Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FILSAFAT PENJAS DAN OLAHRAGA

DOSEN PEMBIMBING

Dr. M. RachmatKasmad, M.Pd

DISUSUN OLEH

Achmad Adriansyah

(210301552013)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PRODI PJKR (L)


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

Latar belakang

Rumusan masalah

Tujuan dan manfaat

BAB II

Isi

BAB III

Kesimpulan

Saran

Daftar pustaka
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Pare pare, 6 Desember 2023

Achmad Adriansyah
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya, makna alam dan
tujuan hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan di
dalam diri tersebut. Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau
membantu orang lain, filsafat digunakan sebagai pedoman dalam memberi
makna hidup

1.2 Rumusan masalah


 Apa pengertian dari ilmu filsafat?
 Apa tugas utama seorang yg mempelajari filsafat penjas?
 Apa tujuan dari filsafat penjas?

1.3 Tujuan dan manfaat


Filsafat olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang
berkenaan dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga
dan hakikat olahraga pasif atau penghayata terhadap pergelaran
olahraga” (Edward wiecrozek, Problem of sport, medicine, and sport
training an coaching).
BAB II

ISI

A. Pengertian Filsafat Penjas Dan Olahraga


Pendidikan jasmani adalah salah mata pelajaran di sekolah yang
merupakan media pendorong perkembangan keterampilan motorik,
kemampuan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas, pembiasaan pola hidup
sehat dan pembentukan karakter (mental, emosional, spiritual dan sosial)
dalam rangka mencapai tujuan sistem pendidikan Nasional. Pada
pokoknya ada 5 (lima) aliran filsafat yang telah berkembang dan
mempengaruhi pendidikan jasmani (Cholik, dan Lutan, 1997), yaitu:
idealisms, realisme, pragmatisme, naturalisme, dan eksistensialisme.

Filsafat olahraga adalah cabang dari ilmu filsafat yang berupaya


menganalisa konsep akan olahraga sebagai kegiatan manusia. Beberapa isu
yang dibahas dalam filsafat olahraga di antaranya dari aspek metafisika,
filsafat etika dan moral, filsafat hukum, filsafat politik, dan estetika.
Menjelaskan makna, hakikat, pentingnya, dan nilai dari pendidikan
jasmani. Menghasilkan perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani.
Memberikan tuntunan bagi tindakan seseorang. Memberikan arah bagi
profesi pendidikan jasmani.

Filsafat dalam Pendidikan Jasmani


Memberikan tuntunan bagi tindakan seseorang. Memberikan arah bagi
profesi pendidikan jasmani. Membantu mempererat hubungan antara
anggota profesi. Menjelaskan hubungan antara pendidikan jasmani dengan
pendidikan umum.

Ciri dari pendidikan jasmani adalah belajar melalui pengalaman gerak


untuk mencapai tujuan pengajaran melalui pelaksanaan, aktivitas jasmani,
bermain dan olahraga. Melalui pendidikan jasmani, seseorang memiliki
kesempatan untuk belajar keterampilan gerak dan menampilkannya secara
efisien untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari dan kegiatan di waktu luang.
Siswa dapat mengembangkan dan memelihara fungsi fisiologisnya melalui
berbagai macam aktivitas jasmani.

Bagaimana hubungan antara filsafat pendidikan jasmani dan olahraga?


Sebagai salah satu contoh yaitu, dengan Filsafat maka dapat membantu
menganalisis prinsip-prinsip pendidikan jasmani dan olahraga beserta
implikasinya terhadap pengajaran dan pelatihan.

Mengapa pendidikan jasmani dan olahraga perlu landasan filsafat? Oleh


karena itu, seseorang yang berkecimpung dalam pendidikan jasmani perlu
memahami filsafat pendidikan jasmani, sebab akan menentukan pikiran
dan mengarahkan tindakannya dalam upaya mencapai tujuan pendidikan
jasmani. Berolahraga memperkuat otot sehingga meningkatkan
kemampuan otot untuk menghasilkan oksigen di dalam sirkulasi darah.
Dengan cara ini, jantung bekerja lebih efisien untuk memompa darah ke
seluruh tubuh. Dengan berolahraga, Anda tentu saja akan membakar
kalori. Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan secara benar,
maka akan menghasilkan generasi muda yang memiliki daya juang yang
tinggi, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, dan aspek-aspek karakter
positif yang muncul.Sebab berolahraga secara rutin sangat dianjurkan oleh
para ahli kesehatan, hal ini dikarenakan dengan berolahraga dapat
membantu menurunkan risiko terjangkit beberapa jenis penyakit
berbahaya seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, osteoporosis, maupun
berbagai jenis penyakit berbahaya lainnya. Kurang melakukan aktivitas
fisik akibatnya bisa ditebak, yakni menyebabkan kualitas fisik yang rendah
sehingga mudah lelah dalam beraktivitas, mudah sakit, pegal-pegal hingga
menjadi kurang produktif.

B. Apa, mengapa dan bagaimana olahraga


Apa itu yang dimaksud dengan olahraga? Menurut wikipedia, arti
olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya
secara jasmani tetapi juga rohani (misalkan catur).

Kenapa kita berolahraga jelaskan? Berolahraga memperkuat otot sehingga


meningkatkan kemampuan otot untuk menghasilkan oksigen di dalam
sirkulasi darah. Dengan cara ini, jantung bekerja lebih efisien untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Dengan berolahraga, Anda tentu saja
akan membakar kalori.

Jelaskan menurut kalian olahraga itu bagaimana? Jadi olahraga adalah


suatu bentuk pendidikan individu dan masyarakat yang mengutamakan
gerakan-gerakan jasmani yang dilakukan secara sadar dan sistematis
menuju suatu kualitas yang lebih tinggi.

C. Permainan dan olahraga


Olahraga permainan adalah jenis olahraga yang biasanya dilakukan
secara beregu atau tim (lebih dari satu orang), sehingga dibutuhkan
kerjasama yang baik antarpemain dalam sebuah tim.

Perbedaan olahraga dan permainan, Di mana olahraga hanya berkaitan


dengan keterampilan dan kinerja individu, sedangkan permainan
melibatkan lebih dari satu orang. Dengan demikian, perbedaan antara
olahraga dan permainan adalah olahraga hanya berkaitan dengan
keterampilan dan kinerja individu, sedangkan permainan melibatkan lebih
dari satu orang. Kata tersebut memiliki arti ‘untuk menghibur diri’ atau
‘untuk menyenangkan diri’. Ini juga yang merupakan konsep utama
olahraga, yaitu untuk bermain. Berdasarkan pengertian di atas, bermain
game bisa saja digolongkan menjadi olahraga.rujuan dari permainan
olahraga adalah Menguatkan otot. Melatih kelenturan tubuh. Melatih
koordinasi dan keseimbangan tubuh. Mengendalikan berat badan.

Apakah permainan termasuk olahraga?


Kata tersebut memiliki arti ‘untuk menghibur diri’ atau ‘untuk
menyenangkan diri’. Ini juga yang merupakan konsep utama olahraga,
yaitu untuk bermain. Berdasarkan pengertian di atas, bermain game bisa
saja digolongkan menjadi olahraga.

Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa eSports adalah electronic sport


atau olahraga elektronik yang merupakan bidang olahraga yang
menggunakan game sebagai alat permainan. Sama halnya dengan bidang
olahraga lain, eSports juga menggunakan strategi dan taktik untuk
mencapai kemenangan
Macam-Macam Olahraga Permainan
1. Sepak Bola. Ilustrasi Sepak Bola)
2. Bulu Tangkis. Ilustrasi Bulu tangkis
3. Bola Basket. Ilustrasi Bola Basket
4. Bola Voli. Ilustrasi Voli
5. Tenis. Ilustrasi Tenis

D. Olahraga di masyarakat
Olahraga Masyarakat adalah Olahraga yang dilakukan oleh Masyarakat
berdasarkan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat yang
dilakukan secara terus-menerus untuk kesehatan, kebugaran, dan
kegembiraan.

Dampak Olahraga pada Masyarakat Olahraga adalah bagian dari


kehidupan yang dinikmati oleh miliaran orang di seluruh dunia. Sebagian
besar berita olahraga adalah berita halaman depan dengan liputan besar di
media utama termasuk TV, radio, dan cetak. Sifat global olahraga dan
komersialisasi itu telah menyebabkan komersialisasi olahraga itu sendiri.
Olahraga bukan lagi tentang kompetisi tetapi persaingan untuk ruang TV,
sponsor, dan posisi terdepan dalam peringkat. Saat ini olahraga bisa
menjadi bisnis yang menghasilkan uang. Olahraga mempengaruhi
masyarakat dalam banyak hal sehingga tidak mengherankan bahwa ada
perubahan sistematis yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kondisi
olahraga dan memberikan cerminan yang lebih baik dari masyarakat pada
umumnya. Olahraga mempengaruhi perilaku baik secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung mendorong perilaku kompetitif dan
bersahabat seperti memperlakukan olahraga dengan serius dan
berpartisipasi di setiap level. Secara tidak langsung dapat mendorong
perilaku destruktif dan tidak sosial melalui mendorong persaingan yang
tidak pantas, isolasi sosial dan stereotip negatif.

Olahraga mempengaruhi sikap dan karakter penonton dan pemain terhadap


otoritas dan media. Ini termasuk sikap dan perilaku para pahlawan
olahraga dan selebritas. Kekerasan pemuda dan masalah sosial terkait
dengan orang-orang yang melihat olahraga secara kritis. Media massa
olahraga seperti tabloid dan majalah gosip juga berpengaruh dalam
mempromosikan stereotip dan menyebarkan pesan berbahaya yang
mempengaruhi khalayak muda. Kesenjangan dalam pemahaman dan
komunikasi antara penonton dan atlet menciptakan kesenjangan dalam
pengetahuan olahraga dan menyebabkan pengucilan beberapa bagian dari
populasi yang mungkin menerima olahraga. Oleh karena itu, olahraga
memiliki potensi untuk menciptakan dan membentuk masalah sosial.

Olahraga mempengaruhi norma-norma sosial karena menciptakan citra


pemain atau tim. Gambar dalam olahraga diciptakan untuk memuaskan
keinginan penonton dan mewakili tim. Pemain dan tim dinilai berdasarkan
kemampuan mereka untuk tampil, di mana mereka ditempatkan relatif
terhadap tim lain dan apakah mereka memenuhi harapan pendukung dan
penggemar mereka. Gambar di media karena itu menggambarkan nilai-
nilai dan sikap dalam olahraga.

Media juga memainkan peran kunci dalam menciptakan dan membentuk


sikap penonton terhadap olahraga dan isu-isu kontroversial lainnya.
Penggambaran negatif atlet dalam olahraga terus diperkuat oleh media
sehingga banyak orang yang mengambil sikap antagonis. Negatif yang
meningkat berdampak negatif pada kinerja atlet. Efek ini diperkuat oleh
fakta bahwa olahraga menarik lebih sedikit penonton daripada kebanyakan
film dokumenter dan cerita politik. Selain itu, terbatasnya distribusi slot
televisi dan radio untuk berita olahraga topikal memicu negativitas berita
olahraga.
Olahraga mempengaruhi sikap dan perilaku pemain dan penonton melalui
pengaruhnya terhadap sikap dan sosialisasi. Ketika atlet unggul dalam
olahraga mereka, mereka dirayakan di media. Liputan acara olahraga
menginspirasi pengikutnya untuk menekuni olahraga sebagai karier.
Kemenangan akan memicu impian menjadi superstar dan mendapatkan
pengikut. Demikian pula, kekalahan menyebabkan perasaan gagal dan
putus asa, dan banyak atlet menjadi anti-sosial dan tidak bertanggung
jawab untuk mendukung tim mereka dan mempromosikan tujuannya.

Televisi dan radio memainkan peran penting sebagai pengaruh utama


olahraga di masyarakat. Di AS, media massa memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap olahraga dan para atlet yang terkait dengannya.
Hampir semua acara olahraga besar dipromosikan oleh media nasional.
Cerita olahraga diliput oleh berbagai media dan pendengar mendengarkan
atau menonton cerita beberapa kali selama seminggu. Pemberitaan
olahraga oleh media mendorong olahraga ke garis depan kesadaran publik
dan mendorong partisipasi penonton, investasi, dan partisipasi penonton.
Olahraga juga mempengaruhi masyarakat dalam hal tingkat kompetisi
atletik. Banyak kemenangan medali Olimpiade profil tinggi telah
meningkatkan profil olahraga di benak masyarakat umum. Saat obor
Olimpiade dibawa ke seluruh dunia, semangat permainan mengilhami
jutaan orang untuk ambil bagian dalam acara olahraga semacam itu.
Meningkatnya tingkat minat dan partisipasi dalam olahraga di negara-
negara tuan rumah Olimpiade memberikan manfaat finansial dan sosial
yang signifikan bagi negara tuan rumah acara tersebut. Oleh karena itu,
dampak fenomena olahraga global terhadap masyarakat sangat luas dan
tahan lama.

E. Peran Fenomenologi Tubuh Dalam Pengembangan Ilmu


Keolahragaan
Fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang tidak menggunakan
hipotesis atau dugaan sementara dalam proses analisisnya, meskipun
fenomenologi bisa pula menghasilkan sebuah hipotesis untuk diuji lebih
lanjut. Selain itu, fenomenologi tidak diawali dan tidak memiliki tujuan
untuk menguji teori melalui suatu hipotesis.
Apa saja teori fenomenologi?
Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:
 Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar.
Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan
pengalaman itu sendiri.
 Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan
seseorang. ...
 Bahasa merupakan kendaraan makna

Langkah-langkah penelitian fenomenologi:

 Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui


penelitian kualitatif.
 Analisis fenomena tersebut apakah cocok diungkap melalui
fenomenologi. ...
 Tentukan subjek yang diteliti dan konteks yang sesungguhnya.
 Pengumpulan data kelapangan.
 Pembuatan catatan, termasuk foto.

masalah yang diangkat dalam penelitian ini yang berjudul “Peran


Fenomenologi Tubuh dalam Perkembangan Ilmu Keolahragaan†adalah
tentang pengaruh dan peranan fenomenologi tubuh (dari Maurice Merleau-
Ponty) dalam perkembangan Ilmu Keolahragaan. Berdasarkan analisis
kritis terhadap data yang terkumpul, ekstensifikasi dan intensifikasi dalam
pengembangan Ilmu Keolahragaan berbasis fenomenologi tubuh
diproyeksikan dan dideskripsikan dalam konstruksi argumentasi ilmiah
yang sistematis. Konstruksi ini menunjukkan dua topik utama:
pertama, fenomenologi tubuh dapat menjadi alternatif paradigma Ilmu
Keolahragaan untuk melihat hubungan pikiran-tubuh, dengan penolakan
eksistensialnya terhadap dualisme Cartesian yang menganggap tubuh
sebagai mesin atau instrumen bagi jiwa. Kedua, masih terbatas pada
analisis tentatif, peran fenomenologi tubuh dalam pengembangan Ilmu
Keolahragaan memiliki argumentasi ilmiah paradigmatik yang terlihat
pada kemungkinan penerapannya yang mendeobjektifkan tubuh ke arah
apresiasi emansipatif: “my body is my self”.
Konsekuensi praktisnya, misalnya, bagi seorang atlet tubuh belum dilihat
sebagai instrumen yang dapat dieksploitasi dan dimanipulasi dengan cara
tertentu atas nama kepuasan jiwa, yaitu kemenangan, kekayaan, atau suatu
prestise, tetapi dalam dalam hal ini tubuh telah dilihat sebagai “diri”,
sebagai “subjek” yang memiliki “hak, kewajiban, dan keadaan” yang
setara dengan pikiran atau jiwa.

F. Filsafat penjas dan olahraga


Filsafat olahraga yaitu menyelediki hakikat olahraga aktif yang berkenaan
dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga dan hakikat
olahraga pasif atau penghayata terhadap pergelaran olahraga” (Edward
wiecrozek , Problem of sport, medicine, and sport training an coaching ).
Dalam kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga yang dimaksud
permasalah tersebut adalah yang berkenaan dengan dunia pendidikan
jasmani dan olahraga. Penerapan filsafat pada pendidikan jasmani dan
olahraga merupkan suatu hal yang vital. “Dengan nilai filosofis yang
meyakini kebenarannya, fakta fakta dimaksud untuk melahirkan dasar
dasar yang akan dipakai sebagai acuan atau pedoman dalam
mengembangkan dan menjalankan program pendidikan jasmani dan
olahraga”. Artinya dalam proses berpikir (filosofis) dapat memunculkan
pemikiran baru sebagai acuan atau pedoman dalam menjalankan dan
menyelesaikan masalah yang muncul dalam program pendidikan jasmani
dan olahraga.

Filsafat Pendidikan jasmani dan olahraga sering kali berubah-ubah karena


dipengaruhi oleh beberapa aliran filsafat pendidikan seperti filsafat
idealisme, realisme, pragmatisme, naturalisme, dan eksistensialisme, untuk
itu pengiklan (calon penjual) fleksibel dalam memandang dan menanggapi
aliran filsafat tersebut manakala diterapkan di bidang pendidikan.
Pelaksanaan Pedidikan jasmani dan olahraga pada filsafat tradisional
cenderung bersifat “ Berpusat pada Guru ” sedangkan pelaksanaan
Pendidikan jasmani dan olahraga pada filsafat modern cenderung bersifat “
Berpusat pada Siswa
Berikut ini aliran filsafat dan perbedaan filsafat modern dengan filsafat
tradisional dalam pendidikan jasmani dan olahraga.
 Idealisme (pemipemikira
 penjas tidak hanya melibatkan fisik tetapi pikiran, b) aktivitas
kesegaran jasmani memberi kontribusi terhadap kepribadian,
 penjas merupakan pusat berbagai gkepribadi
 guru harus menjadi teladan bagi siswa,
 pendidikan ditujukan untuk kehidupan

Fungsi Filsafat Olahraga Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai,


tujuan, arah dan menuntun pada jalan jalan baru. Filsafat tidak ada artinya sama
sekali jika tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya. Filsafat dalam
pendidikan jasmani dan olahraga merupakan hal yang sangat penting karenan
bermanfaat dalam program pengembangan dan akan mempengaruhi tindakan
sehari-hari. Berikut aplikasi filsafat dalam pendidikan jasmani dan olahraga;
1) Dengan filsafat, makna hakikat pendidikan jasmani dan olahraga dapat
terjelaskan, hal ini memudahkan pelaku pendidikan jasmani dan lahraga dapat
merumuskan arti, fungsi, dan tujuan dari pendidikan jasmani dan olahraga,
sehingga dapat mengurangi tindakan tindakan yang menyimpang dari makna
hakikat tersebut.

2) Dengan filsafat, bidang kajian pendidikan jasmani dan olahraga dapat


menjelaskan Hal itu membantu guru dalam menyusun serangkaian materi dan
kegiatan pembelajaran/pelatihan yang relevan, dan menghindari adanya tumpang
tindih cakupan dengan bidang ilmu lain.

3) Dengan filsafat, pelaku pendidikan jasmani dan olahraga memiliki daya pikir,
sikap, dan tindak yang benar dalam menghadapi suatu persoalan. Melalui filsafat
maka seseorang akan mampu melihat hidup sebagai pedoman hidup memberikan
semacam panduan jalan yang harus dilalui oleh seseorang sehingga ia dapat
melihat hidup itu menjadi bermakna.

4) Dengan berpikir secara filsafat maka pelaku pendidikan jasmani dan olahraga
dapat memecahkan persoalan-persoalan hidup yang dihadapi. Filsafat sebagai
pandangan hidup dapat digunakan oleh guru/pelatih untuk memecahkan masalah-
masalah kehidupan yang ada di sekitar dirinya.

5) Dengan berpikir secara filosofis, guru dan pelatih dengan bantuan logika tidak
mudah untuk tertipu dengan pernyataan-pernyataan retoris yang menyesatkan.

6) Dengan berpikir secara filosofis maka guru dan pelatih mampu menghargai
pendapat dan pemikiran orang lain, baik yang memiliki kesepakatan maupun
perbedaan dengan dirinya. Pikir filsafat berarti berpikir demokrasi. Ini berarti
bahwa dalam berpikir filsafat, orang berpikir untuk menghargai pendapat atau
pemikiran orang yang berbeda dengan dirinya. Orang yang memiliki kemampuan
berfilsafat yang tinggi akan menghargai kebenaran berpikir yang diyakini oleh
orang lain seperti juga ia menghargai kebenaran berpikir yang diyakininya sendiri.
Sehingga proses berpikir (filosofis) dapat memunculkan pemikiran baru sebagai
acuan atau pedoman dalam menjalankan dan menyelesaikan masalah masalah
yang muncul dalam program pendidikan jasmani dan olahraga.
BAB III

KESIMPULAN

Filsafat olahraga adalah cabang dari ilmu filsafat yang berupaya


menganalisa konsep akan olahraga sebagai kegiatan manusia. Beberapa isu
yang dibahas dalam filsafat olahraga di antaranya dari aspek metafisika,
filsafat etika dan moral, filsafat hukum, filsafat politik, dan
estetika.Filsafat olahraga yaitu menyelidiki hakikat olahraga aktif yang
berkenaan dengan seluk beluk gerak yang dilakukan dalam olahraga dan
hakikat olahraga pasif atau penghayata terhadap pergelaran olahraga.
Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak
seperti apa adanya. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita
sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita
bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar. Filsafat membuat kita
lebih kritis. Oleh karena itu, seseorang yang berkecimpung dalam
pendidikan jasmani perlu memahami filsafat pendidikan jasmani, sebab
akan menentukan pikiran dan mengarahkan tindakannya dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan jasmani.
SARAN

Dari beberapa hal di atas saya berpendapat bahwa Pendidikan Jasmani dapat
berdampingan sejajar dengan Olahraga, dimana saya memandang dari beberapa
aspek seperti halnya: Pendidikan jasmani yang benar dan olahraga yang benar
akan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara
keseluruhan Hal myata yang diperoleh dalam pendidikan jasmani dan olahraga
adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisk, mental, emosi sosial dan
moral Saya percaya bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan wahana
yang paling tepat untuk membentuk manusia seutuhnya”.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadadriansyah990@gmail.com/085156920283/chrome

Anda mungkin juga menyukai