Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk mencapai

kesejahteraan yang meliputi jasmani dan rohani manusia itu sendiri. Pembinaan potensi-

potensi jasmaniah, rohaniyah, dan karakter seseorang dapat dibentuk melalui permainan,

perlombaan dan pertandingan olahraga. Menurut Pasal 17 Bab VI menyebutkan bahwa ruang

lingkup olahraga meliputi kegiatan (a) olahraga pendidikan, (b) olahraga rekreasi, (c) olahraga

prestasi (Irianto, T. 2020).

Menurut Pasal 18 ayat (1) menyebutkan olahraga pendidikan diselenggarakan sebagai

bagian proses pendidikan. Ruang lingkup berikutnya adalah olahraga rekreasi. Pada pasal 26

ayat (1) berbunyi pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi dilaksanakan dan

diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat

dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran, kegembiraan, dan hubungan sosial dan ayat (4)

menyatakan bahwa olahraga rekreasi dilaksanakan berbasis masyarakat dengan

memperhatikan prinsip mudah, murah, menarik, manfaat, dan masal (5 M). Selanjutnya,

Ruang lingkup olahraga prestasi pada pasal 20 ayat (1) menyebutkan olahraga prestasi

dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan

dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Kemudian pada pasal 27 ayat (1)

disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dan

diarahkan untuk mencapai prestasi olahraga pada tingkat daerah, nasional, dan internasional

dan dipertegas pada ayat (2) bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi

dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga dan ayat (3) dilakukan oleh pelatih yang
memiliki kualifikasi dan sertifikat kompetensi yang dapat dibantu oleh tenaga keolahragaan

dengan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Irianto, T. 2020).

Pekan Olahraga Provinsi yang selanjutnya disingkat Porprov adalah penyelenggaraan multi
kejuaraan olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan 4 tahun sekali.Pekan Olahraga
Provinsi yang selanjutnya disingkat Porprov adalah penyelenggaraan multi kejuaraan
olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan 4 tahun sekali.Pelaksanaan Pekan Olahraga
Provinsi (Porprov) di Provinsi Kalimantan Selatan direncanakan pada 2022.
[18/8 06.14] Muhammad Irhas Nofiannor: Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan saat ini
oleh Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) selaku tuan rumah Porprov ke XI.Pemerintah
Kabupaten HSS melakukan Audiensi dan Koordinasi dengan Tim Pengarah Teknis KONI
Provinsi Kalimantan Selatan, terkait kesiapan penyelenggaraan Porprov XI Tahun
2022.Pemkab HSS akan ada pergerakan ekonomi yang signifikan nanti. Seperti, oleh-oleh
yang disiapkan oleh mereka dan dimana tempatnya.Sebagai tuan rumah Porprov Kalsel XI
tahun 2022, KONI Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menargetkan kontingennya meraih
peringkat lebih baik dibandingkan Porprov X Tabalong. Mereka ingin bisa masuk lima besar.
[18/8 06.14] Muhammad Irhas Nofiannor: Pada Porprov X Tabalong lalu, HSS berhasil
meraih 17 medali emas, 20 perak, dan 33 perunggu. Dengan total perolehan 70 medali, HSS
kala itu berada di peringkat 12 dari 13 kabupaten/kota.
[18/8 06.21] Muhammad Irhas Nofiannor: Dalam beberapa cabang olahraga tertentu,seperti
olahraga Olahraga Provinsi (PORPROV), sikap dan usaha yang aktif, menyusun menguasai
mencapai pertandingan/perlombaan dan kemenangan. Sikap agresif itu belum berarti
bahwa atlet dalam pertandingan/perlombaan untuk pertandingan/perlombaan atau cukup
cedera yang dipertandingkan/dilombakan dalam Pekan diperlukan agresivitas, yang
menunjukkan berbagai strategi untuk melakukan pola laku khusus mencelakakan pihak
lawan agar tidak sanggup meneruskan sehingga mengurangi mutu
pertandingan/perlombaan lawan.Olahraga merupakan sebuah aktivitas manusia yang
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan yang meliputi jasmani dan rohani manusia itu
sendiri. Pembinaan potensi- potensi jasmaniah, rohaniyah, dan karakter seseorang dapat
dibentuk melalui permainan,perlombaan dan pertandingan olahraga.Aktivitas olahraga yang
bertujuan untuk prestasi dibagi sesuai tingkatannya masing- masing, dari tingkat pelajar
sampai tingkat klub. Pencapaian prestasi yang maksimal memerlukan persiapan berupa
latihan. Menurut (Bompa. 1994: 4) latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik
dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada
ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologi manusia untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan.Latihan yang dilakukan untuk mencapai prestasi yang diinginkan tentunya
mengandung risiko. Risiko dari aktivitas olahraga adalah cedera. Cedera adalah kelainan
yang terjadi pada tubuh yang mengakibatkan timbulnya nyeri,panas, merah, bengkak, dan
tidak berfungsi dengan baik pada otot, tendon, ligamen, persendian, ataupun tulang akibat
aktivitas yang berlebihan atau kecelakaan (Ali dan Bambang,2009:45). Menurut Paul dan
Taylor (2002: 5) terdapat 2 jenis cedera berdasarkan waktu terjadinya yaitu trauma akut dan
syndrome berlarut. Trauma akut merupakan cedera yang terjadi secara mendadak, sindrom
berlarut adalah sindrom yang bermula dari adanya kekuatan abnormal dalam level rendah
namun berlangsung berulang-ulang dalam waktu lama. Ada beberapa faktor yang
menyebakan terjadinya cedera yaitu:(1) faktor internal diantaranya postur tubuh
(malalignment), beban berlebih, kondisi fisik,ketidak seimbangan otot, koordinasi gerakan
yang salah, dan kurangnya pemanasan., (2) faktor eksternal diantaranya karena alat-alat
olahraga,keadaan lingkungan, olahraga body contact dan (3) overuse akibat penggunaan
otot berlebihan atau terlalu lelah. Hasil persentase yang memungkinkan terjadinya cedera
pada olahraga raga body contact 45 % yang terdiri dari olahraga rugby 20 %, sepak bola 23
% dan yudo 2 %, olahraga non body contact 16 % yang terdiri dari olahraga tenis 9 %, senam
3,5%, olahraga atletik dan angkat berat 11 %, dan 9 % olahraga lain-lain (Hardianto, 1994:
12- 13).
[18/8 06.28] Muhammad Irhas Nofiannor: Dalam kehidupan sehari-hari agar dapat
menunjang pencegahan cedera, perlu adanya tindakan

atau upaya yang dilakukan. Upaya pencegahan cedera adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesadaran yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal

bagi masyarakat. Upaya pencegahan cedera diselenggarakan dengan pendekatan


pemeliharaan,

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan


penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh,

terpadu, dan berkesinambungan. Hal ini akan terwujud tentunya tidak hanya dari pemangku

kebijakan olahraga yang menggerakkan, tetapi bagaimana tingkat kesadaran masyarakat

dalam berpartisipasi olahraga.

Berdasarkan data diatas peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang jenis cedera

olahraga yang dialami Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada saat latihan dan

pertandingan, atau sesudah pertandingan, selanjutnya menuangkannya dalam bentuk


penelitian dengan judul “Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan”,

sehingga peneliti bisa mengetahui dan menyampaikan informasi tentang cedera olahraga yang

terjadi pada Atlet Kabupaten Barito Kuala.

[18/8 06.30] Muhammad Irhas Nofiannor: B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu:


[18/8 06.31] Muhammad Irhas Nofiannor: C.Batasan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka
di buat batasan permasalahan agar lebih dalam lagi pengkajianya. Maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini di batasi yaitu untuk mengetahui Cedera Olahraga Pada Atlet
Kabupaten Hulu Sungai Selatan."
[18/8 06.32] Muhammad Irhas Nofiannor: D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi serta batasan masalah maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah "Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai
Selatan".
[18/8 06.33] Muhammad Irhas Nofiannor: E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Cedera Olahraga Apa Saja yang di Alami Atlet Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
[18/8 06.33] Muhammad Irhas Nofiannor: F.Manfaat Hasil Penelitian

1) Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengembangan ilmu. pengetahuan dan
mampu menggambarkan jenis cedera olahraga yang sering dialami Atlet Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
[18/8 06.34] Muhammad Irhas Nofiannor: 2) Secara Praktis

a Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan serta
pengalaman tentang Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan
b Bagi Atlet dengan adanya penelitian ini pihak yang bersangkutan diharapkan dapat
memberikan pertolongan lebih cepat dan tepat sehingga tidak semakin parah.

Bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Hulu Sungai Selatan supaya
memperhatikan dan harus serius menghadapi atlet yang sedang mengalami cedera dengan
menyediakan atau menyiapkan tim medis/tim massage yang benar-benar memahami
masalah cedera olahraga.

d. Kepada pelatih agar lebih memperhatikan kondisi fisik atlet yang mendukung
kemampuannya agar atlet terhindar dari terjadinya cedera.

e Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan atau pelajaran untuk membaca
lebih banyak buku atau sumber lain tentang jenis cedera dan penangana cedera.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu:


Apa saja cedera olahraga yang di alami Atlet Kabupaten Barito Kuala.
Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat dibatasi permasalahannya pada “Apa
Saja Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Barito.”
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi serta batasan masalah maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Barito Kuala”.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui Cedera Olahraga Apa Saja yang di Alami Atlet Kabupaten Barito
Kuala
Manfaat Hasil Penelitian
Secara Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengembangan ilmu pengetahuan dan
mampu menggambarkan jenis cedera olahraga yang sering dialami Atlet Kabupaten Barito
Kuala.
Secara Praktis
Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan serta
pengalaman tentang Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Barito Kuala.
Bagi Atlet dengan adanya penelitian ini pihak yang bersangkutan diharapkan dapat
memberikan pertolongan lebih cepat dan tepat sehingga tidak semakin parah.
Bagi official Kabupaten Barito Kuala supaya memperhatikan dan harus serius menghadapi
atlet yang sedang mengalami cedera dengan menyediakan atau menyiapkan tim medis/tim
massage yang benar-benar memahami masalah cedera olahraga.
Kepada pelatih agar lebih memperhatikan kondisi fisik atlet yang mendukung
kemampuannya agar atlet terhindar dari terjadinya cedera.
Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai acuan atau pelajaran untuk membaca lebih banyak
buku atau sumber lain tentang jenis cedera dan penangana cedera.

Anda mungkin juga menyukai