Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi P-ISSN 2337-9561

Vol. 7, No. 1, Hal. 66-73, Januari 2021 E-ISSN 2580-1430


DOI : 10.5281/zenodo.4420492

Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil sebagai


Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan di SMA Al Islam Krian Sidoarjo
Al Amin 1), Muhammad Muhyi 2), Yoso Wiyarno 3)
1), 2) dan 3)
Prodi Pendidikan Jasmani Program Pascasarjana
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
1)
alarya07@gmail.com, 2) muhyi@unipasby.ac.id,
3)
yoso.wiyarno@gmail.com

ABSTRAK
Pembelajaran yang kurang efektif sering kali didapatkan oleh siswa, seperti pemanasan yang
diberikan oleh guru yang terlalu monoton tanpa kreativitas. Untuk menghadirkan proses
pembelajaran yang efektif guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai
dengan karakter siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan model pemanasan
berbasis permainan kecil sebagai pengantar pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK). Pengambangan produk bahan ajar berupa pedoman pemanasan berbasis
permainan kecil sebagai pengantar pembelajaran sehingga diharapkan dapat memberikan
kontribusi khususnya pada siswa SMA Al Islam Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa buku ajar berbentuk model permainan sebagai
pengantar pembelajaran PJOK valid dan layak digunakan. Selain itu, produk yang telah
dihasilkan memenuhi beberpaa aspek yaitu menarik, mudah, dan nyaman. Selanjutnya, model
pemanasan berbasis permainan kecil sebagai pengantar pembelajaran dapat meningkatkan
minat belajar dan siswa lebih senang dalam melakukan aktifitas pembelajaran PJOK.

Kata kunci : model pemanasan; permainan kecil; PJOK

ABSTRACT
Less effective learning is often found by students, such as warm-ups given by teachers who are
too monotonous without creativity. To present an effective learning process the teacher must be
able to create a learning atmosphere that is in accordance with the character of the students. This
study aims to develop a small game-based warming model as an introduction to learning
Physical Sport and Health Education (PSHE). Floating teaching material products in the form of
guidelines for heating based on small games as an introduction to learning so that it is expected
to contribute, especially to high school students of Al Islamic District of Krian, Sidoarjo
Regency. Based on the results of the study concluded that the textbook in the form of a game
model as an introduction to PSHE learning is valid and feasible to use. In addition, the products
that have been produced fulfill several aspects, namely attractive, easy, and comfortable.
Furthermore, a small game-based warm-up model as an introduction to learning can increase
learning interest and students prefer to do PSHE learning activities.

Keywords : warm up model; small game; PJOK

PENDAHULUAN meningkatkan kebugaran fisik siswa. Hal


Aktivitas fisik adalah sebuah ini senada dengan Santika (2020) yang
kegiatan yang dilakukan melibatkan mengatakan terkait dengan pemeliharaan
anggota tubuh, baik dilakukan secara kondisi fisik, kita
personal maupun bersama pasangan. sebagai manusia wajib melakukan
Aktivitas fisik penting untuk olahraga sesuai dengan takaran yang kita

66
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

inginkan. Aktifitas fisik dalam hal ini Kesehatan, terpilih yang direncanakan
olahraga hendaknya dilaksanakan secara secara sistematis dalam rangka mencapai
suka ria demi kesehatan tubuh (Santika tujuan pendidikan.
& Subekti, 2010). Berbicara tentang Berdasarkan hal tersebut, sebagai
aktivitas fisik tersebut dapat membantu akademisi dibidang Pendidikan Jasmani
perkembangan sosial untuk memecahkan Olahraga dan Kesehatan, perlu
masalah sosial seperti pembentukan mengembangkan sebuah model
persahabatan yang baik, dan juga pembelajaran yang mampu mengatasi
masalah ketidak mampuan permasalahan di atas melalui penerapan
menyesuaikan diri sekolah. Aktivitas model pembelajaran Penjasorkes
fisik yang tepat memainkan peran positif berbasis permainan kecil sebagai
dalam mengembangkan sosialitas pengantar pembelajaran. Melalui upaya
melalui sportivitas, meningkatkan tersebut agar peserta didik gemar dalam
hubungan manusia azasi, dan proses belajar, dan mau melakukan
menghilangkan stres (Park & Moon, aktivitas fisik, berbasis permainan,
2018). secara baik, benar, terukur, dan teratur.
Sebuah survei yang perlu juga Melalui pengembangan tersebut,
menjadi perhatian bersama adalah diharapkan mempu membudayakan
tingkat kesegaran jasmani yang masih peningkatan aktifitas fisik dalam
rendah. Tes kebugaran jasmani kehidupan sehari-hari untuk
Indonesia yang dilakukan oleh Pusat meningkatkan derajat kesehatan dan
Pengembangan Kualitas Jasmani kebugaran jasmani yang optimal, juga
Kementerian Pendidikan Nasional tahun alternatif penguatan pendidikan karakter
2010 pada 12.240 siswa SD, SMP, anak, sehingga dapat meningkatkan usia
SMA/SMK di 17 provinsi menyatakan harapan hidup manusia Indonesia.
kategori tingkat kebugaranm jasmani Dari uraian diatas ada beberapa
yang baik hanya 17%, Sedang 38%, dan alasan peneliti mengembangkan model
Kurang 45% (Kemenkes, 2013). pembelajaran berbasis permainan kecil
Rendahnya tingkat kebugaran jasmani sebagai pengantar pembelajaran
dan berbagai masalah kesehatan pada Pendididkan Jasmani Olahraga dan
peserta didik sebagai akibat kurangnya Kesehatan berdasarkan Hasil tes dan
menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan pengukuran pembelajaran kebugaran
Sehat (PHBS), termasuk kurang jasmani dan survei yang dilakukan
melakukan aktivitas baik dalam peneliti pada semester ganjil tahun
Pembelajaaran Pendidikan Jasmani pelajaran 2019-2020, sebagai guru
Olahraga dan Kesehatan, bahkan dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan
lingkungannya. Kesehatan di SMA AL Islam Krian
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Sidoarjo, yaitu : 1) dalam beberapa tahun
Kesehatan di sekolah mengembangkan terkhir guru menghadapi masalah yang
aspek Kebugaran Jasmani, Keterampilan serius bahwa siswa tidak mendapatkan
Gerak, Keterampilan Berpikir Kritis, cukup olahraga yang menyebabkan
Keterampilan Sosial, Penalaran, kinerja kebugaran fisik mereka yang
Stabilitas Emosional, Tindakan Moral, buruk, 2) siswa yang tidak tau seberapa
Aspek Pola Hidup Sehat, dan banyak kesenangan yang bisa mereka
Pengenalan Lingkungan Bersih, melalui dapatkan dari latihan atau berolahraga
Pendidikan Jasmani Olahraga dan fisik, 3) guru kurang memperhatikan

67
A. Amin, M. Muhyi & Y. Wiyarno, Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil
sebagai Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

kebugaran anak sehingga tidak tau dihasilkan model permainan pengantar


perkembangannya. pembelajaran pada siswa SMA Al Islam
krian Sidoarjo.
METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah siswa-siswi
Menurut Winarno (2007) metode kelas X tahun ajaran 2019-2020 SMA Al
penelitian adalah cara yang digunakan Islam Krian Sidoarjo. Uji coba
oleh peneliti dalam mengumpulkan data perseorangan juga dilakukan pada dua
penelitiannya. Metode diperlukan dalam orang peserta didik yang mewakili
pelaksanaan suatu penelitian. Maka populasi target. Uji Coba Kelompok
diharapkan dalam metodologi harus Kecil, Pada tahap ini bahan ajar perlu
tepat dan mengarah pada tujuan yang dicobakan kepada 10 peserta didik yang
diharapkan dan dipertanggung jawabkan dapat mewakili populasi target. Sampel
secara ilmiah. Berbobot tidaknya suatu tersebut terdiri dari peserta didik yang
penelitian tergantung pada kurang pandai, sedang dan pandai, laki-
pertanggungjawaban dari metode laki dan perempuan, dengan karakteristik
penelitian. yang berbeda pula. Atas dasar umpan
Metode penelitian yang yang balik kelompok kecil jenis-jenis model
digunakan dalam penelitian permainan pengantar pembelajaran
pengembangan ini adalah metode disempurnakan. Uji Coba Kelompok
eksperimen, karena penelitian ini Besar, Setelah melalui dua tahap uji coba
terdapat perlakuan berupa model (perorangan dan kelompok kecil) dan
pembelajaran, eksperimen dan kontrol, melalui penyempurnaan, tentu buku ajar
metode tersebut dipilih peneliti karena mendekati kesempurnaan, namun masih
ingin membandingkan pengembangan harus dibuktikan. Melalui uji coba
model pemebelajaran yang kelompok besar inilah kesempurnaan
direncanakan. bahan ajar yang dikembangkan diuji,
Dalam pembuatan produk buku untuk mengetahui kualitas atau
akan disertakan dengan model-model kelayakan bahan ajar apakah dapat
permainan, mulai dari tahapan, tujuan, digunakan atau tidak.
sasaran, media/alat, bahan dan sumber Instrumen pengumpulan data yang
belajar, lalu tahapan rangkaian aktivitas digunakan dalam pengembangan ini
olahraga, sampai tahapan aturan adalah pertama, pedoman wawancara
keselamatan. Dalam penelitian dengan ahli desain pembelajaran, ahli
pengembangan tersebut melalui materi pembelajaran PJOK, dan pendidik
beberapa tahapan, yaitu tahap ke-1 bidang studi PJOK, dilakukan pada saat
membuat rancangan model permainan, selesai melaksanakan langkah-langkah
kemudian dituangkan ke dalam bentuk pada tahap 1 (satu), tahap 2 (dua), dan
buku model permainan sebagai tahap 3 (tiga). Selesai melaksanakan
pengantar pembelajaran Pendidikan tahap 3 (tiga), berarti prototipe bahan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Tahap ajar modul selesai baru diuji coba
ke-2 Menyiapkan bahan validasi model lapangan. Kedua, pengumpulan data
permainan dan validasi ahli menggunakan angket, angket yang diisi
pembelajaran Pendidikan Jasmani dan dijawab sendiri oleh responden yang
Olahraga dan Kesehatan. Dan tahap ke-3 diteliti, dalam penelitian pengumpulan
adalah tahap pelaksanaan, di dalam data dilakukan dengan menggunakan
tahapan ini adalah produk yang akan skala likert yang bervariasi dengan

68
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

pertanyaan-pertanyaan melalui alternatif mengetahui bahwa instrumen yang


jawaban sebagai berikut : Sangat Setuju diujikan valid dan reliabel. Untuk
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), mengetahui tentang tingkat validitas
Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam instrumen maka dilakukan uji coba
pemberian nilai jawaban (skor) bergerak responden selanjutnya dianalisis
dari angka 4 sampai 1. menggunakan program aplikasi SPSS
Data yang telah dikumpulkan (Statistical Product and Service
dianalisis dalam 2 kategori, yakni Solutions) Version 25.0.
analisis isi dan analisis deskriptif Hasil analisis data yang meliputi Uji
persentase. Analisis isi digunakan untuk Validitas dan Reliabilitas diperoleh
menganalisis data berupa data kualitatif kesimpulan bahwa pengambilan
yang diperoleh dari masukan, tanggapan, keputusan uji validitas menurut (Triton,
komentar maupun saran perbaikan yang 2006), jika rhitung> rtabel maka dapat
diberikan oleh ahli desain pembelajaran, dikatakan data tersebut valid, dan jika
ahli materi pembelajaran PJOK, rhitung< rtabel maka dapat dikatakan data
pendidik bidang studi PJOK, serta data tersebut tidak valid. Dan juga bisa
siswa perorangan. Dari hasil analisis ini melihat nilai signifikansi (sig.) jika nilai
kemudian digunakan sebagai bahan signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan
pertimbangan perbaikan bahan ajar yang data tersebut valid, dan jika nilai
berbentuk buku model permainan signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan
sebagai pengantar pembelajaran PJOK. data tersebut tidak valid. Dalam
Data yang diperoleh dari pengisian pengujuan ini menggunkan taraf
angket hasil uji coba produk yang kepercayaan 95% atau signifikansi 5%.
berasal dari ahli Desain Pembelajaran, Berdasarkan analisis uji validitas dapat
ahli Materi Pembelajaran PJOK, diketahui bahwa dari 20 item kuisioner
Pendidik Bidang Studi PJOK, dan dengan 30 responden menunjukkan
Peserta didik melalui uji coba lapangan, bahwa seluruh item kuisioner rhitung
dengan memberikan centang (√) pada (0.361) < rtabel dan nilai sig. Seluruh item
option yang telah disediakan, selanjutnya kuisioner < 0,05 maka dapat
dianalisis dengan menggunakan statistik disimpulkan bahwa seluruh kuisioner
deskriptif yang penyajianya dalam tersebut dinyatakan valid. Sedangkan
bentuk persentase. dasar pengambilan keputusan uji
reliabilitas menurut (Sujarweni, 2014),
HASIL DAN PEMBAHASAN jika nilai cronbach alpha > 0,6 maka
Penelitian ini dilaksanakan di SMA kuisioner dinyatakan reliabel. Dan
Al Islam Krian Sidoarjo, dengan menurut (Triton, 2006), menyatakan
responden berjumlah 30 siswa. bahwa dalam kategori reliabilitas, jika
Pengembangan model pembelajaran ini, nilai cronbach alpha 0,00-0,20 kurang
dilakukan dengan memberikan model reliabel, >0,20-0,40 agak reliabel, >0,40-
pembelajaran baru melalui berbagai jenis 0,60 cukup reliabel, >0,60-0,80 reliabel,
permainan, sebagai pengantar dan >0,80-1,00 adalah sangat reliabel.
pembelajaran Pendidikan Jasmani Berdasarkan analisis data uji reliabilitas
Olahraga dan Kesehatan. dapat diketahui bahwa nilai cronbach
Dalam penelitian ini, instrumen diuji alpha 0,896 > 0,6. Maka dapat
terlebih dahulu dengan menggunakan uji simpulkan bahawa seluruh kuisioner
validitas dan reliabilitas. Untuk

69
A. Amin, M. Muhyi & Y. Wiyarno, Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil
sebagai Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

tersebut dinyatakan reliabel, dengan meskipun ada sebagian (11,5%) yang


kategori (sangat reliabel). menyatakan kenyamanan dalam bermain
Selanjutnya, deskripsi data yang kurang sesuai dengan tujuan.
telah dianalisis diperoleh hasil bahwa Permainan yang diterapkan dalam
sebagian besar responden berjenis proses pembelajatan Pendidikan Jasmani
kelamin Laki-laki, yaitu sebesar 46,7% Olahraga dan Kesehatan, sebagai
(14 siswa), dan 53,3% (16 siswa) pengantar, baik dari model permainan,
berjenis kelamin Perempuan. Sedangkan cara melakukan, aturan keselamatan,
hasil distribusi responden berdasarkan sampai fokus sasaran, mudah dilakukan,
usia diketahui bahwa sebagian besar dipahami, dan peserta didik merasa
responden dengan umur 16 tahun, yaitu senang/gembira “fun”, sehingga
sebesar 63,3% (19 siswa), dan 36,7% (11 meningkatkan kemauan mereka dalam
siswa) berumur 17 tahun. proses pembelajaran Pendidikan Jasmani
Hasil analisis uji coba produk Olahraga dan Kesehatan. Namun
diperoleh hasil seperti tampak pada tabel sebagian peserta didik menyatakan
hasil uji coba responden peserta didik keinginannya untuk jenis permainan
setelah diterapkan model permainan lebih banyak lagi.
pengantar pembelajaran PJOK. Berdasarkan sajian tabel di atas,
Berdasarkan tabel 1, menunjukkan diperoleh gambaran bahwa permaianan
Responden yang menyatakan sebagai pengantar pembelajaran PJOK,
Kemenarikan model permainan (87,8%), yang diuraikan dalambahan
meskipun ada sebagian (12,2%) yang pembelajaran dan lembar respon peserta
menyatakan kemenarikan model didik sesuai dengan tujuan pembelajaran
pembelajaran kurang sesuai dengan PJOK secara umum. Kesesuaian itu
tujuan. Namun peserta didik mencakup hal-hal berikut : (1)
menyarankan agar permainan lebih kemenarikan model permainan, (2)
diperbanyak lagi agar mereka lebih kemudahan dalam bermain, dan (3)
tertarik lagi dalam proses pembelajaran kenyamanan dalam Bermain.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Menurut pembelajar, model
Kesehatan. Sedangkan Respoden yang permainan telah memenuhi aspek
menyatakan Kemudahan dalam bermain Kemenarikan model permaian.
(87,9%) meskipun ada sebagian (12,1%) Terpenuhinya aspek kemenarikan itu,
yang menyatakan kemudahan dalam meliputi beberapa hal, yakni : (1) model
bermain kurang sesuai dengan tujuan. permainan sebagai pengantar
Dan Responden yang menyatakan pembelajaran yang diterapkan pendidik
Kenyamanan dalam bermain (88,5%), mampu menarik perhatian pembelajar,

70
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

dari nama permainan, cara melakukan Kelebihan model Dick and Carey jika
permainan, hingga fokus sasarannya, (2) digunakan pada pengembangan bahan
model permainan sebagai pengantar ajar yaitu : (1) menggunakan pendekatan
pembelajaran yang diterapkan pendidik sistem dengan langkah-langkah yang
tidak membingungkan pembelajar dan lengkap dan dapat digunakan untuk
menggugah minat. Ditinjau dari aspek merancang pembelajaran baik secara
Kemudahan dalam bermain : (1) model klasikal maupun secara individual, (2)
permainan sebagai pengantar memenuhi keempat karakteristik yang
pembelajaran yang diterapkan pendidik harus dimiliki dalam pengembangan
mudah untuk dilakukan, (2) model bahan ajar, yaitu : mengacu pada tujuan,
permainan sebagai pengantar terdapat keserasian dengan tujuan,
pembelajaran yang diterapkan pendidik sistematik, berpedoman pada evaluasi,
mudah dimengerti, dipelajari dan juga memenuhi tiga komponen utama
dipahami oleh pembelajar. Sedangkan teori pembelajaran, seperti: metode,
ditinjau dari aspek Kenyamanan dalam kondisi, dan hasil (Reigeluth, 1992).
bermain : (1) model permainan sebagai Selanjutnya, pengembangan bahan ajar
pengantar pembelajaran yang diterapkan ini tidak sampai pada tahap menguji
pendidik membuat pembelajar nyaman efektivitas dengan uji hasil belajar
dalam pelaksanaannya, (2) model peserta didik. Hal tersebut mengacu pada
permainan sebagai pengantar tujuan pengembangan meliputi : (1)
pembelajaran yang diterapkan pendidik aspek kegunaan mengacu pada seberapa
membuat pembelajar menjadi manfaat bahan ajar yang berbentuk buku
senang/gembira "fun" setelah melakukan model permainan sebagai pengantar
permainan, (3) model permainan sebagai pembelajaran PJOK yang dikembangkan
pengantar pembelajaran yang diterapkan peneliti, (2) aspek ketepatan mengacu
pendidik juga memperhatikan aturan pada seberapa besar model permainan
keselamatan pembelajar. sebagai pengantar pembelajaran PJOK
Bahan ajar yang berbentuk buku dapat meningkatkan kemauan anak
model permainan sebagai pengantar dalam proses pembelajaran, serta
pembelajaran PJOK merupakan produk menjadi alternatif agar anak gemar
bahan ajar yang telah dikembangkan dalam pembelajaran melalui melalui
berdasarkan hasil analisis kebutuhan aktivitas bermain, secara teknis, (3)
peserta didik. Dalam hal ini berkaitan aspek ketepatan mengacu pada seberapa
dengan karakteristik peserta didik dan besar kepraktisan bahan ajar yang
tujuan pembelajaran PJOK secara berbentuk buku model permainan
umum. Bahan ajar ini dikembangkan sebagai pengantar pembelajaran PJOK
dengan model Dick and Carey, yang bagi peserta didik dan guru pembelajar
mengacu pada pembelajaran sistematis sebagai pengguna.Dapat disimpulkan
dan prosedural. Pengembangan bahan bahwa ketiga aspek di atas mengacu
ajar diawali dengan analisis kebutuhan, pada kelayakan bahan ajar.
desain produk pengembangan, produksi Bahan ajar ini telah melalui tahap
bahan ajar, uji coba dan revisi. Proses uji uji coba ahli desain pembelajaran, ahli
coba melibatkan ahli isi khususnya pembelajaran PJOK, pendidik bidang
bidang Desain Pembelajaran, ahli di studi sebagai pengguna produk, dan
bidang Pembelajaran PJOK, Pendidik peserta didik. Dari proses penelitian
Bidang Studi, dan Peserta Didik. tersebut pengembang telah mendapatkan

71
A. Amin, M. Muhyi & Y. Wiyarno, Pengembangan Model Pemanasan Berbasis Permainan Kecil
sebagai Pengantar Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

data bahwa secara umum produk Leavitt, M. O. (2008). 2008 Physical


pengembangan memperoleh keputusan Activity Guidelines for Americans.
layak dipakai. Namun ada beberapa Retrieved October 19, 2019, from
permintaan dari peserta didik terkait Department of Health and Human
dengan variasi model permainan yang Services. USA website :
lebih diperbanyak lagi, hal ini karena https://health.gov/sites/default/files/
keterbatasan waktu dalam proses 2019-09/paguide.pdf
penelitian pengembangan. Lutan, R. (2001). Asas-Asas Pendidikan
Jasmani. Jakarta : Direktorat Jendral
SIMPULAN DAN SARAN Olahraga
Produk dari hasil penelitian tersebut, Mutohir, T. C., Muhyi, M. F., &
dapat diambil kesimpulan bahwa : 1) Fenanlampir, A. (2011).
pertama, buku ajar yang berbentuk Berkarakter dengan Berolahraga,
Model Permainan sebagai pengantar Berolahraga dengan Berkarakter.
Pembelajaran PJOK dinyatakan valid Surabaya : Sport Media Java
dan layak dipakai yang Pustaka
diimplementasikan dalam kegiatan Nurhasan. (2005). Petunjuk Praktis
proses pembelajaran PJOK, karena Pendidikan Jasmani (Bersatu
seluruh perangkat pengembangan telah Membangun Manusia yang sehat
memenuhi syarat validitas dengan Jasmani dan Rohani). Surabaya :
kriteria Sangat Baik, 2) kedua, buku ajar Unesa University Press
yang berbentuk Model Permainan Park, Y., & Moon, J. (2018). Effects of
sebagai pengantar Pembelajaran PJOK early morning physical activity on
telah memenuhi aspek kemenarikan elementary school students’ physical
model permaian, kemudahan dalam fitness and sociality. International
bermain, dan kenyamanan dalam Electronic Journal of Elementary
bermain, 3) ketiga, melalui model Education, 10(4), 441–447.
pemanasan berbasis permainan sebagai https://doi.org/10.26822/iejee.20184
pengantar pembelajaran tersebut mampu 38134
meningkatkan kemauan anak dalam Santika, I. G. P. N. A., Adiatmika, I. P.
proses pembelajaran PJOK. Hal tersebut G., & Subekti, M. (2020). Training
dikuatkan dalam pernyataan peserta Of Run Star For Agility Volleyball
didik yang senang/gembira "fun" setelah Athlete Junior High School 2
melakukan aktivitas permainan. Saran Denpasar. Jp.Jok (Jurnal
saya sebagai peneliti hendaknya para Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan
guru PJOK dapat mempergunakan Kesehatan), 4(1), 128-141.
model pemanasan berbasis permainan https://doi.org/10.33503/jp.jok.v4i1.
sebagai pengantar pembelajaran agar 1137
dapat meningkatkan kemauan anak Santika, I. G. P. N. A, & Subekti, M.
dalam proses pembelajaran PJOK. (2020). Korelasi Kecepatan Lari dan
Kekuatan Otot Tungkai Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kelincahan Siswa. Jurnal
Kemenkes. (2013). Pedoman Pembinaan Adiraga, 6(2), 01-09.
Kebugaran Jasmani Peserta Didik https://doi.org/10.36456/adiraga.vol
Melalui Upaya Kesehatan Sekolah 6.no2.a2723

72
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi │Vol. 7, No. 1, Januari 2021

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Sharkey, B. J. (2003). Kebugaran dan


Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Kesehatan. Terjemahan oleh Eri
Sahroni, B., & Hartati, S. C. Y. (2017). Desmarini Nasution. Jakarta : PT
Pengaruh Penerapan Permainan Raja Grafindo Persada
Kecil Terhadap Motivasi Siswa. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Kesehatan, 05, 279–285. Retrieved Bandung : Alfabeta
from Sujarweni, V. W. (2014). Metode
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/i Penelitian : Lengkap, Praktis, dan
ndex.php/jurnal-pendidikan- Mudah Dipahami. Yogyakarta :
jasmani/article/view/21255/19490 Pustaka Baru Press
Samsudin. (2008). Pembelajaran Thomas, K. T., Lee, A. M., & Thomas,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan J. R. (2003). Physical Education
Kesehatan SD/MI. Jakarta : Prenada Methods for Elementary Teachers.
Media Group Champaign : Human Kinetics
Sanchez, E. D. la C., Ortega, J. P., Trianto. (2010). Mendesain Model
Suarez, A. D., & Cerezo, C. R. Pembelajaran Inovatif-Progesif.
(2011). Physical fitness affects Jakarta : Bumi Aksara
perceived value of Physical Winarno, M. . (2007). Metodologi
Education classes in children. Penelitian dalam Pendidikan
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.201 Jasmani. Malang : Fakultas Ilmu
1.10.342 Pendidikan Universitas Negeri
Setyosari, P. (2015). Metode Penelitian Malang
Pendidikan dan Pengembangan.
Malang : PT. Kharisma Putra Utama

73

Anda mungkin juga menyukai