Anda di halaman 1dari 34

PENGUKURAN TEBAL LEMAK DALAM TUBUH

(Skinfold Thickness)
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Ilmu Gizi Olahraga
DOSEN PENGAMPU :Dr. Suryadi Damanik,M.Kes.

Ilmu Gizi Olahraga


DisusunOleh :

1. HELMINA RIA SIREGAR (6221111003)


2. AMMALINA HUDANI (6221111021)
3. RIRIN IRENA (6221111021)
4. SALSA OKTARISKA (6221111013)
5. ARDILA MELATI (6221111061)

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA 2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pengukuran Lemak Dalam Tubuh”.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman.

Medan, 05 Oktober 2023

Penulis
PERNYATAAN PELATIH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,


Nama Lengkap : Hendri palty
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 22 November 1973
Alamat : Jl. Ayahanda no. 2f
NIP (Jika ada) : Tidak Ada
Telepon/HP :
Instansi : Institud ju-jitsu Indonesia
Lisensi Kepelatihan : Pelatih Daerah
Jenis pelatda yang diikuti : Pelatda PON

Menyatakan secara sadar dan sungguh-sungguh atas hal-hal berikut:


1. Bertanggung jawab terhadap para atlet.
2. Mendampingi atlet dalam pengukuran, pengambilan dan pengunggahan
poto dalam lemak tubuh atlet, serta seluruh rangkaian yang
berlangsung.
3. Pengukuran lemak tubuh membantu menentukan kemajuan,
memotivasi untuk mencapai tujuan kebugaran, dan memberikan
informasi lebih lanjut tentang risiko penyakit terkait obesitas.
4. Penting untuk mengukur lemak tubuh secara berurutan untuk melihat
perkembangan dan menyesuaikan program latihan serta nutrisi
dengan lebih efektif.
5. Bersedia dan patuh mengikuti segala peraturan yang telah ditentukan
saat observasi mahasiswa dan mematuhi semua rangkaian observasi
yang berlangsung. Apabila saya tidak mematuhi segala ketentuan
tersebut, saya dan orang tua/wali bersedia menerima konsekwensinya,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Surat pernyataan/pakta integritas ini, saya buat dengan sebenarnya,


tanpa ada paksaan dari pihak manapun, dan agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

03 November 2023
Yang menyatakan,
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PELATIH...............................................................................................................................................
BAB I...................................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................................................
BAB II..................................................................................................................................................................................
KERANGKA PEMIKIRAN..............................................................................................................................................
2.1. Status Gizi................................................................................................................................................................
2.2 Peranan Status Gizi dalam Pembinaan Prestasi...................................................................................................
2.3 Teknik Pengukuran Status Gizi..............................................................................................................................
BAB III................................................................................................................................................................................
METODE PELAKSANAAN.............................................................................................................................................
3.1Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................................................................
3.2 Subjek Penelitian......................................................................................................................................................
3.3.Teknik Pengumpulan Data......................................................................................................................................
3.4 Teknik Analisis Data................................................................................................................................................
BAB IV................................................................................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................................
4.2 Pembahasan............................................................................................................................................................
BAB V................................................................................................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................................................
5.2 Saran........................................................................................................................................................................
Rubrik Penilaian Hasil Mini Riset..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan jaman yang kian moderen, lebih-lebih setelah


kita memasuki tahap yang penuh dengan persaingan tajam di dalam segala bidang, tidak
terkecuali olahraga. Kualitas penduduk suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat kemajuan
di bidang olahraga, oleh sebab itu pemerintah mempunyai tanggung jawab yang sangat
besar di dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Diantara sekian banyak
olahraga ada salah satu cabang olahraga yang mulai berkembang di beberapa daerah di
Indonesia,khusunya di Provinsi Sumatera Utara yakni cabang olahraga Jiu-Jitsu. Jiu Jitsu
merupakan salah satu cabang olahraga yang diharapkan bisa membentuk generasi muda
Indonesia menjadi pribadi yang sehat, tangguh dan mandiri dalam menghadapi tantangan
hidup di masa-masa yang akan datang. Sistem pembinaan Jiu-Jitsu dilakukan dengan
suatu kompetisi atau kejuaraan di Indonesia.
Kompetisi sendiri merupakan suatu tolok ukur dari prestasi atlet sepaktakraw
dan muara terbentuknya atlet nasional. Atlet-atlet Jiu-Jitsu yang berprestasi dapat
dibentuk di tingkat daerah maupun nasional, salah satunya dengan pembinaan prestasi
yang terprogram melalui Pemusatan Latihan Daerah. Latihan ini difokuskan untuk
menghadapi Pelatda Sumatera Utara yang akan dilaksanakan di … Tahun 2023.
Pembinaan ini dilaksanakan tiga bulan sebelum bertanding. Jadwal latihan yang ketat
dipersiapkan bagi 20 atlet lebih yang benar-benar atlet dari Provinisi Sumatera Utara itu
sendiri Latihan intensif untuk meningkatkan performa atlet terus dilaksanakan untuk
meraih prestasi maksimal, salah satu dari tujuh prinsip latihan yaitu prinsip aktif dan
kesungguhan berlatih. Pencapaian prestasi Jiu-Jitsu ini memerlukan pelatihan dan
pembinaan efektif dan efisien. Untuk meningkatkan prestasi atau performa olahraga,
seorang atlet juga harus mempunyai kondisi jasmani dan psikologi yang baik sehingga ia
dapat berlatih dan bertanding dengan semangat tinggi, dedikasi total, pantang menyerah,
dan tidak mudah terganggu oleh masalah pribadi atlet.
Dengan adanya urain latar belakang di atas mengenai pretasi atlet Pelatda Prov
Sumatera Utara dan Inteligensi merupakan hal yang akan di teliti oleh peneliti pada Atlet
Pelatda Jiu-Jitsu. Maka penelitian ini diformulasikan dengan judul : “MENGUKUR
LEMAK DAN MEWAWANCARAI ATLET PELATDA 2023 CABANG OLAHRAGA
JIU-JITSU DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2023”

1.2 Tujuan dan manfaat


1. Tujuan
Tujuan penelitian status gizi ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan
zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari makanan Mengukur status
gizi atlet.
2. Manfaat
(Tabel data atlet dibawah )
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Status Gizi

Data status gizi diperoleh dengan melakukan penimbangan berat badan(kg)


menggunakan timbangan berat badan digital. Kemudian pengukuran tinggi badan (cm)
dilakukan dengan menggunakan ukuran tinggi badan. Data status gizi contoh ditentukan
berdasarkan data yang sudah diperoleh yaitu usia contoh, berat badan, dan tinggi badan
dengan parameter Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur (IMT/U) dan indeks Tinggi
Badan menurut umur (TB/U). Penentuan status gizi dilakukan dengan menggunakan
analisis indeks Berat Badan menurut umur (BB/U) dilakukan dengan menggunakan IMT
menurut umur (IMT/U) dalam ketentuan IMT Asia Pasifik

2.2 Peranan Status Gizi dalam Pembinaan Prestasi

Kebutuhan energi merupakan prioritas yang utama bagi atlet. Keseimbangan


energi untuk menjaga masa jaringan-jaringan, imun dan fungsi-fungsi reproduksi, dan
penampilan optimal atlet. Keseimbangan energi ini didefinisikan sebagai pemasukan
energi (energi yang dihasilkan dari makanan, cairan, dan produk suplement) dikali
pengeluaran energi (pengeluaran energi, basal metabolisme, efek-efek dari pemasukan
makanan, dan aktivitas fisik). Dengan pemasukan energi, lemak dan masa otot dapat
digunakan oleh tubuh untuk sumber cadangan energi. Pengeluaran energi dapat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, massa tubuh, berat lemak tubuh, intensitas,
frekuensi dan durasi latihan. Untuk atlet, rekomendasi yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi macam-macam latihan untuk intensitas, frekuensi, dan durasi, kemudian
untuk menghitung pemasukan energi untuk aktivitas normal. Banyak atlet yang
memerluka konsumsi enrgi yang cukup untuk menjaga berat dan komposisi tubuh selama
melakukan aktivitas atau berolahraga.
Sesuai prinsip dasar”gizi seimbang” yang mengandung cukup karbohidrat,
lemak, protein, mineral, air, dan serat. Menurut Joko Pekik Irianto (2007: 50) kebutuhan
energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda, bergantung kepada berbagai faktor,
antara lain: umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta berat ringannya aktivitas
sehari-hari. Untuk menunjang prestasinya olahragawan memerlukan nutrisi/ zat gizi yang
cukup baik kualitas maupun kuantitas. Pada dasarnya nutrisi dikelompokkan menjadi 2
golongan yakni: Makro Nutrisi, yaitu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah
banyak (makro nutrisi) meliputi ; karbohidrat, lemak yang berperan sebagai pemberi
energi dan protein berfungsi memelihara pertumbuhan dan memperbaiki jaringan
tubuhseperti kulit, otot dan rambut. Pengelompokkan zat gizi yang Kedua adalah mikro
nutrisi yaitu zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (mikro nutrisi) meliputi:
vitamin dan mineral yang berperan memperlancar berbagai proses di dalam tubuh.
2.3 Teknik Pengukuran Status Gizi
Secara umum penilaian status gizi dapat dikelompokan menjadi 2(dua) yaitu
penilaian status gizi langsung dan status gizi tidak langsung.
a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian
yaitu: biokimia, biofisik, klinis dan antropometri.
1) Penilaian Status Gizi Secara Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen
yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh.Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.Metode ini digunakan untuk suatu
peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah
lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat
lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
2) Penilaian Status Gizi Secara Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


 Yuki Simpang Raya Medan pada tanggal 03 November 2023 15.00 WIB.
 Padepokan Judo Belakang Jw Marriot tangga; 03 November 2023 Pada Jam
18.30 WIB.

3.2 Subjek Penelitian


Kelompok kami mewawancarai dan mengukur ketebalan lemak para atlet Jiu-
Jitsu yang berjumlah 10 atlet pada tanggal 03 November 2023.

3.3.Teknik Pengumpulan Data


Mewawancarai dan mengobservasi para 10 atlet Jiu-Jitsu serta mengumpulkan
data ketebalan lemak dan mencari informasi mengenai segala kegiatan yang ada di
kajian.

3.4 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan deskriptif
kualitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul Tingkat
besaran statistik deskriptif berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi
terbanyak (mode), dan simpangan baku (standard deviation) kemudian penentuan
kecenderungan variabel.
1. Pengetahuan gizi
Data pengetahuan gizi diukur dengan 30 (tiga puluh) pertanyaan, yang masing-
masing pertanyaan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk
jawaban yang salah. Total skor dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaitu: 1) kategori baik apabila skor X > (Mi + 1SDi), 2) kategori sedang
apabila skor berkisar antara (Mi – 1SDi) < X < (Mi + 1SDi), dan 3) kategori kurang
apabila skor X < (Mi – 1SDi_ (Azwar, 2012).
2. Pola konsumsi
Data pola menu diketahui melalui metode food record (pencatatan makanan)
dan food Frequensi selama seminggu. Data konsumsi pangan yang diperoleh
dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yang terdiri dari energi, protein,
karbohidrat, lemak, dengan menggunkan Daftar Konsumsi Bahan Makanan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengukuran
A. Identitas

Nama APRINDA HANNAH NAUMY


KERIAHENTA SIANIDAR
Cabang Olahraga JIUJITSU
Umur 20 Tahun
Jenis Jelamin Perempuan
Tinggi Badan 163 Cm
Berat Badan 62 Kg

B. Ketebalan Lemak

Subscapula 35mm

Suprailliaka 21mm

Bisep 39mm

Trisep 30mm
Total lemak tubuh 125
C. Status Gizi
Body Mass Indeks
BMI = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
=
62
163 Cm

= 62
1,632

= 62
2,65
= 23.3

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
35mm (% x BB) = 35 x 62
100
= 2.170
100
=21,7
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(62-21,7)Kg =40,3

3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 40,2% x 62Kg
= 40,2 x 62
100
= 2.492,4
100
= 24,9

4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh: 40,2% (Tabel)

2. ATLET KEDUA
A. Identitas

Nama RICKY ASIMKA SARAGIH


Cabang Olahraga JIUJITSU
Umur 18 Tahun
Jenis Jelamin Laki-laki
Tinggi Badan 165 Cm
Berat Badan 65 Kg

B. Ketebalan Lemak

Subscapula 38mm

Suprailliaka 28mm
Bisep 32mm

Trisep 39mm
Total lemak tubuh 137

A. Status Gizi
Body Mass Indeks

BMI = Berat Badan (Kg)


Tinggi Badan (m)2
=
65
165 Cm

= 65
1,652

= 65
2,72

= 23.8
1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
(% x BB) = 38 x 65
100
= 2.470
100
=24,7
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(65-24,7)Kg =40,3
3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 31,5% x 65Kg
= 31,5 x 65
100
= 2.047,5
100
= 20,4
4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh:31,5% (Tabel)

3. ATLET KETIGA
A. Identitas
Nama Ayu Ganera
Cabang Olahraga Ju-Juitsu
Umur 31 Tahun
Jenis Kelamin Prempuan
Tinggi Badan 150 Cm
Berat Badan 54 Kg

B. Ketebalan Lemak

Subscapula 20mm

Suprailiaka 21mm
Bisep 19mm
Trisep 31mm
Total Lemak Tubuh 91

C. Status Gizi

Body Mass Indeks


BMI = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2

= 54
150 Cm

= 54
1,502

= 54
1,502

=2,25

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat yang disebut
caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada area subscapula
(tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil pengukuran ini dapat
digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
(% x BB) = 20 x 54
100
= 1080
100
=10,8

2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan dalam bahasa
Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini adalah salah satu
metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam antropometri. Metode ini
melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area suprailiaka, yaitu di atas tulang
pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat caliper khusus untuk mendapatkan
perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat
memberikan informasi tambahan dalam mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama
dengan metode pengukuran lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak; (54-10,8)Kg =43,2

3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda dalam keadaan
rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur lingkar bisep di titik
terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku. Pastikan pita atau jangka sorong
diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Lakukan
pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk
referensi. Jika ingin melacak perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari pengukuran lemak
tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit bawah yang disertakan dengan
umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 36,5% x 54Kg
= 36,5 x 54
100
= 1.971
100
= 19,71

4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam posisi yang
nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel untuk mengukur
lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan atas saat otot trisep
sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan lantai dan tidak terlalu ketat atau
terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci, dan lakukan pengukuran beberapa kali
untuk memastikan keakuratannya. Ini akan memberikan Anda informasi yang berguna dalam
memantau kemajuan dan mengatur program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh: 36,5% (Tabel)
4. ATLET KEEMPAT

A. Identitas

Nama Aditya
Cabang Olahraga Ju-Juitsu
Umur 18 Tahun

Jenis Kelamin Laki-laki


Tinggi Badan 162 Cm
Berat Badan 52 Kg

B. Ketebalan Lemak

Subscapula 15mm
Suprailiaka 20mm
Bisep 18mm
Trisep 31mm
Total Lemak Tubuh 144

C. Stastus Gizi

Body Mass Indeks

BMI = Berat Badan (Kg)


Tinggi Badan (m)2

= 52
162 Cm

= 52
1,622

= 52
1,622

=2,62
1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat yang disebut
caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada area subscapula
(tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil pengukuran ini dapat
digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
(% x BB) = 15 x 52
100
= 780
100
= 7,8

2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan dalam bahasa
Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini adalah salah satu
metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam antropometri. Metode ini
melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area suprailiaka, yaitu di atas tulang
pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat caliper khusus untuk mendapatkan
perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat
memberikan informasi tambahan dalam mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama
dengan metode pengukuran lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak; (52-10,8)Kg=41,2

3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda dalam keadaan
rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur lingkar bisep di titik
terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku. Pastikan pita atau jangka sorong
diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Lakukan
pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk
referensi. Jika ingin melacak perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari pengukuran lemak
tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit bawah yang disertakan dengan
umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 32,0% x 52Kg
= 32,0 x 52
100
= 1.664
100
= 16,64
4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam posisi yang
nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel untuk mengukur
lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan atas saat otot trisep
sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan lantai dan tidak terlalu ketat atau
terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci, dan lakukan pengukuran beberapa kali
untuk memastikan keakuratannya. Ini akan memberikan Anda informasi yang berguna dalam
memantau kemajuan dan mengatur program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh; 32,0% (Tabel)

5. ATLET KELIMA
A.Identitas

Nama RICKO ASIMKA SARAGIT


Cabang Olahraga JIUJITSU
Umur 18 Tahun
Jenis Jelamin Laki-laki
Tinggi Badan 165 Cm
Berat Badan 65 Kg

B. Ketebalan Lemak

Subscapula 35mm

Suprailliaka 38mm

Bisep 10mm

Trisep 23mm
Total lemak tubuh 109

C. Status Gizi
Body Mass Indeks

BMI = Berat Badan (Kg)


Tinggi Badan (m)2
=
65
165 Cm

= 65
1,652

= 65
1,652

= 2,72

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
(% x BB) = 35 x 65
100
= 2.274
100
=22,75
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(65-22,75)Kg =42,25
3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 28,2% x 65Kg
= 28.2 x 65
100
= 1.833
100
= 18,33
4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh:28,2% (Tabel)

6. ATLET KEENAM
A. Identitas

Nama VARISSA ARMELIA SYAHRANI


Cabang Olahraga JIUJITSU
Umur 17 Tahun
Jenis Jelamin PEREMPUAN
Tinggi Badan 160 Cm
Berat Badan 50 Kg
B. Ketebalan Lemak

Subscapula 12mm

Suprailliaka 11mm

Bisep 18mm

Trisep 33mm
Total lemak tubuh 74

C. Status Gizi
Body Mass Indeks
BMI = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
=
50
160 Cm

= 50
1,602

= 50
1,602

= 2,56

1.Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
(% x BB) = 35 x 50
100
= 600
100
=6
2.Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(50-6)Kg =44Kg
3.Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 31,2% x 50Kg
= 31,2 x 50
100
= 1.560
100
= 15,6
4.Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh:31,2% (Tabel)

7. ATLET KETUJUH
A. IDENTITAS
Nama Zhiasyah
Cabang Ju-juitsu
Olahraga
Umur 21 Tahun
Jenis Laki-Laki
Kelamin
Tinggi 170 Cm
Badan
Berat 78 Kg
Badan

B. KETEBALAN LEMAK

Subscapula 38 mm
Suprailiaka 20 mm
Bisep 39 mm
Trisep 29 mm
Total Lemak 126

C. STATUS GIZI

Body Mass Indeks

BMI = Berat Badan (Kg)


Tinggi Badan (m)2
=
78
170 Cm

= 78
1,702

=2,89

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
38mm (% x BB) = 38 x 78
100
= 2964
100
=29,64
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(78-29,64)Kg =48,36

3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 40,2% x 78Kg
= 40,2 x 78
100
= 3135,6
100
= 31,356

4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh: 40,2% (Tabel)

8. ATLET KE DELAPAN
A. IDENTITAS

Nama Bil Faril


Tampubolon
Cabang Ju-juitsu
Olahraga
Umur 17 Tahun
Jenis Laki-Laki
Kelamin
Tinggi 170 Cm
Badan
Berat 72 Kg
Badan

B. KETEBALAN LEMAK

Subscapula 28 mm
Suprailiaka 20 mm
Bisep 30 mm
Trisep 31 mm
Total Lemak 109
C. STATUS GIZI

Body Mass Indeks


BMI = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
=
72
170 Cm

= 72
1,702

= 72
1,702

=2,89

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
28mm (% x BB) = 28 x 72
100
= 2016
100
=20,16
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(72-20,16)Kg = 51,84
3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 28,2% x 72Kg
= 28,2 x 72
100
= 2030,4
100
= 20,304

4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh: 28,2% (Tabel)

9. ATLET KE SEMBILAN
Nama Ronaldo Sagala
Cabang Ju-juitsu
Olahraga
19 Tahun
Jenis Laki-Laki
Kelamin
Tinggi 170 Cm
Badan
Berat 71 Kg
Badan
A. IDENTITAS
B. KETEBALAN LEMAK

Subscapula 40 mm
Suprailiaka 20 mm
Bisep 22 mm
Trisep 30 mm
Total Lemak 112

C. STATUS GIZI

Body Mass
Indeks
BMI = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
=
71
170 Cm

= 71
1,702

= 71
1,702

=2,89

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
40mm (% x BB) = 40 x 71
100
= 2840
100
=28,4
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(71-28,4)Kg = 42,6

3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 28,2% x 71Kg
= 28,2 x 71
100
= 2044,8
100
= 20,448

4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh: 28,2% (Tabel

10. ATLET KESEPULUH


A. IDENTITAS
Nama Angelina
Meyin
Cabang Ju-juitsu
Olahrag
a
Umur 17 Tahun
Jenis Prempuan
Kelamin
Tinggi 155 Cm
Badan
Berat 58 Kg
Badan

B. KETEBALAN LEMAK

Subscapula 33 mm
Suprailiaka 35 mm
Bisep 30 mm
Trisep 30 mm
Total Lemak 128

C. STATUS GIZI

Body Mass Indeks


BMI = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)2
=
58
155 Cm

= 58
1,552

= 58
1,552

=2,40

1. Subscapula
Pengukuran ketebalan lipatan kulit subscapula biasanya dilakukan dengan alat
yang disebut caliper kulit. Prosedur pengukuran melibatkan menarik lipatan kulit pada
area subscapula (tulang belikat) dengan caliper dan mencatat ketebalannya. Hasil
pengukuran ini dapat digunakan untuk memperkirakan persentase lemak tubuh.
Jumlah dari pengukuran Subscapula yaitu :
33mm (% x BB) = 33 x 58
100
= 1914
100
=19,14
2. Suprailiaka
Suprailiaka adalah suatu konsep atau istilah yang tidak umum digunakan
dalam bahasa Indonesia. Namun, jika Anda merujuk pada "Suprailiac Skinfold," ini
adalah salah satu metode pengukuran lemak tubuh yang umum digunakan dalam
antropometri. Metode ini melibatkan pengukuran ketebalan lipatan kulit di area
suprailiaka, yaitu di atas tulang pinggul. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan alat
caliper khusus untuk mendapatkan perkiraan lemak tubuh pada area tersebut. Hasil
dari pengukuran Suprailiac Skinfold ini dapat memberikan informasi tambahan dalam
mengevaluasi komposisi tubuh seseorang, bersama dengan metode pengukuran
lainnya seperti lingkar pinggang dan lingkar lengan atas.
Berat badan tanpa lemak;
(58-19,14)Kg = 38,86

3. Bisep
Untuk mengukur bisep dengan tepat, pertama-tama pastikan lengan Anda
dalam keadaan rileks. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong untuk mengukur
lingkar bisep di titik terlebar, biasanya pada bagian tengah antara bahu dan siku.
Pastikan pita atau jangka sorong diletakkan sejajar dengan lantai dan tidak terlalu
ketat atau terlalu longgar. Lakukan pengukuran beberapa kali untuk mendapatkan
hasil yang konsisten, dan catat hasilnya untuk referensi. Jika ingin melacak
perkembangan, ulangi pengukuran ini secara teratur.
Jumlah pengukuran dari bisep yaitu :
Dengan menjumlahkan semua ketebalan lemak dan mengikuti table dari
pengukuran lemak tubuh yaitu Persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan kulit
bawah yang disertakan dengan umur dan tahun.
Total lemak tubuh: 40,2% x 58Kg
= 40,2 x 58
100
= 2331,6
100
= 23,316

4. Trisep
Untuk mengukur trisep dengan akurat, pertama-tama, pastikan Anda dalam
posisi yang nyaman dan tegak. Gunakan pita pengukur atau jangka sorong fleksibel
untuk mengukur lingkar trisep di bagian terlebar, yaitu pada bagian belakang lengan
atas saat otot trisep sedang tegang. Pastikan pita pengukur berada sejajar dengan
lantai dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Ukurlah dalam centimeter atau inci,
dan lakukan pengukuran beberapa kali untuk memastikan keakuratannya. Ini akan
memberikan Anda informasi yang berguna dalam memantau kemajuan dan mengatur
program latihan Anda.
Jumlah dari pengukuran Trisep yaitu :
Presentasi lemak tubuh: 40,2% (Tabel)

4.2 Pembahasan

Dalam hasil observasi pengukuran lemak tubuh, pembahasan umumnya


melibatkan analisis data hasil pengukuran. Ini mencakup interpretasi tingkat lemak tubuh,
perbandingan dengan standar kesehatan, dan saran untuk perbaikan jika diperlukan. Metode
pengukuran lemak tubuh yang digunakan juga dapat dibahas, seperti penggunaan alat
bioimpedansi atau liposuction untuk akurasi pengukuran yang lebih baik.

Observasi yang dilakukan pada tanggal 03 November 2023 pada jam 15.00-
15.30 yaitu selama 30menit. Dan dilakukan lagi pada jam 18.00-18.30 yaitu selama 30menit
dengan mewawancarai serta mengukur ketebalan lemak pada atlet jiu-jitsu.

Kegiatan inti
Pada saat selesai latihan atlet berkumpul untuk diwawancarai serta berbaris
bergantian untuk diukur ketebalan lemak nya. Setelah itu kelompok kami, mencatat bagian
bagian seperti bisep trisep dll. Dan para atlet menulis nama mereka serta umur dan jenis
kelamin. Jadi, observasi wawancara serta pengukuran ketebalan lemak ini dilakukan secara
lancar dan didukung oleh pelatihnya sendiri. Pelatih nya juga sangat ramah dan terbuka untuk
membantu kelompok kami untuk mengobservasi para atlet.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Konsumsi makanan dan kecukupan gizi untuk kalori, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin B6 dan fosfor untuk beberapa partisipan dihari tertentu tidak mencapai standar
yang direkomendasikan, kemudian dihari tertentu sudah mencapai standar yang
direkomendasikan, bahkan ada partisipan yang melebihi standar yang direkomendasikan.
Sedangkan untuk konsumsi vitamin E menunjukkan nilai kecukupan semua partisipan
sangat rendah dan tidak mencapai standar yang ditentukan.

Oleh karena makanan yang dikonsumsi partisipan tidak memiliki kandungan


vitamin E yang cukup. Konsumsi vitamin A partisipan 2 dan partisipan 10 pada hari
pertama sangat tinggi dan melebihi nilai standar yang direkomendasikan. Perubahan
lainnya yaitu cara memperoleh makanan.Status gizi mahasiswa adalah 5 mahasiswa
memiliki status gizi yang baik, kemudian 4 mahasiswa lainnya mengalami kelebihan
berat badan (overweight) ringan dan 1 mahasiswa lainnya mengalami obesitas.

5.2 Saran
Untuk pengukuran lemak tubuh pada atlet, Anda dapat mempertimbangkan metode yang
akurat namun juga praktis, seperti menggunakan kaliper kulit untuk mengukur lipatan kulit.
Pastikan untuk memilih metode yang sesuai dengan jenis olahraga atlet dan konsultasikan
dengan profesional kesehatan atau pelatih kebugaran untuk memastikan hasil yang akurat.

5,3 Daftar pustaka


https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/cara-mengukur-lemak-tubuh/
http://conference.um.ac.id/index.php/pko/article/view/1183
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-komposisi-lemak-tubuh-yang-ideal-
agar-tetap-sehat
Rubrik Penilaian Hasil Mini Riset
1. Tabel Penilaian
Nilai

Baik Sekali
Kurang

Sedang
Cukup
No Aspek Penilaian

Baik
1 Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Tujuan dan Manfaat
2 Kerangka Pemikiran / Gambaran Umum
Uraian Permasalahan
Subjek Penelitian
Assesment Data
3 Metode Pelaksanaan
Metode Penelitian
Langkah Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
4 Pembahasan
Analisa Pembahasan / Penyelesaian Masalah
Kekuatan Penelitian
Kelemahan penelitian
5 Kesimpulan dan Penutup
Kesimpulan
Saran
Referensi
Total Skor
Nilai Akhir

Anda mungkin juga menyukai