Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik

maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga kualitas kesehatan seseorang

baik jasmani dan rohani. Saat ini olahraga merupakan salah satu fenomena yang

mendunia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat,

bahkan melalui olahraga dapat dilakukan pembangunan karakter suatu bangsa, sehingga

olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepecayaan diri, identitas bangsa

dan kebanggaan Nasional melalui pembinaan olahraga yang sistematis yang berkualitas

sumber daya manusia dapat di arahkan pada peningkatan pengendaliaan diri, tanggung

jawab, disiplin, sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi olahraga

yang dapat membangkitkan kebanggaan Nasional (Jumadin IP dan Rendra Syahputra,

2019).

Saat ini persaingan olahraga prestasi semakin ketat, prestasi bukan lagi milik

perorangan saja, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa. Karena

dalam pencapaian prestasi suatu olahraga menggambarkan hubungan antara pemerintah

dan masyarakat olahraga berjalan dengan baik. Itulah sebabnya cara dan upaya

dilakukan oleh suatu daerah atau Negara mengupayakan atletnya menjadi juara di

berbagai even besar perlombaan olahraga. Diterangkan Dalam Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional

menjelaskan bahwa olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian tujuan

pembangunan nasional sehingga keberadaaan dan peranan olahraga dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus ditempatkan pada kedudukan yang jelas

dalam sistem hukum Nasional (Jumadin IP dan Rendra Syahputra, 2019).


Pekan Olahraga Provinsi yang selanjutnya disingkat Porprov adalah

penyelenggaraan multi kejuaraan olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan 4

tahun sekali. Pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Provinsi Kalimantan

Selatan direncanakan pada 2022.Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan saat ini oleh

Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) selaku tuan rumah Porprov ke XI.Pemerintah

Kabupaten HSS melakukan Audiensi dan Koordinasi dengan Tim Pengarah Teknis

KONI Provinsi Kalimantan Selatan, terkait kesiapan penyelenggaraan Porprov XI

Tahun 2022. Sebagai tuan rumah Porprov Kalsel XI tahun 2022, KONI Kabupaten

Hulu Sungai Selatan (HSS) menargetkan kontingennya meraih peringkat lebih baik

dibandingkan Porprov X Tabalong. Mereka ingin bisa masuk lima besar.Pada Porprov

X Tabalong lalu, HSS berhasil meraih 17 medali emas, 20 perak, dan 33 perunggu.

Dengan total perolehan 70 medali, HSS kala itu berada di peringkat 12 dari 13

kabupaten/kota.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 September 2022 dengan

bapak Masdi selaku pelatih dan Ramadhana selaku atlet senior pada salah satu cabor

unggulan dikabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu balap sepeda, banyak atlet-atlet muda

yang bermunculan dan dalam segi pengalaman ataupun pengetahuan tentang cedera

mereka masih belum mendalami perihal cedera tersebut. Biasanya atlet muda tersebut

lebih sering memaksakan saat latihan, mereka cenderung ingin mengikuti pola para

seniornya yang sudah pasti para senior tersebut dari segi teknik dan pengalaman mereka

sudah matang. Faktor lingkunganpun juga dapat menjadi penyebab cedera untuk salah

satu cabor unggulan kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu balap sepeda mereka

cenderung melaksanakan latihan inti dijalanan raya yang dimana itu memiliki potensi

untuk terkena cedera dari luar. Dan dalam wawancara yang dilakukan pada tanggal 10

September 2022 dengan Ridha Aditya Rahman selaku pelatih dalam salah satu cabor
unggulan yaitu beladiri pencak silat dikabupaten Hulu Sungai Selatan meraka hanya

menganggap cedera itu hal biasa karena pada saat latihan tandingpun biasanya pasti

selalu ada cedera, merekapun menganggap hal itu sudah wajar karena kurangnya

maksimalnya melakukan teknik. Atlet beladiri cenderung menyepelekan hal-hal yang

dapat menimbulkan cedera sehingga mereka tidak tau dampak apa yang akan mereka

rasakan untuk kedepannya.

Dalam beberapa cabang olahraga tertentu,seperti Pekan Olahraga Provinsi

(PORPROV), sikap dan usaha yang aktif, menyusun menguasai mencapai

pertandingan/perlombaan dan kemenangan. Sikap agresif itu belum berarti bahwa atlet

dalam pertandingan/perlombaan untuk pertandingan/perlombaan atau cukup cedera

yang dipertandingkan/dilombakan dalam Pekan diperlukan agresivitas, yang

menunjukkan berbagai strategi untuk melakukan pola laku khusus mencelakakan pihak

lawan agar tidak sanggup meneruskan sehingga mengurangi mutu

pertandingan/perlombaan lawan.Olahraga merupakan sebuah aktivitas manusia yang

bertujuan untuk mencapai kesejahteraan yang meliputi jasmani dan rohani manusia itu

sendiri. Pembinaan potensi- potensi jasmaniah, rohaniyah, dan karakter seseorang dapat

dibentuk melalui permainan,perlombaan dan pertandingan olahraga.Aktivitas olahraga

yang bertujuan untuk prestasi dibagi sesuai tingkatannya masing- masing, dari tingkat

pelajar sampai tingkat klub. Pencapaian prestasi yang maksimal memerlukan persiapan

berupa latihan. ( Swadesi, I Ketut Iwan. 2011:2). Latihan yang dilakukan untuk

mencapai prestasi yang diinginkan tentunya mengandung risiko. Risiko dari aktivitas

olahraga adalah cedera. Cedera adalah kelainan yang terjadi pada tubuh yang

mengakibatkan timbulnya nyeri, panas, merah, bengkak, dan tidak berfungsi dengan

baik pada otot, tendon, ligamen, persendian, ataupun tulang akibat aktivitas yang

berlebih atau kecelakaan (Ali Satya Graha dan Bambang Priyonoadi,2009:45).


Cedera olahraga adalah suatu keadaan dimana terjadi proses patologi pada

jaringan spesifik dikarenakan aktifitas olahraga. Proses patologi yang terjadi pada

jaringan spesifik tersebut akan dapat menimbulkan gangguan pada gerak dan fungsi

atlit yang berpengaruh terhadap prestasinya. Untuk itu masyarakat olahraga Indonesia

sudah sebaiknya melakukan penanganan cidera olahraga yang komprehensif dengan

pendekatan ilmu dan tehnologi terkini. Didalam penanganan yang komprehensif

tersebut juga dibutuhkan peranan dari fisioterapis. (Asep Azis: 2012). Cedera olahraga

adalah suatu keadaan dimana terjadi proses patologi pada jaringan spesifik dikarenakan

aktifitas olahraga. Proses patologi yang terjadi pada jaringan spesifik tersebut akan

dapat menimbulkan gangguan pada gerak dan fungsi atlit yang berpengaruh terhadap

prestasinya. Untuk itu masyarakat olahraga Indonesia sudah sebaiknya melakukan

penanganan cidera olahraga yang komprehensif dengan pendekatan ilmu dan tehnologi

terkini. Didalam penanganan yang komprehensif tersebut juga dibutuhkan peranan dari

fisioterapis. (Asep Azis: 2012).

Dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang pencegahan cedera, perlu

adanya tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya pencegahan cedera adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesadaran yang bertujuan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya pencegahan

cedera diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan

pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan. Hal ini akan terwujud tentunya tidak hanya dari pemangku

kebijakan olahraga yang menggerakkan, tetapi bagaimana tingkat kesadaran masyarakat

dalam berpartisipasi olahraga.

Mengacu pada kondisi di atas, peneliti ingin meneliti lebih dalam lagi tentang
jenis cedera olahraga yang dialami Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada saat

latihan dan pertandingan berlangsung selanjutnya menuangkannya dalam bentuk

penelitian dengan judul “Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet diKabupaten Hulu

Sungai Selatan”, sehingga peneliti bisa mengetahui dan menyampaikan informasi

tentang cedera olahraga yang terjadi pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu:

1. Belum diketahui cedera apa saja yang dialami atlet Kabupaten Hulu Sungai

Selatan

2. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan

tentang cedera dalam aktivitas berolahraga baik itu saat latihan dan pertandingan

3. Dampak cedera apa saja yang mengganggu atlet Kabupaten Hulu Sungai Selatan

dalam aktivitas olahraga

4. Terdapat faktor-faktor yang mengakibatkan cedera pada atlet Kabupaten Hulu

Sungai Selatan

5. Porprov XI Kalimantan Selatan apakah dapat menimbulkan cedera pada atlet

Kabupaten Hulu Sungai Selatan

C. Batasan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

diatas. Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu Analisis Cedera Olahraga

Pada Atlet diKabupaten Hulu Sungai Selatan."

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Analisis Cedera Olahraga Pada

Atlet diKabupaten Hulu Sungai Selatan".

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Cedera Olahraga Apa Saja

yang di Alami Atlet diKabupaten Hulu Sungai Selatan dan menganalisis cedera

olahraga yang dialami Atlet diKabupaten Hulu Sungai Selatan

F. Hasil Guna Penelitian


1) Secara Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan pengembangan ilmu. pengetahuan dan

mampu menggambarkan jenis cedera olahraga yang sering dialami Atlet Kabupaten

Hulu Sungai Selatan

2) Secara Praktis

a. Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan serta

pengalaman tentang Analisis Cedera Olahraga Pada Atlet Kabupaten Hulu Sungai

Selatan

b. Bagi Atlet dengan adanya penelitian ini pihak yang bersangkutan diharapkan dapat

memberikan pertolongan lebih cepat dan tepat sehingga tidak semakin parah.

c. Bagi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Hulu Sungai Selatan

supaya memperhatikan dan harus serius menghadapi atlet yang sedang mengalami

cedera dengan menyediakan atau menyiapkan tim medis/tim massage yang benar-benar

memahami masalah cedera olahraga.

d. Bagi official Kabupaten Hulu Sungai Selatan supaya memperhatikan dan harus serius

menghadapi atlet yang sedang mengalami cedera dengan menyediakan atau

menyiapkan tim medis/tim massage yang benar-benar memahami masalah cedera

olahraga.
e. Kepada pelatih agar lebih memperhatikan kondisi fisik atlet yang mendukung

kemampuannya agar atlet terhindar dari terjadinya cedera.

f. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan atau pelajaran untuk

membaca lebih banyak hasil penelitian atau sumber lain tentang jenis cedera dan

penanganan cedera.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Deskrepsi Teori

1.Analisis

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni

Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut :

a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan

sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab

sebenarnya, dan sebagainya).

b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian, penelaahan bagian-

bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat

dengan pemahaman secara keseluruhan.

c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah

ditelaah secara seksama.

d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis (dugaan,

dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian

(pengamatan, percobaan, dan sebagainya).

e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya

berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip

dasarnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Suharso dan Ana Retnoningsih

(2005), analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan dan

sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab musabab, duduk

perkara dan sebagainya).


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2005)

menjelaskan bahwa analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk

mengetahui keadaan yang sebenarnya.

2.Cedera

Cedera olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada saat latihan

ataupun pada waktu pertandingan ataupun sesudah pertandingan (Hardianto

Wibowo,1995:11). Cedera merupakan rusaknya jaringan yang disebabkan adanya

kesalahan teknis, benturan, atau aktivitas fisik yang melebihi batas beban latihan, yang

dapat menimbulkan rasa sakit akibat dari kelebihan latihan melalui pembebanan latihan

yang terlalu berat sehingga otot dan tulang tidak lagi dalam keadaan anatomis

(Cava,1995:145)Cedera tidak hanya terjadi pada saat berolahraga, namun pada saat

pembelajaran Penjasorkes (penjas), cedera akan selalu membayangi terlebih pada

materi yang relative lebih berat seperti senam lantai. Paul M Taylor (1997: 5) membagi

jenis cedera yangsering dialami menjadi dua jenis yaitu:

a. Trauma akut

Yaitu suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti cedera goresan, robek

padaa ligamen, atau patah tulang karena tejatuh. Cedera akut biasanya memerlukan

pertolongan yang profesional dengan segera.

b. Overuse syndrome

Sindrom ini bermula dari adanya kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau

ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.

Hardianto Wibowo (1995:15) mengklasifikasikan cedera olahraga sebagai berikut:


a. Cedera ringan atau tingkat I, ditandai dengan adanya robekan yang hanya dapat

dilihat menggunakan mikroskop, dengan keluhan minimal dan hanya sedikit saja atau

tidak mengganggu performa olahragawan yang bersangkutan, misalnya lecet, memar,

sprain ringan

b. Cedera sedang atau tingkat II, ditandai dengan kerusakan jaringan yang nyata, nyeri,

bengkak, berwarna kemerahan dan panas, dengan gangguan fungsi yang nyata dan

berpengaruh pada performa atlet yang bersangkutan, misalnya: melebarnya otot dan

robeknya ligamen.

c. Cedera berat atau tingkat III, pada cedera ini terjadi kerobekan lengkap atau hampir

lengkap pada otot, ligamentum dan fraktur pada tulang, yang memerlukan istirahat

total, pengobatannya intensif, bahkan mungkin operasi.

Sedangkan menurut Giam C. K dan Teh K. C (1993: 137) membedakan cedera menjadi

tiga tingkatan yaitu:

a. Cedera ringan adalah cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti pada jaringan

tubuh, misalnya kekuatan otot dan kelelahan. Pada cedera ringan biasanya tidak

memerlukan pengobatan apapun, dan akan sembuh dengan sendirinya setelah istirahat

beberapa waktu.

b. Cedera sedang ialah kerusakan jaringan yang lebih nyata, dan berpengaruh terhadap

performa olahragawan. Keluhan berupa nyeri, bengkak, dan gangguan fungsi, misalnya

lebar otot, strain otot, tendon-tendon, dan robeknya ligamen (sprain gerak)

c. Cedera berat adalah cedera yang serius, diytandai dengan adanya kerusakan pada

jaringan tubuh, misalnya kerobekan otot hingga putus, maupun fraktur tulang yang

memerlukan istirahat total, pengobatan intensif bahkan operasi.


Brad Walker (2007: 11) menjelaskan jenis cedera secara umum menjadi 3 yaitu:

a. Mild

A mild sprorts injury will result in minimal pain and swelling. It will not adversely

affect performance and the affected area is neither tender to touch nor deformed in any

way

b. Moderate

A moderate sports injury will result in some pain and swelling. It will have a limiting

affect on sporting performance and the affected area will be midly tender to touch.

Some discloration at the injury site may also be present

c. Severe

A severe sport injury will result in increased pain and swelling. It will not only affect

sporting performance, but will also affect normal daily activities. The injury site is

usually very tender to touch and discloration and deformity are common

3.Olahraga

Menurut Komite Olahraga Nasional Indonesia, olahraga adalah setiap

kegiatan jasmani yang dilandasi semangat perjuangan melawan diri sendiri, orang

lain atau unsur alam yang jika dipertandingkan hatus dilaksanakan secara kesatria

sehingga merupakan sarana pendidikan pribadi yang ampuh menuju peningkatan

kualitas hidup yang lebih luhur.

Menurut Undang-undang no. 3 tahun 2005, olahraga adalah kegiatan

sistematis untuk mendorong, membinam mengembangkan potensi jasmani, rohani

dan sosial.
Menurut International Council of Sport and Physical Education (ICSPE),

olahraga merupakan setiap aktivitas jasmani yang mengandung sifat/ciri

permainan dan melibatkan unsur perjuangan menentang diri sendiri, orang lain atau

konfrontasi dengan faktor alam.

Secara umum olahraga menurut hakekatnya merupakan salah satu aktivitas fisik

maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas

kesehatan yang melibatkan gerak tubuh berulang-ulang seseorang. Sedangkan arti

kesehatan itu sendiri adalah suatu keadaan normal, baik jasmani maupun rohani yang

dialami mahluk hidup.

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang

dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan

rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat berupa permainan,

pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia yang memiliki

ideologi yang seutuhnya dan berkualitas berdasarkan dasar negara atau Pancasila

(Cholik Mutohir, 1992).

Jessica Dolland mengatakan bahwa “Sport is an exellent stress reliver.

Exercise can distract the mind from concern with the way the body to relieve muscle

tension.” Yang berarti olahraga merupakan pereda stress yang sangat baik, olahraga

dapat mengalihkan pikiran dari kekhawatiran dengan cara meredakan ketegangan

otot tubuh.

4.Atlet

Dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar kata atlet sebagai sebutan

seseorang, sebutan ini biasanya dikaitkan dengan bidang olahraga. Dilihat dari realita di

lapangan disebut sebagai atlet apabila seseorang adalah seorang olahragawan yang
mengikuti sebuah perlombaan atau pertandingan yang meliputi kekuatan ketangkasan

dan kecepatan dalam bidang olahraga. Selain itu dikatakan sebagai atlet apabila

seseorang itu ahli dalam suatu cabang olahraga dan memiliki prestasi (berprestasi) dari

cabang olahraga tersebut.Hakikat dari kata atlet juga banyak diungkapkan oleh para

ahli.

Menurut Basuki Wibowo (2002 : 05) atlet adalah subjek/seseorang yangberprofesi

atau menekuni suatu cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang olahraga

tersebut, sedangkan menurut Peter Salim (1991 : 55) atlet adalah olahragawan, terutama

dalam bidang yang memerlukan kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan.

5. Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten di Kalimantan

Selatan, Indonesia. Ibu kota sekaligus pusat pemerintahan terletak di Kandangan. Hulu

Sungai Selatan memiliki luas sekitar 1.805,00 km² dan berpenduduk sekitar 212.485

jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dan pada tahun 2020 berjumlah 232.857

jiwa.Hulu Sungai Selatan memiliki semboyan “rakat mufakat” yang artinya persatuan

yang erat disertai musyawarah.Tanggal 2 Desember 1950 menjadi pancangan tonggak

sejarah Hari Jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan yang kemudian

dikukuhkan dengan Ketetapan DPRD Tingkat II Hulu Sungai Selatan tanggal 26 Maret

1987 Nomor 06 KPTS/DPRD-HSS/1987 tentang Persetujuan Ketetapan Hari Jadi

Kabupaten Daerah Tingkat II Hulu Sungai Selatan.Kabupaten Hulu Sungai Selatan

dibentuk dengan Undang–Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan

Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai

undang–undang dengan ibukota Kandangan.

B. Penelitian Yang Relevan


Uraian dalam sub-bab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan. Peneliti

membahas penelitian yang relevan dengan analisis cedera olahraga. Berikut penjabaran

dari penelitian tersebut.

1. ANALISIS TENTANG CEDERA DALAM OLAHRAGA BELADIRI


TAEKWONDO DI DOJANG UNP Yogi Setiawan, Frizky Amra, Heru Syarli
Lesmana Universitas Negeri Padang
Masalah dalam penelitian ini adalah sering terjadinya cedera pada olahraga Tae
Kwon-Do di Dojang UNP. Seringnya cedera tersebut kemungkinan disebabkan oleh
rendahnya pengetahuan pelatih/pembina pada jenis cedera, penyebab cedera, dan
pengobatan cedera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis cedera,
penyebab cedera, dan pengobatan cedera pada olahraga beladiri Taekwondo. Jenis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian
dilaksanakan Dojang UNP kota Padang. Sampel dalam penelitian ini adalah atlet yang
aktif mengikuti latihan Taekwondo berjumlah 50 orang. Untuk mengetahui jenis
cedera, penyebab cedera, dan pengobatan cedera atlet Taekwondo adalah dengan
menggunakan angket dan wawancara.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik distribusi frekuensi (statistik deskriptif) dengan perhitungan persentase.
Hasil Penelitian adalah jenis cedera olahraga yang sering terjadi dalam olahraga
beladiri Tae Kwon-Do di Dojang UNP yaitu: sebanyak 16 orang atau 32% atlet
pernah mengalami cedera Sprain, kemudian sebanyak 4 orang atau 8% pernah
mengalami cedera Dislokasi, sedangkan 6 orang atau 12% atlet tersebut pernah
mengalami cedera Luka Lecet dan 10 orang atau 20% menyatakan pernah mengalami
cedera Kram Otot. Sisanya 14 orang atau 28% pernah mengalami cedera Hematom.
2. ANALISIS CEDERA OLAHRAGA DAN PERTOLONGAN PERTAMA
PEMAIN SEPAK BOLA (Studi Kasus Liga Springhill Putaran II Pengcab PSSI
Surabaya 2014)Erwan Nur ArindaS-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya
Sepak bola merupakan cabang olahraga yang membutuhkan keberanian diri dan
sportivitas tinggi. Karena dalam sepak bola sering terjadi kontak fisik antarpemain
sehingga resiko terjadi cedera lebih besar. Cedera tersebut akan berakibat fatal bagi
dirinya maupun orang lain serta bagi tim secara umum. Ketika pemain yang
mengalami cedera tidak ditangani dengan benar, maka cedera yang dialami tidak
malah sembuh, tetapi cedera yang dialami akan bertambah parah. Tujuan dari
penelitian ini mengetahui bagaimana cedera olahraga serta pertolongan pertama
pemain sepak bola pada liga springhill putaran II Pengcab PSSI Surabaya. Jenis
Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sampel yang digunakan dalam
penelitan ini berjumlah 44 pemain dari 4 tim yang masuk dalam semifinal dan final
liga springhill. Sedangkan instrumen pengumpulan data menggunakan instrumen
berupa angket tertutup.
Hasil yang diperoleh dari 44 responden yaitu pemain pernah mengalami cedera
olahraga dengan skala 59% tergolong sedang. Cedera yang paling dominan adalah
cedera memar skala 56% tergolong sedang.Penyebab cedera disebabkan karena
kondisi tubuh yang kurang fit skala 58% tergolong sedang. Ahli penanganan cedera
ringan ditangani tim medis dengan skala 60% tergolong sedang. Cedera berat
ditangani tim medis skala 52% tergolong sedang. Pasca cedera pemain masih
mengalami rasa sakit dengan skala 65% tergolong kuat. Pemulihan cedera olahraga
yaitu dengan terapi latihan 64% tergolong kuat. Pencegahan cedera dilakukan melalui
istirahat dan pemanasan yang cukup dengan skala masing-masing 78% tergolong
kuat. Penanganan pertama cedera olahraga yang paling dominan dengan dilakukan
stretching dengan skala 72% tergolong kuat dan mengunakan metode RICE dengan
skala 66% tergolong kuat.
C. Kerangka Berpikir

Tingkat pengetahuan pelatih dan atlet terhadap cedera olahraga dipengaruhi oleh

pengalaman, pengetahuan dan keterampilan. Pelatih mempunyai peran penting dalam

meningkatkan kemampuan olahraga dalam pendewasaan yang dididiknya. Namun

ketersediaan sarana-prasarana dan perbedaan karakteristik atlet merupakan sesuatu yang

ada dan tidak bisa disamakan. Untuk itu resiko cedera yang ditimbulkan akibat dari

aktivitas latihan juga tidak bisa dihindari sepenuhnya. Keselamatan atlet selama

mengikuti pertandingan sepenuhnya tanggung jawab pelatih. Pertanggung jawaban

tersebut dapat berupa memberikan penanganan secara cepat dan tepat apabila terjadi

cedera. Seorang pelatih yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

yang baik akan mempunyai tingkat yang baik pula dalam menganalisis cedera olahraga.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek,

organisasi, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016 :68).Variabel

dalam penelitian ini adalah Cedera Olahraga pada Atlet diKabupaten Hulu Sungai

Selatan. Variabel ini merupakan variabel tunggal.

B. Definisi Istilah dan Operasional

1. Definisi Istilah

a. Analisis
Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan
sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab
sebenarnya, dan sebagainya).Analisis adalah penguraian pokok masalah atas bagian-
bagian, penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara keseluruhan.Analisis
adalah penjabaran (pemtanganan) sesuatu hal, dan sebagainya setelah ditelaah secara
seksama.Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan hipotesis
(dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya melalui beberapa kepastian
(pengamatan, percobaan, dan sebagainya).Analisis adalah proses pemecahan masalah
(melalui akal) ke dalam bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk
mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasar (Salim,Peter dan Yenny Salim,
2002).
b. Cedera Olahraga
Cedera olahraga adalah berbagai bentuk macam cedera yang timbul, pada saat
latihan, maupun pada saat berolahraga atau sesudah berolahraga (Bolling, C. Van
Mechelen, W., Pasman, H. R., & E. Verhagen, 2018).
c. Atlet
Atlet adalah Individu yang memiliki keunikan dan memiliki bakat tersendiri lalu
memiliki pola perilaku dan juga keperibadia tersendiri serta memiliki latar belakang
kehidupan yang mempengaruhi secara spesifik pada dirinya. Rusdianto (dalam Saputro,
2014).
2. Definisi Operasional

a. Analisis

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori, dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data (Basrowi & Suwandi,

2008 :91).

b. Cedera Olahraga

Cedera olahraga adalah segala macam cedera (kerusakan jaringan atau otot) yang

timbul, baik pada waktu latihan, berolahraga, pertandingan, ataupun sesudahnya.

c. atlet

Atlet (sering pula dieja sebagai atlit) atau olahragawan adalah seseorang yang

mahir dalam olahraga dan bentuk lain dari latihan fisik. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, atlet adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau

pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).Dalam beberapa cabang olahraga

tertentu, atlet harus mempunyai kemampuan fisik yang lebih tinggi dari rata-rata.

C. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survei. Metode kuantitatif

adalah metode yang menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2019:16).

D. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di KONI Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi

Kalimantan Selatan setelah mendapatkan ijin penelitian dari Ketua Jurusan atau Ketua

Prodi Pendidikan Jasmani JPOK FKIP ULM, Pengprov Kabupaten Hulu Sungai

Selatan, dan dinas terkait .

E. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Porprov Kabupaten Hulu Sungai Selatan

dengan jumlah 150 orang.Dan sampel berjumlah 150 orang dengan teknik pengambilan

sampel menggunakan Total Sampling. “Total Sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua” (Sugiyono,

2019:134).

F. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya(Sugiyono, 2019:156-199). Di dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berupa pilihan ya atau

tidak.Pengembangan instrumen tersebut di dasarkan atas konstruksi teori yang telah

disusun sebelumnya, kemudian atas dasar teori tersebut dikembangkan tentang faktor-

faktor yang ada pada variabel penelitian dan juga indikator-indikator variabel yang

selanjutnya dijabarkan dalam bentuk butir-butir pertanyaan.Untuk memudahkan

pembuatan instrumen maka penulis menggunakan kisi-kisi berdasarkan indikator yang

ada pada tabel 3.1

(Oktavian, Muhammad ; Roepajadi, 2021:57).


Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Dalam Penelitian

Variabel Sub Indikator Sub Indikator No Item


Variabel Instrumen
Cedera Kronik 1. Radang otot (Myositis) 1, *2, 3
(Overuse) 2. Radang tendon (Tendinitis) 4, 5, 6
Macam
Cedera Cedera Akut 1. Memar 7, 8, *9
2. Lecet 10, *11, *12
Identifikasi macam, jenis, dan lokasi cedera olahraga atlet Kontingen Klaten Kabupaten Hulu

3. Patah tulang 13, 14, *15

Cedera Ringan 1. Pingsan 1, 2, 3


2. Kram 4, 5, *6
3. Sprain tingkat I 7, 8, *9
4. Strain tingkat I 10, 11, *12

Cedera Sedang 1. Perdarahan 13, 14, *15


2. Geser sendi (subluxation) 16, 17, *18

Jenis 3. Sprain tingkat II 19, 20, *21

Cedera 4. Strain tingkat II 22, 23, *24

Cedera Berat 1. Sprain tingkat III 28, 29, *30


2. Strain tingkat III 31, 32, 33
3. Lepas sendi (dislocation) *34, 35, 36
Sungai Selatan

Cedera 1. Leher 1, 2, *3
Ekstremitas
2. Bahu 4, *5, 6
Atas
3. Siku *7, 8, 9, 10
4. Pergelangan tangan *11, 12, 13, 14

Cedera 5. Tangan
1. Pinggul 15, 22,
21, 16 23
Ekstremitas
Lokasi 2. Lutut *24, 25, 26, 27
Bawah
Cedera 3. Ankle 28, 29, 30, 31
*Tanda bintang menandakan penyataan negative
No PERNYATAAN
C. LOKASI CEDERA SL SR KD TP
1. Saya pernah mengalami rasa sakit pada leher bagian samping
Kanan
2. Saya pernah mengalami rasa sakit pada leher bagian samping
Kiri
3. Saya pernah mengalami rasa sakit pada leher bagian belakang
saya membunyikan leher dengan
menghentakan/mematahkan kearah kiri dan kanan
4. Saya pernah mengalami rasa sakit pada pada bahu
kanan/kiri
5. Ketika mengalami rasa sakit sampai kelemahan pada bahu
kanan/kiri bagian samping (luar) saya tetap
melanjutkan latihan
6. Saya pernah mengalami rasa sakit pada bahu kanan/kiri
bagian belakang
7. Ketika mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
depan saya tidak melakukan istirahat
8. Saya pernah mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
belakang
9. Saya pernah mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
(dalam)
10. Saya pernah mengalami rasa sakit pada siku kanan/kiri bagian
(luar)
11. Ketika mengalami rasa sakit pada pergelangan tangan

kanan/kiri bagian depan dan saya memutar-mutar dan men


stretch keatas dan kebawah pergelangan tangan
12. Saya pernah mengalami rasa sakit pada pergelangan tangan
kanan/kiri bagian belakang
13. Saya pernah mengalami rasa sakit pada pergelangan tangan
kanan/kiri bagian (dalam)
14. Saya pernah mengalami rasa sakit pada pergelangan tangan
kanan/kiri bagian (luar)
15. Saya pernah mengalami rasa sakit pada bagian punggung
tangan kanan/kiri
16. Saya pernah mengalami rasa sakit pada bagian telapak tangan
kanan/kiri
17. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari tangan
kanan/kiri bagian depan
18. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari tangan
kanan/kiri bagian belakang
19. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari tangan
kanan/kiri bagian (dalam)
20. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari tangan
kanan/kiri bagian (luar)
21. Ketika mengalami rasa sakit pada pinggul kanan/kiri bagian
depan saya memutar bagian pinggul ke kanan dan ke kiri
22. hingga pinggul
Saya pernah berbunyi rasa
mengalami (glutuk)
sakit pada pinggul kanan/kiri
bagian belakang
23. Saya pernah mengalami rasa sakit pada pinggul kanan/kiri
bagian samping kanan/kiri (luar)
24. Ketika sikap berdiri yang terlalu lama saya mengalami rasa
sakit pada lutut kanan/kiri bagian depan kemudian melakukan
gerakan menggoyang lutut ke kanan dan kiri serta
menendang-nendangkan lutut ke depan.

25. Saya pernah mengalami rasa sakit pada lutut kanan/kiri


bagian belakang
26. Saya pernah mengalami rasa sakit pada lutut kanan/kiri
bagian samping (luar)
27. Saya pernah mengalami rasa sakit pada lutut kanan/kiri
bagian samping (dalam)
28. Saya pernah mengalami rasa sakit pada ankle kanan/kiri
bagian depan
29. Saya pernah mengalami rasa sakit pada ankle kanan/kiri
bagian belakang
30. Saya pernah mengalami rasa sakit pada ankle kanan/kiri
bagian samping (luar)
31. Saya pernah mengalami rasa sakit pada ankle kanan/kiri
bagian samping (dalam)
32. Saya pernah mengalami rasa sakit pada punggung kaki
kanan/kiri
33. Saya pernah mengalami rasa sakit pada telapak Kaki
kanan/kiri
34. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari kaki
kanan/kiri bagian depan
35. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari kaki
kanan/kiri bagian belakang
36. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari kaki
kanan/kiri bagian bagian (dalam)
37. Saya pernah mengalami rasa sakit pada jari-jari kaki
kanan/kiri bagian bagian (luar)

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup, sehingga atlet Kabupaten Hulu Sungai

Selatan tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, kemudian mengisinya sesuai dengan

pengalaman latihan ataupun pertandingan selama ini. Penelitian ini menggunakan

pengukuran skala Guttman. “Skala Guttman adalah pengukuran akan didapatkan jawaban

yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif”, dan lain-

lain (Sugiyono, 2019:150). Pada pernyataan positif, jawaban “Ya” akan bernilai 1 dan

jawaban “Tidak akan bernilai 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, jawaban “Ya” akan

bernilai 0 dan Jawaban “Tidak” akan bernilai 1. Rumus yang digunakan pada penelitian ini

yaitu rumus :

Keterangan :

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi jawaban untuk setiap alternatif

N = Jumlah frekuensi jawaban atau jumlah responden


100% = bilangan tetap

(Rukajat, 2018:106-107)

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan datanya menggunakan metode survei dengan teknik

kuesioner atau angket yang terdiri dari 36 pernyataan, dengan menggunakan prinsip

kuesioner tertutup. Angket dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah ada dan diujicobakan ke

atlet yaitu………………. Setelah dilaksanakan uji coba, kemudian diuji validitas dan uji

reliabilitas yang kemudian di validasi oleh dosen yang ahli dibidangnya. Setelah dilakukan

validasi maka angket di sebar ke …….sampel.

“Kuesioner tertutup adalah pertanyaan atau pernyataan yang mengharapkan jawaban singkat
atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap
pertanyaan atau
pernyataan yang telah tersedia” (Sugiyono, 2019:201).
H. Rancangan Analisis Data

Setelah dilaksanakan penelitian, semua data dikumpulkan dan selanjutnya dilaksanakan

analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

data deskripsi kuantitatif dan menggunakan metode analisis data yaitu metode statistik

deskriptif. Penilaian akan dibagi perbagian sesuai dengan faktor dan indikator yang tersedia.

Anda mungkin juga menyukai