Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh fisik dan non fisik, yang

keduanya saling berkaitan dan saling mempengarui sehingga perlu mendapat

perhatian yang sama agar manusia dalam kondisi keseimangan yang baik,

sebagai salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia khususnya kualitas

fisik diperlukan suatu upaya peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani

yang baik.

Kebugaran jasmani yang baik akan berdampak positif terhadap

peningkatan kemampuan seseorang. Tujuan utama meningkatkan kebugaran

jasmani adalah untuk menghasilkan manusia yang sehat, cerdas, aktif, keratif,

disiplin, serta memiliki sportifitas dan kemandirian yang tinggi.

Undang-undang No. 03 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan

nasional pada poin C berbunyi ; mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

instrumen pembangunan nasional di bidang keolahragaan merupakan upaya

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia secara jasmaniah, rohaniah

dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, sejatera,

dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Repoblik

Indonesia Tahun 1945.

Jumlah penduduk Indonesia yang kini aktif berolahraga persentasinya

yang tercatat baru 35,7% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jumlah tersebut

1
merupakan angka yang dimiliki oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga

berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2018, hasil ini tergolong minim

untuk ukuran Negara besar seperti Negara Indonesia (Badan Pusat Statistik,

2018).

Salah satu usaha mewujudkan masyarakat sehat, pemerintah sudah

melakukan suatu gebrakan invasi dengan mengeluarkan program gerakan

masyarakat hidup sehat (Germes) yang melibatkan pemangku kepentingan,

swasta, akademis, dan sektor lainnya agar dapat berperan dalam pembangunan

kesehatan dengan menekankan pada upaya promotif dan preventif. Program

gerakan masyarakat hidup sehat bertujuan antara lain 1) Menurunkan beban

penyakit penular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan,

2). Menghindari terjadinya penurunan produktivitas penduduk, 3) Menurunkan

beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan

pengeluaran kesehatan serta, 4) Penguatan sistem kesehatan, Pendekatan siklus

hidup, Jaminan kesehatan nasional (JKN) dan berfokus pada permintaan

layanan (Kementrian RI, 2019).

Usaha mewujudkan masyarakat sehat tidak hanya dilakukan dari pihak

pemerintah saja, melainkan masyarakat harus ikut berpartisipasi untuk

melakukan gaya hidup sehat. Namun, banyaknya tuntutan kebutuhan hidup,

masyarakat saat ini lebih sibuk bekerja dan mengabaikan kesehatannya. Hal

tersebut berdampak pada banyaknya masyarakat yang kurang aktif dalam

aktifitas fisik dan berolahraga. Padahal aktifitas fisik adalah salah satu

2
indikator yang paling menentukan untuk kondisi fisik, kesehatan mental, dan

menjalani kehidupan yang baik.

Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang, agar kondisi

fisik dan kesehatannya tetap terjaga dengan baik. Partisipasi dalam olahraga

juga dikenal dapat mengurangi depresi, setres, dan kecemasan, meningkatkan

kepercayaan diri, tingkat energi, kualitas tidur dan kemampuan berkonsentrasi.

Olahraga dapat dirasakan manfaatnya apabila dilakukan sesuai dengan

kaidahnya, salah satunya dengan melakukan program latihan. Program latihan

memiliki kaidah-kaidah yang harus diperhatikan agar tujuan olahraga dapat

tercapai secara optimal dengan efek samping yang minimal. Ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dalam penentuan prograam olahraga antara lain,

intensitas latihan, durasi latihan, feekuensi latihan, jenis latihan, serta progresi

latihan yang tepat (Arovah, 2009).

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju membuat

beberapa instansi membuat pusat kebugaran sebgai wadah untuk masyarakat

agar tetap aktif memanfaatkan waktu luang untuk berolahraga dan menjaga

kesehatan tubuhnya. Latihan di pusat kebugaran memilikai banyak keunggulan,

diantaranya adanya personal trainer yang bertugas untuk membantu dan

membimbing member dalam melakukan latihan agar berjalan dengan tepat

setra meraih hasil yang maksimal.

Pusat latihan kebugaran juga memiliki penawaran yang cukup menarik

diantaranya memperbaiki postur tubuh agar menjadi lebih ideal, tubuh yang

terlatih, penurunan berat badan serta meningkatkan kebugaran.

3
Berdasarka uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Upaya Member Garuda Fitness Dalam Meningkatkan Kesehatan

dan Kebugaran Jasmani Di Pusat Latihan Kebugaran”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk mengetahui upaya member Garuda Fitness dalam meningkatkan

kesehatan dan kebugaran jasmani melalui olahraga di pusat latihan kebugaran

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan dana dalam

penelitian ini maka peneliti membatasi permasalahan yaitu upaya member

Garuda Fitness dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani melalui

olahraga di pusat kebugaran

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah dan

batasan masalah, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya,

yaitu “ Upaya yang dilakukan member Garuda Fitness dalam meningkatkan

kesehatan dan kebuaran jasmani melalui olahraga di pusat latihan kebugaran?”.

E. Tujuan Penelitan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan

Member Garuda Fitness dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran

jasmani melalui olahraga di pusat latihan kebugaran.

4
F. Manfaat Penelitian

Dapat mengetahui upaya member Garuda Fitness dalam meningkatkan

kesehatan dan kebugaran jasmani melalui olahraga dipusat latihan kebugaran.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kesehatan

Beberapa definisi tentang kesehatan telah diungkapkan oleh para ahli.

Pendapat Santoso (2012) mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan

seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pola hidup

sehari-hari seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, serta pengelolahan

kehidupan emosional. Rusaknya status kesehatan disebabkan karena keadaan

keseimbangan yang terganggu, tetapi kebanyakan kerusakan pada priode-

priode awal bukanlah kerusakan yang serius jika orang mau menyadarinya.

Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992 kesehatan adalahh keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

Diperkuat dengan definisi yang dirumuskan oleh World Health

Organization (WHO) bahwa kesehatan merupakan keadaan sejahtera fisik,

mental, sosial tanpa adanya keluhan sama sekali ( cacat atau sakit).

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan

merupakan sebuah kondisi sejahtera dari tubuh yang stabil dalam sistem

koordinasi badan dan jiwa raga manusua atau makhluk hidup lainnya pada rata-

rata normal.

Kesehatan merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kebugaran dan

fungsi tubuh, serta harta yang paling berharga yang tidak ternilai. Oleh karna

itu setiap orang pasti mendambakan hidup sehat bahagia dan ingin selalu

6
tanpak sehat, bugar, penampilan yang bagus dan awet muda. Hal tersebut dapat

dirasakan apabila kita mengalami sakit. Olahraga dan kesehatan merupakan

kebutuhan bagi setiap orang, karena semua orang pasti ingin sehat, tidak

seorangpun ingin sakit atau terganggu kesehatannya. Kesehatan juga harus

dilandasi beberapa aspek prilaku untuk menuju pola hidup sehat dengan 2 hal,

sebagai berikut:

1. Perilaku hidup bersih dan sehat

Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan

paradigma sehat dalam budaya perorangan. Keluarga dan masyarakat yang

berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan

melindugi kesehatan baik fisik, mental, spritual maupun sosial (Kemenkes

RI, 2017).

Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy),

bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat

(empowerment). Masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya

sendiri, dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007)

7
2. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat

Penerapan perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang

berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan

dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo, 2007).

a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang

disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat yang dibutuhkan

oleh tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk

memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).

Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan

empat sehat lima sempurna.

b. Olahraga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas

dalam arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga.

Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, status

kesehatan yang bersangkutan.

c. Istirahan yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup

akibat tuntutan untuk kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk

penyesuaian dengan lingkungan moderen, mengharuskan orang

untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat

berkurang. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

d. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, dan

akibatnya juga bermacam-macam bagi kesehatan. Lebih-lebih

sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti yang

diuraikan diatas. Kecendrungan stres akan meningkat pada setiap

8
orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar stres

tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat

mengendalikan stres dengan kegiatan yang positif.

e. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,

misalnya; tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks,

penyesuaian diri kita terhadap lingkungan dan sebagainya.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disumpulkan bahwa penting sekali

sebuah managemen kesehatan dalam mengetahui efektivitas latihan rutin

yang dilakukan. Hal ini juga tidak lepas dari perolehan asupan gizi yang

lengkap, istirahat yang cukup dan melakukan aktifitas hidup yang positif.

2. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani merupakan modal utama bagi semua kehidupan

manusia. Setiap masnusia membutuhkan kebugaran jasmani yang cukup untuk

bekerja dengan baik, sehingga dapat meningkatkan daya kerja dan produktifitas

yang tinggi tak terkecuali para manusia yang sudah lanjut usia juga

membutuhkan kebugaran jasmani untuk kesehatannya. Menurut Djoko Pekik

Irianto (2004) bahwa “kebugaran jasmani merupakan kemampuan seseorang

melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang

berlebihan sehingga dapat menikmati waktu luangnya”. Sedangkan

Sumosardjuno (1989) menyatakan bahwa, “kebugaran jasmani adalah

kemampuan seseorang untuk melakuka tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa

merasa lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk

menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan mendadak”.

9
Menurut Syafruddin (2011:12) Kebugaran jasmani adalah gambaran

kualitas fungsi tubuh yang melebihi standar kesehatan. Kebugaran jasmani

didapat melalui aktifitas jasmani yang melebihi dari aktifitas yang biasa

dilakukan. Kebugaran jasmani yang baik, bisa didapat melalui tambahan

aktifitas jasmani/fisik yang dilakukan secara benar dan didukung dengan

keadaan tubuh yang sehat. Menurut Widiyastuti (2011:13) Kebugaran jasmani

merupakan terjemahan dari kata physical fitness yang dapat diartikan sebagai

kondisi jasmani yang menggambarkan kemampuan jasmani, dapat pula

diartikan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu

dengan cukup baik, tanpa mengakibatkan kelelahan. Kebugaran jasmani adalah

kondisi jasmani yang menggambarkan potensi dan kemampuan jasmani untuk

melakukan tugas-tugas tertentu tanpa memperliatkan kelelahan yang berarti.

Dan menurut Utoro (2016:108) Kebugaran jasmani merupan kemampuan untuk

melakukan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap perubahan

fisik tanpa meimbulkan kelelahan yang berlebh

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kebugaran

jasmani merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas fisik

tanpa merasakan lelah yang berlebih serta dapat melampaui standar kesehatan

melauli aktifitas fisik.

Nurhasan (2001:132) berpendapat bahwa kebugaran jasmani adalah

“kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan

kelelahan yang berarti”. Kelelahan yang dimaksud yaitu pada saat kita

melakukan suatu aktifitas fisik atau pekerjaan yang tidak terlalu berat dan kita

10
tidak cepat merasakan lelah atau letih yang berlebihan. Tingkat kebugaran

jasmani merupakan faktor penting seseorang dalam menjalankan aktifitas baik

dari kalangan usia muda sampai usia tua, dengan memiliki kebugaran jasmani

yang mumpuni maka tubuh akan mampu melakukan penyesuaian fungsi

fisiologi untuk mengatasi keadaan lingkungan atau tugas fisik yang

memerlukan kerja otot secara efisien, tidak mengalami kelelahan yang

berlebih. Dengan demikian jika kondisi kebugaran baik, maka tubuh akan

mampu bekerja dalam waktu yang lama.

Dari sumber lain Rusli Lautan (2002) mengemukakan bahwa, “makna

kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan adalah kemampuan

seseorang untuk mlakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan,

dan fleksibelitas”. Kebugaran itu dicapai melalui sebuah kombinasi dari latihan

teratur dan kemampuan yang melekat pada seseorang. Menurut Sharkey

(2003), bahwa “kebugaran jasmani merupakan bagian dalam pemeliharaan

kesehatan, semakin tinggi tingkat kebugaran jasmani seseorang, maka akan

semakin baik tingkat kesehatan seseorang”.

Kebugaran jasmani (physical fitness) adalah suatu kebugaran yang

menyeluruh (total fitnes). Kebugaran jasmani sangat penting bagi semua orang

untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan dimilikinya kebugaran jasmani

yang baik orang akan mampu melaksanakan aktivitas kesehariannya dengan

waktu yang lebih lama dibanding dengan orang yang memiliki kebugaran

jasmani yang rendah (Suharjana, 2004). Pada dasarnya kebugaran jasmani

menyangkut kemampuan penyesuaian tubuh seseorang terhadap perubahan faal

11
tubuh yang disebabkan oleh kerja tertentu dan menggambarkan derajat sehat

seseorang untuk berbagai tingkat kesehatan fisik.

Mikdar (2006) berpendapat bahwa, “kebugaran jasmani menunjukan

kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas secara fisik pada tingkat

moderat tanpa lelah yang berlebihan”. Berdasarkan pendapat diatas, bahwa

setiap aktivitas fisik dibutuhkan suatu tingkat kebugaran jasmani yang

didukung oleh faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah kebugaran jasmani.

Kebugaran jasmani memberikan kemampuan kepada seseorang untuk

menjalankan tugas didalam kehidupan secara produktif dan dapat

menyesuaikan diri pada setiap aktivitas fisik.

Menurut pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas

sehari-hari dengan mudah tanpa kelelahan yang berarti dan masih dapat

menikmati waktu luangnya, serta dalam keadaan darurat masih mampu untuk

melakukan pekerjaan yang tidak

Kebugaran jasmani (physical fitness) memberikan kesanggupan kepada

seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif sehari-hari tanpa adanya

kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk

menikmati waktu senggangnya dengan baik maupun melakukan pekerjaan

mendadak.

12
1. Komponen – Komponen Kebugaran Jasmani

Menurut Widiastuti, (2015:14-17) menyatakan komponen - komponen

kebugaran jasmani dikelompokkan dalam dua aspek yaitu:

a. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan meliputi:

1. Daya tahan jantung dan paru (Endurance)

Daya tahan jantung dan paru adalah kesanggupan sistem jantung,

paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat

melakukan aktivitas sehari-hari, dalam waktu cukup lama. Dengan

optimalnya kinerja jantung dalam pengambilan oksigen maka sangat

baik bagi ketahanan tubuh dan memberikan kekuatan pada tubuh karena

daya tahan jantung dan paru-paru ini berkaitan dengan peredaran darah

dan pernapasan. Jika kinerja jantung dan paru-paru tidak bekerja

dengan optimal maka tubuh seseorang akan merasa cepat lelah saat

beraktivitas.

2. Kekuatan otot (Strength)

Secara fisiologis Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau

sekelompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal

melawan tahanan atau beban. Secara mekanis Kekuatan otot adalah gaya

yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot dalam suatu

kontraksi maksimal. Dalam hubungannya dengan olahraga, kekuatan otot

merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam

13
setiap cabang olahraga apapun. Kekuatan otot ini akan meningkat bila

seseorang melakukan latihan beban dengan dosis tertentu atau program

latihan tertentu.

3. Kelentukan (Fleksibilitas)

Kelentukan adalah suatu ke-mampuan dari seseorang

menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak

yang seluas mungkin, tanpa mengalami dan menimbulkan cedera pada

persendian otot disekitarnya. Kelentukan bagi anak sangat penting

dimiliki terutama untuk kegiatan dalam bermain. Karena bermain

memerlukan kelincahan dan mengubah arah tubuh tersebut. Kelentukan

adalah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari

keterampilan gerak, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan

kekutan, kecepatan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi. Kelentukan

memegang peranan penting dalam keterampilan gerakan dalam

mengoptimalkan kemampuan fisik yang lain. Jika dalam tubuh seseorang

tidak memiliki kelentukan maka seseorang akan mengalami kesulitan

gerak.

b. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan meliputi:

1. Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melaukan gerakan

berkeseimbangan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-

singkatnya. Tujuan dari kecepatan ini adalah melakukan gerakan cepat

14
dan tubuh seimbang. Dengan demikian kecepatan menunjuk pada

kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama dan berulang-

ulang dalam waktu singkat. Kecepatan dalam banyak cabang olahraga

merupakan inti dan sangat diperlukan agar dapat dengan segera

memindahkan tubuh atau menggerakkan anggota tubuh dari satu posisi ke

posisi lainnya dengan gerakan ber-keseimbangan dalam bentuk yang

sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya seperti dalam lari cepat,

pukulan dalam tinju, balap sepeda, smash dalam bulutangkis, dan

pukulan dalam pencak silat.

2. Daya eksplosif (Power)

Daya eksplosif adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan

atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum.

Komponen ini untuk kerja yang bersifat daya ledak otot. Secara fisiologis

kekuatan otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau

beban. Penggabungan kekuatan dan kecepatan akan menghasilkan

bermacam-macam power tergantung dari kombinasi peningkatan

kekuatan dan kecepatan.

3. Kelincahan (Agility)

Kelincahan adalah ke-mampuan untuk mengubah arah atau posisi

tubuh dengan cepat yang dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainya.

Bagi anak merupakan komponen kesegaran jasmani yang harus dimiliki.

15
Jika seorang anak memiliki kelincahan sejak usia dini maka anak tersebut

akan mudah mempelajari hal-hal baru yang meraka lihat atau meraka

dapatkan selain itu akan berpengaruh juga bagi pertumbuhan seorang

anak baik dari segi pengetahuan maupun fisik yang dimiliki anak

tersebut.

4. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah ke-mampuan mempertahankan sikap dan

posisi tubuh secara cepat pada saat berdiri (Static Baance) atau pada saat

melakukan gerakan (Dynamic Static). Dalam aktivitas olahraga banyak

membutuhkan keseimbangan. Fungsi dari keseimbangan adalah supaya

tidak mudah roboh dalam melakukan gerakan.

5. Ketepatan (Acuracy)

Ketepatan merupakan komponen kesegaran jasmani yang di-

perlukan dalam kegiatan seharihari. Ketepatan berupa gerakan

(Performance) atau sebagai ketepatan hasil. Dalam diri manusia memiliki

kemampuan untuk mengarahkan suatu gerak atau benda ke suatu sasaran,

sasaran yang dituju dapat berupa benda bergerak atau benda diam.

6. Koordinasi (Coordination)

Koordinasi merupakan ke-mampuan untuk melakukan garakan

atau kerja dengan tepat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan

harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Se-makin

16
tinggi tingkat kemampuan koordinasi akan makin cepat dan efektif dalam

melakukan suatu gerakan. Koordinasi seseorang bisa dilihat dari ke-

mampuan seseorang dalam menggunakan komponen-komponen kondisi

fisiknya dan anggota tubuh.

3. Olahraga

Olahraga merupakan suatu kebutuhan dalam hidup manusia yang harus

dilakukan secara berulang agar dapat menjaga kesehatan baik dalam

pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial. Aktivitas olahraga

tidak memiliki unsur perbedaan ras, golongan, agama, status, ekonomi, jenis

kelamin, usia, semua dapat berolahraga secara bebas, sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai.

Menurut Undang-Undang No.3 Tahun 2005, olahraga merupakan segala

kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan

potensi jasmani, rohani, dan sosial. Giriwijoyo (2005) menyatakan bahwa

olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang

dilakukan orang untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Diperkuat

dengan Mutohir (2004) menjelaskan bahwa olahraga adalah proses sistematik

yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat meningkatkan potensi

jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat

dalam bentuk permainan, perlombaan, atau pertandingan dan prestasi puncak

dalam pembentukan pola hidup sehat dan berkualitas. Dalam jurnal Australian

Statistician menjelaskan olahraga merupakan suatu kegiatan yang melibatkan

pengerahan tenaga fisik keterampilan dan koordinasi tangan-mata sebagai

17
fokus utama dari suatu kegiatan, dengan memiliki unsur persaingan dimana

masing-masing memiliki aturan dan pola perilaku (Pink, 2008).

Dari semua kutipan teori diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga

merupakan serangkaian aktifitas fisik yang teratur, terencana, sistematis yang

dapat meningkatkan potensi jasmaniah dan rohaniah dengan tujuan

menghasilkan kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik.

Menurut Faiziati Karim (2002) menjelaskan manfaat yang diambil dalam

berolahraga, antara lain;

1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, yaitu ditandai dengan denyut nadi

istirahat menurun, kapasitas bertambah, penumpukan asam laktat

berkurang.

2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang.

3. Meningkatkan kelenturan (fleksibelitas) pada tubuh sehingga dapat

mengurangi cidera.

4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan

mempertahankan berat badan ideal.

5. Mengurangi resiko terjadinya penyakit, seperti tekanan darah tinggi

sistolik dan diastolic, penyakit jantung menambah HDL-kolestelor dan

mengurangi lemak tubuh.

6. Meningkatkan sistem hormornal melalui peningkatan sensitifitas hormone

terhadap jaringan tubuh.

7. Meningkskan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui

pengaturan kekebalan tubuh.

18
Selain manfaat berolahraga yang telah dijelaskan diatas adapun tujuan dari

berolahraga yaitu untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Diketahui

bahwa member fitness melakukan berbagai program latihan seperti fat lose,

body shaping, weight gain, physical fitness dan body building. Dalam jurnal

American Collage of Sports Medicine menyatakan bahwa latihan fisik yang

sudah diprogram dapat membantu menurunkan berat badan. Penurunan berat

badan secara kelinis ini direkomendasikan untuk kesehatan (Cox, 2017).

Program latihan body shaping dan weight gain dapat dilakukan dengan

aktivitas fisik dengan tujuan mengurangi jaringan lemak (mencapai dan

menjaga berat badan ideal) dan menciptakan kondisi fisik yang sehat. Olahraga

dapat menghasilkan manfaat pada tingkat hormon dan melepaskan endorphin.

Selain itu olahraga dapat mengatur sistem metabolisme yang membantu

mencpai berat badan ideal (Estrada et.al, 2018). Olahraga adalah bagian dari

aktivitas fisik yang direncanakan, terstruktur, dan berulang-ulang yang

memiliki tujuan akhir untuk peningkatan atau memelihara fisik. Kebugaran

fisik adalah komponen yang berhubungan dengan kesehatan atau keterampilan.

Semua tingkat kebugaran fisik memerlukan tingkat pencapaian yang yelah

ditentukan. Dengan menjalankan program latihan physical fitness dapat

meningkatkan dan mempertahankan beberapa komponen kebugaran

(Cristenson et.al, 1985). Penambahan masa otot dilakukan dengan volume,

intensitas dan frekuensi yang tinggi, dimana itu menyebabkan pengurangan

drastis lemak tubuh dan peningkatan kerja kardiovaskular. Tujuan latihan ini

19
bukan hanya mengurangi kadar lemak tetapi juga menjaga masa otot

(Schoenfeld et.al, 2014).

Dalam jurnal Physical Activity and Sports-Real Health Benefits: A Review

with into the Public Health of Sweden dijelaskan bahwa olahraga memiliki efek

positif yang sngat signifikan dalam mencegah atau mengurangi penyakit

mental, termasuk gejala depresi dan penyakit yang berkaitan dengan

kecemasan atau stress. Olahraga dapat mencapai kapasitas pribadi, situasi

sosial, biologis dan fisikologis sesuai dengan yang diperhitungkan, untuk

melakukan aktivitas olahraga harus sesuai dengan yang direkomendasikan.

Menurut (Malm et.al, 2019) menyatakan bahwa rekomendasi mengenai

aktivitas fisik memiliki beberapa kelompok sasaran dan tujuan yang berbeda

seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1. Rekomendasi aktivitas fisik ( untuk mencapai tujuan dengan


kelompok sasaran yang berbeda).
Kelompok sasaran Rekomendasi Tujuan

Anak-anak dan remaja Semua anak-anak dan  Perkrmbangan otot,


Usia 6-17 tahun remaja direkomendasikan tulang dan sistem syaraf.
setidaknya 60 menit  Mempertahankan berat
aktivitas fisik harian, lebih badan yang sehat dan
lama lebih baik. Olahraga baik untuk kesehatan
lebih utama bersifat airobik mental.
pada intensitas tinggi  Perkembangan sosial,
dilakukan setidaknya 3 kali integrasi dan
seminggu, aktivitas fisik kepercayaan diri
menggunakan otot  Peningkatan
dilakukan 3 kali seminggu. kemampuan belajar.
Lakukan aktivitas secra  Rekomendasi bersifat
bertahap dan disesuaikan umum, tetapi untuk
dengan biologis individu individu dengan
dan pematangan penyakit, mungkin
pisikososial menjadi rekomendasi
yang khusus.

20
Orang dewasa Semua orang dewasa yang  Perbaikan kualitas
Usia 18-64 tahun berumur 18 tahun ke atas airobik dan kekuatan
direkomendasikan untuk otot.
aktif secara airobik  Rekomendasi bersifat
setidaknya 150 menit umum, tetapi untuk
seminggu, pada intensitas individu dengan
sedang dan 75 menit pada penyakit, mungkin
intensitas tinggi. Kegiatan menjadi rekomendasi
ini harus didistribusikan khusus.
setidaknya tiga hari  Keuntungan dari
terpisah. Aktifitas fisik menjalankan aktivitas
yang dilakukan dengan dengan resiko penyakit
penguatan otot setidaknya yang lebih rendah,
dua kali seminggu seperti metabolism
terganggu, jens kanker
tertentu dan patah tulang
Lansia Rekomendasi yang sama  Perbaikan dalam
Usia >64 seperti orang dewasa, jika kapasitas airobik,
memungkinkan latihan kekuatan otot dan
penguatan otot harus keseimbangan.
dilakukan dengan keceptan  Rekomendasi bersifat
tinggi. Pelatihan umum, tetapi untuk
keseimbangan individu dengan penyakit
keseimbangan harus mungkin menjadi
dilakukan sebelum rekomendasi khusus.
pelatihan airobik dan  Saran medis mungkin
penguatan otot. Individu diperlukan sebelum
dengan gangguan memulai latihan.
kemampuan harus Manfaat kegiatan sama
melakukan olahraga seperti untuk orang
sebanyak mungkin.
dewasa agar lebih baik
menjaga kesehatan dan
kemandirian fungsional

Sumber: compeiled fromFYSS2017 (www.fyss.se) and WHO2017(www.who.int)

Kurangnya kepatuhan terhadap program latihan dapat menghambat

dalam mencapai tujuan kesehatan dan aktifitas fisik secara umum. Menurut

Malm et al, (2019) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan program latihan

yang benar demi terwujudnya olahraga yang sehat diantaranya dengan cara:

1. Perencanaan latihan, istirahat dan kehidupan sosial. Untuk aktivitas fisik

yang mendukung kesehatan dan penuaian yang sehat maka latihan airobik

21
dilakukan tiga kali seminggu, dan latihan penguatan otot 2-3 kali

seminggu.

2. Menetapkan tujuan jangka panjang

3. Memahami perkembangan secara keseluruhan termasuk fisiologis, medis,

mental, dan aspek pisikososial.

4. Membantu kesehatan secara fisiologis dari waktu ke waktu.

a. Beban latihan (waktu, intensitas, volume)

b. Pemulihan (tidur, detak jantung istirahat, nafsu makan, perkiraan

kelelahan, dll)

c. Penyakit (kapan-dimana-bagaimana, jenis infeksi, berpa lama

seseorang sakit, dll)

d. Ulangi tes fisik tipe dan usaha khusus dengan evaluasi dan umpan

balik yang relevan.

e. Frekuensi cidera dan penyebab

5. Pantau kesehatan mental dari waktu kewaktu.

a. Memberikan motivasi latihan, kopetisi dan sosialisasi

b. Presepsi pribadi tentang stress, kecemasan, depresi, keterasingan, dan

kepercayaan diri.

6. Mengetahui tanda-tanda overtraining, seperti penurunan kinerja, dengan

mempertahankan atau meningkatkan beban olahraga.

4. Fitness Center

Fitness center berasal dari kata fitness dan center yang dalam bahasa

Indonesia fitness (kebugaran) dan center (pusat). Jadi fitness center adalah

22
pusat kebugaran. Pusat kebugaran merupakan salah satu tempat yang

menyediakan sarana olahraga untuk meningkatkan kebugaran secara jasmani

dan rohani. Selain itu memberi manfaat untuk mengisi waktu luang dengan

melakukan kegiatan positif. Aktifitas fitness terdiri dari 3 elemen, ketiganya

harus dilakukan secara teratur dalam skala prioritas yang seimbang dan porsi

yang tepat :

1. Olahraga ; sebagai rangsangan dan tantangan aktivitas bagi tubuh

2. Nutrisi ; bahan bakar dan bahan baku pemulihan

3. Istirahat : sebagai waktu yang diperlukan untuk pemulihan dan

beradaptasi dengan rangsangan yang diterima.

Menurut Giriwijoyo dalam (djoko Pekik, 2000) pusat kebugaran adalah

suatu kegiatan dalam ruangan dengan menawarkan kegiatan olahraga dari yang

tanpa menggunakan alat, sampai menggunakan alat-alat canggih. Pusat

kebugaran merupakan tempat olahraga yang menawarkan berbagai program

latihan kebugaran dengan fasilitas yang menunjang. Usaha ini bergerak

dibidang jasa, maka para pelaku usaha ini pasti bersaing dalam menarik

pelanggan sebanyak-banyaknya dan berupaya untuk meningkatkan kepuasan

pelangannya.

`Dilihat dari sisi pencapaian kebugaran yang diperhatikan oleh pusat

kebugaran adalah pelayanan terhadap member (peserta olahraga di pusat

kebugaran). Satu hal yang penting adalah pencapaian tujuan olahraga dari para

member. Berdasarkan aspek tersebut, pusat kebugaran akan membuat standar

operasional prosedur (SOP) bagi para member jika ingin berlatih olahraga

23
pada salah satu pusat kebugaran. Menurut Howley dan Franks (1992) paling

tidak ada tiga langkah yang biasa diterapkan dalam pusat kebugaran, yaitu: (1)

evaluasi kesehatan awal, (2) penyusunan dan pelaksanaan program, dan (3)

evaluasi program.

1. Evaluasi Kesehatan Awal

Evaluasi status kesehatan merupakan suatu cara dalam menentukan

tingkat kesehatan sehingga dapat mempermudah penglasifikasian

dalam melakukanlatihan aktivitas fisik. Evaluasi status kesehatan dapat

dijadikan acuan dalam kriteria pengelompokan untuk peserta latihan

kebugaran. Menurut Howley dan Franks (1992) berbagai cara dapat

dilakukan untuk mengukur status kesehatan seseorang di antaranya

yaitu dengan menggunakan PAR-Q (The physical activity readiness

questionnaire) yang sangat cocok digunakan untuk penyaringan pada

latihan berintensitas rendah.

2. Penyususnan Program Kebugaran

Program latihan adalah suatu program, perencanaan latihan yang

memiliki tujuan yang kongkrit disusun secara sistematis yang dijadikan

acuan untuk berlatih dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan

tertentu. Dalam program latihan sangat dibutuhkan ketelitian dalam

menyusun programnya karena kesalahan sedikit saja dapat berdampak

buruk bagi member. Secara umum yang dimaksud kebugaran adalah

kebugaran fisik (physical fitness), yaitu kemampuan seseorang untuk

dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan

24
kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu

luangnya. Seseorang yang merasa sehat belum tentu bugar sebab untuk

dapat mengerjakan tugas sehari-hari seseorang tidak hanya dituntut

bebas dari penyakit saja, tetapi juga dituntut memiliki kebugaran.

Menurut Nani (2006: 1) kebugaran dikelompokkan menjadi dua yaitu:

(1) kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (health related

physical fitness) yang terdiri atas komposisi tubuh, kelenturan,

kekuatan otot, daya tahan jantung paru, dan daya tahan otot (2)

kelompok yang berhubungan dengan keterampilan (skill related

physical fitness) yang terdiri atas kekuatan, kelincahan, koordinasi,

kecepatan, waktu reaksi, daya tahan otot, dan keseimbangan. Pada

pusat-pusat kebugaran para member berlatih kebanyakan untuk tujuan

perbaikan kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan. Komponen-

komponen tersebut adalah sebagai berikut: (a) daya tahan jantung paru,

(b) kekuatan otot, (c) daya tahan otot, (d) komposisi tubuh dan (e)

kelenturan atau fleksibilitas tubuh.

3. Evaluasi Program

Pada prinsipnya olahraga adalah pemberian tekanan pada fisik

manusia yang dilakukan secara teratur, sistematis, berkesinambungan

sedemikian rupa sehingga dapat memperbaiki atau meningkatkan

kemampuan tubuh dalam melakukan pekerjaan (Nossek, 1982: 20).

Ditinjau dari dimensi biologik, olahraga akan berpengaruh terhadap

peningkatan fungsi organ tubuh seperti kerja sistem saraf, jantung,

25
pembuluh darah, alat-alat pernapasan maupun sistem hormonal. Oleh

karena itu agar latihan dapat memenuhi sasaran yang diinginkan

hendaknya program latihan selalu dilakukan evaluasi dengan cara

periodik.

Lombok Timur merupakan suatu daerah yang memiliki beberapa tempat

latihan kebugaran, dan salah satunya adalah Garuda Fitness yang beralamat di

Jln. Pusat Pertokoan Pancor, Pancor, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok

Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gambar 2.1. Gedung Garuda Fitness Center


Sumber: Dokumentasi Pribadi

Garuda Fitness merupakan salah satu pusat latihan kebugaran yang

memberi pelayanan kepada publik dalam hal kesehatan. Hal ini merupakan

pengabdian kepada masyarakat umum. Garuda Fitness memiliki dua lantai,

lantai 1 digunakan sebagai tempat fitness dan lantai 2 digunakan sebagai lokasi

untuk senam.

26
Garuda Fitness merupakan salah satu pusat kebugaran yang menyediakan

fasilitas olahraga yang berada di Pusat Pertokoan Pancor, Lombok Timur.

Garuda Fitness juga menawarkan berbagai perogram latihan kebugaran dengan

fasilitas dan peralatan yang moderen.

Gambar 2.2. Fasilitas Garuda Fitness Center


Sumber. Dokumentasi Pribadi

1. Tujuan Melakukan Fitness

Tujuan fitness adalah dengan menjalankan pola hidup sehat dan

olahraga sebagai bagiannnya. Setelah berolahraga, memenuhi kecukupan

nutrisi yang dibutuhkan, memelihara kualitas istirhat, tentunya member

ingin melihat hasil dalam bentuk kemajuan fisik agar waktu, usaha, dan

uang yang selama ini dikorbankan tidak sia-sia. Berikut adalah beberapa

bentuk kemajuan fisik :

27
1. Peningkatan kekuatan

2. Peningkatan stamina

3. Peningkatan fleksibelitas

4. Perbaikan komposisi tubuh (pelangsingan, penurunan berat badan,

dan menaikkan berat badan)

2. Manfaat melakukan program latihan

1. Menurunkan lemak atau mengendalikan berat badan secara permanen.

2. Mencegah atau mengendalikan stress.

3. Meningkatkan kualitas hidup.

4. Meningkatkan kualitas olahraga bagi seorang atlit.

5. Mencegah berbagai penyakit degeneratif lainnya (kangker, jantung

coroner, stroke, kolesterol LDL tinggi.

6. Memperlambat proses penuaan dan menjaga agar tetap awet muda atau

mencegah penuaan dini.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitan yang dilakukan oleh Anissa Putri Mayasizar taun 2009

berjudul “ Trend Gaya Hidup Di Fitness Center (Study Tentang Gaya

Hidup Sehat Gym di Fitness Center Empire Kota Bandar Lampung)”.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif, dimana perosedur penelitiannya bersifat menjelaskan,

mengelola, menggambarkan, dan menafsirkan hasil penelitian dengan

susunan kata dan kalimat sebgai jawaban atas permasalahan yang diteliti.

28
Penentuan informen pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

purposive sampling, dimana pemilihan informen dipilih secara sengaja

berdasarkan kriteria yang ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan

penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan

wawancara mendalam, studi observasi, studi pustaka, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Trend Gaya Hidup Sehat Fitness

Center di Empire Kota Bandar Lampung menimbulkan hasil positif yang

dirasakan oleh member-member Empire karena adanya faktor dari dalam

diri sendiri untuk kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan serta

dengan berbagai program yang dijalankan menjadikan pola hidup

menjadi lebih teratur.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Sucipto Tahun 2016 Dengan judul “

Perilaku Hidup Sehat Member Fitness Center Gedung Olahraga Fakultas

Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Yogyakarta”. Peneitian ini

merupakan penelitian deskrptif dengan teknik agket yang dirancang untuk

mengumpulkan informasi tentang bagaimana perilaku hidup sehat

member fitness center GOR FIK UNY. Sampel dalam penelitian ini

adalah member fitness center GOR FIK UNY yang masih aktif sebanyak

50 orang. Teknik pengambilan sampling nonrandom kebetulan

(accidental sampling). Hasil penelitian ini diketahui perilaku hidup sehat

member Fitness Center GOR FIK UNY dalam kategori cukup baik

sebanyak 72 %.

29
C. Kerangka Berpikir

Upaya member dalam meningkatan kesehatan dan kebugaran jasmai dapat

dilakukan dengan berolahraga, dengan cara melakukan program latihan.

Program latihan tersebut dilakukan oleh member dengan berbagai macam

program latiahan seperti penurunan berat badan (fat lose), kebugaran fisik

(physical fitness), dan penambahan masa otot (body building).

Dalam jurnal American Collage of Sport Medicine menyatakan bawa

latihan fisik yang sudah di progrm dapat membantu menurunkan berat badan.

Program latihan penurunan berat badan (fat kose) yang signifikan secara klinis

ini direkomendasikan untuk kesehatan (Cox, 2017). Program latihan body

shaping dan weight gain dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas fisik

dengan tujuan mengurangi jaringan lemak (mencapai dan menjaga berat badan

ideal) dan menciptakan kondisi fisik yang sehat. Olaraga dapat dapat

menghasilkan manfaat pada tingkat hormon dan melepaskan endorphin. Selain

itu olahraga dapat mengatur sistem metabolisme yang membantu mencapai

berat badan ideal (Estrada et.al,2018). Olahraga adalah bagian dari aktivitas

fisik yang direncanakan, terstruktur, dan berulang-ulang yang memiliki tujuan

akhir untuk peningkatan atau pemeliharaan fisik. Kebugaran fisik adalah

komponen yang berhubungan dengan kesehatan atau keterampilan. Semua

kebugaran fisik memerlukan tingkat pencapaian yang telah ditentukan. Dengan

menjalankan Physical fitness dapat meningkatkan dan mempertahankan

beberapa komponen kebugaan (Cristenson et.al, 1985). Penambaan masa otot

dilakukan dengan volume, intensitas dan frekuensi yang tinggi, dimana itu

30
menyebabkan penurunan drastis lemak tubuh dan peningkatan kerja

kardiovaskular. Tujuan latihan ini bukan hanya mengurangi kadar lemak tetapi

juga menjaga masa otot (Schoenfeld et.al, 2014). Dengan demikian program

latihan yang direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan diantaranya

program latihan penurunan berat badan (fat lose), pembentukan tubuh (body

shaping), penambahan berat badan (weight gain) dan program latihan yang

direkomendasikan untuk meningkatkan kebugaran jasmani yaitu program

latihan kebugaran fisik (physical fitness), dan penambahan masa otot (body

building).

Konsultasi berkala dilakukan para member setiap melakukan aktivitas

olahraga di fitness center agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti masih banyak

member yang tidak perduli dengan dosis latihan untuk menjalankan sebuah

program yang mengakibatkan kurang maksimalnya hasil yang didapatkan oleh

member tersebut untuk mendapatkan target yang ingin dicapai selama menjadi

member.

Penelitian ini menggambarkan bagaimana upaya member untuk

meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani melalui olahraga. Upaya ini

dilakukan untuk mencapai tujuan dari program latihan yang ditetapkan oleh

para member. Diagram kerangka berfikir diatas dapat digambarkan sebagai

berikut:

31
Member

Olahraga

Kesehatan Kebugaran

Penurunan Penambahan Pembentukan Kebugaran Penambahan


berat badan berat badan tubuh (body fisik (phisical masa otot (body
(fet lose) (weight gain) shaping) fitness) building)

Gambar2.4. Diagram Kerangka Berpikir

32
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif,

penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi berupa upaya member dalam

meningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani di pusat latian kebugaran.

Moleong (2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek

penelitian, (perilaku, presepsi, motivasi, dan lain-lain).

B. Lokasi/Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitiaan yaitu Garuda Fitnes Center, Jln. Pusat Pertokoan

Pancor, Pancor Lombok Timur (NTB). Pelaksanaan penelitian dilakukan pada

bulan Februari – selesai.

C. Sumber Data

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh member yang bersedia

diwawancarai serta mengisi kusioner yang sudah disiapkan oleh peneliti.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Arikunto (2010), menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data

adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

33
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya. Bentuk instrumen pendukung yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. Observasi

Pada penelitian ini peneliti melakukan study observasi dimana

peneliti sebagai pengamat yang mencatat, menganalisis dan membuat

kesimpulan tentang data yang didapatkan. Dalam penelitian ini

peneliti dapat menemukan informasi yang diperlukan berupa data

anggota dan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan.

b. Panduan Wawancara

Wawancara merupakan alat recheking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang sudah diperoleh sebelumnya. Pada

penelitian kali ini, wawancara dilakukan dengan cara memberi daftar

pertanyaan yang disusun dalam panduan wawancara kepada member

yang bersedia mengikuti penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang lebih jelas dan terarah. Pedoman

wawancara dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 2 sebagai

berikut:

34
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Variabel Faktor Indikator No. Butir

Kesehatan a. Perogram latihan yang


direkomendasikan untuk mencegah
pnyakit seperti fat lose , weight gain,
body shaping. 1-10
b. Penentuan frekuensi, intensitas, time,
type, volume dan progress (FTTT-VP)
dalam menjalankan program latihan

Kebugaran a. Program latihan yang


jasmani direkomendasikan daya kerja dan
Upaya meningkatkan
produktivitas seperti, physical fitness 1-10
kesehatan dan
dan boy building
kebugaran jasmani
melalui olahraga b. Penentuan frekuensi intensitas, time,
type, volume dan progress (FTTT-VP)
dalam menjalankan program latihan

Olahraga a. Perubahan fisik yang terjadi setelah


menjalankan program latihan
b. Faktor yang mempengarui 11-13
keberhasilan program latihan
c. Manfaat yang didapatkan setelah
melakukan olahraga
Jumlah 13

c. Dokumentasi

Suwarmo, (2006) menyatakan dokumentasi merupakan sarana

pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi. Dokumen

yang digunakan dalam penelitian disini berupa foto serta data-data yang

ada di pusat latihan kebugaran yang didapat melalui observasi. Hasil

dari observasi dan wawancara akan semakin sah dan dapat dipercaya

apabila didukung oleh foto. Dokumentasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil pemotretan yang dilakukan dilapangan

selama penelitian ini berlangsung.

2. Teknik Pengumpulan Data

35
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

triangulasi yang bertujuan untuk memperbanyak data yang diperoleh

dengan kredibilitas yang baik. Triangulasi sendiri menurut Sugiyono

(2009:330) diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan dan sumber data yang

ada.

Sumber data pada penelitian kali ini adalah dengan melakukan

observai, wawancara dan dokumentasi. Dengan menggabungkan ketiganya

dapat memperoleh data yang kredibel (dapat dipercaya), jika dari ketiga

peroses tersebut diperoleh data yang sama maka hasil penelitiannya

danggap kredibilitasnya tinggi.

Observasi Penyebaran Kusioner Dokumentasi

Diperoleh
sumber data
yang sama

Gambar 3.3. Teknik Pengumpulan Data

E. Analisis Data

36
a. Analisis Data

Data yang diperoleh dilapangan dikumpulkan dan dicatat kemudian

dari data yang diperoleh dideskripsikan oleh peneliti.

b. Reduksi Data

Dalam reduksi data peneliti melakukan pendataan pengelompokan

informasi berdasarkan fokus peneliti mengenai upaya member Garuda

Fitness dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran melalui olahraga

di pusat latihan kebugaran.

c. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitan dilakukan dalam bentuk pemaparan

hasil wawancara beserta kesimpulan hasil wawancara. Semua dirancang

dengan menggabungkan informasi yang tersusun dalam satu bentuk yang

padu dan mudah dimengerti.

d. Penarikan Kesimpulan

Pada tahap ini, peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data yang

didapatkan. Kesimpulan yang awalnya belum jelas akan meningkat

menjadi lebih terperinci. Kesimpulan final akan muncul tergantung pada

besarnya kumpulan-kumpulan data yang didapat.

F. Uji Kebasahan Data

Setiap penelitian harus memiliki kredibilitas sehingga dapat

dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kredibilitas penelitian kualitatif

adalah keberasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah yang majemuk

atau kepercayaan terhadap hasil data penelitian. Teknik keabsahan data dalam

37
penelitian ini melalui triangulasi, teknik triangulasi dipilih karena data dan

teknik pengumpulan data perlu dilihat kepercayaannya untuk menghasilkan

sebuah penelitian yang ilmiah, dengan menggunakan tringulasi penelitian dapat

me-rechek temuannya dengan membandingkan berbagai sumber, metode, teori

yang berbeda. Tringulasi dalam penelitian ini meliputi:

a. Tringulasi Metode

Tringulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi

atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal dalam

penelitian kualitatif, peneliti menggunakan wawancara dan observasi

untuk memperoleh kebenaran informasi dan gambaran yang ada

mengenai informasi tertentu. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan

informen yang berbeda untuk pengecekan informasi tersebut.

b. Tringulasi Teori

Hasil akhir penelitian kualitatif berupa rumusan informasi atau

thesisstatmen. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan

prespektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti

atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan.

c. Tringulasi Sumber Data

Tringulasi sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang memiliki sudut pandang yang berbeda.

38
39
BAB IV

HASIL PENELITIN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penlitian ini bertujuan untuk mengetahui apasaja upaya member Garuda

Fitness dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani melalui

olahraga di pusat kebugaran. Penelitian ini dilaksanakan di Fitness Garuda

dengan menggunakan metode penelitian observasi yang dilakukan pada tanggal

13 Oktober 2023 – 12 januari 2024. Kemudian pada tanggal 19 Oktober dan 20

Oktober dilakukan penyebaran panduan wawancara kepada beberapa orang.

Dalam penelitian didapatkan jumlah informen yang aktif melakukan olahraga

di Garuda Fitness berjumlah 20 orang.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa beberapa informen yang

melakukan olahraga di Garuda Fitnes ini bertujuan untuk melakukan aktivitas

positif di sela-sela kesibukannya dalam bekerja. Selain itu juga ada beberapa

informen yang memiliki hobi seperti Fitness untuk menunjang kesehatan dan

kebugaran jasmani serta di Garuda Fitness dapat menambah pergaulan sehat

untuk orang-orang yang sama-sama memiliki hobi, karena di dalam lokasi

mereka bisa berinteraksi sesame member yang umur serta profesinya berbeda-

beda.

40
Dari penelitian ini juga dapat diperoleh hasil dari observasi dan

penyebaran panduan wawancara kepada member Garuda Fitness, kemudian

hasil dari penelitian tersebut dideskripsikan berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh. Adapun hasil yang didapatkan dari penelitian ini dideskripsikan

sebagai berikut :

1. Demografi Responden

Tabel 4.3. Data Demografi Member Fitness Garuda

Data Demografi Frekuensi Persentase

Umuur Remaja Akhir (19 – 25 Tahun) 3 15%

Dewasa Awal ( 26 – 35 tahun ) 13 65%

Dewasa Akhir ( 36 – 45 tahun ) 3 15%

Lanjut Usia (46 – 55 tahun ) 1 5%

Total 20 100%

Jenis Laki – Laki 18 90%


Kelamin
Perempuan 2 10%

Total 20 100%

Pendidikan SMA / SMK 12 60%


Terakhir
S1 8 40%

Total 20 100%

41
a. Umur Responden

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa responden paling

banyak adalah pada masa dewasa awal yaitu sebanyak 13 atau dapat

dipersentasekan sebesar 65%. Jika dilihat rentang umurnya, maka dewasa awal

kurang lebih 20 sampai 40 tahun, dewasa madya kurang lebih dari 40 sampai 60

tahun dan dewasa akhir atau usia lanjut kurang lebih 60 tahun ke atas. Adapun

menurut Departemen Kesehatan RI (2009) masa dewasa awal adalah masa dewasa

yang dimulai dari usia 26 - 35 tahun. Itu sebabnya peneliti mengatakan bahwa

jumlah responden paling banyak adalah pada masa dewasa awal.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa penggolongan

responden berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan

perempuan. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa jumlah

responden terbanyak adalah dari jenis kelamin laki-laki. Responden

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 18 orang atau 90%, sedangkan

responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 2 orang atau 10%.

c. Pendidikan Terakhir

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa responden banyak

dari jenjang pendidikan SMA/SMK serta dari jenjang S1. Dari jenjang

SMA/ SMK didapatkan hasil dari responden terbanyak yaitu sebesar

42
60% dan responden yang paling sedikit berasal dari jenjang S1 yaitu

sebesar 40 %

2. Data Panduan Wawancara

Gambar 4.5. Diagram Batang Program Latihan Member Garuda Fitness

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa jenis program

latihan yang telah dan sedang di lakukan oleh responden adalah program

physical Fitness (kesehatan fisik). Physical Fitness sering diterjemahkan

dengan kebugaran jasmani dan didefinisikan sebagai kemampuan

seseorang untuk melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga masih dapat menikmati

waktu luangnya. Dengan melakukan physical Fitness responden

berpendapat bahwa hasil dari program physical Fitness adalah kebugaran,

43
yang dimana orang sehat belum tentu bugar, sedangkan orang bugar

semestinya sehat.

Berdasarkan hasil penelitian program latihan physical Fitness ini

didapatkan hasil bahwa jumlah responden yang aktif dan bergabung

sebesar 11 orang atau dapat di persentasekan sebesar 55% responden.

Selain itu di dapatkan program yang memiliki minat yang paling sedikit

yaitu Body Building (Penambahan masa otot) sebanyak 1 responden

dengan persentase sebesar 5%. 1 responden yang melakukan program

Body Building ini bertujuan untuk membentuk tubuh yang ideal dengan

cara tekun dan sungguh-sungguh. Selain itu juga Body Building dilakukan

untuk meningkatkan kesehatan serta kebugaran tubuh.

Gambar 4.6. Diagram Batang Jenis Latihan Member Garuda Fitness

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa jenis latihan yang

paling banyak dipilih untuk mendukung jalannya program latihan adalah


44
program Anaerobik. Latihan anaerobik adalah aktivitas yang memecah

glukosa menjadi energi tanpa menggunakan oksigen. Akibatnya, tubuh

akan menghasilkan energi lebih banyak dan menggunakan sumber energi

yang tersimpan di otot. Latihan ini dilakukan dengan durasi waktu yang

pendek namun intensitas tinggi. Contoh latihan anaerobik antara lain

seperti angkat beban, push up, pull up, dan masih banyak lagi. Latihan ini

dilakukan dengan tujuan dapat mengurangi lemak yang berlebihan di

bawah kulit dan sekitar perut sehingga dapat mengontrol berat badan.

Program latihan anaerobik ini dilakukan aktif oleh responden

dengan jumlah 12 orang atau sebesar 60% responden. Sedangkan program

latihan aerobic atau biasa disebut dengan olahraga santai ini hanya

dilakukan sebanyak 8 responden atau dengan persentase sebesar 40%.

Gambar 4.7. Diagram Batang Patner Member Garuda Fitness

45
Diagram diatas menunjukan bahwa partner melakukan program

latihan yang paling banyak diminati adalah dengan bersama

kerabat/teman. Hal ini karena responden merasa jika dengan teman dapat

meningkatkan semangat dalam berolahraga. Dengan bersama teman juga

dapat menjadikan suasana pada saat berolahraga menjadi menyenangkan.

Berdasarkan hasil penelitian juga di dapatkan bahwa jumlah responden

yang paling banyak melakukan olahraga bersama kerabat/teman berjumlah

14 responden atau sebesar 70%. Tetapi ada juga responden yang lebih

merasa nyaman jika melakukan olahraga secara mandiri dan personal

trainer. Dari hasil data di atas didapatkan bahwa responden yang

melakukan olahraga secara mandiri sebanyak 5 orang atau sebesar 25%

sedangkan responden yang melakukan olahraga secara personal trainer

adalah sebanyak 1 responden dengan persentase sebesar 5%.

Gambar 4.8. Diagram Batang Frekuensi Latihan Member Garuda Fitness

46
Diagram diatas menunjukan seberapa seringkah responden

mengunjungi Garuda Fitnes untuk menjalankan program latihan. Dari

hasil penelitian diketahui bahwa jawaban yang paling banyak dari

responden adalah 2-3 kali seminggu dengan jumlah 16 responden atau

sebesar 80%. Hal ini karena banyak dari responden yang hanya mengisi

kekosongan waktu disela-sela bekerja untuk berolahraga, selain itu juga

untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh dari masing-masing

responden.

Selain itu juga ada responden yang mengunjungi Garuda Fitnes 6 kali

dalam seminggu yaitu 1 responden dengan persentase sebesar 5%. Hal ini

dilakukan karena 1 responden ini ingin menurunkan berat badan dan

untuk membentuk tubuh yang ideal, itu sebabnya responden rajin

mengunjungi Garuda Fitness untuk berolahraga.

Gambar 4.9. Diagram Batang Durasi Latihan Member Fitness Garuda

47
Diagram diatas menunjukan durasi waktu yang banysk dibutuhkan

untuk program latihan dalam 1 sesi adalah 40-45 menit atau kurang dari 60

menit. Durasi latihan berkaitan dengan sesberapa lama sesi yang

diperlukan selama melakukan latihan. Durasi latihan dapat membantu

progress dari waktu ke waktu. Oleh karena itu hal ini dapat mengetahui

durasi latihan yang dapat dicapai selama latihan. Karena saat berolahraga,

ada beberapa komponen yang berpengaruh pada kualitas latihan yang

dilakukan, salah satunya durasi latihan ini. Istilah ini merupakan gambaran

lama atau tidaknya latihan yang dilakukan. Atau ukuran yang

menunjukkan lamanya waktu latihan. Ketika berolahraga, aktivitas

berintensitas tinggi yang membuat jantung berdetak lebih cepat. Semakin

tinggi intensitasnya, semakin keras pula jantung akan bekerja. Pada

akhirnya, aliran darah menjadi lebih lancar dan tubuh menjadi bugar.

Salah satu contoh durasi latihan adalah semisal dalam satu sesi/unit

latihan perlu waktu selama 2 jam, maka durasi latihan adalah selama 2

jam. Dengan demikian durasi latihan adalah jumlah waktu secara

keseluruhan dalam satu sesi/unit latihan mulai dari pembukaan sampai

dengan penutup. Durasi olahraga juga bergantung pada level kebugaran,

jenis olahraga yang dilakukan dan target yang ingin dicapai. Durasi latihan

dapat juga diartikan dengan jumlah waktu secara keseluruhan dalam satu

sesi latihan mulai dari pembukaan hingga penutup. Peneliti mendapatkan

data responden yang menjawab durasi latihan 40-45 menit atau kurang

dari 60 menit dengan jumlah 20 responden atau sebesar 100%.


48
Durasi latihan juga bergantung pada intensitas latihan. Berat

atau ringannya kegiatan fisik yang dilakukan pada saat berolahraga

akan berpengaruh pada durasi latihan tersebut.

Gambar 4.10. Diagram Batang Intensitas Latihan Member Garuda Fitness

Diagram diatas menunjukan intensitas pada saat melakukan

program latihan. Intensitas latihan dapat diartikan sebagai ukuran kekuatan

yang mengacu pada seberapa keras tubuh bekerja selama melakukan

aktivitas fisik atau olahraga. Cara mengetahui intensitas latihan yang pas

adalah dengan melakukan beberapa tes atau pengukuran selama olahraga.

Saat melakukan membutuhkan beberapa kali percobaan atau eksperimen.

Hal tersebut bertujuan untuk mencari tahu metode mana yang sekiranya

paling pas untuk kegiatan olahraga yang dilakukan.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa intensitas latihan yang paling

banyak dilakukan adalah intensitas menengah. Secara sederhana cara

paling mudah untuk mengetahui intesitas latihan menengah adalah jika


49
sedang melakukan olahraga tetapi masih dapat berbicara tetapi tidak dapat

bernyanyi sambil beraktivitas, itulah yang dinamakan dengan intensitas

menengah. Dari data di atas jawaban intensitas yang paling banyak

dilakukan oleh responden adalah intensitas menengah dengan jumlah 19

responden atau sebesar 95%. Selain itu ada responden yang memikih

intensitas maksimal sebanyak 1 responden dengan persentase sebesar 5%.

Gambar 4.11. Diagram Batang Instrumen Intensitas Latihan Member Fitness

Garuda.

Diagram diatas menunjukan Bagaimana cara mengukur intensitas

latihan yang sedang dijalankan. Cara mengukur intensitas latihan yang

paling mudah adalah dengan melihat denyut nadi, kondisi pernapsan,

banyaknya keringat yang dikeluarkan serta kelelahan yang dialami.

Sebagian besar responden yang mengukur intensitas latihan adalah jika

sudah merasa kelelahan. Jika sudah merasa kelelahan responden banyak

50
yang melakukan istirahat sejenak untuk menambah tenaga untuk

melakukan aktivitas olahraga lainnya.

Seperti data yang didapatkan di atas responden yang mengukur

intensitas dengan kelelahan yang dialami sebanyak 19 responden atau

dapat di artikan sebesar 95%. Pada jawaban lainnya mendapat respon

paling sedikit yaitu kondisi pernapasan dengan jumlah 1 atau sebesar 5%.

Gambar 4.12. Diagram Batang Priode Recovery Member Garuda Fitness

Diagram diatas menunjukan dalam satu sesi latihan berapa kali

dapat melakukan istirahat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil

bahwa dalam 1 kali sesi ada 16 responden atau sebesar 80% responden

menjawab 3 kali istirahat. Responden melakukan 3 kali istirahat dengan

tujuan agar tidak merasa terlalu kelelahan serta agar dapat mengatur

pernapasan dengan lebih bail. Selain itu ada juga ada 1 responden atau

sebesar 10% yang menjawab jumlah istirahat yang dilakukan dalam 1 kali
51
sesi adalah sebnyak 2 kali istirahat, da nada 1 responden juga menjawab 4

kali istirahat atau sebesar 10% responden. Responden yang menjawab 2

kali istirahat dan 4 kali istirahat memiliki alasan tertentu mengapa dalam 1

kali sesi latihan mereka memilih 2 kali dan 4 kali istirahat, salah satunya

adalah karena responden sudah mendapatkan hasil dari olahraga yang

diinginkan.

Gambar 4.13. Diagram Batang Durasi Satu Sesi Latihan Member Fitness Garuda

Diagram diatas menunjukan durasi waktu istirahat yang dibutuhkan

untuk 1 sesi latihan. Diketahui bahwa jawaban yang paling banyak dari

responden adalah 2 menit dengan jumlah 13 responden atau persentase

sebesar 65%. Istirahat yang dilakukan dalam 2 menit ini salah satunya

dapat berupa pengaturan nafas. Selain itu ada 6 responden atau dapat

dipersentasekan dengan 30% responden memilih waktu istirahat dalam 1

sesi dengan durasi 3 menit. Responden yang memilih waktu durasi 3 menit

52
ini berpendapat jika dalam waktu 3 menit tersebut responden dapat

meningkatkan rasa kenyamanan serta dapat mendapatkan rileksasi dalam

berolahraga. Peneliti juga mendapatkan 1 responden atau persentase

sebesar 5% memilih untuk melakukan durasi istirahat dalam 1 sesi sebesar

4 menit, ini karena responden

Gambar 4.14. Diagram Batang Jenis Hidrasi Member Garuda Fitness

Diagram diatas menunjukan hasil dari minuman yang sering dan

selalu dikonsumsi pada sat menjalankan program latihan diantaranya

adalah air mineral, minuman isotonic dan susu. Diketahui dari diagram di

atas pilihan yang paling banyak diminati oleh responden adalah air

mineral. Responden yang memilih mengonsumsi air mineral sebanyak 16

orang atau persentase sebesar 80%. Berdasarkan hasil penelitian peneliti

mendapatkan alasan beberapa responden yang memilih mengonsumsi air

mineral pada saat melakukan program latihan salah satunya adalah untung

53
mengurangi kadar gula pada tubuh, sehingga dapat mengurangi lemak

pada tubuh. Selain itu juga air mineral merupakan air yang paling sehat

dan baik untuk mengurangi dehidrasi pada tubuh pada saat berolahraga.

Pada tabel di atas juga peneliti mendapatkan hasil penelitian selain

air mineral ada juga beberapa responden yang memilih minuman isotonic

dan susu sebagai minuman yang di konsumsi pada saat menjalankan

program latihan. Salah satu alasan responden memilih mengonsumsi susu

adalah agar dapat menambah tenaga dalam berolahraga. Responden yang

memilih minuman isotonic dan susu berjumlah sama-sama 2 orang atau

dapat dipersentase sebesar 10%.

Gambar 4.15. Diagram Batang Durasi Adaptasi Perubahan Fisik Member Fitness
Garuda

Diagram diatas menunjukan durasi waktu perubahan secara fisik

yang signifikan dalam tubuh responden. Ada beberpa durasi adaptasi

perubahan fisik yang biasanya terjadi diantaranya 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan


54
atau bahkan 4 bulan. Durasi biasa diartikan dengan selang waktu (waktu)

sedangkan adaptasi dalam olahraga adalah penyesuaian antara sistem saraf

yang berfungsi sebagai alat yang ampuh dalam proses sensorik. Adaptasi

biasanya memberikan efek samping terhadap gerakan. Sedangkan

perubahan fisik adalah hasil yang diperolah dari latihan fisik. Perubahan

fisik akan terlihat ketika rutin melakukan olahraga. Jadi durasi adaptasi

perubahan fisik adalah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil

perubahan fisik yang diinginkan.

Dari hasil penelitian didapatkan durasi waktu perubahan fisik yang

dirasakan responden paling banyak terasa dalam 1 bulan dengan jumlah 15

atau persentase sebesar 75%. Dalam 1 bulan beberapa responden

berpendapat bahwa perubahan fisik yang paling signifikan dapat dilihat

dari otot lengan, perut serta betis. Responden juga merasakan otot lengan

menjadi lebih kuat, otot perut menjadi lebih kencang dan otot betis

menjadi lebih berisi.

Selain itu ada juga responden yang merasakan perubahan fisik yang

signifikan terjadi dalam 3 bulan. Responden yang mengatakan hal

demikian berjumlah 1 orang atau persentase sebesar 5%. Responden yang

mengatakan perubahan fisiknya terjadi dalam 3 bulan ini karena adanya

perubahan fisik pada tubuh dan berkurang nya berat badan serta lemak

perut yang dirasakan.

55
Gambar 4.16. Diagram Batang Faktor Keberhasilan Program Latihan Member

Fitness Garuda

Diagram diatas menunjukan faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan jalannya program latihan, diantaranya kondisi tubuh yang

baik, fasilitas yang memadai, pengetahuan dan penguasaan materi program

latihan, dilakukan secara progresif serta nutrisi dan istirahat yang cukup.

Faktor di atas sebenarnya saling berpengaruh satu sama lain, namun

beberapa respon yang peneliti dapatkan ada beberapa responden yang

beranggapan bahwa faktor terpenting yang dapat menunjang keberhasilan

dalam program latihan adalah kondisi tubuh yang baik. Karena jika

kondisi tubuh yang baik pasti akan cepat memberikan hasil dari program

latihan yang sedang dijalankan. Kondisi tubuh yang baik juga dapat

memberikan kemampuan terhadap tubuh untuk menyesuaikan beban fisik

yang diterima sehingga dapat mengurangi rasa kelelahan yang berlebihan.

56
Untuk mendapatkan kondisi tubuh yang baik tentunya memerlukan

beberapa faktor, diantaranya dalam mengkonsumsi makanan serta tidur

dan istirahat yang cukup. Dari penelitian tersebut peneliti mendapatkan

jumlah rersponden yang beranggapan seperti di atas sebanyak 16 orang

atau persentase sebesar 80%.

Peneliti juga mendapatkan jawaban lain yaitu dengan fasilitas yang

memadai serta pengetahuan dan penguasaan materi program latihan

keberhasilan program yang dilakukan menjadi lebih cepat dan tepat serta

maksimal karena dengan fasilitas yang memadai serta pengetahuan dan

penguasaan materi program latihan sehingga mempermudah jalannya

program latihan agar dapat memberikan hasil yang lebih cepat serta lebih

maksimal dari tujuan melakukan program latihan olahraga tersebut.

Dengan fasilitas yang memadai juga dapat mempermudah seseorang untuk

melakukan aktivitas olahraga baik secara mandiri maupun dengan teman

secara rutin sehingga dengan aktivitas latihan olahraga tersebut dapat

meningkatkan kesehatan fisik, meningkatkan daya tahan tubuh serta dapat

mengurangi stress. Dari hasil penelitian juga didapatkan jumlah responden

yang memilih fasilitas yang memadai serta pengetahuan dan penguasaan

materi program berjumlah sama-sama 1 orang atau dapat dipersentasekan

sebesar 5%.

57
Gamb
ar 4.17. Diagram Batang Manfaat Yang Diperoleh Member Fitness Garuda

Diagram diatas menunjukan hasil penelitian dari manfaat yang

diperoleh dalam menjalankan program aktivitas latihan. Berdasarkan tabel

di atas manfaat paling banyak dirasakan pada saat menjalankan program

latihan adalah dapat meningkatkan kualitas hidup. Responden yang

merasakan manfaat tersebut sebanyak 16 orang atau dipersentasekan

sebesar 80%. Salah satu alasan responden mengatakan hal tersebut karena

dengan meningkatnya kualitas hidup diri seseorang dapat mempengaruhi

pola pikir serta kesehatan tubuh dari orang tersebut. Selain itu juga

peningkatan kualitas hidup dari diri seseorang sangat berpengaruh dalam

kehidupan sehari-hari.

Selain itu juga ada 2 orang atau 10% dari responden mengatakan

manfaat yang didapatkan dari program latihan adalah menurunkan lemak

atau mengendalikan berat badan secara permanen. Adapun 2 orang atau


58
10% responden lainnya mengatakan manfaat yang didapatkan adalah dapat

mencegah stress atau mencegah penyakit kanker, jantung coroner, stroke,

kolestrol, dll.

B. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa

member Fitness melakukan berbagai macam program latihan yang sudah

tersedia untuk menunjang keberhasilan mencapai tujuan dari berolahraga di

Fitness Garuda. Ditunjukkan bahwa program latihan yang paling banyak

diminati oleh member Garuda Fitness adalah program kesehatan fisik sebesar

55%. Pembentukan Tubuh sebesar 25%. Penurunan berat badan sebesar 15%.

Sedangkan yang memilih jawaban paling seikit yaitu penambahan masa otot

sebesar 5%.

Pada dasarnya ada dua macam sistem metabolisme energi yang dapat

diperlukan dalam setiap aktivitas gerak manusia, yaitu dari metabolisme sistem

energi anaerob dan sistem energi aerob. Kedua sistem tersebut tidak dapat

dipisahkan secara mutlak selama aktivitas otot berlangsung. Jenis latihan yang

dipilih oleh member untuk menudukung jalannya program yaitu dengan

memilih aerobik persentasenya sebesar 40%, selain itu anaerobik sebesar 60%.

Aktivitas aerobik adalah aktivitas yang dikaitkan dengan stamina, kebugaran

dan memiliki manfaat kesehatan terbesar (Isaksson et al., 2019).

Berdasarkan data yang diperoleh dalam pelaksanaan Fitness, member

lebih dominan melakukan Fitness bersama saudara/teman dengan persentase

59
70%, mandiri sebesar 25%, dan personal trainer 5%. Hal ini menjukkan bahwa

member Fitness garuda lebih cenderung berolahraga bersama saudara atau

temannya dalam melaksanakan program latihan yang dijalankan. Dalam

penentuan program latihan olahraga, beberapa hal yang harus ditetapkan antara

lain adalah frekuensi latihan, intensitas latihan, durasi (waktu) latihan, jenis

latihan serta progresi latihan yang tepat.

Dari data yang diperoleh member Fitness Garuda paling banyak

menerapka latihan dengan frekuensi latihan 2-3 kali seminggu sebesar 80%. 2-

5 kali seminggu sebesar 15%. Sedangkan yang memilih jawaban 6 kali

seminggu paling sedikit sebesar 5%. Latihan dengan frekuensi insentif

sebaiknya juga dilakukan dengan jenis latihan beban dan non beban secara

bergantian. Hal yang dihindari adalah latihan beban yang dilakukan lebih dari 5

kali dalam seminggu (Arofah, 2009).

Durasi waktu yang digunakan oleh member untuk latihan semuanya

menjawab sekitar 40-45 menit atau kurang dari 60 menit dengan persentase

sebesar 100%. Dari hasil penelitian intensitas latihan member menjawab paling

banyak dengan intensitas menengah sebesar 95% dan yang menjawab paling

sedikit yaitu intensitas maksimal sebesar 5%. Berdasarkan hasil analisa yang

diperoleh dari penelitian untuk menghitung intensitas latihan member Fitnes

dominan memilih jawaban dengan tingkat kelelahan yang dialami sebesar 95%

dan member yang memilih jawaban paling sedikit yaitu kondisi pernapasan

dengan persentase sebesar 5%. Latihan dengan intensitas tinggi dan durasi

60
latihan pendek menimbulkan menimbulkan respon tubuh yang sama dengan

latihan dengan intensitas yang rendah dan durasi yang lama (Fitri ,2020).

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam satu sesi latihan member

melakukan berapa kali istirahat diketahui bahwa jawaban yang paling banyak

dari responden adalah 3 kali istirahat sebesar 80%, sedangkan beberapa

member memilih 2 kali istirahat dan 4 kali istirahat dengan besar persentae

yang sama yaitu 10%. Dengan durasi waktu istirahat paling banyak member

memilih 2 menit dengan persentase 65%, 3 menit dengan persentase 30% dan 4

menit dengan persentase paling kecil sebesar 5%.

Selain itu minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh member

garuda Fitness adalah air mineral dengan besar persentase 80% dan yang

paling sedikit memilih minuman isotonic dan susu dengan persentase yang

sama sebesar 10%. Fungsi air mineral adalah dapat membantu proses

pencernaan, metabolisme pada tubuh, pelarut dan alat angkut zat-zat gizi,

pelumas sendisendi dan pengatur suhu tubuh. Apabila jumlah air yang

dikonsumsi kurang dari jumlah ideal, tubuh akan banyak kehilangan cairan

(dehidrasi) yang dapat menurunkan performa pada saat berolahraga (Sari,

2014).

Hasil analisis untuk data yang diperoleh berdasarkan jawaban

responden tentang perubahan secara signifikan yang terjadi dalam tubuh

responden paling banyak menjawab setelah melakukan latihan selama 1 bulan

dengan persetase sebesar 75%, 2 bulan sebesar 20% dan responden yang

61
menjawab paling sedikit 3 bulan sebesar 5%.. Faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pada member dari hasil analisis diantaranya adalah pengetahuan

dan pemahaman sebesar 5%, nutrisi dan istirahat sebesar 10%, kondisi tubuh

sebesar 80%, fasilitas memadai sebesar 5%. (Irianto, 2004) menyatakan bahwa

untuk mencapai tujuan latihan atau Fitness secara optimal, orang perlu

mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam latihan Fitness yang memiliki peranan

yang sangat penting terhadap aspek fisiologis maupun psikologis. Semua

komponen latihan harus ditingkatkan sesuai dengan perbaikan atau kemajuan

yang dicapai olahragawan secara keseluruhan dan terpantau dengan benar

(Bompa, 1996) .

Komponen latihan merupakan kunci atau hal penting yang harus

dipertimbangkan dalam menentukan dosis dan beban latihan untuk medapatkan

hasil yang maksimal dalam menjalankan program latihan. Selanjutnya manfaat

yang diperoleh berdasarkan hasil analisis yaitu member Fitness Garuda adalah

dapat menurunkan lemak atau mengendalikan berat badan sebesar 10%,

meningkatkan kualitas hidup sebesar 80%, mencegah berbagai penyakit

sebesar 10%.

Secara keseluruhan dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa

manfaat yang didapat dalam berolahraga dapat dicapai ketika dilakukan dengan

berksinambungan dan sesuai dengan kaidah latihan yang sudah ditetapkan oleh

masing-masing individu. Secara keseluruhan dari penjelasan di atas juga dapat

diartikan bahwa upaya yang dilakukan member Garuda Fitnes dalam

62
meningkatkan kesehatan dan kebugaran yaitu dengan melakukan program

latihan fat lose (berat badan), program body shaping (pembentukan tubuh),

physical Fitness (kebugaran fisik), Body Building (penambahan masa otot).

Sedangkan hasil upaya member Garuda Fitnes dalam peningkatan diketahui

dari manfaat yang dirasakan setelah melakukan program latihan.

63
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh member Fitness Garuda

untuk meningkatkan kesehatan sebesar 40% dan meningkatkan

kebugaran sebesar 60% dari program latihan yang dipilih yaitu jenis

program latihan didominasi oleh kesehatan fisik dengan persentase

sebesar sebesar 55%, jenis latihan program yang dijalankan adalah

anaerobik sebesar 60%, yang didampingi sebesar 70%, sementara

pelaksanaanya berjalan 2-3 kali seminggu dengan pesentase sebesar

80%.

Penerapan durasi waktu program latihan dalam 1 sesi latihan lebih

dari 60 menit sebesar 100%. Intensitas program yang diterapkan

dominasi menengah sebesar 95%. Pengukuran intensitas latihan yang

dilakukan oleh member didominasi kelelahan yang dialami sebesar

95%. Kemudian 1 sesi latihan denga istirahat 3 kali istirahat sebesar

80%. Lamanya durasi waktu istirahat 1 sesi latihan selama 2 menit

persentase sebesar 65%. Asupan minuman yang dikonsumsi selama

program latihan adalah air mineral sebesar 80%.

64
Perubahan secara fisik yang dialami secara signifikan oleh member

Garuda Fitness adalah 1 bulan sebesar 75% dan faktor keberhasilan

program latihan adalah kondisi tubuh yang baik dengan persentase

sebesar 80%. Kemudian manfaat program latihan yang dijalani adalah

meningkatkan kualitas hidup sebesar 80%.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan penelitian yang

telah dikemukakan tersebut diatas, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada member Fitness Garuda lebih giat dan semakin

memfokuskan diri bahwa fitness ini merupakan aktivitas yang paling

rutin untuk dilakukan agar kesehatan dan kebugaran tubuh dapat

meningkatkan kualitas hidup.

2. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat bahwa olahraga dapat

menigkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani.

3. Untuk memperoleh hasil yang maksimal diharapkan untuk konsisten

dalam menjalankan program latihan yang sedang dilakukan.

4. Diharapkan member dapat mengikuti program latihan sesuai dengan

kaidah FITT-VP untuk menndapatkan hasil yang optimal.

65
66

Anda mungkin juga menyukai