Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH LANDASAN ONTOLOGIS ILMU

KEOLAHRAGAAN

PENYUSUN :
NAMA : 1. VIOLINA AMELIA P (3220200474)
2. BILYANDRA MARTHA P S (3220200477)
KELAS : PJKR-B 2020

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI


TAHUN AJARAN 2021/2022
Pengertian landasan ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ontos dan logos. Ontos artinya ada dan
logos artinya ilmu. Jadi disimpulkan bahwa ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang
keberadaan atau merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat dari segala sesuatu
yang ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik.

Ontologi mempelajari apa yang ingin diketahui mengenai kajian teori yang telah ada,
sehingga ilmu yang telah dikaji disebut sebagai pengetahuan empiris, karena objek yang
terkandung didalamnya sesuatu yang jangkauannya tentang pengalaman manusia yang
membahas tentang cakupan seluruh aspek kehidupan manusia. Landasan ontologi sebagai ilmu
pengetahuan yang sangat bergantung pada cara pandang terhadap realitas. Realitas yang
dimaksud adalah materi yang lebih terarah terhadap ilmu-ilmu empiris dan juga ilmu-ilmu
humaniora. Kemudian pada landasan ontologis meiliputi ilmu dengan pengetahuan ilmiah yang
tidak lepas dari filsafat tentang apa dan bagaimana yang ada. Faham monism yang terpecah
menjadi idealism atau spiritualisme, faham materialism, dualism, pluralism dengan berbagai
nuansanya yang artinya paham ontologi untuk menentukan pendapat bahkan keyakinan
seseorang masing-masing .Secara ontologis perkembangan pendidikan zaman now sebenarnya
mengalami kemajuan pesat, sehingga mampu menjawab ruang lingkup obyek yang dipelajari,
seperti kognitif.

 Landasan ontologi ilmu keolahragaan


Pengertian paling umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba
mencari hakikat dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri
menurut lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat
beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu.

Secara singkat ontology adalah menjawab tentang “ APA “. Baiklah berikut pandangan
olahraga di tinjau dari aspek ontology :

Istilah olahraga terdapat dalam bahasa Jawa yaitu olahrogo. Olah artinya melatih diri
menjadi seorang yang terampil sedangkan rogo artinya badan. jadi olahraga adalah suatu bentuk
pendidikan individu dan masyarakat yang mengutamakan gerakan-gerakan jasmani yang
dilakukan secara sadar dan sistematis menuju suatu kualitas yang lebih tinggi.

Bisa pula dengan menggunakan kata sport untuk padanannya, yang menurut sejarah
berasal dari kata disportare (bhs. Inggris kuno) artinya bersenang-senang, pengisi waktu luang.
Di Indonesia, istilah olahraga muncul tahun 60-an, saat istilah pendidikan jasmani yang sudah
ada lebih dulu dihapus
Menurut wikipedia, arti olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak 
hanya secara jasmani tetapi  juga rohani (misalkan catur). Berdasarkan arti kata dalam undang
undang ketentuan pokok olahraga tahun 1997 pasal 1, yang di maksud dengan olahraga adalah
semua kegiatan jasmani yang dilandasi semangat untuk melelahkan diri sendiri maupun orang
lain, yang dilaksanakan secara ksatria sehingga olahraga merupakan sarana menuju peningkatan 
kualitas dan ekspresi hidup yang lebih luhur bersama sesama manusia.

            Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.

  Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara
gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas
hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik;
artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat
ditinggalkan.

Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan,
perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi
optimal.

Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam pelaksanaannya
ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela),
Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif.

Selanjutnya adalah pengertian olahraga yang di kemukakan oleh beberapa pakar dan
beberapa lembaga.

1. Cholik Mutohir

    Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat
mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang
sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan, petandingan, dan prestasi
puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas
berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila.

2. Dewan Eropa

 Olahraga sebagai “aktivitas spontan, bebas dan dilaksanakan dalam waktu luang”.

3. Edward (1973)

             Olahraga harus spontan dari konsep bermain, games, dan sport.

4. Wikipedia
             Olahraga adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani tetapi juga secara rohani (misalkan catur).

5. Soekarno

              Olahraga adalah alat untuk melaksanakan tiga tujuan revolusi Indonesia, yaiut:
Negara Kesatuan RI yang kuat, masyarakat adil dan makmur, dan tata dunia baru. Dengan kata
lain, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan ampera (amanat penderitaan rakyat).

6. Suryanto Rukmono, S. Si

             Olahraga adalah suatu kegiatan untuk melatih tubuh kita agar badan terasa sehat
dan kuat, baik secara jasmani maupun rohani.

7. Seno Gumira Ajidarma

            Olahraga adalah sarana kompetisi untuk menjadi nomer satu.

8. Jessica Dolland

            Olahraga adalah pereda stress yang sangat baik. Olahraga dapat mengalihkan
pikiran dari kekhawatiran dengan cara meredakan ketegangan otot tubuh.

9. Kathryn Marsden

    Olahraga adalah pengusir stress terbaik yang pernah ditemukan.

10. Hans Tandra

    Olahraga adalah gerakan tubuh yang berirama dan teratur untuk memperbaiki dan
meningkatkan kebugaran.

11.  Pengertian Olahraga (sport) dalam Declaration on Sport yang dikeluarkan


International Council of Sport and Physical Education (ICSPE) dari UNESCO yaitu “setiap
aktivitas berupa permainan yang dilakukan dalam bentuk pertandingan melawan orang lain,
unsur-unsur alam, maupun diri sendiri”.

12. Istilah olahraga dipakai sebagai terjemahan dari “sport”, walaupun makna olahraga
yang sebenarnya lebih luas dari pada itu. Dalam kurun waktu thn 60 sampai 80 an, kata olahraga
digunakan untuk segala jenis kegiatan fisik; termasuk olahraga aerobik, jantung sehat, lari pagi,
dan olahraga pendidikan di sekolah-sekolah.

13. Menpora malady


            Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan
misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan
sebagainya.

14. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan


jasmani, rohani dan sosial. (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson : Children in Sport
dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).

15. Webster’s New Collegiate Dictonary (1980)

 yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas
khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat

            Dari sekian banyak pandangan terhadap apa yang di sebut OLAHRAGA baik
yang dikemukakan oleh pakar olahraga maupun lembaga-lembaga tertentu, dapat kami
simpulkan bahwa olahraga sesungguhnya adalah aktivitas gerak tubuh secara sistematis, bukan
hanya untuk mendapatkan kebugaran dalam fisik atau mengembangkan kemampuan tetapi juga
untuk mendapatkan kesenangan, dan menghilangkan stress.

            Olahraga ada juga yang disebut aktivitas kusus yaitu seperti berburu atau dalam
olahraga pertandingan, dan ada juga yang pelaksanaannya dengan cara bermain yaitu seperti
sepak bola, permainan bola basket, dll.

Hal pertama yang melatarbelakangi disertasi berjudul “Konsep Tubuh- Subjek


Maurice Merleau-Ponty dalam Perspektif Ontologi dan Sumbangannya bagi Rekonstruksi
Filsafat Ilmu Keolahragaan” ini adalah bahwa ilmu keolahragaan masih memerlukan
pengkajian filosofis terhadap bangunan ilmiahnya. Fenomenologi tubuh Maurice Merleau-Ponty
yang ditinjau dari perspektif ontologi, menjadi sasaran kajian utama penelitian ini yang hasilnya
diimplementasikan sebagai alternatif rekonstruksi filsafat ilmu keolahragaan. Tujuan penelitian
ini adalah: (1) mengetahui makna tubuh dalam konsep tubuhsubjek Merleau-Ponty, (2) analisis
kritis konsep tubuh-subjek Merleau-Ponty dengan mempergunakan perspektif ontologi, dan (3)
refleksi kajian ontologi tubuh dalam rangka rekonstruksi filsafat ilmu keolahragaan. Penelitian
ini dikategorikan sebagai penelitian historis-faktual atau sebagai penelitian tentang problema
filosofis. Langkah-langkah penelitian untuk menjawab rumusan-rumusan masalah tersebut
melalui pengumpulan data, klasifikasi data, analisis data, interpretasi data hasil analisis, serta
penyusunan laporan hasil. Konsep-konsep yang relevan dianalisis melalui tahap kesinambungan
historis dari data yang terkumpul, hermeneutika dalam menjelaskan dan mengungkapkan pikiran
Merleau-Ponty, dan heuristika untuk menangkap makna serta menemukan dan mengembangkan
jalan baru bagi rekonstruksi filosofis ilmu keolahragaan. Penelitian ini berhasil menjawab
rumusan-rumusan masalah yang muncul. Merleau-Ponty secara serius menggugat berbagai
spektrum objektivitas dan dualitas tubuh. Tubuh adalah subjek persepsi, darinya Merleau-Ponty
mendeskripsikan pengalaman prareflektif (perseptual) manusia melalui tubuh dalam
persentuhannya dengan dunia. Tubuh dan dunia, saling jalin menjalin menggunakan daging
untuk mengacu pada ketidaksadaran dan spontanitas tubuh dalam persentuhannya dengan dunia.
Tiga landasan keilmuan dengan berbasis ontologi tubuh-subjek diajukan peneliti sebagai format
rekonstruksi landasan filosofis ilmu keolahragaan. Rekonstruksi landasan ontologis ilmu
keolahragaan difokuskan pada objek dan medan kajian, yakni bahwa tubuh yang bergerak dalam
rangka olahraga adalah subjek persepsi dalam hubungannya dengan dunia, maka penerapannya
dalam medan kajian ilmu keolahragaanpun juga dilandasi paradigma ini. Dalam hal landasan
epistemologi ilmu, ilmu keolahragaan adalah mandiri secara ontologis, namun pendekatan
epistemologisnya bersifat interdisipliner dengan berbagai bidang teori dan tema. Format
pengembangan bidang-bidang teori maupun tema harus mencerminkan perlakuan terhadap tubuh
sebagai subjek. Landasan aksiologi ilmu menekankan pada preferensi sikap dan tindakan yang
menjadikan tubuh justru sebagai subjek yang mempersepsi, yang secara aksiologis berarti
mengandaikan nilai netral, bahkan produktif-positif.

Anda mungkin juga menyukai