Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah

 1

Fungsi Olahraga di Ranah Sosiologi : Daya Tarik Masyarakat


Terhadap Olahraga

MUSTOFA
S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi,Universitas Negeri Surabaya,60225,Indonesia

Article Info
Article history:
Received Agt 15, 2023
Revised Nov 20, 2023
Accepted Dec 11, 2023

Kata Kunci:
Olahraga
Motivasi
Daya Tarik
Kesehatan
Masyarakat
Fasilitas Olahraga

Corresponding Author:
MUSTOFA,
Program Studi S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Universitas Negeri Surabaya
Email: mustofa.23086@mhs.unesa.ac.id

1. PENDAHULUAN
Olahraga adalah bentuk aktivitas fisik yang biasanya bersifat kompetitif dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan fisik seseorang seraya memberikan hiburan bagi pemain ataupun
penonton [1]. Dalam undang-undang ketentuan pokok olahraga tahun 1997 pasal 1, yang di maksud dengan
olahraga adalah semua kegiatan jasmani yang dilandasi semangat untuk melelahkan diri sendiri maupun orang
lain, yang dilaksanakan secara ksatria sehingga olahraga merupakan sarana menuju peningkatan kualitas dan
ekspresi hidup yang lebih luhur bersama sesama manusia [2].
Saat ini, masalah kesehatan pada individu sedang meningkat karena kurang olahraga dan aktivitas
fisik, seperti mesin melakukan sebagian besar pekerjaan, yang membuat aktivitas tubuh penting secara
individual. Di sisi lain, lewat acara olahraga, banyak orang terlibat dengan olahraga secara langsung atau tidak
langsung, baik dengan aktif tampil atau dengan menonton olahraga [3]. Secara umum, olahraga membantu
individu menjaga kesehatan fisik dan mental mereka dan menjadi sumber kesenangan dan hiburan. Dari hal
inilah bahwa dengan melakukan aktifitas fisik atau dengan kita berolahraga akan memberikan berbagai manfaat
bagi tubuh kita [4]. Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian masyarakat umum,
bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat
penting karena tidak terlepas dari kebutuhan mendasar dalam melaksanakan aktivitas gerak sehari-hari.
Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, serta bertujuan untuk mempertahankan, dan meningkatkan
kualitas hidup seseorang [5]. dengan berolahraga atau melakukan aktifitas fisik yang teratur dapat mengurangi
resiko penyakit kronis, mengurangi stress dan depresi, meningkat kesejahteraan emosional, tingkat energi,
kepercayaan diri dan kepuasan dengan aktivitas sosial.

Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah

 2

Seseorang bisa dikatakan mempunyai kebugaran jasmani yang baik jika terpenuhinya derajat dari
kebugaran yang baik bagi parameternya [6]. Karena memiliki kondisi fisik yang baik adalah impian bagi semua
orang, terutama mereka yang mengejar prestasi olahraga [7]. Kebugaran jasmani merupakan kesanggupan dari
tiap insan manusia untuk melangsungkan kegiatan serta rutinitas tanpa harus mengalami rasa lelah dan masih
bisa menikmati waktu luang, jadi kebugaran jasmani adalah perwujudan dari peranan seseorang dalam
melakukan kegiatan tertentu dengan hasil yang baik dan membahagiakan [8]. Tanpa Kebugaran jasmani serta
faktor pondasi fisik yang baik, seseorang atlet akan kesulitan ketika meyesuaikan diri pada aktivitas fisik yang
memerlukan kondisi fisik yang prima [9].
Faktor kondisi fisik tentunya didukung oleh faktor motivasi yang menjadi motif dan daya penggerak
di dalam diri atlet atau individu yang melakukan aktivitas kegiatan berolahraga [10]. Selain itu juga salah satu
bagian selain kebugaran jasmani, yakni faktor biologis ikut serta menentukan pencapaian dalam penampilan
olahraga yakni struktur dan postur tubuh [11].
Melalui berbagai event atau kegiatan olahraga seperti car free day, maupun senam bersama tiap
minggu di alun-alun kota diharapkan masyarakat tertarik dengan olahraga. Ketika masyarakat tertarik dengan
olahraga dan kemudian bersedia melakukan olahraga secara rutin maka banyak manfaat yang dapat diperoleh.
Ketika masyarakat sehat maka mereka dapat bekerja dengan semangat; ketika masyarakat sehat maka mereka
dapat produtif dalam berkarya; ketika masyarakat sehat maka setidaknya biaya pengobatan akan berkurang dan
ketika masyarakat sehat maka resiko terjangkit penyakit seperti diabetes, hipertensi, dsb dapat diminimalisir
[12].
Kegiatan fisik berhubungan dengan kebugaran jasmani pada sistem kardiorespirasi baik untuk anak-
anak dan remaja [13]. Dengan rutin melakukan aktifitas fisik olahraga setiap minggu baik itu dilakukan di
rumah maupun di tempat kebugaran akan memnatu dalam menjaga kebugaran jasmani sehingga tubuh dapat
melakukan kerja yang maksimal serta mengurangi resiko terserang penyakit. Tujuan dilakukannya penelitian
ini untuk melihat daya tarik aktivitas gerak yang dilakukan masyarakat untuk menjaga kebugaran jasmani
tubuh [14].

2. METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Kajian literatur dijadikan sebagai dasar dalam
membangun konsep atau teori baru [15]. Data yang digunakan berasal dari data sekunder seperti artikel ilmiah
yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi (Scopus, DOAJ, Thomson Reuters, Knowladge Map,
Google Scholar, Harzing’s Publish or Perish, Elsevier, dll) dan jurnal nasional terindeks Sinta. Selain itu,
sebagian data sekunder juga berasal dari buku baik berbahasa Indonesia atau Asing dan sumber lain yang
relevan dengan topik penelitian [16]. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kualitatif
dengan model Miles and Huberman [17]. Analisis data melalui empat tahap meliputi pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi [18].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Olahraga merupakan cara manusia untuk mempertahankan kesehatan jasmani. Mulai dari berlari,
berenang, melompat, dan aktivitas olahraga lainnya. Berolahraga merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan masyarakat urban/perkotaan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh serta mengembalikan
kesegaran pikiran [19]. Olahraga juga sbagai rangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan
secara sadar untuk dapat meningkatkan kemampuan fungsionalnya [20]. Peranaan partisipasi masyarakat
adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permsalahan-permasalahan masyarakat
tersebut. Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dan
memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri dengan motivasi tertentu termasuk menjaga kesehatan [21].
Masyarakat sendiri yang akan memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikan program-
program kesehatan mereka. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya (Riyoko &
Soegiyanto, 2014).
Ruang terbuka merajuk pada luasnya fasilitas / lapangan yang tersedia disuatu daerah yang dapat
digunakan masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga. Adanya ruang terbuka yang dapat digunakan untuk
berolahraga ini diharapkan mampu meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga, memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia,
sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan
nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa [22].
Masyarakat perlu melakukan aktifitas olahraga untuk menyehatkan dan mengembalikan kesehatan
tubuhnya. Aktifitas olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan, salah satu manfaatnya adalah untuk
melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh. Dengan melakukan aktifitas olahraga, akan mampu berkonsentrasi

Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah

 3

lebih lama dibandingkan dengan orang yang jarang melakukan aktifitas olahraga. Orang yang rutin melakukan
olahraga tentu tubuhnya akan sehat sehingga dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan lancar. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Puji & Heri (2018) [23] menunjukan bahwa besarnya keinginan dan dorongan
masyarakat kota Binjai dalam melakukan aktifitas olahraga sangat tinggi. Mereka sadar bahwa dengan
melakukan aktifitas olahraga, akan memperoleh begitu banyak manfaat salah satunya memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani. Dalam hal ini, masyarakat menginginkan agar terhindar dari
berbagai penyakit, dan membantu dalam proses penyembuhan dari penyakit. Selain itu, fasilitas yang 32
memadai dan terdapat kantor aparat di sekitar lokasi berolahraga membuat mereka lebih merasa aman dan
nyaman dalam melakukan katifitas olahraga [23].
Ruang terbuka merupakan ruang terbuka yang selalu terletak diluar massa bangunan yang dapat
dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang serta memberikan kesempatan untuk melakukan bermacam-
macam kegiatan. Yang dimaksud dengan ruang terbuka antara lain jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza,
lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi [1]. Korelasi antara ruang publik dengan aktivitas olahraga
di masyarakat adalah secara timbal balik dan saling memperkuat. Artinya, tersedianya ruang publik yang cukup
memadai dapat memicu motivasi aktivitas olahraga di masyarakat. Sebaliknya, animo dan prakarsa kuat
masyarakat untuk beraktivitas olahraga akan melahirkan kreatifitas dalam pemanfaatan ruang terbuka [24].
Seiring beejalannya waktu, masyarakat masa kini semakin mengerti akan pentingnya kesehatan bagi
tubuh. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat, dimulai dari
mengatur pola makan hidup sehat, hingga melakukan keiatan fisik seperti berolahraga. Kini sudah banyak
olahraga yang diminati oleh masyarakat sebagai salah satu cara dalam menjaga kebugaran tubuh seperti senam,
yoga, jogging, bersepeda hingga boxing. Kesadaran masyarakat akan kesehatan tersebut dapat dilihat
dari ramainya sarana dan prasarana olahraga yang ada, serta semakin banyaknya sarana dan
prasarana olahraga baru yang muncul [25].
Untuk meningkatkan kualitas hidup yang terencana dengan berbagai gerakan yang teratur disebut
dengan olahraga [26]. Dalam berolahraga salah satu olahragawan yang berguna dalam menjadikan tubuh
menjadi lebih bugar [27]. Menurut Setiawan & Avandi [28] dalam masyarakat melakukan setiap kegiatan,
kesenangan, sebuah kepuasan disebut juga dengan aktivitas olahraga. Untuk melalukan pola hidup sehat dan
gaya sehat itu dimulai dari kesadaran masyarakat agar pada generasi selanjutnya dapat meningkatkan dan
mempertahankan kebugaran yang baik [29]. Kebugaran jasmani pada diri seorang dapat dilihat dari Sport
Development Index [30]. Dalam perkembangan modern manusia lebih banyak menggunakan otak daripada
tenaga fisik [31]. Tenaga fisik menjadi pasif dan statis, baik jasmani maupun rohani tidak akan segar lagi
sebagai akibat dalam menghadapi sebuah persoalan dan pekerjaan yang dilakukan terus menerus dan
membosankan [32]. Adapun untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, tentu
sangat perlu untuk mendapatkan dukungan dari berbagai faktor, diantaranya adalah faktor tingkat kebugaran
jasmani [33]. Oleh karena itu agar kondisi fisik tetap terjaga dengan baik, maka perlu adanya aktivitas-aktivitas
yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, maka kebugaran jasmani bagi seseorang untuk mampu
melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik [34]. Semakin tinggi motivasi (baik intrinsik maupun ekstrinsik)
seseorang, maka semakin tinggi tingkat partisipasi untuk melakukan aktivitas olahraga. Yang menyebabkan
masyarakat memiliki motivasi untuk berpartisipasi dalam melakukan aktivitas fisik pada faktor ekstrinsik dan
fakror insrisnik dengan adanya pengaruh dari kedua hal tersebut.

.
4. KESIMPULAN
Dari hasil studi kepustakaan, dapat ditarik beberapa simpulan yang meliputi: (1) olahraga adalah
bentuk aktivitas fisik yang biasanya bersifat kompetitif dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan fisik seseorang; (2) banyak masyarakat yang mulait tertarik berolahraga sehingga berbagai event
atau kegiatan olahraga seperti car free day, maupun senam bersama tiap minggu di alun-alun kota diharapkan
mampu memberikan daya tarik lebih pada masyarakat; (3) tersedianya ruang publik yang cukup memadai dapat
memicu motivasi aktivitas olahraga di masyarakat; (4) seiring beejalannya waktu, masyarakat masa kini
semakin mengerti akan pentingnya kesehatan bagi tubuh; (5) kesadaran masyarakat akan kesehatan tersebut
dapat dilihat dari ramainya sarana dan prasarana olahraga yang ada, serta semakin banyaknya sarana dan
prasarana olahraga baru yang muncul.

UCAPAN TERIMA KASIH


Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka

Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah

 4

memenuhi tugas akhir Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Ilmu
Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Surabaya.

REFERENSI
[1] Wikipedia, “Olahraga (Sport),” Wikipedia.id.
https://id.wikipedia.org/wiki/Olahraga#:~:text=Olahraga (bentuk tidak baku%3A olah,hiburan bagi
pemain ataupun penonton.
[2] R. Mandagi, “Olahraha,” 2010. .
[3] Sukadiyanto, “Stress dan Cara mengatasinya,” Cakrawala Pendidik., vol. 29, no. 1, pp. 55–66, 2010.
[4] M. V. Manangkot, I. W. Sukawana, and I. M. S. Witarsa, “Pengaruh Senam Lansia Terhadap
Keseimbangan Tubuh,” Community Publ. Nurs., no. April, pp. 24–27, 2016.
[5] S. Giriwijoyo, “Ilmu Kesehatan Olahraga, Untuk Kesehatan Dan Prestasi Olahraga,” Bandung Fak.
Pendidik. Olahraga Dan Kesehat. UPI., vol. 66, p. pp.13-78, 2013.
[6] Z. D. Ciptadi, “Status Kebugaran Jasmani Dan Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Ssb Gama
Usia 13-14 Tahun,” Skripsi. Univ. Negeri Yogyakarta, 2013.
[7] R. Yuliandra, R. A. Nugroho, and A. Gumantan, “The Effect Of Circuit Training Method On Leg
Muscle Explosive Power,” Act. J. Phys. Educ. Sport. Heal. Recreat., vol. 9, no. 3, pp. 157–161, 2020.
[8] I. Winartika, B. A. Pratama, and Y. . Hanief, “Survey Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas Iv
Sdn Puhrubuh I Dan Mi Mambaul Hikam Di Kabupaten Kediri Tahun Ajaran 2016/2017,” J. Sport.
J. Penelit. Pembelajaran, vol. 3, no. 2, pp. 240–250, 2017.
[9] I. Mahfud, A. Gumantan, and E. B. Fahrizqi, “Analisis Imt (Indeks Massa Tubuh) Atlet Ukm
Sepakbola Universitas Teknokrat Indonesia,” Satria J. Sport. Athl. Teach. Recreat. Interdiscip. Anal.,
vol. 3, no. 1, pp. 9–13, 2020.
[10] K. Muskanan, “Analisis Motivasi Berprestasi Atlet Pusat Pendidikan Dan Latihan Olahraga Pelajar
Provinsi Nusa Tenggara Timur,” Jkap (Jurnal Kebijak. Dan Adm. Publik), vol. 19, no. 2, pp. 105–
113, 2015.
[11] E. B. Fahrizqi, “Hubungan Panjang Tungkai, Power Tungkai Dan Koordinasi Mata-Kaki Dengan
Kemampuan Passing Pada Pemain Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga Futsal Perguruan Tinggi
Teknokrat,” J. Sport, vol. 2, no. 1, pp. 32–42, 2018.
[12] S. Sutoro et al., “Mengolahragakan Masyarakat Melalui Optimalisasi Permenpora No. 18 Tahun
2017 Tentang Gerakan Ayo Olahraga,” J. Pengabdi. Olahraga Masy., vol. 3, no. 2, pp. 133–142,
2022, doi: 10.26877/jpom.v3i2.13921.
[13] W. H. Organization, “Global Recommendations On Physical Activity For Health,” World Heal.
Organ., 2010.
[14] E. B. Fahrizqi, I. Mahfud, R. Yuliandra, and A. Gumantan, “Tingkat Kebugaran Jasmani Mahasiswa
Olahraga Selama New Normal Pandemi Covid-19,” Tadulako J. Sport Sci. Phys. Educ., vol. 8, no. 2,
pp. 53–62, 2020.
[15] H. Snyder, “Literature review as a research methodology: An overview and guidelines,” J. Bus Res,
vol. 104, pp. 333–339, doi: 10.1016/j.jbusres.2019.07.039.
[16] S. Sugianto and N. Husna, “Isu-Isu Kosakata Matematis dalam Pembelajaran Matematika,”
Kependidikan, J. J. Has. Penelit. dan Kaji. Kepustakaan di Bid. Pendidik. Pengajaran dan
Pembelajaran, vol. 6, no. 1, p. 58, doi: 10.33394/jk.v6i1.2281.
[17] M. B. Miles and M. a Huberman, “Qualitative data analysis: An expanded sourcebook,” Eval.
Program Plann., vol. 19, no. 1, pp. 106–107, 1994, doi: 10.1016/0149-7189(96)88232-2.
[18] F. Y. Hermanto, S. Sutirman, B. Hidayati, and M. Sholikah, “The need of practical teaching in
vocational high school of Automation and Office Management Program,” J. Pendidik. Vokasi, vol. 9,
no. 3, pp. 238–248, doi: 10.21831/jpv.v9i3.26734.
[19] A. Okilanda, “Revitalisasi Masyarakat Urban/Perkotaan Melalui Olahraga Petanque,” J. Ilmu
Keolahragaan, vol. 1, no. 1, 2018.
[20] I. Setiawan and H. Triyanto, “Pengembagan Permainan Tradisonal Gobak Sodor Bola Dalam
Pembelajaran Penjas Pada Siswa SD,” Media Ilmu Keolahragaan Indones., vol. 4, no. 1, 2014.
[21] S. Wanto, “Motivasi Anggota Pusat Kebugaran Dalam Mengikuti Latihan Fitness Pada Kota
Sekayu,” J. Ilmu Keolahragaan, vol. 1, no. 1, 2018.
[22] Y. Indrawan and E. Riyoko, “Kebijakan Dispora Kota Palembang Dalam Megembangkan Minat
Masyarakat Untuk Berolahraga,” Hal. Olahraga Nusant. (Jurnal Ilmu Keolahragaan), vol. 3, no. 2,
p. 157, 2020, doi: 10.31851/hon.v3i2.4449.
[23] P. Ratno and D. H. Suandi, “Survey Motivasi Masyarakat Kota Binjaidalam,” J. Kesehat. dan

Jurnal Ilmiah
Jurnal Ilmiah

 5

Olahraga, vol. 2, no. 2, pp. 22–33, 2018.


[24] F. A. Bajuri, M. F. Hidayatullah, A. Kristiyanto, I. Keolahragaan, and U. S. Maret, “Pemanfaatan
Fasilitas Ruang Terbuka / Publik Sebagai Prasarana Olahraga,” J. Nas. IPTEK olahraga, pp. 1–3,
2018.
[25] L. Debora and A. Prianti, “Sport and entertainment mall,” J. Online Mhs. Arsit. Univ. Tanjungpura,
vol. 7, no. 01, pp. 190–208, 2019.
[26] M. Ridhowi and I. Syafii, “ANALISIS PENGETAHUAN PELATIH SEKOLAH SEPAKBOLA
TERHADAP PENGETAHUAN LATIHAN HOLISTIK DI KABUPATEN JOMBANG,” J. Prestasi
Olahraga, vol. 1, no. 3, 2018.
[27] N. F. Azzahra, “Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia di Masa Pandemi Covid-
19,” Cent. Inonesians Policy Stud., vol. 19, no. 2, pp. 1–9, 2020.
[28] M. I. Setiawan and R. I. Avandi, “Analisis Pengetahuan Dan Penerapan Recovery Pelatih Terhadap
Atlet Bola Basket CLS KU-16,” J. Prestasi Olahraga, vol. 1, no. 1, 2018.
[29] S. Suwirman, Y. Yaslindo, E. Edwarsyah, and W. Sasmitha, “Bimbingan Teknis Pada Guru PJOK
Dalam Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pencak Silat Di Kabupaten Tanah Datar,” J. Berkarya
Pengabdi. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 56–67, 2020.
[30] A. Chernozub et al., “Peculiarities of correcting load parameters in power training of mixed martial
arts athletes.,” 2019.
[31] D. I. Saputra and J. Hendra, “TINJAUAN KETERAMPILAN BANTINGAN PADA ATLET
GULAT KABUPATEN BUNGO,” J. Muara Olahraga, vol. 2, no. 2, pp. 270–279, 2020.
[32] A. Junaedi, “Survei Tingkat Kemajuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan Di Sma, Smk,
Dan Ma Negeri Se-Kabupaten Gresik,” J. Pendidik. Olahraga dan Kesehat., vol. 3, no. 3, pp. 834–
842, 2016.
[33] J. Occhino, C. Mallett, and S. Rynne, “Dynamic social networks in high performance football
coaching,” Phys. Educ. Sport Pedagog., vol. 18, no. 1, pp. 90–102, 2013.
[34] J. B. K. Jusuf and A. T. Raharja, “Tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa program studi
pendidikan olahraga Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur terhadap permainan tonnis,” J.
Pendidik. Jasm. Indones., vol. 15, no. 2, pp. 70–79, 2019.

BIOGRAFI PENULIS
Mustofa adalah namaku. Mojokerto,16 Oktober 2004 adalah tempat tanggal lahirku. Menyelesaikan
pendidikan menengah pertama di SMP 1 Mojosari pada tahun 2017, dan melanjutkan pendidikan di SMAN 1
PUNGGING pada tahun 2020. Sekarang, tengah menempuh studi S1 di Universitas Negeri Surabaya, Fakultas
Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan, dan mengambil program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurnal Ilmiah

Anda mungkin juga menyukai