Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

UPAYA MAKSIMAL MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA
DAN KESEHATAN MELALUI PENERAPAN
MODEL PERIKSA SENDIRI SISWA
KELAS IV A SEMESTER I
SD NEGERI 1 UBUNG
TAHUN PELAJARAN
2016/2017

Anak Agung Raka Murningsih, S.Pd.

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali


Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

PENDAHULUAN dimanfaatkan dalam kehidupan


Pendidikan Jasmani mereka kelak di kemudian hari.
Olahraga dan Kesehatan merupakan Menurut para ahli, pola pertumbuhan
bagian integral dari pendidikan dan perkembangan siswa berbanding
secara nasional, bertujuan untuk terbalik dengan tingkat
mengembangkan aspek kebugaran kecepatannya, pada usia prasekolah
jasmani, keterampilan gerak, pertumbuhan yang berhubungan
keterampilan berfikir kritis, dengan fisik tumbuh begitu cepat.
keterampilan sosial, penalaran, Sedangkan pada usia sekolah hingga
stabilitas emosional, tindakan moral, menjelang remaja disebut pola
aspek pola hidup sehat dan pertumbuhan lambat akan tetapi
pengenalan lingkungan bersih perkembangan yang bersifat psikis
melalui aktivitas jasmani, olahraga atau mental berkembang dengan
dan kesehatan terpilih yang pesat.
direncanakan secara sistematis dalam Sedangkan pelaksanaan
rangka mencapai tujuan pendidikan pembelajaran pada mata pelajaran
nasional (Depdiknas Pedoman pendidikan jasmani olahraga dan
Penyusunan KTSP, 2007). Demikian kesehatan adalah pendekatan yang
cuplikan yang mengawali harapan menyenangkan sehingga siswa dapat
dari Departemen Pendidikan tentang belajar dengan penuh semangat.
kelemahan yang tersurat dalam mata Keberadaan mata pelajaran
pelajaran Pendidikan Jasmani pendidikan jasmani olahraga dan
Olahraga dan Kesehatan. kesehatan dalam kurikulum
Adapun tujuan yang sebenarnya sangat membantu
terkandung dalam mata pelajaran pengajar pendidikan jasmani dalam
Pendidikan Jasmani Olahraga dan mempersiapkan, melaksanakan dan
Kesehatan adalah untuk mengevaluasi kegiatan siswa.
mengembangkan dasar-dasar Adapun ruang lingkup pendidikan
keterampilan berolahraga. Selain hal jasmani meliputi aspek permainan
tersebut yang diperlukan juga dan olahraga, aktivitas
dimaksudkan untuk menguasai pengembangan, senam, aktivitas
berbagai keterampilan yang dapat ritmik, akuatik (aktivitas air),

132
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

pendidikan luar kelas, dan kesehatan. ketiga kalinya. Dari 36 orang, nilai
Semua aspek tersebut begitu juga rata-rata prestasi belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh 71,72. Dari hasil tersebut dapat
berdampak pada kebugaran jasmani dijabarkan bahwa 19 orang siswa
peserta didik serta peningkatan tergolong masuk kategori tidak
prestasi yang lain. tuntas dan harus diremidial, dan
Data yang ada di lapangan siswa yang sudah tuntas adalah
yang berupa hasil observasi awal di sebanyak 17 orang. KKM yang
SD Negeri 1 Ubung, pada saat ditentukan untuk mata pelajaran
berlangsungnya proses belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
mengajar terlihat bahwa 1) Peserta Kesehatan adalah 75,00. Prosentase
didik terlihat kurang bersemangat ketuntasan belajar yang diperoleh
belajar, 2) Peserta didik kurang hanya mencapai 47,22%.
mempunyai stamina yang baik Berdasarkan data
artinya siswa dalam pembelajaran diperoleh kesimpulan bahwa tingkat
hanya melakukan sekali dua kali ketuntasan belajar siswa kelas IV A
gerakan saja terlihat sudah berada di bawah Kriteria Ketuntasan
kelelahan,3) Kebanyakan mereka Belajar (KKM) yaitu 85%, hasil
hanya sekadar melakukan kewajiban yang diperoleh adalah (47,22%),
mengikuti pembelajaran saja, 4) hanya 17 orang yang mencapai
Siswa kurang memiliki kreativitas ketuntasan. Hal ini menunjukkan
dan keinginan yang besar untuk prestasi belajar Penjasorkes siswa
menguasai keterampilan yang kelas IV A masih rendah.
diajarkan dengan sebagaik-baiknya. Rumusan masalah pada
Dari sudut guru sendiri, melihat dasarnya merupakan suatu
keberadaan peserta didik tersebut pertanyaan yang ada dan keadaan
menumbuhkan keinginan yang besar yang diinginkan. Sehubungan
untuk memperbaiki keadaan dalam dengan itu, maka masalah yang dapat
rangka membantu mereka mencapai peneliti rumuskan adalah: Apakah
ketuntasan belajar seperti yang penerapan model periksa sendiri
dipersyaratkan. Setelah dikaji secara dapat meningkatkan prestasi belajar
seksama, strategi yang diterapkan pendidikan jasmani olahraga dan
guru kurang menarik,oleh karenanya kesehatan siswa Kelas IV A semester
hal tersebut harus segera I SD Negeri 1 Ubung tahun pelajaran
ditanggulangi dengan memilih 2016/2017?
strategi pembelajaran yang lebih Tujuan penelitian ini
kreatif dan inovatif untuk adalah: Untuk meningkatkan prestasi
membangkitkan aktivitas dan belajar Pendidikan Jasmani Olahraga
semangat mereka. dan Kesehatan siswa Kelas IV A
Data berikut adalah hasil semester I SD Negeri 1 Ubung tahun
belajar (nilai rata-rata) Pendidikan pelajaran 2016/2017 melalui
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan penerapan model periksa sendiri.
semester I kelas IV A SD Negeri 1 Segala sesuatu yang dilakukan sudah
Ubung tahun pelajaran 2016/2017 pasti dengan harapan bermanfaat
yang diperoleh setelah berakhirnya setelah selesai dilaksanakan.
proses pembelajaran untuk yang Demikian juga dengan penelitian ini

134
133
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

akan mampu memperkaya khasanah berupa nilai mata pelajaran.


keilmuan guru dan siswa, dismaping Ditambahkan bahwa prestasi belajar
manfaat lain, yaitu: merupakan hasil yang
1. Bagi siswa, melalui penerapan mengakibatkan perubahan dalam diri
model periksa sendiri dapat individu sebagai hasil dari aktivitas
meningkatkan prestasi belajar dalam belajar.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Sedangkan menurut
Kesehatan. Muhibbin Syah (2010), “Prestasi
2. Bagi guru: penelitian ini belajar merupakan hasil dari
memberikan pengalaman untuk sebagian faktor yang mempengaruhi
mengembangkan materi proses belajar secara keseluruhan.”
pembelajaran dengan model Berdasarkan pendapat diatas dapat
periksa sendiri. disimpulkan bahwa prestasi belajar
3. Bagi sekolah: penelitian ini dapat adalah perubahan tingkah laku
digunakan sebagai tolok ukur mencakup tiga aspek (kognitif,
peningkatan prestasi afektif dan motorik) seperti
belajarPendidikan Jasmani penguasaan, penggunaan dan
Olahraga dan Kesehatan. penilaian berbagai pengetahuan dan
ketrampilan sebagai akibat atau hasil
Prestasi belajar yang dari proses belajar dengan faktor-
diperoleh siswa di kelas adalah faktor yang mempengaruhinya yang
merupakan penilaian hasil usaha tertuang dalam bentuk nilai yang di
kegiatan belajar yang dinyatakan berikan oleh guru.
dalam bentuk symbol angka, huruf Prestasi belajar setiap
maupun kalimat yang dapat peserta didik berbeda-beda, hal ini
mencerminkan hasil yang sudah sangat dipengaruhi oleh beberapa
dicapai oleh setiap peserta didik faktor yaitu: faktor indogen dan
dalam periode tertentu. Beberapa faktor eksogen. a) faktor indogen
pengertian tentang prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari dalam
peneliti sampaikan di bawah ini. diri peserta didik. Faktor indogen
Menurut Arif Gunarso dibagi menjadi dua yaitu faktor
(2012) mengemukakan bahwa biologis dan faktor psikologis (Abu
prestasi belajar adalah usaha Ahmadi, 1982) yang dikutif dari
maksimal yang dicapai oleh (Bhakti, 2009). Faktor biologis
seseorang setelah melaksanakan antara lain kesehatan, kelengkapan
usaha-usaha belajar. Prestasi dapat panca indra, kelengkapan anggota
diukur melalui tes yang sering badan atau tidak cacat. Faktor
dikenal dengan tes prestasi belajar. psikologis antara lain intelegensi,
Dan lagi menurut Bloom (2012) minat,bakat dan emosi. Faktor
bahwa hasil belajar dibedakan eksogen meliputi faktor lingkungan
menjadi tiga aspek yaitu Kognitif, keluarga, lingkungan sekolah dan
Afektif dan Psikomotor. lingkungan masyarakat.Faktor-faktor
Menurut Nurkancana tersebut sangat berpengaruh terhadap
(1986) mengemukakan bahwa prestasi belajar peserta didik.
prestasi belajar adalah hasil yang Tujuan belajar merupakan
telah dicapai atau diperoleh siswa perubahan tingkah laku, hal ini dapat

135
134
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

diidentifikasikan melalui ciri-ciri memungkinkan siswa menjadi lebih


belajar, sebagaimana pendapat yang mandiri dalam melaksanakan
dikemukakan oleh Sri Rumini (1995) tugasnya.
yang dikutif dari Muzakki (2012), 1. Peranan Siswa
ada beberapa elemen penting yang a) Menilai penampilannya
menggambarkan ciri-ciri belajar : sendiri.
a. Dalam belajar ada perubahan b) Menetapkan kriteria untuk
tingkah laku, baik tingkah laku memperbaiki penampilannya
yang dapat diamati maupun sendiri.
tingkah laku yang tidak dapat c) Belajar bersikap obyektif
diamati secara langsung. terhadap penampilannya.
b. Dalam belajar, perubahan d) Belajar menerima
tingkah laku meliputi tingkah keterbatasannya.
laku kognitif, afektif, psikomotor e) Membuat keputusan baru
dan campuran. dalam bagian pelajaran
c. Dalam belajar, perubahan selama dan sesudah
tingkah laku yang terjadi karena pertemuan.
mukjizat, hipnosa, hal-hal yang 2. Implikasi Metode Periksa Diri
gaib, proses pertumbuhan, a) Guru mendorong
kematangan, penyakit ataupun kemandirian siswa.
kerusakan fisik, tidak dianggap b) Guru mendorong siswa untuk
sebagai hasil belajar. mengembangkan
d. Dalam belajar, perubahan keterampilan memantau
tingkah laku menjadi sesuatu sendiri.
yang relatif menetap. Bila c) Guru mempercayai siswa.
seseorang dengan belajar menjadi d) Guru mengajukan
dapat membaca, maka pertanyaan-pertanyaan yang
kemampuan membaca tersebut berpusat pada proses periksa
akan tetap dimilliiki. sendiri dan pelaksanaan
e. Belajar merupakan suatu proses tugas.
usaha, yang artinya belajar e) Siswa belajar sendiri.
berlangsung dalam kurun waktu f) Siswa mengenali
cukup lama. Hasil belajar yang keterbatasannya,
berupa tingkah laku kadang- keberhasilannya dan
kadang dapat diamati, tetapi kegagalannya sendiri.
proses belajar itu sendiri tidak g) Siswa memakai umpan balik
dapat diamati secara langsung. dari hasil periksa sendiri
f. Belajar terjadi karena ada untuk mengusahakan
interaksi dengan lingkungan. perbaikan.
Menurut Direktorat
Pada model periksa diri Tenaga Kependidikan Direktorat
lebih banyak keputusan yang digeser Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
ke siswa.Kepada siswa sekarang dan Tenaga Kependidikan
diberikan keputusan sesudah Departemen Pendidikan Nasional
pertemuan untuk menilai (2009) model periksa sendiri adalah
penampilannya. Dengan metode ini siswa berlatih untuk mempraktekkan

136
135
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

keterampilannya dalam penilaiannya. Dan mengamati


mempergunakan kriteria sebagai perlakuan gerak siswa.
dasar bagi pemberian umpan balik c. Memberikan umpan balik
kepada pasangannya maka langkah (feedback) atas pertanyaan siswa.
selanjutnya adalah menggunakan d. Keuntungan dalam pembelajaran
kriteria dan memberikan umpan ini adalah siswa dapat langsung
balik atas penampilannya sendiri. mengetahui dimana letak
Model pengajaran semacam inilah kesalahannya, dan langsung
yang disebut sebagai Model “periksa mengoreksinya, membuat siswa
sendiri”.Dalam Model ini setiap lebih mengenal dirinya,
siswa melakukan tugas masing- keterampilan dalam gerakan
masing seperti yang pernah mereka dilatih, mengandung pemotivasian
lakukan pada Model latihan, dan terhadap diri siswa.
pada tahapan pasca pertemuan Peranan guru pada Model
mereka membuat keputusan untuk ini peka sekali.Fokus dari Model ini
dirinya sendiri. adalah mengajari siswa untuk
Pada model periksa sendiri melakukan periksa sendiri secara
guru berperan sebagai pemberi tepat. Dengan demikian, guru tidak
umpan balik kepada siswa mengenai boleh memberikan umpan balik
bagaimana caranya siswa melakukan mengenai penampilan dari siswa
penilaian atas dirinya sendiri, sasaran dalam melakukan tugasnya.Peran
yang ingin dicapai, juga mengamati guru dalam hal ini adalah
dan memeriksa setiap aktivitas yang memberikan umpan balik kepada
dilakukan oleh guru. Model ini siswa mengenai bagaimana caranya
diberikan adalah untuk memperluas para siswa melakukan penilaian atas
pengalaman kerja mandiri oleh siswa dirinya sendiri.
yang dimulai dengan latihan- Jadi pada saat semua siswa
latihan/pengulangan gerak, siswa sedang melakukan penampilan dari
belajar dapat mengamati dirinya tugas dan peranannya masing-
sendiri, belajar menggunakan kriteria masing, maka tugas utama bagi guru
untuk mengembangkan adalah berkeliling dari satu siswa ke
kemampuannya, memupuk jiwa siswa lainnya, mengamati
kejujuran dan perilaku yang objektif, penampilannya, dan tetap pada
dan memahami apa kelebihan dan peranannya sebagai guru. Ia harus
kekurangannya, siswa jadi lebih memeriksa, apakah semua siswa
mandiri dalam pembelajaran dan benar-benar menggunakan kartu
selalu kreatif dalam menemukan kriteria setelah melakukan
jawaban-jawaban alternatif. penampilannya? Apakah siswa
Persiapan-persiapan yang dilakukan melakukan periksa sendiri? Bila ada
oleh guru adalah sebagai berikut : siswa yang melakukan kesalahan,
a. Menentukan materi atau gerakan apakah mereka telah
yang akan dilakukan siswa. memperbaikinya?
b. Mempersiapkan lembaran kerja Selain itu, inti dari
yang didalamnya telah berisikan interaksi pada tahap ini adalah
materi pelajaran, gerakan yang keterampilan lisan. Pertentangan
dilakukan dan kriteria dengan apa yang sudah dilakukan

137
136
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

pada Model latihan maka pada e. Mereka belajar untuk memahami


Model inklusi, guru beralih dari adanya penyimpangan serta
pernyataan ke pertanyaan. Kontak keterbatasan dari kemampuannya.
dengan siswa ditandai dengan
pertanyaan-pertanyaan “Bagaimana METODE PENELITIAN
kamu melakukan tugasmu ?”. Lokasi yang dipilih untuk
Sasaran yang ingin dicapai melakukan penelitian ini adalah SD
dari penggunakan model ini adalah Negeri 1 Ubung yang beralamat di
sebagai berikut : Jalan Cokroaminoto No. 245 Ubung,
a. Siswa dapat memperluas Denpasar Utara, Kota Denpasar –
pengalaman kerja mandirinya Bali 80111. Lingkungan sekolah
yang dimulai dari Model latihan. yang bersih yang didukung dengan
b. Mereka belajar mengamati banyaknya tempat-tempat sampah
penampilannya sendiri. sangat mendukung berlangsungnya
c. Mereka belajar menggunakan proses pembelajaran yang baik dan
kriteria untuk mengembangkan lancar. Sebagai seorang peneliti yang
kemampuannya. baik wajib menyampaikan rancangan
d. Mereka belajar menilai yang digunakan dalam melaksanakan
penampilannya secara jujur dan penelitian. Rancangan yang
objektif. digunakan adalah model Depdiknas
(2011), seperti terlihat pada gambar
berikut:

Gambar 1. Desain PTK Model Depdiknas (2011)

Prosedur: Dimulai dengan maka peneliti mulai membuat


melihat adanya masalah di lapangan. perencanaan I dan selanjutnya
Dengan adanya masalah di lapangan melaksanakannya, mengamati atau

138
137
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

mengumpulkan data, melakukan mengingat kegiatan yang dilakukan


refleksi I. Setelah ada permasalahan belum mengikuti pendapat para ahli
baru hasil refleksi lalu dibuat pendidikan. Metode yang digunakan
perencanaan siklus II, dilanjutnya masih tradisional, masih yang biasa
dengan pelaksanaannya, diamati atau dilakukan sehari-hari misalnya
diobservasi dan direfleksi dan penggunaan metode tanya jawab
apabila permasalahan belum selesai masih satu arah atau paling tinggi
dilanjutkan dengan siklus berikutnya. dua rah, dan belum giat
Dalam penelitian ini menggunakan metode tanya jawab
mengambil subjek yaitu siswa Kelas multiarah. Model yang digunakan
IV A semester I SD Negeri 1 Ubung masih juga menggunakan model
tahun pelajaran 2016/2017 yang yang bisa dilakukan sehari-hari,
berjumlah 36 siswa. Penelitian belum mengikuti model yang
tindakan kelas ini mengambil objek digunakan para ahli pendidikan.
penelitian yaitu peningkatan prestasi Akibatnya nilai siswa masih cukup
belajar Pendidikan Jasmani Olahraga rendah, hanya 10 orang (27,78%)
dan Kesehatan siswa Kelas IV A yang memperoleh nilai di atas KKM,
semester I SD Negeri 1 Ubung tahun 7 orang (19,44%) yang memperoleh
pelajaran 2016/2017 setelah nilai sama dengan KKM dan 19
penerapan model periksa sendiri. orang (52,78%) yang memperoleh
Pelaksanaan penelitian ini akan nilai di bawah KKM.
dilangsungkan dari bulan Juli sampai Pada siklus I ada 9 (25%)
bulan Nopember tahun 2016. yang memperoleh nilai di atas KKM
Teknik pengumpulan data dan 18 orang (50%) memperoleh
merupakan cara kerja dalam nilai sama dengan KKM dan sisanya
penelitian untukmemperoleh data 9 orang (25%0 memperoleh nilai di
atau keterangan-keterangan dalam bawah KKM. Analisis kuantitatif
kegiatan sesuai dengankenyataan. Prestasi belajar siswa siklus I sebagai
Teknik pengumpulan data yang berikut:
digunakan dalam penelitian tindakan 1. Rata-rata (mean)
kelas ini adalah observasi dan tes Nilai rata-rata (mean) dihitung
prestasi belajar. Data yang diperoleh 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 2.698
dengan: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 36 =
dari hasil penelitian dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu 74,94
data kualitatif dan kuantitatif. Dalam 2. Median (titik tengahnya)
penelitian ini peneliti menggunakan Median dicari dengan mengurut
analisis data kuantitaif. Data data/nilai siswa dari yang terkecil
kuantitatif adalah data yang sampai terbesar.Setelah diurut
berbentuk angka. apabila jumlah data ganjil maka
mediannya adalah data yang
HASIL PENELITIAN DAN ditengah.Kalau jumlahnya genap
PEMBAHASAN maka dua data yang di tengah
Gambaran yang diperoleh dijumlahkan dibagi 2 (dua).
dari kegiatan awal adalah di satu Untuk median yang diperoleh
pihak tidak berhasilnya guru dalam dari data siklus I dengan
melaksanakan pembelajaran menggunakan cara tersebut
adalah: 75,00

2
138
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

3. Modus 4. Untuk persiapan penyajian dalam


Modus diperoleh dengan bentuk grafik maka hal-hal
menghitung angka yang paling berikut dihitung terlebih dahulu.
banyak muncul. Angka tersebut
adalah: 75,00

1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N)


= 1 + 3,3 x Log 36
= 1 + 3,3 x 1,56
= 1 + 5,15 = 6,15  6
2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum
= 84 – 65
= 19
𝑟 19
3. Panjang kelas interval (i) = 𝐾 = 6 = 3,17  4
4. Data Kelas Interval

Tabel 1. Data Kelas Interval Siklus I

No Nilai Frekuensi Frekuensi


Interval
Urut Tengah Absolut Relatif
1 65 ─ 68 66,50 3 8,33
2 69 ─ 72 70,50 6 16,67
3 73 ─ 76 74,50 18 50,00
4 77 ─ 80 78,50 5 13,89
5 81 ─ 84 82,50 4 11,11
6 85 ─ 88 86,50 0 0,00
Total 36 100

5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram

139
3
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

Gambar 2. Histogram Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan Siswa Kelas IV A Semester I SD Negeri 1 Ubung Tahun
Pelajaran 2016/2017 Siklus I

Pada siklus II ada 29 orang Nilai rata-rata (mean) dihitung


(80,56%) yang memperoleh nilai 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 2.910
dengan: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 = 36 =
diatas KKM dan 6 orang (16,67%)
yang memperoleh nilai sama dengan 80,83
KKM dan ada seorang siswa (2,78%) 2. Median (titik tengahnya)
yang belum tuntas. Analisis Median yang diperoleh dari data
kuantitatifnya menggunakan data siklus II adalah: 80,00
yang diperoleh adalah dalam bentuk 3. Modus
angka sebagai berikut : Modus diperoleh dari data siklus
1. Rata-rata (mean) II adalah: 80,00
4. Untuk persiapan penyajian dalam
bentuk grafik maka hal-hal
berikut dihitung terlebih dahulu.

1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N)


= 1 + 3,3 x Log 36
= 1 + 3,3 x 1,56
= 1 + 5,15 = 6,15  6
2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum
= 88 – 74
= 14
𝑟 14
3. Panjang kelas interval (i) = 𝐾 = 6 = 2,33  3
4. Data Kelas Interval

2
140
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

Tabel 2. Data Kelas Interval Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi Frekuensi


Urut Tengah Absolut Relatif
1 74 ─ 76 75 7 19,44
2 77 ─ 79 78 2 5,56
3 80 ─ 82 81 14 38,89
4 83 ─ 85 84 11 30,56
5 86 ─ 88 87 2 5,56
6 89 ─ 91 90 0 0,00
Total 36 100,00

5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram

Gambar 3. Histogram Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan Siswa Kelas IV A Semester I SD Negeri 1 Ubung Tahun
Pelajaran 2016/2017 pada Siklus II

Dari data awal diperoleh memerlukan bantuan guru dan


kenyataan bahwa hanya 10 orang termasuk bantuan orang tua mereka
(27,78%) yang memperoleh nilai di untuk membiasakan siswa
atas KKM, 7 orang (19,44%) yang melakukan hal-hal yang bermanfaat
memperoleh nilai sama dengan bagi mereka, baik sekarang maupun
KKM dan 19 orang (52,78%) yang setelah dewasa nanti. Melalui
memperoleh nilai di bawah KKM. observasi awal yang dilakukan
Jadi, masih banyak siswa yang peneliti, didapati bahwa kelemahan

2
141
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

yang ada dikarenakan belum terjadi maka pada siklus II ini peneliti telah
pembiasaan perilaku pada diri siswa giat memperbaiki perencanaan yang
untuk giat belajar sehingga menjadi ada agar dalam pelaksanaannya di
tugas peneliti untuk membuat kelas nanti dapat berjalan lancar dan
mereka terbiasa melakukan kegiatan- sesuai harapan. Yang dilakukan
kegiatan yang bermanfaat melalui adalah perubahan gaya mengajar.
pembiasaan. Sebelumnya, dengan betul-betul giat
Pada Siklus I diperoleh melakukan proses pembelajaran. Di
data dari hasil observasi adalah ada 9 samping inovasi, validasi sudah
orang (25%) yang memperoleh nilai dilakukan dengan menyodorkan pada
di atas KKM dan 18 orang (50%) teman-teman sejawat tes yang akan
yang memperoleh nilai sama dengan diberikan serta mencocokkan materi
KKM dan 9 siswa (25%) dengan indikator-indikator yang akan
memperoleh nilai di bawah KKM. diajar. Usaha ini akan membantu
Data tersebut menunjukkan bahwa reabilitas data yang akan dihasilkan
keberhasilan yang dicapai pada setelah pelaksanaan tindakan.
siklus I belum memenuhi indikator Kematangan siswa dalam belajar
keberhasilan yang dipersyaratkan. sudah diupayakan dengan
Karena itu penelitian harus terus pembiasaan-pembiasaan, siswa-
dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hal siswa yang belum aktif dipecahkan
yang masih menjadi kendala adalah dengan memberi pertanyaan-
belum adanya penghargaan yang pertanyaan yang berhubungan
diberikan kepada mereka yang telah dengan materi yang diajar ditambah
mencapai kategori tuntas. Di dengan semua siswa disuruh
samping itu untuk menanamkan membuat masing-masing sebuah
kebiasaan giat belajar tidak bisa pertanyaan yang akan disodorkan
sehari dua hari tapi dibutuhkan sebagai bahan berdiskusi dan
waktu yang cukup lama agar berargumentasi. Teori-teori tentang
kegiatan bermanfaat dapat dilakukan model pembelajaran giat dipelajari
secara spontan dan otomatis oleh sebagai upaya trianggulasi. Dengan
siswa. Misalnya: sekali dua kali semua kegiatan itu dilakukan dengan
siswa masih disuruh untuk giat seksama dan sungguh-sungguh
berlatih, siswa disuruh menulis melalui arahan-arahan, penguatan-
pertanyaan-pertanyaan untuk penguatan, bimbingan-bimbingan,
diajukan pada guru dan teman- pembiasaan-pembiasaan sehingga
temannya sebagai bahan perdebatan. tercermin peningkatan hasil sesuai
Dengan cara tersebut dan akibat harapan. Setelah pelaksanaan
akhirnya mereka akan terbiasa tindakan di siklus II yang sudah
dengan keadaan belajar. Tentu hal diupayakan secara masimal, ternyata
tersebut harus dilakukan dengan giat hasil yang diperoleh sudah
dan berulang-ulang. Hal inilah yang meningkat yaitu ada 29 orang
telah dilakukan pada siklus I untuk (80,56%) yang memperoleh nilai
menopang peningkatan kemampuan diatas KKM dan 6 orang (16,527%)
belajar peserta didik. yang memperoleh nilai sama dengan
Melihat semua kendala KKM dan ada seorang siswa (2,78%)
yang masih terjadi pada siklus I memperoleh nilai di bawah KKM.

2
142
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

Tetapi peroleh seorang siswa meningkatkan kerjasama,


tersebut tidak mempengaruhi berkreasi, bertindak aktif,
peningkatan hasil yang sudah sesuai bertukar informasi,
harapan yang dituntut yaitu 80% atau mengeluarkan pendapat,
lebih siswa tuntas. Data tersebut bertanya, berdiskusi,
mampu membuktikan keberhasilan berargumentasi dan lain-lain.
tujuan penelitian sehingga penelitian 2. Data hasil penelitian ini sudah
sudah berhasil dan tidak diteruskan. mampu membuktikan
peningkatan prestasi sesuai
SIMPULAN DAN SARAN harapan. Namun peneliti adalah
Simpulan manusia biasa sehingga masuk
Simpulan yang dapat banyak hal-hal yang belum
disampaikan berdasar semua temuan sempurna dilakukan, oleh
hasil penelitian adalah bahwa karenanya kepada peneliti lain
penerapan model periksa sendiri agar meneliti bagian-bagian yang
yang telah dilaksanakan mampu belum sempat diteliti.
menjawab rumusan masalah 3. Untuk memverifikasi hasil yang
penelitian ini serta mampu telah diperoleh disarankan pada
membuktikan bahwa tujuan bagi peneliti lain untuk
penelitian ini sudah dapat dicapai. melakukan penelitian lanjutan
Sebagai bukti atas pencapaian hal guna memverifikasi data hasil
tersebut adalah: penelitian.
a) Nilai rata-rata awal 71,72 naik
menjadi 74,94 pada siklus I dan DAFTAR PUSTAKA
pada siklus II naik menjadi Bhakti, Ahmad Haris. 2009.
80,83. Pengaruh Strategi
b) Presentase yang diperoleh Pembelajaran Kooperatif
meningkat keberhasilannya. Dari Tipe STAD ( Student Team
data awal baru 47,22% yang Achievement Division )
berhasil, pada siklus I meningkat Dan Jigsaw Terhadap
menjadi 75% dan pada siklus II Prestasi Belajar
naik menjadi100,00%. Pendidikan
Jadi dapat disimpulkan Kewarganegaraan
bahwa penerapan model periksa Ditinjau Dari Minat
sendiri dapat meningkatkan prestasi Belajar Siswa SMP Negeri
belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Di Kecamatan Ngawi.
dan Kesehatan siswa Kelas IV A Sueakarta : Program Studi
semester I SD Negeri 1 Ubung tahun Teknologi Pendidikan.
pelajaran 2016/2017. Program Pascasarjana
Saran Universitas Sebelas Maret.
Saran-saran yang dapat disampaikan Degeng, I N.S. 2001. Landasan dan
adalah: Wawasan Kependidikan.
1. Model yang digunakan dalam Malang : Lembaga
penelitian ini semestinya menjadi Pengembangan dan
pilihan bagi guru-guru karena Pendidikan (LP3)
model ini telah terbukti dapat

3
143
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 132 – 144, Januari 2017

Universitas Negeri Wayan Nurkancana & P. P. N.


Malang. Sunartana. 1986. Evaluasi
Depdiknas, 2009. Standar Pendidikan. Surabaya :
Kompetensi dan Usaha Nasional.
Kompetensi Dasar Tingkat
Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah Mata Pelajaran
Agama Hindu. Jakarta :
BSNP Departemen
Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal
Mandikdasmen Direktorat
Pembinaan TK Dan SD.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi
Pendidikan dengan
Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja
Rosdakaya Offset
Muzakki. 2012. Hubungan Antara
Penggunaan Media
Pembelajaran Dan
Kreativitas Mengajar
Guru Dengan Prestasi
Belajar Menggunakan
Peralatan Kantor Siswa
Kelas X SMK N 1
Jogonalan Tahun Ajaran
2011/2012. Yogyakarta :
UNY.
Suharsimi Arikunto., Suhardjono. &
Supardi. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
PT Bumi Aksara.
Sumiati dan Asra. 2007. Metode
Pembelajaran. Diadakan
oleh Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu
Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan.Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan. Bandung :
CV Wacana Prima.
Uno, B. Hamzah, et. al. 2011.
Pengembangan Instrumen
Untuk Penelitian. Jakarta :
Delima Press.

144
4

Anda mungkin juga menyukai