Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN,KONSEP

CIRCUIT TRAINING, DAN KECABANGAN ATLETIK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Dosen Pengampu: Pajar Anugrah Prasetio, S.Si., M.Pd

Disusun oleh:
RAHMA WATI FAUZIAH
20221510063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................1


DAFTAR ISI ...............................................................................................2
ABSTRAK ..................................................................................................3
PENDAHULUAN ......................................................................................4
METODE ....................................................................................................5
HASIL DAN ANALISIS ............................................................................5
PENUTUP .................................................................................................17
REFRENSI ...............................................................................................18

2
ABSTRAK
Pendidikan Jasmani adalah kegiatan jasmani yang diselenggarakan untuk menjadi
media bagi kegiatan pendidikan. Pendidikan adalah kegiatan yang merupakan proses untuk
mengembangkan kemampuan dan sikap rohaniah yang meliputi aspek mental, intelektual dan
bahkan spiritual. Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani
merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera Rohani (melalui kegiatan jasmani), yang
dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani. Olahraga adalah kegiatan pelatihan jasmani,
yaitu kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
gerak dasar maupun gerak ketrampilan (kecabangan olahraga). Kegiatan itu merupakan
bentuk pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat jasmani yang berarti juga sehat
dinamis yaitu sehat yang disertai dengan kemampuan gerak yang memenuhi segala tuntutan
gerak kehidupan sehari-hari, artinya ia memiliki tingkat kebugaran jasmani yang memadai.
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan, Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara
organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional yang memfokuskan
pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,
stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani sangat penting, yakni
memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar
itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang
hayat. Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran pedagogis, dan tidak ada
pendidikan yang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai aktivitas
jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara
alamiah berkembang searah dengan perkembangan zaman serta pembiasaan pola hidup sehat
yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Kata Kunci: Olahraga, Circuit Training, Atletik

3
1. PENDAHULUAN
Olahraga adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat,
kuat dan bugar. Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh dimana daya tahan tubuh
akan meningkat sehingga sulit untuk terkena penyakit. Namun, banyak orang yang tidak
menyadari pentingnya berolahraga. Banyak faktor yang membuat orang jarang berolahraga,
setiap orang harusnya memiliki kesadaran dari diri masing-masing. Banyak cara olahraga
yang ada, dimulai dari olahraga ringan seperti lari, senam, dll. Dan juga olahraga berat seperti
angkat beban, bela diri, dll. Olahraga sendiri juga dapat dilakukan secara personal atau pun
massal.
Olahraga massal adalah bentuk kegiatan olahraga yang dapat dilakukan oleh sejumlah
besar orang secara bersamaan atau yang biasa disebut sebagai olahraga masyarakat yang
hakekatnya adalah olahraga kesehatan, sebab dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut
hanya satu tujuannya yaitu memelihara atau meningkatkan kesehatan. Olahraga masyarakat
atau olahraga kesehatan dengan demikian merupakan bentuk olahraga yang dapat
mewujudkan kebersamaan dan kesetaraan dalam berolahraga, oleh karena pada olahraga itu
tidak ada tuntutan keterampilan olahraga tertentu. Dengan demikian maka kesehatan olahraga
merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera sosial (sehat sosial = kebugaran sosial).
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai wadah penyempurnaan
kepribadian dan sarana pengembangan sikap, kepribadian, dan perilaku meletakan landasan
nilai moral yang kuat melalui nilai-nilai yang dikandungnya seperti sportivitas, kejujuran,
kedisiplinan, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis. Tujuan
penjasorkes menurut depdiknas yaitu meletakkan dan mengembangkan 1) landasan karakter
melalui internalisasi nilai, 2) landasan kepribadian (cinta damai, sosial, toleransi dalam
kemajemukan budaya etnis dan agama, 3) berpikir kritis, 4) sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis, 5) keterampilan gerak, teknik,
strategi berbagai permainan dan olahraga, senam, aktivitas ritmik, akuatik dan pendidikan
luar kelas, 6) keterampilan pengelolaan diri, pemeliharaan kebugaran jasmani dan pola hidup
sehat, 7) keterampilan menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain, 8) konsep aktivitas
jasmani untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, serta 9) mengisi waktu
luang yang bersifat rekreatif. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan erat kaitannya dengan penanaman nilai moral. Diharapkan dengan
pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang baik dan benar dapat menjadi
solusi kesehatan.
Kesegaran jasmani atau kebugaran jasmani merupakan hal yang sudah populer di
kalangan masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa
yang dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kesegaran jasmani. Kesegaran
jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk
melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di mana kecepatan dan
ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli pendidikan jasmani kesegaran
jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukam sesuatu kerja tertentu
dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang berarti (Depdikbud, 1992:9).
Menurut Sajoto (1995:8-11) kondisi fisik atau kesegaran jasmani adalah satu kesatuan
yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Baik
peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen kondisi fisik
meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi,
keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani
adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan

4
baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu mendapat
perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai.
Seseorang yang memilik kesegaran jasmani yang baik dapat diartikan cukup
mempunyai kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu luangnya
dan tugas-tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat kesegaran jasmani
yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang untuk menjalankan hidup
yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan yang banyak.
Kesegaran jasmani bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sistem sirkulasi dan
kerja jantung, komponen kondisi tubuh, ekonomi gerakan pada waktu latihan, pemulihan
yang cepat dari tubuh sewaktu-waktu respon demikian diperlukan. Kesegaran jasmani juga
diperlukan anak usia sekolah untuk dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari, baik ketika
berada di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian, setiap manusia
perlu menjaga dan meningkatkan kesegaran jasmaninya sendiri, agar dapat hidup sehat,
terhindar dari penyakit dan selalu ceria sepanjang hidup. Salah satu komponen latihan sirkuit
adalah kebugaran jasmani. Oleh karena itulah, untuk melatih kesegaran (kebugaran) jasmani
kita perlu melakukan latihan sirkuit atau circuit training.

2. METODE
Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri
dari 4 tahapan yaitu:
1. Perencanaan,
2. Pelaksanaan,
3. Pengamatan,
4. Refleksi.

3. HASIL DAN ANALISIS


1. Kesehatan Jasmani
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal
fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah
kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang
terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Pada kenyataanya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh luas.
Titik perhatiannya adalah peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan
dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainya: hubungan dari
perkembangan tubuh-fisik dengan fikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh
perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain dari
manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya seperti
pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total manusia.
Suryobroto (2004:8), tujuan pendidikan jasmani adalah untuk pembentukan anak,
yaitu sikap atau nilai, kecerdasan, fisik, dan keterampilan (psikomotorik), sehingga siswa
akan dewasa dan mandiri, yang nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pendidikan Jasmani menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 adalah sebagai
berikut:
1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani,
perkembangan estetika, dan perkembangan social.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak
dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.

5
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk
melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara
kelompok maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan social
yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan
olahraga.
Diringkaskan dalam terminology yang popular, maka tujuan pembelajaran pendidikan
jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik, domain kognitif dan tak
kalah pentingnya domain afektif. Pengembangan domain psikomotorik secara umum dapat
diarahkan pada dua tujuan utama, pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran
jasmani, dan kedua, mencapai perkembangan aspek perceptual motorik. Ini menegaskan
bahwa pembelajaran pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu
merangsang kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan
penguasaan gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari
domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.
Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan
segala aspeknya sebagai sebuah system (misalnya system peredaran darah, system
pernafasan, system metabolisme, dll).
Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan konsep kebugaran jasmani ini
dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya dibedakan dalam hal: kebugaran jasmani
menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan
(jantung-paru), kelentukan (otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan
aspek penampilan yang melibatkan kualitas gerak sendiri seperti kecepatan, kelincahan,
koordinasi, power, keseimbangan, dll. Namun dalam naskah ini, penulis akan menggunakan
konsep kebugaran jasmani tersebut untuk menunjuk pada keseluruhan aspek diatas.
Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu keterampilan atau
tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan dari luar, kemudian 7
rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya respons berupa tindakan yang
sesuai dengan rangsangan itu. Penekanan proses pembelajarannya lebih banyak ditujukan
pada proses perangsangan yang bervariasi, sehingga setiap sekali anak selalu mengerahkan
kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan gerak. Dengan cara
itu, kepekaan system saraf anak semakin dikembangkan. Domain kognitif mencakup
pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan
memecahkan masalah.
Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan
pengetahuan factual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan
prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan
olahraga serta manfaat pengisian waktu luang. Domain afektif mencakup sifat-sifat
psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai
kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, tetapi yang lebih penting adalah konsep diri dan
komponen kepribadian lainnya, seperti intelegensia emosional dan watak. Konsep diri
menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri
merupakan fondasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan
dan perkembangan mereka setelah dewasa kelak. Intelegensia emosional mencakup beberapa
sifat penting, yakni pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan dan
kemampuan untuk berempati. Pengendalian diri merupakan kualitas pribadi yang mampu
menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi yang menjadi sifat penting dalam kehidupan
social dan pencapaiannya untuk sukses hidup di masyarakat. Demikian juga dengan

6
ketekunan; tidak ada pekerjaan yang dapat dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga
berlaku sama dengan kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi
dalam menyelesaikan tugas apapun.
8 Cakupan Ranah dari Penjas Tujuan diatas merupakan pedoman bagi guru penjas
dalam melaksanakan tugasnya. Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan
pembelajaran yang direncanakan secara matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik.
Dengan demikian, hal terpenting untuk disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus
menganggap dirinya sendiri sebagai pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur
kegiatan. Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajarannyayang meliputi
domain kognitif, afektif dan psikomotor. Perkembangan pengetahuan atau sifat-sifat social
bukan sekedar dampak pengiring yang menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk
dalam perencanaan dan scenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan tujuan
pembelajaran pengembangan domain psikomotor. Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan
tersebut, guru perlu membiasakan diri untuk mengajar anak tentang apa yang akan dipelajari
berlandaskan pemahaman tentang prinsip-prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi
di dalam adegan yang bersifat mendidik itu dimanfaatkan secara sengaja untuk
menumbuhkan berbagai kesadaran emosional dan social anak. Dengan demikian anak akan
berkembang secara menyeluruh, yang akan mendukung tercapainya aneka kemampuan.
Dimana pada umumnya ruang lingkup pendidikan jasmani ini bertujuan untuk menggerakkan
dan mengembangkan aspek psikomotor pada diri siswa. Yaitu sebagai berikut:
1. Pembentukan Tubuh
Peranan pendidikan jasmani terhadap pembentukan tubuh, dapat dilihat dari semua bentuk
pembelajaran materinya yang memerlukan aktivitas fisik yang pasti melibatkan aktivitas otot.
2. Pembentukan Prestasi
Untuk mencapai suatu prestasi maksimal banyak komponen fisik yang perlu dipenuhi.
Pembelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu sarana untuk membentuk dan
mengembangkan komponen fisik.
3. Pembentuk Sosial
Kehidupan manusia tidak terlepas dari norma-norma kehidupan dan tidak dapat melepaskan
diri dari kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, anak-anak akan tumbuh berkembang
serta akan menemukan pribadinya masing-masing. Ia akan menyadari keadaan dirinya,
bahwa ia berada di tengah-tengah manusia yang lainnya. Keadaan masa-masa berada di
sekolah anak-anak akan dapat merasakan terjadinya perubahan dan memperoleh berbagai
pengalaman, hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Mereka tentu akan mengubah sifat-sifat dan perhatiannya dari keadaan lingkungan keluarga
kepada keadaan lingkungan di sekolahnya.
4. Keseimbangan Mental
Kehidupan di zaman modern seperti sekarang ini, banyak tuntutan yang serba kompleks
hingga akan menimbulkan ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik batin yang serba tidak
menentu.
5. Kecepatan Proses Berpikir
Proses pendidikan jasmani menuntut peserta didik untuk sensitiv terhadap situasi yang
dihadapinya. Mereka harus memiliki daya pengindraan dan kecepatan di dalam proses
berpikirnya, serta harus dapat dengan segera mengambil suatu keputusan yang harus
dilakukan dengan cepat dan tepat, yaitu agar segera dapat bertindak dalam melakukan
kegiatannya sehingga tidak tertinggal oleh lawan-lawan bermainnya.
6. Pembentukan Kepribadian
Pelajaran pendidikan jasmani, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh anak-anak sebaik-baiknya
dengan dibimbing dan dikembangkan, serta diarahkan kepada hal-hal yang positif agar
bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya.

7
Depdiknas (2003) menyatakan bahwa komponen kesegaran jasmani meliputi 8 hal
yaitu: (a) Daya tahan, (b) Kekuatan otot, (c) Kecepatan, (d) Kelincahan, (f) Kelentukan, (g)
Keseimbangan, (h) Koordinasi, (i) Komposisi tubuh. Komponen “motor Fitness” yang
dikutip oleh Yulia (2003), seseorang terdiri dari beberapa hal yang menyangkut: (a)
Koordinasi (coordination), (b) Keseimbangan (Balance), (c) Kecepatan (Speed), (d)
Kelincahan (Agility), (e) Daya ledak (Power). Sedangkan menurut Rusli Rutan (2000)
komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan mengandung empat unsur
pokok yaitu:
1. Kekuatan otot
Kekuatan otot adalah kemampuan tubuh untuk mengerahkan daya maksimal terhadap obyek
di luar tubuh. Dalam pengertian lain, kekuatan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan
usaha maksimal.
2. Daya tahan otot
Daya tahan otot mirip dengan kekuatan otot, jika dilihat dari kegiatan yang dilakukan. Cuma
berbeda dengan penekanannya. Daya tahan otot adalah kemampuan untuk mengerahkan daya
tehadap obyek di luar tubuh selama beberapa kali.
3. Daya tahan aerobik
Daya tahan ini disebut juga daya tahan peredaran darahpernafasan, karena berkaitan langsung
dengan kemampuan jantung, paru-paru, dan sistem peredaran darah. oleh karena itu, daya
tahan aerobik dapat disebut juga sebagai kemampuan tugas fisik selama waktu yang cukup
lama dalam jumlah ulangan tugas yang cukup banyak.
4. Fleksibilitas
Fleksibilitas merupakan gambaran dari luas sempitnya ruang gerak pada berbagai persendian
yang ada dalam tubuh.

2. CIRCUIT TRAINING
Sirkuit training adalah suatu sistem latihan yang dapat memperbaiki secara serempak
fitness keseluruhan dari tubuh, yaitu unsur-unsur power, daya tahan, kekuatan, kelincahan,
kecepatan, dan lain-lain komponen fisik (Harsono, 2001: 21). Menurut M. Sajoto (1988: 46)
mengemukakan bahwa program latihan sirkuit training berbeda dengan program-program
yang telah dikemukakan terdahulu, terutama dalam segi pelaksanaannya. Dimana
pelaksanaan program ini terdiri dari beberapa stasiun dan setiap stasiun itu seorang atlit
melakukan jenis latihan yang telah ditentukan Satu sirkuit latihan dikatakan selesai, bila
seorang atlit telah menyelesaikan latihan di semua stasiun sesuai dengan dosis yang telah
ditetapkan.
Sirkuit training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlit akan dapat
mengembangkan fitness keseluruhannya dengan jalan:
1. melakukan sebanyak mungkin bentuk latihan dalam suatu jangka waktu tertentu, atau
2. melakukan suatu jumlah bentuk latihan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (Harsono,
2001)
Latihan sirkuit yang dilakukan agar hasil yang maksimal terutama untuk
meningkatkan derajat jasmani maupun untuk meningkatkan prestasi olahraga, hendaknya
dilakukan dengan memperhatikan beberapa variabel latihan seperti berikut:
1. Volume latihan
2. Intensitas Latihan (Intensity)
3. Frekuensi latihan
4. Overload System (Irwansyah, 2006)
Circuit Training terdiri atas Back Up, Skipping, Sit Up, Skot Jump, Jumping Jump.
Back up adalah gerakan yang sangat bagus untuk melatih otot perut, karena dengan posisi

8
badan tengkurap, tangan berada di kepala belakang seperti sit up, dan kaki lurus serta gerakan
mengangkat dada dan kepala keatas ini dapat menguatkan otot perut, bagaimana tidak, otot
perut otomatis akan terlatih, karena digunakan sebagai tumpuan pada saat melakukan nya
dengan menahan bagian tubuh atas.

Gambar 1 Back up

Olah raga skipping atau biasa disebut juga dengan lompat tali adalah sebuah olah raga
yang sederhana dan mudah untuk dilakukan. Olah raga skipping ini memerlukan sebuah alat
yaitu tali "skipping" agar dapat melakukan olah raga ini.
Manfaat olahraga skipping yaitu:
a.Menjaga Kebugaran Tubuh
Dengan melakukan skipping secara rutin, dapat menjaga kondisi tubuh kita tetap bugar.
Dengan kondisi tubuh yang bugar, tentunya kita akan dapat melakukan aktivitas sehari- hari
dengan baik.
b. Melatih dan Memperkuat Otot
Olah raga skipping melibatkan beberapa otot tubuh, yaitu otot lengan, dada, bahu, betis,
dan lutut. Artinya olah raga ini sangat bermanfaat untuk melatih otot bagian atas dan bagian
bawah tubuh kita.
c. Menguatkan Kerja Jantung
Dengan skipping kerja jantung akan tetap terjaga dengan baik sehingga mengurangi resiko
terkena serangan jantung.
d. Menurunkan Resiko Penyakit Osteoporosis
Orang yang sudah berusia cukup tua akan mudah terkena osteoporosis. Untuk mengurangi
resiko terkena osteoporosis dapat dicegah dengan melakukan skipping secara rutin sejak usia
muda. Dengan melakukan skipping kepadatan tulang akan tetap terjaga .
e. Menurunkan Berat Badan dan Membakar Kalori
Dengan melakukan lompat tali secara rutin setiap hari selam 30 menit, dapat membakar
kalori sebesar 600 sampai 800 kalori. Dengan demikian dapat juga menurunkan berat badan
kita. Tentunya ini semua sangat baik bagi setiap orang yang ingin menurunkan berat
badannya.
f. Meningkatkan Koordinasi dan Keseimbangan Tubuh

9
Melompat sambil mengayunkan tali dengan kedua pergelangan tangan kita, dapat
meningkatkan keseimbangan tubuh kita dan juga melatih koordinasi pada tubuh kita. Karena
kalau tidak dilakukan dengan benar, kita akan kesulitan sehingga tali akan mengenai bagian
tubuh kita terutama kaki (biasanya terinjak). Oleh karena itu olah raga skipping dapat
meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh kita.

Gambar 2 Olahraga Tali


Skot jump adalah olahraga untuk memperkuat kaki dan paha anda seperti lari, skot
jump memperkuatkaki dan paha anda. Tapi skot jump lebih melelahkan dibanding kan lari
karena skot jump adalah kegiatan menahan tubuh kita dan melemperkan tubuh kita(loncat)
dengan tenaga yang kita miliki jadi skot jump juga bisa menambah atau memperkuat energi
yang anda milik
Keuntungan Skot Jump: Skot jump memperkuat kaki dan paha anda. Skot jump juga bisa
menambah atau memperkuat energi yang anda miliki. Dengan Skot Jump, kita bisa cepat
memulihkan otot-otot kaki.
Sit up merupakan gerakan latihan yang dapat membentuk otot dibagian perut. Dengan
latihan sperti ini diharapkan lemak kalori yang ada di bagian perut cepat terbakar. Untuk
mendapatkan hasil dari manfaat sit up dengan maksimal, lakukanlah sit up dengan baik dan
benar, juga posisi yang benar, jangan asal-asalan. Saat melakukan sit up, ambil nafas saat
posisi tidur atau berbaring kemudian keluarkan nafas saat posisis duduk kembali, lakukanlah
berulang-ulang. Semua latihan otot pasti mempunyai fungsi utama yaitu memperbesar dan
membentuk otot. Dan berikut ini akan saya berikan manfaat penting dari sit up.
Beberapa manfaat sit up antara lain :
1. Sit up dapat mengencangkan otot. Misalnya otot-otot besar dada yaitu kelompok otot
besar deltoid di bahu dan di trisep. Dan juga otot lainya termasuk otot perut yang
bertindak sebagai stabilisator
2. Sit up dapat mencegah terjadinya osteoroposis dengan meningkatkan hormon testosteron.
Kerena jika testosteron pada tingkat yang rendah dapat berkontribusi dengan hilangnya
kepadatan tulang hingga waktu ke waktu dan bisa mengakibatkan osteorposis pada laki-
laki dan juga bisa menyebabkan hilangnya masa otot dan kekuatan pada laki-laki secara
keseluruhan, dan juga atrofi otot dari waktu ke waktu
3. Panjang umur. Pada tahun 2008 sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University
of Greifswald di Jerman telah menunjukan bahwa tingkat hormon testosteron yang rendah
dapat meningkatkan terjadinya diabetes, hipertensi, obesitas, bahkan juga dapat terjadinya
kematian. Studi yang selama lebih dari tujuh tahun ini telah menemukan bahwa orang
yang kadar tostesteronnya rendah 2,5 kali kemungkinan meninggal dini deibandingkan
orang yang kadar tostesteronnya tinggi.

10
Dapat menghilangkan perut buncit. Dalam studi 2009, peneliti Rush University Medical
Center telah dipublikasikan dalam jurnal Obesitas, menemukan korelasi antara tingkat
testosteron dan berfluktuasi pada wanita yang telah menopause bisa mengakumulasi lemak
visceral yaitu, lemak yang menumpuk dalam sekitar organ vital di dekat pinggang. Justru
kadar hormon tostesteron telah terbukti menjadi prediktor terkuat lemak visceral. Dengan
melakukan latihan sit up dapat membantu meningkatkan hormon tostesteron yang dapat
membantu menjaga lemak yang ada di perut anda.
Jumping Jump ialah Gerakan loncat-loncat dengan posisi awal kaki rapat, lalu melebar dan
merapat lagi. Saat kaki melebar, telapak tangan ditepukkan di atas kepala dan saat kaki
merapat tangan turun ke pinggang. Jumping jacks dapat digunakan untuk ketahanan
kardiovaskular dan otot. Tujuan dari jumping jump: Menambah tinggi badan Memperlancar
peredaran darah, Membakar lemak, Memperkuat otot kaki, perut dan lengan.

3. ATLETIK
A. Sejarah Atletik Dunia
Atletik memiliki sejarah yang sangat panjang dalam peradaban manusia didunia. Sejarah
atletik seakan tidak dapat dibatasi oleh waktu tentang keberadaban manusia dibumi ini.
Atletik seakan memiliki umur yang sama dengan keberadaan manusia. Aktivitas manusia
yang tidak mampu terlepas dari aktivitas gerak menyebabkan kesetaraan lahirnya atletik
dengan manusia. Aktivitas dimaksud adalah gerak yang diakukan manusia dalam keseharian,
seperti lari, lompat, dan lempar. Aktivitas gerak pada manusia memang pada awalnya bukan
sebagai atraksi olahraga melainkan rutinitas gerakan dalam upaya memenuhi kebutuhan
hidup. Keberadaan hal tersebut senada dengan cabang olahraga atletik yang memiliki nomor
lari, lompat, dan lempar. Dengan demikian keberadaan atletik sudah sangat lama sekali
bahkan sama dengan usia manusia, namun atletik sebenarnya dipopulerkan sebagai salah satu
cabang olahraga pada nomor lari, lompat, dan lempar kira-kira pada abad ke-6 SM. Yunani
memiliki peranan yang sangat penting pada perkembangan atletik di dunia, hal ini disebabkan
oleh keberhasilan bangsa Yunani dalam melaksanakan kejuaran atletik pertama oleh di
negara Yunani, didukung oleh sebuah karya pujangga Yunani Purba bernama Homerus,
yang banyak mengupas tentang permasalahan tersebut. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani “Athios”, artinya lomba. Tidak semata-mata atletik memiliki nama sepopuler
sekarang artinya dahulu nama atletik dikenal dengan sebutan pentahlon atau panca lomba dan
decathlon atau dasa lomba. Sebuah buku Odysus, karya Hemerus menjelaskan sebuah kisah
petualangan Odysus mengunjungi kepulauan disebelah selatan Yunani, oleh kepala suku
diadakan upacara penyambutan. Pergelaran upacara tersebut dibarengi oleh beberapa
perlombaan olahraga diantaranya: lari, lempar cakram Dengan dibentuknya induk organisasi
tersebut maka perkembangan atletik dunia seakan tidak terbendung lagi, sehingga mampu
bertahan dan berkembang denga campur tangan pembinaan induk organisasi.

B. Sejarah Atletik Indonesia


Atletik tidak sertamerta datang di Indoneisa, memang secara aktivitas gerak nomor
atletik sudah ada sejak manusia ada, akan tetapi penamaan atletik yang diakui oleh induk
organisasi tentu memiliki proses yang sangat panjang. Atletik hadir di Indonesia tidak
terlepas dari campur tangan Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930), pada waktu itu
Pemerintah Hindia Belanda menempatkan atau memberikan pelajaran di sekolah-sekolah
dengan pembelajaran olahraga atletik. Dalam arti lain siswa/peserta didik harus mempelajari
atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari. Namun pada waktu itu hanya
siswa yang memperoleh pelajaran secara detail, sedangkan masyarakat luas belum mengerti
tentang cabang olahraga atletik. Seiring berjalannya waktu siswa yang mempelajari atletik

11
membawa dalam kehidupan sehingga masyarakat semakin mengetahui tentang cabang
olahraga atletik.
Pemerintah Hindia Belanda selain memasukkan cabang olahraga atletik di
matapelajaran yang harus dipelajari para siswa juga mendirikan sebuah organisasi pertama
kali yang diberi nama Nederlands NIAU (Indische Athletiek Unie). Organisasi ini akan
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik yang
merupakan organisasi atletik pertama yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda.
Munculnya organisasi NIAU memicu sebagaian dari wilayah di Indonesia untuk mendirikan
organisasi yang serupa dengan organisasi tersebut, sehingga pada tahun 1930-an di Medan
didirikan organisasi atletik yang diberi nama Sumatera Athletiek Bond (SAB). Organisasi ini
bertugas dalam menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik di sekolah Mulo, HBS
dan sekolah swasta lainnya. Keberadaan organisasi ini disambut baik dan juga mengukir
perkembangan sejarah olahraga di Indonesia. Wilayah di Indonesia lain juga yang mendirikan
organisasi adalah pulau jawa, banyak sekali organisasi atletik yang muncul seperti organisasi
atletik seperti IAC di Jakarta dan ABA di Surakarta. Munculnya banyak organisasi diwilayah
Indonesia ini menyebabkan mulainya muncul semangat juang dan pembinaan dalam
menangani cabang olahraga atletik di Indonesia. Organisasi menjadi tolok ukur dalam
pencapaian sebuah prestasi olahraga disebuah cabang olahraga. Keseriusan organisasi dalam
mengelola cabang olahraga atletik dibuktikan dengan pencapaian sebuah puncak prestasi
atletik didunia internasional. Beberapa atlet yang berprestasi diawal perkembangan atletik
diantaranya: Tomasoa, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, Mochtar Saleh,
Mohd. Abdulah dan Rorimpandey.
Prestasi olahraga atletik nasional semakin baik, dan didukung dengan organisasi yang
sudah berdiri diberbagai wilayah mendukung perkembangan cabang olahraga atletik melalui
sebuah tim pembinaan di organisasi masing-masing. Sehingga untuk kebaikan kepentingan
olahraga atletik dimasa yang akan datang serta untuk memperjelas kedudukan cabang
olahraga atletik di nasional, maka pada tanggal 3 September 1950 di Semarang dibentuklah
sebuah organisasi yang menaungi bidang olahraga atletik yang bernama Persatuan Atletik
Seluruh Indonesia (PASI). Keberadaan PASI memberi warna didunia olahraga atletik
nasional dengan diadakaannya kejuaraan atletik nasional dibawah naungan PASI, yang
ditujukan sebagai evaluasi dan peninjauan prestasi atletik skala nasional. PASI konsisten dan
bahkan mampu kembali mengharumkan nama bangsa dan bendera negara Indonesia dengan
berhasil menjuarai kejuaran internasional dikancah dunia. Puncaknya adalah Sea Games
tahun 1987, Indonesia berhasil membawa 17 medali emas. Sampai tahun 2007, prestasi
Indonesia terus menurun. Namun PASI tetap berusaha membimbing bibit unggul demi
memperbaiki prestasi Indonesia. Akhirnya pada Sea Games November 2011, Indonesia
berhasil meningkatkan prestasinya dengan membawa Tim Atletik Indonesia berhasil meraih
13 emas 12 perak dan 11 perunggu.

C. LARI
Cabang olahraga atletik memiliki sedikit perbedaan dengan cabang olahraga yang lain, hal ini
dikarenakan cabang olahraga atletik memiliki kriteria nomor dalam perlombaan. Secara garis
besar dan definisi atletik didefinisikan dengan olahraga lari, lompat dan lempar. Salah satu
bagian dari definisi tersebut adalah lari, yang memiliki beberapa nomor di dalamnya.
Sebelum menjadi sebuah cabang olahraga, lari sudah dikenal oleh peradaban-peradaban
manusia kuno. Secara awam gerakan jalan dengan lari tidak ada perbedaan yang berarti. Baik
jalan maupun lari adalah gerakan memindahkan tubuh dari satu titik ke titik lainnya dengan
cara melangkahkan kaki secara bergantian. Jadi pengertian lari juga sama dengan jalan yaitu
gerak berpindah tempat atau memindahkan tubuh dari satu titik ke titik lainnya dengan cara
melangkah menggunakan kaki secara bergantian hanya saja pada saat lari posisi kaki

12
melayang pada saat melangkah. Lari sendiri salah satu bagian dari cabang olahraga atletik
yang melimiki beberapa nomor dalam pelaksanaannya, yakni sebagai berikut :
1. Lari jarak pendek 100, 200, 400 meter
2. Lari jarak menengah 800, 1500 meter
3. Lari jarak jauh 5000, 10.000 meter dan marathon 42.195 km
Pelaksanaan lari dalam perlombaan memiliki cara start yang sudah ditentukan sesuai
kebutuhan masing-masing nomor, ada tiga cara start yang digunakan,
1. Start berdiri (standing start)
2. Start jongkok (crouching start)
3. Start melayang (flying start) dilakukan hanya untuk pelari ke II, III dan IV dalam lari
estapet 4 x 100 m.

Gambar 3 Atletik Lari

D. LOMPAT
Lompat Jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki
untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Sasaran dan tujuan Lompat Jauh adalah untuk
mencapai jarak lompatan sejauh mungkin ke daerah titik pendaratan atau bak lompat. Jarak
lompatan diukur dari papan tolakan sampai batas terdekat dari titik pendaratan yang
dihasilkan oleh bagian tubuh. Lompat Jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang
olahraga atletik. Lompat Jauh dapat di artikan sebagai suatu bentuk gerakan melompat,
mengangkat kaki keatas kedepan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di
udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan
pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Lompat Jauh dilakukan di bak
yang berisi pasir dengan ukuran sebagai berikut :
1. Panjang bak lompat 9 m
2. Lebar bak lompat = 2,75 m
3. Lebar lintasan awalan = 1,22 m
4. Lebar papan tumpu = 20 m
5. Panjang papan tumpu = 1,22 m
6. Bak lompat diisi dengan pasir.
Lompat Tinggi adalah olahraga yang menguji keterampilan melompat melewati tiang
mistar. Lompat Tinggi merupakan salah satu bagian dari cabang olahraga atletik. Tujuan

13
Lompat Tinggi adalah untuk memperoleh lompatan setinggitingginya saat melewati mistar
tersebut dengan ketinggian tertentu. Tinggi tiang mistar yang harus dilewati pelompat
minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan
di arena lapangan atletik dan tanpa bantun alat. Lompat Tinggi dilakuan pada lapangan yang
terdiri atas tiga bagian, yakni jalur ancangancang, tempat/area bertolak, dan tempat
pendaratan. Daerah awalan (jalur ancang-ancang) panjangnya tidak terbatas dengan minimum
15 m, daerah tumpuan (tempat bertolak) harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100,
sedangkan tempat pendaratan harus dilengkapi dengan matras agar pelompat tidak cedera.
Lompat Galah adalah salah satu nomor lomba dari atletik dengan cara melompat
setinggi-tingginya dengan sebuah alat berupa tongkat. Tujuan dari olahraga ini memenangkan
pertandingan dengan melakukan lompatan melewati pembatas atau mistar. Olahraga lompat
jangkit (triple jump) adalah salah satu jenis olahraga atletik nomor lompat dimana saeorang
atlet akan melakukan tiga tahap lompatan untuk mendarat di bak pasir pendaratan dengan
awalan lari. Jika dalam lompat jauh seorang atlet hanya akan melakukan satu kali tolakan,
satu kali melayang dan kemudian mendarat, maka dalam lompat jangkit seorang atlet akan
melakukan 3 kali tolakan, tiga kali melayang dan mendarat. Tiga lompatan dalam lompat
jangkit ini disebut juga sebagai hop-step-jump. Hop merupakan fase pertama lompatan yang
dilakukan oleh atlet dengan menggunakan kaki terkuat untuk melakukan tolakan. Step
merupakan lompatan kedua yang harus dilakukan dengan menggunakan kaki yang sama pada
waktu fase hop dan jump merupakan lompatan terakhir yang harus dilakukan dengan
menggunakan kaki berbeda sebagai tolakan. Posisi ketiga fase lompatan ini sama-sama
penting yang artinya seorang atlet tetap harus melakukan tolakan sekuat-kuatnya pada ketiga
fase ini. Lompat jangkit juga dilakukan pada sebuah lapangan terdiri dari tiga bagian, yakni
lintasan lari, papan tolakan, dan bak pasir. Sebagaimana bisa dilihat dalam gambar, berikut
ini penjelasan selengkapnya:
a. Lapangan untuk lompat jangkit panjang lintasan awalan minimal 40 meter diukur dari
balok tumpu lompat jauh.
b. Lebar lintasan lompat 1,22 meter.
c. Jarak balok tumpu lompat jangkit berjarak 11 meter untuk putri, 13 meter untuk putra.
d. Panjang balok tumpu 1 meter dengan lebar 20 cm.
e. Daerah pendaratan atau bak pasir berukuran 8-9 meter, dan lebar 2,75 meter.

14
Gambar 4 Atletik Lompat
E. LEMPAR
Lempar cakram adalah suatu gerakan melempar suatu alat yang berbentuk bulat pipih
dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu dan pinggirannya dari metal/besi, yang
dilakukan dengan satu tangan dari samping badan untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya,
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lempar cakram merupakan salah satu nomor yang
terdapat dalam nomor lempar pada cabang olahraga atletik. Lempar cakram merupakan
teknik lempar yang memerlukan rotasi badan dan kaki. Olahraga lempar cakram adalah salah
satu nomor perlombaan lempar yang utama dalam atletik. Namun dalam perlombaan atletik
indoor, nomor lempar cakram tidak diperlombakan. Olahraga ini telah ada sejak olimpiade
kuno. Dalam perlombaan lempar cakram, atlet berlomba melemparkan objek berbentuk
cakram sejauh mungkin dengan mengikuti peraturan yang berlaku. Dalam perlombaan atletik
resmi, diberi kesempatan melempar sebanyak tiga kali. Kemudian dari sejumlah atlet babak
awal, akan dipilih delapan atlet terbaik, yang akan diberi kesempatan tiga kali lagi. Lempar
cakram diperlombakan bagi laki-laki maupun perempuan. Lempar cakram juga merupakan
salah satu perlombaan atletik yang dapat menimbulkan bahaya dalam perlombaan atletik
tingkat profesional, para atlet mampu melemparkan cakram dengan sangat jauh, tentu saja hal
ini dapat menimbulkan akibat yang fatal jika cakram mengenai seseorang. Untuk itu,
diperlukan semacam pagar khusus di sekeliling lapangan lempar cakram. Pagar berupa jaring
tersebut dipasang dengan tinggi 4 meter. Dari bentuk dan ukuran, sebenarnya lapangan
lempar cakram sama persis dengan lapangan lempar martil. Untuk dapat mendapatkan hasil
lemparan yang jauh dengan teknik yang benar, maka diperlukan latihan dasar dalam olahraga
lempar cakram.
Lempar lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan mengayunkan
benda yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Lempar Lembing
juga merupakan suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan menggunakan benda yang
berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Lempar Lembing terdiri dari

15
dua kata, yaitu lempar dan lembing. Lempar yang berati usaha untuk membuang jauh-jauh,
dan lembing adalah tongkat yang berujung runcing yang dibuang jauh-jauh.
Martil adalah salah satu olahraga yang merupakan bagian dari nomor lempar atletik
dimana martil harus dilemparkan dengan jarak sejauh mungkin dengan mengandalkan
kekuatan dan kecepatan ayunan kedua tangan dalam suatu lingkaran. Lontar Martil juga
merupakan salah satu nomor lomba atletik yang diperlombakan baik diajang nasional
maupun internasional. Pada dasarnya martil yang digunakan dalam olahraga Lontar Martil
terdiri dari 3 bagian utama yaitu kepala, kawat dan handle / pegangan. Kepala Martil terbuat
dari besi padat berbentuk bola dengan titik berat gravitasi tidak lebih dari 6 mm dari titik
pusat bola. Berikut ini berat Martil putra dan putri :
a. Bola logam yang disebut “kepala” seberat 16 pon, dilekatkan pada kawat baja tidak lebih
dari 121,5 sentimeter (3 kaki 11 ¾inchi), dan pegangan atau “pegangan” pada akhirnya.
Lontar Martil adalah satusatunya kompetisi lempar dimana atlet bisa memakai sarung tangan.
b. Berat bola logam untuk pria adalah 7.26 kilogram (16 pon), dengan diameter berkisar
antara 110 sampai 130 milimeter (4,3 sampai 5,1 inchi).
c. Sementara berat bola logam pada martil wanita adalah 4 kilogram (8,8 pound) dengan
diameter 95 hingga 100 milimeter (3.7 sampai 3,9 inchi).
Tolak peluru adalah bagian dari salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor
lempar. Tolak peluru ada yang terbuat dari besi, ada juga terbuat dari campuran semen. Tolak
peluru dapat dilakukan dengan cara menolak atau mendorong tetapi tidak boleh dilempar.
Pengertian tolak peluru sendiri adalah suatu bentuk gerakan menolak atau mendorong peluru
yang dilakukan dari kaki, bahu dan pergelangan tangan untuk mencapai jarak yang
sejauhjauhnya. Peluru di pegang dengan satu tangan kemudian di ditolakkan ke depan sejauh
jauhnya. Peluru merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola
dan terbuat dari besi. Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
1. Senior putra = 7,257 kg
2. Senior putri = 4 kg
3. Junior putra = 5 kg
4. Junior putri = 3 kg

16
5.PENUTUP
Program pengajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di sekolah-sekolah, dapat
dijadikan sebagai salah satu sarana untuk membentuk dan mengembangkan sifat-sifat
kepribadian pada anak-anak secara positif. Selain dari pembentukan tubuh, prestasi, sosial,
mental, kecepatan proses berpikir, dan kepribadian seperti yang telah di kemukakan, juga
peranan pendidikan jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap pembinaan dan peningkatan
kesegaran jasmani serta ketrampilan. Pengembangan bekat dan minat anak dalam aktivitas
jasmani, hingga akan dapat memberikan sumbangsih dalam usaha pencarian bibit-bibit
olahragawan yang berbakat dalam rangka meningkatkan prestasi nasional dalam bidang
olahraga. Membentuk sikap dan jiwa sportivitas, serta tingkah laku yang sesuai dengan
kepribadian bangsa. Membangkitkan kecintaan terhadap almamater, menggalang persatuan
dan kesatuan, serta mendinamisasikan kehidupan sekolah. Mengenbangkan kebiasaan untuk
bergerak dan kebiasaan untuk hidup sehat. Membantu dalam menyesuaikan,
menginterprestasikan, dan memperkembangkan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap
individu secara optimal, dengan melalui pelajaran dan partisipasi dalam latihan-latihan yang
terbimbing dan terarah, serta yang di pilih sesuai dengan norma-norma sosial dan kesehatan.

17
6. REFERENSI
Anwar M. Hamid. 2005. Pendidikan jasmani sekolah dasar sebagai wahana kompensasi
gerak anak. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Vol.3, No.1. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta
Pratiwi Endang dan Oktaviani Nur Maulida. 2018. Dasar – dasar pembelajaran pendidikan
jasmani sekolah dasar. Jawa Timur: Pustaka Djati
Samin, Giovanni. Contributionof leg muscle power and high jump results. Journal UPMK.
Vol. 6. No. 1. 2021.
Shella, Anggara. Management of Student Sport Education and Training Center. International
Journal of Multicultural and Multirelegious Understanding.Vol. 5. No. 4. 2018
Sin, Tiung Hauw. Optimization of achievment motivation toimprove long jump perfomance.
long jump perfomance. Journal Konselor. Vol. 3.No.1.2018
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Suryobroto, S Agus. (2004). Diklat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. Yogyakarta:
UNY.
menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan
Dan Menengah
Patra Arya. 2016. Aktor-Faktor Pendukung Kelancaran Pembelajaran Pjok Di Smk
Muhammadiyah 2 Bantul. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Yogyakarta
Adisasmita, Y. H. 1992. Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Buku Pedoman Lomba Atletik, Seri 2 Nomor Lompat, Alih Bahasa Jakarta : PB
PASI,
Djumidar, 2006. Atletik. Jakarta : Universitas Terbuka.
Guthrie, Mark. 2003. Sukses Melatih Atletik. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

18

Anda mungkin juga menyukai