Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPEMIMPINAN DAN PRESTASI ATLET

DOSEN PENGAMPUH:

Nurfaidah, SKM., M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7

Suci Rahmadani 210305502013

Junia Rahel Jesicka Nurlatu 210305502019

Isra Amaliah Muas 210305502061

Ainur Halizah 210305502067

Herlisya Pangari 210305502103

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan Prestasi
Atlet” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Psikologi Olahraga. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengertian kepemimpinan dan atlet, teori
kepemimpinan, Fungsi kepemimpinan, faktor prestasi atlet dan pencapaian prestasi atet.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurfaidah, SKM., M.Kes selaku dosen mata
kuliah Biokimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI….............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah…............................................................................................................2
1.3 Tujuan….............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan dan Prestasi atlet…..................................................................3
2.2 Teori Kepemimpinan…......................................................................................................4
2.3 Fungsi Kepemimpinan…....................................................................................................6
2.4 Faktor Prestasi Atlet…........................................................................................................7
2.5 Pencapaian Prestasi Atlet…................................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan….....................................................................................................................9
3.2 Saran….............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga saat ini telah berkembang menjadi olahraga prestasi di mana tujuan orang
melakukan olahraga adalah untuk meraih prestasi setinggi tingginya. Selain meningkatkan
kesehatan dan kebugaran, olahraga dapat pula dijadikan sebagai media pengembangan diri
melalui klub-klub olahraga yang ada di masyarakat. Saat ini masyarakat lebih menggemari
kegiatan olahraga yang bersifat kompetitif, maka olahraga ini menekankan pada aspek
pencapaian prestasi dalam olahraga dipengaruhi oleh sistem pengelolaan pelatihan yang lebih
sistematis (Tahir Djide dalam Harsuki, 2003: 364). Harbani mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik
langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan
penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpimpinan.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas yang
berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok.
Pencapaian suatu prestasi di bidang olahraga pada dasarnya merupakan hasil akumulatif
dari berbagai aspek atau unsur yang mendukung terwujudnya prestasi. Dalam tulisan ini masalah
yang disoroti terutama mengenai fungsi pelatih sebagai pemimpin, yang memimpin atletnya
dalam upaya mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Fungsi pelatih sebagai pemimpin
menarik untuk dikaji dan dievaluasi, karena salah satu kunci utama dalam keberhasilan para atlet
terletak pada kemampuan seorang pelatih dalam memimpin atletnya.
Hal ini tercermin dari interaksi yang terjadi di lapangan. Sedangkan atlet mempunyai
tugas melakukan latihan sesuai program yang telah ditentukan pelatih. Dalam pencapaian suatu
prestasi di bidang olahraga pada dasarnya merupakan hasil penggabungan dari berbagai
aspek/unsur yang mendukung terwujudnya prestasi. Selain unsur fisik, psikologis dan strategi
yang di miliki atlet, peran pelatih pun sangat berhubungan dengan prestasi atlet, karakteristik
pelatih akan berpengaruh pada gaya kepemimpinan nya dalam melatih. Menurut Harsono (1988,
hlm. 33) Kepemimpinan dalam suatu tim adalah penting dan vital agar tim itu dapat berfungsi
secara efektif. Tanpa seorang yang dapat memberikan arahan kepada atlet. Suatu tim akan sulit
untuk mengkordinasikan kegiatan kegiatan latihan nya. Menentukan tujuan-tujuan latihan, dan
bagaimana tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai se-efektif dan se-efisien mungkin. Telah kita
ketahui dalam setiap cabang olahraga yang di pertandingkan membutuhkan latihan dan juga
seorang pelatih, pelatih diibaratkan sebagai arsitek karena tugasnya membantu olahragawan dan
tim dalam memperbaiki penampilan olahraga.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan. Sifat
dan kepribadian seorang pelatih akan banyak turut menentukan keberhasilan atau tidak tugas dan
pengabdiannya. Kepribadian seorang pelatih tidak dapat dipisahkan dengan kepemimpinannya
dalam melatih. Setiap pelatih mempunyai gaya kepemimpinan tersendiri. Ini dikarenakan setiap

1
pelatih mempunyai kepribadian yang berbeda dan strategi untuk mencapai tujuan yang berbeda
pula. Gaya kepemimpinan ini akan tercermin dari cara pelatih membina dan melatih atletnya
dalam meningkatkan prestasi.
Dalam dunia olahraga banyak yang sukses dalam memimpin dan membina atletnya
dengan dengan berbagai macam gaya kepemimpinan. Cratty (Harsono, 1988, hlm.34)
mengemukakan bahwa: Pada umumnya ada empat jenis gaya kepemimpinan yang standar dan
yang di anut oleh para pelatih, yaitu gaya autoritarian (otokrasi, otoriter), gaya demokrasi,
gaya yang lebih memperhatikan anak buah/atlet (peoplecentered/ person –centered).
Dari penjelasan latar belakang, dapat disimpulkan bahwa tidak semua pelatih cabang
olahraga kompetitif dapat dipimpin oleh gaya yang sama. Hal itu disebabkan beberapa gaya
kepemimpinan pelatih tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, selain itu
cabang olahraga mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. faktor gaya kepemimpinan pelatih
memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan prestasi atlet yang optimal. Secara teori,
gaya demokrasi menghasilkan prestasi yang tidak sebaik pelatih dengan gaya otokrasi. Akan
tetapi, pada kenyatannya akan terlihat gaya apakah yang lebih efektif ketika diterapkan di
lapangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kepemimpinan dan prestasi atlet?
2. Apa itu teori kepemimpinan?
3. Apa sajakah fungsi dari kepemimpinan?
4. Apa saja faktor dari prestasi atlet?
5. Bagaimanakah dari pencapaian prestasi atlet?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kepemiminan dan prestasi atlet
2. Untuk mengetahui teori kepemimpinan
3. Untuk mengetahui fungsi dari kepemimpinan
4. Untuk mengetahui apa saja faktor prestasi atlet
5. Untuk mengetahui bagaimana seorang atlet dalam mencapai prestasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kepemimpinan dan Prestasi atlet


a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang
lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan suatu kelompok, organisasi,
maupun perusahaan. Dalam menjalankan sebuah perusahaan, fungsi manajemen tidak akan dapat
berjalan dengan baik apabila tidak adanya seorang pemimpin yang memiliki sifast
kepemimpinan atau leadership. Apabila seorang pemimpin perusahaan tidak memiliki
kepemimpinan, maka tujuan bersama dari terciptanya sebuah perusahaan tidak dapat dicapai.
Tidak hanya berlaku pada pemimpin, tapi sifat kepemimpinan wajib dimiliki oleh setiap
orang dimana mereka akan bisa saja dijadikan seorang pemimpin baik itu skala kecil maupun
besar. Jiwa kepemimpinan dari seorang pemimpin harus diselaraskan dengan visi dan misi
perusahaan agar dapat terwujud secara seksama. Kepemimpinan memegang peranan yang
dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik
pada tingkat individual, kelompok, dan organisasi.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli:
Teori kepemimpinan banyak dikemukakan oleh para ahli dengan berbagai macam pengertian,
berikut pengertian kepemimpinan menurut para ahli.
1. KEPEMIMPINAN MENURUT WAHJOSUMIDJO (1987:11)
Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu hal yang melekat pada seorang pemimpin yang
memiliki sifat tertentu, seperti kepribadian, kemampuan, dan kesanggupan.
Kepemimpinan dapat dikategorikan juga sebagai rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak dapat
dipisahkan dengan kedudukan setrta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri.
2. KEPEMIMPINAN MENURUT MOEJIONO (2002)
Kepemimpinan merupakan pengaruh satu arah, karena pemimpin bisa saja memiliki kualitas-
kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan
sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sarana membentuk
suatu kelompok yang sesuai dengan keinginan pemimpinnya.
3. KEPEMIMPINAN MENURUT FIEDLER

3
Kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan
wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama demi tercapainya
tujuan organisasi.
4. KEPEMIMPINAN MENURUT SONDANG P. SIAGIAN
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menjabat suatu posisi
sebagai pimpinan organisasi atau perusahaan tertentu dalam mempengaruhi orang lain,
khususnya bawahan atau tim kerja lainnya demi tercapainya tujuan dengan mudah.
b. Pengertian Prestasi atlet
Menurut Sudarwati (2007:56), prestasi atlet merupakan kumpulan dari hasil-hasil yang
dicapai oleh atlet dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Prestasi olahraga
menurut UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional BAB I Pasal I Nomor
17 bahwa prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai olahragawan atau kelompok
olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga.
Prestasi olahraga adalah tindakan yang sangat kompleks yang tergantung kepada banyak
faktor, kondisi dan pengaruh-pengaruh lain. Prestasi olahraga merupakan puncak penampilan
atlet yang dicapai dalam suatu pertandingan atau perlombaan, setelah melalui berbagi macam
latihan maupun uji coba. Prestasi olahraga tersebut biasanya berupa medali atua peringkat dari
hasil yang didapat sesuai target yang diharapkan oleh pelatih maupuin atlet itu sendiri. Kompetisi
tersebut dilaksanakan secara periodik dan dalam waktu tertentu.
Dalam setiap cabang olahraga prestasi yang maksimal merupakan tujuan utama yang
harus dicapai oleh setiap klub dan pemain. Kenyataan menunjukkan bahwa prestasi yang dicapai
oleh klub dan pemain akan mengharumkan nama klub dan pemain itu sendiri, pelatih yang
menanganinya serta daerah asal mereka. Untuk mencapai hal tersebut bukan suatu pekerjaan
yang mudah, karena memerlukan waktu yang lama, sumber dana yang besar serta sarana dan
prasarana yang memadai.

2.2 Teori Kepemimpinan


Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan
pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana
atau suatu proses dalam organisasi untuk membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu
secara sukarela/sukacita dalam mencapai sasaran organisasi. Kepemimpinan dalam organisasi
memiliki peran yang sangat besar dalam membangun hubungan antar individu dan pembentuk
nilai organisasi yang dijadikan sebagai pondasi dasar bagi pencapaian tujuan organisasi
Pada dasarnya, teori kepemimpinan memiliki tiga macam yaitu: (a) teori sifat, (b) teori perilaku,
dan (c) teori lingkungan. Ketiga teori kepemimpinan ini merupakan grand theory kepemimpinan.
Ketiga teori tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut;

4
A. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat dilihat dan
dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan. Teori ini mengatakan
bahwa kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para
pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu seperti fisik,
sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi kepemimpinan yang efektif, yang
merupakan kualitas bawaan seseorang.
Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah kepemimpinan
memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan setiap
situasi. Keberhasilan seorang pemimpin diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.
B. Teori Perilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang efektif,
bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi bawahan. Menurut
teori ini, seseorang bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi seorang pemimpin yang
efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat padanya. Jadi seorang pemimpin
bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun untuk menjadi seorang pemimpin dapat
dipelajari dari apa yang dilakukan oleh pemimpin yang efektif ataupun dari pengalaman.
Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai hubungan diantara orang-
orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri seorang individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang
pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi
dengan segenap anggotanya.
C. Teori Lingkungan
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin – pemimpin itu merupakan hasil dari
waktu, tempat dan keadaan. Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang
pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya
kepemimpinan yang dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda
pula.
Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah model gaya
kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu, situasi dan kondisi
yang berubah menghendaki gaya dan model kepemimpinan yang berubah. Sebab jika pemimpin
tidak melakukan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan
berhasil secara maksimal. Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari
proses belajar dan pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk
menghadapi situasi yang berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi
yang dialami. Pada teori Path-Goal menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin
memengaruhi motivasi dan prestasi kerja para bawahannya, dalam situasi kerja yang berbeda-
beda.

5
Teori ini lahir dari teori motivasi pengharapan (espectancy), di mana motivasi seorang
pekerja tergantung pada pengharapannya bahwa prestasi tinggi merupakan alat untuk
mendapatkan hasil-hasil positif. Dan untuk menghindari diri dari hasil-hasil negatif. Teori Path
menerangkan bagaimana perilaku (gaya) seorang pemimpin memengaruhi prestasi kerja
bawahannya.Dalam teori Path-Goal disebutkan empat gaya kepemimpinan:
a) Directive leadership, Tipe ini sama dengan bentuk kepemimpinan autokratis
Lipit, dan White. Para anggita mengetahui secara pasti apa yang diinginkan
pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang diberikan. Anggota tidak diberi
kesempatan berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat.
b) Supportive leadership, adalah gaya kepemimpinan yang menunjukkan
keramahan seorang pemimpin, mudah ditemui dan menunjukkan sikap
memerhatikan anggotanya.
c) Partisipative leadership, adalah gaya kepemimpinan yang mengharapkan saran-
saran atau pendapat para anggotanya, tetapi ia yang menentukan dalam
pengambilan keputusan.
d) Achievement oriented ledearship, artinya pemimpin memberikan kepercayaan
para anggota untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi yang baik.
Kesimpulan dari teori ini bahwa prestasi kerja adalah fungsi dari motivasi untuk memproduksi
dengan tingkatan tertentu. Motivasinya ditentukan kebutuhan yang mendasari tujuan yang
bersangkutan dan merupakan alat dari tingkah laku produktif itu terhadap tujuan yang dinginkan.

2.3 Fungsi Kepemimpinan


Salah satu kriteria dalam menilai efektivitas kepemimpinan adalah kemampuannya dalam
mengambil keputusan. Tetapi, kriteria itu saja tidaklah cukup, masih ada kriteria lain yang
penting untuk diperhatikan dalam menilai efektivitas kepemimpinan seseorang. Kriteria yang
dimaksud adalah kemampuan seseorang di dalam menjalankan fungsifungsi kepemimpinan (Rois
Arifin dkk, 2003). Sondang P Siagian (1999)mengemukakan, terdapat lima fungsifungsi
kepemimpinan yang hakiki, yaitu :
a. Fungsi penentu arah
b. Fungsi sebagai juru bicara
c. Fungsi sebagai komunikator
d. Fungsi sebagai mediator
e. Fungsi sebagai integrator
Menurut Kench,Cruthfield dan Ballachey (dalam Ahmadi,2007 : 134-135) membagi fungsi
kepemimpinan menjadi lebih kompleks,yaitu pemimpin adalah eksekutif (coordinator kegiatan
kelompok), fungsi kepemimpinan adalah :

6
a. Pemimpin sebagai perencana
b. Pemimpin sebagai pengawas hubungan didalam kelompok
c. Pemimpin sebagai wasit dan perantara
d. Pemimpin sebagai contoh
e. Pemimpin sebagai pengganti tanggung jawab individual

2.4 Faktor-Faktor yang Mendukung Pencapaian Prestasi Olahraga


Mencapai prestasi yang tinggi adalah tujuan setiap atlet. Namun untuk mencapai prestasi yang
tinggi ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Prestasi yang tinggi merupakan tujuan utama
dalam pembinaan olahraga. M. Sajoto (1995: 2-4) menyatakan bahwa, “Faktor-faktor penentu
pencapaian prestasi dalam olahraga yaitu: aspek biologis (fundamental motor skill), aspek
psikologis, aspek lingkungan (environment) dan aspek penunjang”. Sedangkan A. Hamidsyah
Noer (1995: 94) menggambarkan skematis kualitas latihan dengan faktor-faktor pendukungnya
sebagai berikut:

Skema Faktor-Faktor yang Menunjang Peningkatan Prestasi Atlet (A. Hamidsyah Noer 1995: 94)
Bagan tersebut menggambarkan bahwa, prestasi dapat dicapai secara maksimal melalui latihan
yang berkualitas. Dalam pelaksanaan latihan seorang pelatih harus memiliki kepribadian dan
pengetahuan di bidang olahraga yang dibinanya, perlu didukung hasil penelitian-pnelitian,
didukung prasarana dan sarana latihan yang baik serta melakukan pertandingan-pertandingan.
Hal yang lebih penting lagi adalah kemampuan atlet. Atlet yang dibina harus memiliki potensi
yang baik (keturunan atlet) memiliki motivasi yang tinggi. Pendapat lain dikemukakan Sudjarwo
(1993: 9) bahwa, dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada dua faktor yang
menentukan yaitu:

7
1).Faktor indogen Faktor indogen adalah beberapa aspek yang harus dipenuhi untuk
mencapai prestasi maksimal seperti:
a. Bentuk dan proporsi tubuh yang sesuai dengan cabang olahraga pilihannya,
(typology yang berbeda-beda untuk setiap cabang olahraga)
b. Kemampuan fisik seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, ketahanan, koordinasi
dan sebagainya.
c. Kesehatan baik fisik maupun mental
d. Keterampilan sebagai penguasaan teknik dan taktik
e. Aspek kejiwaan yang baik seperti kepribadian, disiplin, ketekunan, kesungguhan
dan daya fikir.
f. Pengalaman bertanding sebagai usaha untuk meningkatkan penampilan menuju
kematangan juara.
2) Faktor exogen Faktor exogen adalah faktor di luar atlet yang mempengaruhi pencapaian
prestasi maksimal seperti:
a. Kerjasama (interaksi) antara pelatih, asisten pelatih, atlet dan semua orang yang
terlibat dalam proses kepelatihan.
b. Kuantitas maupun kualitas sarana dan prasarana olahraga yang tersedia
c. Kepengurusan dan organisasi cabang olahraga yang bertanggungjawab
d. Lingkungan hidup atlet yang menunjang
e. Fasilitas dan kemudahan-kemudahan yang menjamin kehidupan atlet
f. Adanya dukungan yang nyata dari pemerintah.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tiga ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa,
faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi olahraga sangat kompleks. Secara garis besar
faktor-faktor yang mendukung pencapaian prestasi olahraga mencakup faktor indogen dan
exogen. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan harus dipenuhi dalam pembinaan olahraga
agar prestasi yang tinggi dapat dicapai.

2.5 Pencapaian Prestasi Atlet


Pencapaian prestasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemampuan fisik,
teknik, taktik dan mental. Keempat faktor tersebut merupakan tolok ukur untuk menentukan
pencapaian suatu prestasi yang optimal, apabila salah satu dari faktor tersebut tidak dilatihkan
maka berpengaruh juga terhadap faktor-faktor yang lainnya. Latihan tidak hanya menekankan
pada unsur teknik, tetapi juga akan melibatkan kemampuan fisik serta mental (psikis). Fisik
merupakan sarana pedukung utama untuk merealisasikan gerakan teknik, sedangkan taktik
merupakan suatu cara agar gerak yang dilakukan dapat efektif dan efisien, dan peran mental
(psikis) dalam setiap proses latihan gerak selalu diawali oleh rencana motorik terlebih dahulu
yang menggunakan pemikiran.
Latihan teknik adalah latihan untuk bentuk gerak, bentuk gerak tersebut harus
menyesuaikan dengan fungsinya, sehingga bentuk itu mengikuti fungsi, yang sudah pasti

8
memerlukan taktik. Mental merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi
secara optimal. Banyak studi yang menunjukkan betapa pentingnya peranan psikologis ketika
meningkatkan kemampuan seorang atlet dalam menghadapi situasi pertandingan. Menurut
Sukadiyanto (2011:7) “perubahan psikologis saat petandinngan yakni meningkatnya kemampuan
olahragawan dalam menerima stress (tekanan), tetap berkonsentrasi, memiliki ketegaran mental
(mental toughness) sehingga mampu mengatasi tentangan yang lebih berat”. Kepercayaan diri
(self confidence) adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Kepercayaan
diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dan merupakan sesuatu yang
urgen untuk dimiliki setiap individu. Seorang atlet yang memiliki rasa percaya diri yang baik,
percaya bahwa dirinya akan mampu menampilkan kinerja olahraga seperti yang diharapkan
(Monty P, 2000).
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin akan kemampuan diri
sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat
merasa bebas melakukan hal yang disukainya dan bertanggungjawab atas perbuatannya, hangat
dan sopan dalam berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk berprestasi (Lauster,
1992:4).Dalam penelitian ini akan ditekankan pada tingkat kepercayaan diri atlet. Kepercayaan
diri adalah yakin dan sadar akan kemampuan yang dimiliki individu atlet untuk memperoleh
keberhasilan dalam situasi perlombaan. Menurut John Feraira (Ary Ginanjar, 2010:116),
menyatakan, “Seseorang yang memiliki kepercayaan diri, di samping mampu untuk
mengendalikan serta menjaga keyakinan diri tersebut, akan mampu pula membuat perubahan
dilingkungannya”.
Selain itu atlet yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan senantiasa selalu berfikir
optimis untuk berprestasi, disamping itu atlet mampu memanfaatkan rasa percaya diri yang
dimilikinya untuk memperoleh keberhasilan dalam setiap perlombaan yang dilakukan dengan
baik dan tepat sasaran.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencapaian suatu prestasi di bidang olahraga pada dasarnya merupakan hasil akumulatif
dari berbagai aspek atau unsur yang mendukung terwujudnya prestasi. Dalam tulisan ini masalah
yang disoroti terutama mengenai fungsi pelatih sebagai pemimpin, yang memimpin atletnya
dalam upaya mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, Gaya kepemimpinan merupakan dasar
dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang
lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan suatu kelompok, organisasi,
maupun perusahaan.
Kaitannya dengan prestasi, gaya kepemimpinan pelatih memiliki hubungan yang positif
dan signifikan yang ditunjukkan dengan banyaknya prestasi yang sudah diraih oleh atlet
walaupun belum konsisten. Seorang pelatih adalah seorang pemimpin bagi atlet, maka pelatih
harus bisa menjadi teladan yang baik pula bagi atlet-atletnya.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan sebagai mahasiswa dapat mengetahui serta memahami
tentang kepemimpinan dan prestasi atlet. Diharapkan sebagai mahasiswa dapat memberikan atau
membagi pemahaman mengenai filsafat ilmu.

10
DAFTAR PUSTAKA

Syahril Sulthon. 2019. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN. Jurnal RI’AYAH vol. 4 hal (209-
215). Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
RIDWAN, Ridwan. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Pada
Kantor Dinas Pemuda, Dan Olah Raga Kota Makassar. AkMen JURNAL ILMIAH, 2012, 9.
A. Hamidsyah Noer. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.
M. Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: IKIP Semarang Press
Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press.

11
Pertanyaan oleh Musta’inah arsyad (kelas A): Apa pengaruh kepemimpinan bagi
prestasi atlet?

Dijawab oleh (Ainur halizah): dalam mengelola dan mengendalikan berbagai fungsi
subsistem dalam organisasi olahraga agar tetap konsisten dibutuhkan seorang
pemimpin.karena pemimpin merupakan sesuatu yang penting bagi organisasi
olahraga karenanya memiliki peranan penting dalam peningkatan kinerja para
atlit,pemimpin memiliki dampak yang signifikan terhadap sikap atlet.

Pertanyaan oleh Syahri Ani (Kelas B): Kebijakan apakah yang anda ambil jika anda
menjadi seorang pemimpin di suatu organisasi dan anggota anda mengalami masalah.

Dijawab oleh (Herlisya pangari) : menegur,menasehati dan mengarahkan kepada


pembenaran,sebab tujuan utama organisasi adalah saling melindungi satu sama lain
sehingga ketika seseorang menemukan kesalahan dari teman-temannya maka dia
bertugas untuk memperbaiki dan mengajaknya kepada kebaikan demi kepentingan
bersama.

12

Anda mungkin juga menyukai