Anda di halaman 1dari 278

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa i

Hak Cipta © 2016 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Dilindungi Undang-Undang

MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN

Penulis : Muhajir dan Budi Santosa


Penyunting Materi : Sismadiyanto
Penyunting bahasa : Badan Bahasa

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan
Ke¬budayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016. vi, 272 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMALB Tunadaksa Kelas XI

ISBN 978-602-358-436-9 (jilid lengkap)


ISBN 978-602-358-438-3 (jilid 2)
1. Olahraga — Studi dan Pengajaran I. Judul
II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cetakan Ke-1, 2016


Disusun dengan huruf Bookman Old Style, 12 pt
Kata Pengantar

P
endidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan
kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup
sehat dan bugar sepanjang hayat. Melalui proses pembelajaran yang
dilakukan, diharapkan siswa terampil dalam mengelola keterbatasan
yang dimiliki untuk melakukan aktivitas berolahraga.
Terampil dalam mengelola keterbatasan aktivitas berolahraga
bukan berarti siswa dituntut untuk menguasai cabang olahraga dan
permainan tertentu, melainkan mengutamakan proses perkembangan
gerak siswa dari waktu ke waktu. Dalam aktivitasnya, siswa dibawa
dalam suasana gembira, sehingga dapat berekplorasi dan menemukan
sesuatu secara tidak langsung. Untuk mengaktualisasikan pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan seperti ini, siswa harus dijadikan
sebagai subyek didik. Dengan keterbatasan yang dimiliki oleh siswa,
seperti: bagian-bagian tubuh (kaki, tangan, pinggang) guru pendidikan
jasmani diharapkan dalam mengelola pembelajaran, “kekurangan yang
dimiliki siswa dijadikan kelebihan”.
Harapan penulis semoga buku ini dapat memberikan sumbangan
yang berarti bagi pengembangan pendidikan, khususnya Mata
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Tunadaksa.

Jakarta, Mei 2016

Penulis

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa iii


Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................ v
Bab 1 Pendahuluan................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah ................................................................... 3
C. Konsep Dasar Pembelajaran......................................... 4
Bab 2 Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Besar............... 29
A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik
Permainan Sepakbola................................................... 29
B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik
Permainan Bolavoli....................................................... 41
C. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik
Permainan Bolabasket.................................................. 52
D. Penilaian Pembelajaran................................................ 60
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................... 73
F. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 73
Bab 3 Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Kecil............... 75
A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik
Permainan Rounders.................................................... 75
B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik
Permainan Tenis Meja.................................................. 94
C. Penilaian Pembelajaran................................................ 110
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 118
E. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 119
Bab 4 Aktivitas Pembelajaran Atletik...................................... 121
A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melompat.. 121
B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melempar.. 128
C. Penilaian Pembelajaran................................................ 139
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 147
E. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 147
Bab 5 Aktivitas Latihan Kebugaran Jasmani........................... 149
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi.................................................................. 149

iv Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 150
C. Metode Pembelajaran.................................................... 151
D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 152
E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 152
F. Materi Pembelajaran..................................................... 153
G. Penilaian Pembelajaran................................................ 170
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 174
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 174
Bab 6 Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama........................ 177
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi.................................................................. 177
B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 178
C. Metode Pembelajaran.................................................... 179
D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 180
E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 180
F. Materi Pembelajaran..................................................... 181
G. Penilaian Pembelajaran................................................ 193
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 196
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 196
Bab 7 Aktivitas Pembelajaran di Air........................................ 199
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi.................................................................. 199
B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 200
C. Metode Pembelajaran.................................................... 202
D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 202
E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 202
F. Materi Pembelajaran..................................................... 203
G. Penilaian Pembelajaran................................................ 217
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut . ................................ 221
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan ............................ 222
Bab 8 Pencegahan Bahaya Pergaulan Bebas............................. 225
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi.................................................................. 225
B. Langkah-langkah Pembelajaran.................................... 226
C. Metode Pembelajaran.................................................... 227
D. Media dan Alat Pembelajaran....................................... 228
E. Aktivitas Pembelajaran................................................. 228

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa v


F. Materi Pembelajaran..................................................... 229
G. Penilaian Pembelajaran................................................ 244
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut................................... 248
I. Instrumen Remidial dan Pengayaan.............................. 248
Daftar Pustaka........................................................................ 251
Glosarium............................................................................... 253
Kunci Jawaban....................................................................... 266
Biodata................................................................................... 268

vi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (selanjutnya


disingkat PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Sebagai mata pelajaran, PJPK merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan
motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-
mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola
hidup sehat yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Kurikulum 2013 menekankan bahwa mata pelajaran PJOK memiliki
konten yang unik untuk memberi warna pada pendidikan karakter
bangsa, di samping diarahkan untuk mengembangkan kompetensi
gerak dan gaya hidup sehat. Muatan kearifan lokal dari Kurikulum
2013 diharapkan mampu mengembangkan apresiasi terhadap
kekhasan multikultural dengan mengenalkan permainan dan olahraga
tradisional yang berakar dari budaya suku bangsa Indonesia.
Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007:27-28)
menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan aktivitas
jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh
terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional siswa. Pendidikan
jasmani memperlakukan setiap siswa sebagai satu kesatuan yang utuh,
tidak lagi menganggap individu sebagai pemilik jiwa dan raga yang
terpisah, sehingga di antaranya dianggap dapat saling mempengaruhi.
Pendidikan jasmani merupakan bidang kajian yang luas yang sangat
menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan manusia
(human movement). Pendidikan jasmani menggunakan aktivitas
jasmani sebagai wahana untuk mengembangkan setiap individu secara
menyeluruh, mengembangkan pikiran, tubuh, dan jiwa menjadi satu
kesatuan, hingga secara konotatif dapat disampaikan bahwa penjas
diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat
pikiran atau jiwa”.
Sementara itu, Marilyn M. Buck dan kawan-kawan (2007:15)
menerjemahkan pendidikan jasmani sebagai kajian, praktik, dan
apresiasi atas seni dan ilmu gerak manusia (human movement).
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan umum.
Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri dasar eksistensi
manusia sebagai mahluk hidup. Pendidikan jasmani bukan merupakan
bidang kajian yang tertutup. Perubahan yang terjadi di masyarakat,
perubahan teknologi, pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara
umum membawa dampak bagi kualitas program pendidikan jasmani.
Hakikat tujuan PJOK diberikan di sekolah adalah untuk
membentuk “insan yang terdidik secara jasmaniah (physically-
educated person)”. National Association for Sport and Physical Education
(NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W. Metzler (2005:14)
menggambarkan bahwa sosok “insan yang terdidik secara jasmaniah”
ini memiliki ciri sebagai berikut:
1) Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan pola
gerak yang diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas fisik;
2) Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsip-
prinsip, strategi, dan taktik sebagaimana yang mereka terapkan
dalam pembelajaran dan kinerja berbagai aktivitas fisik;
3) Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik;
4) Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan derajat
kebugaran;
5) Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa respek
terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana aktivitas fisik, dan
6) Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan, tantangan,
ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.

Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut, maka


dapat disimpulkan bahwa PJOK merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan
aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir
kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas,
mata pelajaran PJOK tentu perlu disesuaikan dengan dasar paradigma

2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


perubahan Kurikulum 2013 yang menekankan pada penyempurnaan
pola pikir, berikut ini.
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada siswa. Siswa harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif antara guru, siswa, masyarakat,
lingkungan alam, dan sumber/media lainnya).
3. Pola pembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana
saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat 
multimedia;
7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan
(users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang
dimiliki setiap siswa;
8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan
9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan


Menengah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-
undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-
Undang Nomor 20 Pasal 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 3


manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan
profil kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar
kompetensi lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa yang harus dipenuhi atau
dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Kompetensi Lulusan SMALB memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan Permendikbud No. 54
tahun 2013 berikut ini.

Dimensi Kualifikasi Kemampuan


Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
Sikap
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
Pengetahuan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
Keterampilan
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.

C. Konsep Dasar Pembelajaran


1. Karakterisktik Pembelajaran PJOK
Pembelajaran merupakan proses yang interaktif antara guru
dengan siswa. Pembelajaran melibatkan multi pendekatan dengan
menggunakan teknologi yang akan membantu memecahkan
permasalahan faktual/riil di dalam kelas. Ada tiga komponen dalam

4 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


definisi pembelajaran, yaitu: pertama, pembelajaran adalah suatu
proses, bukan sebuah produk, sehingga nilai tes dan tugas adalah
ukuran pembelajaran, tetapi bukan proses pembelajaran. Kedua,
pembelajaran adalah perubahan dalam pengetahuan, keyakinan,
perilaku/sikap. Perubahan ini memerlukan waktu, terutama
ketika pembentukan keyakinan, perilaku dan sikap. Guru tidak
boleh menafsirkan kekurangan siswa dalam pemahaman sebagai
kekurangan dalam pembelajaran, karena mereka memerlukan waktu
untuk mengalami perubahan. Ketiga, Pembelajaran bukan sesuatu
yang dilakukan kepada siswa, tetapi sesuatu yang mereka kerjakan
sendiri. Kualitas pembelajaran PJOK dipengaruhi oleh empat
komponen: peluang untuk belajar, konten yang sesuai, intruksi yang
tepat, serta penilaian siswa dan pembelajaran.
Pendidikan Jasmani mengandung makna pendidikan menggunakan
aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh
terhadap kualitas fisik mental dan emosional siswa. Kata aktivitas
jasmani mengandung makna bahwa pembelajaran berbasis pada
aktivitas fisik. Kata olahraga mengandung makna aktivitas jasmani
yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan
memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dapat dilakukan sebagai
kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan prestasi. Sementara kualitas fisik, mental
dan emosional disini bermakna bahwa pembelajaran PJOK membuat
siswa memiliki kesehatan yang baik, kemampuan fisik, memiliki
pemahaman yang benar, memiliki sikap yang baik tentang aktivitas
fisik, sehingga sepanjang hidupnya mereka akan memiliki gaya hidup
sehat dan aktif.
Berdasarkan uraian tersebut, secara substansi PJOK mengandung
aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dimana tujuan utama
PJOK adalah meningkatkan life-long physical activity dan mendorong
perkembangan fisik, psikologis dan sosial siswa. Jika ditelaah
lebih lanjut, tujuan ini mendorong perkembangan motivasi diri
untuk melakukan aktivitas fisik, memperkuat konsep diri, belajar
bertanggung jawab dan keterampian kerja sama. Siswa akan belajar
mandiri, mengambil keputusan dalam proses pembelajaran, belajar
bertanggung jawab dengan diri dan orang lain. Dan proses menuju
memiliki rasa tanggung jawab ini setahap demi setahap beralih dari
guru kepada siswa.
Mata pelajaran PJOK selalu terkait dengan konsep aktivitas jasmani
(physical activities), bermain (play), olahraga (sport), rekreasi, dan
dansa.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 5


Aktivitas Jasmani adalah seluruh gerak tubuh yang dihasilkan
oleh konstraksi otot-otot rangka yang secara nyata meningkatkan
pengeluaran energi (energy expenditure) di atas level kebutuhan dasar
(Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Secara sederhana aktivitas jasmani
dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang melibatkan
kelompok otot besar dan memerlukan suplai energi. Artinya, ketika
anak diinstruksikan begerak, gerak yang mereka lakukan harusnya
melibatkan kelompok otot besar dan menyebabkan mereka mengolah
energi melalui metabolisme otot yang terlibat.
Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai
hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal
yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.
Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun
elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Dari kata bermain lalu lahir kata benda Permainan, yang dengan
tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus yang bersifat fisikal,
permainan diartikan sebagai “aktivitas fisik yang di dalamnya sudah
mengandung unsur-unsur yang menyenangkan.” Unsur ini dapat
berupa kompetisi, imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi
aturan, dan sebagainya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang
terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001). Olahraga adalah
aktivitas jasmani yang sudah benar-benar terorganisir dan tingkat
kompetisinya tinggi serta didukung oleh peraturan yang mengaturnya.
Peraturan menetapkan standar-standar kompetisi dan situasi
sehingga individu atlet dapat bertanding secara fair dan mencapai
sasaran yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan untuk
mendemostrasikan kompetensi seseorang dan menantang batas-batas
kemampuan maksimal.
Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-
bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks
pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Olahraga
dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan
kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi
keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara
eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.
Di pihak lain, rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu
senggang. Rekreasi dapat pula memenuhi salah satu definisi
“penggunaan berharga dari waktu luang.” Dalam pandangan itu,
aktivitas diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang
kondisi fisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-

6 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


buang waktu atau membunuh waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang
menyehatkan pada aspek fisik, mental dan sosial. Dalam pendidikan
jasmani, rekreasi tidak bisa lepas dari pelajaran rekreasi secara aktif
dengan memanfaatkan cabang-cabang olahraga yang sudah dipelajari.
Penekanan dari rekreasi adalah nuansa “mencipta kembali”
(re-creation). Apa yang dicipta kembali itu, meliputi upaya revitalisasi
tubuh dan jiwa yang terwujud karena ‘menjauh’ dari aktivitas rutin
dan kondisi yang menekan dalam kehidupan sehari-hari. Landasan
kependidikan dari rekreasi karenanya kini diangkat kembali, sehingga
sering diistilahkan dengan pendidikan rekreasi, yang tujuan utamanya
adalah mendidik orang dalam bagaimana memanfaatkan waktu
senggang mereka. Rekreasi memungkinkan individu anak terlibat
dalam aktivitas yang dipilih secara bebas, termasuk aktivitas fisik
yang menghasilkan manfaat kesehatan. Oleh karenanya penting
bahwa guru Penjas mampu memberi kesadaran tentang gaya hidup
aktif, membekali dan meningkatkan keterampilan-keterampilan waktu
luang (leisure skills) dan mengintegrasikan individu ke dalam kegiatan
rekreasional di komunitas lingkungan anak tinggal.
Dansa adalah aktivitas gerak ritmis yang biasanya dilakukan
dengan iringan musik, kadang dipandang sebagai sebuah alat
ungkap atau ekspresi dari suatu lingkup budaya tertentu, yang
pada perkembangannya digunakan untuk hiburan dan memperoleh
kesenangan, di samping sebagai alat untuk menjalin komunikasi dan
pergaulan, di samping sebagai kegiatan yang menyehatkan.
Dansa sering digunakan untuk mengkomunikasikan gagasan dan
perasaan serta dikelompokkan sebagai suatu bentuk seni. Namun
begitu, dansa juga harus menjadi bagian integral dari pengalaman
kependidikan bagi anak. Sebagai bentuk rekreasi, dansa menyediakan
kesempatan untuk kesenangan, ekspresi diri, dan relaksasi. Bahkan
dansa juga dapat digunakan sebagai bentuk terapi, menghilangkan
dan mengatasi stress, dan belakangan dansa juga banyak digunakan
untuk meningkatkan kebugaran.

2. Petunjuk Khusus dan Sistematika Pembelajaran


a. Petunjuk Khusus Tunadaksa
1) Pengertian tunadaksa
Secara etiologis, gambaran seseorang yang diidentifikasi
mengalami ketunadaksaan, yaitu seseorang yang mengalami
kesulitan mengoptimalkan fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari
luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya
kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu
mengalami penurunan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 7


Secara definitif, pengertian kelainan fungsi anggota tubuh
(tunadaksa) adalah ketidakmampuan anggota tubuh untuk
melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya
kemampuan anggota tubuh untuk melaksanakan fungsi secara
normal, akibat luka, penyakit, atau pertumbuhan yang tidak
sempurna sehingga untuk kepentingan pembelajarannya perlu
layanan secara khusus (Suroyo & Kneedler dalam Efendi, 2006).
Menyimak keadaan fisik yang tampak pada anak tunadaksa
ortopedi dan tunadaksa saraf tidak terdapat perbedaaan yang
mencolok, sebab secara fisik kedua jenis anak tunadaksa memiliki
kesamaan, terutama pada fungsionalisasi anggota tubuh namun,
apabila dicermati secara seksama untuk memanfaatkan fungsi
tubuhnya akan tampak perbedaan. Konsidi ketunadaksaan
dikaitkan dengan masalah sosial ekonomi dapat dikelompokkan:
a) Penderita tunadaksa yang hanya memerlukan pertolongan
dalam menempatkan pada pekerjaan yang cocok.
b) Penderita tunadaksa karena kelainannya sehingga memerlukan
latihan kerja (vocational training) untuk dapat ditempatkan
dalam jabatan-jabatan biasa (open employment)
c) Penderita tunadaksa setelah diberi pertolongan rehabilitasi dan
latihan-latihan dapat dipekerjaan dengan perlindungan khusus
(sheltered employment).
d) Penderita tunadaksa yang sedemikian beratnya sehingga
memerlukan perawatan secara terus menerus dan tidak
mungkin dapat produktif.
2) Karakteristik Anak Tunadaksa
Karakteristik anak tunadaksa ditinjau dari beberapa segi, antara
lain:
a) Karakteristik Kognitif
Implikasi dalam konteks perkembangan kognitif menurut Gunarsa
dalam Efendi (2006:124)  ada empat aspek yang turut mewarnai, yaitu:
(1) Kematangan, kematangan merupakan perkembangan susunan
saraf misalnya mendengar yang diakibatkan kematangan
susunan sarat tersebut.
(2) Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme
dengan lingkungan dan dunianya.
(3) Transmisi sosial, yaitu pengaruh yang diperoleh dalam
hubungannya dengan lingkungan sosial.
(4) Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam
diri anak.

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Untuk mengembangkan fungsi kognitif sebagai alat adaptasi
terhadap lingkungan, dapat dilakukan melalui dua proses yang
saling memengaruhi. Proses tersebut yakni asimilasi (integritas
elemen-elemen dari luar terhadap struktur yang sudah lengkap
pada organism) dan akomodasi (proses dimana terjadi perubahan
pada subjek agar bisa menyesuaikan terhadap objek yang ada di
luar dirinya).
Tunadaksa dibagi menjadi dua yaitu tunadaksa ortopedi dan
tunadaksa saraf, meski keduanya termasuk dalam tunadaksa yang
memiliki gejala kesulitan yang sama, namun jika ditelaah lebih lanjut
terdapat perbedaan yang mendasar. Dari segi kognitif misalnya,
wujud konkretnya dapat dilihat dari angka indeks kecerdasan (IQ).
Kondisi ketunadaksaan pada anak sebagian besar menimbulkan
kesulitan belajar dan perkembangan kognitif. Khususnya
anak cerebral palsy, selain mengalami kesulitan dalam belajar dan
perkembangan fungsi kognitifnya, mereka pun seringkali mengalami
kesulitan dalam komunikasi, presepsi, maupun control geraknya,
bahkan beberapa penelitian sebagian besar diketahui terbelakang
mental (tunagrahita).
b) Karakteristik Intelegensi Tunadaksa
Untuk mengetahui tingkat intelegensi anak tunadaksa dapat
digunakan tes yang telah dimodifikasi agar sesuai dengan anak
tunadaksa. Tes tersebut antara lain  Hausserman Test  (untuk
anak tunadaksa ringan), Illinois Test (The Psycholinguistis Ability),
dan Peabody Picture Vocabulary Test. Lee dalam Soemantri (2007:129)
mengungkapkan hasil penelitian yang menggunakan tes Binet
untuk mengukur tingkat intelegensi anak tunadaksa yang berumur
antara 3 sampai 6 tahun berikut ini.
(1) IQ tunadaksa berkisar antara 35-138.
(2) Rata-rata mereka adalah IQ 57.
(3) Klasifikasi tunadaksa yang lain yaitu:
(4) Anak polio mempunyai rata-rata intelegensi yang tinggi yaitu
IQ 92.
(5) Anak yang TBC tulang rata-rata IQ 88
(6) Anak yang cacat konginetal rata-rata IQ 61
(7) Anak yang sapstik rata-rata IQ 69
(8) Anak cacat pada pusat syaraf rata-rata IQ 74

Pada anak cerebral palsy, kelainan yang mereka derita secara


langsung menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan
intelegensi. Mereka lebih banyak mengalami kesulitan daripada anak

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 9


tunadaksa pada umumnya. Mereka banyak mengalami kesulitan
baik dalam komunikasi, persepsi, maupun kontrol gerak. Hasil
pengukuran intelegensi anak cerebral palsy tidak menunjukkan
kurva normal, semakin tinggi IQ semakin sedikit jumlahnya.
c) Karakteristik Kepribadian Anak Tunadaksa
Terdapat hal yang tidak menguntungkan bagi perkembangan
kepribadian anak tunadaksa, antara lain:
(1) Terhambatnya aktivitas normal sehingga menimbulkan perasaan
frustasi
(2) Timbulnya kekhawatiran orang tua yang berlebihan yang justru
akan menghambat terhadap perkembangan kepribadian anak
karena orang tua biasanya cenderung over protective.
(3) Perlakuan orang sekitar yang membedakan terhadap anak
tunadaksa menyebabkan anak merasa bahwa dirinya berbeda
dengan orang lain.

Hal-hal sebagaimana dijelaskan diatas, efek tidak langsung


akibat ketunadaksaan yang dialami seseorang dapat menimbulkan
sifat hargadiri rendah, kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif,
atau mematikan kreatifitasnya. Faktor dominan yang memengaruhi
perkembangan kepribadian atau emosi anak adalah lingkungan.
Atas dasar itulah presepsi sosial yang dapat menjatuhkan perasaan
anak tunadaksa akan berpengaruh terhadap self conceptnya. Hal
ini disebabkan sikap belaskasihan dari orang lain sering digunakan
oleh tunadaksa.
Hal lain yang menjadi problem penyesuaian anak tunadaksa
adalah perasaan bahwa orang lain terlalu membesar-besarkan
ketidakmampuannya. Ketiadaan kesempatan untuk berpartisipasi
praktis menyebabkan anak tunadaksa sukar untuk mengadakan
penyesuaian sosial yang baik. Demikian juga sikap masyarakat,
secara langsung atau tidak langsung memiliki pengaruh yang besar
terhadap penyesuaian anak tunadaksa. Sikap masyarakat terhadap
anak kondisi ketunaan yang dialami anak tunadaksa seringkali
bertentangan dengan penilaian penderita sendiri. Konfrontasi
antara sikap masyarakat dengan penilaian anak sendiri terhadap
ketunaan, dalam mencari penyelesaiannya terdapat kemungkinan-
kemungkinan berikut ini.
a) Anak tunadaksa mungkin sekali menolak respons lingkungan
terhadap dirinya.
b) Mungkin pula anak tunadaksa meninggalakan sama sekali 
penilaian terhadap dirinya.

10 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c) Atau mungkin pula anak tunadaksa mencari jalan tengah antara
kedua respons di atas.
Berdasarkan latar belakang anak tunadaksa yang mengalami
kesulitan dalam proses penyesuaian sosialnya, berikut ini beberapa
petunjuk yang dapat digunakan anak tunadaksa dalam mencapai
proses penyesuaian sosial yang sehat antara lain:
a) Hendaknya penderita menghadapi kenyataan secara objektif
b) Menyadari masalah yang dihadapi di dalam interaksi sosial
c) Mengusahakan mendapatkan pengobatan atau terapi semaksimal
mungkin
d) Mencari alat bantu atau prothese yang akan membantu
meringankan hambatan yang dialaminya
e) Berusaha mendapatkan pendidikan
f) Berupaya memberikan bimbingan dan penyuluhan
g) Berusaha memusatkan perhatian pada kemampuan yang
dimiliki
d) Karakteristik fisik
Aspek fisik merupakan potensi yang berkembang dan harus
dikembangkan oleh individu. Pada anak tunadaksa, potensi itu
tidak utuh karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna. Potensi
itu tidak utuh karena ada bagian Secara umum perkembangan
fisik anak tunadaksa dapat dikatakan hampir sama dengan anak
normal kecuali bagian-bagian tubuh yang mengalami kerusakan
atau bagian-bagian tubuh lain yang terpengaruh oleh kerusakan
tersebut.
e) Karakteristik bahasa/bicara anak tunadaksa
Setiap manusia memiliki potensi untuk berbahasa, potensi
tersebut akan berkembang menjadi kecakapan berbahasa melalui
proses yang berlangsung sejalan dengan kesiapan dan kematangan
sensori motoriknya. Pada anak tunadaksa jenis polio, perkembangan
bahasa/bicaranya tidak begitu normal, lain halnya dengan anak
cerebral palsy.
Terjadinya kelainan bicara pada anak cerbral palsy disebabkan
oleh ketidakmampuan dalam kondisi motorik organ bicaranya
akibat kerusakan atau kelainan sistem neumotor. Gangguan bicara
pada anak cerebral palsy biasanya berupa kesulitan artikulasi,
phonasi, dan sistem respirasi.
Adanya gangguan bicara pada anak cerebral palsy mengakibatkan
mereka mengalami problem psikologis yang disebabkan kesulitan
dalam mengungkapkan pikiran, keinginan, atau kehendaknya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 11


Mereka biasanya menjadi mudah tersinggung, tidak memberikan
perhatian yang lama terhadap sesuatu,  merasa terasing dari
keluarga dan temannya.
f) Perkembangan emosi anak tunadaksa
Banyak masalah yang muncul sehubungan dengan sikap dan
perlakuan anak-anak normal yang berinteraksi dengan anak-anak
tunadaksa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia ketika
ketunadaksaan mulai terjadi turut mempengaruhi perkembangan
emosi anak tersebut.
Anak tunadaksa sejak kecil mengalami perkembangan emosi
sebagai tunadaksa secara bertahap. Sedangkan anak yang
mengalami ketunadaksaan setelah besar mengalaminya sebagai
suatu hal yang mendadak, disamping anak yang bersangkutan
pernah menjalani kehidupan sebagai orang yang normal sehingga
keadaan tunadaksa dianggap sebagai suatu kemunduran dan sulit
untuk diterima oleh anak yang bersangkutan. Dukungan orang
tua dan orang-orang di sekelilingnya merupakan hal yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan emosi anak
tunadaksa.
Orang tua anak tunadaksa sering memperlakukan anak-
anak mereka dengan sikap terlalu melindungi, misalnya dengan
memenuhi segala keinginannya dan memenuhi secara berlebihan.
Di samping itu ada juga orang tua yang menyebabkan anak-anak
tunadaksa merasakan ketergantungan sehingga merasa takut serta
cemas dalam menghadapi lingkungan yang tidak dikenalnya.
g) Perkembangan sosial anak tunadaksa
Keanekaragaman pengaruh perkembangan yang bersifat negatif
menimbulkan resiko bertambah besarnya kemungkinan munculnya
kesulitan dalam penyesuaian diri pada anak tunadaksa. Sebenarnya
kondisi sosial yang positif menunjukkan kecenderungan untuk
menetralisasi akibat keadaan tunadaksa tersebut. Nampak atau
tidak nampaknya keadaan tunadaksa itu merupakan faktor
yang penting dalam penyesuaian diri anak tunadaksa dengan
lingkungannya, karena hal itu sangat berpengaruh terhadap sikap
dan perlakuan anak-anak normal terhadap anak-anak tunadaksa.
Sikap orang tua, keluarga, teman sebaya, teman sekolah,
dan masyarakat pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
pembentukan konsep diri anak tunadaksa. Dengan demikian
akan mempengaruhi respon sebagian terhadap lingkungannya.
Ejekan dan gangguan anak-anak normal terhadap anak tunadaksa
akan menimbulkan kepekaan efektif pada anak tunadaksa yang

12 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


tidak jarang mengakibatkan timbulnya perasaan negatif pada diri
mereka terhadap lingkungan sosialnya. Keadaan ini menyebabkan
hambatan pergaulan sosial anak tunadaksa.
Di jaman yang sudah demikian maju seperti sekarang ini,
keberhasilan seseorang sering diukur dari prestasinya dan di
dalam masyarakat dikenal norma tertentu bagi prestasi individu.
Keterbatasan kemampuan anak tunadaksa seringkali menyebabkan
mereka menarik diri dari pergaulan masyarakat yang mempunyai
prestasi yang jauh di luar jangkauannya.
Secara umum anak-anak normal menunjukkan sikap yang
berbeda terhadap anak-anak tunadaksa bila dibandingkan dengan
sikap mereka terhadap anak-anak normal. Demikian pula hanya
sikap guru. Perbedaan perlakuan ini nampaknya berkaitan dengan
refrence group yang berbeda antara anak normal dan anak tunadaksa.
3) Tujuan Pendidikan Anak Tunadaksa
Tujuan utama pendidikan anak tunadaksa adalah terbentuknya
kemandirian dan keutuhan pribadi. Untuk mencapai tujuan tersebut,
sekurang-kurangnya tujuh aspek yang perlu dikembangkan melalui
pendidikan pada anak tunadaksa, yaitu:
a) Pengembangan intelektual dan akademik
b) Membantu perkembangan fisik
c) Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak
d) Mematangkan moral dan spiritual
e) Meningkatkan ekspresi diri
f) Mempersiapkan masa depan anak
4) Perkembangan-perkembangan Anak Tunadaksa
a) Perkembangan fisik anak tunadaksa
(1) Secara umum dapat dikatakan hampir sama dengan anak
normal kecuali bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau
bagian tubuh lain yang terpengaruh oleh kerusakan itu.
(2) Dalam mengaktualisasikan diri secara utuh, anak tunadaksa
biasanya dikompensasikan oleh bagian tubuh yang lain. Contoh
bila ada kerusakan pada tangan kanan, sebagai kompensasinya
tangan kiri akan lebih berkembang.
b) Perkembangan kognitif anak tunadaksa
(1) Proses adaptasi induvidu terdiri dari asimilasi dan akomodasi
(2) Keadaan anak tunadaksa menyebabkan gangguan dan
hambatan dalam keterampilan motorik.
(3) Keterbatasan ini sangat membatasi ruang gerak (motorik)
kehidupan anak tersebut.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 13


(4) Anak tidak mampu memperoleh skema baru dalam beradaptasi.
(5) Hal inilah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif anak.
c) Perkembangan bahasa atau bicara anak tunadaksa
(1) Pada anak jenis polio perkembangan bahasa tidak begitu
berbeda dengan anak normal
(2) Pada anak cerebral palsy terjadi gangguan bicara karena
ketidakmampuan dalam koordinasi motorik organ bicara karena
kelainan system neuromotor.
(3) Akibatnya sulit mengungkapkan pikiran dan keinginan serta
kehendaknya.
(4) Mereka mudah tersinggung merasa terasing dari keluarga dan
teman-temannya.
d) Perkembangan emosi anak tunadaksa
(1) Anak yang tunadaksa sejak kecil mengalami perkembangan
emosi secara bertahap sebagi anak tunadaksa.
(2) Anakyang tunadaksa setelah besar mengalaminya sebagai
suatu hal yang mendadak dan sulit diterima anak karena itu
suatu kemunduran.
(3) Dukungan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan
emosi anak.
e) Perkembangan sosial anak tunadaksa
(1) Sikap lingkungan sekitar berpengaruh terhadap pembentukan
konsep diri anak tunadaksa. Dengan demikian akan
mempengaruhi respon sebagian terhadap lingkungannya.
(2) Jika masyarakat menganggapnya tidak berdaya maka ia akan
merasa dirinya tidak berguna.
(3) Keterbatasan kemampuan anak tunadaksa menyebabkan
mereka menarik diri dari pergaulan masyarakat.
f) Perkembangan Kepribadian Anak Tunadaksa
Dalam hal ini anak-anak tunadaksa memiliki beberapa hambatan :
(1) Masalah penyesuaian diri dan mempertahankan konsep diri.
(2) Hambatan yang terletak antara tujuan (goal) dan keinginan
untuk mencapai tujuan tersebut.
5) Tunadaksa dalam kaitannya dengan Pendidikan Jasmani
a) Pendidikan jasmani adaptif bagi anak tunadaksa
Pada kenyataannya, para siswa penyandang kelainan memiliki
kebutuhan yang lebih besar akan gerak, seperti diakui oleh para
ahli, justru pendidikan jasmani harus merupakan program utama

14 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


dari program Pendidikan Luar Biasa secara keseluruhan, karena
menjadi dasar atau fondasi bagi peningkatan fungsi tubuh yang
sangat diperlukan oleh anak-anak berkebutuhan khusus.
Pendidikan jasmani dapat memberikan sumbangan yang sangat
bermakna kepada siswa berkebutuhan khusus termasuk tunadaksa.
Agar sumbangan tersebut dapat diwujudkan, berarti bahwa kurikulum
harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan individual siswa.
Program pendidikan jasmani bagi anak tunadaksa harus spesifik
dan keterampilan gerak harus diajarkan dalam pola-pola yang baik,
yang bermula dari gerak yang paling sederhana dan bertahap maju
ke keterampilan yang lebih kompleks.
Guru sebelum memberikan pengajaran dan pelayanan bagi
anak tunadaksa harus diperhatikan hal sebagai berikut:
(1) Segi medisnya: apakah anak memiliki kelainan khusus seperti
kencing manis, atau pernah dioperasi, masalah lain seperti
harus minum obat dan sebagainya.
(2) Bagaimana kemampuan gerak apakah anak ke sekolah
menggunakan transportasi, alat bantu, dan sebagainya. Ini
berhubungan dengan lingkungan yang harus dipersiapkan.
(3) Bagaimana komunikasinya: apakah anak mengalami kelainan
dalam berkomunikasi, dan alat komunikasi apa yang digunakan,
dan sebagainya.
(4) Bagaimana perawatan dirinya: apakah anak dapat melakukan
perawatan diri di dalam aktivitas kegiatan sehari-hari.
(5) Bagaimana posisinya: di sini dimaksudkan tentang bagaimana
posisi anak tersebut di dalam menggunakan alat bantu, posisi
duduk dalam menerima pelajaran, waktu istirahat, waktu ke
kamar kecil (toilet), makan, dan sebagainya. Dalam hal ini
Physical Therapis sangat diperlukan.
Dalam pendidikan jasmani adaptif bagi anak tunadaksa guru
perlu mengakui bahwa aspek psikologis dari situasi kelas sama
dan bahkan lebih penting dari pada tujuan-tujuan substantif
pendidikan jasmani. Di samping itu, untuk mampu menjaga
motivasi anak tetap tinggi, guru perlu memiliki cara-cara kreatif
dalam pengajaran.
Guru pendidikan jasmani harus menanamkan pada dirinya
sendiri tujuan dan keinginan untuk membantu siswa dalam
mengembangkan citra diri positif, mengembangkan hubungan
interpersonal yang efektif, mengoreksi kondisi fisik khusus yang

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 15


masih mungkin diperbaiki, mengembangkan suatu kesadaran
keselamatan dan menjadikan anak-anak bugar secara fisik sesuai
dengan kapasitasnya.
b) Meningkatkan potensi anak tunadaksa melalui pendidikan jasmani
adaptif
Pada dasarnya anak tunadaksa mempunyai potensi-potensi
tertentu di balik keterbatasan yang mereka miliki. Termasuk
kemampuan atau potensi fisik yang mereka milikipun sesungguhnya
tidak kalah dengan anak-anak normal, sehingga anak tunadaksapun
dapat melakukan pendidikan jasmani adaptif dengan keadaan fisik
yang masih mereka miliki, bahkan kemampuan merekapun dapat
dikembangkan menjadi suatu prestasi yang dapat membanggakan.
Anak tunadaksa yang tidak memiliki kedua tangan dan kedua
kaki dapat dilatih menjadi perenang yang hebat. Begitu juga anak
tunadaksa yang tidak mempunyai kedua tangan, masih dapat
melakukan kegiatan olahraga lain seperti lompat jauh atau lompat
tinggi jika dilatih dengan baik. Contoh lain anak tunadaksa yang
tidak mempunyai kedua kaki dapat bermain basket meskipun
dengan kursi roda.
Potensi yang bisa dikembangkan dari diri anak tunadaksa yang
berhubungan dengan olahraga yang begitu dekat dengan pendidikan
jasmani adaptif sesungguhnya sangat banyak, dan semuanya
hanya dapat diperoleh dengan berbagai latihan melalui pendidikan
jasmani adaptif. Sehingga anak tunadaksa dapat memahami dan
menghargai macam olahraga yang dapat diminatinya sebagai
penonton atau bahkan mereka sendiri yang sebagai pelaku dalam
olahraga tersebut.
Namun sebenarnya anak tunadaksa tidak hanya memiliki
potensi di bidang olahraga saja, karena sejatinya banyak di antara
anak tunadaksa yang memiliki IQ rata-rata anak normal bahkan
ada yang di atas rata-rata, sehingga potensi akademik dan potensi
sosialpun dapat dikembangkan.
Sebagai contoh, meski dengan keterbatasan fisiknya anak
tunadaksa dapat dilatih untuk bersosialisasi dan melakukan
penyesuaian sosial dengan pendidikan jasmani adaptif, karena
dalam pendidikan jasmani anak tuna daksa dapat tetap bermain
dan berolahraga bersama teman-temannya yang normal. Hanya saja
mereka menggunakan aturan yang berbeda. Kebersamaan anak
tunadaksa dengan anak normal inilah tempat untuk mengasah
kemampuan dan potensi sosial yang mereka miliki. Apalagi dengan
IQ yang normal anak tunadaksa akan lebih mudah menjalani
kehidupannya meski dengan keterbatasan kondisi fisiknya.

16 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Dengan kemampuan sosial dan inteligensi yang normal anak
dapat menjadi seorang public relation, atau juga dapat menjadi
seorang motivator yang dapat memotivasi orang lain untuk
melakukan seperti apa yang dia lakukan sehingga dapat mencapai
keberhasilan dalam hidupnya. Banyak juga sisi-sisi kehidupan
dan lapangan pekerjaan lain yang memerlukan kemampuan
bersosialisasi, dengan potensi ini anak tunadaksapun dapat
mengambil bagian di dalam lapangan tersebut.
Kondisi fisik yang terbatas diharapkan dapat dikoreksi,
dikembalikan atau ditambah fungsinya melalui pendidikan jasmani
adaptif ini. Dengan pendidikan jasmani adaptif ini anak akan
dilatih bagaimana melindungi diri dari kondisi yang memperburuk
keadaannya, sehingga dengan tercapainya tujuan pendidikan
jasmani adaptif anak tunadaksa dapat mencapai potensi terbaik
yang dimiliki dan dapat diberikan terlepas dari semua keterbatasan
kondisi fisiknya.
b. Sistematika Pembelajaran
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013
Tentang Buku teks pelajaran dan buku guru untuk pendidikan dasar
dan menengah menyatakan bahwa buku teks dan buku guru adalah
sarana untuk menunjang keterlaksanaan Kurikulum 2013. Buku ini
merupakan buku pegangan guru untuk mengelola pembelajaran,
terutama dalam memfasilitasi siswa untuk memahami materi dan
mengamalkannya. Materi ajar yang ada pada buku teks pelajaran
PJOK akan diajarkan selama satu tahun ajaran, yang dibagi dalam dua
semester. Sesuai dengan desain waktu dan materi setiap bab, maka
setiap Bab akan diselesaikan dalam waktu 4 minggu pembelajaran.
Agar pembelajaran itu lebih efektif dan terarah, maka setiap minggu
rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang yang minimal meliputi (1)
Tujuan Pembelajaran, (2) Materi dan Proses Pembelajaran, (3) Penilaian,
(4) Pengayaan, dan (Remedial), ditambah Interaksi Guru dan Orang Tua.
Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada pemahaman tentang
KI dan KD. Guru PJOK yang mengajarkan materi tersebut hendaknya:
1) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya memberikan
motivasi dan mendorong siswa secara aktif (active learning) untuk
mencari sumber dan contoh-contoh konkrit dari lingkungan sekitar.
Guru harus mengkondisikan situasi belajar yang memungkinkan
siswa melakukan observasi dan refleksi observasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara, misalnya membaca buku dengan kritis,
menganalisis dan mengevaluasi sumber-sumber.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 17


2) Siswa harus dirangsang untuk berpikir kritis dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan dan mengajukan pertanyaan disetiap
pembelajaran.
3) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan secara
perorangan, berpasangan, dan berkelompok, dengan formasi
berbanjar atau lingkaran.
4) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan
frekuensi pengulangan gerak yang cukup untuk setiap siswa.

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru PJOK dalam kegiatan


pembelajaran PJOK berikut ini.
1) Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara
lain berikut ini.
a) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
b) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
c) Guru harus memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan
sehat, dan bila kedapatan siswa menderita penyakit kronis
harus diperlakukan secara khusus.
d) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
e) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
f) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Model Saintifik
Kegiatan inti dengan menggunakan model saintifik yang harus
dilakukan oleh siswa antara lain berikut ini.
(1) Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang variasi
gerak memegang peluru, awalan, menolak peluru, gerak lanjutan
secara individual, berpasangan atau berkelompok.
(2) Siswa mencoba dan melakukan variasi gerak memegang peluru,
awalan, menolak peluru, gerak lanjutan secara individual,
berpasangan atau berkelompok.
(3) Siswa mendapatkan umpan balik dari diri sendiri, teman dalam
kelompok, dan guru.
(4) Siswa Memperagakan hasil belajar variasi gerak spesifik tolak
peluru dilandasi nilai-nilai disiplin, sportifitas, kerja sama, dan
tanggung jawab.
(5) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran.

18 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b) Model Komando
Kegiatan inti dengan menggunakan model komando yang harus
dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut.
(1) Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang
berbagai latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan (komposisi tubuh, daya tahan jantung dan paru-paru
(cardivascular), daya tahan otot, kelentukan, dan kekuatan),
serta pengukurannya.
(2) Siswa mencoba latihan dan pengukuran kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan yang telah diperagakan oleh guru.
(3) Siswa mempraktikkan secara berulang berbagai latihan kebugaran
jasmani yang terkait dengan kesehatan dan pengukurannya
sesuai dengan komando dan giliran yang diberikan oleh guru.
(4) Siswa menerima umpan balik secara langsung maupun tertunda
dari guru secara klasikal.
(5) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir
pembelajaran.
c) Model Resiprokal (Timbal Balik)
Kegiatan inti dengan menggunakan model resiprokal (Timbal
Balik) yang harus dilakukan oleh siswa antara lain berikut ini.
(1) Siswa mendapatkan pasangan sesuai dengan yang ditentukan
guru melalui permainan.
(2) Siswa bersama pasangan menerima dan mempelajari lembar
kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak (melempar, menangkap, menggiring, menembak,
dan me-rebound bola dengan berbagai posisi baik tanpa awalan
maupun dengan awalan).
(3) Siswa berbagi tugas siapa yang pertama kali menjadi “pelaku”
dan siapa yang menjadi “pengamat”. Pelaku melakukan tugas
gerak satu persatu dan pengamat mengamati, serta memberikan
masukan jika terjadi kesalahan (tidak sesuai dengan lembar
kerja).
(4) Siswa berganti peran setelah mendapatkan aba-aba dari guru.
(5) Siswa mencoba tugas gerak spesifik permainan bolabasket ke
dalam permainan yang dimodifikasi dilandasi nilai-nilai disiplin,
sportif, kerja sama, dan tanggung jawab.
(6) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir
pembelajaran.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 19


d) Model kooperatif
Kegiatan inti dengan menggunakan model kooperatif yang harus
dilakukan oleh siswa antara lain berikut ini.
(1) Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang gerak
spesifik dalam tenis meja (memegang bet, posisi berdiri/stance,
gerakan kaki/footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan
forehand, pukulan backhand, dan smes).
(2) Siswa membagi diri ke dalam delapan (8) kelompok sesuai dengan
materi (materi menjadi nama kelompok, contoh kelompok stance,
kelompok servis forehand, dan seterusnya). Di dalam kelompok
ini setiap siswa secara berulang-ulang mempraktikkan gerak
sesuai dengan nama kelompoknya.
(3) Setiap anggota kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk
mempelajari dan “mengajari” materi dari dan ke kelompok lain
setelah mendapatkan aba-aba dari guru.
(4) Setiap anggota kelompok kembali ke kelompok masing-masing
untuk mempelajari dan “mengajari” materi dari dan ke
kelompoknya sendiri setelah mendapatkan aba-aba dari guru.
(5) Siswa menerima umpan balik secara individual maupun klasikal
dari guru.
(6) Siswa mencoba tugas gerak spesifik permainan tenismeja ke
dalam permainan dilandasi nilai-nilai disiplin, percaya diri, dan
tanggung jawab.
(7) Hasil belajar siswa dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup yang harus dilakukan oleh guru berikut ini.
1) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan
dengan materi pembelajaran yang telah diberikan.
2) Guru melakukan kegiatan refleksi dan tindak lanjut dari materi
pembelajaran yang telah diberikan.
3) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh
salah seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan
kepada siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan
setelah melakukan aktivitas fisik/olahraga yaitu agar dapat
melemaskan otot dan tubuh tetap bugar (segar).
4) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh
siswa dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Penggunaan Pendekatan Ilmiah (Scientific)


Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang
pendidikan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah

20 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(scientific approach). Proses pembelajaran harus menyentuh tiga
ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan
(knowledge). Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah,
ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar
agar siswa tahu tentang ‘’mengapa’’. Ranah keterampilan menggamit
transformasi substansi atau materi ajar agar siswa tahu tentang
‘’bagaimana’’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar siswa tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang
meliputi aspek kompetensii sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pendekatan
ilmiah apabila memenuhi 7 (tujuh) kriteria pembelajaran berikut;
pertama, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena
yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Kedua,
penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru siswa
terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif,
atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Ketiga,
mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah,
dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Keempat, mendorong
dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan sama lain dari materi pembalajaran.
Kelima, mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran. Keenam, berbasis pada
konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.
Ketujuh, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas,
namun menarik sistem penyajiannya.
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi antara lain:
a. Mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti menentukan objek apa yang akan
diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data apa yang

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 21


perlu diobservasi baik primer maupun sekunder, menentukan/letak
objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana
observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar, menentukan cara dan melakukan pencatatan
atas hasil observasi seperti menggunakan buku catatan-kamera-
tape recorder-video perekam dan alat tulis lainnya.
b. Menanya. Guru yang efektif mampu menginspirasi siswa untuk
meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan,
dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula
dia membimbing atau memandu pesertadidiknya belajar dengan
baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu
pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yangbaik. Kriteria pertanyaan yang baik adalah singkat
dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing
atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberikan
kesempatan siswa untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan
tuntutan kemampuan kognitif dan merangsang proses interaksi.
c. Mencoba. Dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah
tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Aktivitas pembelajaran yang nyata antara lain: 1) menentukan
tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan
kurikulum, 2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan
yang tersedia dan harus disediakan, 3) mempelajari dasar teoritis
yang relevan dan hasil eksperimen sebelumnya, 4) melakukan
dan mengamati percobaan, 5) mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data, menarik simpulan atas hasil
percobaan dan membuat laporan.
d. Menalar. Istilah menalar dalam kerangka proses pembelajaran
dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013
untuk menggambarkan bahwa guru dan siswa merupakan pelaku
aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi siswa
harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir
yang logis dan sistematis atas fakta empiris yang dapat diobservasi
untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Terdapat dua
cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik
simpulan dari fenomena atau atribut khusus untuk hal-hal yang
bersifat umum. Jadi, menalar secara induktif adalah proses
penarikan simpulan dari kasus-kasus yang berisifat nyata secara
individual atau spesifik menjadi simpulan yang bersifat umum.
Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada

22 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


observasi inderawi atau pengamatan empirik. Penalaran deduktif
merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan
atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat
khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme
(kategorial, hipotesis dan alternatif).
e. Komunikasi yaitu: mengkomunikasikan hasil percobaan.
Khusus dalam pelajaran PJOK, tahapan di atas tentu tidak dapat
dan tidak selalu harus dilaksanakan secara hirarkis (berurutan). Hal
itu tergantung pada materi ajar dan episode pembelajaran apa yang
sedang dilakukan. Bahkan, dalam pandangan para ahli Penjas, jika
pendekatan ilmiah ini dilaksanakan secara kaku dengan mengikuti
urutan kegiatan sebagai tahapannya, dikhawatirkan bahwa
pelajaran Penjas akan kehilangan ciri uniknya, yaitu kekayaan
aktivitas geraknya yang bermanfaat langsung pada pengembangan
keterampilan motorik dan kebugaran jasmani.
Scientific approach bukanlah sebuah model pembelajaran yang
karenanya tidak dapat diartikan sebagai model yang harus diikuti
sesuai tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah menunjuk pada
misi dan tujuan akhir dari sebuah kegiatan yang bermakna kepada
produk apa yang harus dicapai. Misalnya, istilah “pendekatan ilmiah”
bukan merupakan sebuah urutan kegiatan belajar, tetapi lebih
bermakna semacam “sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran
apapun) harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan
mengomunikasikan. Dengan pendekatan ilmiah, para guru dapat
memilih model pembelajaran yang dipandang mampu mengusung
pencapaiannya seperti model problem-based learning, model project-
based learning, contextual learning, guided discovery learning,
sampai model problem based learning.
Khusus dalam pembelajaran PJOK, model pembelajaran yang
sudah dikembangkan oleh para ahli justru lebih banyak dan bahkan
lebih kontekstual. Beberapa di antaranya ada model movement
education, model pengembangan tanggung jawab (Hellison’s model),
model petualangan (adventure education model), model kebugaran
(fitness education model), model perkembangan (developmental
model), bahkan termasuk model Teaching Games for Understanding
(TGfU model) serta model kooperatif (cooperative model). Sedangkan
dalam wilayah pendekatan pembelajarannya, Penjas pun mengenal
berbagai pendekatan seperti pendekatan pola gerak dominan,
pendekatan taktis, pendekatan konsep, dan sebagainya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 23


4. Penyiapan Sarana dan Prasarana
Pembelajaran PJOK memerlukan sarana dan prasana untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran
PJOK secara aman, efektif dan efisien. Penyediaan sumber data fisik
yang memadai termasuk fasilitas, peralatan dan pemeliharaan dapat
membantu dalam mempengaruhi sikap dan menunjang keberhasilan
program. Dalam pembelajaran PJOK, fasilitas yang harus tersedia
bagi siswa yang terlibat dalam aktivitas otot besar yang melibatkan
memanjat, melompat, melompat-lompat, menendang, melempar,
melompat dan menangkap, dan mereka juga terlibat dalam kegiatan
keterampilan motorik dan permainan lainnya.
Guru sebagai salah satu sumber pembelajaran juga dapat
menggunakan berbagai sumber pembelajaran lain untuk menambah
wawasan siswa dalam pembelajaran. Buku terutama buku panduan
guru dan siswa PJOK SMLB kelas XI. Selain itu, guru juga dapat
menggunakan sumber pembelajaran dari video, media cetak, media
elektronik, atau internet. 

Secara ideal, aktivitas pembelajaran menggunakan sarana dan
prasarana yang sesuai. Akan tetapi, jika sekolah tidak memiliki
dan menyediakan sarana dan prasarana, kreativitas guru sangat
diperlukan untuk memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran
PJOK. Demikian juga, guru dapat menyesuaikan aktivitas yang
dipilih, sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dan tetap
melakukan pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Apabila sekolah telah memiliki sarana yang standar
dan lengkap, diharapkan juga guru dapat memodifikasi sarana tersebut
untuk menyesuaikan dengan siswa yang memiliki kemampuan kurang
atau dibawah rata-rata. 

Keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran hal terpenting
dalam pembelajaran PJOK adalah terpenuhinya aspek dalam prosedur
keamanan dan keselamatan. Siswa harus dapat melakukan atau unjuk
kerja dengan aman dan selamat, sesuai kompetensi yang diharapkan,
dan terjadi peningkatan keterampilan sesuai dengan tantangan
melakukan unjuk kerja gerak.
Untuk menilai kerja yang mereka lakukan dan juga menilai
rekannya. Selain itu siswa juga harus mampu beradaptasi memodifikasi
dan meningkatkan kemampuannya. Karena itu perlu diketahui
prosedur keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, yang memiliki tujuan prosedur keamanan dan keselamatan
pembelajaran penjas adalah untuk memastikan siswa melakukan

24 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga dengan aman dan selamat.
Keamanan dan keselamatan dalam pembelajaran meliputi keamanan
dan keselamatan penggunaan sarana dan prasarana dan melakukan
suatu gerakan/keterampilan tertentu.
Dalam pembelajaran PJOK, Kepala sekolah dan guru harus
menjamin:
a. Sekolah memiliki standar pencegahan dan penjagaan keselamatan
untuk meminimalkan resiko dalam pembelajaran PJOK.
b. Seluruh alat yang dipergunakan dalam pembelajaran PJOK adalah
aman, secara rutin diperiksa, diperbaiki dan dirawat.
c. Memiliki catatan perawatan dan perbaikan alat.
d. Guru harus memiliki kualifikasi dan pengalaman sebagai guru
pendidikan jasmani.
e. Segala hal yang berpotensi untuk mengganggu dan menimbulkan
resiko diidentifikasi dalam manajemen resiko.
f. Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan P3K.

5. Pengayaan dan Remedial


Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran
yang diberikan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,
fungsi kegiatan remedial adalah: (1) memperbaiki cara belajar
siswa, (2) meningkatkan siswa terhadap kelebihan dan kekurangan
dirinya, (3) menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa,
(4) mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, (5)
membantu mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi siswa.
Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran
biasa untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan
(preventif), setelah kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biasa. Langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam kegiatan remedial adalah: (1) analisis hasil diagnosis kesulitan
belajar, (2) menemukan penyebab kesulitan, (3) menyusun rencana
kegiatan remedial, (4) melaksanakan kegiatan remedial, dan (5) menilai
kegiatan remedial.
Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada
siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya
secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 25


sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Tugas yang
dapat diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan
di antaranya adalah memberikan kesempatan menjadi tutor sebaya,
mengembangkan latihan praktis dari materi yang sedang dibahas,
membuat hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah,
atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun
kegiatan yang dipilih guru, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut
menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi
sehingga mendorong siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus
memperhatikan (1) faktor siswa, baik faktor minat maupun faktor
psikologis lainnya, (2) faktor manfaat edukatif, dan (3) faktor waktu.

6. Penilaian
Penilaian oleh pendidik merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan
pencapaian kompetensi siswa, pengolahan, dan pemanfaatan
informasi tentang pencapaian kompetensi siswa. Penilaian tersebut
dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti penilaian unjuk kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test),
penilaian projek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil
kerja/karya siswa (portfolio), dan penilaian diri.
Penilaian pencapaian kompetensi baik formal maupun informal
diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan
siswa menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
Pencapaian kompetensi seorang siswa dalam periode waktu tertentu
dibandingkan dengan hasil yang dimiliki siswa tersebut sebelumnya
dan tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan siswa lainnya.
Dengan demikian siswa tidak merasa dihakimi oleh pendidik tetapi
dibantu untuk mencapai kompetensi atau indikator yang diharapkan.
Penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa
terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk
pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses. Teknik dan instrumen
yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan berikut ini.

26 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh siswa
dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri,
dan penilaian antarsiswa adalah daftar cek atau skala penilaian (rating
scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan
pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman
observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
siswa untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya
dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan
berupa lembar penilaian diri.
3) Penilaian antarsiswa merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
siswa untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarsiswa.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas
yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan siswa yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan 

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian
dilengkapi pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut siswa mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek,
dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek
atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 27


2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu.

Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara


menilai kumpulan seluruh karya siswa dalam bidang tertentu yang
bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas siswa dalam kurun waktu tertentu.
Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian siswa terhadap lingkungannya.

28 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Bab 2
Aktivitas Pembelajaran
Permainan Bola Besar
A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifi k Permainan
Sepakbola
1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/
[mendengar/melihat/mem- tulis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak se-
Tuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpai- mencerminkan perilaku anak
nya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi gerak
gerak spesifik dalam berbagai spesifik dalam berbagai per-
permainan perorangan dan mainan perorangan dan be-
beregu sederhana, tradisional, regu sederhana, tradisional,
atau rekreatif *) atau rekreatif *)
3.1.1. Mengidentifikasikan 4.1.1. Melakukan variasi ge-
prosedur berbagai va- rak spesifik menen-
riasi gerak spesifik me- dang, menahan dan
nendang, menahan menggiring bola per-
dan menggiring bola mainan sepakbola.
permainan sepakbola.
3.1.2. Menjelaskan prosedur 4.1.2. Menggunakan variasi
berbagai variasi gerak gerak spesifik menen-
spesifik menendang, me­­­­- dang, menahan dan
nahan dan menggiring menggiring bola dalam
bola permainan sepak- bentuk permainan se­
bola. pak­bola yang dimodifi-
3.1.3. Menjelaskan prosedur kasi.
cara melakukan vari-
asi gerak spesifik me­
nendang, menahan dan
menggiring bola per-
mainan sepakbola.

2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut
ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada
siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru mengajukan
beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau

30 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik permainan
sepakbola.
5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik permainan sepakbola
secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas,
sungguh-sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
9) Dalam mengajarkan materi permainan bola besar menggunakan
sepakbola guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan
bola plastik), peraturan dan lapangan permainan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 31


3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas variasi gerak
spesifik pemainan sepakbola antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Gambar variasi gerak spesifik menendang, menahan dan menggiring
bola permainan sepakbola.
2) Video pembelajaran variasi gerak spesifik menendang, menahan
dan menggiring bola permainan sepakbola.
3) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi gerak
spesifik menendang, menahan dan menggiring bola permainan
sepakbola.
b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Lapangan permainan sepakbola atau lapangan sejenisnya (lapangan
bolavoli, halaman sekolah atau lapangan terbuka).
2) Sepakbola atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
3) Beberapa gawang dan bola yang dimodifikasi.
4) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah bambu).
5) Peluit dan Stopwatch.
6) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara variasi gerak
spesifik permainan sepakbola sebagai alat pada pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan
secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran
gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang
sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan
urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat
dengan mudah untuk mempelajari variasi gerak spesifik, hingga

32 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama
yang berhubungan dengan gerak variasi bola besar menggunakan
permainan sepakbola.
Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola besar menggunakan
permainan sepakbola yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan variasi gerak spesifik permainan sepakbola.
b. Memiliki pengetahuan tentang variasi gerak spesifik menggunakan
permainan sepakbola, memahami karakter bola yang digunakan,
mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar,
kesem­patan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak
motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-
ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan
kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

6. Materi Pembelajaran
a. Aktivitas Bermain Sepakbola Dimodifikasi
Sebelum siswa mempelajari variasi gerak spesifik permainan
sepakbola, siswa diminta untuk bermain sepakbola yang dimodifikasi.
Dalam bermain, siswa diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai sikap
seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama. Sambil
bermain siswa diminta untuk mengamati dan merasakan menendang
bola dengan kaki yang mana mudah dilakukan.
Cara bermain sepakbola yang dimodifikasi berikut ini.
1) Jumlah pemain 12 orang (untuk dua tim) masing-masing 6 pemain
untuk satu tim.
2) Pada garis lapangan dipasang gawang atau tiang bendera kecil.
3) Lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan basket atau
bolavoli yang memiliki garis tengah.
4) Tiap tim menempatkan 3 pemain penyerang pada daerah lapangan
lawan dan 2 pemain bertahan pada daerah lapangan sendiri.
5) Setiap pemain berusaha mempertahankan gawangnya dan
melakukan serangan.
6) Pemain bertahan dan penyerang hanya boleh bergerak di daerah
yang ditempatinya.
7) Bila pemain bertahan dapat merebut bola segera berikan operan
pada temannya yang ada di daerah lawan.
8) Tim dianggap menang apabila dapat memasukkan bola ke gawang
lawan sebanyak mungkin.
9) Waktu permainan untuk setiap tim 5–10 menit.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 33


Gambar 2.1 Aktivitas pembelajaran bermain sepakbola yang dimodifikasi.

Setelah Siswa bermain sepakbola yang dimodifikasi, selanjutnya


Siswa mempelajari teknik gerakan variasi permainan sepakbola yang
benar. Pembelajaran variasi gerak spesifik permainan sepakbola
tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
b. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Sepakbola
Permainan sepakbola adalah permainan beregu. Dalam bermain
dibutuhkan kerjasama yang baik dan kompak. Kekompakkan
merupakan modal utama dalam permainan. Di samping itu, seorang
pemain dituntut untuk menguasai variasi gerak spesifik permainan
sepakbola. Variasi gerak spesifik permainan sepakbola meliputi: variasi
gerak spesifik menendang, menahan/mengontrol bola, menggiring bola,
menyundul bola, gerak tipu, dan variasi gerak spesifik penjaga gawang.
Variasi-variasi gerak spesifik permainan sepakbola tersebut
berikut ini.
1) Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menggiring
dan menendang bola menggunakan satu/dua kali sentuhan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi gerakan
koordinasi menggiring dan menendang bola dengan satu/dua kali
sentuhan berikut ini.
a) Berdiri tegak berpasangan dan saling berhadap-hadapan
b) Siswa berpasangan sambil berjalan, jogging dan dilanjutkan
dengan berlari
c) Arah gerakan maju dengan posisi menyamping
d) Pembelajaran dilakukan berulang-ulang menempuh jarak 15–
25 meter

34 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 2.2 Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menggiring dan
menendang bola.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan variasi gerakan
koordinasi menggiring dan menendang bola dengan satu/dua kali
sentuhan hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menendang
dan menyundul bola pada lapangan segiempat
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi
gerakan koordinasi menendang dan menyundul bola pada lapangan
segiempat berikut ini.
a) Siswa berkelompok empat atau lima orang
b) Kemudian menendang dan menyundul bola pada lapangan
segiempat
c) Usahakan bola tidak terjatuh ke tanah
d) Siswa yang mengeluarkan bola dari lapangan, dikenai hukuman
squat-jump atau push-up

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 35


Gambar 2.3 Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi menendang dan
menyundul bola.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan variasi gerakan koordinasi menendang
dan menyundul bola pada lapangan segiempat hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi mengumpan
dan menendang bola ke arah sasaran gawang
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi
gerakan koordinasi mengumpan dan menendang bola ke arah
sasaran gawang berikut ini.
a) Siswa berkelompok tiga orang
b) Pemain pertama sebagai pengumpan
c) Pemain kedua sebagai penendang ke gawang
d) Pemain ketiga sebagai penjaga gawang
e) Gerakan ini dilakukan secara bergantian sebagai penendang,
pengumpan dan penjaga gawang.

36 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 2.4 Aktivitas pembelajaran variasi gerakan koordinasi mengumpan
dan menendang bola ke arah sasaran gawang.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan variasi gerakan koordinasi
mengumpan dan menendang bola ke arah sasaran gawang hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Aktivitas bermain sepakbola pada lapangan kecil menggunakan
dua gawang kecil
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
bermain sepakbola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang
kecil berikut ini.
a) Siswa berkelompok lima orang
b) Tahap pertama, setiap pemain hanya boleh memainkan bola
dengan empat kali sentuhan bola
c) Tahap kedua tiga kali sentuhan bola
d) Tahap ketiga dua kali sentuhan bola
e) Tahap keempat satu kali sentuhan bola

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 37


Gambar 2.5 Aktivitas pembelajaran bermain sepakbola pada lapangan kecil
menggunakan dua gawang kecil.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan bermain
sepakbola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil
hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c. Aktivitas Bermain Sepakbola Menggunakan Peraturan Dimodifikasi
1) Aktivitas pembelajaran bermain mengumpan pada 4 bidang
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan bermain
mengumpan pada 4 bidang berikut ini.
a) Tempatkan 3 orang pemain pada setiap bidang masing-masing
(1) regu A, 3 pemain pada bidang 1
(2) regu B, 3 pemain pada bidang 2

38 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(3) regu C, 3 pemain pada bidang 3
(4) regu D, 3 pemain pada bidang 4
b) Setiap regu berusaha menendang/mengumpan bola pada teman
satu regu dan lawan regu berusaha untuk menghadangnya.
c) Setiap regu diberi bola (membawa bola) 1 buah.
d) Setiap regu tidak boleh keluar dari bidangnya masing-masing.
e) Regu mendapatkan 1 angka bila umpan bolanya lolos ke
rekannya di bidang lain.
f) Regu dianggap menang bila memperoleh angka terbanyak.
g) Permainan dilakukan selama 10–15 menit.

Gambar 2.6 Aktivitas pembelajaran bermain sepakbola dengan menggunakan


4 bidang.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan bermain mengumpan
pada 4 bidang hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 39


2) Aktivitas pembelajaran bermain mengumpan dan menerima
bola untuk mencetak gol melalui gawang kecil (bendera kecil)
Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara melakukan
gerakan bermain mengumpan dan menerima bola untuk mencetak
gol melalui gawang kecil (bendera kecil) berikut ini.
a) Persiapkan 5 buah gawang selebar 2–3 meter dan diletakkan
secara bebas pada lapangan.
b) Regu dibedakan dengan warna kostum.
c) Permainan menggunakan satu buah bola dan untuk memulai
permainan dilakukan dengan tendangan pada lapangan.
d) Setiap regu berusaha melakukan umpan melewati gawang dan
berusaha menjaga (mempertahankan) gawang bagi regu yang
tidak menguasai bola.
e) Setiap regu tidak boleh mengumpan melalui gawang yang sama
dua kali berturut-turut.
f) Setiap regu dapat mengumpan melalui gawang dan dapat
diterima oleh teman satu regu dengan baik mendapat 1 angka.
g) Regu yang mengumpulkan angka terbanyak selama 10 menit
bermain dinyatakan sebagai pemenangnya.

Gambar 2.7 Aktivitas pembelajaran bermain mengumpan dan menerima bola


untuk mencetak gol melalui gawang kecil (bendera kecil).

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran permainan sepakbola yang telah dipelajari
dalam buku catatannya.

40 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan
Bolavoli
1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/mem- lis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak se-
Tuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpai­ mencerminkan perilaku anak
nya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Penge­tahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi gerak
gerak spesifik dalam berbagai spesifik dalam berbagai per-
permainan perorangan dan mainan perorangan dan be-
beregu sederhana, tradisional regu sederhana, tradisional
atau rekreatif *) atau rekreatif *)
3.1.1. M engidentifikasikan 4.1.1. Melakukan variasi spe­-
ber­bagai variasi gerak ­sifik gerak Passing
Passing bawah dan bawah dan servis bawah
servis bawah permain- permainan bolavoli.
an bolavoli. 4.1.2. Menggunakan variasi
3.1.2. Menjelaskan variasi gerak spesifik Pass-
ge­rak Passing bawah ing bawah dan servis
dan servis bawah per- bawah dalam bentuk
mainan bolavoli. permainan bolavoli
3.1.3. Menjelaskan cara me­ yang dimodifikasi.
lakukan variasi gerak
Passing bawah dan
servis bawah per­ma­-
­i­nan bolavoli.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 41


2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
4) Menemukan hubungan aktivitas variasi gerak spesifik permainan
bolaboli.
5) Menerapkan berbagai aktivitas variasi gerak spesifik permainan
bolaboli secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin,
sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit,
dari yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang
berat.

42 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
9) Dalam mengajarkan materi permainan bola besar menggunakan
bolaboli guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan bola
plastik), peraturan dan lapangan permainan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas variasi gerak
spesifik pemainan bolaboli antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 43


1) Gambar variasi gerak spesifik Passing bawah dan servis bawah
permainan bolavoli.
2) Video pembelajaran variasi gerak spesifik Passing bawah dan
servis bawah permainan bolavoli.
3) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi gerak
spesifik Passing bawah dan servis bawah permainan bolavoli.
b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Lapangan permainan bolavoli atau lapangan sejenisnya (lapangan
bolavoli, halaman sekolah atau lapangan terbuka).
2) Bolavoli atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
3) Jaring/net bolavoli atau sejenisnya (tali plastik).
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara variasi
gerak spesifik permainan bolavoli sebagai alat pada pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan
secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran
variasi gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari
yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan
dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa
dapat dengan mudah untuk mempelajari variasi gerak spesifik, hingga
dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama
yang berhubungan dengan gerak variasi dan kombinasi bola besar
menggunakan permainan bolavoli.
Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola besar menggunakan
permainan bolavoli yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan variasi gerak spesifik permainan bolavoli.
b. Memiliki pengetahuan tentang variasi gerak spesifik menggunakan
permainan bolavoli, memahami karakter bola yang digunakan,
mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar,
kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak
motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-
ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan
kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

44 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


6. Materi Pembelajaran
a. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Servis Atas
Permainan Bolavoli
Servis adalah tindakan memukul bola oleh seorang pemain belakang
kanan yang dilakukan dari daerah servis, langsung ke lapangan lawan.
Servis merupakan aksi untuk melakukan bola ke dalam permainan.
Keberhasilan suatu servis tergantung pada kecepatan bola, jalan dan
perputaran bola dan penempatan bola ke tempat kosong kepada pemain
ke garis belakang kepada pemain yang melakukan perpindahan tempat.
Servis atas adalah jenis servis dimana jalannya bola dari hasil
pukulan servis itu tidak mengandung putaran (bola berjalan mengapung
atau mengambang). Dari sekian banyak macam variasi gerak spesifik
servis, pada saat ini yang paling popoler adalah “Floating service”
terutama yang dilakukan dari overhead atau overhand. Kesulitan
lawan dalam menerima servis float terletak pada sifat jalannya bola
yang mengapung dan tidak berjalan dalam satu lintasan lurus,
kecepatannya yang tidak teratur, bola sering melayang ke kiri dan ke
kanan atau ke atas dan ke bawah, sehingga menimbulkan kesulitan
untuk memprediksi arah datangnya bola secara tepat.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
servis atas permainan bolavoli berikut ini.

Gambar 2.8 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis atas bolavoli.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik servis atas permainan
bolavoli hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 45


c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila
ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
b. Bentuk-Bentuk Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik
Servis Atas
1) Aktivitas Pembelajaran gerakan
memukul-mukul bola ke lantai
Siswa diminta untuk me­ngamati
cara melakukan gerakan memukul-
mukul bola ke lantai berikut ini.
a) Sikap awal berdiri tegak, badan
sedikit dibungkukan
b) Kemudian pukul bola ke lantai
menggunakan telapak tangan
secara berulang-ulang
c) Tahap pertama dilakukan di Gambar 2.9 Aktivitas
tempat pembelajaran
gerakan memukul-
d) Tahap kedua dilakukan sambil mukul bola ke
berjalan lantai.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul-mukul bola ke
lantai permainan bolavoli hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah
bola dioperkan teman
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
memukul bola ke depan bawah bola dioperkan teman berikut ini.
a) Sikap awak berdiri menghadap bola yang dipegang teman di
depan atas
b) Kemudian bola dipukul dengan telapak tangan ke depan bawah
c) Pukulan dengan mengaktifkan pergelangan tangan

46 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 2.10 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah
bola dioperkan teman.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola ke depan
bawah bola dioperkan teman permainan bolavoli hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah
bola dilambungkan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
memukul bola ke depan bawah bola dilambungkan berikut ini.
a) Sikap awal berdiri dan bola dipegang dengan tangan kiri
b) Kemudian lambungkan bola ke atas dengan tangan kiri
c) Lalu pukul bola dengan tangan kanan
d) Saat bola turun sebatas jangkauan lengan di atas depan kepala
e) Arahkan pukulan ke lantai dengan mengaktifkan pergelangan
tangan
f) Bola memantul tepat pada teman yang didepannya

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 47


Gambar 2.11 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan bawah
bola dilambungkan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul
bola ke depan bawah bola dilambungkan permainan bolavoli hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan atas
bola dilambungkan sendiri
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
memukul bola ke depan atas bola dilambungkan sendiri berikut ini.
a) Sikap awal berdiri saling berhadapan
b) Kemudian lambungkan bola ke atas dengan tangan kiri
c) Saat bola turun sebatas jangkauan tangan di atas kepala, pukul
dengan tangan kanan ke depan ke atas teman di depannya
d) Lakukan latihan ini secara bergantian

48 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 2.12 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola ke depan atas
bola dilambungkan sendiri.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola
ke depan atas bola dilambungkan sendiri permainan bolavoli hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
5) Aktivitas pembelajaran teknik gerakan memukul bola melewati
atas net/tali
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
memukul bola melewati atas net/tali berikut ini.
a) Sikap awal berdiri menghadap net/tali
b) Kemudian lambungkan bola dengan tangan kiri
c) Pukul bola dengan tangan kanan melewati atas net/tali
d) Bila memukul bola sudah dilakukan dari garis serang lapangan,
pindah ke belakang garis lapangan untuk siap memukul lagi
dan sebaliknya
e) Lakukan gerakan ini secara bergantian

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 49


Gambar 2.13 Aktivitas pembelajaran gerakan memukul bola melewati atas
net/tali.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan memukul bola
melewati atas net/tali permainan bolavoli hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

50 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c. Aktivitas Pembelajaran Bermain Bolavoli dengan Peraturan
Sederhana
Tujuan pembelajaran bermain bolavoli secara sederhana adalah
untuk mengkombinasikan gerakan-gerakan yang telah dipelajari.
Dalam melakukan permainan bolavoli secara sederhana, Siswa
diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: sportifitas,
kerja sama, tanggung jawab, dan disiplin.
Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara melakukan bermain
bolavoli dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi berikut ini.

Gambar 2.14 Aktivitas pembelajaran bermain bolavoli dengan sederhana.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran permainan bolavoli yang telah dipelajari
dalam buku catatannya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 51


C. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan
Bolabasket
1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/mem- lis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak se-
Tuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpai­ mencerminkan perilaku anak
nya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Penge­tahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi ge­
gerak spesifik dalam berbagai rak spesifik dalam berbagai
permainan perorangan dan permainan perorangan dan
beregu sederhana, tradisional beregu sederhana, tra­disi­
atau rekreatif *) onal atau rekreatif *)
3.1.1. Mengidentifikasikan 4.1.1. Melakukan variasi ger-
berbagai variasi ge­ ak spesifik melempar,
rak spesifik melempar, menangkap, dan meng-
menangkap, dan meng- giring bola permainan
giring bola permainan bolabasket.
bolabasket. 4.1.2. Menggunakan variasi
3.1.2. Menjelaskan variasi ge­ ge­­rak spesifik me­lem­
rak spesifik melempar, par, menangkap, dan
menangkap, dan meng- menggiring bola per-
giring bola permainan mainan bolabasket da­
bolabasket. lam bentuk permainan
3.1.3. Menjelaskan cara me­ sederhana dengan per-
lakukan variasi gerak aturan yang dimodi­
spesifik melempar, me­ fikasi.
nangkap, dan meng-
giring bola permainan
bolabasket.

52 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
4) Menemukan hubungan aktivitas variasi gerak spesifik permainan
bolabasket.
5) Menerapkan berbagai aktivitas variasi gerak spesifik permainan
bolabasket secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin,
sportivitas, sungguh-sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 53


9) Dalam mengajarkan materi permainan bola besar menggunakan
bolabasket guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan
bola plastik), peraturan dan lapangan permainan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas variasi gerak
spesifik pemainan bolabasket antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Gambar variasi gerak spesifik melempar, menangkap, dan
menggiring bola permainan bolabasket.

54 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2) Video pembelajaran variasi gerak spesifik melempar, menangkap,
dan menggiring bola permainan bolabasket.
3) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi gerak spesifik
melempar, menangkap, dan menggiring bola permainan bolabasket.
b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut
ini.
1) Bolabasket atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
2) Lapangan permainan bolabasket atau lapangan sejenisnya
(lapangan bolavoli, halaman sekolah atau lapangan terbuka).
3) Ring basket atau sejenisnya (keranjang yang digantung).
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara variasi gerak
spesifik permainan bolabasket sebagai alat pada pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan
secara bertahap dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran
variasi gerak spesifik dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari
yang sederhana ke yang rumit, sedangkan prosedural berkaitan
dengan urutan gerakan yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa
dapat dengan mudah untuk mempelajari variasi gerak spesifik, hingga
dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama
yang berhubungan dengan gerak variasi bola besar menggunakan
permainan bolabasket.
Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola besar
menggunakan permainan bolabasket yang dilakukan siswa, adalah
sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan variasi gerak spesifik permainan bolabasket.
b. Memiliki pengetahuan tentang variasi gerak spesifik menggunakan
permainan bolabasket, memahami karakter bola yang digunakan,
mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar,
kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan
gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang
berubah-ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh,
dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 55


6. Materi Pembelajaran
a. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Menggiring Bola
Menggiring bola adalah upaya membawa bola dengan cara
memantulkan bola di tempat, memantulkan bola sambil berjalan dan
memantulkan bola sambil berlari. Menggiring bola merupakan suatu
usaha untuk membawa bola menuju ke depan/ke lapangan lawan. Cara
menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan satu tangan (kiri/kanan).
Kegunaan menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan,
menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan.
1) cara menggiring bola di tempat
2) cara menggiring bola sambil berjalan
3) cara menggiring bola sambil berlari
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan variasi gerak
spesifik mengiring bolabasket dengan berbagai variasi berikut ini.

Gambar 2.15 Aktivitas pembelajaran gerakan menggiring bola.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik menggiring
bolabasket hasil pengamatannya dengan cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya bila
ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
b. Aktivitas Bermain Bolabasket Menggunakan Peraturan Dimodifikasi
Ada beberapa tujuan dari kegiatan bermain bolabasket yang
dimodifikasi, diantaranya adalah:

56 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a) untuk menerapkan teknik-teknik dasar yang telah dipelajari.
b) agar siswa dapat menentukan posisi dalam regu sesuai dengan
keterampilannya masing-masing.
c) agar siswa menggunakan taktik dan strategi dalam bermain
bolabasket.
d) agar siswa dapat mengidentifikasikan saat yang tepat untuk
melakukan penyerangan dan pertahanan.
Bentuk-bentuk bermain dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas pembelajaran bermain bolabasket dengan menggunakan
gawang kecil yang mengutamakan gerak menggiring, menangkap
dan Passing
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan bermain
bolabasket dengan menggunakan gawang kecil yang mengutamakan
gerak menggiring, menangkap dan passing berikut ini.
a) Siswa dibagi dua regu, masing-masing regu terdiri dari 5 pemain.
b) Cara memainkan bola, bola digiring dengan satu tangan (kiri/
kanan).
c) Bola dapat digiring tidak lebih dari 3 langkah.
d) Bola dapat dibawa tidak lebih dari 2 langkah.

Gambar 2.16 Aktivitas pembelajaran bermain lempar tangkap bola.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 57


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan bermain bolabasket dengan
menggunakan gawang kecil hasil pengamatannya dengan cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Pembelajaran bermain bolabasket menggunakan setengah
lapangan, Jumlah pemain adalah 2 lawan 3 dilanjutkan dengan
4 lawan 3 atau 5 lawan 4, yaitu:
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan bermain
bolabasket menggunakan setengah lapangan, Jumlah pemain adalah
2 lawan 3 dilanjutkan dengan 4 lawan 3 atau 5 lawan 4 berikut ini.
a) 2 pemain penyerang dan bertahan 3 pemain.
b) 4 pemain penyerang dan bertahan 3 pemain.
c) 5 pemain penyerang dan bertahan 4 pemain.

Gambar 2.17 Aktivitas pembelajaran bermain bolabasket menggunakan


setengah lapangan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan bermain bolabasket dengan
menggunakan setengah lapangan hasil pengamatannya dengan cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.

58 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas pembelajaran bermain bolabasket menggunakan satu
lapangan dan dibagi dua bidang, yaitu bidang A lapangan untuk
regu A dan bidang B lapangan untuk regu B
Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara melakukan
bermain bolabasket menggunakan satu lapangan dan dibagi
dua bidang, yaitu bidang A lapangan untuk regu A dan bidang B
lapangan untuk regu B berikut ini.
a) Regu A menempatkan pemainnya di lapangan B sebanyak 2 orang
pemain, begitu juga regu B menempatkan 2 pemain di lapangan A.
b) Para pemain boleh mengiring, melempar, dan menembak bola.
c) Saat menggiring bola pemain yang berada pada lapangan A dan
B tidak boleh melewati garis tengah.
d) Jadi yang berhak melakukan serangan pada lapangan lawan
hanya 2 orang pemain.
e) Regu pemenang adalah regu yang dapat memasukkan bola ke
ring basket lebih banyak.
f) Lama permainan 5–10 menit.

Gambar 2.18 Aktivitas pembelajaran bermain menggunakan satu lapangan


dibagi dua bidang.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran permainan bolabasket yang telah
dipelajari dalam buku catatannya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 59


D. Penilaian Pembelajaran
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Sepakbola

1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik menendang
dan menahan bola permainan sepakbola.
2. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik menggiring
bola permainan sepakbola.
Konsep
1. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik menendang
dan menahan bola permainan sepakbola.
2. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik menggiring
bola permainan sepakbola.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak
spesifik menendang dan menahan bola permainan
2. sepakbola.
Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak
spesifik menggiring bola permainan sepakbola.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap

60 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.

2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses variasi gerak spesifik menendang,
menahan dan menggiring bola permainan sepakbola
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan)
2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik
menendang, menahan dan menggiring bola permainan
sepakbola yang dilakukan berpasangan, berkelompok atau
dalam bentuk bermain.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................

a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak yang
diharapkan.
b) Rubrik penilaian keterampilan variasi gerak spesifik

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 61


Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)
3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awalan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) sikap berdiri menghadap arah bola.
(b) letakkan kaki tumpu di samping bola dengan
sikap lutut agak tertekuk.
(c) sikap kedua lengan di samping badan agak
terentang.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) badan menghadap ke arah sasaran. Kemudian
jemputlah bola yang meluncur agar mudah
mengontrolnya.
(b) putarlah tungkai yang akan digunakan untuk
menerima bola yang datang. Dengan sedikit
mengangkat kaki, kaki bagian dalam mengenai
bola hingga gerakan terhenti.
(c) badan agak membungkuk, lengan mengimbangi
badan.
(d) pandangan mengarah ke bola.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) pandangan mata ke arah lepasnya/dorongan bola.

62 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan beratnya
terletak di antara kedua kaki
(c) kaki yang menyepak bola berada di depan
menghadap ke bawah dengan posisi badan rileks.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100
b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerak spesifik
menendang, menahan dan menggiring bola permainan sepakbola.
1) Penilaian hasil variasi gerak spesifik menendang dan
menahan bola
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk keterampilan variasi gerak
spesifik menendang dan menahan bola dilakukan siswa
selama 30 detik dengan dengan cara :
(1) Mula-mula siswa berdiri ditengan-tengah antara
papan pantul.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba
“mulai” siswa mulai menendang dan menahan bola
secara bergantian ke kiri dan ke kanan.
(3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang
dapat dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan
benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan
skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor
Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
…… ≥ 20 kali …… ≥ 15 kali 86 - 100 Sangat Baik
17 – 19 kali 12 – 14 kali 71 - 85 Baik
14 – 16 kali 9 – 11 kali 56 - 70 Cukup
........ ≤ 13 kali ........ ≤ 8 kali ........ ≤ 55 Kurang

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 63


2) Penilaian hasil variasi gerak spesifik menggiring bola
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik menendang
dan menahan bola dilakukan siswa selama 30 detik
dengan dengan cara:
(1) Mula-mula siswa berdiri dibelakang garis start.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai menggiring bola melewati rintangan
(corong atau kursi yang dipasang secara zig-zag)
sebanyak 10 rintangan.
(3) Petugas menghitung ulangan/rintangan yang dilewati
yang dapat dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan/rintangan yang dilalui yang
dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan
dihitung untuk diberikan skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
… ≥ 12 rintangan … ≥ 10 rintangan 86 – 100 Sangat Baik
10–11 rintangan 8 – 9 rintangan 71 – 85 Baik
8–9 rintangan 6 – 7 rintangan 56 – 70 Cukup
... ≤ 7 rintangan ... ≤ 5 rintangan ... ≤ 55 Kurang

Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Bolavoli


1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................
No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban
Fakta
1. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik Passing
bawah permainan bolavoli.
2. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik servis
bawah permainan bolavoli.

64 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Konsep
1. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik Passing
bawah permainan bolavoli.
2. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik servis
bawah permainan bolavoli.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak
spesifik Passing bawah permainan bolavoli.
2. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak
spesifik servis bawah permainan bolavoli.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
e) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 65


2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses variasi gerak spesifik Passing bawah
dan servis bawah permainan bolavoli.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan)
2) Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
Siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik Passing
bawah dan servis bawah permainan bolavoli yang dilakukan
berpasangan, berkelompok atau dalam bentuk bermain.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................
3) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak yang
diharapkan.
4) Rubrik penilaian keterampilan variasi gerak spesifik

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

5) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awalan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) ambil posisi sikap siap normal.
(b) pada saat tangan akan dikenakan pada bola,
segera tangan dan juga lengan diturunkan.
(c) tangan dan lengan dalam keadaan terjulur ke
bawah depan dan lurus.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.

66 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka selebar
bahu dan lutut direndahkan
(b) rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan
(c) dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola
(d) perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan
tangan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) pandangan mata ke arah lepasnya/dorongan bola.
(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan
beratnya terletak di antara kedua kaki
(c) lengan yang memPassing bola berada di depan
dengan posisi badan rileks.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4
b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerak spesifik
Passing bawah dan servis bawah bola permainan bolavoli.
1) Penilaian hasil gerak Passing bawah
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik Passing bawah
dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara:
(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai mempasingkan bola setinggi 242 centimeter.
(3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang
dapat dilakukan oleh siswa.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 67


(4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan
dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk
diberikan skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
…… ≥ 17 kali …… ≥ 15 kali 86 - 100 Sangat Baik
14 – 16 kali 12 – 14 kali 71 - 85 Baik
11 – 13 kali 9 – 11 kali 56 - 70 Cukup
........ ≤ 10 kali ........ ≤ 8 kali ........ ≤ 55 Kurang

2) Penilaian hasil variasi gerak spesifik servis bawah


a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik servis bawah
dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan cara:
(1) Mula-mula siswa berdiri di belakang lapangan dengan
memegang bola.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai servis bawah sebanyak enam kali servis.
(3) Petugas menghitung bola yang dapat melewati net
yang dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah bola yang dapat melewati net yang dilakukan
dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk
diberikan skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
… ≥ 18 angka … ≥ 15 angka 86 - 100 Sangat Baik
15 – 17 angka 12 – 14 angka 71 - 85 Baik
12 – 14 angka 9 – 11 angka 56 - 70 Cukup
... ≤ 11 angka ... ≤ 8 angka ... ≤ 55 Kurang

Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Bolabasket


1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis

68 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................
No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban
Fakta
1. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik melempar
dan menangkap bola permainan bolabasket.
2. Sebutkan berbagai variasi gerak spesifik menggiring
bola permainan bolabasket.
Konsep
1. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik melempar
dan menangkap bola permainan bolabasket.
2. Jelaskan berbagai variasi gerak spesifik menggiring
bola permainan bolabasket.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak
spesifik melempar dan menangkap bola permainan
bolabasket.
2. Jelaskan cara melakukan berbagai variasi gerak
spesifik menggiring bola permainan bolabasket.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 69


d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses variasi gerak spesifik melempar,
menangkap, dan menggiring permainan bolabasket.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan)
2) Instrumen penilaian dan pedoman penskoran
Siswa diminta untuk melakukan variasi gerak spesifik
melempar, menangkap, dan menggiring permainan bolabasket
yang dilakukan berpasangan, berkelompok atau dalam
bentuk bermain.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................

a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan
keterampilan variasi gerak spesifik yang diharapkan.
b) Rubrik penilaian keterampilan variasi gerak spesifik

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

70 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awalan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) pandangan mata ke arah datangnya bola
(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat
badan terletak di antara kedua kaki.
(c) lutut ditekuk, badan condong ke depan dan jaga
keseimbangan
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) bola didorong dari depan
(b) kedua lengan lurus ke depan
(c) badan dicondongkan ke depan
(d) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Baik jika :
(a) badan tetap condong ke depan
(b) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola
(c) kaki kiri ke depan dan kaki kanan di belakang
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100
b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi gerak spesifik
melempar, menangkap, dan menggiring permainan bolabasket.
1) Penilaian hasil variasi gerak spesifik melempar dan
menangkap bola

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 71


a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik melempar
dan menangkap bola dilakukan siswa selama 30 detik
dengan dengan cara:
(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai melempar dan menangkap bola ke tembok
dengan jarak 3 meter.
(3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang
dapat dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan
benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan
skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
…… ≥ 20 kali …… ≥ 15 kali 86 - 100 Sangat Baik
17 – 19 kali 12 – 14 kali 71 - 85 Baik
14 – 16 kali 9 – 11 kali 56 - 70 Cukup
........ ≤ 13 kali ........ ≤ 8 kali ........ ≤ 55 Kurang

2) Penilaian hasil gerak spesifik menggiring bola


a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk variasi gerak spesifik menggiring
bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan dengan
cara:
(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai menggiring bola melewati rintangan
(corong atau kursi yang dipasang secara zig-zag)
sebanyak 10 rintangan.
(3) Petugas menghitung ulangan/rintangan yang dilewati
yang dapat dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan/rintangan bola yang dilakukan
dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk
diberikan skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

72 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
… ≥ 17 rintangan … ≥ 15 rintangan 86 – 100 Sangat Baik
14 – 16 rintangan 12 – 14 rintangan 71 – 85 Baik
11 – 13 rintangan 9 – 11 rintangan 56 – 70 Cukup
... ≤ 10 rintangan ... ≤ 8 rintangan ........ ≤ 55 Kurang

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran permainan bola


besar antara lain: permainan sepakbola, bolavoli, dan bolabasket
memperkuat pemahaman dan penerapan gerak spesifik permainan
bola besar. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan
materi ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan
prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi
secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan variasi
gerak spesifik permainan bola besar sebagai materi pembelajaran
Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

F. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada


kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap lima siswa.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 73


1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap lima siswa.

Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

74 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Bab 3
Aktivitas Pembelajaran
Permainan Bola Kecil
A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifi k Permainan
Rounders
1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/mem- lis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak se-
Tuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpain- mencerminkan perilaku anak
ya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan variasi ge-
gerak spesifik dalam berbagai rak spesifik dalam berbagai
permainan perorangan dan permainan perorangan dan
beregu sederhana, tradisional beregu sederhana, tradision-
atau rekreatif *) al atau rekreatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai
prosedur berbagai ge- gerak spesifik melem-
rak spesifik melempar, par, menangkap, dan
menangkap, dan me- memukul bola per-
mukul bola permainan mainan rounders.
rounders.
3.1.2 Menjelaskan prosedur 4.1.2 Menggunakan berbagai
berbagai gerak spesifik gerak spesifik melem-
melempar, menangkap, par, menangkap, dan
dan memukul bola per- memukul bola dalam
mainan rounders. bentuk permainan
3.1.3 Menjelaskan cara me­ roun­ders yang dimodi-
la­kukan prosedur ber­ fikasi.
bagai gerak spesifik me­­­-
lempar, menangkap,
dan memukul bola per-
mainan rounders.

2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.

76 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik permainan rounders.
5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik permainan rounders
secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas,
sungguh-sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
9) Dalam mengajarkan materi permainan bola kecil menggunakan
rounders guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan bola
plastik), peraturan dan lapangan permainan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik
pemainan rounders antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 77


c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Gambar gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola,
berlari menuju base, dan sliding permainan rounders.
2) Video pembelajaran gerak spesifik melempar, menangkap, memukul
bola, berlari menuju base, dan sliding permainan rounders.
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak spesifik
melempar, menangkap, memukul bola, berlari menuju base, dan
sliding permainan rounders.
b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Lapangan permainan rounders atau lapangan sejenisnya (lapangan
rounders atau halaman sekolah).
2) Bola rounders atau bola sejenisnya (bola terbuat dari karet, dll).
3) Tiang pancang atau sejenisnya.
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik
permainan rounders sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap
dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik
dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang
rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang
harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi
tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak
variasi dan kombinasi bola besar menggunakan permainan rounders.
Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola kecil menggunakan
permainan rounders yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut.

78 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a. Memiliki keterampilan gerak spesifik permainan rounders.
b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik menggunakan
permainan rounders, memahami karakter bola yang digunakan,
mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar,
kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak
motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-
ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh,
dan kerja sama, dapat memahami budaya orang lain.

6. Materi Pembelajaran
a. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Permainan Rounders
Rounders adalah cabang olahraga yang hampir sama dengan
base ball dan softball. Disini pemain setelah memukul bola berlari
mengelilingi lapangan dengan ditandai dengan tiang sebagai “Rounders”.
Regu yang dapat mengelilingi lapangan lebih banyak keluar sebagai
pemenang. Olahraga ini berasal dari Inggris bersamaan dengan base
ball dan softball.
Cara memainkannya adalah dengan cara memukul bola dengan
menggunakan alat pemukul (Stick) yang dilemparkan oleh pelambung.
Cara pelambung melemparkan bola dengan menggunakan lemparan
dari bawah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Setiap regu permainan rounders terdiri dari 9 orang pemain.
Lamanya bermain adalah 7 inning, yaitu masing-masing regu mendapat
giliran menjadi penyerang sebanyak 7 kali dan menjadi regu bertahan
sebanyak 7 kali.
Terjadinya pergantian antara regu penyerang dan regu bertahan
apabila pihak bertahan telah berhasil mematikan pemain-pemain regu
penyerang sebanyak 3 orang pemain. Cara memperoleh nilai adalah
apabila pemukul (batter), baik atas pukulannya sendiri maupun
pukulan temannya berhasil kembali ke home-plate dengan selamat.
Pemain tersebut memperoleh nilai satu (1).
Gerak spesifik yang terdapat dalam permainan rounders berkaitan
erat dengan taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan. Gerak
spesifik yang harus dikuasai oleh pemain rounders adalah melempar,
menangkap, memukul bola, lari mengelilingi lapangan (base running).
Lapangan permainan segi-empat, ditandai dengan empat tiang
tegak lurus yang masing-masing panjangnya 1,20 meter dan di pasang
setiap sudut. Jarak antara pemukul bola dengan tiang pertama 12

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 79


meter (jarak sama sampai dengan tiang ketiga). Dari tiang ketiga ke
tiang keempat 8,50 meter. Jarak antara pemukul dengan pelontar bola
7,50 meter. Arena pelontar bola 2,50 x 2,50 meter dan arena pemukul
bola 2 x 2 meter.
Stick (pemukul bola) berbentuk bulat dan terbuat dari kayu dengan
ukuran panjang ± 46 cm dan berat 370 gram. Bola bergaris tengah 19
cm dengan berat 70–85 gram.

Gambar 3.1 Lapangan dan perlengkapan permainan rounders.

b. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Rounders


Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
permainan rounders antara lain berikut ini.
1) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Melempar Bola
Kecakapan melempar merupakan faktor yang penting dalam
permainan rounders, yaitu pada waktu regunya menjaga regu
lapangan. Apabila setiap anggota regu itu dapat melempar dengan
kecepatan yang cukup besar dan ketepatan yang baik, maka regu
tersebut akan menjadi regu yang kuat dalam pertahanan. Gerak
spesifik melempar bola berikut ini.

80 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Melambung
(Parabola)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar bola melambung (parabola) dalam permainan rounders
berikut ini.
a) Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan, di antara jari
telunjuk, jari tengah, dan jari manis.
b) Ketiganya saling memegang, sedangkan jari kelingking dan ibu
jari mengontrol bola agar tidak terjatuh.
c) Ketika melempar, biasanya menggunakan tangan kanan dengan
kaki kiri berada di depan.
d) Setelah bola lepas dari tangan, maka kaki kanan mengikuti atau
melangkah ke depan.
e) Pandangan mata menuju ke arah sasaran lemparan.

Gambar 3.2 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola melambung.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar
bola melambung (parabola) dalam permainan rounders hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 81


b) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Mendatar
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar bola mendatar dalam permainan rounders berikut ini.
a) Lemparan umumnya dilaku-kan dengan tangan kanan.
b) Posisi badan tidak terlalu condong ke belakang.
c) Pada saat melempar mendatar gerakan lengan diayun dari
belakang ke depan dan tidak melebihi kepala.
d) Lintasan bola ke arah dada sasaran yang dituju, sehingga bola
muda ditangkap.

Gambar 3.3 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola mendatar.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar bola mendatar
dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Menyusur Tanah
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar
bola menyusur tanah dalam permainan rounders berikut ini.
a) Bola dilemparkan menyusur tanah, posisi kaki ditekuk dan
badan condong ke depan.
b) Lengan pelempar memegang bola, kemudian tarik tangan ke
belakang.
c) Ayunkan tangan ke depan mengarah ke bawah dan lemparkan
bola.

82 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 3.4 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola menyusur tanah.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar bola
menyusur tanah dalam permainan rounders hasil pengamatannya
dengan cara:
a) Rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) Membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) Siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau
temannya bila ada kesulitan.
d) Siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
d) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Melempar Bola Bagi Pelambung
(Pitcher)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar bola bagi pelambung (pitcher) dalam permainan rounders
berikut ini.
Pitcher adalah pemain yang pertama dapat mematikan lawan.
Lemparannya yang keras dan cepat akan menyulitkan bagi pemukul,
sehingga ia dengan mudah dapat mematikan regu pemukul.
a) Berdiri tegak, kaki kanan berada di depan.
b) Bola dipegang dengan tangan kanan di depan paha kaki kanan.
c) Condongkan badan ke depan.
d) Putar lengan tangan kanan yang memegang bola 360°.
e) Bersamaan dengan itu langkahkan kaki kiri ke depan dan
lepaskan bola saat bola berada di samping paha kaki kanan
yang disertai lecutan pergelangan tangan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 83


Gambar 3.5 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar bola untuk pelambung
(pitcher).

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melempar
bola bagi pelambung (pitcher) dalam permainan rounders hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Menangkap Bola
Kecakapan menangkap bola menen­
tukan pula keberhasilan dari regunya,
karena hal ini merupakan salah satu
unsur yang penting dalam pertahanan.
Dilihat dari sudut datangnya bola,
maka menangkap bola dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu berikut ini.
a) Aktivitas Pembelajaran Gerakan
Menangkap Bola Melambung
Siswa diminta untuk mengamati
cara melakukan gerakan menangkap Gambar 3.6 Aktivitas pembelajaran
bola melambung dalam permainan gerakan menangkap
rounders berikut ini. bola melambung.

84 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(1) Sikap badan dan posisi tangan tergantung dengan datangnya
bola.
(2) Menangkap bola dapat dilakukan dengan cara membentuk
kantong.
(3) Pada saat bola masuk ke dalam kantong, jari-jari segera
dikatubkan dan cepat ditarik ke arah badan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan menangkap
bola melambung dalam permainan rounders hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Menangkap Bola Mendatar
Siswa diminta untuk mengamati
cara melakukan gerakan menangkap
bola mendatar dalam permainan
rounders berikut ini.
(1) Bila bola datang mendatar dan
tepat di depan badan, maka bola
dapat ditangkap seperti me­
nangkap bola yang datangnya
melambung.
(2) Bila bola datang mendatar di
samping kanan atau kiri badan,
maka cara menangkapnya dengan
menjulurkan lengan ke samping
Gambar 3.7 Aktivitas pembelajaran
kanan atau kiri badan. gerakan menangkap
(3) Bila sudah mahir, maka dapat bola datar.
dilakukan dengan satu tangan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan menangkap
bola mendatar dalam permainan rounders hasil pengamatannya
dengan cara:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 85


(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Menangkap Bola Menyusur Tanah
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
menangkap bola menyusur tanah dalam permainan rounders
berikut ini.
(1) Dengan sikap membungkuk, kedua lutut ditekuk, dan kedua
lengan lurus ke bawah.
(2) Dengan sikap duduk berlutut, kemudian menangkap bola.

Gambar 3.8 Aktivitas pembelajaran gerakan menangkap bola menyusur tanah.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan menangkap bola
menyusur tanah dalam permainan rounders hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Memukul Bola
Kecakapan memukul dalam permainan rounders merupakan
unsur yang penting untuk mendapatkan nilai. Oleh karena itu
teknik memukul hendaklah mendapat perhatian yang sungguh-

86 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


sungguh. Untuk dapat menjadi seorang
pemukul yang baik haruslah dipelajari
teknik memukul secara keseluruhan, yaitu
mulai dari cara memegang kayu pemukul
sampai akhir ayunan.
Siswa diminta untuk mengamati cara
melakukan gerak spesifik memukul bola
dalam permainan rounders berikut ini.
a) Pegang alat pemukul di bagian yang
lebih kecil dengan kedua tangan.
b) Tangan kanan berada di atas tangan kiri. Gambar 3.9 Aktivitas
c) Kemudian berdiri menyamping, sehingga pembelajaran
pitcher/pelambung berada di samping gerakan
kiri pemukul. memukul
bola.
d) Kedua kaki dibuka selebar badan.
e) Letakkan alat pemukul di atas bahu sebelah kanan dengan menekuk
kedua siku tangan.
f) Pandangan diarahkan ke arah pitcher/pelambung.
g) Ayunkan pemukul mendatar dengan meluruskan kedua siku
tangan disertai lecutan pergelangan kedua tangan saat bola
dalam jangkauan pukulan.
h) Pada saat memukul diusahakan sambil melangkahkan kaki kiri
ke arah kiri agar pukulan lebih keras.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik memukul
bola dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Aktivitas Pembelajaran Kombinasi Gerakan Permainan Rounders
a) Aktivitas pembelajaran lempar tangkap bola di tempat dan dilanjutkan
sambil bergerak maju dengan bola dilambungkan sendiri
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan lempar
tangkap bola di tempat dan dilanutkan sambil bergerak maju dengan
bola dilambungkan sendiri dalam permainan rounders berikut ini.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 87


Gambar 3.10 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola
perorangan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap bola di tempat
dan dilanutkan sambil bergerak maju dengan bola dilambungkan
sendiri dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan lecutan
tangan berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju mundur
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
lempar tangkap bola dengan lecutan tangan berpasangan di tempat,
dilanjutkan dengan gerak maju mundur dalam permainan rounders
berikut ini.

Gambar 3.11 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola


berpasangan.

88 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap
bola dengan lecutan tangan berpasangan di tempat, dilanjutkan
dengan gerak maju mundur dalam permainan rounders hasil
pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan
ayunan atas, ayunan samping, dan bawah. menangkap bola lurus
serta bola guling tanah, dilakukan di tempat dilanjutkan dengan
gerak maju mundur jalan atau lari jogging secara berpasangan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
lempar tangkap bola dengan teknik ayunan atas, ayunan samping,
dan bawah. Menangkap dengan gerakan menangkap bola lurus
serta bola guling tanah, dilakukan di tempat dilanjutkan dengan
gerak maju mundur jalan atau lari jogging secara berpasangan
dalam permainan rounders berikut ini.

Gambar 3.12 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola


berkelompok.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap bola

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 89


dengan teknik ayunan atas, ayunan samping, dan bawah dalam
permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
d) Aktivitas pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan
lemparan ayunan atas, ayunan samping, bawah. menangkap bola
lurus serta bola guling rendah, dilakukan di tempat dalam formasi
berbanjar dan berkelompok dalam pemain bergerak lari setelah
melakukan lemparan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
lempar tangkap bola dengan lemparan ayunan atas, ayunan
samping, bawah. Menangkap bola lurus serta bola guling rendah,
dilakukan di tempat dalam formasi berbanjar dan berkelompok
dalam pemain bergerak lari setelah melakukan lemparan dalam
permainan rounders berikut ini.

Gambar 3.13 Aktivitas pembelajaran gerakan melempar dan menangkap bola


berkelompok formasi berbanjar.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lempar tangkap

90 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


bola dengan lemparan ayunan atas, ayunan samping, bawah dalam
permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
e) Aktivitas pembelajaran gerakan melambungkan dan menangkap
bola berpasangan dan berhadapan secara bergantian
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melambungkan dan menangkap bola berpasangan dan berhadapan
secara bergantian dalam permainan rounders berikut ini.

Gambar 3.14 Aktivitas pembelajaran cara melambungkan bola berpasangan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan melambungkan dan
menangkap bola berpasangan dan berhadapan secara bergantian
dalam permainan rounders hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
f) Aktivitas Bermain dengan Gerakan Bola Lambung
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
bermain dengan gerakan bola lambung dalam permainan rounders
berikut ini.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 91


(1) Permainan dilakukan 2 regu masing-masing regu 7–10 orang
(A–B)
(2) Bila regu A melakukan lambungan, maka regu B melakukan jaga.
(3) Bola dilambungkan regu A yang tidak tertangkap oleh penjaga
regu B, maka anggota regu yang melakukan lambungan berhak
lari ke base I, II, III atau IV. Bila lambungan tertangkap regu B,
yang melakukan lambungan mati (dianggap gugur.ke luar) dan
seterusnya.
(4) Lambungan bola yang tertangkap skor satu untuk regu yang
menangkap bola.
(5) Lambungan bola yang tidak tertangkap skor satu untuk regu
pelambung.

Gambar 3.15 Aktivitas pembelajaran bermain dengan bola lambung.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan bermain dengan gerakan
bola lambung dalam permainan rounders hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

92 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c. Aktivitas Pembelajaran Bermain Rounders Menggunakan Peraturan
yang Dimodifikasi
Siswa diminta untuk mengomunikasikan cara bermain rounders
dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi berikut ini.
1) Setiap regu dibagi dua kelompok sama banyak antara laki-laki dan
perempuan.
2) Regu penyerang (giliran memukul bola) berusaha mendapatkan
angka sebanyak-banyaknya dari hasil pukulan bola dan lari menuju
tiang hinggap.
3) Regu bertahan (giliran penjaga) berusaha mematikan lawan dengan
cara melempar bola ke base (tempat hinggap).
4) Waktu bermain 15–20 menit.
5) Regu yang paling banyak mengumpulkan angka dinyatakan sebagai
pemenang.

Gambar 3.16 Aktivitas bermain rounders menggunakan peraturan


dimodifikasi.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran permainan rounders yang telah dipelajari
dalam buku catatannya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 93


B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan
Tenis Meja
1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/mem- lis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan yang mencerminkan anak se-
Tuhan dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpain- mencerminkan perilaku anak
ya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Penge­tahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.1 Memahami prosedur variasi 4.1 Mempraktikkan gerak spesi-
gerak spesifik dalam berbagai fik dalam berbagai permainan
permainan perorangan dan perorangan dan beregu seder-
beregu sederhana, tradisional hana, tradisional atau rek­
atau rekreatif *) reatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai
prosedur berbagai ger- gerak spesifik pukulan
ak spesifik pukulan per­- permainan tenis meja.
mainan tenis meja. 4.1.2 Menggunakan berbagai
3.1.2 Menjelaskan prosedur gerak spesifik pukulan
berbagai gerak spesifik permainan tenis meja
pukulan permainan te- yang dimodifikasi.
nis meja.
3.1.3 Menjelaskan cara me­
lakukan prosedur ber-
bagai gerak spesifik pu-
kulan permainan tenis
meja.

94 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik permainan tenis meja.
5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik permainan tenis meja
secara beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, sportivitas,
sungguh-sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 95


9) Dalam mengajarkan materi permainan bola kecil menggunakan
tenis meja guru dapat memodifikasi alat (misalnya penggunaan
raket dari kayu), peraturan dan lapangan permainan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik
pemainan tenis meja antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Gambar berbagai gerak spesifik melempar memukul permainan tenis
meja.
2) Model siswa atau guru yang memperagakan berbagai gerak spesifik
melempar memukul permainan tenis meja.

96 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Bola pingpong atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet,
dll).
2) Meja permainan tenis meja atau lapangan sejenisnya (meja belajar
yang dijajarkan).
3) Peluit dan Stopwatch.
4) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik
permainan tenis meja sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap
dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik
dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang
rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang
harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak
mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak variasi
dan kombinasi bola kecil menggunakan permainan tenis meja.
Akhir dari pembelajaran aktivitas permainan bola kecil menggunakan
permainan tenis meja yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan gerak spesifik permainan tenis meja.
b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik menggunakan
permainan tenis meja, memahami karakter raket yang digunakan,
mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Permainan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman belajar,
kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan gerak
motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang berubah-
ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, sportifitas, sungguh-sungguh, dan
kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

6. Materi Pembelajaran
a. Pengertian dan Asal-Usul Permainan Tenis Meja
Siswa diminta untuk membaca tentang pengertian dan asal-usul
permainan tenis meja berikut ini.
Tenis meja merupakan cabang olahraga yang dimainkan di dalam
gedung (indoor game) oleh dua pemain atau empat pemain. Cara
memainkannya dengan menggunakan raket yang dilapisi karet untuk

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 97


memukul bola celluloid melewati jaring yang tergantung di atas meja
yang dikaitkan pada dua tiang jaring. Permainan tenis meja atau lebih
dikenal dengan istilah lain, yaitu “Ping Pong” adalah merupakan suatu
cabang olahraga yang unik dan bersifat rekreatif.
Tenis meja berasal dari Eropa, pada abad pertengahan sebagai
kombinasi daripada permainan tenis kuno, lawan tenis dan badminton.
Mulai populer di Inggris pada pertengahan abad ke-19 dengan beberapa
nama seperti “pingpong”, “gossima” dan “whiff-whaff” dikreasikan sebagai
permainan hiburan setelah makan malam, lengkap dengan berbusana
bagi penggemarnya. Permainan ini mendapatkan wadah resmi yang
mengatur pertenismejaan dunia pada tanggal 15 Januari 1926 atas
prakarsa Dr. Goerge Lehman dari Jerman.
Tenis meja masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1930-an dan
hanya dilakukan di batal-batal pertemuan umum orang Belanda,
yang dikenal dengan nama societeit. Sekitar tahun 1940-an, sudah
mulai masuk ke masyarakat Indonesia melalui golongan pamong dan
ambtenaar-ambtenaar (pegawai negeri) Indonesia.
Pada tahun yang sama PTMSI menjadi anggota dari Table Tennis
Federation of Asia, disingkat TTFA. Beberapa kejuaraan Asia yang
diselenggarakan oleh TTFA telah diikuti oleh PTMSI, terutama yang
diselenggarakan di Singapura dan Manila. Pada tahun 1961 PTMSI
resmi menjadi anggota International Table Tennis Federation, disingkat
ITTF, sebagai negara anggota ke-73.
Sebagai anggota ITTF, dibandingkan dengan keanggotaan pada
TTFA, sebaliknya PTMSI tidak pernah absen di dalam kejuaraan-
kejuaraan dunia yang diselenggarakan sejak tahun 1963, dimanapun
penyelenggaraannya dilaksanakan. Partisipasi pertama bagi PTMSI
adalah di Praha pada tahun 1963, yang diikuti oleh baik putra maupun
putri dengan hasil peringkat ke-34 bagi putra dan ke-31 bagi putri.
b. Perlengkapan dan Lapangan Permainan Tenis Meja
1) Raket/bet Permainan Tenis Meja
a) Ukuran berat, bentuk raket, tidak ditentukan, tetapi daun raket
harus datar dan kaku.
b) Ketebalan daun raket, minimal 85% harus terbuat dari kayu
alam; dapat dilapisi dengan bahan perekat yang berserat seperti
fiber karbon atau fiber glass atau dari bahan kertas yang
dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari 7,5% dari total
ketebalan 0,35 mm, adalah merupakan bagian yang sangat
sedikit/tipis.

98 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c) Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola, harus
ditutupi oleh karet berbintik biasa, atau karet berbintik yang
menonjol keluar; namun memiliki ketebalan termasuk lapisan
lem perekat tidak lebih dari 2 mm, atau karet datar (bukan
berbintik ke luar) dengan karet berbintik ke dalam harus memiliki
ketebalan tidak melebihi dari 4 mm termasuk lem perekat.
2) Lapangan Permainan Tenis Meja

Gambar 3.17 Lapangan/meja permainan tenis meja.

c. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Permainan Tenis Meja


Pada dasarnya gerak permainan tenis meja dapat dibagi menjadi
empat, yaitu: (1) memegang bet (grip), (2) siap sedia (stance), (3) gerakan
kaki (footwork), dan (4) pukulan (stroke).
1) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Memegang Bet (Grip)
Gerak memegang bet merupakan faktor yang sangat penting
dalam permainan tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat
dibedakan menjadi dua macam.
a) Aktivitas pembelajaran pegangan seperti berjabatan tangan
(shakehand grip)
Pegangan shakehand sangat populer terutama di negera-negara
Eropa atau dunia Barat. Dengan pegangan ini seorang pemain
dapat menggunakan kedua sisi bet.
Siswa diminta untuk mengamati cara memegang bet seperti
berjabat tangan berikut ini.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 99


Gambar 3.18 Pegangan shakehand sisi Gambar 3.19 Pegangan shakehand sisi
forehand. backhand.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan cara memegang bet
seperti berjabat tangan permainan tenis meja hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran pegangan seperti memegang tangkai pena
(penhold grip)
Penhold grip atau pegangan tangkai pena dikenal pula dengan
pegangan Asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain Asia
banyak menggunakan pegangan shakehand. Pada pegangan ini
hanya satu sisi bet yang dapat digunakan.
Siswa diminta untuk mengamati cara memegang bet seperti
memegang tangkai pena berikut ini.

Gambar 3.20 Pegangan penhold dilihat Gambar 3.21 Pegangan penhold dilihat
dari depan. dari belakang.

100 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan cara memegang
bet seperti memegang tangkai pena permainan tenis meja hasil
pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Siap Sedia (Stance)
Stance di sini berarti: Posisi kaki, badan dan tangan pada saat siap
menunggu bola atau pada saat memukul bola. Ada dua bentuk stance
utama yang biasa digunakan dalam permainan tenis meja, yaitu:
a) Square Stance
Square stance adalah posisi badan menghadap penuh kemeja,
biasanya posisi ini digunakan untuk siap menerima servis dari
lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari
lawan.
b) Side Stance
Side Stance berarti posisi badan menyamping, baik ke samping
kiri maupun ke samping kanan. Pada side stance, jarak antara
bahu ke meja atau ke net harus ada yang lebih dekat.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan sikap siap
dalam permainan tenis meja berikut ini.

Gambar 3.22 Posisi menghadap penuh Gambar 3.23 Side stance untuk
ke meja square stance. pukulan backhand.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 101


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan sikap siap permainan tenis meja
hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Kaki (Footwork)
Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk
nomor tunggal dan nomor ganda. Footwork yang digunakan dalam
permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam permainan
ganda. Jika dilihat dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal
dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau
lebih. Arah pergerakannya bisa ke depan, ke belakang, ke samping
kiri, ke samping kanan atau diagonal.
4) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan (Stroke)
Terdapat beberapa gerak pukulan dasar dalam permainan tenis meja
antara lain: (1) Push, (2) drive, (3) block, (4) chop, dan (5) service. Kelima
gerak pukulan tersebut dapat dijelaskan satu-persatu berikut ini.
a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan push
Push adalah gerak memukul bola dengan gerakan mendorong dan
sikap bet terbuka. Push biasanya digunakan untuk mengembalikan
pukulan-pukulan push itu sendiri dan pukulan-pukulan chop.
Gambar berikut adalah gerakan forehand dan backhand push.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan push
permainan tenis meja berikut ini.

Gambar 3.24 Gerakan forehand push. Gambar 3.25 Gerakan backhand push.

102 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan push permainan tenis
meja hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan drive
Drive adalah gerak pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet
dari bawah serong ke atas dan sikap bet tertutup. Besarnya sudut
yang diakibatkan oleh gerakan kemiringan bet bervariasi sesuai
dengan arah jatuhnya bola, putaran bola yang datang dari lawan dan
tujuan pemukul itu sendiri. Drive dapat digunakan sebagai pukulan
serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan drive
permainan tenis meja berikut ini.

Gambar 3.26 Gerakan forehand drive. Gambar 3.27 Gerakan backhand drive.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan drive permainan tenis
meja hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 103


c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan block
Block adalah gerak memukul bola dengan gerakan menghentikan
atau membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block biasanya
digunakan untuk mengembalikan bola-bola drive atau bola-bola
dengan putaran atas (top spin). Gambar berikut adalah pukulan
forehand block dan backhand block.
d) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan chop
Chop adalah gerak memukul bola dengan gerakan seperti
menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan
membacok. Pukulan chop dapat digunakan untuk mengembalikan
pukulan bola yang bermacam-macam. Gambar berikut adalah
pukulan forehand chop dan backhand chop.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan block
dan chop permainan tenis meja berikut ini.

Gambar 3.28 Gerakan forehand chop. Gambar 3.29 Gerakan backhand chop.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan block dan chop
permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
e) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan service
Service adalah gerak memukul bola untuk menyajikan bola
pertama ke dalam permainan dengan cara memantulkan terlebih
dahulu bola tersebut ke meja penyaji, kemudian dipukul, dan bola

104 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


harus melewati atas net dan akhirnya memantul di meja lawan.
Gerakan atau putaran yang diberikan pada bola bisa bermacam-
macam. Gambar berikut merupakan contoh rangkaian gerakan
forehand chop service.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan rangkaian
gerakan forehand chop service permainan tenis meja berikut ini.

Gambar 3.30 Aktivitas pembelajaran gerakan forehand chop service.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan rangkaian
forehand chop service permainan tenis meja hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
5) Bentuk-bentuk Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan
(Stroke) Permainan Tenis Meja
Tujuan pembelajaran memukul bola adalah untuk
mengombinasikan gerakan-gerakan memukul bola yang telah
dipelajari. Gerakan memukul bola dapat dilakukan dengan cara:
berpasangan dan berkelompok.
Bentuk-bentuk pembelajaran Gerak Spesifik memukul bola
antara lain sebagai berikut.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 105


a) Aktivitas pembelajaran 1: Melambung-lambungkan bola dengan
gerak dasar forehand di tempat, dilanjutkan sambil berjalan,
maju-mundur dan bergerak menyamping, secara perorangan,
berpasangan atau kelompokeran.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
pembelajaran 1 melambung-lambungkan bola dengan pukulan
forehand di tempat, dilanjutkan sambil berjalan, maju-mundur
dan bergerak menyamping, secara perorangan, berpasangan atau
kelompok berikut ini.

Gambar 3.31 Aktivitas pembelajaran 1 bentuk-bentuk pembelajaran


permainan tenis meja.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 1
melambung-lambungkan bola dengan pukulan forehand di tempat
permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran: Melambung bola dan memukulnya ke arah
meja menggunakan gerak pukulan forehand, di tempat, dan bergerak
ke kanan-kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
pembelajaran 2 melambung bola dan memukulnya ke arah meja
menggunakan pukulan forehand, di tempat, dan bergerak ke kanan-
kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian berikut ini.

106 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 3.32 Aktivitas pembelajaran 2 bentuk-bentuk pembelajaran
permainan tenis meja.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 2 melambung
bola dan memukulnya ke arah meja menggunakan pukulan forehand
permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas pembelajaran 3: Memukul bola yang dilambungkan teman
dari depan dengan gerak pukulan forehand dalam posisi di tempat, dan
bergerak ke kanan-kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
pembelajaran 3 memukul bola yang dilambungkan teman dari depan
dengan pukulan forehand dalam posisi di tempat, dan bergerak ke
kanan-kiri, dilakukan secara berpasangan dan bergantian berikut ini.

Gambar 3.33 Aktivitas pembelajaran 3 bentuk-bentuk pembelajaran permainan


tenis meja.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 107


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran 3 memukul
bola yang dilambungkan teman dari depan dengan pukulan forehand
dalam posisi di tempat permainan tenis meja hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
d) Aktivitas pembelajaran 4: Bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan
1 menggunakan gerak pukulan backhand. Pihak yang bolanya
banyak mati diangap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4 – 5 menit
secara bergantian.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
pembelajaran 4 bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan
pukulan backhand. Pihak yang bolanya banyak mati diangap kalah.
Lakukan pembelajaran ini ± 4 – 5 menit secara bergantian berikut ini.

Gambar 3.34 Aktivitas pembelajaran 4 bentuk-bentuk pembelajaran permainan


tenis meja.

108 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan pembelajaran
4 bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1 menggunakan pukulan
backhand permainan tenis meja hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
e) Aktivitas pembelajaran 5: Bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan
1 menggunakan gerak pukulan backhand. Pihak yang bolanya
banyak mati dianggap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4–5 menit
secara bergantian.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
pembelajaran 5 Bermain 1 lawan 1 dilanjutkan 2 lawan 1
menggunakan pukulan backhand. Pihak yang bolanya banyak mati
dianggap kalah. Lakukan pembelajaran ini ± 4 – 5 menit secara
bergantian berikut ini.

Gambar 3.35 Aktivitas pembelajaran 5 bentuk-bentuk pembelajaran


permainan tenis meja.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran permainan tenis meja yang telah dipelajari
dalam buku catatannya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 109


C. Penilaian Pembelajaran
Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Rounders

1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan berbagai gerak spesifik melempar dan
menangkap bola permainan rounders.
2. Sebutkan berbagai gerak spesifik memukul bola
permainan rounders.
Konsep
1. Jelaskan berbagai gerak spesifik melempar dan
menangkap bola permainan rounders.
2. Jelaskan berbagai gerak spesifik memukul bola
permainan rounders.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik
melempar dan menangkap bola permainan rounders.
2. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik
memukul bola permainan rounders.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap

110 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi gerak spesifik
melempar, menangkap, dan memukul bola permainan rounders.
1) Jenis/teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan)
2) Bentuk Instrumen dan instrumen
Siswa diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi
gerak spesifik melempar, menangkap, dan memukul
bola permainan rounders yang dilakukan berpasangan,
berkelompok dalam bentuk bermain.

Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak
spesifik yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak Spesifik

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 111


Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awalan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) pandangan mata ke arah datangnya bola
(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat
badan terletak di antara kedua kaki.
(c) lutut ditekuk, badan condong ke depan dan jaga
keseimbangan
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) bola didorong dari depan
(b) kedua lengan lurus ke depan
(c) badan dicondongkan ke depan
(d) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Baik jika:
(a) badan tetap condong ke depan
(b) pandangan mata tertuju pada lepasnya bola
(c) kaki kiri ke depan dan kaki kanan di belakang

112 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100
Rentang nilai keterampilan:
b. Lembar pengamatan penilaian hasil variasi dan kombinasi gerak
spesifik melempar, menangkap, dan memukul bola permainan
rounders.
1) Penilaian hasil gerak spesifik melempar dan menangkap bola
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk gerak spesifik melempar dan
menangkap bola dilakukan siswa selama 30 detik dengan
dengan cara:
(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bola.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba
“mulai” siswa mulai melempar dan menangkap bola
ke tembok dengan jarak 5 meter.
(3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang
dapat dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan
dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk
diberikan skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
…… ≥ 25 kali …… ≥ 20 kali 86 - 100 Sangat Baik
20 – 24 kali 16 – 19 kali 71 - 85 Baik
15 – 19 kali 12 – 15 kali 56 - 70 Cukup
........ ≤ 14 kali ........ ≤ 11 kali ........ ≤ 55 Kurang

2) Penilaian hasil gerak spesifik memukul bola


a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk gerak spesifik memukul bola
dilakukan siswa sebanyak 6 kali pukulan dengan cara:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 113


(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang penukul.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai memukul bola yang dilambungkan oleh
teman sebanyak 6 kali pukulan.
(3) Petugas menghitung hasil pukulan yang dapat
dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah pukulan yang dilakukan dengan benar
memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan
skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
…… ≥ Angka 30 …… ≥ Angka 25 86 - 100 Sangat Baik
Angka 25 – 29 Angka 20 – 24 71 - 85 Baik
Angka 20 – 24 Angka 15 – 19 56 - 70 Cukup
..... ≤ Angka 19 ..... ≤ Angka 14 ...... ≤ 55 Kurang

Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Permainan Tenis meja

1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan berbagai cara memegang bet permainan
tenis meja.
2. Sebutkan berbagai gerak spesifik servis permainan
tenis meja.
3. Sebutkan berbagai gerak spesifik pukulan permainan
tenis meja.

114 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Konsep
1. Jelaskan berbagai cara memegang bet permainan
tenis meja.
2. Jelaskan berbagai gerak spesifik servis permainan
tenis meja.
3. Jelaskan berbagai gerak spesifik pukulan permainan
tenis meja.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan berbagai cara memegang
bet permainan tenis meja.
2. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik
servis permainan tenis meja.
3. Jelaskan cara melakukan berbagai gerak spesifik
pukulan permainan tenis meja.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 115


2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 4

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses keterampilan gerak pukulan
forehand dan backhand permainan tenis meja.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam permainan)
2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Siswa diminta untuk melakukan keterampilan gerak
pukulan forehand dan backhand permainan tenis meja
yang dilakukan berpasangan, berkelompok dalam bentuk
bermain.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan
gerak yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awalan melakukan gerakan
Skor Baik jika :
(a) pandangan mata ke arah datangnya bola
(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan berat
badan terletak di antara kedua kaki.

116 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(c) lutut ditekuk, badan condong ke depan dan jaga
keseimbangan
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
Skor Baik jika :
(a) pandangan mata ke arah lajunya bola
(b) badan sedikit dicondongkan ke depan dan
beratnya terletak di antara dua kaki.
(c) kedua lengan diayun kearah depan, sehingga
arah gerak bola membentuk lintasan lurus.
(d) salah satu kaki kemudian kedua tungkai
diluruskan hingga kaki jingjit bersamaan dengan
memukul bola.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Baik jika :
(a) badan sedikit dicondongkan ke depan dan
beratnya terletak di antara kedua kaki
(b) kedua telapak tangan beraga di depan menghadap
ke bawah dengan lengan diluruskan ke depan
secara rileks.
(c) kedua tungkai sedikit ditekuk dengan lutut tetap
menghadap ke depan dan di buka selebar bahu.
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4
b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak spesifik pukulan
forehand dan backhand permainan tenis meja.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 117


1) Penilaian hasil gerak spesifik pukulan forehand dan backhand
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk gerak spesifik pukulan forehand
dan backhand yang dilakukan siswa selama 30 detik
dengan dengan cara :
(1) Mula-mula siswa berdiri dengan memegang bet dan bola.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai memukul bola dengan pukulan forehand
maupun backhand ke meja tenis meja yang dipasang
tegak.
(3) Petugas menghitung ulangan/pantulan bola yang
dapat dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan/pantulan bola yang dilakukan dengan
benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan
skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Nilai Kriteria


Klasifikasi Nilai
Putera Puteri Pengskoran
…… > 20 kali …… > 15 kali 100% Sangat Baik
17 – 19 kali 12 – 14 kali 90% Baik
14 – 16 kali 9 – 11 kali 80% Cukup
........ < 13 kali ........ < 8 kali 70% Kurang

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran permainan bola


kecil antara lain: permainan rounders dan tenis meja memperkuat
pemahaman dan penerapan gerak spesifik permainan bola kecil.
Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini
menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka
siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan
prosedur serta dapat mempraktikan gerak spesifik permainan bola
kecil sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan

118 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

E. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada


kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap lima siswa.
1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap lima siswa.
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 119


Bab 4
Aktivitas Pembelajaran Atletik

A. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifi k Melompat


1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/memba- lis/isyarat) yang jelas, siste-
ca] dan menanya berdasarkan matis dan logis, dalam karya
rasa ingin tahu tentang dir- yang estetis, dalam gerakan
inya, makhluk ciptaan Tuhan yang mencerminkan anak se-
dan kegiatannya, dan benda- hat, dan dalam tindakan yang
benda yang dijumpainya di mencerminkan perilaku anak
rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik
spesifik jalan, lari, lompat, dan jalan, lari, lompat, dan lempar
lempar dalam berbagai per- dalam berbagai permainan se-
mainan sederhana dan atau derhana dan atau tradisional.
tradisional. 4.2.1 Melakukan berbagai ge-
3.2.1 Mengidentifikasikan rak spesifik melompat.
berbagai prosedur gerak 4.2.2 Menggunakan berbagai
spesifik melompat. gerak spesifik melom-
3.2.2 Menjelaskan berbagai pat dalam bentuk per-
prosedur gerak spesifik lombaan lompat yang
melompat. dimodifikasi.
3.2.3 Menjelaskan cara mela-
kukan prosedur gerak
spesifik melompat.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik lompat.
5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik lompat secara beregu
dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-
sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.

122 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


9) Dalam mengajarkan materi aktivitas gerak spesifik melompat guru
dapat memodifikasi alat peraturan dan lapangan perlombaan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik
melompat antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Gambar keterampilan lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan
awalan.
2) Model siswa atau guru yang memperagakan keterampilan gerak
lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 123


b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Kardus atau bahan sejenisnya.
2) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
3) Tali pembatas
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik
melompat sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan
prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik
dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang
rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang
harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari gerak spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi
tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak
variasi dan kombinasi atletik menggunakan gerak spesifik melompat.
Akhir dari pembelajaran aktivitas atletik menggunakan gerak
spesifik melompat yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan gerak spesifik melompat.
b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik melompat, memahami
karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Aktivitas gerakan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman
belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan
gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang
berubah-ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh,
dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

6. Materi Pembelajaran
a. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Melompat dan Meloncat
Melompat dan meloncat merupakan gerakan yang ditandai gerakan
badan melayang di udara dengan menggunakan tumpuan satu kaki
ataupun dua kaki. Agar dapat melakukan lompatan dan loncatan yang
benar, siswa perlu mempelajari keterampilan dasar melompat dan
meloncat antara lain:

124 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


1) Aktivitas pembelajaran gerakan melompat tanpa awalan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melompat tanpa awalan berikut ini.
a) Berdiri pada sisi bak pasir dengan menggunakan tumpuan kaki kiri
b) Tekuk lutut kaki kirimu, badan sedikit condong ke depan
c) Kedua lengan ke belakang dengan siku sedikit ditekuk
d) Selanjutnya melompat ke depan-atas dengan cara menolakkan
kaki tumpu sekuat-kuatnya disertai dengan mengayunkan
kedua lengan di depan-atas
e) Ketika badan di udara, ayunkan kaki kanan ke depan disusul
dengan kaki kiri dengan posisi lutut sedikit ditekuk
f) Setelah kedua kaki menyentuh bak pasir, segera condongkan
badan ke depan untuk menahan agar badanmu tidak terjatuh
ke belakang.

Gambar 4.1 Aktivitas pembelajaran melompat tanpa awalan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan melompat
tanpa awalan hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran meloncat tanpa awalan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
meloncat tanpa awalan berikut ini.
a) Berdiri pada sisi bak pasir dengan bertumpu pada kedua kaki
b) Kedua lutut sedikit ditekuk, badan sedikit condong ke depan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 125


c) Kedua lengan di samping-belakang pinggul dan pandangan ke
arah bak pasir
d) Selanjutnya tekuklah kedua lutut lebih dalam untuk melakukan
tolakan dengan disertai gerakan mengayun kedua lengan ke
arah depan-atas
e) Pada saat badan di udara, kedua kaki diayunkan ke depan
dengan lutut sedikit ditekuk
f) Setelah kedua kaki menyentuh pasir rebahkan badan ke depan

Gambar 4.2 Aktivitas pembelajaran meloncat tanpa awalan

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan meloncat tanpa awalan hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Kombinasi Jalan, Lari
dan Lompat Tanpa Alat
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
kombinasi jalan, lari dan lompat tanpa awalan berikut ini.
1) Ambil tiga bendera berwarna hijau, kuning dan merah
2) Tancapkan bendera merah dengan jarak 1 meter di belakang bak lompat,
tancapkan bendera kuning 10 meter di belakang bendera merah, dan
tancapkan bendera hijau 5 meter di belakang bendera kuning
3) Berdiri di samping bendera hijau kemudian berjalan cepat ke arah
bendera kuning

126 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


4) Setelah sampai pada bendera kuning segera berlari cepat ke arah
bendera merah
5) Setelah sampai pada bendera merah, segera melompat ke depan
(bak lompat) kemudian mendarat di bak lompat
6) Pembelajaran ini harus dilakukan dengan koordinasi dan
kelangsungan gerak yang teratur dan tidak terputus-putus

Gambar 4.3 Aktivitas pembelajaran kombinasi berjalan, berlari dan meloncat


tanpa awalan

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik kombinasi jalan,
lari dan lompat tanpa awalan hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Kombinasi Jalan, Lari
dan Lompat dengan Awalan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
kombinasi jalan, lari dan lompat dengan awalan berikut ini.
1) Temanmu berdiri di sisi bak lompat dalam posisi saling berhadapan
dan membentangkan jalinan karet gelang setinggi pinggang
2) Gunakan pembagian jarak (bendera-bendera) seperti lompatan tanpa
menggunakan alat
3) Lakukan rangkaian jalan, lari dan lompat sesuai dengan rentang
jarak yang telah ditentukan
4) Saat badan di udara, berusahalah agar anggota badan tidak
menyentuh rintangan yang dibentangi temanmu.
5) Setelah mendarat segera gantikan posisi salah seorang temanmu
yang memegang rintangan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 127


Gambar 4.4 Aktivitas pembelajaran kombinasi jalan, lari dan lompat dengan alat.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran jalan cepat yang telah dipelajari dalam
buku catatannya.

B. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melempar


1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/mem­ lis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan Tu- yang mencerminkan anak
han dan kegiatannya, dan sehat, dan dalam tindakan
benda-benda yang dijumpai­ yang mencerminkan perilaku
nya di rumah dan di sekolah. anak beriman dan berakhlak
mulia.

128 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kompetensi Dasar 3 (Penge­tahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.2 Memahami prosedur gerak 4.2 Mempraktikkan gerak spe-
spesifik jalan, lari, lompat, sifik jalan, lari, lompat, dan
dan lempar dalam berbagai lempar dalam berbagai per-
permainan sederhana dan mainan sederhana dan atau
atau tradisional. tradisional.
3.2.1 Mengidentifikasikan 4.2.1 Melakukan berbagai ge­
ber­bagai prosedur ge­ rak spesifik melempar.
rak spesifik melempar. 4.2.2 Menggunakan berbagai
3.2 Menjelaskan berbagai gerak spesifik melempar
prosedur gerak spesifik dalam bentuk perlom-
melempar. baan melempar yang di-
3.2.3 Menjelaskan cara me­ modifikasi.
lakukan berbagai pro­
sedur gerak spesifik me­-
lempar.

2. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
1) Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
2) Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
3) Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
4) Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
5) Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
6) Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
1) Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 129


2) Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
3) Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
4) Menemukan hubungan aktivitas gerak spesifik melempar.
5) Menerapkan berbagai aktivitas gerak spesifik melempar secara
beregu dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-
sungguh, dan kerja sama.
6) Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
7) Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
8) Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
9) Dalam mengajarkan materi aktivitas melempar guru dapat
memodifikasi alat peraturan dan lapangan perlombaan.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
1) Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
2) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
3) Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
4) Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
5) Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.

130 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


6) Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik
melempar antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
f. Pendekatan Scientific.

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Gambar variasi dan kombinasi keterampilan gerak melempar bola
rounders.
2) Model siswa atau guru yang memperagakan variasi dan kombinasi
keterampilan gerak melempar bola rounders.
b. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
1) Bola rounders atau bola sejenisnya.
2) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
3) Tali pembatas
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

5. Aktivitas Pembelajaran
Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara gerak spesifik
melompat sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural.
Bertahap dalam arti pembelajaran gerak spesifik dilakukan dari yang
ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang rumit, sedangkan
prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang harus dilakukan,
bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk mempelajari gerak
spesifik, hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat
kesulitan, terutama yang berhubungan dengan gerak spesifik atletik
menggunakan melompat.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 131


Akhir dari pembelajaran aktivitas atletik menggunakan melompat
yang dilakukan siswa, adalah sebagai berikut.
a. Memiliki keterampilan gerak spesifik melompat.
b. Memiliki pengetahuan tentang gerak spesifik melompat, memahami
karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu.
c. Aktivitas gerakan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman
belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan
gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang
berubah-ubah.
d. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh,
dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

6. Materi Pembelajaran
a. Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Spesifik Melempar Bola
Rounders
1) Aktivitas pembelajaran gerakan berlari pelan dan melompat,
mengambil bola, kemudian melempar ke atas
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
berlari pelan dan melompat, mengambik bola, kemudian melempar
ke atas berikut ini.
a) Para siswa berbaris empat bersyaf dengan rapi.
b) Dimulai dari barisan pertama, lakukan lari pelan-pelan lalu
meloncat.
c) Mulailah melangkah dengan kaki kiri dan melompatlah dengan
kedua kaki.
d) Setelah itu, mengambil bola yang telah disediakan dan dilempar
ke atas sekuat-kuatnya.
e) Mengambil bola dengan tangan kanan.
f) Pada waktu melempar bola, posisi kaki kiri di depan.
g) Bola yang digunakan jangan terlalu besar, dapat dipilih bola rounders.

Gambar 4.5 Aktivitas pembelajaran berlari pelan dan melompat, mengambil


bola, kemudian melempar ke atas.

132 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan berlari pelan
dan melompat, mengambik bola, kemudian melempar ke atas hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerakan kombinasi berjalan kemudian
melempar bola sejauh-jauhnya (bentuk perlombaan)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
kombinasi berjalan kemudian melempar bola sejauh-jauhnya
dalam bentuk perlombaan berikut ini.
a) Para akan berlomba melempar bola sejauh-jauhnya.
b) Siswa laki-laki melawan siswa laki-laki dan siswa perempuan
melawan siswa perempuan.
c) Bola rounders dapat digunakan pada latihan ini.
d) Lomba ini diawali dengan jalan terlebih dahulu, kemudian
digenggam di tangan kanan.
e) Berjalan dimulai dengan langkah kaki kiri diikuti gerakan
tangan kanan.
f) Pada waktu melempar bola dengan tangan kanan, posisi kaki
kiri berada di depan.
g) Lemparkan bola sejauh-jauhnya ke arah depan. Lakukan
latihan ini satu per satu secara bergantian. Siswa yang paling
jauh melempar dinyatakan sebagai juara.
h) Setiap siswa melakukan lemparan sebanyak tiga kali
lemparan bola, kemudian diambil jarak yang terjauh sebagai
hasilnya.
i) Lemparan tidak boleh melewati garis batas yang sudah
ditentukan. Kalau melewati garis batas, lemparan itu tidak
sah.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 133


Gambar 4.6 Aktivitas pembelajaran kombinasi berjalan dilanjutkan melempar
sejauh-jauhnya.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan kombinasi berjalan
kemudian melempar bola sejauh-jauhnya dalam bentuk perlombaan
hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas pembelajaran memegang, awalan, melempar dan gerak
lanjutan
a) Aktivitas pembelajaran 1: Melempar menggunakan bola kecil dari
posisi berdiri menghadap arah gerakan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar bola menggunakan bola dari posisi berdiri menghadap
arah gerakan berikut ini.
(1) Dilakukan berpasangan/kelompok
(2) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang

134 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 4.7 Aktivitas pembelajaran melempar lembing menggunakan bola
kecil dari posisi berdiri menghadap arah gerakan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola
kasti dari posisi berdiri menghadap arah gerakan hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran 2: Melempar menggunakan bola kecil dari
posisi menyamping arah gerakan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar bola kecil dari posisi menyamping arah gerakan berikut ini.
(1) Dilakukan berpasangan/kelompok
(2) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang

Gambar 4.8 Aktivitas pembelajaran melempar lembing menggunakan bola


kecil dari posisi menyamping arah gerakan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 135


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan melempar bola
menggunakan bola kasti dari posisi menyamping arah gerakan
hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas pembelajaran 3: Melempar menggunakan bola kecil dari
posisi menyamping
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan melempar
menggunakan bola kecil dari posisi menyamping berikut ini.
(1) Diawali dengan gerak menyilang satu kali kaki kanan ke
belakang kaki kiri.
(2) Untuk tahap berikutnya dua kali dan tiga kali.
(3) Gerakan ini dilakukan berpasangan/kelompok.
(4) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang.

Gambar 4.9 Aktivitas pembelajaran melempar bola kasti menggunakan bola


kecil dari posisi menyamping.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola
kasti dari posisi menyamping arah gerakan hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.

136 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
d) Aktivitas pembelajaran 4: Melempar menggunakan bola kecil, dari
posisi menghadap arah lemparan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar menggunakan bola kecil dari posisi menghadap arah
lemparan berikut ini.
(1) Gerakan diawali dua kali langkah ke depan dan gerak menyilang
kaki kanan di belakang kaki kiri satu kali.
(2) Untuk tahap berikutnya, dua kali, tiga kali, dan dua kali serta
tiga kali silang kaki kanan di belakang kaki kiri.
(3) Gerakan ini dilakukan berpasangan/kelompok.
(4) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang.

Gambar 4.10 Aktivitas pembelajaran melempar bola kasti menggunakan bola


kecil, dari posisi menghadap arah lemparan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan melempar bola menggunakan bola
kasti dari posisi menghadap arah lemparan hasil pengamatannya
dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 137


e) Aktivitas pembelajaran 5: Melempar menggunakan bola kecil,
diawali awalan lari dengan 4–6 meter
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
melempar bola menggunakan bola diawali awalan lari dengan 4-6
meter berikut ini.
(1) Dilanjutkan dengan gerak menyilang kaki kanan tiga kali di
belakang kaki kiri serta gerak melempar.
(2) Gerakan ini dilakukan berpasangan/kelompok.
(3) Lemparan melalui atas tali yang dipasang melintang.

Gambar 4.11 Aktivitas pembelajaran melempar bola kasti menggunakan bola


kecil, diawali awalan lari dengan 4–6 meter.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan melempar bola kasti diawali awalan
lari dengan 4-6 meter hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b. Aktivitas Perlombaan Melempar dengan Peraturan Dimodifikasi
Siswa diminta untuk mengomunikasikan perlombaan gerak dasar
melempar dengan peraturan dimodifikasi sebagai berikut.
1) Siswa melempar lembing menggunakan bola kecil ke arah sasaran
dari jarak 8–10 meter.
2) Jumlah peserta perkelompok 4–6 orang.
3) Setiap lemparan anggota kelompok tepat mengenai sasaran
mendapat angka 1.

138 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


4) Arah lemparan harus melalui atas tali yang dipasang melintang.
5) Kemenangan regu ditentukan oleh jumlah angka yang diperoleh
setiap regu.

Gambar 4.12 Aktivitas perlombaan melempar dengan peraturan dimodifikasi.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran atletik (jalan, lari, lompat, dan lempar)
yang telah dipelajari dalam buku catatannya.

C. Penilaian Pembelajaran

Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak Melompat

1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan
dan menggunakan awalan.
2. Sebutkan variasi dan kombinasi gerak spesifik lompat
jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 139


Konsep
1. Jelaskan gerak spesifik lompat jauh tanpa awalan
dan menggunakan awalan.
2. Jelaskan variasi dan kombinasi gerak spesifik lompat
jauh tanpa awalan dan menggunakan awalan.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan gerak spesifik lompat jauh
tanpa awalan dan menggunakan awalan.
2. Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi gerak
spesifik lompat jauh tanpa awalan dan menggunakan
awalan.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar dan
tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 4

140 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi keterampilan
gerak lompat jauh.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan)
2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Siswa diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi
keterampilan gerak lompat jauh yang dilakukan berkelompok
dalam bentuk perlombaan.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan
gerak yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap gerakan kaki
Skor Baik jika :
(a) berdiri di belakang bak lompat
(b) kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang
(c) badan condongkan ke depan
(d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 141


(2) Sikap gerakan lengan
Skor Baik jika :
(a) pada saat badan di udara, kedua kaki diayunkan
ke depan dengan lutut sedikit ditekuk
(b) lengan diayun ke depan secara bergantian
(c) badan dicondongkan ke depan
(d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap posisi badan
Skor Baik jika :
(a) mendarat dengan kedua lutut mengeper
(b) kedua lengan diacungkan ke depan
(c) badan dicondongkan ke depan
(d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4
b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak spesifik lompat jauh.
1) Penilaian hasil keterampilan gerak lompat jauh
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk gerak spesifik lompat jauh yang
dilakukan siswa dengan cara :
(1) Mula-mula siswa berdiri di belakang papan tumpuan.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai melakukan lompatan sejauh-jauhnya.
(3) Petugas menghitung jarak yang dicapai yang dapat
dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah jarak yang dicapai yang dilakukan dengan
benar memenuhi persyaratan dihitung untuk
diberikan skor.

142 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b) Konversi jumlah waktu tempuh dengan skor

Perolehan Nilai Kriteria


Klasifikasi Nilai
Putera Puteri Pengskoran
….. > 2.50 meter ….. > 2.25 meter 100% Sangat Baik
2.25 – 2.49 meter 2.00 – 2.24 meter 90% Baik
2.00 – 2.24 meter 1.75 – 1.99 meter 80% Cukup
…… < 1.99 meter …… < 1.74 meter 70% Kurang

Contoh Penilaian Aktivitas Pembelajaran Variasi Gerak


Melempar
3. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan gerak spesifik melempar bola.
2. Sebutkan variasi dan kombinasi gerak spesifik
melempar bola.
Konsep
1. Jelaskan gerak spesifik melempar bola.
2. Jelaskan variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar
bola.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan gerak spesifik melempar bola.
2. Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi
gerak spesifik melempar bola.
c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 143


b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 4

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses variasi dan kombinasi gerak spesifik
melempar bola.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan)
2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Siswa diminta untuk melakukan variasi dan kombinasi
gerak spesifik melempar bola yang dilakukan berkelompok
dalam bentuk perlombaan.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan
gerak yang diharapkan.

144 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak
Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap gerakan kaki
2. Sikap gerakan ayunan lengan
3. Sikap posisi badan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap gerakan kaki
Skor Baik jika :
(a) berdiri tegak kaki kiri di depan dan kaki kanan di
belakang
(b) lutut sedikit ditekuk
(c) lutut ditekuk secara wajar agar paha mudah
terayun ke depan
(d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap gerakan lengan
Skor Baik jika :
(a) bola dilemparkan dengan mengayunkan lengan
dari belakang ke depan
(b) kaki yang berada di depan (kaki kiri) sebagai
tumpuan
(c) badan dicondongkan ke depan
(d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap posisi badan
Skor Baik jika :
(a) setelah melempar jaga keseimbangan badan
(b) badan dicondongkan ke depan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 145


(c) tangan yang digunakan untuk melempar bola ikut
menjaga keseimbangan
(d) pandangan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4
b. Lembar pengamatan penilaian hasil keterampilan gerak variasi
dan kombinasi gerak spesifik melempar bola.
1) Penilaian hasil keterampilan gerak variasi dan kombinasi
gerak spesifik melempar bola
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk keterampilan gerak variasi dan
kombinasi gerak spesifik melempar bola dengan dengan
cara :
(1) Mula-mula siswa berdiri menghadap sasaran lemparan.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai melempar bola rounders sejauh-jauhnya.
(3) Petugas menghitung jarak hasil lemparan yang dapat
dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah hasil lemparan yang dilakukan dengan benar
memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan
skor.
b) Konversi jumlah waktu tempuh dengan skor

Perolehan Nilai Kriteria


Klasifikasi Nilai
Putera Puteri Pengskoran
….. > 17 meter ….. > 15 meter 100% Sangat Baik
15 – 16 meter 13 – 14 meter 90% Baik
13 – 14 meter 11 – 12 meter 80% Cukup
…… < 12 meter …… < 10 meter 70% Kurang

146 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Penjelasan secara rinci mengenai aktivitas pembelajaran atletik
antara lain: melompat dan melempar memperkuat pemahaman dan
penerapan gerak spesifik aktivitas atletik. Dengan berbagai deskripsi
tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk
menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat
mempraktikan gerak aktivitas atletik sebagai materi pembelajaran
Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

E. Instrumen Remidial dan Pengayaan


Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap lima siswa.

1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 147


2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap lima siswa.

Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

148 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Bab 5
Aktivitas Latihan
Kebugaran Jasmani
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/memba- lis/isyarat) yang jelas, siste-
ca] dan menanya berdasarkan matis dan logis, dalam karya
rasa ingin tahu tentang dir- yang estetis, dalam gerakan
inya, makhluk ciptaan Tuhan yang mencerminkan anak se-
dan kegiatannya, dan benda- hat, dan dalam tindakan yang
benda yang dijumpainya di mencerminkan perilaku anak
rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.3 Memahami prosedur latihan 4.3 Mempraktikkan latihan pe-
peningkatan derajat kebuga- ningkatan derajat kebugaran
ran jasmani yang terkait den- jasmani yang terkait dengan
gan keterampilan. keterampilan.
3.3.1 Mengidentifikasikan 4.3.1 Melakukan berbagai ben-
prosedur berbagai bentuk tuk latihan kebugaran jas-
latihan kebugaran jas- mani yang terkait dengan
mani yang terkait dengan keterampilan.
keterampilan. 4.3.2 Menggunakan berbagai
3.3.2 Menjelaskan prosedur bentuk latihan kebuga-
berbagai bentuk lati- ran jasmani yang terkait
han kebugaran jasmani dengan keterampilan
yang terkait dengan ke- dalam bentuk sirkuit
terampilan. training.
3.3.3 Menjelaskan cara me­
lakukan prosedur ber­
bagai bentuk latihan ke-
bugaran jasmani yang
terkait dengan kete­
rampilan.

B. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.

1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
e. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
d. Menemukan hubungan aktivitas kebugaran jasmani dengan kesehatan.
e. Menerapkan berbagai aktivitas kebugaran jasmani secara beregu
dengan menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-
sungguh, dan kerja sama.

150 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
i. Dalam mengajarkan materi aktivitas kebugaran jasmani guru dapat
memodifikasi alat dan lapangan pembelajaran.

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas yang telah diberikan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas pembelajaran dengan baik.
c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

C. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas kebugaran


jasmani antara lain berikut ini.
1. Inclusive (cakupan).
2. Komando.
3. Kooperatif.
4. Demonstrasi.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 151


5. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
6. Pendekatan Scientific.

D. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Gambar berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait
dengan keterampilan.
b. Video pembelajaran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani
yang terkait dengan keterampilan.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan berbagai bentuk latihan
kebugaran jasmani yang terkait dengan keterampilan.

2. Alat dan Bahan:


Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Lapangan olahraga atau halaman sekolah.
b. Palang tunggal.
c. Matras.
d. Peluit dan Stopwatch.
e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

E. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara melakukan


aktivitas kebugaran jasmani sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap
dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran kebugaran jasmani
dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang
rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang
harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari latihan kebugaran jasmani, hingga dalam penguasaan
kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan
dengan aktivitas kebugaran jasmani.
Akhir dari pembelajaran aktivitas kebugaran jasmani yang
dilakukan siswa, adalah sebagai berikut.
1. Memiliki keterampilan aktivitas kebugaran jasmani yang terkait
dengan keterampilan.
2. Memiliki pengetahuan tentang aktivitas kebugaran jasmani,
memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep
ruang dan waktu.

152 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3. Aktivitas gerakan yang sesuai dan dapat memberi pengalaman
belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan
gerak motorik, menggunakannya pada situasi permainan yang
berubah-ubah.
4. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh,
dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

F. Materi Pembelajaran
1. Manfaat Latihan Kebugaran Jasmani
Sekarang siswa diminta untuk membaca tentang manfaat latihan
kebugaran jasmani berikut ini.
Masyarakat maju yang kaya dan makmur dengan kenyamanan dan
kemudahan yang didukung oleh mesin atau alat-alat otomatis, telah
mengalami derita yang diakibatkan kemajuan tersebut. Kini ancaman
yang dihadapi mereka adalah penyakit yang diakibatkan oleh kurang
gerak. Sebagai akibatnya, yaitu penyakit degeneratif, seperti: penyakit
jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan lainnya yang
meningkat sehingga berpengaruh terhadap mutu kehidupan mereka.
Di Belanda biaya perawatan kesehatan meningkat hingga 2,5%, di
Kanada 6%, dan di Amerika Serikat mencapai 8 %, sebagai akibat warga
masyarakat kurang melakukan aktivitas jasmani. Secara ekonomi,
keadaan tersebut dianggap sebagai ancaman yang merugikan. Selain
produktivitas dapat menurun, biaya perawatan kesehatan juga
meningkat.
Di Indonesia sendiri, keadaan tersebut juga telah berkembang
dalam jangkauan yang luas. Keadaan itu terjadi terutama di Kota,
dan bahkan kini sudah sampai ke desa. Persoalannya berakar pada
perubahan dalam gaya hidup, termasuk pola makan yang tidak sehat,
yang biasanya berurusan dengan faktor resiko. Faktor resiko adalah
faktor yang dapat membangkitkan ancaman terhadap kesehatan. Hal
ini misalnya merokok, makan-makanan mengandung lemak jenuh
(minyak kepala, lemak hewan), dan kurang melakukan aktivitas
jasmani, terutama di kalangan masyarakat yang mampu secara
ekonomi dan tinggal di kota besar.
Hampir 20 juta warga Indonesia menderita diabetes melitus atau
penyakit kencing manis yang sukar diobati. Penyakit tersebut berkaitan
dengan gejala kegemukan atau kelebihan berat badan. Penyakit
jantung sudah bukan lagi menopoli orang dewasa, tetapi juga telah
dialami oleh anak-anak. Penyakit ini merupakan pembunuh nomor
satu di Indonesia.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 153


Gejala kemorosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak
di seluruh dunia sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama
adalah karena mereka kurang aktif bergerak, yang diakibatkan oleh
bertambah sedikitnya waktu untuk melaksanakan latihan jasmani.
Anak-anak begitu asyik bermain permaian di komputer disertai
dengan pola makan yang tidak sehat, seperti senang menyantap
makanan siap hidang (Mc. Doland atau goreng ayam plus kentang)
dalam susunan menu yang tidak seimbang.
Keadaan ini sudah terjadi di Indonesia. Oleh karena itu sungguh
beralasan untuk memperhatikan pembinaan kebugaran jasmani
sebagai upaya untuk mrningkatkan kesehatan, dan selanjutnya
untuk kesejahteraan hidup. Di samping pengembangan keterampilan
yang kelak terpakai dalam aneka kegiatan, pengembangan kebugaran
juga perlu menjadi prioritas utama dalam program pendidikan
jasmani.
Kebiasaan kurang aktif dan gizi yang buruk merupakan penyebab
kematian yang banyak memakan korban, setelah mengisap rokok.
Sekitar 30 % anak remaja di Inggris meninggal karena tembakau/
nikotin.
Latihan kebugaran jasmani secara teratur dan terukur akan
mendatangkan manfaat berikut ini.
a. Terbangun kekuatan dan daya tahan otot, seperti: kekuatan
tulang dan persendian, selain mendukung penampilan baik dalam
olahraga maupun kegiatan non-olahraga.
b. Meningkatkan daya tahan aerobik.
c. Meningkatkan fkelsibilitas.
d. Membakar kalori yang memungkinkan tubuh terhindar dari
kegemukan.
e. Mengurangi stres.
f. Meningkatkan rasa kebahagiaan.

2. Program Pengembangan Aktivitas Kebugaran Jasmani yang


Terkait dengan Keterampilan
Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah faktor penentu
derajat kondisi setiap individu. Seseorang dikatakan bugar jika mampu
melakukan segala aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa mengalami
hambatan yang berarti, dan dapat melakukan tugas berikutnya
dengan segera.
Menurut Rusli Lutan (2011:63) kebugaran jasmani memiliki dua
komponen utama, yaitu: komponen kebugaran yang berkaitan dengan

154 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


kesehatan antara lain: kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan
aerobik, dan fleksibilitas; serta komponen kebugaran jasmani yang
berkaitan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, agilitas,
kecepatan gerak, power dan keseimbangan.
Pada buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas X
telah diuraikan tentang komponen kebugaran yang berkaitan dengan
kesehatan. Pada buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
kelas XI ini akan dibahas tentang komponen kebugaran yang berkaitan
dengan keterampilan.
Komponen kebugaran yang berkaitan dengan keterampilan antara
lain: koordinasi, agilitas, kecepatan gerak, power dan keseimbangan.
Bentuk-bentuk latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan
keterampilan tersebut diuraikan berikut ini.
a. Latihan Kelincahan (Agility)
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk mengubah
posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang
dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan sangat penting fungsinya
untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam cabang olahraga atau
meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.
Kelincahan umum ataupun kelincahan khusus dapat diperoleh
dengan hasil latihan dan ada pula dari pembawaan (potensi) sejak
lahir. Bentuk-bentuk latihan kelincahan, antara lain : lari bolak-balik
(shuttle-run), lari belak-belok (zig-zag), dan jongkok-berdiri (Squat
thrust).
Bentuk-bentuk latihan peningkatan kelincahan berikut ini.
1) Aktivitas Latihan Mengubah Gerak Tubuh Arah Lurus (Shuttle Run)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
mengubah gerak tubuh arah lurus (shuttle run) untuk meningkatkan
kebugaran jasmani berikut ini.
a) Lari bolak-balik dilakukan secepat mungkin sebanyak 6–8 kali
(jarak 4–5 meter).
b) Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, si pelaku
harus secepatnya berusaha mengubah arah untuk berlari
menuju titik larinya.
c) Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak terlalu
jauh serta jumlah ulangan tidak terlampau banyak sehingga
menyebabkan kelelahan bagi si pelaku.
d) Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan
mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 155


Gambar 5.1 Latihan mengubah gerak tubuh arah lurus (Shuttle).

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan mengubah gerak tubuh
arah lurus (shuttle run) untuk meningkatkan kebugaran jasmani
hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas Latihan Lari Bolak Belok (Zig-Zag)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan lari
bolak belok (zig-zag) untuk meningkatkan kebugaran jasmani
berikut ini.
a) Dalam melakukan latihan ini dimana si pelaku berlari bolak-
balik dengan cepat sebanyak 2 – 3 kali di antara beberapa titik
(misalnya 4 – 5 titik).
b) Jarak setiap titik sekitar dua meter.

Gambar 5.2 Latihan lari berbelak-belok (zig-zag).

156 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan lari bolak belok (zig-zag)
untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Latihan Mengubah Posisi Tubuh Jongkok-Berdiri
(Squat-Thrust)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
mengubah posisi tubuh jongkok-berdiri (squat-thrust) untuk
meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
a) Jongkok sambil menumpukan kedua lengan di lantai.
b) Pandangan ke arah depan.
c) Lemparkan kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap
badan telungkup dalam keadaan terangkat.
d) Kemudian dengan serentak, kedua kaki ditarik ke depan,
kemudian kembali ke tempat semula.
e) Latihan ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang
sama.

Gambar 5.3 Latihan mengubah posisi tubuh (Squat).

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan mengubah
posisi tubuh jongkok-berdiri (squat-thrust) untuk meningkatkan
kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 157


a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Aktivitas Latihan Gerakan Bereaksi
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan gerakan
bereaksi untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.
a) Berdiri dengan sikap ancang-ancang. Kedua lengan di samping
badan dengan siku bengkok, perhatikan aba-aba peluit.
b) Bunyi peluit pertama, lari ke depan secepat-cepatnya.
c) Bunyi peluit kedua, lari mundur secepat-cepatnya.
d) Bunyi peluit ketiga, lari ke samping kiri secepat-cepatnya .
e) Bunyi peluit keempat, lari kesamping kanan secepat-cepatnya.
f) Latihan ini dilakukan terus-menerus secara berangkai tanpa
berhenti dahulu.

Gambar 5.4 Latihan kelincahan gerakan bereaksi

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan gerakan bereaksi untuk
meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

158 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b. Aktivitas Latihan Kecepatan (Speed)
Kecepatan adalah kemampuan organisme seseorang untuk
melakukan gerakan dengan waktu yang relatif singkat agar mencapai
hasil yang sebaik mungkin. Kecepatan merupakan unsur gerak dasar
yang berguna untuk mencapai prestasi yang maksimal. Kecepatan
seseorang yang tinggi tergantung potensi sejak lahir dan merupakan
hasil latihan secara teratur, cermat dengan perencanaan yang tepat.
1) Manfaat Pembelajaran Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan perpindahan
tempat dari satu tempat ke tempat yang lainnya dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya. Perpindahan tempat ini, bisa berlaku untuk
tubuh secara keseluruhan bisa juga hanya bagian tubuh tertentu,
misalnya, lari sprint. Laju gerak atau perpindahan tempat banyak
ditentukan oleh faktor-faktor lain, seperti: kelentukan, kekuatan,
waktu reaksi, serta tipe tubuh. Oleh karena itu, upaya untuk
meningkatkan kemampuan kecepatan harus melibatkan pula
peningkatan dalam kelentukan dan kekuatan serta waktu reaksi.
2) Macam-macam Bentuk Pembelajaran Kecepatan
Bentuk-bentuk kecepatan ada tiga macam, antara lain berikut
ini.
a) Kecepatan sprint (Sprinting speed)
Kecepatan sprint adalah kemampuan seseorang bergerak ke
depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai
hasil yang sebaik-baiknya. Cara pengembangan kecepatan sprint
dapat dilakukan dengan interval running dengan volume beban
latihan: 5–10 kali giliran lari, jarak: 30–80 meter, intensitas
Pembelajaran lari : 80%–100%.
b) Kecepatan reaksi (Reaction speed)
Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang untuk
menjawab rangsangan secepat mungkin dalam mencapai hasil
yang sebaik-baiknya. Hampir semua cabang olahraga memerlukan
kecepatan reaksi di dalam pertandingan. Untuk mengembangkan
kecepatan reaksi dapat dilakukan dengan metode pertandingan,
untuk mencapai waktu yang secepat-cepatnya dalam mereaksi
suatu rangsangan.
c) Kecepatan bergerak (Speed of movement)
Kecepatan bergerak adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secepat mungkin dalam satu gerakan yang tidak terputus. Seperti
gerakan melompat, melempar, salto dan lain-lain. Cara mengembangkan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 159


peningkatan kemampuan kecepatan bergerak dilakukan dengan
metode Weight Training. Volume beban Pembelajaran : 4–6 kali giliran,
intensitas: 40%–60%, recovery : 2–3 menit.
Bentuk-bentuk Pembelajaran untuk meningkatkan kecepatan
antara lain sebagai berikut : (1) Lari cepat dengan jarak 40 dan 60
meter, (2) Lari dengan mengubah-ubah kecepatan (mulai lambat
makin lama makin cepat), (3) Lari naik bukit, (4) Lari menuruni
bukit, dan (5) Lari menaiki tangga gedung.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
kecepatan bergerak untuk meningkatkan kebugaran jasmani
berikut ini.

Gambar 5.5 Latihan kecepatan menempuh jarak 60.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan kecepatan bergerak untuk
meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c. Aktivitas Latihan Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam memelihara
posisi tubuh yang statis (tidak bergerak) atau dalam keadaan posisi
badan yang dinamis (bergerak). Latihan keseimbangan ini dapat

160 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


dilakukan dengan jalan mengurangi atau memperkecil bidang
tumpuan. Latihan keseimbangan adalah bentuk/sikap badan dalam
keadaan seimbang baik pada sikap berdiri, duduk, maupun jongkok.
Keseimbangan adalah bentuk sikap badan dalam keadaan
seimbang, baik pada saat berdiri, duduk, maupun jongkok. Macam-
macam bentuk latihan keseimbangan tubuh adalah berikut ini.
1) Aktivitas Latihan Keseimbangan Berdiri Bangau
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
keseimbangan berdiri bangau untuk meningkatkan kebugaran
jasmani berikut ini.
a) Sikap permulaan berdiri tegak rileks.
b) Salah satu kaki diangkat dengan posisi tangan dipegang secara
berlawanan (jika yang diangkat kaki kanan tangan kiri yang
memegang) di belakang pantat.
c) Tangan kanan diluruskan ke samping.
d) Lakukan latihan ini 8 kalio hitungan dan kembali ke seikap awal.

Gambar 5.6 Latihan keseimbangan berdiri bangau.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan keseimbangan
berdiri bangau untuk meningkatkan kebugaran jasmani hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 161


2) Aktivitas Latihan Keseimbangan dalam Sikap Kapal Terbang
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
keseimbangan dalam sikap kapal terbang untuk meningkatkan
kebugaran jasmani berikut ini.
a) Berdiri tegak rileks dengan psosi kaki dirapatkan dan kedua
tangan direntangkan lurus ke samping.
b) Kemudian bungkukkan badan sambil meluruskan salah satu
kaki kiri atau kanan ke arah belakang.
c) Arah pandangan lurus ke depan dan pertahankan gerakan ini
selama 8 kali hitungan.

Gambar 5.7 Latihan keseimbangan sikap kapal terbang.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan keseimbangan
dalam sikap kapal terbang untuk meningkatkan kebugaran jasmani
hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas Latihan Keseimbangan dalam Berbagai Sikap dan Gerak
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak untuk meningkatkan
kebugaran jasmani berikut ini.
a) Latihan keseimbangan dari sikap berdiri, dilakukan dengan cara
mengangkat salah satu kaki ke samping menggunakan tangan,
tangan yang lainnya direntangkan sejajar bahu dan tahan
sampai 8 hitungan. Lakukan latihan ini secara bergantian.

162 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b) Latihan keseimbangan berikutnya sama dengan latihan satu,
tetapi bagian kaki yang dipegang adalah bagian pergelangannya
dan tangan yang lainnya diangkat ke atas. Lakukan latihan
secara bergantian.
c) Latihan keseimbangan ketiga prinsipnya sama dengan latihan
kedua. Akan tetapi, salah satu kaki diangkat menekuk di depan
panggul dan kedua tangan direntangkan ke samping. Lakukan
latihan ini secara bergantian.

Gambar 5.8 Latihan keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan latihan keseimbangan
dalam berbagai sikap dan gerak untuk meningkatkan kebugaran
jasmani hasil pengamatannya dengan cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
d. Aktivitas Latihan Peningkatan Power
Power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Power ini
menunjukkan kemampuan untuk melakukan suatu kerja dengan
cepat. Kekuatan adalah kemampuan untuk melaksanakan kerja
dan kecepatan mengukur kecepatan pengerjaannya. Ketika kedua
komponen ini digabungkan, terjadilah satu komponen fisik yang
disebut power.
Power adalah salah satu komponen fisik yang paling dominan
dalam banyak cabang olahraga. Sebagian besar, keterampilan dalam

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 163


cabang-cabang olahraga tertentu bergantung pada kualitas fisik power.
Artinya, olahragawan tersebut harus menggerakkan tubuh atau bagian
tubuhnya secara cepat dan kuat, sehingga diperlukan kekuatan dan
kecepatan dalam waktu yang bersamaan.
Tenaga ledak otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot
melakukan kerja secara eksplosif yang dipengaruhi oleh kekuatan dan
kecepatan kontraksi otot. Dalam kehidupan sehari-hari, daya ledak ini
diperlukan untuk memindahkan benda ke tempat lain yang dilakukan
pada suatu saat dan secara tiba-tiba. Dalam bidang olahraga misalnya,
melempar lembing, cakram, bolabasket, dan sebagainya.
Untuk bisa melatih power, prosesnya sebenarnya hampir sama
dengan proses latihan kekuatan. Jika latihan tersebut memakai beban,
bebannya harus lebih ringan agar bisa digerakkan dengan cepat dalam
repetisi yang cukup banyak.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan peningkatan
power untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut ini.

Gambar 5.9 Latihan keseimbangan dalam berbagai sikap dan gerak.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan peningkatan power untuk
meningkatkan kebugaran jasmani hasil pengamatannya dengan
cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.

164 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
e. Aktivitas Latihan Peningkatan Koordinasi
Koordinasi adalah satu pola gerak yang terbentuk dari gabungan
beberapa fungsi komponen kesegaran jasmani. Salah satu cara
untuk melatih koordinasi adalah lompat tali (skiping). Lompat tali ini
bertujuan melatih kelincahan, kecepatan, daya tahan, dan kekuatan
otot kaki atau tumit.
Bentuk-bentuk latihan koordinasi untuk meningkatankan kebugaran
jasmani antara lain berikut ini.
1) Aktivitas Latihan Lompat Tali Perorangan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
peningkatan koordinasi menggunakan latihan lompat tali perorangan
berikut ini.
a) Berdiri tegak dengan memegang seutas tali.
b) Putar tali dari belakang, atas, depan, bawah, belakang dan
seterusnya.
c) Meloncat sebelum tali menyentuh tanah.
d) Lakukan latihan ini berulang-ulang.
e) Kemudian coba tali diputar ke arah belakang.

Gambar 5.10 Aktivitas latihan lompat tali perorangan.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan peningkatan koordinasi
menggunakan latihan lompat tali perorangan hasil pengamatannya
dengan cara:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 165


a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas Latihan Lompat Tali Berteman
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
peningkatan koordinasi menggunakan latihan lompat tali berteman
berikut ini.
a) Dua orang teman memegang ujung tali.
b) Siswa yang lain berbaris di samping.
c) Kemudian tali diputar perlahan-lahan.
d) Siswa satu per satu mencoba masuk ke dalam putaran tali itu.
e) Apabila dapat dilakukan dengan baik, cobalah dengan dua atau
tiga teman bersama-sama.
f) Semakin lama, putaran tali dipercepat.

Gambar 5.11 Aktivitas latihan lompat tali berteman.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan peningkatan koordinasi
menggunakan latihan lompat tali berteman hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

166 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) Aktivitas Latihan Mengayunkan Simpai
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan latihan
peningkatan koordinasi menggunakan latihan mengayunkan
simpai berikut ini.
a) Berdiri dengan kaki kanan, kaki kiri berdiri dengan ujung jari di
belakang, pegang simpai dengan tangan kanan, di depan badan.
b) Ayunkan simpai di samping kiri badan.
c) Bersamaan dengan kaki kiri diayunkan ke depan.
d) Kembali ke sikap semula.
e) Lakukan latihan ini dengan simpai dipegang tangan kiri,
begitu seterusnya latihan secara bergantian. Ulangi latihan ini
beberapa kali.

Gambar 5.12 Aktivitas latihan mengayunkan simpai.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan latihan latihan peningkatan
koordinasi menggunakan latihan mengayunkan simpai hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

3. Program Pengembangan Aktivitas Kebugaran Jasmani Menggunakan


Sirkuit Training
Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua
unsur fisik. Latihan-latihannya bisa berupa lari naik-turun tangga,
lari ke samping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan
raket, lompat-lompat, berbagai bentuk latihan beban, dan sebagainya.
Bentuk-bentuk latihannya biasanya disusun dalam lingkaran. Karena
itu nama latihan ini disebut circuit training. Dengan sedikit kecerdikan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 167


dan kreativitas pelatih/pembina akan dapat mendesain suatu sirkuit
yang paling cocok untuk cabang olahraga tertentu.
Circuit training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan
dapat memperkembang kekuatannya, daya tahannya, kelincahannya,
total fitnessnya dengan cara:
1) Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka
waktu tertentu.
2) Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
a. Aktivitas Latihan Sirkuit
Aktivitas latihan sirkuit berikut ini.
1) Dalam suatu daerah atau area tertentu ditentukan beberapa pos
atau stasion, misalnya 10 pos.
2) Di setiap pos atlet diharuskan melakukan suatu bentuk latihan tertentu.
3) Latihan-latihannya biasanya berbentuk latihan-latihan kondisi fisik
seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, dan sebagainya.
4) Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan menggunakan bobot/
beban.
5) Bentuk-bentuk latihan pada setiap pos adalah : lari zig-zag, pull-
ups, lempar bola medicine, squat jumps, naik turun tambang, press,
squat thrust, rowing, dan lari 200 meter secepatnya.

Dalam melakukan setiap bentuk latihan sirkuit pelatih dapat


menentukan variasi-variasi berikut ini.
1) Harus dilakukan sekian repetisi.
2) Harus melakukan sebanyak mungkin repetisi dalam waktu misalnya
15 detik.
3) Demikian pula dapat ditetapkan apakah setelah setiap bentuk
latihan masa ada istirahat (misalnya 15 detik) atau tidak.
b. Langkah-Langkah Melakukan Latihan Sirkuit
Langkah-langkah melakukan latihan sirkuit berikut ini.
1) Persiapkan lapangan dan alat-alat yang akan dipergunakan untuk
circuit training. Setiap atlet diberi penjelasan mengenai bagaimana
setiap bentuk latihan di setiap pos harus dilakukan. Demikian pula
berapa ulangan atau berapa kali setiap bentuk latihan tersebut
harus dilakukan.
2) Kemudian setiap atlet disuruh mencoba melakukan setiap bentuk
latihan tersebut di setiap pos, agar dengan demikian mereka
lebih mengenal setiap bentuk latihan. Sehingga kesalahan atau
kekhilafan dalam melaksanakannya nanti dapat dihindari atau
ditekan sekecil mungkin.

168 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) Atlet mulai melakukan circuit training tersebut dan berusaha
dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan circuit dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. Waktu yang diambil untuk menentukan
berapa lama yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu circuit.
4) Selesai melakukan sirkuit, waktunya dicatat dengan teliti hingga
seper-sepuluhan detik, berapa lama waktu yang dibutuhkannya
untuk menyelesaikan satu sirkuit tersebut. Waktu ini disebut “Initial
trial time” atau waktu yang dicatat pertama kali ia menyelesaikan
tugas tersebut.
5) Atas dasar initial trial time ini kemudian ditetapkan suatu target
time, yaitu waktu sasaran yang harus dicapainya kelak. Target time
ini biasanya ditetapkan 1/3 lebih singkat dari initial trial timenya.
Contohnya : apabila initial trial time adalah 5 menit 30 detik atau
330 detik, maka target time adalah 330 – 1/3 x 330 detik = 220 detik
atau 3 menit 40 detik. Untuk mencapai target time ini memang berat
dan dibutuhkan waktu yang lama. Mungkin pula target time ini
tidak akan pernah tercapai oleh atlet. Akan tetapi dengan perbaikan
waktu pada setiap kali, atlet melakukan circuit training tersebut,
dapatlah kita perkirakan bahwa kondisi fisiknya, daya tahannya,
kecepatannya, powernya, dan sebagainya sudah meningkat.
c. Bentuk-Bentuk Latihan Sirkuit
Bentuk-bentuk latihan sirkuit berikut ini.
1) Pos 1 : Lari bolak-balik (shuttle-run)
2) Pos 2 : Push-up
3) Pos 3 : Sit-up
4) Pos 4 : Back-lift
5) Pos 5 : squat-thrust

Gambar 5.13 Bentuk-bentuk latihan sirkuit.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 169


G. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan kecepatan.
2. Sebutkan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan kelincahan.
3. Sebutkan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan keseimbangan.
Konsep
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kecepatan.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan kelincahan.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan keseimbangan.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan macam-macam bentuk
latihan untuk meningkatkan kecepatan.
2. Jelaskan cara melakukan macam-macam bentuk
latihan untuk meningkatkan kelincahan.
3. Jelaskan cara melakukan macam-macam bentuk
latihan untuk meningkatkan keseimbangan.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap

170 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses latihan kecepatan, kelincahan, dan
keseimbangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam sirkuit training)
2) Bentuk Instrumen dan instrumen
Siswa diminta untuk melakukan latihan kecepatan, kelincahan,
dan keseimbangan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
yang dilakukan berpasangan, berkelompok dalam bentuk
sirkuit training.
Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan keterampilan
gerak yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 171


Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awal
Skor Baik jika:
(1) sikap baring terlentang
(2) kedua lutut ditekuk dan dirapatkan
(3) kedua tangan menopang leher bagian belakang
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan
Skor Baik jika:
(1) angkat badan ke atas sampai mencium lutut
(2) kemudian turunkan lagi badan sampai posisi
berbaring
(3) kedua tangan tetap memegang leher
(4) pandangan mata tetap ke atas
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir
Skor Baik jika:
(1) posisi badan tidur terlentang dan tetap rileks
(2) kedua tangan tetap memegang leher bagian
belakang
(3) kedua tungkai diluruskan dan dibuka selebar
bahu
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.

172 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100
Rentang nilai keterampilan:
b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak latihan kecepatan,
kelincahan, dan keseimbangan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani.
1) Penilaian hasil keterampilan gerak latihan kecepatan,
kelincahan, dan keseimbangan.
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk keterampilan gerak latihan
kecepatan, kelincahan, dan keseimbangan yang dilakukan
siswa dengan cara :
(1) Mula-mula siswa tidur terlentang dengan kedua
tangan menempel pada leher.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai”
siswa mulai melakukan latihan daya tahan tubuh,
kekuatan otot, kelenturan, kecepatan, kelincahan dan
keseimbangan yang dilakukan dengan menggunakan
sirkuit training.
(3) Petugas menghitung ulangan yang dapat dilakukan
oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan yang dilakukan dengan benar
memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor.
b) Konversi jumlah ulangan dengan skor
Penilaian produk tes kebugaran jasmani siswa Putera
SMALB

Gantung/
Baring Loncat Kriteria Klasifikasi
Lari 60 m Angkat Lari 1.200 m
duduk tegak Pengskoran Nilai
tubuh

... < 7.2 dtk ... > 19 kali ... > 41 kali ... > 73 ... < 3.14 mnt 100% Sangat Baik
7.3 – 8.3 dtk 14 – 18 kali 30 – 40 kali 60 – 72 3.15 – 4.25 mnt 90% Baik
8.4 – 9.6 dtk 9 – 13 kali 21 – 29 kali 50 – 59 4.26 – 5.12 mnt 80% Cukup
9.7–11.0 dtk 5 – 8 kali 10 – 20 kali 39 – 49 5.13 – 6.33 mnt 70% Kurang
... > 11 dtk ... < 5 kali ... < 10 kali ... < 39 ... > 6.33 mnt 60% Kurang Sekali

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 173


Penilaian produk tes kebugaran jasmani siswa Puteri
SMALB

Gantung/ Baring Loncat Kriteria Klasifikasi


Lari 60 m Lari 1.200 m
Siku tekuk duduk tegak Pengskoran Nilai
... < 8.4 dtk ... > 41 kali ... > 28 kali ... > 50 ... < 3.52 mnt 100% Sangat Baik
8.5 – 9.8 dtk 22 – 40 kali 20 – 28 kali 39 – 49 3.53 – 4.56 mnt 90% Baik
9.9 – 11.4 dtk 10 – 21 kali 10 – 19 kali 31 – 38 4.57 – 5.58 mnt 80% Cukup
11.5–13.4 dtk 3 – 9 kali 3 – 9 kali 23 – 30 5.59 – 7.23 mnt 70% Kurang
... > 13.4 dtk ….. < 3 kali ... < 3 kali ... < 23 ... > 7.23 mnt 60% Kurang Sekali

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas kebugaran


jasmani memperkuat pemahaman dan penerapan aktivitas untuk
meningkatkan kebugaran jasmani. Dengan berbagai deskripsi
tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk
menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta
dapat mempraktikan aktivitas kebugaran jasmani sebagai materi
pembelajaran Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

I. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada


kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap lima siswa.

174 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap lima siswa.

Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 175


Bab 6
Aktivitas Pembelajaran
Gerak Berirama
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/memba- lis/isyarat) yang jelas, siste-
ca] dan menanya berdasarkan matis dan logis, dalam karya
rasa ingin tahu tentang di- yang estetis, dalam gerakan
rinya, makhluk ciptaan Tuhan yang mencerminkan anak se-
dan kegiatannya, dan benda- hat, dan dalam tindakan yang
benda yang dijumpainya di mencerminkan perilaku anak
rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.4 Memahami prosedur variasi 4.4 Mempraktikkan variasi dan
dan kombinasi gerak berben- kombinasi gerak berbentuk
tuk rangkaian langkah dan rangkaian langkah dan ayu-
ayunan lengan mengikuti ira- nan lengan mengikuti irama
ma (ketukan) tanpa/dengan (ketukan) tanpa/dengan mu-
musik dalam aktivitas gerak sik dalam aktivitas gerak
berirama. berirama.
3.4.1 Menjelaskan prosedur 4.4.1 Melakukan variasi dan
variasi dan kombinasi kombinasi gerakan
gerakan langkah kaki langkah kaki aktivitas
aktivitas gerak ber- gerak berirama.
irama.
3.4.2 Menjelaskan prosedur 4.4.2 Melakukan variasi dan
variasi dan kombinasi kombinasi gerakan
gerakan ayunan le­ngan ayunan lengan aktivi-
aktivitas gerak ber­ tas gerak berirama.
irama. 4.4.3 Melakukan variasi dan
3.4.3 Menjelaskan prose- kombinasi langkah kaki
dur variasi dan kombi- dan ayunan lengan ak-
nasi langkah kaki dan tivitas gerak berirama.
ayunan lengan aktivi-
tas gerak berirama.

B. Langkah-langkah Pembelajaran
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.

1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada
siswa.
b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
e. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.
c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.

178 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


d. Menemukan hubungan aktivitas gerak berirama dengan kesehatan.
e. Menerapkan berbagai aktivitas gerak berirama secara beregu dengan
menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh, dan
kerja sama.
f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
i. Dalam mengajarkan materi aktivitas gerak berirama guru dapat
memodifikasi alat dan lapangan pembelajaran.

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas gerak berirama yang telah diberikan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas gerak berirama pembelajaran dengan baik.
c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

C. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak
berirama antara lain berikut ini.
1. Inclusive (cakupan).
2. Komando.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 179


3. Kooperatif.
4. Demonstrasi.
5. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
6. Pendekatan Scientific.

D. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Gambar gerakan langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak
berirama.
b. Video pembelajaran gerakan langkah kaki dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan gerakan langkah kaki
dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
2. Alat dan Bahan:
Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Lapangan olahraga atau halaman sekolah.
b. Tipe recorder
c. Kaset aktivitas berirama
d. Peluit dan Stopwatch
e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

E. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara melakukan


aktivitas gerak berirama sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap
dan prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran gerak berirama
dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang
rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang
harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari aktivitas gerak berirama, hingga dalam penguasaan
kompetensi tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan
dengan aktivitas gerak berirama.
Akhir dari pembelajaran aktivitas gerak berirama yang dilakukan
siswa, adalah sebagai berikut.
1. Memiliki keterampilan gerakan aktivitas gerak berirama.
2. Memiliki pengetahuan tentang gerakan aktivitas gerak berirama,
memahami karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep
ruang dan waktu.

180 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3. Aktivitas gerak berirama yang sesuai dan dapat memberi pengalaman
belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan
gerak motorik, menggunakannya pada situasi aktivitas gerakan
yang berubah-ubah.
4. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, sungguh-sungguh,
dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

F. Materi Pembelajaran
1. Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama Cha-Cha
Siswa diminta untuk membaca tentang pengertian dan asal-usul
aktivitas gerak berirama berikut ini.
Senam irama atau disebut juga senam berirama adalah gerakan
senam yang dilakukan dalam irama musik, atau pembelajaran bebas yang
dilakukan secara berirama. Aktivitas gerak berirama dapat dilakukan
dengan menggunakan alat ataupun tidak menggunakan alat. Alat yang
sering digunakan adalah gada, simpai, tongkat, bola, pita, topi dan lain-
lain sebagainya.
Senam irama merupakan senam yang dilakukan untuk menyalurkan
rasa seni atau rasa keindahan atau untuk membina dan meningkatkan
seni gerak. Secara prinsip antara senam biasa dengan senam irama tidak
ada perbedaan, hanya saja pada senam irama ditambahkan irama (ritme).
Senam irama termasuk kedalam jenis olahraga senam umum
karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) mudah diikuti
b) tidak membutuhkan biaya yang mahal
c) diiringi musik atau nyanyian
d) melibatkan banyak peserta
e) bermanfaat untuk kesehatan tubuh

Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan bentuk-bentuk


gerakan langkah dasar irama Cha-cha berikut ini.
a Aktivitas Pembelajaran Gerakan Langkah Dasar Irama Cha-Cha
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara melakukan langkah
dasar irama cha-cha sebagai berikut.
a) Sikap Awal
Berdiri dengan sikap sempurna, badan tegap, pandangan ke depan,
kedua tangan rileks di samping paha.
b) Hitungan ke-1
Langkahkan kaki kiri satu langkah ke depan serta tangan kanan
diayunkan ke depan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 181


c) Hitungan ke-2
Langkahkan kaki kanan satu langkah ke depan melewati kaki kiri
serta tangan kiri diayunkan ke depan.
d) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kiri satu langkah ke depan melewati kaki kanan.
Kaki kanan diangkat ke atas, berat badan pada kaki kiri, dan tangan
menepuk.
e) Gerakan Cha ke-2
Letakkan kaki kanan pada tempat semula, kaki kiri diangkat ke
atas, dan berat badan dipindahkan di kaki kanan sertai tangan
menepuk.
f) Gerakan Cha ke-3
Letakkan kaki kiri di tempat semula, berat badan dipindahkan ke
kaki kanan disertai tangan menepuk.
g) Hitungan ke-4
Langkahkan kaki kanan ke depan satu langkah dan tangan kiri
diayunkan ke depan.
h) Hitungan ke-5
Langkahkan kaki kiri ke depan satu langkah, melewati kaki kanan,
dan tangan kanan diayunkan ke depan.
i) Gerakan Cha ke-6
Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri, berat badan
dipindahkan pada kaki kiri disertai menepuk tangan.
j) Gerakan Cha ke-7
Angkatlah kaki kiri dan letakkan kembali pada tempat semula
disertai memindahkan berat badan pada kaki kanan dan menepuk
tangan.
k) Gerakan Cha ke-8
Letakkan kaki kanan pada tempat semula dengan memindahkan
berat badan pada kaki kiri disertai menepuk tangan.

Gambar 6.1 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah dasar irama cha-cha.

182 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang bersama dengan temanmu.
Pembelajaran dapat dikembangkan dengan melakukan gerakan langkah
dasar irama cha-cha sambil menyanyikan lagu berirama mars atau cha-cha.
Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan bentuk-bentuk gerakan langkah
dasar irama Cha-cha hasil pengamatannya dengan cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
b Aktivitas Pembelajaran Gerakan Rangkaian Senam Irama Cha-
Cha ke Belakang
Prinsip gerakan langkah dasar irama cha-cha ke belakang
pelaksanaannya sama dengan langkah dasar irama cha-cha ke depan,
perbedaannya hanyalh terletak pada arah langkah saja.
1) Aktivitas pembelajaran gerakan rangkaian senam berirama
menggunakan irama cha-cha ria
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
rangkaian aktivitas gerak berirama menggunakan irama Cha-cha
ria berikut ini.
1) Aktivitas pembelajaran gerakan I (3 x 8 Hitungan)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan langkah-
langkah dalam gerakan 1 aktivitas gerak berirama berikut ini.
(a) Sikap Awal
Berdiri tegak kedua kaki sejajar, kedua tangan di samping paha,
dan siku ditekuk.
(b) Hitungan ke-1
Langkahkan kaki kiri ke depan. Berat badan pada kaki kiri,
sedangkan kaki kanan terlepas dari lantai dan tangan kanan
diayunkan ke depan.
(c) Hitungan ke-2
Letakkan kaki kanan pada tempat semula. Berat badan pada
kaki kanan dan kaki kiri terangkat dari lantai.
(d) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kiri ke belakang melewati kaki kanan dan
berat badan berada pada kaki kiri disertai tepuk tangan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 183


(e) Gerakan Cha ke-2
Angkat kaki kanan dan berat badan pada kaki kanan disertai
tepuk tangan.
(f) Gerakan Cha ke-3
Angkat kaki kiri, berat badan pada kaki kiri disertai tepuk tangan.
(g) Hitungan ke-5
Langkahkan kaki kanan ke belakang melewati kaki kiri. Berat
badan pada kaki kanan, kaki kiri terangkat dari lantai, dan
tangan kanan diayunkan ke depan.
(h) Hitungan ke-6
Letakkan kaki kiri pada tempat semula. Berat badan pada kaki
kiri.
(i) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri. Berat
badan pada kaki kanan disertai tepuk tangan.
(j) Gerakan Cha ke-2
Angkat kaki kiri, kemudian letakkan kembali pada tempaatnya.
Berat badan pada kaki kiri disertai tepuk tangan.
(k) Gerakan Cha ke-3
Angkat kaki kanan dan letakkan kembali. Berat badan pada
kaki kanan disertai tepuk tangan.

Gambar 6.2 Aktivitas pembelajaran gerakan 1 rangkaian gerakan senam irama


Cha-Cha.

184 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan langkah-
langkah dalam gerakan 1 aktivitas gerak berirama hasil
pengamatannya dengan cara:
1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerakan II (3 x 8 Hitungan)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
langkah-langkah dalam gerakan 2 aktivitas gerak berirama berikut
ini.
(a) Hitungan ke-1
Langkahkan kaki kiri ke depan dan tangan kanan diayunkan ke
depan.
(b) Hitungan ke-2
Letakkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri dan tangan
kiri diayunkan ke depan.
(c) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kiri ke depan melewati kaki kanan, kaki kanan
terangkat, dan berat badan pada kaki kiri disertai tepuk tangan.
(d) Gerakan Cha ke-2
Letakkan kaki kanan pada tempat semula, berat badan pada
kaki kanan disertai tepuk tangan.
(e) Gerakan Cha ke-3
Letakkan kaki kiri pada tempat semula, berat badan kaki kiri
disertai tepuk tangan.
(f) Hitungan ke-5
Langkahkan kaki kanan ke depan dan tangan kiri diayunkan ke
depan.
(g) Hitungan ke-6
Langkahkan kaki kiri ke depan melewati kaki kanan dan tangan
diayunkan ke depan.
(h) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri. Berat
badan pada kaki kanan, kaki kiri terangkat dari lantai disertai
tepuk tangan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 185


(i) Gerakan Cha ke-2
Letakkan kaki kiri pada tempatnya, berat badan pada kaki kiri,
kaki kanan terangkat disertai tepuk tangan.
(j) Gerakan Cha ke-3
Letakkan kaki kanan pada lantai, berat badan pada kaki kanan
disertai tepuk tangan.

Gambar 6.3 Aktivitas pembelajaran gerakan 2 rangkaian gerakan senam irama


Cha-Cha.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan langkah-
langkah dalam gerakan 2 aktivitas gerak berirama hasil
pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas pembelajaran gerakan III (3 x 8 Hitungan)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan langkah-
langkah dalam gerakan 3 aktivitas gerak berirama berikut ini.
(a) Hitungan ke-1
Langkahkan kaki kiri ke belakang dan tangan kiri diayunkan ke
depan.
(b) Hitungan ke-2
Langkahkan kaki kanan ke belakang melewati kaki kiri dan
tangan kanan diayunkan ke depan.

186 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(c) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kiri ke belakang melewati kaki kanan, berat
badan pada kaki kiri, kaki kanan terangkat disertai tepuk tangan.
(d) Gerakan Cha ke-2
Letakkan kaki kanan pada tempat semula, berat badan pada
kaki kanan disertai tepuk tangan.
(e) Gerakan Cha ke-3
Letakkan kaki kiri pada tempat semula, berat badan kaki kiri
disertai tepuk tangan.
(f) Hitungan ke-5
Langkahkan kaki kanan ke belakang dan tangan tangan
diayunkan ke depan.
(g) Hitungan ke-6
Langkahkan kaki kiri ke belakang melewati kaki kanan dan
tangan kiri diayunkan ke depan.
(h) Gerakan Cha ke-1
Langkahkan kaki kanan ke depan melewati kaki kiri. Berat
badan pada kaki kanan, kaki kiri terangkat dari lantai disertai
tepuk tangan.
(i) Gerakan Cha ke-2
Letakkan kaki kiri pada tempatnya, berat badan pada kaki kiri,
kaki kanan terangkat disertai tepuk tangan.
(j) Gerakan Cha ke-3
Letakkan kaki kanan pada lantai, berat badan pada kaki kanan
disertai tepuk tangan.

Gambar 6.4 Aktivitas pembelajaran gerakan 3 rangkaian gerakan senam irama


Cha-Cha.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 187


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan langkah-langkah dalam
gerakan 3 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan
cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

2. Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama Poco-Poco


a Aktivitas Pembelajaran Gerakan Senam Poco-poco
1) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Tahap Pelaksanaan Senam
Poco-Poco
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
tahap-tahap dalam melakukan senam poco-poco aktivitas gerak
berirama berikut ini.
1) Lakukan gerakan pemanasan 5–10 menit.
2) Lakukan gerakan senam poco-poco yang diulang selama ± 30–
40 menit. Dengan demikian, badan beraktivitas mengeluarkan
energi sehingga memberikan kesegaran jasmani. Hal itu sangat
berguna bagi kesehatan dan diharapkan akan mengubah suasana
hati menjadi gembira. Dengan demikian, kita tidak perlu mencari
tempat lain.
3) Setelah berpoco-poco, lakukan gerakan penutup, yaitu pendinginan
selama ± 5 menit, antara lain sebagai berikut:
a) Gerakan lambat, santai, dan relaks seperti mengibas-ngibaskan
jari-jari kedua tangan.
b) Merelaks kaki yang dilakukan dengan menendang-nendang
kea rah depan.
c) Melakukan pernafasan dengan mengambil nafas dari hidung,
kemudian menghembuskan melewati mulut (minimal 8 x 2).
2) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Senam Poco-Poco
1) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 6
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-2 aktivitas gerak berirama
berikut ini.

188 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a) Hitungan ke- 1–8
Melangkah dua kali ke kanan dan saat hitungan ke-4 tepuk
tangan 1 kali. Selanjutnya, melangkah dua kali ke kiri dan pada
saat hitungan ke-8 tepuk tangan 1 kali.
b) Hitungan ke- 1–6
Pada hitungana ke- 1–4 melangkah dua kali serong ke kanan
belakang dan pada saat hitungan ke-4 tepuk tangan. Selanjutnya,
pada hitungan ke-5 melangkah ke arah kiri serta pada hitungan
ke-6 memutar badan menghadap ke arah kiri.

Gambar 6.5 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan
ke 1–8, 1–6 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan
cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran hitungan ke-1-8, 1-2
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-2 aktivitas gerak berirama
berikut ini.
a) Hitungan ke- 1–8
Mengulang gerakan ke- 1–8 pertama.
b) Hitungan ke- 1–8
Pada hitungana ke- 1–4 kaki kanan melangkah serong ke belakang
kanan. Pada hitungan ke-4 tepuk tangan. Pada hitungan ke-5
kaki kiri melangkah ke depan. Pada hitungan ke-6 kaki kanan

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 189


menutup ke kaki kiri diiringi ayunan kedua tangan k atas. Pada
hitungan ke-7 kaki kanan melangkah mundur dan pada hitungan
ke-8 kaki kiri menutup ke kaki kanan (diiringi ayunan kedua
tangan ke depan belakang)
c) Hitungan ke- 1–2
Pada hitungan ke-1 melangkah ke arah kiri. Pada hitungan ke-2
kaki kanan memutar badan menghadap ke arah kiri.

Gambar 6.6 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan
ke 1-8, 1-2 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan
cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan senam
poco-poco hitungan ke 1-8, 1-8 aktivitas gerak berirama berikut ini.
a) Hitungan ke- 1–8
Mengulangi gerakan ke- 1–8 pertama.
b) Hitungan ke- 1–8
Mengulang gerakan ke- 1–4 kedua. Pada bagian ke-5 pinggul
digoyang ke depan, pada hitungan ke-6 posisi kaki tetap hanya
goyang pinggul ke belakang. Pada hitungan ke-7 goyang pinggul
ke depan lagi. Pada hitungan ke-8 badan diputar ke arah kiri.

190 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 6.7 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan senam
poco-poco hitungan ke 1–8, 1–8 aktivitas gerak berirama hasil
pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan
hasil pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah
dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
senam poco-poco hitungan ke 1–8, 1–8 aktivitas gerak berirama
berikut ini.
a) Hitungan ke- 1–8
Mengulangi gerakan ke- 1–8 pertama.
b) Hitungan ke- 1–8
Melangkah zig-zag melangkah mundur ke kanan pada hitungan
ke- 1–2, ke kiri pada hitungan ke- 3–4, dan pada hitungan ke-5
kaki kanan melangkah ke kanan. Pada hitungan ke-6 memutar
badan 180° menghadap ke belakang, pada hitungan ke-7 kaki
kiri jatuh di lantai dan pada hitungan ke-8 kaki kanan ditutup
ke kaki kiri.

Gambar 6.8 Aktivitas pembelajaran gerakan senam poco-poco.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 191


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil
pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan senam poco-poco hitungan
ke 1-8, 1-8 aktivitas gerak berirama hasil pengamatannya dengan
cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
5) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8, 1 – 8 , 1 – 4
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
senam poco-poco hitungan ke 1-8, 1-8, 1-4 aktivitas gerak berirama
berikut ini.
a) Hitungan ke- 1–8
Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-2.
b) Hitungan ke- 1–8
Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke-2.
c) Hitungan ke- 1–8
Gerakan sama dengan gerakan pada hitungan ke- 1–8.
d) Hitungan ke- 1–4
Hitungan ke- 1–3 sama dengan gerakan ketiga goyang tiga kali
dan pada hitungan ke-4 badan memutar kea rah kiri.
6) Aktivitas pembelajaran hitungan ke- 1 – 8 , 1 – 8, 1 – 8 , 1 – 8
a) Hitungan ke- 1–8
Mengulangi gerakan 1–8 pertama.
b) Hitungan ke- 1–8
Hitungan ke- 1–4 kaki kanan mundur dahulu, saat hitungan
ke-4 kaki kiri diangkat dan ditekuk sambil bertepuk tangan satu
kali. Pada hitungan ke-5 kaki kiri yang dijatuhkan ke lantai,
hitungan ke-6 kaki kanan menutup kaki kiri. Pada hitungan
ke-7 kaki kanan membuka ke samping kanan dan hitungan
ke-8 kaki kanan ditarik kembali.
c) Hitungan ke- 1–8
Pada hitungan 1–4 kaki kanan melangkah mundur. Pada saat
hitungan ke-4 kaki kiri diangkat sambil tepuk tangan satu
kali. Pada hitungan ke-5 kaki kiri dijatuhkan ke lantai. Pada
hitungan ke-6 kaki kanan menendang ke depan. Pada hitungan
ke- 7–8 kaki kanan digerakkan cepat.

192 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


d) Hitungan ke- 1–8
Pada hitungan 1–2 serong kanan, hitungan ke 3–4 serong kiri,
dan pada hitungan 5–6 serong kanan lagi. Pada hitungan ke-7
kaki kiri serong kiri dan pada hitungan ke-8 memutar badan
hadap kanan.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran aktivitas gerak berirama yang telah
dipelajari dalam buku catatan.

G. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan macam-macam gerakan langkah kaki
aktivitas gerak berirama.
2. Sebutkan macam-macam gerakan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama.
Konsep
1. Jelaskan macam-macam gerakan langkah kaki
aktivitas gerak berirama.
2. Jelaskan macam-macam gerakan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama.
Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan macam-macam gerakan
langkah kaki aktivitas gerak berirama.
2. Jelaskan cara melakukan macam-macam gerakan
ayunan lengan aktivitas gerak berirama.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 193


a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 12
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/12 X 100

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses gerak rangkaian langkah kaki dan
ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
1) Jenis/teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan)
2) Bentuk Instrumen dan instrumen
Siswa diminta untuk melakukan rangkaian langkah kaki
dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama yang dilakukan
secara berkelompok atau dalam bentuk perlombaan.
Nama : ..........................................................
Kelas : ..........................................................
Petugas Pengamatan : ..........................................................

194 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan gerak yang
diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awal
Skor Baik jika:
(a) berdiri tegak kedua kaki sejajar
(b) kedua tangan di samping paha
(c) siku ditekuk sikap berdiri tegak
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan
Skor Baik jika:
(a) langkahkan kaki kiri ke depan
(b) berat badan pada kaki kiri
(c) kaki kanan terlepas dari lantai
(d) tangan kanan diayunkan ke depan
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 195


(3) Sikap akhir
Skor Baik jika:
(a) badan condong ke depan
(b) kedua tangan dilipat di depan
(c) berdiri sikap sempurna
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas gerak


berirama memperkuat pemahaman dan penerapan aktivitas gerak
berirama. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi
ini menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat
ini, maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta,
konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas gerak
berirama sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

I. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada


kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap lima siswa.

196 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap lima siswa.

Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 197


Bab 7
Aktivitas Pembelajaran di Air

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/memba- lis/isyarat) yang jelas, siste-
ca] dan menanya berdasarkan matis dan logis, dalam karya
rasa ingin tahu tentang dir- yang estetis, dalam gerakan
inya, makhluk ciptaan Tuhan yang mencerminkan anak se-
dan kegiatannya, dan benda- hat, dan dalam tindakan yang
benda yang dijumpainya di mencerminkan perilaku anak
rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.5 Memahami prosedur gerak 4.5 Mempraktikkan gerak spe-
spesifik salah satu gaya re- sifik salah satu gaya renang
nang dengan koordinasi yang dengan koordinasi yang baik
baik **). **).
3.5.1 Mengidentifikasikan 4.5.1 Melakukan gerakan
prosedur gerakan kaki, tungkai, gerakan len-
gerakan lengan, men- gan, mengambil napas,
gambil napas, dan ko- dan koordinasi gerakan
ordinasi gerakan re- renang gaya bebas.
nang gaya bebas.
3.5.2 Menjelaskan prosedur 4.5.2 Menggunakan gerakan
gerakan kaki, gerakan gerakan kaki, gerakan
lengan, mengambil na­ lengan, mengambil na­
pas, dan koordinasi pas, dan koordinasi
ge­rakan renang gaya ge­rakan renang gaya
bebas. bebas dalam bentuk
3.5.3 Menjelaskan cara me­ perlombaan.
lakukan prosedur ger-
akan kaki, gerakan len-
gan, mengambil napas,
dan koordinasi gerakan
renang gaya bebas.

B. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan


pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan berikut ini.

1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini
a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau selamat pagi
kepada siswa.
b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
yang memiliki penyakit kronis harus diperlakukan secara khusus.
d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
e. Melakukan pemanasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu.
f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan mampu untuk
memperagakan gerak dan siswa yang lainnya diminta untuk
memperhatikan dan mengamatinya.
b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan cara guru
mengajukan beberapa pertanyaan atau mengajukan permasalahan.

200 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut melaui
kegiatan ekplorasi gerak secara individual, berpasangan, atau
berkelompok dengan menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin,
sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan setiap siswa.
d. Menemukan hubungan aktivitas renang dengan kesehatan.
e. Menerapkan berbagai aktivitas renang secara beregu dengan
menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, keberanian, dan kerja sama.
f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati dan
berikan perbaikan terhadap penyimpangan perilaku siswa dengan
cara yang santun.
g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, dari
yang sederhana ke yang rumit serta dari yang ringan ke yang berat.
h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang dilakukan oleh
siswa, di samping itu juga amati perkembangan perilaku siswa.
i. Dalam mengajarkan materi aktivitas renang guru dapat memodifikasi
alat dan lapangan pembelajaran.

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus dilakukan oleh
guru antara lain berikut ini.
a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas berkenaan
dengan materi aktivitas renang yang telah diberikan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
melakukan aktivitas pembelajaran dengan baik, dan memberikan
tugas remedial kepada siswa yang belum mampu melakukan
aktivitas renang pembelajaran dengan baik.
c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
aktivitas pembelajaran yang telah diberikan.
d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau oleh salah
seorang siswa yang dianggap mampu, dan menjelaskan kepada
siswa tujuan dan manfaat melakukan pelemasan setelah melakukan
aktivitas fisik/olahraga.
e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus dikerjakan oleh siswa
di luar sekolah/rumah, yang dilaporkan dalam bentuk portofolio
dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan
materi aktivitas yang telah dipelajari.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 201


C. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas renang


antara lain berikut ini.
1. Komando.
2. Demonstrasi.
3. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
4. Pendekatan Scientific.

D. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Gambar gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas, dan
koordinasi gerakan renang gaya bebas.
b. Video pembelajaran gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil
napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan gerakan kaki, gerakan
lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya
bebas.

2. Alat dan Bahan:


Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Kolam renang
b. Pelampung renang
c. Kaca mata renang
d. Peluit dan Stopwatch
e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

E. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari konsep, prinsip, dan cara-cara melakukan


aktivitas renang sebagai alat pada pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan
prosedural. Bertahap dalam arti pembelajaran aktivitas renang
dilakukan dari yang ringan ke yang berat, dari yang sederhana ke yang
rumit, sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan gerakan yang
harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari aktivitas renang, hingga dalam penguasaan kompetensi

202 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


tidak mendapat kesulitan, terutama yang berhubungan dengan
aktivitas renang.
Akhir dari pembelajaran aktivitas renang yang dilakukan siswa,
adalah sebagai berikut.
1. Memiliki keterampilan gerakan aktivitas renang.
2. Memiliki pengetahuan tentang gerakan aktivitas renang, memahami
karakter gerakan yang digunakan, mengenal konsep ruang dan waktu.
3. Aktivitas renang yang sesuai dan dapat memberi pengalaman
belajar, kesempatan untuk menggunakan dan beradaptasi dengan
gerak motorik, menggunakannya pada situasi aktivitas gerakan
yang berubah-ubah.
4. Memiliki sikap, seperti: disiplin, percaya diri, keberanian, dan kerja
sama dapat memahami budaya orang lain.

F. Materi Pembelajaran

Siswa diminta untuk membaca tentang gerak spesifik renang gaya


bebas berikut ini.

1. Pengertian dan Asal-Usul Renang


Olahraga renang dimulai sejak abad 19 di London. Sekitar tahun
1837, hanya terdapat 6 kolam renang di kota itu. Populeritas renang
terus membaik dan pada tahun 1869 beberapa asosiasi mulai muncul.
Sedangkan di Amerika baru tahun 1888 mulai berkembang, dan tahun
1920 berhasil merajai perlombaan renang internasional.
Pada mulanya nomor yang dipertandingkan hanya gaya bebas.
Gaya baru yang pertama adalah “Side Arm Stroke atau Side Stroke”
yang merupakan gaya ganti dimana sisi perenang berada dalam air.
Dorongan kaki dirubah dari gaya katak menjadi gaya gunting. Gaya ini
akhirnya dikenal dengan nama “Over Arm Side Stroke”.
Pada tahun 1902, Richard Cavill perenang Australia membuat rekor
baru, yaitu berenang sejauh 100 meter dalam waktu 48,6 detik. Cavill
menggunakan Arm Stroke, akan tetapi merubah tendangan kaki dari
guntingan menjadi kipasan ke atas dan ke bawah. Gaya ini selanjutnya
dikenal dengan nama Australia Crawl.
Pada Olympiade tahun 1908, orang-orang telah berani mengarungi
lautan dan menyeberangi sungai-sungai yang besar hanya dengan
rakit. Kemudian lambat laun berkembang ke seluruh pelosok tanah
air. Dan berdirilah kolam renang yang pertama kali di Indonesia yaitu
di Cihampelas, Bandung pada tahun 1904.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 203


Tanggal 24 Maret 1951 berdirilah Pereserikatan Berenang Seluruh
Indonesia yang disingkat PBSI dengan ketuanya Poerwosoedarmo.
Kemudian pada tahun 1952 PBSI diterima menjadi anggota FINA
(organisasi renang dunia). Tahun 1957 PBSI diubah namanya
menjadi PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia). (sumber: www.
pbprsi.org).

2. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Renang Gaya Bebas


Renang gaya bebas popular pada tahun 1875 oleh perenang Inggris
Metthew Webb. Metthew adalah orang pertama yang merenangi teluk
Channel (kanal) dengan menggunakan gaya bebas. Gerakan renang
gaya menyerupai katak yang sedang berenang, sehingga gaya ini sering
disebut dengan gaya katak.
Renang gaya bebas pada dasarnya dapat ditinjau dari: posisi tubuh,
gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan pernapasan, dan koordinasi
gerakan. Tanpa penguasaan gerak dasar tersebut kamu tidak mungkin
dapat berenang dengan baik pula.
Sekarang coba kamu baca berbagai gerak spesifik renang gaya
bebas dengan cermat, kemudian lakukan bersama-sama teman-
temanmu untuk mempraktikkan berbagai jenis keterampilan yang
ada dalam buku ini, kemudian diskusikan cara berenang yang baik.
Yakinlah kamu “kamu bisa menjadi apapun yang kamu inginkan,
dengan catatan kamu serius dan sepenuh hati melakukannya”.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
renang gaya bebas berikut ini.
a. Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Posisi Tubuh (Body
Position) Renang Gaya Bebas
Ada dua macam posisi tubuh renang gaya bebas pada saat meluncur
atau saat kedua tangan lurus ke depan, yaitu : Menurut versi Amerika
Utara dan versi Eropa Timur.
1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik posisi badan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
posisi badan renang gaya bebas berikut ini.
a) Posisi badan beserta seluruh anggota badan rileks
b) Badan harus sehorizontal mungkin
c) Gerakan dimulai dengan persiapan kaki
d) Tumit ditarik mendekati pinggul sekaligus membuka lutut ke luar
e) Dorong kedua kaki ke belakang secaar serempak
f) Rapatkan kembali kedua kaki seperti sikap pertama
g) Lakukan Pembelajaran dengan jarak 5–7 meter

204 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Gambar 7.1 Aktivitas pembelajaran gerakan posisi badan renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik posisi
badan renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan tungkai (kicking)
renang gaya bebas
Gerak spesifik gerakan kaki renang gaya bebas saat ini
cenderung membentuk gerakan kaki dolphin (Whip kick), dimana
pada saat istirahat, yaitu fase ketika kedua tungkai bagian bawah
ditarik serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah fase itu
dilakukan pergelangan kedua kaki diputar mengarah ke luar hingga
membentuk sudut ± 50°. Kemudian dari posisi ini kedua kaki
melakukan gerakan menginjak dan diakhiri dengan menendang
sehingga kedua kaki bertemu lurus di belakang.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
gerakan kaki renang gaya bebas berikut ini.
a) Diawali sikap berdiri pada kolam dangkal pegang papan
pelampung dengan kedua lengan di depan bebas.
b) Luruskan kedua tungkai ke belakang hingga badan terapung di
atas permukaan air.
c) Lakukan gerakan tungkai renang gaya bebas berulang-ulang.

Gambar 7.2 Aktivitas pembelajaran gerakan tungkai renang gaya bebas.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 205


Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan
hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik gerakan
kaki renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai badan
telentang
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan kaki
badan telentang renang gaya bebas berikut ini.
a) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil duduk dipinggir
kolam.
b) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil berdiri dipinggir
menghadap kolam.
c) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil berdiri dipinggir
menghadap kolam, namun sambil dipegang sebagai bebannya.
d) Belajar gerak dasar tungkai gaya bebas sambil terapung
telentang dan memegang pelampung di kolam.

Gambar 7.3 Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai badan


terlentang renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai badan
telentang renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:

206 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai di tempat
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
tungkai di tempat renang gaya bebas berikut ini.
a) Pembelajaran gerakan tungkai gaya bebas sambil memegang
dinding kolam.
b) Pembelajaran gerakan tungkai gaya bebas dengan menggunakan
pelampung sirif kaki (kick-board).
c) Pembelajaran koordinasi gerakan tungkai dan tangan sambil
meluncur, lebih baik menggunakan alat pernapasan.
d) Pembelajaran koordinasi gaya bebas secara lengkap (gerak
tungkai, lengan, dan gerak mengambil napas).
e) Pembelajaran gaya bebas dengan orientasi pada jarak hasil
setiap kayuhan.

Gambar 7.4 Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan tungkai di


tempat renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai di
tempat renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 207


5) Aktivitas pembelajaran gerakan
tungkai di tempat
Siswa diminta untuk mengamati
cara melakukan gerakan kaki di tempat
renang gaya bebas berikut ini.
a) Posisi telungkup, kedua tungkai
lurus ke belakang dan kedua tangan
memegang parit kolam.
b) Kemudian tarik kedua tungkai
secara serentak mendekati pinggul
hingga lutut membentuk sudut dan
kedua paha agak membuka.
c) Bersamaan dengan itu, pergelangan
tungkai diputar menghadap ke luar
dan siap mendorong.
d) Langkah selanjutnya, gerakan kedua Gambar 7.5 Bentuk-bentuk
aktivitas pembe­
tungkai ke belakang agak menyamping lajaran gerakan
hingga membentuk setengah lingkaran tungkai di
di bawah permukaan air, bersamaan tempat renang
kedua telapak kaki diputar. gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai di
tempat renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan
aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.
6) Aktivitas pembelajaran gerakan tungkai
dengan kedua tangan dipegang
Siswa diminta untuk mengamati
cara melakukan gerakan tungkai dengan Gambar 7.6 Bentuk-bentuk
kedua tangan dipegang renang gaya aktivitas pembe­
bebas berikut ini. lajaran gerakan
a) Sikap telungkup, kedua tangan lurus tungkai dengan
kedua kaki
ke depan dipegang teman dan kedua
dipegang renang
tungkai lurus ke belakang. gaya bebas.

208 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b) Kemudian lakukan gerakan tungkai gaya bebas seperti
pembelajaran pertama.
c) Lakukan pembelajaran dalam jarak 8– 10 meter dengan ulangan
2–3 kali.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan tungkai dengan
kedua tangan dipegang renang gaya bebas hasil pengamatannya
dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
7) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik rotasi lengan (hand rotation)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
rotasi tangan renang gaya bebas berikut ini.
a) Fase istirahat (recovery), saat kedua lengan lurus di depan.
b) Fase membuka ke luar (outward), saat kedua tangan membuka
ke luar hingga lebih lebar dari perpanjangan garis bahu.
c) Fase menangkap (catch), fase ini dilakukan setelah akhir dari
melakukan fase membuka, dimana saat mengerjakan fase ini
usahakan siku tinggi (high elbow) untuk memutar pergelangan
lengan.

Gambar 7.7 Aktivitas pembelajaran gerakan rotasi tangan versi Eropa Timur
renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik rotasi
lengan renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 209


a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lengan renang gaya bebas
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
lengan renang gaya bebas berikut ini.
a) Berdiri pada kolam dangkal, dipinggir kolam, kedua paha
mengepit papan pelampung.
b) Luruskan kedua lengan ke depan dan kedua kaki ke belakang
hingga badan terapung di atas permukaan air.
c) Lakukan gerakan tangan renang gaya bebas berulang-ulang.

Gambar 7.8 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik lengan
renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
3) Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerakan lengan
a) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di darat
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
lengan di darat renang gaya bebas berikut ini.

210 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(1) Berdiri tegak, kedua lutut ditekuk.
(2) Kedua tangan lurus di depan.
(3) Pandangan ke depan.
(4) Kemudian putar kedua telapak tangan dengan menekan ke
bawah sampai dagu.
(5) Lalu luruskan kembali kedua lengan ke depan, sikap telapak
tangan menghadap bawah.
(6) Lakukan pembelajaran ini berulang-ulang.

Gambar 7.9 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di darat renang gaya


bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan di darat
renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
b) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di air
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
lengan di air renang gaya bebas berikut ini.
(1) Bentuk pembelajarannya sama dengan pembelajaran di darat.
(2) Sekarang pembelajarannya di air yang dangkal.
(3) Kemudian sedikit-demi sedikit gerakannya maju ke depan.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 211


Gambar 7.10 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di air renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan


hasil pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan di air
renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
c) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan dipegang teman
Siswa diminta untuk me­ngamati
cara melakukan gerakan lengan
dipegang teman renang gaya bebas
berikut ini.
(1) Posisi badan terlentang
(2) Lalu temanmu memegang kakimu
(3) Hingga posisi badanmu lurus
(4) Kedua tangan lurus ke depan
(5) Kepala agak sedikit di atas air Gambar 7.11 Aktivitas
(6) Lakukan Pembelajaran ini dalam pembelajaran
gerakan lengan
jarak 8–10 meter
dengan di pegang
(7) Pembelajaran ini diulangi 2–3 kali. renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan dipegang teman
renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:

212 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
d) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan dengan mengepit pelampung
Siswa diminta untuk
mengamati cara melakukan
gerakan lengan dengan
mengepit pelampung renang
gaya bebas berikut ini.
(1) Berdiri pada kolam
dangkal, dipinggir kolam.
(2) Kedua paha mengepit
papan pelampung.
(3) Luruskan kedua lengan
ke depan.
(4) Kedua kaki ke belakang.
(5) Hingga badan terapung di
atas permukaan air.
(6) Lakukan Pembelajaran ini Gambar 7.12 Aktivitas pembelajaran
dalam jarak 8–10 meter. gerakan lengan dengan
(7) Pembelajaran ini diulangi mengepit pelampung
2–3 kali. renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan lengan dengan mengepit
pelampung renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
(1) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
(2) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
(3) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
(4) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
4) Aktivitas pembelajaran gerakan tangan dan pengambilan napas
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerakan
tangan dan pengambilan napas renang gaya bebas berikut ini.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 213


a) Sikap telungkup dengan kedua kaki lurus ke belakang dipegangi
oleh teman dan kedua tangan lurus ke depan.
b) Lakukan gerakan yang dimulai dengan kedua telapak tangan
dibuka ke samping, dilanjutkan siku membentuk sudut di
bawah bebas.
c) Putar kedua telapak tangan bersamaan dengan menekan ke
bawah permukaan air dan akhir putarannya di bawah dagu.
d) Gerakan selanjutnya, kembali pada sikap pertama. Lakukan
Pembelajaran dalam jarak 8 – 10 meter dengan ulangan 2 – 3 kali.

Gambar 7.13 Aktivitas pembelajaran gerakan tangan dan mengambil napas


renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerakan tangan dan pengambilan
napas renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
8) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Mengambil Napas (Breathing)
Gerakan pengambilan napas yaitu suatu proses antara
menghirup udara. Menghirup udara dilakukan pada akhir pull
dari gerakan lengan, yaitu pada saat tangan siap didorong ke
depan, kepala diangkat sampai batas mulut ke luar permukaan
air dan segera menghirup udara melalui mulut dan hidung. Pada
saat menghirup udara, badan harus tetap diusahakan pada posisi
horizontal dan bahu jangan sampai keluar dari permukaan air.

214 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Mengeluarkan udara (napas) dilakukan pada saat recovery
lengan, yaitu pada saat tangan didorong ke depan lurus, mulut
dan hidung masuk ke permukaan air. Segera setelah itu udara
dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut dan hidung.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan gerak spesifik
mengambil napas renang gaya bebas berikut ini.

Gambar 7.14 Pembelajaran gerakan mengambil napas renang gaya bebas.

Selanjutnya siswa diminta untuk mempertanyakan gerakan hasil


pengamatan, baik dengan sesama teman maupun guru. Kemudian
siswa diminta untuk melakukan gerak spesifik mengambil napas
renang gaya bebas hasil pengamatannya dengan cara:
a) rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) membandingkan gerakan yang siswa lakukan dengan hasil
pengamatan dan gerakan mana yang paling mudah dilakukannya.
c) siswa diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau temannya
bila ada kesulitan.
d) siswa diminta untuk melakukan aktivitas pembelajaran
disesuaikan dengan kekurangan yang dimiliki.
9) Aktivitas Pembelajaran Gerakan Koordinasi (Gerakan Kaki,
Tangan, dan Pernapasan)
Siswa diminta untuk mengomunikasikan gerakan koordinasi
gerakan kaki, tangan, dan pernapasan renang gaya bebas berikut ini.
a) Kaki lurus kebelakang, lengan lurus ke depan, dengan telapak
tangan miring ke luar dan kepala kira-kira 80% masuk dalam
air.
b) Kaki masih ke belakang, ke dua tangan mulai dibuka ke samping
selebar bahu.
c) Kaki tetap lurus, kedua tangan mulai menarik. Jarak antar
kedua tangan sudah lebih lebara dari pada bahu dan telapak
tangan menghadap ke belakang.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 215


d) Siku-siku mulai dibengkokkkan dan lengan atas berputar,
tangan menarik dengan kuat.
e) Seperti aktivitas pembelajaran di atas, telapak tangan diputar
kedalam dan kepala mulai terangkat sedikit.
f) Mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap didorong ke
depan.

Gambar 7.15 Aktivitas pembelajaran gerakan koordinasi (gerakan kaki, tangan,


dan pernapasan) renang gaya bebas.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan catatan-catatan


tentang materi pembelajaran aktivitas gerakan renang gaya bebas yang
telah dipelajari dalam buku catatannya.

3. Tata Tertib di Kolam Renang


a. Hal-Hal yang harus dilakukan sebelum Berenang
Melakukan pemanasan untuk mencegah terjadinya kejang otot di
waktu berenang. Otot-otot yang harus diregangkan antara lain berikut ini.
1) Peregangan otot-otot lengan
2) Peregangan otot-otot leher
3) Peregangan otot pinggang
4) Peregangan otot punggung dan perut
5) Peregangan otot-otot kaki
6) Setelah itu mandilah pada air pancuran yang disediakan sebelum
masuk ke kolam renang.
7) Latihlah irama kaki terlebih dahulu, sebelum bentuk-bentuk
Pembelajaran lainnya.
8) Berjalan-jalan di dasar kolam dengan kedalaman yang cocok
merupakan kesenangan yang menarik.
b. Hal-hal yang harus dilakukan setelah Berenang
Setelah pembelajaran renang gaya bebas dilakukan, agar biasakan
hal-hal berikut ini.
1) Basuhlah mata agar jauh dari kotoran.
2) Jika telinga kemasukan air, sambil meloncat-loncat agar diusahakan
air bisa keluar.

216 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) Keringkan pakaian renang di tempat yang teduh (tidak panas).
4) Istirahat yang cukup.
5) Makan yang cukup.
c. Hal-hal yang harus diperhatikan
Untuk menghindarkan kecelakaan di kolam renang, sebaiknya
tidak melakukan hal-hal berikut ini.
1) Dilarang mendorong teman-teman dari pinggir kolam.
2) Tidak berenang di tempat dalam sebelum menguasai renangan.
3) Dilarang meloncat dari pinggir kolam di tempat-tempat ramai orang
berkumpul.
4) Dilarang meloncat di daerah kolam yang dangkal dengan posisi menukik.
5) Dilarang membasuh muka di pinggir kolam, hingga memungkinkan
tergelincir ke dalamnya.

G. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan macam-macam gerakan kaki aktivitas
renang gaya bebas.
2. Sebutkan macam-macam gerakan lengan aktivitas
renang gaya bebas.
3. Sebutkan macam-macam gerakan mengambil napas
aktivitas renang gaya bebas.
Konsep
1. Jelaskan macam-macam gerakan kaki aktivitas
renang gaya bebas.
2. Jelaskan macam-macam gerakan lengan aktivitas
renang gaya bebas.
3. Jelaskan macam-macam gerakan mengambil napas
aktivitas renang gaya bebas.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 217


Prosedur
1. Jelaskan cara melakukan gerakan kaki aktivitas
renang gaya bebas.
2. Jelaskan cara melakukan gerakan lengan aktivitas
renang gaya bebas.
3. Jelaskan cara melakukan gerakan mengambil napas
aktivitas renang gaya bebas.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.

2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 12
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/12 X 100

4. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses rangkaian gerakan kaki, lengan,
mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.

218 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


1) Jenis/teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam perlombaan)
2) Bentuk Instrumen dan instrumen
Siswa diminta untuk melakukan rangkaian gerakan kaki,
lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang
gaya bebas yang dilakukan secara berpasangan dan
berkelompok dalam bentuk perlombaan.
Nama : ..........................................................
Kelas : ..........................................................
Petugas Pengamatan : ..........................................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan
keterampilan gerak yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan gerakan
2. Sikap pelaksanaan melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Gerakan kaki
Skor Baik jika:
(a) bila ada aba-aba “Siap” siswa mengangkat kedua
kakinya ke atas ke arah permukaan air bersama-
sama badan, sehingga badan dan kaki lurus pada
permukaan air dengan sikap terlentang.
(b) pada aba-aba “Ya” siswa menggerakkan atau
menyepak-nyepakkan kedua kaki bergantian ke
atas dan ke bawah.
(c) gerakan kaki dimulai dari pangkal paha, lutut
sedikit dibengkokkan dan berakhir dengan kibasan
ujung kaki.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 219


(d) gerakannya harus lemas dan tidak kaku, gerakan
yang ke atas lebih kuat daripada gerakan yang ke
bawah.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu atau dua kriteria yang
dilakukan secara benar.
(2) Gerakan lengan
Skor Baik jika:
(a) sikap badan terlentang, muka menghadap ke atas
dengan dagu agak ditarik dan kedua lengan di sisi
badan.
(b) lengan secara bergantian diayunkan ke atas air
melampaui kepala dan masuk ke air dalam di
depan kepala agak ke samping.
(c) setelah tangan masuk ke dalam air, maka
dimulailah gerakan menekan dan mendorong air
dengan kuat sehingga lengan lurus di sisi badan.
(d) untuk memperoleh hasil yang lebih baik hendaknya
jari-jari tangan dirapatkan.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.
(3) Koordinasi gerakan
Skor Baik jika:
(a) posisi tubuh terlentang, sejajar dengan permukaan
air dan posisi kaki sedikit di bawah permukaan air.
(b) posisi kepala dan wajah menghadap ke depan atas,
sehingga pandangan membentuk arah diagonal
dengan kaki.
(c) wajah berada sedikit di atas permukaan air,
sehingga mata, hidung dan mulut tidak terendam
air dan dapat bernapas dengan leluasa.
(d) bebas, bahu dan panggul terendam air dan tetap sejajar
dengan permukaan air.
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua kriteria
yang dilakukan secara benar.

220 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 100
Rentang nilai keterampilan:
b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak rangkaian gerakan
kaki, lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang
gaya bebas.
1) Penilaian hasil gerak renang gaya bebas (menempuh jarak
15–20 meter)
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk gerak rangkaian gerakan kaki,
lengan, mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang
gaya bebas yang dilakukan siswa menempuh jarak 50
meter dengan cara:
(1) Mula-mula siswa berada dipinggir kolam renang.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba
“mulai” siswa mulai melakukan rangkaian renang
gaya bebas (gerakan kaki, lengan, mengambil napas,
dan koordinasi gerakan).
(3) Petugas menghitung waktu yang ditempuh oleh siswa.
(4) Jumlah waktu yang dutempuh yang dilakukan
dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk
diberikan skor.
b) Konversi waktu tempuh dengan skor

Perolehan Nilai
Predikat Nilai Klasifikasi Nilai
Putera Puteri
....... ≤ 15 detik ....... ≤ 20 detik 86 - 100 Sangat Baik
16 – 20 detik 21 – 25 detik 71 - 85 Baik
21 – 25 detik 26 – 30 detik 56 - 70 Cukup
…… ≥ 26 detik …… ≥ 31 detik ........ ≤ 55 Kurang

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas renang


gaya bebas memperkuat pemahaman dan penerapan aktivitas renang.
Dengan berbagai deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini
menjadi pilihan utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini,

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 221


maka siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta,
konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas air sebagai
materi pembelajaran Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

I. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada


kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap lima siswa.

1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap lima siswa.

222 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 223


Bab 8
Pencegahan Bahaya
Pergaulan Bebas
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan fak- 4. Menyajikan pengetahuan fak-
tual dengan cara mengamati tual dalam bahasa (lisan/tu-
[mendengar/melihat/mem- lis/isyarat) yang jelas, siste-
baca] dan menanya berdasar- matis dan logis, dalam karya
kan rasa ingin tahu tentang yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan Tu- yang mencerminkan anak se-
han dan kegiatannya, dan hat, dan dalam tindakan yang
benda-benda yang dijumpai- mencerminkan perilaku anak
nya di rumah dan di sekolah. beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kom- dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi petensi
3.6 Memahami perlunya pence- 4.6 Memaparkan perlunya pen-
gahan terhadap “bahaya per- cegahan terhadap “bahaya
gaulan bebas”. pergaulan bebas”.
3.6.1 Mengidentifikasikan 4.6.1 Mendiskusikan prin-
pencegahan terhadap sip-prinsip pencegahan
“bahaya pergaulan be- terhadap “bahaya per-
bas” yang meliputi: gaulan bebas” yang
hakekat pergaulan be- meliputi: hakekat per-
bas, dampak pergaulan gaulan bebas, dampak
bebas, dan pencegahan pergaulan bebas, dan
pergaulan bebas. pencegahan pergaulan
bebas.
3.6.2 Menjelaskan pencega- 4.6.2 Mendiskusikan cara me­­-
han terhadap “bahaya nerapkan pencegahan
pergaulan bebas” yang terhadap “bahaya per-
meliputi: hakekat per- gaulan bebas” yang
gaulan bebas, dampak meliputi: hakekat per-
pergaulan bebas, dan gaulan bebas, dampak
pencegahan pergaulan pergaulan bebas, dan
bebas. pencegahan pergaulan
3.6.3 Menjelaskan cara me­ bebas.
nerapkan pencegahan
terhadap “bahaya per-
gaulan bebas” yang
meliputi: hakekat per-
gaulan bebas, dampak
pergaulan bebas, dan
pencegahan pergaulan
bebas.

B. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam kegiatan


pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sebagai
berikut.

1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru antara lain
berikut ini.
a. Siswa duduk dengan tertib dan tenang, ucapkan salam atau selamat
pagi kepada siswa.
b. Sebelum melakukan pembelajaran sebaiknya seluruh siswa dan
guru berdoa dan bersalaman.
c. Guru memastikan bahwa semua siswa dalam keadaan sehat, dan
penyakit kronis lainnya harus diperlakukan secara khusus.
d. Tanyakan kondisi kesehatan siswa secara umum.
e. Berdoa sebelum pelajaran dimulai yang dipimpin oleh salah seorang
siswa.
f. Sampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

226 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
a. Setelah mendapat penjelasan dari guru, siswa secara berkelompok
melakukan diskusi kelompok yang membahas materi tentang
pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang meliputi:
hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan
pergaulan bebas.
b. Pada saat siswa melakukan diskusi, guru dapat mengawasi dan
memperbaiki jawaban-jawaban yang diutarakan oleh siswa.
c. Dalam memahami materi pembelajaran pencegahan terhadap
“bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas,
dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas setiap
siswa di instruksikan untuk aktif dalam mengambil peran dalam
diskusi kelompok tersebut.
d. Dalam diskusi kelompok semua siswa diperbolehkan mengajukan
permasalahan/pertanyaan dan mengutarakan pernyataan terhadap
pertanyaan dan permasalahan yang dilontarkan oleh teman
yang lain.
e. Siswa diperbolehkan membawa dan menggunakan alat peraga
dalam mengajukan atau mengutarakan pendapat.
f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa harus diamati serta
siswa diminta untuk mengamati dan berikan perbaikan terhadap
penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang santun.

3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
antara lain berikut ini.
a. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang berkenaan dengan
materi pembelajaran yang telah diberikan.
b. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya seluruh siswa
dan guru berdoa dan bersalaman.

C. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran pencegahan terhadap


”bahaya pergaulan bebas” antara lain berikut ini.
1. Diskusi.
2. Ceramah.
3. Tanya-jawab.
4. Pendekatan Scientific.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 227


D. Media dan Alat Pembelajaran
1. Media:
Media pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Gambar/poster tentang pencegahan terhadap “bahaya pergaulan
bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan
bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.
b. Video pembelajaran tentang pencegahan terhadap “bahaya pergaulan
bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan
bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.

2. Alat dan Bahan:


Alat dan bahan pembelajaran yang digunakan antara lain berikut ini.
a. Ruang kelas
b. Laktop
c. Poster
d. Vidio pembelajaran
e. Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan Pembelajaran Siswa
oleh MGMP PJOK SMALB Tunadaksa).

E. Aktivitas Pembelajaran

Untuk mempelajari prinsip-prinsip pencegahan terhadap ”bahaya


pergaulan bebas” sebagai alat pada pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, perlu dilakukan secara bertahap dan prosedural.
Bertahap dalam arti pembelajaran pergaulan sehat dan pergaulan
tidak sehat bagi remaja dilakukan dari yang sederhana ke yang rumit,
sedangkan prosedural berkaitan dengan urutan prinsip pembelajaran
yang harus dilakukan, bertujuan agar siswa dapat dengan mudah untuk
mempelajari prinsip-prinsip pencegahan terhadap ”bahaya pergaulan
bebas” hingga dalam penguasaan kompetensi tidak mendapat kesulitan,
terutama yang berhubungan dengan penerapan Budaya Hidup Sehat.
Akhir dari pembelajaran pencegahan terhadap ”bahaya pergaulan
bebas” siswa, adalah sebagai berikut :
1. Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip pencegahan terhadap
“bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar.
2. Memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip pencegahan terhadap
“bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar.
3. Memiliki keterampilan tentang pencegahan dan penanggulangan
terhadap “bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar.

228 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


4. Memiliki pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan
terhadap “bahaya pergaulan bebas” sesuai kemampuan dengan benar.
5. Memiliki sikap, seperti : disiplin, sungguh-sungguh, tanggung
jawan, dan kerja sama dapat memahami budaya orang lain.

F. Materi Pembelajaran

Siswa diminta untuk membaca tentang materi pencegahan terhadap


“bahaya pergaulan bebas” yang meliputi: hakekat pergaulan bebas,
dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas berikut ini.

1. Pengertian Pergaulan Bebas


Pergaulan bebas adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang, yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran
yang ada. Masalah pergaulan bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan
maupun dari media massa. Seks
berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat
atau ciri yang membedakan laki-laki
dan perempuan.
Seksual berarti yang ada hubungannnya dengan seks atau yang
muncul dari seks, misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada
jenis kelamin yang dilecehkan. Perilaku seksual adalah segala bentuk
perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan seksual. Hubungan
seks mempunyai arti hubungan kelamin sebagai salah satu bentuk
kegiatan penyaluran dorongan seksual.

2. Faktor-faktor Penyebab Seks Bebas


Faktor penyebab seks bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan
menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal berikut ini.
a. Faktor Internal
Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang
remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa
menjadi penyebab remaja melakukan tindakan penyimpangan, sikap
yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri
sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja lebih
mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan
jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak
mengikuti perkembangan zaman. 

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 229


b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal/faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor
paling terbesar memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang
remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering
berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh
sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang
tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah
berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di
luar bersama kawan-kawannya.
Selain faktor internal dan eksternal, ada juga faktor lain yang
secara umum dapat menyebabkan terjadinya seks bebas. Jelas tidak
ada faktor tunggal tetapi jelas bahwa penyebabnya bukan kondom.
1) Faktor pertama: pergaulan
Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku
kita. Maka jika seseorang mempunyai lingkungan pergaulan dari
kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas, maka dia
juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas.
2) Faktor kedua: pengaruh materi pornografi (film, video, internet)
Jika seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka
ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks bebas.
3) Faktor ketiga: pengaruh obat/narkoba dan alkohol
Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa
berfikir jernih dan ini mencegah dia melakukan perilaku berisiko.
Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan alkohol, maka
pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya
perilaku seks bebas.
4) Faktor keempat: kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah
menikah)
Jika ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa
mendorong yang bersangkutan melakukan hubungan seks bebas.

3. Pengaruh Negatif Penyimpangan Sex Terhadap Pelakunya


Penyimpangan sex selain mempunyai hukum haram juga
mempunyai pengaruh yang negatif pada pelakunya, diantaranya:
a. Pengaruh terhadap jiwa adalah goncangan batin yang ada pada
diri seorang yang melakukan penympangan sex, bila ia merasakan
kelainan-kelainan insting sexnya.
b. Pengaruh terhadap daya fikir atau kerja otak, sehingga tidak dapat
berfikir secara abstrak, minat terhadap sesuatu amat kurang
sehingga membuat lemahnya otak.

230 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c. Pengaruh terhadap mental yakni terjadinya sesuatu syndrome
mental disebut “Neurasthenia” (penyakit lemah syahwat). Juga
depresi mental, akibat suka menyendiri serta mudah tersinggung,
sehingga tidak dapat merasakan bahagianya hidup.
Pengaruh Terhadap Akhlaq yaitu apabila seseorang melakukan
penyimpangan sex jelas telah rusak akhlaqnya, sebab ia melanggar
sesuatu yang diharamkan agamanya. Dan kerusakan akhlaq
dan bejadnya moral agama merupakan suatu penyakit jiwa
yang berbahaya. Seseorang yang keranjingan penyimpangan
sex homosex misalnya sudah pasti gelap mata, sehingga tidak dapat
membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.

4. Penyebab Seks Bebas


Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisa
karena pengaruh lingkungan, sosial budaya, penghayatan keagamaan,
penerapan nilai-nilai, faktor psikologis hingga faktor ekonomi. Faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas antara lain
berikut ini.
a. Usia
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk
melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia
ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku
seks bebas.
b. Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama
Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama
cenderung untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa
pada hubungan seksualnya yang pertama.
c. Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin
terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon
yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada
meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan
dengan lawan jenis.
d. Agama
Kereligiusan dan rendahnya sikap serba boleh dalam perilaku seks
berjalan sejajar seiringan.
e. Pacar
Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks
bebas daripada remaja yang belum memiliki pacar.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 231


f. Kencan yang lebih awal
Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang
seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam
hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan
untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada
mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.
g. Pengalaman pacaran/kencan (hubungan afeksi)
Individu yang menjalin hubungan pacaran dari umur yang lebih
dini, cenderung lebih permisif terhadap perilaku seks bebas begitu
juga halnya dengan individu yang telah lebih banyak berpacaran
dari individu yang berusia sebaya dengannya.
h. Orang Tua
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena
sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks
dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat
jarak pada anak mengenai masalah seks.
i. Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan
standar teman sebaya secara umum. Remaja cenderung untuk
menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman
sebaya. Apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif
secara seksual pengaruh kelompok teman sebaya pada aktivitas
seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda.
j. Kebebasan
Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap
permisif dalam seks yang tinggi.
k. Daya tarik seksual
Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial
ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif
dalam melakukan seks bebas.
l. Standar orang tua vs standar teman
Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua
sebagai acuan yang utama lebih kurang kemungkinannya untuk
melakukan seks bebas daripada mereka yang menjadikan teman
sebaya sebagai acuan utama.
m. Saudara kandung
Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan
tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama.

232 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


n. Gender
Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual
daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas
hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas.
o. Ketidakhadiran ayah
Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam
keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks
bebas sebagai alat untuk menemukan persetujuan sosial daripada
remaja yang tumbuh dengan adanya ayah.
p. Ketidakhadiran orang tua
Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya
pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan
pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak
terbuka untuk membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal
disaat ini dunia remaja semakin bebas.
q. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan
pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam
masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan
wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
r. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya
penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa
yang dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video
kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi.
Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba,
akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa.

5. Perilaku Seksual yang Menyimpang pada Remaja


Berbagai perilaku seksual pada remaja yang belum saatnya
untuk melakukan hubungan seksual secara wajar antara lain
dikenal berikut ini.
a. Masturbasi atau onani yaitu suatu kebiasaan buruk berupa
manipulasi terhadap alat genital dalam rangka menyalurkan
hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali
menimbulkan goncangan pribadi dan emosi.
b. Berpacaran dengan berbagai perilaku seksual yang ringan seperti
sentuhan, pegangan tangan sampai pada ciuman dan sentuhan-
sentuhan seks yang pada dasarnya adalah keinginan untuk
menikmati dan memuaskan dorongan seksual.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 233


c. Berbagai kegiatan yang mengarah pada pemuasan dorongan seksual
yang pada dasarnya menunjukkan tidak berhasilnya seseorang
dalam mengendalikannya dorongan tersebut ke kegiatan lain yang
sebenarnya masih dapat dikerjakan.

6. Dampak Pergaulan Bebas


a. Resiko Terhadap Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas identik sekali
dengan yang namanya “dugem” (dunia
gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia
umum bahwa di dalamnya marak sekali
pemakaian narkoba. Hal ini identik
sekali dengan adanya seks bebas. Yang
akhirnya berujung kepada HIV/AIDS.
Dan pastinya setelah terkena virus ini
kehidupan remaja akan menjadi sangat
timpang dari segala segi.
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired
Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok
umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.
Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar Bali
menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah
melakukan hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai
pengalaman hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan
putri 18%. Data statistik nasional mengenai penderita HIV/AIDS di
Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya
kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama
dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada
putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di
bidang sosial, agama dan kesehatan berikut ini.
1) Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan
yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri
dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
2) Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama
malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap
perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.

234 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3) Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. 
4) Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya. 
5) Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa
demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang
diterimanya. 
6) Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya
baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia. 
7) Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga
pandangan matanya liar dan tidak terjaga. 
8) Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan
muak dan tidak percaya. 
9) Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-
orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut
atau badannya.
10) Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini
adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena,
orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat
maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia
inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk
mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
11) Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim,
durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan
keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada
pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang
lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang
lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan
melahirkan kemaksiatan yang lain pula. 
12) Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan
masa depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan
bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
b. Bahaya Pergaulan Bebas
Untuk remaja Barat hubungan pra-nikah bahkan gonta-ganti
pasangan “free sex” adalah hal yang biasa. Namun di negara Timur
terutama Indonesia yang masih menjunjung tinggi norma agama, hal
seperti itu adalah aib dan mengganggu ketentraman hidup selanjutnya.
Untuk itu, sebelum terlanjur ada baiknya para remaja bisa mengenal
bahaya akibat bahaya hubungan pra-nikah.
Bahaya seks pra-nikah dan “free sex” mencangkup bahaya bagi
perkembangan mental (psikhis), fisik dan masa depan remaja itu
sendiri. Ada lima bahaya utama terhadap bahaya seks pra-nikah dan
seks bebas (free sex) antara lain berikut ini.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 235


1) Menciptakan kenangan buruk
Masih dikatakan “untung” jika hubungan pra-nikah itu tidak
ada yang mengekspos. Si gadis atau si jejaka terlepas dari aib dan
cemohan masyarakat. Tapi jika ternyata diketahui masyarakat,
tentu yang malu bukan saja dirinya sendiri melainkan keluarganya
sendiri dan peristiwa ini tidak akan pernah terlupakan oleh
masyarakat sekitar. Hal ini tentu menjadi beban mental yang
berat.
Sekalipun mungkin masyarakat tidak mengetahuinya, ia
mungkin tidak bisa tenang. Mentalnya terganggu kenangan buruk
masa lalu terlebih lagi jika terjadi ternyata memiliki suami yang
bukan pasangannya dulu. Suasana perkawinannya akan terasa
hambar terlebih lagi jika ternyata suaminya tahu ia tidak perawan
lagi, tentu sulit menerima kenyataan ini. Dan banyak kasus
perceraian akibat masalah ini. Jika ini terjadi, si wanita akan lebih
tertekan lagi mentalnya.
2) Kehamilan dan akibatnya
Kehamilan yang terjadi akibat seks pra-nikah bukan saja
mendatangkan malapetaka bagi bayi yang dikandungnya juga
menjadi beban mental yang sangat berat bagi ibunya mengingat
kandungannya tidak bisa disembunyikan. Bagaimana jika nanti
keluarga dan masyarakat mempertanyakan? Dalam keadaan kalut
seperti ini biasanya terjadi depresi, terlebih lagi jika sang pacar
kemudian pergi dan tidak mau kembali lagi.
Bagi bayi sendiri jika lahir nanti mungkin akan mempertanyakan,
siapa ayahnya? Jika ternyata setelah besar ia mengetahui
kelakuan ibunya dulu, tentu menjadi beban mental juga. Alhasil
hubungan pra-nikah menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri
dan keturunanya nanti.
3) Pengguguran kandungan dan pembunuhan bayi
Banyak kasus bayi mungil yang baru lahir dibunuh ibunya.
Sebagian bayi itu dibungkus plastik hidup-hidup, dibuang di
kali, dilempar di tong sampah, dan lain-lain. Ini suatu akibat dari
perilaku binatang yang perna dilakukannya.
Kasus pengguguran kandungan baik secara tradisional maupun
modern kini semakin menjamur terutama di kalangan pelajar dan
mahasiswa. Tentu saja hal ini akibat hubungan setan pra-nikah.
Sementara pengguguran itu sendiri bagi rahim wanita banyak efek
samping yang serius, bisa berakibat kanker rahim, kemandulan
dan penyakit rahim lainnya.

236 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


4) Penyebaran penyakit
Wanita atau pria yang dulu pernah melakukan hubungan pra-
nikah waktu pacaran lalu putus, cenderung berkeinginan melakukan
hubungan serupa dengan lelaki atau wanita lain mengingat seks
sifatnya adiktif atau memiliki kadar ketergantungan, suatu waktu
ia akan merasa “lapar” untuk melakukan hubungan intim dengan
pasangan lain.
Jika hal ini terus dilakukan, maka bukan hal mustahil akan
terjangkit penyakit kelamin. Terlebih lagi jika ternyata pasangan
itu telah mengidap penyakit kelamin sebelumnya.
5) Keterlanjuran dan timbul rasa kurang hormat
Prilaku seks bebas (free sex) menimbulkan suatu keterlibatn
emosi dalam diri seorang pria dan wanita. Semakin sering hal itu
dilakukan, semakin mendalam rasa ingin mengulangi sekalipun
sebelumnya ada rasa sesal. Terlebih lagi bagi wanita, setiap ajakan
sang pacar sangat sulit untuk ditolak karena takut ditinggalkan
atau diputuskan.
Sementara itu bagi seorang laki-laki, melihat pasangan begitu
mudah diajak, akan terus berkurang rasa hormat dan rasa cintanya.
Semakin sering laki-laki melakukan maka hubungan batinnya pun
akan semakin renggang. Lain lagi dengan wanita, ia akan merasa
tertekan dan tidak mau berpisah karena pada dasarnya ia telah
kotor dan tidak ada yang mesti dibanggakan lagi, kehormatannya
telah dirampas oleh lelaki tadi.
Karena itu, apa pun alasannya, zina merupakan perbuatan
terkutuk yang akibatnya bukan hanya dapat dirasakan nanti di
akhirat, di dunia pun pelakunya sudah mendapatkan siksaan yang
hebat. Pantas jika Allah SWT, menempatkan zina atau free seks dosa
terbesar ketiga setelah menyekutukan Allah dan dosa mendurhakai
orang tua. Menjamurnya prilaku seks bebas di kalangan remaja
adalah sebuah malapetaka hebat. Bangsa ini akan ditimpa
kemalangan besar berupa generasi yang terlaknat. Na’udzubillah.
c. Pelanggaran Terhadap Pergaulan Bebas
1) Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan
terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita.
Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan
aborsi ia ”tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang“.
Hal ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 237


menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan
terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan
keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd;
Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang
wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi
adalah :
a) Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
c) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar
kandungan.
d) Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
e) Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
f) Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
pada wanita).
g) Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
h) Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
i) Kanker hati (Liver Cancer).
j) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan
hebat pada saat kehamilan berikutnya.
k) Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
l) Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
m) Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi
dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik,
tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan
mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi
sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS.
Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported
After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut
untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan
memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti
dengan cara meyampaikan; jika mau berhubungan seksual, mereka
harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit
kelamin.

238 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2) Bertentangan dengan nilai Pancasila
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset
Internasional Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian
terhadap perilaku seksual remaja berusia 14–24 tahun. Penelitian
dilakukan terhadap 450 remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan
Surabaya. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 64%
remaja mengakui secara sadar melakukan hubungan seks pranikah
dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama. Tetapi, kesadaran
itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku seksual
mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut
adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.
Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak
memiliki pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks.
Informasi tentang seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film
Porno (35%), sekolah (19%), dan orangtua (5%). Dari persentase
ini dapat dilihat bahwa informasi dari teman lebih dominan
dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak
begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga
mentransformasi dari teman yang lainnya.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai
agama berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja
dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah
sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan
berumah tangga dan untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi.
Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat (pendek akal) jika
menghadapi hal seperti ini.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan
pada kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut
terkikis oleh sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai
moral dan agama. Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan
dan film-film yang begitu intensif remaja mengadopsi kedalam gaya
pergaulan hidup mereka termasuk soal hubungan seks di luar
nikah dianggap suatu kewajaran.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas
dikalangan remaja yaitu; Pertama, Faktor agama dan iman. Kedua,
Faktor Lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media.
Ketiga, Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang
berlebihan. Keempat, Perubahan Zaman.
3) Bertentangan dengan nilai agama
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena
penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 239


memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan
kandungannya.
Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki
adalah urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk
berusaha. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh
semua orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan
menyelamatkan semua orang.
4) Bertentangan dengan nilai yuridis/hukum
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab
XIV tentang kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1)
dikatakan bahwa perbuatan aborsi yang disengaja atas perbuatan
sendiri atau meminta bantuan pada orang lain dianggap sebagai
tindakan pidana yang diancam dengan hukuman paling lama 4
tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.
Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang
bersalah dalam aborsi tersebut adalah pihak luar ( bukan ibu yang
hamil ) dan perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai
mata pencarian, maka hukumannya dapat ditambah sepertiga
hukuman pada ayat (1) dia atas.
Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata
pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata
pencarian tersebut. Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa
wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungannya atau
meyuruh orang lain untuk melakukan hal itu diancam hukuman
penjara paling lama empat tahun.
Pada pasal 347 ayat (1) disebutkan orang yang menggugurkan
atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan
wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara,
dan selanjutnya ayat (2) menyebutkan jika dalam menggugurkan
kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang
mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara
paling lama 15 tahun.
Dalam pasal 348 ayat (1) disebutkan bahwa orang yang dengan
sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan
wanita itu diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara, dan
ayat (2) melanjutkan, jika dalam perbuatan itu menyebabkan
wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama
17 tahun penjara. Dengan demikian, perbuatan aborsi di Indonesia
termasuk tindakan kejahatan yang diancam dengan hukuman yang
jelas dan tegas.

240 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


d. Pencegahan Pergaulan Bebas
1) Solusi Mencegah Seks Bebas
Kita semua mengetahui
peningkatan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan
YME, penyaluran minat dan
bakat secara positif merupakan
hal-hal yang dapat membuat
setiap orang mampu mencapai
kesuksesan hidup nantinya.
Selain daripada solusi di atas
masih banyak solusi lainnya.
Solusi-solusi tersebut berikut
ini.
a) Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis
dan hidup dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja
dididik dari kecil agar tidak me­miliki angan-angan yang tidak
sesuai dengan kemam­puannya sehingga apabila remaja
mendapatkan ke­ke­cewaan mereka akan mampu menanggapinya
dengan positif.
b) Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja
belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta
pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu
dalam kegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan
kegiatan positif.
c) Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap
individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga
pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini
remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
d) Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga
terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan
batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita
mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.
e) Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja
memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu
menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya
nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi
individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan
tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 241


Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk
melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah
remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.

Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan


bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota
masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi
positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan
remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi
bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.
2) Cara Menghindari Seks Bebas
Menghindari sex bebas tidak semudah yang kita bayangkan.
Meskipun terlihat tidak mudah, tapi sebagai pemilik kehormatan
diri tentu akan berjuang keras untuk mengindarinya. Untuk
menghindari seks bebas, perlu dilakukan pendidikan seks kepada
anak-anak di keluarga.
Cara menghindari seks bebas adalah berikut ini.
a) Pondasi keimanan yang kuat dan sehat. Apapun agama kita,
menjadi pribadi dengan karakter iman yang kuat dan sehat
akan membentengi kita dari pergaulan bebas. Memperkuat
iman sangat penting, karena dengan norma agama membantu
kita saat kita dalam kelalaian.
b) Memilih teman pergaulan. Mau tidak mau, memang ini kenyatan.
Anda yang sekarang bergaul dengan teman suka merokok, Anda
juga terkena asapnya bukan, padahal Anda tidak merokok.
Seperti itulah gambarannya. Hindari dekat dengan orang yang
cenderung berbuat sex bebas.
c) Menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua. Banyak remaja
ABG yang suka menentang orang tua hanya karena dinasehati.
Orang tua tentu sangat berpengaruh pada pembentukan
karakter anak. Jika kamu menemui orang tua adalah orang-
orang baik, maka bertahanlah dengan mereka. Jika orang tua
kamu termasuk contoh yang kurang baik, kamu dituntut untuk
berjuang lebih keras guna menjaga hubungan keluarga. 
d) Hindari menonton film berbau seks. Kamu mungkin tidak
sadar, beberapa cuplikan film akan tertanam di pikiran bawah
sadar Anda saat melihat film tersebut. Adegan-adegan syur
bisa muncul kapan saja. Bisa memancing hasrat saat bertemu
pasangan, dan ada kecenderungan untuk meniru secara sadar
maupun tidak.
e) Hindari pembicaraan yang mengarah kepada bumbu-bumbu
seksual. Bercanda tentang sex akan membawa suasana

242 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


memunculkan hasrat. Lekas hindari dan ambil topik lain yang
lebih baik untuk dibicarakan.
f) Untuk orang yang sudah mampu dan memiliki hasrat sex,
segera saja menikah dengan pasangan yang sudah cocok. Jika
belum ada pasangan yang cocok, harus selalu menahan hasrat
sex bagaimanapun juga. 
3) Cara Pergaulan yang Baik
Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-gampang susah,
yang jelas tergantung dari tingkah laku kita sendiri. Kamu harus
banyak berkomunikasi dengan orang-orang yang kamu percayai
atau keluarga kamu sendiri. Dalam bergaul yang paling sangat
mempengaruhi adalah lingkungan kita sendiri. Ada pepatah
mengatakan “masuk kekandang kambing, tapi jangan seperti
kambing. Begitu juga dengan bergaul kamu harus melihat yang
ada disekeliling kamu.
Cara melakukan pergaulan yang baik antara lain sebagai
berikut:
a) Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman,
pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama.
Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-
anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang
memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus
memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam
pergaulan yang tidak sehat.
b) Memiliki rasa setia kawan
Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan
rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah
yang dapat membuat kehidupan remaja masyarakatmenjadi
tentram.
c) Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi
agar kita tidak terpengaruhdengan sifat yang tidak baik/sehat.
Walaupun begitu, tapi teman yang pegaulannya buruk  tidak
harus kita asingkan. Melainkan kita tetap berteman dengannya
tapi harus menjagajarak. Jangan terlalu dekat dengan dia.
d) Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan
yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan
berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 243


Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya
dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis cerpen,
menggambar, atau lainnya.

e) Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu


Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya
remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya,
jangan duduk terlalu berdekatan karena dapatmenimbulkan
hal-hal yang tidak diinginkan.
f) Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar
dengan cara menenangkandiri. Harus menyelesaikan masalah
dengan komunikasi, bukan amarah/ emosi.

G. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban


Fakta
1. Sebutkan hakekat pergaulan bebas.
2. Sebutkan dampak pergaulan bebas.
3. Sebutkan pencegahan pergaulan bebas.
Konsep
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pergaulan bebas.
2. Jelaskan dampak pergaulan bebas.
3. Jelaskan cara melakukan pencegahan bebas.
Prosedur
1. Jelaskan cara menerapkan prinsip-prinsip pencegahan
bahaya pergaulan bebas.
2. Jelaskan cara pencegahan terhadap dampak pergaulan
bebas.

244 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak benar dan
kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan yang benar
dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar dan kurang
lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang benar dan
tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 48
Skor perolehan siswa: SP
Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/48 X 4

2. Penilaian Keterampilan
a. Lembar pengamatan proses diskusi tentang cara menerapkan
prinsip-prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”
yang meliputi: hakekat pergaulan bebas, dampak pergaulan
bebas, dan pencegahan pergaulan bebas.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam diskusi)
2) Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Siswa diminta untuk mendiskusikan tentang prinsip-prinsip
pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” yang
dilakukan secara berkelompok atau dalam bentuk diskusi.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 245


Nama : .........................................................
Kelas : .........................................................
Petugas Pengamatan : .........................................................

a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah disediakan,
setiap siswa menunjukkan atau menampilkan
keterampilan berdiskusi yang diharapkan.
b) Rubrik Penilaian Keterampilan Diskusi

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Persiapan awal menyiapkan materi
diskusi
2. Pelaksanaan melakukan diskusi
3. Menyimpulkan hasil diskusi
Skor Maksimal (9)
b. Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Persiapan awal menyiapkan materi diskusi
Skor Baik jika :
(1) mempersiapkan bahan diskusi
(2) melengkapi materi materi diskusi
(3) sistimatika penyusunan materi diskusi
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
(2) Pelaksanaan melakukan diskusi
Skor Baik jika :
(1) membuka diskusi
(2) menyampaikan materi dengan sistimatis
(3) ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan
runtun
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.

246 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(3) Menyimpulkan hasil diskusi
Skor Baik jika :
(1) menyimpulkan hasil diskusi
(2) menyusun laporan secara sistimatis
(3) kelengkapan laporan hasil diskusi
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang dilakukan
secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang dilakukan
secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9 X 4
c. Lembar pengamatan penilaian hasil penyajian tentang prinsip-
prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”.
1) Penilaian hasil penyajian tentang prinsip-prinsip pencegahan
terhadap “bahaya pergaulan bebas”.
a) Tahap pelaksanaan pengukuran
Penilaian hasil/produk penyajian prinsip-prinsip pencegahan
terhadap “bahaya pergaulan bebas” dengan cara :
(1) Siswa diminta untuk membuat makalah tentang prinsip-
prinsip pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas”.
(2) Kemudian makalah tersebut dipresentasikan oleh
siswa di depan kelas secara berkelompok.
(3) Petugas menilai kelengkapan materi, sistematika materi,
dan kerapihan materi, dan ketepatan melakukan
diskusi yang dilakukan oleh siswa.
(4) Ketepatan diskusi yang dilakukan dengan benar
memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor.
b) Konversi ketepatan melakukan diskusi dengan skor

Kriteria
No. Jenis Gerakan
Pengskoran
1. Kelengkapan materi 3
2. Sistematika penyusunan materi 3
3. Ketepatan dalam penyusunan materi 3
4. Ketepatan dalam menyampaikan materi 3
5. Ketepatan dalam menyusun laporan diskusi 3
Jumlah Skor Maksimal 15

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 247


H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran budaya hidup


sehat antara lain: pemahaman tentang penerapan prinsip-prinsip
pencegahan terhadap “bahaya pergaulan bebas” memperkuat
pemahaman dan penerapan budaya hidup sehat. Dengan berbagai
deskripsi tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama
dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut untuk
menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan prosedur serta dapat
mempraktikan budaya hidup sehat sebagai materi pembelajaran
Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan merupakan hal
yang penting. Namun demikian menerapkannya dalam pembelajaran
di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
siswa agar membawa sikap religius, sikap sosial, pengetahuan dan
keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada pembelajaran, bahkan
menjadikannya sebagai budaya dalam kehidupan sehari-hari, tentu
merupakan sesuatu yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

I. Instrumen Remidial dan Pengayaan


Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai tidak
memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format remidial terhadap lima siswa.

1. Format Remidial
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

248 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


2. Format Pengayaan
Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada
kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap lima siswa.
Target Nilai
KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 249


Daftar Pustaka
Cooper, K.H. 1994. Antioxidant Revolution. Nashville-Atlanta-London-
Vancouver: Thomas Nelson Publishers.
Depdiknas. 2013. Standar Isi Kurikulum 2013, Untuk Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdikbud.
Djumidar, Mochamad. 2004. Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fathonah, Siti. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang:


UNNES Press.
Hardinge, Mervyn. 2005. Kiat Keluarga Sehat. Bandung: Indonesia Publishing
House.
Harlina, Lydia, dkk. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Kompetensi. Jakarta: Balai Pustaka.
Hudaya, Danu. 2004. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran
Bola Basket, Konsep dan Metode. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Ibrahim, Marwan. 2004. Terapi Seksual dalam Islam. Bandung: Mujahid
Press.
Kartasapoetra dan Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lutan, Rusli dan Hartoto. 2004. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi
Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Olahraga.
Lynne, Brick. 2005. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada.
Mahendra, Agus. 2004. Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Ma`mun, Amung dan Subroto, Toto. 2004. Pendekatan Keterampilan Taktis
dalam Permainan Bolavoli: Konsep dan Metode Pembelajaran. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 251


Mudzakir, Arief. 2006. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Global.
Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP kelas
VII. Bogor: Yudhistira.
Murni, Muhammad. 2005. Renang. Jakarta, Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. 1999. Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia untuk Remaja Umur 16–19 Tahun. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional RI.
Santoso, Soegeng dan Ranti, Anne. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Suherman, Adang dan Suryatna, Ermat. 2004. Renang Kompetitif Alternatif
untuk SLTP. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Olahraga.
Sulaeman, Idik. 2004. Petunjuk Praktis Berkemah. Jakarta: PT. Gramedia.
Sunarto dan Hartono. 2006. Perkembangan Siswa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syafei, Sahlan. 2006. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Tim penyusunan Bahan Ajar. 2010. Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Bogor: PPPPTK Penjas & BK.

252 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Glosarium
a
aktivtas air : rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam
air.
aktivitas gerak : bentuk gerakan senam yang menekankan pada
berirama mat dan irama, kelentukan tubuh dalam gerakan
dan kontinuitas gerakan.
aktifitas gerak : rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam
ritmik ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan
tempo, atau semat-mata gerak ekspresi tubuh
mengikuti iringan musik atau ketukan di luar
musik.
atletik : berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Athlon atau
Athlum” artinya pertandingan, perlombaan,
pergulatan, atau perjuangan. Orang yang
melakukannya dinamakan “Athleta (atlet).
athetic : dalam bahasa Inggris dan atletik dalam bahasa
Jerman mempunyai pengertian yang luas meliputi
berbagai cabang olahraga yang bersifat perlombaan
atau pertandingan, termasuk renang, bolabasket,
tenis, sepakbola, senam dan lain-lain.
ayunan lengan : sikap permulaan berdiri tegak, melangkah, kedua
lengan lurus ke depan. Hitungan 1: ayun lengan
kiri ke belakang diikuti kedua lutut mengeper.
Hitungan 2: ayunkan kembali tangan kiri ke depan.
Hitungan 3-4: sama dengan hitungan 1 – 2 hanya
dilakukan dengan tangan kanan.
b
backhand : pukulan dalam permainan bola kecil (bulutangkis,
tenis meja) dengan posisi lengan membelakangi
arah gerakan.
berbanjar : formasi barisan memnjang kebelakang.
berenang : gerakan yang dilakukan oleh manusia atau
hewan sewaktu bergerak di air, dan biasanya
tanpa perlengkapan buatan.
berjalan biasa : berjalan dengan menggunakan tumit terlebih
dahulu.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 253


berjalan cepat : berjalan dengan tumit dan seluruh telapak kaki.
berjinjit : berdiri atau berjalan dengan ujung jari kaki saja
yang berjejak; berjengket.
berlari : bergerak melangkah ada saat melayang.
bermainan bola : bola yang digunakan dalam aktivitas bermain
besar bola yang berukuran besar, seperti bola sepak,
bolavoli atau bola basket.
bermainan bola : bola yang digunakan dalam aktivitas bermain
kecil bola yang berukuran kesar, seperti bola kasti,
softball, bulutangkis atau tenis meja.
bermain bolavoli : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan yang
secara sederhana telah dipelajari.
bolavoli : suatu cabang olahraga berbentuk mem-volley
bola di udara hilir mudik di atas jaring atau
net, dengan maksud dapat menjatuhkan bola
di dalam petak lapangan lawan untuk mencari
kemenangan dalam bermain.
bolabasket : memasukkan bola ke keranjang lawan dan
menjaga keranjang sendiri agar tidak kemasukkan
bola.
block : menghalangi gerak lawan atau arah serangan
lawan atau arah bola dari serangan lawan.
bulutangkis : cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok
olahraga permainan. Permainan bulutangkis dapat
dimainkan di dalam maupun di luar lapangan, di
atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis
dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.
c
cara memegang : suatu cara untuk menerima dan mengembalikan
raket segala macam pukulan dengan mudah dan bebas.
circuit training : latihan-latihannya biasanya berbentuk latihan-
latihan kondisi fisik seperti kekuatan, kecepatan,
kelincahan, daya tahan, dan sebagainya.
Latihan dapat dilakukan tanpa atau dengan
menggunakan bobot/beban. Bentuk-bentuk
latihan pada setiap pos adalah : lari zig-zag, pull-
ups, lempar bola medicine, squat jumps, naik
turun tambang, press, squat thrust, rowing, dan
lari 200 meter secepatnya.

254 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


d
daya tahan : kemampuan dari otot-otot kerangka badan untuk
menggunakan kekuatan (tidak maksimal), dalam
jangka waktu tertentu.
daya tahan otot : kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas
gerak yang membebani otot dalam waktu yang
cukup lama.
f
finish : titik akhir dari pergerakan.
forehand : pukulan dalam permainan bola kecil (bulutangkis,
tenis meja,tenis) dengan posisi lengan menghadap
arah gerakan
frekuensi : jumlah pengulangan latihan yang dilakukan
latihan untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani
dalam satu minggu, misalnya 2, 3, 4 atau 5 kali
dalam seminggu.
g
gerak : gerak dasar, meliputi : melangkah, berjalan,
fundamental berlari, melompat, mendarat, menangkap,
melempar, mengayun, berguling, memukul,
merayap, menggendong, menarik, memutar,
meliuk.
gerak ikutan : gerakan yang dilakukan untuk menjaga
keseimbangan badan setelah melakukan gerakan
utama, seperti setelah melakukan tolak peluru,
lempar cakram dan lembing.
gerak permainan : cara memainkan bola dengan efisien dan efektif
bolavoli sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku
untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
gerak spesifik : melambungkan bola, menangkap bola, melempar
permainan kasti bola, berlari, taktik dan strategi, dan peraturan
permainan.
gerak spesifik lari : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan teknik
jarak pendek dasar lari jarak pendek yang telah dipelajari.
gerak spesifik : pukulan service, pukulan lob, pukulan drop shot,
memukul bola pukulan smash, dan pukulan drive.
dalam permainan
bulutangkis

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 255


gerak spesifik : cara-cara melakukan pada permainan
memukul bulutangkis dengan tujuan menerbangkan
shuttlecock ke bidang lapangan lawan.
gerakan variasi : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan
langkah kaki dan gerakan variasi langkah kaki dan ayunan lengan
ayunan lengan senam ritmik yang telah dipelajari.
senam ritmik
gerakan : suatu proses antara menghirup udara. Menghirup
mengambil napas udara dilakukan pada akhir pull dari gerakan
renang gaya dada lengan, yaitu pada saat tangan siap didorong ke
depan, kepala diangkat sampai batas mulut ke
luar permukaan air dan segera menghirup udara
melalui mulut dan hidung. Pada saat menghirup
udara, badan harus tetap diusahakan pada
posisi horizontal dan bahu jangan sampai keluar
dari permukaan air.
i
indikator : kemampuan yang dapat diukur dan/atau
pencapaian diobservasi untuk disimpulkan sebagai
kompetensi pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi
Inti.
intensitas latihan : kualitas latihan yang dilakukan dalam satu sesi
latihan secara terus menerus”.
istirahat : berhenti sebentar untuk melepas lelah.
interval training : suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-
interval yang berupa masa-masa intirahat.
j
jalan cepat : gerak maju langkah kaki yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga kontak dengan tanah
tetap terpelihara dan tidak terputus.
k
kebugaran : salah satu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh
jasmani (total fitness). Kesanggupan seseorang untuk
melakukan pekerjaan produktif sehari-hari
tanpa adanya kelelahan berlebihan dan masih
mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggangnya dengan baik maupun
melakukan pekerjaan yang mendadak.

256 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


kebugaran : komponen kebugaran yang berkaitan dengan
jasmani berkaitan kesehatan antara lain: kekuatan otot, daya
dengan kesehatan tahan otot, daya tahan aerobik, dan fleksibilitas.
kebugaran jasmani: komponen kebugaran yang berkaitan dengan
berkaitan dengan keterampilan antara lain: koordinasi, agilitas,
keterampilan kecepatan gerak, power dan keseimbangan.
kasti : olahraga permainan beregu yang dimainkan oleh
dua regu. Masing-masing regu terdiri dari 12
orang pemain.
kecepatan : merupakan kemampuan berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dalam waktu sesingkat-
singkatnya.
kelenturan : luas gerak persendian atau kemampuan
(Fleksibiliy) seseorang untuk menggerakkan anggota badan
pada luas gerak tertentu pada suatu persendian.
kekuatan : ketegangan yang terjadi atau kemampuan otot
untuk suatu ketahanan akibat suatu beban.
Beban tersebut dapat dari bobot badan sendiri
atau dari luar (external resistance).
kelincahan : kemampuan seseorang untuk mengubah posisi
dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi
yang dihadapi dan dikehendaki
kecepatan : kemampuan organisme seseorang untuk
melakukan gerakan dengan waktu yang relatif
singkat agar mencapai hasil yang sebaik mungkin.
keseimbangan : kemampuan seseorang dalam memelihara posisi
tubuh yang statis (tidak bergerak) atau dalam
keadaan posisi badan yang dinamis (bergerak).
kombinasi : melakukan beberapa teknik gerakan dalam satu
rangkaian gerak.
kiper : penjaga gawang (pada permainan sepak bola dsb).
komposisi tubuh : presentase lemak badan dari berat badan tanpa
lemak
koordinasi : satu pola gerak yang terbentuk dari gabungan
beberapa fungsi komponen kesegaran jasmani.
Salah satu cara untuk melatih koordinasi adalah
lompat tali (skiping).

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 257


l
langkah biasa : berdiri dengan sikap tegak rileks. langkahkan
kaki kiri ke depan dan kedua lengan di samping
badan. langkahkan kaki kanan ke depan dan
jatuhkan pada tumit.
langkah rapat : berdiri dengan sikap tegak rileks. Langkahkan
kaki kanan di depan kaki kiri. Kemudian,
melangkahkan kaki kiri di depan kaki kanan.
langkah : berdiri dengan sikap tegak rileks. Hitungan 1:
keseimbangan langkahkan kaki kiri ke depan. Hitungan 2: kaki
kanan menyusul melangkah ke depan. Ketika
tumit kaki kanan masih terangkat, kaki kiri
mundur diikuti kaki kanan mundur merapat.
langkah depan : berdiri dengan sikap anjur kiri. hitungan 1:
silangkan kaki kiri di muka kaki kanan. Hitungan
2: kaki kiri menyusul dan bersama-sama kaki
kanan menyusul lagi (satu hep dua). Selanjutnya,
langkahkan kaki kiri, disusul kanan, kemudian
diikuti langkah kiri.
langkah silang : berdiri dengan sikap anjur kiri. Hitungan 1:
silangkan kaki kiri di muka kaki kanan. Kruispas
dapat pula dilakukan ke belakang. Langkah
silang ini dilakukan dengan irama 2/4.
lari cepat : lari yang diperlombakan dengan cara berlari
secepat-cepatnya (sprint) yang dilaksanakan di
dalam lintasan lari menempuh jarak 100 m, 200 m
dan 400 m.
latihan kebugaran : merupakan salah satu syarat yang sangat
jasmani diperlukan dalam usaha peningkatan kebugaran
jasmani seseorang, dapat dikatakan sebagai
keperluan dasar yang tidak dapat diabaikan.
latihan kelenturan : senam ketangkasan dasar-dasar yang didahului
dengan latihan pemanasan (warming-up). Bentuk-
bentuk latihan kelenturan ada dua bentuk, yaitu:
peregangan dinamis dan peregangan statis.
lay-up shoot : memasukan bola ke arah ring basket dengan
menghantarkan bola ke arah ring dalam posisi
badan melayang.
lob : pukulan melambung tinggi.

258 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


lompat jauh : salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik.
Tujuan lompat jauh ialah melakukan lompatan
sejauh mungkin dengan teknik dan prosedur
yang telah ditetapkan.
lompat tali : melompati anyaman karet dengan ketinggian
tertentu.
m
melayang : di udara posisi tubuh saat berada di udara.
melempar : gerakan yang dilakukan tangan jauh dari pusat
berat badan, seperti lempar cakram, lembing
dan lontar martil.
melempar bola membuang bola jauh-jauh.
mengover bola : salah satu usaha dari seorang pemain untuk
basket membagi atau memberi bola kepada temannya
agar dapat memasukkan bola ke keranjang lawan.
meluncur pada : gerak maju ke depan,posisi. kedua kaki, lengan
aktivitas air dan badan lurus ke depan.
memukul bola : salah satu teknik dalam permainan kasti/
softball/baseball yang dilakukan oleh regu
penyerang dengan melakukan pukulan terhadap
bola yang dilemparkan oleh pelambung.
menggiring bola : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan menen­
sepak dang dan menahan bola yang telah dipelajari.
menggiring bola : upaya membawa bola dengan cara memantulkan
basket bola di tempat, memantulkan bola sambil
berjalan dan memantulkan bola sambil berlari.
menalar/ : mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
mengasosiasi menganalisis data dalam bentuk membuat
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan
fenomena/ informasi yang terkait dalam rangka
menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
menangkap bola : suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk-
dapat menguasai bola dengan tangan dan hasil
pukulan ataupun lemparan teman.
menanya : membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya
jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum
dipahami, informasi tambahan yang ingin
diketahui, atau sebagai klarifikasi.
menendang bola : menyepak; mendepak (dengan kaki).

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 259


menendang dan : mengombinasikan teknik gerakan-gerakan menen­
menahan bola dang dan menahan bola yang telah dipelajari.
mengamati : mengamati dengan indra (membaca, mendengar,
menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya)
dengan atau tanpa alat.
mengayun : menggerakkan lengan dan/atau tungkai ke
depan, belakang, dan/atau ke samping.
mengomunikasikan : menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis;
menyajikan laporan meliputi proses, hasil,
dan kesimpulan secara lisan; dan melakukan
permainan sederhana.
mengoper bola : memindahkan, mengirim bola.
mengumpulkan : mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, men­
informasi/ demon­strasikan, meniru bentuk/gerak,
mencoba melakukan eksperimen, membaca sumber lain
selain buku teks, mengumpulkan data dari
nara sumber melalui angket, wawancara, dan
memodifikasi/ menambahi/mengembangkan.
menolak : gerakan yang dilakukan tangan tidak jauh dari
pusat berat badan, seperti tolak peluru.
o
operan dari atas : operan ini dilakukan dengan dua tangan dan
kepala bola berada di atas kepala agak ke belakang.
operan pantulan : operan pantulan dilakukan dengan dua tangan
dalam posisi bola di depan dada.
operan kaitan : senjata yang ampuh untuk pemain berpostur
pendek, tetapi ingin mencoba mengoperkan bola
melewati di atas pemain lawan yang jauh lebih tinggi.
operan dari : lemparan ini sangat baik dilakukan untuk
bawah operan jarak dekat terutama sekali bila lawan
melakukan penjagaan satu lawan satu.
p
passing : mengoperkan bola kepada teman seregunya
dengan gerakan teknik tertentu, sebagai langkah
awal untuk menyusun pola serangan kepada
regu lawan.
pemanasan : persiapan tubuh untuk melakukan gerakan yang
sesungguhnya.

260 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


pembelajaran : proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
pendidikan : suatu proses pembelajaran melalui aktivitias
jasmani jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan
motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat
dan aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi.
pendinginan : menurunkan suhu tubuh secara perlahan, mem­
p­ersiapkan tubuh untuk melakukan aktifitas lain
pergaulan : merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, dapat juga oleh individu
dengan kelompok. Pergaulan mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu.
pergaulan bebas : salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa.
perilaku seks : menimbulkan suatu keterlibatn emosi dalam
bebas (free sex) diri seorang pria dan wanita. Semakin sering
hal itu dilakukan, semakin mendalam rasa ingin
mengulangi sekalipun sebelumnya ada rasa sesal.
permainan : permainan olahraga yang disederhanakan,
sederhana penyederhanaan aturan main, jumlah pemain,
lapangan permainan atau alat.
poco-poco : Sejenis tarian beramai-ramai yang berbentuk
aerobik dan populer sebagai aktifitas senam masal
pola gerak dominan : seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang
dinamis ditampilkan dengan tuntutan ketepatan yang
rendah dalam keadaan bergerak atau seimbang,
misalnya berguling atau berputar
posisi badan : posisi badan beserta seluruh anggota badan
renang gaya dada rileks. Badan harus sehorizontal mungkin.
Gerakan dimulai dengan persiapan kaki. Tumit
ditarik mendekati pinggul sekaligus membuka
lutut ke luar. Dorong kedua kaki ke belakang
secaar serempak. Rapatkan kembali kedua kaki
seperti sikap pertama.

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 261


posisi kaki renang : gerak spesifik gerakan kaki renang gaya dada
gaya dada saat ini cenderung membentuk gerakan kaki
dolphin (Whip kick), dimana pada saat istirahat,
yaitu fase ketika kedua tungkai kaki bagian
bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan
kemudian setelah fase itu dilakukan pergelangan
kedua kaki diputar mengarah ke luar hingga
membentuk sudut ± 50°.
pola gerak : seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang
dominan statis ditampilkan dengan tuntutan ketepatan yang
rendah dalam keadaan diam atau seimbang,
misalnya berdiri dengan tangan (handstand)
power : kombinasi dari kekuatan dan kecepatan. Power
ini menunjukkan kemampuan untuk melakukan
suatu kerja dengan cepat
pukulan servis : merupakan pukulan dengan raket yang
menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain
secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka
permainan dan merupakan suatu pukulan yang
penting dalam permainan bulutangkis.
pukulan lob : suatu pukulan dalam permainan bulutangkis
yang dilakukan dengan tujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin
mengarah jauh ke belakang garis lapangan.
r
remaja : generasi penerus yang akan membangun
bangsa kearah yang lebih baik yang mempunyai
pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang
dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga,
dan lingkungan sekitar.
renang gaya bebas : gaya yang dilakukan perenang selain dari gaya
dada, gaya kupu-kupu, gaya punggung.
rotasi lengan : fase istirahat (recovery), saat kedua lengan lurus
renang gaya dada di depan. Fase membuka ke luar (outward),
saat kedua tangan membuka ke luar hingga
lebih lebar dari perpanjangan garis bahu. Fase
menangkap (catch), fase ini dilakukan setelah
akhir dari melakukan fase membuka, dimana
saat mengerjakan fase ini usahakan siku tinggi
(high elbow) untuk memutar pergelangan tangan.

262 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


rounders adalah : cabang olahraga yang hampir sama dengan base
ball dan softball.
s
sehat : suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan
normal dan bekerja sesuai fungsinya dan
sebagaimana mestinya. Secara sederhana, sehat
sinonim dengan kondisi tidak sakit.
sehat menurut : suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental
WHO dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan.
sehat menurut UU : keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
No. 23/1992 memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya seseorang dikatakan sehat jika
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan
dengan normal dan sebagaimana mestinya.
sikap mengambil : sikap telungkup dengan kedua kaki lurus ke
napas renang gaya belakang dipegangi oleh teman dan kedua tangan
dada lurus ke depan. Lakukan gerakan yang dimulai
dengan kedua telapak tangan dibuka ke samping,
dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah
dada. Putar kedua telapak tangan bersamaan
dengan menekan ke bawah permukaan air dan
akhir putarannya di bawah dagu.
sepakbola : bola kian-kemari untuk diperebutkan di antara
pemain-pemain, yang mempunyai tujuan
untuk memasukkan bola ke gawang lawan dan
mempertahankan gawang tersebut agar tidak
kemasukkan bola.
senam : gerak badan dengan gerakan tertentu, seperti
menggeliat, menggerakkan, dan meregangkan
anggota badan
senam fantasi : permainan imajinasi yang diciptakan sendiri
oleh anak dalam dunianya. (dapat meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak)
senam irama : rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam
ikatan pola irama, disesuaikan dengan perubahan
tempo, atau semat-mata gerak ekspresi tubuh
mengikuti iringan musik atau ketukan di luar
musik

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 263


senam irama : gerakan senam yang dilakukan dalam irama
atau disebut juga musik, atau pembelajaran bebas yang dilakukan
senam ritmik secara berirama. Senam ritmik dapat dilakukan
dengan menggunakan alat ataupun tidak meng­
gunakan alat.
servis : Servis adalah tindakan memukul bola oleh
seorang pemain belakang kanan yang dilakukan
dari daerah servis, langsung ke lapangan lawan.
Servis merupakan aksi untuk melakukan bola
ke dalam permainan
servis atas : jenis servis dimana jalannya bola dari hasil
pukulan servis itu tidak mengandung putaran
(bola berjalan mengapung atau mengambang).
shooting menembak ke arah gawang (sepak bola), ke arah
ring basket (bola basket)
sikap Kapal : mengangkat salah satu kaki sambil men­
terbang condongkan badan ke depan diikuti tangan lurus
ke samping sebagai penyeimbang
sikap lilin : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan posisi
bada lurus dan kedua kaki rapat dan lurus ke
atas dengan bertumpu pada pundak (seperti lilin
pada posisi berdiri)
sikap melayang : merupakan salah satu bentuk latihan keseim­
bangan pada senam dasar dengan posisi badan
dan kaki lurus ke belakang sedangkan kedua
lengan terentang ke samping dan tumpuan
menggunakan salah satu kaki
sliding : upaya menyentuh base dengan menjulurkan
salah satu kaki ke depan dan kaki yang satunya
dilipat ke belakang
smash : pukulan yang menukik dan tajam serta
mematikan lawan main
sportif : bersifat kesatria, jujur, dsb
start : titik awal untuk memuali bergerak
start jalan cepat : gerakan permulaan sebelum pejalan cepat
melakukan perlombaan jalan cepat yang
dilakukan dengan start berdiri.

264 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


t
tangkisan : usaha pembelaan dalam pencaksilat dengan cara
mengadakan kontak langsung dengan serangan
teknik dasar : cara yang harus dikuasai untuk melakukan
suatu gerakan
topspin : pukulan bola pada bagian atas bola
tenaga ledak otot : kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan
kerja secara eksplosif yang dipengaruhi oleh
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot
tujuan : mengombinasikan gerak spesifik melempar
pembelajaran dan menangkap bola yang telah dipelajari
melempar dan mengombinasikan gerak spesifik melempar dan
menangkap bola menangkap bola yang telah dipelajari.
tujuan : mengombinasikan gerak spesifik melempar,
pembelajaran memukul dan menangkap bola yang telah
melempar, dipelajari.
memukul dan
menangkap bola
v
variasi : melakukan satu teknik gerakan dengan berbagai
cara
volley : memainkan bola sebelum menyentuh tanah/
lantai
volume Latihan : lamanya waktu yang digunakan berlatih untuk
mencapai tingkat kebugaran jasmani, misalnya
lama waktu yang digunakan untuk berlatih
bukan atlit minimal 20 menit
z
zig - zag : garis berliku-liku atau gerakan berliku-liku

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 265


Kunci Jawaban
1. Penilaian Pembelajaran 1: Permainan Bola Besar

1 D 6 C 11 A 16 A 21 A 26 B
2 A 7 B 12 A 17 B 22 A 27 D
3 C 8 A 13 D 18 B 23 B 28 B
4 A 9 A 14 B 19 C 24 A 29 C
5 D 10 A 15 A 20 D 25 C 30 B

2. Penilaian Pembelajaran 2: Permainan Bola Kecil

1 D 6 D 11 C 16 B
2 B 7 C 12 B 17 C
3 D 8 C 13 A 18 D
4 B 9 D 14 D 19 C
5 C 10 B 15 A 20 B

3. Penilaian Pembelajaran 3: Aktivitas Atletik

1 B 6 A
2 D 7 B
3 D 8 A
4 B 9 B
5 C 10 C

4. Penilaian Pembelajaran 4: Aktivitas Kebugaran Jasmani

1 A 6 D
2 C 7 A
3 D 8 A
4 D 9 A
5 D 10 B

266 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


5. Penilaian Pembelajaran 5 : Aktivitas Senam Berirama

1 B 6 A
2 C 7 D
3 D 8 A
4 C 9 C
5 B 10 C

6. Penilaian Pembelajaran 6 : Aktivitas Air

1 B 6 C
2 D 7 A
3 D 8 A
4 B 9 B
5 C 10 D

7. Penilaian Pembelajaran 7 : Pencegahan Bahaya Pergaulan Bebas


1 A 6 B
2 B 7 C
3 C 8 B
4 D 9 A
5 A 10 B

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 267


Biodata Penulis
Nama Lengkap : Drs. Muhajir, M.Pd
Telp Kantor/HP : 08122465832
E-mail : muhajir_21@ymail.com
Alamat Kantor : SMP Negeri 2 Talaga
Jl. Raya Lampuyang No. 21
Kec. Talaga
Kabupaten Majalengka
Bidang Keahlian : Olahraga

Riwayat Pekerjaan/Profesi 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Penjasorkes SMPN 2 Talaga Majalengka (Tahun 1998 -
Sekarang)
2. Guru Penjasorkes SMA Unggulan Darul Hikam Kota Bandung
(Tahun 2007-2010)
3. Guru Penjasorkes SMEA Insan Cinta Bangsa Kota Bandung (Tahun
2007-2012)
4. Guru Penjasorkes SMIP Insan Cinta Bangsa Kota Bandung (Tahun
2007-2010)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S2 Program Studi Kurikulum Pendidikan Pasca Sarjana IKIP
Bandung (Masuk 1997 dan Lulus 2000).
2. S1 Fakultas Olahraga dan Kesehatan/Pendidikan Kepelatihan
Olahraga IKIP Bandung (Masuk 1989 dan Lulus 1994.)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Buku PJOK SD Kelas I Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact,
2006)
2. Buku PJOK SD Kelas II Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact,
2006)
3. Buku PJOK SD Kelas III Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact,
2006)
4. Buku PJOK SD Kelas IV Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact,
2006)

268 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


5. Buku PJOK SD Kelas V Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact,
2006)
6. Buku PJOK SD Kelas VI Berdasarkan KTSP (Penerbit Ganeca Exact,
2006)
7. Buku PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan KTSP (Penerbit Yudhistira,
2006)
8. Buku PJOK SMP Kelas VIII Berdasarkan KTSP (Penerbit Yudhistira,
2006)
9. Buku PJOK SMP Kelas IX Berdasarkan KTSP (Penerbit Yudhistira,
2006)
10. Buku PJOK SMA Kelas X Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006)
11. Buku PJOK SMA Kelas XI Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006)
12. Buku PJOK SMA Kelas XII Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006)
13. Buku PJOK SMK Kelas X Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006)
14. Buku PJOK SMK Kelas XI Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006)
15. Buku PJOK SMK Kelas XII Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006)
16. Buku PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014)
17. Buku PJOK SMP Kelas VIII Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014)
18. Buku PJOK SMP Kelas IX Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014)
19. Buku PJOK SMA Kelas X Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014)
20. Buku PJOK SMA Kelas XI Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014)
21. Buku PJOK SMA Kelas XII Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014)
22. Buku PJOK SMK Kelas X Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014)
23. Buku PJOK SMK Kelas XI Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014)
24. Buku PJOK SMK Kelas XII Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014)
25. Buku Siswa PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2014)
26. Buku Guru PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Kemdikbud, 2014)
27. Buku Siswa PJOK SMALB Tunadaksa Kelas X Berdasarkan K13
(Kemdikbud, 2015)
28. Buku Guru PJOK SMALB Tunadaksa Kelas X Berdasarkan K13
(Kemdikbud, 2015)
29. Buku Siswa PJOK SMALB Tunadaksa Kelas XI Berdasarkan K13
(Kemdikbud, 2015)
30. Buku Guru PJOK SMALB Tunadaksa Kelas XI Berdasarkan K13
(Kemdikbud, 2015)

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 269


Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
1. Keberhasilan Pembelajaran dengan Menggunakan Model
Bermain Bentuk Sirkuit dan Modifikasi Permainan dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Bolabasket pada Peserta
Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Talaga.
2. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Permainan Bolabasket dengan
Menggunakan Model Permainan Sederhana (Low Organized Games)
pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 2 Talaga.
3. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Menggunakan Media
Kardus dan Ban Motor Bekas pada Peserta Didik Kelas VII SMP
Negeri 2 Talaga Majalengka Jawa Barat.
4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus pada SMA Negeri di
Kabupaten Majalengka).

270 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Biodata Penyunting Materi
Nama Lengkap : Drs. Sismadiyanto, M.Pd
Telp Kantor/HP : 081215952430
E-mail : sismadiyanto@unj.ac.id
Alamat Kantor : FIK Universitas Negeri Yogyakarta
Jl. Colombo No. 1 Depok Sleman DI. Yogyakarta

Buku Guru Kelas XI SMALB Tunadaksa 271

Anda mungkin juga menyukai