Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI


SISWA SMANKO SULAWESI SELATAN

SURVEY OF THE SMANKO STUDENT’S


PHYSICAL FITNESS IN SOUTH
SULAWESI

MUH. SETIO ISWADI

PROGRAM STUDI S1
JURUSAN PENJASKESREK
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA
SMANKO SULAWESI SELATAN. SKRIPSI. FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR

OLEH

Setio Iswadi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani pada


siswa SMANKO Sulawesi Selatan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian survei.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMANKO Sulawesi Selatan yang
aktif olahraga sepakbola dengan jumlah sampel penelitian 20 siswa yang dipilih
secara total populasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriftip, normalitas data, dan pengkategorian dengan menggunakan sistem
SPSS Versi 16.00 pada taraf signifikan 95% atau 0,05.
Berdasarkan dari hasil analisis data, maka penelitian ini menyimpulkan
bahwa: Tingkat kesegaran jasmani pada siswa SMANKO Sulawesi Selatan berada
pada kategori Baik dengan tingkat presentase 80%.

KATA KUNCI: Survei, Kesegaran, Jasmani


PENDAHULUAN berperan meningkatkan kesegaran
Prestasi olahraga telah jasmani suatu bangsa, akan tetapi
menunjukkan kemajuan yang pesat, olahraga juga ikut andil dalam
terutama pada beberapa tahun ini. membentuk watak manusia, yang
Prestasi pada beberapa tahun lalu pada gilirannya olahraga akan
sulit dibayangkan, sekarang dapat membawa keharuman nama suatu
terjadi. Sejumlah atlet mampu bangsa.
memberikan prestasi optimal pada Kegiatan olahraga untuk
cabang olahraga tertentu. Olahraga meningkatkan prestasi bukanlah
sebagai salah satu model karya kegiatan yang semudah
manusia, merupakan suatu bentuk membalikkan telapak tangan, akan
aktivitas fisik yang memiliki dimensi tetapi membutuhkan berbagai usaha
sangat kompleks. Keterkaitan antara terhadap peningkatan berbagai
kegiatan olahraga dengan keberadaan faktor, seperti hambatan dan
manusia adalah sesuatu yang tak tantangan dalam mencapai prestasi.
dapat dipisahkan. Olahraga adalah Kenyataan menunjukkan bahwa
gerak dan gerak merupakan kodrat dengan kemajuan ilmu pengetahuan
manusia. dan teknologi sekarang ini telah
Berawal dari gerak dan mempercepat terjadinya perubahan
bergerak manusia selanjutnya dalam kehidupan masyarakat,
berkembang menjadi suatu perilaku termasuk dalam usaha peningkatan
yang bermakna dan memiliki tujuan prestasi olahraga dan dengan
tertentu. Adapun bentuk kegiatannya sendirinya terjadi persaingan dalam
berkaitan erat dengan perilaku peningkatan prestasi.
manusia dan tinjauannya akan lebih Dalam usaha meningkatkan
luas dan mendalam, hal ini oleh prestasi olahraga, khususnya cabang
karena manusia memiliki berbagai olahraga sepakbola, maka setiap
potensi dibandingkan dengan individu telah memilih keolahragaan
makhluk lainnya. Oleh sebab itu sebagai bidang profesinya. Harus
olahraga sebagai suatu kegiatan berusaha sekuat mungkin
jasmani dan rohani perlu makin memecahkan masalah-masalah yang
ditingkatkan sebagai salah satu cara merupakan hambatan terwujudnya
untuk meningkatkan kualitas perkembangan dan peningkatan
manusia. Peningkatan kualitas ini prestasi olahraga.
dapat diwujud nyatakan melalui Peningkatan prestasi olahraga
olahraga sebagai bagian dari dengan penerapan ilmu pengetahuan
pendidikan, kesehatan dan rekreasi, dan teknologi dalam suatu bentuk
serta sebagai olahraga prestasi. Dari usaha yang diperoleh berdasarkan
berbagai tujuan di atas, perhatian metode ilmiah yakni melalui
tertuju pada olahraga prestasi. prosedur penelitian. Hasil-hasil
Olahraga merupakan suatu penelitian dalam bidang olahraga
yang sangat kompleks dengan dapat dimanfaatkan untuk
melibatkan banyak pihak dan meningkatkan prestasi olahraga
pengelolaannya. Peranan olahraga melalui penelitian dapat
semakin lama semakin penting. dikemukakan hal-hal baru atau
Sebab olahraga tidak hanya ikut menguji kebenaran suatu pendapat,
sehingga dapat dimanfaatkan dalam jasmani agar supaya terhindar dari
usaha pembinaan ke arah prestasi, kerugian-kerugian jasmani
termasuk peningkatan prestasi melainkan melalui kegiatan-kegiatan
cabang olahraga sepakbola. jasmani yang hendak menanamkan
Permainan sepakbola sebagai norma-norma peganggan hidup yang
suatu cabang olahraga memiliki nyata (positif) pada anak.
teknik-teknik dasar tertentu, seperti; Untuk mencapai prestasi
menggiring, passing, heading, maksimal, ada 4 komponen yang
lemparan ke dalam dan, shooting, harus dilatihkan pada atlet yakni
dan lain-lain. Teknik-teknik dasar fisik, teknik, taktik, dan mental.
tersebut harus dapat dikuasai oleh Keempat komponen tersebut saling
seorang pemain untuk dapat berkaitan, dan apabila salah satu
memainkan permainan dengan tidak dilatihkan maka prestasi
tingkat keterampilan yang tinggi maksimal akan sulit dicapai.
sesuai dengan kesatuan permainan Selanjutnya, komponen fisik
sepakbola. merupakan komponen dasar yang
Pendidikan jasmani memiliki harus dimiliki oleh setiap atlet.
peran yang sangat penting dalam Sebab, kondisi fisik yang baik akan
mengintensifkan penyelenggaraan mendukung ketiga aspek lainnya.
pendidikan sebagai suatu proses Jadi, latihan fisik merupakan
pembinaan manusia yang landasan paling dasar dalam
berlangsung seumur hidup. pelatihan. Adapun tujuan latihan
Pendidikan jasmani memberikan fisik adalah untuk membantu para
kesempatan kepada siswa untuk pembina dan pelatih olahraga agar
terlibat langsung dalam aneka dapat menerapkan dan memiliki
pengalaman belajar melalui aktivitas kemampuan konseptual serta
jasmani, bermain, dan berolahraga keterampilan dalam membantu
yang dilakukan secara sistematis, mengungkapkan potensi atlet untuk
terarah, dan terencana. Pembekalan mencapai puncak prestasi. Sebelum
pengalaman belajar itu diarahkan memberikan latihan fisik, maka
untuk membina, sekaligus diperlukan suatu tes untuk melihat
membentuk gaya hidup sehat dan fisik awal atlet agar program latihan
aktif sepanjang hayat. fisik yang dibuat sesuai dengan
Pendidikan jasmani adalah kebutuhan atlet. Salah satu cara
persamaan (sinonim) dari pendidikan untuk melihat kondisi fisik atlet
dan struktur persekutuan hidup adalah melalui tes kesegaran
modern yang menyebabkan jasmani.
pendidikan jasmani menjadi satu Istilah kesegaran jasmani
kebutuhan yang perlu ada dan harus mempunyai pengertian yang sama
ada. Olahraga dan pendidikan dengan physical fitness yang
jasmani tidak dapat dipisahkan. merupakan aspek fisik dari total
Keduanya sangat erat hubungannya fitness. Selanjutnya, ditinjau secara
dan saling mempengaruhi. fisiologis, kesegaran jasmani adalah
Pendidikan jasmani bukanlah kesanggupan dan kemampuan tubuh
sekedar mengembangakan segi-segi melakukan penyesuaian terhadap
kejasmanian, memelihara kesehatan pembebanan fisik yang diberikan
kepadanya atau dari kerja yang Olahragawan membutuhkan tingkat
dilakukan sehari-hari tanpa kesegaran jasmani yang tinggi untuk
menimbulkan kelelahan yang dapat mencapai prestasi yang setingi-
berlebihan. Seharusnya peserta didik tingginya, karyawan membutuhkan
melakukan aktivitas olahraga kesegaran jasmani yang cukup untuk
seminggu perlu 3-5 kali untuk bekerja dengan baik sehingga dapat
menjaga tingkat kesegaran meningkatkan daya kerja dan
jasmaninya. Karena kebugaran akan produktivitas yang tinggi. Demikian
menurun 50% setelah berhenti juga para siswa sekolah lanjutan
olahraga atau latihan selama 4-12 tingkat pertama membutuhkan
minggu dan akan terus berkurang tingkat kesegaran jasmani yang lebih
hingga 100% selama 10-30 minggu. baik untuk dapat belajar dengan baik.
Sekolah SMANKO SUL- Dikatakan bahwa seseorang
SEL (SMA Negeri Khusus berada dalam keadaan fit (memiliki
Keberbakatan Olahraga Sulawesi kesegaran jasmani adalah orang yang
Selatan) merupakan sekolah yang cukup mempunyai kekuatan
dikhususkan bagi siswa yang (strength), kemampuan (ability),
memiliki bakat dalam cabang kesanggupan, daya kreasi dan daya
olahraga tertentu. Sekolah tersebut tahan untuk melakukan pekerjaannya
khususnya cabang olahraga dengan efisien tanpa menimbulkan
sepakbola belum memiliki prestasi kelelahan yang berarti (Engkos
yang gemilang baik Nasional Koasasih, 1985:10). Menurut
maupun Internasional karena sekolah Harisenjaya (1993:13) kesegaran
SMANKO baru beberapa tahun jasmani adalah kemampuan berbuat
terbentuk. Maka dari itu, penulis sebaik-baiknya dari fisik, mental,
ingin mengetahui seberapa baik dan spritual untuk melaksanakan
kesegaran jasmani pada siswa tugas kewajiban pribadinya terhadap
khususnya siswa yang aktif dalam kepentingan kesejahteraan keluarga,
cabang olahraga sepakbola. orang lain, masyarakat, bangsa dan
Kelebihan sekolah SMANKO adalah negara dengan sebaik-baiknya.
sarana dan prasaranaa olahraga yang Menurut Muhajir (2006:61)
merupakan termasuk yang paling kesegaran jasmani adalah
lengkap di Sulawesi Selatan. kesanggupan dan kemampuan tubuh
Kekurangan pada siswa SMANKO melakukan penyesuaian (adaptasi)
yaitu tidak memanfaatkan fasilitas terhadap pembebanan fisik yang
yang ada disekolah untuk diberikan kepadanya (dari kerja yang
peningkatan prestasi sehingga siswa dilakukan sehari-hari) tanpa
SMANKO khususnya cabang menimbulkan kelelahan yang berarti.
olahraga sepakbola belum perna Menurut Mochamad Sajoto
mendapatkan prestasi nasional (1988:9), para ahli telah sepakat
maupun tingkat daerah. memberikan batasan kesegaran
jasmani yaitu kemampuan seseorang
Pengertian Kebugaran Jasmani melakukan tugas sehari-hari dengan
Kesegaran jasmani tanpa mengalami kelelahan yang
merupakan modal utama bagi semua berarti, dengan pengeluaran energi
lapangan kehidupan manusia. yang cukup besar, guna memenuhi
kebutuhan geraknya dan menikmati berhubungan dengan kesehatan dan
waktu luang serta untuk memenuhi kebugaran jasmani yang
keperluan darurat, bila sewaktu- berhubungan dengan keterampilan
waktu diperlukan. Sedangkan gerak. Komponen kesegaran jasmani
menurut Engkos Koasasih (1985:10) yang berhubungan dengan kesehatan
menyebutkan kesegaran jasmani (health related fitness) yaitu: a) Daya
adalah kemampuan fungsional dari tahan jantung-paru, b) Daya tahan
seseorang dalam menghadapi otot, c) Kekuatan otot, d)
pekerjaannya, jadi seseorang yang Kelentukan, dan e) Komposisi tubuh.
“fit” akan melakukan pekerjaannya
berulang kali tanpa menimbulkan Fungsi kesegaran jasmani
kelelahan mengatasi kesukaran yang Kesegaran jasmani sangat
tidak terduga. penting bagi semua lapangan
kehidupan manusia. Kesegaran
Komponen kesegaran jasmani jasmani mempunyai fungsi yang
Menurut Roji (2004: 97) sangat penting dalam menyukseskan
komponen-komponen kesegaran pembangunan. Kesegaran jasmani
jasmani terdiri dari: a) Daya tahan bagi setiap orang berfungsi di dalam
jantung/peredaran darah dan paru- melaksanakan kegiatan sehari-hari.
paru, b) Kemampuan adaptasi Kesegaran jasmani mempunyai
biokimia, c) Bentuk tubuh, d) fungsi pengembangan kesanggupan
Kekuatan otot, e) Tenaga ledak otot, kerja bagi siapapun, sehingga dapat
f) Daya tahan otot, g) Kecepatan, h) menyelesaikan tugas pekerjaannya
Kelincahan, i) Kelentukan, j) dengan baik tanpa mengalami
Kecepatan reaksi, k) Koordinasi. kelelahan yang berarti. Manfaat
Sedangkan menurut Rusli kesegaran jasmani menurut Muhajir
Lutan (2002: 7-8) komponen (2006:2) adalah sebagai berikut:
kesegaran jasmani dibagi menjadi 2 a. Memperkuat sedi-sendi dan
yaitu kebugaran jasmani berkaitan ligamen
dengan kesehatan dan kebugaran b. Meningkatkan kemampuan
jasmani berkaitan dengan performa. daya tahan jantung dan paru
Kebugaran jasmani yang berkaitan c. Memperkuat oto rangka.
dengan kesehatan ada 4 komponen d. Menurunkan tekanan darah
yaitu : a) Daya tahan aerobik, b) e. Mengurangi lemak tubuh
Kekuatan otot, c) Daya tahan otot,
f. Mengurangi kadar gula
dan d) Fleksibilitas. Sedangkan
kebugaran jasmani yang berkaitan g. Mengurangi terkena penyakit
dengan peforma ada 6 komponen jantung koroner
yaitu: a) Koordinasi, b)
Keseimbangan, c) Kecepatan, d) Menurut Engkos Koasasih
Agilitas, e) Power, dan f) Waktu (1985:10) manfaat utama kesegaran
reaksi. jasmani yaitu untuk meningkatkan
Menurut Wahjoedi (2001:59- kemampuan dan kemajuan dalam
61) kebugaran jasmani dapat belajar memelihara kesegaran
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: jasmani. Dari pendapat diatas dapat
kebugaran jasmani yang ditarik kesimpulan tentang manfaat
yang diperoleh jika memiliki dibandingkan aktivitas
kesegaran jasmani yang baik adalah sehari-hari
memberikan kemudahan bagi b) Specivity (Kekhususan)
seseorang atau siswa dalam adalah latihan yang dipilih
melaksanakaan tugas sehari-hari sesuai dengan tujuan latihan
tanpa mengalami kelelahan yang yang hendak dicapai.
berarti dan akan menghindari c) Reversibel (Kembali Asal)
seseorang dari berbagai macam adalah kebugaran yang telah
penyakit baik ringan maupun berat dicapai akan berangsur-
serta meningkatkan kemampuan angsur menurun bahkan bisa
belajar. hilang sama sekali jika
Kesegaran jasmani disamping latihan tidak dikerjakan
untuk menunjukkan kondisi fisik, secara teratur dengan takaran
juga berfungsi untuk yang tepat. Kebugaran akan
mengembangkan kesanggupan dan menurun 50% setelah
kemampuan setiap manusia yang berhenti latihan 4-12 minggu
berguna untuk mempertinggi daya dan akan terus berkurang
kerja. Untuk meningkatkan hingga 100% setelah berhenti
kesegaran jasmani dilakukan latihan latihan 10-30 minggu. Untuk
fisik secara teratur dan itu, latihan kebugaran perlu
berkesinambungan. Menurut Santosa dikerjakan sepanjang tahun.
Giriwijoyo dan Didik Zafar Sidik,
M.pd. (2013:71-72), bahwa dengan Keberhasilan mencapai
latihan teratur dapat berfungsi: kebugaran jasmani sangat ditentukan
a. Mempunyai jantung yang oleh kualitas latihan yang meliputi:
lebih besar dan lebih kuat. tujuan latihan, pemilihan model
b. Massa otot yang lebih latihan, penggunaan sarana latihan
banyak dan lebih kuat. dan yang lebih penting lagi adalah
c. Jaringan lemak yang lebih takaran atau dosis latihan yang
sedikit. dijabarkan dalam konsep FIT
d. Tulang-belulang yang (Frecuency, Intensity, dan Time)
lebih kuat dan sendi yang yang akan dijelaskan sebagai berikut
lebih fleksibel :
a. Frecuency (Frekuensi)
Prinsip pengembangan kebugaran Frecuency adalah banyaknya
jasmani unit latihan perminggu.
Menurut Djoko Pekik Untuk meningkatkan
Iriyanto (2004: 12-13) secara umum kebugaran perlu latihan 3-5
agar latihan dapat dilakukan secara kali dalam 1 minggu.
efektif dan aman sehingga mampu b. Intensity (Intensitas)
meningkatkan kebugaran secar Intensity adalah kualitas yang
optimal perlu diperhatikan prinsip- menunjukkan berat ringannya
prinsip latihan antara lain meliputi: latihan. Besarnya intensitas
a) Overload (Beban Lebih) latihan tergantung pada jenis
adalah pembebanan dalam dan tujuan latihan.
latihan harus “lebih berat” c. Time (Waktu)
Time adalah waktu atau menjadi populasi dalam penelitian
durasi yang diperlukan setiap ini adalah seluruh siswa SMANKO
kali latihan untuk Sulawesi Selatan yang aktif dalam
meningkatkan kebugaran cabang olahraga sepakbola dengan
paru atau jantung dan jumlah populasi yaitu 20 siswa.
penurunan berat badan Dengan demikian sampel yang
diperlukan waktu berlatih digunakan dalam penelitian ini
selama 20-60 menit. adalah seluruh siswa SMANKO
Sulawesi Selatan dengan jumlah
METODOLOGI sampel yang digunakan yaitu 20
Menurut Sudaryono, sampel dengan tehnik pengambilan
Margono, Rahayu, (2013:20) sampel adalah total populasi.
mengatakkan bahwa: “variabel Analisis data atau
penelitian pada dasarnya adalah penggolongan deta merupakan satu
segala sesuatu yang berbentuk apa langkah penting dalam penelitian.
saja yang ditetapkan oleh peneliti Dalam suatu penelitian seorang
untuk dipelajari sehingga diperoleh peneliti dapat menggunakan dua
informasi tentang hal tersebut, jenis analisi yaitu analisis statistic
kemudian ditarik kesimpulannya”. dan non statistik. (Hadi, 2000:221).
Adapun variabel yang ingin diteliti Metode analisis data yang digunakan
adalah tingkat kesegaran jasmani dalam penelitian ini adalah dengan
pada siswa SMANKO Sulawesi perhitungan statistik menggunakan
Selatan. Untuk menghindari analisis deskriptif presentase,
penafsiran yang meluas tentang
variabel-variabel yang terlihat dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini, maka variabel-variabel 1. Analisis deskriptif
tersebut perlu didefinisikan sebagai a. Untuk lari 60 meter pada siswa
berikut: tingkat kesegaran jasmani SMANKO Sulawesi Selatan
yang dimaksud dalam penelitian ini dari 20 jumlah sampel diperoleh
yaitu kemampuan seseorang untuk total nilai sebanyak 142,88 detik
melakukan suatu kegiatan sehari-hari dan rata-rata yang diperoleh
dalam waktu tertentu tanpa 7,1440 detik dengan hasil
mengalami kelelahan yang berarti standar deviasi 0,51720 dari
dan orang tersebut masih mempunyai range data 2,19 detik antara nilai
cadangan tenaga untuk melakukan minimum 5,82 detik dan 8,01
sesuatu. Tes yang digunakan dalam detik untuk nilai maksimal.
penelitian ini adalah tes lari 60 b. Untuk full up 60 detik pada
meter, full up, sit up, vertical jump siswa SMANKO Sulawesi
dan lari 1200 meter. Menurut Selatan dari 20 jumlah sampel
Sugiyono (2000:55) mengatakan diperoleh total nilai sebanyak
bahwa: “Populasi adalah generalisasi 242,00 dan rata-rata yang
yang terdiri atas: obyek/subyek yang diperoleh 12,1000 dengan hasil
mempunyai kualitas dan karakteristik standar deviasi 5,35969 dari
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti range data 21,00 antara nilai
untuk dipelajari dan kemudian minimum 4,00 dan 25,00 untuk
ditarik kesimpulannya”. Jadi, yang nilai maksimal.
c. Untuk sit up 60 detik pada siswa dapat disimpulkan bahwa persentase
SMANKO Sulawesi Selatan hasil data akhir lari 60 meter pada
dari 20 jumlah sampel diperoleh siswa SMANKO Sulawesi Selatan
total nilai sebanyak 898,00 dan dikategori baik sekali.
rata-rata yang diperoleh 44,9000
dengan hasil standar deviasi
8,45359 dari range data 33,00
antara nilai minimum 27,00 dan 2. Full up 60 detik pada siswa
60,00 untuk nilai maksimal. SMANKO Sulawesi Selatan
d. Untuk vertical jump pada siswa
SMANKO Sulawesi Selatan Persentase hasil data full up
dari 20 jumlah sampel diperoleh 60 detik pada siswa SMANKO
total nilai sebanyak 988,00 cm Sulawesi Selatan dari 20 siswa atau
dan rata-rata yang diperoleh (100%), kategori baik sekali
49,4000 cm dengan hasil standar sebanyak 4 siswa atau (20,0%),
deviasi 3,74728 dari range data kategori baik sebanyak 4 siswa atau
16,00 cm antara nilai minimum (20,0%), kategori sedang sebanyak
41,00 cm dan 57,00 cm untuk 11 siswa atau (55,0%), kategori
nilai maksimal. kurang sebanyak 1 siswa atau
e. Untuk lari 1200 meter pada (5,0%), dan dan kategori kurang
siswa SMANKO Sulawesi sekali sebanyak 0 siswa atau (0,0%).
Selatan dari 20 jumlah sampel Dengan demikian, dapat disimpulkan
diperoleh total nilai sebanyak bahwa persentase hasil data akhir full
96,58 menit dan rata-rata yang up 60 detik pada siswa SMANKO
diperoleh 4,8290 menit dengan Sulawesi Selatan dikategori sedang.
hasil standar deviasi 0,81174
dari range data 3,26 menit antara 3. Sit up 60 detik pada siswa
nilai minimum 4,14 menit dan SMANKO Sulawesi Selatan
7,40 menit untuk nilai
maksimal. Persentase hasil data sit up 60
detik pada siswa SMANKO
2. Uji Hipotesis Sulawesi Selatan dari 20 siswa atau
1. Lari 60 meter pada siswa (100%), kategori baik sekali
SMANKO Sulawesi Selatan sebanyak 15 siswa atau (75,0%),
kategori baik sebanyak 3 siswa atau
Persentase hasil data lari 60 (15,0%), kategori sedang sebanyak 2
meter pada siswa SMANKO siswa atau (10,0%), kategori kurang
Sulawesi Selatan dari 20 siswa atau sebanyak 0 siswa atau (0,0%), dan
(100%), kategori baik sekali dan kategori kurang sekali sebanyak
sebanyak 13 siswa atau (65,0%), 0 siswa atau (0,0%). Dengan
kategori baik sebanyak 7 siswa atau demikian, dapat disimpulkan bahwa
(35,0%), kategori sedang sebanyak 0 persentase hasil data akhir sit up 60
siswa atau (0,0%), kategori kurang detik pada siswa SMANKO
sebanyak 0 siswa atau (0,0%), dan Sulawesi Selatan dikategori Baik
kategori kurang sekali sebanyak 0 Sekali.
siswa atau (0,0%). Dengan demikian,
4. Vertikal jump pada siswa sekali sebanyak 0 siswa atau (0,0%),
SMANKO Sulawesi Selatan kategori baik sebanyak 16 siswa atau
(80,0%), kategori sedang sebanyak 4
Persentase hasil data vertical siswa atau (20,0%), kategori kurang
jump pada siswa SMANKO sebanyak 0 siswa atau (0,0%), dan
Sulawesi Selatan dari 20 siswa atau dan kategori kurang sekali sebanyak
(100%), kategori baik sekali 0 siswa atau (0,0%). Dengan
sebanyak 0 siswa atau (0,0%), demikian, dapat disimpulkan bahwa
kategori baik sebanyak 0 siswa atau persentase hasil data akhir tingkat
(0,0%), kategori sedang sebanyak 10 kesegaran jasmani pada siswa
siswa atau (50,0%), kategori kurang SMANKO Sulawesi Selatan
sebanyak 10 siswa atau (50,0%), dan dikategori Baik dengan nilai
dan kategori kurang sekali sebanyak presentase 80%.
0 siswa atau (0,0%). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa KESIMPULAN
persentase hasil data akhir vertical Berdasarkan hasil penelitian
jump pada siswa SMANKO dan pembahasan yang telah
Sulawesi Selatan dikategori Sedang. dikemukakan, maka dapat ditarik
sebuah kesimpulan sebagai berikut:
5. Lari 1200 meter pada siswa Tingkat kesegaran jasmani pada
SMANKO Sulawesi Selatan siswa SMANKO Sulawesi Selatan
berada pada kategori Baik.
Persentase hasil data lari
1200 meter pada siswa SMANKO DAFTAR PUSTAKA
Sulawesi Selatan dari 20 siswa atau Ateng Abdul Kadir. 1997. Pengantar
(100%), kategori baik sekali Asas-Asas dan
sebanyak 0 siswa atau (0,0%), Landasan Pendidikan
kategori baik sebanyak 1 siswa atau Jasmani dan
(5,0%), kategori sedang sebanyak 13 Olahraga dan
siswa atau (65,0%), kategori kurang Rekreasi. Jakarta:
sebanyak 5 siswa atau (25,0%), dan Refika Aditama
kategori kurang sekali sebanyak 1 Ali, Muhammad, 2000. Penelitian
siswa atau (5,0%). Dengan demikian, Kependidikan
dapat disimpulkan bahwa persentase Prosedur dan
hasil data akhir lari 1200 meter pada Strategi, Bandung:
siswa SMANKO Sulawesi Selatan Angkasa.
dikategori Sedang. Depdikbud. 2010. Ketehuilah
Tingkat Kesegaran
6. Tingkat kesegaran jasmani Jasmani Anda. Pusat
pada siswa SMANKO Sulawesi Kesegaran Jasmnai
Selatan dan Rekreasi
Giriwijoyo, Santosa & Sidik, Didik
Persentase hasil data tingkat Zafar. 2013. Ilmu
kesegaran jasmani pada siswa Kesehatan Olahraga.
SMANKO Sulawesi Selatan dari 20 Bandung: PT Remaja
siswa atau (100%), kategori baik Rosdakarya.
Hairy, Junusual. 2008. Dasar-dasar Nurhasan. 2008. Aktivitas Bugar.
Kesehatan Olahraga. Universitas Terbuka
Universitas terbuka. Roji. 2004. Pendidikan Jasmani.
Jakarta. Erlangga
Harisenjaya. 1993. Penuntun Tes Sajoto M. 1988. Peningkatan dan
Kesegaran Jasmani. Pembinaan Kekuatan
Jakarta. Refika Kondisi Fisik dalam
Aditama Olahraga. Semarang:
I Djoko Pekik. 2004. Pedoman Dahara Press
Praktis Berolahraga Wahjoedi. 2001. Landasan Evaluasi
Untuk Kebugaran dan Pendidikan Jasmani.
Kesehatan. Jakarta: PT.
Yogyakarta: PT Andi RajaGrafindo Persada
Offset
Kementrian Pendidikan Nasional
Pusat Pengembangan
Kualitas Jasmani.
2010. Tes Kesegaran
Jasmani Indonesia
Untuk Umur 16-19
Tahun. Jakarta: Pusat
Pengembangan
Kualitas Jasmani
Tahun 2010
Koasasih, Engkos. 1985. Olahraga
Teknik dan Program
Latihan. Jakarta:
Akademi Pressindo
Kravits, Len. 1997. Panduan
Lengkap Bugar Total.
Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Lutan, Rusli. 2002. Menuju Sehat
Bugar. Direktorat
Jendral Pendidikan
Dasar Menengah dan
Olahraga. Jakarta:
Depdiknas
M. Ikhsan. 1988. Pendidikan
Kesehatan Dan
Olahraga. Jakarta:
Erlangga
Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani
Olahraga &
Kesehatan. Jakarta.
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai