Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

Filsafat Olahraga
“Pengelompokan Olahraga Ditinjau Dari Berbagai Sudut Pandang”

SOLIHIN
0602520036

Kelas: POR A2

PROGRAM STUDI PASCASARJANA PENDIDIKAN OLAHRAGA


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
A. Latar Belakang

Sebagai suatu realitas sosial, keberadaan olahraga saat ini telah diapresiasi sedemikian
tinggi di kalangan masyarakat luas. Olahraga telah menyatu selaras dengan gerak dinamis
proses sosial yang berlangsung sedemikian pesat ke arah terbentuknya tatanan nilai atau
norma yang semakin hari semakin diyakini kebermaknaannya dalam memberikan kontribusi
konstruktif untuk peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan. Olahraga bukan lagi
disikapi sebagai sarana untuk penyehatan ragawi, tetapi lebih luas dari itu, kawasan olahraga
telah merambah pada aspek-aspek perikehidupan manusia secara utuh menyeluruh.
Berdasarkan kajian keilmuannya, olahraga telah diakui sebagai academic discipline.
Aspek ontologinya berkaitan dengan keberadaan manusia sebagai homo ludens atau homo se
movens, yaitu manusia yang mempunyai hasrat bermain dan bergerak sebagai wujud nyata
aktualisasi dirinya. Gerak insani tersebut difungsikan sebagai media untuk mengembangkan
dan membina potensipotensi yang dimilikinya, yang berguna bagi keperluan hidup sehari-
hari, sebagai ekspresi etik dan estetik, dan pada awalnya dimanfaatkan untuk mempersiapkan
diri menghadapi tantangan alam lingkungan yang kurang bersahabat. Pada perkembangan
selanjutnya, aktivitas gerak fisik (olahraga) diperluas fungsi gunanya merambah ke seluruh
kawasan aspek-aspek perikehidupan manusia, mulai dari fungsi pemanfaatan waktu luang,
fungsi kesehatan dan kebugaran jasmani, fungsi rekreatif, fungsi politis, budaya, fungsi
sosial, sampai fungsi ritual.
Fenomena demikian itu mengandung arti, bahwa aktivitas yang dilakukan manusia
dalam jenis dan bentuk yang sama, ternyata menyimpan motiv pelaku yang beragam,
tergantung dari macam kebutuhan dan tujuan apa yang akan dicapai melalui media aktivitas
gerak tersebut. Pada konteks yang demikian itu, aktivitas fisik difungsikan sebagai safety
valve (katup pengaman) untuk "melampiaskan" dorongan-dorongan potensial (naluri) yang
ada pada diri manusia, karena di kuatirkan akan terjadi tindakan destruktif, jika naluri-naluri
manusiawi tersebut tidak diwadahi ke dalam suatu kegiatan yang tidak saja positif bagi
dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Olahraga yang kita lihat pada era sekarang pada
hakikatnya merupakan aktivitas gerak fisik yang sudah mengalami pelembagaan formal.
Disana terdapat nilai dan norma baku yang bersifat mengikat para pelaku, penyelenggara dan
penikmatnya, agar olahraga bisa berlangsung dengan adil, tertib dan aman, yang
memungkinkan para pelaku berpeluang untuk menampilkan segala kemampuan teknis yang
dimilikinya, sehingga akan dapat ditentukan pemenang dari mereka yang mempunyai
kemampuan lebih dibanding lainnya, dan para penikmat/penonton dapat menyaksikan aksi-

1
aksi gerak yang menarik, yang dapat menghiburnya, walaupun untuk itu ia harus
mengeluarkan dana dengan jumlah yang relatif banyak.
Olahraga yang dilakukan dalam bentuk perlombaan atau pertandingan, selalu
melahirkan momen-momen fenomenal yang selalu dikenang dan dicatat oleh sejarah, dengan
kemasyhuran sosok pelakunya yang mampu menyita perhatian khalayak luas. Ketenaran,
kekayaan, dan segala kemudahan diterima oleh pelaku olahraga yang mampu
"mengharumkan" nama bangsa dan negara melalui suatu kemenangan pada even tertentu.
Status sosial yang sedemikian tinggi diberikan kepada "pahlawan olahraga,'' tersebut
membuktikan, bahwa kemenangan yang diperoleh pada dunia olahraga akan memberi rasa
bangga suatu bangsa akan kemampuannya dalam "menaklukkan" bangsa lain secara resmi.
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengkelompokan olahraga dari berbagai sudut pandang.
C. Ruang Lingkup
1. Hakekat olahraga.
2. Ruang lingkup olahraga.
 Olahraga Pendidikan,
 Olahraga Prestasi, dan
 Olahraga Rekreasi
D. Kajian Teori.
1. Hakekat Olahraga
Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian masyarakat umum,
bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam hidup. Olahraga menjadi
kebutuhan yang sangat penting karena tidak terlepas dari kebutuhan mendasar dalam
melaksanakan aktivitas gerak sehari-hari. Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara dan meningkatkan
kemampuan gerak, serta bertujuan untuk mempertahankan, dan meningkatkan kualitas hidup
seseorang. Hal tersebut sejalan dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem
Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005 bahwa, “olahraga adalah segala kegiatan yang
sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan
sosial”
Hakekat olahraga adalah sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di dalam
olahraga tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang terpantul melalui

2
hasrat mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Kita sering mendengar kata-kata bahwa
kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat tercermin dari prestasi olahraganya.
Menurut Giriwijoyo (2005: 30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak
raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan
kemampuan fungsionalnya. Kemudian Kusmaedi (2002: 1) menyatakan bahwa kata olahraga
berasal dari:
a) ‘’Disport, yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
b) Field Sport, kegiatan yang dilakukan oleh para bangsawan yang terdiri
dari kegiatan menembak dan berburu
c) Desporter, membuang lelah
d) Sport, pemuasan atau hobi
e) Olahraga, latihan gerak badan untuk menguatkan badan, seperti berenang,
main bola, agar tumbuh menjadi sehat’’

Berdasarkan penjelasan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa olahraga
merupakan suatu kegiatan yang bersifat fisik mengandung unsur-unsur permainan serta berisi
perjuangan dengan diri sendiri dengan orang lain yang terkait dengan interaksi lingkungan
atau unsur alam yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan
kesenangan.

2. Ruang lingkup olahraga.


Mengacu pada Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 tahun 2005 Bab
II pasal 4 menetapakan bahwa keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi, kualaitas manusia, menanmkan nilai moral dan
akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa,
memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan
bangsa. Selanjutnya pada Bab VI pasal 17 menetapkan ruang lingkup olahraga itu sendiri
mencakup tiga pilar, yaitu: olahraga pendidikan, olahraga prestasi, dan olahraga rekreasi.
Adapun ruang lingkup dari ketiga pilar olahraga dapat dijabarkan sebagi berikut:
 Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai
proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan
kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.
Menurut Barrie Houlihan (2016: 171) dalam meningkatkan prestasi olahraga, salah
satunya adalah melalui jenjang sekolah dan juga sistem pendidikan yang baik. Kebijakan
olahraga di dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan prestasi
olahraga. Sehingga sangatlah penting dalam mempertimbangkan bagaimana perumusan dan

3
kebijakan olahraga dalam dunia pendidikan, karena sekolah merupakan elemen yang penting
dalam pembangunan olahraga di masa depan.
Di Indonesia lebih dikenal dengan nama Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
(Penjasorkes), hal tersebut sesuai dengan yang diamanatkan dalam Standar Nasional
Pendidikan (PP RI No. 19 Tahun 2005 pasal 7 ayat 8). Selanjutnya dijelaskan bahwa
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan didalamnya terkandung 3 (tiga) komponen isi
yang seharusnya ada, yaitu: Pendidikan Jasmani; Pendidikan Olahraga; dan Pendidikan
Kesehatan.
 Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan
secara khusus dengan cara, terprogram, berjenjang dan berkelanjutan melalui kompetisi yang
dilakukan selanjutnya para olahragawan yang memiliki potensi untuk dapat ditingkatakan
prestasinya akan dimasukan kedalam asrama maupun tempat pelatihan khusus agar dapat
dibina lebih lanjut guna mendapatkan prestasi yang lebih tinggi dan dengan didukung
bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang lebih modern. Pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan adalah peningkatan kualitas maupun kuantitas
pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaedah dan teori ilmu pengetahuan
yang telah terbukti kebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada atau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan
keolahragaan.
Menurut Kristiyanto (2012: 12) yang menyatakan bahwa, “Dalam lingkup olahraga
prestasi, tujuannya adalah untuk menciptakan prestasi yang setinggi-tingginya. Artinya
bahwa berbagai pihak seharusnya berupaya untuk mensinergikan hal-hal dominan yang
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi di bidang olahraga. Untuk mendapatkan atlet
olahraga yang berprestasi, disamping proses latihan yang terprogram dan terencana dengan
menerapkan prinsip-prinsip latihan, juga harus memperhatikan asupan gizi para atlet, selain
itu harus pula di barengi dengan pengadaan kompetisi-kompetisi secara rutin agar atlet dapat
menerapkan teknik dan taktik yang diperoleh selama pelatihan di arena sesungguhnya dan itu
dapat mengasah mental para atlet itu sendiri dalam menghadapi kompetisi yang
sesungguhnya. Semakin banyak jam terbang atlet dalam suatu kompetisi maka akan semakin
berpengalaman pula atlet itu dalam megnhadapi situasi yang berubah-ubah dalam
pertandingan. Pembinaan olahraga prestasi bertujuan untuk mengembangkan olahragawan
secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai yang
prestasi yang tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
4
 Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran
dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya
masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kegembiraan. Hal ini sejalan dengan
pasal 19 Bab VI UU Nomor 3 Tahun 2005 dinyatakan bahwa “olahraga rekreasi bertujuan
untuk memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan, membangun hubungan
sosial dan atau melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional”.
Selanjutnya dinyatakan bahwa pemerintah daerah dan masyarakat berkewajiban menggali,
mengembangkan dan memajukan olahraga rekreasi.
Menurut Kristiyanto (2012: 6) berpendapat bahwa “olahraga rekreasi terkait erat dengan
aktivitas waktu luang dimana orang bebas dari pekerjaan rutin. Waktu luang merupakan
waktu yang ridak diwajibkan dan terbebas dari berbagai keperluan psikis dan sosial yang
telah menjadi komitmennya”. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah
pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi dan kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada
akhir pekan.
E. Kesimpulan
olahraga adalah sebagai refleksi kehidupan masyarakat suatu bangsa. Di dalam olahraga
tergambar aspirasi serta nilai-nilai luhur suatu masyarakat, yang terpantul melalui hasrat
mewujudkan diri melalui prestasi olahraga. Pendidikan jasmani dan olahraga yang
dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh
pengetahuan kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

F. Daftar Pustaka
Barrie, H. (2016). Sporting excellence, schools and sports development:The politics of
crowded policy spaces. Europan Physical Education Review. Volume 6(2):171–
193:012938.
Giriwijoyo, S. Y. S. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: Penerbit Institut Teknologi
Bandung
Kristiyant, A. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Surakarta: UNS Press.
Kusmaedi, N. (2002). Olahraga rekreasi dan olahraga tradisional. Bandung :FPOK UPI

Anda mungkin juga menyukai