ABSTRAK
Pembelajaran yang kurang efektif sering kali didapatkan oleh siswa, seperti pemanasan yang
diberikan oleh guru yang terlalu monoton tanpa kreativitas. Untuk menghadirkan proses
pembelajaran yang efektif guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai
dengan karakter siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan model pemanasan
berbasis permainan kecil sebagai pengantar pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK). Pengambangan produk bahan ajar berupa pedoman pemanasan berbasis
permainan kecil sebagai pengantar pembelajaran sehingga diharapkan dapat memberikan
kontribusi khususnya pada siswa SMA Al Islam Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa buku ajar berbentuk model permainan sebagai
pengantar pembelajaran PJOK valid dan layak digunakan. Selain itu, produk yang telah
dihasilkan memenuhi beberpaa aspek yaitu menarik, mudah, dan nyaman. Selanjutnya, model
pemanasan berbasis permainan kecil sebagai pengantar pembelajaran dapat meningkatkan
minat belajar dan siswa lebih senang dalam melakukan aktifitas pembelajaran PJOK.
ABSTRACT
Less effective learning is often found by students, such as warm-ups given by teachers who are
too monotonous without creativity. To present an effective learning process the teacher must be
able to create a learning atmosphere that is in accordance with the character of the students. This
study aims to develop a small game-based warming model as an introduction to learning
Physical Sport and Health Education (PSHE). Floating teaching material products in the form of
guidelines for heating based on small games as an introduction to learning so that it is expected
to contribute, especially to high school students of Al Islamic District of Krian, Sidoarjo
Regency. Based on the results of the study concluded that the textbook in the form of a game
model as an introduction to PSHE learning is valid and feasible to use. In addition, the products
that have been produced fulfill several aspects, namely attractive, easy, and comfortable.
Furthermore, a small game-based warm-up model as an introduction to learning can increase
learning interest and students prefer to do PSHE learning activities.
66
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021
inginkan. Aktifitas fisik dalam hal ini Kesehatan, terpilih yang direncanakan
olahraga hendaknya dilaksanakan secara secara sistematis dalam rangka mencapai
suka ria demi kesehatan tubuh (Santika tujuan pendidikan.
& Subekti, 2010). Berbicara tentang Berdasarkan hal tersebut, sebagai
aktivitas fisik tersebut dapat membantu akademisi dibidang Pendidikan Jasmani
perkembangan sosial untuk memecahkan Olahraga dan Kesehatan, perlu
masalah sosial seperti pembentukan mengembangkan sebuah model
persahabatan yang baik, dan juga pembelajaran yang mampu mengatasi
masalah ketidak mampuan permasalahan di atas melalui penerapan
menyesuaikan diri sekolah. Aktivitas model pembelajaran Penjasorkes
fisik yang tepat memainkan peran positif berbasis permainan kecil sebagai
dalam mengembangkan sosialitas pengantar pembelajaran. Melalui upaya
melalui sportivitas, meningkatkan tersebut agar peserta didik gemar dalam
hubungan manusia azasi, dan proses belajar, dan mau melakukan
menghilangkan stres (Park & Moon, aktivitas fisik, berbasis permainan,
2018). secara baik, benar, terukur, dan teratur.
Sebuah survei yang perlu juga Melalui pengembangan tersebut,
menjadi perhatian bersama adalah diharapkan mempu membudayakan
tingkat kesegaran jasmani yang masih peningkatan aktifitas fisik dalam
rendah. Tes kebugaran jasmani kehidupan sehari-hari untuk
Indonesia yang dilakukan oleh Pusat meningkatkan derajat kesehatan dan
Pengembangan Kualitas Jasmani kebugaran jasmani yang optimal, juga
Kementerian Pendidikan Nasional tahun alternatif penguatan pendidikan karakter
2010 pada 12.240 siswa SD, SMP, anak, sehingga dapat meningkatkan usia
SMA/SMK di 17 provinsi menyatakan harapan hidup manusia Indonesia.
kategori tingkat kebugaranm jasmani Dari uraian diatas ada beberapa
yang baik hanya 17%, Sedang 38%, dan alasan peneliti mengembangkan model
Kurang 45% (Kemenkes, 2013). pembelajaran berbasis permainan kecil
Rendahnya tingkat kebugaran jasmani sebagai pengantar pembelajaran
dan berbagai masalah kesehatan pada Pendididkan Jasmani Olahraga dan
peserta didik sebagai akibat kurangnya Kesehatan berdasarkan Hasil tes dan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan pengukuran pembelajaran kebugaran
Sehat (PHBS), termasuk kurang jasmani dan survei yang dilakukan
melakukan aktivitas baik dalam peneliti pada semester ganjil tahun
Pembelajaaran Pendidikan Jasmani pelajaran 2019-2020, sebagai guru
Olahraga dan Kesehatan, bahkan dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan
lingkungannya. Kesehatan di SMA AL Islam Krian
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Sidoarjo, yaitu : 1) dalam beberapa tahun
Kesehatan di sekolah mengembangkan terkhir guru menghadapi masalah yang
aspek Kebugaran Jasmani, Keterampilan serius bahwa siswa tidak mendapatkan
Gerak, Keterampilan Berpikir Kritis, cukup olahraga yang menyebabkan
Keterampilan Sosial, Penalaran, kinerja kebugaran fisik mereka yang
Stabilitas Emosional, Tindakan Moral, buruk, 2) siswa yang tidak tau seberapa
Aspek Pola Hidup Sehat, dan banyak kesenangan yang bisa mereka
Pengenalan Lingkungan Bersih, melalui dapatkan dari latihan atau berolahraga
Pendidikan Jasmani Olahraga dan fisik, 3) guru kurang memperhatikan
67
A. Amin, M. Muhyi & Y. Wiyarno, Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil
sebagai Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
68
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021
69
A. Amin, M. Muhyi & Y. Wiyarno, Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil
sebagai Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
70
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021
dari nama permainan, cara melakukan Kelebihan model Dick and Carey jika
permainan, hingga fokus sasarannya, (2) digunakan pada pengembangan bahan
model permainan sebagai pengantar ajar yaitu : (1) menggunakan pendekatan
pembelajaran yang diterapkan pendidik sistem dengan langkah-langkah yang
tidak membingungkan pembelajar dan lengkap dan dapat digunakan untuk
menggugah minat. Ditinjau dari aspek merancang pembelajaran baik secara
Kemudahan dalam bermain : (1) model klasikal maupun secara individual, (2)
permainan sebagai pengantar memenuhi keempat karakteristik yang
pembelajaran yang diterapkan pendidik harus dimiliki dalam pengembangan
mudah untuk dilakukan, (2) model bahan ajar, yaitu : mengacu pada tujuan,
permainan sebagai pengantar terdapat keserasian dengan tujuan,
pembelajaran yang diterapkan pendidik sistematik, berpedoman pada evaluasi,
mudah dimengerti, dipelajari dan juga memenuhi tiga komponen utama
dipahami oleh pembelajar. Sedangkan teori pembelajaran, seperti: metode,
ditinjau dari aspek Kenyamanan dalam kondisi, dan hasil (Reigeluth, 1992).
bermain : (1) model permainan sebagai Selanjutnya, pengembangan bahan ajar
pengantar pembelajaran yang diterapkan ini tidak sampai pada tahap menguji
pendidik membuat pembelajar nyaman efektivitas dengan uji hasil belajar
dalam pelaksanaannya, (2) model peserta didik. Hal tersebut mengacu pada
permainan sebagai pengantar tujuan pengembangan meliputi : (1)
pembelajaran yang diterapkan pendidik aspek kegunaan mengacu pada seberapa
membuat pembelajar menjadi manfaat bahan ajar yang berbentuk buku
senang/gembira "fun" setelah melakukan model permainan sebagai pengantar
permainan, (3) model permainan sebagai pembelajaran PJOK yang dikembangkan
pengantar pembelajaran yang diterapkan peneliti, (2) aspek ketepatan mengacu
pendidik juga memperhatikan aturan pada seberapa besar model permainan
keselamatan pembelajar. sebagai pengantar pembelajaran PJOK
Bahan ajar yang berbentuk buku dapat meningkatkan kemauan anak
model permainan sebagai pengantar dalam proses pembelajaran, serta
pembelajaran PJOK merupakan produk menjadi alternatif agar anak gemar
bahan ajar yang telah dikembangkan dalam pembelajaran melalui melalui
berdasarkan hasil analisis kebutuhan aktivitas bermain, secara teknis, (3)
peserta didik. Dalam hal ini berkaitan aspek ketepatan mengacu pada seberapa
dengan karakteristik peserta didik dan besar kepraktisan bahan ajar yang
tujuan pembelajaran PJOK secara berbentuk buku model permainan
umum. Bahan ajar ini dikembangkan sebagai pengantar pembelajaran PJOK
dengan model Dick and Carey, yang bagi peserta didik dan guru pembelajar
mengacu pada pembelajaran sistematis sebagai pengguna.Dapat disimpulkan
dan prosedural. Pengembangan bahan bahwa ketiga aspek di atas mengacu
ajar diawali dengan analisis kebutuhan, pada kelayakan bahan ajar.
desain produk pengembangan, produksi Bahan ajar ini telah melalui tahap
bahan ajar, uji coba dan revisi. Proses uji uji coba ahli desain pembelajaran, ahli
coba melibatkan ahli isi khususnya pembelajaran PJOK, pendidik bidang
bidang Desain Pembelajaran, ahli di studi sebagai pengguna produk, dan
bidang Pembelajaran PJOK, Pendidik peserta didik. Dari proses penelitian
Bidang Studi, dan Peserta Didik. tersebut pengembang telah mendapatkan
71
A. Amin, M. Muhyi & Y. Wiyarno, Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil
sebagai Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
72
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021
73