Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Isu dan Kebijakan
Olahraga
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang Isu Dalam
Olahraga.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peralatan tim ketika seorang pria atau wanita bermain. Mungkin kita
seharusnya layak untuk menyatakan, “Memenangkan sesuatu, tetapi tidak hanya
berfikir.” Ini bukan nilai perhatian dengan bahaya dari memenangkan target lebih
terutama langsung pada organisasi olaharaga itu yang masih tuntunan amatir, dari
antara perguruan tinggi, sekolah tinggi dan klub olahraga, dibawah organisasi
olahraga anak-anak seperti liga kecil. Rata-rata tingkat ahli, bagaimanapun, disana
dikira terbatas dalam kemenangan. Satu harapan bahwa para pelatih seperti
menggangu untuk tidak menganjurkan atlet mereka untuk melakukan steroid, lebih
dulu mungkin menolong mereka untuk menang. Masih, pelatih dan dengan jelas
mengenal lebih seringkali melawan menurut dengan olahraga amatir.
Para pelatih dipuji untuk mengajari kita disiplin pribadi, kerjasama kelompok,
sikap sportif. Tetapi sayang, seperti disebutkan lekas, mereka semua juga sering
disalahkan untuk mengajari kita sesuatu yang sangat berbeda, sifat otoriter,
kekejaman, sadis untuk penipu dalam kemenangan. Bagaimana mungkin kita bisa
mulai menaruh latihan ideal? Mempertimbangkan sebuah analogi dengan anggota
fakultas akademi. Fakultas akademi dievaluasi dari sebuah nomor kriteria, khusus
sesuatu seperti kemampuan mengajar, ilmiah dan produktiv dan jasa fakultas atau
universitas. Tentu benar, kita rasanya beberapa institusi merupakan sebuah “segala
sesuatu bukan publikasi, ini bukan hanya berfikir” kebijaksanaan. Tetapi dari
universitas, teristimewa satu yang paling bagus, lebih atau kurang berhasil menaksir
fakultas mereka dari kriteria beberapa orang disini.
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan dan pembahasan pada makalah ini adalah untuk
membahas dan mengkaji tentang isu yang ada pada olahraga prestasi, mengetahui
factor factor yang mempengaruhi, dampak terhadap masa depan, dan mencari
masalah yg ada pada isu dan kebijakan olahraga prestasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Isu Olahraga
Isu olahraga adalah persoalan persoalan yang tertuju angsung terhadap atlet,
pelatih sarana dan prasarana yang ada di dalam olah raga.
2.Kebijakan Olahraga
Kebijakan olahraga adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindakdaam olahraga
Ada banyak cara untuk menilai prestasi, antara lain dengan melihat perolehan
medali di Olimpiade, juara dunia cabang olahraga tertentu (juara Piala Dunia, juara
Piala Thomas dan Uber, dll.), menjadi tuan rumah acara olahraga besar, serta level
"prestasi" yang paling rendah, yaitu angka partisipasi yang aktif dan konsisten di
acara olahraga tingkat dunia. Strategi dalam menyusun dan mengaplikasikan
kebijakan olahraga di sebuah negara secara ideal dipegang oleh mereka yang
menguasai ilmu manajemen terutama olahraga (sport management), karena orang-
orang ini adalah mereka yang mampu menyampaikan olahraga kepada
Masyarakatluas (deliveryofsports).
1.Isu Atlet
berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara, sebanyak satu orang; Jambi dua
orang; Sidoarjo, Jawa Timur, sebanyak tiga orang; dan satu atlet lainnya asal
Yogyakarta. "Terdapat informasi sebanyak tujuh orang seolah-olah kabur. Tetapi
tidak seperti itu kenyataannya. Karena kalau untuk naik ke pesawat, itu pasti ada
suratnya, minimal antigen. Jadi mereka yang pergi itu sudah di antigen," ucap
Menpora Amali pasca di Stadion Mandala, Jayapura, Selasa (12/10).
Menpora Amali mengatakan telah terjadinya keterlambatan dari hasil tes PCR
yang dilakukan oleh ketujuh atlet tersebut, lantaran kurangnya faslitas untuk lab PCR
di Papua ini, sedangkan orang yang melakukan PCR untuk kepentingan
kepulangannya ke daerah asal banyak. "Hasil dari PCR, memang terlambat setelah
mereka di sana. Kenapa terlambat, karena memang kita di sini kekurangan faslitas
untuk lab PCR," ucapnya. Menpora Amali pun memperkirakan, hal serupa akan
terjadi lagi kedepannya. "Saya pun memperkirakan nanti akan terjadi lagi hal
semacam itu, karena akan banyak yang numpuk pulang di akhir penyelenggaraan
PON ini, tapi mudah-mudahan tidak," tuturnya.
Oleh karena itu, kepada para awak media, Menpora Amali kembali
menegaskan jika ke tujuh atlet tersebut bukannya kabur. "Jadi sekali lagi dan perlu di
catat jika mereka bukannya kabur. Mereka sudah ada suratnya, kalau tidak ada, tidak
mungkin mereka bisa naik pesawat, tetapi karena hasil tes PCR nya yang terlambat,
maka baru bisa diketahui di sana," tegasnya. Menteri asal partai Golkar itu pun
mengatakan jika perhelatan PON XX Papua ini benar-benar dijaga terhadap semua
aspeknya. "Semuanya dalam keadaan yang aman, tidak ada terkesan seolah-olah lari
dari karantina dan seolah-olah tidak ada yang menjaga.
Balap sepeda Indonesia kategori Cross Country Olympic (XCO) putra batal
mendominasi podium di SEA Games 2023. Sebab, satu medali terpaksa diberikan
kepada posisi keempat karena terbentur kebijakan. Dalam pertandingan yang bergulir
di Kulen Mountain, Siem Reap, Kamboja, Sabtu (6/52023), tiga atlet Indonesia,
yakni Feri Yudoyono, Zaenal Fanani, dan Ihza Muhammad seharusnya sukses
mendominasi podium XCO SEA Games 2023.
Kamboja meraih medali emas dari nomor beregu campuran bulu tangkis SEA
Games 2023 setelah menumbangkan Myanmar dengan skor 3-2 di Morodok Techo
National Stadium, Rabu (10/5/2023). Namun, nomor beregu campuran ini justru
mendapatkan sorotan karena negara-negara yang unggul dalam cabor badminton,
seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand, tidak diperkenankan untuk ikut serta
dalam turnamen nomor bulu tangkis ini.
Selain itu, Kamboja yang berhasil meraih emas juga diduga menggunakan
pemain 'joki' asal China. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, atlet bulu
tangkis Kamboja, Chourng Meng, disebut sebagai pemain asal China yang ditunjuk
untuk berlaga di dua nomor, yakni ganda putri dan ganda campuran. Spekulasi
'pemain jokian' dari warganet semakin menguat setelah Chourng Meng tidak naik ke
podium untuk menerima penghargaan. Terlebih, nama Chourng Meng tidak terdaftar
di laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF)
Masalah sarana dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi faktor lain
mengapa olahraga Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan.
Kurangnya gedung indoor olahraga atau kualitas rumput lapangan sepak bola yang
kurang adalah beberapa contoh permasalahan kurang memadainya infrastruktur
olahraga di Indonesia. Hal yang harus di perbaiki dalam memajukan Olahraga di
Indonesia adalah :Ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam mengelola olahraga
di Indonesia yaitu, dengan penanaman nilai, norma dan moral dalam berperilaku.
Kemudian Pengoptimalan penangan pemerintah dalam menangani permasalhan
olahraga sesuai dengan UU RI no. 3 2005 pasal BAB VIII tentang Pengelolaan
Keolahragaan.
Tetapi sejauh yang kita tahu, dilain pihak ada banyak perbedaan dan hal
negative dari sebuah kompetisi. Ketika seorang atlet muda memakai anabolic steroid
(doping) dalam dosis tinggi, dengan demikian dia menempatkan kesehatannya pada
resiko tinggi. Pertama-tama, hubungan antara kompetisi atletik dan alienasi tidak
bisa secara langsung menyebabkan sesuatu. Jika, seperti klaim marxisme, kompetisi
menyebebkan alienasi, terus kita akan berprasangka, dalam bahas manusia, untuk itu
ada sebuah penghubung langsung antara alienasi dan kompetisi. Jika alienasi
dilakukan dalam setiap kontes atletik atau dihampir setiap orang, kita bisa secara
masuk akal mengklain adanya hubungan tersebut.
Tetapi, seperti yang kita sudah lihat, seperti itu bukanlah kasus. Kita harus
memformulasikan hubungan antara kompetisi dan persahabatan disisi lainnya. Untuk
melakukan hal tersebut, ijinkan saya memperkenalkan sebuah pembeda antara dua
beberapa macam perbedaan dari analisis, sebuah analisis deskriptif dari penomena
yang diberikan dan analisis teleological daripadanya. Analisis deskriptif berusaha
untuk “katakan itu seperti itu”. Dimana bisa menjadi berbagai tipe penjelasan
deskriptif. Penjelasan teleological, di arah yang berlawanan, pendekatannya tidak
pada cara benda itu ada, tapi bagaimana cara mereka menjadikannya. Kedua analisis
ini sangatlah komplek, keduanya mempunyai kebaikan yang penting dan berbagi
kesulitan.
Pengasingan bukanlah konsekwensi yang alami dari kompetisi olahraga tetapi apa
yang terjadi ketika olahraga tidak bekerja dengan benar, di mana ini merupakan suatu
gaya cacat. Kompetisi yang paling baik, ketika kompetisi itu berjalan,itu adalah suatu
kesempatan persahabatan. Tidak diragukan lagi banyak yang usul lain yang masuk
akal oleh yang dikembangkan. Tetapi untuk teologist, ini, dan tak satu analisa
deskriptif pun yang mungkin menunjuk untuk menghapuskan olahraga sebab itu
intherently (tidak terpisahkan) mengasingkan, akan menjadi kerangka analisa yang
sesuai.
Isu yang ketiga di dalam pertimbangan kita tentang permasalahan etis dalam
olahraga, kita akan berbalik ke suatu masalah yang jauh lebih spesifik yang tidak
pernah akan muncul jika olahraga tidak ditempelkan adalah pada suatu konteks di
mana pemenang kadang-kadang overemphasized dan di mana kompetisi tak dapat
dikendalikan. Mari kita mempertimbangkan suatu masalah yang di dalam pandangan
dari orang banyak kini suatu krisis nasional: penggunaan yang tersebar luas dari
anabolic steroids dan obat peningkat stamina lainnya oleh atlit di hampir tiap-tiap
tingkatan, dari profesional tergolong alumni paling bawah dan bahkan olahraga
sekolah menengah.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Isu olahraga adalah persoalan persoalan yang tertuju angsung terhadap atlet,
pelatih sarana dan prasarana yang ada di dalam olah raga. Sebagai sebuah prestasi,
perkembangan dunia olahraga Indonesia cukup membanggakan. Pada Olimpiade
Tokyo 2020, atlet terbaik tanah air mempersembahkan lima medali; 1 emas, 1 perak,
dan 3 perunggu. Perolehan itu membawa Indonesia berada di urutan ke-55 dunia dan
melampaui negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Kebijakan olahraga adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak dalam olahraga. Setelah menyadari peran penting kebijakan pemerintah
dalam kemajuan olahraga di sebuah negara, selanjutnya perlu diketahui strategi
kebijakan olahraga (sport policy) seperti apa yang bisa membawa sebuah negara
kepada kesuksesan.Kembali kepada tulisan sebelumnya, arti "kesuksesan" di sini
adalah sesuatu yang bisa dianggap sebagai prestasi yang pada akhirnya membuat
sebuah negara diakui oleh dunia (world recognition).
1.Isu Atlet
berasal dari Tarakan, Kalimantan Utara, sebanyak satu orang; Jambi dua
orang; Sidoarjo, Jawa Timur, sebanyak tiga orang; dan satu atlet lainnya asal
Yogyakarta. "Terdapat informasi sebanyak tujuh orang seolah-olah kabur. Tetapi
tidak seperti itu kenyataannya. Karena kalau untuk naik ke pesawat, itu pasti ada
suratnya, minimal antigen. Jadi mereka yang pergi itu sudah di antigen," ucap
Menpora Amali pasca di Stadion Mandala, Jayapura, Selasa (12/10).
Menpora Amali mengatakan telah terjadinya keterlambatan dari hasil tes PCR
yang dilakukan oleh ketujuh atlet tersebut, lantaran kurangnya faslitas untuk lab PCR
di Papua ini, sedangkan orang yang melakukan PCR untuk kepentingan
kepulangannya ke daerah asal banyak. "Hasil dari PCR, memang terlambat setelah
mereka di sana. Kenapa terlambat, karena memang kita di sini kekurangan faslitas
untuk lab PCR," ucapnya. Menpora Amali pun memperkirakan, hal serupa akan
terjadi lagi kedepannya. "Saya pun memperkirakan nanti akan terjadi lagi hal
semacam itu, karena akan banyak yang numpuk pulang di akhir penyelenggaraan
PON ini, tapi mudah-mudahan tidak," tuturnya.
Oleh karena itu, kepada para awak media, Menpora Amali kembali
menegaskan jika ke tujuh atlet tersebut bukannya kabur. "Jadi sekali lagi dan perlu di
catat jika mereka bukannya kabur. Mereka sudah ada suratnya, kalau tidak ada, tidak
mungkin mereka bisa naik pesawat, tetapi karena hasil tes PCR nya yang terlambat,
maka baru bisa diketahui di sana," tegasnya. Menteri asal partai Golkar itu pun
mengatakan jika perhelatan PON XX Papua ini benar-benar dijaga terhadap semua
aspeknya. "Semuanya dalam keadaan yang aman, tidak ada terkesan seolah-olah lari
dari karantina dan seolah-olah tidak ada yang menjaga.
Balap sepeda Indonesia kategori Cross Country Olympic (XCO) putra batal
mendominasi podium di SEA Games 2023. Sebab, satu medali terpaksa diberikan
kepada posisi keempat karena terbentur kebijakan. Dalam pertandingan yang bergulir
di Kulen Mountain, Siem Reap, Kamboja, Sabtu (6/52023), tiga atlet Indonesia,
yakni Feri Yudoyono, Zaenal Fanani, dan Ihza Muhammad seharusnya sukses
mendominasi podium XCO SEA Games 2023.
Kamboja meraih medali emas dari nomor beregu campuran bulu tangkis SEA
Games 2023 setelah menumbangkan Myanmar dengan skor 3-2 di Morodok Techo
National Stadium, Rabu (10/5/2023). Namun, nomor beregu campuran ini justru
mendapatkan sorotan karena negara-negara yang unggul dalam cabor badminton,
seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand, tidak diperkenankan untuk ikut serta
dalam turnamen nomor bulu tangkis ini.
Selain itu, Kamboja yang berhasil meraih emas juga diduga menggunakan
pemain 'joki' asal China. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, atlet bulu
tangkis Kamboja, Chourng Meng, disebut sebagai pemain asal China yang ditunjuk
untuk berlaga di dua nomor, yakni ganda putri dan ganda campuran. Spekulasi
'pemain jokian' dari warganet semakin menguat setelah Chourng Meng tidak naik ke
podium untuk menerima penghargaan. Terlebih, nama Chourng Meng tidak terdaftar
di laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF)
Masalah sarana dan infrastruktur yang kurang memadai menjadi faktor lain
mengapa olahraga Indonesia belum mengalami kemajuan yang signifikan.
Kurangnya gedung indoor olahraga atau kualitas rumput lapangan sepak bola yang
kurang adalah beberapa contoh permasalahan kurang memadainya infrastruktur
olahraga di Indonesia. Hal yang harus di perbaiki dalam memajukan Olahraga di
Indonesia adalah :Ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam mengelola olahraga
di Indonesia yaitu, dengan penanaman nilai, norma dan moral dalam berperilaku.
Kemudian Pengoptimalan penangan pemerintah dalam menangani permasalhan
olahraga sesuai dengan UU RI no. 3 2005 pasal BAB VIII tentang Pengelolaan
Keolahragaan.
B.SARAN
Saran saya selaku penulis dari makalah ini adalah agar perguruan tinggi lebih
memfokuskan matakuliah isu kebijakan olahraga ini, karna masih sangat kurang na
referensi yang ada, dan masih banyak nya isu isu yang kurang penting, harus lebih
menyaring isu yang ada dan terus upgrate agar banyak referensi yang bisa untuk di
pedomani
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/67816/2/Bab%20I.pdf
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2016-1-2-85202-832412029-bab1-
29122016092611.pdf
https://www.google.com/search?q=tujuan+mempelajari+isu+olahraga&rlz=1
C1YTUH_idID1035ID1035&oq=&aqs=chrome.1.69i59i450l8.42373j0j7&sou
rceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?q=bagaimana+kebijakan+olahraga&rlz=1C
1YTUH_idID1035ID1035&oq=&aqs=chrome.6.69i59i450l8.6737j0j7&source
id=chrome&ie=UTF-8
https://jopi.kemenpora.go.id/index.php/jopi/article/view/197