Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS TEORI LATIHAN DAN APLIKASI

Empat Unsur Prestasi Yang Bisa Dikembangkan

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Syafruddin, M. Pd


Dr. Emral, M. Pd
Dr. Alex Aldha Yudi, M.Pd
Dr. Ridho Bahtra, S.Si,.M.Pd

Disusun Oleh :

Reza Febrianto Nurdin 21340009


Raffiandy Alsyifa Putra 21340006

PASCASARJANA ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Analisis Teori Latihan dan Aplikasi ini. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh
alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang


menjadi tugas dari mata kuliah Analisis Teori Latihan dan Aplikasi dengan judul "
Empat Unsur Prestasi Yang Bisa Dikembangkan ". Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
bantu penulis dalam ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
bisadiperbaiki.

Padang, 27 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 2
D. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB II .................................................................................................................... 3
A. Olahraga Prestasi ................................................................................... 3
B. Unsur-unsur Prestasi Olahraga ............................................................ 4
BAB III ................................................................................................................. 21
A. Kesimpulan ........................................................................................... 21
B. Saran ...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga merupakan segala aktivitas fisik yang dilakukan dengan sengaja
dan sistematis untuk mendorong, membina dan mengembangkan potensi
jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah suatu aktivitas fisik yang bersifat
positif yang dapat menyehatkan jasmani maupun rohani serta dapat mendorong,
membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Oleh
sebab itu perlu diperhatikan oleh setiap individu karena olahraga merupakan
aktifitas fisik manusia yang berupaya untuk pembentukan manusia seutuhnya
yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki mental yang baik.

Saat ini peran olahraga kian dianggap penting karena olahraga tidak saja
berperan sebagai alat untuk meningkatkan kesegaran jasmani seseorang namun
juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk peningkatan prestasi dan prestise
suatu bangsa dan negara. Sebuah bangsa dan negara dapat berdiri tegak diantara
bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang
tinggi di bidang olahraga. Prestasi olahraga memiliki nilai yang sangat tinggi
bagi suatu bangsa dan negara. Prestasi olahraga di Indonesia sekarang ini belum
menujukkan perkembangan yang baik apabila dilihat dari peringkat perolehan
medali pada kegiatan-kegiatan seperti ; Sea Games, Asean Games, Olimpiade
serta kejuaraan-kejuaraan dunia lainnya.

Sebuah prestasi puncak dalam dunia olahraga tidak bisa didapat secara
instan, tetapi harus melalui jalan panjang dan bertahap, bahkan di negara yang
sudah maju sekalipun. Tahapan tersebut mulai dari pembibitan, proses
pembinaan dan proses evaluasi sampai dengan prestasi yang diraih oleh atlet
tersebut. Dan semua itu dilakukan dengan mengedepankan ilmu pada
bidangnya dan juga teknologi yang terkini.

1
Untuk menggali dan mengembangkan potensi manusia agar berprestasi
dalam bidang olahraga bukanlah perkerjaan yang ringan, karena manusia
mempunyai sistem yang unik serta memiliki kelebihan sekaligus keterbatasan,
tetapi kelebihan dan keterbatasan ini tidak boleh dijadikan sebagai kendala
untuk meraih sukses menuju prestasi puncak. Peningkatan prestasi olahraga
merupakan proses panjang yang melibatkan semua pihak dan disiplin ilmu yang
dikaji secara ilmiah dari sejak awal sampai seorang atlet mencapai suatu
prestasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat di


identifikasi sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan olahraga prestasi ?
2. Apa yang dimaksud dengan unsur-unsur prestasi olahraga ?
3. Apa saja unsur-unsur yang dapat dikembangkan dalam prestasi olahraga ?

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, untuk
menghindari luasnya ruang lingkup penelitian maka penelitian ini dibatasi hanya
pada empat unsur prestasi yang bisa dikembangkan.

D. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Memahami dan mengetahui tentang olahraga prestasi.
2. Memahami dan mengetahui tentang unsur-unsur prestasi olahraga yang
dapat dikembangkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Olahraga Prestasi
Menurut Undang-Undang Republik Inodnesia No. 11 Tahun 2022
tentang keolahragaan menyebutkan bahwa, olahraga prestasi adalah
olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara
terencana, sistematis, terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan melalui
kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan. Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan dalam rangka
meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Olahraga prestasi dilakukan oleh
setiap orang yang memiliki bakat, kemampuan, dan potensi untuk mencapai
sebuah prestasi.

Olahraga Prestasi dilaksanakan melalui pembinaan dan


pengembangan secara terencana, sistematis, terpadu, berjenjang, dan
berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi
Keolahragaan. Untuk memajukan olahraga prestasi, pemerintah pusat,
pemerintah daerah, atau masyarakat dapat melakukan berbagai macam
usaha, yaitu:
a. Membentuk perkumpulan olahraga
b. Memberikan kemudahan menjadi anggota perkumpulan olahraga
c. Memberdayakan pusat penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keolahragaan yang efektif dan efisien
berstandar internasional
d. Mengembangkan sentra pembinaan olahraga prestasi
e. Melakukan pembinaan kemampuan manajerial organisasi olahraga
f. Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga keolahragaan
g. Menyediakan prasarana olahraga dan sarana olahraga prestasi

3
h. Mengembangkan sistem pemanduan dan pengembangan bakat
olahraga
i. Mengembangkan sistem informasi keolahragaan
j. Mengembangkan sistem kesejahteraan olahragawan dan tenaga
keolahragaan
k. Melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada tingkat
daerah, nasional, dan internasional sesuai dengan kebutuhan
l. Mengembangkan sistem pengembangan dan promosi kualifikasi
pelatih
m. Mengembangkan olahraga berbasis teknologi.

B. Unsur-unsur Prestasi Olahraga


Sebuah prestasi puncak dalam dunia olahraga tidak bisa didapat
secara instan, tetapi harus melalui jalan panjang dan bertahap, bahkan di
negara yang sudah maju sekalipun. Untuk menggali dan mengembangkan
potensi manusia agar berprestasi dalam bidang olahraga bukanlah
perkerjaan yang ringan, karena manusia mempunyai sistem yang unik serta
memiliki kelebihan sekaligus keterbatasan, tetapi kelebihan dan
keterbatasan ini tidak boleh dijadikan sebagai kendala untuk meraih sukses
menuju prestasi puncak. Peningkatan prestasi olahraga merupakan proses
panjang yang melibatkan semua pihak dan disiplin ilmu yang dikaji secara
ilmiah dari sejak awal sampai seorang atlet mencapai suatu prestasi.

Terdapat empat unsur komponen untuk meningkatkan prestasi


dalam olahraga yang harus dikembangkan oleh setiap individu atlet.
Keempat komponen tersebut adalah, kondisi fisik sebagai faktor pertama
penentu prestasi, kedua adalah teknik yang merupakan serangkaian cara
yang dijadikan pedoman agar gerakan lebih mudah dipraktikkan,
selanjutnya yang ketiga adalah taktik/strategi yaitu siasat atau pola pikir
tentang bagaiman menerapkan teknik-teknik dikuasai dalam bermain, dan
yang keempat adalah mental yang merupakan dasar penggerak dan

4
mendorong untuk menyempurnakan faktor-faktor latihan seperti
kemampuan fisik, teknik, taktik/strategi dan mental atlet dalam penampilan
olahraga.

1. Kondisi Fisik
Latihan fisik dan kegiatan olahraga merupakan aktivitas yang
sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan
individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologik dan psikologik
manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dari hal tersebut
terungkap fakta bahwa proses mencapai jenjang kemampuan dan prestasi
puncak memerlukan waktu yang panjang dan perjuangan yang berat, sesuai
dengan tuntunan cabang olahraga yang ditekuni untuk mencapai suatu
standar yang telah ditentukan (Astrand dan Rodahl, 1986) dalam (Bafirman,
2019).
Morehause dan Miller (1971) yang dikutip oleh Bompa (1990)
mengungkapkan, melalui latihan seseorang mempersiapkan dirinya untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar
tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan
tingkat kesegaran jasmani sehingga berdampak positif terhadap prestasi dan
penampilan olahraganya.
Latihan fisik dan kegiatan olahraga dapat memberikan perubahan
pada semua fungsi sistem tubuh. Perubahan yang terjadi pada saat latihan
berlangsung disebut respons, sedangkan perubahan yang terjadi akibat
latihan yang teratur dan terprogram sesuai dengan prinsip-prinsip latihan
disebut adaptasi. Terjadinya perubahan-perubahan peningkatan
kemampuan fisiologis akibat latihan fisik, berkaitan dengan penggunaan
energi oleh otot, bentuk dan metode serta prinsip-prinsip latihan yang
dilaksanakan (Brooks dan Fahey, 1985).
Latihan fisik merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan fungsi jantung. Akibat dari latihan, bahwa pada waktu
istirahat jumlah denyut nadi per menit pada orang yang latihan lebih rendah

5
daripada yang tidak terlatih. Frekuensi nadi 40-60 pada olahragawan adalah
suatu hal yang tidak jarang dijumpai. Peningkatan kekuatan otot, sedangkan
kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari teknik,
mencegah terjadinya cedera dan dapat mencapai prestasi maksimal.
Kodisi fisik merupakan persiapan dasar yang paling dominan untuk
melakukan penampilan fisik secara maksimal. Komponen dasar kondisi
fisik ditinjau dari konsep Muscular meliputi: daya tahan (endurance),
kekuatan (stregth), daya ledak (power), kecepatan (speed), kelentukan
(flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi
(coordination). Ditinjau dari proses metabolic terdiri dari aerobik (aerobic
power) dan daya anaerobik (anaerobic power) (Baley, 1977 Astrand dan
Rodahl 1986; Rushall, 1990). Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik
tersebut di atas, perlu mendapatkan latihan yang sesuai dengan porsinya,
karena komponen perbedaan dalam sistem energi, bentuk gerakan, metode
latihan, beban latihan, dan lain sebagainya yang digunakan pada berbagai
kegiatan olahraga (Fox, 1988). Sesuai dengan motto Olimpiade Modern
“Gitius-Fortius” (makin cepat, makin tinggi, makin kuat), sangat ditentukan
dari kinerja kondisi fisik.
Kondisi fisik merupakan unsur penting dan menjadi dasar/fondasi
dalam pengembangan teknik, taktik, strategi dan pengembangan mental.
Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika dimulai latihan sejak
usia dini, dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun, berjenjang dan
berpedoman pada prinsip-prinsip latihan secara benar. Di samping itu,
pengembangan fisik harus direncanakan secara periodik berdasarkan
tahapan latihan, status kondisi fisik atlet, cabang olahraga, gizi, fasilitas,
alat, lingkungan dan status kesehatan atlet. Mengembangkan kondisi fisik
membutuhkan Kualifikasi Pelatih Profesional sehingga mampu membina
pengembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek
negatif di kemudian hari.
Kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh keuntungan di
antaranya:

6
• Atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru yang relatif
sulit,
• Tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan,
• Program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala,
• Waktu pemulihan lebih cepat dan dapat menyelesaikan latihan-
latihan yang relatif berat.
• Di samping itu, latihan fisik sangat berpengaruh terhadap
peningkatan percaya diri atlet dan menurunkan risiko cedera
Pelatihan fisik yang berlebihan dapat menimbulkan risiko yang
tinggi bagi atlet dan mungkin tidak memperoleh hasil yang maksimal
sehingga akan dapat menimbulkan cedera bagi atlet tersebut. Pelatihan fisik
yang berlebihan ini terjadi akibat dari tipe pelatihan yang terlalu berat,
intensitas pelatihan yang terlalu banyak, durasi pelatihan yang terlalu
panjang dan frekuensi pelatihan yang terlalu sering (Hatfield, 2001).
Dampak dari pelatihan fisik yang berlebihan adalah adanya
ketidakseimbangan antara pelatihan fisik dengan waktu pemulihan.
Pelatihan fisik yang berlebihan dapat berefek buruk pada kondisi
homeostasis dalam tubuh, yang akhirnya berpengaruh juga terhadap sistem
kerja organ tubuh.
Langkah awal yang paling strategis sebelum melaksanakan program
latihan adalah mendiagnosis kemampuan fisik atlet. Pengetahuan tes dan
pengukuran merupakan modal menuju sukses seorang pelatih. Informasi
tentang basic test dan pengukuran kondisi fisik dapat dibaca pada buku-
buku Evaluasi, Tes dan Pengukuran Olahraga.
Dalam menentukan tujuan pembinaan kondisi fisik perlu
diperhatikan dasar-dasar latihan antara lain:
• Untuk meningkatkan perkembangan fisik pada umumnya
(multilateral physical development). Kondisi fisik yang baik
merupakan dasar utama bagi seseorang, baik untuk kebugaran
jasmani dan, apalagi bagi atlet untuk mencapai prestasi setinggi-
tingginya. Dari pengembangan komponen kondisi fisik sebagai yang

7
telah dikemukakan, di samping itu diharapkan dalam
pertumbuhannya dapat mencapai perkembangan yang serasi.
• Meningkatkan perkembangan fisik yang khas (specific phsycal
development) yang dituntut oleh kebutuhan olahraga tersebut, O,
shea, (1976) membuat berbagai macam latihan beban untuk cabang
olahraga yang memang memerlukan perkembangan otot-otot yang
berbeda.
• Untuk menyempurnakan teknik dari olahraga yang dipilih atau
dibina.
• Untuk meningkatkan dan menyempurnakan strategi dan secara
belajar teknik. Optimasi taktik dan strategi harus disesuaikan dengan
kemampuan individu tersebut.
• Untuk membentuk kepribadian dan perilaku sebagai sikap
olahragawan yaitu sportif tahan terhadap penderitaan.
• Untuk menjamin kesiapan tim. Dalam olahraga berkelompok maka
kesiapan sebagai tim sangat penting. Perlu diciptakan keselarasan
dari anggota tersebut dalam persiapan fisik, teknik maupun strategi.
Kemanunggalan perlu dipupuk terus-menerus, tim harus merupakan
suatu unit dan bukan sebagai individu yang membentuk tim tersebut
percaya pada diri sendiri, gotong royong dan lain-lain.
• Untuk membangun kesehatan. Hal ini dapat dicapai dengan cara
yaitu dalam latihan fisik atau kegiatan olahraga harus sering
dilakukan pemeriksaan medik untuk dapat mengkorelasikan antara
intensitas latihan dengan kemampuan seseorang dan/atau kapasitas
atlet. Perlu diperhatikan pula pola bekerja atau berlatih dengan keras
terhadap regenerasi. Kalau seseorang atau atlet mengalami keluhan,
cedera atau sakit maka latihan baru dapat dimulai lagi bila individu
tersebut telah sembuh. Dalam olahraga ini yang dituju janganlah
hanya prestasi saja tetapi juga derajat kesehatan.
• Untuk menghindari terjadinya cedera. Dengan mempersiapkan
kondisi fisik yang baik seperti; kelentukan otot-otot tendon maupun

8
ligament yang kuat maka meskipun seseorang latian fisik atau atlet
sudah mencapai kemampuan prestasi yang tinggi kalau kondisi
fisiknya tidak terpelihara kemungkinan terjadinya cedera pada
waktu pertandingan cukup besar.
• Untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dalam latihan fisik
atau atlet mengenai dasar latihan ditinjau dari segi fisiologis maupun
psikologisnya. Perlu diketahui pula mengenai nutrisi, regenerasi
maupun perencanaan. Tujuan berolahraga di samping meningkatkan
kebugaran dan prestasi, kadang-kadang seseorang berolahraga
hanya untuk rekreasi saja dan ada juga yang bertujuan untuk
meningkatkan pergaulan.
Dalam suatu program latihan persiapan fisik untuk mencapai
kebugaran dan apalagi prestasi yang penting diketahui adalah:
• Mempersiapkan Fisik pada Umumnya (General Physical
Preparation = GPP).
Pada umumnya persiapan fisik memerlukan waktu yang lama bila
dibandingkan dengan tahap penyempurnaan biomotorik. Lebih
tinggi kapasitas kerja seseorang atau atlet, lebih mudah pula ia
menyesuaikan pada peningkatan latihan yang diselenggarakan
secara terus-menerus. Selanjutnya untuk lebih dapat memahami
tuntutan cabang olahraga yang bersangkutan maka perlu dilakukan
persiapan fisik khusus.
• Persiapan Fisik Khusus (Specific Physical Preparation = SPP)
Persiapan fisik khusus disadari oleh persiapan fisik umum.
Terutama bagi atlet dituntut untuk mencapai prestasi yang tinggi
sehingga dituntut untuk mengembangkan otot-otot secara
keseluruhan, maupun energi yang khusus untuk berolahraga
tersebut. Dalam setiap program latihan seharusnya harus ditentukan
dulu sistem energi predominannya (predominant energy system). Di
samping itu, untuk dapat mengerti mengenai “predominant energy
system” maka perlu diketahui bagaimana sebenarnya penyediaan

9
energi di dalam tubuh atau dikenal dengan istilah konsep energi
berlangsung (Energy Continum Concept).
• Penyempurnaan Kemampuan Biomotor Khusus (Perfection of
Specific Biomotor Ability)
Tujuan latihan fisik di sini ialah untuk meningkatkan dan
menyempurnakan gerakan-gerakan yang khusus serta potensi
seseorang atau atlet untuk memenuhi tuntutan dari olahraga yang
dipilihnya. Nossek (1982) berpendapat bahwa akhirnya “sport
techniquet” adalah sangat penting untuk dapat mencapai prestasi.

2. Teknik
Latihan teknik di sini dipahami sebagai latihan untuk memperoleh
keterampilan gerak yang diperlukan untuk kemampuan atlet untuk berlatih
cabang olahraga yang mereka praktikkan; misalnya teknik melempar
lembing, membendung smes, menendang bola, menangkap bola, dan
sebagainya. Latihan teknik ialah latihan khusus yang bertujuan guna
mengembangkan dan membentuk kebiasaan-kebiasaan motorik atau
perkembangan neuromascular.
Teknik meliputi semua pola gerakan, keterampilan, dan elemen
teknis yang diperlukan untuk melakukan olahraga. Teknik bisa dianggap
cara melakukan keterampilan atau latihan fisik. Atlet harus berusaha terus
menerus membangun sampai mencapai teknik yang sempurna untuk
menghasilkan pola gerakan yang paling efisien. Untuk sampai pada
penguasaan teknik yang efektif dan efisien, maka kajian belajar gerak dan
biomekanika olahraga menjadi sangat penting peranannya.
Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik
dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam
cabang olahraga. Suatu olahraga selalu berkembang sesuai dengan tujuan
dan peranan olahraga makin tinggi tuntutannya. Teknik yang tinggi dan baik
tidak pernah terlepas dari segi anatomi, physiologis sebagai dasar ilmiah.
Setiap saat teknik selalu berkembang motodenya sesuai dengan tuntutan

10
prestasi olahraga yang makin tinggi. Teknik dalam olahraga merupakan
dasar individu yang sangat menentukan dalam mencapai prestasi
semaksimal mungkin. Perlu diketahui bahwa ada korelasi yang positif
dengan motor quality physical fitness, taktik dan mental dalam mencapai
prestasi yang tinggi dalam cabang olahraga, karena pentingnya penguasaan
teknik dalam cabang olahraga maka latihan teknik ke gerakan penguasaan
teknik telah menjadi antusias yang tinggi.
Arti latihan teknik adalah untuk mengasah skill teknik cabang
olahraga untuk tujuan meningkatkan prestasi dalam pertandingan,
penguasaan teknik dasar utama untuk perkembangan prestasi individu
dalam olahraga. Penguasaan motor quality yang lain dengan baik dibarengi
penguasaan teknik yang sempurna tak ada manfaatnya untuk mencapai
prestasi yang tinggi, latihan teknik dalam latihan kondisi fisik harus
dikombinasikan secara harmonis untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Metode melatih teknik seperti:
• Demonstrasi gerakan yang baik, para atlet mendapat gambaran
gerakan teknik yang baik secara nyata dari apa yang dilihat seperti
latihan-latihan diberi contoh oleh pelatih dengan sempurna,
demonstrasi dengan gerakan pelan-pelan, baik secara global
kebagian bagian atau sebaliknya, menggunakan orientasi gerakan-
gerakan tertentu, bisa menggunakan film (instruktur) dan
gambargambar gerakan.
• Penjelasan teorinya teknik yang dilatihnya. Gambaran pendapat
mengenai gerakan teknik secara ilmiah.
• Instruksi. Tetapkan tugas-tugas yang pasti dalam latihan, pelatih
memberikan arahan atau pedoman sesuai kemampuan atlet, dan
evaluasi semua teknik-teknik yang telah diberikan.
• Memberi tugas, pelatih datang untuk: mengontrol, melakukan tes,
menentukan tingkat latihan atau prestasi yang dicapai.
Tingkatan-tingkatan melatih teknik yang baik urutannya sebagai berikut:
• Menguasai teknik dasar dalam kondisi yang mudah dan sederhana.

11
• Menaikkan tempo dan frekuensi gerakan dengan menggunakan
strength, speed kordinasi yang lebih sulit dan sebagainya yang
bertujuan untuk mendapatkan stamina dan irama gerakan yang baik.
• Latinan hanya kondisi-kondisi luar yang lansung mempengaruhi
latihan dipersukar atau lebih sulit umpanya ditempat becek, bola
berat, dan beban ditambah.
• Penambahan faktor kesukaran berlatih lagi yang sifatnya lebih
kompleks.
• Evaluasi penguasaan teknik, baik dalam pertandingan diobservasi
mapun dengan tes-tes teknik yang sesuai dengan maksud dan tujuan
tertentu.
Cepat tercapainya penguasaan teknik secara sempurna dan otomatis
bagi olanragawan itu tergantung :
• Ulangan latihan yang bervariasi dan frekuensi.
• Kapasitas konsentrasi latihan dapat bertahan lama.
• Kesadaran atau intelegensi, keaktiian kontrol dari gerakangerakan
dalam latihan.
Kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan teknik dapat diakibatkan
dari hal-hal sebagai berikut :
• Atlet yang tidak fokus, karena tak jelas menerima keterangan dari
pelatih.
• Menerima keterangan yang salah dari pelatih sendiri, dan tidak bisa
mengontrol gerakan-gerakan yang semestinya.
• Lemah atau kurang dalam pembentukan fisiknya.
• Atlet takut atau nervous.
• Kurang alat atau tempat dalam Latihan

12
3. Taktik/Strategi
Taktik adalah siasat atau strategi yang digunakan dalam
pertandingan olanraga. Penggunaan taktik berarti, menggunakan taktik
individual, fisik, mental dan sebagainya untuk mencapai kemenangan dalam
pertandingan olahraga secara sportif. Kata taktik berasal dari kata Yunani
(taktika) yang mengacu pada bagaimana hal-hal tersebut diatur. Strategi
berasal dari kata Yunani strategos) yang berarti "umum" atau "seni umum"
Dalam teori perang, strategi dan taktik yang dikategorikan secara terpisah
karena kedua istilah memiliki dimensi yang unik. Jika dicermati dalam
konteks militer, strategi berfokus pada ruang yang luas, waktu yang lama,
dan gerakan besar pasukan, sedangkan taktik berada pada ruang, waktu, dan
kekuatan yang lebih kecil, Jika dicermati dalam perspektif hirarki, strategi
perang mendahului perencanaan dan taktik aktual yang digunakan di medan
perang. Taktik dan strategi dapat digunakan selama pelatihan atau dalam
kompetisi dengan lawan langsung atau tidak langsung.
Pada hakiktatnya penggunaan taktik dalam pertandingan adalah
suatu usaha mengembangkan kemampuan berpikir, dan kreativitas. Dalam
pertandingan ada dua taktik yang sering di gunakan taktik penyerangan dan
pertahanan.
a. Taktik penyerangan. Tiap pertandingan harus mempunyai tipe atau
pola dan siasat penyerangan baik secara individual taktik maupun
secara tim taktik dalam olahraga. Mengingat bahwa penyerangan
mengharuskan lawan bertindak menuruti yang menyerang atau
memimpin pertandingan dan juga penyerangan salah satu jalan
untuk mematahkan lawan, maka setiap atlet, harus mempunyai basis
posisi penyerangan yang akan dijalankan dengan aktif dan progresif.
b. Taktik bertahan (pertahanan) disini pemain bertahan dalam keadaan
betul-betul menerima serangan lawan dan menahan secara pasif
mengharap kesalahan penyerang dari dalam setelah ditahan terus
penyerangan itu. Penyerang dan pertahanan harus harmonis. Dalam

13
hal bertahan juga mempunyai sistem, tipe atau pola untuk
menghadapi lawannya dalam penyerangan.
Meskipun dalam pengembangan taktik agak rumit, tetapi para
pelatih memperhatikan atau melaksanakan petunjuk-petunjuk sebagai
berikut :
a. Latih dulu individual taktik yang matang sesuai dengan fisik dan
taktik yang telah dikuasai.
b. Group taktik sesuai dengan kemampuan individual taktik.
c. Taktik yang sempurna dengan kematangan juara. Dalam hal ini
dijalankan:
• Diadakan pertandingan sebanyak mungkin, selama masa
latihan.
• Latihan khusus untuk pengembangan taktik yang
direncanakan.
• Memperlihatkan hasil observasi taktik dalam macam-macam
pertandingan.
Dalam beberapa cabang olahraga, atlet-atlet elit menjalani latihan
fisik dan teknik yang hampir seimbang. Dan ketika keseluruhan variabel ini
sama dan seimbang, sang pemenang adalah mereka yang menggunakan
taktik secara matang dan rasional. Meskipun pelatihan taktis sangat
bergantung pada pelatihan fisik dan teknis, namun ada hubungan penting
antara pelatihan mental dan taktis.
Penguasaan taktik didasarkan pada pengetahuan teoritis yang dalam
dan kapasitas mengaplikasikan taktik pada keadaaan tertentu saat kompetisi.
Pelatihan taktik dapat dilakukan dengan menjalankan tugas-tugas sebagai
berikut:
• Mempelajari prinsip-prinsip strategi olahraga
• Mempelajari aturan dan peraturan pertandingan olahraga atau event
• Mengevaluasi kemampuan taktis para atlet terbaik di olahraga
• Meneliti strategi yang digunakan oleh lawan
• Mengevaluasi sifat-sifat fisik dan mental dan potensi lawan

14
• Mengevaluasi fasilitas dan lingkungan situs persaingan
• Mengembangkan taktik individu yang didasarkan pada kekuatan
dan kelemahan pribadi
• Kritis menganalisis kinerja masa lalu terhadap lawan-lawan tertentu
Latihan taktik pada dasarnya mengikuti konsep-konsep dan aturan yang
berlaku umum dalam olahraga. Berdasarkan kesamaan taktis, sebagian
besar kegiatan olahraga dapat diklasifikasikan menjadi lima kelompok:
a. Kelompok 1: Olahraga di mana atlet bersaing secara terpisah, tanpa
kontak langsung dengan lawan. Atlet untuk tampil berdasarkan
urutan yang telah ditetapkan. Contohnya termasuk ski es, senam,
menyelam, dan angkat berat
b. Kelompok 2: Olahraga di mana atlet memulai kompetisi pada saat
yang sama, baik kelompok besar maupun kecil. Dalam olahraga ini,
dimungkinkan kerjasama dengan rekan tim, sehingga menambah
unsur taktis yang memerlukan kerja tim. Contohnya termasuk
bersepeda, renang, lari cross-country
c. Kelompok 3: Olahraga ditandai oieh persaingan langsung antara dua
lawan. Contohnya meliputi tinju, gulat, tenis, anggar, dan seni bela
diri campuran.
d. Kelompok 4: Olahraga dimana lawan berada dalam suatu tim dan
para atlet melakukan kontak fisik secara menghubungi langsung
selama pertandingan atau kompetisi. Olahraga ini termasuk bola
basket, sepak bola, Amerika, hoki, dan rugby.
e. Kelompok 5: Olahraga yang memerlukan kombinasi kegiatan
olahraga yang berbeda. Dalam olahraga ini taktik yang digunakan
merupakan kombinasi taktik dari setiap cabang olahraga dan
rencana menyeluruh untuk semua kegiatan ini. Olahraga dalam
kelompok ini termasuk heptathlon dan dasalomba pada lintasan dan
lapangan, biatlon (menembak dan ski lintas alam), triathlon, dan
pancalomba modern.

15
Pengelompokan olahraga ke dalam kelompok besar diatas
membantu pengujian taktik olahraga. Kesamaan karakteristik antara
olahraga pada masing-masing kelompok dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam mengenai pendekatan taktik yang tepat.

4. Mental
Mental yang baik serta ditunjang fisik, teknik dan taktik perlu untuk
mencapai prestasi maksimal. Peningkatan fisik, teknik dan taktik tanpa
dibarengi pembinaan mental sulit tercapai prestasi yang maksimal. Mental
merupakan daya gerak dan pendorong untuk menunjang kemampuan fisik
teknik dan taktik atlet dalam melaksanakan aktivitas olahraga. Mental atlet
merupakan aspek yang abstrak, dimana sulit untuk menangkap dengan
panca indera, apalagi diteliti perkembangan maupun dinilai hasil pembinaan
mentalnya. Maka dari itu pembinaaan mental harus dimulai sejak atlet mulai
latihan sampai selesai dalam mencapai prestasi maksimal. Berbicara
mengenai pembinaan mental atlet, para pelatih perlu berorientasi kepada
aspek sifat, kejiwaan sikap dan kepribadian. Ketiga aspek mental tersebut,
dalam pembinaan diarahkan agar mental atlet benar-benar siap dan mantap
sebagai penggerak dan pendorong dalam pencapaian prestasi maksimal.
Mental merupakan suatu kondisi diri yang terpadu dari individu,
suatu kesatuan respons emosional dan ilntelektual. Faktor mental perlu
untuk dibentuk, ditingkatkan dan dipertahankan pada tingkat yang optimal.
Pembinaan mental harus sejak dini dapat dilakukan pada saat atlet masih
berada di klub oleh seorang pelatih. Mental adalah keseluruhan struktur
dan proses-proses kejiwaan yang terorganisasi, baik yang disadari maupun
yang tidak disadari. Dengan demikian jelaslah bahwa setiap unsur-
unsur kejiwaan akan menentukan kekuatan dan keadaan mental atlet.
Latihan mental dengan istilah mental training atau latihan image
yaitu konseptualisasi yang menunjukan pada latihan tugas dimana
gerakannya tidak dapat diamati. Latihan mental menunjukan latihan
kognitif dari keterampilan fisik dan kekurang jelasan Prestasi para atlet

16
dapat dicapai bukan hanya semata-mata dengan mengikuti pelatih, namun
mereka memiliki pikiran positif yang mengendalikan prilaku olahraga
mereka.. Latihan Mental suatu proses latihan untuk meningkatkan
ketangguhan mental seseorang dengan melibatkan unsur konsentrasi,
mengarahkan tindakan kesuatu tujuan sesuai rencana, dan pengendalian
perasaan (emosi dan pikiran).
Untuk dapat meningkatkan prestasi atau performa olahraganya, sang
atlet perlu memiliki mental yang tangguh, sehingga dapat berlatih dan
bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah, tidak
mudah terganggu oleh masalah-masalah non-teknis atau masalah pribadi.
Dengan demikian ia dapat menjalankan program latihannya dengan
sungguh-sungguh, sehingga ia dapat memiliki fisik prima, teknik tinggi dan
strategi bertanding yang tepat, sesuai dengan program latihan yang
dirancang oleh pelatihnya. Dengan demikian terlihatlah bahwa latihan
mental bertujuan agar atlet dapat mencapai prestasi puncak, atau prestasi
yang lebih baik dari sebelumnya.
Untuk dapat memiliki mental yang tangguh tersebut, atlet perlu
melakukan latihan mental yang sistimatis, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari program latihan olahraga secara umum, dan tertuang dalam
perencanaan latihan tahunan atau periodesasi latihan. Seringkali dijumpai,
bahwa masalah mental atlet sesungguhnya bukan murni merupakan masalah
psikologis, namun disebabkan oleh faktor teknis atau fisiologis. Contohnya:
jika kemampuan atlet menurun karena faktor kesalahan teknik gerakan,
maka persepsi sang atlet terhadap kemampuan dirinya juga akan berkurang.
Jika masalah kesalahan gerak ini tidak segera teridentifikasi dan tidak
segera diperbaiki, maka kesalahan gerak ini akan menetap. Akibatnya,
kemampuan atlet tidak meningkat, sehingga atlet menjadi kecewa dan lama
kelamaan bisa menjadi frustrasi bahkan memiliki pikiran dan sikap negative
terhadap prestasi olahraganya.

17
Aspek-aspek Latihan Mental
Aspek-aspek kecakapan mental psikologis (psychological skills)
yang bisa dilatih, mencakup banyak hal meliputi aspek-aspek pengelolaan
emosi, pengembangan diri, peningkatan daya konsentrasi, penetapan
sasaran, persiapan menghadapi pertandingan, dan sebagainya. Bentuk
latihan kecakapan mental yang paling umum dilakukan oleh atlet elit
adalah:
a. Berfikir positif.
Berfikir positif dimaksudkan sebagai cara berfikir yang
mengarahkan sesuatu ke arah yang positif, melihat segi baiknya. Hal
ini perlu dibiasakan bukan saja oleh atlet, tetapi terlebih-lebih bagi
pelatih yang melatihnya. Dengan membiasakan diri berfikir positif
dapat menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi dan
menjalin kerjasama antara berbagai pihak. Pikiran positif akan
diikuti dengan tindakan dan perkataan positif pula, karena pikiran
akan menuntun tindakan.
b. Membuat catatan harian latihan mental (mental log).
Catatan latihan mental merupakan catatan harian yang ditulis setiap
atlet selesai melakukan latihan, pertandingan, atau acara lain yang
berkaitan dengan olahraganya. Dalam buku catatan latihan mental
ini dapat dituliskan pikiran, bayangan, ketakutan, emosi, dan hal-hal
lain yang dianggap penting dan relevan oleh atlet. Catatan ini
semestinya dapat menceritakan bagaimana atlet berfikir, bertindak,
bereaksi, juga merupakan tempat untuk mencurahkan kemarahan,
frustrasi, kecewa, dan segala perasaan negatif jika melakukan
kegagalan atau tampil buruk. Dengan melakukan perubahan pola
pikir akan hal-hal negatif tadi menjadi positif, atlet dapat
menggunakan catatan latihan mentalnya sebagai “langkah baru” —
setelah anda mengalami frustrasi, keraguan, ketakutan, ataupun

18
perasaan berdosa/bersalah – untuk kembali membangun sikap
mental yang positif dan penuh percaya diri.
c. Penetapan sasaran (goal-setting).
Penetapan sasaran (goal-setting) perlu dilakukan agar atlet memiliki
arah yang harus dituju. Sasaran tersebut bukan melulu berupa hasil
akhir (output) dari mengikuti suatu kejuaraan. Penetapan sasaran ini
sedapat mungkin harus bisa diukur agar dapat melihat
perkembangan dari pencapaian sasaran yang ditetapkan. Selain itu
pencapaian sasaran ini perlu ditetapkan sedemikian rupa secara
bersama-sama antara atlet dan pelatih. Sasaran tersebut tidak boleh
terlalu mudah, namun sekaligus bukan sesuatu yang mustahil dapat
tercapai. Jadi, sasaran tersebut harus dapat memberikan tantangan
bahwa jika atlet bekerja keras maka sasaran tersebut dapat tercapai.
Dengan demikian penetapan sasaran ini sekaligus dapat pula
berfungsi sebagai pembangkit motivasi.
d. Latihan konsentrasi.
Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang
tertuju kepada suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam
olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya
konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan,
tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat
lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah
dipersiapkan menjadi tidak jalan sehingga atlet akhirnya
kebingungan, tidak tahu harusbermain bagaimana dan pasti
kepercayaan dirinya pun akan berkurang. Selain itu, hilangnya
konsentrasi saat melakukan aktivitas olahraga dapat pula
menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan daripada latihan
konsentrasi adalah agar si atlet dapat memusatkan perhatian atau
pikirannya terhadap sesuatu yang ia lakukan tanpa terpengaruh oleh
pikiran atau hal-hal lain yang terjadi di sekitarnya. Pemusatan

19
perhatian tersebut juga harus dapat berlangsung dalam waktu yang
dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang maksimal, latihan
konsentrasi ini biasanya baru dilakukan jika si atlet sudah menguasai
latihan relaksasi. Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah
dengan memfokuskan perhatian kepada suatu benda tertentu nyala
lilin; jarum detik; bola atau alat yang digunakan dalam olahraganya).
Lakukan selama mungkin dalam posisi meditasi.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebuah prestasi puncak dalam dunia olahraga tidak bisa didapat
secara instan, tetapi harus melalui jalan panjang dan bertahap. Tahapan
tersebut mulai dari pembibitan, proses pembinaan dan proses evaluasi
sampai dengan prestasi yang diraih oleh atlet tersebut. Dan semua itu
dilakukan dengan mengedepankan ilmu pada bidangnya dan juga teknologi
yang terkini.
Terdapat empat unsur komponen untuk meningkatkan prestasi
dalam olahraga yang harus dikembangkan oleh setiap individu atlet.
Keempat komponen tersebut adalah, kondisi fisik sebagai faktor pertama
penentu prestasi, kedua adalah teknik yang merupakan serangkaian cara
yang dijadikan pedoman agar gerakan lebih mudah dipraktikkan, ketiga
adalah taktik/strategi yaitu siasat atau pola pikir tentang bagaimana
menerapkan teknik-teknik dikuasai dalam bermain, keempat adalah mental
yang merupakan dasar penggerak dan mendorong untuk menyempurnakan
faktor-faktor latihan seperti kemampuan fisik, teknik, taktik/strategi dan
mental atlet dalam penampilan olahraga.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan
makalah yang telah di jelaskan.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas.

21
DAFTAR PUSTAKA

AA Yudi. 2013. Persiapan Latihan Menuju Prestasi Maksimal. Prosiding Seminar


Internasional Pendidika Serantau

Apri Agus. 2010. PENTlNGNYA PERAN OLAHRAGA DALAM MENJAGA


KESEHATAN DAN KEBUGARAN TUBUH. UNP

Bafirman dan Asep Sujana Wahyuri. 2018. Pembentukan Kondisi Fisik. Depok :
Rajawali Press.

Giriwijoyo, S., Zafar, D. 2012. Ilmu kesehatan olahraga. Bandung.

Harsono. 2017. Kepelatihan Olahraga. Teori dan Metodologi. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Hasyim dan Saharullah. 2019. Dasar-Dasar Ilmu Kepelatihan. Makasar : Badan


Penerbit UNM

Irawadi, Hendri.2017. Kondisi Fisik Dan Pengukurannya. Padang : UNP

Jazuli, Rodli, Hamid. 2019. Analisis Kebijakan Pembangunan Olahraga Pemerintah


Daerah Kabupaten Wonosobo (Ditinjau Dari Sarana Prasarana dan Sumber
Daya Manusia). Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Toho, C, M., Ali, M. 2007. Sport development index. Jakarta: PT. Indeks. Fakultas
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tangkudung, J. (2017). Mental Training Aspek-Aspek Psikologi Dalam Olahraga.


Bekasi : Cakrawala Cendikia
Tjung Hauw Sin. (2016). Persiapan Mental Training Atlet Dalam Menghadapi
Pertandingan. Jurnal performa olahraga

22

Anda mungkin juga menyukai