Anda di halaman 1dari 43

PENGEMBANGAN FOOTWORK TRAINING SEBAGAI ALAT LATIHAN

KECEPATAN, KELINCAHAN DAN REAKSI


DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

PROPOSAL

Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Peneltian Pengembangan Dan
Penelitian Eksperimen Dalam Pendidikan, Program Doctor Kependidikan Pascasarjana
Universitas Jambi

Oleh :
Adhe Saputra
NIM : P3A122019

PROGRAM STUDI DOKTOR KEPENDIDIKAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2023

i
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
RINGKASAN............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................... 6
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan........................................................ 7
1.5 Defenisi Operasional.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hakikat Pengembangan......................................................................... 9
2.2 Permainan Bulutangkis.......................................................................... 12
2.3 Footwork................................................................................................ 19
2.4 Latihan................................................................................................... 29
2.5 Desain Produk........................................................................................ 32
2.6 Penelitian Relevan................................................................................. 38
2.7 Kerangka Berfikir ................................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian...................................................................................... 41
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian................................................................ 42
3.3 Subyek Penelitian.................................................................................. 42
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................ 42
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data..................................................... 43
3.6 Teknis Analisis Data.............................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 47

ii
RINGKASAN

Bulutangkis memiliki gerak dan keterampilan ada tiga keterampilan dasar, yaitu
manipulasi, lokomotor dan non-lokomotor. Gerak manipulasi yaitu gerakan memukul
shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Pada gerak lokomotor merupakan gerakan
melangkah, menggeser, berlari, melompat dan memutar badan. Pada non-lokomotor misalnya
sikap berdiri saat melakukan servis, gerak menerima servis, gerak menjangkau, melenting dan
mengubah berbagai posisi badan. Permainan bulutangkis seperti bergerak dengan cepat dan
lincah, untuk menjangkau shuttlecock agar dapat pukulan yang baik dan akurat. Untuk
memperoleh pukulan yang baik, seorang altet bulutangkis harus menguasai lapangan dengan
cara berlari, melompat, melangkah dan mengubah posisi badan yang terkenal dengan istilah
rangkaian olah kaki (footwork) yang bisa dilatih dengan menggunakan metode latihan gerak
reaksi.
Inovasi merupan sebuah bentuk temuan yang berbeda dengan yang sudah ada atau
bahkan tidak ada sebelumnya. Hal ini tentu dapat penulis jadikan sebuah pijakan awal dalam
memberikan solusi dalam mengembangkan suatu produk latihan pada permainan bulutangkis
dimana metode latihan yang sebelumnya hanya dengan latihan kecepatan, kelincahan, dan
reaksi dengan shadow atau latihan gerakan kaki (footwork), dengan alat latihan kecepatan,
kelincahan dan reaksi yang di kembangkan maka latihan menjadi lebih efektif dan effesien.
Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research
and Development (R&D). R&D merupakan jenis penelitian yang menghasilkan suatu produk
bukan menguji sebuah teori. metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan diuji keefektifan produk tersebut Objek
yang diteliti pada penelitian ini adalah pengembangan metode alat gerak reaksi dalam
permainan bulutangkis, sebagai alat pendukung latihan pada latihan kecepatan, kelincahan,
dan reaksi pada permainan bulutangkis.

iii
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perkembangan dalam bidang olahraga tidak bisa dipungkiri bahwa pada era saat ini
olahraga sudah menjadi kebutuhan hidup yang sangat penting dan bermakna dalam
memajukan dan mengembangkan potensi fisik, mental hingga sosial yang dapat digunakan
untuk berbagai kegiatan individu maupun tim. Olahraga merupakan serangkaian gerak raga
yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (yang berarti meningkatkan kualitas
hidup). Olahraga adalah suatu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang
diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta
peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional.
Olahraga dapat membentuk manusia sehat jasmani dan rohani serta mempunyai watak
disiplin dan pada akhirnya membentuk manusia yang berkualitas. Dalam usaha pembentukan
generasi muda yang mampu menjadi penerus perjuangan bangsa, pembinaan yang sudah lama
di pandang sebagai sarana yang paling berdaya guna untuk berhasil, karena penggunaan pada
hakikatnya menuju manusia yang Indonesia seutuhnya yang sehat jasmani dan rohani, ini baru
di capai apabila manusia sadar dan mau melaksanakan gerakan hidup sehat melalui
pendidikan jasmani dan rohani dan ikut mempelajari tentang apa itu ilmu olahraga.
Pengembangan maupun peningkatan kemampuan dalam berolahraga sudah menjadi
hal penting bagi olahragawan untuk terus berlatih dengan konsisten supaya kemampuan yang
dilatih bisa meningkat dan berkembang lebih baik. Berolahraga juga sudah menjadi hobi yang
menyenangkan, karena ada banyak sekali manfaat untuk tubuh. Olahraga selain menyehatkan
juga sebagai tempat pengembangan diri untuk berprestasi menjadi atlet dalam berbagai bidang
olahraga.
Olahraga berperan dalam meningkatkan kemampuan bangsa untuk menerapkan sistem
pembangunan berkelanjutan yang mencapai realisasi jalur melalui olahraga prestasi
(Atmojo,2017:366). Manusia bergerak dengan berbagai motifnya melakukan olahraga untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu kehidupannya (Riyoko, 2014:91). Artinya setiap
manusia mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidupnya, baik
untuk manusia normal maupun yang berkebutuhan khusus (Kurniawan, 2015:9). Olahraga
akan memberi pondasi dalam membentuk kepribadian yang kuat dan jiwa yang sehat serta
tangguh dan kreatif agar dapat menghadapi perubahan dan persaingan yang selalu bergerak

1
2

secara dinamis (Lauh, 2014:83). Olahraga pada saat ini telah menjadi gaya hidup bagi
sebagaian masyarakat, diberbagai tempat dan waktu sering menjumpai seseorang atau
sekelompok orang sedang berolahraga. Seseorang melakukan aktivitas olahraga memiliki
tujuan untuk menjaga kebugaran tubuh (Hidayat, 2015:50).
Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Sekarang ini olahraga tidak hanya atau
tidak lagi dijadikan sebagai pemersatu suatu bangsa, tetapi olahraga sekarang banyak
dimanfaatkan sebagai pendidikan, rekreasi, kesehatan, dan prestasi (Apriansyah. 2017:102).
Olahraga tidak hanya bertujuan untuk menjadi sehat tetapi olahraga juga dapat mengukur
pencapaian seseorang atau tim (Septianingrum, 2018:59). Perkembangan dunia olah raga
tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan kehidupan bersama masyarakat, bangsa, dan negara.
Latihan bukan hanya kebutuhan untuk menjaga kebugaran tubuh, tetapi telah merambah di
semua sektor kehidupan. Selanjutnya, prestasi olahraga dapat meningkatkan martabat manusia
secara individu, dalam kelompok, komunitas, negara dan negara (Safiuddin, 2017:39).
Peningkatan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi
dengan kemajuan di bidang olahraga serta peningkatan sumber daya manusia. Dalam hal ini
melalui upaya dan pembinaan serta pengembangan olahraga akan memberikan peranan yang
cukup besar untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas, karena itu olahraga yang
memiliki peranan dalam pembangunan nasional perlu dibina dan dikembangkan. Dari sekian
banyak cabang olahraga yang ada di Indonesia, Perkembangan teknologi yang pesat telah
mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk ekonomi, politik, sosial, seni, budaya dan
bahkan pendidikan (Ngandhika, 2018:106). Ilmu Pengetahuan & Teknologi (IPTEK)
menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi proses transformasi sumber daya menjadi sumber
daya baru yang lebih bernilai (Yuanda, 2008:481).
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat tidak dapat
dipungkiri bahwa inovasi berbagai penelitian semakin berkembang pesat. Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK telah banyak membantu berbagai aktivitas manusia
dalam berbagai kegiatan, terlebih untuk bidang olahraga telah membantu dalam bidang
latihan maupun pertandingan (Syarifatunnisa, 2017:51). Peningkatan kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan kemajuan di bidang olahraga serta
peningkatan sumber daya manusia. Dalam hal ini melalui upaya dan pembinaan serta
pengembangan olahraga akan memberikan peranan yang cukup besar untuk mewujudkan
manusia Indonesia yang berkualitas, karena itu olahraga yang memiliki peranan dalam
pembangunan nasional perlu dibina dan dikembangkan (Herdiyantoro, 2015:2.174).
3

Perkembangan dan kemajuan teknologi olahraga sangat diperlukan untuk kemajuan prestasi
olahraga (Ahmadan, 2018:186). Pengembangan maupun rekayasa peralatan & perlengkapan
olahraga sangat dibutuhkan untuk mengimbangi teknologi pelatihan dan penyelenggaraan
suatu kegiatan olahraga (Ngadiman, 2011:146).
Berkembangnya teknologi olahraga memang sangat penting digunakan khususnya di
Indonesia guna meningkatkan prestasi atlet baik lokal maupun nasional. Perkembangan dan
kemajuan teknologi olahraga sangat diperlukan demi kemajuan prestasi olahraga (Syakur,
2017:29). Setiap orang melakukan aktivitas olahraga tujuannya adalah bermacam-macam.
Sehat tentunya adalah tujuan utama seseorang melakukan aktivitas olahraga. Namun di sisi
lain masih banyak lagi berbagai macam tujuan seseorang melakukan olahraga, antara lain
untuk sekadar refreshing, membuang penat, berkumpul dengan orang lain, sampai
mendapatkan prestasi. Berdasarkan UU No 3 Tahun 2005 pasal 17, ruang lingkup olahraga
meliputi kegiatan; 1)olahraga pendidikan, 2)olahraga rekreasi, dan 3)olahraga prestasi.
Penelitian ini akan membahas tentang olahraga bulutangkis dalam pengembangan alat bantu
latihan.
Permainan bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikategorikan olah raga yang
sangat terkenal di lingkungan masyarakat. Olahraga ini menarik untuk semua kelompok
umur, dari yang muda sampai ke yang tua. Berbagai tingkat keterampilan baik pria maupun
wanita memainkan olahraga bulutangkis ini. Permainan bulutangkis merupakan permainan
yang sangat membutuhkan kemampuan fisik yang baik,kemampuan teknik dan mental
bertanding yang baik. Permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang tidak terdapat
gerakan pantulan melainkan dimainkan diudara, sehingga permainan ini merupakan suatu
permainan cepat yang membutuhkan gerak reaksi yang baik dan untuk tingkat kebugaran
yang tinggi dan kognitif yang cerdas.
Bulutangkis memiliki gerak dan keterampilan ada tiga keterampilan dasar, yaitu
manipulasi, lokomotor dan non-lokomotor. Gerak manipulasi yaitu gerakan memukul
shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Pada gerak lokomotor merupakan gerakan
melangkah, menggeser, berlari, melompat dan memutar badan. Pada non-lokomotor misalnya
sikap berdiri saat melakukan servis, gerak menerima servis, gerak menjangkau, melenting dan
mengubah berbagai posisi badan. Dan gerakan ini semua merupakan ciri utama dari
permainan bulutangkis, dimana pola gerakan yang sifatnya sangat dominan dari semua bentuk
gerakannya.
Karakteristik dari permainan bulutangkis adalah dimana permainan dilakukan dengan
mengejar dan menjangkau shuttlecock kemanapun arahnya dan berusaha untuk memukul
4

shuttlecock agar tidak jatuh di daerah permainan sendiri. Maka dalam permainan harus
terdapat gerakan yang cepat dan lincah untuk mengejar dan menjangkau shuttlecock, agar
shuttlecock dapat dipukul dengan baik sehingga jatuh di daerah permainan lawan dengan
pukulan yang sempurna. Disini dibutuhkan faktor kecepatan, kelincahan dan reaksi, dimana
kelincahan sangat penting dalam permainan bulutangkis. Kelincahan sangat dibutuhkan untuk
dapat menguasai teknik dan taktik yang sempurna, yang dapat dilihat dalam situasi permainan
bulutangkis seperti bergerak dengan cepat dan lincah, untuk menjangkau shuttlecock agar
dapat pukulan yang baik dan akurat. Untuk memperoleh pukulan yang baik, seorang altet
bulutangkis harus menguasai lapangan dengan cara berlari, melompat, melangkah dan
mengubah posisi badan yang terkenal dengan istilah rangkaian olah kaki (footwork) yang bisa
dilatih dengan menggunakan metode alat gerak kecepatan, kelincahan, dan reaksi. Seperti
yang kita ketahui bahawa Gerak kecepatan, kelincahan dan reaksi merupakan gerakan yang
dilakukan seseorang ketika dia mendapat stimulus (rangsangan). Alat latihan kecepatan,
kelincahan dan reaksi ini bertujuan untuk menjaga agar seseorang tetap aman dan nyaman
salama melakukan gerakan dalam latihan footwork.
Inovasi merupan sebuah bentuk temuan yang berbeda dengan yang sudah ada atau
bahkan tidak ada sebelumnya, hal ini sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga tenis meja
yang sangat membutuhkan inovasi sehingga dapat mencapai sebuah tujuan dalam
memudahkan masyarakat dalam memainkannya sekaligus menajwab kebutuhan atlet dalam
memudahkan latihan
Salah satu manfaat adanya inovasi adalah mampu menyelesaikan masalah. Sesuatu
yang baru bisa menggantikan hal lama yang dirasa penuh masalah. Kehadiran ide dan gagasan
baru membuat setiap permasalahan yang ada dapat dipecahkan dengan baik. Apalagi untuk
masalah produk, Dengan inovasi, maka produk yang sebelumnya ada dapat digantikan dengan
yang baru. Apalagi jika produk atau jada sebelumnya tidak efektif dan efisien, inovasi dapat
dilahirkan untuk menjadikan produk atau jasa tersebut menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya. Adapun tujuan utama dari inovasi adalah untuk meningkatkan kualitas sesuatu,
baik itu produk maupun jasa. Inovasi yang hadir dengan gagasan serta ide baru diharapkan
mampu membuat suatu produk ataupun jasa pelayanan jauh lebih bernilai dan berkualitas dari
sebelumnya
Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi, dalam bidang olahraga banyak
mengalami perkembangan yang sangat pesat, adanya keterkaitan antara satu bidang dan
bidang lainnya. Hal ini terbukti dari semakin majunya dalam hal teknik, taktik dan sarana
prasarana yang sangat menunjang kemajuan dan perkembangan olahraga. Jadi bentuk-bentuk
5

latihan kecepatan, kelincahan, dan reaksi dapat dikemas secara modern, praktis, efektif, dan
efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mngembangkan sebuah
produk yaitu” footwork training sebagai alat latihan kecepatan, kelincahan dan reaksi dalam
olahraga bulutangkis”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : bagaimana cara serta proses pembuatan alat footwork training dan
kinerja alat footwork training pada latihan kecepatan, kelincahan dan reaksi dalam olahraga
bulutangkis?.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk membuat sebuah produk, bermula
dengan model latihan yang diterapkan menjadi sebuah alat yaitu alat footwork training untuk
kecepatan, kelincahan, dan pada latihan permainan bulutangkis yang efektif dan efesien.
Dimana alat ini bisa diposisikan tanpa harus berada dilpangan bulutangkis sebenarnya, jadi
mobilitas latihan didalam club tidak terfokus pada lapangan saja dikarenakan alat yang
dikembangkan ini bisa dipindah-pindahkan dengan praktis.

1.4. Spesifikasi Produk Pengembangan


Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini bermula dari model latihan shadow
bola dalam meningkatkan reaksi gerak pada kaki dimana pada latihan tersebut membutuhkan
shuttlecock yang banyak dan diletakan di setiap sisi atau titik yang sudah di tentukan, hal ini
menjadi suatu masalah yang menjadikan latihan tidak efektif dan efesien, dengan demikian
sebuah inovasi menjadikan sebuah produk alat latihan yang dinamakan footwork training
yang menggantikan peran banyaknya shuttlecock yang digunakan dalam latihan tersebut yang
berbentuk box dengan jumlah 6 box dengan tombol-tombol lampu , alat Ini di harapkan agar
dapat memfasilitasi atlet-atlet untuk dapat melakukan gerak reaksi pada latihan shadow bola.
Adapun bahan yang di gunakan untuk membuat alat gerak reaksi ini adalah triplek tebal
12mm, lampu 2cm berwarna merah, kuning, hijau dan biru, saklar, knop lebar 4cm, kabel
10cm, batery 3,7 volt dengan daya tahan batery 2-3 jam aktif, adapun ukuran yang bakal
dibuat untuk lebar alat kurang lebih 10 cm untuk panjang 20 cm dengan berak per box 200
gram ada 6 berarti 200gram x 6 = 1200gram.
6

1.5. Defenisi Operasional


Produk adalah segala sesuatu yang di tawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan, atau kebutuhan konsumen,secara
konseptual produk merupakan pemahaman subjektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa di
tawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan
ke inginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli
Footwork training adalah suatu alat usaha untuk menjadikan suatu latihan shadow
bola yang sebelum nya menggunakan shuttlecock menjadi sebuah produk yang lebih menarik
khusus nya untuk atlet-atlet bulutangkis yang berfungsi dalam meningkatkan reaksi,
kecepatan dan kelincahan dalam kinerja gerak kaki..
Footwork training adalah alat yang secara fungsi untuk melatih gerak reaksi,
kecepatan, dan kelincahan khusus nya atlet-atlet bulutangkis yang mana cara penerapan alat
ini membutuhkan peranan pelatih yang aktif dan penyampaian intruksi yang efektif dan
mudah di pahami oleh atlet-atlet untuk melakukan intruksi pelatih nya agar anak tersebut bisa
melakukan gerakan reaksi secara maximal.
BAB II
KAJIAN TEORITIK

2.1 Hakikat Pengembangan


Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang biasanya
digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dan diuji keefektifan produk tersebut.
Biasanya di dalam penelitian dan pengembangan dapat menghasilkan produk seperti dibidang
administrasi, pendidikan, dan sosial lainnya yang masih rendah. Menurut Sugiyono, (2012:
408) masih banyak produk didalam bidang pendidikan dan sosial yang perlu dihasilkan dan
dibuat melalui research and development, dimana research and development merupakan
keperluan pendidikan dan pembelajaran, yang mana research and development bertujuan
untuk menghasilkan produk-produk dalam suatu penelitian dan pengembangan berbentuk
materi-materi pembelajaran dalam bentuk software, buku, alat dan lainnya penunjang dalam
proses pembelajaran. Konsep penelitian pengembangan lebih tepatnya diartikan sebagai
bentuk upaya pengembangan yang disertai dengan memvalidasi, dimana didalam metode
penelitian dan pengembangan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. dimana tujuan pertamanya disebut fungsi
pengembangan, sedangkan tujuan keduanya disebut sebagai validasi.
Menurut Sugiyono (2012: 407). Langkah-langkah penelitian research and
development menurut Sugiyono dibagi menjadi sembilan (9) :

Gambar 2.1. Konsep langkah-langakh pengembangan menurut sugiyono (2012: 405)


9
10

1. Potensi dan masalah


penelitian selalu berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi merupakan
segala bentuk kemungkinan yang jika di manfaatkan akan mempunyai nilai tambah. Masalah
juga dapat diubah menjadi sebuah potensi, jika penelitian bisa memanfaatkan masalah
tersebut. masalah ini bisa diatasi melalui R&D yaitu dengan cara menelitinya atau melakukan
observasi. Sehingga bisa ditemukan suatu model, sistem atau polapenanganan terpadu yang
efektif dan bisa dipakai untuk mengatasi masalah tersebut. data. tentang potensi dan masalah
tidak harus dikumpulkan sendiri, tetapi bisa juga berdasarkan laporan penelitian terdahulu
maupun dari dokumentasi laporan kegiatan yang berasal dari perorangan atau instansi tertentu
yang masih up to date.
2. Pengumpulan Informasi
Setelah potensi dan masalah yang diperoleh dapat ditunjukan secara faktual dan up to
date. Langkah selanjutnya adalah pengumpulan berbagai informasi dan studi literatur yang
bisa dipakai sebagai referensi dalam merencanakan pembuatan produk tertentu yang
diharapkan bisa mengatasi maslah terssebut. Studi ini ditunjukan guna menemukan konsep-
konsep maupun landasan-landasan teoritis yang bisa memperkuat suatu produk. Disisi lain
dengan adanya studi literatur ini akan mengkaji ruang lingkup suatu produk bisa digunakan
atau diimplementasikan secara maksimal, serta diketahui kekurangan dan kelemahannya.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dari suatu penelitian R&D terdapat banyak sekali jenisnya.
Untuk menghasilkan sistem kerja baru, maka haruslah dibuat perencanaan dan rancangan
kerja baru berdasarkan penilaian terhadap sostem kerja lama, sehingga bisa ditemukan
kelemahan-kelemahan dari sistem tersebut. desain ini masih bersifat hipotentik, karena
efektifitasnya masih belum terbukti dan baru bisa diketahui setelah melewati uji coba
pemakaian. Desan produk haruslah diwujudkan dalam bentuk gambar atau bagan, sehingga
bisa dipakai pedoman guna menilai dan membuatnya.
4.Validasi Desain
Validasi desain merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menilai apakah
rencangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang
lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi pada tahap ini masih bersifat
penilaian bersifat pemikiran peneliti, belum berdasarkan fakta lapangan. Validasi desain bisa
dijalankan dengan cara menghadirkan pakar atau ahli yang sudah berpengalaman dan
memiliki kemampuan memberikan penilaian terhadap produk baru yang dirancang tersebut.
validasi desain bisa juga dijalankan melalui forum diskusi.
11

5.Perbaikan Desain dan Revisi Desain


Setelah desain produk jadi dan divalidasi melalui diskusi bersama para pakar atau ahli
lainnya. Maka kelemahan dari desain tersbut akan diketahui. Kelemahan itulah yang nantinya
akan dilakukan perbaikan untuk proses selanjutnya, yaitu pemuatan produk.

6.Uji Coba Produk


Desain produk yang sudah dibuat tidak bisa langsung duji cobakan, tetapi harus
melalui tahap pembuatan produk terlebih dahulu. Produk yang sudah dibuat tersebutlah
kemudian akan diuji cobakan dalam kelompok kecil.
7. Revisi Produk
Setelah pengujian produk terhadap sampel terbatas tersebut dapat menunjukan bahwa
kegunaan sistem kerja produk lebih baik dari sistem kerja produk yang lama.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah dilakukan pengujian produk dalam kelompok kecil terhadap produk yang
dihasilkan berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak begitu penting, langkah berikutnya
yaitu produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diberlakukan atau diterapkan pada
kondisi nyata untuk ruang lingkup yang lebih luas. Dalam pengoperasian sistem kerja baru
tersebut tetap harus diberikan penilaian apakah masih ada yang diperbaiki dari produk
tersebut.
9. Revisi Produk dan Produksi Masal
Revisi produk ini dilaksanakan, bila dalam perbaikan pada kondisi nyata terdapat
kelebihan dan kekurangan dalam uji coba pemakaian produk, sebaiknya pembuat produk
selaku peneliti selalu mengevaluasi bagaiman kinerja dari produknya dalam hal ini yaitu
sistem kerja dan pada tahap pembuatan produk masal ini dilaksanakan bila produk yang telah
diuji cobakan dinyatakan efektif serta layak untuk di produksikan secara masal.

2.2 Permainan Bulutangkis


Permainan bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikategorikan olah raga yang
sangat terkenal di lingkungan masyarakat. Olahraga ini menarik untuk semua kelompok umur,
dari yang muda sampai ke yang tua. Berbagai tingkat keterampilan baik pria maupun wanita
memainkan olahraga bulutangkis ini. Permainan bulutangkis merupakan permainan yang
sangat membutuhkan kemampuan fisik yang baik, kemampuan teknik dan mental bertanding
yang baik. Permainan bulutangkis adalah suatu permainan yang tidak terdapat gerakan
pantulan melainkan dimainkan diudara, sehingga permainan ini merupakan suatu permainan
12

cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan unutk tingkat kebugaran yang tinggi.
Bulutangkis memiliki gerak dan keterampilan ada tiga keterampilan dasar, yaitu
manipulasi, lokomotor dan non-lokomotor. Gerak manipulasi yaitu gerakan memukul
shuttlecock dengan raket dari berbagai posisi. Pada gerak lokomotor merupakan gerakan
melangkah, menggeser, berlari, melompat dan memutar badan. Pada non-lokomotor misalnya
sikap berdiri saat melakukan servis, gerak menerima servis, gerak menjangkau, melenting dan
mengubah berbagai posisi badan. Dan gerakan ini semua merupakan ciri utama dari
permainan bulutangkis, dimana pila gerakan yang sifatnya sangat domain dari semua bentuk
gerakannya.
Teknik dasar permainan bulutangkis ada dua yaitu teknik memegang raket dan teknik
memukul atau teknik pukulan. Teknik memegang raket terdiri dari tiga jenis yaitu cara
pegangan dasar atau forehand, pegangan backhand, dan pegangan Amerika. Teknik pegangan
forehand ini dilakukan dengan cara seperti sedang salaman. Teknik lainnya adalah pegangan
backhand dilakukan untuk menghindar atau berusaha mendapatkan pukulan dengan
memfokuskan pada punggung tangan yang berada di depan. Teknik lainnya adalah pegangan
Amerika. Pegangan ini dikenal seperti sedang memukul kasur. Teknik memukul atau
melakukan pukulan adalah salah satu teknik yang memiliki tujuan agar shuttlecock atau bla
selalu berada di udara dan mengarahkannya ke daerah lawan. Teknik memukul terdiri dari
pukulan servis, pukulan lob, dropshoot, smash, netting dan lainnya. Berikut beserta teknik
dasar dari bulutangkis diantaranya:
1. Pegangan Raket
Pegangan raket sangat berpengaruh bagi pukulan dan terdapat 3 cara yang dapat
dipilih seorang peserta didik untuk memegang raket yaitu forehand, backhand dan
frying pan (Ni'mah & Deli, 2017: 27). Jadi pegangan raket sangat penting dalam
melakukan teknik netting yang baik, apabila bola di depan net berada di sebelah kiri
hendaknya pengembalikan net dengan menggunakan teknik backhand, raket yang
digesek menyentuh shuttlecock sehingga shuttlecock itu berputar dan kembali ke
lapangan lawan dengan tipis di bibir net.
2. Sikap dan Posisi
Pemain bulutangkis harus memiliki sikap yang baik dan sempurna saat mengikuti
permainan sehingga hal ini penting untuk meningkatkan kualitas keterampilan dalam
memukul shuttlecock (Ni'mah & Deli, 2017: 29). Adapaun beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam sikap dan posisi berdiri dilapangan: 1) Berdiri sehingga berat
badan tetap berada pada kedua kaki dan tetap menjaga keseimbangan tubuh. 2) Tekuk
13

kedua lutut, berdiri pada ujung kaki, sehingga posisi pinggang tetap tegak dan rileks.
Kedua kaki terbuka selebar bahu dengan posisi kaki sejajar atau salah satu kaki
diletakan di depan kaki lainnya. 3) Letakan kedua lengan dengan siku bengkok pada
posisi di samping badan sehingga lengan bagian atas yang memegang raket tetap
bebas bergerak. 4) Pegang raket sedemikian rupa sehingga kepala raket berada lebih
tinggi dari kepala. 5) Waspada selalu dan perhatikan jalannya shuttlecock selama
permainan berlangsung. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan pada sikap dan
posisi peserta didik yaitu: 1) Berdiri dengan berat badan bertumpu pada kedua kaki
dengan tetap menjaga keseimbangan tubuh. 2) Posisi pinggang tetap tegak dan rileks,
tekuk kedua lutut pada ujung kaki. Kaki dibuka selebar bahu dengan posisi saah satu
kaki berada di depan kaki yang lain. 3) Kedua tangan berada di samping badan dengan
siku yang sehingga raket bebas dipegang lengan atas. 4) Raket dipegang dengan baik
dan tidak terlalu erat, usahakan posisi raket berada lebih tinggi dari kepala. 5) Selalu
memperhatikan dan waspada pergerakan shuttlecock.
3. Hitting Position
Hitting position persiapan untuk memukul shuttlecock. Keterampilan ini harus
mengetahui waktu yang pas untuk memukul dan jenis pukulan yang sesuai (Ni'mah &
Deli, 2017: 31). Berikut hal-hal yang diperhatikan pemain yaitu: 1) Overhead (atas)
untuk right handed Pada posisi ini badan menyamping searah dengan net. Kaki kanan
diletakkan di belakang kaki kiri. Pada saat memukul shuttlecock, beban badan di kaki
kanan berpindah ke kaki kiri. Selain itu, posisi badan harus selalu berada di belakang
shuttlecock yang akan dipukul. 2) Underhanded Pada posisi ini kaki kanan berada di
depan kaki kiri, paha bagian bawah kaki kanan sedikit diturunkan dengan menekuk
lutut. Saat shuttlecock dipukul posisi kaki kiri tetap berada di belakang dan
kerendahan kaki sesuaikan dengan ketinggian shuttlecock yang akan dipukul. 3)
Untuk footwork maju mundur Cara latihan diantaranya : a) Dari tengah ke depan,
sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai dengan kaki kiri kemudian kanan. b)
Dari tengah kebelakang. c) Dari depan kebelakang dan sebaliknya. 4) Kesalahan yang
terjadi a) Pada posisi siap, tumpuan kaki tidak berada di bagian depan atas kaki.
Akibatnya reaksi menjadi lambat. b) Posisi lutut lurus, tidak bengkok. c) Pada posisi
memukul kaki dan badan sejajar dengan net. Akibatnya, pukulan tidak kuat. d) Pada
posisi underhand, kaki kiri berada di depan sehingga keseimbangan kaki tidak ada dan
sulit mengarahkan bola dengan tepat. e) Lutut/paha tidak turun, akibatnya, jangkauan
kurang, dan lambat kembali ke bagian tengah lapangan.
14

4. Servis
Servis adalah pukulan pertama mengawali pertandingan dimulai (Sutanto, 2016: 128).
Pukulan servis merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan
point, karena pemain yang melakukan servis dengan baik dapat mengendalikan
jalannya permainan (Purnama S. K., 2010: 16). Disebutkan juga permainan yang
dimainkan dilapangan persegi empat yang dimulai dari teknik service (Sugiyanto &
Prayitno, 2017: 13). Dalam permainan bulutangkis cara dilakukan servis adalah
sebagai berikut: 1) Apabila pukulan servis yang dilakukan oleh penyaji servis tidak
dapat dikembalikan oleh penerima servis. Penyaji servis mendapat tambahan nilai satu
angka. 2) Apabila penerima servis dapat mengembalikan shuttlecock dengan baik dan
penyaji servis gagal mengembalikan, maka penerima servis mendapatkan point 1, dan
penyaji servis tidak mendapat point. Servis yaitu pukulan yang dilakukan oleh pemain
bulutangkis ketika memulai pertandingan (Ni'mah & Deli, 2017: 33). Adapun usulan
peraturan service bulutangkis harus dibawah 1,15 meter dari permukaan lapangan
pada saat terkena raket service (Alleyne, 2017). Dalam service yang benar yaitu
(Badminton World Federation, 2017): 1) Kedua belah pihak tidak boleh
memperlambat service ketika pemberi service dan penerima service telah siap
menerima service. 2) Pemberi service dan penerima service harus berada di dalam
bagian sisi lapangan service yang berlawanan secara diagonal tanpa menyentuh garis
yang membatasi lapangan 3) Apabila kepala raket sudah bergerak ke belakang raket
server, menunda apapun pada awal service dapat dianggap sebagai sebuah
perlambatan yang tidak semestinya. Dalam service yang salah yaitu kesalahan
lapangan service telah dilakukan saat pemain telah melakukan service atau menerima
giliran, dan telah melakukan service atau menerima dari lapangan service yang salah.
Kemudian, apabila ditemukan kesalahan service dalam lapangan, kesalahan harus
diperbaiki dan skor yang ada akan bertahan. Server dan penerima harus berdiri di
dalam lapangan servis yang berseberangan atau berada di lapangan masing-masing
tanpa menyentuh garis batas lapangan (Badminton Wo rld Federation, 2011).
5. Netting
Pukulan pertama untuk memulai permainan dengan shuttlecock menyebrangi net
mengarah kelapangan lawan, (Sugiyanto & Prayitno, 2017: 15). Pukulan yang
dilakukan dekat dengan net dan diarahkan sedekat mungkin ke net dengan pukulan
yang harus disebut dengan netting, apabila bola yang dipukul melintir tipis dekat
dengan net maka disebut dengan netting yang baik. Untuk melakukan netting
15

diperlukan koodinasi gerak kaki dan lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok
saat bersentuhan serta konsentrasi dari pemain. Karakteristik pukulan ini ialah kok
bergulir sedekat mungkin dengan net daerah dekat lawan. (Ni'mah & Deli, 2017).
6. f. Lob (Clear)Pukulan lob merupakan pukulan yang paling sering dilakukan oleh
setiap pemain bulutangkis. Pukulan lob sangat penting dalam mengendalikan
permainan bulutangkis, pukulan lob sangat baik untuk mempersiapkan serangan atau
untuk membenahi posisi sulit saat mendapat tekanan dari lawan (Purnama S. K., 2010:
20).
7. Dropshoot Jenis pukulan ini menyerupai pukulan smash, gerakan yang dilakukan
sama, perbedannya pada pukulan dropshoot shuttlecock dipukul dengan dorongan dan
sentuhan yang halus. Pukulan dropshoot dilakukan agar shuttlecock jatuh dekat
dengan net (Ni'mah & Deli, 2017: 41). Istilah dropshoot yaitu menekan aksi yang
sama untuk semua pukulan di atas kepala, aksi pukulan yang sama dengan clear, tapi
diakhir dengan dorongan, bukan pukulan penuh atau smash (Sugiyanto & Prayitno,
2017).
8. Smash
Teknik smash sangat mirip teknik pukulan di atas kepala tinggi (clear) persiapannya
sama, tapi akselerasi dan kecepatan raket dan tubuh bagian atas pada akhir pukulan
jauh lebih kuat. Bulutangkis adalah olahraga yang sangat dinamis shuttlecock dipukul
lebih dari 300 km/jam (Sugiyanto & Prayitno, 2017). Smash disebut juga dengan
pukulan mematikan. Pukulan ini adalah pukulan overhead yang diarahkan ke bawah
dengan tenaga penuh (Ni'mah & Deli, 2017: 39). Smash merupakan pukulan over head
yang mengandalkan kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan
agar bola meluncur tajam menukik (Purnama S. K., 2010: 21). Pukulan ini merupakan
salah satu jenis pukulan yang dilakukan untuk menyerang lawan.
9. Drive
Drive yaitu pengembalian atau pukulan yang mengarahkan bola dalam lintasan yang
relative datar, paralel dengan lantai tetapi cukup tinggi untuk melewati net (Ni'mah &
Deli, 2017). Memegang raket dan kecepatan raket untuk meningkatkan permainan
datar kemudian posisi siap dan perubahan genggaman cepat (Sugiyanto & Prayitno,
2017). Dalam melakukan drive memiliki point pengajaran utama yaitu (1) posisi siap –
lutut agak ditekuk dan tubuh condong ke depan, raket di depan tubuh, perubahan
genggaman cepat dan gerakan pendek raket.
16

Karakteristik dari permainan bulutangkis adalah dimana permainan dilakukan dengan


mengejar dan menjangkau shuttlecock kemanapun arahnya dan berusaha untuk memukul
shuttlecock agar tidak jatuh di daerah permainan sendiri. Maka dalam permainan harus
terdapat gerakan yang cepat dan lincah untuk mengejar dan menjangkau shuttlecock, agar
shuttlecock dapat dipukul dengan baik sehingga jatuh di daerah permainan lawan dengan
pukulan yang sempurna. Disini dibutuhkan faktor kelincahan, dimana kelincahan sangat
penting dalam permainan bulutangkis. Kelincahan sangat dibutuhkan untuk dapat menguasai
teknik dan taktik yang sempurna, yang dapat dilihat dalam situasi permainan bulutangkis
seperti bergerak dengan cepat dan lincah, untuk menjangkau shuttlecock agar dapat pukulan
yang baik dan akurat. Untuk memperoleh pukulan yang baik, seorang altet bulutangkis harus
menguasai lapangan dengan cara berlari, melompat, melangkah dan mengubah posisi badan
yang terkenal dengan istilah rangkaian olah kaki (footwork) yang bisa dilatih dengan
menggunakan metode alat gerak reaksi. Seperti yang kita ketahui bahwa Gerak reaksi
merupakan gerakan yang dilakukan seseorang ketika dia mendapat stimulus (rangsangan).
Gerak reaksi ini bertujuan untuk menjaga agar seseorang tetap aman dan nyaman salama
melakukan gerakan.

2.3 Footwork
Footwork (gerakan kaki) sangat penting bagi peserta didik bulutangkis. Footwork
adalah teknik pengaturan langkah kaki agar menjadi lebih efektif saat bermain bulutangkis di
lapangan, footwork yang baik sangat berperan penting dalam kesuksesan permainan
bulutangkis untuk peserta didik karena gerakan footwork memiliki frekuensi yang paling
banyak dilakukan oleh peserta didik. Footwork yang benar dan terlatih peserta didik dapat
menjangkau seluruh titik lapangan dengan lebih mudah dan leluasa. Ringkasan footwork yaitu
pondasi penting dalam kualitas permainan pada peserta didik di setiap melakukan pukulan
yang diluncurkan dan juga dalam efektifitas strategi permainan secara keseluruhan (Husaini,
Supriyadi, & Sudjana, 2016).
Footwork bertujuan agar peserta didik dapat bergerak ke segala arah secara efisien.
(Ni'mah & Deli, 2017: 28). Sebaiknya pemain apabila melakukan teknik pukulan sia-sia jika
tidak disertai dengan gerak footwork yang baik di lapangan. Gerak footwork yang efektif dan
efisien memudahkan peserta didik untuk bergerak dan menguasai lapangan sehingga stamina
yang dibutuhkan akan lebih kecil (Rachman, Distya, Pratama, & Budijono, 2018). Saat
seorang pemain hendak memukul shuttlecock maka peserta didik harus berada pada posisi
siap untuk memukul, sehingga seorang pemain bulutangkis disarankan untuk tidak bergerak
17

ketika lawan memberikan shuttlecock agar peserta didik siap pada posisi untuk memukul
sehingga dapat memukul shuttlecock dengan efisien dan mengontrol laju permainan. Dalam
footwork terdapat beberapa posisi yang harus diketahui oleh seorang pemain yaitu: 1) Posisi
siap 2) Pergerakan ke kiri depan 3) Pergerakan ke kanan depan 4) Pergerakan lurus kedepan
5) Pergerakan ke samping kiri 6) Pergerakan ke samping kanan 7) Pergerakan ke kanan
belakang dan 8) Pergerakan ke kiri belakang. 9) Pergerakan lurus ke belakang.

Gambar 2.3 posisi kaki pada footwork.


Sumber https://bangunbadan.blogspot.com/2018/10/pengertian-footwork-bulu-tangkis.html

Gambar 2.4 diagram arah gerak kaki footwork


18

Sumber desain peneliti


Dalam permainan bulutangkis kaki berfungsi sebagai penopang tubuh untuk bergerak
ke segala arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh untuk bergerak ke segala
arah dengan cepat, sehingga dapat memposisikan tubuh sedemikian rupa supaya dapat
melakukan gerakan pukulan yang aktif. Gerakan kaki atau langkah kaki dalam permainan
bulutangkis sering diistilahkan footwork. Footwork merupakan keterampilan yang paling
mendasar dalam pertandingan bulutangkis dan sangat penting untuk melakukan keterampilan
bulutangkis (Wang, Lam, Hong, & Cheung, 2014).
Footwork memungkinkan pemain untuk mencapai shuttlecock dengan cepat dan juga
dapat memungkinkan pemain untuk bergerak ke posisi terbaik untuk melakukan pukulan
sekaligus mempertahankan keseimbangan yang baik saat mengontrol tubuh. Hal ini diperkuat
oleh Chen (2016) menyatakan bahwa footwork merupakan gerakan kaki teknis yang stabil
menguasai teknik yang baik untuk melakukan gerakan cepat area sendiri sehingga dapat
meraih timing yang baik dalam melakukan pukulan yang dapat mengancam pertahanan
lawan, jadi teknik langkah olahraga bulutangkis sangat penting.
Footwork bulutangkis yaitu bergerak di sekitar arah lapangan permainan sendiri dalam
mengembalikan bola ke area lawan (Chen, 2014). Arah yang terdapat dalam gerakan
bulutangkis dibagi tiga kategori, langkah maju, langkah mundur, dan langkah bergerak
melintang lini tengah dan kelengkapan dalam footwork yaitu memulai, bergerak, lalu bantu
dalam memukul shuttlecock kemudain kembali ke posisi siap. Star merupakan proses yang
mengubah sikap gerak yang relative statis untuk mengikuti gerakan shuttlecock, dan itu
berasal dari reaksi. Berpindah pada dasarnya bergerak dari posisi tengah ke posisi memukul
bola. Istilah rem untuk menahan kelembaman bergerak ketika mencapai posisi dan menjaga
tubuh tetap stabil untuk membantu tindakan kembali ke posisi tengah dan kembali siap
menerima shuttlecock selanjutnya.

Footwork bulutangkis membutuhkan kemampuan untuk bergerak di area sendiri untuk


mendapatkan posisi bergerak dan kembali ke posisi siap dan sekaligus dapat mempertahankan
keseimbangan ( Lin, Tong, Huang, Nie, Lu, & Quach, 2007). Footwork (gerakan langkah
kaki) merupakan dasar untuk menghasilkan pukulan berkualitas, yaitu apabila dilakukan
dalam posisi baik. Peserta didik harus memiliki kecepatan gerak baik agar dapat memukul
dengan posisi yang baik. Kecepatan gerak kaki tidak bisa dicapai apabila footwork-nya tidak
teratur. Berada di daerah penerimaan shuttlecock lebih cepat dari datangnya shuttlecock juga
memberi waktu bagi tubuh pemain untuk menerima shuttlecock dalam keadaan sempurna
19

sehingga dapat melakukan jenis pukulan yang paling kompleks sekalipun hal ini kurang dapat
dilakukan jika pemain terlambat menjemput shuttlecock misalnya, akan sulit melakukan
smash dan dropshot akurat jika shuttlecock drive atau clear sudah terlanjur melewati badan
pemain. Penulis penyimpulkan footwork merupakan dasar untuk bisa menghasilkan pukulan
berkualitas, prinsip dasar footwork dalam permainan bulutangkis adalah kaki yang sesuai
dengan tangan yang digunakan untuk memegang raket saat memukul selalu berakhir sesuai
arah tangan tersebut. Tangan memukul ke arah depan net, maka langkah akhir kaki yang
sesuai tangannya juga di depan, demikian pula saat memukul shuttlecock di daerah belakang
maka langkah akhir kaki yang sesuai tangannya juga di belakang.
Dalam footwork pemain melakukan semua gerakan yang rumit, seperti gerak berhenti
mendadak, melompat, dan sebagainya, dan footwork lebih mengarah ke kompleksitas, tiba-
tiba dan gigih dari gerakan sangat cepat (Qichang, Yan, Jianshe, & Ming, 2014). Setiap
kompetisi, footwork termasuk gerak kaki yang fleksibel dan memiliki peran penting agar
dapat menghasilkan pukulan yang berkualitas.

Gambar 2.5. Tahapan Melakukan Gerak Footwork


(Sumber. Winnetnews.Com: 2016)

Dalam bulutangkis penempatan posisi memegang peranan yang sangat penting sekali
dan menentukan jalannya permainan. Penempatan posisi yang kurang baik selain berpengaruh
terhadap kualitas pukulan juga akan mempersulit pengembalian posisi pada pukulan
20

berikutnya. Ada dua jenis tipe gerakan kaki yang biasa digunakan saat bermain yaitu teknik
tipe jinjit dan tipe nlapak. Tipe jinjit yaitu tipe di mana kaki bagian belakang (tumit) terangkat
dari lantai. Posisi kaki tipe jinjit ini menjadikan tubuh lincah dan cepat. Untuk bergerak ke
depan, samping, dan belakang kaki langsung dapat diangkat tanpa terlebih dahulu harus
mengangkat tumit karena tumit sudah atau masih dalam posisi terangkat. Berbeda dengan tipe
menlapak, tipe kaki ini adalah kebalikan dari yang pertama, yaitu posisi dimana tumit
menempel ke lantai, untuk melangkahkan tumit harus diangkat terlebih dahulu baru kemudian
ujung kaki menginjak lantai (PBSI, 2018).
Muhajir (2007:32) menyatakan langkah kaki merupakan modal pokok untuk dapat
memukul shuttlecock dengan tepat. Langkah kaki yang ringan memudahkan seseorang
bergerak ke arah datangnya shuttletcock dan pemain bersiap untuk memukulnya. Pada
umumnya, langkah-langkah tersebut dapat dibedakan sebagai berikut: langkah berurutan,
langkah bergantian atau bersilangan (seperti berlari), dan langkah biasa. Tujuan dari footwork
yang baik adalah agar pemain dapat bergerak seefisien mungkin ke segala bagian lapangan.
Ada enam daerah dasar penting untuk peserta didik menguasainya dan setiap bergerak selalu
kembali keposisi tengah lapangan yaitu gerak depan kanan depan kiri, samping kanan,
samping kiri, belakang kanan dan belakang kiri. Footwork sangat penting karena tidak
mungkin memukul shuttlecock dengan efisien ataupun mengontrol lawan jika tidak dapat
mudah berada pada posisi untuk memukul.
Hal yang paling penting juga yaitu pergerakan, semua pergerakan dalam footwork
adalah agar peserta didik lebih mudah bergerak, cepat dan tidak tergesah ataupun boros
langkah yang mengkibatkan kondisi fisik cepat lelah (Poole, 2016). Adapun pergerakan yang
perlu diterapkan ke pemain atau atlet dilihat dari gambar berikut:
21

Gambar 2.6. Pergerakan ke Arah Depan Kiri (Sumber. Poole, 2016: 49)
Keterangan:
1. Langkah pertama adalah langkah kecil ke arah depan kiri.
2. Langkah kedua adalah langkah panjang dengan kaki kanan. Ibu jari kaki kanan
menunjuk ke sudut kiri dari jaring. Berat badan pemain akan berpindah ke kaki kanan
pada saat raket bergerak ke posisi siap untuk memukul. Tubuh bagian atas akan
membungkuk ke depan.
3. Langkah selanjutnya merupakan langkah panjang, atau langkah pendek dari kaki kiri.
Ini tergantung berapa jauh peserta didik harus bergerak untuk mencapai shuttlecock.
4. Langkah terakhir peserta didik selalu merupakan langkah kaki kanan. Berat badan
akan berpindah ke kaki kanan pada saat melakukan pukulan.
5. Kembali ke tengah lapangan tarik mundur kaki kanan dan kembali ke tengah lapangan
dengan langkah mundur pendek-pendek. Ambillah kembali posisi siap.
22

Gambar 2.5. Pergerakan ke Arah Depan Kanan (Sumber. Poole, 2016: 50)

Keterangan:
1. Langkah pertama adalah langkah yang panjang ke arah depan kanan.
2. Langkah kedua dibuat dengan kaki kiri, merupakan langkah panjang dengan ibu jari
kaki menunjukkan ke ujung kanan dari jaring.
3. Langkah berikutnya yaitu langkah panjang dengan kaki kanan atau merupakan
langkah-langkah kecil menggeser, tergantung berapa jauh bergerak untuk mencapai
shuttlecock.
4. Langkah terakhir adalah langkah dengan kaki kanan, pada saat melakukan pukulan,
kaki akan terus terntang lebar dengan kaki kanan lebih dekat ke tengah lapangan.
5. Untuk kembali ke tengah lapangan tarik kaki kanan kebelakang dan mundur dengan
melakukan langkah-langkah pendek kemudian kembali ke poisi siap.
23

Gambar 2.6. Langkah ke Samping Kanan (Sumber. Poole, 2016: 51)

Keterangan:
1. Langkah pertama dilakukan dengan kaki kanan. Bahu agak berputar sehingga bahu
kiri menunjuk ke arah tengah jaring dan bahu kanan mengarah ke sudut kanan
belakang lapangan. Berat badan akan berada di depan kaki kanan. Lutut agak
menekuk dengan ujung ibu jari kaki kanan menunjuk ke arah garis samping kanan.
2. Langkah ke dua adalah langkah kaki kiri yang bergerak dengan menggeser (kaki kiri
begerak kea rah tumit kaki kanan).
3. Langkah terakhir selalu dilakukan oleh kaki kanan pada saat raket digerakkan ke
posisi memukul. Kaki terentang terbuka dan kaki kiri berada lebih dekat ke tengah
lapangan.
24

Gambar 2.7. Pergerakan ke Belakang Kanan (Sumber. Poole, 2016: 52)

Keterangan:
1. Putar kaki kiri ke arah kanan. Melangkah dengan kaki kanan ke arah sudut kanan
belakang lapangan. Bahu harus berputar sehinga bahu kanan menunjuk ke arah sudut
kanan belakang lapangan.
2. Langkah ke dua dilakukan kaki kiri dengan menggeser ke dekat ibu jari kaki kanan.
Berat badan sebanyak mungkin bersandar ke kaki kanan.
3. Menggeser dengan langkah-langkah pendek bergantian dengan kaki kanan dan kiri
sehingga berada di belakang arah jatuh shuttlecock, di dekat sudut kanan belakang
lapangan. Pinggul dan bahu berputar sehingga menjadi sejajar dengan jaring pada saat
raket menyentuh shuttlecock.
4. Lakukan langkah-langkah pendek untuk kembali ke posisi siap di tengah lapangan.
25

Gambar 2.8. Pergerakan ke Belakang Kiri (Sumber. Poole, 2016: 53)

Keterangan:
1. Pertama putarlah kaki kanan kemudian lakukan langkah panjang ke arah sudut kiri
belakang lapangan dengan kaki kiri, melangkah sedekat mungkin dengan garis tengah
lapangan untuk mendapatkan garis sumbu pergerakan yang dikehendaki.
2. Langkah selanjutnya adalah langkah panjang yang dilakukan dengan kaki kanan, yang
menempatkan tubuh pada posisi memukul.
3. Lakukan beberapa langkah pendek dengan kaki kiri dan kanan untuk mendapatkan
posisi yang tepat untuk memukul shuttle.
4. Langkah terakhir harus selalu dilakukan oleh kaki kanan, dan ibu jari menunjuk ke
arah sudut kanan belakang dari lapangan. Berat badan berpindah secara total ke kaki
kanan pada saat pukulan dilakukan dan punggung akan menghadap ke jaring.
5. Untuk kembali ke tengah lapangan, tarik mundur kaki kanan, putar kaki kiri dan
lakukan langkah-langkah pendek menggeser ke tengah lapangan dan kembalilah ke
posisi siap.

2.4 Latihan
Prinsip latihan yaitu suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, agar proses
latihan mengalami peningkatan, baik dari kualitas fisik, kemampuan fungsional gerak tubuh,
dan kualitas psikis peserta didik. Dalam olahraga proses tersebut akan berhasil apabila ada
kerjasama antara pelatih atau pembina yang berpengalaman dan berpengetahuan dengan
ilmuwan olahraga yang benar-benar menekuni bidang pelatihan.
26

Standar seorang pelatih atau pembina latihan ekstrakurikuler bulutangkis harus


memiliki pengalaman dan pengetahuan pada cabang olahraga yang digelutinya. Selain itu
juga dituntut memiliki latar belakang pendidikan yang menjadikannya sebagai seorang
ilmuwan di bidang olahraga (Sukadiyanto & Dangsina, 2011: 6).
Pengertian latihan biasa di sebut training adalah penerapan dari suatu perencanaan
untuk meningkatkankan kemampuan berolahraga yang menyangkut materi teori dan praktek,
metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Istilah
latihan berasal dari kata practice yaitu aktivitas dalam meningkatkan keterampilan
(kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan cabang olahraga.
Tujuan serta sasaran utama dari latihan adalah untuk membantu peserta didik untuk
meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu
ada 4 aspek latihan yang perluh di lakukan oleh peserta didik yaitu (1) latihan fisik, (2) latihan
teknik, (3) latihan taktik dan (4) latihan mental (Harsono, 2018: 39).
Pencapaian peningkatan peserta didik yaitu diperlukannya beban latihan selama proses
latihan agar hasil latihan dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas fisik, psikis, sikap
dan sosial peserta didik, agar puncak prestasi peserta didik dapat dicapai dalam waktu yang
singkat dan dapat bertahan relatif lebih lama. Menurut Bompa dan Haff (2009:4) latihan
adalah proses dimana seseorang dipersiapkan untuk tingkat kinerja tertinggi sehingga
mengarahkan optimalisasi kinerja dicapai melalui pengembangan rencana pelatihan sistematis
itu memanfaatkan pengetahuan yang dikumpulkan dari beragam disiplin ilmu. Ciri-ciri latihan
menurut Sukadiyanto dan Dangsina (2011 : 8):
1. Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang baik dalam olahraga
memerlukan waktu tertentu (tahapan).
2. Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur dalam arti latihan harus
dilakukan secara berkelanjutan. Sedangkan yang bersifat progresif maksudnya materi
latihan diberikan dari hal yang mudah ke hal yang sukar, dari yang sederhana ke yang
sulit atau kompleks, dan dari yang ringan ke yang lebih berat.
3. Pada setiap satu kali tatap muka (satu sesi/ satu unit latihan) harus memiliki tujuan dan
sasaran.
4. Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar pemahaman dan
penguasaan keterampilan menjadi relatif permanen.
5. Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang direncanakan secara
bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan, kompleksitas, gerak dan
27

penekanan pada sasaran latihan


2.4.1 Shadow Bola Bulutangkis
Latihan adalah proses yang sistematis yang menggunakan rangsang gerak dalam
mempersiapkan organisme peserta didik untuk mempertahankan dan mencapai peningkatan
mutu prestasi yang maksimal dengan cara diberi beban latihan fisik dan mental (intensitas)
yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya atau lamanya latihan dan
frekuensi ( Nurcahyo, 2012). Dalam latihan untuk meningkatkan kekuatan apabila dilakukan
dengan latihan berbeban (Purnama S. K., 2010: 49). Sehingga latihan merupakan proses kerja
yang sistematis, dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang kian
meningkat.
Bermain bulutangkis yang benar harus mengusasai basic dari teknik pukulan (stroke)
langkah kaki. Teknik pukulan yang benar bagi pemain bulutangkis tangan kanan adalah pada
posisi mau memukul maka posisi kaki kanan harus dibelakang kaki kiri kemudian tangan di
tarik kebelakang siap dengan posisi memukul. Posisi pukul yang optimal adalah pada saat
shuttlecock berada kurang lebih 10 derajat di atas depan posisi pemain. Pengambilan posisi
erat kaitannya dengan pergerakan kaki untuk mencari posisi yang optimal. Untuk langkah
kaki bisa melakukan dengan latihan shadow bulutangkis (pergerakan langkah kaki tanpa
shuttlecock). Kelincahan tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui suatu proses
latihan salah satunya dengan latihan shadow. Shadow artinya bayangan, artinya latihan
shadow bulutangkis adalah latihan yang dilakukan dengan membayangan berada dalam suatu
permainan (Rahman & Warni, 2017). Kelincahan tidak terbentuk dengan sendirinya,
melainkan melalui suatu proses latihan, latihan untuk meningkatkan kelincahan cukup
beragam diantaranya shadow bulutangkis (Amalia, 2015). Latihan shadow bulutangkis
merupakan salah satu bentuk latihan yang digunakan untuk meningkatkan footwork. Hal ini
didukung dengan penelitian Yuksel dan Aydos (2017) yaitu latihan shadow berfungsi
menstabilkan tubuh saat bergerak dalam 6 sudut secara terus menerus dilapangan bulutangkis.
Latihan untuk melakukan pukulan yang baik adalah dengan cara melakukan latihan shadow
bulutangkis, kelincahan terbentuk melalui proses latihan, untuk meningkatkan kelincahan
salah satunya adalah latihan shadow bulutangkis (Rahman dan Warni 2017). Ada juga latihan
shadow menggunakan lampu dan arahan pelatih yang dimana peserta didik bergerak
menyesuaikan kecepatannya mengikuti arahan pelatih terus sampai pelatih mengatakan
berhenti (Fuchs , Faude, Wegmann, & Meyer, 2014). Untuk meningkatkan kelincahan dalam
gerak footwork bulutangkis yaitu dengan cara latihan yang membuat aktifitas dua kali lebih
dari aktifitas latihan biasa, selain program latihan yang di tingkatkan juga perlu adanya alat
28

bantu yang berbeban sehingga aktifitas gerak dua kali lebih dapat meningkatkan suatu
kelincahan dan apabila dilakukan secara berulang ulang
Shadow adalah gerakan langkah kaki atau footwork kesudut-sudut lapangan bulutangkis.
Menurut Kusuma (2015: 2) bahwa pembelajaran shadow atau pembelajaran bayangan adalah
melakukan gerakan seperti sungguhan artinya si pelaku melakukan gerakan seperti dia sedang
bermain bulutangkis. Dia bergerak kekiri, kedepan, kekanan, kebelakang seperti mengejar
bola, dan sambil memindahkan bola dari tempat satu ketempat yang telah ditentukan pelatih.
Shadow bola merupakan salah satu latihan dimana atlet melakukan gerakan memindahkan
bola keenam titik. Shadow bola identik dengan gerakan reaksi dalam bermain bulutangkis
Herman Subardjah (2000: 27).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa
Shadow bola adalah gerakan reaksi untuk menempatkan posisi badan sedemikian rupa
sehingga dapat melakukan pukulan dengan baik dan selalu dalam keadaan seimbang,
tujuannya adalah agar pemain dapat bergerak sefisien mungkin kesegalah arah dilapangan
permainan bulutangkis, dan menghasilkan permainan yang berkualitas dan terarah.

Gerakan Shadow bola Gerakan Shadow bola

Gambar 2.8. Latihan Gerakan Shadow tanpa menggunakan alat Gerakan Shadow Bola )

2.5 Desain Produk

Menurut Suyadi Praworsentono (1996: 1) Desain Produk merupakan suatu rancangan


yang dibangun untuk membentuk suatu produk yang akan diproduksi. Desain produk ini
berhubungan dengan bentuk dan fungsi,maksudnya disini, bentuk desain berhubungan dengan
perencanaan dan penampilan dari produk tersebut. desain produk juga berbubungan dengan
fungsi, dimana fungsi desain berhubungan dengan bagaimana produk tersebut dapat
dipergunakan oleh masyarakat dan menjadi suatu kebutuhan dibidang apapun.
Kotlet dan Keller (2012:332) menyatakan banyak sekali aspek-aspek rancangan atau
29

desain produk yang mencangkup bentuk, fitur, mutu kesesuaian, daya tahan, kehandalan, gaya
dan kemudahan perbaikan. Desain produk juga disebut salah satu unsur memajukan industri
agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang
mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik,
mendapatkan jaminan dan sebagainya.
Menurut Ulrich dan Eppiger (2008: 190) Desain produk meruapakan suatu layanan
yang baik dan profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan
spesifikasinya yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan keterampilan produk, sehingga produk
tersebut lebih menguntungkan baik bagi konsumen maupun produsen. Maka pada hakikatnya
desain produk adalah mencari mutu yang lebih baik, mutu material, teknis, dan performansi
bentuk, baik secara perbagian maupun secara keseluruhan. Predikat baik pada desain terdapat
sangat tergantung pada sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya bahwa, sasaran
disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan. Dalam pembuatan desain harus berorientasi
untuk mencapai hasil yang mungkin dengan biaya serendah-rendahnya.
Ulrich & Eppinger (2008: 190) mengejelaskan bahwa terdapat 5 tujuan utama yang
harus diperhatikan dalam proses desain produk yaitu :
1. Kegunaan (Utility) : Dimana produk yang dihasilkan harus bisa digunakan, harus
aman dan mudah ketika pemakaian.
2. Tampilan (Appearance) : Dimana Tampilan produk harus unik dan indah agar
menjadi produk yang menarik.
3. Kemudahan Pemeliharaan (Easy to maintenance) : Dimana rancangan produk tidak
hanya sebatas untuk penggunaannya saja, namum harus dirancang sedemikian rupa
agar mudah untuk dirawat dan diperbaiki juga.
4. Biaya terjangkau atau rendah (Low Cost) Dimana produk yang dirancang harus dapat
diproduksi dengan biaya serendah mungkin agar dapat bersaing.
5. Komunikasi (Communication) : Dimana desain produk harus dapat
mengomunikasikan filosofi dan misi perancangan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, desain dapat dikatakan lebih baik dan
memenuhi sasaran kebutuhan apabila desain sudah menggunakan rumusan yang sesuai
dengan bagaimana desainnya, mengapa desain itu dibuat, untuk apa, siapa sasarannya, dimana
pembuatannya, dan bagaimana proses pembuatannya, dan waktu pelaksanaannya. Dalam ilmu
desain tahapan-tahapan tersebut dikenal dengan identifikasi permasalahan
Pengumpulkan informasi-informasi dari masalah yang ada di lapangan, peneliti
merancang desain produk yang sesuai dengan potensi dan kegunaan latihan tersebut, peneliti
30

juga melakukan penganalisisan materi dari hasil penganalisisan dpat di jadikan acuan dalam
pembuatan produk. Kebutuhan dalam mendesain produk ini di sesuaikan dengan kegunaan
dan keefisienan dalam latihan.produk penelitian ini akan menciptakan suatu alat Gerak Reaksi
dengan berbentuk box sebnyak 6 box dan masing –masing box berisi 6 tombol, 6 saklar, 6
lampu berwarna merah dan sumber energi yang di hasilkan dari batery 3,7 volt dengan daya
tahan 2-3 jam aktif. Dalam pembuatan desain produk Alat Gerak Reaksi ini tentu nya di
sesaikan dengan latihan shadow bola yang sebelum nya hnya haja merubah bola nya menjadi
sbuah alat atau box. Keamanan material yang di gunakan untuk membuat produk,dan bentuk
yang menarik.

Gambar 3.3 Komponen dan susunan alat gerak reaksi.

Gambar 3.4. Pola Latihan Shadow Menggunakan Alat Gerak Reaksi


Gambar di atas adalah posisi alat gerak reaksi yang di letakan di enam titik ,dan pada box
tersebut terdiri dari 6 tombol masing-masing box.
A. Bahan baku yang digunakan

1
Gambar 3.6. Triplek
31

Keterangan Gambar bahan yang digunkan untuk Alat gerak reaksi


bahan yang di gunakan triplek dengan tebal 12 mm dan di potong-potong dengan ukuran
depan,belakang atas /tutup box 18 cm dan lebar kiri kanan 21 cm. lebar 1 triplek yang sudah
di potong-potong 18 cm. tinggi alat 21 cm

Gambar 3.7. Knop


Item yang di gunakan knop di butuhkan sebnyak 36 item untuk 6 box masing-masing box
terdiri dari 6 knop.

Gambar 3.8. Saklar


Item saklar ini juga di butuhkan sebanyak 36 item yang mana sklar ini nanti nya di pasang di
satu box sebnyak 6 saklar yang di butuhkan.

Gambar 3.9. Lampu


Item lampu ini di butuhkan sebnyak 36 bola lampu yang mana bola lampu ini di pasang di
dalam satu box di butuhkan 6 bola lampu berwarna merah.

Gambar 3.10. Kabel


Kabel ini memiliki panjsng 30 meter dan akan di potong-potong menjadi 5 cm dan di dlam
satu box kabel ini di butuhkan 15 kabel yang sudah di potong-potong dengan ukuran 5 cm.

Gambar 3.11. Batery


Batery ini di butuhkan sebanyak 6 batery dengan daya arus 3,7 volt dan di butuhkan item ini
sebnyak 6 item di dalam satu box hanya digunakan 1 item batery.
32

Gambar 3.12. Piteng Lampu


Piteng Lampu ini di butuhkan sebnyak 36 item yang mana piteng ini di butuhkan sebanyak 6
item di dalam satu box nya

Gambar 3.13. Cat Avian


Cat triplek avian 50 cc berwarna biru dan orange yang di gunakan untuk memberi warana
pada box .yang terdiri dari dua warna pada box.yang mana warna biru nya di bagian tobol dan
orange nya melapisi di bagian lampu.

Gambar 3.14. Kuas Cat


Kuas cat minyak yang di gunakan ini untuk mengecat bagian box

Gambar 3.15. Paku Triplek


Paku triplek dengan ukuran 2inch di gunakan untuk menyatukan bagian triplek yang telah di
potong-potong sehingga membentuk box.
33

B. Bentuk Alat Gerak Reaksi

Gambar 3.16. Alat Gerak Reaksi


Triplek bagian depan, belakang, tutup atas box, sisi kiri, kanan ukuran 18cm, lebar alat
21 cm, tinggi alat 19 cm.bentuk dari alat gerak reaksi ini berbentuk box yang mana box ini
berisi komponen-komponen yang telah di jelaskan di atas dalam satu box nya terdiri dari 6
knop, 6 saklar, 6 bola lampu, 6 piteng lampu. 12 kabel dengan panjang 5 cm yang berada di
bawah box alat gerak ini.

2.6 Penelitian Relevan


Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain :
A. Penelitian oleh Andreas Kristiantono (2016) Universitas Negeri Yogyakarta. Judul
penelitian yaitu Pengembangan Alat Footwork Test and Training Bulutangkis. Tujuan
penelitian dan pengembangan adalah untuk menghasilkan sebuah produk, yaitu alat
footwork test and training pada bulutangkis.
B. febby Nugraha (2015), Mahasiswa Universitas Negeri Semarang. Judul penelitian
yaitu Pengembangan Sinyal Lampu 3 Warna untuk Alat Bantu Kelincahan Footwork
pada Klub PB. Mandiri Pati. Tujuan penelitian adalah menghasilkan produk
pengembangan sinyal 3 warna untuk alat bantu kelincahan footwork pada klub PB.
Mandiri Pati. Metode yang digunakan adalah penelitian pengembangan atau Research
and Development (R&D). Teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsi
presentase. Hasil analisis data kelompok kecil 71,21% atau baik dan uji kelompok
besar 82,00% atau baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan sinyal
lampu 3 warna untuk alat bantu kelincahan footwork dapat digunakan pada klub PB.
Mandiri Pati. Dari uraian di atas maka peneliti mengambangkan suatu produk dalam
bentuk box dengan 6 tombol di sertai dengan lampu ,yang mana tujuan dri alat ini
sebagai pengganti bulu di dalam latihan shadow bola.
34

2.7 Kerangka Berfikir


Perkembangan teknologi membantu menciptakan inovasi peralatan olahraga,
khususnya untuk peralatan olahraga untuk meningkatkan reaksi, kelicahan, kecepatan dalam
permainan bulutangkis. Berinovasi tentang peralatan olahraga untuk atlet-atlet bulutangkis
merupakan suatu tantangan yang tersendiri bagi peneliti karena akan berkaitan dengan sistem
peningkatan reaksi, kecepatan dan kelincahan dalam permainan bulutangkis. Dari mulai
bahan atau alat yang digunakan sampai dengan pembentukan alat yang sesuai kebutuhan.
Untuk mendukung peningkatan kualitas atlet dalam bermain bulutangkis sangat
diperlukannya inovasi.
Footwork training merupakan suatu alat yang bertujuan untuk memfasilitasi pemain
bulutangkis agar dapat meningkatkan reaksi, kelincahan, kecepatan dalam kinerja kaki
permainan bulutangkis, sehingga dapat diperoleh pemain bulutangkis yang berkualitas.
Dengan adanya footwork training ini dapat mengganti penggunaan bulu ke suatu produk dan
mengatasi masalah pelatih dalam meningkatkan kualitas diri pemain atau atletnya. Berikut
merupakan analisis masalah, solusi dan tujuan peneliti membuat alat gerak reaksi.

latihan shadow bola


menggunakan
shuttlecock yang di Membuat alat
pindah pindahkan footwork training
pada titik yang sudah Dengan adanya alat
yang bisa di footwork yang
ditentukan mainkan tidak dikembangkan
terfokus pada menjadikan alat
lapangan latihan untuk
bulutangkis kecepatan, kelincahan,
dan reaksi pada
olahraga bulutangkis

Gambar Kerangka berfikir . Analisis, Solusi, Tujuan Pembuatan Alat Gerak Reaksi
Dokumen Pribadi
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D). R&D merupakan jenis penelitian yang menghasilkan
suatu produk bukan menguji sebuah teori.
Research and development bertujuan untuk mengahasilkan produk-produk dalam
penelitian pengembangan berupa materi-materi pembelajaran dalam bentuk software, alat,
buku dan lainnya untuk keperluan pendidikan dan pembelajaran maupun latihan. Penelitian
ini bertujuan untuk membuat sebuah alat latihan footwork untuk melatih kecepatan,
kelincahan, dan reaksi, sehingga dapat mempermudah atlet, calon pelatih dan pelatih dalam
melakukan aktifitas latihan pada olahraga bulutangkis kusus nya anak usia 15-17 tahun.
Bentuk suatu produk yang mana sebelumnya latihan shadow bola ini menggunakan
bulu (shuttlecock) sebanyak 6 shuttlecock di letakan di 6 titik dengan cara memindah kan
shutlecock dari tempat satu ke tempat yang telah di tentukan pelatih. dengan begitu peneliti
tertarik untuk mengembangkan latihan tersebut sebelum nya menggunakan shuttlecock,
menjadi seuatu produk alat footwork training. di mana alat ini berjumlah sebanyak 6 box,
dan masing-masing box memiliki 6 tombol ,6 saklar dan bola lampu yang di aliri arus batery
sebagai sumber energi untuk menghidupkan lampu tersebut. cara penggunaan footwork
training ini seorang pemain berada di tengah lapangan dengan posisi alat terletak di 6 titik
yang telah di tentukan pelatih kemudia pemain tersebut memencet tombol pada alat tersebut
sesuai intruksi pelatih.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan penelitian ini adalah ini akan dilaksanakan di rumah
peneliti maupun di Gedung olahraga universitas jambi. Waktu penelitian ini dilaksanakan
dari bulan Maret sampai dengan bulan September 2023.

3.3 Subyek Penelitian


Adapun subyek pada penelitian ini adalah atlet-atlet bulutangkis kota jambi kategori

41
42

umur 15-17 tahun yang Latihan di Gedung olahraga Universitas Jambi

3.4 Prosedur Penelitian


Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Tujuan
pertama disebut fungsi pengembangan, sedangkan tujuan kedua disebut sebagai validasi,
Menurut Sugiyono (2012: 407). Dengan demikian konsep penelitian pengembangan lebih
dapat diartikan sebagai upaya pengembangan yang disertai dengan upaya memvalidasi.
Menurut Sugiyono (2012: 407). Langkah-langkah penelitian research and
development menurut Sugiyono dibagi menjadi sembilan (9) yaitu

Gambar 3.2 Langkah Penggunaan Metode Research & Development


3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data


a. Pengujian dan pengamatan untuk memperoleh hasil kelayakan alat latihan footwork
pada olahraga bulutangkis, maka perlu dilakukan pengujian dan pengamatan. Hasil
pengujian dipaparkan dengan data berupa uji coba dan hasil pengamatan di lapangan
secara langsung.
b. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka
dan tanya jawab langsung antara penelitian dan narasumber data. Wawancara yang
dilakukan merupakan wawancara yang terstruktur, dimana peneliti telah mengetahui
dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari narasumber, sehingga daftar
pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
untuk mengetahui kelayakan produk yang di buat peneliti maka akan di lakukan
43

wawan cara kepada pelatih,atlet yang berperan dalam latihan shadow bola tersebut.
c. Kuisioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab.
Table 3.1 Indikator angket
Judul Penelitian Indikator No. Item Instrumen
Pengembangan footwork Kegunaan Alat 1, 2, 3, 11, 15, 17, 18,
training sebagai alat 20
latihan kecepatan, Kenyamanan Alat 4, 6, 7, 19
kelincahan dan reaksi
dalam olahraga Kelayakan Alat 8, 9, 10, 13, 14, 16
bulutangki
Keamanan Alat 5, 12

Table 3.2 Indikator angket


NO Aspek yang Dinilai STL TL CL L SL
1 Alat footwork training dapat mudah dipahami
dan digunakan
2 Fungsi alat dapat membantu seorang pelatih
dalam proses melatih ketika melaksanakan
latihan
3 Alat footwork training sebagai alat variasi
dalam proses latihan
4 Bahan rangka Alat footwork training nyaman
digunakan oleh pelatih
5 Mudah dibawa oleh pengguna
6 Kemudahan dalam penggunaan dan cara kerja
alat
7 Jenis bahan Alat Bantu footwork training
terbuat dari besi dan pipa paralon
8 Ukuran Alat Bantu Latihan Kecepatan Reaksi
9 Ketepatan warna pada footwork training i
10 Desain bentuk alat sudah sesuai
11 Alat ini dapat digunakan dimana saja
12 Model alat aman digunakan saat proses latihan
13 Ketepatan memilih bentuk model alat
footwork training
14 Alat footwork training di cat sehingga dapat
mempercantik alat
44

15 Alat footwork training dapat digunakan sesuai


ketinggian pemain
16 Alat footwork training memiliki warna
17 Lampu dari footwork training dapat dilihat
dengan jelas
18 Alat dapat digunakan oleh footwork training
pemain.
19 Bentuk alat yang digunakan menarik
20 Membuat latihan lebih afektif dan efisien
3.6 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara untuk mengetahui hasil yang dilakukan. Analisis
data mencakup seluruh kegiatan mengklarifikasi, menganalisa, memakai, dan menarik
kesimpulan dari semua data yang terkumpul dalam tindakan. Setelah data terkumpul, maka
data tersebut akan diolah. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
teknik analisis kuantitatif yang bersifat penilaian menggunakan angka-angka.
Persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasekan dan
disajikan tetap berupa persentase. Adapun rumus perhitungan kelayakan menurut Sugiyono
(2013: 559), adalah sebagai berikut :

SH
Rumus :
SK
Keterangan :
SH : Skor Hitung
SK : Skor Kriterium atau Skor ideal
Hasil perhitungan data selanjutnya dibuat dalam bentuk persentase dengan dikalikan
100%. Setelah diperoleh persentase dengan rumus tersebut, selanjutnya kelayakan alat metode
gerak reaksi dalam permainan bulutangkis, penelitian pengembangan ini digolongkan ke
dalam empat kategori kelayakan dengan menggunakan skala seperti dalam tabel 1.
Tabel 3.1. Kategori Presentase Kelayakan
No Skor Dalam Persentase Kategori Kelayakan
1 <40 % Tidak baik/ Tidak Layak
2 40% - 55% Kurang baik/ Kurang Layak
3 56% - 75% Cukup baik/ Cukup Layak
4 76% - 100% Baik/ Layak

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket penilaian atau tanggapan dengan
bentuk jawaban dan keterangan penilaian 1: Sangat tidak setuju/sangat tidak layak, 2: tidak
sesuai/tidak layak, 3: sesuai/layak, 4: sangat sesuai/sangat layak.
45
DAFTAR PUSTAKA

Alhusin. (2017). Gemar Bermain Bulutangkis. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Amung Ma’mun dan Toto Subroto. (2011). Jakarta : Dirjen Olahraga.
Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta. Jurnal Sitepu, C. P. K. (2016). Pengaruh pemanfaatan media
chemsketch dalam pembelajaran yang menggunakan metode resitasi terhadap
motivasi dan hasil belajar kimia di SMK kelas XI. J. Ilm.“INTEGRITAS, 2(1)
________. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Damiri. (2014). Permainan Bulutangkis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Dessianty, Sherly. 2018. Tutorial Olahraga. [online]. Diakses dari
http://www.tutorialolahraga.com/2015/09/pengertian-pukulandropshot.html
Dinata. (2016). Pukulan Dropshot. Jakarta : Rineka Cipta.
Faizal:2010 dalam http://nawawielfatru.blogspot.com/2009/05/keaktifan belajar. html, tanggal
5 Desember 2010).
Herman Subardjah. (2000). Bulutangkis. Jakarta: Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Harsono. (2015). Kepelatihan Olahraga : Teori dan Metodologi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Icuk, dkk. (2014). Total Badminton. Solo: CV. Setyaki Eka Anugrah.
Muhajir. (2017). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Phillip and Kevin Lane. Keller, 2012, Marketing Management. Fourteenth Edition.
New Jersey : Pearson International Edition. Didalam Listyawati, I. H. (2016). Peran
Penting Promosi dan Desain Produk Dalam Membangun Minat Beli Konsumen.
Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Akuntansi, 3(1).
Kusuma.(2015). Pengaruh Pelatihan Bayangan (Shadow) Bulutangkis Terhadap Peningkatan
Kelincahan dan Kecepatan Reaksi. (SKRIPSI). Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Ganesha.
Nasution 2000. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermars. Journal Civics & Social
Studies, 2(1), 21-35.
Puji Riyanto, 2012. Teknologi Pengembangan Media dan Pembelajaran. Yogyakarta: UNY
Press.
Poole, James. (2016). Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya
Sanaky, Hujair AH. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria insania Press.

47
48

Sapta Kunta Purnama. (2010). Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: C.V.Alfabeta.
_______, 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan untuk Bidang: Pendidikan,
Manajemen, Sosial, dan Teknik. Bandung: Alfabeta.
Sukadiyanto, 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung:Lubuk Agung.

Sajoto. (2015). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Departemen Pendidikan dan
kebudayaan. Jakarta: Proyesk pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Pendidikan

Salim. (2018). Buku Pintar Bulutangkis. Yogyakarta : Bina Muda Cipta Kreasi. Sidik,

Sugiyanto. (2013). Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud Universitas


Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai