Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan
pembangunan kesehatan mempunyai peran penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu. Upaya kesehatan olahraga adalah salah satu
upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat dan
kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan atau olahraga. Program
kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pokok program
perilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan
olahraga telah ditetapkan sebagai salah satu indikator keberhasilan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Aktivitas fisik dan atau
olahraga dapat memberikan dampak positif bila dilakukan secara baik,
benar, terukur dan teratur. Sebaliknya bila tidak sesuai dengan kaidah
tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang
mungkin akan berakibat fatal.
Saat ini di Indonesia sebagian besar masyarakat di perkotaan
maupun pedesaan sudah melakukan kegiatan aktivitas fisik dan atau
olahraga, baik olahraga kelompok atau perorangan. Hal ini terlihat dari
banyaknya jumlah pengunjung yang memanfaatkan sarana olahraga
terutama pada hari libur. Selain itu terlihat minat masyarakat dalam
dalam memanfaatkan berbagai peralatan sederhana maupun moderen
untuk menunjang kegiatan olahraga bbaik di pusat kebugaran jasmani (
fitness center ) maupun di rumah tangga, namun proses dan hasilnya
belum sesuai dengan yang diharapkan. Di sisi lain peningkatan
penyakit tidak menular sangat erat kaitannya dengan perilaku gaya
hidup, seperti pola makan tidak seimbang, kurang melakukan aktivitas
fisik dan merokok yang merupakan salah satu dampak negatif dari
perkembangan IPTEK di berbagai bidang.
Hasil penelitian Dede Kusman tahun 2002 memperlihatkan bahwa
orang yang mempunyai gaya hidup seperti tidak merokok, berolahraga
secara teratur dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali
lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang
bergaya hidup sebaliknya. Data SKRT tahun 2001 menunjukakan 61%
penduduk Indonesia tidak aktif dalam melakukan aktivitas fisik dimana
presentase perempuan yang tidak aktif (73%) lebih tinggi dari pada laki-
laki (63%), baik disetiap kelompok umur ataupun di perkotaan. Dari
data diatas, Upaya kesehatan olahraga mempunyai peran penting dalam
mencegah dan menanggulangi keadaan tersebut. Upaya kesehatan
olahraga dapat dilaksanakan di berbagai institusi pelayanan kesehatan
seperti Puskesmas, Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM),
Rumah Sakit dan Institusi Kesehatan lain baik pemerintah maupun
swasta. Pada tahun 1995 telah diterbitkan petunjuk pelaksanaan upaya
kesehatan olahraga untuk digunakan sebagai bahan rujukan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan olahraga di puskesmas. Terjadinya
perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia mengakibatkan
perubahan kebijakan – kebijakan termasuk di Departemen Kesehatan,
yaitu reformasi di bidang kesehata. Sejalan dengan itu disusun
kebijakan dasar puskesmas, dimana visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah “dengan semangat revolusi
mental mewujudkan pelayanan Puskesmas Pasrepan yang unggul,
dalam mencapai kemandirian masyarakat untuk hidup sehat”.
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas
tersebut, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat serta merupakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama. Upaya kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan.Upaya kesehatan
wajib harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas dan upaya
kesehatan pengembanga ditetapkan berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan olahraga merupakan salah
satu upaya kesehatan pengembangan. Atas dasar tersebut diatas, maka
buku petunjuk pelaksanaan kesehatan Olahraga di puskesmas perlu
disesuaikan.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga di
puskesmas adalah untuk menunjang terwujudnya kota sehat
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya kemampuan tenaga kesehatan di puskesmas
dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga
b. Meningkatnya kemitraan melalui kerja sama lintas program,
lintas sektor, LSM, organisasi profesi dan media massa
c. Meningkatnya jangkauan, cakupan dan mutu pelayanan
kesehatan olahraga di puskesmas
d. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat dalam upaya
kesehatan olahraga.
C. Ruang Lingkup Pedoman
Kesehatan olahraga meliputi pelayanan kesehatan pada kegiatan
olahraga dan pemanfaatan olahraga untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan kebugaran jasmani yang diselenggarakan secara terpadu
dan menyeluruh melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
1. Pendekatan promotif diharapkan dapat meningkatkan kebugaran
jasmani dan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
2. Pendekatan preventif diharapkan dapat mencegah timbulnya
penyakit atau penyulit akibat kurang gerak serta memperlambat
prosespenuaan.
3. Pendekatan kuratif diharapkan dapat memberikan alternatif untuk
upaya penyembuhan penyakit (exercise is medicine).
4. Pendekatan rehabilitative diharapkan dapat memulihkan gangguan
fungsi tubuh akibat penyakit dan kecacatan.
D. Batasan Operasional
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan olahraga agar mencapai
tujuan yang berhasil dan berdayaguna, maka perlu ditetapkan
kebijakan operasional dan strategi sebagai berikut :
1. Kebijakan Operasional Upaya kesehatan olahraga diselenggarakan :
a. Sesuai standart operasional prosedur yang berlaku
b. Secara menyeluruh dengan mengutamakan pendekatan
promotif, preventif, tanpa mengabaikan kuratif dan
rehabilitative
c. Berdasarkan kemitraan melalui jejaring kerjasama dengan
lintas program dan lintas sektor
d. Dengan memberdayakan masyarakat baik perorangan, keluarga
dan kelompok
e. Dengan memberikan bantuan pembinaan prestasi olahraga di
wilayah kerja melalui tahapan pelayanan sesuai standart
operasional yang berlaku
2. Strategi
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan dan non kesehatan di bidang kesehatan olahraga
b. Menyebarluaskan informasi tentang kesehatan olahraga
c. Memberikan pelayanan kesehatan olahraga sesuai standart
pelayanan yang berlaku
d. Memanfaatkan forum koordinasi yang ada sebagai wadah
pembinaan upaya kesehatan olahraga
e. Menghimpun potensi / sumber daya masyarakat dalam
pelaksanaan upaya kesehatan olahraga
f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya
kesehatan olahraga
E. Landasan Hukum
1. Undang - Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
2. Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Adalah petugas yang menyelenggarakan atau melakukan kegiatan
sesuai dengan keahlian dan kewenangannya di bidang kesehatan
olahraga. Untuk mendukung terselenggaranya upaya kesehatan
olahraga di puskesmas diperlukan sumber daya sebagai berikut :
1. Tenaga Untuk ketenagaan perlu mnemperhatikan :
a. Jenis ketenagaan
b. Kompetensi tenaga
2. Tempat Upaya kesehatan olahraga dapat dilaksanakan di dalam
atau di luar gedung puskesmas dalam wilayah kerjanya
3. Peralatan Tersedianya peralatan yang mudah di dapat dan tepat
guna serta sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
B. Distribusi Ketenagaan
1. Dokter umum
a. Tugas
Membuat perencanaan, melakukan pelayanan pemeriksaan
kesehatan indera, mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi
hasil pelayanan di poli umum
b. Fungsi
1) Perencanaan kebutuhan alat dan bahan untuk pelayanan di
poli umum
2) Pengkoordinasian pelayanan
3) Pelaksanaan tindakan
4) Penegakan diagnose
5) Pencatatan diagnose dan tindakan yang dilakukan
6) Mengkoordinasi pencatatan dan pelaporan
c. Uraian tugas
1) Mencatat registrasi atau data pasien
2) Melakukan pemeriksaan
3) Melakukan tindakan
4) Memberikan resep obat
5) Konseling
6) Penyuluhan untuk program kesehatan olahraga
d. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab atas perencanaan kebutuhan alat dan
bahan yang diperlukan untuk program kesehatan olahraga
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan
kesehatan olahraga
3) Bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan
pelaporan program olahraga
4) Pencatatan dan pelaporan harian, bulanan dan tahunan
2. Fisioterapis
a. Tugas
Membantu kegiatan pelayanan kesehatan olahraga luar gedung
dan dalam gedung, mengendalikan dan mengevaluasi hasil
kegiatan di lapangan.
b. Fungsi
1) Melakukan kunjungan lapangan dengan melakukan
koordinasi dengan kepala puskesmas, kemudian melakukan
tes kebugaran jasmani atau kesehatan olahraga
2) Melakukan koordinasi dengan program lain untuk
tercapainya target
3) Melaporkan hasil kegiatan kesehatn olahraga dan di catat
dalam buku visum dan format kesehatan olahraga
4) Mencatat data sasaran yang tercatat dalam buku register dan
di laporkan ke dinas kesehatan olahraga dan di rekap dalam
format laporan bulanan
c. Uraian tugas
1) Mencatat registrasi / data sasaran
2) Melaksanakan kegiatan tes kebugaran jasmani sesuai dengan
kebutuhan
3) Melakukan pemantauan dan evaluasi
4) Penyuyluhan tentang kesehatan olahraga
d. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab atas perencanaan kebutuhan alat dan
bahan yang diperlukan untuk program kesehatan olahraga
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan
kesehatan olahraga
3) Bertanggung jawab atas terlaksananya pencatatan dan
pelaporan program olahraga
4) Pencatatan dan pelaporan harian, bulanan dan tahunan
e. Wewenang
Melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga luar gedung dan
dalam gedung

C. Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan kesehatan olahraga dilakukan sesuai dengan
rencana bulanan yang sudah di buat dalam rencana tahunan.
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Standart fasilitas
1. Ruangan pelayanan kesehatan olahraga terdapat fasilitas yang
mendukung kegiatan kesehatan olahraga seperti adanya tempat
konsultasi lengkap dengan sarana dan prasarana penyuluhan
2. Kondisi ruangan yang bersih dan nyaman serta dilengkapi dengan
sarana penerangan dan ventilasi yang baik
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup kegiatan
Untuk terselenggaranya upayakesehatan olahraga di puskesmas
perlu ditunjang dengan manajemen yang baik. Manajemen kesehatan
olahraga di puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematis untuk menghasilkan keluaran puskesmas yang efektif dan
efisien di bidang kesehatan olahraga.
Ada tiga fungsi manajemen kesehatan olahraga di puskesmas yakni :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan dan pengendalian
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban.
Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait
dan berkesinambungan.
B. Langkah kegiatan
Adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap
penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas. Langkah-langkah
pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Pengorganisasian
Di tingkat puskesmas dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk
setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja / binaan
wilayah kerja
b. Penggalangan kerja sama tim secara lintas sektor seperti
puskesmas dengan sector pendidikan, sector agama, kantor
kelurahan dalam penyelenggaraan usaha kesehatan sekolah (
kegiatan pendidikan jasmani dan kesehatan bagi anak usia
sekolah), kegiatan olahraga di masyarakat ( PROLANIS ).
2. Penyelenggaraan
Dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun,
mencakup jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi dan
rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai
dengan rencana pelaksanaan
c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
3. Pemantauan
Pemantauan dilakukan secara berkala, mencakup hal-hal sebagai
berikut :
a. Melakukan telaah penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai
b. Mengumpulkan masalah, hambatan dan saran – saran untuk
peningkatan penyelenggaraan serta memberikan umpan balik
4. Penilaian
Penilaian dilakukan pada akhir tahun, mencakup :
a. Pelaksanaan dan hasil kegiatan yang telah dicapai, dibandingkan
dengan rencana tahunan dan standart pelayanan
b. Menyusun saran – saran sesuai pencapaian, masalah dan
hambatan yang ditemukan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan kesehatan olahraga dan rencana tahun
berikutnya
c. Melakukan survey kesehatan olahraga untuk mengetahui tingkat
kebugaran jasmani masyarakat dan perubahan perilaku
masyarakat.
5. Pengawasan dan pertanggung jawaban
Adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian
penyelenggaraan dan pencapaian tujuan upaya kesehatan olahraga,
meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Pengawasan Terdiri dari pengawasan internal dan eksternal.
Pengawasan internal dilakukan oleh atasan langsung, sedangkan
pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat.
b. Pertanggungjawaban
Pada akhir tahun, penanggung jawab upaya kesehatan olahraga
di puskesmas membuat laporan mencakup pelaksanaan
kegiatan dan penggunaan berbagai sumber daya yang
disampaikan kepada kepala puskesmas.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan sarana dan prasarana dalam pelayanan kegiatan


kesehatan olahraga, sumber dananya berasal dari Dinas Kesehatan ,
melalui dana BOK maupun BPJS yang disesuaikan dengan kebutuhan
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan


kesehatan olahraga, perlu memperhatikan keselamatan pasien dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat
terjadi akibat kesalahan diagnose dan lainnya. Upaya pencegahan resiko
terhadap sasaran dilakukan setiap kegiatan pelayanan kesehatan
olahraga, dengan memperhatikan keadaan umum peserta, umur, dan
jenis olahraga yang dilakukan peserta dalam melakukan kegiatan
kesehatan olahraga.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan kesehatan


olahraga perlu diperhatikan keselamatan kerja pegawai puskesmas dan
lintas sector terkai tdengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapatterjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap – tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan. Dalam hal ini setiap kegiatan kesehatan
olahraga atau tes kebugaran jasmani harus memperhatikan sarana
danprasarana yang mendukung sesuai dengan kegiatan yang dilakukan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kegiatan kesehatan olahraga harus di monitor


dan dievaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut :
1. Pelayanan dilaksanakan sesuai dengan SOP
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan ( TUPOKSI )
3. Ketepatan penggunaan sarana dan prasarana sesuai dengan
peraturan perundang – undangan yang berlaku
4. Semua kegiatan didasarkan pada aspek kebutuhan sebagai bentuk
pelayanan prima, diantaranya adalah frekuensi penyuluhan
kesehatan olahraga, presentase kelompok olahraga yang dibina dan
jumlah orang yang mendapat pelayanan kesehatan olahraga.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi pegawai puskesmas diantaranya


dokter, fisioterapi, perawat dan tenaga kesehatan lainnya dalam
melakukan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kegiatan
kesehatan olahraga. Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai
rujukan bagi pelaksana dalam melaksanakan kegiatan olahraga bagi
pengelola program dalam membina, mengawasi dan mengevaluasi
kegiatan kesehatan olahraga di sasaran kesehatan.

Demikian Pedoman pelayanan kegiatan kesehatan olahraga,


diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kegiatan kesehatan
olahraga yang telah dilaksanakan oleh UPT Puskesmas Pagarsih, dan
untuk tercapainya kegiatan kesehatan olahraga yang lebih baik,
diperlukan adanya kerjasama, keterpaduan, dukungan lintas program
dan lintas sector serta masyarakat untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan professional.

Mengetahui Bandung, 25 Februari 2020


Kepala UPT Puskesmas Pagarsih Penanggung jawab Program
Kesehatan Olahraga

dr. Trisiana Irawati Ferry Firmansyah, Amd.Kep


NIP. 19740303 200212 2 004 NIPK 2017.05.03.072
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan Hidayah-Nya


sehingga penyusunan Pedoman Kesehatan Olahraga UPT Puskesmas
Pagarsih dapat terselesaikan.
Pedoman ini berisikan rencana kerja selama tahun 2018 yang
meliputi latar belakang pelaksanaan program pada Progam Kesehatan
Olahraga, tujuan pelaksanaan program dengan sasaran masyarakat
Kelurahan Cibadak dan Kelurahan Karang Anyar, gambaran situasi umum
UPT Puskesmas Pagarsih, Definisi Operasional Program Kesehatan
Olahraga, Profil Program Kesehatan Olahraga, Perencanaan Kegiatan dan
Penutup.
Penyusunan Pedoman Program Kesehatan Olahraga merupakan
tanggung jawab pemegang program Kesehatan Olahraga dan
melaporkannya kepada Kepala UPT Puskesmas Pagarsih dan Dinas
Kesehatan Kota Bandung
Dengan segala kerendahan hati, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan saran demi kesempurnaan
Pedoman Program Kesehatan Olahraga ini.
Kami berharap dengan penyusunan Pedoman program Kesehatan
Olahraga UPT Puskesmas Pagarsih ini bisa menjadi bahan acuan dalam
pencapaian target dan pelayanan kepada masyarakat lebih baik.

Bandung, 25 Februari 2020


Penanggung Jaawab Program Kesehatan Olahraga

Ferry Firmansyah, Amd.Kep


NIPK 2017.05.03.072

Anda mungkin juga menyukai