang. Akibatnya tubuh semakin kurus dan menderita kurang
energy protein. Pada intinya kekurangan karbohidrat bisa mengakibatkan energy
berkurang dan pertumbuhan jadi terhambat.

2. Protein

Kekurangan protein dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan


jaringan yang tidak normal, kerusakan fisik dan mental pada anak, ibu hamil dapat
mengalami keguguran, melahirkan bayi premature dan anemia. Adapun apabila
kekurangan protein sistem imun kita tidak dapat bekerja dengan baik. Sebab, protein
menyusun sistem antibody dan sel-sel darah putih yang akan menyerang bakteri atau
virus penyebab penyakit. Jika tubuh kekurangan zar gizi maka protein akan dipecah
untuk menghasilkan energy yang membuat kita bisa bertahan bahkan pada saat kita
tidak makan.

3. Lemak

Lemak yang ada didalam tubuh adalah sumber produksi panas dan bertanggung
jawab dalam menghangatkan tubuh, apabila kurang lemak dalam tubuh bisa
mengakibatkan sering merasa kedinginan. Akibat kekurangan lemak lainnya adalah
sulit berkonsentrasi dan mudah merasa lelah. Kulit kering juga dapat terjadi jika
tubuh tidak memiliki cukup lemat yang sehat. Selain kulit kering, kulit juga akan
lebih sensitive, bersisik dan gatal. Lemak membantu menstabilkan gula darah
didalam tubuh. Lemak juga berguna untuk meningkatkan energy dalam tubuh, jika
lemak didalam tubuh tidak terpenuhi, maka tubuh akan kekurangan energy. Hal ini
dapat menyebabkan rasa lemas, cepat lelah dan malas.

4. Serat

Kekurangan konsumsi serat memberikan efek negative pada kesehatan, terutama


sembelit alias susah buang air besar.

5. Vitamin
- Vitamin A : Kekurangan bisa menyebabkan mata kurang sehat, mudah
terjadi gangguan pada mata
- Vitamin B1 : Kekurangan sering terjadi pada usia lanjut dengan tanda
munculnya gangguanpencernaan, gangguan saraf, sangat peka terhadap rasa
nyeri, dan kelemahan
- Vitamin B2 : Kekurangan akan mengakibatkan penurunan penglihatan,
katarak, depresi, gangguan kulit, radang mata
- Vitamin B3 : Kekurangan akan mengakibatkan terserang penyakit pellagra
yang ditandai dengan kulit pecah-pecah dan bersisik, otak tidak berfungsi
dengan baik sehingga sering bingung.
- Vitamin B5 : Kekurangan menyebabkan nyeri otot, depresi, eksema,
kelelahan, kerontokan rambut.
- Vitamin B6 : Kekurangan akan mengalami depresi, kejang-kejang,
melemahnya saraf yang berhubungan dengan daya ingat, anemia, dan
gangguan kulit.
- Biotin : Kekurangan biotin akan menyebabkan gangguan jantung, kurang
napsu makan, mual, dan depresi.
- Asam folat : Kekurangan dapat menyebabkan anemia, depresi gangguan
mental, dan kelelahan.
- Vitamin B12 : Kekurangan pada usus akan mengakibatkan kepikunan
depresi, dan gangguan mental
- Vitamin C : Kekurangan bisa mengakibatkan terjadinya sariawan atau
bubur pecah-pecah
- Vitamin D : Kekurangan mengakibatkan gelisah, sulit tidur, tulang rapuh
(osteoporosis)
- Vitamin E : Kekurangan bisa membuat tubuh lebih cepat terkena
gangguan radikal bebas, antioksidan, dan mencegah kanker.
- Vitamin K : Kekurangan bisa mengakibatkan apabila terjadi luka akan
sulit mongering.
6. Mineral
- Kalsium : Kekurangan mengakibatkan terjadinya osteoporosis. Jika
mengonsumsi lebih dari 2000 mg/hari meningkatkan resiko timbulnya batu di
saluran kemih, nyeri perut, gangguan penyerapan zat besi, zinc, dan
magnesium, letih, merusak fungsi ginjal hingga sembelit.
- Zat besi : Kekurangan menurunkan daya konsentrasi dan kekebalan
tubuh karena terjadinya anemia. Jika mengonsumsi zat besi lebih dari dari 25
mg/hari, memungkinkan anda untuk mengalami sembelit, letih, sakit kepala,
resiko infeksi meningkat, kerusakan pada hati, otot jantung, dan pankreas,
mual, hingga dapat menyebabkan keracunan pada anak-anak.
- Selenium : Kekurangan meningkatkan resiko terkena kanker, penyakit
kardiovaskuler, dan katarak. mual dan muntah, rambut dan kuku rontok, ruam
di kulit, kerusakan saraf.
- Zinc : Kekurangan mengakibatkan rusaknya fungsi indra dengan
munculnya gejala mudah terkena infeksi, menurunya kesehatan, berkurangnya
kepekaan terhadap bau serta penyakit seperti jerawat. Mengonsumsi zinc lebih
dari 75 mg/hari bisa melemahkan fungsi kekebalan tubuh, nyeri dan
perdarahan perut, mual, anemia, kadar kolesterol yang tidak stabil hingga
kelahiran prematur.
- Yodium : Kekurangan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
normal pada anak, degradasi mental, dan pembengkakan kelenjar tiroid. Jika
anda mengonsumsi yodium lebih dari 2mg perhari dapat membuat kulit dan
rambut kering, muntah, mulut sakit, susah bernapas, diare, kelenjar saliva
bengkak, berat badan naik, merusak fungsi kelenjar tiroid, muncul ruam di
kulit, hingga menstruasi berlebihan.

Pemantauan status cairan pada lansia

1. Tanda-tanda kekurangan cairan


a. Tanda – tanda vital
- Terjadi peningkatan suhu tubuh
- apat terjadi peningkatan frekuensi pernafasan dan kedalaman pernafasan
(normal : 14 – 20 x/mnt)
- Peningkatan frek. denyut nadi (normal : 60-100 x/mnt), nadi lemah, halus
- Tekanan darah menurun
b. Pemeriksaan Fisik :
- Kulit kering dan agak kemerahan
- Lidah kering dan kasar
- Mata cekung
- Penurunan BB yang terjadi scr tiba2/drastis
- Turgor kulit menurun (Lansia kurang akurat)
c. Perilaku :
- Penurunan kesadaran
- Gelisah
- Lemah
- Pusing
- Tidak nafsu makan
- Mual dan muntah
- Kehausan (pada lansia kurang signifikan)
- Terjadi penurunan jumlah urin
2. Tanda-tanda kelebihan cairan
a. Tanda –tanda vital
- Terjadi penurunan suhu tubuh
- Dapat terjadi sesak nafas
- Denyut nadi teraba kuat dan frekuensinya meningkat
- Tekanan darah meningkat
b. Pemeriksaan fisik :
- Turgor kulit meningkat (lansia kurang akurat)
- Edema
- Peningkatan BB secara tiba-tiba
- Kulit lembab
c. Perilaku :
- Pusing
- Anoreksia / tidak nafsu makan
- mual muntah
- Peningkatan jumlah urin (jika ginjal masih baik)

UNICEF dalam Soekirman (2002) telah memperkenalkan dan sudah


digunakan secara internasional mengenai berbagai faktor penyebab timbulnya gizi
kurang
pada balita, yaitu :

1. Penyebab langsung

Yaitu makanan tidak seimbang untuk anak dan penyakit infeksi yang
mungkindiderita anak. Anak yang mendapat makanan yang cukup tetapi diserang
diare atauinfeksi, nafsu makan menurun, akhirnya dapat menderita gizi kurang.
Sebaliknya, anakyang makan tidak cukup baik, daya tahan tubuh melemah, mudah
diserang infeksi.Kebersihan lingkungan, tersedianya air bersih, dan berperilaku hidup
bersih dan sehatakan menentukan tingginya kejadian penyakit infeksi.
2. Penyebab tidak langsung

Pertama,ketahanan pangan dalam keluarga adalah kemampuan keluarga


untukmemenuhi kebutuhan makan untuk seluruh anggota keluarga baik dalam jumlah
maupundalam komposisi zat gizinya. Kedua,pola pengasuhan anak, berupa perilaku
ibu ataupengasuh lain dalam hal memberikan makan, merawat, kebersihan memberi
kasih sayangdan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan kesehatan ibu (fisik
dan mental),status gizi, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, adat kebiasaan dan
sebagainya dari si ibudan pengasuh lainnya. Ketiga,faktor pelayanan kesehatan yang
baik, seperti; imunisasi,penimbangan anak, pendidikan dan kesehatan gizi, serta
pelayanan posyandu, puskesmas,praktik bidan, dokter dan rumah sakit.

bila balita kekurangan

- protein maka bisa tipe kwarshiokor


- kekurangan energi tipe marasmus

bila balita kelebihan

- lemak tipe obesitas

Berikut ini dampak nutrisi pada anak:

1. Dampak psikologis
a. Psikodinamika (Freud)

Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan
dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan kepuasan
dalam pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum. Kebutuhan makn dan
minum anak dipenuhi lingkungan, khususnya ibu, baik berupa air susu ibu (ASI)
pada saat menyusui maupun makanan lumat. Dampak psikodinamika yang
diperoleh bayi adalah kepuasaan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan
kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

b. Psikososial (Erikson)

Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan


psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai kegagalan
dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Makanan dapat merupakan stimulus yang
dapat meringankan rasa lapar anak, dan memuaskan yang konsisten terhadap rasa
lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak pada lingkungannnya, terutama
pada keluarga.

c. Maturasi organic (Piaget)

Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah


pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan,
penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan demikian dikenalkan berbagai
macam makanan, anak akan kaya dengan berbagai macam rasa, demikian juga
dengan bertambah kayanya penciuman melalui bahan makanan.

2. Dampak fisiologis

Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap pertumbuhan fisik
anak. Selama intrauterine (di dalam uterus), asupan nutrisi yang adekuat pada ibu
berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan janin.
Dengan asupan nutrisi yang adekuat, dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar
dan sejalan dengan itu janin tumbuh dan berkembangsampai pada usia kehamilan
yang matang, maka janin siap dilahirkan dengan berat badan, panjang badan dan
pertumbuhan organ fisik lainnya yang normal.

Terutama pada trimester ke pertama pada saat terjadi pertumbuhan otak, asupan
nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi petumbuhan otak.
Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapt asupan gizi yang adekuat, bayi dapat lahir
dengan berat badan rendah. Diet atau pembatasan makanan pada ibu selama masa
kehamilan akan menurunkan berat badan bayi. Begitu juga setelah anak dilahirkan,
asupan nutrisi yang tepat untuk bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja
akan sangat mempengaruhipada pertumbuhan fisik mereka, yaitu anak akan
bertambat berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas.

Dampak nutrisi pada anak :

1. Dampak psikologis dari nutrisi mencakup aspek psikodinamik, psikososial,


dam maturasi organic
2. Dampak fisiologis Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah
terhadap pertumbuhan fisik anak. Selama masa inrateurin, asupan nutrisi yang
adekuat.
Daftar Pustaka

Amelia, Sri. 2014. Pedoman Gizi Seimbang (PGS) 2014. http://gizi.depkes.go.id/pgs-


2014-2. diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 12.50 WIB

Devi, Nirmala. Nutrition and Food gizi untuk keluarga. 2010. Jakarta : Gramedia

Dr. Linda T. Maas, MPH.2003. Masalah Gizi dalam Kaitanya Dengan Ketahanan
Fisik dan Produktivitas Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
Febry, Ayu Bulan. Buku Pintar Menu Balita. 2008. Jakarta: WahyuMedia

Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM
UI

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama

firma, eva. 2009. hubungan faktor suplemen-. FKM UI

Gibney, Michael J., et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Graha, Chairinniza K. 2010. 100 Questions & Answers: Kolesterol. Jakarta:


Gramedia
Gunawan, A. 2009. Seluk-beluk Food suplement. Jakarta : GM

Hardiansyah,Hadi,R.dan Napitupulu V. 2010. Kecukupan energi, protein, lemak dan


karbohidrat.departemen gizi, Jakarta: FK UI

Hardinsyah dan Tambunan, V. (2004). Kecukupan Energi, Protein, Lemak dan Serat
Makanan. Dalam Angka Kecukupan Gizi dan Acuan Label Gizi. LIPI, Deptan,
Bappenas, BPOM, BPS, Menristek, PERGIZI PANGAN, PERSAGI dan
PDGMI. Jakarta
Hartono, Andry. 2004. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Hyman, Mark. Ultra metabolism. 2006. Yogyakarta: B-first

Nickyta Sari, Primadiati. 2010. Hubungan Status Gizi Dengan Tingkat Kecerdasan
Intelektual (Intelligence Quotient – Iq) Pada Anak Usia Sekolah Dasar
Ditinjau Dari Status Sosial-Ekonomi Orang Tua Dan Tingkat Pendidikan Ibu.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Nurniati, Besrat. pengaruh durasi pemberian asi terhadap ketahanan hidup bayi di
indonesia. makara, kesehatan, vol.12 no. 2, desember 2008

Sa'adah, Rosita Hayatus., herman, rahmatina B., susita sastri. 2014. hubungan status
gizi dengan prestasi belajar siswa sekolahdasar negeri 01 guguk malintabg
kota padangpanjang. jurnal kesehatan andalas

Sari, Reni Wulan. 2009. Dangerous junk Food. Jogjakarta: O2 Panembahan

Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran


dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. 2009. Jakarta : EGC

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Yuliarti, Nurheti. A to Z Food Supplement. 2009. Yogyakarta: CV. ANDI
Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika

Departemen Kesehatan, Berita 11 Maret 2008, “Penulisan Data Gizi Buruk Harus
Akuratdan Tidak Dipolitisir”,diakses dari http://www.depkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai