Dosen Pengampu :
Dr. Nurhayati Simatupang, M. Kes
Disusun Oleh:
Silvia Fauziah Nasution NIM. 6173510025
IKOR C 2017
Puji syukur yang dalam penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, kurunia, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini sesuai yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Rasulallah SAW, yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benderang.
Karya tuis ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Olahraga Lansia.
Pembuatan karya tulis ini diperlukan supaya penulis dan pembaca dapat memahami dan
mengkaji tentang Kebugaran Jasmani. Dalam proses pendalaman materi ini tentunya saya
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam
saya sampaikan kepada ibu Dr. Nurhayati Simatupang, M.Kes selaku dosen mata kuliah
Olahraga Lansia.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangan karya tulis ini selanjutnya. Demikian karya tulis ilmiah ini saya buat
semoga bermanfaat
Penyusun,
Silvia Fauziah Nasution
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TEBEL.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................ 6
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 30
DAFTAR TABEL
Tabel 5. Norma Penilaian Tes Jalan Cepat Jarak 4,82 Km Cooper Test.... 28
BAB I
PENDAHULUAN
pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas
sehari-hari (pekerjaan) seseorang agar pekerjaan atau aktivitas tersebut optimal. Pekerjaan
atau aktivitas pun dapat mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran jasmani
yang tinggi merupakan modal essensial untuk menyelesaikan kegiatan secara bergairah,
efektif, dan efisien, sehingga berakibat pada produktivitas, dan semuanya itu dijadikan salah
satu indikator kualitas sumber daya manusia yang sangat diharapkan ada pada diri individu
sebagai bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran tubuh adalah melalui olahraga yang
dilakukan secara teratur, terukur, terprogram, sistematis dan selalu meningkat. Pembinaan
kondisi fisik melalui olahraga merupakan pondasi untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang
baik akan terhindar dari kemungkinan cedera pada saat melakukan aktivitas fisik atau
olahraga yang lebih berat. Kurangnya daya tahan tubuh, kelentukan persendian, kekuatan
otot, kecepatan dan kelincahan merupakan penyebab utama timbulnya cedera olahraga.
Keberhasilan mencapai tingkat kebugaran jasmani yang baik menurut Djoko Pekik
Irianto (2004: 16-21) sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang dijabarkan dalam konsep
FITT ( Frekuensi, Intensiti, Time). (1) Frekuensi latihan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani perlu dilakukan 3-5 kali per minggu. Waktu yang digunakan untuk berlatih
dilakukan 20-60 ment. Baiknya dilakukan berselah msal: senin, rabu, jumat, sedangkan hari
yang lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery
(pemulihan) tenaga, (2) Intesitas kualitas yang menunjuk berat ringanyya latihan besarnya
intesitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan. Secara umum intesitas latihan kebugaran
60% - 90% detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya intesitas latihan bergantung
pada tujuan latihan. (3) Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih.
Untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan penurunan berat badan diperlukan waktu
bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik dan daya tahan tubuh seseorang agar mampu
mengikuti aktivitas pembelajaran dengan baik. Seseorang yang memiliki derajat kebugaran
jasmani yang tinggi akan mennopang terhadap aktivitas kegiatan belajarnya dan
meningkatkan kinerja serta mampu untuk melakukan aktivitas fisik lainnya. Untuk
memperoleh kebugaran jasmani yang baik maka, dibutuhkan latihan fisik dengan frekuensi
Usia manusia akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Manusia tentunya akan
mengalami yang namanya penuaan. Secara kronologi manusia dapat dikatakan lanjut usia
apabila umurnya sudah melampaui 60 tahun. Sedangkan lanjut usia yang masih mampu
melakukan pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang ataupun jasa
(Bustanam, 2003). Kondisi kebugaran pada lansia adalah suatu indikator yang dapat
digunakan untuk menentukan tingkat kesehatan pada lansia. Dengan melalukan program
atau aktivitas seperti olahraga maka dapat bertujuan untuk mempertahankan atau
ketahanan jantung dan peredaran darah, kekuatan otot, ketahanan otot serta kelenturan
yang semua komponen tersebut sangat diperlukan oleh setiap orang utuk melakukan
kesehatan yang diperlukan oleh seseorang untuk melakukan aktivitas yang berkaitan
3. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan wellnes. Setiap lansia yang pasti memiliki
tingkat kebugaran yangberbeda itu sebabnya mengapa kebugaran itu sangat penting
dimiliki oleh lansia. Aktivitas olahraga sangat membantu tubuh bugar dan segar.
Olahraga pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, bila dilakukan
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah diatas,
Tujuan dari penulisan ini berdasarkan yang telah diuraikan dalam rumusan masalah
pelaksanaannya
c. Mengetahui norma dan kategori kebugaran jasmani khusus untuk usia 50 ke atas.
Manfaat dari penulisan ini berdasarkan yang telah diuraikan dalam tujuan penulisan
d. Dapat memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang kebugaran jasmani khusus untuk
usia 50 ke atas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2007:20).
kelelahan yan berlebih dan masih mempunyai cadangan untuk menikmati waktu
senggang maupun pekerjaan yang mendadak serta bebas dari penyakit (Annas,
masyarakat saat ini. Mengenai definisi kebugaran jasmani ada beberapa ahli
dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih
semangat dan energi untuk menikmati waktu luangnya maupun untuk keperluan
tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan
mendadak. Dengan kata lain kebugaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar
dimana orang yang kebugaran jasmaninya kurang tidak akan dapat melakukannya.
daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
terhadap tugas jasmani tertentu atau terhadap keadaan lingkungan yang harus
diatasi dengan cara yang efisien tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih
sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya (Giriwijoyo,
(2007:23).
Suratman (1975) kebugaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran
menjalankan hidup yang produktif dan dapat meneysuaikan pada tiap pembebanan
atau setres fisik yang layak. Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik
memiliki sisa tenaga mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat
dengan cukup kekuatan dan daya tahan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,
sehingga masih terdapat sisa tenaga yang berarti digunakan untuk menikmati
waktu luang yang datangnya secara tiba-tiba atau mendadak, dimana orang yang
Tingkat kebugaran jasmani dari berbagai golongan tidak sama sesuai dengan
(2) Bagi karyawan, ABRI, dan pekerja berat dapat meningkatkan prestasi kerja
Daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan, 2) Kekuatan dan daya tahan
komponen kebugaran jasmani ini tidak pada semua orang harus diukur, tetapi
karyawan kantor.
(Pramono,2012)
1) Umur
2) Jenis Kelamin
Laki-laki setelah mengalami pubertas tingkat kebugaran jasmani aan jauh lebih
3) Merokok
tubuh dan kadar karbondioksida yang terhisap juga dapat mempengaruhi daya
4) Status Kesehatan
5) Aktivitas Fisik
Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi tingkat
sangat bermanfaat untuk tubuh. Intensitas, durasi dan frekuensi yang baik akan
6) Obesitas
Penggunaan tenaga yang lebih banyak akan membuat kebutuhan oksigen jauh
lebih baesar yang akan memacu jantung untuk bekerja lebih keras. Hal
tersebut dapat dialami pada seseorang yang mempunyai berat badan berlebih
jangka waktu yang relative lama dengan kelelahan yang tidak berarti.
sependek-pendeknya.
singkatnya.
tertentu.
feeling lainnya.
Seseorang yang kurang melakukan aktifitas fisik atau malas biasanya selalu
duduk berjam-jam didepan televisi, orang yang banyak makan, pecandu rokok
2) Kategori Kurang
berolahraga.
3) Kategori Sedang
berjalan kaki dipagi hari, orang yang dapat memelihara kondisi kesehatannya.
4) Kategori Baik
Seseorang yang tekun berlatih dan berusaha keras dalam bentuk latihan
olahraga agar berprestasi, orang yang sebagian waktu besarnya hanya untuk
meningkatkan kondisi tubuh, selalu aktif dalam tiga olahraga besar (lari,
renang, dan sepeda) orang yang sempat dalam kategori ini tidak perlu lagi
2.2.1 Definisi
kelenturan sendi untuk memperoleh kebugaran jasmani yang baik harus melatih
b. Ketahanan otot
beberapa latihan fisik ringan dan aman untuk lansia. Adapun intensiatas latihan
untuk lansia dapat dipantau melalui perhitungan denyut nadi dengan car meraba
pergelangan tangan menggunakan tiga jari tengah tangan yang lain. Untuk
- Terukur dalam artian melakukan latihan arus ada parameter yang dapat
Bentuk latihan dapat dilakukan dengan latihan beban, sepeda atau jalan
diberika dapat berupa senam kesegaran jasmani bagi lansia, jalan atau
renang.
jatuh dan akan memperluas ruang gerak sendi. Bentuk latihan yang dapat
sering terjatuh. Bentuk latihan yang diberikan dapat berupa jalan jinjit
-
2.2.4 Manfaat Kebugaran Jasmani pada Lansia
sosial:
a. Manfaat Fisiologis
- Kelenturan
- Kelincahan gerak
b. Manfaat Psikologis
- Kesehatan jiwa
- Fungsi kognitif
- Keterampilan
c. Manfaat Sosial
- Keterpaduan
memiliki kekhususan dalam cabang olahraga tertentu. Oleh karena itu, prinsip-prinsip
latihan, maksud dan tujuan latihan, serta fungsi dan cara melakukan latihan harus anda
kuasai. Hal tersebut dilakukan agar latihan sesuai dengan program yang direncanakan.
3) Peserta tes hendaknya cukup istirahat pada malam sebelum tes dan minimal 2 jam
4) Peserta tes hendaknya sudah paham dan mampu melakukan teknik pelaksanaan tes
5) Identitas peserta tes harus tercatat lengkap, seperti umur (kelahiran), tinggi badan,
1) Peserta tes (testee) harus memakai pakaian olahraga lengkap. Gunakan sepatu yang
terlebih dahulu
3) Peserta yang mengikuti tes, tetapi tidak dapat melakukan tugas maka hasilnya ditulis
Adapun macam dan cara yang dapat digunakan untuk mengukur tes kebugaran
jasmani ada beberapa cara antara lain Teori Keneth H Cooper dari USAF (United State
Air Forces) yaitu 1) Lari jarak tempuh 1600 meter, 2) Lari jarak tempuh 2400 meter, 3)
Lari jarak tempuh 3200, 4) Tes jalan cepat tempuh 4820 meter, 5) Harvard Step Test.
Untuk dapat mengetahui tingkat atau derajat kebugaran jasmani seseorang perlu
adanya alat untuk mengukut tingkat kebugaran jasmani tersebut. Macam – macam tes
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan berlari. Cara melakukan tes ini
yaitu start dilakukan dengan menggunakan start berdiri. Pada aba-aba “Bersedia”
peserta tes berdiri dengan salah satu ujung kakinya sedekat mungkin dengan garis
start. Pada aba-aba “Siap” peserta tes bersiap untuk berlari. Pada aba-abab “Ya” atau
bunyi peluit peserta tes berlari secepat mungkin menempuh jarak 50 meter sampai
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. Alat-
alat yang digunakan dalam tes ini adalah lantai/lapangan yang rata dan bersih,
stopwatch, alat tulis, alas/tikar/matras dll. Sikap permulaan dalam tes ini adalah
berbaring terlentang dibelakang terlentang dilantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut
aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk sampai kedua sikunya
menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap awal. Lakukan gerakan ini berulang-
maksimal untuk berbagai kegunaan/tujuan. Pada dasarnya, tes ini bersifat langsung,
peserta berlari secara bolak-balik sepanjang jalur atau lintasan yang telah diukur
sebelumnya, sambil mendengarkan serangkaian tanda yang berupa bunyi “Tut” yang
terekam dalam kaset. Tanda “Tut” tersebut pada muanya berdurasi sangat lambat,
tetapi secara bertahap menjadi lebih cepat sehingga akhirnya makin sulit peserta
langkahnya dan tahap ini menunjukkan tingkat konsumsi oksigen maksimal peserta
lansia Tes Fitness Of Older Adult. Comparative Analysis Of the Indicators Of The
sebagai berikut:
Tingkat kebugaran jasmani pada lansia dapat diketahui dengan mengukur berbagai
Bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga yang menarik dan dapat
dialkukan oleh siapa saja, tanpa memandang status usia dan jenis kelamin. Beberapa
penelitian bahkan telah menunjukkan sejumlah keuntungan dari aktivitas sederhana ini
dirinya dari virus dan bateri. Bersepeda adalah metode olahraga yang paling banyak
memiliki manfaat untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh. Keneth H Cooper dari
USAF (United State Air Forces) telah membuat tabel norma penilaian tes bersepeda
dalam waktu 12 menit yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kebugaran
Tes Lari 2,4 Km yang dirancang oleh Cooper adalah salah satu bentuk tes
memandang status usia dan jenis kelamin. Peserta tes harus berlari secepat-cepatnya
menempuh jarak 2,4 Km. Lintasan Tes 2,4 Km usahaka berstruktur data tidak
bergelombang, tidak licin, tidak terlalu banyak belokan tajam. Garis start untuk
mengawali tes rancanglah sedemikian rupa hingga jarak finish sama. Artinya garis
start sama dengan garis final hal ini dilakukan untuk memudahkan pegetes. Waktu
tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam satuan menit dua angka
dengan cara mengkonfirmasi dengan table norma penilaian tes lari 2,4 Km miliki
(3) Tes Jalan Cepat Jarak Tempuh 4.820 meter (COOPER TEST)
Latihan jalan cepat selain baik juga tidak beresiko untuk memperburuk
kondisi jantung. Jalan cepat membutuhkan trik khusu dimana membutuhkan langka
yang lebar dan jalan geraan tangan yang tepat serta mengontro pergerakan tubuh.
Hal sederhana dari jalan cepat adalah mengontrol tubuh dan berat badan agar tubuh
dapat jalan dengan tempo cepat. Gerakan sederhana tersebut efektif membakar
kalori dan mengaktifkan seluruh otot pada tubuh. Dibandingkan olahraga cardio lain
yang intensitasnya lebih tinggi tetap saja olahraga jalan cepat ini akan meningkatkan
ekstra kalori yang terbakar dalam tubuh jika dilakukan dalam jangka panjang.
Keneth H Cooper dari USAF (United State Air Forces) telah membuat tabel norma
penilaian tes jalan cepat jarak 4,82Km yang dapat digunakan untuk mengukur
A. Kesimpulan
yang berarti dan juga masuh mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan
yang lainnya. Kebugaran jasmani juga menjadi salah satu syarat menjadi atlet untuk
semua cabang olahraga. Adanya kolerasi antara usia dan tingkat kebugaran kasmani
bahwa pada usia anak-anak sampai usia 20 tahu daya tahan cardivaskular meningkat dan
secara bertahap 1% sampai 3% per tahun. Hal ini disebaban oleh penurunan faal organ
transportasi (jantung, paru-paru dan pembuluhan darah) dan utilasi O2 yang terjadi akibat
bertambahnya usia. Tetapi curamnya penurunan faal dapat berkurang bila tetap
B. Saran
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari hari dan dengan berolahraga seseorang dapat
melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
: Galamedia
M. Sajoto. 1995. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
https://tniad.mil.id/kajian-tes-kesegaran-jasmani-a-bagi-personel-kategori-usia-50-tahun-
ke-atas/
https://adityairawansport.wordpress.com/tes-pengukuran/physical-fitness/cooper-test-24/