DOSEN PEMBIMBING
Dr. Muhammad Nur, M,Pd
DISUSUN OLEH
Achmad Adriansyah
(210301552013)
BAB I
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan dan manfaat
BAB II
Isi
BAB III
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
KATA PENGANTAR
Achmad Adriansyah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
manusia sebagai individu atau anggota masyarakat dilakukan secara
sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk
memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani,
pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan watak.
ISI
A. Pengertian Penjas
Pendidikan jasmani adalah salah mata pelajaran di sekolah
yang merupakan media pendorong perkembangan keterampilan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, sikap sportifitas,
pembiasaan pola hidup sehat dan pembentukan karakter (mental,
emosional, spiritual dan sosial) dalam rangka mencapai tujuan
sistem pendidikan Nasional.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan satu
mata ajar yang diberikan di suatu jenjang sekolah tertentu yang
merupakan salah satu bagian dari pendidikan keseluruhan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat
untuk bertumbuh dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan
emosional yang serasi, selaras dan seimbang (Depdiknas,
2006:131).
Menurut Mulyanto (2014:34 ), pendidikan jasmani adalah
proses belajar untuk bergerak,dan belajar melalui gerak. Ciri dari
pendidikan jasmani adalah belajar melalui pengalaman gerak
untuk mencapai tujuan pengajaran melalui pelaksanaan, aktivitas
jasmani, bermain dan olahraga
Apa saja olahraga yang termasuk ke pembelajaran penjas?
➢ Sepak bola.
➢ Bola voli.
➢ Bola basket.
➢ Tenis meja.
➢ Badminton.
➢ Renang.
➢ Bola takraw.
➢ Berkuda
4) Lari Mengejar
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan reaksi dan
percepatan lari. Latihan ini dapat menggunakan tongkat atau tali
sepanjang 1,5 m; mulailah dengan berlari pelan-pelan setelah
teman pasangan di depan melepaskan tongkat atau tali siswa
yang dibelakang mengejar sampai batas yang telah ditentukan.
5) Lari Percepatan
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan lari percepatan dan
kecepatan maksimum. Buatlah tanda untuk menandai daerah 6
m, satu teman menunggu di ujung batas yang telah ditentukan,
dan pelari yang dibelakang berlari optimum dan percepatlah
berlari bila pelari yang dating mencapai daerah 6 m dan pelari
yang di depan mulai berlari secepat mungkin bila pelari belakang
telah menginjak garis 6 m dibelakangnya.
6) Start Melayang Lari Sprint 20 m
Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kecepatan
maksimum. Untuk melakukannya buatlah tanda 20 m dan
gunakan awalan antara 20 sampai 30 m tetapi biasa disesuaikan
dengan keadaan lapangan antara 10 sampai 20 m, selanjutnya
siswa berusaha melewati batas yang telah ditentukan dengan
kecepatan maksimum.
3. Alat – alat
Gambar. Lapangan lari
a. Pistol start
b. Start block (blok awal) yang dapat disetel (tanpa per).
c. Tiang finish 2 buah, tinggi 1,37m, lebar 8cm, tebal 2cm.
d. Pita finish dipasang setinggi 1,22m.
e. Kursi finish dengan 8 tangga untuk timers (pencatat waktu).
f. Stopwatch 24 buah untuk pelari.
g. Camera finish (alat foto finish).
b. Sikap langkah
Dalam lari cepat di butuhkan langkah atau gerakan kaki harus
panjang dan di lakukan secepat mungkin. Karena langkah yang
lebih panjang akanmenguntungkan. Tetapi perlu diingat langkah
pertama setelah menolak dan beberapa berikutnya harus pendek.
Hal ini di lakukan untuk menjagakeseimbangan dari sikap
jongkok ke sikap berdiri dan berlari. Bila kaki dipaksakan
melangkah panjang saat awal bertolak, akibatnya pelari akan
jatuh sekaligus akan gagal.
c. Gerakan lengan
Gerakan lengan saat lari cepat di lakukan secara wajar, jari-jari
tanganmenggenggam rileks dan ayunan tangan yang
terkoordinasi, akan membentuk suatu persilangan. Karena
gerakan ayunan tangan juga berfungsi sebagai penunjang dalam
keseimbangan saat berlari dan mendorong laju kecepatan gerak
si pelari.
B. Lari Estafet
1. Pengertian Lari Estafet
Lari Estafet atau dengan kata lain disebut “Lari sambung
menyambung sambil membawa tongkat” adalah salah satu jenis
olahraga yang berinduk pada bidang atletik. Pelarinya berjumlah
lebih dari 1 orang & kurang dari 5 orang yang tergabung dalam
1 tim, dimana masing-masing pelari sudah diatur dalam jarak
tertentu untuk kemudian bersiap-siap menunggu atau memerima
tongkat Estafet dari teman dan kemudian berlari untuk
menyerahkan tongkat tersebut kepada teman 1 tim dan
seterusnya saling mengoforkan tongkat hingga memasuki garis
finis. Siapa yang pertama mencapai garis finis maka Tim
tersebutlah yang menang.
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x
100 meter dan nomor 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari
sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan
penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta
penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
2. Nomor-Nomor Lari Estafet
• 100 meter
Lomba lari jarak 100 meter diselenggarakan di salah satu sisi
lintasan atletik outdoor. Nomor ini dianggap nomor paling
bergengsi dalam cabang olahraga atletik. Pemegang rekor dunia
100 meter sering disebut “manusia tercepat”.
Usain Bolt dari Jamaika merupakan pemegang rekor dunia putra,
dengan catatan waktu 9,58 detik. Rekor tersebut ia ciptakan pada
16 Agustus 2009 dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2009 di Berlin.
Pemegang rekor dunia putri adalah mendiang Florence Griifith-
Joyner. Hingga sekarang, belum ada sprinter putri yang bisa
memecahkan rekor 10,49 detik yang diciptakan Flo-Jo
(panggilan akrab Florence Griffith-Joyner) pada 1988.
BAB III
KESIMPULAN
Pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran wajib di sekolah
sering dikesampingkan perannya padahal penjas kaya akan
tujuan pembelajaran di dalamnya, dari sekian banyak tujuan
pembelajaran tersebut tergabung dalam tiga aspek yaitu,
kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun faktanya masih
terdapat guru penjas yang kurang berinovasi sehingga ketiga
aspek tersebut tidak tercapai, mereka masih menggunakan
model yang dalam pembelajarannya terpusat kepada guru. Hal
ini berbanding terbalik dengan semakin cerdasnya kemampuan
siswa dewasa ini, maka guru penjas dituntut untuk menemukan
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di sekolah
tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman, model-model
baru dalam pembelajaran mulai bermunculan. Namun yang
perlu diingat tidak ada model pembelajaran yang paling baik
untuk siswa secara global, karena model tersebut
pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Walaupun demikian model pembelajaran dapat terlihat baik
ketika guru dapat menyesuaikan dengan keadaan di lingkungan
sekolah yang mereka ajar. Seperti dikatakan
Penulis sebelumnya, model pembelajaran peer teaching tepat
untuk diterapkan dalam pembelajaran sepakbola di SMPN 1
Cimahi, siswa yang takut bertanya kepada guru ataupun
canggung dalam mengikuti pembelajaran dapat dibantu oleh
teman mereka yang berperan sebagai tutor. Siswa yang berperan
sebagai tutor berperan lebih dalam model pembelajaran ini,
mereka mendapat pengajaran dan tentunya dapat membantu
temannya yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Achmadadriansyah990@gmail.com/085156920283/chrome