Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi peserta didik dari sisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam
perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata
pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi kompetensi dasar
kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata
pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) untuk Kelas VIII
SMP/MTs yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. PJOK bukan
mata pelajaran olahraga sebagaimana dipahami selama ini dan juga bukan materi
pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi keterampilan olahraga
peserta didik. PJOK adalah mata pelajaran yang membekali peserta didik dengan
kemampuan untuk memiliki kebugaran dan keterampilan jasmani yang bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Memiliki tujuan supaya peserta didik dapat memperoleh perubahan
perilaku gerak, perilaku berolahraga dan perilaku sehat. Pada akhirnya aktivitas jasmani
dibarengi dengan sikap yang sesuai sehingga hasil yang diperoleh adalah optimal.
Pembelajarannya dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah jenis gerak
jasmani/olahraga dan usaha-usaha menjaga kesehatan yang sesuai untuk peserta didik
Kelas VIII SMP/MTs. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk membuat peserta didik
terbiasa melakukan gerak jasmani dan berolahraga dengan senang hati karena merasa
perlu melakukannya dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani baik melalui
gerak jasmani dan olahraga maupun dengan memperhatikan faktor-faktor kesehatan yang
mempengaruhinya.
Modul ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam
Kurikulum 2013, peserta didik diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang
tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat
penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain
yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Untuk itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran dan masukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami
ucapkan terima kasih. Mudah- mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan
dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka
(2045).
Penulis
Untuk menciptakan generasi bangsa yang cerdas dan terampil, perlu diciptakan
peserta didik yang sehat dan kuat, baik sehat jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, mata
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) perlu diberikan kepada
semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD), kemudian Sekolah Menengah Pertama
(SMP), sampai Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Tujuannya untuk
menciptakan peserta didik yang sehat dan kuat sehingga peserta didik siap dibekali
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, dan sportivitas serta
kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peseta didik dapat
mengembangkan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap kondisi sosial masyarakat
dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Pendekatan dengan semangat sportivitas, jujur, disiplin, toleransi, menghargai diri-
sendiri dan lawan, kerja sama, serta tanggung jawab merupakan fokus dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut
perlu dikembangkan sikap menghargai diri sendiri dan orang lain. Bagaimana dengan modul
ini?
Modul ini disusun dengan menekankan pada pendekatan semangat sportivitas, jujur,
disiplin, toleransi, menghargai diri-sendiri dan lawan, kerja sama, serta tanggung jawab.
Oleh karena itu, beberapa penyajian materi diawali dengan contoh konkret sikap-sikap
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Setiap penyajian materi diakhiri dengan penerapan
dalam bentuk tugas yang terletak di akhir uji kemampuan. Tujuannya agar peserta didik
memiliki wawasan yang lebih luas serta memiliki kemampuan untuk memilih suatu cara yang
menurut mereka lebih efektif. Pembelajaran pada modul ini meliputi permainan bola besar
(bola basket), permainan bola kecil (rounders), atletik (lempar lembing), dan menerapkan
keselamatan di jalan raya.
Pembagian utama modul ini adalah berdasarkan bab-bab. Setiap bab diawali dengan
“kompetensi dasar”, “tujuan pembelajaran”, “peran guru dan orang tua”. Selanjutnya uraian
materi yang dilengkapi dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Setiap akhir bab
disajikan “latihan” dan “rangkuman”. Setelah rangkuman disajikan “refleksi”. “penilaian” yang
berisi soal-soal latihan disajikan setelah rangkuman. Terdapat “rubrik penilaian” untuk
menilai siswa. Pada akhir modul ini juga dilengkapi dengan “glosarium”, “kunci jawaban” dan
“daftar pustaka”.
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan
dan mampu mempraktekkan bermain bola besar (bola basket) dengan variasi yang
baik serta menunjukkan perilaku kerja sama, bertanggung jawab, menghargai
perbedaan, disiplin, dan toleransi.
C. Aktivitas Pembelajaran
Bola basket adalah permainan olahraga bola besar yang dilakukan secara
beregu. Terdiri atas dua tim yang beranggotakan lima orang dalam masing-masing
tim, saling bertanding memasukkan bola ke dalam keranjang lawan yang bertujuan
untuk meraih nilai/angka sebanyak-banyaknya. Permainan bola basket ditemukan oleh
seorang guru pendidikan jasmani yaitu Dr. James Naismith pada tahun 1891 di
Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat untuk mengisi waktu para siswa pada
masa liburan musim dingin. Pertandingan resmi bola basket pertama kali
diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith.
Permainan bola basket masuk ke Indonesia setelah Perang Dunia ke-II dan
dibawa oleh para perantau Cina. Pada PON I di Surakarta bola basket telah masuk
dalam acara pertandingan. Pada tanggal 23 Oktober 1951 berdirilah Persatuan
Basketball Seluruh Indonesia (PERBASI). Pada tahun 1953 PERBASI diterima
menjadi anggota FIBA (Federation Internationale de Basketball Amateur). Pada tahun
1955 perpanjangan PERBASI diubah menjadi Persatuan Bola basket Seluruh
Indonesia dengan singkatan tetap PERBASI.
Dalam permainan bola basket menggunakan lapangan yang berbentuk persegi
panjang yang berukuran panjang 28 meter dan lebar 15 meter untuk standar National
Basketball Association dan panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar
Federasi Bola Basket Internasional.
Gambar 1.1 Lapangan bola basket
Sumber. fiba.basketball
Di dalam lapangan basket harus ada 2 ring basket. Ring basket yang
digunakan memiliki ukuran tinggi atau panjang yaitu 305 cm. Jarak yang digunakan
dari tiang penyangga ke garis akhir yaitu 1 meter. Ukuran panjang papan 180 cm dan
memiliki toleransi sebesar 30 mm. Lebar papan 120 cm dan memiliki toleransi sebesar
20mm. Standar diameter ring sendiri adalah 450 mm hingga 459 mm. Ring harus dan
memiliki ketebalan 16 mm hingga 20 mm. Ring juga harus dicat dengan warna oranye.
Jarak terdekat antara ring dengan papan adalah 151 mm. Panjang jaring berukuran
400 mm – 500 mm, dengan 12 bagian jaring tergantung di ring.
a. Gerak Spesifik Melempar Bola Basket melalui Depan Dada (chest pass)
1 2 3
Gambar 1.4 Teknik melempar bola setinggi dada (chest pass)
Tahapan Pembelajaran
1) Persiapan melempar bola setinggi dada (chest pass).
Berdiri dengan sikap melangkah.
Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada.
Badan agak condong ke depan.
2) Gerakan melempar bola setinggi dada (chest pass).
Dorongkan bola ke depan dengan meluruskan kedua lengan bersamaan
kaki belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan dibawa ke depan.
Lepaskan bola dari kedua pegangan tangan setelah kedua lengan lurus.
Arah bola lurus sejajar dada.
3) Akhir gerakan melempar bola setinggi dada (chest pass).
Berat badan dibawa ke depan.
Kedua lengan lurus ke depan rileks.
Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
1 2 3
Gambar 1.5 Teknik Melempar Bola Pantul (bounce pass)
Tahapan Pembelajaran
1) Persiapan melempar bola pantul (bounce pass).
Berdiri dengan sikap melangkah.
Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada.
Badan agak condong ke depan.
Kedua siku lurus ke samping.
2) Gerakan melempar bola pantul (bounce pass).
Dorongkan bola dengan meluruskan kedua lengan ke depan bawah
bersamaan kaki belakang dilangkahkan ke depan dan berat badan
dibawa ke depan.
Lepaskan bola dari kedua tangan setelah kedua lengan lurus.
Arah bola memantul ke lantai.
Pantulkan bola diusahakan setinggi dada penerima bola.
3) Akhir gerakan melempar bola pantul (bounce pass).
Berat badan dibawa ke depan.
Kedua lengan lurus serong bawah rileks.
Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
1 2 3
Gambar 1.6 Teknik Melempar dari Atas Kepala (overhead pass)
Tahapan Pembelajaran
1) Persiapan melempar bola dari atas kepala (overhead pass).
1 2 3 4
Gambar 1.7 Melempar bola melalui atas kepala
Sumber. Roji. (2017). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tahapan Pembelajaran
1) Amati contoh peragaan aktivitas gerakan di atas.
2) Lakukan seperti contoh peragaan dengan orang
tua/kakak/saudara/temanmu di rumah.
3) Rasakan saat melakukan gerakan tersebut.
4) Bandingkan gerakan yang kamu lakukan dengan contoh aktivitas gerakan
di atas.
5) Gerakan mana yang mudah kamu lakukan?
6) Fokuskan perhatian pada gerakan tangan saat mengayun.
b. Menggiring Tinggi
c. Spin Dribble
f. Crossover Dribble
Tahapan Pembelajaran
1) Persiapan: berdiri menghadap arah gerakan posisi kaki melangkah/dibuka
selebar bahu, bola dipegang di depan badan, pandangan ke arah gerakan.
2) Gerakan: langkah pertama harus lebar dan badan condong ke depan
untuk memperoleh jarak maju sejauh mungkin dan memelihara
keseimbangan. Langkah kedua pendek dengan maksud mempersiapkan
diri untuk membuat awalan agar dapat menolakkan kaki sekuat-kuatnya
supaya memperoleh lompatan setinggi-tingginya. Lompatan terakhir harus
setinggi-tingginya dengan maksud mendekatkan diri dengan keranjang
basket dan menghilangkan kecepatan ke depan. Setelah langkah kaki
terakhir, kaki ditolakkan sekuat-kuatnya agar dapat mencapai titik tinggi
sedekat mungkin dengan keranjang basket. Pada saat berhenti pada titik
tertinggi, luruskan tangan yang memegang bola ke atas, dan pada saat
berhenti lepaskan tangan kiri yang membantu memegang bola, serta
lecutkan pergelangan tangan yang memegang bola (tangan-kanan)
hingga jalannya bola tidak kencang.
3) Akhir gerakan: mendarat menggunakan kedua ujung telapak kaki, kedua
lutut saat mendarat gerakan mengeper, kedua tangan di samping badan.
Dalam permainan ini dapat dilakukan pemberian skor untuk peserta didik, baik
yang dilakukan sesama teman (peer assesment) atau diri sendiri (self assessment),
dengan aspek yang diamati sebagai berikut.
1) Bekerja sama saat bermain
2) Dapat bertanggung jawab
3) Dapat menempati posisi gerak
4) Dapat mengoper bola pada teman
5) Shooting
6) Lay-up shoot
Format Pengamatan
Aspek yang diamati
Nama Jml.
Kerja sama Mengoper Ket
No Peserta Tanggung Menempati Melakukan Melakukan Skor
saat bola pada
Didik jawab posisi shoot lay-up shoot
bermain teman
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
6 Dst
Jumlah Skor Maks = 24
Petunjuk Penskoran:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 19 – 24
Baik : apabila memperoleh skor 13 – 18
Cukup : apabila memperoleh skor 7 – 12
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 6
Format Pengamatan
Aspek yang diamati
Nama JmL.
Kerja sama Mengoper Ket
No Peserta Tanggung Menempati Melakukan Melakukan Skor
saat bola pada
Didik jawab posisi shoot lay-up shoot
bermain teman
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
6 Dst
Jumlah Skor Maks = 24
D. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan permainan bola basket?
2. Sebutkan dan jelaskan teknik mengumpan dalam permainan bola basket!
3. Jelaskan perbedaan menggiring bola rendah dengan menggiring bola tinggi!
4. Sebutkan dan jelaskan teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola
basket!
5. Bagaimana cara melakukan lay-up shoot?
F. Refleksi
1. Pada pembelajaran ini, materi manakah yang sulit kamu pahami?
Pengertian permainan bola basket
Gerak spesifik mengumpan
Gerak spesifik menggiring
Gerak spesifik menembak
Bermain sederhana
2. Coba kamu baca kembali materi yang sulit.
Mintalah bimbingan guru atau orang tuamu!
Nama Sungguh-
Berdoa
No Peserta sebelum dan sungguh Jml. Nilai
Tanggung Menghargai
Didik dalam Jujur Disiplin Toleransi Skor
sesudah jawab teman
pembela
pembelajaran
jaran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
Skor Maks = 28 (7 x 4)
Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 4
1. Posisi awal badan saat melakukan passing atau lemparan bola basket
melalui atas kepala adalah ....
a. menghadap arah lemparan c. membelakangi arah lemparan
b. menyamping arah lemparan d. menyilang arah lemparan
2. Gerakan lengan saat melakukan passing atau lemparan bola basket melalui
atas kepala adalah ....
a. mengayun bola ke arah lemparan c. memutar bola ke arah lemparan
b. memukul bola ke arah lemparan d. mendorong bola ke arah lemparan
3. Pelepasan bola dari tangan saat melakukan passing atau lemparan bola
basket melalui atas kepala adalah ....
a. ketika tangan posisi memegang bola c. ketika lengan posisi lurus
b. ketika sikut tangan posisi membengkok d. ketika posisi badan tegak
4. Akhir gerakan posisi badan setelah melakukan passing atau lemparan bola
saat melalui atas kepala adalah ....
a. berat badan dibawa ke depan c. berat badan dibawa ke belakang
b. berat badan dibawa ke samping d. berat badan dibawa ke atas
5. Posisi awal kaki saat akan melakukan tembakan (shooting) satu tangan bola
basket adalah ....
a. melangkah c. rapat dan lurus
b. menyilang di depan d. menyilang di belakang
6. Gerakan lutut dan pinggul saat melakukan tembakan (shooting) satu tangan
bola basket adalah ....
a. naik c. berputar
b. turun d. menyilang
7. Gerakan lutut dan pinggul saat melakukan tembakan (shooting) dua tangan
bola basket adalah ....
a. naik c. berputar
b. turun d. menyilang
10. Akhir gerakan lengan setelah melakukan tembakan (shooting) dua tangan
bola basket adalah ....
a. ditekuk rileks c. lurus ditegangkan
b. lurus rileks d. lurus disilangkan
11. Bentuk gerakan lengan saat melakukan lay-up shoot bola basket adalah ....
a. mendorong bola ke arah ring c. menghantar bola ke arah ring
b. melempar bola ke arah ring d. memukul bola ke arah ring
12. Gerakan salah satu kaki saat melakukan lay-up shoot bola basket adalah ....
a. menolak ke atas c. menolak ke samping
b. menolak ke depan d. menolak ke belakang
13. Posisi lutut yang benar saat melakukan lay-up shoot bola basket adalah ....
a. tinggi dan datar c. tinggi dan menyilang
b. tinggi dan landai d. rendah dan datar
14. Posisi badan yang benar saat melakukan lay-up shoot bola basket adalah ....
a. ditegakkan c. dibungkukkan
b. dimiringkan d. dibulatkan
15. Pendaratan kaki yang benar setelah melakukan lay-up shoot bola basket
adalah ....
a. menggunakan kedua ujung kaki c. menggunakan kedua tumit kaki
b. menggunakan salah satu d. menggunakan kedua pinggir kaki
telapak kaki
Format penilaian (KI – 4) operan melalui atas kepala, tembakan (shooting) dengan
satu tangan, dan lay-up shoot.
Penilaian Keterampilan Gerak
Prosedural Gerakan
Nama
No Peserta Lemparan
Tembakan Jumlah
Didik melalui atas Lay-up shoot Nilai
satu tangan Skor
kepala
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 Dst.
Skor Maks = 12
Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 4
Penugasan
Amati permainan bola besar (bola basket) yang ditayangkan di televisi atau yang
dimainkan di lingkungan dan sekolah kamu!
1. Bandingkan permainan yang kamu lakukan di sekolah!
2. Diskusikan dengan kelompok, apakah ada perbedaannya dan mengapa berbeda?
3. Buatlah kesimpulan!
Kompetensi Dasar
3.2 Memahami variasi gerak spesifik 4.2 Mempraktikkan variasi gerak spesifik
dalam berbagai permainan bola kecil dalam berbagai permainan bola kecil
sederhana dan atau tradisional. sederhana dan atau tradisional.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan
dan mampu mempraktekkan bermain bola kecil (rounders) dengan variasi yang baik
serta menunjukkan perilaku kerja sama, bertanggung jawab, menghargai perbedaan,
disiplin, dan toleransi.
B. Peran Guru dan Orang Tua
Dalam hal ini, peran guru memberikan pandangan terhadap peserta didik
dalam menyampaikan materi agar mudah dipahami, kemudian diimplementasikan oleh
peserta didik berdasarkan kemampuan yang sudah dikuasai. Guru memantau
perkembangan peserta didik melalui proses dan hasil yang diperoleh untuk dijadikan
tolak ukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Peran orang tua memberikan
dukungan dan motivasi agar peserta didik mampu memecahkan dan menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi agar nantinya mendapatkan hasil yang terbaik.
C. Aktivitas Pembelajaran
Permainan rounders adalah permainan bola kecil yang dimainkan secara
beregu atau kelompok, teknik bermainnya hampir sama dengan permainan baseball,
softball dan kasti yaitu seperti teknik memukul, melempar dan menangkap bola.
Permainan rounders sudah ada di Inggris pada zaman Tudor. Ditemukan pada
referensi awal tahun 1744 pada sebuah buku Pocket-Pretty Little atau sering disebut
“dasar-bola” oleh John Newbery pada 1828. Kemudian di London telah diterbitkan
buku edisi kedua dari pemiliki buku The Boy yaitu William Clarke yang di dalamnya
mencakup aturan permainan kasti dalam bahasa Inggris berupa aturan pemukul dan
dasar bola. Aturan nasional pertama diresmikan di Irlandia pada 1884 oleh Asosiasi
Atletik Gaelic (GGA) hingga saat ini di Irlandia permainan ini masih diatur oleh GGA
sedangkan di Inggris diatur oleh National Rounders Association (NRA) yang dibentuk
pada tahun 1943.
Lapangan rounders memiliki bentuk persegi lima, dan memiliki ukuran yang
telah ditetapkan, berikut penjelasan tentang lapangan rounders :
Lapangan rounders berbentuk segi lima dan memiliki ukuran sisi 15 m.
Base untuk hinggap pemukul terdapat lima buah yaitu I, II, III, IV dan V (seperti
dalam gambar 2.1)
Jarak antara bowler ke base V = 9 m.
Jarak antara bowler dengan base IV dan base I masing-masing 12 m.
Tiang tegak lurus berjumlah 4 buah yang memiliki panjang 1,3 meter dipasang di
keempat sudut.
Tempat pelontar bola berukuran 2,5 x 2,5 meter.
Tempat pemukul bola berukuran 2 x 2 meter.
Gambar 2.1 Lapangan rounders
3 2 1
Gambar 2.3 Lemparan bola mendatar
Kesalahan yang sering terjadi dalam menangkap bola lambung ini adalah
posisi kaki tidak satu garis dengan arah datangnya bola, jadi untuk
meningkatkan keterampilan dalam menangkap bola lambung ini, maka diawali
dengan melakukan lambungan yang pelan secara berpasangan. Apabila
keterampilanmu terasa meningkat maka dapat dilakukan mengubah arah
lemparan yang datang dari berbagai arah. Kemudian hal lain yang perlu
diperhatikan adalah bahwa keterampilan ini sangat erat kaitannya dengan
kecepatan reaksi.
Kesalahan yang sering terjadi saat menangkap bola mendatar adalah kedua
tangan kaku saat menerima bola. Untuk itu apabila menyadari hal ini,
kesalahan ini tidak akan terjadi. Bila keterampilan menangkap bola
menggunakan dua tangan sudah dikuasai dengan baik, maka coba
menangkap bola dengan satu tangan. Prinsip pelaksanaannya sama dengan
dua tangan.
Kesalahan yang sering terjadi saat menangkap bola menyusur tanah adalah
posisi badan tidak membungkuk saat akan menangkap bola, posisi telapak
tangan pada saat menangkap bola tidak langsung menutup ketika bola
ditangkap, dan tangan kanan tidak ikut membantu menutup saat bola
ditangkap. Untuk itu apabila menyadari hal ini, kesalahan ini tidak akan
terjadi. Bila keterampilan menangkap bola menggunakan dua tangan sudah
dikuasai dengan baik, maka coba menangkap bola dengan satu tangan.
Latihan ini dapat dilakukan secara mandiri, yaitu dengan cara melambungkan
bola menggunakan tangan kanan dan menangkapnya menggunakan dua
tangan, apabila dengan dua tangan sudah lancar, cobalah dengan cara
menangkap menggunakan tangan kiri yang dilakukan di tempat. Jika pola
menangkap di tempat sudah dikuasai dengan baik, maka coba lakukan
dengan cara melambungkan bola ke berbagai arah kemudian berlari untuk
menangkapnya.
Gambar 2.11 Melempar dan menangkap bola formasi membentuk garis lurus
Sumber. Suherman. (2018). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Tahap awal permainan ini coba disepakati bersama, yakni dilakukan dengan
lemparan yang pelan, makin lama makin cepat. Hanya dalam berlatih
bersama ini kamu harus saling menjaga sikap, jangansampai selama latihan ada
temanmu yang berkecil hati karena sikap atau perkataannya yang kurang
baik. Jika terlihat keterampilan temanmu belum baik, maka dorong dia untuk
terus berlatih dan jangan cepat menyerah.
Gambar 2.12 Memukul dengan ayunan (swing), memukul tanpa ayunan (bunt)
Aktivitas pembelajaran bermain dengan gerakan bola dipukul dan dilambungkan dari
arah samping/depan dalam permainan rounders sebagai berikut.
a. Permainan dilakukan secara berkelompok.
b. Sebelum bermain buatlah kesepakatan tentang aturan yang akan diterapkan
dalam permainan.
c. Bola yang digunakan bola yang lunak/lembut, agar tidak memantul terlalu jauh.
d. Ketentuan permainan yang lainnya sama dengan latihan bermain pertama.
Dalam permainan ini dapat dilakukan pemberian skor untuk peserta didik, baik
yang dilakukan sesama teman (peer assesment) atau diri sendiri (self assessment),
dengan aspek yang diamati sebagai berikut.
1) Bekerja sama saat bermain
2) Dapat bertanggung jawab
3) Dapat menempati posisi gerak
4) Dapat melempar bola pada teman
5) Dapat menangkap bola dari teman atau dari pukulan lawan
6) Dapat memukul bola
Petunjuk Penskoran:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 19 – 24
Baik : apabila memperoleh skor 13 – 18
Cukup : apabila memperoleh skor 7 – 12
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 6
D. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan permainan rounders?
2. Sebutkan dan jelaskan teknik melempar dalam permainan rounders!
3. Sebutkan dan jelaskan teknik menangkap dalam permainan rounders!
4. Jelaskan cara memukul bola dalam permainan rounders!
5. Sebutkan dan jelaskan teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan
rounders!
E. Rangkuman
1. Rounders adalah permainan bola kecil yang dimainkan secara beregu atau
kelompok, teknik bermainnya hampir sama dengan permainan baseball, softball
dan kasti yaitu seperti teknik memukul, melempar dan menangkap bola.
Bola basket adalah permainan olahraga bola besar yang dilakukan secara beregu.
Terdiri atas dua tim yang beranggotakan lima orang dalam masing-masing tim,
saling bertanding memasukkan bola ke dalam keranjang lawan yang bertujuan
untuk meraih nilai/angka sebanyak-banyaknya.
2. Dalam permainan rounders terdapat 3 teknik melempar bola pada umumnya, yaitu:
a. Lemparan bola melambung
b. Lemparan bola mendatar
c. Lemparan bola menyusur tanah
3. Dalam permainan rounders terdapat 3 teknik menangkap bola, yaitu:
a. Menangkap bola melambung
b. Menangkap bola mendatar
c. Menangkap bola menyusur tanah
4. Dalam permainan rounders terdapat 2 teknik memukul bola, yaitu:
a. Pukulan dengan ayunan (swing)
b. Pukulan tanpa ayunan (bunt)
Nama Sungguh-
Berdoa
No Peserta sebelum dan sungguh Jml. Nilai
Tanggung Menghargai
Didik dalam Jujur Disiplin Toleransi Skor
sesudah jawab teman
pembela
pembelajaran
jaran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 2 3 4
1 A
2 B
3 C
Skor Maks = 28 (7 x 4)
Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 4
5. Yang bukan teknik melempar bola rounders di bawah ini adalah ....
a. lemparan bola melambung c. lemparan bola samping
b. lemparan bola mendatar d. lemparan bola menyusur tanah
6. Yang bukan gerakan menangkap bola rounders di bawah ini adalah ....
a. menangkap bola melambung c. menangkap bola samping
b. menangkap bola mendatar d. menangkap bola menyusur tanah
9. Pemain penyerang setelah memukul tidak boleh berlari dari sebelah ....
a. luar tiang c. samping kanan
b. dalam tiang d. samping kiri
10. Pemukul yang berhasil kembali ke ruang bebas atas pukulannya sendiri
mendapat angka ....
a. 1 poin c. 3 poin
b. 2 poin d. 4 poin
12. Tiang tegak lurus yang ada di base dalam permainan rounders berjumlah ....
a. 3 buah c. 5 buah
b. 4 buah d. 6 buah
13. Durasi yang digunakan dalam permainan rounders ditentukan oleh ....
a. poin c. waktu
b. set d. inning
14. Posisi tubuh ketika menangkap bola menyusur tanah adalah ....
a. tegak c. menyamping
b. membungkuk d. serong
15. Jenis pukulan yang digunakan dalam permainan rounders untuk mengelabuhi
regu penjaga dinamakan pukulan ....
a. bunt c. spin
b. swing d. slice
Format penilaian essay (KI – 3) melempar bola, menangkap bola, dan memukul bola.
Butir soal
1 2 3
Nama
Jml.
No Peserta Melempar Menangkap Memukul Nilai
Skr
Didik bola bola bola
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
Dst.
Skor maks= 12
Nilai = skor perolehan / skor maks x 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 Dst.
Skor Maks = 12
Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 4
Penugasan
Amati permainan bola kecil (rounders) yang ditayangkan di televisi atau yang
dimainkan di lingkungan dan sekolah kamu!
1. Bandingkan permainan yang kamu lakukan di sekolah!
2. Diskusikan dengan kelompok, apakah ada perbedaannya dan mengapa berbeda?
3. Buatlah kesimpulan!
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan
dan mampu mempraktekkan lempar lembing dengan baik dan benar serta
menunjukkan perilaku kerja sama, bertanggung jawab, menghargai perbedaan,
disiplin, dan toleransi.
C. Aktivitas Pembelajaran
Lempar lembing (jevelin throw) adalah salah satu nomor lempar dari cabang
olahraga atletik. Gerakan lempar lembing relatif paling mudah dibanding dengan
nomor lempar yang lain, misalnya: tolak peluru, lempar cakram, dan lontar martil,
karena gerakannya paling alami dibanding jenis lempar yang lain. Lempar lembing
adalah salah satu olahraga dalam atletik yang menguji keandalan atlet dalam
melemparkan objek berbentuk lembing sejauh mungkin. Tujuan dari lempar lembing
adalah mengukur hasil dari jarak lemparan lembing sejauh-jauhnya. Unsur-unsur
pokok dalam lempar lembing meliputi awalan, lemparan sikap badan sewaktu
melempar dan sikap badan setelah melempar.
Lembing yang digunakan berukuran panjang 2,6 – 2,7 m untuk putra dan 2,2 –
2,3 m untuk putri. Lembing yang digunakan 800 gram untuk putra dan 600 gram untuk
putri. Selain itu, lembing dilengkapi dengan pegangan sepanjang 20 cmn dan
ujungnya tajam terbuat dari metal. Konstruksi lembing terdiri dari mata lembing, badan
lembing dan tali pegangan lembing. Tali pegangan lembing adalah tali yang dilitkan di
tengah-tengah badan lembing yang lebarnya untuk putra 150 mm sampai 160 mm,
sedangkan untuk putri 140 mm sampai 150 mm. Tehnik pegangan lembing akan
berpengaruh terhadap jauhnya lemparan.
Kesalahan yang sering terjadi ketika membawa lembing adalah tidak membawa
dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing masih
goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, dan tidak diikuti gerak lanjut.
Bayangkan dan lakukanlah keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari
membawa lembing tersebut. Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang sering terjadi.
b. Lari Awalan
Lari Ancang-Ancang/awalan. Tujuannya untuk mempercepat gerakan pelempar dan
lembing. Dalam lempar lembing ada dua macam awalan yang sering digunakan, yaitu :
awalan silang (cross-step) dan awalan jangkit (hop-step). Lempar lembing yang
mempergunakan awalan silang (cross-step) lebih dikenal dengan lempar lembing
gaya silang, sedangkan lempar lembing yang mempergunakan awalan jingkat (hop-
step) lebih dikenal dengan lempar lembing gaya jingkat.
Kesalahan yang sering terjadi ketika akan melepas lembing adalah tidak
melepas dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing
masih goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, melepas dengan sudut terlalu
besar atau kecil, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah
keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari melepas lembing tersebut.
Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
d. Gerak Melempar
Gerak pelepasan lembing penting untuk lemparan yang baik, bahu, lengan atas,
dan tangan yang bergerak berurutan. Mula-mula bahu pelempar secara aktif
dibawa ke depan dan lengan pelempar diputar, sedangkan siku mendorong ke
atas.
Pelepasan lembing itu terjadi vertikal di atas kaki kiri. Lembing lepas dari tangan
pada sudut kira-kira 350, dengan suatu gerakan seperti ketapel dari lengan
bawah tangan kanan. Kaki kanan meluncur di tanah. Pada saat lembing lepas,
terjadi pada suatu garis lurus, dapat digambarkan dari pinggang ke tangan
pelempar yang hanya sedikit ke luar garis vertikal, sedangkan kepala dan badan
condong ke kiri pada saat tahap pelepasan lembing. Lengan kiri ditekuk dan
memblok selama pelepasan lembing. Lihat Gambar 3.7.
Kesalahan yang sering terjadi ketika akan melempar lembing adalah tidak
melempar dengan cara yang baik dan nyaman, pegangan kurang kuat, lembing
masih goyang ke kanan kiri atau ke atas bawah, melempar dengan sudut terlalu
besar atau kecil, dan tidak diikuti gerak lanjut. Bayangkan dan lakukanlah
keterampilan yang sesuai dengan tujuan gerak dari melempar lembing tersebut.
Usahakan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi.
3-4 m 7-8 m
3-4 m 7-8 m
Persiapan
Dalam aktivitas ini dapat dilakukan pemberian skor untuk peserta didik, baik
yang dilakukan sesama teman (peer assesment) atau diri sendiri (self assessment),
dengan aspek yang diamati sebagai berikut.
1) Bekerja sama saat beraktifitas
2) Dapat bertanggung jawab
3) Dapat memegang lembing dengan benar
4) Dapat membawa lembing dengan benar
5) Dapat melakukan langkah dengan benar
6) Dapat melempar lembing dengan benar
Petunjuk Penskoran:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 19 – 24
Baik : apabila memperoleh skor 13 – 18
Cukup : apabila memperoleh skor 7 – 12
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 6
D. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan lempar lembing?
2. Sebutkan dan jelaskan teknik memegang dalam lempar lembing!
3. Sebutkan dan jelaskan teknik awalan dalam lempar lembing!
4. Jelaskan cara melempar dalam lempar lembing!
5. Sebutkan dan jelaskan teknik dasar yang harus dikuasai dalam lempar lembing!
E. Rangkuman
1. Lempar lembing adalah salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik.
Tujuan lempar lembing adalah mengukur hasil lemparan sejauh mungkin sesuai
tatacara tertentu.
2. Gerak lempar lembing dirinci menjadi tahap-tahap berikut ini:
a. Cara memegang lembing
Cara memegang lembing pada pegangannya agar dapat memegang dengan
kuat dan nyaman.
b. Cara membawa lembing
Cara membawa lembing ketika sikap siap akan melempar lembing.
c. Lari ancang – ancang
Dalam tahap ancang-ancang, pelempar dan lembing dalam gerakan dipercepat/
akselerasi.
d. Lima langkah berirama
Dalam tahap gerak „5 langkah berirama‟ pelempar dalam gerakan dipercepat
lebih lanjut dan pelempar mempersiapkan tahap pelepasan lembing.
e. Melepas lemparan ( adalah bagian dari 5 langkah berirama )
Dalam tahap pelepasan lembing dihasilkan kecepatan tambahan dan ditransfer
kepada lembing sebelum dilepaskan.
f. Pemulihan (recovery)
Dalam tahap pemulihan, pelempar menahan dan menghindari berbuat
kesalahan.
6. Cara membawa lembing sehabis digunakan yang paling baik dan aman
adalah ....
a. mata lembing dilepas c. mata lembing di atas
b. mata lembing menyilang di depan d. mata lembing di samping
7. Dalam lempar lembing, sebuah lemparan akan dinyatakan sah apabila ....
a. menancap di tanah c. ujung lembing membekas di tanah
b. melewati batas lemparan lawan d. disetujui oleh lawan maupun wasit
8. Pada nomor lempar lembing, gaya lempar dapat dilihat pada teknik ....
a. gerak lanjutan c. memegang lembing
b. melempar lembing d. awalan langkah
10. Cara memegang lembing yang biasa dilakukan para pelempar adalah ....
a. cara Rusia dan Jerman c. cara Amerika dan Finlandia
b. cara Perancis dan Inggris d. cara Jerman dan Italia
11. Cara memegang antara kedua jari tengah dan ibu jari diletakkan pada
bagian belakang balutan lembing, sedangkan jari telunjuk diletakkan
sewajarnya adalah ....
a. cara Amerika c. cara Italia
b. cara Finlandia d. cara Jerman
12. Cara memegang antara kedua jari telunjuk dan ibu jari diletakkan pada
bagian belakang balutan lembing adalah ....
a. cara Amerika c. cara Italia
b. cara Finlandia d. cara Jerman
13. Berlari sambil membawa lembing di atas kepala dengan lengan ditekuk, siku
menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap atas adalah ....
a. awalan c. lanjutan
b. lemparan d. langkah
Penugasan
Amati perlombaan atletik (lempar lembing) yang ditayangkan di televisi atau yang
dimainkan di lingkungan dan sekolah kamu!
1. Bandingkan perlombaan yang kamu lakukan di sekolah!
2. Diskusikan dengan kelompok, apakah ada perbedaannya dan mengapa berbeda?
3. Buatlah kesimpulan!
Kompetensi Dasar
3.10 Memahami cara menjaga 4.10 Memaparkan cara menjaga
keselamatan diri dan orang lain di jalan keselamatan diri dan orang lain di jalan
raya. raya.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bab ini peserta didik diharapkan memiliki
pengetahuan dan mampu mempraktikkan keselamatan di jalan raya serta
menunjukkan perilaku kerja sama, bertanggung jawab, menghargai perbedaan,
disiplin, dan toleransi
C. Aktivitas Pembelajaran
Sejak belakangan ini, tingkat kecelakaan jalan raya semakin meningkat.
Banyak korban nyawa dalam tragedi tersebut. Oleh karena itu, kita seharusnya
waspada dan berusaha mengurangi tingkat kecelakaan di jalan raya.
Salah satu usaha mengurangkan tingkat kecelakaan jalan raya adalah dengan
memberi pendidikan tentang peraturan di jalan raya kepada siswa. Contohnya melalui
mata pelajaran PKJR (Pendidikan Keselamatan Jalan Raya), siswa diberikan
informasi tentang maksud simbol-simbol pada papan keselamatan jalan raya dan
langkah-langkah keselamatan yang harus diambil ketika berada di jalan raya. Ini dapat
meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga keselamatan di jalan
raya. Di samping itu, kita hendaklah menjadi pengguna jalan raya yang baik tertib dan
mematuhi peraturan yang ada.
Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang di
akibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk
pembangunan jalan raya, dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas
yang ada, merupakan persoalan utama di banyak negara. Telah diakui bahwa usaha
benar diperlukan bagi penambahan kapasitas, dimana akan diperlukan metode efektif
untuk perancangan dan perencanaan agar didapat nilai terbaik bagi suatu pembiayaan
dengan mempertimbangkan biaya langsung maupun keselamatan dan dampak
lingkungan.
Jaringan jalan raya merupakan prasarana transportasi darat memegang
peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan
untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatnya kebutuhan
sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah-daerah terpencil yang merupakan
sentra produksi pertanian. Namun keselamatan lalu lintas merupakan suatu program
untuk menurunkan angka kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena kecelakaan
mengakibatkan kemiskinan terhadap keluarga korban kecelakaan, karena sebagian
besar kejadian kecelakaan lalu lintas diakibatkan karena faktor manusia, sehingga
langkah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berlalu lintas, khususnya
pengguna sistem lalu lintas dapat dilakukan melalui:
a. Pendidikan
1) Pendidikan mulai berlalu lintas sejak seorang anak masuk sekolah taman
kanak-kanak
2) Penyuluhan melalui media masa
3) Pusat Pendidikan Keselamatan Lalu Lintas (PPKL)
b. Perbaikan peraturan perundangan
1) Tata cara mengemudi
2) Penegakan hukum
1. Pengertian Jalan
Berdasarkan UU RI No. 38 Tahun 2004 tentang jalan, disebutkan jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Sedang berdasarkan UU RI No. 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan yang diundangkan setelah UU No. 38 mendefinisikan jalan adalah seluruh bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel
dan jalan kabel.
Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal dan
perlengkapan jalan yang meliputi markah, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat
pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan
serta fasilitas pendukung.
b. Jalan Kolektor
Jalan Kolektor Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan antarkota kedua
dengan kota jenjang kedua, atau kota jenjang kesatu dengan kota jenjang ketiga. Jika
ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan Kolektor
Primer adalah sebagai berikut:
c. Jalan Lokal
Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga dengan
kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang di bawahnya.
Jika ditinjau dari peranan jalan maka persyaratan yang harus dipenuhi oleh Jalan
Lokal Primer sebagai berikut:
1) Kecepatan rencana > 20 km/jam.
2) Lebar badan jalan > 6,0 m.
3) Jalan lokal primer tidak terputus walaupun memasuki desa.
d. Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah dan
hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil. Untuk kawasan perumahan didisain oleh
Developer saat membuat tata ruang, sehingga status tanahnya milik Negara yang
disediakan sebagai prasarana untuk umum. Pembangunan jalan, perbaikan dan
pemeliharaan dapat dilakukan oleh warga sekitar lingkungan dan atau oleh siapa saja.
5. Jenis Aktivitas di Jalan Raya
a. Aktivitas Pejalan Kaki
Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk
menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik di pinggir jalan, trotoar,
lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan. Untuk melindungi
pejalan kaki dalam berlalu lintas, pejalan kaki wajib berjalan pada bagian jalan dan
menyeberang pada tempat penyeberangan yang telah disediakan bagi pejalan kaki.
Dalam hal ini tidak terdapat tempat penyeberangan yang ditentukan, pejalan
kaki dapat menyeberang di tempat yang dipilihnya dengan memperhatikan
keselamatan dan kelancaran lalu lintas. Rombongan pejalan kaki di bawah pimpinan
seseorang harus mempergunakan lajur paling kiri menurut arah lalu lintas. Pejalan
kaki yang merupakan penyandang cacat tuna netra wajib mempergunakan tanda-
tanda khusus yang mudah dikenali oleh pemakai jalan lain.
2) Beberapa kesalahan yang sering dan kerap dilakukan oleh para pengguna
sepeda motor.
a) Apakah betul motor baru tidak boleh ngebut atau untuk berboncengan?
Sebenarnya mengendarai motor baru (baru beli dari dealer) boleh saja
dipacu dengan kecepatan tinggi asal tidak berlebihan dan 'ugal-ugalan'.
Saat ini motor yang dipasarkan adalah jenis motor 4 tak yang dibuat
dengan teknologi tinggi dan tidak dapat disamakan dengan motor lama
yang masih 2 tak. Dalam hal ini yang membedakan motor 2 tak dengan 4
tak pada masa percobaan adalah sistem pelumasannya.
b) Memanasi mesin terlalu lama. Perlakuan ini juga termasuk perlakuan yang
salah. Karena sebenarnya kita cukup melakukan pemanasan terhadap
mesin selama 1-2 menit saja. Yang juga perlu diingat adalah ketika kita
melakukan pemanasan terhadap mesin, motor memerlukan bahan bakar.
Dengan demikian semakin lama memanasi motor, semakin banyak pula
bahan bakar yang terbuang.
c) Tidak memeriksa sebelum berkendara. Pemeriksaan terhadap kendaraan
sangat diperlukan, seperti oli, bensin, lampu, sein, klakson, rem, dan ban.
d) Membuka gas terlalu besar ketika menstarter motor. Kebiasaan seperti ini
hanya akan membuat mesin susah hidup karena campuran tidak stabil,
yaitu udara banyak tetapi bensin sedikit.
e) Menekan tombol electric starter secara berulang. Hal ini merupakan
tindakan yang seharusnya tidak dilakukan. Setiap kali tombol starter
ditekan, tidak diperbolehkan lebih dari 5 detik. Apabila mesin belum juga
hidup, hentikan penekanan selama kurang lebih 5 detik. Kemudian ulangi
kembali. Jika mesin tetap tak mau hidup setelah 3-4 kali penekanan,
gunakanlah kick starter agar kendaraan dapat hidup.
f) Takut aki cepat habis, tak pernah memakai electric starter sekalipun.
Perilaku seperti ini contoh dari sekian sikap yang salah, karena starter
merupakan alat untuk menambah kenyamanan dalam berkendara.
Selanjutnya apabila kita tidak pernah memakai electric starter maka
elektronik yang berhubungan dengan mesin akan menjadi macet.
g) Gas terbuka terlalu besar pada gigi 1. Ini contoh yang tidak boleh ditiru.
Hal ini dapat menyebabkan motor tersentak dan spontan melompat ke
depan. Yang betul ketika akan menjalankan motor adalah dengan menutup
gas secara penuh kemudian masuk pada transmisi pertama (gigi 1),
selanjutnya menaikkan gas secara perlahan.
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 24 25
b. Rambu petunjuk
Rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau
pemakai jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang akan
dituju lengkap dengan nama dan arah letak itu berada.
1 2 3 4
5 6 7
c. Rambu larangan
Rambu ini untuk melarang penggunaan dan pergerakan lalu lintas tertentu.
Misalnya:
a) Rambu larangan berhenti.
b) Rambu larangan membunyikan isyarat suara.
c) Semua kendaraan dilarang lewat.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.13 Rambu larangan
Sumber. Roji. (2017). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar 4.14 Rambu perintah
Sumber. Roji. (2017). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
b. Markah melintang
Markah melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu jalan,
seperti pada garis henti di Zebra cross atau di persimpangan.
c. Markah serong
Markah serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak
termasuk dalam pengertian marka membujur atau marka melintang, untuk
menyatakan suatu daerah permukaan jalan yang bukan merupakan jalur lalu
lintas kendaraan.
Saat pembelajaran dapat dilakukan pemberian skor untuk peserta didik, baik
yang dilakukan sesama teman (peer assesment) atau diri sendiri (self assessment),
dengan aspek yang diamati sebagai berikut.
1) Bekerja sama saat belajar
2) Dapat mengemukakan pendapat
3) Dapat mengajukan pertanyaan
4) Dapat memberikan jawaban
5) Dapat menghargai pendapat teman
6) Bertanggung jawab
Format Pengamatan
Aspek yang diamati
Nama Jml.
Kerja sama Mengemuka Menghargai Ket
No Peserta Mengajukan Memberikan Tanggung Skor
saat kan pendapat
Didik pertanyaan jawaban jawab
bermain pendapat teman
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 D
5 E
6 Dst
Jumlah Skor Maks = 24
Petunjuk Penskoran:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 19 – 24
Baik : apabila memperoleh skor 13 – 18
Cukup : apabila memperoleh skor 7 – 12
Kurang : apabila memperoleh skor 1 – 6
D. Latihan
1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan di jalan raya?
2. Sebutkan klasifikasi jalan raya ada apa saja!
3. Sebutkan jenis aktivitas di jalan raya!
4. Jelaskan pengertian dari rambu lalu lintas!
5. Sebutkan macam-macam pelanggaran lalu lintas dan sanksinya!
E. Rangkuman
1. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.
2. Klasifikasi jalan raya terdiri dari 2 macam, yaitu:
a. Jalan menurut fungsinya b. Jalan menurut statusnya
- Jalan arteri - Jalan nasional
- Jalan kolektor - Jalan provinsi
- Jalan lokal - Jalan kabupaten
- Jalan lingkungan - Jalan kota dan jalan desa
3. Jenis aktivitas di jalan raya terdapat:
a. Aktivitas pejalan kaki
b. Aktivitas bersepeda
c. Aktivitas berkendara motor, mobil, dan transportasi umum
F. Refleksi
1. Pada pembelajaran ini, materi manakah yang sulit kamu pahami?
Pengertian jalan
Pengertian keselamatan di jalan raya
Klasifikasi jalan raya
Jenis aktivitas jalan raya
Rambu lalu lintas
Markah jalan
Pelanggaran lalu lintas dan sanksi
2. Coba kamu baca kembali materi yang sulit.
Mintalah bimbingan guru atau orang tuamu!
11. Tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan yang
meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis-garis, dinamakan ....
a. rambu lalu lintas c. tanda jalan
b. markah jalan d. mural jalan
12. Jenis surat ijin mengemudi bagi pengendara mobil adalah ....
a. SIM A c. SIM C
b. SIM B d. SIM D
Format penilaian essay (KI – 3) klasifikasi jalan raya, jenis aktivitas di jalan raya,
dan macam pelanggaran lalu lintas dan sanksi.
Butir soal
1 2 3
Nama
No Peserta Klasifikasi jalan Jml.
Jenis Macam Nilai
Skr
Didik raya aktivitas pelanggaran
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
Dst.
Skor maks= 12
Nilai = skor perolehan / skor maks x 4
Format penilaian (KI – 4) menaati rambu lalu lintas, menerapkan sikap patuh,
dan mengikuti aturan berkendara.
Penilaian Keterampilan
Pengamalan Gerak
Nama
No Peserta Mengikuti
Menaati rambu Menerapkan Jumlah
Didik aturan Nilai
lalu lintas sikap patuh Skor
berkendara
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A
2 B
3 C
4 Dst.
Skor Maks = 12
Nilai = skor perolehan/skor maksimal x 4
Penugasan
Amati keselamatan di jalan raya yang ditayangkan di televisi atau yang dilihat
sehari-hari di jalan, di lingkungan dan sekolah kamu!
1. Bandingkan hasil pengamatan yang kamu lakukan di sekolah!
2. Diskusikan dengan kelompok, apakah ada perbedaannya dan mengapa
berbeda?
3. Buatlah kesimpulan!
Atletik Aktivitas fisik yang terdiri dari gerakan-gerakan yang dinamis dan
harmonis, yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar yang digunakan sebagai
sarana pendidikan jasmani untuk meningkatkan kemampuan biomotorik.
Misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan, dan kordinasi.
ball toss Gerak melempar atau melambungkan bola dengan melepaskan bola ke
arah atas dengan tangan untuk memulai dalam permainan bola basket.
Base Tempat hinggap pemain rounders setelah memukul bola atau bola
setelah dipukul teman main.
Bola basket Olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang saling memasukkan bola
ke keranjang lawan dengan tangan.
Bunt Memukul bola dengan cara menahan laju arah bola pada permainan
rounders.
Catcher Penjaga belakang dari pemukul dalam permainan rounders.
Cedera Cacat atau luka sedikit akibat olahraga atau kecelakaan.
Center Pemain basket yang bertugas membendung tembakan lawan,
melakukan rebound, dan menjadi sasaran operan teman seregu ketika
berada di daerah pertahanan lawan.
Cross step Langkah silang persiapan melempar pada lempar lembing atau proses
peralihan.
Dribbling Memantul-mantulkan bola basket.
Fleksibilitas Kelentukan.
Formasi Susunan atau barisan sebagai pola penyerangan atau pertahanan.
Forward Pemain basket yang bertugas menyusup ke pertahanan lawan.
Gerak ikutan Gerakan yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan badan setelah
melakukan gerakan utama lempar lembing
Gerak tipu Teknik menggerakkan badan untuk meloloskan diri dari penjagaan
lawan, bisa menggunakan bola dan gerak tipu badan (gerak tipu tanpa
bola).
Glove Sarung tangan tebal dan terbuat dari kulit.
Grip Teknik memegang alat, raket, pemukul rounders.
Guard Pemain basket yang berfungsi menjaga daerah belakang.
Hop step Langkah jingkat.
Indikator Merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat
diobservasi.
Depdiknas. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013, Untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud.
Djumidar, Mochamad. (2004). Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
http://www.fiba.basketball/documents/official-basketball-rules/2020.pdf
Kemendikbud. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013: Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Jakarta: Kurnia.
_______. (2013). Standar Isi Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP Kelas VIII. Bogor:
Yudhistira.
Munendra, A. W., & Lumintuarso, R. (2015). Pengembangan model pembelajaran lempar
lembing untuk siswa sekolah menengah pertama (SMP). Jurnal keolahragaan, 3(2),
127-138. https://doi.org/10.21831/jk.v3i2.6224
Purnomo, E, & Dapan. (2013). Dasar-Dasar Atletik. Yogyakarta: Penerbit ALFAMEDIA.
Roji, & Yulianti, E. (2017). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas VII
SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Suherman. (2018). Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas IX SMP/MTs.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
PROFIL PEMBIMBING