Anda di halaman 1dari 18

OLAHRAGA REKREASI DI PERGURUAN TINGGI

Aryadi Rachman
PJKR JPOK FKIP Unlam Banjarbaru Jl. Taruna Praja Raya
aryadi.rachman@gmail.com

Abstrak

Olahraga adalah salah satu sarana untuk menuju hidup yang lebih sehat
dan berkualitas. Sejalan dengan tuntutan zaman dan perkembangan olahraga
sebagai bagian dari olahraga rekreasi yang tercantum dalam Undang – Undang
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Bab VI Pasal 17
yang menyatakan bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan olahraga
pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Berdasarkan dari uraian pasal
17 dimana terdapat kalimat rekreasi menjadikannya pertimbangan merubah nama
FOMI menjadi FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia).
Olahraga rekreasi adalah aktivitas fisik yang dilakukan ketika waktu luang.
Olahraga rekreasi bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, rekreasi,
dan kesenangan masyarakat melalui olahraga.
Jenis olahraga ini dilakukan di waktu luang dengan tujuan rekreasi atau
hanya sekedar hobi, untuk memperoleh kesenangan dan rileksasi dari rutinitas
keseharian di ruang terbuka maupun tertutup. Keberadaan olahraga rekreasi dalam
era globalisasi menjadi penting artinya sebagai suatu alternatif dalam upaya
penurunan dan pencegahan tingkat stress, peningkatan kesehatan mental, serta
upaya pemeliharaan dan mempertahankan keseimbangan kualitas hidup. Waktu
luang yang dimiliki seseorang sangat bervariasi tergantung dari rutinitasnya
sehari-hari. Anak-anak dan remaja memiliki waktu luang yang lebih banyak
dibanding dengan orang dewasa. Perilaku-perilaku negatif seseorang muncul
karena adanya waktu luang dan kesempatan yang dimilikinya, oleh karena itu
upaya pemanfaatan waktu luang dengan kegiatan-kegiatan positif khususnya
olahraga rekreasi sangat penting untuk memperkecil timbulnya perilaku-perilaku
negatif.

Kata Kunci: Olahraga, Rekreasi, Perguruan Tinggi

PENDAHULUAN
Pada zaman seperti sekarang ini, banyak orang disibukkan oleh berbagai
kegiatan dan rutinitas. Mulai dari golongan pelajar sampai pimpinan perusahaan,
dari guru hingga dosen dan dari kalangan masyarakat bawah hingga kalangan
masyarakat atas. Pelajar dan mahasiswa disibukan oleh kegiatan belajar dan
pembelajaran, tuntutan nilai yang bagus dan sistem kurikulum terus berganti-
ganti. Padatnya aktivitas yang dilakukan oleh manusia membuat mereka perlu
adanya hiburan sebagai penghilang stress, sehingga disinilah peran olahraga

1
rekreasi. Olahraga rekreasi berguna untuk memulihkan energi dan membuat hati
menjadi bahagia. Selain itu tubuh akan menjadi lebih sehat dan bugar. Dengan
olahraga rekreasi orang dapat mengeahui bahwa olahraga itu menyenangkan.
Secara umum olahraga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas fisik yang
diatur oleh seperangkat aturan atau kebiasaan, dan menekankan kemampuan
fisikal serta keterampilan gerak sebagai penentu utama keberhasilannya
(www.wikipedia.com). Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005
pasal 17 menerangkan ruang lingkup olahraga meliputi olahraga pendidikan,
olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Ketiga kriteria ini mempunyai peran
penting peningkatan sumber daya manusia. Olahraga pendidikan dilaksanakan
sebagai bagian dari proses pendidikan dan dengan jalur formal/informal serta
didukung dengan perangkat yang ada didalamnya. Olahraga Rekreasi bertujuan
untuk pemulihan kembali kesehatan dan kebugaran. Sedangkan olahraga prestasi
ditujukan sebagai upaya sebagai peningkatan kemampuan dan potensi
olahragawan dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 pasal 18 ayat 4
yang berbunyi “Olahraga pendidikan pada jalur pendidikan formal dilaksanakan
pada setiap jenjang pendidikan”. Olahraga dilaksanakan pada instansi pendidikan
guna meningkatkan jiwa sportifitas dan kebugaran jasmani. Penerapannya sesuai
pasal 18 ayat 4 dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan. Jenjang pendidikan
di indonesia dilaksanakan dari sekolah tingkat dasar sampai sekolah tingkat
tinggi. Penerapan olahraga pendidikan telah dilaksanakan pada setiap jenjang,
meliputi SD, SMP dan SMA. Akan tetapi masih sedikit diterapakan pada jenjang
perguruan tinggi, kecuali perguruan tinggi yang mempunyai fakultas berbasis
olahraga. Jika melihat dan menerapkan apa yang ada dalam undang-undang,
rasanya sudah sepantasnya hal ini diterapkan pada jenjang pendidikan tinggi. Pada
subjek ini diterapkan dalam sebuah mata kuliah. Namun, kenyataannya belum
diterapkan pada seluruh instansi pendidikan tinggi.
Olahraga sangat dibutuhkan pada jenjang pendidikan. Karena dapat
membantu dalam meningkatkan pemahaman sportifitas dan kebugaran jasmani.
Meningkatkan fungsi otak. Penerapan akatifitas olahraga dapat mendorong
kreatifitas dan membantu penyerapan materi pendidikan lainnya. Ketiga,

2
Menyiapkan atlet yang nantinya akan berlaga dalam kejuaraan antar instansi
pendidikan tinggi.

Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui secara jelas hakikat dari olahraga rekreasi dan ciri-ciri atau
karakteristik olahraga rekreasi.
2. Mengetahui ruang lingkup dan faktor yang mempengaruhi olahraga rekreasi
olahraga rekreasi
3. Mengetahui peranan rekreasi dalam kehidupan.
4. Mengetahui peranan olahraga rekreasi di perguruan tinggi.

HAKIKAT OLAHRAGA REKREASI


Pengertian Olahraga
Olahraga berasal dari dua kata yaitu “olah” yang berarti mengelolah,
memperbaiki, menyempurnakan, dan “raga” artinya badan, fisik atau jasmani.
UNESCO mendefinisikan olahraga sebagai “setiap aktivitas fisik berupa
permainan yang berisikan perjuangan melawan unsur-unsur alam, orang lain, atau
diri sendiri”. Menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep
bermain, games dan sport.
Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, rohani dan sosial (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.
Watson: Children in Sport dalam Bloomfield, J, Fricker P.A. and Fitch, K. D.,
1992). Selanjutnya menurut Santosa (1991: 57) menjelaskan bahwa, “Olahraga
adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan oleh
orang untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu”.
Menurut Mutohir (2002) olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan
kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan
prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang

3
berkualitas berdasarkan Pancasila. Matveyev (1981) dalam Lutan (2002:37),
olahraga adalah kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet
memperagakan kemampuan geraknya (performa) dan kemauannya semaksimal
mungkin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:343) menyatakan olahraga
adalah latihan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan badan. Olahraga
merupakan semua kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.
Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam
pelaksanaannya ada unsur bermain: Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang,
Aktivitas dipilih (sukarela), Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada
sanksi dan Nilai positif. Sehingga olahraga merupakan serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan
meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya
makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya
Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan
yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
Pengertian Rekreasi
Menurut Muhammad Murni dan Yudha M. Saputra (2000:2). Rekreasi
merupakan sebuah istilah yang lebih populer dari pada waktu luang. Rekreasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan fisik,
mental, emosional dan sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali kondisi
seseorang dari segala beban yang timbul akibat kegiatan sehari-hari dan
dilaksanakan dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan.
Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti
‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali
jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan
seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah
pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan
pada akhir pekan. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua golongan
besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam

4
terbuka (outdoor recreation). Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai
“sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or
diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa
membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta
mengembalikan kesegaran. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela
yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan
kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan Sessoms. Berdasarkan peninjauan
secara terminologi keilmuan, Rekreasi berasal dari dua kata dasar yaitu Re dan
Kreasi, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk
mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan.
Rekreasi memiliki banyak arti dan makna, adapun arti dari rekreasi adalah
sebagai berikut:
1. Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan
pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti
hiburan, piknik, berkemah, menjelajah dan lain-lain.
2. Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkala, sebagai
kegiatan yang merupakan perubahan bentuk rutinitas, seperti dalam kegiatan
senam eorobik yang dilakukan setiap minggu oleh ibu-ibu PKK.
3. Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja
keras, yaitu akan timbul semangat dalam melakukan sesuatu baik pekerjaan
atau belajar.
Dapat disimpulkan bahwa rekreasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
waktu senggang bertujuan untuk memberikan kepuasan, kebahagiaan, kesenangan
dan penyegaran pada fisik dan pikiran.
Pengertian Olaharaga Rekreasi
1. Menurut Kusnadi (2002:4) pengertian olahraga rekreasi adalah olahraga
yang dilakukan untuk tujuan rekreasi.
2. Menurut Haryono (1998:10) olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang
dilakukan pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak
yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan.
3. Menurut Hagg (1994) “Rekreational sport/leisure time sports are formd of
physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport

5
after work, on weekends, in vacations, in retirement, or during periods of
(unfortunate) unemployment”.
4. Menurut Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga
yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata.
5. Menurut Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
SMP, Jakarta, Grasindo. 1990) olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan
olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
Olahraga dan rekreasi erat hubungannya, jika kata olahraga dan rekreasi di
gabungkan menjadi olahraga rekreasi dan memiliki makna lain dari pengertian
masing-masing point. Haryono (1978:10) dalam modul 6 pendidikan olahraga
menjelaskan bahwa: “Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada
waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena
memberikan kepuasan dan kesenangan”. Dalam melakukan kegiatan olahraga
tersebut pelaku mengutamakan nilai-nilai kesenangan atau kepuasan, positif,
sehat, tanpa paksaan, dan dilakukan dalam konteks waktu senggang. Olahraga
rekreasi adalah olahraga yang bertujuan rekreasi.
Melalui kegiatan rekreasi akan diperoleh kesenangan dan kepuasan bagi
pelakunya. Kegiatan rekreasi dapat dilakukan melalui: (1) Rekreasi melalui
kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga dimaksud bertujuan mencari kesegaran,
kegembiraan, kepuasan, persahabatan dan member kesegaran jasmani, bukan
untuk memperoleh kemenangan atau prestasi. Misalnya inline skate, skate board,
layang-layang, permainan tradisional, senam aerobic, pencak silat budaya dan lain
sebagainya; (2) Rekreasi di alam terbuka. Kegiatan rekreasi untuk membina
hobby petualangan menyatu dengan alam, mencari kepuasan dan memupuk rasa
kagum dan syukur terhadap kebesaran ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Misalnya
berkemah, penjelajahan hutan, menyusuri pantai, napak tilas, dan lain sebagainya;
(3) Rekreasi melalui kegiatan seni dan budaya. Kegiatan rekreasi ini untuk
menyalurkan bakat seni dan estetika, sebagai upaya mewariskan dan menanamkan
nilai-nilai budaya bangsa. Misalnya menyanyi, melukis, mengunjungi tempat-
tempat peningalan sejarah, dan lain sebagainya; (4) Rekreasi melalui kegiatan
keterampilan. Kegiatan rekreasi untuk membina hoby dan sikap kemandirian serta
membangkitkan kreativitas bagi pelaku rekreasi. Misalnya memasak, merangkai

6
janur, membuat patung, dan lain sebagainya; (5) Rekreasi melalui kegiatan sosial.
Kegiatan rekreasi untuk membina rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam
masyarakat. Misalnya kerjabakti, kunjungan sosial, dan lain sebagainya; (6)
Rekreasi dalam bentuk hiburan. Kegiatan rekreasi ini seperti: menonton
pertunjukan teater, film, konser, pertandingan sepak bola, dan lain sebagainya.
Melalui kegiatan olahraga rekreasi dapat digali berbagai nilai positif bagi
pertumbuhan dan perkembangan: (a) Segi fisik, meliputi: mengurangi ketegangan,
pengembangan keterampilan dan motorik, kesegaran jasmani, dan rehabilitasi; (b)
Segi psikis-emosional, meliputi: antisipasi, refleksi, estetika, ekspresi diri, rasa
menghargai, rasa aman, kesenangan dan kenikmatan; (c) Segi sosial, meliputi:
hubungan antar pribadi, persahabatan, kepercayaan, kesetiakawanan, tukar
menukar budaya, perhatian kepada sesama, dan rasa menghargai; (c) Segi
intelektual, meliputi: meningkatkan pengetahuan dan wawasan, pengalaman baru,
evaluasi diri, pemecahan masalah, dan pengembangan hobi; dan (d) Segi spiritual,
meliputi: kekaguman, perenungan, meditasi, dan rasa sukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

Tujuan Olahraga Rekreasi


1. Pengisi waktu luang.
2. Pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan.
3. Sebagai imbangan subsisten activity (kegiatan pengganti/pelengkap), contoh
pendidikan dan pekerjaan/bekerja.
4. Sebagai pemenuh fungsi sosial (fungsi sosial ini dilakukan untuk kegiatan
berkelompok serta rekreasi aktif).
5. Untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan olahraga yang menyenangkan.
6. Memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga.
7. Memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan.
Kegiatan rekreasi pada dasarnya merupakan bagian integral dari
pendidikan, yang merupakan penunjang proses pendidikan, dan menjadi salah
satu media untuk mencapai tujuan pendidikan.
Partisipasi aktif seseorang dalam olahraga rekreasi akan dapat:

7
1. Mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau
lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif,
seperti penggunaan narkoba, pergaulan bebas, tawuran dan lain sebagainya.
2. Menambah pengetahuan dan memperkaya wawasan serta pengalaman baru
yang beraneka ragam sesuai dengan jenis kegiatannya
3. Meningkatkan ketangkasan dan keterampilan
4. Menanamkan sikap hidup yang kreatif dan sosial.
5. Membentuk kepribadian yang baik.
6. Menanamkan rasa kagum dan syukur terhadap kebesaran ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa.
7. Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa.

Karakteristik Rekreasi
Terdapat ciri-ciri atau karakteristik tertentu bahwa suatu kegiatan dapat
dikatakan sebagai rekreasi, karakteristik rekreasi tersebut adalah: (a) suatu
aktivitas yang melibatkan fisik, mental/emosional dan sosial, (b) Dapat
membangkitkan rasa gembira, senang, dan puas bagi pelaku. (c) rekreasi
dilakukan karena terdorong oleh keinginan atau motif dimana motif tersebut
sekaligus menentukan bentuk dan macam aktivitas yang dikehendaki, (d) rekreasi
hanya dilakukan pada waktu luang, (e) rekreasi dilakukan secara sunguh-sunguh,
mempunyai maksud dan tujuan tertentu, (f) rekreasi dilakukan dengan bebas dari
segala macam paksaan, bebas dengan pengertian dalam batas norma, nilai dan
peraturan yang berlaku di masyarakat, (g) rekreasi bersifat fleksibel, ini berarti
bahwa rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, macam kegiatan, dan dapat dilakukan
dimana saja sesuai dengan kegiatan yang dilakukan baik perorangan maupun
kelompok, (h) rekreasi bersifat universal artinya dapat dilakukan semua orang,
dan (i) rekreasi mempunyai manfaat yang positif.
Ruang Lingkup Olahraga Rekreasi
Ruang lingkup olahraga sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga aspek.
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 pasal 17,

8
ruang lingkup olahraga meliputi: 1) Olahraga pendidikan; 2) Olahraga rekreasi;
dan 3) Olahraga prestasi.
Ketiga kriteria ini mempunyai peran penting peningkatan sumber daya
manusia. Olahraga pendidikan dilaksanakan sebagai bagian dari proses
pendidikan dan dengan jalur formal/informal serta didukung dengan perangkat
yang ada didalamnya. Olahraga Rekreasi bertujuan untuk pemulihan kembali
kesehatan dan kebugaran. Disamping itu olahraga rekreasi juga dapat membangun
hubungan sosial dan melestarikan kekayaan budaya lokal. Sedangkan olahraga
prestasi ditujukan sebagai upaya peningkatan kemampuan dan potensi
olahragawan dalam meningkatkan harkat dan matrabat bangsa. Proses pembinaan
dan pengembangan secara terencana dilaksanankan dengan disiplin serta
ditunjang oleh pihak-pihak yang berwenang.

Faktor yang Menpengaruhi Olahraga Rekreasi


Menurut Bovy dan Lawson (1997) dalam modul 6 Pendidikan Olahraga,
faktor-faktor yang mempengaruhi olahraga rekreasi adalah: 1) Faktor sosial
ekonomi; 2) Faktor usia, jenis kelamin, dan keluarga; 3) Faktor kesediaan waktu
luang; dan 4) Faktor teknologi.

Peranan Rekreasi dalam Kehidupan


Menurut Krippendorf (1994) kegiatan rekreasi merupakan salah satu
kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Kegiatan tersebut ada yang diawali
dengan mengadakan perjalanan ke suatu tempat. Secara psikologi banyak orang di
lapangan yang merasa jenuh dengan adanya beberapa kesibukan dan masalah,
sehingga mereka membutuhkan istirahat dari bekerja, tidur dengan nyaman,
bersantai sehabis latihan, keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan,
mempunyai teman bekerja yang baik, kebutuhan untuk hidup bebas, dan merasa
aman dari resiko buruk. Melihat beberapa pernyataan di atas, maka rekreasi dapat
disimpulkan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan sebagai pengisi waktu luang
untuk satu atau beberapa tujuan, diantaranya untuk kesenangan, kepuasan,
penyegaran sikap dan mental yang dapat memulihkan kekuatan baik fisik maupun
mental.

9
Secara lebih spesifik peranan rekreasi dalam kehidupan sosial dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta
melestarikannya.
2. Mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan
pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakannya secara
bijaksana.
3. Menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan timbal
balik antara manusia dan lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat
ataupun karakternya.
4. Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial
kepada individu.
5. Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek lingkungan
yang sehat.
6. Membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui
pengalaman langsung di lapangan.
7. Membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan
organisasi pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
8. Menumbuhkan dan atau memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang
merupakan pondasi yang kuat untuk menumbuhkan “self concept”.
9. Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara
anggota kelompok.
10. Menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi.
11. Menambah kesenangan pribadi serta rasa kebersamaan antara anggota
kelompok.
12. Mendidik seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan
positif dalam arti, tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau
lingkungan/alam dan sebaliknya mencegah munculnya kegiatan negatif,
seperti penggunaan narkoba, vandalisme kegiatan destruktif, dan kegiatan
negatif lain yang sejenis.

10
13. Mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang
lain dan atau lingkungan alamnya.

Peranan Olahraga Rekreasi di Perguruan Tinggi


Olahraga di tingkat universitas atau akademi mewujud dalam bentuk yang
bervariasi, dari mulai sekedar kesempatan rekreasi informal hingga ke kesempatan
kompetisi level elit dan terorganisasi ketat. Olahraga rekreasi meliputi aktivitas
fitness, akuatik, rekreasi, program penjas dan olahraga (intrakurikuler), klub
olahraga, aktivitas luar kelas, hingga pertandingan liga dalam bentuk intramurals
(yang berarti “di dalam dinding”) (Siedentop, 1990; Danylchuk, 2007).
Di kampus-kampus besar di Amerika Serikat, kegiatan olahraga bagi
mahasiswa dipayungi oleh program payung yang disebut “campus recreation”.
Program ini menggambarkan bermacam-ragam aktivitas rekreasi dan penggunaan
waktu luang yang diprogramkan di dalam kampus. Misi dari program tersebut
adalah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (to promote health and well-
being). Demikian juga kampus-kampus di Kanada, yang sering membungkus
program olahraganya dengan pernyataan-pernyataan yang ‘mengundang’ seperti,
“innovative promotion and delivery of recreation programs and services that
inspire our diverse University community to live an active and healthy lifestyle”
lengkap dengan tagline-nya yang berbunyi “Healthy body, healthy mind”
(Danylchuk, 2007).
Untuk mampu mengembangkan program-program yang ideal demikian,
kampus-kampus di luar negeri didukung oleh suprastruktur yang kuat, umumnya
dalam bentuk Sport Directorate atau Department of Campus Recreation. Ukuran
dari department tersebut bisa berbeda, bergantung pada setting kampusnya; akan
tetapi tujuannya sering amat tipikal dan target utama programnya adalah
mahasiswa, meskipun programnya sangat terbuka bagi dosen, karyawan, serta
masyarakat sekitar pada umumnya. Di tingkat Nasionalnya, program olahraga di
Amerika Serikat melekatkan diri pada asosiasi Nasional yang disebut the National
Intramural-Recreational Sport Association (NIRSA), yang turut mengatur dan
memberi guideline dalam pengorganisasian dan pemanfaatan olahraga intra-
campus. Sedangkan di Kanada, adalah the Canadian Association for Health,

11
Physical Education, Recreation, and Dance (CAHPERD), yang mengatur
aktivitas Canadian Intramural Recreation Association (CIRA) sejak tahun 2003.
Peluang olahraga rekreasi hadir di berbagai kampus universitas di seluruh dunia.
Akan tetapi, dalam beberapa hal, terdapat perbedaan nuansa, terutama dalam
volume cakupan programnya, termasuk tingkat keseriusan pengelolaannya
(Danylchuk, 2007).
Dengan tanggung jawab untuk mendidik “manusia utuh” yang terletak
pada pundak seluruh pengelola perguruan tinggi, nampaknya program olahraga
dan rekreasi akan terus memainkan peranannya yang sangat strategis dalam sistem
pendidikan tinggi di negara-negara maju. Beberapa studi yang dilaksanakan untuk
melihat nilai olahraga rekreasi di universitas dan akademi telah
mendokumentasikan fakta yang cukup mengejutkan. Studi yang dilakukan
NIRSA (National Intramural-Recreational Sports Association) di AS pada tahun
2002, mengindikasikan bahwa berpartisipasi dalam program dan
aktivitas recreational sports berkorelasi positif dengan rasa puas dan keberhasilan
dari seluruh pengalaman pendidikan di perguruan tinggi. Artinya, studi ini
mengukuhkan penelitian terbatas sebelumnya bahwa berpartisipasi dalam
olahraga rekreasi di kampus merupakan kunci penentu dalam hal kepuasan dan
keberhasilan mahasiswa (Ryan, 1990).
Sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian, olahraga sudah
digunakan dalam memfasilitasi dan mengembangkan siswa sekian dekade
lamanya. Terutama, ia banyak digunakan sebagai langkah terapi untuk membantu
menyingkirkan stress, memperkuat kesehatan dan meningkatkan performa
akademik untuk siswa (Larkins, 2006).
Sebagaimana banyak diklaim oleh beberapa negara, olahraga telah diakui
sebagai wahana pembelajaran untuk nilai-nilai berjangka panjang. Betapa
pentingnya bahwa setiap orang harus mempunyai kesempatan yang setara untuk
secara berkelanjutan membangun dan mengembangkan nilai-nilai pribadi dalam
kehidupannya melalui partisipasi dalam olahraga. Aktivitas olahraga telah
menyediakan kesempatan bagi warganya untuk mengalami bersama keterlibatan
sosial, kependidikan, fisikal, dan moral. Di samping itu, individu dapat
mengalami kesetaraan, kebebasan, disiplin, kekuatan mental, kesabaran, daya

12
juang, serta sportivitas melalui olahraga. Dalam pengembangan bidang akademik,
diyakini secara penuh bahwa olahraga dan aktivitas jasmani merupakan bagian
dari pengembangan akademik, seperti motto klasik yang diungkap John Locke,
“a sound mind in a sound body”. Oleh karenanya, memanfaatkan olahraga untuk
mengembangkan manusia secara akademik telah dijadikan resep utama di banyak
negara (Abdin, 2007).
Dengan pernyataan demikian, dapat disimpulkan pentingnya manfaat
olahraga dan rekreasi ini untuk anak-anak, karena sifatnya sangat krusial bagi
perkembangan fisikal, sosial, gerak dan emosional. Masih dalam kaitan ini,
Offord, Hanna dan Hoult (1992) menyatakan bahwa anak-anak yang tertinggal
dalam hal perkembangan fisikal dan geraknya akan mengalami kesulitan mengejar
ketertinggalan tersebut di masa-masa berikutnya.
Demikian juga dalam hal manfaat sosial dari olahraga dan rekreasi, yang
amat mungkin dialami oleh para mahasiswa selama masa studinya di perguruan
tinggi. Penelitian yang relevan memang masih jarang untuk melihat dampak dari
tidak adanya pengalaman berolahraga dan rekreasi pada populasi tertentu. Tetapi
banyak sekali alasan untuk menduga bahwa mahasiswa akan sangat teruntungkan
oleh partisipasinya dalam kegiatan olahraga di lingkungan kampus. Hubungan
antara olahraga dan rekreasi dengan keterlibatan sosial menjadi sangat penting
untuk diperhitungkan. Ross dan Roberts (1999) menyatakan: Participation in
recreational activities can contribute to an improved level of quality of life.
Participating in sports, joining clubs or groups, and taking music, dance or art
lessons are examples of ways in which young people can participate in their
community, learn new skills, and socialize beyond their family boundaries.
Beberapa pihak memandang penting tentang apa yang dapat dilakukan
oleh olahraga. Olahraga dapat dan memiliki potensi yang besar untuk membawa
orang-orang ‘bersama’, membantu kesatuan, pengertian, toleransi dan rasa cinta di
antara pihak-pihak yang konflik (Abdin, 2007). Baron Pierre de Coubertin
melahirkan gagasan Olimpiade Modern ke dalam kehidupan kita karena beliau
menghendaki hubungan antar manusia yang lebih baik dengan orang datang
bersama ke satu tempat. Beliau benar-benar menyadari bahwa aktivitas
keolahragaan tidak hanya menunjang dan mendukung penyembuhan fisikal dan

13
emosional, tetapi dapat juga memberdayakan manusia menjadi penganjur
perdamaian (www.olympic.org).

KESIMPULAN
Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu
senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi
kepuasan atau kesenangan. Tujuan olahraga rekreasi sebagai pengisi waktu luang,
pelepas lelah, kebosanan dan kepenatan, sebagai kegiatan pengganti/pelengkap,
sebagai pemenuh fungsi sosial, untuk memperoleh kesegaran jasmani dengan
olahraga yang menyenangkan, memperoleh kesenangan dengan cara berolahraga,
memperkenalkan olahraga bahwa olahraga itu menyenangkan.
Undang-Undang Republik Indonesia No.3 Tahun 2005 pasal 17, ruang
lingkup olahraga meliputi olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, olahraga
prestasi. Terdapat ciri-ciri atau karakteristik tertentu bahwa suatu kegiatan dapat
dikatakan sebagai rekreasi, karakteristik rekreasi tersebut adalah: (a) suatu
aktivitas yang melibatkan fisik, mental/emosional dan sosial, (b) Dapat
membangkitkan rasa gembira, senang, dan puas bagi pelaku. (c) rekreasi
dilakukan karena terdorong oleh keinginan atau motif dimana motif tersebut
sekaligus menentukan bentuk dan macam aktivitas yang dikehendaki, (d) rekreasi
hanya dilakukan pada waktu luang, (e) rekreasi dilakukan secara sunguh-sunguh,
mempunyai maksud dan tujuan tertentu, (f) rekreasi dilakukan dengan bebas dari
segala macam paksaan, bebas dengan pengertian dalam batas norma, nilai dan
peraturan yang berlaku di masyarakat, (g) rekreasi bersifat fleksibel, ini berarti
bahwa rekreasi tidak dibatasi oleh tempat, macam kegiatan, dan dapat dilakukan
dimana saja sesuai dengan kegiatan yang dilakukan baik perorangan maupun
kelompok, (h) rekreasi bersifat universal artinya dapat dilakukan semua orang,
dan (i) rekreasi mempunyai manfaat yang positif.
Dalam kehidupan, rekreasi berperan mengembangkan rasa menghargai
dan mencintai lingkungan serta melestarikannya, membantu mengembangkan
secara positif tingkah laku serta hubungan sosial kepada individu, mendidik
seseorang untuk dapat mengisi waktu luangnya dengan kegiatan positif dalam arti,
tidak merugikan dirinya sendiri, orang lain, atau lingkungan/alam dan

14
mengembangkan budaya hidup sehat, baik untuk pribadi maupun untuk orang lain
dan atau lingkungan alamnya.
Olahraga memainkan peranan yang amat penting dalam perkembangan
hidup manusia. Diyakini oleh para ahli, olahraga bermakna amat berharga sebagai
wahana terbaik untuk membangun kebugaran dan kesehatan, disiplin, kesehatan
moral dan emosional, serta berbagai life skills. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa faktor-faktor individual seperti keterampilan, nilai, dan perilaku serta gaya
hidup terkait langsung dengan banyak permasalahan remaja dan pemuda, seperti
kriminal, kekerasan, serta penyalahgunaan obat-obatan. Dalam kaitan lain, sering
juga dinyatakan bahwa tidak ada aktivitas lain yang dapat menciptakan
keterampilan dan nilai-nilai yang penting untuk menjadi orang yang bertanggung
jawab kecuali olahraga (Collingwood, 1997).
Di satu sisi, banyak sekolah dan universitas yang memanfaatkan olahraga
untuk mengembangkan kemampuan akademik untuk para siswa dan
mahasiswanya. Meskipun sebagian menyatakan hubungan olahraga terhadap
kemampuan akademik bersifat langsung, ada juga yang mengajukan asumsi
hubungan tak langsung. Maksudnya, olahraga meningkatkan kesehatan, yang akan
meningkatkan kualitas cara hidup, yang pada gilirannya meningkatkan
kemampuan siswa atau mahasiswa untuk belajar secara akademik dan secara
sehat. Sedangkan di pihak lain, pengembangan olahraga merupakan satu cara
untuk meningkatkan proses dan hasil yang lebih sistematis dan efektif dalam
pengembangan mahluk hidup.
Dengan pernyataan demikian, dapat disimpulkan pentingnya manfaat
olahraga dan rekreasi ini untuk anak-anak, karena sifatnya sangat krusial bagi
perkembangan fisikal, sosial, gerak dan emosional. Masih dalam kaitan ini,
Offord, Hanna dan Hoult (1992) menyatakan bahwa anak-anak yang tertinggal
dalam hal perkembangan fisikal dan geraknya akan mengalami kesulitan mengejar
ketertinggalan tersebut di masa-masa berikutnya.
Demikian juga dalam hal manfaat sosial dari olahraga dan rekreasi, yang
amat mungkin dialami oleh para mahasiswa selama masa studinya di perguruan
tinggi. Penelitian yang relevan memang masih jarang untuk melihat dampak dari
tidak adanya pengalaman berolahraga dan rekreasi pada populasi tertentu. Tetapi

15
banyak sekali alasan untuk menduga bahwa mahasiswa akan sangat teruntungkan
oleh partisipasinya dalam kegiatan olahraga di lingkungan kampus. Hubungan
antara olahraga dan rekreasi dengan keterlibatan sosial menjadi sangat penting
untuk diperhitungkan.

Daftar Pustaka

Abdin, Shamsel, D. Z., 2007. Contribution of World Sports Events to Global


Conflict Healing. Proceeding 2007 FISU Conference. Bangkok. (26-30).

Alwi, Hasan. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Baud-Bovy, Manuel & Fred Lawson. 1997. Tourism and Recreation


Development: A Handbook of Physical Planning. Modul 6 Pendidikan
Olahraga. Great Britain: The Architectural Press Ltd.

Danylchuk, K., 2007. Leisure Sport And Sport Entertainment In The University.
Proceeding 2007 FISU Conference. Bangkok. (48-58).

DPRRI dan Presiden RI. 2013. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Indonesia

Edward, L Walker. 1973. Condotioning And Instrumental Learning. (Alih


Bahasa: Tim Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia), Yayasan
Penerbit UI. Jakarta.

Haag, Herbert, 1994. “Sport Science Studies” Theretical Foundation of Sport


Science As a Scientific Discipline. Contribution to a Philosophy (meta-
theory) of Sport Science. Printed in Germany.

Haryono, Wing. 1998. Parawisata Rekreasi dan Entertaiment. Bandung: Ilmu


Publishr.

Kusmaedi, Nurlan. 2002. Olahraga Rekreasi Dan Olahraga Tradisional.


Bandung: FPOK UPI.
Lutan, Rusli. 2002. Olahraga dan Etika Fair Play. Jakarta: Direktorat
Pemberdayaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Olahraga. Direktorat
Jenderal Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional.

Larkins, Frank P. 2006. University Sport: An Investment I Global Stability-An


Australian Experience. World University Presidents Summit, Bangkok,
Thailand, 19-22 July 2006.

Ma’mun, Amung. 2012. Pengembangan Pola Pembinaan Olahraga Di


Perguruan Tinggi. Artikel. FPOK UPI.

16
Murni, M., Dan Saputra, Y. M. 2000. Pendidikan Rekreasi. Jakarta: Depdikbud

Mutohir, Toho Cholik. 2002. Gagasan-Gagasan Tentang Pendidikan Jasmani


dan Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.

Offord, D., E. Hanna & L. Hoult. 1992. Recreation And Development Of Children
And Youth: A Discussion Paper. Prepared For The Ontario Ministry Of
Tourism And Recreation.

Ross, D. & P. Roberts. 1999. Income And Child Well-Being: A New Perspective
On The Poverty Debate. Ottawa: Canadian Council on Social
Development.

Ryan, F. J. 1990. Influences Of Intercollegiate Athletic Participation On The


Psychosocial Development Of College Students. UMI Dissertation
Services: University of California, Los Angeles.

Siedentop, D, 1990. Introduction To Physical Education, Fitnass, And Sport.


Mountain View, CA., Mayfield Publishing Company.

Syaifuddin. 1990. Belajar Aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP. Jakarta:
Grasindo.

Santosa, Y.S. Giriwijoyo. 1991. Manusia dan Olahraga. ITB dan FPOK IKIP
Bandung.

Watson, A.S. 1992. Children In Sports, dalam Textbook Of Science And Medicine
In Sport. Edited By J. Bloomfield, P.A. Fricker And K.D. Fitch:
Balckwell Scientific.

Widiastuti, Amellya Riza. 2015. Manajemen Federasi Olahraga Rekreasi


Masyarakat Indonesia (FORMI) Kota Semarang Tahun 2015. Semarang:
pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Wing, Haryono. 1978. Pariwisata Rekreasi dan Entertainment. Ilmu Publishers:


Bandung Perdana.

_______2017. Peranan Olahraga Rekreasi dalam Membentuk Karakter. Online at


https://kurdisport.wordpress.com/2013/01/29/peranan-olahraga-rekreasi-
dalam-membentuk-karakter/. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017.

_______2017.  Olahraga Rekreasi. Online at


http://ardhityaeintrekreasior.blogspot.co.id/. Diakses pada tanggal
1 Agustus 2017.

17
_______2017.  Rekreasi Olahraga. Online at
https://ayinosa31.wordpress.com/2010/03/29/rekreasi-olahraga/. Diakses
pada tanggal 1 Agustus 2017.

_______2017. Peran Olahraga Rekreasi Sebagai Media. Online at


http://airahmattillah.blogspot.co.id/2016/03/peran-olahraga-rekreasi-
sebagai-media.html. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017.

http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_3_5_9_4.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/2063/2/2TA11990.pdf

www.wikipedia.com

www.sportsbussinessjournal,com

www.olympic.org

18

Anda mungkin juga menyukai