Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Functional Training.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir, semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................6


A. Pengertian Kebugaran Jasmani .............................................................................6
B. Definisi Functional Training .................................................................................7
C. Pelaku Olahraga Functional Training ...................................................................9
D. Program Functional Training ..............................................................................10

BAB III PENUTUP ..................................................................................................12


A. Kesimpulan .........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Kebugaran jasmani erat kaitanya dengan kegiatan manusia dalam melakukan
pekerjaan dan bergerak. Kebugaran jasmani yang dibutuhkan untuk mendukung
aktivitas sehari-hari (pekerjaan) seseorang agar pekerjaan atau aktivitas tersebut
optimal. Pekerjaan atau aktivias pun dapat mempengaruhi kebugaran jasmani
seseorang. Kebugaran jasmani yang tinggi merupakan modal essensial untuk
menyelesaikan kegiatan secara bergairah, efektif, dan efisien, sehingga berakibat
pada produktivitas, dan semuanya itu dijdikan salah satu indikator kualitas
sumberdaya manusia yang sangat diharapkan ada pada diri individu sebagai bagian
dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kebugaran tubuh adalah melalui olahraga
yang dilakukan secara teratur, terukur, terprogram, sistematis dan selalu meningkat.
Pembinaan kondisi fisik melalui olahraga merupakan pondasi untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, sehingga dapat beraktivitas dengan baik. Seseorang yang
memiliki kebugaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera pada
saat melakukan aktivitas fisik atau olahraga yang lebih berat. Kurangnya daya tahan
tubuh, kelentukan persendian, kekuatan otot, kecepatan dan kelincahan merupakan
penyebab utama timbulnya cedera olahraga.
Keberhasilan mencapai tingkat kebugaran jasmani yang baik menurut Djoko
Pekik Irianto (2004: 16-21) sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang dijabarkan
dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensiti, Time). (1) Frekuensi latihan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani perlu dilakukan 3-5 kali per minggu. Waktu yang
digunakan untuk berlatih dilakukan 20-60 menit. Baiaknya dilakukan berselang
misal: senin, rabu, jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat agar
tubuh memiliki kesempatan melakukan rekovery (pemulihan) tenaga, (2) Intensitas
kualitas yang menunjuk berat ringannya latihan. Besarnya intensitas tergantung pada
jenis dan tujuan latihan. Secara umum intensitas latihan kebugaran adalah 60% -
90% detak jantung maksimal dan secara khusus besarnya intensitas latihan
bergantung pada pada tujuaan latihan, (1) Time adalah waktu atau durasi yang
diperlukan setiap kali berlatih. Untuk meningkatkan kebugaran paru-jantung dan
penurunan berat badan diperlukan waktu berlatih 20-60 menit.

3
Pengembangan kebugaran jasmani seseorang melalui suatu aktifitas olahraga,
bertujuan untuk meningkatkan kondisi fisik dan daya tahan tubuh seseorang agar
mampu mengikuti aktivitas pembelajaran dengan baik. Seseorang yang memiliki
derajat kebugaran jasmani yang tinggi akan menopang terhadap aktivitas kegiatan
belajarnya dan meningkatkan kinerja serta mampu untuk melakukan aktivitas fisik
lainnya. Untuk memperoleh kebugaran jasmani yang baik maka, dibutuhkan latihan
fisik dengan frekuensi latihan yang teratur. Akan tetapi pada realitanya pembelajaran
pendidikan jasmani masih sangat kurang karena setiap minggunya hanya 2 jam
pelajaran (2 x 45 menit). Supaya frekuensi latihan dapat tercapai, maka sekolah
mengadakan ekstrakurikuler agar dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Selain itu,
ekstrakurikuler olahraga juga mempunyai tujuan untuk meningkatkan prestasi
cabang olahraga itu sendiri. Salah satu kebugaran jasmani yang dapat dilakukan
yaitu Functional Training. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menulis
mengenai Functional Training dalam kehidupan sehari.

2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian kebugaran jamani ?
2. Apa definisi functional training?
3. Siapa saja pelaku functional training?
4. Bagaimana program functional training?

3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kebugaran jamani .
2. Mengetahui definisi functional training.
3. Mengetahu pelaku functional training.
1. Mengetahui program functional training.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebugaran Jasmani


Kebugaran jasmani merupakan hal yang sudah populer di kalangan
masyarakat saat ini. Untuk mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa
yang dimaksud, ada beberapa pendapat para ahli atau pakar kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di
mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli
pendidikan jasmani kebugaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang
untuk melakukam sesuatu kerja tertentu dengan hasil yang baik tanpa kelelahan yang
berarti (Depdikbud, 1992:9).Seseorang yang memilik kasegaran Kebugaran jasmani
merupakan hal yang sudah populer di kalangan masyarakat saat ini. Untuk
mempertegas agar pengertian lebih sesuai dengan apa yang dimaksud, ada beberapa
pendapat para ahli atau pakar kebugaran jasmani.
Kebugaran jasmani menurut ahli faal dapat didefinisikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melakukan satu tugas khas yang memerlukan kerja muskular di
mana kecepatan dan ketahanan merupakan kriteria utama. Sedang menurut ahli-ahli
pendidikan jasmani kebugaran jasmani adalah kapasitas fungsional total seseorang
untuk melakukam sesuatu kerja jasmani yang baik dapat diartikan cukup mempunyai
kesanggupan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti, sehingga masih memiliki sisa tenaga untuk mengisi waktu
luangnya dan tugas-tugas mendadak lainnya. Bisa dikatakan pula bahwa tingkat
kebugaran jasmani yang baik memberikan seseorang kesanggupan pada seseorang
untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap
pembebanan yang banyak.
Menurut Sajoto (1995:8-11) kondisi fisik atau kebugaran jasmani adalah satu
kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu
saja. Baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Disebutkan pula bahwa komponen
kondisi fisik meliputi: kekuatan, daya tahan, daya otot, kecepatan, daya lentur,
kelincahan, koordinasi, keseimbangan, dan ketepatan. Sedangkan menurut Pussegjas
(1995:1) kebugaran jasmani adalah perwujudan kemampuan dan kesanggupan fisik
seseorang untuk melakukan pekerjaan baik sebagai pribadi, anggota masyarakat,

5
maupun sebagai warga negara perlu mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih
memadai.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kebugaran
jasmani dapat diartikan sebagai kemapuan fisik untuk melakukan tugas pekerjaan
sesuai dengan bidangnya tanpa mengalami kelelahan yang berlebih dan mendapat
pemulihan yang cepat seperti pada saat belum melakukan aktivitas. Kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (healtah related fitness) terdiri dari :
daya tahan jantung paru (cardiorespiatory), kekuatan otot, daya tahan otot,
fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Pengertian kebugaran jasmani sebagai terjemahan
daripada kata “physical fitness” mencakup pengertian yang luas atau kompleks,
sehingga tidaklah begitu mudah untuk menyusun batasan secara singkat dan tepat.
Kebugaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga
dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik. Dari hasil seminar kebugaran jasmani nasional pertama yang
dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1971 dijelaskan bahwa fungsi kebugaran jasmani
adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi
serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja
dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara. Bagi anak-anak untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua
untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan
tulang pinggang, punggung dan lutut. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada
tubuh sehingga dapat mengurangi cedera, dll

B. Definisi Functional Training


Functional Training merupakan jenis latihan kebugaran sederhana sehingga
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Jenis latihan ini dikembangkan dengan
memperhatian gerakan tubuh manusia baik menggunakan alat maupun tidak
menggunakan alat untuk mencapai tujuan tertentu (Defrancesco, dkk. 2010: 03).
Berdasarkan pengertian tersebut maka jenis latihan Functional memungkinkan untuk
dapat diterapkan oleh siapa saja sehingga tidak terbatasi oleh kebutuhan alat. Selain
itu jenis latihan Functional memberikan fariasi latihan sehingga menekan kejenuhan
dalam melakukan aktifitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Pada

6
perkembangannya, jenis latihan Functional banyak diminati dikalangan masyarakat
penggemar aktifitas fisik di Gym maupun tempat kebugaran.
Selain untuk meningkatkan VO2Max, latihan Functional dapat digunakan
untuk melatih kekuatan, kelentukan dan latihan core, jadi latihan ini selain untuk
menjaga kebugaran juga dapat digunakan untuk metode perbaikan kinerja sistem
neuromuskular. Melalui berbagai macam jenis gerakan seperti aktifitas berjalan,
berlari, melompat, menarik, berdiri, membungkuk serta mendorong (Bryant, C.X.
2011). Dengan latihan yang didasarkan pada gerakan alami tubuh manusia maka,
latihan Functional sangat sesuai digunakan untuk berbagai tingkatan usia.
Latihan Functional dapat dilakukan dengan berbagai macam metode latihan,
diantaranya dapat menggunakan metode tabata, sirkuit, metode interval, dan
sebagainya. Hasil penelitian Billy dkk (2017: 08) menyimpulkan bahwa latihan
Functional menggunakan metode HIIT dapat meningkat penyerapan oksigen,
memperbaiki komposisi tubuh serta meningkatkan kekuatan pada wanita yang
kelebihan berat badan.
Functional Training mungkin terlihat seperti jenis olahraga baru, padahal
pelatihan ini adalah salah satu jenis pelatihan tertua dan paling umum lho! FT
dimulai dalam bidang rehabilitasi fisik dan diciptakan oleh para terapis untuk
meningkatkan pemulihan pasien pasca cedera. FT melatih otot untuk bekerja sama
dengan cara mensimulasikan gerakan umum yang pastinya bisa kamu lakukan di
rumah atau di tempat kerja.
Secara umum pengertian functional training adalah jenis latihan yang
dilakukan menggunakan alat-alat yang sederhana atau pun tidak menggunakan alat
sama sekali seperti menggunakan beban berat badan sendiri. Pada umumnya,
functional training adalah gerakan olahraga yang disesuaikan dengan gerakan tubuh
dalam beraktivitas sehari-hari, sebagian besar melibatkan kegiatan yang ditargetkan
pada otot inti (perut dan punggung bawah). Latihan jenis ini banyak diminati karena
sifatnya yang fleksibel, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Functional
training juga terbukti dapat meningkatkan stabilitas, kekuatan, mobilitas, daya tahan
serta fleksibilitas tubuh.
Pada awalnya, functional training sering digunakan oleh para therapist untuk
merehabilitasi kondisi pasien yang mengalami gangguan gerak. Namun, seiring
berjalannya waktu, jenis terapi ini dimodifikasi oleh para trainer cabang lain seperti

7
strength and conditioning trainer, fitness trainer, martial arts trainer dan juga mulai
digunakan sebagai metode latihan di bidang kebugaran.
Sesuai dengan namanya, “function” maknanya yaitu fungsi atau tujuan.
Tujuannya yaitu agar tubuh dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Jadi, maksud
functional training disini adalah suatu latihan yang fokus utamanya adalah pada
tujuan tertentu seperti memudahkan ketika melakukan berbagai aktivitas baik
membawa belanjaan, menaiki anak tangga, mengangkat barang atau bermain dengan
anak. Layaknya sebuah piramida, tujuan menjadi bagian pondasi yang mendasari
segalanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan prinsip yang kuat dan proses
yang berkelanjutan dan yang teratas adalah kinerja.
Namun, meskipun terlihat sederhana jenis latihan ini harus dilakukan dengan
benar, setidaknya ada pelatih ataupun orang yang paham mengani functional training
yang mengawasi saat melakukannya karena tingkat cedera dari jenis latihan ini
cukup tinggi. Hasil dari functional training juga agak sulit untuk diukur dan
dimonitor hasil perkembangannya. Oleh sebab itu, latihan harus dilakukan secara
progresif dan berkala. Kemudian, jenis gerakan dalam functional training pun
membutuhkan proses belajar yang tidak sebentar.
Ada beberapa perbedaan gerakan functional training dengan olahraga lain
kebanyakan. Gerakan dari functional training merupakan gerakan-gerakan sederhana
yang mirip dengan aktivitas sehari-hari. Alat yang digunakan sangat sederhans atau
tanpa alat. Latihan jenis ini biasanya dilakukan untuk memudahkan dalam
melakukan kegiatan harian dan meminimalisir kemungkinan cedera dari kegiatan
tersebut.

C. Pelaku Olahraga Functional Training


Pelaku olahraga adalah setiap orang dan/atau kelompok orang yang terlibat
secara langsung dalam kegiatan olahraga yang meliputi pengolahraga, pembina
olahraga, dan tenaga keolahragaan. Dalam hal ini functional training juga
mengklasifikasikan pelaku olahraga yang boleh melakukan kegiatan functional
training.
Functional training dapat dilakukan oleh siapa saja, baik remaja, dewasa lansia
maupun atlit. Namun, untuk lansia yang memiliki masalah kesehatan, pasca cedera
ataupun ibu hamil, hendaknya mengonsultasikan keadaannya terlebih dahulu kepada
dokter mengenai program latihan yang akan dilakukan.

8
Saat melakukan functional training, dapat dimulai dengan menggunakan
beban berat badan sendiri. Jika tubuh terasa mulai beradaptasi dan siap, maka dapat
dilakukan peningkatan latihan misalnya penambahan beban atau melakukan
pergerakan menggunakan bantuan alat

D. Program Functional Training


Program latihan adalah cara untuk melaksanakan latihan dengan efektif dan
efisien sehingga harapannya bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Program
latihan itu sendiri berisikan mengenai latihan- latihan yang akan dilakukan oleh atlet
serta hasil yang harus dicapai oleh pelatih.
Functional Training mempunyai program latihan yang bertahap yang dibagi
dalam fase- fase, diantarnya stability-mobility, movement , load, dan performance.
Fase ini harus dilewati bertahap mulai dari awal untuk menyiapkan otot dari respon
dan adaptasi latihan yang diberikan. Aktivitas olahraga dengan menggunakan
metode functional training diharapkan didampingi oleh pelatih yang memiliki
kompetensi sport science. Beberapa contoh latihan functional training yang tidak
menggunakan alat yaitu squat, lunges, push, pull, hinge, rotation dan plank.
1. Push and Pull
Sesuai dengan namanya, gerakan mendorong dan menarik hampir setiap hari
dan di setiap aktifitas akan selalu dilakukan. Misalnya ketika mendorong meja di
kantor atau pada saat makan di restoran. Dan menarik ketika membuka pintu
mobil atau menutup pintu kamar. Ada 2 otot besar yang aktif saat melakukan ke 2
gerakan tersebut. Yaitu otot pectoralis yang berada di bagian dada, dan Trapezius
dan Latisimus Dorsi. Dengan melatih ke 2 otot tersebut, tentunya akan membantu
saat menjalani akitfitas, dan kamu tidak akan pernah tahu kapan harus
memerlukan tenaga yang lebih besar. Tetapi dengan membiasakan latihan
berkonsep Functional Training, tentunya akan lebih siap jika memang harus
membutuhakn tenaga besar dengan melibatkan ke 2 otot tersebut.
2. Rotational
Adalah gerakan memutar yang sering dilakukan baik secara sadar atau
secara tiba tiba. Tidak bisa di pungkiri, banyak yang mengalami cidera saat
setelah melakukan gerakan memutar. Biasanya cidera yang dialami berlokasi di
area punggung bagian bawah/latisimus dorsi atau pinggang, efek dari cidera
tersebut bisa berhari hari bahkan bisa sampai bed rest. Dengan latihan teratur dan

9
berkonsep functional training tentunya otot akan lebih flexibel, tulang
spinal/belakang akan lebih siap dan kuat.
3. Overheadpress
Adalah gerakan mengangkat yang melibatkan bagian bahu. Otot yang
bekerja adalah posterior deltoid dan anterior deltoid. Buat yang sering membawa
beban berat, tentunya memerlukan daya tahan otot yang cukup atau saat proses
menyimpan tas di atas kabin pesawat, tentunya membutuhkan kekuatan khusus
untuk bisa menyimpan tas di kabin atau ketika menyimpan tas di lemari bagian
atas.
4. Single Leg Movement
Dalam bahasa umumnya adalah berjalan. Yup, aktifitasi ini 100% selalu di
lakukan setiap hari di setiap aktitifitas kita. Kenapa harus melatih gerakan yang
satu ini? Hmm… buat yang suka traveling pastinya akan lebih banyak berjalan
kan, nah dengan terbiasa melatih otot betis (calf), paha depan (quadriceps) dan
paha bagian belakang (hamstring) akan lebih siap dan meminimalisasi cidera
yang biasa terjadi. Bisa dibayangkan jika tidak pernah melatih otot-otot tersebut
dan terjadi pelemahan, maka bisa juga mengakibatkan cidera di bagian lutut atau
engkel.
5. Bend And Lift
Yaitu proses saat duduk dan bangkit berdiri. Ada 3 otot besar yang
mempengaruhi gerakan tersebut. Paha depan (Quadriceps), Paha belakang
(hamstring),dan Bokong (Glute). Keutamaan dari latihan ketiga otot tersebut
adalah memberikan kekuatan dan kestabilan. Karena kaki atau bagian bawah
menompang beban yang cukup besar sehingga di butuhkan kekuatan yang cukup.
Jika ketiga otot tersebut tidak dilatih akan terjadi pelemahan yang berujung pada
postur imbalance atau ketidakseimbangan raga.
Sedangkan yang menggunakan alat seperti barbell, dumbbell, kettlebell,
power bag, medicine ball, TRX Suspension, battle rope, bosu ball, rip trainer, ladder,
dan cone. Intensitas yang dilakukan antara 50-90%, set 3-5, waktu setiap latihan 20-
40 detik, dan rest 10-30 detik.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan pada pembahasan sebelumnya dalam makalah ini, kami
menyimpulkan bahwa functional training adalah jenis latihan yang dilakukan
menggunakan alat-alat yang sederhana atau pun tidak menggunakan alat sama sekali
seperti menggunakan beban berat badan sendiri. Sebenarnya tidak ada program
latihan yang lebih baik maupun lebih buruk. Jenis latihan yang tepat adalah latihan
yang sesuai dengan kondisi tubuh yang dimiliki dan bagaimana tujuan yang ingin
dicapai. Jika latihan dilakukan dengan benar, serius dan berkala tentunya akan
memberikan hasil akhir yang baik yaitu tercapainya tujuan, peningkatan kesehatan
dan kebugaran tubuh. Namun, jika latihan dilakukan dengan sembarangan atau asal-
asalan maka jangan salahkan program latihan yang dipilih jika tidak mendapatkan
hasil yang maksimal atau menyebabkan cedera permanen.

B. Saran
Mungkin dari makalah kami ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
kami butuh saran dan kritik dari pembaca sekalian karena dengan kekurangan dari
hasil saran dan kritik dari pembaca bisa menjadi acuan kami dalam menyusun dan
menyelesaikan isi dari makalah kami serta menambah wawasan buat kami semua

11
DAFTAR PUSTAKA

Asma Haniza, Aditya L Syafa’ati, Makalah Manfaat Kebugaran Jasmani, Dalam : Tugas
Penjaskes Kebugaran Jasmani) SMK N I Kudus.
Dasilva, dkk. (2007). Functional Training: Fuctional Training for what and For Whom.
RBCDH. http://www.scielo.br/pdf/rbcdh/v1 6n6/1980-0037-rbcdh-16-06-
00709.pdf. Diakses 07 Desembr 2021
Functional Training https://en.wikipedia.org/wiki/Functional_training
Kumpulan Makalah Kebugaran jasmani,
http://pastime-net.blogspot.com/2019/05/makalah-kebugaran-jasmaninhtml?m=1
Mikail Syakar, - (2020) PENGARUH FUNCTIONAL TRAINING TERHADAP
OSTEOARTHRITIS KNEE PADA LANSIA DI YAKES FITNESS CENTER. S1
thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurhasan, (2011). Tips Praktis Menjaga Kebugaran Jasmani. Abil Pustaka. Gresik Jawa
Timur.
Ongko J. Functional Training Paradox https://www.apki.or.id/functional-training-
paradox/
Siti Romlah, Rona Roikhana, 2015, Makalah Penjaskes Kebugaran Jasmani Kelas X
SMA Muhmmadiyah 06 Paciran.
Suharjana, F. (2013). Kebugaran Kardiorespirasi dan Indek Masa Tubuh Mahasiswa
KKN-PPL PGSD Penjas FIK UNY Kampus Wates Tahun 2012. Jurnal Pendidikan
Jasmani Indonesia. ISSN 0216-1699. Vol. 09. No. 02 November 2013. Jurusan
Pendidikan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sukadiyanto dan Muluk, D. (2011). Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik.
Bandung: Lubuk Agung.
Wahyu A Aditya, 2017, Kebugaran Jasmani, SMA Negeri Ambulu Jember
What is Functional Training http://www.humankinetics.com/excerpts/excerpts/what-is-
functional-training
What is Functional Training https://breakingmuscle.com/strength-conditioning/what-is-
functional-training

12

Anda mungkin juga menyukai