Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR ILMU MELATIH

“Pembinaan Kondisi Fisik”

DOSEN PENGAMPU :
Drs. Suwirman, M.Pd

DISUSUN OLEH:
DIVA PUTRI DELVRICO : 21086029
ALVINALDI : 18086344
FAHREL RIZKI INDRA : 21086035

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai yang berjudul “PEMBINAAN KONDISI
FISIK” ini tepat pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna semoga makalah yang
kelompok kami buat bermanfaat.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 12 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pembinaan Kondisi Fisik .................................................................. 2
2.2 Peran Pembinaan Kondisi Fisik ........................................................................... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 7
3.2 Saran ....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya kondisi fisik merupakan bagian Integral dalam olahraga secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pelatihan kondisi fisik harus diarahkan pada pencapaian tujuan
tersebut. Tujuan kondisi fisik bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas
emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas
jasmani dan olahraga. Salah satu upaya untuk mewujudkan bentuk manusia yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani adalah dengan meningkatkan
kondisi fisik.
Kondisi fisik dan kesehatan khususnya dalam olahraga telah dilaksanakan sebagaimana
mestinya disemua tingkat dan jenis pendidikan. Kondisi fisik memiliki peranan yang sangat
penting dalam penyelenggaraan olahraga sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup. Kondisi fisik memberikan kesempatan pada atlet untuk terlibat
langsung dalam aneka pengalaman bertanding melalui aktivitas jasmani, bermain dan
berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman
bertanding itu diarahkan untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat aktif
sepanjang hayat. Hal tersebut selaras dengan UUD Nomor 3 Tahun 2005 pasal 21 ayat 4
menyebutkan bahwa “Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui
jalur keluarga, jalur pendidikan 2 dan jalur masyarakat yang berbasis pada pengembangan
olahraga untuk semua orang yang berlangsung sepanjang hayat”. Kondisi fisik merupakan
media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan
penghayatan, nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-sosial), serta pembiasaan pola
hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang
seimbang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Itu Pembinaan Kondisi Fisik?


2. Bagaimana Peran Pembinaan Kondisi Fisik?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Agar dapat memahami tentang Pembinaan Kondisi Fisik


2. Agar dapat memahami dan mengetahui Peran Pembinaan Kondisi Fisik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembinaan Kondisi FIsik

Kondisi fisik merupakan salah satu fondasi terwujudnya prestasi yang maksimal,
maka dalam pencapaiannya dibutuhkan kerjasama antara pelatih yang berpengalaman dan
berpengetahuan dengan ilmuwan olahraga yang benar-benar menekuni di bidang olahraga.
Sebab dalam proses berlatih melatih kondisi fisik diperlukan berbagai pengetahuan
pendukung agar latihan kondisi fisik dapat berhasil sesuai yang diharapkan.

Ada beberapa pengertian kondisi fisik menurut para ahli sebagai berikut :
a) Menurut Mochamad Sajoto (1988: 57), kondisi fisik adalah salah satu persyaratan
yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan
sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi.
b) Menurut Mochamad Sajoto (1995: 8-9), kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari
komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan
maupun pemeliharaan. Artinya bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka
seluruh komponen tersebut harus berkembang.
c) Menurut Sugiyanto (1996: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan
organ-organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting
untuk mendukung mengembangkan aktifitas psikomotor. Gerakan yang terampil
dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai.

Pembinaan adalah proses, dan Perbuatan, cara Membina, Pembaharuan, Penyempurnaan,


Usaha, Tindakan dan Kegiatan yang dilakukan Secara Budaya Guna dan Berhasil untuk
memperoleh Hasil Yang Lebih Baik. Menurut Hidayat, S (1979: 10) bahwa: Pembinaan
adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sadar, berencana, teratur, dan terarah untuk
meningkatkan sikap dan keterampilan anak didik dengan tindakan-tindakan, pengarahan,
pembimbingan, pengembangan dan stimulasi dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan.
Tujuan dari pembinaan selain mengembangkan watak dan kepribadian adalah tercapainya
pendidikan yang berkualitas dengan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu.
Selain itu berhasilnya proses belajar adalah harapan yang hakekatnya menjadi tujuan utama
di adakannya pembinaan.

Jadi Pembinaan kondisi fisik merupakan usaha atau tindakan yang dilakukan secara
sistematik untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan aktivitas gerak jasmani seperti
kekuatan,kelincahan,ketahanan,kelenturan sehingga kebugaran jasmani tercapai dan
kemampuan kerja fisik menjadi optimal.

2
Manfaat kondisi fisik dalam kegiatan olahraga, dengan kondisi fisik yang baik akan
berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisasi tubuh, di antaranya:

1. Dapat menurunkan berat badan dan mendapatkan berat badan ideal


2. Meningkatkan peforma atlet
3. Meningkatkan stamina pada tubuh
4. Miningkatkan kualitas tidur
5. Menjaga kualitas tulang dan otot
6. Mengurangi resiko penyakit

a. Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Fisik

Dalam Depdiknas (2000: 8-10), komponen kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh
dari komponen kesegaran jasmani. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani
juga mempengaruhi kondisi fisik seseorang. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi fisik adalah:
1) Umur
Setiap tingkatan umur mempunyai keuntungan sendiri. Kebugaran jasmani
juga daat ditingkatkan pada hampir semua usia. Pada daya tahan cardiovaskuler
ditemukan sejak usia anak anak sampai sekitar umur 20 tahun, daya tahan
cardiovascular akan meningkat dan akan mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun.
Daya tahan tersebut akan makin menurun sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi
penurunan tersebut dapat berkurang apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga
secara teratur.
2) Jenis Kelamin
Kebugaran jasmani antara pria dan wanita berbeda karena adanya perbedaan
ukuran tubuh yang terjadi setelah masa pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada usia
anak-anak antara pria dan wanita tidak berbeda, tetapi setelah masa pubertas terdapat
perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dan kadar
hemoglobin yang lebih rendah dibanding dengan pria.
3) Genetik
Daya tahan cardiovasculer dipengaruhi oleh faktor genetik yakni sifat- sifat
yang ada dalam tubuh seseorang dari sejak lahir.
4) Kebiasan Merokok
Kebiasaan merokok terutama berpengaruh terhadap daya tahan cardiovasculer.
Pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Daya ikat CO pada
hemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat dari pada oksigen.

Menurut Djoko Pekik Irianto, (2004: 9) faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi


fisik adalah sebagai berikut:

1) Makanan dan Gizi

3
Gizi adalah satuan-satuan yang menyusun bahan makanan atau bahan- bahan
dasar. Sedangkan bahan makanan adalah suatu yang dibeli, dimasak, dan disajikan
sebagai hidangan untuk dikonsumsi. Makanan dan gizi sangat diperlukan bagi tubuh
untuk proses pertumbuhan, pengertian sel tubuh yang rusak, untuk mempertahankan
kondisi tubuh dan untuk menunjang aktivitas fisik. Kebutuhan gizi tiap orang dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu: berat ringannya aktivitas, usia, jenis kelamin, dan faktor
kondisi. Ada 6 unsur zat gizi yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh manusia, yaitu:
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

2) Faktor Tidur dan Istirahat


Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan dan sel yang memiliki kemampuan
kerja terbatas. Seseorang tidak mungkin mampu bekerja terus menerus sepanjang hari
tanpa berhenti. Kelelahan adalah salah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia.
Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan
pemulihan sehingga dapat aktivitas sehari-hari dengan nyaman.

b. Komponen Kondisi Fisik

1. Daya Tahan (endurance), Daya tahan atau endurance adalah kemampuan


seseorang dalam menggunakan sistem jantung, paru-paru atau sistem pernapasan,
dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara
terus menerus dan tidak pernah berhenti. Berkebalikan dengan latihan kekuatan,
daya tahan dapat dilatih dengan beban yang tidak terlalu berat, namun dengan
frekuensi yang lama dan dalam durasi waktu yang lama pula. Dilansir dari
Healthline, daya tahan atau endurance dibagi menjadi dua, yakni:
 Daya tahan kardiovaskular, yaitu kemampuan jantung dan paru-paru untuk
memompa dan menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Contoh latihannya lari
jarak jauh, pertandingan sepak bola, dan lain-lain.
 Daya tahan otot, yakni kemampuan otot untuk bisa terus menerus
beraktivitas tanpa merasa lelah berlebihan. Contoh latihannya melakukan sit-
up, bersepeda, lari, dan lain-lain.
2. Kekuatan atau (Strength), adalah kondisi tubuh dalam menggunakan otot untuk
memaksimalkan tenaga pada saat melakukan suatu aktivitas fisik. Contoh bentuk
latihan kekuatan sederhana yang dilakukan untuk menjaga kebugaran
jasmani adalah push-up, sit-up, dan juga back-up.
3. Kelincahan (Agility), Kemampuan untuk mengubah arah posisi tubuh dengan
kecepatan dan ketetapan yang tinggi disebut kelincahan. Cara melatih kelincahan
atau agility bisa dengan squat jump atau lari naik turun tangga.
4. Kecepatan (Speed), berarti kemampuan fisik tubuh untuk bisa bergerak atau
menggerakkan tubuh secepat mungkin. Rutin melakukan latihan kecepatan bisa
membuat seseorang bergerak lebih tangkas. Contoh latihan kebugaran jasmani
untuk meningkatkan kecepatan ialah lari jarak pendek, bersepeda cepat, dan lain-
lain.

4
5. Kelentukan (flexibility), Daya lentur adalah tingkat penyesuaian seseorang pada
segala aktifitas kerja secara efektif dan efisiensi dengan cara penguluran tubuh
yang baik. Jika seseorang memiliki kelenturan yang baik, maka orang tersebut
akan dapat terhindar dari cedera. Sama seperti untuk melatih kekuatan, latihan
kelenturan tubuh harus dilakukan secara bertahap dan tidak boleh dipaksakan.
Contoh latihannya antara lain adalah yoga, senam dan renang. Daya lentur atau
fleksibiltas merupakan kemampuan gerak maksimal persendian untuk mengurangi
resiko cedera.

2.2 Peranan Pembinaan Kndisi Fisik

Dalam hampir semua kegiatan manusia sehari-hari, baik dalam kegiatan fisik maupun
kegiatan non fisik, kondisi fisik seseorang sangat berpengaruh. Disamping peranan langsung
dari keadaan fisik terhadap produktivitas kerja yang jelas semakin diyakini manfaatnya,
masih banyak sisi lain dari penampilan fisik yang berpengaruh terhadap peran kita sehari-
hari. Keadaan kondisi fisik yang baik akan mempengaruhi pula terhadap aspek-aspek
kejiwaan seperti peningkatan motivasi kerja, semangat kerja, rasa percaya diri, ketelitian, dan
lain sebagainya.

Dalam konteks yang lebih khusus yaitu dalam kegiatan olahraga, maka kondisi fisik
seseorang akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Karena
kondisi fisik yang baik, seperti yang dikemukakan oleh Harsono (1988), akan berpengaruh
terhadap fungsi dan sistem organisme tubuh antara lain berupa :

a) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.
b) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen kondisi
fisik lainnya.
c) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.
d) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.
e) Akan ada respons yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu
respons demikian diperlukan.

Untuk itu maka program latihan kondisi fisik harus ditata, dirancang dan dilakukan
secara baik dan sistematis agar bisa meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan
biomotorik yang dibutuhkan.

Latihan pembinaan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program
latihan atlet, terutama atlet pertandingan. Istilah latihan kondisi fisik rnengacu kepada suatu
program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan progresif, dan yang
tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh agar
dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Program latihan kondisi fisik tsb.
haruslah disusun secara teliti serta dilaksanakan secara cermat dan dengan penuh disiplin.

Latihan pembinaan Kondisi fisik yang lebih baik banyak memperoleh keuntungan di
antaranya :

5
 Atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru yang relatif sulit,
 Tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pertandingan,
 Program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan lebih
cepat dan dapat menyelesaikan
 Latihan-latihan yang relatif berat.
 Dapat peningkatan percaya diri atlet dan menurunkan risiko cedera

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah yang kelompok kami buat, kami meyimpulkan Pembinaan Kondisi FIsik
Kondisi fisik merupakan salah satu fondasi terwujudnya prestasi yang maksimal, maka
dalam pencapaiannya dibutuhkan kerjasama antara pelatih yang berpengalaman dan
berpengetahuan dengan ilmuwan olahraga yang benar-benar menekuni di bidang olahraga
dan usaha atau tindakan yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan dan
memelihara kemampuan aktivitas gerak jasmani seperti
kekuatan,kelincahan,ketahanan,kelenturan sehingga kebugaran jasmani tercapai dan
kemampuan kerja fisik menjadi optimal. Manfaat kondisi fisik dalam kegiatan olahraga,
dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisasi
tubuh.

Peranan Pembinaan Kndisi Fisik Dalam hampir semua kegiatan manusia sehari-hari,
baik dalam kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik, kondisi fisik seseorang sangat
berpengaruh.Karena kondisi fisik yang baik, seperti yang dikemukakan oleh Harsono
(1988), akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisme tubuh berupa Akan ada
peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung.

3.2 Saran

Apa bila terdapat kesalahan dalam pengetikan terlebih dahulu kami minta maaf serta
beri lah kritikan dan saran terhadap makalah ini agar bisa jadi panutan bagi kelompok kami
dalam membuat makalah selanjutnnya serta bisa membuat makalah yamg lebih baik dari
makalah yang sebelumya,dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, atas
kritikan dan sarannya penulis mengucapkan banyak terimakasih.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/196105251986011-
KARDJONO/KONDISI_FISIK.pdf
Sajoto. (1988). Pembinaan Kondisi fisik dalam olahraga. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyanto. (1996). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Guru dan
Tenaga Teknis Bagian Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D II.
Depdiknas. (2000). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih
Olahraga Pelajar. Jakarta.
Djoko Pekik Irianto. 2004. Bugar dan Sehat dengan Berolahraga. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
https://www.kompas.com/sports/read/2021/03/25/14200058/10-komponen-kebugaran-
jasmani?page=all#:~:text=5.%20Kelentukan%20(,fleksibiltas%20merupakan%20kemampua
n
https://repository.uir.ac.id/5267/4/bab1.pdf

Anda mungkin juga menyukai