Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga adalah proses sistemik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat

mendorong mengembangkan dan membina potensi – potensi jasmaniah dan rohaniah

seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan,

perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi,

kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Olahraga adalah serangkaian gerak raga

yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan

meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup).Seperti halnya makan,

olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik, artinya olahraga sebagai alat

untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan. Olahraga merupakan

alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial.

Berdasarkan undang-undang sistem keolahragaan No. 25 Tahun 2005, olahraga dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga rekreasi.

(Yuliatin, 2012)

Ungkapan masyarakat bahwa olahraga menyehatkan .Pada hakekatnya Olahraga

mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan

cita-cita .Olahraga memiliki cakupan yang kompleks di masyarakat yang terdiri dari

lapisan semua usia, semua ras, dan semua golongan. Walaupun olahraga dapat dilakukan
oleh semua lapisan masyarakat, namun olahraga juga memiliki pembagian jenis-jenisnya

disesuaikan dengan maksud dan tujuan olahraga itu sendiri. Olahraga adalah proses

sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong

mengembangkan, dan membina potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai

perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk pendidikan , rekreasi, dan prestasi.

Olahraga terbagi menjadi 2 golongan yaitu Olahraga tim dan olahraga individu dengan

beberapa konsep sangat mempengaruhi minat para Atlet untuk berkarir di dunia Olahraga.

Tidak hanya itu terpecahnya olahraga memiliki tujuan tersendiri salah satunya olahraga

untuk pendidikan dimana olahraga masuk kedalam mata pelajaran dengan tujuan untuk

membantu meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan. Selanjutnya olahraga untuk

rekreasi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani

seseorang, kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi seperti pariwisata, olahraga,

permainan, dan hobi. Terakhir olahraga untuk Prestasi yaitu kegiatan olahraga yang

dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi

optimal pada cabang-cabang olahraga. Dalam perkembangannya, olahraga telah menjadi

kebutuhan bagi masyarakat untuk menjaga serta meningkatkan kondisi fisik agar tetap

bersemangat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari serta memiliki kemampuan untuk

berprestasi.

Pekan Olahraga Provinsi yang selanjutnya disingkat Porprov adalah penyelenggaraan

multi kejuaraan olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan 4 tahun sekali.Pekan

Olahraga Provinsi yang selanjutnya disingkat Porprov adalah penyelenggaraan multi

kejuaraan olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan 4 tahun sekali.Pelaksanaan


Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Provinsi Kalimantan Selatan direncanakan pada

2022.

Dalam beberapa cabang olahraga tertentu,seperti Pekan Olahraga Provinsi

(PORPROV), sikap dan usaha yang aktif, menyusun menguasai mencapai

pertandingan/perlombaan dan kemenangan. Sikap agresif itu belum berarti bahwa atlet

dalam pertandingan/perlombaan untuk pertandingan/perlombaan atau cukup cedera yang

dipertandingkan/dilombakan dalam Pekan diperlukan agresivitas, yang menunjukkan

berbagai strategi untuk melakukan pola laku khusus mencelakakan pihak lawan agar tidak

sanggup meneruskan sehingga mengurangi mutu pertandingan/perlombaan lawan.Olahraga

merupakan sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan yang

meliputi jasmani dan rohani manusia itu sendiri. Pembinaan potensi- potensi jasmaniah,

rohaniyah, dan karakter seseorang dapat dibentuk melalui permainan,perlombaan dan

pertandingan olahraga.Aktivitas olahraga yang bertujuan untuk prestasi dibagi sesuai

tingkatannya masing- masing, dari tingkat pelajar sampai tingkat klub. Pencapaian prestasi

yang maksimal memerlukan persiapan berupa latihan. Menurut (Bompa. 1994: 4) latihan

merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara

progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologi

manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.Latihan yang dilakukan untuk

mencapai prestasi yang diinginkan tentunya mengandung risiko. Risiko dari aktivitas

olahraga adalah cedera. Cedera adalah kelainan yang terjadi pada tubuh yang

mengakibatkan timbulnya nyeri,panas, merah, bengkak, dan tidak berfungsi dengan baik

pada otot, tendon, ligamen, persendian, ataupun tulang akibat aktivitas yang berlebihan

atau kecelakaan (Ali dan Bambang,2009:45). Menurut Paul dan Taylor (2002: 5) terdapat 2
jenis cedera berdasarkan waktu terjadinya yaitu trauma akut dan syndrome berlarut.

Trauma akut merupakan cedera yang terjadi secara mendadak, sindrom berlarut adalah

sindrom yang bermula dari adanya kekuatan abnormal dalam level rendah namun

berlangsung berulang-ulang dalam waktu lama. Ada beberapa faktor yang menyebakan

terjadinya cedera yaitu:(1) faktor internal diantaranya postur tubuh (malalignment), beban

berlebih, kondisi fisik,ketidak seimbangan otot, koordinasi gerakan yang salah, dan

kurangnya pemanasan., (2) faktor eksternal diantaranya karena alat-alat olahraga,keadaan

lingkungan, olahraga body contact dan (3) overuse akibat penggunaan otot berlebihan atau

terlalu lelah. Hasil persentase yang memungkinkan terjadinya cedera pada olahraga raga

body contact 45 % yang terdiri dari olahraga rugby 20 %, sepak bola 23 % dan yudo 2 %,

olahraga non body contact 16 % yang terdiri dari olahraga tenis 9 %, senam 3,5%, olahraga

atletik dan angkat berat 11 %, dan 9 % olahraga lain-lain (Hardianto, 1994: 12- 13).

Dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang pencegahan cedera, perlu adanya

tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya pencegahan cedera adalah setiap kegiatan

untuk memelihara dan meningkatkan kesadaran yang bertujuan untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya pencegahan cedera diselenggarakan

dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang

dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini akan terwujud

tentunya tidak hanya dari pemangku kebijakan olahraga yang menggerakkan, tetapi

bagaimana tingkat kesadaran masyarakat dalam berpartisipasi olahraga.

Mengacu pada kondisi di atas, peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang jenis

cedera olahraga yang dialami Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada saat latihan dan
pertandingan, atau sesudah pertandingan, selanjutnya menuangkannya dalam bentuk

penelitian dengan judul “Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai

Selatan”, sehingga peneliti bisa mengetahui dan menyampaikan informasi tentang cedera

olahraga yang terjadi pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu:

1.Belum diketahui cedera apa saja yang dialami atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan

C.Batasan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka

di buat batasan permasalahan agar lebih dalam lagi pengkajianya. Maka pembatasan

masalah dalam penelitian ini di batasi yaitu untuk mengetahui Cedera Olahraga Pada Atlet

Kabupaten Hulu Sungai Selatan."

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi serta batasan masalah maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah "Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai

Selatan".

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui Cedera Olahraga Apa Saja yang di Alami Atlet Kabupaten Hulu

Sungai Selatan

F.Manfaat Hasil Penelitian


1) Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengembangan ilmu. pengetahuan dan

mampu menggambarkan jenis cedera olahraga yang sering dialami Atlet Kabupaten Hulu

Sungai Selatan

2) Secara Praktis

a Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan serta

pengalaman tentang Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan

b Bagi Atlet dengan adanya penelitian ini pihak yang bersangkutan diharapkan dapat

memberikan pertolongan lebih cepat dan tepat sehingga tidak semakin parah.

c. Bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Hulu Sungai Selatan

supaya memperhatikan dan harus serius menghadapi atlet yang sedang mengalami cedera

dengan menyediakan atau menyiapkan tim medis/tim massage yang benar-benar

memahami masalah cedera olahraga.

d. Bagi official Kabupaten Barito Kuala supaya memperhatikan dan harus serius

menghadapi atlet yang sedang mengalami cedera dengan menyediakan atau menyiapkan

tim medis/tim massage yang benar-benar memahami masalah cedera olahraga.

e. Kepada pelatih agar lebih memperhatikan kondisi fisik atlet yang mendukung

kemampuannya agar atlet terhindar dari terjadinya cedera.

f. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan atau pelajaran untuk membaca

lebih banyak buku atau sumber lain tentang jenis cedera dan penangana cedera.

Anda mungkin juga menyukai