Oleh:
Ni Putu Dwi Sucita Dartini, I Gede Suwiwa, Luh Putu Spyanawati
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas
V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode tes dan pengukuran. Populasi
adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan Sukasada
Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 188 orang. Sampel berjumlah 119
orang siswa yang diambil dengan teknik cluster random sampling yang tersebar
kedalam 5 sekolah yaitu SDN 1 Panji Anom, SDN 3 Panji Anom, SDN 4 Panji
Anom, SDN 1 Tegallinggah dan SDN 2 Tegallinggah. Tingkat kebugaran jasmani
siswa diukur menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak
umur 10-12 tahun yang merupakan satu rangkaian tes yang terdiri dari 5 butir tes
yaitu lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, dan
lari 600 meter. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu
menjumlahkan nilai total dari masing-masing butir tes sesuai dengan norma yang
sudah ada dan selanjutnya mencari persentase tingkat kebugaran jasmani siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran siswa berada yaitu
kategori baik sekali tidak ada (0%), kategori baik sebanyak 2 orang (1,68%),
kategori sedang sebanyak 57 orang (47,90%), kategori kurang sebanyak 45 orang
(37,82%) dan kategori kurang sekali sebanyak 15 orang (12,61%). Secara rata-rata
skor kebugaran jasmani siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Sukasada-
Buleleng adalah 12,90 atau berada pada kategori kurang.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi sehingga tidak cukup memberikan
yang sangat pesat dewasa ini kontribusi dan manfaat yang berarti
membuat aktivitas yang dilakukan terhadap kesehatan mereka (Cavill,
anak sangat terbatas sehingga tidak Biddle & Sallis, 2001). Berbagai
jarang menimbulkan gangguan- penelitian di negara-negara industri
gangguan dalam metabolisme tubuh, maju mengindikasikan bahwa terjadi
sistem otot, tulang, jantung dengan penurunan aktivitas jasmani pada
pembuluh darah dan juga sistem berbagai tingkatan usia. Hal serupa
syarafnya. Diakui secara luas bahwa juga terjadi di negara-negara
aktivitas jasmani yang dilakukan berkembang seperti Indonesia. Hasil
anak dan remaja sangat terbatas, survei tingkat kebugaran jasmani
27
pelajar yang tertuang dalam Sport Sebab salah satu tujuan utama dari
Development Indeks (SDI) yang pembelajaran PJOK adalah untuk
dilakukan tahun 2007 meningkatkan kebugaran jasmani
mengemukakan bahwa 10,71% siswa.
pelajar masuk kategori kurang sekali, U.S Departement f Health &
45,97% kategori kurang, 37,66% Human Services mendefinisikan
kategori sedang dan 5,66% kategori kebugaran jasmani adalah
baik serta tidak ada satupun (0%) seperangkat atribut yang dimiliki
pelajar yang berada pada kategori atau dicapai orang berkaitan dengan
baik sekali (Cholik, 2007). kemampuan dalam melakukan
Kurangnya aktivitas fisik di aktivitas jasmani (The President‟s
kalangan siswa dan remaja tentu Council on Physical Fitness and
akan berimplikasi terhadap lemahnya Sports, 2012). Senada dengan itu
kemampuan kondisi fisik atau Nurhasan (2011) mendefinisikan
kebugaran jasmani. Lemahnya kebugaran jasmani sebagai
kondisi fisik seseorang akan kemampuan seseorang dalam
berakibat turunnya produktivitas melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
seseorang dalam melakukan tugas- menimbulkan suatu kelelahan yang
tugas sehari-hari sesuai dengan berarti. Dengan memiliki kebugaran
profesinya. Dalam kaitannya dengan jasmani yang baik maka peserta
tugas dan tanggung jawab yang harus didik diharapkan mampu mengikuti
dilakukan oleh siswa agar dapat pembelajaran di sekolah dengan
belajar dalam waktu yang diberikan baik, bekerja secara produktif,
oleh guru dengan lebih baik, maka efektif, dan efisien, tidak mudah
seorang siswa harus memiliki terserang penyakit, belajar atau
kemampuan kondisi fisik atau bekerja lebih bergairah dan
tingkat kebugaran jasmani yang baik. bersemangat. Melalui kegiatan
Pembelajaran pendidikan olahraga yang teratur, terprogram
jasmani, olahraga dan kesehatan dan terarah dengan baik maka akan
(PJOK) yang dilakukan di sekolah tampak peningkatan derajat
memegang peranan yang penting kesejahteraan atau kebugaran
untuk dapat meningkatkan aktivitas jasmaninya.
jasmani yang dilakukan oleh siswa Hasil observasi dan
serta menanamkan pola hidup aktif wawancara dengan beberapa orang
dan sehat. Melalui pembelajaran guru PJOK, orang tua dan siswa di
PJOK dapat memberikan Sekolah Dasar Gugus VI Kecamatan
kesempatan pada siswa untuk terlibat Sukasada menunjukkan bahwa
langsung dalam aneka pengalaman terjadi penurunan tingkat aktivitas
belajar melalui aktivitas jasmani jasmani siswa. Hal ini dapat dilihat
yang dilakukan secara sistematis. dari banyaknya siswa yang berangkat
Pembekalan pengalaman belajar itu ke sekolah dengan menggunakan
diarahkan untuk membina, sekaligus kendaraan walaupun jarak sekolah
membentuk gaya hidup sehat dan dari rumah siswa tidak terlalu jauh.
aktif sepanjang hayat. Salah satu Hanya beberapa siswa saja yang
indikator keberhasilan berangkat ke sekolah dengan
penyelenggaraan pembelajaran berjalan kaki. Fasilitas olahraga yang
PJOK di sekolah dapat dilihat dari minim, kegiatan ekstrakurikuler
tingkat kebugaran jasmani siswanya. olahraga yang tidak ada serta
28
dukungan yang masih kurang dari Fitness and Sports, 2012). Mahardika
pihak sekolah membuat aktivitas (2010) mengemukakan hal yang
jasmani siswa menjadi kurang. sama bahwa kebugaran jasmani yang
Aktivitas jasmani di luar sekolah lebih dikenal dengan istilah physical
juga sangat kurang. Siswa lebih fitness merupakan kemampuan
banyak menghabiskan waktu di luar jasmani seseorang dalam melakukan
sekolah dengan menonton televisi, tugas kejasmanian secara optimal
bermain play station, atau bermain tanpa menimbulkan kelelahan yang
game online serta bermain aplikasi berarti. Kebugaran jasmani adalah
yang terdapat dalam HP. Kegiatan kemampuan tubuh seseorang untuk
bermain yang melibatkan aktivitas melakukan tugas dan pekerjaan
jasmani seperti bermain permainan sehari-hari dengan giat dan waspada
tradisional dan kegiatan-kegaiatan tanpa mengalami kelelahan yang
olahraga sudah sangat jarang berarti, serta masih memiliki
dilakukan. Hal ini membuat siswa cadangan energi untuk mengisi
tidak memiliki aktivitas jasmani waktu luang dan menghadapi hal-hal
yang rutin yang dapat meningkatkan darurat yang tidak terduga
kebugaran jasmaninya. Dengan sebelumnya (Depdikbud, 1997).
memperhatikan masalah yang Kebugaran jasmani diperlukan oleh
dikemukakan di atas serta belum setiap orang untuk dapat melakukan
pernahnya dilakukan pengukuran tugas sehari-harinya seperti belajar,
kebugaran jasmani siswa, maka bekerja dan melakukan aktivitas
penulis memandang perlu lainnya serta menjaga kesehatan
mengadakan penelitian mengenai jasmani dan rohani. Untuk
tingkat kebugaran jasmani siswa. mendapatkan kebugaran jasmani
Berdasarkan uraian masalah tersebut, yang baik, seseorang harus berpola
rumusan masalah yang akan dijawab hidup sehat (quality of life). Menurut
dalam penelitian ini yaitu Sharkey (2003: 30), untuk mencapai
“Bagaimanakah tingkat kebugaran quality of life tersebut ada tiga aspek
jasmani siswa kelas V Sekolah Dasar yang harus dipenuhi, yaitu: (1)
Gugus VI Kecamatan Sukasada?” mengatur makanan, (2) mengatur
istirahat, dan (3) melakukan aktivitas
KAJIAN TEORI (berolahraga).
Kebugaran Jasmani
Secara umum kebugaran Komponen Kebugaran Jasmani
jasmani didefinisikan sebagai Kebugaran jasmani
kemampuan untuk melakukan tugas mencakup pengertian yang kompleks
sehari-hari tanpa menngalami maka baru dapat dipahami jika
kelelahan yang berarti. Hal itu mengetahui tentang komponen-
sesuai dengan definisi kebugaran komponen kebugaran jasmani yang
jasmani menurut U.S Departement f saling berkaitan antara satu dengan
Health & Human Services yang lain, namun masing-masing
mendefinisikan kebugaran jasmani komponen memiliki ciri-ciri
adalah seperangkat atribut yang tersendiri yang berfungsi pokok pada
dimiliki atau dicapai orang berkaitan kebugaran jasmani seseorang.
dengan kemampuan dalam Menurut Sajoto (1995:8)
melakukan aktivitas jasmani (The menyebutkan bahwa terdapat 10
President‟s Council on Physical macam komponen kebugaran
29
jasmani yaitu (1) kekuatan, (2) daya yang diperlukan. Irianto, (2004)
tahan, (3) daya ledak, (4) kecepatan, menyebutkan bahwa keberhasilan
(5) kelentukan, (6) keseimbangan, mencapai kebugaran jasmani sangat
(7) koordinasi, (8) kelincahan, (9) ditentukan oleh kualitas latihan yang
ketetapan dan (10) reaksi. Secara meliputi : tujuan latihan, pemilihan
umum kebugaran jasmani dibedakan model latihan, penggunaan sarana
menjadi dua yaitu (1) kebugaran dan prasarana latihan, dan yang lebih
jasmani yang berkaitan dengan penting lagi adalah takaran atau dosis
kesehatan (health related fitness) dan latihan yang dijabarkan dalam
(2) kebugaran jasmani yang konsep frekuensi, intensity, and time
berkaitan dengan keterampilan (skill (FIT). Frekuensi adalah banyaknya
related). unit latihan perminggu. Intensitas
Komponen kebugaran menunjukan beratnya latihan, besar
jasmani yang berhubungan dengan intensitas tergantung pada jenis dan
kesehatan adalah daya tahan jantung- tujuan latihan. Dan yang terakhir
paru/kardiorespiratori, kekuatan dan adalah waktu atau durasi tiap latihan.
daya tahan otot, komposisi tubuh dan Untuk meningkatkan kebugaran paru
kelentukan. Diantara keempat dan jantung dan penurunan berat
komponen tersebut, daya tahan badan diperlukan waktu berlatih 20-
kardiorespiratori merupakan salah 60 menit.
satu komponen kebugaran jasmani
yang paling esensial sebab orang Pengukuran Kebugaran Jasmani
yang memiliki daya tahan Untuk dapat mengetahui
kardiorespiratori yang baik berarti tingkat atau derajat kebugaran
memiliki kapasitas aerobik maksimal jasmani seseorang perlu adanya alat
(VO2 maks) yang tinggi. Dan untuk mengukur tingkat kebugaran
kapasitas VO2 maks merupakan jasmani tersebut. Beberapa macam
kriteria kebugaran jasmani yang tes kebugaran jasmani yang sering
paling penting. digunakan antara lain : 1) Tes jalan-
lari 15 menit (Tes Balke), 2)
Latihan Kebugaran Jasmani Multistage Fitness Test (MFT), 3)
Indikator yang cukup Tes Kebugaran Jasmani Indonesia
representatif untuk untuk (TKJI), 4) Tes Lari 2,4 km, 5) Tes
menggambarkan kebugaran jasmani Lari 12 menit, dan 6) Tes Naik
adalah daya tahan kardiorespirasi. Turun Bangku (Harvard Step Test).
Bentuk latihan yang paling sesuai Dalam memilih tes kebugaran
untuk meningkatkan daya tahan jasmani, guru atau peneliti dapat
kardiorespirasi adalah latihan memilih tes yang dianggap paling
aerobik. Latihan aerobik bermanfaat baik dan paling layak untuk
bagi sisten jantung, paru, dan dilaksanakan.
peredaran darah. Sistem jantung,
peredaran darah dan paru merupakan METODE PENELITIAN
alat utama dan penyalur segala unsur Penelitian dilakukan
yang diperlukan oleh tubuh, terutama menggunakan penelitian deskriptif
oksigen yang berfungsi untuk kuantitatif dengan metode tes dan
pembakaran pada proses pengolahan pengukuran. Penelitian ini dilakukan
zat-zat makanan dalam tubuh di lapangan sekolah SDN 1, 2, dan 3
sehingga dapat dihasilkan energi Panji Anom dan SDN 1 dan 2
30
Tegallinggah. Pelaksanaan penelitian Keterangan :
dilaksanakan tanggal 24-27 Agustus P = Persentase
dan 3 September 2016. Populasi f = Frekuensi
adalah siswa kelas V SD Gugus VI n = jumlah sampel
Kecamatan Sukasada, Kabupaten
Buleleng yang berjumlah 188 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengambilan sampel dilakukan Hasil Penelitian
dengan teknik cluster random Pengukuran tingkat
sampling. Sekolah sampel yang kebugaran jasmani dilakukan dengan
didapatkan dari hasil undian adalah menggunakan Tes Kesegaran
SDN 1 Panji Anom, SDN 3 Panji Jasmani Indonesia (TKJI) yang
Anom, SDN 4 Panji Anom, SDN 1 terdiri dari lima item tes yaitu
Tegallinggah dan SDN 2 menggunakan tes lari 40 meter, tes
Tegallinggah dengan jumlah siswa gantung siku tekuk, tes baring duduk
119 orang. Instrumen yang 30 detik, tes loncat tegak dan tes lari
digunakan dalam penelitian ini 600 meter. Setiap hasil kelima item
adalah Tes Kesegaran Jasmani tes diberikan nilai sesuai dengan
Indonesia (TKJI) usia 10-12 Tahun. Kategori penilaian yang sudah
Rangkaian TKJI terdiri dari 5 butir ditentukan yaitu nilai 5 untuk
tes yaitu (1) lari 40 meter, (2) kategori baik sekali, nilai 4 untuk
gantung siku tekuk, (3) baring duduk kategori baik, nilai 3 untuk kategori
30 detik, (4) loncat tegak, dan (5) lari sedang, nilai 2 untuk kategori kurang
600 meter. dan nilai 1 untuk kategori kurang
Teknik analisis data sekali. Berdasarkan hasil
menggunakan teknik analisis pengumpulan data yang telah
deskriptif yaitu dengan perhitungan dianalisis diperoleh skor/nilai tes
angka-angka yang diperoleh untuk masing-masing item TKJI
berdasarkan hasil tes kebugaran sebagai berikut.
jasmani. Persentase tingkat 1. Tes Lari 40 Meter
kebugaran jasmani siswa pada Hasil pengukuran lari 40
masing-masing klasifikasi tingkat meter menunjukkan bahwa rata-rata
kebugaran jasmani dianalisis dengan nilai skor yang diperoleh adalah 2,97
rumus yaitu : dibulatkan 3 atau berada pada
f kategori sedang. Dengan rincian
𝑃= x 100% sebagai berikut.
n
31
2. Tes Gantung Siku Tekuk nilai skor yang diperoleh adalah 2,18
Hasil pengukuran gantung atau berada pada kategori kurang.
siku menunjukkan bahwa rata-rata Dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Gantung Siku Tekuk
No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase
1 5 Baik Sekali 1 0,84%
2 4 Baik 10 8,40%
3 3 Sedang 41 34,45%
4 2 Kurang 24 20,17%
5 1 Kurang Sekali 43 36,14%
Jumlah 119 100%
32
Tabel 5. Hasil Pengukuran Lari 600 Meter
No Nilai Kategori Frekuensi Prosentase
1 5 Baik Sekali 0 0%
2 4 Baik 0 0%
3 3 Sedang 20 16,81%
4 2 Kurang 76 63,87%
5 1 Kurang Sekali 23 19,33%
Jumlah 119 100%
33
47,90%
50% 37,82%
40%
30%
20% 12,60%
10% 0% 1,68%
0%
Baik Baik Sedang Kurang Kurang
Sekali Sekali
34
melakukan aktivitas tanpa MIPA Siswa Sekolah Dasar Negeri
mengalami kelelahan yang berarti 3,4, dan 7 Banjar Jawa Singaraja”
yang sesuai dengan definisi dari yang menunjukkan adanya
kebugaran. peningkatan prestasi belajar IPS dan
Hal ini relevan dengan MIPA secara signifikan pada
analisis tingkat kebugaran siswa kelompok siswa yang memiliki
dengan menjumlahkan hasil tingkat kebugaran jasmani pada
pengukuran dari kelima item tes kategori sedang. Grissom (2005)
yang telah disebutkan di atas. Hasil melakukan penelitian tentang
pengukuran menunjukkan bahwa kebugaran jasmani dan prestasi
tingkat kebugaran jasmani pada belajar yang menunjukkan hasil
siswa kelas V Sekolah Dasar Gugus adanya hubungan yang positif dan
VI Kecamatan Sukasada, Kabupaten konsisten antara kebugaran jasmani
Buleleng menunjukkan bahwa rata- dengan prestasi akademik. Skor
rata tingkat kebugaran siswa adalah kebugaran meningkat diikuti dengan
12,90 atau berada pada kategori rata-rata nilai prestasi yang juga
kurang dengan rincian kategori baik meningkat. Dan hubungan antara
sekali tidak ada (0%), kategori baik kebugaran dan prestasi ini lebih kuat
sebanyak 2 orang (1,68%), kategori untuk siswa putri daripada siswa
sedang sebanyak 57 orang (47,90%), putra. Senada dengan itu Srikanth
kategori kurang sebanyak 45 orang dkk (2014) menemukan bahwa status
(37,82%) dan kategori kurang sekali ekonomi, kepercayaan diri dan
sebanyak 15 orang (12,61%). Hal ini kebugaran kardiorespirasi
menunjukkan bahwa tingkat merupakan prediktor yang konsisten
kebugaran jasmani siswa masih terhadap prestasi belajar membaca
kurang sehingga diperlukan upaya dan matermatika. Untuk itu dia
perbaikan melalui program menyarankan untuk sekolah
pendidikan jasmani untuk dapat memeriksa kembali kebijakan yang
meningkatkan kebugaran jasmani membatasi keterlibatan siswa dalam
siswa. Kebugaran menjadi aspek kelas pendidikan jasmani. Mengingat
penting bagi siswa terutama dalam hasil penelitian yang menunjukkan
masa pertumbuhannya agar dalam tingkat kebugaran jasmani masih
melakukan kegiatan-kegiatan sehari- dalam kategori sedang dan kurang,
hari. Kebugaran jasmani dan maka perlu diupayakan program
kesehatan adalah merupakan keadaan pendidikan jasmani yang dapat
yang tidak dapat dipisahkan. Mulai meningkatkan kebugaran siswa yang
dari derajat kesehatan yang paling nantinya berimplikasi pada
rendah yaitu sehat statis sampai peningkatannya prestasi belajar
derajat sehat yang paling tinggi. siswa.
Kebugaran jasmani penting
dimiliki oleh siswa sekolah dasar SIMPULAN DAN SARAN
agar dapat mengikuti kegiatan Simpulan
pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil analisis
Kebugaran jasmani berhubungan erat dan pembahasan, maka hasil
dengan prestasi belajar. Soetopo penelitian dapat disimpulkan bahwa
(2000) melakukan penelitian tentang tingkat kebugaran jasmani siswa
“Pengaruh Kebugaran Jasmani kelas V Sekolah Dasar Gugus VI
Terhadap Prestasi Belajar IPS dan Kecamatan Sukasada Kabupaten
35
Buleleng-Bali berada pada kategori United Kingdom expert
kurang yaitu dengan rata-rata consensus cnference.
skor/nilai 12,90. Jumlah siswa atau Pediatric Exercise Science.
tingkat presentasi untuk masing- Grissom, James B. 2005. “Physical
masing kategori yaitu kategori baik Fitness and Academic
sekali tidak ada (0%), kategori baik Achievement. Journal of
sebanyak 2 orang (1,68%), kategori Exercise Physiologyonline
sedang sebanyak 57 orang (47,90%), Volume 8 Number 1”.
kategori kurang sebanyak 45 orang Tersedia pada http://
(37,82%) dan kategori kurang sekali www.sfgov3.org/Modules/Sh
sebanyak 15 orang (12,61%). owDocument.aspx?document
id=414 (diakses tanggal 25
Saran Maret 2017)
Adapun saran-saran yang
dapat diberikan berdasarkan hasil Kementerian Pendidikan Nasional.
penelitian yang telah dilakukan 2010. Tes Kesegaran Jasmani
adalah sebagai berikut. Indonesia Untuk Anak Umur
1. Sekolah khususnya guru 10-12 Tahun. Jakarta : Pusat
penjasorkes perlu membuat Pengembangan Kualitas
program-program pembelajaran Jasmani.
yang mengarahkan siswa agar Kosasih, Engkos. 1993. Olahraga
dapat meningkatkan kebugaran Teknik dan Program Latihan.
jasmaninya. Jakarta : Akademi Presindo.
2. Siswa agar dapat melakukan
kegiatan-kegiatan yang lebih Lutan, Rusli. 2001. Asas-asas
banyak melibatkan aktivitas Pendidikan Jasmani. Jakarta :
jasmani atau gerak. Depdiknas.
3. Penelitian ini perlu Mahardika, Sriundy. 2010.
dikembangkan lagi untuk Pengantar Evaluasi
mengetahui status kebugaran Pengajaran. Surabaya: Unesa
jasmani siswa, misalnya dengan University Press.
mengambil populasi dan sampel
yang lebih luas lagi. Nurhasan. 2011. Tips Praktis
Menjaga Kebugaran
DAFTAR PUSTAKA Jasmani. Gresik: Abil
Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Sajoto, M. 1995. Peningkatan dan
Praktik. Jakarta: Rineka Pembinaan Kekuatan Kondisi
Cipta. Fisik dalam Olahraga.
Jakarta: Dahara Prize.
Atmojo, Mulyono Biyakto. 2010. Tes
dan Pengukuran Pendidikan Samsudin. 2008. Pembelajaran
Jasmani Olahraga. Solo: Pendidikan Jasmani
UNS Press. Olahraga dan Kesehatan
SMP/MTs. Jakarta: Prenada
Cavill, N., Biddle, S. J. H,. & Sallis, Media Group.
J. F. 2001. Health Enhancing
Physical Activity for Young Sharkey, B.J. 2003. Fitness And
People: Statement of the Health. Alih bahasa
36
Kebugaran dan Kesehatan Social Support to the
oleh: Eri Desmarini Nasution. Academic Performance of
Jakarta: PT. Raja Grafindo Middle Scholl Boys and
Persada. Girls”. Tersedia pada
http://journals.sagepub.com/d
Soetopo. 2000. “Pengaruh
oi/abs/10.1177/02724316145
Kebugaran Jasmani Terhadap
30807 (diakses tanggal 25
Prestasi Belajar IPS dan
Maret 2017)
MIPA Siswa Sekolah Dasar
Negeri 3, 4 dan 7 Banjar The President‟s Council on Physical
Jawa Singaraja”. Tersedia Fitness and Sports, 2012.
pada Definitions: Health, Fitness
http://pasca.undiksha.ac.id/im and Physical Activity.
ages/img_item/635.doc Tersedia pada
(diakses tanggal 25 Maret https://web.archive.org/web/2
2017) 0120712201046/http://www.f
itness.gov/digest_mar2000.ht
Srikanth, Sudhish, etc. 2014. “The
m (diakses tanggal 25 Maret
Relationship oh Physical
2017).
Fitness, Slef-Beliefs, and
37