Andun Sudijandoko
S1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya
andunsudijandoko@mhs.unesa.ac.id
Abstrak
Masing-masing individu memerlukan kebugaran jasmani yang tidak sama sesuai dengan aktivitas
yang dilakukannya setiap harinya. Demikian juga kebugaran jasmani individu yang sehat akan
memungkinkan individu memiliki tingkat kemampuan fisik yang baik termasuk dalam melakukan
olahraga outbound. Tujuan penelitian untuk mengetahui kontribusi physical fitness terhadap
kemampuan olahraga outbound. Metode penelitian menggunakan Systematic Literature Review
(SLR) yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data penelitian yang sudah ada kemudian
diidentifikasi dan dievaluasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa aktivitas fisik mempunyai
hubungan yang erat dengan dengan kebugaran jasmani dengan tingkat hubungan rendah. Sedangkan
permainan outbound menghasilkan kebugaran jasmani siswa dalam klasifikasi sedang dan ada
sedikit responden yang kebugaran jasmaninya dalam klasifikasi baik. Kebugaran jasmani seseorang
yang dilakukan dengan berolah raga dan beraktivitas fisik secara rutin akan memberikan manfaat
baik bagi kesehatan jasmani dan rohani. Manfaat akademis adalah menghasilkan siswa-siswa yang
cerdas dan sehat baik secara jasmani maupun rohani karena dapat memberikan dampak positif pula
bagi sekolah.
Kata Kunci: Physical Fitness, Kemampuan Olahraga, Outbound
Abstract
Each individual requires physical fitness that is not the same as the activities that he does every day.
Likewise, a healthy individual physical fitness will enable individuals to have a good level of
physical ability including in doing outbound sports. The purpose of this study was to determine the
contribution of physical fitness to the ability of outbound sports. The research method uses
Systematic Literature Review (SLR) which is done by collecting existing research data then
identified and evaluated. The results of the study found that physical activity has a close relationship
with physical fitness with a low relationship level. Whereas the outbound game produces physical
fitness of students in the medium classification and there are few respondents whose physical fitness
is in good classification. A person's physical fitness carried out by exercise and physical activity on
a regular basis will benefit both physical and spiritual health. The academic benefit is to produce
students who are smart and healthy both physically and spiritually because it can have a positive
impact on the school.
Keywords: Physical Fitness, Sports Ability, Outbound
181
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 09. No. 01, Edisi Maret 2021, hal 181 - 188
182
Kontribusi Physical Fitness Terhadap Kemampuan Olahraga Outbound
183
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 09. No. 01, Edisi Maret 2021, hal 181 - 188
184
Kontribusi Physical Fitness Terhadap Kemampuan Olahraga Outbound
waktu yang lama. Contohnya adalah senam, lari, beraktivitas kembali setelah istirahat. Kebutuhan
renang dan lain sebagainya. tidur seseorang adalah 7-10 jam sehari.
2) Kekuatan 3) Olahraga
Kekuatan yang dimaksud disini merupakan Untuk meningkatkan kualitas kebugaran jasmani
kemampuan otot yang dimiliki seseorang dalam seseorang dapat melakukan olahraga. Olahraga
memanfaatkan tenaga secara maksimal sesuai bermanfaat baik secara fisik berupa kebugaran dan
kemampuan yang dimiliki untuk mengangkat secara psikologis adalah menajamkan konsentrasi,
beban. Kekuatan otot-otot yang baik bisa serta manfaat sosial sebagai sarana bersosialisasi
melindungi persendian yang dikelilinginya, dengan orang lain dan meningkatkan rasa percaya
sehingga mampu mengurangi terjadinya cedera diri.
pada saat melakukan aktivitas fisik. Dalam penelitian Erwinanto (2017) juga
3) Daya tahan otot dijelaskan bahwa aktivitas fisik siswa di sekolah ketika
Merupakan kemampuan dan kekuatan otot jam istirahat antara lain jalan-jalan di area sekolah,
kerangka badan seseorang yang digunakan dalam duduk mengobrol dengan teman di kelas, dan shalat
jangka waktu tertentu. Dalam unsur ini dibutuhkan dzuhur berjama’ah. Hal ini menunjukkan, pada saat
keterkaitan antara kekuatan, keahlian, penampilan, jam istirahat siswa banyak melakukan aktivitas secara
kecepatan bergerak dan tenaga. ringan.
4) Kelenturan Hasil pengisian PAQ-A, pada saat
Daerah yang dapat dijangkau oleh gerak otot-otot pembelajaran olahraga hanya beberapa siswa saja yang
dan persendian tubuh. Meningkatkan kelenturan tidak bersungguh-sungguh mengikuti atau melakukan
otot dapat meningkatkan penampilan fisik tubuh olahraga. Kebanyakan siswa menunjukkan antusias nya
dan meminimalisir cedera. Kelenturan mempunyai untuk bersungguh-sungguh mengikuti atau
hubungan yang sangat erat dengan kinerja otot melaksanakan pembelajaran olahraga di sekolah, tetapi
kerangka tubuh dimana secara alamiah dapat hal ini hanya memberikan pengaruh yang sedikit
direnggangkan sesuai panjang normal waktu terhadap tingkat aktivitas siswa secara keseluruhan,
istirahat. karena pembelajaran olahraga yang hanya dilakukan
5) Komposisi tubuh sekali dalam satu minggu. Pembelajaran olahraga
Merupakan jumlah persentase lemak pada badan sangat mempengaruhi apakah siswa melakukan
dari berat badan dengan tanpa lemak (otot, tulang aktivitas yang tinggi, sedang atau rendah.
rawan, dan organ vital). Kegemukan yang terjadi Selain itu, faktor lingkungan di sekolah juga
mulai dari masa kanak-kanak akan mempengaruhi mempengaruhi aktivitas siswa ketika berada di
komponen lain dari kebugaran jasmani. sekolah. Kurangnya sarana dan prasarana yang
Ada 3 unsur yang harus dipenuhi agar memadai untuk melakukan olahraga juga menjadi
seseorang memiliki kebugaran yang baik. Ketiga hambatan bagi siswa untuk dapat melakukan aktivitas
unsur tersebut yaitu asupan gizi atau makan, fisik secara maksimal. Tidak adanya lapangan (seperti:
istirahat, dan olahraga (Irianto, 2004: 7). bola basket, futsal) atau lahan untuk siswa bermain,
1) Asupan hanya terdapat lapangan di tengah-tengah sekolah yang
Asupan gizi adalah kandungan jenis bahan sering digunakan untuk upacara bendera pada hari
makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Agar senin dan bila tempat parkir penuh lapangan tersebut
memperoleh kebugaran jasmani yang baik harus dijadikan lahan parkir siswa. Peralatan tenis meja yang
ditunjang dengan makanan yang memiliki asupan dimiliki sekolah pun juga kurang dapat dimanfaatkan
gizi tinggi, tidak harus mahal tetapi dapat oleh pihak sekolah untuk meningkatkan aktivitas siswa
mencukupi kebutuhan energi tubuh setiap harinya. di sekolah, hanya pada ekstrakulikuler saja peralatan
Menurut Iriyanto (2004) kebutuhan energi tenis meja digunakan. Apabila sekolah dapat
seseorang adalah 60 persen karbohidrat, 25 persen memaksimalkan sarana-prasarana yang ada, sekolah
lemak dan 15 persen protein. dapat mendorong siswa untuk dapat melakukan
2) Istirahat aktivitas olahraga pada saat jam istirahat berlangsung.
Istirahat merupakan bagian dari variabel Data menunjukkan, mayoritas tingkat aktivitas
kebugaran jasmani. Istirahat sangat diperlukan yang dilakukan oleh siswa setelah pulang sekolah (di
untuk memulihkan tubuh setelah melakukan rumah) cenderung rendah, sebagian besar siswa hanya
gerakan fisik. Istirahat dengan tidur yang cukup melakukan aktivitas olahraga 1 sampai 2 kali dalam
dan berkualitas dapat membantu tubuh kembali seminggu, hanya beberapa siswa yang melakukan
segar. Dengan demikian tubuh akan siap aktivitas olahraga secara rutin sampai 4 kali dalam
185
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 09. No. 01, Edisi Maret 2021, hal 181 - 188
seminggu. Siswa juga kurang dapat memanfaatkan bentukan kata out of boundary, artinya “keluar dari
waktu luang ketika di rumah, mayoritas siswa hanya lingkup, batas, atau kebiasaan”. Umumnya di
bersantai atau melakukan aktivitas yang hanya Indonesia outbound sering kali dianggap sebagai
memerlukan sedikit usaha dan hanya beberapa siswa pelatihan, Susanta (2010) mendefinisikan bahwa
saja yang sering melakukan aktivitas fisik outbound merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
(berolahraga) dalam seminggu terakhir. Dari beberapa untuk pengembangan diri yang dilakukan dengan
data di atas dapat disimpulkan bawah tingkat aktivitas berbagai rangkaian kombinasi kegiatan mencakup
fisik siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Wates ranah pengetahuan, sikap dan tindakan untuk mencapai
cenderung rendah, baik ketika di sekolah maupun di pengalaman tertentu.
rumah. Sedangkan menurut Djamaludin (2007)
Sementara itu hasil penelitian Vivi Septiana menjelaskan bahwa outbound merupakan kegiatan
Parista (2016) didapatkan bahwa setelah diberikan yang dilakukan sebagai sarana untuk menambah
treatment permainan outbound mystique ball selama 12 pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dari
kali pertemuan, didapatkan bahwa tingkat kebugaran rangkaian petualangan guna memacu semangat dan
siswa dalam klasifikasi sedang. Keterkaitan pentingnya kreativitas individu. Kegiatan yang dilakukan dalam
kebugaran jasmani terhadap aktivitas siswa di sekolah outbound berisi simulasi kehidupan sehari-hari melalui
dapat disimpulkan bahwa pembinaan kebugaran permainan yang mendidik, kreatif dan inovatif baik
jasmani sangat penting dilakukan oleh guru pendidikan dilakukan dengan cara perorangan atau berkelompok
jasmani kepada para siswa. Pembinaan kebugaran guna meningkatkan pengembangan diri.
jasmani dilakukan dengan tujuan untuk menambah Outbound memiliki beberapa manfaat
derajat kebugaran siswa serta meningkatkan maupun diantaranya sebagai berikut:
mempertahankan kesehatan siswa melalui latihan 1) Dapat membuka pikiran menjadi lebih luas
olahraga kesehatan / kebugaran. 2) Menyerap ilmu pengetahuan keterampilan dan
Program latihan yang diberikan sesuai dengan kemampuan serta sikap mental
prosedur dan dasar-dasar yang ada sehingga tidak 3) Dapat lebih meningkatkan ketahanan mental dan
membahayakan kesehatan siswa. Berkaitan dengan fisik
kemampuan siswa yang bervariatif, latihan juga tidak 4) Dapat digunakan sebagai sarana untuk
dapat dipaksakan akan tetapi disesuaikan dengan mengekspresikan diri
kemampuan siswa. Sesuai dengan karakteristik anak 5) Dapat digunakan sebagai sarana pengembangan
yang suka bermain, program latihan yang diberikan diri
adalah sebuah permainan outbound yang dirancang 6) Mengenalkan diri kepada orang lain
seperti jenis latihan sirkuit. 7) Dapat digunakan sebagai sarana mengenal Tuhan
Sehingga ketika siswa bermain, mereka tidak dan makhluknya
menyadari bahwa mereka telah melakukan aktivitas 8) Sebagai sarana untuk penyegaran emosi
gerak tanpa mengalami kelelahan jika dibandingkan 9) Dapat digunakan sebagai tempat penyelesaian
dengan latihan beban yang berat. Dalam penelitian ini, masalah baik masalah individu maupun masalah
peneliti ingin mengetahui pengaruh dari permainan kelembagaan
outbound terhadap tingkat kebugaran jasmani. 10) Sebagai sarana meningkatkan keharmonisan dan
Pemberian treatment tersebut juga bertujuan maupun kebahagiaan rumah tangga
memberikan manfaat untuk kesehatan tubuh, motivasi 11) Sebagai sarana untuk mengoreksi diri sendiri
siswa berkaitan dengan pentingnya belajar, serta 12) Sebagai sarana untuk meningkatkan dan
perilaku siswa saat di sekolah. menyeimbangkan kepandaian, emosi dan
Melakukan aktivitas olahraga secara teratur keagamaan.
atau rutin merupakan salah satu cara dalam Adapun cara untuk mengetahui tingkat
meningkatkan kualitas kebugaran seseorang. Manfaat kebugaran jasmani salah satunya dengan cara Multi
melakukan aktivitas olahraga yaitu manfaat fisik Stage Fitness Test (MFT) atau Bleep Test untuk
(bugar), manfaat psikis (lebih mampu berkonsentrasi), mengukur atau mengetahui komponen kebugaran
dan manfaat sosial (menambah rasa percaya diri dan jasmani, (Muhajir, 2004). Perlengkapan tes adalah alat
sarana berinteraksi). dan fasilitas untuk menunjang pelaksanaan tes,
Salah satu bentuk olahraga adalah outbound. mencakup:
Saat ini outbound sudah semakin banyak didengar dan • Lapangan olahraga atau halaman sekolah atau
dilakukan baik di kalangan pendidikan, karyawan dan tanah lapang yang datar dengan panjang 20 meter
kegiatan pariwisata. Kata, “outbound” berasal dari serta tidak licin,
186
Kontribusi Physical Fitness Terhadap Kemampuan Olahraga Outbound
• Satu set sound sistem dan tape recorder, dan berbunyi, diberi toleransi 1 x 20 meter, peserta
• Keping CD atau flashdisk yang berisi panduan tes menyesuaikan kecepatannya.
pelaksanaan tes MFT. − Jika peserta tes gagal menyesuaikan
Sedangkan komponen perlengkapan tes yang perlu kecepatannya pada toleransi tersebut, maka
dipersiapkan adalah: peserta diberhentikan dari lintasan tes
• Panjang lintasan diukur yaitu sepanjang 20 meter (Muhajir, 2004).
dan diberi tanda di bagian ujungnya,
• Memastikan peralatan musik dan panduan tes PENUTUP
MFT siap digunakan, Simpulan
• Peserta tes dihimbau agar minimal 2 jam sebelum Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan
mengikuti tes tidak makan, kemudian memakai bahwa semakin tinggi melakukan aktivitas fisik baik
pakaian olah raga dilengkapi dengan sepatu olah olahraga maupun outbound dan aktivitas fisik lainnya
raga yang tidak licin, yang dilakukan oleh siswa, maka akan tinggi pula
• Sebelum ke inti tes MFT dilakukan pemanasan tingkat kebugaran jasmani nya. Kebugaran jasmani
terlebih dahulu dengan meregangkan otot-otot yang didapat dari aktivitas fisik atau olahraga yang
terutama tungkai. Pemanasan dilakukan agar siap rutin dapat memberikan manfaat yang baik secara
secara fisik dan mental dalam mengikuti tes, dan akademis atau non-akademis. Manfaat akademis adalah
• Sesudah melakukan tes dilakukan pendinginan menghasilkan siswa-siswa yang cerdas dan sehat baik
dengan cara peregangan otot-otot kembali. secara jasmani maupun rohani karena dapat
Pelaksanaan tes tersebut adalah sebagai memberikan dampak positif pula bagi sekolah.
berikut: Saran
a) Menyalakan sound sistem atau pengeras suara Penelitian ini hanya meneliti tentang
yang berisi panduan tes MFT mulai dari awal kontribusi physical fitness terhadap kemampuan
kemudian mengikuti petunjuk panduan tersebut. olahraga outbound yang dilakukan dengan cara
b) Jarak dua sinyal tut menandai suatu interval satu mengkaji dua jurnal yang terkait dengan judul tersebut.
menit yang terukur secara akurat. Untuk itu peneliti lain diharapkan dapat melakukan
c) Nada perhitungan mundur selama lima detik penelitian langsung kepada para pelajar di sekolah
menjelang dimulainya tes. dengan menerapkan beberapa jenis olahraga untuk
d) Keluar sinyal tut pada beberapa interval secara melihat kontribusi physical fitness pelajar.
teratur.
e) Bertepatan dengan sinyal tut yang pertama DAFTAR PUSTAKA
berbunyi, peserta dituntut berusaha dapat sampai Agustinus Susanta. (2010). Outbound Profesional
ke ujung yang berlawanan, kemudian berbalik dan Pengertian, Prinsip Perancangan, dan
berlari ke arah yang semula. Panduan Pelaksanaan. Yogyakarta: CV Andi
f) Setiap sinyal tut berbunyi, peserta tes berlari Offset.
sampai di salah satu ujung lintasan yang Ahmadi, Ruslan. (2014). Metodologi Penelitian
ditempuhnya. Kualitatif. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Ar-ruzz
g) Kemudian waktu interval akan dikurangi dari satu Media.
menit, peserta tes harus berlari lebih cepat untuk Bouchard, C., et.al. (2007). Physical Activity and
menyelesaikan level selanjutnya. Health. United States: Human Kinetics.
h) Setiap lintasan tes, salah satu kaki harus Corbin, C. B., & Lindsey, R. (1997). Concepts of
menginjak atau melewati batas atau garis, Physical Fitness with Laboratories. United
selanjutnya berbalik dan menunggu sinyal States of America: Times Mirror Higher
berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah Education Group, Inc.
sebaliknya. Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta
i) Peserta tes berusaha bertahan selama mungkin, Didik. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.
sesuai dengan kecepatan irama sinyal yang telah Djamaludin, A. (2007). Outbound Management
diatur. Jika peserta tes tidak mampu berlari Training. Yogyakarta: UII Press. Djoko Pekik
mengikuti kecepatan sinyal tersebut, maka peserta Irianto (2006). Bugar & Sehat dengan
harus berhenti atau dihentikan dengan ketentuan: Berolahraga. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Djoko Pekik Irianto (2006). Bugar & Sehat dengan
− Peserta gagal mencapai dua langkah atau lebih
Berolahraga. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
dari garis batas 20 meter setelah sinyal tut
187
Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 09. No. 01, Edisi Maret 2021, hal 181 - 188
188