Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN PROSES PENJAS DAN OLAHRAGA

DOSEN PENGAMPUH :
M SUKRON FAUZI S,Pd. M.Pd

KELOMPOK 2
Disusun oleh :
RANI AHZETI BILBINA (2305106042)
NUR AHMAD DHANI (2305106047)
MUHAMMAD AL GHIFARI (2305106052)
MUHAMMAD RAMADHANI (2305106062)
DHUATHAN JUNIOR (2305106070)
VICTOR LOGEN SIAMA (2305106072)
MUHAMMAD GHAZALI (2305106080)
NAVA AUZIZAH GUSTY SYAHFITRI (2305106082)

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
1
Page

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B.Rumusan Masalah.....................................................................................................5
2
Page

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................5
A.Peranan Olah Raga Dalam Pembangunan Bangsa......................................................5
B. Kebijakan Nasional Dalam Pengembangan Penjas....................................................7
1. Pengembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Indonesia...............................10
C. Arah Strategi Pembangunan Keolahragaan Nasional...............................................12
1. Kembangkan program yang menekankan pada penyediaan pengalaman.................12
2. Bantulah siswa untuk menguasai keterampilan gerak dan kembangkan...................13
3. Berikan kesempatan yang lebih luas dan merata.......................................................13
3. Berilah program yang dalam pelaksanaanya siswa belajar keterampilan.................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................14
Pertanyaan Essay...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Olahraga telah menjadi bagian hidup dari sebagian besar masyarakat Indonesia, baik
di kota besar maupun di pelosok pedesaan. Olahraga adalah bagian integral dari
kebudayaan masyarakat indonesia. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota
masyarakat berupa permainan, petandingan, dan prestasi puncak dalam
pembentukan manusia yang memiliki Ideologi yang seutuhnya dan berkualitas
berdasarkan Dasar Negara atau Pancasila. Menurut kodratnya olahraga merupakan
3

kebutuhan manusia yang bersumber kepada kebesaran dan keagungan Tuhan Yang
Page
Maha Esa, merupakan salah satu unsur pokok dan sangat berpengaruh di dalam
pembangunan rohani dan jasmani setiap insan manusia didalam rangka
pembangunan manusia seutuhnya. yang sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan
pembangunan bangsa dan negara menuju masyarakat yang schat dan bermartabat.
Oleh karena itu, merupakan hak setiap insan untuk melaksanakan dan berpartisipasi
dalam kegiatan olahraga.

Olahraga yang dilaksanakan secara terencana, terarah dan baik serta


berkesinambungan dapat mengembangkan ketahanan yang bersifat menyeluruh,
mampu meningkatkan ketrampilan, kedisiplinan, penghayatan nilai-nilai sportivitas,
nilai-nilai moral dan estetika sekaligus meningkatkan prestasi. Selain itu juga dapat
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang
sangat diperlukan sebagai generasi muda penerus bangsa.

Prestasi olahraga merupakn hasil yang diperoleh atas usaha dan kerja keras dalam
bidang olahraga. Prestasi olahraga pasti tidak lepas dari tingkat kedisiplinan para atlet
dalam latihan yang dilakukan secara terus menerus. Negara adalah organisasi
masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan negara berlaku
sepenuhnya sebagai suatu kedaulatan, sedangkan Prof. Miriam Budiardjo
memberikan pengertian Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah dapat
memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan kekuasaan lainnya
dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama itu. Jadi Negara
adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi oleh
pemerintah negara yang sah, yang umumnya mempunyai kedaulatan (keluar dan ke
dalam). Disetiap negara olahraga menjadi bagian yang sangat penting baik untuk
fungsi kesehatan juga di bidang politik, ekonomi, budaya dll. Dunia olahraga saat ini
dan bahkan yang akan datang, tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Olahraga tidak hanya sebagai kebutuhan
untuk menjaga kebugaran tubuh, akan tetapi telah merasuk dalam semua sektor
kehidupan. Lebih jauh lagi. prestasi olahraga dapat mengangkat harkat dan martabat
manusia baik.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan, pokok pembahasan dalam makalah ini
dapat dirumuskan sbagai berikut:
4
Page
1. Apa itu olahraga?

2. Apa itu negara?

3. Bagaimana peran olahraga dalam pembangunan negara?

BAB II PEMBAHASAN
A.Peranan Olah Raga Dalam Pembangunan Bangsa

1. Definisi Olahraga dan Perkembangan di Indonesia.Olahraga adalah suatu bentuk


aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Olahraga
merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Olahraga
dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.

Perkembangan olahraga di Indonesia dalam perspektif sejarah merupakan bagian


integral dari kebudayaan masyarakat Indonesia. Olahraga bangsa Indonesia
dipengaruhi oleh negara-negara Eropa, seperti bangsa Belanda, Jerman, Swedia, dan
Austria. Karena itu pula sistem olahraga Jerman, Swedia, dan Austria mempengaruhi
perkembangan olahraga di Indonesia.

Olahraga adalah hal yang menarik, karena merupakan pengalaman- pengalaman


tindakan manusia yang terikat secara kultural dan tersedia dalam informasi yang
bervariasi. Pendekatan lintas kultural dan internasional secara kontinu mencapai nilai
pentingnya, khususnya karena gerakan, permainan dan olahraga sebagai ekspresi
non-verbal manusia pada dasarnya bersifat internasional.

Olahraga digemari oleh semua kalangan masyarakat, terbentuknya olahraga masa


kini dari masyarakat. Olahraga tidak lain terbentuk dari lingkungan masyarakat dan
diperuntukan bagi masyarakat itu sendiri. Tingkat perkembangan olahraga atau bisa
dibilang maju tidaknya olahraga berawal dari masyarakat. Faktor penyebab
perkembangan olahraga dari zaman ke zaman serta kemunculan berbagai macam
olahraga, hingga terbentuknya olahraga modern atau olahraga masa kini semua
5

timbul dari kesukaan suatu masyarakat. Semakin masyarakat secara luas menyukai
Page
cabang olahraga itu, semakin populer olahraga itu sendiri. Secara garis besarnya
bahwa olahraga bersumber dari masyarakat. Masyarakat mampu mengembangkan
aturan, cara main, sarana dan prasarana dalam olahraga, sehingga semakin populer
olahraga saat ini.

Gerakan keolahragaan nasional mengalami babak baru bersamaan dengan


diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia melalui Kementrian Indonesia.
Pendidikan dan Pemerintah Pengajaran. mempropagandakan penyelenggaraan
latihan-latihan dan rehabilitasi fisik dan mental yang telah rusak selama penjajahan
kolonia Belanda dan Jepang (Husdarta, 2010:20). Masyarakat Indonesia mengakui
bahwa dalam hidup tidak hanya mengalami pengaruh pikiran dan kemampuan
manusia individu saja. Olahraga memberi kesempatan yang sangat baik untuk
menyalurkan tenaga dengan jalan yang baik di dalam lingkungan persaudaraan dan
persahabatan untuk persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan gembira.

Sejalan dengan perkembangan olahraga di Indonesia, untuk dapat mencapai


pemahaman dan prestasi yang optimal perlu adanya dukungan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK). Dalam olahraga, teknologi bukan berarti identik dengan
pemakaian mesin, tetapi pencapaian hasil yang lebih baik melalui penerapan
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan yang sistematis dan terorganisir tentang fenomena
keolahragaan yang dibangun melalui sebuah sistem penelitian ilmiah yang diperoleh
dari medan-medan penyelidikan, akan sangat berperan penting dalam perkembangan
olahraga di Indonesia.Berbagai definisi yang sudah ada tentang olahraga,
bagaimanapun harus dilandasi suatu argumentasi yang konsisten. Istilah olahraga
yang dipakai sebagai rujukan pengembangan Ilmu Keolahragaan adalah definisi yang
bersifat umum, rumusan pedagog asal Jerman, Herbert Haag yang memperoleh
pengakuan internasional:

Olahraga itu sendiri pada hakikatnya bersifat netral dan natural, namun
masyarakatlah yang kemudian membentuk dan memberi arti terhadapnya. Sesuai
dengan fungsi dan tujuannya. olahraga dapat dirinci sebagai berikut.

1. keterampilan dan ketangkasan berolahraga termasuk juga pembinaan nilai-


nilai kependidikan melalui pembekalan pengalaman yang lengkap sehingga
yang terjadi adalah proses sosialisasi melalui dan ke dalam olahraga.
6
Page
2. Olahraga kesehatan adalah jenis kegiatan olahraga yang lebih menitikberatkan
pada upaya mencapai tujuan kesehatan dan fitnes yang tercakup dalam konsep
well-being melalui kegiatan olahraga.
3. Olahraga rehabilitatif adalah jenis kegiatan olahraga, atau latihan jasmani yang
menekankan tujuan yang bersifat terapi atau aspek psikis dari perilaku.
4. Olahraga kompetitif adalah jenis kegiatan olahraga yang menitik beratkan
peragaan performa dan pencapaian prestasi maksimal yang biasanya dikelola
oleh organisasi olahraga formal, baik nasional maupun internasional (KDI
Keolahragaan, 2000: 10-11).

B. Kebijakan Nasional Dalam Pengembangan Penjas

Dalam beberapa tahun belakangan ini, berbagai usaha telah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dengan membuat kebijakan-kebijakan baru guna
meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani. Kurikulum baru (1994) yang
mencakup pendidikan jasmani bagi sekolah dasar dan menengah telah dibuat dan
diputuskan. Demikian pula kurikulum baru bagi program Diploma II, dimana guru-
guru sekolah dasar yang didalamnya terdapat mata kuliah Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan telah dipersiapkan sebagai penyempurnaan kurikulum lama. Upaya
pembaharuan kurikulum tersebut, seharusnya diikuti dengan upaya peningkatan
kemampuan guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum
dan pengadaan fasilitas pendukungnya.Sayang, hingga dewasa ini usaha-usaha yang
dilakukan guru Pendidikan jasmani dan menyediakan fasilitas yang mendukung
program-program pendidikan jasmani belum dilakukan secara optimum. Apabila
kondisi seperti ini terjadi terus, maka dapat diperkirakan bahwa inovasi-inovasi
kurikulum yang dilakukan tidak dapat direalisasikan dengan efektif. Kurikulum
sebagai salah satu komponen pendidikan tidak akan berarti, makalah para guru atau
dosen yang melaksanakan kurikulum dalam kondisi yang kurang menguntungkan,
baik dalam kemampuan mengajar maupun fasilitas yang mendukungnya. Mereka
akhirnya melaksanakan tugas mengajar pendidikan jasmani cenderung secara rutin
dan tradisional. Akibatnya, sering berbagai upaya inovasi yang telah dilancarkan,
mengalami berbagai upaya inovasi yang telah dilancarkan, mengalami berbagai
kendala dan hambatan. Untuk itu, jika implementasi kurikulum pendidikan jasmani
7
Page
harus bisa dicapai dan berhasil, maka harus ada keinginan yang besar untuk
meningkatkan kemampuan guru dan menambah fasilitas yang sesuai.

Keefektifan pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah pada beberapa


tahun terakhir telah menjadi isu nasional yang menarik. Isu tersebut sering
dibicarakan secara serius dalam forum diskusi atau seminar tingkat nasional oleh
berbagai kalangan termasuk para pakar dan praktisi pendidikan jasmani, Berbagai
saran dan rekomendasi sering diajukan dalam upaya meningkatkan pelaksanaan
pendidikan jasmani di sekolah-sekolah termasuk

perbaikan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan lapangan dan


fasilitasnya. Sesungguhnya upaya untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan
jasmani telah mendapat perhatian sebagaimana tertuang dalam amanat GBHN
sebagai berikut:

Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakat sebagai cara
pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat.
Selanjutnya perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana pendidikan jasmani
dan olahraga, termasuk pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakkan gerakan
untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakatPada tahun 1983
itu juga Presiden Suharto mengamanatkan agar pendidikan jasmani di sekolah mulai
Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi perlu lebih digiatkan dan
dikembangkan.

Kebijaksanaan telah jelas dan arah pengembangan pendidikan jasmani


sesungguhnya telah jelas. Kini yang menjadi permasalahan pokok adalah seberapa
jauh tingkat keberhasilan strategi dan pelaksanaan pembangunan pendidikan jasmani
dan olahraga di masyarakat khususnya dalam pendidikan jasmani di setiap tingkat
sekolah.Pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dalam kenyataan lebih dari
sekedar mengembangkan keterampilan olahraga. Pengajaran tersebut pada
hakikatnya merupakan proses pengembangan pribadi anak seutuhnya. sistematis
yang diarahkan pada Sejarah pendidikan jasmani dan olahraga di Indonesia
menunjukkan, bahwa aspek politik dari olahraga pada umumnya masih dominan.
Bahkan dewasa ini, prestasi olahraga tetap dipandang sebagai "alat" untuk
menunjukkan dan sekaligus mengingat martabat bangsa, terutama di forum
internasional. Akibatnya, perhatian yang begitu besar terhadap pencapaian prestasi
8
Page
masuk ke dalam kurikulum pendidikan jasmani. Isi kurikulum pendidikan jasmani
misalnya, meskipun ada pilihan, mengarah ke penguasaan cabang olahraga.

Meskipun kurikulum tersebut dirancang dengan memperhatikan faktorsosio-


anthropologis, sosio kultural dan geografis, tetapi pengaruh dari kelompok-kelompok
peminat dan pemerhati, terutama dari kalangan politisi tak dapat dihindarkan. Hal ini
tercermin, misalnya dalam "gerakan 4-5" yakni 4-5 cabang olahraga (atletik, senam,
pencaksilat, dan permainan) yang dipromosikan di bawah payung pembinaan
olahraga usia dini.

Berkenaan hal di atas, tampaknya telah terjadi miskonsepsi pembinaan olahraga


usia dini di Indonesia. Miskonsepsi itu bukan saja berkaitan dengan tujuan tetapi juga
pelaksanaannya. Pembinaan olahraga usia dini dipahami sebagai fase pembinaan
untuk mengenal dan menguasai suatu cabang olahraga dengan penekanan pada
penguasaan keterampilan khusus, sebagai spesialisasi dalam rangka pencapaian
prestasi.

Sebagai akibat terlalu mendewakan prestasi, pembinaan olah raga di kalangan anak
usia muda disalah gunakan, dan bahkan dalam praktiknya sering bertentangan
dengan norma-norma pendidikan. Anak-anak yang seharusnya tumbuh dengan wajar,
sering memperoleh perlakuan diluar batas kemampuannya. Sering anak dipaksa
harus berlatih dengan beban yang berlebihan. Sering anak dipaksa harus berlatih
dengan beban yang berlebihan. Kasus penggunaan obat

terlarang pada anak usia dini dan pencurian umur dalam arena kejuaraan kelompok
umur dalam arena kejuaraan kelompok umur merupakan pengalaman yang negatif
bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.

Idealnya, sesuai dengan pandangan hidup (filsafat) dan konsep pendidikan jasmani
yang kita anut, pembinaan olahraga usia dini itu diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan keterampilan dasar suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan
pengembangan keterampilan serta kemampuan fisik yang bersifat umum. Sementara
itu, dalam konteks pendidikan jasmani, seperti pada kelas-kelas awal, penekanannya
pada pengembangan keterampilan gerak secara menyeluruh.
9
Page
1. Pengembangan Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Indonesia

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan ini
adalah: "Apakah pendidikan jasmani?" Pertanyaan yang cukup anch ini justru
dikemukakan oleh pihak yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini
mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan
sebagai guru pendidikan jasmani, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan
pandangan itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan
kesehatan (orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan (penjaskes) dalam kurikulum 1994. Akibatnya sebagian besar guru
menganggap bahwa perubahan nama itu tidak memiliki perbedaan, dan
pelaksanaannya dianggap sama. Padahal kedua istilah di

atas sungguh berbeda, sehingga tujuannya pun berbeda pula. Pendidikan jasmani
berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan olahraga. Di dalamnya
terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang olahraga tertentu yang
dipilih hanyalah alat untuk mendidik. Hal ini dapat berupa keterampilan fisik dan
motorik, keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan bisa
juga keterampilan emosional dan sosial. Karena itu, seluruh kegiatan pembelajaran
dalam mempelajari gerak dan olahraga di atas lebih penting dari pada hasilnya.
Dengan demikian, bagaimana guru memilih metode. melibatkan anak, berinteraksi
dengan murid serta mengutamakan interaksi murid dengan murid lainnya, harus
menjadi pertimbangan utama.

Sedangkan pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar


menguasai cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai
cabang olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan
di sini adalah hasil dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta
bagaimana anak menjalani pembelajarannya yang ditekankan pada tujuan yang ingin
dicapai. Perbedaan inilah yang terkadang menjadi kesalahan dalam mengartikan
pendidikan jasmani.

Yang sering terjadi pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah bahwa guru
10

kurang memperhatikan kemampuan dan kebutuhan murid. Jika siswa harus belajar
Page
bermain sepak bola, mereka belajar keterampilan teknik sepak bola secara langsung.
Teknik-teknik dasar dalam pelajaran demikian lebih ditekankan, sementara tahapan
tugas gerak yang disesuaikan dengan kemampuan anak kurang diperhatikan, kejadian
tersebut merupakan salah satu kelemahan dalam pendidikan jasmani kita. Anak yang
sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh, dan anak yang belum terampil belajar
dari mengamati demonstrasi temannya yang sudah mahir tadi. Dalam salah satu gaya
mengajar memang menekankan pada kegiatan tersebut tapi dalam pelaksanaannya
masih menitikberatkan pada penguasaan teknik dasar bukan pada proses yang
dijalani siswa. Namun sebenarnya pendidikan jasmani kita diharapkan tidak seperti
yang di atas,

Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara demikian. Pendidikan
jasmani adalah suatu proses yang terencana dan bertahap yang perlu dibina secara
hati-hati dalam waktu yang diperhitungkan. Bila orientasi pelajaran pendidikan
jasmani adalah agar anak menguasai keterampilan berolahraga, misalnya sepak bola,
guru akan lebih menekankan pada pembelajaran teknik dasar dengan kriteria
keberhasilan yang sudah ditentukan. Dalam hal ini, guru tidak akan memperhatikan
bagaimana agar setiap anak mampu melakukannya, sebab cara melatih teknik dasar
yang bersangkutan hanya dilakukan dengan cara tunggal. Beberapa anak mungkin
bisa mengikuti dan menikmati cara belajar yang dipilih guru tadi. Tetapi sebagian lain
merasa selalu gagal, karena bagi mereka cara latihan tersebut terlalu sulit, atau
terlalu mudah. Anak-anak yang berhasil akan merasa puas dari cara latihan tadi, dan
segera menyenangi permainan sepak bola. Lain lagi dengan anak-anak lain yang
kurang berhasil? Mereka akan serta merta merasa bahwa permainan sepak bola
terlalu sulit dan tidak menyenangkan. sehingga mereka tidak menyukai pelajaran dan
permainan sepak bola tersebut.Apalagi ketika mereka melakukan latihan yang gagal
tadi, mereka selalu diejek oleh teman-teman yang lain atau bahkan. Anak-anak dalam
kelompok gagal ini biasanya mengalami perasaan negatif. Akibatnya, anak tidak bisa
berkembang dan anak cenderung menjadi anak yang rendah diri. Namun hal tersebut
dapat diatasi melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang lebih efektif.

Melalui pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif, semua kecenderungan


tersebut bisa dihapuskan, karena guru memilih cara agar anak yang kurang terampil
pun tetap menyukai latihan memperoleh pengalaman sukses. Di samping guru
membedakan bentuk latihan yang harus dilakukan setiap anak, kriteria
11

keberhasilannya pun dibedakan pula. Untuk kelompok mampu kriteria keberhasilan


Page
lebih berat dari anak yang kurang mampu, misalnya dalam pelajaran lempar lembing
di tentukan: melempar sejauh 5 meter untuk anak mampu melakukan, dan hanya 3
meter untuk anak kurang mampu melakukan. Dengan cara demikian, semua anak
merasakan apa yang disebut perasaan berhasil, dan anak makin menyadari bahwa
kemampuannya pun meningkat, seiring dengan seringnya mereka mengulang-ulang
latihan.

C. Arah Strategi Pembangunan Keolahragaan Nasional

Pendidikan jasmani dalam pelaksanaannya harus tersusun rapi dalam sebuah


program yang sistematis dan berkelanjutan. Program tersebut diharapkan mampu
memenuhi kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan kebugaran dan menambah
tabungan gerak. Karena itu dibutuhkan strategi pengembangan yang mencakup
beberapa aspek sebagai berikut:

1. Kembangkan program yang menekankan pada penyediaan pengalaman

gerak yang disemagi peserta didik dalam jangka waktu yang panjang. Program
tersebut dapat diterapkan dalam bentuk permainan-permainan yang menyenangkan
sehingga peserta didik lebih antusias yang tingga terhadap pembelajaran. Dengan
antusiasme peserta didik dalam belajar gerak maka pengalaman gerak yang dirasakan
akan semakain bervariasi. Misalnya materi lompat tidak perlu diberikan teknik
melompat yang benar namun dapat melalui permainan lompat kardus sehingga siswa
akan merasa tidak terbebani dengan tugas yang mereka berikan. Karena itu, jangan
memberikan materi yang mengharuskan siswa menguasai materi tersebut tetapi anak
bisa memperoleh pengalaman gerak yang lebih banyak.

2. Bantulah siswa untuk menguasai keterampilan gerak dan kembangkan

penilaian diri yang positif bahwa siswa dapat menguasai keterampilan tersebut.
Biarkan siswa melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki dan jangan memberikan
patokan yang terlalu memberatkan bagi siswa. Siswa yang belum mampu melakukan
jangan dipaksakan untuk bisa. Bantus siswa tersebut dengan pentahapan gerak dan
pengulangan yang lebih banyak. Sebagai contoh, bagaimana melakukan pemanasan
yang benar sebelum berlatih, bagaimana melakukan stretching yang aman dan
efektif; atau bagaimana memainkan suatu cabang olahraga dengan memuaskan dan
12

mendatangkan kesenangan.
Page
3. Berikan kesempatan yang lebih luas dan merata

semua siswa merasakan setiap kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran secara
adil. Kesempatan yang diberikan kepada setiap siswa harus sama sehingga mereka
tidak merasa di bedakan dengan siswa lain. Program yang diterapkan jangan
memberikan kesempatan yang lebih pada siswa yang mampu melakukan karena hal
tersebut dapat menimbulkan rasa kurang percaya diri pada siswa yang belum mampu
melakukan. Kesempatan yang ada diusahakan agar siswa memanfaatkannya dengan
baik sehingga penyusunan program yang baik sangat diperlukan oleh guru dalam
pelaksanaannya agar kesempatan yang diberikan tidak di gunakan dengan percuma
oleh siswa.

3. Berilah program yang dalam pelaksanaanya siswa belajar keterampilan

keterampilan yang bermanfaat dalam kehidupannnya sehingga program yang


diberikan bukan hanya untuk kepentingan jasmani, seperti kebugaran, tetapi juga
untuk perkembangan sosial, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalani
kehidupannnya (berbasis life skill) sehingga siswa mengaplikasikan kegiatan yang
mereka lakukan dalam pembelajaran ke dalam kehidupan sehari- harinya.
Keterampilan itu antara lain, mengatasi masalah, memotivasi diri. meredam
emosi, merencanakan sesuatu, dan lain-lain.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Pelaksanaan pendidikan jasmani masih mengarah pada pelaksanaan pendidikan


olaharaga sehingga lebih menekankan pada penguasaan teknik dasar padahal yang
sebenarnya adalah pendidikan jasmani lebih menekankan pada pemberian
pengalaman gerak pada peserta didik. Selain itu pendidikan jasmani lebih
menitikberatkan pada pembudayaan gerak sehingga nantinya kegiatanya dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut terlihat pada konsep baru dalam
pendidikan jasmani yang ingin menjadikan siswa senang, berkeringat, belajar gerak
13

dan disiplin dalam pembelajaran. Oleh karena itu pembaharuan dalam pelaksanaan
Page
pendidika jasmani perlu dilakasanakan agar pendidikan jasmani tidak menjadi seperti
latihan olahraga. Pembaharuan tersebut berupa pemberian materi yang disesuaikan
dengan kemapuan dan latar belakang peserta didik. Penckanan pada tercapai empat
hal di atas juga menjadi prioritas dalam pengembangan pendidikan jasmani di
Indonesia.

B. Saran

Diharapkan penyelenggaraan pendidikan jasmani tidak disamakan dengan latihan


olahraga yang menekankan pada penguasan teknik dasar karena siswa akan merasa
bosan dengan kegiatan yang sifatnya baku. Diharapkan pendidikan jasmani
kedepannya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa untuk menambah pengalaman
gerak dan menambah tabungan gerak. Dengan memahami konsep baru dan
pengembangan pendidikan jasmani diharapkan pendidikan jasmani dapat menjadi
sarana yang paling efektif untuk membudayakan gerak kepada peserta didik sehingga
dapat aktivitas dalam pendidikan jasmani diaplikasikan di kehidupan nyata. Pada
akhirnya diharapkan dengan makalah ini dapat menjadi rujukan yang mendukung
dalam menjadikan pendidikan jasmani kearah penyesuaian dengan konteks saat ini.

Pertanyaan Essay

1.apakah olahraga berperan penting dalam pembangunan bangsa ?

2.apa manfaat olahraga dalam pembangunan bangsa ?

3.mengapa olahraga sangat berperan penting dalam pembinaan karakter bangsa ?

4.apa itu pembangunan olahraga ?

5.apa peranan dari olahraga ?


14
Page
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/527962665/PERANAN-OLAH-RAGA-DALAM-
PEMBANGUNAN-BANGSA-KEBIJAKAN-NASIONAL-DALAM-PENGEMBANGAN-PENJAS-
ARAH-STRATEGI-PEMBANGUNAN-KEOLAHRAGAAN-NASIONAL
https://core.ac.uk/download/pdf/234022378.pdf
https://warta17agustus.com/web/beritadetail/olahraga-memiliki-peran-penting-
dalam-pembangunan-bangsa.html
https://www.academia.edu/15244335/Olahraga_dan_pembangunan_negara
https://www.google.com/url?q=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IKA/
article/view/28381/16039&sa=U&ved=2ahUKEwi60v-
15

j6_uCAxU_yDgGHVkXA2gQFnoECCMQAQ&usg=AOvVaw3TKltQ-9NLFmlDGpbS2hmg
Page
Page 16

Anda mungkin juga menyukai