PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mencintai tubuh kita. Santoso Giriwijoyo, Y.S. & Dikdik Zafar Sidik (2012:
kualitas hidup).
zaman modern saat ini dapat dilihat dari terprogram atau tidaknya aktivitas
serta terukur atau tidaknya aktivitas itu sendiri. Seperti yang kita ketahui,
belaka dan ada pula seseorang yang bermain sepakbola merupakan suatu
kewajiban demi prestasi yang ingin dicapai atau dengan kata lain orang
olahragawan, namun belum tentu bisa disebut sebagai atlet. Atlet sendiri
berasal dari bahasa Yunani, dari kata Athlos yang berarti kontes. Atlet adalah
1
orang yang ikut serta dalam. Jadi seseorang bisa dikatakan seorang atlet jika
orang tersebut telah ikut suatu kompetisi olah raga yang kompetitif dalam
suatu turnamen.
Atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-
ataupun kinerja atlet itu sendiri. Performa atlet merupakan salah satu penentu
jasmaninya dengan latihan. Djoko Pekik Irianto, dkk (2009: 1), menyatakan
hasil latihan yang maksimal maka diperlukan proses yang sistematis untuk
Dari berbagai penjelasan di atas, maka penulis dalam makalah ini akan
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan
2
3. Bagaimanakah olahraga yang ditujukan untuk performa atlet?
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Olahraga
dasar lainnya. Olahraga sangat terkait dengan “gerak”. Olahraga sendiri juga
tubuh agar sehat, kuat, atau produktif. Husdarta, J.S. (2011: 145),
Giriwijoyo, Y.S. dan Dikdik Zafar Sidik (2012: 18), menyatakan bahwa
olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
olahraga dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa olahraga
4
merupakan serangkaian manipulasi gerak raga yang teratur dan terencana
merupakan unsur intern dari kegiatan olahraga. Menurut Husdarta, J.S. (2011:
137), olahraga selalu menampakkan diri dalam wujud nyata kehadiran fisik,
peragaan diri secara sadar, dan bertujuan, disertai dengan penggunaan alat-alat
kongkrit, seperti bola, raket, dan lain-lain. Selain itu setiap bentuk permainan
sejati dalam olahraga terdiri atas kegiatan yang lebih menekankan aspek gerak,
Giriwijoyo, Y.S. & Dikdik Zafar Sidik (2012: 235), sasaran tersebut adalah:
kecil dengan ujung jari kaki, dan semua gerakan-gerakan halus yang
5
2. Meningkatkan kemampuan otot untuk dapat meningkatkan kemampuan
geraknya lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan beban ringan yang mudah
didapat misalnya batu atau sebotol air minum kemasan, latihan push up
dorongan pada manusia yang juga terkait dengan factor social dan budaya,
keterampilan itu akan dikuasai melalui proses belajar mengajar yang berarti
aktifitas yang dipelajari itu hanya dikuasai sampai taraf memadai bila terjalin
suasana hubungan social, ada unsur pendidik atau Pembina yang lebih
baru, dalam olahraga juga terkadang nilai-nilai, mitos, acara ritual dan ideology
peranan yang diciptakan oleh sub kelompok sebuah masyarakat (Husdarta, J.S.,
2011: 137).
terdiri dari kombinasi 2 jenis aktivitas yaitu aktivitas yang bersifat aerobik dan
dan aktivitas yang bersifat anaerobik. Kegiatan atau jenis olahraga yang
6
bersifat ketahanan seperti jogging, marathon, triathlon dan juga bersepeda jarak
waktu singkat seperti angkat berat, push-up, sprint atau juga loncat jauh
terdapat jenis olahraga atau juga aktivitas latihan dengan satu komponen
aktivitas yang lebih dominan atau juga akan terdapat cabang olahraga yang
sehingga juga akan bergantung terhadap kerja optimal dari organ-organ tubuh
seperti jantung, paru-paru dan juga pembuluh darah untuk dapat mengangkut
yang cukup lama sepeti jalan kaki, bersepeda atau juga jogging. Aktivitas
energi secara cepat dalam waktu yang singkat namun tidak dapat dilakukan
secara kontinyu untuk durasi waktu yang lama. Aktivitas ini biasanya juga
olahraga yang memiliki aktivitas anaerobik dominan adalah lari cepat (sprint),
7
push-up, body building, gimnastik atau juga loncat jauh. Dalam beberapa jenis
olahraga beregu atau juga individual akan terdapat pula gerakan-gerakan atau
bola atau juga mengejar bola dengan cepat yang bersifat anaerobik. Oleh sebab
itu, maka beberapa cabang olahraga seperti sepakbola, bola basket atau juga
antara aktivitas aerobik dan anaerobik (M. Anwari Irawan, 2007: 1).
Olahraga pada dasanya tidak selalu mengacu pada maksud dan tujuan
eksternal seperti halnya semua bentuk permainan. Kegiatan itu diwarnai oleh
drama dari setiap gerak. Karena itu upaya untuk mempertahankan unsur
berikut:
1. Olahraga Pendidikan
8
2. Olahraga Rekreasi
kepuasan. Aktivitas rekreasi dibagi atas dua golongan besar, yaitu rekreasi
3. Olahraga Prestasi
tujuan untuk mencapai prestasi baik pada tingkat daerah, nasional, maupun
biasanya dikelola oleh tim medis dan hanya untuk kelompok tertentu seperti
9
penderita penyakit jantung koroner, penderita asma, penyembuhan setelah
B. Atlet
Atlet berasal dari bahasa Yunani , dari kata Athlos yang berarti kontes.
Atlet adalah orang yang ikut serta dalam suatu kegiatan kompetisi olahraga
kompetitif (Tendi Agus Nugroho, 2012: 1). Pengertian lain dari atlet (sering
pula dieja sebagai atlet; dari bahasa Yunani: athlos yang berarti "kontes") atlet
adalah orang yang ikut serta dalam suatu kompetisi olahraga kompetitif. Para
atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata.
Seringkali kata ini digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada peserta
atletik (Wikipedia, 2013: 1). Jadi seseorang bisa di katakan seorang atlet jika
orang tersebut telah ikut suatu kompetisi olah raga yang kompetitif dalam
suatu turname. Seseorang yang belum pernah mengikuti kompetisi olah raga
tertentu belum bisa di sebut seorang atlet meskipun orang tersebut telah
mendalami suatu cabang olah raga tertentu dalam waktu yang lama.
C. Performa
relevan dengan tujuan tertentu. Sehingga, terdapat dua asumsi umum tentang
10
pengertian sebagai bentuk prestasi yang dicapai individu berdasarkan target
kerja yang diembangnya atau tingkat pencapaian dari beban kerja yang telah
yang dinilai dari pencapaian secara totalitas tujuan sebuah organisasi dari
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi dari penjabaran visi dan misi
organisasi tersebut. Tetapi ada asumsi lain yang tidak terlalu umum digunakan
proses.
unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait dengan
produk atau pelayanan. Kinerja pada level proses ini dipengaruhi oleh
individu atau pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh tujuan
karakteristik individu.
11
D. Olahraga untuk Performa Atlet
berbagai hal, yaitu kemampuan yang dimiliki, psikologi atlet saat bertanding,
yang berbeda satu sama lain, tidak semua cabang olahraga menuntut
kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk
bersifat mendadak.
12
penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah, khususnya prinsip-
tanggapan langsung tubuh saat proses latihan yang bersifat sementara, meliputi
tubuh meningkat, keringat bertambah banyak, terasa mual dan sesak nafas.
yang terjadi dalam jangka waktu yang lama dan bersifat relative permanen,
Pekik Irianto, dkk, 2009: 6). Pernyataan ahli tersebut dapa ditarik kesimpulan
Keberhasilan dalam proses latihan sangat tergantung dari kualitas latihan yang
13
dan kemampuan pelatih serta olahragawan. Keduanya harus memiliki
yang terbaik. Pada atlet harus mempunyai kesiapan seperti factor fisik, teknik,
proses berlatih dan melatih (Sukadiyanto dan Dangsina Muluk, 2011: 3).
1. Sasaran Latihan
arah yang diacu oleh pelatih maupun atlet dalam menjalankan program
latihan. Diantaranya menurut Djoko Pekik Irianto, dkk ( 2009: 2), yaitu:
c. Faktor Teknik
gerakan.
e. Faktor Taktik
14
Siasat memenangkan pertandingan merupakan bagian dari tujuan latihan
f. Aspek Psikologis
g. Faktor Kesehatan
mempertahankannya.
h. Pencegahan Cedera
Cedera merupakan peristiwa yang paling ditakuti oleh atlet, untuk itu
Djoko Pekik Irianto, dkk (2009: 5), menyatakan bahwa pembinaan atlet
15
2. Prinsip Latihan
Pada prinsip kesiapan, materi dan dosis latihan harus disesuaikan dengan
sama.
b. Prinsip Individual
c. Keturunan
fisik, jenis otot, ukuran jantung dan paru, yang faktor tersebut sangat
latihan.
d. Kematangan
16
Tingkat kematangan olahragawan memiliki pengaruh besar terhadap
selain itu juga belum mampu merespons beban latihan yang lebih berat.
e. Gizi
latihan. Untuk itu, para pelatih perlu mengetahui cara menyusun menu
g. Tingkat Kebugaran
Latihan akan meningkatkan kebugaran secara drastis pada diri anak, bila
17
memerlukan waktu yang cukup lama dan variasi bentuk latihan yang
banyak. Anda yang tidak bugar akan mudah lelah dalam menerima beban
latihan, sehingga bila dalam keadaan lelah masih tetap melakukan latihan
h. Pengaruh Lingkungan
emosi) baik di rumah atau di sekolah sebaiknya tidak diberi beban latihan
yang berat, sebab akan menambah tingkat ketegangan pada diri anak.
Keadaan cuaca yang panas, dingin, dan polusi udara merupakan faktor
latihan.
untuk merespons beban latihan. Untuk itu, beban latihan yang diberikan
j. Motivasi
18
Olahragawan yang memiliki motivasi tinggi akan berlatih atau
bertanding dengan usaha yang keras dan mampu tampil lebih baik.
k. Prinsip Adaptasi
tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu ringan tidak
Agar terjadi proses adaptasi pada tubuh, maka diperlukan prinsip beban
yang khusus. Oleh karena setiap bentuk rangsang akan direspons secara
19
khusus pula oleh olahragawan, sehingga materi latihan harus dipilih
o. Prinsip Variasi
Dalam satu unit latihan atau satu pertemuan latihan selalu terdiri dari: (1)
suplemen untuk kebugaran otot dan kebugaran energy, dan (5) cooling
Prestasi olahraga tidak akan dapat dicapai ibarat orang menggigit cabai,
beban latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubuh secara mendadak, tetapi
serta kontinyu.
latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas
20
organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis.
Sebab proses adaptasi yang terdai sebagai hasil dari latihan akan
t. Prinsip Sistematik
3. Komponen Latihan
21
frekuensi, jumlah ulangan, pembebanan, irama melakukan, intensitas,
sebagai berikut:
a. Intensitas
1) 1 RM (Repetition Maximum)
4) Jarak Tempuh
22
melakukan aktivitas seperti sit-up, back-up, atau push-up sebanyak-
b. Volume
cara latihan itu: (1) diperberat, (2) diperlambat, (3) dipercepat, atau (4)
dilakukan dengan cara menghitung: (a) jumlah bobot pemberat per sesi,
(b) jumlah ulangan per sesi, (c) jumlah set per sesi, (d) jumlah
pembebanan per seri, (e) jumlah seri atau sirkuit persesi, dan (f) lama-
c. Recovery
Recovery adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar set atau
d. Interval
Interval adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar seri,
e. Repetisi (Ulangan)
Repetisi adalah jumlah ulangan yang dilakukan untuk setiap butir atau
item latihan. Dalam satu seri atau sirkuit biasanya terdapat beberapa butir
atau item latihan yang harus dilakukan dan setiap butirnya dilaksanakan
berkali-kali.
23
f. Set
Set dan repetisi memiliki pengertian yang sama, namun juga ada
perbedaannya. Set adalah jumlah ulangan untuk satu jenis butir latihan.
h. Durasi
rangsang (lamanya waktu latihan). Sebagai contoh dalam satu kali tatap
i. Densitas
(lamanya pembebanan).
j. Irama
k. Frekuensi
24
Sesi atau unit adalah jumlah materi program latihan yang disusun dan
melakukan kerja secara eksplosif. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa
25
c. Kekuatan Otot (Strength)
sewaktu bekerja.
d. Kelenturan (Flexibility)
persendian.
e. Kecepatan (Speed)
singkatnya. Seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda,
f. Kelincahan (Agility)
g. Koordinasi (Coordination)
26
h. Keseimbangan (Balance)
organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai
(misalnya tergelincir).
i. Ketepatan (Accuracy)
gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran dapat merupakan suatu jarak
atau mungkin suatu objek langsung yang harus dikenai dengan salah satu
bagian tubuh.
j. Reaksi (Reaction)
keterampilan gerak.
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Atlet berasal dari bahasa Yunani , dari kata Athlos yang berarti kontes.
Atlet adalah orang yang ikut serta dalam suatu kegiatan kompetisi olahraga
kompetitif.
kerja yang diembangnya atau tingkat pencapaian dari beban kerja yang telah
4. Proses atau langkah atlet untuk dapat mencapai performa terbaiknya dapat
B. Saran
28
menjelaskan materi yang menyangkut tentang olahraga untuk performa
atlet.
atlet.
29
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Pekik Irianto, dkk. (2009). Pelatihan Kondisi Fisik Dasar. Jakarta: Asdep
Pengembangan Tenaga dan Pembina Keolahragaan
Santosa Giriwijoyo, Y.S. & Dikdik Zafar Sidik. (2012). Ilmu Kesehatan
Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tendi Agus Nugroho. (2012). Yang Saya Tahu Tentang Jadi Seorang Atlet.
Diakses dari http://tendszone.blogspot.com/2012/09/yang-saya-tahu-
tentang-atlet.html/. Pada tanggal 2 Oktober 2014, Jam 16.00 WIB
30