PENDAHULUAN
Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik
maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga kualitas kesehatan seseorang
baik jasmani dan rohani. Saat ini olahraga merupakan salah satu fenomena yang
mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat,
bahkan melalui olahraga dapat dilakukan pembangunan karakter suatu bangsa, sehingga
olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepecayaan diri, identitas bangsa
dan kebanggaan Nasional melalui pembinaan olahraga yang sistematis yang berkualitas
sumber daya manusia dapat di arahkan pada peningkatan pengendaliaan diri, tanggung
jawab, disiplin, sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi olahraga
2019).
Saat ini persaingan olahraga prestasi semakin ketat, prestasi bukan lagi milik
perorangan saja, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa. Karena
dan masyarakat olahraga berjalan dengan baik. Itulah sebabnya cara dan upaya
dilakukan oleh suatu daerah atau Negara mengupayakan atletnya menjadi juara di
menjelaskan bahwa olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas
Selatan direncanakan pada 2022.Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan saat ini oleh
Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) selaku tuan rumah Porprov ke XI.Pemerintah
Kabupaten HSS melakukan Audiensi dan Koordinasi dengan Tim Pengarah Teknis
Tahun 2022. Sebagai tuan rumah Porprov Kalsel XI tahun 2022, KONI Kabupaten
Hulu Sungai Selatan (HSS) menargetkan kontingennya meraih peringkat lebih baik
dibandingkan Porprov X Tabalong. Mereka ingin bisa masuk lima besar.Pada Porprov
X Tabalong lalu, HSS berhasil meraih 17 medali emas, 20 perak, dan 33 perunggu.
Dengan total perolehan 70 medali, HSS kala itu berada di peringkat 12 dari 13
kabupaten/kota.
bapak Masdi selaku pelatih dan Ramadhana selaku atlet senior pada salah satu cabor
unggulan dikabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu balap sepeda, banyak atlet-atlet muda
yang bermunculan dan dalam segi pengalaman ataupun pengetahuan tentang cedera
mereka masih belum mendalami perihal cedera tersebut. Biasanya atlet muda tersebut
lebih sering memaksakan saat latihan, mereka cenderung ingin mengikuti pola para
seniornya yang sudah pasti para senior tersebut dari segi teknik dan pengalaman mereka
sudah matang. Faktor lingkunganpun juga dapat menjadi penyebab cedera untuk salah
satu cabor unggulan kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu balap sepeda mereka
cenderung melaksanakan latihan inti dijalanan raya yang dimana itu memiliki potensi
untuk terkena cedera dari luar. Dan dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 10
September 2022 dengan Ridha Aditya Rahman selaku pelatih dalam salah satu cabor
unggulan yaitu beladiri pencak silat dikabupaten Hulu Sungai Selatan meraka hanya
menganggap cedera itu hal biasa karena pada saat latihan tandingpun biasanya pasti
selalu ada cedera, merekapun menganggap hal itu sudah wajar karena kurangnya
dapat menimbulkan cedera sehingga mereka tidak tau dampak apa yang akan mereka
pertandingan/perlombaan dan kemenangan. Sikap agresif itu belum berarti bahwa atlet
menunjukkan berbagai strategi untuk melakukan pola laku khusus mencelakakan pihak
bertujuan untuk mencapai kesejahteraan yang meliputi jasmani dan rohani manusia itu
sendiri. Pembinaan potensi- potensi jasmaniah, rohaniyah, dan karakter seseorang dapat
yang bertujuan untuk prestasi dibagi sesuai tingkatannya masing- masing, dari tingkat
pelajar sampai tingkat klub. Pencapaian prestasi yang maksimal memerlukan persiapan
berupa latihan. ( Swadesi, I Ketut Iwan. 2011:2). Latihan yang dilakukan untuk
mencapai prestasi yang diinginkan tentunya mengandung risiko. Risiko dari aktivitas
olahraga adalah cedera. Cedera adalah kelainan yang terjadi pada tubuh yang
mengakibatkan timbulnya nyeri, panas, merah, bengkak, dan tidak berfungsi dengan
baik pada otot, tendon, ligamen, persendian, ataupun tulang akibat aktivitas yang
jaringan spesifik dikarenakan aktifitas olahraga. Proses patologi yang terjadi pada
jaringan spesifik tersebut akan dapat menimbulkan gangguan pada gerak dan fungsi
atlit yang berpengaruh terhadap prestasinya. Untuk itu masyarakat olahraga Indonesia
tersebut juga dibutuhkan peranan dari fisioterapis. (Asep Azis: 2012). Cedera olahraga
adalah suatu keadaan dimana terjadi proses patologi pada jaringan spesifik dikarenakan
aktifitas olahraga. Proses patologi yang terjadi pada jaringan spesifik tersebut akan
dapat menimbulkan gangguan pada gerak dan fungsi atlit yang berpengaruh terhadap
penanganan cidera olahraga yang komprehensif dengan pendekatan ilmu dan tehnologi
terkini. Didalam penanganan yang komprehensif tersebut juga dibutuhkan peranan dari
adanya tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya pencegahan cedera adalah setiap
berkesinambungan. Hal ini akan terwujud tentunya tidak hanya dari pemangku
Mengacu pada kondisi di atas, peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang
jenis cedera olahraga yang dialami Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada saat
penelitian dengan judul “Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet diKabupaten Hulu
tentang cedera olahraga yang terjadi pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
B. Identifikasi Masalah
1. Belum diketahui cedera apa saja yang dialami atlet Kabupaten Hulu Sungai
Selatan
tentang cedera dalam aktivitas berolahraga baik itu saat latihan dan pertandingan
3. Dampak cedera apa saja yang mengganggu atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Sungai Selatan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
diatas. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu Analisis Cedera Olahraga
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Analisis Cedera Olahraga Pada
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Cedera Olahraga Apa Saja
yang di Alami Atlet diKabupaten Hulu Sungai Selatan dan menganalisis cedera
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengembangan ilmu. pengetahuan dan
mampu menggambarkan jenis cedera olahraga yang sering dialami Atlet Kabupaten
2) Secara Praktis
a. Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan serta
pengalaman tentang Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai
Selatan
b. Bagi Atlet dengan adanya penelitian ini pihak yang bersangkutan diharapkan dapat
memberikan pertolongan lebih cepat dan tepat sehingga tidak semakin parah.
c. Bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Hulu Sungai Selatan
supaya memperhatikan dan harus serius menghadapi atlet yang sedang mengalami
cedera dengan menyediakan atau menyiapkan tim medis/tim massage yang benar-benar
d. Bagi official Kabupaten Hulu Sungai Selatan supaya memperhatikan dan harus serius
olahraga.
e. Kepada pelatih agar lebih memperhatikan kondisi fisik atlet yang mendukung
f. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan atau pelajaran untuk
membaca lebih banyak hasil penelitian atau sumber lain tentang jenis cedera dan
penanganan cedera.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Deskrepsi Teori
1.Analisis
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab
bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan,
dasarnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana Retnoningsih
(2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan
2.Cedera
Cedera olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada saat latihan
kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi batas beban latihan, yang
dapat menimbulkan rasa sakit akibat dari kelebihan latihan melalui pembebanan latihan
yang terlalu berat sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis
(Cava,1995:145)Cedera tidak hanya terjadi pada saat berolahraga, namun pada saat
materi yang relative lebih berat seperti senam lantai. Paul M Taylor (1997: 5) membagi
a. Trauma akut
Yaitu suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti cedera goresan, robek
padaa ligamen, atau patah tulang karena tejatuh. Cedera akut biasanya memerlukan
b. Overuse syndrome
Sindrom ini bermula dari adanya kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau
ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
dilihat menggunakan mikroskop, dengan keluhan minimal dan hanya sedikit saja atau
sprain ringan
b. Cedera sedang atau tingkat II, ditandai dengan kerusakan jaringan yang nyata, nyeri,
bengkak, berwarna kemerahan dan panas, dengan gangguan fungsi yang nyata dan
berpengaruh pada performa atlet yang bersangkutan, misalnya: melebarnya otot dan
robeknya ligamen.
c. Cedera berat atau tingkat III, pada cedera ini terjadi kerobekan lengkap atau hampir
lengkap pada otot, ligamentum dan fraktur pada tulang, yang memerlukan istirahat
Sedangkan menurut Giam C. K dan Teh K. C (1993: 137) membedakan cedera menjadi
a. Cedera ringan adalah cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti pada jaringan
tubuh, misalnya kekuatan otot dan kelelahan. Pada cedera ringan biasanya tidak
memerlukan pengobatan apapun, dan akan sembuh dengan sendirinya setelah istirahat
beberapa waktu.
b. Cedera sedang ialah kerusakan jaringan yang lebih nyata, dan berpengaruh terhadap
performa olahragawan. Keluhan berupa nyeri, bengkak, dan gangguan fungsi, misalnya
lebar otot, strain otot, tendon-tendon, dan robeknya ligamen (sprain gerak)
c. Cedera berat adalah cedera yang serius, diytandai dengan adanya kerusakan pada
jaringan tubuh, misalnya kerobekan otot hingga putus, maupun fraktur tulang yang
a. Mild
A mild sprorts injury will result in minimal pain and swelling. It will not adversely
affect performance and the affected area is neither tender to touch nor deformed in any
way
b. Moderate
A moderate sports injury will result in some pain and swelling. It will have a limiting
affect on sporting performance and the affected area will be midly tender to touch.
c. Severe
A severe sport injury will result in increased pain and swelling. It will not only affect
sporting performance, but will also affect normal daily activities. The injury site is
usually very tender to touch and discloration and deformity are common
3.Olahraga
kegiatan jasmani yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang
lain atau unsur alam yang jika dipertandingkan hatus dilaksanakan secara kesatria
dan sosial.
Menurut International Council of Sport and Physical Education (ICSPE),
permainan dan melibatkan unsur perjuangan menentang diri sendiri, orang lain atau
Secara umum olahraga menurut hakekatnya merupakan salah satu aktivitas fisik
maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan itu sendiri adalah suatu keadaan normal, baik jasmani maupun rohani yang
Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang
ideologi yang seutuhnya dan berkualitas berdasarkan dasar negara atau Pancasila
Exercise can distract the mind from concern with the way the body to relieve muscle
tension.” Yang berarti olahraga merupakan pereda stress yang sangat baik, olahraga
otot tubuh.
4.Atlet
seseorang, sebutan ini biasanya dikaitkan dengan bidang olahraga. Dilihat dari realita di
lapangan disebut sebagai atlet apabila seseorang adalah seorang olahragawan yang
mengikuti sebuah perlombaan atau pertandingan yang meliputi kekuatan ketangkasan
dan kecepatan dalam bidang olahraga. Selain itu dikatakan sebagai atlet apabila
seseorang itu ahli dalam suatu cabang olahraga dan memiliki prestasi (berprestasi) dari
cabang olahraga tersebut.Hakikat dari kata atlet juga banyak diungkapkan oleh para
ahli.
atau menekuni suatu cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang olahraga
tersebut, sedangkan menurut Peter Salim (1991 : 55) atlet adalah olahragawan, terutama
Selatan, Indonesia. Ibu kota sekaligus pusat pemerintahan terletak di Kandangan. Hulu
Sungai Selatan memiliki luas sekitar 1.805,00 km² dan berpenduduk sekitar 212.485
jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dan pada tahun 2020 berjumlah 232.857
jiwa.Hulu Sungai Selatan memiliki semboyan “rakat mufakat” yang artinya persatuan
sejarah Hari Jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan yang kemudian
dikukuhkan dengan Ketetapan DPRD Tingkat II Hulu Sungai Selatan tanggal 26 Maret
membahas penelitian yang relevan dengan analisis cedera olahraga. Berikut penjabaran
Tingkat pengetahuan pelatih dan atlet terhadap cedera olahraga dipengaruhi oleh
ada dan tidak bisa disamakan. Untuk itu resiko cedera yang ditimbulkan akibat dari
aktivitas latihan juga tidak bisa dihindari sepenuhnya. Keselamatan atlet selama
tersebut dapat berupa memberikan penanganan secara cepat dan tepat apabila terjadi
yang baik akan mempunyai tingkat yang baik pula dalam menganalisis cedera olahraga.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,
organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah Cedera Olahraga pada Atlet diKabupaten Hulu Sungai
1. Definisi Istilah
a. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab
sebenarnya, dan sebagainya).Analisis adalah penguraian pokok masalah atas bagian-
bagian, penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.Analisis
adalah penjabaran (pemtanganan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara
seksama.Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis
(dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian
(pengamatan, percobaan, dan sebagainya).Analisis adalah proses pemecahan masalah
(melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk
mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar (Salim,Peter dan Yenny Salim,
2002).
b. Cedera Olahraga
Cedera olahraga adalah berbagai bentuk macam cedera yang timbul, pada saat
latihan, maupun pada saat berolahraga atau sesudah berolahraga (Bolling, C. Van
Mechelen, W., Pasman, H. R., & E. Verhagen, 2018).
c. Atlet
Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri lalu
memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar belakang
kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Rusdianto (dalam Saputro,
2014).
2. Definisi Operasional
a. Analisis
pola, kategori, dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data (Basrowi & Suwandi,
2008 :91).
b. Cedera Olahraga
Cedera olahraga adalah segala macam cedera (kerusakan jaringan atau otot) yang
c. atlet
Atlet (sering pula dieja sebagai atlit) atau olahragawan adalah seseorang yang
mahir dalam olahraga dan bentuk lain dari latihan fisik. Menurut Kamus Besar Bahasa
tertentu, atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata.
C. Metode Penelitian
adalah metode yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis
Kalimantan Selatan setelah mendapatkan ijin penelitian dari Ketua Jurusan atau Ketua
Prodi Pendidikan Jasmani JPOK FKIP ULM, Pengprov Kabupaten Hulu Sungai
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Porprov Kabupaten Hulu Sungai Selatan
dengan jumlah 150 orang.Dan sampel berjumlah 150 orang dengan teknik pengambilan
2019:134).
F. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
disusun sebelumnya, kemudian atas dasar teori tersebut dikembangkan tentang faktor-
faktor yang ada pada variabel penelitian dan juga indikator-indikator variabel yang
Cedera 1. Leher 1, 2, *3
Ekstremitas
2. Bahu 4, *5, 6
Atas
3. Siku *7, 8, 9, 10
4. Pergelangan tangan *11, 12, 13, 14
Cedera 5. Tangan
1. Pinggul 15, 22,
21, 16 23
Ekstremitas
Lokasi 2. Lutut *24, 25, 26, 27
Bawah
Cedera 3. Ankle 28, 29, 30, 31
*Tanda bintang menandakan penyataan negative
No PERNYATAAN
C. LOKASI CEDERA SL SR KD TP
1. Saya pernah mengalami rasa sakit pada leher bagian samping
Kanan
2. Saya pernah mengalami rasa sakit pada leher bagian samping
Kiri
3. Saya pernah mengalami rasa sakit pada leher bagian belakang
saya membunyikan leher dengan
menghentakan/mematahkan kearah kiri dan kanan
4. Saya pernah mengalami rasa sakit pada pada bahu
kanan/kiri
5. Ketika mengalami rasa sakit sampai kelemahan pada bahu
kanan/kiri bagian samping (luar) saya tetap
melanjutkan latihan
6. Saya pernah mengalami rasa sakit pada bahu kanan/kiri
bagian belakang
7. Ketika mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
depan saya tidak melakukan istirahat
8. Saya pernah mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
belakang
9. Saya pernah mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
(dalam)
10. Saya pernah mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
(luar)
11. Ketika mengalami rasa sakit pada pergelangan tangan
Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, sehingga atlet Kabupaten Hulu Sungai
Selatan tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, kemudian mengisinya sesuai dengan
pengukuran skala Guttman. “Skala Guttman adalah pengukuran akan didapatkan jawaban
yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif”, dan lain-
lain (Sugiyono, 2019:150). Pada pernyataan positif, jawaban “Ya” akan bernilai 1 dan
jawaban “Tidak akan bernilai 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, jawaban “Ya” akan
bernilai 0 dan Jawaban “Tidak” akan bernilai 1. Rumus yang digunakan pada penelitian ini
yaitu rumus :
Keterangan :
(Rukajat, 2018:106-107)
Dalam penelitian ini, pengumpulan datanya menggunakan metode survei dengan teknik
kuesioner atau angket yang terdiri dari 36 pernyataan, dengan menggunakan prinsip
kuesioner tertutup. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah ada dan diujicobakan ke
atlet yaitu………………. Setelah dilaksanakan uji coba, kemudian diuji validitas dan uji
reliabilitas yang kemudian di validasi oleh dosen yang ahli dibidangnya. Setelah dilakukan
“Kuesioner tertutup adalah pertanyaan atau pernyataan yang mengharapkan jawaban singkat
atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap
pertanyaan atau
pernyataan yang telah tersedia” (Sugiyono, 2019:201).
H. Rancangan Analisis Data
analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data deskripsi kuantitatif dan menggunakan metode analisis data yaitu metode statistik
deskriptif. Penilaian akan dibagi perbagian sesuai dengan faktor dan indikator yang tersedia.