PROPOSAL
Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Peneltian Pengembangan Dan
Penelitian Eksperimen Dalam Pendidikan, Program Doctor Kependidikan Pascasarjana
Universitas Jambi
Oleh :
Adhe Saputra
NIM : P3A122019
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
RINGKASAN............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 6
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan........................................................ 7
1.5 Defenisi Operasional.............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 47
ii
RINGKASAN
Bulutangkis memiliki gerak dan keterampilan ada tiga keterampilan dasar, yaitu
manipulasi, lokomotor dan non-lokomotor. Gerak manipulasi yaitu gerakan memukul
shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Pada gerak lokomotor merupakan gerakan
melangkah, menggeser, berlari, melompat dan memutar badan. Pada non-lokomotor misalnya
sikap berdiri saat melakukan servis, gerak menerima servis, gerak menjangkau, melenting dan
mengubah berbagai posisi badan. Permainan bulutangkis seperti bergerak dengan cepat dan
lincah, untuk menjangkau shuttlecock agar dapat pukulan yang baik dan akurat. Untuk
memperoleh pukulan yang baik, seorang altet bulutangkis harus menguasai lapangan dengan
cara berlari, melompat, melangkah dan mengubah posisi badan yang terkenal dengan istilah
rangkaian olah kaki (footwork) yang bisa dilatih dengan menggunakan metode latihan gerak
reaksi.
Inovasi merupan sebuah bentuk temuan yang berbeda dengan yang sudah ada atau
bahkan tidak ada sebelumnya. Hal ini tentu dapat penulis jadikan sebuah pijakan awal dalam
memberikan solusi dalam mengembangkan suatu produk latihan pada permainan bulutangkis
dimana metode latihan yang sebelumnya hanya dengan latihan kecepatan, kelincahan, dan
reaksi dengan shadow atau latihan gerakan kaki (footwork), dengan alat latihan kecepatan,
kelincahan dan reaksi yang di kembangkan maka latihan menjadi lebih efektif dan effesien.
Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). R&D merupakan jenis penelitian yang menghasilkan suatu produk
bukan menguji sebuah teori. metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan diuji keefektifan produk tersebut Objek
yang diteliti pada penelitian ini adalah pengembangan metode alat gerak reaksi dalam
permainan bulutangkis, sebagai alat pendukung latihan pada latihan kecepatan, kelincahan,
dan reaksi pada permainan bulutangkis.
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
secara dinamis (Lauh, 2014:83). Olahraga pada saat ini telah menjadi gaya hidup bagi
sebagaian masyarakat, diberbagai tempat dan waktu sering menjumpai seseorang atau
sekelompok orang sedang berolahraga. Seseorang melakukan aktivitas olahraga memiliki
tujuan untuk menjaga kebugaran tubuh (Hidayat, 2015:50).
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Sekarang ini olahraga tidak hanya atau
tidak lagi dijadikan sebagai pemersatu suatu bangsa, tetapi olahraga sekarang banyak
dimanfaatkan sebagai pendidikan, rekreasi, kesehatan, dan prestasi (Apriansyah. 2017:102).
Olahraga tidak hanya bertujuan untuk menjadi sehat tetapi olahraga juga dapat mengukur
pencapaian seseorang atau tim (Septianingrum, 2018:59). Perkembangan dunia olah raga
tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan kehidupan bersama masyarakat, bangsa, dan negara.
Latihan bukan hanya kebutuhan untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi telah merambah di
semua sektor kehidupan. Selanjutnya, prestasi olahraga dapat meningkatkan martabat manusia
secara individu, dalam kelompok, komunitas, negara dan negara (Safiuddin, 2017:39).
Peningkatan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi
dengan kemajuan di bidang olahraga serta peningkatan sumber daya manusia. Dalam hal ini
melalui upaya dan pembinaan serta pengembangan olahraga akan memberikan peranan yang
cukup besar untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas, karena itu olahraga yang
memiliki peranan dalam pembangunan nasional perlu dibina dan dikembangkan. Dari sekian
banyak cabang olahraga yang ada di Indonesia, Perkembangan teknologi yang pesat telah
mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk ekonomi, politik, sosial, seni, budaya dan
bahkan pendidikan (Ngandhika, 2018:106). Ilmu Pengetahuan & Teknologi (IPTEK)
menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi proses transformasi sumber daya menjadi sumber
daya baru yang lebih bernilai (Yuanda, 2008:481).
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat tidak dapat
dipungkiri bahwa inovasi berbagai penelitian semakin berkembang pesat. Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK telah banyak membantu berbagai aktivitas manusia
dalam berbagai kegiatan, terlebih untuk bidang olahraga telah membantu dalam bidang
latihan maupun pertandingan (Syarifatunnisa, 2017:51). Peningkatan kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan kemajuan di bidang olahraga serta
peningkatan sumber daya manusia. Dalam hal ini melalui upaya dan pembinaan serta
pengembangan olahraga akan memberikan peranan yang cukup besar untuk mewujudkan
manusia Indonesia yang berkualitas, karena itu olahraga yang memiliki peranan dalam
pembangunan nasional perlu dibina dan dikembangkan (Herdiyantoro, 2015:2.174).
3
Perkembangan dan kemajuan teknologi olahraga sangat diperlukan untuk kemajuan prestasi
olahraga (Ahmadan, 2018:186). Pengembangan maupun rekayasa peralatan & perlengkapan
olahraga sangat dibutuhkan untuk mengimbangi teknologi pelatihan dan penyelenggaraan
suatu kegiatan olahraga (Ngadiman, 2011:146).
Berkembangnya teknologi olahraga memang sangat penting digunakan khususnya di
Indonesia guna meningkatkan prestasi atlet baik lokal maupun nasional. Perkembangan dan
kemajuan teknologi olahraga sangat diperlukan demi kemajuan prestasi olahraga (Syakur,
2017:29). Setiap orang melakukan aktivitas olahraga tujuannya adalah bermacam-macam.
Sehat tentunya adalah tujuan utama seseorang melakukan aktivitas olahraga. Namun di sisi
lain masih banyak lagi berbagai macam tujuan seseorang melakukan olahraga, antara lain
untuk sekadar refreshing, membuang penat, berkumpul dengan orang lain, sampai
mendapatkan prestasi. Berdasarkan UU No 3 Tahun 2005 pasal 17, ruang lingkup olahraga
meliputi kegiatan; 1)olahraga pendidikan, 2)olahraga rekreasi, dan 3)olahraga prestasi.
Penelitian ini akan membahas tentang olahraga bulutangkis dalam pengembangan alat bantu
latihan.
Permainan bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikategorikan olah raga yang
sangat terkenal di lingkungan masyarakat. Olahraga ini menarik untuk semua kelompok
umur, dari yang muda sampai ke yang tua. Berbagai tingkat keterampilan baik pria maupun
wanita memainkan olahraga bulutangkis ini. Permainan bulutangkis merupakan permainan
yang sangat membutuhkan kemampuan fisik yang baik,kemampuan teknik dan mental
bertanding yang baik. Permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang tidak terdapat
gerakan pantulan melainkan dimainkan diudara, sehingga permainan ini merupakan suatu
permainan cepat yang membutuhkan gerak reaksi yang baik dan untuk tingkat kebugaran
yang tinggi dan kognitif yang cerdas.
Bulutangkis memiliki gerak dan keterampilan ada tiga keterampilan dasar, yaitu
manipulasi, lokomotor dan non-lokomotor. Gerak manipulasi yaitu gerakan memukul
shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Pada gerak lokomotor merupakan gerakan
melangkah, menggeser, berlari, melompat dan memutar badan. Pada non-lokomotor misalnya
sikap berdiri saat melakukan servis, gerak menerima servis, gerak menjangkau, melenting dan
mengubah berbagai posisi badan. Dan gerakan ini semua merupakan ciri utama dari
permainan bulutangkis, dimana pola gerakan yang sifatnya sangat dominan dari semua bentuk
gerakannya.
Karakteristik dari permainan bulutangkis adalah dimana permainan dilakukan dengan
mengejar dan menjangkau shuttlecock kemanapun arahnya dan berusaha untuk memukul
4
shuttlecock agar tidak jatuh di daerah permainan sendiri. Maka dalam permainan harus
terdapat gerakan yang cepat dan lincah untuk mengejar dan menjangkau shuttlecock, agar
shuttlecock dapat dipukul dengan baik sehingga jatuh di daerah permainan lawan dengan
pukulan yang sempurna. Disini dibutuhkan faktor kecepatan, kelincahan dan reaksi, dimana
kelincahan sangat penting dalam permainan bulutangkis. Kelincahan sangat dibutuhkan untuk
dapat menguasai teknik dan taktik yang sempurna, yang dapat dilihat dalam situasi permainan
bulutangkis seperti bergerak dengan cepat dan lincah, untuk menjangkau shuttlecock agar
dapat pukulan yang baik dan akurat. Untuk memperoleh pukulan yang baik, seorang altet
bulutangkis harus menguasai lapangan dengan cara berlari, melompat, melangkah dan
mengubah posisi badan yang terkenal dengan istilah rangkaian olah kaki (footwork) yang bisa
dilatih dengan menggunakan metode alat gerak kecepatan, kelincahan, dan reaksi. Seperti
yang kita ketahui bahawa Gerak kecepatan, kelincahan dan reaksi merupakan gerakan yang
dilakukan seseorang ketika dia mendapat stimulus (rangsangan). Alat latihan kecepatan,
kelincahan dan reaksi ini bertujuan untuk menjaga agar seseorang tetap aman dan nyaman
salama melakukan gerakan dalam latihan footwork.
Inovasi merupan sebuah bentuk temuan yang berbeda dengan yang sudah ada atau
bahkan tidak ada sebelumnya, hal ini sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga tenis meja
yang sangat membutuhkan inovasi sehingga dapat mencapai sebuah tujuan dalam
memudahkan masyarakat dalam memainkannya sekaligus menajwab kebutuhan atlet dalam
memudahkan latihan
Salah satu manfaat adanya inovasi adalah mampu menyelesaikan masalah. Sesuatu
yang baru bisa menggantikan hal lama yang dirasa penuh masalah. Kehadiran ide dan gagasan
baru membuat setiap permasalahan yang ada dapat dipecahkan dengan baik. Apalagi untuk
masalah produk, Dengan inovasi, maka produk yang sebelumnya ada dapat digantikan dengan
yang baru. Apalagi jika produk atau jada sebelumnya tidak efektif dan efisien, inovasi dapat
dilahirkan untuk menjadikan produk atau jasa tersebut menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya. Adapun tujuan utama dari inovasi adalah untuk meningkatkan kualitas sesuatu,
baik itu produk maupun jasa. Inovasi yang hadir dengan gagasan serta ide baru diharapkan
mampu membuat suatu produk ataupun jasa pelayanan jauh lebih bernilai dan berkualitas dari
sebelumnya
Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi, dalam bidang olahraga banyak
mengalami perkembangan yang sangat pesat, adanya keterkaitan antara satu bidang dan
bidang lainnya. Hal ini terbukti dari semakin majunya dalam hal teknik, taktik dan sarana
prasarana yang sangat menunjang kemajuan dan perkembangan olahraga. Jadi bentuk-bentuk
5
latihan kecepatan, kelincahan, dan reaksi dapat dikemas secara modern, praktis, efektif, dan
efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mngembangkan sebuah
produk yaitu” footwork training sebagai alat latihan kecepatan, kelincahan dan reaksi dalam
olahraga bulutangkis”.
cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan unutk tingkat kebugaran yang tinggi.
Bulutangkis memiliki gerak dan keterampilan ada tiga keterampilan dasar, yaitu
manipulasi, lokomotor dan non-lokomotor. Gerak manipulasi yaitu gerakan memukul
shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Pada gerak lokomotor merupakan gerakan
melangkah, menggeser, berlari, melompat dan memutar badan. Pada non-lokomotor misalnya
sikap berdiri saat melakukan servis, gerak menerima servis, gerak menjangkau, melenting dan
mengubah berbagai posisi badan. Dan gerakan ini semua merupakan ciri utama dari
permainan bulutangkis, dimana pila gerakan yang sifatnya sangat domain dari semua bentuk
gerakannya.
Teknik dasar permainan bulutangkis ada dua yaitu teknik memegang raket dan teknik
memukul atau teknik pukulan. Teknik memegang raket terdiri dari tiga jenis yaitu cara
pegangan dasar atau forehand, pegangan backhand, dan pegangan Amerika. Teknik pegangan
forehand ini dilakukan dengan cara seperti sedang salaman. Teknik lainnya adalah pegangan
backhand dilakukan untuk menghindar atau berusaha mendapatkan pukulan dengan
memfokuskan pada punggung tangan yang berada di depan. Teknik lainnya adalah pegangan
Amerika. Pegangan ini dikenal seperti sedang memukul kasur. Teknik memukul atau
melakukan pukulan adalah salah satu teknik yang memiliki tujuan agar shuttlecock atau bla
selalu berada di udara dan mengarahkannya ke daerah lawan. Teknik memukul terdiri dari
pukulan servis, pukulan lob, dropshoot, smash, netting dan lainnya. Berikut beserta teknik
dasar dari bulutangkis diantaranya:
1. Pegangan Raket
Pegangan raket sangat berpengaruh bagi pukulan dan terdapat 3 cara yang dapat
dipilih seorang peserta didik untuk memegang raket yaitu forehand, backhand dan
frying pan (Ni'mah & Deli, 2017: 27). Jadi pegangan raket sangat penting dalam
melakukan teknik netting yang baik, apabila bola di depan net berada di sebelah kiri
hendaknya pengembalikan net dengan menggunakan teknik backhand, raket yang
digesek menyentuh shuttlecock sehingga shuttlecock itu berputar dan kembali ke
lapangan lawan dengan tipis di bibir net.
2. Sikap dan Posisi
Pemain bulutangkis harus memiliki sikap yang baik dan sempurna saat mengikuti
permainan sehingga hal ini penting untuk meningkatkan kualitas keterampilan dalam
memukul shuttlecock (Ni'mah & Deli, 2017: 29). Adapaun beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam sikap dan posisi berdiri dilapangan: 1) Berdiri sehingga berat
badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh. 2) Tekuk
13
kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks.
Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki
diletakan di depan kaki lainnya. 3) Letakan kedua lengan dengan siku bengkok pada
posisi di samping badan sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap
bebas bergerak. 4) Pegang raket sedemikian rupa sehingga kepala raket berada lebih
tinggi dari kepala. 5) Waspada selalu dan perhatikan jalannya shuttlecock selama
permainan berlangsung. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan pada sikap dan
posisi peserta didik yaitu: 1) Berdiri dengan berat badan bertumpu pada kedua kaki
dengan tetap menjaga keseimbangan tubuh. 2) Posisi pinggang tetap tegak dan rileks,
tekuk kedua lutut pada ujung kaki. Kaki dibuka selebar bahu dengan posisi saah satu
kaki berada di depan kaki yang lain. 3) Kedua tangan berada di samping badan dengan
siku yang sehingga raket bebas dipegang lengan atas. 4) Raket dipegang dengan baik
dan tidak terlalu erat, usahakan posisi raket berada lebih tinggi dari kepala. 5) Selalu
memperhatikan dan waspada pergerakan shuttlecock.
3. Hitting Position
Hitting position persiapan untuk memukul shuttlecock. Keterampilan ini harus
mengetahui waktu yang pas untuk memukul dan jenis pukulan yang sesuai (Ni'mah &
Deli, 2017: 31). Berikut hal-hal yang diperhatikan pemain yaitu: 1) Overhead (atas)
untuk right handed Pada posisi ini badan menyamping searah dengan net. Kaki kanan
diletakkan di belakang kaki kiri. Pada saat memukul shuttlecock, beban badan di kaki
kanan berpindah ke kaki kiri. Selain itu, posisi badan harus selalu berada di belakang
shuttlecock yang akan dipukul. 2) Underhanded Pada posisi ini kaki kanan berada di
depan kaki kiri, paha bagian bawah kaki kanan sedikit diturunkan dengan menekuk
lutut. Saat shuttlecock dipukul posisi kaki kiri tetap berada di belakang dan
kerendahan kaki sesuaikan dengan ketinggian shuttlecock yang akan dipukul. 3)
Untuk footwork maju mundur Cara latihan diantaranya : a) Dari tengah ke depan,
sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan. b)
Dari tengah kebelakang. c) Dari depan kebelakang dan sebaliknya. 4) Kesalahan yang
terjadi a) Pada posisi siap, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki.
Akibatnya reaksi menjadi lambat. b) Posisi lutut lurus, tidak bengkok. c) Pada posisi
memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya, pukulan tidak kuat. d) Pada
posisi underhand, kaki kiri berada di depan sehingga keseimbangan kaki tidak ada dan
sulit mengarahkan bola dengan tepat. e) Lutut/paha tidak turun, akibatnya, jangkauan
kurang, dan lambat kembali ke bagian tengah lapangan.
14
4. Servis
Servis adalah pukulan pertama mengawali pertandingan dimulai (Sutanto, 2016: 128).
Pukulan servis merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan
point, karena pemain yang melakukan servis dengan baik dapat mengendalikan
jalannya permainan (Purnama S. K., 2010: 16). Disebutkan juga permainan yang
dimainkan dilapangan persegi empat yang dimulai dari teknik service (Sugiyanto &
Prayitno, 2017: 13). Dalam permainan bulutangkis cara dilakukan servis adalah
sebagai berikut: 1) Apabila pukulan servis yang dilakukan oleh penyaji servis tidak
dapat dikembalikan oleh penerima servis. Penyaji servis mendapat tambahan nilai satu
angka. 2) Apabila penerima servis dapat mengembalikan shuttlecock dengan baik dan
penyaji servis gagal mengembalikan, maka penerima servis mendapatkan point 1, dan
penyaji servis tidak mendapat point. Servis yaitu pukulan yang dilakukan oleh pemain
bulutangkis ketika memulai pertandingan (Ni'mah & Deli, 2017: 33). Adapun usulan
peraturan service bulutangkis harus dibawah 1,15 meter dari permukaan lapangan
pada saat terkena raket service (Alleyne, 2017). Dalam service yang benar yaitu
(Badminton World Federation, 2017): 1) Kedua belah pihak tidak boleh
memperlambat service ketika pemberi service dan penerima service telah siap
menerima service. 2) Pemberi service dan penerima service harus berada di dalam
bagian sisi lapangan service yang berlawanan secara diagonal tanpa menyentuh garis
yang membatasi lapangan 3) Apabila kepala raket sudah bergerak ke belakang raket
server, menunda apapun pada awal service dapat dianggap sebagai sebuah
perlambatan yang tidak semestinya. Dalam service yang salah yaitu kesalahan
lapangan service telah dilakukan saat pemain telah melakukan service atau menerima
giliran, dan telah melakukan service atau menerima dari lapangan service yang salah.
Kemudian, apabila ditemukan kesalahan service dalam lapangan, kesalahan harus
diperbaiki dan skor yang ada akan bertahan. Server dan penerima harus berdiri di
dalam lapangan servis yang berseberangan atau berada di lapangan masing-masing
tanpa menyentuh garis batas lapangan (Badminton Wo rld Federation, 2011).
5. Netting
Pukulan pertama untuk memulai permainan dengan shuttlecock menyebrangi net
mengarah kelapangan lawan, (Sugiyanto & Prayitno, 2017: 15). Pukulan yang
dilakukan dekat dengan net dan diarahkan sedekat mungkin ke net dengan pukulan
yang harus disebut dengan netting, apabila bola yang dipukul melintir tipis dekat
dengan net maka disebut dengan netting yang baik. Untuk melakukan netting
15
diperlukan koodinasi gerak kaki dan lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok
saat bersentuhan serta konsentrasi dari pemain. Karakteristik pukulan ini ialah kok
bergulir sedekat mungkin dengan net daerah dekat lawan. (Ni'mah & Deli, 2017).
6. f. Lob (Clear)Pukulan lob merupakan pukulan yang paling sering dilakukan oleh
setiap pemain bulutangkis. Pukulan lob sangat penting dalam mengendalikan
permainan bulutangkis, pukulan lob sangat baik untuk mempersiapkan serangan atau
untuk membenahi posisi sulit saat mendapat tekanan dari lawan (Purnama S. K., 2010:
20).
7. Dropshoot Jenis pukulan ini menyerupai pukulan smash, gerakan yang dilakukan
sama, perbedannya pada pukulan dropshoot shuttlecock dipukul dengan dorongan dan
sentuhan yang halus. Pukulan dropshoot dilakukan agar shuttlecock jatuh dekat
dengan net (Ni'mah & Deli, 2017: 41). Istilah dropshoot yaitu menekan aksi yang
sama untuk semua pukulan di atas kepala, aksi pukulan yang sama dengan clear, tapi
diakhir dengan dorongan, bukan pukulan penuh atau smash (Sugiyanto & Prayitno,
2017).
8. Smash
Teknik smash sangat mirip teknik pukulan di atas kepala tinggi (clear) persiapannya
sama, tapi akselerasi dan kecepatan raket dan tubuh bagian atas pada akhir pukulan
jauh lebih kuat. Bulutangkis adalah olahraga yang sangat dinamis shuttlecock dipukul
lebih dari 300 km/jam (Sugiyanto & Prayitno, 2017). Smash disebut juga dengan
pukulan mematikan. Pukulan ini adalah pukulan overhead yang diarahkan ke bawah
dengan tenaga penuh (Ni'mah & Deli, 2017: 39). Smash merupakan pukulan over head
yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan
agar bola meluncur tajam menukik (Purnama S. K., 2010: 21). Pukulan ini merupakan
salah satu jenis pukulan yang dilakukan untuk menyerang lawan.
9. Drive
Drive yaitu pengembalian atau pukulan yang mengarahkan bola dalam lintasan yang
relative datar, paralel dengan lantai tetapi cukup tinggi untuk melewati net (Ni'mah &
Deli, 2017). Memegang raket dan kecepatan raket untuk meningkatkan permainan
datar kemudian posisi siap dan perubahan genggaman cepat (Sugiyanto & Prayitno,
2017). Dalam melakukan drive memiliki point pengajaran utama yaitu (1) posisi siap –
lutut agak ditekuk dan tubuh condong ke depan, raket di depan tubuh, perubahan
genggaman cepat dan gerakan pendek raket.
16
2.3 Footwork
Footwork (gerakan kaki) sangat penting bagi peserta didik bulutangkis. Footwork
adalah teknik pengaturan langkah kaki agar menjadi lebih efektif saat bermain bulutangkis di
lapangan, footwork yang baik sangat berperan penting dalam kesuksesan permainan
bulutangkis untuk peserta didik karena gerakan footwork memiliki frekuensi yang paling
banyak dilakukan oleh peserta didik. Footwork yang benar dan terlatih peserta didik dapat
menjangkau seluruh titik lapangan dengan lebih mudah dan leluasa. Ringkasan footwork yaitu
pondasi penting dalam kualitas permainan pada peserta didik di setiap melakukan pukulan
yang diluncurkan dan juga dalam efektifitas strategi permainan secara keseluruhan (Husaini,
Supriyadi, & Sudjana, 2016).
Footwork bertujuan agar peserta didik dapat bergerak ke segala arah secara efisien.
(Ni'mah & Deli, 2017: 28). Sebaiknya pemain apabila melakukan teknik pukulan sia-sia jika
tidak disertai dengan gerak footwork yang baik di lapangan. Gerak footwork yang efektif dan
efisien memudahkan peserta didik untuk bergerak dan menguasai lapangan sehingga stamina
yang dibutuhkan akan lebih kecil (Rachman, Distya, Pratama, & Budijono, 2018). Saat
seorang pemain hendak memukul shuttlecock maka peserta didik harus berada pada posisi
siap untuk memukul, sehingga seorang pemain bulutangkis disarankan untuk tidak bergerak
17
ketika lawan memberikan shuttlecock agar peserta didik siap pada posisi untuk memukul
sehingga dapat memukul shuttlecock dengan efisien dan mengontrol laju permainan. Dalam
footwork terdapat beberapa posisi yang harus diketahui oleh seorang pemain yaitu: 1) Posisi
siap 2) Pergerakan ke kiri depan 3) Pergerakan ke kanan depan 4) Pergerakan lurus kedepan
5) Pergerakan ke samping kiri 6) Pergerakan ke samping kanan 7) Pergerakan ke kanan
belakang dan 8) Pergerakan ke kiri belakang. 9) Pergerakan lurus ke belakang.
sehingga dapat melakukan jenis pukulan yang paling kompleks sekalipun hal ini kurang dapat
dilakukan jika pemain terlambat menjemput shuttlecock misalnya, akan sulit melakukan
smash dan dropshot akurat jika shuttlecock drive atau clear sudah terlanjur melewati badan
pemain. Penulis penyimpulkan footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan
berkualitas, prinsip dasar footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai
dengan tangan yang digunakan untuk memegang raket saat memukul selalu berakhir sesuai
arah tangan tersebut. Tangan memukul ke arah depan net, maka langkah akhir kaki yang
sesuai tangannya juga di depan, demikian pula saat memukul shuttlecock di daerah belakang
maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di belakang.
Dalam footwork pemain melakukan semua gerakan yang rumit, seperti gerak berhenti
mendadak, melompat, dan sebagainya, dan footwork lebih mengarah ke kompleksitas, tiba-
tiba dan gigih dari gerakan sangat cepat (Qichang, Yan, Jianshe, & Ming, 2014). Setiap
kompetisi, footwork termasuk gerak kaki yang fleksibel dan memiliki peran penting agar
dapat menghasilkan pukulan yang berkualitas.
Dalam bulutangkis penempatan posisi memegang peranan yang sangat penting sekali
dan menentukan jalannya permainan. Penempatan posisi yang kurang baik selain berpengaruh
terhadap kualitas pukulan juga akan mempersulit pengembalian posisi pada pukulan
20
berikutnya. Ada dua jenis tipe gerakan kaki yang biasa digunakan saat bermain yaitu teknik
tipe jinjit dan tipe nlapak. Tipe jinjit yaitu tipe di mana kaki bagian belakang (tumit) terangkat
dari lantai. Posisi kaki tipe jinjit ini menjadikan tubuh lincah dan cepat. Untuk bergerak ke
depan, samping, dan belakang kaki langsung dapat diangkat tanpa terlebih dahulu harus
mengangkat tumit karena tumit sudah atau masih dalam posisi terangkat. Berbeda dengan tipe
menlapak, tipe kaki ini adalah kebalikan dari yang pertama, yaitu posisi dimana tumit
menempel ke lantai, untuk melangkahkan tumit harus diangkat terlebih dahulu baru kemudian
ujung kaki menginjak lantai (PBSI, 2018).
Muhajir (2007:32) menyatakan langkah kaki merupakan modal pokok untuk dapat
memukul shuttlecock dengan tepat. Langkah kaki yang ringan memudahkan seseorang
bergerak ke arah datangnya shuttletcock dan pemain bersiap untuk memukulnya. Pada
umumnya, langkah-langkah tersebut dapat dibedakan sebagai berikut: langkah berurutan,
langkah bergantian atau bersilangan (seperti berlari), dan langkah biasa. Tujuan dari footwork
yang baik adalah agar pemain dapat bergerak seefisien mungkin ke segala bagian lapangan.
Ada enam daerah dasar penting untuk peserta didik menguasainya dan setiap bergerak selalu
kembali keposisi tengah lapangan yaitu gerak depan kanan depan kiri, samping kanan,
samping kiri, belakang kanan dan belakang kiri. Footwork sangat penting karena tidak
mungkin memukul shuttlecock dengan efisien ataupun mengontrol lawan jika tidak dapat
mudah berada pada posisi untuk memukul.
Hal yang paling penting juga yaitu pergerakan, semua pergerakan dalam footwork
adalah agar peserta didik lebih mudah bergerak, cepat dan tidak tergesah ataupun boros
langkah yang mengkibatkan kondisi fisik cepat lelah (Poole, 2016). Adapun pergerakan yang
perlu diterapkan ke pemain atau atlet dilihat dari gambar berikut:
21
Gambar 2.6. Pergerakan ke Arah Depan Kiri (Sumber. Poole, 2016: 49)
Keterangan:
1. Langkah pertama adalah langkah kecil ke arah depan kiri.
2. Langkah kedua adalah langkah panjang dengan kaki kanan. Ibu jari kaki kanan
menunjuk ke sudut kiri dari jaring. Berat badan pemain akan berpindah ke kaki kanan
pada saat raket bergerak ke posisi siap untuk memukul. Tubuh bagian atas akan
membungkuk ke depan.
3. Langkah selanjutnya merupakan langkah panjang, atau langkah pendek dari kaki kiri.
Ini tergantung berapa jauh peserta didik harus bergerak untuk mencapai shuttlecock.
4. Langkah terakhir peserta didik selalu merupakan langkah kaki kanan. Berat badan
akan berpindah ke kaki kanan pada saat melakukan pukulan.
5. Kembali ke tengah lapangan tarik mundur kaki kanan dan kembali ke tengah lapangan
dengan langkah mundur pendek-pendek. Ambillah kembali posisi siap.
22
Gambar 2.5. Pergerakan ke Arah Depan Kanan (Sumber. Poole, 2016: 50)
Keterangan:
1. Langkah pertama adalah langkah yang panjang ke arah depan kanan.
2. Langkah kedua dibuat dengan kaki kiri, merupakan langkah panjang dengan ibu jari
kaki menunjukkan ke ujung kanan dari jaring.
3. Langkah berikutnya yaitu langkah panjang dengan kaki kanan atau merupakan
langkah-langkah kecil menggeser, tergantung berapa jauh bergerak untuk mencapai
shuttlecock.
4. Langkah terakhir adalah langkah dengan kaki kanan, pada saat melakukan pukulan,
kaki akan terus terntang lebar dengan kaki kanan lebih dekat ke tengah lapangan.
5. Untuk kembali ke tengah lapangan tarik kaki kanan kebelakang dan mundur dengan
melakukan langkah-langkah pendek kemudian kembali ke poisi siap.
23
Keterangan:
1. Langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan. Bahu agak berputar sehingga bahu
kiri menunjuk ke arah tengah jaring dan bahu kanan mengarah ke sudut kanan
belakang lapangan. Berat badan akan berada di depan kaki kanan. Lutut agak
menekuk dengan ujung ibu jari kaki kanan menunjuk ke arah garis samping kanan.
2. Langkah ke dua adalah langkah kaki kiri yang bergerak dengan menggeser (kaki kiri
begerak kea rah tumit kaki kanan).
3. Langkah terakhir selalu dilakukan oleh kaki kanan pada saat raket digerakkan ke
posisi memukul. Kaki terentang terbuka dan kaki kiri berada lebih dekat ke tengah
lapangan.
24
Keterangan:
1. Putar kaki kiri ke arah kanan. Melangkah dengan kaki kanan ke arah sudut kanan
belakang lapangan. Bahu harus berputar sehinga bahu kanan menunjuk ke arah sudut
kanan belakang lapangan.
2. Langkah ke dua dilakukan kaki kiri dengan menggeser ke dekat ibu jari kaki kanan.
Berat badan sebanyak mungkin bersandar ke kaki kanan.
3. Menggeser dengan langkah-langkah pendek bergantian dengan kaki kanan dan kiri
sehingga berada di belakang arah jatuh shuttlecock, di dekat sudut kanan belakang
lapangan. Pinggul dan bahu berputar sehingga menjadi sejajar dengan jaring pada saat
raket menyentuh shuttlecock.
4. Lakukan langkah-langkah pendek untuk kembali ke posisi siap di tengah lapangan.
25
Keterangan:
1. Pertama putarlah kaki kanan kemudian lakukan langkah panjang ke arah sudut kiri
belakang lapangan dengan kaki kiri, melangkah sedekat mungkin dengan garis tengah
lapangan untuk mendapatkan garis sumbu pergerakan yang dikehendaki.
2. Langkah selanjutnya adalah langkah panjang yang dilakukan dengan kaki kanan, yang
menempatkan tubuh pada posisi memukul.
3. Lakukan beberapa langkah pendek dengan kaki kiri dan kanan untuk mendapatkan
posisi yang tepat untuk memukul shuttle.
4. Langkah terakhir harus selalu dilakukan oleh kaki kanan, dan ibu jari menunjuk ke
arah sudut kanan belakang dari lapangan. Berat badan berpindah secara total ke kaki
kanan pada saat pukulan dilakukan dan punggung akan menghadap ke jaring.
5. Untuk kembali ke tengah lapangan, tarik mundur kaki kanan, putar kaki kiri dan
lakukan langkah-langkah pendek menggeser ke tengah lapangan dan kembalilah ke
posisi siap.
2.4 Latihan
Prinsip latihan yaitu suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, agar proses
latihan mengalami peningkatan, baik dari kualitas fisik, kemampuan fungsional gerak tubuh,
dan kualitas psikis peserta didik. Dalam olahraga proses tersebut akan berhasil apabila ada
kerjasama antara pelatih atau pembina yang berpengalaman dan berpengetahuan dengan
ilmuwan olahraga yang benar-benar menekuni bidang pelatihan.
26
bantu yang berbeban sehingga aktifitas gerak dua kali lebih dapat meningkatkan suatu
kelincahan dan apabila dilakukan secara berulang ulang
Shadow adalah gerakan langkah kaki atau footwork kesudut-sudut lapangan bulutangkis.
Menurut Kusuma (2015: 2) bahwa pembelajaran shadow atau pembelajaran bayangan adalah
melakukan gerakan seperti sungguhan artinya si pelaku melakukan gerakan seperti dia sedang
bermain bulutangkis. Dia bergerak kekiri, kedepan, kekanan, kebelakang seperti mengejar
bola, dan sambil memindahkan bola dari tempat satu ketempat yang telah ditentukan pelatih.
Shadow bola merupakan salah satu latihan dimana atlet melakukan gerakan memindahkan
bola keenam titik. Shadow bola identik dengan gerakan reaksi dalam bermain bulutangkis
Herman Subardjah (2000: 27).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa
Shadow bola adalah gerakan reaksi untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa
sehingga dapat melakukan pukulan dengan baik dan selalu dalam keadaan seimbang,
tujuannya adalah agar pemain dapat bergerak sefisien mungkin kesegalah arah dilapangan
permainan bulutangkis, dan menghasilkan permainan yang berkualitas dan terarah.
Gambar 2.8. Latihan Gerakan Shadow tanpa menggunakan alat Gerakan Shadow Bola )
desain produk yang mencangkup bentuk, fitur, mutu kesesuaian, daya tahan, kehandalan, gaya
dan kemudahan perbaikan. Desain produk juga disebut salah satu unsur memajukan industri
agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang
mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik,
mendapatkan jaminan dan sebagainya.
Menurut Ulrich dan Eppiger (2008: 190) Desain produk meruapakan suatu layanan
yang baik dan profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan
spesifikasinya yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan keterampilan produk, sehingga produk
tersebut lebih menguntungkan baik bagi konsumen maupun produsen. Maka pada hakikatnya
desain produk adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis, dan performansi
bentuk, baik secara perbagian maupun secara keseluruhan. Predikat baik pada desain terdapat
sangat tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya bahwa, sasaran
disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan. Dalam pembuatan desain harus berorientasi
untuk mencapai hasil yang mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.
Ulrich & Eppinger (2008: 190) mengejelaskan bahwa terdapat 5 tujuan utama yang
harus diperhatikan dalam proses desain produk yaitu :
1. Kegunaan (Utility) : Dimana produk yang dihasilkan harus bisa digunakan, harus
aman dan mudah ketika pemakaian.
2. Tampilan (Appearance) : Dimana Tampilan produk harus unik dan indah agar
menjadi produk yang menarik.
3. Kemudahan Pemeliharaan (Easy to maintenance) : Dimana rancangan produk tidak
hanya sebatas untuk penggunaannya saja, namum harus dirancang sedemikian rupa
agar mudah untuk dirawat dan diperbaiki juga.
4. Biaya terjangkau atau rendah (Low Cost) Dimana produk yang dirancang harus dapat
diproduksi dengan biaya serendah mungkin agar dapat bersaing.
5. Komunikasi (Communication) : Dimana desain produk harus dapat
mengomunikasikan filosofi dan misi perancangan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, desain dapat dikatakan lebih baik dan
memenuhi sasaran kebutuhan apabila desain sudah menggunakan rumusan yang sesuai
dengan bagaimana desainnya, mengapa desain itu dibuat, untuk apa, siapa sasarannya, dimana
pembuatannya, dan bagaimana proses pembuatannya, dan waktu pelaksanaannya. Dalam ilmu
desain tahapan-tahapan tersebut dikenal dengan identifikasi permasalahan
Pengumpulkan informasi-informasi dari masalah yang ada di lapangan, peneliti
merancang desain produk yang sesuai dengan potensi dan kegunaan latihan tersebut, peneliti
30
juga melakukan penganalisisan materi dari hasil penganalisisan dpat di jadikan acuan dalam
pembuatan produk. Kebutuhan dalam mendesain produk ini di sesuaikan dengan kegunaan
dan keefisienan dalam latihan.produk penelitian ini akan menciptakan suatu alat Gerak Reaksi
dengan berbentuk box sebnyak 6 box dan masing –masing box berisi 6 tombol, 6 saklar, 6
lampu berwarna merah dan sumber energi yang di hasilkan dari batery 3,7 volt dengan daya
tahan 2-3 jam aktif. Dalam pembuatan desain produk Alat Gerak Reaksi ini tentu nya di
sesaikan dengan latihan shadow bola yang sebelum nya hnya haja merubah bola nya menjadi
sbuah alat atau box. Keamanan material yang di gunakan untuk membuat produk,dan bentuk
yang menarik.
1
Gambar 3.6. Triplek
31
Gambar Kerangka berfikir . Analisis, Solusi, Tujuan Pembuatan Alat Gerak Reaksi
Dokumen Pribadi
BAB III
METODE PENELITIAN
41
42
wawan cara kepada pelatih,atlet yang berperan dalam latihan shadow bola tersebut.
c. Kuisioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab.
Table 3.1 Indikator angket
Judul Penelitian Indikator No. Item Instrumen
Pengembangan footwork Kegunaan Alat 1, 2, 3, 11, 15, 17, 18,
training sebagai alat 20
latihan kecepatan, Kenyamanan Alat 4, 6, 7, 19
kelincahan dan reaksi
dalam olahraga Kelayakan Alat 8, 9, 10, 13, 14, 16
bulutangki
Keamanan Alat 5, 12
SH
Rumus :
SK
Keterangan :
SH : Skor Hitung
SK : Skor Kriterium atau Skor ideal
Hasil perhitungan data selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dengan dikalikan
100%. Setelah diperoleh persentase dengan rumus tersebut, selanjutnya kelayakan alat metode
gerak reaksi dalam permainan bulutangkis, penelitian pengembangan ini digolongkan ke
dalam empat kategori kelayakan dengan menggunakan skala seperti dalam tabel 1.
Tabel 3.1. Kategori Presentase Kelayakan
No Skor Dalam Persentase Kategori Kelayakan
1 <40 % Tidak baik/ Tidak Layak
2 40% - 55% Kurang baik/ Kurang Layak
3 56% - 75% Cukup baik/ Cukup Layak
4 76% - 100% Baik/ Layak
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket penilaian atau tanggapan dengan
bentuk jawaban dan keterangan penilaian 1: Sangat tidak setuju/sangat tidak layak, 2: tidak
sesuai/tidak layak, 3: sesuai/layak, 4: sangat sesuai/sangat layak.
45
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin. (2017). Gemar Bermain Bulutangkis. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Amung Ma’mun dan Toto Subroto. (2011). Jakarta : Dirjen Olahraga.
Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta. Jurnal Sitepu, C. P. K. (2016). Pengaruh pemanfaatan media
chemsketch dalam pembelajaran yang menggunakan metode resitasi terhadap
motivasi dan hasil belajar kimia di SMK kelas XI. J. Ilm.“INTEGRITAS, 2(1)
________. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Damiri. (2014). Permainan Bulutangkis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dessianty, Sherly. 2018. Tutorial Olahraga. [online]. Diakses dari
http://www.tutorialolahraga.com/2015/09/pengertian-pukulandropshot.html
Dinata. (2016). Pukulan Dropshot. Jakarta : Rineka Cipta.
Faizal:2010 dalam http://nawawielfatru.blogspot.com/2009/05/keaktifan belajar. html, tanggal
5 Desember 2010).
Herman Subardjah. (2000). Bulutangkis. Jakarta: Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga : Teori dan Metodologi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Icuk, dkk. (2014). Total Badminton. Solo: CV. Setyaki Eka Anugrah.
Muhajir. (2017). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Phillip and Kevin Lane. Keller, 2012, Marketing Management. Fourteenth Edition.
New Jersey : Pearson International Edition. Didalam Listyawati, I. H. (2016). Peran
Penting Promosi dan Desain Produk Dalam Membangun Minat Beli Konsumen.
Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Akuntansi, 3(1).
Kusuma.(2015). Pengaruh Pelatihan Bayangan (Shadow) Bulutangkis Terhadap Peningkatan
Kelincahan dan Kecepatan Reaksi. (SKRIPSI). Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nasution 2000. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermars. Journal Civics & Social
Studies, 2(1), 21-35.
Puji Riyanto, 2012. Teknologi Pengembangan Media dan Pembelajaran. Yogyakarta: UNY
Press.
Poole, James. (2016). Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya
Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria insania Press.
47
48
Sapta Kunta Purnama. (2010). Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: C.V.Alfabeta.
_______, 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan untuk Bidang: Pendidikan,
Manajemen, Sosial, dan Teknik. Bandung: Alfabeta.
Sukadiyanto, 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung:Lubuk Agung.
Sajoto. (2015). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen Pendidikan dan
kebudayaan. Jakarta: Proyesk pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Pendidikan
Salim. (2018). Buku Pintar Bulutangkis. Yogyakarta : Bina Muda Cipta Kreasi. Sidik,