(PROPOSAL)
Oleh :
Olahraga melibatkan gerakan tubuh yang terkoordinasi, intensitas yang berbeda, dan
dapat dilakukan secara individu atau dalam bentuk tim Hal ini didukung oleh
pendapat Mahfud & Fahrizqi (2020) Olahraga merupakan bentuk perilaku gerak
manusia yang dilakukan secara spesifik cabang olahraga nya yang memiliki arah dan
kehidupan social bermasyarakat untuk setiap orang. Olahraga juga merupakan bentuk
Oleh karena itu, peranan olahraga sangat pentinguntuk anak tentunya harus
dibutuhkan pembinaan yang baik dan berkesinambungan. Olahraga saat ini menjadi
sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian masyarakat, bahkan sudah menjadi
sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
Renang adalah olahraga air yang melibtkan gerakan tubuh didalam air. Sejalan
dengan pendapat Prawira et al. (2021) Olahraga renang merupakan aktivitas air
dengan banyak macam gaya yang suduh dikenalkan sejak lama dan banyak memberi
2
manfaat kepada manusia. Ini adalah kegiatan yang populer di seluruh duni dan bisa
dilakukan untuk rekreasi kebugaran, atau sebagai olahraga kompetitif. Renang dapat
dilakukan diberbgai tempat seperti kolam renang, danau, sungi, bahkan laut. Ada
beberapa jeenis renang yang berbeda, termasuk gaya bebas (freestyle), gaya dada
gaya memiliki gerakan khas yang hars dilakukan oleh perenang. Selain itu, renang
juga dapat enjadi olahraga yang bagus untuk menjaga kebugaran dan kesehatan.
Aktivitas ini melibatkaan hampir semua otot tubuh dan membantu meningkatkan
kekuatan, daya tahan, dan flesibelitas. Renang juga memiliki dampak rendah pada
sendi, sehingga lebih mudah bagi orang-orang dengan masalah sendi untuk
banyak cara yang berbeda, mulai dari perlombaan individu serta berkelompok.
Menurut Kurniawan (2019) renang merupakan suatu kegiatan olah raga air yang
dengan menggunakan gerakan kaki dan tangan. Maka olahraga renang adalah salah
satu cabang olahraga yang sering di pertandingkan terutama di ajang tertinggi yaitu
prinsip latihan agar prestasi olahraga renang dapat meningkat, latihan haruslah
berpedoman pada teori serta prinsip latihan yang benar dan sistimatis karena apa bila
kepala club Babeh Swimming School pada tanggal 06 Januari 2024 pukul 10:00 wib
membutuhkan latihan yang tepat khususnya atlet KU III& VI karena belajar dari
3
kegagalan di kejuaraan antar Kota di provisi Bandar Lampung, maka pelatih lebih
menekankan untuk para atlet lebih giat untuk berlatih ungkap pelatih renang Babeh
Swimming School Bpk Rusman, A.Md Para atlet sudah memiliki teknik renang yang
Latihan plyometrics dalam cabang olahraga renang saat perenang mulai dari
teknik start kemudian masuk ke dalam air lalu melakukan rangkaian gerakan renang
gaya dada dengan tendangan ke belakang, Ketika saat gerakan tersebut dilakukan
membutuhkan otot tungkai dibutuhkan gerakan yang eksplosif, pada saat teknik start
kemudian melakukan rangkaian gerakan gaya dada para pelatih harus cermat
tersebut harus mempelajari bagaimana menemukan suatu metode yang sesuai dengan
gerakan dan karakteristik yang diperlukan, yaitu gerakan yang membutuhkan daya
ledak otot yang eksplosif. Menurut Mohammadi et al. (2014), menyimpulkan bahwa
pemilihan latihan plyometrics (bended knee jump, squat jump, jump to side, dept
jump) yang tepat untuk perenang gaya dada pada anak laki-laki berumur 10-14 tahun
mencoba mengatasi masalah kecepatan pada nomor renang gaya dada pada atlet
renang Babeh Swiming School salah satunya dengan memberi beberapa latihan yang
bisa dilakukan, yaitu dengan latihan plyomterics, adapun jenis plyometric exercise
yang akan diterapkan oleh peneliti adalah tipe jumping yaitu Standing JumpAnd
Reach dan Standing Long Jump. Berdasarkan uraian diatas, Peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian pada Club Renang Babeh Swimming School dengan judul
4
M Terhadap Atlet Kelompok Umur (KU) III dan VI Di Club Babeh Swimming
School”
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber referensi dari beberapa penelitian
terdahulu. Hal ini digunakan untuk mendukung dan membandingkan hasil penelitian
sebelumnya dengan penelitian ini. Peneliti telah meringkas empat penelitian yang relevan
1. Penelitian Pertama yang berjudul “latihan plyometrics dan panjang tungkai terhadap
kecepatan renang gaya dada atlet renang sumatera selatan” Dilakukan oleh (Shava et
al., 2017) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengauh latihan
plyometric jump to box dan doubel tuck jump terhadap kecepatan renang gaya dada,
perbedaan pengaruh tungkai pajang dan tungkai pendek terhadap kecepatan renang
gaya dada, iteraksi antara latihan plyometric dan kecepatan tungkai terhadap
penelitian ini yaitu atlet renang belibis Pekanbaru berjumlah 22 Orang. Teknik
ini adalah sampel pada KU.III Umur 12-13 tahun atlet putera renang klub Belibis
6
Hasil penelitian dan analisisis data menunjukkan bahwa (1) Bentuk latihan plyometrik
melompat melewati rintangan dengan dua kaki & satu kaki ke depan berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai atlet Belibis
melompat melewati rintangan dengan dua kaki & satu kaki ke samping berpengaruh
secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan power otot tungkai atlet Belibis
Pekanbaru sebesar 4,02, (3) Terdapat perbedaan pengaruh bentuk latihan latihan
plyometrik melompat melewati rintangan dengan dua kaki & satu kaki ke depan dan
latihan plyometrik melompat melewati rintangan dengan dua kaki & satu kaki ke
3. Peneliti Ketiga yang berjudul ”latihan single leg speed hop dan double leg speed hop
untuk meningkatkan power tungkai dan kecepatan renang gaya dada” Dilakukan oleh
Permasalahan yang pnulis ajukan pada penelitian ini mengenai pngaruh latihan single
leg speed hop dan double leg speed hop terhadap power tungkai dn kecepatan
renangan gaya dada. Metode penelitian yang diguakan adalah metode ekperimen.
adalah Sargent Jump Test dan tes renang tungkai gaya dada. Dari pengolahan data
penelitian maka di proleh hasil output uji paired sampels diketahui nilai Sig.(2-tailed)
0,005 dan 0,001 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan single leg speed hop dan double leg speed
7
hop terhadap power tungkai dan kecepatan renang tungkai gaya dada.
4. Penelitian Keempat yang berjudul “perbandingan pengaruh pelatihan calf raise, jump
rope, dan butt kick terhadap peningkatan kekuatan dan kecepatan otot tungkai dalam
Kekuatan dan kecepatan otot tungkai termasuk komponen penting untuk dimiliki
perenang dalam menunjang prestasi yang optimal. Studi ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana beda pengaruh latihan calf raise, jump rope, serta butt
dilaksanakan pada 40 perenang remaja pada Klub Renang Jalak Bali Jembrana.
Renang adalah kegiatan fisik yang melibatkan pergerakan tubuh di dalam air. Dalam
renang, seseorang menggunakan gerakan lengan dan kaki untuk bergerak melalui air. Renang
dapat dilakukan di berbagai tempat seperti kolam renang, danau, sungai, atau laut. Selain
menjadi kegiatan olahraga, renang juga dapat menjadi sarana rekreasi, kompetisi, dan
keterampilan kehidupan. Keterampilan renang yang baik penting untuk keamanan pribadi di
sekitar air, dan juga dapat menjadi fondasi untuk cabang olahraga air lainnya seperti polo air,
selam, atau triathlon. Renang juga merupakan salah satu kegiatan rekreasi yang populer di
8
kalangan banyak orang. Dalam olahraga renang terdiri atas beberapa macam gaya, yaitu gaya
bebas, gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu-kupu. Dari berbagai macam gaya, gaya
bebas adalah gaya yang paling cepat dibandingkan gaya yang lain. Keuntungan lainnya
renang gaya bebas adalah gaya bebas merupakan basic dasar renang juga merupakan olahraga
yang kompetitif yang melibatkan peserta berkompetisi untuk mencapai hasil terbaik dalam
balapan atau lomba renang. Kompetisi renang biasanya diatur dalam berbagai jarak dan gaya
renang yang berbeda. Beberapa gaya renang yang umum di kompetisi adalah gaya bebas
(freestyle), gaya punggung (backstroke), gaya dada (breaststroke), dan gaya kupu-kupu
(butterfly). Selain sebagai olahraga kompetitif atau untuk menjaga kesehatan, banyak orang
Hal ini didukung oleh Prawira et al. (2021) dengan pendapat lain yang mengatakan bahwa
olahraga renang adalah aktivitas air dengan banyak macam gaya yang sudah dikenalkan sejak
lama dan banyak memberi manfaat kepada manusia. Beberapa langkah yang perlu
sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana olahraga sangatlah penting dalam proses
prasarana menjadi pilar utama dalam mendukung setiap kegiatan yang berhubungan
dengan aktivitas olahraga. Pada umumnya kegiatan renang dapat dilakukan oleh semua
kalangan usia, bukan hanya oleh orang dewasa tetapi juga oleh anak-anak. Hal ini dibuktikan
dengan banyaknya orang tua yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah renang yang
meningkatkan adaptif perilaku anak. Sesuai yang diungkapkan oleh (Evans & Sleap,
2013:12). Sama seperti dalam olahraga renang, di dalam rekreasi renang juga penting untuk
9
mematuhi aturan keselamatan dan etika berenang. Memastikan kolam renang atau lokasi
berenang lainnya aman dan memiliki pengawasan yang memadai adalah hal yang penting
dalam menjalani kegiatan rekreasi ini. Rasyid et al. (2017) menjelaskan bahwa aktivitas
renang juga bermanfaat pada anak, terutama sebagai aktivitas sosial pada anak yang dapat
bersosialisasi dengan rasa aman dan percaya diri didalam air, meskipun banyak orang yang
lebih tua yang juga menekankan konteks yang memungkinkan secara sosial pada aktivitas
renang. Renang merupakan olahraga yang mengapung dan mengangkat tubuh keatas
pemukaan air agar dapat bernapas dan bergerak baik maju dan mundur. untuk menjadi
perenang yang baik, penting untuk memahami dan menguasai teknik-teknik renang yang
benar, teknik renang yang baik membantu meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan
Menurut Lucero (2013), ada beberapa teknik renang yang harus diperhatikan, agar
a. Posisi tubuh, posisi tubuh harus rata-rata air ketika berada di dalam kolam renang.
b. Pukulan kaki, kemampuan kaki memukul air tergantung tingkat fleksibilitas kaki,
c. Ayunan lengan, ayunan lengan harus kuat menarik air di dalam kolam, sehingga
e. Bernafas, ketika bernafas maka harus menjadi bagian yang intregal dari gerak
lengan.
dan gerakan kaki akan memberikan kemampuan untuk berenang secara cepat.
10
Diperkuat oleh penelitian Gunawan et al. (2020) mengemukakan bahwa olahraga renang
berbeda dengan olahraga lainnya, dalam berenang ada aspek dan pola yang harus
diperhatikan seperti pola bernafas danotot yang bekerja pada saat berenang. Renang adalah
cabang olahraga yang populer di kalangan masyarakat pada umumnya. Olahraga renang di
Indonesia sendiri telah dikenal akrab oleh masyarakat bahkan sudah tidak memandang jenis
kelamin maupun usia. Olahraga renang juga dikenal sebagai salah satu olahraga air yang
Jadi dapat disimpulkan dari pengertian di atas bahwa renang adalah olahraga yang
melibatkan anggota tubuh untuk bergerak didalam air seperti lengan tangan, tungkai kaki
dan kepala. Selain itu berenang juga memiliki manfaat bagi tubuh seperti melatih
kemampuan untuk menyelamatkan diri dalam keadaan darurat di dalam air. Maka dari itu
renang merupakan olahraga yang sangat baik untuk peserta didik, Penting juga untuk
menghindari olahraga yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain, serta tidak
melampaui batas-batas yang diizinkan oleh ajaran Islam. Dengan menjalankan olahraga
secara benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, olahraga dapat menjadi cara yang baik
untuk menjaga kesehatan, mengembangkan disiplin diri, dan mendekatkan diri kepada Allah
dengan menjaga amanah-Nya Dalam pembelajaran renang tentunya banyak peserta didik
yang memiliki latar belakang yang berbeda sehingga ini menjadi tantangan bagi pelatih, guru,
atau dosen mata kuliah renang. Pelatih dalam mengajar renang harus memiliki metode
pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat memahami dan mempraktekan gaya dalam
renang.
11
2.2.2 Manfaat Olahraga Renang
meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju
otak. Hasil penelitian yang telah dipublikasikan Proceeding on the National Academy
of Science menyebutkan bahwa manfaat olahraga renang secara benar dan teratur bisa
kemampuan jantung dan membuat mbuh lebih cepatmengatasi stress. Aktivitas seperti
jalan kaki, berenang, bersepeda, danlari merupakan cara terbaik mengurangi stress
3. Menaikkan daya tahan tubuh, Senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama
Duke University menemukan bahwa 60% orang depresi yang melakukan olahraga
selama empat bulan dengan frekuensi dengan wakatu seminggu dan setiap latihan
12
2.2.3 Pengertian Renang Gaya Dada
Renang gaya dada sering disebut juga renang gaya katak. Sebutan ini dikarenakan
renang gaya dada tersebut mirip sekali dengan gerakan katak pada waktu berenang. Gaya
Menurut Suryana (2012:24) Pedoman mengajar renang ada beberapa macam gaya
renang, salah satunya yaitu Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada
menghadap kepermukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam
keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan
diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air
agar badan maju cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang
sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air,
setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan - kaki.
Sedangkan menurut Menurut Irawan & Nidomuddin (2017:52) gaya dada merupakan
gaya yang paling menarik karena tidak lekas melelahkan bila dibandingkan dengan gaya yang
lain, karena proses pernafasan yang berlangsung dengan mudah sehingga lebih mudah
dipergunakan dalam berenang jarak jauh dan santai. Sesuai bahasan sebelumnya mengenai
gaya dada yang menyerupai katak. Renang gaya dada sering juga disebut renang katak karena
gaya dada tersebut mirip sekali dengan gerakan katak pada waktu berenang. Sedangkan
menurut Seifer, Chollet, & Bardy (Oxford et al., 2017:1) :“Breaststroke swimming is
inherently an in-phase rhythmical movement that involves stable and flexible modesof coordi-
nation between the upper and lower limbs. Thesemovementsarise as a result of the
interactions between themechanical properties of the water and the intrinsic dynamics of
thebody.”
13
Menurut PRSI/ FINA mengenai batasan-batasan renang gaya dada yang dikutip oleh
Dumadi & Kasiyo (1992:104) Suatu gaya renang yang sejak dimulainya dayungan lengan
yang pertama sesudah start dan sesudah pembalikan badan harus telungkup dan kedua bahu
segaris dengan air. Semua gerakanlengan selamanya harus serempak dan dalam bidang
horizontalyang sama, tanpa gerakan bergantian. Kedua lengan harus didorongke depan
bersama-sama dari dada, lalu ditarik ke belakang dibawah permukaan air. Gerakan kedua
tungkai harus serempak dalam bidang horizontal yang sama. Pada waktu mendorong tungkai,
kedua tungkai harus diarahkan keluar pada saat ke belakang. Dalam satugerakan keseluruhan,
sebagian kepala harus memecah permukaanair pada saat kedua lengan ditarik ke belakang.
Selanjutnya mengenai definisi renang gaya dada menurut Armen & Meiriani
(2020:12) Gaya dada adalah gaya renang sangat populer untuk renang rekreasi dan gaya yang
mudah di ajarkan kepada pemula. Posisi tubuh stabil serta kepala bisa berada di luar air
dalam waktu yang lama.Gaya dada (gaya katak) yaitu berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air, tetapi tidak sama dengan gaya bebas, karena badan selalu
dalam keadaan tetap. Kedua tangan secara bersamaan menarik ke arah samping menujudepan
dada, kedua belah kaki menendang ke arah samping belakang layaknya gerakan membelah
air supaya badan maju lebih cepat ke depan, pernafasan dilakukan saat mulut ada di
14
Gambar 2.1 Renang Gaya Dada
Renang gaya dada memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan renang
gaya lain. Renang gaya dada biasadigunakan dengan waktu yang relatif lama dengan
pengeluaran energi yang sedikit. Renang gaya dada ini juga memungkinkan perenang melihat
ke depan untuk melihat jarak yang masih harus ditempuh dan teknik pernafasan yang cukup
sederhana. Selain dipertandingkan, gaya ini paling sering digunakan untuk memberikan
pertolongan, menyelam, berenang di air yang berombak dan juga untuk penyusupan renang
angkatan militer.
Gerakan kaki merupakan unsur terpenting untuk mendapatkan hasil yang baik dalam
renang gaya dada. Gerakan lengan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti dengan
perbedaan pada gerakan menarik menjadi sedikit lebih panjang disebabkan kedua bahu
terangkat. Dalam olahraga renang, gerakan utamanya, yaitu: gerakan lengan dan gerakan
tungkai untuk menghasilkan tenaga dorong supaya tubuh secara keseluruhan bergerak dan
meluncur maju. Teknik renang gaya dada dibagi menjadi beberapa gerakan, yaitu : posisi
tubuh, gerakan lengan, gerakan tungkai, gerakan pengambilan napas, dan gerakan koordinasi.
Adapun uraian teknik dalam gerakan gaya dada menurut (Subagyo, 2018:64). Secara
runtut adalah sebagai berikut ini:
a) Posisi Badan
1 Posisikan badan serileks mungkin, sehingga tubuh tidakperlu mengeluarkan
tenaga yang tidak perlu ketika posismengapung.
2 Posisi badan sebisa mungkin dalam satu garis horisontal,dengan tujuan agar
hambatan terhadap air dapatdimimalisir sekecil mungkin.
3 Sewaktu meluncur ke depan, badan dalam posisi yangrelatif datar serta posisi
kepala 80% ada di dalam airdengan muka sedikit terangkat ke depan.
15
Gambar 2.1 Renang Gaya Dada
b) Gerakan Kaki
Terdapat dua buah teori mengenai bagaimana teknik gerakankaki pada renang gaya
dada, teori yang dikenal yaitu gerakan bajidan gerakan cambuk.
1. Teori Gerakan Baji
Teori ini dikembangkan oleh Davis Dalton pada tahun 1907. Ia menyatakan bahwa
gerakan maju atau gerakan meluncur ke depan yang diperoleh dari gerakan kaki
karena gerakan meluruskan atau menyatukan kedua kaki dengan kuat(Setyawan et al.,
2022). Akibat dari gerakan itu air ditekan antara kaki-kaki dan mendorong tubuh
perenang maju ke depan. Teori ini bertentangan dengan teori hukum aksi-reaksi
Newton, yang menyatakan gerakan maju ke depan (luncuran ke depan) akibat dari
desakan ke belakang. Teori gerakan baji ini sudah jarang atau hampir tidak
dilakukanlagi saat ini.
a. Lutut
Pertama – tama ditarik kebawh, antara lutut satu dengan yang lain terpisah selebar
ukuran pinggul.
b. Kaki Bawah
i. Sewaktu lutut telah ditarik kebawah, usahakan kaki bawah mendekatigaris
yang melalui luut
ii. Telapak kaki menghadapkeatas pada permukaan air dan sejajar dngan
permukaan air
16
iii. Telapak kaki diputar kesamping luar semaksimal mungkin dengan lentuk
untukmembuat cambukan telapak kaki
iv. Usahakan jarak dari kedua pergelangan kaki selebar mungkin,tapi masih
dalam kondisi yang rileks
sumber : OlahragaSport
c. Gerakan Pukulan
Pada grakan pukulan kaki, untuk pukulan kaki kiri, pertma – tama lutut kebawah
kemudian dilnjutan dengan tendangan kaki yang kuat. Usahakan tumit tinggi dengan
satu gerakan irkulair pada saat akhir dari tendangan. Untuk mendapatkan tendangan
cambuk dari telapak kaki secara maksimal perlu memperhatikan :
17
Gambar 2.3 Renang Gaya Dada
d. Gerakan Lengan
Pada prinsipnya, gerakan lengan gaya dada dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1)
gerakan menarik dan (2) gerakan istirahat. Gerakan mendorong ditiadakan karena
pada akhir tarikan tangan, gerakan tendangan kaki harus segera dimulai. Gerakan kaki
ini tadak boleh ditunda karena pada gaya dada tendangan kaki mempunyai dorongan
maju (tenaga untuk meluncur kedepan) yang lebih besar apabila dibandingkan dengan
gerakan lengan. Urutan gelakan lengan gaya dada yaitu :
1. Gerkan Menarik
a) Gerakan diawali dengan menarik kedua telapak tangan ke luar (kearah
samping tubuh) hingga kira – kira berjarak 30 cm
b) Bengkokkan kedua siku dan lengan bagian atas diputar sedikit, kemudian
tariklah kedua telapak tangan kebelakang dengan kuat sampai segari dengan
bahu. Pada saat ini, posisi siku pada posisi ini berada pada posisi yng lebih
tinggi
c) Putar kedua telapak tangan kearah dalam hingga kedua telapak tangan
bertemu dibawh dada dibawah air.
d) Kedua siku mengikuti dan rapat dibwah daa. Gerakan lengan pada poin (i
18
hingga iii) dilakukan gengan kuat
2. Gerakan Istirahat
setelah kedua telapak tanggan dan kedua siku pada posisi rapat dibawah dada setelah
melakukan geran menarik, kedua tangan tersebut di dorong kedepan hingga lurus.
Usahakan kedu tangan dalam posisi rileks dn dalam posisi horisontal. Pada gerkan ini
merupakan saat dimana lengn berada pada fase istirahat.
1. kaki pada posisi lurus ke belakang dan lengan lurus kedepan. Posisi telapak tangan
miring ke luar dan kepalakira-kira 80% masuk ke dalam air.
2. Kaki masih dalam posisi lurus ke belakang, kemudiankedua tangan mulai dibuka ke
samping selebar bahu.
3. Kaki masih dalam posisi lurus, kedua tangan mulaimenarik ke belakang. Jarak antara
kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap ke belakang.
Perenang dapat mengeluarkan nafas secara perlahan-lahan
4. Setelah posisi lengan hampir pada bahu, siku-sikumulai dibengkokkan dan lengan
atas berputar. Pada saatini tangan dapat menarik dengan kuat ke belakang.
5. Seperti pada poin nomor 4, telapak tangan mulai diputar kea rah dalam dan kepala
mulai terangkat.
6. Posisi mengambil nafas dilakukan pada saat tangansiap didorong kembali ke depan.
7. Setelah proses pengambilan nafas selesai, tanganmulai digerakkan ke arah depan.
19
8. Leher dilemaskan agar kepala dapat masuk ke dalamair kembali. Pada saat ini posisi
kaki ditarik ke pantat,sedangkan posisi lengan terus bergerak ke depan sebagai akibat
diluruskannya kedua siku.
9. Saat kepala sudah merunduk di air, kaki berada dalamposisi “plantar flexed” dan
lengan sudah pada akhir posisilurus.
10. Kaki ditendangkan ke belakang dalam bentukmelingkar. Pada saat ini perenang
menahan nafas hinggasampai gerakan tarikan tangan selanjutnya.
11. Seperti pada poin ke 10, setelah menjejakkan kaki, kedua kaki mulai posisi rapat
kembali.
12. Pada saat ini lengan perenang sudah lurus di depan, perenang telah menyelesaikan
tendangan dan posisi kaki telah lurus. Selanjutnya, perenang dapat kembali memulai
gerakan seperti pada poin 1 dan seterusnya.
Sumber : pandaibelajar.com
2.3 Latihan
Menurut (Donald A. Chu, PhD dan Gregory D. Myer, PhD dalam bukunya bertajuk
Plyometrics 2013: 27) Penelitian telah menunjukkan bahwa angkat berat dengan resistensi
eksternal dan plyometrik sebagai metode pelatihan individu dapat secara efektif
meningkatkan output daya. Hal ini membuat orang berpikir bahwa dengan menggabungkan
kedua sistem, atlet mungkin menunjukkan peningkatan yang lebih besar. Dan ini terbukti
benar, terutama di bidang keterampilan khusus seperti lompat vertikal. Pertanyaan
selanjutnya adalah apakah mengangkat untuk keluaran daya maksimal, berlawanan dengan
kekuatan maksimal, dapat bermanfaat bagi atlet.
23
Gaya maupun kecepatan gerak sangat penting dalam pliometrik dalam berbagai hal,
titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat dilakukan. Misalnya
dalam nomor tolak peluru, sasaran utama adalah menggunakan gaya maksimum
selama gerak menolak. Makin cepat rangkaian aksi yang dilakukan, maka makin
besar gaya yang dihasilkan dan makin jauh jarak yang dicapai.
Pola gerakan pliometrik sebagian besar mengikuti konsep power chain (rantai
power) yang sebagian besar melibatkan otot pinggul dantungkai. Berkaitan dengan
bentuk-bentuk latihan pliometrik tersebut, terdapat kurang lebih 40 macam latihan
dan berbagai variasinya yang dapat digunakan untuk mengembangkan dan melatih
power. Latihan pliometrik yang dilakukan untuk meningkatkan power otot tungka
iharus bersifat khusus yaitu latihan yang ditujukan untuk pinggul dantungkai
Beberapa bentuk latihan pliometrik yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan anggota gerak bawah antara lain”bounds (meloncat-melambung), hops
(meloncat-loncat), jumps (melompat), leaps (melonjak), skips (melangkah-meloncat),
ricochets (memantul), jumping-in place, standing jump, multiple hop and jump, box
drill, bounding dan dept jump” (Radcliffe & Farentinos, 2015:12).
Salah satu bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan power
dalam latihan pliometrik adalah: jumps (melompat), merupakan bentuk latihan untuk
mendapatkan tinggi maksimal ke arah vertikal. Dalam penelitian ini gerakan
pliometrik yang dipilih adalah standing long jump dan standing jump and reach.
Seperti yang dikemukakan (Bompa, 1994: 132 dalam Ilham, 2016) yang menyatakan
bahwa ”bentuk latihan pliometrik seperti melangkah, melompat, meloncat dengan
satu kaki. Dalam latihan kekuatan otot tungkai menggunakan pliometrik, adabeberapa
25
hal bentuk latihan yang dapat digunakan, ini disesuaikan kekuatan otot yang akan
dilatih. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah untuk melatih kekuatan otot
tungkai yang berhubungan dengan renang gaya dada.
karena itu, pelatihan plyometric harus dipertimbangkan dalam konteks usia atlet,
tingkat keterampilan, riwayat cedera, dan banyak variabel lain yang membentuk
perkembangan atletiknya. Dengan cara ini, melalui diterapkan penelitian, praktisi dapat
belajar untuk membangun harapan yang realistis. Aturan yang baik adalah bahwa pemula
tetapi secara fisik atlet sekolah menengah harus dapat melakukan jongkok punggung tiga kali
dengan resistensi yang sama dengan berat badan mereka. Pada saat itu, para atlet dapat
dengan aman melakukan kegiatan plyometric tingkat sedang. Ketika atlet mencapai di titik
ini, maka latihan pliometrik biasanya di implementasikan dalam program pelatihan dalam
kombinasi dengan program pelatihan neuromuskuler integrative.
Ada beberapa syarat untuk melakukan latihan pliometrik agar mendapat hasil yang
maksimal dan dapat menghindari terjadinya cidera yaitu:
26
dan atlet harus menggunakan ayunan lengan yang sepenuhnya memanjang untuk
mengembangkan sebanyak mungkin kekuatan ke dalam tanah. Lompatan ini sangat baik
untuk Mengembangkan kecepatan start dan akselerasi tubuh
Sumber : researchgate.ne
Cara Melakukan :
Awalan :
Lompatan :
Pendaratan : Menggunakan kedua kaki ketika mendarat seperti orang melakukan gerakan
Squat kembali, lalu berdiri kembali seperti gerakan awal.
27
dalam melompatnya jika standing jump and reach gerakanya ke atas atau vertical maka dalam
gerakan standing long jump adalah horizontal. Selain perbedaan juga ada kesamaan antara
gerakan standing jump and reach dengan standing long jump yaitu pada alat.
Dalam gerakan standing jump and reach dengan standing long jump haruslah
menggunakan sepatu dikarenakan bila tidak memakai sepatu maka kemungkinan besar akan
tergelincir yang akan mengakibatkan adanya insiden yang tidak kita inginkan yang mengarah
ke cidera. Maka dalam latihan pliometrik ini harus lah menggunakan peralatan yang sesuai
agar maksimal dan meminimalisir cidera. Standing long jump mengandalkan ayunan pada
tangan untuk agar melompat lebih jauh. Selain tangan ialah tungkai yang merupakan
kekuatan utama dalam melakukan gerakan ini. Jika seseorang melakukan gerakan ini tidak
memperhatikan gerakanya dengan benar maka jarak lompatanya akan kurang jauh atau tidak
maksimal
Sumber : workoutlabs.com
Awalan :
Mendarat :
2.3.6 Kecepatan
Dalam cabang olahraga, kecepatan merupakan komponen fisik yang penting.
Kecepatan menjadi faktor penentu dalam cabang olahraga seperti renang. Menurut
Harsono (2018:145) “Kecepatan (speed) adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya”. Dalam nomor-nomor pendek kecepatan sangat dibutuhkan. Tinggi
rendahnya kemampuan renang atlet dapat dipengaruhi oleh kecepatan. Latihan
kecepatan dapat diberikan setelah atlet memiliki kekuatan, fleksibilitas dan daya tahan
yang baik. Macam-macam latihan kecepatan,diantaranya : interval training,
akselerasi-deselerasi, sprint training. Pada cabang olahraga renang, kecepatan
anggota tubuh seperti lengan atau tungkai sangat berpengaruh dalam memberikan
daya dorong yang lebih cepat. Kecepatan juga sebagai kemampuan bergerak dengan
kemungkinan kecepatan tercepat. Menurut (Ismaryati dalam Hanief, 2012:66),
“Kecepatan kemampuan dasar mobilitas system saraf pusat dan perangkat otot untuk
menampilkan gerakan-gerakan pada kecepatan tertentu”. Gerakan–gerakan kecepatan
dilakukan melakukan perlawanan yang berbeda-beda, misalnya berat badan, berat
besi, air dan sebagainya. Pada renang perlawanan yang dilakukan adalah di air
dilakukan perenang untuk gerak secepat mungkin agar mendapat waktu yang lebih
cepat. Menurut (Pesurnay dan Sidik dalam Hanief, 2012:78), Kecepatan dalam
olahraga ada dua yaitu:
a. Kecepatan adalah kemampuan untuk bereaksi secepat mungkinterhadap
rangsangan. Kecepatan tersebut dinyatakan sebagai waktu reaksi hasilnya adalah
29
kecepatan reaksi.
b. Kemampuan membuat gerak (gerakan) melawan tahanan gerak yang berbeda-
beda dengan kecepatan yang setinggi-tingginya. Kecepatan tersebut di artikan
sebagai kecepatan maksimal yang siklis dan/atau kecepatan maksimal yang asiklis
Pre Test
Post Test
30
Apakah ada pengaruh Latihan plyometric
terhadap atlet renang gaya dada 25M
Hipotesis
Berdasarkan kajian kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
Ha : Adanya pengaruh bentuk latihan plyometric standing jump and rich, dan standing
long jump terhadap kecepatan renang gaya dada 25M pada Atlet di Club Babeh
Swimming School
Ho : Tidak adanya pengaruh bentuk latihan plyometric standing jump and rich, dan
standing long jump terhadap kecepatan renang gaya dada 25M pada Atlet di Club Babeh
Swimming School
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Experiment O1 X O2
Catatan:
O1 : Tes awal
O2 : Post-test
Lampung (Unila), Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro no. 1, Gedong Meneng, Kec.
Raja Basa, Kota Bandar Lampung. Pada hari Sabtu dan Minggu pagi pada pukul 08.00
32
Populasi adalah bidang umum yang terdiri dari objek/topik dengan kualitas dan
karakteristik tertentu, yang peneliti terapkan untuk penelitian dan menarik kesimpulan
(Sugiyono, 2014). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah atlet KU III dan
Menurut (Sugiyono, 2017) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka pemneliti dapat menggunakan sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
yaitu sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sample. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
popiulasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin yang ingin
yang relavan dan kemudian menarik kesimpulan (Sugiyono, 2015). Adapun menurut
33
(Arikunto, 2014) Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian, dalam pengertian ada hubungan ketergantungan antar variabel. Dalam
penelitian ini terdapat variabel bebas dan terikat. Variabel dalam penelitian ini yaitu
pengaruh . Memiliki definisi yaitu suatu dorongan atau ketertarikan siswa dari dalam
diri atau luar dalam megikuti pembelajaran metode latihan menggunakan media papan
luncur dan pull buoy terhadap teknik renang gaya bebas pada Kelompok Umur (Ku) III
Variabel bebas juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi atau nilai yang jika
muncul maka akan memunculkan (mengubah) kondisi atau nilai yang lain. Menurut
Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (independent variable), adalah variabel yang
menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis berdampak pada variabel lain.
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang secara struktur berpikir
keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya perubahan variabel lainnya.
Variabel tak bebas ini menjadi primary interest to the researcher atau persoalan pokok
bagi si peneliti, yang selanjutnya menjadi objek penelitian. Dengan demikian, variabel
dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Sehingga variabel ini merupakan variabel terikat yang
besarannya tergantung dari besaran variabel indpenden ini, akan memberi peluang
34
terhadap perubahan variabel dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan
dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan varibel
dependen, diharap akan menyebabkan variabel dependen berubah sekian satuan juga.
dependen sekian satuan juga. Dengan demikian variabel dependen mempunya ciri:
Asepek tingkah laku yang diamati dari suatu organiseme yang dikenai stimulus
Faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
pengaruh.
sosial dan alam yang diamati. Hal ini dapat mempermudah untuk mengetahui tingkatan
yang di teliti sehingga akan menghasilkan sebuah hasil. Instrumen penelitian adalah
alat atau sarana yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data, dalam arti yang
lebih akurat, lengkap dan sistematis, pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik
35
Tabel 3.3 Instrumen Penilaian Renang Gaya Dada
SKOR
No GERAKAN YANG DIAMATI
5 4 3 2 1
A Posisi tubuh
1 Posisi lengan, kepala, bahu, panggul, dan
Kaki
2 Perbandingan posisi tungkai dengan lengan
3 Arah pandangan
B Gerakan Lengan
1 Posisi awal lengan
2 Gerakan membuka lengan
3 Gerakan menarik (pull)
4 Gerakan mengapit kedua sikut
5 Gerakan mendorong lengan (push)
C Gerakan Kaki
1 Gerakan menarik kedua tungkai
2 Gerakan memutar pergelangan kaki
3 Gerakan dorongan telapak kaki
4 Gerakan meluruskan dan merapatkan
Tungkai
D Gerakan Pernafasan
1 Fase menghirup udara
2 Fase membuang udara (meniupkan nafas)
E Gerakan Koordinasi
1 Koordinasi gerakan lengan dan bernafas
2 Koordinasi gerakan tungkai dan bernafas
3 Koordinasi gerakan lengan, tungkai, dan
Bernafas
Jumlah
Keterangan:
5 = Baik sekali, 4 = Baik, 3 = Sedang, 2 = Kurang, dan 1 = Kurang sekali (Cahyana, 2015).
Format penilaian ini dibuat berdasarkan kajian teori tentang teori teknik renang gaya dada
(teori dari posisi tubuh, teori dari gerakan lengan, teori dari gerakan kaki, teori dari
pernafasan, dan teori dari koordinasi gerak) dan kesimpulan konsep teknik renang gaya
bebas pada kajian teori. Untuk memberikan pemahaman dan penafsiran yang sama bagi
penilai (judgement) terhadap point tersebut maka dapat dibuat petunjuk penentuan point
sebagai berikut :
36
Tabel 3.4 Petunjuk Penentuan Point Penilaian
Point Keterangan
Jika testee dapat melakukan gerakan secara sempurna (tanpa ada
5
kesalahan)
4 Jika testee melakukan 1 kesalahan untuk setiap gerakan
3 Jika testee melakukan 2 kesalahan untuk setiap gerakan
2 Jika testee melakukan 3 kesalahan untuk setiap gerakan
1 Jika testee melakukan lebih dari 3 kesalahan untuk setiap gerakan
dilakukan uji coba instrumen di lapangan. Hal ini dilakukan agar mengetahui validitas
dan reliabilitas instrumen ini akan diketahui butir soal yang sahih dan butir yang gugur.
Butir soal yang gugur tidak disertakan penelitian sebenarnya. Menurut Sugiyono (2015:
172) hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Suatu instrumen yang
valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk
memeriksa apakah instrumen dapat mengukur dengan benar. Validitas adalah derajat
ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan kemanjuran yang
37
dilaporkan oleh peneliti, jadi data yang valid adalah data yang tidak memiliki
perbedaan antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sebenarnya
terjadi pada objek penelitian. Instrumen penelitian yaitu soal tes literasi numerasi
digunakan untuk menghitung validitas tes adalah korelasi product moment (Lestari dan
Yudhanegara, 2015).
Validitas merupakan indeks yang menunjukan bahwa alat ukur itu memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran atau benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas dilakukan jika variabel yang
digunakan dalam penelitian adalah variabel laten. Variabel laten merupakan variabel
yang tidak dapat dihitung secara langsung sehingga dibutuhkan sebuah variabel
manifes yang digunakan untuk mendapatkan nilai dari sebuah variabel laten. Variabel
manifes merupakan komponen dari sebuah konsep yang dapat memberikan indikasi
terhadap variabel laten. Variabel manifes sering disebut dengan indikator. (Sukendra &
Atmaja, 2020)
yang dapat di artikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Lalu metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Metode penelitian eksperimen ini juga sebagai bagian dari metode kuantitatif yang
definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen
38
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu
perlakuan/treatment terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada
tidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes melakukan Passing. Data
yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data pre-test melakukan tes
Small Sided Games. Program latihan yang dilakukan oleh peneliti selama satu
bulan, latihan dilakukan empat kali pertemuan dalam satu minggu, yaitu hari Senin,
Selasa mulai pukul 15.00 – 17.00 WIB. Dan Sabtu dan Minggu mulai pukul 08.00
– 10.00 WIB.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan data deskriptif kuantitatif.
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan setelah mengumpulkan data dari seluruh
responden (Sugiyono, 2013). Sebelum masuk pada uji hipotesis, maka perlu
melaksanakan uji prasyarat terlebih dahulu. Pengujian data dalam hasil pengukuran
penelitian agar menjadi lebih baik. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilanjutkan
Sebelum di berlangsungkan uji-t, syarat yang perlu peneliti penuhi, yaitu data
yang akan dianalisis pada program spss harus berdistribusi normal, oleh karena itu
39
perlu dilakukan uji normalitas, yang tidak lain adalah uji sebaran normal dari data
SPSS .
Uji homogenitas dilakukan untuk menemukan dua atau lebih kelompok data
sampel dari suatu populasi dengan variansi yang sama. Jika nilai signifikansi > 0,05
maka distribusi data adalah homogen sedangkan nilai signifikansi < 0,05 maka
Pengujian ini dilakukan dengan bantuan SPSS dengan cara melihat berapa selisih
dari pre-test dan post-test berpengaruh atau tidak terhadap kemampuan gerakan kaki
dan tangan pada renang gaya bebas . Peneliti akan menggunakan uji t dalam bantuan
SPSS . Uji t nilai signifikansi < 0.05 serta nilai t hitung > nilai t tabel. Jika nilai t-
hitung lebih kecil dari t-tabel maka Ha ditolak atau penelitian tidak berhasil dan jika t-
hitung lebih besar dibanding t-tabel maka Ha diterima atau penelitian berhasil.
40
DAFTAR PUSTAKA
Amrizal, Damrah, & Umar. (2019). Pengaruh Latihan Plyometrik Melompat Melewati
Rintangan Dengan Dua Kaki & Satu Kaki Ke Depan Dan Latihan Plyometrik
Melompat Melewati Rintangan Dengan Dua Kaki & Satu Kaki Ke Samping Terhadap
Kemampuan Power Otot Tungkai. Jurnal Pendidikan Rokania, 4(2), 198–208.
Anastain. (2012). Sumbangan Kekuatan Otot Tungkai pada Jauhnya Luncuran dalam
Renang. JPUNESA: Jurnal UNESA Library, 1(2), 10–19.
Arikunto, S. (2016). Proses Penelitian Suatu Pendekatan (8th ed.). PT Asdi Mahasatya.
Armen, & Meiriani. (2020). Teori Pembelajaran Renang Dasar. Padang: LPPM Universitas
Bung Hatta.
Becker, A. D., Masoud, H., Newbolt, J. W., Shelley, M., & Ristroph, L. (2015).
Hydrodynamic Schooling of Flapping Swimmers. Nature Communications, 6(1), 1–
11.
Budiwanto, S. (2012). Metodologi Latihan Olahraga. Malang: UM Press.
Chu, D. A., & Myer, G. (2013). Plyometrics. United State of America: Human Kinetics.
Dewi, K. A. K., Rusmayani, N. G. A. L., Indrawan, I. K. A. P., & Hita, I. P. A. D. (2022).
Perbandingan Pengaruh Pelatihan Calf Raise, Jump Rope, Dan Butt Kick Terhadap
Peningkatan Kekuatan Dan Kecepatan Otot Tungkai Dalam Olahraga Renang. Jurnal
Kejaora (Kesehatan Jasmani Dan Olah Raga), 7(1), 56–63.
Dumadi, D., & Kasiyo. (1992). Renang Materi Metode Penilaian. Jakarta: Depdikbud.
Evans, A. B., & Sleap, M. (2013). “ Swim for Health”: Program Evaluation of a Multiagency
Aquatic Activity Intervention in the United Kingdom. International Journal of
Aquatic Research and Education, 7(1), 24–38. https://doi.org/10.25035/ijare.07.01.04
Gunawan, A. P., Achmad, I. Z., & Resita, C. (2020). Tingkat Pemahaman Aktivitas Renang
Pada Siswa. Jurnal Pendidikan Olahraga, 9(2), 155–169. https://doi.org/10.31571/
jpo.v9i2.1899
Hanief, Y. N. (2012). Pengaruh Latihan Pliometrik Dan Panjang Tungkai Terhadap
Kecepatan Renang Gaya Dada 50 M Pada Mahasiswa Pembinaan Prestasi Renang
JPOK FKIP UNS Tahun 2012 (Studi Eksperimen Latihan Knee-Tuck Jump dan
Double Leg Box Bound di Pembinaan Prestasi Renang JPO. Surakarta: UNS (Sebelas
Maret University).
41
Harsono. (2018). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Ilham, I. (2016). Latihan Poliometrik Terhadap Kemampuan Dan Keterampilan Shooting Fre
Throw Bolabasket (Studi Eksperimen Pada Mahasiswa Fik Univ. Jambi). Jurnal
Performa Olahraga, 1(02), 187–204. https://doi.org/10.24036/JPO86019
Irawan, D., & Nidomuddin, M. (2017). Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Otot Tungkai
Dengan Prestasi Renang Gaya Dada 50 Meter. JP. JOK (Jurnal Pendidikan Jasmani,
Olahraga Dan Kesehatan), 1(1), 48–56.
Kurniawan, I. (2019). Peta Konsep Materi Renang. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Lucero, B. (2013). 100 More Swimming Drills. Aachen: Meyer & Meyer Verlag.
Mahfud, I., & Fahrizqi, E. B. (2020). Pengembangan Model Latihan Keterampilan Motorik
Melalui Olahraga Tradisional Untuk Siswa Sekolah Dasar. Sport Science and
Education Journal, 1(1), 31–37.
Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian. Surabaya: Unesa University.
Mohammadi, R., Sadeghi, H., & Barati, A. H. (2014). The Effect of Plyometric Exercises On
The Selected Biomechanical Parameters Of Breaststroke Among Male Swimmers
Aged 10-14. International Journal of Sport Studies, 4(3), 277–283.
Narlan, A., & Juniar, D. T. (2020). Pengukuran Dan Evaluasi Olahraga (Prosedur
Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran Dalam Olahraga Pendidikan Dan Prestasi).
Yogyakarta: Deepublish.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Cetakan II). Jakarta: Rineka
Cipta.
Nugraha, E. (2013). Didaktik Metodik Pengajaran Renang. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Oxford, S. W., James, R. S., Price, M. J., Payton, C. J., & Duncan, M. J. (2017). Changes In
Kinematics And Arm-Leg Coordination During A 100-M Breaststroke Swim. Journal
of Sports Sciences, 35(16), 1658–1665.
https://doi.org/10.1080/02640414.2016.1229012
Pemerintah RI. (2022). Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan
T.E.U. Indonesia. Jakarta: Pemerintah RI.
Pratama, A. B., & Rahayu, S. (2014). Pengaruh Viskositas Air Kolam Renang Terhadap
Kecepatan Renang Gaya Crawl. Journal of Sport Science and Fitness, 3(2), 17–24.
42
https://doi.org/10.15294/jssf.v3i2.6217
Prawira, A. Y., Prabowo, E., & Febrianto, F. (2021). Model Pembelajaran Olahraga Renang
Anak Usia Dini: Literature Review. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(2), 300–308.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i2.995
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
Penerapan (Vol. 4). Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (Ppsk) Bank
Indonesia.
Purwanto, N. (2019). Variabel Dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal Teknodik, 6115(1), 196–
215. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554
Radcliffe, J. C., & Farentinos, R. C. (2002). Plyometric: Untuk Meningkatkan Power. United
State of America: Human Kinetics Publisher Inc.
Radcliffe, J., & Farentinos, R. (2015). High-Powered Plyometrics, 2E. United State of
America: Human Kinetics.
Ramadhan, T. M., & Purnamasari, I. (2020). Dampak Latihan Single Leg Speed Hop dan
Double Leg Speed Hop terhadap Power Tungkai dan Kecepatan Renang Gaya Dada.
Jurnal Kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, 12(2), 101–108.
Retrieved from https://ejournal.upi.edu/index.php/JKO/article/view/25675
Rasyid, H., Setyakarnawijaya, Y., & Marani, I. N. (2017). Hubungan Kekuatan Otot Tungkai
Dan Kekuatan Otot Lengan Dengan Hasil Renang Gaya Bebas 50 Meter Pada Atlet
Millennium Aquatic Swimming Club. Jurnal Ilmiah Sport Coaching And Education,
1(1), 71–85.
Roesdiyanto. (2019). Kepelatihan Dalam Kegiatan Olaharaga. Malang: Wineka Media.
Saifullah, A. M. (2023). Pengaruh Latihan Plyometrics Terhadap Kecepatan Renang Gaya
Dada 25 Meter. Jakarta: Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Sarie, F., Sutaguna, I. N. T., Suiraoka, I. P., Darwin Damanik, S. E., Efrina, G., & Sari, R.
(2023). Metodelogi penelitian. Surabaya: Cendikia Mulia Mandiri.
Setiawan, A. (2015). Tingkat Pemahaman Orang Tua Atlet Renang Kelompok Umur Empat
(KU IV) tentang Gizi di Klub Renang Indonesia Star Aquatic Jakarta Timur. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta.
43
Setyawan, F. O., Luthfi, O. M., Yamindago, A., Asadi, M. A., & Dewi, C. S. U. (2022).
Teknik Renang Tingkat Pemula: Gaya Bebas dan Gaya Dada. Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Shava, I., Kusuma, D. W. Y., & Rustiadi, T. (2017). Latihan Plyometrics Dan Panjang
Tungkai Terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada Atlet Renang Sumatera Selatan.
Journal of Physical Education and Sports, 6(3), 266–271.
Subagyo. (2017). Pendidikan Olahraga Renang Dalam Perspektif Aksiologi. Yogyakarta:
LPPM UNY.
Subagyo. (2018). Belajar Berenang Bagi Pemula. Yogyakarta: LPPMP UNY.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif (4th ed.). Bandung: Alfabeta.
Sukadiyanto, & Muluk, D. (2011). Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung:
Lubuk Agung.
Suryana, S. (2012). Kontribusi Kekuatan Lengan Dan Daya Ledak Tungkai Terhadap
Kemampuan Renang Gaya Dada Pada Mahasiswa FIK UNM. Makassar: Universitas
Negeri Makassar.
Susanto, E. (2010). Manfaat Olahraga Renang Bagi Lanjut Usia. Medikora, 2(1), 53–64.
https://doi.org/10.21831/medikora.v0i1.4669
Yulianto, F. (2015). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Renang Gaya Dada Melalui
Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas XTBA SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2014/2015. Surakarta: UNS (Sebelas Maret University).
44