Anda di halaman 1dari 521

BUKU GURU

PENDIDIKAN JASMANI,
OLAHRAGA, DAN KESEHATAN
SMP/M.TS KELAS VII

Ditulis Oleh:
Muhajir

Diterbitkan Oleh :
PENERBIT YUDHISTIRA JAKARTA
2022
Hak Cipta 2022 pada penerbit Yudhistira
Dilindungi Undang-Undang

Disclaimer: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku
pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun
2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Penerbit
Yudhistira. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan
dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui penerbit Yudhistira
diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


untuk Kelas SMP/M.Ts Kelas VII

Penulis
Muhajir, M.Pd (Sertifikat Penulis Profesional BNSP)

Penelaah
Prof. Dr. Sri Winarni, M.Pd.

Penyelia
...................................................

Ilustrator
...................................................

Penata Letak (Desainer)


...................................................

Penyunting
...................................................

Penerbit: Yudhistira

Cetakan pertama, 2022


ISBN 978-XXX-XXX-XXX_X

Isi buku ini menggunakan huruf Palatino linotype 10 pt.


viii, 512 hlm.: ...... cm.

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII i


Kata Pengantar

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan yang disingkat dengan PJOK,


merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir
kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas PJOK terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur
hidup, PJOK yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas PJOK yang terpilih yang dilakukan secara
sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk
pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Melalui proses pembelajaran yang
dilakukan, diharapkan peserta didik terampil dalam berolahraga. Untuk itu maka,
PJOK dimasukkan ke dalam struktur mata pelajaran dalam kurikulum nasional dari
jenjang SD sampai dengan SMA.
Terampil berolahraga bukan berarti peserta didik dituntut untuk menguasai
cabang olahraga dan permainan tertentu, melainkan mengutamakan proses
perkembangan gerak dari waktu ke waktu. Dalam aktivitasnya, peserta didik dibawa
dalam suasana gembira, sehingga dapat berekplorasi dan menemukan sesuatu secara
tidak langsung. Untuk mengaktualisasikan PJOK seperti ini, peserta didik harus
dijadikan sebagai subyek didik.
Saat ini Kemendikbud sedang mengembangkan kurikulum penyederhanaan
atau kurikulum paradigma baru. Kurikulum ini memberikan keleluasan bagi satuan
pendidikan dan guru untuk mengembangkan potensinya serta keleluasan bagi peserta
didik untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan perkembangannya dalam rangka
Merdeka Belajar. Untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum tersebut, Penerbit
Yudhistira menyediakan Buku Guru yang sesuai dengan kurikulum tersebut.
Harapan penulis semoga buku ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
bagi pengembangan pendidikan, khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama (SMP/M.Ts) Kelas VII.

Jakarta, Juni 2022

Penulis

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII ii


Daftar Isi

KATA PENGANTAR ………………………………………………………................ iii


PRAKATA ……………………………………………………….................................. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………................................ v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….................. vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………........................ xiii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU …………………………................................. xiv

PANDUAN UMUM ………………...…………………….......................................... 1


A. Pendahuluan ……………….………………........................................................ 2
1. Tujuan Panduan Buku Guru ...................................................................... 3
2. Profil Pelajar Pancasila ................................................................................ 4
3. Karakteristik Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts ................................... 12
4. Tujuan Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts .............................................. 13
5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts .............................. 14
6. Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts Kelas VII .......................................... 19
B. Capaian Pembelajaran ......................................................................................... 20
1. Capaian Pembelajaran Umum Mata Pelajaran PJOK ............................. 20
2. Capaian Pembelajaran per Fase ................................................................. 21
3. Alur Pembelajaran Per Tahun (Capaian dan Konten) ............................ 22
4. Keterkaitan antara Tujuan Pembelajaran dengan Capaian
Pembelajaran sesuai Fasenya ..................................................................... 23
C. Strategi Umum Pembelajaran ............................................................................. 24
1. Strategi Pembelajaran .................................................................................. 24
2. Asumsi-Asumsi ............................................................................................ 27
D. Fitur-Fitur Buku Panduan ................................................................................... 29

Unit-Unit Pembelajaran ………………...…............................................................... 33

Unit 1 Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi ..................................................... 35

A. Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Basket ......................................... 35

B. Aktivitas Pembelajaran Permainan Sepak Bola .......................................... 76

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII iii


Unit 2 Aktivitas Pembelajaran Permainan Net ......................................................... 109

A. Aktivitas Pembelajaran Permainan Bola Voli ............................................. 109

B. Aktivitas Pembelajaran Permainan Bulu Tagkis ........................................ 143

Unit 3 Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan Melalui Permainan Kasti 173

Unit 4 Beladiri Pencak Silat .......................................................................................... 207

Unit 5 Aktivitas Pembelajaran Atletik ........................................................................ 245

A. Aktivitas Pembelajaran Jalan Cepat ............................................................. 245

B. Aktivitas Pembelajaran Lari Jarak Pendek .................................................. 271

C. Aktivitas Pembelajaran Lompat Jauh ........................................................... 301

D. Aktivitas Pembelajaran Tolak Peluru ........................................................... 323

Unit 6 Aktivitas Pembelajaran Senam ........................................................................ 347

Unit 7 Aktivitas Pembelajaran Gerak Berirama ........................................................ 377

Unit 8 Aktivitas Pembelajaran Renang Gaya Dada .................................................. 403

Unit 9 Aktivitas Pembelajaran Kebugaran yang Berkaitan dengan Kesehatan ... 431

Unit 10 Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas ....................................... 463

Penutup ………………...…............................................................................................ 497

A. Simpulan ................................................................................................................ 498

B. Kegiatan Tindak Lanjut ....................................................................................... 498

Glosarium ……………………………………………………………........................... 501


Daftar Pustaka ………….…………………………………...………............................ 506
Indeks ………….…………………………………...……….......................................... 508
Biodata Penulis ………….…………………………………...……….......................... 510
Biodata Penelaah ………….…………………………………...……........................... 511

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII iv


Daftar Gambar

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII v


Daftar Tabel

1.1 Indikator Alur Perkembangan Dimensi Mandiri dan Gotong


Royong pada Fase D .................................................................................. 8
1.2 Indikator Alur Perkembangan yang Dijadikan Poin Pembelajaran
dan Indikator Penilaian ............................................................................. 10
1.3 Fase D (Umumnya Kelas VII) Mata Pelajaran PJOK ............................. 21
1.4 Fitur-Fitur yang Terdapat dalam Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas
VII ................................................................................................................. 28

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII vi


Petunjuk Penggunaan Buku

Untuk memahami dan mampu melaksanakan seluruh isi dalam Buku Guru PJOK
SMP/M.s Kelas VII ini, Guru PJOK diharapkan membaca secara seksama, serta menggali
lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi sumber-sumber lain, melakukan
diskusi, serta upaya lain yang relevan. Pada tahap penguasaan keterampilan diharapkan
Guru PJOK mencoba berbagai keterampilan yang disajikan secara bertahap sesuai
dengan langkah dan prosedur yang dituliskan dalam Buku Guru SMP/M.s Kelas VII ini.
Cobalah berkali-kali dan kemudian bandingkan keterampilan yang Guru PJOK kuasai
dengan kriteria yang ada dalam setiap pembahasan.

Guru PJOK juga diminta untuk mengimplementasikan materi yang terdapat


dalam Buku Guru PJOK ini dalam proses pembelajaran. Pengimplementasian tersebut
didasarkan pada informasi yang ada pada Buku Guru PJOK ini sebelumnya, dan
kemudian diperkaya dengan berbagai informasi yang didapat dari sumber-sumber lain.

Evaluasi merupakan tugas lain yang perlu Guru PJOK kerjakan, sehingga secara
mandiri akan dapat mengetahui tingkat penguasaan materi yang diimplementasikan.
Pada setiap akhir aktivitas kegiatan pembelajaran disajikan refleksi berupa asesmen
sikap, pengetahuan, dan keterampilan suatu proses hasil pembelajaran.

Hasil proses pembelajaran dalam bentuk asesmen pengetahuan, keterampilan, dan


pengembangan karakter peserta didik, dapat dikomunikasikan kepada orangtua/wali
peserta didik. Komunikasi tersebut dalam bentuk pertemuan langsung dengan
orangtua/wali peserta didik atau dapat dikomunikasikan dalam bentuk buku
penghubung antara orangtua/wali peserta didik dengan guru.

Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII vii


Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII viii
PANDUAN UMUM

Setelah mempelajari dan menyimak materi pada bagian ini, guru diharapkan
dapat mendisain pembelajaran PJOK yang sesuai dengan konsep dasar
pembelajaran PJOK, Profil Pelajar Pancasila, karakter spesifik, alur capaian
pembelajaran, strategi pembelajaran yang tepat, asumsi-asumsi yang
digunakan penulis, dan fitur-fitur buku panduan guru PJOK tersebut.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 1


A. Pendahuluan
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-
2024 salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan manajemen talenta. Visi ini berkesesuaian dengan kesiapsiagaan
insan pendidikan nasional dalam menghadapi tantangan global Abad ke-21,
dimana sudah tidak ada lagi sekat-sekat antar negara diberbagai bidang
kehidupan. Risiko dari kondisi ini adalah perlu dipersiapkan peserta didik yang
memiliki daya saing untuk menghadapinya.
Peningkatan kualitas pendidikan merupakan cara utama untuk
mewujudkan hal tersebut. Layanan pendidikan diselenggarakan dalam rangka
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin
dalam suasana bahagia, menantang, bermakna, namun menyenangkan dan tanpa
adanya rasa tertekan.
Kondisi ini yang memungkinkan peserta didik dapat belajar untuk
mendapatkan kecakapan umum (general capabilities) berupa kemampuan berpikir
ke tingkat yang lebih tinggi atau higher order thinking skills (HOTS), kemampuan
berpikir kritis (critical thinking), kreativitas (creativity), kolabaratif (coolaborative),
dan memiliki keterampilan berkomunikasi (communication skills) atau yang biasa
dikenal sebagai 4 C, pelajar yang berkarakter baik, dan terliterasi. Kemampuan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan pada setiap mata pelajaran sebagai
area pembelajaran (learning area) juga akan terfasilitasi dengan baik.
Kondisi saat ini yang terjadi adalah tersedianya berbagai kemudahan akses
dan layanan berbagai kebutuhan kehidupan, sehingga selain berdampak positif
pada sisi tertentu juga adanya risiko negatif pada sisi lain. Anak-anak yang malas
bergerak dan melakukan aktivitas jasmani merupakan salah satu contoh sisi
negatif ini. Padahal disadari bahwa kekurangan gerak dan aktivitas jasmani (tuna
gerak) berakibat munculnya penyakit degeneratif pada tubuh yang pada
akhirnya mengurangi produktivitas dan daya saing seseorang.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (PJOK) merupakan bagian
integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Sebagai sebuah mata
pelajaran di sekolah, PJOK menjamin tersedianya aktivitas jasmani bagi peserta
didik. Pelaksanaan PJOK bukan hanya merupakan aktivitas jasmani dan
bertujuan untuk itu saja, akan tetapi untuk mengembangkan seluruh potensi
peserta didik secara utuh melalui aktivitas jasmani.
Hal krusial dan mendasar dalam menyelenggarakan pembelajaran PJOK
dengan tujuan sebagaimana uraian di atas adalah tersedianya guru PJOK
profesional yang berdaya dan memberdayakan. Guru PJOK sesuai harapan

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 2


tersebut memiliki karakter berjiwa nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar,
profesional, dan berorientasi pada peserta didik.
Guru PJOK dengan karakter ini mampu mendorong tumbuh kembang
peserta didik secara holistik; aktif dan pro-aktif dalam mengembangkan pendidik
lainnya; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, yaitu pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Semua pihak berkepentingan untuk mewujudkan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu, termasuk tersedianya guru PJOK profesional yang
terliterasi secara baik. Kehadiran buku panduan bagi Guru PJOK ini diharapkan
turut memberi sumbangsih dalam memperbanyak ragam sumber informasi.
Buku panduan ini secara umum terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama
berisi pandahuluan yang terdiri dari: latar belakang penyusunan buku, Profil
Pelajar Pancasila dan bagaimana penerapannya dalam mata pelajaran PJOK,
karakteristik mata pelajaran PJOK dan karakteristik pelajar di jenjang tertentu,
capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran, informasi strategi
pembelajaran PJOK serta informasi mengenai fitur-fitur yang disediakan dalam
buku.
Bagian kedua dari buku panduan pembelajaran PJOK ini adalah unit-unit
pembelajaran berupa contoh rangkaian peristiwa dan perangkat pembelajaran
yang dapat dijadikan referensi guru PJOK dalam menyelenggarakan
pembelajaran untuk mewujudkan capaian pembelajaran peserta didik sesuai
dengan elemen mata pelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan.

1. Tujuan Panduan Buku Guru PJOK


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2013 Tentang Buku
teks pelajaran dan buku guru untuk pendidikan dasar dan menengah
menyatakan bahwa “buku teks dan buku guru adalah sarana untuk menunjang
keterlaksanaan Kurikulum”. Buku ini merupakan buku pegangan guru untuk
mengelola pembelajaran, terutama dalam memfasilitasi peserta didik untuk
memahami materi dan mengamalkannya.
Buku ini dikembangkan untuk dipergunakan guru sebagai salah satu
rujukan dan atau petunjuk dalam melaksanakan pembelajaran. Buku panduan ini
bukan sumber informasi tunggal, akan tetapi guru PJOK diharapkan
memperkaya pengetahuan dan pemahamannya dengan mempelajari buku-buku
atau sumber informasi lain yang relevan.
Tahapan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran
meliputi: perencanaan, pelaksaaan dan asesmen pembelajaran. Secara operasional

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 3


langkah-langkah dalam tahap setiap tahapan dijelaskan dalam buku panduan
guru ini.

2. Profil Pelajar Pancasila

Pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku


sesuai nilai-nilai Pancasila.

Istilah “Pelajar” atau learner digunakan dalam penamaan profil ini merupakan
representasi seluruh individu yang belajar. Istilah ini lebih inklusif daripada
“Peserta didik” ataupun “Siswa” yang hanya mewakili individu yang tengah
menempuh program pendidikan yang terorganisir. Menjadi pelajar sepanjang
hayat (lifelong learner) adalah salah satu atribut yang dinyatakan dalam Profil
Pelajar Pancasila, sehingga harapannya meskipun sudah tidak menjadi peserta
didik lagi, sudah menamatkan pendidikannya, seseorang dapat senantiasa
menjadi pelajar.
Profil ini juga tidak menggunakan istilah “Profil Lulusan” (graduate profile).
Selain karena seorang pelajar sepanjang hayat tidak mengenal akhir atau ujung
dari proses belajar, profil lulusan memberi kesan bahwa karakter serta
kemampuan yang dituju baru akan dicapai saat seseorang lulus.
Dengan demikian, Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan
yang sehari-hari dibangun dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar.
Karakter dan kemampuan ini adalah perwujudan dari nilai-nilai Pancasila.
Dengan adanya Profil Pelajar Pancasila, sistem pendidikan nasional
menempatkan Pancasila tidak saja sebagai dasar, tetapi juga ditempatkan sebagai
tujuan yang utama. Dalam kerangka kurikulum, misalnya, Profil ini berada di
paling atas, menjadi luaran (learning outcomes) yang dicapai melalui berbagai
program dan kegiatan pembelajaran.
Profil Pelajar Pancasila, yaitu tujuan besar (atau bahkan misi) yang ingin
diwujudkan melalui sistem pendidikan. Profil lulusan, dalam konteks ini adalah
Profil Pelajar Pancasila, merupakan jawaban dari pertanyaan penting: “karakter
serta kemampuan esensial apa yang perlu dipelajari dan dikembangkan terus-
menerus oleh setiap individu warga negara Indonesia, sejak pendidikan anak usia
dini hingga mereka menamatkan sekolah menengah atas?” Kemampuan esensial
yang dimaksud adalah kemampuan yang tidak lagi melekat pada mata pelajaran,
yang bertahan lama (dibandingkan pengetahuan yang diingat) bahkan hingga
individu sudah bertahun-tahun menyelesaikan sekolah (Posner, 2004).

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 4


Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah rangkaian kemampuan yang
lintas batas ruang lingkup disiplin ilmu (transversal skills). Sebagian pihak
menyebutnya sebagai kompetensi atau keterampilan umum (general skills atau
general capabilities) atau keterampilan yang dapat dialihkan ke dalam konteks
yang berbeda-beda (transferable skills).
Profil Pelajar Pancasila memiliki enam dimensi utama yaitu: 1) Beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3)
Bernalar Kritis, 4) Kreatif, 5) Bergotong-royong, dan 6) Berkebinekaan global.
Keenam dimensi tersebut kemudian dirangkum dalam satu rangkaian profil yang
tidak terpisahkan, sebagai berikut: “Pelajar Indonesia merupakan pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-
nilai Pancasila.” Profil lulusan yang dibangun dan dinamai “Profil Pelajar
Pancasila” dengan tujuan untuk menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam
diri setiap individu pelajar Indonesia.
Upaya untuk penerapan Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan
dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar
melalui budaya sekolah, pembelajaran intra kurikuler, ko kurikuler, maupun
ektra kurikuler. Keterkaitan antar keempat komponen tersebut dijelaskan dalam
gambar 1.1 berikut ini.

Gambar 1.1. Keterkaitan antar empat komponen budaya sekolah, pembelajaran


intrakurikuler, kokurikuler maupun ektrakurikuler

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 5


Seperti halnya mata pelajaran lain, mata pelajaran PJOK berkontribusi
dalam penerapan dan pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Secara umum jika kita
mempertimbangkan pembelajaran langsung (direct) dan tidak langsung (indirect),
semua dimensi dalam profil pelajar pancasila dapat didukung pencapaiannya
oleh mata pelajaran PJOK melalui dua jenis pembelajaran tersebut. Akan tetapi
dalam konteks upaya untuk pencapaian dan penerapan profil pelajar pancasila
melalui pembelajaran intra kurikuler (sebagaimana dijelaskan dalam gambar 1.1),
pembelajaran diarahkan pada kesadaran bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah
profil pelajar pancasila. Oleh sebab itu, indikator alur perkembangan dalam profil
pelajar pancasila perlu menjadi poin pembelajaran serta menjadi indikator
asesmen, sehingga upaya pencapaian dan penerapan profil pelajar pancasila bisa
terencana, dilaksanakan dengan baik dan terukur.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami, bahwa ketika kita merencanakan
pembelajaran dan ingin pembelajaran dapat mendukung semua dimensi Profil
Pelajar Pancasila, yang perlu dipertimbangkan adalah kemampuan untuk
melaksanakan pembelajaran dan asesmen yang mengacu pada semua indikator
alur perkembangan pada enam dimensi Profil Pelajar Pancasila tersebut. Dalam
beberapa kondisi dan untuk beberapa guru, hal ini sulit untuk dilakukan karena
berbagai keterbatasan.
Oleh sebab itu, tidak ada keharusan dalam pembelajaran intra kurikuler
untuk mendukung pencapaian semua dimensi dalam Profil Pelajar Pancasila,
yang perlu guru lakukan adalah menganalisa capaian pembelajaran untuk
mengidentifikasi dimensi beserta elemen dan sub elemen yang mana dalam
Profil Pelajar Pancasila yang paling relevan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan, indikator alur perkembangan pada dimensi, elemen dan sub
elemen ini yang kemudian dijadikan salah satu poin pembelajaran dan indikator
asesmen. Dengan demikian beban pembelajaran dapat diatur sesuai dengan
kapasitas guru, peserta didik dan satuan pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis dokumen capaian pembelajaran, penulis
berasumsi bahwa dari penjelasan rasional, karakteristik, elemen, dan sub elemen
pada mata pelajaran PJOK, pembelajaran PJOK cenderung lebih kuat mendukung
pencapaian atau penerapan Profil Pelajar Pancasila pada dimensi mandiri dan
gotong royong. Meskipun demikian bukan berarti dimensi lain tidak dapat
diterapkan dalam pembelajaran PJOK. Guru PJOK dapat mendukung pencapaian
dimensi Profil Pelajar Pancasila lainnya selain mendiri dan gotong royong melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect).

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 6


Hal ini dapat dilihat dari keselarasan elemen dan sub elemen Profil Pelajar
Pancasila pada dimensi mandiri dan gotong royong dengan tujuan mata pelajaran
PJOK yang tertuang di dalam dokumen Capaian Pembelajaran PJOK sebagai
berikut:
a. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas jasmani untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif
sepanjang hayat.
Selaras dengan indikator pada alur perkembangan dimensi mandiri elemen
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi sub elemen mengembangkan
refleksi diri ( lihat dokumen profil pelajar pancasila).
b. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan
dan kesejahteraan dengan benar, serta mengembangkan pola hidup sehat.
Selaras dengan indikator pada alur perkembangan dimensi mandiri elemen
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi sub elemen mengenali kualitas
diri serta tantangan yang dihadapi.
c. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama,
pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan
aktivitas jasmani dan olahraga.
Selaras dengan indikator pada alur perkembangan dimensi mandiri dan
gotong royong pada elemen dan sub elemen sebagai berikut:
1) Dimensi mandiri elemen regulasi diri sub elemen penetapan tujuan dan
rencana strategis pengembangan diri dan percaya diri, resilien, dan
adaptif.
2) Dimensi gotong royong elemen kolaborasi sub elemen kerjasama
komunikasi untuk mencapai tujuan bersama, saling ketergantungan
positif, koordinasi sosial.
d. Menciptakan suasana yang rekreatif, berisi tantangan, dan ekspresi diri
dalam interaksi sosial.
Selaras dengan indikator alur perkembangan dimensi mandiri dan gotong
royong pada elemen dan sub elemen sebagai berikut:
1) Dimensi mandiri elemen regulasi diri sub elemen regulasi emosi.
2) Dimensi gotong royong elemen kepedulian sub elemen tanggap
terhadap lingkungan sosial dan persepsi sosial.
e. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memiliki pola hidup
aktif serta memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran pribadi
sepanjang hayat.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 7


Selaras dengan indikator pada dimensi mandiri elemen regulasi diri sub
elemen mengembangkan pengendalian dan disiplin diri.

Keterangan:
Untuk mengetahui indikator alur perkembangan setiap dimensi profil
pelajar pancasila pada semua fase, guru dapat mempelajari dokumen
profil pelajar pancasila.

Setelah menentukan bahwa dimensi mandiri dan dimensi gotong royong


sebagai dimensi yang paling relevan untuk didukung pencapaiannya,
selanjutnya di dalam pembelajaran agar pencapaian dimensi mandiri dan
dimensi gotong royong bisa dilaksanakan dengan efektif, guru dapat memilih
beberapa indikator alur perkembangan pada dimensi mandiri dan gotong
royong sebagai poin pembelajaran dan indikator asesmen.

Guru tidak perlu memaksakan semua indikator alur perkembangan pada


dimensi mandiri dan gotong royong menjadi poin pembelajaran dan
indikator asesmen, guru cukup memilih indikator yang paling relevan dan
memungkinkan untuk dintegrasikan atau ditumbuh kembangkan dalam
pembelajaran.

Indikator alur perkembangan dimensi mandiri dan gotong royong pada

fase E dan F, terlihat seperti pada tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1

Indikator Alur Perkembangan Dimensi Mandiri dan Gotong Royong


pada Fase D

Dimensi Mandiri
Elemen Pemahaman Diri dan Situasi Yang Dihadapi
Sub elemen Indikator Alur Perkembangan Fase D
Di Akhir Fase D (Jenjang SMP, usia 13-15 tahun), pelajar
Mengenali kualitas Membuat penilaian yang realistis terhadap kemampuan
dan minat diri serta dan minat, serta prioritas pengembangan diri
tantangan yang berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lain yang
dihadapi dilakukannya.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 8


Mengembangkan Memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta
refleksi diri memprediksi tantangan pribadi dan akademik yang
akan muncul berlandaskan pada pengalamannya untuk
mempertimbangkan strategi belajar yang sesuai.
Elemen Regulasi Diri
Regulasi emosi Memahami dan memprediksi konsekuensi dari emosi
dan pengekspresiannya dan menyusun langkah-langkah
untuk mengelola emosinya dalam pelaksanaan belajar
dan berinteraksi dengan orang lain.
Penetapan tujuan Merancang strategi yang sesuai untuk menunjang
dan rencana pencapaian tujuan belajar dan pengembangan diri
strategis dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
pengembangan diri dirinya, serta situasi yang dihadapi.
Menunjukkan Mengkritisi efektivitas dirinya dalam bekerja secara
inisiatif dan bekerja mandiri dengan mengidentifikasi hal-hal yang
secara mandiri menunjang maupun menghambat dalam mencapai
tujuan.
Mengembangkan Berkomitmen dan menjaga konsistensi pencapaian
disiplin diri tujuan yang telah direncanakannya untuk mencapai
tujuan belajar dan pengembangan diri yang
diharapkannya.
Percaya diri, resilien, Membuat rencana baru dengan mengadaptasi, dan
dan adaptif memodifikasi strategi yang sudah dibuat ketika upaya
sebelumnya tidak berhasil, serta menjalankan kembali
tugasnya dengan keyakinan baru.
Dimensi Gotong Royong
Elemen Kolaborasi
Kerja sama Menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang
lain untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan
kelompok di lingkungan sekitar, serta memberi
semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif dan
mencapai tujuan bersama.
Komunikasi untuk Memahami informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan
mencapai tujuan keprihatinan yang diungkap-kan oleh orang lain
bersama menggunakan berbagai simbol dan media secara efektif,
serta memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas
hubungan interpersonal guna mencapai tujuan bersama.
Saling Mendemonstrasikan kegiatan kelompok yang
ketergantungan menunjukkan bahwa anggota kelompok dengan
positif kelebihan dan kekurangannya masing-masing perlu dan
dapat saling membantu memenuhi kebutuhan.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 9


Koordinasi sosial Membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam
kelompok serta menjaga tindakan agar selaras untuk
mencapai tujuan bersama.
Elemen Kepedulian
Tanggap terhadap Tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan
lingkungan sosial tuntutan peran sosialnya dan berkontribusi sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Persepsi sosial • Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan
alasan orang lain menampilkan reaksi tertentu untuk
menentukan tindakan yang tepat agar orang lain
menampilkan respon yang diharapkan.
• Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting
dan berharga kepada masyarakat yang
membutuhkan bantuan di sekitar tempat tinggal.
Elemen Berbagi
Mengupayakan memberi hal yang dianggap penting
dan berharga kepada orang-orang yang membutuhkan
di masyarakat yang lebih luas (negara, dunia).

Pada buku panduan guru PJOK ini indikator alur perkembangan yang
akan dijadikan poin pembelajaran dan indikator asesmen, seperti terlihat pada
tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2
Indikator Alur Perkembangan yang Dijadikan Poin Pembelajaran
dan Indikator Asesmen

No Elemen Capaian Pembelajaran Dimensi/Elemen/Sub Elemen

1. Keterampilan Pada akhir fase ini peserta Indikator keterampilan gerak


Gerak didik dapat menunjukkan mampu dan dapat
kemampuan dalam mem- mempraktikkan variasi dan
praktikkan variasi dan kombinasi aktivitas
kombinasi aktivitas keterampilan gerak spesifik
keterampilan gerak spesifik dan fungsional permainan
dan fungsional permainan dan dan olahraga, aktivitas
olahraga, aktivitas senam, senam, aktivitas gerak
aktivitas gerak berirama, dan berirama, dan aktivitas
aktivitas permainan dan permainan dan olahraga air
olahraga air (pilihan). (pilihan).

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 10


2. Pengetahuan Pada akhir fase ini peserta Indikator pengetahuan gerak
Gerak didik dapat menganalisis menganalisis konsep,
konsep, prinsip, dan prosedur prinsip, dan prosedur dalam
dalam melakukan variasi dan melakukan variasi dan
kombinasi keterampilan gerak kombinasi keterampilan
spesifik dan fugsional gerak spesifik dan fugsional
permainan dan olahraga, permainan dan olahraga,
aktivitas senam, aktivitas aktivitas senam, aktivitas
gerak berirama, dan aktivitas gerak berirama, dan aktivitas
permainan dan olahraga air permainan dan olahraga air
(pilihan). (pilihan).
3. Pemanfaatan Pada akhir fase ini, Indikator dimensi mandiri,
Gerak menganalisis konsep, prinsip, elemen pemahaman diri dan
dan prosedur dan situasi yang dihadapi, sub
mempraktikkan latihan elemen mengenali kualitas
pengembangan kebugaran dan minat diri serta
jasmani terkait kesehatan tantangan yang dihadapi
(physical fittness related health) pada fase D.
dan kebugaran jasmani terkait Membuat penilaian yang
keterampilan (physical fittness realistis terhadap
related skills), serta pengukuran kemampuan dan minat, serta
secara sederhana, untuk prioritas pengembangan diri
mendapatkan kebugaran berdasarkan pengalaman
dengan status baik. Peserta belajar dan aktivitas lain
didik juga dapat menunjukkan yang dilakukannya.
kemampuan dalam
melakukan pencegahan
terhadap “bahaya pergaulan
bebas”, dan memahami peran
aktivitas jasmani terhadap
pencegahan penyakit.
4. Pengembang Pada akhir fase ini peserta • Indikator dimensi
an Karakter didik dapat menggunakan mandiri, elemen regulasi
dan kemampuan untuk memonitor diri, sub elemen regulasi
diri sendiri dalam peningkatan emosi pada fase D.
Internalisasi
derajat kebugaran jasmani dan • Memahami dan mem-
Nilai-Nilai
kemampuan aktivitas jasmani prediksi konsekuensi dari
Gerak lainnya, serta menunjukkan emosi dan
kemampuan untuk memper- pengekspresiannya dan
lihatkan keterampilan bekerja menyusun langkah
sama dengan merujuk langkah untuk mengelola
peraturan dan pedoman untuk emosinya dalam
menyelesaikan perbedaan dan pelaksanaan belajar dan

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 11


konflik antar individu. berinteraksi dengan
orang lain.
• Dimensi Gotong Royong
elemen kolaborasi sub
elemen koordinasi sosial.
• Membagi peran dan
menyelaraskan tindakan
dalam kelompok serta
menjaga tindakan agar
selaras untuk mencapai
tujuan bersama.

3. Karakteristik Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts


Pendidikan jasmani di Indonesia dikenal dengan Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan. William H Freeman (2007: 27-28) mengemukakan bahwa yang
dumaksud dengan pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani untuk
menghasilkan peningkatan secara menyeluruh jasmani, mental, dan emosional
peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai
satu kesatuan yang utuh, tidak menganggap individu sebagai pemilik jiwa dan
raga yang terpisah, sehingga diantaranya dianggap dapat saling memengaruhi.
Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai satu
kesatuan yang utuh, tidak menganggap individu sebagai pemilik jiwa dan raga
yang terpisah, sehingga diantaranya dianggap dapat saling memengaruhi.
Di dalam panduan mata pelajaran PJOK yang dikembangkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013
dijelaskan bahwa nama pendidikan jasmani lebih menegaskan bahwa mata
pelajaran ini menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang
didesain untuk mengembangkan keterampilan motorik dan pola gerak,
meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan yang dilandasi pengetahuan
dan perilaku hidup aktif, serta sikap sportif melalui kegiatan jasmani.
Berbagai penjelasan ini menyisyaratkan bahwa PJOK bukan semata-mata
berurusan dengan pembentukan badan, tetapi dengan manusia seutuhnya. Oleh
karena itu, dalam penerapannya tetap berlandaskan pada suasana kependidikan,
serta berpegang pada kaidah-kaidah praktik pendidikan. Hal ini secara
keseluruhan berkesesuaian dengan cita-cita terbentuknya Profil Pelajar Pancasila
yang dicirikan dengan beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa,
kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 12


PJOK sebagai sebuah bidang kajian memiliki karakteristik:
a. Penyelenggaraan PJOK di sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk
membentuk profil pelajar Pancasila.
b. Penyelenggaraan PJOK membentuk individu-individu yang terliterasi secara
jasmani dan menerapkannya dalam kehidupan sepanjang hayat.
c. PJOK merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani
(permainan, olahraga, dan aktivitas lain yang relevan) untuk meningkatkan
kualitas individu yang holistik dan menunjang pencapaian tujuan
pendidikan secara umum.
d. PJOK di dalam proses pembelajarannya juga mengembangkan nilai-nilai dan
kecakapan umum (general capabilities) berupa kreativitas, bernalar kritis dan
ke tingkat yang lebih tinggi, kolaborasi, serta keterampilan berkomunikasi
melalui aktivitas jasmani.

PJOK di dalam proses pembelajarannya mempertimbangkan karakteristik


peserta didik, tugas gerak (movement task), dan dukungan lingkungan yang
berprinsip developmentally appropriate practices (DAP).

4. Tujuan Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts

Tujuan mata pelajaran PJOK untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas jasmani untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif
sepanjang hayat.
b. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan
dan kesejahteraan dengan benar, serta mengembangkan pola hidup sehat.
c. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan gerak (motorik) yang
dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi dan taktik secara
umum.
d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai kepercayaan diri, sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama,
pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan
aktivitas jasmani.
e. Menciptakan suasana yang rekreatif, berisi tantangan, dan ekspresi diri
dalam interaksi sosial.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 13


f. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memiliki pola hidup
aktif serta memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran pribadi
sepanjang hayat.
g. Mengembangkan profil pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global,
bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas jasmani.

5. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.TS


Ruang lingkup materi mata pelajaran PJOK SMP/M.Ts berdasarkan alternatif
materi/kegiatan/aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Elemen Keterampilan Gerak
1) Aktivitas Permainan dan Olahraga Pilihan
a) Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan invasi
(*):
(1) Permainan sepak bola: menendang/mengoper, menghentikan,
menggiring, menyundul, dan melempar bola ke dalam.
(2) Permainan bola basket: melempar/mengoper, menangkap,
menggiring, menembak, rebound, dan pivot.
(3) Permainan bola tangan: melempar/mengoper, menangkap,
menggiring, menembak, rebound, dan pivot.
b) Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan net (*):
(1) Permainan bola voli: passing bawah, passing atas, servis bawah,
servis atas, smash, dan block/bendungan.
(2) Permainan bulu tangkis: memegang raket, posisi berdiri/
stance, gerakan kaki/footwork, servis panjang, servis pendek,
pukulan forehand, pukulan backhand, dan pukulan smes.
(3) Permainan tenis meja: memegang bet, posisi berdiri/ stance,
gerakan kaki/footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan
forehand, pukulan backhand, dan smes.
c) Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai permainan lapangan
(*):
(1) Permainan kasti: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan
lawan.
(2) Permainan rounders: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan
lawan.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 14


(3) Permainan bola bakar: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan
lawan.
(4) Permainan sofbol: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke base, dan mematikan lawan.
d) Mempraktikkan gerak olahraga beladiri (**):
(1) Pencak silat: kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran.
(2) Karate: kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, kihon,
kata, dan komite.
(3) Taekwondo: kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan
sabetan.
e) Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai olahraga atletik (*):
(1) Jalan cepat: start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis
finis.
(2) Lari jarak pendek: start, gerakan lari jarak pendek, dan
memasuki garis finis.
(3) Lompat jauh: awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara,
dan mendarat.
(4) Tolak peluru: memegang peluru, awalan, menolak peluru, dan
gerak lanjutan tolak peluru.
f) Mempraktikkan gerak spesifik dalam berbagai olahraga tradisional
(**):
(1) Permainan sepak takraw: menyepak/menendang,
mengumpan, menyundul, melempar bola, dan smes.
(2) Permainan tradisional anak-anak Indonesia: permainan
egrang, balap karung, mendorong ban, bakiak atau sandal
raksasa, dan lain-lain.
2) Aktivitas Senam
a) Mempraktikkan keseimbangan menggunakan kaki.
b) Mempraktikkan keseimbangan menggunakan lengan.
c) Mempraktikkan keseimbangan menggunakan kepala.
d) Mempraktikkan guling ke depan.
e) Mempraktikkan guling ke belakang.
f) Mempraktikkan guling lenting.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 15


3) Aktivitas Gerak Berirama
a) Mempraktikkan langkah dasar, gerak dan ayunan lengan dan
tangan, pelurusan sendi, dan irama gerak.
b) Mempraktikkan langkah dasar, gerak dan ayunan lengan dan
tangan, pelurusan sendi, dan irama gerak mengarah pada tarian
daerah.
c) Mempraktikkan langkah dasar, gerak dan ayunan lengan dan
tangan, pelurusan sendi, dan irama gerak mengarah pada lompat
tali.
4) Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (Pilihan***)
a) Mempraktikkan gerak spesifik pengenalan air, gerakan meluncur,
gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan mengambil napas, dan
koordinasi gerakan renang gaya dada menempuh jarak 25 meter.
b) Mempraktikkan bentuk-bentuk gerakan penyelamatan dan
keselamatan di air dengan koordinasi yang baik.

b. Elemen Pengetahuan Gerak


1) Aktivitas Permainan dan Olahraga Pilihan
a) Menganalisis gerak spesifik dalam berbagai permainan invasi (*):
(1) Permainan sepak bola: menendang/mengoper, menghenti-kan,
menggiring, menyundul, dan melempar bola ke dalam.
(2) Permainan bola basket: melempar/mengoper, menangkap,
menggiring, menembak, rebound, dan pivot.
(3) Permainan bola tangan: melempar/mengoper, menangkap,
menggiring, menembak, rebound, dan pivot.
b) Menganalisis gerak spesifik dalam berbagai permainan net (*):
(1) Permainan bola voli: passing bawah, passing atas, servis bawah,
servis atas, smash, dan block/bendungan.
(2) Permainan bulu tangkis: memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, servis panjang, servis
pendek, pukulan forehand, pukulan backhand, dan pukulan
smes.
(3) Permainan tenis meja: memegang bet, posisi berdiri/stance,
gerakan kaki/footwork, servis forehand, servis backhand, pukulan
forehand, pukulan backhand, dan smes.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 16


c) Menganalisis gerak spesifik dalam berbagai permainan lapangan
(*):
(1) Permainan kasti: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan
lawan.
(2) Permainan rounders: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan
lawan.
(3) Permainan bola bakar: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke tiang hinggap, dan mematikan
lawan.
(4) Permainan sofbol: melempar/mengoper bola, menangkap,
memukul bola, berlari ke base, dan mematikan lawan.
d) Menganalisis gerak olahraga beladiri (**):
(1) Pencak silat: kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran.
(2) Karate: kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, kihon,
kata, dan komite.
(3) Taekwondo: kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, dan
sabetan.
e) Menganalisis gerak spesifik dalam berbagai olahraga atletik (*):
(1) Jalan cepat: start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis
finis.
(2) Lari jarak pendek: start, gerakan lari jarak pendek, dan
memasuki garis finis.
(3) Lompat jauh: awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara,
dan mendarat.
(4) Tolak peluru: memegang peluru, awalan, menolak peluru, dan
gerak lanjutan tolak peluru.
f) Menganalisis gerak spesifik dalam berbagai olahraga tradisional
(**):
a) Permainan sepak takraw: menyepak/menendang,
mengumpan, menyundul, melempar bola, dan smes.
b) Permainan tradisional anak-anak Indonesia: permainan
egrang, balap karung, mendorong ban, bakiak atau sandal
raksasa, dan lain-lain.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 17


2) Aktivitas Senam
a) Menganalisis keseimbangan menggunakan kaki.
b) Menganalisis keseimbangan menggunakan lengan.
c) Menganalisis keseimbangan menggunakan kepala.
d) Menganalisis guling ke depan.
e) Menganalisis guling ke belakang.
f) Menganalisis guling lenting.
3) Aktivitas Gerak Berirama
a) Menganalisis angkah dasar, gerak dan ayunan lengan dan tangan,
pelurusan sendi, dan irama gerak.
b) Menganalisis angkah dasar, gerak dan ayunan lengan dan tangan,
pelurusan sendi, dan irama gerak mengarah pada tarian daerah.
c) Menganalisis langkah dasar, gerak dan ayunan lengan dan tangan,
pelurusan sendi, dan irama gerak mengarah pada lompat tali.
4) Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (Pilihan) ***)
a) Menganalisis gerak spesifik pengenalan air, gerakan meluncur,
gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan mengambil napas, dan
koordinasi gerakan renang gaya dada menempuh jarak 25 meter.
b) Menganalisis bentuk-bentuk gerakan penyelamatan dan
keselamatan di air dengan koordinasi yang baik.
c. Elemen Pengetahuan Gerak
1) Aktivitas jasmani dan aktivitas kebugaran untuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan:
a) Mempraktikkan dan menganalisis aktivitas jasmani untuk
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan: Jalan santai, jogging,
bersepeda, senam aerobik, dll.
b) Latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan (daya
tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan).
c) Pengukuran kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan dan
hasilnya, serta mempromosikannya melalui media yang sesuai.
2) Memahami dan mampu menerapkan pola perilaku hidup sehat
a) Pertumbuhan, perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan fisik sekunder, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan mental.
b) Pola makan sehat, bergizi dan seimbang serta pengaruhnya
terhadap kesehatan.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 18


d. Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-Nilai Gerak
1) Dimensi Mandiri
a) Elemen pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
(1) Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang
dihadapi.
(2) Mengembangkan refleksi diri.
b) Elemen regulasi diri
(1) Regulasi emosi.
(2) Penetapan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri.
(3) Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri.
(4) Mengembangkan disiplin diri.
(5) Percaya diri, resilien, dan adaptif.
2) Dimensi gotong royong
a) Elemen kolaborasi
(1) Kerja sama.
(2) Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama.
(3) Saling ketergantungan positif.
(4) Koordinasi sosial.
b) Elemen kepedulian
(1) Tanggap terhadap lingkungan sosial.
(2) Persepsi sosial.
c) Elemen berbagi
d) Elemen berbagi
(1) Memberi dan menerima segala hal yang penting bagi
kehidupan pribadi dan bersama.
(2) Berbagi sesuatu hal yang abstrak: waktu, tempat/area gerak,
memberi kesempatan orang lain berbicara/merespon.
(3) Berbagi alat, makanan, mainan, dan lain sebagainya.

6. Mata Pelajaran PJOK di SMP/M.Ts Kelas VII


Penerapan standar dan isi Capaian Pembelajaran jenjang SMP/M.Ts, dengan
elemen dan sub elemen Capaian Pembelajaran dapat dipadukan dengan muatan
lokal sesuai karakteristik daerah masing-masing dimana sekolah tersebut berada.
Guru PJOK dapat memilah, memilih, dan menetapkan materi ajar dan
strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
Ketersediaan alokasi waktu untuk mata pelajaran PJOK di SMP/M.Ts tiga jam
pelajaran setiap minggu dapat digunakan secara fleksibel oleh guru dengan
mempertimbangkan kecukupan dan ketercakupan, serta keluasan dan kedalaman
kompetensi yang ingin dicapai. Alokasi waktu pembelajaran di SMP/M.Ts

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 19


merupakan jumlah minimal yang dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan
jam mata pelajaran lain melalui kesepakatan sekolah.
Materi-materi ajar PJOK di SMP/M.Ts dijabarkan dari elemen dan sub
elemen capaian pembelajaran secara umum yang kemudian dirinci ke dalam fase
dan kelas. Fase di SMP/M.Ts merupakan fase D (umumnya kelas VII, VIII, dan
IX). Sebagaimana pada fase sebelumnya fase D ini juga terdiri dari elemen
keterampilan gerak dan elemen pengetahuan gerak yang meliputi: permainan
sederhana (lead up games) yang mengarah pada penguasaan keterampilan
permainan (sederhana, invasi, net, dan lapangan) dan keterampilan olahraga
(beladiri, atletik, dan tradisional).
Sekolah dapat memilih satu atau beberapa jenis permainan sesuai dengan
kondisi sarana dan prasarana yang tersedia dan kemampuan guru dalam
membelajarkan setiap elemen dan sub elemen, tidak terkecuali dengan sub
elemen aktivitas air. Pada sub elemen tertentu, guru wajib membelajarkan peserta
didik (aktivitas atletik, senam, gerak berirama, dan pengembangan pola hidup
sehat), karena dianggap tidak memerlukan sarana dan prasarana khusus atau
dengan mudah untuk dimodifikasi dan setiap sekolah diharapkan mampu
memenuhinya.
Apabila satuan pendidikan menetapkan pelaksanaan pembelajaran PJOK
dilaksanakan setiap minggu, maka pada SMP/M.Ts mata pelajaran PJOK
diberikan alokasi waktu tiga jam pembelajaran (@ 40 menit) per minggu. Tiga jam
pembelajaran per minggu tersebut dapat diatur sebagai berikut:
a. Total jam pelajaran PJOK dalam satu tahun adalah 108 JP. Jam pelajaran
tersebut terbagi menjadi dua kegiatan pembelajaran, yaitu: dalam bentuk
pembelajaran intrakurikuler sebanyak 72 JP (75%) dan pembelajaran
kokurikuler sebanyak 36 JP (25%) dari total jam pembelajaran PJOK.
b. Melakukan kegiatan belajar mengajar intrakurikuler sebanyak dua jam
pelajaran per minggu atau per pertemuan dengan alokasi waktunya adalah
80 menit.
c. Melakukan kegiatan belajar mengajar kokurikuler sebanyak satu jam
pelajaran per tahun dalam bentuk proyek Profil Pelajar Pancasila.

B. Capaian Pembelajaran ( CP )
1. Capaian Pembelajaran Umum Mata Pelajaran PJOK
Capaian pembelajaran PJOK adalah menyiapkan individu yang terliterasi secara
jasmani, yang memiliki motivasi, kepercayaan diri, pengetahuan, pemahaman,
dan kompetensi jasmani agar dapat menghargai serta mengambil tanggung jawab
untuk terlibat dalam aktivitas jasmani secara reguler.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 20


Individu yang terliterasi secara jasmani tersebut meliputi: 1) memiliki
kemampuan keterampilan berupa pola-pola gerak dasar (fundamental movement
patterns) dan berbagai keterampilan gerak (motor skills) yang baik; 2) menerapkan
pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan strategi) terkait gerak,
kinerja, dan budaya hidup aktif; 3) menunjukkan pengetahuan dan keterampilan
aktivitas jasmani dan kebugaran untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; 4) menunjukkan perilaku tanggung jawab secara personal dan sosial
yang menghargai diri-sendiri dan orang lain; serta 5) mengakui nilai-nilai
aktivitas jasmani untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan
interaksi sosial.
Pada akhir Capaian Pembelajaran jenjang SMP/M.Ts (Fase D), peserta didik
dapat menunjukkan kemampuan berbagai keterampilan variasi dan kombinasi
gerak aktivitas jasmani dan olahraga sebagai hasil evaluasi pengetahuan yang
benar, melakukan latihan aktivitas jasmani dan kebugaran untuk kesehatan
sesuai dengan prinsip latihan, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal
dan sosial serta memonitornya secara mandiri, selain itu juga dapat menganalisis
nilai-nilai aktivitas jasmani.

2. Capaian Pembelajaran Per Fase


Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan
pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan
diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah
menyelesaikan suatu periode belajar. Capaian pembelajaran memuat rasional,
tujuan, karakteristik mata pelajaran, dan urutan pencapaian setiap fase pada
setiap pembelajaran.

Fase D (Umumnya Kelas VII, VIII dan IX)

Pada akhir fase D, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam


memvariasi dan mengombinasikan berbagai aktivitas keterampilan gerak dan
fungsional sebagai hasil analisis pengetahuan yang benar, melakukan latihan
aktivitas jasmani untuk menjaga kebugaran dan kesehatan sesuai dengan prinsip
latihan, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial, serta
memonitornya secara mandiri, selain itu juga dapat menganalisis nilai-nilai pada
aktivitas jasmani.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 21


Tabel 1.3
Fase D (Umumnya Kelas VII) Mata Pelajaran PJOK

Elemen Keterampilan Gerak


Pada akhir fase ini peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
mempraktikkan hasil analisis keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional).
Elemen Pengetahuan Gerak
Pada akhir fase ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur
dalam melakukan berbagai keterampilan gerak spesifik berupa permainan dan
olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional).
Elemen Pemanfaatan Gerak
Pada akhir fase ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan prosedur
serta mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan
(physicsl fittness related health) dan kebugaran jasmani terkait keterampilan (physicsl
fittness related skills), berdasarkan prinsip latihan (Frequency, Intensity, Time,
Type/FITT) untuk mendapatkan kebugaran dengan status baik. Peserta didik juga
dapat menunjukkan kemampuan dalam mengembangkan pola perilaku hidup sehat
berupa melakukan pencegahan bahaya pergaulan bebas dan memahami peran
aktivitas jasmani terhadap pencegahan penyakit tidak menular disebabkan
kurangnya aktivitas jasmani.
Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-Nilai Gerak
Pada akhir fase ini peserta didik proaktif melakukan dan mengajak untuk
memelihara dan memonitor peningkatan derajat kebugaran jasmani dan
kemampuan aktivitas jasmani lainnya, serta menunjukkan keterampilan bekerja sama
dengan merujuk peraturan dan pedoman untuk menyelesaikan perbedaan dan
konflik antar individu. Peserta didik juga dapat mempertahankan adanya interaksi
sosial yang baik dalam aktivitas jasmani.

3. Alur Pembelajaran Per Tahun (Capaian dan Konten)


Pada pembelajaran paradigma baru, komponen yang ditetapkan oleh pemerintah
adalah kerangka dasar kurikulum yang terdiri dari profil pelajar pancasila,
struktur kurikulum, capaian pembelajaran dan prinsip pembelajaran dan
asessmen. Untuk melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu perlu
menetapkan alur tujuan pembelajaran yang akan diacu, alur tujuan pembelajaran
adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis menurut urutan
pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 22


Alur pembelajaran disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam menetapkan alur tujuan
pembelajaran guru dapat memilih alur tujuan pembelajaran pada buku ini dan
atau memilih alur tujuan pembelajaran yang tersedia pada platform digital atau
guru dapat menjabarkan alur tujuan pembelajarannya sendiri menyesuaikan
dengan karakteristik satuan pendidikan.
Penjabaran alur tujuan pembelajaran dalam buku ini didasarkan pada
konsep individu yang terliterasi secara jasmani tersebut meliputi: 1) memiliki
kemampuan keterampilan berupa pola-pola gerak dasar (fundamental movement
patterns) dan berbagai keterampilan gerak (motor skills) yang baik; 2) menerapkan
pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, taktik, dan strategi) terkait gerak,
kinerja, dan budaya hidup aktif; 3) menunjukkan pengetahuan dan keterampilan
aktivitas jasmani dan kebugaran untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan; 4) menunjukkan perilaku tanggung jawab secara personal dan sosial
yang menghargai diri-sendiri dan orang lain; serta 5) mengakui nilai-nilai
aktivitas jasmani untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi diri, dan
interaksi sosial.
Di dalam dokumen capaian pembelajaran dijelaskan Capaian pembelajaran
PJOK ada fase D yaitu, pada akhir fase D ( Umumnya Kelas VII, VIII, dan IX),
peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berbagai variasi aktivitas jasmani
dan olahraga sebagai hasil analisis pengetahuan yang benar, melakukan latihan
aktivitas jasmani dan kebugaran untuk kesehatan sesuai dengan prinsip latihan,
menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial serta memonitornya
secara mandiri, selain itu juga dapat menganalisis nilai-nilai aktivitas jasmani.

4. Keterkaitan antara Tujuan Pembelajaran dengan Capaian Pembelajaran sesuai


Fase
Alur pembelajaran adalah rangkaian pembelajaran yang disusun secara logis
menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur
pembelajaran disusun secara linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dari hari ke hari, dan kemudian dirinci lebih operasional ke
dalam bentuk-bentuk tujuan pembelajaran.
Penulisan tujuan pembelajaran yang utuh harus mengacu pada prinsip-
prinsip perumusan. Beberapa prinsip perumusan tujuan pembelajaran dianjurkan
oleh para pakar Pendidikan, namun di dalam buku ini tujuan pembelajaran
dirumuskan mengacu pada prinsip tujuan pembelajaran harus mengandung
unsur-unsur yang disebut sebagai ABCD.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 23


a. A : Audience artinya siapa yang menjadi sasaran dari pembelajaran kita.
Audience bisa siapa saja peserta pembelajaran, misalnya peserta pelatihan,
santri, peserta didik. Dalam hal ini, audience kita adalah peserta didik.
b. B : Behaviour adalah perilaku apa yang kita harapkan dapat ditunjukkan oleh
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Perilaku ini dirumuskan
dengan kata kerja yang kita tuliskan setelah frase pendahuluan (peserta
didik dapat …). Perilaku menggambar-kan ranah dari pembelajaran. Oleh
sebab itu posisinya penting dalam perumusan tujuan pembelajaran. Contoh:
menendang bola (psikomotor), memahami peraturan pertandingan
permainan bola basket (kognitif), menunjukkan dukungan (afektif).
c. C : Condition merupakan kondisi dimana perilaku (behaviour) tersebut
ditunjukkan oleh peserta didik dan sengaja diciptakan oleh guru sebagai
sebuah proses pembelajaran. Misalnya, secara berpasangan dengan
temannya, dalam permainan 3 on 3, menghindari rintangan kayu, atau kerja
kelompok.
d. D : Degree adalah kriteria atau tingkat penampilan seperti apa yang kita
harapkan dari peserta didik. Contohnya: 90% akurat, sebanyak 3 kali, 8 kali
berhasil dari 10 kesempatan melakukan.

Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan capaian pembelajaran sesuai


fase capaian pembelajaran, dapat digambarkan bahwa capaian pembelajaran
merupakan gambaran dari hasil yang dituju setelah peserta didik melakukan
pembelajaran dan kemudian disebut sebagai perilaku/behaviour.
Tujuan pembelajaran merupakan rincian lebih lanjut dimana perilaku atau
hasil belajar dapat dicapai melalui proses pembelajaran yang kondisinya
diciptakan oleh guru serta gambaran derajat keberhasilannya terdeskripsikan
secara jelas. Tujuan pembelajaran memuat uraian yang lebih spesifik, dapat
diukur dengan mudah, memungkinkan untuk dicapai oleh peserta didik, relevan
dengan capaian pembelajaran yang dituju dengan ditandai oleh indikator
keberhasilan.

C. Strategi Umum Pembelajaran dalam Mencapai Capaian Pembelajaran


1. Strategi Pembelajaran PJOK
Marilyn M. Buck dan kawan-kawan (2007:15) menerjemahkan pendidikan
jasmani sebagai kajian, praktik, dan apresiasi atas seni dan ilmu gerak manusia
(human movement). Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan
umum. Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri dasar eksistensi
manusia sebagai mahluk hidup.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 24


Hakikat tujuan PJOK diberikan di sekolah adalah untuk membentuk “insan
yang terdidik secara jasmaniah (physically-educated person)”. National Association for
Sport and Physical Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W.
Metzler (2005:14) menggambarkan bahwa sosok “insan yang terdidik secara
jasmaniah” ini memiliki ciri sebagai berikut:
a. Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik dan pola gerak yang
diperlukan untuk menampilkan berbagai aktivitas fisik;
b. Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak, prinsip-prinsip,
strategi, dan taktik sebagaimana yang mereka terapkan dalam pembelajaran
dan kinerja berbagai aktivitas fisik;
c. Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik;
d. Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan derajat kebugaran,
e. Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa respek terhadap
diri sendiri dan orang lain dalam suasana aktivitas fisik,
f. Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan, tantangan, ekspresi
diri, dan atau interaksi sosial.

Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas, mata


pelajaran PJOK tentu perlu disesuaikan dengan dasar paradigma perubahan
kurikulum yang menekankan pada penyempurnaan strategi pembelajaran,
sebagai berikut:
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif antara guru, peserta didik, masyarakat,
lingkungan alam, dan sumber/media lainnya).
c. Pola pembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
d. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
peserta didik aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains);
e. Pola pembelajaran sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 25


g. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
h. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif dan kritis.

Strategi pembelajaran dalam PJOK antara lain sebagai berikut:


a. Pengajaran Interaktif (Interactive Teaching)
Pengajaran interaktif mempunyai makna guru memberitahukan,
menunjukkan, atau mengarahkan sekelompok anak tentang apa yang harus
dilakukan; lalu siswa melakukannya; dan guru mengevaluasi seberapa baik
hal itu dilakukan dan mengembangkan isi pelajaran lebih jauh, guru
mengontrol proses pengajaran. Biasanya seluruh kelas bekerja pada tugas
yang sama atau dalam kerangka tugas yang sama. Bandingkan strategi ini
dengan gaya komando; keduanya memiliki perangkat ciri yang sama.
b. Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching)
Pengajaran berpangkalan menata lingkungan sehingga dua atau lebih tugas
bisa berlangsung dalam ruangan secara bersamaan. Biasanya, setiap tugas
harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda dengan tugas lainnya,
sehingga setiap tugas memiliki pangkalannya masing-masing. Siswa
berputar dari satu pangkalan ke pangkalan lain. Kadang-kadang, pengajaran
berpangkalan ini disebut juga pengajaran tugas. Strategi ini dalam tataran
gaya mengajar, serupa dengan gaya latihan (practice style).
c. Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching)
Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran yang mengalihkan
tanggung jawab guru dalam fungsi pengajarannya kepada siswa. Strategi ini
biasanya digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi berharga untuk
dieksplorasi secara terpisah. Strategi ini tidak jauh berbeda dengan gaya
berbalasan (reciprocal style), dalam hal siswa sendiri memberikan pengarahan
kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam pengajaran sesama teman, siswa yang
bertindak sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan satu siswa,
tetapi bisa dengan sekelompok siswa.
d. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa diberi tugas
pembelajaran atau proyek untuk diselesaikan oleh kelompoknya. Siswa
dikelompokkan secara heterogen menurut faktor yang berbeda seperti
kemampuan atau kebutuhan sosialnya. Keberhasilan kelompok dalam
pembelajaran dinilai sesuai dengan seberapa baik mereka mampu

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 26


menyelesaikan tugasnya, di samping dari cara mereka bekerja sama dengan
yang lain.
e. Strategi Pembelajaran Sendiri (Self-instructional Strategies)
Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan oleh
siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai informasi.
Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri sepenuhnya pada materi
tertulis, media, dan prosedur evaluasi yang ditetapkan sebelumnya. Strategi
ini dapat dipakai untuk memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya,
fungsi pengajaran.
f. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)
Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang untuk
melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui penyajian
tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah, penemuan
terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan fungsi kognitif anak, seperti
pembelajaran penemuan (inquiry learning). Semua model ini menggambarkan
pendekatan yang melibatkan siswa dalam merumuskan respons sendiri
tanpa meniru apa yang sudah diperlihatkan guru sebelumnya.
Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons
kognitifnya. Ketika guru mengetengahkan masalah yang memerlukan
jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu biasanya disebut
convergent problem solving. Ketika masalah tersebut bersifat terbuka dan tidak
memerlukan satu jawaban terbaik, maka pemecahan masalah tersebut
disebut divergent problem solving.
g. Pengajaran Beregu (Team Teaching)
Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan lebih dari
satu orang guru yang bertanggung jawab untuk menyajikan pelajaran
kepada sekelompok siswa. Ketika pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-
educational (melibatkan siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat
bahwa team teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra
maupun putri yang terkelompokan secara heterogen dengan mendapat guru
pria dan wanita di saat bersamaan.

2. Asumsi-asumsi
a. Penggunaan buku panduan guru
Untuk memahami dan mampu melaksanak an seluruh isi dalam Buku Panduan
Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII ini, Guru PJOK diharapkan membaca secara
seksama, serta menggali lebih dalam informasi yang diberikan melalui eksplorasi
sumber-sumber lain, melakukan diskusi, serta upaya lain yang relevan. Pada tahap

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 27


penguasaan keterampilan diharapkan Guru PJOK mencoba berbagai keterampilan
yang disajikan secara bertahap sesuai dengan langkah dan prosedur yang dituliskan
dalam Buku Panduan Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII ini. Cobalah berkali-kali
dan kemudian Guru PJOK bandingkan keterampilan yang Guru PJOK kuasai
dengan kriteria yang ada dalam setiap pembahasan.
Selain itu Guru PJOK juga diminta untuk mengimplementasikan materi yang
terdapat dalam Buku Panduan Guru PJOK ini dalam proses pembelajaran.
Pengimplementasian tersebut didasarkan pada informasi yang ada pada Buku
Panduan Guru PJOK ini sebelumnya, dan kemudian diperkaya dengan berbagai
informasi yang Guru PJOK dapat dari sumber-sumber lain.
b. Kondisi peserta didik dan kelas
Guru perlu mengelompokkan peserta didik agar pembelajaran berlangsung
secara efektif. Dengan pengelompokkan yang tepat peserta didik memiliki
peluang melakukan aktivitas lebih banyak, bermain dengan jenjang kemampuan
dan keterampilan yang seimbang.
c. Rata-rata jumlah peserta didik dalam kelas
Jumlah peserta didik 36 orang dalam satu kelas membutuhkan seorang guru yang
berfungsi sebagai manajer dan motivator bagi peserta didik. Sebagai seorang
manajer guru diharapkan mampu melakukan tugas manajemennya dengan
mengatur peserta didik dalam pembelajaran agar memperoleh kesempatan yang
sama.
Kesempatan tersebut baik dalam pemanfaatan alat, kesempatan bergerak
dan waktu istirahat, serta memotivasi individu maupun kelompok serta perilaku
untuk mengkreasikan lingkungan pembelajaran yang aman, meningkatkan
interaksi sosial, komitmen pembelajaran yang tinggi, dan membangun motivasi
diri peserta didik untuk belajar.
d. Sarana dan prasarana
Guru perlu merencanakan penjagaan dan pemanfaatan peralatan dan ruang
secara efisien. Peralatan yang akan digunakan dalam pembelajaran harus
dipersiapkan dengan baik. Selain hal di atas, peserta didik perlu dibiasakan untuk
ikut bertanggung jawab terhadap peralatan yang dipergunakan dalam
pembelajaran.
Pembelajaran PJOK memerlukan sarana dan prasana untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Sehingga tercapai tujuan pembelajaran PJOK secara aman, efektif
dan efisien. Penyediaan sumber daya fisik yang memadai termasuk fasilitas,
peralatan dan pemeliharaan dapat membantu dalam mempengaruhi sikap dan
menunjang keberhasilan program.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 28


Dalam pembelajaran PJOK, fasilitas yang harus tersedia bagi peserta didik
yang terlibat dalam aktivitas otot besar yang melibatkan memanjat, melompat,
menendang, melempar, dan menangkap.
Secara ideal, aktivitas pembelajaran menggunakan sarana dan prasarana
yang sesuai. Akan tetapi, jika sekolah tidak memiliki dan menyediakan sarana
dan prasarana, kreativitas guru sangat diperlukan, untuk membuat modifikasi
media pembelajaran PJOK. Demikian juga guru dapat menyesuaikan aktivitas
yang dipilih, sesuai dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dan tetap
melakukan pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan.

D. Fitur-Fitur Buku Panduan


Buku Guru PJOK SMP/M.TS Kelas VII ini dilengkapi dengan fitur-fitur seperti
terlihat pada tabel 1.6 berikut ini.

Tabel 1.4
Fitur-Fitur yang Terdapat dalam Buku Guru
PJOK SMP/M.Ts Kelas VII

Bagian Nama Fitur Deskripsi


Pendahuluan Tujuan Buku Panduan Rumusan berupa tujuan disusunnya buku
Guru panduan pembelajaran ini, yaitu sebagai
contoh dalam membelajarkan peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Profil Pelajar Pancasila Penjelasan mengenai konsep profil pelajar
pancasila dan bagaimana mata pelajaran
PJOK mendukung pencapaian profil pelajar
pancasila.
Karakteristik Mata Uraian mengenai pengertian dan kekhasan
Pelajaran PJOK mata pelajaran PJOK yang dilaksanakan di
SMP/M.Ts SMP/M.Ts.
Mata Pelajaran PJOK Uraian mengenai alur tujuan pembelajaran
di Kelas VII serta lingkup mata pelajaran PJOK di
SMP/M.Ts kelas VII yang dijabarkan oleh
penulis.
Capaian Capaian Pembelajaran Rumusan capaian pembelajaran umum
Pembelajaran Umum Mata Pelajaran mata pelajaran PJOK.
PJOK

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 29


Capaian Pembelajaran Rumusan capaian pembelajaran mata
Per Fase pelajaran PJOK SMP/M.Ts yaitu fase D
yang mewakili kelas VII.
Alur Pembelajaran Per Rumusan alur tujuan pembelajaran mata
Tahun (Capaian dan pelajaran PJOK SMP/M.Ts yaitu fase D
Konten) yang mewakili kelas VII.
Keterkaitan Tujuan Uraian yang menunjukkan keterkaitan
Pembelajaran dengan antara tujuan pembelajaran sebagai proses
Capaian Pembelajaran dalam upaya mendapatkan capaian
Sesuai Fase pembelajaran pelajar sesuai fase D dan
kelas VII.
Strategi Pembelajaran Uraian yang menunjukkan strategi yang
PJOK biasa digunakan dan sesuai dengan
karakteristik pembelajaran PJOK.
Asumsi-asumsi Uraian yang menjelaskan pandangan
penulis terhadap berbagai kemungkinan
kegunaan buku dipandang dari sisi
pengguna serta kemungkinan alternatif
yang disediakan.
Unit Tujuan Pembelajaran Merupakan rumusan kompetensi atau hasil
Pembelajaran yang akan dicapai atau dikuasai pelajar.
Deskripsi Materi Merupakan uraian singkat materi yang
akan dipelajari oleh pelajar dalam satu
pembelajaran.
Apersepsi Uraian yang menyatakan skenario yang
akan dilakukan oleh guru dalam
mengaitkan materi yang akan dipelajari
oleh peserta didik dan kegunaannya dalam
kehidupan nyata.
Prosedur Kegaitan Merupakan tahapan-tahapan yang akan
Pembelajaran dilakukan oleh guru pembelajaran sesuai
dan didasarkan pada model/pendekatan/
strategi/metode/gaya/ teknik yang akan
digunakan.
Refleksi Guru Uraian yang menggambarkan upaya guru
untuk mendapakan umpan balik secara
mandiri dalam meningkatkan kualitas pem-
belajarannya, baik proses maupun hasil.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 30


Asesmen Rumusan teknik asesmen yang akan
dilakukan oleh guru untuk mendapatkan
data proses dan hasil belajar peserta didik.
Remedial Merupakan upaya yang akan dilakukan
oleh guru dalam memberikan penguatan
atau perlakuan kepada pelajar yang
memperlihatkan penguasaan kompetensi
kurang dari kompetensi yang sedang
diajarkan.
Pengayaan Merupakan upaya yang akan dilakukan
oleh guru dalam memberikan pengalaman
lebih kepada pelajar yang memperlihatkan
penguasan kompetensi diatas kompetensi
yang sedang diajarkan.
Lembar Kegiatan Lembaran yang berisi aktivitas
Siswa pembelajaran yang harus dilakukan siswa
untuk mendapatkan kompetensinya.
Bahan Bacaan Siswa Merupakan bahan bacaan yang disediakan
untuk siswa untuk memperkuat
pemahaman dan penguasaan kompetensi.
Bahan Bacaan Guru Bahan bacaan yang disediakan untuk guru
dalam menunjang kompetensi
penyelenggaraan pembelajaraan.

Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 31


Panduan Umum Buku Guru PJOK SMP/M.Ts Kelas VII 32
Penerbit Yudhistira Jakarta
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

UNIT-UNIT PEMBELAJARAN

Pada bagian 2 ini merupakan Unit-unit Pembelajaran PJOK SMP/M.Ts Kelas


VII yang berisi tentang pembahasan unit-unit pembelajaran per unit
pembelajaran. Guru diharapkan juga dapat mengelola pembelajaran dan
memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi dan mempraktikkan
gerakan-gerakan dalam olahraga yang disampaikan dalam buku panduan
guru PJOK ini. Materi inti dalam unit-unit pembelajaran pada bagian 2 ini
antara lain sebagai berikut:
A. Pembelajaran 1: Keterampilan dan Pengetahuan Gerak, Pengembangan
Karakter, dan Internalisasi Nilai-Nilai Gerak
1. Unit 1 : Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi melalui
Permainan Bola Basket dan Permainan Sepak Bola.
2. Unit 2 : Aktivitas Pembelajaran Permainan Net melalui Permainan
Bola Voli dan Permainan Bulu Tangkis.
3. Unit 3 : Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan melalui
Permainan Kasti.
4. Unit 4 : Aktivitas Pembelajaran Beladiri Pencak Silat.
5. Unit 5 : Aktivitas Pembelajaran Atletik melalui melalui Jalan
Cepat, Lari Jarak Pendek, Lompat Jauh, dan Tolak Peluru.
6. Unit 6 : Aktivitas Pembelajaran Gerak Dominan Senam.
7. Unit 7 : Aktivitas Pembelajaran Aktivitas Gerak Berirama.
8. Unit 8 : Aktivitas Pembelajaran Renang Gaya Dada.

B. Pembelajaran 2: Pemanfaatan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak
9. Unit 9 : Aktivitas Kebugaran Jasmani yang Berkaitan dengan
Kesehatan.
10. Unit 10 : Bahaya Pergaulan Bebas Remaja.
Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Permainan Invasi Melalui (Permainan Bola Basket
dan Sepak Bola)
(Pilih Salah Satu Materi atau Lebih Sesuai dengan Kondisi Sekolah)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Permainan Invasi
Sub Pokok Bahasan : Keterampilam Gerak Permainan Bola Basket
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 6 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan
menembak bola permainan bola basket sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan
meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi,
kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 1 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik mengoper, menangkap,
menggiring, dan menembak bola permainan bola basket. Kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 35


yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas
pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan menembak
bola permainan bola basket, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan bermain bola basket dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong
royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan menembak bola permainan bola
basket dapat dilakukan dengan memodifikasi bola. Bola yang digunakan tidak
harus bola standar bermain bola basket. Bola alternatif yang dapat digunakan
seperti: bola sepak, bola voli, atau bola lain yang dapat memantul.
Idealnya adalah menggunakan bola basket yang standar agar peserta didik
lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru meliputi:
asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan dengan
melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik mengoper/melempar, menangkap, menggiring,
menembak, dan pivot permainan bola basket yang prinsip gerakannya berpusat
pada gerakan mengoper/melempar, menangkap, menggiring, menembak, dan
pivot permainan bola basket.
Tujuan dari pembelajaran gerakan mengoper/melempar, menangkap,
menggiring, menembak, dan pivot permainan bola basket adalah untuk
meningkatkan kemampuan gerak spesifikmengoper/melempar, menangkap,
menggiring, menembak, dan pivot permainan bola basket.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik permainan bola basket akan membantu peserta didik untuk melakukan
permainan bola basket dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian
aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 36


Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan
menembak bola permainan bola basket?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak
spesifik permainan invasi melalui permainan bola basket, diantaranya:
1) Gerak melempar bola basket dari (depan dada, atas kepala, samping, dan
memantul ke lantai).
2) Gerak menangkap bola basket dari (depan dada, atas kepala, samping, dan
bergulir di tanah).
3) Gerak menggiring bola basket (sambil berjalan, sambil berlari, maju-mundur,
zig-zag, dan melewati rintangan).

b. Materi Pembelajaran Remedial


Materi pembelajaran untuk remedial sama dengan materi reguler. Akan tetapi
penekanan materinya hanya pada materi yang belum dikuasai (berdasarkan
identifikasi) yang akan dipelajari peserta didik kembali. Materi dapat
dimodifikasi dengan menambah jarak, pengulangan, intensitas, dan kesempatan/
frekuensi melakukan bagi peserta didik. Setelah dilakukan identifikasi kelemahan
peserta didik, guru dapat mengubah strategi dengan memasangkan peserta didik
dan belajar dalam kelompok agar bisa saling membantu, serta berbagai strategi
lain sesuai kebutuhan peserta didik.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Materi pembelajaran untuk pengayaan lebih tinggi dari materi regular. Materi
dapat dikembangkan dengan meningkatkan kompleksitas materi, mengubah
lingkungan permainan, dan mengubah jumlah pemain di dalam permainan yang
dimodifikasi.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 37


1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Bola basket atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
c) Lapangan permainan bola basket atau lapangan sejenisnya (lapangan bola
voli atau halaman sekolah) yang aman.
d) Rintangan (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah bambu).
e) Peluit dan stopwatch.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk beristirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan bermain bola
basket.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan
menembak bola permainan bola basket.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas gerak spesifik
permainan bola basket, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 38


karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan: menganalisis
aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring,
dan menembak bola permainan bola basket menggunakan tes tertulis, dan
kompetensi terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan
menembak bola permainan bola basket, serta bermain bola basket dalam
bentuk yang sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan antara lain:
(1) Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok besar (peserta didik
putera dan puteri dibagi sama banyak). Kalau jumlah peserta didik 32
orang, maka satu kelompok terdiri dari 8 peserta didik.
(2) Cara bermain: (1) Bola dioperkan secara beranting dari belakang ke
depan melalui samping kiri/kanan, (2) Bola dioperkan secara beranting
dari belakang ke depan melalui atas kepala, (3) Bola dioperkan secara
beranting dari belakang ke depan melalui bawah/selangkangan. Apabila
bola tersebut terjatuh atau kelompok yang paling terakhir
menyelesaikan operan, dinyatakan sebagai kelompok yang kalah dan
diberi hukuman berjoget atau bernyanyi.
(3) Berdasarkan pengamatan guru pada game, dipilih sejumlah peserta
didik yang dianggap cukup mampu untuk menjadi tutor bagi temannya
dalam aktivitas berikutnya..
(4) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga
diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti:
berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan mengoper-operkan bola secara beranting, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap,
menggiring, dan menembak bola permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 39


Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan menembak
bola permainan bola basket.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik mengoper, menangkap, menggiring, dan menembak bola permainan bola
basket. Kemudian peserta didik mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika
menemukan kesulitan, peserta didik minta bantuan guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper, menangkap,
menggiring, dan menembak bola permainan bola basket adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik melempar/mengoper bola permainan bola basket
Mengoper/melempar bola adalah salah satu usaha dari seorang pemain untuk
membagi atau memberi bola kepada temannya agar dapat memasukkan bola ke
keranjang lawan. Mengoper/melempar bola dapat dilakukan dengan dua tangan
dan satu tangan yang sering dilakukan dalam suatu pertandingan bola basket.
Mengoper/melempar ini berguna untuk operan jarak pendek, sedang, dan jarak
jauh.
Untuk dapat melempar atau mengoperkan bola, harus dikuasai terlebih
dahulu cara memegang dan menangkap bola basket. Meski tampaknya sesuatu
yang sederhana dan sering disepelekan tetapi memegang bola basket tidak
sembarangan. Ada gerak spesifikyang harus dilakukan agar bola tersebut benar-
benar berada dalam kontrol tangan dan tidak terlepas.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar/mengoper
bola permainan bola basket antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran memegang bola dengan dua tangan


Memegang bola dalam permainan bola basket merupakan dimana sikap tangan
membentuk mangkuk besar. Bola berada diantara kedua telapak tangan. Telapak
tangan melekat di samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat
pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang
menghadap ke arah tengah depan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 40


Memegang bola dapat dilakukan dengan cara: bola dipegang dengan kedua
tangan, dimana jari-jari tangan direnggangkan. Letakkan kedua ibu jari hampir
berdekatan berjarak lebih kurang satu telapak tangan.
Cara melakukannya:
(a) Bola terselip di antara kedua telapak tangan.
(b) Kedua telapak tangan melekat pada bagian samping bola sedikit ke
belakang.
(c) Jari-jari tercerai lentuk, kedua ibu jari terletak dekat dengan badan di
belakang bola dan menghadap ke arah tengah depan.
(d) Pada waktu menerima atau akan mengoper bola, sikap kaki kuda-kuda
dengan jarak antara kedua kaki satu telapak kaki ke depan dan satu telapak
kaki ke samping.
(e) Badan sedikit condong ke depan dengan titik berat badan jatuh di antara
kedua kaki dan lutut sedikit ditekuk.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Cara memegang bola basket Sikap siap mengoperkan bola basket

Gambar 1.3 Aktivitas gerak spesifik memegang bola permainan bola basket

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper/melempar bola basket


Mengoper/melempar bola basket adalah salah satu usaha dari seorang pemain
untuk membagi atau memberi bola kepada temannya agar dapat memasukkan
bola ke keranjang lawan. Aktivitas pembelajaran melempar/mengoperkan bola
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola dengan dua tangan
dari depan dada (chest pass) permainan bola basket
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 41


• Sikap kaki berdiri seenaknya (wajar) dengan otot sedikit ditekuk dan
badan sedikit condong ke depan, pandangan ke arah lemparan. Kaki
boleh sejajar atau salah satu kaki di depan.
• Bola dipegang dengan kedua telapak tangan dan jari-jari terbuka
menutupi bagian samping dan belakang dari bola. Ibu jari hampir
mendekat, semua telapak tangan dan jari menyentuh bola.
• Tekuk kedua siku dengan mendekati badan, dan aturlah bola setinggi
dada.
• Operan dimulai dengan melangkahkan satu kaki ke depan ke arah
sasaran (penerima). Bersamaan dengan itu, langkahkan kaki, kedua
lengan menolak lurus ke depan disertai dengan lekukan pergelangan
tangan dan diakhiri dengan jentikan jari-jari.
• Operan diarahkan setinggi dada (penerima) secara mendatar dan bola
sedikit berputar.
• Bersamaan dengan irama gerak pelepasan bola, berat badan
dipindahkan ke depan, langkahkan kaki belakang setelah bola lepas
dari tangan (sebagai gerak lanjutan/follow throught).
• Jarak lemparan 5 sampai 7 meter.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Gambar 1.4 Aktivitas gerak spesifik mengoperkan bola


dengan dua tangan dari depan dada (chest pass)

(b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola pantulan


permainan bola basket
Cara melakukannya:
• Sikap permulaan dilakukan seperti pada posisi operan dengan dua
tangan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 42


• Bola dilepaskan dengan tolakan dua tangan menyerong ke bawah dari
letak badan kawan.
• Bola dilepaskan setinggi pinggang dan harus diarahkan pada suatu
tempat (titik) kira-kira 1 meter di depan penerima (disesuaikan dengan
jarak dan kekuatan lemparan). Arah bola agar dapat diterima pada
daerah antara lutut dan perut.
• Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran pantulan bola berada di
samping kanan/kiri kaki lawan.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan
menghitung berapa banyak
bola yang dilempar.

Gambar 1.5 Aktivitas gerak spesifik mengoperkan bola


pantulan

(c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola dari atas kepala
permainan bola basket
Cara melakukannya:
• Posisi bola berada di atas kepala dengan dipegang oleh dua tangan dan
cenderung agak di belakang kepala.
• Bola dilemparkan dengan lekukan pergelangan tangan arahnya agak
menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan.
• Lepasnya bola dari tangan juga menggunakan jentikan ujung jari
tangan.
• Posisi kaki berdiri tegak, tetapi tidak kaku. Bila berhadapan dengan
lawan, untuk mengamankan bolanya dapat dilakukan dengan
meninggikan badan, yaitu mengangkat kedua tumit.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 43


Gambar 1.6 Aktivitas gerak spesifikmengoperkan bola dari atas
kepala

(d) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola dari samping


permainan bola basket
Cara melakukannya:
• Sikap berdiri seenaknya dengan posisi kaki kanan di belakang.
• Bola dipegang dengan tangan kanan, dan bawa ke samping telinga
kanan. Namun tangan kiri tetap ikut menjaga supaya bola tidak jatuh
dan keseimbangan bola terjaga.
• Sikap tangan kanan dengan siku ditekuk dan telapak tangan
menghadap ke atas.
• Lemparkan bola ke depan melambung sesuai dengan sasarannya
gerakan terakhir melepas bola dengan lecutan jari-jari tangan.
• Setelah bola lepas dari tangan, langkahkan kaki kiri ke depan
bersamaan dengan gerakan lanjutan (follow throught).
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Gambar 1.7 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola


dari samping

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 44


(e) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola lengkung (kaitan)
permainan bola basket
Cara melakukannya:
• Posisi berdiri sama dengan operan setinggi dada, perbedaannya pada
operan setinggi dada sasarannya berada di depan, sedangkan operan
kaitan sasarannya diarahkan ke samping.
• Bola dipegang dengan tangan kanan dengan rileks (lentur) ke bawah,
mulai dari jari kelingking sampai dengan ibu jari hampir seluruh
telapak tangan ikut aktif memegang bola.
• Kaki kiri lebih di depan dari kaki kanan dan berdiri dalam jarak yang
enak dan jaga keseimbangan.
• Saat bola masih berada di bawah, tangan kiri membantu secukupnya
(sekedar membantu agar bola tidak jatuh dan mengantarkannya sesaat
sebelum bola meninggalkan tangan kanan).
• Ayunkan lengan yang memegang bola dengan rileks lurus dari samping
kanan agak ke belakang.
• Setelah bola hampir sampai di atas sisi kanan kepala, lengan agak
ditekuk dan digerakkan ke arah kiri.
• Pada saat itu pergelangan tangan dan jari dilekukkan, sehingga
mengakibatkan bola meninggalkan tangan menuju ke samping
sebaliknya.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar

Gambar 1.8 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


mengoperkan bola lengkung (kaitan)

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 45


(f) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan/mengoperkan bola dari
bawah permainan bola basket
Cara melakukannya:
• Cara memegang bola dengan telapak tangan memenuhi bagian kedua
samping bola, jari tercerai lentuk, ibu jari menghadap ke bawah agak ke
dalam.
• Bola ditarik sedikit ke samping pinggang kiri bila kaki kanan ada di
depan dan di samping pinggang kanan bila kaki kiri di depan.
• Kaki yang berlawanan dengan letak bola diletakkan di depan dan
digunakan untuk menutup lawan agar tidak mudah merebut bola.
• Operan dilakukan dengan ayunan kedua lengan bawah.
• Bola terlepas setinggi antara pinggang dan sekat rongga dada.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar

Gambar 1.9 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoperkan bola


dari bawah

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menangkap bola permainan bola basket

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar/


mengoper bola permainan bola basket, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran hasil evaluasi gerak spesifikmenangkap bola permainan bola
basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 46


Dalam melakukan gerak spesifik menangkap bola basket, harus
memperhatikan beberapa ketentuan yang berlaku. Antara lemparan (operan) dan
menangkap bola merupakan dua unsur yang sulit dipisahkan. Sebab untuk
melakukan lemparan biasanya dimulai dari menangkap bola terlebih dahulu.
Menangkap bola dalam permainan bola basker merupakan salah satu teknik
dasar yang harus dikuasai. Dimana bola diterima dengan telapan tangan terbuka
lebar dan jari-jari tangan terentang serta pergelangan tangan yang rileks.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola basket dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola dengan dua tangan dari
depan dada (chest pass) permainan bola basket
Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola.
(b) Kedua lengan dijulurkan ke depan menyongsong arah datangnya bola
dengan sikap telapak tangan menghadap arah datangnya bola.
(c) Berat badan bertumpu pada kaki depan.
(d) Setelah bola menyentuh telapak tangan, tariklah kaki depan ke belakang.
(e) Sikut lengan ditekuk hingga bola ditarik mendekati dada/badan.
(f) Badan agak condong ke depan, berat badan bertumpu pada kaki belakang,
dan posisi bola dipegang di depan badan.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditangkap.

Gambar 1.10 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap


bola basket

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 47


(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola setinggi dada tanpa
pantulan
Cara melakukannya:
(a) Dilakukan secara berpasangan atu kelompok saling berhadapan.
(b) Jika dilakukan secara berpasangan, dapat dilakukan di tempat, bergerak
maju, mundur dan menyamping.
(c) Jika dilakukan dalam bentuk kelompok dan formasi berbanjar, maka yang
telah melakukan gerakan berpindah tempat.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditangkap.

Gambar 1.11 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola tinggi

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola setinggi dada dengan
pantulan
Cara melakukannya:
(a) Dilakukan secara berpasangan atau kelompok saling berhadapan.
(b) Jika dilakukan secara berpasangan, dapat dilakukan di tempat, bergerak
maju, mundur dan menyamping.
(c) Jika dilakukan dalam bentuk kelompok dan formasi berbanjar, maka yang
telah melakukan gerakan berpindah tempat.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditangkap.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 48


Gambar 1.12 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola
setinggi dada dengan pantulan

Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menggiring bola permainan bola basket

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper/


melempar dan menangkap bola permainan bola basket, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran hasil evaluasi gerak spesifikmenggiring bola
permainan bola basket.
Menggiring bola adalah upaya membawa bola dengan cara memantulkan
bola di tempat, memantulkan bola sambil berjalan dan memantulkan bola sambil
berlari. Menggiring bola merupakan suatu usaha untuk membawa bola menuju
ke depan/kelapangan lawan.
Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah dengan satu tangan (kiri/
kanan). Kegunaan menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan,
menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan.
Aktivitas pembelajaran hasil evaluasi gerak spesifik menggiring bola basket
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola


Cara melakukannya:
(a) Peganglah bola dengan kedua tangan rileks, tangan kanan di atas bola,
tangan kiri di bawah menjadi tempat terletaknya bola.
(b) Salah satu kaki ke depan (yang berlawanan dengan tangan yang melakukan
dribbling), dan lutut ditekuk.
(c) Badan agak condong ke depan, berat badan di antara dua kaki.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 49


(d) Bola dipantulkan bukan dipukul, maka pada saat bola ke atas tangan agak
mengikuti bola ke atas, pergelangan tangan tidak kaku dan sikut merupakan
sumbu gerakan.
(e) Pandangan ke depan, tetapi untuk pemula boleh melihat bola.
(f) Setelah pembelajaran di atas dikuasai, maka dilanjutkan dengan menggiring
sambil berlari ke depan.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5 menit
secara berpasangan dan
menghitung berapa
banyak bola yang
dipantul-pantulkan.
Gambar 1.13 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menggiring bola

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memantul-mantulkan bola


Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan sikap melangkah.
(b) Badan agak condong ke depan.
(c) Berat badan tertumpu pada kaki depan.
(d) Doronglah menggunakan telapak tangan ke lantai dengan sumber gerakan
dari sikut dibantu pergelangan tangan diaktifkan.
(e) Ketinggian bola memantul adalah sebatas atau di bawah pinggang.
(f) Pandangan mata ketika menggiring bola tertuju bebas ke arah depan.
(g) Kedua tangan rileks dan badan ditegakkan kembali.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(i) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
dipantul-pantulkan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 50


Gambar 1.14 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menggiring bola memantul-mantulkan bola

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola di tempat


Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan sikap melangkah.
(b) Badan agak condong ke depan.
(c) Berat badan tertumpu pada kaki depan.
(d) Doronglah menggunakan telapak tangan ke lantai dengan sumber gerakan
dari sikut dibantu pergelangan tangan diaktifkan.
(e) Ketinggian bola memantul adalah sebatas atau di bawah pinggang.
(f) Pandangan mata ketika menggiring bola tertuju bebas ke arah depan.
(g) Lakukan dengan mengguna-kan tangan kanan dan kiri.
(h) Kedua tangan rileks dan badan ditegakkan kembali.
(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(j) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang selama 3 – 5
menit secara berpasangan dan
menghitung berapa banyak
bola yang dipantul-pantulkan.
Gambar 1.15 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menggiring bola menggiring bola di tempat

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik mengoper/melempar, menangkap, dan menggiring bola permainan bola
basket, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 51


Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper/
melempar, menangkap, dan menggiring bola permainan bola basket,
peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-
kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan
aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper/melempar, menangkap,
dan menggiring bola permainan bola basket. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


a) Salah seorang peserta didik di bawah bimbingan guru melakukan gerakan
pendinginan, guru mempertanyakan apa manfaatnya.
b) Guru dan peserta didik melakukan refleksi apa yang telah dicapai dan belum
dicapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan secara umum dan kesalahan-
kesalahan yang masih sering timbul saat melakukan aktivitas pembelajaran.
c) Guru menginformasikan kepada peserta didik, kelompok dan peserta didik
yang paling baik penampilannya selama pembelajaran permainan bola
basket.
d) Guru menugaskan peserta didik yang terkait dengan pembelajaran yang
telah dilakukan untuk membaca dan membuat kesimpulan tentang aktivitas
pembelajaran gerak spesifik melempar, menangkap, menggiring, dan
menembak bola, hasilnya dijadikan sebagai tugas asesmen penugasan.
e) Berdoa dipimpin oleh salah satu peserta didik dan menyampaikan salam.
f) Peserta didik kembali ke kelas yang dilakukan dengan tertib, dan bagi
peserta didik yang bertugas mengembalikan peralatan ke tempat semula.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas gerak
spesifik menembak permainan bola basket, diantaranya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 52


• Gerak spesifik menembak permainan bola basket diantaranya: satu tangan
dari atas kepala, dua tangan dari atas kepala, dari depan dada dengan dua
tangan, loncatan di tempat, tembakan kaitan, meloncat setelah menggiring
atau menerima bola/lay-up, dan meloncat setelah menerima bola/pivot).

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menembak bola permainan bola basket

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik


mengoper/melempar, menangkap, dan menggiring bola permainan bola basket,
dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak
bola permainan bola basket.
Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain. Keberhasilan suatu
regu dalam permainan selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam menembak.
Dasar-dasar gerak spesifik menembak sebenarnya sama dengan gerak
spesifiklemparan. Jadi jika pemain menguasai gerak spesifik mengoper (passing),
maka pelaksanaan gerak spesifik menembak bagi pemain tersebut akan sangat
mudah dan cepat dilakukan.
Gerak spesifik memembak bola harus dikuasai oleh para pemain bola basket
terutama saat melakukan pola penyerangan terhadap jantung pertahanan lawan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 53


Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak permainan bola basket
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak bola dengan dua tangan di atas
kepala
Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak menghadap arah gerakan dalam sikap melangkah, posisi kaki
lurus ke depan.
(b) Kedua lutut agak direndahkan.
(c) Bola dipegang pada bagian samping bawah dengan kedua telapak tangan
dan jari-jari terbuka.
(d) Pandangan ke arah tembakan sasaran.
(e) Dorong bola ke depan atas hingga lengan lurus, bersamaan dengan itu
pinggul, lutut, dan tumit naik.
(f) Lepaskan bola dari pegangan tangan saat lengan lurus dan gerakan
pelepasan bola dibantu dengan mengaktifkan pergelangan tangan serta jari-
jarinya.
(g) Bentuk arah bola yang benar adalah menyerupai parabola atas melengkung.
(h) Kedua lengan lurus ke depan rileks dan arah pandangan mengikuti arah
gerak bola.
(i) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(j) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan
menghitung berapa banyak
bola yang ditembakan.
Gambar 1.16 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menembak bola dengan dua tangan di atas kepala

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak bola dengan satu tangan di atas
kepala
Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak, sikap melangkah menghadap arah gerakan bola dan kedua
lutut agak rendah.
(b) Bola dipegang pada bagian bawahnya dengan telapak tangan dan jari-jari.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 54


(c) Satu terbuka sedangkan tangan yang lainnya membantu menahan bagian
samping bola.
(d) Pandangan ke arah tembakan sasaran.
(e) Dorong bola ke depan atas dengan menggunakan satu lengan hingga lengan
lurus. Bersama dengan itu pinggul, lutut dan tumit naik.
(f) Lepaskan bola dari pegangan tangan saat lengan lurus.
(g) Gerakan pelepasan bola dibentuk dengan mengaktifkan pergelangan tangan
serta jari-jari.
(h) Bentuk arah bola yang benar adalah menyerupai parabola atau melengkung.
(i) Kedua lengan lurus ke depan rileks dan arah pandangan mengikuti arah
gerak bola.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(k) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5 menit
dan menghitung berapa
banyak bola yang
ditembakan.

Gambar 1.17 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menembak bola dengan satu tangan di atas
kepala

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak bola sambil melompat dengan
dua tangan
Cara melakukannya:
(a) Berdiri kedua kaki dibuka selebar bahu.
(b) Kedua lengan memegang bola di depan badan.
(c) Pandangan ke depan atas (ke arah tembakan).
(d) Rendahkan kedua lutut dengan membawa bola ke depan atas dahi.
(e) Tolakkan kedua kaki ke atas tegak lurus bersamaan kedua lengan diluruskan
ke atas.
(f) Lepaskan tembakan pada sasaran saat lompatan berada pada titik tertinggi
atau saat akan turun menggunakan kedua tangan.
(g) Mendarat menggunakan kedua ujung telapak kaki bersamaan kedua lutut
mengeper.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 55


(h) Kedua lengan di depan samping badan dengan kedua sikut ditekuk.
(i) Pandangan ke arah bola.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(k) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditembakan.

Gambar 1.18 Aktivitas pembelajaran gerak spesifikmenembak


bola sambil melompat dengan dua tangan

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak bola dari depan dada dengan
dua tangan
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal sama dengan menembak dari atas kepala, dengan sikap jongkok
badan tegak.
(b) Pelaksanaannya, kedua tungkai diluruskan dengan kedua lengan tetap lurus,
bola dilemparkan ke atas menuju ring basket. Palannya bola membentuk
parabola.
(c) Sikap akhir, yaitu badan tegak, lengan lurus ke atas dan pandangan ke arah
ring.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditembakan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 56


Gambar 1.19 Aktivitas pembelajaran gerak spesifikmenembak bola
dari depan dada dengan dua tangan

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik berporos satu kaki (pivot) bola permainan bola basket
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak
bola permainan bola basket, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik berporos satu kaki (pivot) permainan bola basket.
Pivot dalam permaianan bola basket merupakan gerak spesifik berputar
yaitu gerakan memutar badan yang dilakukan menggunakan salah satu kaki
sebagai poros putaran setelah menerima bola. Berdasarkan jenis gerakannya, ada
tiga macam pivot dalam permainan bola basket diantaranya: (Pivot lalu dribble
(ketika membawa bola), (2) pivot lalu passing (melempar Bola), dan (3) pivot lalu
shooting (ketika menembakan bola ke ring).
Berporos satu kaki atau pivot dalam permainan bola basket dilakukan untuk
melindungi bola dari sergapan lawan dan membuat bola tetap bergerak. Dengan
teknik ini, seorang pemain dapat mencari peluang untuk mengoper bola,
menggiring bola ataupun melakukan tembakan.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik memporos satu kaki
(pivot) antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tahap 1 : Pivot tanpa bola


Cara melakukannya:
(a) Bertuklah barisan di garis belakang menghadap lapangan.
(b) Jarak antar pemain sejauh satu rentangan lengan.
(c) Kemudian lakukan gerakan pivot tanpa bola.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 57


(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
1 – 2 menit dan menghitung berapa banyak gerakan pivot dilakukan.

Gambar 1.20 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pivot tahap 1

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tahap 2 : Pivot ke depan dan ke belakang
Cara melakukannya:
(a) Begitu ada aba-aba, berlari ke depan.
(b) Pada setiap 6 langkah, lakukanlah pivot.
(c) Kaki yang digunakan untuk terakhir melangkah berperan sebagai poros.
(d) Lakukan putaran 360° dengan 3 kali langkah.
(e) Kemudian, berlari lagi 6 langkah, lalu pivot begitu seterusnya.
(f) Variasikan gerakan dengan putaran ke depan dan ke belakang.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
1 – 2 menit dan menghitung berapa banyak gerakan pivot dilakukan.

Gambar 1.21 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pivot tahap 2

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 58


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tahap 3 : Pivot dilanjutkan shooting
Cara melakukannya:
(a) Bentuklah 2 barisan bersisian menghadap ring dengan sudut 45°.
(b) Kemudian lakukan pivot untuk mengatasi penghadang sekaligus mencari
peluang shooting.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
1 – 2 menit dan menghitung berapa banyak gerakan pivot dilakukan.

Gambar 1.23 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pivot tahap 3

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tahap 4 : Melakukan hadangan kemudian


melakukan tembakan
Cara melakukannya:
(a) Begitu ada aba-aba, pemain paling depan menggiring bola, sementara kedua
pemain di daerah tembakan bersiap melakukan hadangan.
(b) Sesampainya di daerah tembakan, lakukan pivot untuk menghin dari
hadangan.
(c) Upayakan memperoleh ruang untuk menembak.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
1 – 2 menit dan menghitung berapa banyak gerakan pivot dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 59


Gambar 1.24 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pivot tahap 4

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik menembak bola dan pivot permainan bola basket, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak bola
dan pivot permainan bola basket, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menembak bola dan pivot permainan bola basket. Kemudian melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
peserta didik kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

F. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 3)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas bermain
bola basket menggunakan peraturan dimodifikasi, diantaranya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 60


• Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bola
basket, serta mempraktikkan bermain bola basket dengan berbagai
modifikasi.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


bermain bola basket menggunakan peraturan dimodifikasi
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menembak
bola dan pivot permainan bola basket, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak bermain bola basket menggunakan peraturan dimodifikasi.
Bermain dengan menggunakan peraturan dimodifikasi menggunakan gerak
spesifik melempar/mengoper, menangkap, menggiring, dan menembak bola
permainan bola basket serta menggunakan lapangan yang disederhanakan dan
jumlah pemain disesuaikan dengan kebutuhan.
Aktivitas pembelajaran keterampilan bermain bola basket menggunakan
peraturan dimodifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai
berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran keterampilan bermain bola basket dengan peraturan yang
dimodifikasi, menggunakan gerak spesifik mengoper, menangkap, menggiring,
dan menembak bola
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 61


(a) Permainan dilakukan oleh dua regu, yang masing-masing 4 - 8 pemain.
(b) Lapangan dapat menggunakan lapangan basket, voli atau bulu tangkis.
(c) Setiap regu berusaha memasukan pada gawang lawan, dengan teknik dasar
lempar tangkap, menggiring lay-up shoot, dan menembak.
(d) Regu yang banyak memasukan bola ke gawang keluar sebagai pemenang.
(e) Peraturan dapat ditambah sesuai dengan situasi dan kebutuhan (dapat
didiskusikan antara guru dan peserta didik).
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk bermain bola basket selama 10 – 15 menit dan
menghitung berapa banyak bola yang dilempar, ditangkap, dan digiring.

Gambar 1.25 Aktivitas bermain bola basket dengan peraturan yang


dimodifikasi, menggunakan gerak spesifik mengoper, menangkap,
menggiring, dan menembak bola

(2) Aktivitas pembelajaran keterampilan bermain bola basket menggunakan satu


lapangan dan dibagi dua bidang, yakni bidang A lapangan untuk tim A dan
bidang B lapangan untuk tim B
Cara melakukannya:
(a) Tim A menempatkan pemainnya di lapangan B sebanyak 2 orang pemain,
begitu juga tim B menempatkan 2 pemain di lapangan A.
(b) Para pemain boleh menggiring, melempar, dan menembak.
(c) Saat menggiring bola, pemain yang berada pada lapangan A dan B tidak
boleh melewati garis tengah.
(d) Jadi yang berhak melakukan serangan pada lapangan lawan hanya 2 orang
pemain.
(e) Tim pemenang adalah tim yang dapat memasukkan bola ke ring basket lebih
banyak.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 62


(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk bermain bola basket selama 10 – 15 menit dan
menghitung berapa banyak bola yang dilempar, ditangkap, dan digiring.

Gambar 1.26 Aktivitas bermain bola basket menggunakan satu lapangan dan
dibagi dua bidang, yakni bidang A lapangan untuk tim A dan bidang B
lapangan untuk tim B

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran bermain
bola basket menggunakan peraturan dimodifikasi, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran bermain bola basket
menggunakan peraturan dimodifikasi, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran bermain bola
basket menggunakan peraturan dimodifikasi. Kemudian melaporkan hasil
capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
peserta didik kepada guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 63


3) Kegiatan penutup (10 menit)
Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi Guru

Lembar Refleksi Diri Guru

1. Tuliskan pkok bahasan dan pertemuan materi yang diajarkan.


2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = YA atau Tidak, jika yang ada dalam
pernyataan sesuai dengan kondisi guru saat dalam proses pembelajaran.
3. Isilah pernyataan tersebut dengan jujur.

Keterangan/Proses
No Uraian Kegiatan Ya Tidak
Perbaikan
1. Proses pembelajaran secara
umum berlangsung dengan
baik (menarik, menyenangkan,
menantang, dan bermakna).
2. Tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
3. Materi pembelajaran
tersampaikan dengan baik.
4. Model/ pendekatan/ strategi/
metode/ gaya/ teknik
pembelajaran yang digunakan
efektif.
5. Media/ bahan/ alat yang
dipilih dan digunakan tepat
dan variatif.
6. Penilaian proses dan hasil
belajar dilakukan dan dengan
teknik yang tepat.
7. Keterlibatan dan antusiasme
peserta didik baik.
Catatan Umum:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 64


G. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Asesmen sikap didasarkan pada hasil refleksi sikap peserta didik dan
pengamatan guru dengan menggunakan lembar observasi yang telah dilakukan
pada proses pembelajaran di setiap aktivitas pembelajaran.

Lembar Refleksi Penilaian (Sikap) Diri Sendiri Peserta Didik

a. Isikan identitas peserta didik.


b. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = Tidak Setuju, (2) Ragu-ragu, (3) Setuju,
(4) Sangat Setuju jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap
peserta didik.
c. Isilah pernyataan tersebut dengan jujur.

Nama: ............................ Kelas: ........................

No Pernyataan
1 2 3 4
1. Saya membuat target penilaian yang
realistis sesuai kemampuan dan minat
belajar yang dilakukan.
2. Saya memonitor kemajuan belajar yang
dicapai serta memprediksi tantangan yang
dihadapi.
3. Saya menyusun langkah-langkah dan
strategi untuk mengelola emosi dalam
pelaksanaan belajar.
4. Saya merancang strategi dalam mencapai
tujuan belajar.
5. Saya mengkritisi efektivitas diri dalam
bekerja secara mandiri dalam mencapai
tujuan.
6. Saya berkomitmen dan menjaga konsistensi
dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakannya.
7. Saya membuat tugas baru dan keyakinan
baru dalam melaksanakannya.
8. Saya menyamakan tindakan sendiri dengan
tindakan orang lain untuk melaksanakan
tujuan kelompok.
9. Saya memahami hal-hal yang diungkapkan
oleh orang lain secara efektif.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 65


10. Saya melakukan kegiatan kelompok dengan
kelebihan dan kekurangannya dapat saling
membantu.
11. Saya membagi peran dan menyelaraskan
tindakan dalam kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
12. Saya tanggap terhadap lingkungan sosial
sesuai dengan tuntutan peran sosialnya di
masyarakat.
13. Saya menggunakan pengetahuan tentang
sebab dan alasan orang lain menampilkan
reaksi tertentu.
14. Saya mengupayakan memberi hal yang
dianggap penting dan berharga kepada
masyarakat.
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 41 dari 28 s.d 41 dari 14 s.d 27 dari < 14 pernyataan di
pernyataan di atas. pernyataan di atas. pernyataan di atas. atas.

Lembar Refleksi Penilaian (Sikap) Antarteman Peserta Didik

1. Isikan identitas peserta didik.


2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = Tidak Setuju, (2) Ragu-ragu, (3) Setuju,
(4) Sangat Setuju jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap
peserta didik.
3. Isilah pernyataan tersebut dengan jujur.

Nama: ............................ Kelas: ........................

No Pernyataan
1 2 3 4
1. Teman saya mampu bekerja sama dengan
orang lain disertai perasaan senang.
2. Teman saya memperhatikan dan bertindak
proaktif terhadap kondisi lingkungan fisik
sosial.
3. Teman saya mampu dan mau
berkomunikasi dengan orang lain.
4. Teman saya mengedepankan penggunaan
bersama sumber daya dan ruang yang ada
di masyarakat secara sehat.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 66


5. Teman saya mengenali kualitas dan minat
diri serta tantangan yang dihadapi.
6. Teman saya memahami strategi dan rencana
pengembangan diri.
7. Teman saya mengembangkan pengendalian
dan disiplin diri.
8. Teman saya berusaha menjadi individu
yang percaya diri, resilien (elastis), dan
adaptif.
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 23 dari 16 s.d 23 dari 8 s.d 15 dari < 8 pernyataan di
pernyataan di atas. pernyataan di atas. pernyataan di atas. atas.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Awalan, kaki lurus sejajar dengan bola, kaki tumpu diletakkan di samping bola
dengan jari kaki menghadap ke depan dan lutut sedikit ditekuk. Daerah
pergelangan kaki bagian dalam kontak dengan bola, sedangkan bola disepak
tepat pada titik tengahnya, dan pandangan mata melihat ke arah bola. Gerakan
ini merupakan menendang bola dengan menggunakan . . . .
a. kaki bagian dalam
b. kaki bagian luar
c. punggung kaki
d. tumit

2) Kaki penahan diangkat dimuka kaki tumpu, dengan lutut sedikit bengkok, dan
bagian luar sepatu menghadap tanah. Bola di-trap antara kaki (sepatu) bagian luar
dan tanah. Gerakan tersebut merupakan menahan bola memantul dengan
menggunakan . . . .
a. kaki bagian dalam
b. kaki bagian luar
c. kura-kura kaki
d. punggung kaki

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 67


3) Perhatikan gambar berikut ini.

Berdasarkan gambar di atas, urutan variasi dan kombinasi gerak spesifik


permainan sepak bola adalah . . . .
a. menahan, mengumpan, menembak ke gawang
b. menahan, menembak ke gawang, mengumpan
c. mengumpan, menahan, menembak ke gawang
d. mengumpan, menembak ke gawang, menahan

4) Perhatikan gambar berikut ini yang merupakan variasi dan kombinasi gerak
spesifik permainan sepak bola.

Berdasarkan gambar di atas, yang merupakan urutan variasi dan kombinasi gerak
spesifik permainan sepak bola adalah . . . .
a. menahan, mengumpan, menembak ke gawang
b. mengontrol, menembak ke gawang, mengumpan
c. mengumpan, menembak ke gawang, menahan
d. mengontrol, menggiring, menembak ke gawang

5) Perhatikan gambar berikut ini yang merupakan variasi dan kombinasi gerak
spesifik permainan sepak bola.

Berdasarkan gambar di atas, yang merupakan urutan variasi dan kombinasi gerak
spesifik permainan sepak bola adalah . . . .

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 68


a. mengumpan, menahan, menembak ke gawang
b. menggiring, menahan, menembak ke gawang
c. menahan, mengumpan, menembak ke gawang
d. mengumpan, menggiring, menembak ke gawang

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan yang dimaksud dengan variasi dan kombinasi gerak spesifik
permainan sepak bola.
2) Jelaskan tujuan melakukan variasi dan kombinasi gerak spesifik permainan
sepak bola.
3) Tuliskan bentuk-bentuk pembelajaran variasi dan kombinasi gerak spesifik
permainan sepak bola.
4) Jelaskan salah satu cara melakukan variasi dan kombinasi gerak spesifik
permainan sepak bola.
5) Jelaskan salah satu cara melakukan permainan sepak bola dengan
menggunakan peraturan dimodifikasi.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet sepak bola baik nasional maupun
dunia yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik permainan sepak bola
secara berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut,
dapat diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik mengoper dan menangkap bola permainan
bola basket
a) Butir tes
Lakukan aktivitas gerak spesifik melempar, menangkap, dan menggiring bola.
Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan gerakan (penilaian
proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 69


b) Petunjuk asesmen
Berikan (tanda ceklis) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerak b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 9 dalam 7 s.d 9 dalam 4 s.d 6 dalam < 4 dalam
keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang
ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan.

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 70


Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Melempar, Menangkap, Meggiring, dan Menembak Bola Secara Terpisah untuk
Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Melempar, Menangkap, Meggiring, dan Menembak Bola Secara Terpisah untuk
Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Bola


Basket Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Terpisah Peserta
Didik).

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 71


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak permainan
Keterampilan Kesempatan didapat dimodifikasi dilakukan
dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Bola


Basket Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Perorangan Peserta
Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

1. Umpan Balik
Umpan balik yang dilakukan oleh guru terhadap proses pembelajaran dilakukan
pada setiap aktivitas pembelajaran. Guru harus memberikan penguatan, jika

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 72


teridentifikasi ada pemahaman yang belum baik, ada hal yang perlu menjadi
perhatian mengacu pada hasil refleksi.

H. Refleksi Guru
Refleksi yang dilakukan oleh guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
pada setiap aktivitas pembelajaran. Hasil refleksi bisa digunakan untuk
menentukan perlakuan kepada peserta didik, apakah remedial atau pengayaan.
Remedial dan pengayaanya di dalam pembelajaran, tidak terpisah setelah
pembelajaran. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam refleksi guru antara
lain:
1. Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?
2. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami/temukan dalam proses
pembelajaran.
3. Apa yang harus diperbaiki dan bagaimana cara memperbaiki proses
pembelajaran tersebut.

I. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Remedial dilakukan oleh guru terintegrasi dalam pembelajaran yaitu dengan
memberikan intervensi yang sesuai dengan level kompetensi peserta didik dari
mana guru mengetahui level kompetensi peserta didik. Level kompetensi
diketahui dari refleksi yang dilakukan setiap kali pembelajaran. Remedial
dilakukan dengan cara menetapkan atau menurunkan tingkat kesulitan dalam
materi pembelajaran.

2. Pengayaan
Pengayaan diberikan oleh guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukan
pada setiap aktivitas pembelajaran. Pengayaan dilakukan apabila setelah
diadakan asesmen pada kompetensi yang telah diajarkan pada peserta didik pada
setiap aktivitas pembelajaran, nilai yang dicapai melampaui kompetensi yang
telah ditetapkan oleh guru. Pengayaan dilakukan dengan cara menaikkan tingkat
kesulitan permainan dengan cara mengubah jumlah pemain, memperketat
peraturan, menambah alat yang digunakan, serta menambah tingkat kesulitan
tugas keterampilan yang diberikan.

J. Interaksi dengan Orang Tua


Buku penghubung/buku komunikasi Orang Tua dengan Guru. Pengertian buku
penghubung adalah buku yang dibuat dalam sebuah kerangka niat untuk
membangun komunikasi yang efektif antara orang tua dan sekolah. Mengingat

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 73


kesibukan orang tua yang tinggi merupakan kendala bagi pihak sekolah untuk
menyampaikan informasi tentang perkembangan anak di sekolah.

Buku Penghubung Orang Tua/Wali Peserta Didik dengan Guru

Nama Orang Tua/Wali : .......................................... Jenis Kelamin : L/P


Nama Peserta Didik : .......................................... Kelas : ...............

No Hari/Tgl Uraian Masalah Tindak Lanjut

1.
2.
3.
dst.

K. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
a. Pastikan peserta didik dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti
aktivitas pembelajaran.
b. Ikuti gerakan pemanasan dengan baik, sesuai dengan instruksi yang
diberikan guru untuk menghindari cidera.
c. Mulailah kegiatan dengan berdo’a.
d. Selama kegiatan perhatikan selalu keselamatan diri dan keselamatan
bersama.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket secara
berpasangan dengan teman satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara bermain aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket
antara lain:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 74


1) Gerak melempar bola basket dari (depan dada, atas kepala, samping,
dan memantul ke lantai).
2) Gerak menangkap bola basket dari (depan dada, atas kepala, samping,
dan bergulir di tanah).
3) Gerak menggiring bola basket (sambil berjalan, sambil berlari, maju-
mundur, zig-zag, dan melewati rintangan).
4) Gerak menembak bola basket ke ring dengan (satu tangan dari atas
kepala, dua tangan dari atas kepala, dari depan dada dengan dua
tangan, loncatan di tempat, tembakan kaitan, meloncat setelah
menggiring atau menerima bola/lay-up, dan meloncat setelah menerima
bola/pivot).
5) Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bola
basket, serta mempraktikkan bermain bola basket dengan berbagai
modifikasi.

L. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik permainan bola basket. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
2. Peraturan permainan bola basket yang standar. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik permainan bola basket
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam
mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau
sumber lainnya.

M. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik permainan bola basket.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam permainan bola basket.
3. Video pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.
4. Peraturan permainan bola basket yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 75


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Permainan Invasi
Sub Pokok Bahasan : Gerak spesifik Permainan Sepak Bola
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 6 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola,
menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi,
kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 1 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik menendang/mengoper
bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak
bola. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas gerak
spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan
menyundul bola permainan sepak bola, guru menutup pelajaran dengan
pendinginan, dan menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan bermain sepak bola dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong
royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan
menyundul bola permainan sepak bola dapat dilakukan dengan memodifikasi

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 76


bola. Bola yang digunakan tidak harus bola standar bermain sepak bola. Bola
alternatif yang dapat digunakan seperti: bola terbuat dari plastik, atau bola lain
yang dapat memantul.
Idealnya adalah menggunakan bola basket yang standar agar peserta didik
lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru meliputi:
asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan dengan
melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola,
menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola yang prinsip
gerakannya berpusat pada gerak spesifik menendang/mengoper bola,
menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper
bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak
bola adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak spesifik menendang/
mengoper bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola
permainan sepak bola.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik permainan sepak bola akan membantu peserta didik untuk melakukan
permainan sepak bola dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian
aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola,
menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik menendang dan menahan bola permainan sepak
bola, diantaranya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 77


1) Gerak menendang dan menahan bola (berpasangan di tempat, berpasangan
sambil bergerak, bermain 2 lawan 1, bermain 3 lawan 1, dan bermain 3 lawan
4).
2) Gerak menggiring bola berpasangan dan saling berhadapan dengan jarak
kurang lebih 5 – 7 meter, menggiring bola dengan berlari berantai memutar
bendera/corong dalam bentuk kelompok, menggiring bola mengikuti
gerakan teman yang berada di depan, dan menggiring bola melewati
bendera/corong yang dipasang zig-zag

d. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

e. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan sepak bola.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Bola sepak atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
c) Rintangan (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah bambu).
d) Peluit dan stopwatch.
e) Lapangan permainan sepak bola atau lapangan sejenisnya (lapangan futsal
atau halaman sekolah) yang aman.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 78


b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan bermain sepak
bola.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola,
menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan sepak bola, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-
nilai karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
menganalisis aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper
bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola permainan
sepak bola menggunakan tes tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan
yaitu: mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/
mengoper bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola
permainan sepak bola, serta bermain sepak bola dalam bentuk yang
sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya adalah
permainan kucing-tikus:
(1) Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok besar (peserta didik
putera dan puteri dibagi sama banyak). Kalau jumlah peserta didik 32
orang, maka satu kelompok terdiri dari 8 peserta didik.
(2) Cara bermain: (1) Masing-masing kelompok peserta didik membentuk
lingkaran, (2) Salah seorang peserta didik bertugas sebagai tikus dan
peserta didik yang lain sebagai kucing, (3) Bola dioperkan dan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 79


ditangkap oleh peserta didik yang menjadi kucing, (4) Kemudian
peserta didik yang menjadi tikus berusaha merebut/meraih bola
tersebut. Apabila bola tersebut dapat direbut/diraih oleh peserta didik
yang sebagai tikus, maka tugasnya berganti sebagai kucing, dan begitu
juga sebaliknya.
(3) Berdasarkan pengamatan guru pada game, dipilih sejumlah peserta
didik yang dianggap cukup mampu untuk menjadi tutor bagi temannya
dalam aktivitas berikutnya..
(4) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
gerak spesifikdan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan
meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti:
berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dengan cara pelemasan dalam
bentuk permainan sederhana yaitu permainan kucing dan tikus, dilanjutkan
dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper
bola, menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak
bola.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan praktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper bola, menghentikan bola,
menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik menendang/mengoper, menghentikan bola, menggiring bola, dan
menyundul bola permainan sepak bola.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompok peserta didik. Jika
menemukan kesulitan, minta bantuan guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper,
menghentikan bola, menggiring bola, dan menyundul bola permainan sepak bola
adalah sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 80


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menendang/mengoper bola permainan sepak bola

Menendang/mengoper bola sendiri itu merupakan gerak spesifikyang ada dalam


permainan sepak bola yang tujuannya untuk memasukkan bola ke dalam gawang
atau dapat diartikan juga sebagai gerak spesifik menendang/mengoper dan
menembak bola ke arah gawang lawan. Tujuan utamanya yaitu: untuk
menggoalkan atau memasukkan bola ke arah gawang lawan supaya
mendapatkan skor poin.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper permainan
sepak bola dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper dengan


menggunakan kaki bagian dalam
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan.
(b) Letakkan kaki tumpu di samping bola dengan sikap lutut agak tertekuk dan
bahu menghadap gerakan.
(c) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
(d) Pergelangan kaki yang akan digunakan menendang/mengoper diputar ke
luar dan dikunci.
(e) Pandangan terpusat pada bola.
(f) Tarik kaki yang akan digunakan menendang/mengoper ke belakang lalu
ayun ke depan ke arah bola.
(g) Perkenaan kaki pada bola tepat pada tengah-tengah bola.
(h) Pindahkan berat badan ke depan mengikuti arah gerakan.
(i) Perhatian kesiapan teman pasangan/patner sudah siap atau belum untuk
menerima umpan bola.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(k) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditendang.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 81


Gambar 1.30 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/ mengoper
dengan menggunakan kaki bagian dalam

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper dengan


menggunakan kaki bagian luar
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan bola.
(b) Letakkan kaki tumpu di samping bola.
(c) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
(d) Pergelangan kaki yang akan digunakan menendang/mengoper diputar ke
dalam dan dikunci.
(e) Pandangan terpusat pada bola.
(f) Tarik kaki yang akan digunakan menendang/mengoper ke belakang, lalu
ayunkan ke depan ke arah bola bersamaan kaki diputar ke arah dalam.
(g) Perkenaan kaki pada bola tepat pada tengah-tengah bola.
(h) Pindahkan berat badan ke depan.
(i) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditendang.

Gambar 1.31 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/


mengoper dengan menggunakan kaki bagian luar

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 82


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper dengan
menggunakan punggung kaki
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan bola.
(b) Letakkan kaki tumpu di samping bola.
(c) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
(d) Pergelangan kaki yang akan digunakan menendang/mengoper diputar ke
dalam dan dikunci.
(e) Pandangan terpusat pada bola.
(f) Tarik kaki yang akan digunakan menendang/mengoper ke belakang, lalu
ayunkan ke depan ke arah bola bersamaan kaki diputar ke arah dalam.
(g) Perkenaan kaki pada bola tepat pada tengah-tengah bola.
(h) Pindahkan berat badan ke depan.
(i) Perhatian kesiapan teman pasangan/patner sudah siap atau belum untuk
menerima umpan bola.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(k) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditendang.

Gambar 1.32 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/


mengoper dengan menggunakan punggung kaki

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menghentikan bola permainan sepak bola
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menendang/mengoperkan bola permainan sepak bola, dilanjutkan dengan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 83


mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola permainan
sepka bola.
Menghentikan bola merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh
peserta didik dalam permainan sepak bola. Apabila dilihat dari pergerakan
menghentikan bola, maka sebenarnya gerakan ini merupakan kebalikan dari
gerakan teknik menendang/mengoper bola.
Namun yang membedakannya adalah pada gerak menendang/mengoper
bola didorong ke depan, sedangkan pada gerak menghentikan bola, gerakan
diikuti kearah belakang.
Menghentikan bola dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
menghentikan bola dengan telapak kaki, dengan punggung kaki, dengan kaki
bagian dalam, dengan paha, dan dengan dada.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola permainan sepak
bola dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola dengan kaki bagian
dalam
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap menghadap arah datangnnya bola dan pusatkan
pandangan ke arah gerakan bola.
(b) Putar pergelangan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah luar dan
dikunci.
(c) Julurkan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah datangnya bola.
(d) Tarik kembali ke belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola mengenai
kaki bagian dalam, hingga gerak bola tertahan dan berhenti di depan badan.
(e) Perhatikan kapan bola mulai diumpan, dan kemudian siap untuk
dihentikan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditahan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 84


Gambar 1.33 Aktivitas pembelajaran gerak spesifikmenghentikan
bola dengan kaki bagian dalam

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifikmenghentikan bola dengan kaki bagian luar
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap menghadap arah datangnnya bola dan pusatkan
pandangan ke arah gerakan bola.
(b) Putar pergelangan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah luar dan
dikunci.
(c) Julurkan kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah datangnya bola.
(d) Tarik kembali ke belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola mengenai
kaki bagian dalam, hingga gerak bola tertahan dan berhenti di depan badan.
(e) Perhatikan kapan bola mulai diumpan, dan kemudian siap untuk
dihentikan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditahan.

Gambar 1.34 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menghentikan bola dengan kaki bagian luar

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 85


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola dengan punggung kaki
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah datangnya bola dan pusatkan
pandangan ke arah datangnya bola.
(b) Tarik pergelangan kaki ke bawah dan kunci.
(c) Julurkan kaki yang digunakan menahan bola ke arah datangnya bola dengan
lutut agak tertekuk.
(d) Tarik kembali kaki belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola
menyentuh punggung kaki, hingga gerak bola tertahan dan berhenti di
depan badan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditahan.

Gambar 1.35 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan


bola dengan punggung kaki

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola dengan telapak kaki
Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap menghadap arah datangnnya bola dan pusatkan
pandangan ke arah datangnya bola.
(b) Sikap kedua lengan di samping badan.
(c) Sikap badan agak condong ke depan.
(d) Pada saat bola datang sambut dengan telapak kaki menghadap ke dpean,
pergelangan kaki dikunci, hingga posisi tumit ada di bawah.
(e) Akhir gerakan, posisi kaki terangkat dari tanah dengan lutut agak tertekuk
dan gerak bola tertahan oleh telapak kaki, sedangkan tumpuan berat badan
pada kaki yang lainnya.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 86


(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang selama 3 – 5
menit secara berpasangan dan
menghitung berapa banyak
bola yang ditahan.
Gambar 1.36 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menghentikan bola dengan telapak kaki

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola dengan kura-kura kaki
Cara melakukannya:
(a) Kaki yang digunakan untuk menghentikan bola diangkat dan berada di
bawah bola yang akan jatuh.
(b) Ketika bola akan kontak dengan kaki, maka kaki diturunkan dan pemain
berusaha menghentikan bola pada kura-kura kaki.
(c) Agar bola tidak memantul jauh, maka pergelangan kaki perlu dilemaskan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditahan.

Gambar 1.37 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menghentikan bola dengan kura-kura kaki

(6) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola dengan paha


Cara melakukannya:
a) Kaki tumpu menghadap ke arah datangnya bola.
b) Kaki yang digunakan untuk menghentikan bola diangkat dengan jalan
menekuk lutut sehingga paha menghadap ke arah datangnya bola.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 87


c) Pada saat bola akan menyentuh paha, paha diturunkan supaya kecepatan
bola berkurang.
d) Bola akan jatuh di tanah di samping depan kaki tumpu. Daerah paha yang
kontak dengan bola kurang lebih satu lebar tangan di atas lutut.
e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang selama 3 – 5
menit secara berpasangan dan
menghitung berapa banyak
bola yang ditahan.

Gambar 1.38 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menghentikan bola dengan paha

(7) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menghentikan bola dengan dada


Cara melakukannya:
a) Kedua kaki tumpu dalam posisi dibuka dan ditekuk pada kedua lututnya.
b) Badan bagian atas dicondongkan ke belakang dengan dada ditarik ke depan.
c) Bola akan memantul di dada yang telah ditarik ke bawah.
d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
ditahan.

Gambar 1.39 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menghentikan bola dengan dada

(8) Aktivitas pembelajaran gerak spesifikmenghentikan bola dengan kepala


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 88


a) Pemain mengambil sikap kedua kaki dibuka dari ujung sepatu dan
menghadap ke arah datangnya bola sesaat sebelum bola menyentuh dahi.
b) Gerakan badan bagian atas ke belakang dilakukan dengan jalan memajukan
kedua lutut dan dibantu dengan gerakan togok.
c) Setelah bola dihentikan dengan kepala, kemudian bola dikontrol dengan
kaki dan selanjutnya bola dimainkan kembali.
d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang selama 3 – 5
menit secara berpasangan dan
menghitung berapa banyak
bola yang ditahan.
Gambar 1.40 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menghentikan bola dengan kepala

Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menggiring bola permainan sepak bola
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menendang/mengoper dan menghentikan bola permainan sepak bola, dilanjutkan
dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola
permainan sepak bola.
Menggiring bola pada dasarnya adalah melakukan gerakan menendang/
mengoper bola secara terputus-putus dan dilakukan secara perlahan-lahan. Oleh
karena itu, bagian kaki yang digunakan baik untuk gerakan menendang/
mengoper atau gerakan menggiring bisa sama.
Menggiring bola dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam, punggung kaki
dan kaki bagian luar. Secara umum tujuan menggiring bola adalah melewati
lawan, mendekati sasaran, mengecoh lawan, merubah irama permainan dan lain
sebagainya.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring sepak bola dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 89


(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Cara melakukannya:
(a) Diawali sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke depan.
(b) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
(c) Pergelangan kaki diputar ke luar dan dikunci.
(d) Dorong bola dengan kaki bagian dalam ke arah depan dengan posisi kaki
agak dibawa ke depan.
(e) Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan menggiring
bola.
(f) Perhatikan kapan bola mulai digiring, dan kemudian siap untuk digiring.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung berapa
banyak bola yang digiring.

Gambar 1.41 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menggiring bola dengan kaki bagian dalam

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola dengan kaki bagian luar
Cara melakukannya:
(a) Diawali sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke depan.
(b) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
(c) Pergelangan kaki diputar ke dalam dan dikunci.
(d) Dorong bola dengan kaki bagian luar ke arah depan dengan posisi kaki agak
terangkat dari tanah.
(e) Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan menggiring
bola.
(f) Perhatikan kapan bola mulai digiring, dan kemudian siap untuk digiring.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang digiring.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 90


Gambar 1.42 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menggiring bola dengan kaki bagian luar

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menggiring bola dengan punggung kaki
Cara melakukannya:
(a) Diawali sikap berdiri menghadap arah gerakan, pandangan ke dpean.
(b) Sikap kedua lengan di samping badan agak terentang.
(c) Pergelangan kaki ditekuk ke bawah, hingga punggung kaki menghadap arah
bola.
(d) Dorong bola dengan punggung kaki ke arah depan dengan posisi kaki agak
terangkat dari tanah.
(e) Tumpuan berat badan berada pada kaki yang tidak digunakan menggiring
bola.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5 menit dan
menghitung berapa banyak bola
yang digiring.
Gambar 1.43 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menggiring bola dengan punggung kaki

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik menendang/mengoper, menghentikan, dan menggiring bola permainan
sepak bola, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 91


perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/
mengoper, menghentikan, dan menggiring bola permainan sepak bola,
peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-
kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan
aktivitas pembelajaran gerak spesifik menendang/mengoper,
menghentikan, dan menggiring bola permainan sepak bola. Kemudian
peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik menyundul bola permainan sepak bola, diantaranya:
• Gerak spesifik menyundul bola tanpa awalan, menyundul bola dengan
awalan, menyundul bola posisi berdiri, menyundul bola sambil melompat,
dan menyundul bola sambil melayang.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 92


2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menyundul bola permainan sepak bola

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menendang/mengoper, menghentikan, dan menggiring bola permainan sepak
bola, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menyundul bola permainan sepak bola.
Teknik menyundul bola dalam permainan sepak bola disebut heading, pada
hakekatnya adalah memainkan bola dengan kepala. Gerak spesifik menyundul
bola merupakan salah satu teknik yang sangat diperlukan dalam permainan
sepak bola, selain gerak spesifikmenendang/mengoper bola.
Secara umum menyundul bola memiliki tujuan yang berbeda-beda antara
lain: meneruskan bola atau mengoper bola ke teman, memasukkan bola ke
gawang lawang atau membuat gol, memberi umpan ke teman untuk membuat
gol, menyapu bola di daerah pertahanan guna mematahkan serangan lawan, dan
memberi umpan kepada penjaga gawang agar bola ditangkap dengan tangan
sebagai bola aman.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola permainan sepak bola
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola posisi berdiri


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan, sikap badan dan pandangan ke arah sasaran, kedua kaki
dibuka ke samping atau kangkang ke depan. Berat badan di antara kedua
kaki.
(b) Pelaksanaan, sebelum melakukan sundulan, badan ditarik sedikit ke
belakang dalam posisi sedikit melenting. Kedua lengan terbuka, siku
bengkok mengimbangi badan.
(c) Leher ditegangkan, pandangan ke arah bola. Gerakan badan ke depan
menuju bola dan sundul tepat dengan dahi bagian depan hingga bola
kembali meluncur ke depan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 93


(d) Setiap kali setelah menyundul bola, badan condong ke depan. Kedua lengan
mengimbangi badan dengan siku bengkok ke samping, badan agak condong
ke depan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak bola
yang disundul.

Gambar 1.44 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menyundul bola posisi berdiri

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola dengan awalan


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan menyundul bola dengan awalan sama seperti pada
menyundul bola pada posisi berdiri.
(b) Pelaksanaan, sambil melangkahkan salah satu kaki ke depan, dorongkan
badan dengan sikap condong, leher ditegangkan, pandangan ke arah bola.
(c) Sundulan dilakukan dengan menggunakan dahi, hingga bola kembali
memantul ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik
diminta untuk
melakukan gerakan
ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit
dan menghitung
berapa banyak bola
yang disundul.
Gambar 1.45 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menyundul bola dengan awalan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 94


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola sambil melompat
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan, tempatkan diri di bawah lambungan bola. Kedua kaki
dalam posisi sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan kaki.
(b) Pelaksanaannya, melompatlah ke depan dengan dua kaki sesaat sebelum
menyentuh bola. Masih dalam posisi melayang, badan sedikit melenting,
kemudian gerakan kembali ke depan. Sundulan bola tepat dengan bagian
dahi depan.
(c) Mendaratlah kembali dengan kedua kaki. Kekuatan sundulan dapat
diberikan oleh gerakan badan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang disundul.

Gambar 1.46 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola


sambil melompat

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola sambil melayang


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan, badan mengarah ke sasaran dengan pandangan
mengawasi bola melayang, sikap badan condong ke depan, kedua lutut di
tekuk.
(b) Pelaksanaannya, pada waktu bola meluncur dari arah yang berlawanan,
lompat ke depan dan melayang sejajar dengan tanah. Sundullah bola dengan
dahi.
(c) Pada saat mendarat tangan bertumpu pada tanah sambil meluncur di
lapangan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 95


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang disundul.

Gambar 1.47 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola sambil


melayang

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik menyundul bola permainan sepak bola, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola
permainan sepak bola, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya
dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik menyundul bola
permainan sepak bola. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

F. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 3)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 96


Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran bermain sepak bola menggunakan peraturan dimodifikasi,
diantaranya:
• Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bola
basket, serta mempraktikkan bermain sepak bola dengan berbagai
modifikasi.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


bermain sepak bola menggunakan peraturan yang dimodifikasi

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menyundul bola permainan sepak bola, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak bermain sepak bola menggunakan peraturan dimodifikasi.
Bermain dengan menggunakan peraturan dimodifikasi menggunakan gerak
spesifik menendang/mengoper, menahan, menggiring, dan menyundul bola
permainan sepak bola serta menggunakan lapangan yang disederhanakan dan
jumlah pemain disesuaikan dengan kebutuhan.
Aktivitas pembelajaran gerak bermain sepak bola menggunakan peraturan
dimodifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 97


(1) Aktivitas pembelajaran bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi,
menggunakan mengumpan, menahan dan menyundul bola pada lapangan segi
empat
Cara melakukannya:
(a) Dilakukan berkelompok yang terdiri atas 4 atau 5 orang.
(b) Lakukan teknik mengumpan dan menyundul bola pada lapangan segi
empat.
(c) Upayakan bola tidak jatuh ke tanah.
(d) Peserta didik yang mengeluarkan bola dari lapangan, dikenai hukuman
squat-jump atau push-up.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan secara berkelompok
selama 5 – 10 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditendang,
ditahan, dan disundul.

Gambar 1.48 Aktivitas bermain sepak bola dengan peraturan yang


dimodifikasi, menggunakan mengumpan, menahan dan menyundul bola
pada lapangan segi empat

(2) Aktivitas pembelajaran bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi,
bermain bola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil (bendera
kecil)
Cara melakukannya:
(a) Jumlah pemain 5 orang untuk setiap regunya.
(b) Untuk pertama, setiap pemain hanya boleh memainkan bola dengan 4 kali
sentuhan.
(c) Untuk kedua 3 kali sentuhan bola, untuk ketiga 2 kali sentuhan bola, untuk
keempat 1 kali sentuhan bola.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 98


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan secara berkelompok
selama 5 – 10 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditendang,
ditahan, dan disundul.

Gambar 1.49 Aktivitas bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi,
bermain bola pada lapangan kecil menggunakan dua gawang kecil (bendera
kecil)

(3) Aktivitas pembelajaran bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi,
lomba menguasi bola yang diletakkan di tengah lapangan
Cara melakukannya:
(a) Jumlah bola lebih sedikit dari pemain.
(b) Teknik dasar yang digunakan mengumpan, menggiring dan menahan
menggunakan kaki bagian dalam dan luar.
(c) Bagi pemain yang tidak dapat bola harus berusaha untuk mendapatkan bola.
(d) Yang telah mendapatkan bola diumpan ke teman yang berdiri pada garis
start, dilakukan secara berpasangan atau kelompok.
(e) Yang tidak mendapatkan bola dianggap kalah.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan secara berkelompok
selama 5 – 10 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditendang,
ditahan, dan disundul.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 99


Gambar 1.50 Aktivitas bermain sepak bola dengan peraturan yang
dimodifikasi, lomba menguasi bola yang diletakkan di tengah lapangan

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran bermain
bola basket menggunakan peraturan dimodifikasi, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran bermain sepak bola
menggunakan peraturan dimodifikasi, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran bermain sepak
bola menggunakan peraturan dimodifikasi. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 100


G. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Gerak spesifik permainan sepak bola yang harus dikuasasi oleh pemain sepak
bola antara lain: menendang bola, menahan bola (trapping), menggiring bola
(dribble), gerak tipu, menyundul bola (heading), merebut bola (tackling), lemparan
kedalam (throw-in), dan teknik penjaga gawang. Dari sekian banyak gerak
spesifik permainan sepak bola tersebut, gerak spesifik yang paling dominan
dilakukan adalah . . . .
a. menendang bola
b. menembak bola ke gawang
c. mengontrol/menghentikan bola
d. menggiring bola

2) Diawali dengan sikap berdiri menghadap arah gerakan. Letakkan kaki tumpu di
samping bola dengan sikap lutut agak tertekuk dan bahu menghadap gerakan.
Tarik kaki yang akan digunakan menendang ke belakang lalu ayun ke depan ke
arah bola. Perkenaan kaki pada bola tepat pada tengah-tengah bola. Gerakan ini
merupakan gerak spesifik menendang bola dengan menggunakan . . . .
a. kaki bagian luar
b. kaki bagian dalam
c. punggung kaki
d. kura-kura kaki

3) Diawali dengan sikap menghadap arah datangnnya bola dan putar pergelangan
kaki yang akan digunakan menahan bola ke arah luar dan dikunci. Julurkan kaki
yang akan digunakan menahan bola ke arah datangnya bola. Tarik kembali ke
belakang mengikuti arah gerakan bola saat bola mengenai kaki bagian dalam,
hingga gerak bola tertahan dan berhenti di depan badan. Gerakan tersebut
merupakan gerak spesifik menahan bola memantul dengan menggunakan . . . .
a. kaki bagian dalam
b. kaki bagian luar
c. kura-kura kaki
d. punggung kaki

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 101


4) Gerakan menendang bola yang digunakan untuk memberikan bola jarak pendek
antarpemain adalah . . . .
a. menendang bola dengan kaki bagian luar
b. menahan bola dengan kaki bagian dalam
c. menendang bola dengan punggung kaki
d. menendang bola dengan tumit

5) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.


a) Sikap permulaan, tempatkan diri di bawah lambungan bola.
b) Kedua kaki dalam posisi sejajar. Pada saat bola turun ambillah tolakan kaki.
c) Kemudian melompat ke depan dengan dua kaki sesaat sebelum menyentuh
bola.
d) Masih dalam posisi melayang, badan sedikit melenting, kemudian gerakan
kembali ke depan. Sundulan bola tepat dengan bagian dahi depan.
e) Mendaratlah kembali dengan kedua kaki. Kekuatan sundulan dapat
diberikan oleh gerakan badan.

Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan gerakan menyundul bola dengan


gerak spesifik . . . .
a. dengan awalan
b. dengan posisi berdiri
c. sambil melayang
d. sambil melompat

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Tuliskan macam-macam gerak spesifik permainan sepak bola.
2) Jelaskan salah satu cara menendang/mengoper bola permainan sepak bola.
3) Jelaskan salah satu cara menghentikan bola permainan sepak bola.
4) Jelaskan salah satu cara menggiring bola permainan sepak bola.
5) Jelaskan salah satu cara menyundul bola permainan sepak bola.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet sepak bola baik nasional maupun
dunia yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik permainan sepak bola
secara berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut,
dapat diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 102


3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik menendang/mengoper dan menghentikan bola
permainan sepak bola
a) Butir tes
Lakukan gerak spesifik menendang/mengoper dan menghentikan bola
permainan sepak bola. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan
gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap
akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (tanda ceklis) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerak b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 9 dalam 7 s.d 9 dalam 4 s.d 6 dalam < 4 dalam

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 103


keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang
ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan.

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Menendang, Menahan, Menggiring, dan Menyundul Bola Secara Terpisah untuk
Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Menendang, Menahan, Menggiring, dan Menyundul Bola Secara Terpisah untuk
Seluruh Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 104


Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor
No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Sepak


Bola Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak permainan
Keterampilan Kesempatan didapat dimodifikasi dilakukan
dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Sepak


Bola Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Perorangan Peserta
Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 105


Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

J. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

K. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 106


2. Panduan aktivitas pembelajaran
a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan sepak bola secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara bermain aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan sepak bola
antara lain:
1) Gerak menendang dan menahan bola (berpasangan di tempat,
berpasangan sambil bergerak, bermain 2 lawan 1, bermain 3 lawan 1,
dan bermain 3 lawan 4).
2) Gerak menggiring bola berpasangan dan saling berhadapan dengan
jarak kurang lebih 5 – 7 meter, menggiring bola dengan berlari berantai
memutar bendera/corong dalam bentuk kelompok, menggiring bola
mengikuti gerakan teman yang berada di depan, dan menggiring bola
melewati bendera/corong yang dipasang zig-zag.
3) Gerak menyundul bola tanpa awalan, menyundul bola dengan awalan,
menyundul bola posisi berdiri, menyundul bola sambil melompat, dan
menyundul bola sambil melayang.
4) Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan sepak
bola, serta mempraktikkan bermain sepak bola dengan berbagai
modifikasi.

L. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik permainan sepak bola. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
2. Peraturan permainan sepak bola yang standar. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik permainan sepak bola
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu
dalam mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui:
internet atau sumber lainnya.

M. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik permainan sepak bola.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam permainan sepak bola.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 107


3. Video pembelajaran gerak spesifik permainan sepak bola.
4. Peraturan permainan sepak bola yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Invasi 108


Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Permainan Net Melalui (Permainan Bola Voli dan
Bulu Tangkis)
(Pilih Salah Satu Materi atau Lebih Sesuai dengan Kondisi Sekolah)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Permainan Net
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Permainan Bola Voli
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 6 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan
servis atas permainan bola voli sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 2 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik passing bawah, passing atas,
servis bawah, dan servis atas permainan bola voli. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 109


pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis
atas permainan bola voli, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan bermain bola voli dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis atas permainan bola
voli dapat dilakukan dengan memodifikasi bola. Bola yang digunakan tidak
harus bola standar bermain bola voli. Bola alternatif yang dapat digunakan
seperti: bola terbuat dari bahan karet, atau bola lain yang dapat memantul.
Idealnya adalah menggunakan bola voli yang standar agar peserta didik
lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru meliputi:
asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan dengan
melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan
servis atas permainan bola voli yang prinsip gerakannya berpusat pada gerak
spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis atas permainan bola
voli.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas,
servis bawah, dan servis atas permainan bola voli adalah untuk meningkatkan
kemampuan gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis
atas permainan bola voli.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik permainan bola voli akan membantu peserta didik untuk melakukan
permainan bola voli dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian
aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan
servis atas permainan bola voli?

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 110


D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing bawah dan passing atas permainan bola voli,
diantaranya:
1) Gerak passing bawah, melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh pada
lengan yang dirapatkan dan diluruskan, dan passing bawah melalui atas
net/tali yang dipasang melintang secara berpasangan.
2) Gerak passing atas dengan melambungkan dan menangkap bola, passing atas
dengan melambungkan dan menangkap bola dilakukan di tempat, sambil
berjalan (maju-mundur dan menyamping), dan passing atas dengan
melambungkan dan menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur.
3) Gerak passing bawah dan passing atas secara perorangan atau berkelompok,
passing atas dan bawah bergerak maju, mundur, dan menyamping diawali
dengan melambungkan bola oleh teman dari depan, passing atas dan bawah
menggunakan dua bola diawali dengan melambungkan bola oleh teman,
passing atas dan bawah secara langsung dalam formasi lingkaran diawali
dengan melambungkan bola oleh teman yang berada ditengah-tengah
lingkaran.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola voli.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 111


b) Bola voli atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
c) Net/rintangan (seutas tali).
d) Gambar dan vidio pembelajaran permainan bola voli.
e) Peluit dan stopwatch.
f) Lapangan permainan bola voli atau lapangan sejenisnya (lapangan bola
basket atau halaman sekolah).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan bermain bola
voli.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan
servis atas permainan bola voli.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola voli, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-
nilai karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
menganalisis aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing
atas, servis bawah, dan servis atas permainan bola voli menggunakan tes
tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 112


servis atas permainan bola voli, serta bermain bola voli dalam bentuk yang
sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya adalah
permainan kucing-tikus:
(1) Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok besar (peserta didik
putera dan puteri dibagi sama banyak). Kalau jumlah peserta didik 32
orang, maka satu kelompok terdiri dari 8 peserta didik.
(2) Cara bermain: (1) Masing-masing kelompok peserta didik membentuk
lingkaran, (2) Salah seorang peserta didik bertugas sebagai tikus dan
peserta didik yang lain sebagai kucing, (3) Bola dioperkan dan
ditangkap oleh peserta didik yang menjadi kucing, (4) Kemudian
peserta didik yang menjadi tikus berusaha merebut/meraih bola
tersebut. Apabila bola tersebut dapat direbut/diraih oleh peserta didik
yang sebagai tikus, maka tugasnya berganti sebagai kucing. Begitu juga
sebaliknya.
(3) Berdasarkan pengamatan guru pada game, dipilih sejumlah peserta
didik yang dianggap cukup mampu untuk menjadi tutor bagi temannya
dalam aktivitas berikutnya.
(4) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga
diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
pada eleman gotong royong dan mandiri dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan kucing dan tikus, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis
atas permainan bola voli.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis
atas permainan bola voli.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 113


Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik passing bawah, passing atas, servis bawah, dan servis atas permainan bola
voli.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika
menemukan kesulitan, peserta didik minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah dan
passing atas permainan bola voli adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik passing bawah permainan bola voli

Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang memerlukan dasar


kerjasama antar sesama anggota regu, sebagai salah satu ciri khas dari permainan
bola voli. Passing bola voli adalah usaha yang dilakukan oleh suatu pemain
untuk mengoper bola ke teman timnya untuk dimainkan di daerah sendiri.
Passing bawah merupakan gerakan untuk mengoper bola ke teman yang
dilakukan dengan kedua tangan dikepal dan dipukul dari bawah ke atas.
Perkenaan bola di tangan ada di bagian pergelangan tangan. Hasil bola dari
passing ini adalah melambung.
Cara melakukannya:
(1) Gerakana permulaan
(a) Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua lutut direndahkan
hingga berat badan tertumpu pada kedua ujung kaki di bagian depan.
(b) Rapatkan dan luruskan kedua lengan did epan badan hingga kedua ibu jari
sejajar.
(c) Pandangan ke arah datangnya bola
(2) Gerakan pelaksanaan
(a) Dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan
pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai.
(b) Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah badan.
(c) Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan.
(3) Akhir gerakan
(a) Tumit terangkat dari lantai.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 114


(b) Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
(c) Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
(4) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(5) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing bawah.

Gambar 2.3 Aktivitas pembelajaran keterampilan gerak passing


bawah

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah permainan


bola voli, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah dengan melambungkan


bola dan menangkapnya kembali
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak.
(b) Kemudian bola dilambungkan dan menangkap kembali dengan sikap
jari-jari tangan membentuk sikap passing atas. dilakukan di tempat.
(c) Pembelajaran dilakukan sambil berjalan (maju-mundur, dan
menyamping.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing
bawah.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 115


Gambar 2.4 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah
dengan melambungkan bola dan menangkapnya kembali

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah dengan melambungkan


bola dan membiarkan bola jatuh pada lengan yang dirapatkan dan
diluruskan
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak.
(b) Passing bawah dengan melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh
pada lengan yang dirapatkan dan diluruskan.
(c) Pembelajaran dilakukan sambil berjalan maju, mundur, dan
menyamping.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing
bawah.

Gambar 2.5 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah


dengan melambungkan bola dan membiarkan bola jatuh pada
lengan yang dirapatkan dan diluruskan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 116


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah melalui atas net/tali
yang dipasang melintang secara berpasangan
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman yang
dibatasi net/jaring.
(b) Kemudian melakukan passing bawah melalui atas net/tali yang dipasang
melintang secara berpasangan atau formasi berbanjar ke belakang.
(c) Bola dilambung teman dilanjutkan dengan passing langsung (bola tanpa
dilambung teman), yang telah melambung bola berpindah tempat.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berkelompok dan menghitung berapa banyak
bola yang dipassing bawah.

Gambar 2.6 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah


melalui atas net/tali yang dipasang melintang secara berpasangan

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik passing atas permainan bola voli

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spsifik passing


bawah permainan bola voli, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik passing atas permainan bola voli.
Passing atas atau disebut set up adalah usaha pemain untuk mengoper bola
yang dilakukan saat bola di atas kepala dengan menggunakan kedua tangan
secara bersamaan. Passing atas, merupakan teknik untuk mengoper bola ke teman

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 117


yang dilakukan dengan kedua tangan tepatnya mengenai jari-jari tangan. Passing
ini sangat baik untuk mengoper sebagai umpan smash. Hasil bola dari passing ini
adalah melambung ke atas.
Cara melakukannya:
(1) Gerakan permulaan
(a) Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu, kedua lutut direndahkan
hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan.
(b) Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari
renggang sehingga membentuk seperti mangkuk di depan atas muka
(wajah).
(2) Gerakan pelaksanaan
(a) Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan
kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat.
(b) Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas wajah.
(c) Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan.
(3) Gerakan akhir
(a) Tumit terangkat dari lantai.
(b) Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
(c) Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
(4) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(5) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing atas.

Gambar 2.7 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas permainan bola


voli, antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 118


(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas dengan melambungkan
dan menangkap bola dilakukan di tempat, sambil berjalan (maju-mundur
dan menyamping)
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak.
(b) Kemudian melambungkan dan menangkap bola kembali dengan sikap
jari-jari tangan membentuk sikap passing atas.
(c) Pembelajaran dilakukan di tempat, sambil berjalan (maju-mundur, dan
menyamping), dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing
atas.

Gambar 2.8 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas


dengan melambungkan dan menangkap bola dilakukan di
tempat, sambil berjalan (maju-mundur dan menyamping)

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas dengan melambungkan


dan menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak.
(b) Kemudian melakukan passing atas yang dilambungkan teman
(berpasangan/berkelompok) sambil berjalan maju dan mundur.
(c) Pembelajaran dilanjutkan dengan gerak menyamping, yang melambung
dan passing bergantian.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 119


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang dipassing atas.

Gambar 2.9 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas


dengan melambungkan dan menangkap bola sambil berjalan maju
dan mundur

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas dengan melambungkan


dan menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian melakukan passing atas berpasangan dan berhadapan dengan
dua kali sentuhan bola (bola dilambung teman).
(c) Pembelajaran dilakukan di tempat, berjalan, dan menyamping saling
bergantian.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang dipassing atas.

Gambar 2.10 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas dengan


melambungkan dan menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 120


(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas dengan melambungkan
dan menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian melakukan passing atas secara berkelompok yang terdiri dari
tiga, empat atau lima orang.
(c) Pembelajaran dilakukan dalam formasi lingkaran.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berkelompok dan menghitung berapa banyak
bola yang dipassing atas.

Gambar 2.11 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing atas dengan


melambungkan dan menangkap bola sambil berjalan maju dan mundur

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik passing bawah dan passing atas permainan bola voli, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 121


Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing bawah
dan passing atas permainan bola voli, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
passing bawah dan passing atas permainan bola voli. Kemudian peserta
didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik servis bawah dan servis atas permainan bola voli,
diantaranya:
1) Gerak servis bawah, memukul-mukul bola ke lantai dengan telapak tangan
rapat, dan servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang melintang
dari jarak 3 meter (garis serang).
2) Gerak servis atas, memukul bola ke depan bawah secara berpasangan,
memukul bola melewati atas net/tali dalam formasi berbanjar.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 122


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik servis bawah permainan bola voli

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing


bawah dan passing atas permainan bola voli, dilanjutkan dengan mempelajari
aktivitas pembelajaran keterampilan gerak spesifik servis bawah permainan bola
voli.
Servis merupakan teknik dasar untuk memulai permainan bola voli. Selain
itu, servis juga ikut menentukan suatu regu untuk memenangkan permainan atau
pertandingan, karena suatu regu hanya akan mendapatkan angka apabila
servisnya tidak gagal.
Servis tangan bawah adalah servis yang sangat sederhana dan diajarkan
terutama untuk pemain pemula. Servis tangan bawah adalah cara servis dengan
mengayunkan lengan dari arah bawah kemudian memukul bola dengan
genggaman tangan. Gerakannya lebih alamiah dan tenaga yang dibutuhkan tidak
terlalu besar.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah permainan bola voli
dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

(1) Gerakan permulaan


(a) Berdiri dengan kedua kaki dalam posisi melangkah.
(b) Berat badan bertumpu pada kedua kaki dan sikap badan agak condong ke
depan.
(c) Pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah di depan badan.
(d) Jari-jari yang akan digunakan memukul (servis) dirapatkan.
(2) Gerakan pelaksanaan
(a) Ayunkan lengan yang digunakan memukul bola ke belakang bersama berat
badan dipindahkan ke belakang.
(b) Ayunkan kembali lengan yang digunakan memukul bola ke depan
bersamaan berat badan dipindahkan pada kaki depan dan bola sedikit
dilambungkan.
(c) Pukul bola dengan telapak tangan pada bagian tengah belakang saat pada
posisi setinggi pinggang.
(3) Gerakan akhir
Gerakan akhir, yaitu: ikuti gerakan badan ke depan dengan melangkahkan kaki
belakang ke depan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 123


(4) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(5) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung berapa banyak bola yang servis bawah.

Gambar 2.12 Aktivitas pembelajaran keterampilan gerak servis atas

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah permainan


bola voli, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul-mukul bola ke lantai dengan


telapak tangan rapat
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak.
(b) Kemudian memukul-mukul bola ke lantai dengan telapak tangan rapat.
(c) Pembelajaran dilakukan di tempat dilanjutkan dengan gerak maju-
mundur dan menyamping, perorangan/kelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak bola
yang servis bawah.

Gambar 2.13 Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik memukul-mukul bola ke lantai
dengan telapak tangan rapat

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 124


(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul-mukul bola ke lantai dengan
telapak tangan rapat
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian melakukan servis bawah berhadapan berpasangan dengan
jarak ± 9 meter (melebar lapangan).
(c) Pembelajaran ini dilakukan secara bergantian dan dilakukan di tempat
dilanjutkan bergerak maju-mundur.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang servis bawah.

Gambar 2.14 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul-


mukul bola ke lantai dengan telapak tangan rapat

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah melalui atas net atau tali
yang dipasang melintang dari jarak 3 meter (garis serang)
Cara melakukannya:
(a) Melakaukan servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang
melintang, pertama dari jarak 3 meter (garis serang).
(b) Kedua dari jarak 6 meter dan terakhir dari belakang garis lapangan.
(c) Pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berkelompok dan menghitung berapa banyak
bola yang servis bawah.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 125


Gambar 2.15 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah
melalui atas net atau tali yang dipasang melintang dari jarak 3 meter
(garis serang)

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik servis atas permainan bola voli

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis


bawah permainan bola voli, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik servis atas permainan bola voli.
Servis tangan atas adalah tindakan memukul bola dengan cara melemparkan
bola ke atas lalu memukulnya dengan mengayukan tanga dari atas sambil diikuti
dengan lompatan untuk memaksimalkan tenaga dan pukulan sehingga bola
melucur dengan cepat mengenai lapangan tim lawan.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah permainan bola voli
dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:

(1) Gerakan permulaan


(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki sikap melangkah (kaki kiri di depan, kanan di belakang).
(c) Tangan kiri memegang bola di depan badan.
(d) Pandangan ke arah bola (depan).
(2) Gerakan pelaksanaan
(a) Lambungkan bola ke atas agak ke belakang menggunakan tangan kiri,
(b) Lentingkan badan ke belakang.
(c) Bersamaan dengan gerakan badan ke depan, bola dipukul menggunakan
tangan kanan yang dibantu dengan mengaktifkan pergelangan tangan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 126


(3) Gerakan akhir
(a) Berat badan dibawa ke depan dengan melangkahkan kaki belakang (kanan)
ke depan.
(b) Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
(4) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(5) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung berapa banyak bola yang servis atas.

Gambar 2.16 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis atas

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis atas permainan bola


voli, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola ke depan bawah secara
berpasangan
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak dan saling berhadapan dengan teman.
(b) Kemudian dilakukan berkelompok dan berhadapan, ada kelompok
servis dan penerima servis dengan passing bawah.
(c) Bola dipukul servis mengarah pada penerima servis.
(d) Setelah melakukan gerakan, pindah tempat.
(e) Pembelajaran ini dilakukan secara bergantian sesama teman.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang servis atas.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 127


Gambar 2.17 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola ke
depan bawah secara berpasangan

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola ke depan atas


menggunakan telapak tangan dengan bola dilambungkan sendiri,
berpasangan atau formasi berbanjar
Cara melakukannya:
(a) Berdiri sikap melangkah berhadapan.
(b) Kemudian lambungkan bola ke atas dengan tangan kiri.
(c) Saat bola turun sebatas jangkauan tangan di atas kepala, pukul dengan
tangan kanan ke depan atas ke arah teman di depannya, dengan cara
ditangkap atau dengan passing bawah atau atas.
(d) Pemain yang telah melakukan gerakan pukulan servis dan menerima
servis, bergerak berpindah tempat.
(e) Pembelajaran ini dilakukan secara bergantian sesam teman/kelompok.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berkelompok dan menghitung berapa banyak
bola yang servis atas.

Gambar 2.18 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola


ke depan atas menggunakan telapak tangan dengan bola
dilambungkan sendiri, berpasangan atau formasi berbanjar

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 128


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola melewati atas net/tali
dalam formasi berbanjar
Cara melakukannya:
(a) Berdiri sikap melangkah berhadapan.
(b) Kemudian dilakukan berpasangan atau kelompok, bila dilakukan dalam
formasi berbanjar, yang sudah melakukan pukulan servis dan
menerima servis (dengan passing atas/bawah), bergerak berpindah
tempat.
(c) Berdiri sikap melangkah menghadap net/tali.
(d) Lambungkan bola dengan tangan kiri dan pukul dengan tangan kanan
melewati atas net/tali.
(e) Bila memukul bola sudah dilakukan dari garis serang lapangan, pindah
ke belakang garis lapangan untuk siap memukul lagi dan sebaliknya.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berkelompok dan menghitung berapa banyak
bola yang servis atas.

Gambar 2.19 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola


melewati atas net/tali dalam formasi berbanjar

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik servis bawah dan servis atas permainan bola voli, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 129


Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis bawah dan
servis atas permainan bola voli, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
servis bawah dan servis atas permainan bola voli. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

F. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 3)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran bermain bola voli menggunakan peraturan dimodifikasi,
diantaranya:
• Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bola voli,
serta mempraktikkan bermain bola basket dengan berbagai modifikasi.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 130


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


bermain bola voli menggunakan peraturan yang dimodifikasi
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik servis
bawah dan servis atas permainan bola voli, dilanjutkan dengan mempelajari
aktivitas pembelajaran bermain bola voli menggunakan peraturan dimodifikasi.
Tujuan bermain bola voli menggunakan peraturan dimodifikasi adalah
memperagakan gerak dan taktik memainkan bola di lapangan untuk meraih
kemenangan dalam setiap pertandingan. Rangkaian pembelajaran mengandung
empat unsur dasar antara lain: passing bawah, passing atas, servis, smash dan
blocking.
Pembelajaran dimulai dengan gerakan-gerakan yang sederhana. Kemudian
dilanjutkan dengan bentuk-bentuk yang lebih rumit dan berakhir pada
penerapan gerak spesifik yang dipelajari dalam jenis permainan dari rangkaian
permainan yang sesuai.
Aktivitas pembelajaran bermain bola voli menggunakan peraturan
dimodifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran keterampilan bermain bola voli dengan peraturan yang
dimodifikasi, dengan memainkan bola dengan melewati tali
Cara melakukannya:
(a) Dua regu saling berhadapan dengan dibatasi tali yang terentang ditengah-
tengah.
(b) Bola harus dilemparkan sedemikian rupa, sehingga jatuh ke lantai di bidang
permainan lawan dan diusahakan dapat menyulitkan untuk ditangkap dan
dilemparkan kembali oleh lawan.
(c) Baik pemain maupun bola tidak boleh sampai menyentuh tali. Apabila ini
terjadi, regu lawan mendapat satu angka kemenangan.
(d) Bola harus dilemparkan kembali dari posisi penangkapan. Bola boleh
dioperkan sampai dua kali di bidang permainan sendiri.
(e) Lemparan pada awal permainan dan setelah terjadi angka kemenangan
dilakukan oleh pemain belakang. Lemparan dilakukan dari garis belakang.
(f) Regu yang menang ialah yang lebih dulu mencapai 15 angka (dengan selisih
kemenangan paling sedikit 2 angka).
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 131


(h) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan ini selama 3 – 5 menit
secara berkelompok dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing dan
di servis.

Gambar 2.20 Aktivitas bermain bola voli dengan peraturan yang


dimodifikasi, dengan memainkan bola dengan melewati tali

(2) Aktivitas pembelajaran bermain bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi,
dengan memainkan bola ditangkap
Cara melakukannya:
(a) Dua regu saling berhadapan dengan dibatasi tali yang terentang ditengah-
tengah.
(b) Bola harus dilemparkan sedemikian rupa, sehingga jatuh ke lantai di bidang
permainan lawan dan diusahakan dapat menyulitkan untuk ditangkap dan
dilemparkan kembali oleh lawan.
(c) Bola yang datang dari pihak lawan harus dipantulkan ke atas (passing atas),
setelah itu baru boleh ditangkap teman seregu dan dilemparkan kembali.
(d) Pemain yang menerima bola dari daerah lawan melakukan passing atas ke
pemain berikut yang melakukan passing atas lagi ke pemain ketiga atau
pertama. Pemain ini yang boleh menangkap bola dan mengembalikannya ke
daerah lawan.
(e) Penangkap bola tidak boleh melemparkannya, tetapi setelah menangkapnya
lalu melambungkan dan kemudian mengembali-kannya ke daerah lawan
dengan passing atas. Dengan pengaturan khusus ini permainan menjadi lebih
lambat, tetapi memaksa diadakannya pengoperan ke depan (apabila bola
tidak boleh dibawa sambil berlari).
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 132


(g) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan ini selama 3 – 5 menit
secara berkelompok dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing dan
di servis.

Gambar 2.21 Aktivitas bermain bola voli dengan peraturan yang


dimodifikasi, dengan memainkan bola ditangkap

(3) Aktivitas pembelajaran bermain bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi,
dengan memainkan bola sentuhan ganda
Cara melakukannya:
a) Dua regu saling berhadapan dengan dibatasi tali yang terentang ditengah-
tengah.
b) Pemain yang menerima bola dari lawan harus mengoperkannya dulu ke
teman seregu, yang kini boleh langsung mengembalikan ke lapangan lawan.
c) Sentuhan ganda merupakan cara pengoperan wajib. Menangkap dan
melempar bola dihitung sebagai kesalahan, begitu pula passing atas langsung
ke teman seregu atau ke lapangan lawan.
d) Kesalahan lain: bola menyentuh lantai atau tali. Pemain menginjak lapangan
yang merupakan daerah lawan (melampaui garis tengah), atau menyentuh
tali.
e) Lemparan pada awal permainan dan setelah lawan melakukan kesalahan,
dilakukan dari sebelah luar garis belakang. Lemparan dilakukan dari bawah
dengan kedua tangan.
f) Regu yang paling dulu mencapai 15 angka (dengan selisih paling sedikit 2
angka dari lawan), itulah yang menang.
g) Dalam permainan ini teknik passing atas bisa dinilai dengan lebih kritis. Di
samping gerak meraup (kedua jari kelingking berdekatan), gerak menolak
bola dengan pelan atau menepuk juga dinilai sebagai kesalahan.
h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 133


i) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan ini selama 3 – 5 menit
secara berkelompok dan menghitung berapa banyak bola yang dipassing dan
di servis.

Gambar 2.22 Aktivitas bermain bola voli dengan peraturan yang


dimodifikasi, dengan memainkan bola sentuhan ganda

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran bermain
bola voli menggunakan peraturan dimodifikasi, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran bermain bola voli
menggunakan peraturan dimodifikasi, peserta didik untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran bermain bola
voli menggunakan peraturan dimodifikasi. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 134


3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

G. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Teknik permainan bola voli yang harus dikuasasi oleh pemain bola voli antara
lain: passing bawah, passing atas, smash dan spike, servis, dan bendungan. Dari
sekian banyak teknik-teknik permainan bola voli tersebut, teknik yang paling
dominan dilakukan adalah . . . .
a. passing
b. smesh
c. block/bendungan
d. servis

2) Dorongkan kedua lengan ke arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan
pinggul naik serta tumit terangkat dari lantai. Usahakan arah datangnya bola
tepat di tengah-tengah badan. Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan
tangan. Gerak spesifik tersebut merupakan pelaksanaan . . . .
a. servis atas
b. passing bawah
c. passing atas
d. smesh

3) Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan kedua


lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat. Usahakan arah datangnya bola tepat
ditengah-tengah atas wajah. Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-
jari tangan. Gerak spesifik tersebut merupakan passing atas pada tahap . . . .
a. sikap permulaan
b. gerak pelaksanaan
c. siap mempassing bola
d. gerak lanjutan (follow through)

4) Di bawah ini merupakan gerak spesifik passing bawah permainan bola voli antara
lain:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 135


a) Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu dan lutut ditekuk.
b) Rapatkan dan luruskan kedua lengan di depan badan hingga kedua ibu jari
sejajar.
c) Saat bola tersentuh kedua lengan kedua lutut diluruskan.
d) Perkenaan bola yang baik tepat pada pergelangan tangan.
e) Lakukan gerakan mengayunkan kedua lengan secara bersamaan dari bawah
ke atas hingga setinggi bahu.

Dari pernyataan di atas, urutan-urutan yang benar dalam passing bawah


permainan bola voli adalah . . . .
a. 1, 2, 3, 4, 5
b. 1, 2, 3, 5, 4
c. 1, 2, 4, 3, 5
d. 1, 3, 4, 2, 5

5) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini, yang merupakan gerak spesifik


servis bawah permainan bola voli.
a) Ayunkan lengan yang digunakan memukul bola ke belakang bersama berat
badan dipindahkan ke belakang
b) Ayunkan kembali lengan yang digunakan memukul bola ke depan
bersamaan berat badan dipindahkan pada kaki depan dan bola sedikit
dilambungkan.
c) Pukul bola dengan telapak tangan pada bagian tengah belakang saat pada
posisi setinggi pinggang.

Berdasarkan pernyataan di atas, gerak spesifik servis bawah tahapan pelaksaaan


permainan bola voli tersebut adalah . . . .

a. berdiri dengan kedua kaki dalam posisi melangkah.


b. pegang bola setinggi pinggang atau lebih rendah di depan badan.
c. pukul bola dengan telapak tangan saat pada posisi setinggi pinggang.
d. jari-jari yang akan digunakan memukul (servis) dirapatkan.

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan yang dimaksud dengan passing bawah permainan bola voli.
2) Jelaskan yang dimaksud dengan passing atas permainan bola voli.
3) Jelaskan cara melakukan passing bawah permainan bola voli.
4) Jelaskan cara melakukan passing atas permainan bola voli.
5) Jelaskan cara melakukan servis bawah permainan bola voli.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 136


c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.
1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet bola voli baik nasional maupun
dunia yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik permainan bola voli
secara berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut,
dapat diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik passing bawah dan passing atas permainan bola
voli.
a) Butir tes
Lakukan gerak spesifik passing bawah dan passing atas permainan bola voli.
Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan gerakan (penilaian
proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (tanda ceklis) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 137


2. Pelaksanaan a. Kaki
gerak b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 9 dalam 7 s.d 9 dalam 4 s.d 6 dalam < 4 dalam
keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang
ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan.

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Passing dan Servis Bola Voli Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 138


2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Passing dan Servis Bola Voli Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Bola Voli
Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak permainan
Keterampilan Kesempatan didapat dimodifikasi dilakukan
dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Bola Voli
Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 139


2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

J. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

K. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 140


1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan bola voli secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara bermain aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan bola voli
antara lain:
1) Gerak passing bawah, passing bawah, melambungkan bola dan
membiarkan bola jatuh pada lengan yang dirapatkan dan diluruskan,
dan passing bawah melalui atas net/tali yang dipasang melintang secara
berpasangan.
2) Gerak passing atas dengan melambungkan dan menangkap bola, passing
atas dengan melambungkan dan menangkap bola dilakukan di tempat,
sambil berjalan (maju-mundur dan menyamping), dan passing atas
dengan melambungkan dan menangkap bola sambil berjalan maju dan
mundur.
3) Gerak passing bawah dan passing atas secara perorangan atau
berkelompok, passing atas dan bawah bergerak maju, mundur, dan
menyamping diawali dengan melambungkan bola oleh teman dari
depan, passing atas dan bawah menggunakan dua bola diawali dengan
melambungkan bola oleh teman, passing atas dan bawah secara
langsung dalam formasi lingkaran diawali dengan melambungkan bola
oleh teman yang berada ditengah-tengah lingkaran.
4) Gerak servis bawah, memukul-mukul bola ke lantai dengan telapak
tangan rapat, dan servis bawah melalui atas net atau tali yang dipasang
melintang dari jarak 3 meter (garis serang).
5) Gerak servis atas, memukul bola ke depan bawah secara berpasangan,
memukul bola melewati atas net/tali dalam formasi berbanjar.
6) Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bola
voli, serta mempraktikkan bermain bola voli dengan berbagai
modifikasi.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 141


L. Bahan Bacaan Peserta Didik
1. Materi gerak spesifik permainan bola voli. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
2. Peraturan permainan bola voli yang standar. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik permainan bola voli
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam
mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau
sumber lainnya.

M. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik permainan bola voli.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam permainan bola voli.
3. Video pembelajaran gerak spesifik permainan bola voli.
4. Peraturan permainan bola voli yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 142


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Permainan Net
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Permainan Bulu Tangkis
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 6 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan
kaki/footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand permainan bulu tangkis
sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai
Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak
seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat
dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 2 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand
permainan bulu tangkis. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/
footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand permainan bulu tangkis, guru
menutup pelajaran dengan pendinginan, dan menyampaikan simpulan serta
berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan bermain bulu tangkis dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong
royong.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 143


Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, pukulan
forehand, dan pukulan backhand permainan bulu tangkis dapat dilakukan dengan
memodifikasi bola. Bola yang digunakan tidak harus bola standar bermain bulu
tangkis. Bola alternatif yang dapat digunakan seperti: bola terbuat dari plastik,
atau bola lain yang dapat memantul.
Idealnya adalah menggunakan shuttlecock yang standar agar peserta didik
lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru meliputi:
asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan dengan
melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan
kaki/footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand permainan bulu tangkis
yang prinsip gerakannya berpusat pada gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand
permainan bulu tangkis.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand
permainan bulu tangkis adalah untuk meningkatkan kemampuan gerak spesifik
memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, pukulan forehand,
dan pukulan backhand permainan bulu tangkis.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik permainan bulu tangkis akan membantu peserta didik untuk melakukan
permainan bulu tangkis dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian
aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan
kaki/footwork, pukulan forehand, dan pukulan backhand permainan bulu
tangkis?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 144


a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik langkah kaki dan pukulan forehand dan pukulan
backhand permainan bulu tangkis, diantaranya:
1) Gerak langkah kaki, posisi siap, cara memegang gerak langkah kaki, posisi
siap, cara memegang permainan bulu tangkis.
2) Gerak pukulan forehand dan backhand permainan bulu tangkis.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan gerak spesifik
permainan bulu tangkis.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Shuttlecock atau bola sejenisnya (bola terbuat dari gulungan kertas/plastik,
karet, dll).
c) Peluit dan stopwatch.
d) Lapangan permainan bulu tangkis atau lapangan sejenisnya (lapangan atau
halaman sekolah).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 145


c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan bermain bulu
tangkis.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik langkah kaki, posisi siap, cara memegang gerak
langkah kaki, posisi siap, cara memegang, dan pukulan permainan bulu
tangkis.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bulu tangkis, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-
nilai karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
menganalisis aktivitas pembelajaran gerak spesifik langkah kaki, posisi siap,
cara memegang gerak langkah kaki, posisi siap, cara memegang, dan
pukulan permainan bulu tangkis menggunakan tes tertulis, dan kompetensi
terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik langkah kaki, posisi siap, cara memegang gerak langkah kaki, posisi
siap, cara memegang, dan pukulan permainan bulu tangkis, serta bermain
bulu tangkis dalam bentuk yang sederhana dengan peraturan yang
dimodifikasi.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya melambung-
lambungkan shuttlecok ke atas.
j) Peserta didik mencari dan mendapatkan pasangan sesuai dengan yang
ditentukan guru melalui permainan.
k) Peserta didik bersama pasangan menerima dan mempelajari lembar kerja
(student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan
kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu tangkis.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 146


l) Peserta didik berbagi tugas siapa yang pertama kali menjadi “pelaku” dan
siapa yang menjadi “pengamat”. Pelaku melakukan tugas aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan
kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu tangkis satu persatu dan
pengamat mengamati, serta memberikan masukan jika terjadi kesalahan
(tidak sesuai dengan lembar kerja).
m) Peserta didik secara berganti peran setelah mendapatkan aba-aba dari guru
melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu tangkis.
n) Peserta didik mencoba tugas aktivitas pembelajaran gerak spesifik
memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan pukulan
permainan bulu tangkis dalam bentuk permainan sederhana dengan
peratauran yang dimodifikasi.
o) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permain melambung-lambungkan shuttlecock, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan permainan bulu tangkis.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan
kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu tangkis.
Berdasarkan analisis tersebut, peserta didik buat beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu tangkis.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu tangkis adalah
sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 147


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik langkah kaki, posisi siap, cara memegang raket permainan bulu
tangkis
Untuk dapat berprestasi dengan baik dalam permainan bulu tangkis unsur utama
yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang pemain bulu tangkis adalah
komponen dasar. Dalam permainan bulu tangkis kemampuan service mutlak
dikuasai oleh pemain. Salah melakukan service berarti fatal, sedangkan unggul
dalam service berarti membuka kemungkinan mendapatkan angka.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik langkah kai, posisi siap,
cara memegang raket permainan bulu tangkis antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik langkah kaki/footwork


Footwork adalah teknik pengaturan langkah kaki agar menjadi lebih efektif saat
bermain bulu tangkis dilapangan. Teknik footwork adalah teknik langkah kaki
yang jika dilakukan dengan posisi yang benar maka akan menghasilkan pukulan
yang berkualitas. Footwork juga akan membuat lebih efisien untuk menjaga
stamina. Dengan melakukan gerakan langkah yang benar tidak perlu membuang
banyak tenaga.
Jenis tipe gerakan kaki yang
biasa digunakan saat
bermain bulu tangkis ada
dua macam, yaitu: teknik
tipe jinjit dan tipe menlapak.

Gambar 2.26 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik langkah


kaki/footwork

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik posisi siap sedia


Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan kaki berjajar, dalam posisi terbuka lebih lebar sedikit dari
bahu.
(b) Lutut menekuk dan berat badan berada pada bagian telapak kaki sebelah
muka, dekat pangkal ibu jari.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 148


(c) Raket dipegang mengarah ke atas dan kepala raket sedikit berada pada sisi
‘backhand’ dari tubuh.
(d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana
yang mudah dilakukan.

Gambar 2.27 Aktivitas pembelajaran keterampilan


gerak posisi siap sedia

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket (grip)


Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran kampak atau pembelajaran Inggris.
(b) Pembelajaran geblok kasur atau pembelajaran Amerika.
(c) Pembelajaran gabungan atau pembelajaran berjabat tangan.
(d) Pembelajaran backhand.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana
yang mudah dilakukan.
Gambar 2.28 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
memegang raket (grip)

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik pukulan permainan bulu tangkis

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik langkah


kaki, sikap siap, dan memegang raket permainan bulu tangkis, dilanjutkan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 149


dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan permainan
bulu tangkis.
Teknik dasar melakukan pukulan bulu tangkis, mempunyai sikap badan
yang sama dalam penampilan hanya gerakan dari tangan yang menghasilkan
pukulan yang bermacam-macam, misalnya melakukan pukulan overhead, lob,
smash, dan drop shot overhead atau chop dalam sikap pengambilan yang sama
posisinya.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan dalam permainan bulu
tangkis adalah sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan servis


Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock
ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka
permainan dan merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulu
tangkis.
Cara melakukannya:
(a) Pukulan servis pendek (short service).
(b) Servis panjang (service lob).
(c) Pukulan servis drive.
(d) Pukulan servis cambuk (service flick).
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Gambar 2.29 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan servis

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan lob atau clear


Pukulan lob adalah suatu pukulan dalam permainan bulu tangkis yang dilakukan
dengan tujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh
kebelakang garis lapangan.
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 150


(a) Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung kearah belakang.
(b) Underhand lob, yaitu pukulan lob dari bawah yang dilakukan dengan
memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan dilambungkan tinggi
kebelakang.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Gambar 2.30 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan lob atau clear

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan dropshot


Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan dengan cara menyeberangkan
shuttlecock ke daerah lawan dengan menjatuhkan shuttlecock sedekat mungkin
dengan net. Pukulan dropshot adalah pukulan yang tepat melampaui jaring, dan
langsung jatuh ke sisi lapangan lawan.
Cara melakukannya:
(a) Pukulan dropshot dari atas
• Pukulan drop secara penuh.
• Pukulan drop potong atau dritis.
• Pukulan dropshot secara dicambuk atau flick.
(b) Pukulan dropshot dari bawah.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 151


Gambar 2.31 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan dropshot

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan smash


Pukulan smash dalam permainan bulu tangkis merupakan salah satu pukulan
yang sering menghasilkan nilai secara langsung. Sebab pukulan ini merupakan
suatu gerakan ayunan tangan yang cepat, mendadak dan menghasilkan pukulan
yang keras serta menerjurkan shuttlecock secara curam. Tenaga yang digunakan
pukulan smash ini cukup besar, sehingga perlu perhitungan yang masak-masak
untuk menggunakan pukulan ini.
Cara melakukannya:
(a) Pukulan smash penuh.
(b) Pukulan smash potong.
(c) Pukulan smash melingkar (around the head smash).
(d) Pukulan smash cambukan atau flick smash.
(e) Pukulan backhand smash.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak
shuttlecock yang
dipukul.

Gambar 2.32 Aktivitas gerak spesifik pukulan smash

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 152


(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan mendatar
Pada umumnya pukulan drive dilakukan sedikit lebih sedikit lebih tinggi dari
pinggang dan berada disamping badan. Pembelajaran pukulan drive adalah
pukulan yang dilakukan dengan menerbangkan shuttlecock secara mendatar,
ketinggiannya menyusur di atas net dan penerbangannya sejajar dengan lantai.
Cara melakukannya:
(a) Pukulan drive panjang, yaitu pukulan drive yang dihasilkan dengan
mengarahkan shuttlecock ke daerah belakang lapangan lawan.
(b) Pukulan drive setengah lapangan, yaitu pukulan yang dihasilkan dengan
tujuan menjatuhkan shuttlecock ke arah tengah bagian samping dari lapangan
lawan.
(c) Pukulan drive pendek, yaitu: pukulan yang dilakukan dengan mengarahkan
supaya shuttlecock jatuh sedekat mungkin dengan net di daerah lawan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak
shuttlecock yang
dipukul.

Gambar 2.33 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan


mendatar

(6) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan net (netting)


Permainan net merupakan pukulan yang paling sulit dalam permainan bulu
tangkis. Permainan net banyak memerlukan kecermatan dan penuh perasaan.
Cara melakukannya:
(a) Shuttlecock harus diambil di atas atau setinggi mungkin.
(b) Lambungan shuttlecock harus serendah mungkin dengan net.
(c) Jatuhnya shuttlecock harus serapat mungkin dengan net.
(d) Shuttlecock harus diambil sewaktu masih di atas, Karena apabila diambil
setelah shuttlecock di bawah akan memperlambat tempo permainan dan
dapat memberikan kesempatan lawan lebih siap untuk maju.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 153


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Gambar 2.34 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan net (netting)

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik memegang raket, posisi berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, pukulan
forehand, dan pukulan backhand permainan bulu tangkis, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket,
posisi berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu
tangkis, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan,
kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam
melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket, posisi
berdiri/stance, gerakan kaki/footwork, dan pukulan permainan bulu
tangkis. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian
belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 154


E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik pukulan forehand dan backhand permainan bulu
tangkis, diantaranya:
• Gerak pukulan forehand dan backhand permainan bulu tangkis.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik pukulan forehand permainan bulu tangkis

Setelah peserta didik melakukan pemanasan dengan cara pelemasan dan


penguluran bagian tubuh, dilanjutkan dengan mempelajari bentuk-bentuk
aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan forehand permainan bulu tangkis.
Forehand adalah pukulan yang diayun dari belakang badan kita dengan
arah depan raket dan telapak tangan kita menghadap bola. Pukulan forehand
adalah pukulan standard yang paling mudah diajarkan dalam memukul
shuttlecock. Pukulan forehand adalah pukulan yang diayun dari belakang badan
dengan arah depan raket dan telapak tangan kita menghadap shuttlecock.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan forehand
permainan bulu tangkis antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 155


(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket untuk pukulan forehand
Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran forehand, raket dipegang pada bagian tangkainya seperti cara
Inggris (English grip), tetapi setelah raket dimiringkan tangkai dipegang
seperti berjabatan tangan.
(b) Pembelajaran ini dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(c) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Lakukan pembelajaran ini
berulang-ulang sampai
pemain merasakan gerakan
yang mudah dilakukan.
Gambar 2.35 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
memegang raket untuk pukulan forehand

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan forehand overhead


Cara melakukannya:
(a) Gerakan permulaan
• Lakukan posisi siap berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu,
posisi badan menghadap net.
• Raket dipegang di depan ke arah forehand dari kepala raket hampir
sejajar bahu.
• Kedua lutut agak direndahkan.
(b) Gerakan pelaksanaan
• Saat shuttlecock akan datang, pindahkan kaki kanan ke belakang
(memukul dengan tangan kanan) bersamaan mengangkat raket ke atas.
Posisi raket di belakang kepala dan bahu serta tangkai raket menghadap
ke bawah.
• Saat shuttlecock akan menyentuh kepala raket segera pindahkan kembali
kaki kanan ke depan berat badan tertumpu pada kaki kiri. Badan
menghadap ke arah gerakan serta lengan mulai bergerak ke atas lurus
dengan pergelangan tangan diputar ke dalam.
• Pada saat shuttlecock menyentuh kepala raket, pergelangan tangan dan
bidang raket lurus.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 156


(c) Gerakan akhir
• Kepala raket mengayun ke bawah dengan pergelangan tangan sejajar
dada dan raket menyilang di sebelah kiri badan.
• Pandangan mengikuti arah gerakan shuttlecock dan kembali pada tahap
persiapan (sikap awal).
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Gambar 2.36 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan forehand


overhead

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melambung-lambungkan shuttlecock


dengan raket di tempat
Cara melakukannya:
(a) Melambung-lambungkan shuttlecock dengan raket di tempat.
(b) Dilanjutkan sambil berjalan maju-mundur dan menyamping menggunakan
teknik pembelajaran forehand.
(c) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5 menit dan
menghitung berapa banyak shuttlecock
yang dipukul.
Gambar 2.37 Aktivitas pembelajaran gerak
spesifik melambung-lambungkan shuttlecock
dengan raket di tempat

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 157


(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar forehand overhead
Cara melakukannya:
(a) Melempar forehand overhead, dan menangkap shuttlecock berpasangan atau
kelompok dan berhadapan, di tempat, bergerak mundur, maju,
menyamping, dilanjutkan dengan formasi berbanjar dengan menggunakan
teknik pukulan forehand.
(b) Pemain yang telah melakukan gerakan melempar dan menangkap shuttlecock
berpindah tempat.
(c) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari
guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak
shuttlecock yang
dipukul.
Gambar 2.38 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar
forehand overhead

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul shuttlecock menggunakan


pukulan forehand overhead
Cara melakukannya:
(a) Memukul shuttlecock menggunakan teknik forehand overhead, dengan
shuttlecock dilambung teman, dilakukan berpasangan atau kelompok, di
tempat, bergerak mundur, maju, menyamping, dilanjutkan dengan formasi
berbanjar dengan menggunakan teknik pukulan forehand.
(b) Pemain yang telah melakukan gerakan melambung dan memukul shuttlecock
berpindah tempat.
(c) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 158


Gambar 2.39 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul
shuttlecock menggunakan pukulan forehand overhead

(6) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul shuttlecock menggunakan


pukulan forehand overhead
Cara melakukannya:
(a) Memukul shuttlecock menggunakan teknik forehand overhead, dengan
shuttlecock dipukul lambung teman.
(b) Pembelajaran dilakukan berpasangan, kelompok, bergerak maju, mundur,
dan menyamping, bila dilakukan dalam formasi berbanjar.
(c) Pemain yang telah melakukan gerak memukul dan melambung shuttlecock
berpindah tempat.
(d) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang dipukul.

Gambar 2.40 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul


shuttlecock menggunakan pukulan forehand overhead

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 159


c. Kegiatan Alternatif
Peserta didik dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran
gerak spesifik pukulan forehand permainan bulu tangkis, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik
pukulan forehand permainan bulu tangkis, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran
gerak spesifik pukulan forehand permainan bulu tangkis. Kemudian
peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

F. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 3)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik pukulan backhand permainan bulu tangkis,
diantaranya:
• Gerak pukulan backhand permainan bulu tangkis.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 160


1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan


forehand permainan bulu tangkis, dilanjutkan dengan mempelajari bentuk-bentuk
aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan backhand permainan bulu tangkis.
Pukulan backhand adalah pukulan dalam permainan bulu tangkis dengan
posisi lengan membelakangi arah gerakan. Pukulan backhand merupakan salah
satu teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan bulu tangkis, untuk bisa
menguasai pukulan backhand yang benar maka perlu pembelajaran secara rutin
atau terus menerus.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul shuttlecock menggunakan
pukulan backhand antara lain sebagai berikut:

a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket untuk pukulan backhand


Cara melakukannya:
(1) Pegangan backhand (backhand grip).
(2) Raket dipegang pada bagian tangkainya seperti cara Inggris, tetapi raket
putarkan ke kiri, sehingga ibu jari lebih aktif menekan pegangan raket.
(3) Pembelajaran ini dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(4) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(5) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana
yang mudah dilakukan.
Gambar 2.41 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
memegang raket untuk pukulan backhand

b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang raket untuk pukulan backhand


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 161


(1) Gerakan permulaan
(a) Lakukan posisi siap berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu.
Posisi badan menghadap net.
(b) Raket dipegang depan badan ke arah backhand dan kepala raket
hampir sejajar bahu.
(c) Kedua lutut agak direndahkan.
(2) Gerakan pelaksanaan
(a) Saat shuttlecock akan datang, putar badan ke arah kiri hingga posisi kaki
kanan ada di depan (memukul dengan tangan kanan). Posisi bahu
kanan menghadap net (arah datangnya shuttlecock), bersamaan lengan
atas membentuk sudut agak ke atas sedangkan lengan bawah
membentuk suduk ke bawah.
(b) Pindahkan kembali berat badan ke arah kaki kiri dan putar tubuh ke
arah pukulan, hingga raket naik ke posisi lebih tinggi.
(c) Saat shuttlecock bersentuhan dengan raket, sikut dan lengan terentang
lurus, lengan bawah dan pergelangan tangan berputar keluar.
(3) Gerakan akhir
(a) Lengan lurus.
(b) Pandangan mengikuti arah gerakan shuttlecock dan kembali pada tahap
persiapan (sikap awal).
(c) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak shuttlecock yang
dipukul.

Gambar 2.42 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


memegang raket untuk pukulan backhand

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 162


c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melambung-lambungkan shuttlecock
dengan raket di tempat
Cara melakukannya:
(1) Melambung-lambungkan shuttlecock dengan raket di tempat.
(2) Dilanjutkan sambil berjalan maju-mundur dan menyamping menggunakan
pukulan pembelajaran backhand.
(3) Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(4) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(5) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung berapa
banyak shuttlecock yang
dipukul.
Gambar 2.43 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
melambung-lambungkan shuttlecock dengan raket
di tempat

d) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar shuttlecock backhand dan


menangkap shuttlecock secara berpasangan dan berhadapan
Cara melakukannya:
(1) Melempar shuttlecock backhand, dan menangkap shuttlecock secara
berpasangan dan berhadapan.
(2) Dilanjutkan dalam formasi berbanjar, di tempat, bergerak maju-mundur, dan
menyamping.
(3) Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(4) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(5) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak
shuttlecock yang
dipukul.

Gambar 2.44 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


melempar shuttlecock backhand dan menangkap shuttlecock
secara berpasangan dan berhadapan

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 163


c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik pukulan backhand permainan bulu tangkis, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik
pukulan backhand permainan bulu tangkis, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran
gerak spesifik pukulan forehand dan backhand permainan bulu tangkis.
Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar
yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

G. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Berdiri dengan kaki berjajar, dalam posisi terbuka lebih lebar sedikit dari bahu.
Lutut menekuk dan berat badan berada pada bagian telapak kaki sebelah muka,
dekat pangkal ibu jari. Raket dipegang mengarah ke atas dan kepala raket sedikit

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 164


berada pada sisi ‘backhand’ dari tubuh. Gerakan ini merupakan melangkah kaki
menuju shuttlecock dalam . . . .
a. posisi siap
b. pergerakan kaki ke kiri depan
c. pergerakan kaki ke kanan depan
d. pergerakan kaki ke samping kiri

2) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.


a) Saat shuttlecock akan menyentuh kepala raket segera pindahkan kembali kaki
kanan ke depan.
b) Berat badan tertumpu pada kaki kiri.
c) Badan menghadap ke arah gerakan.
d) Lengan mulai bergerak ke atas lurus dengan pergelangan tangan diputar ke
dalam.

Pernyataan-pernyataan di atas, merupakan gerak spesifik pukulan forehand


overhead permainan bulu tangkis pada tahapan . . . .
a. gerakan permulaan
b. gerakan pelaksanaan
c. gerakan akhir
d. gerakan lanjutan

3) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini.


a) Lengan lurus.
b) Pandangan mengikuti arah gerakan shuttlecock dan kembali pada tahap
persiapan (sikap awal).
c) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
d) Pembelajaran dilakukan berulang-ulang selama 5 menit.

Pernyataan-pernyataan di atas, merupakan gerak spesifik pukulan backhand


overhead permainan bulu tangkis pada tahapan . . . .
a. gerakan permulaan
b. gerakan pelaksanaan
c. gerakan akhir
d. gerakan lanjutan

4) Pukulan yang diayun dari belakang badan kita dengan arah depan raket dan
telapak tangan kita menghadap bola. Pernyataan tersebut merupakan pengertian
pukulan . . . .
a. pukulan servis
b. pukulan drive
c. pukulan forehand
d. pukulan backhand

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 165


5) Posisi raket harus berada di atas atau menunjuk ke atas sementara posisi tangan
yang memegang raket harus dekat dengan bahu yang berlawanan. Pernyataan
tersebut merupakan pengertian pukulan . . . .
a. pukulan servis
b. pukulan drive
c. pukulan forehand
d. pukulan backhand

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Tuliskan macam-macam gerak spesifik permainan bulu tangkis.
2) Jelaskan cara memegang raket pukulan forehand permainan bulu tangkis.
3) Jelaskan cara memegang raket pukulan backhand permainan bulu tangkis.
4) Jelaskan cara melakukan pukulan forehand permainan bulu tangkis.
5) Jelaskan cara melakukan pukulan backhand permainan bulu tangkis.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet bulu tangkis baik nasional
maupun dunia yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik permainan bulu tangkis
secara berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut,
dapat diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik pukulan forehand dan backhand permainan bulu
tangkis.
a) Butir Tes
Lakukan aktivitas gerak spesifik pukulan forehand dan backhand permainan bulu
tangkis. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan gerakan
(penilaian proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk Asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 166


(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik Asesmen Keterampilan Gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 167


b. Instrumen untuk Penilaian Produk
1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Memukul Shuttlecock Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Memukul Shuttlecock Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Bulu


Tangkis Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Terpisah Peserta
Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak permainan
Keterampilan Kesempatan didapat dimodifikasi dilakukan
dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 168


4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Bulu
Tangkis Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Perorangan Peserta
Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 169


2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

J. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

K. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan bulu tangkis
secara berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara bermain aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan bulu tangkis
antara lain:
1) Gerak langkah kaki, posisi siap, cara memegang gerak langkah kaki,
posisi siap, cara memegang permainan bulu tangkis.
2) Gerak pukulan forehand dan backhand permainan bulu tangkis.
3) Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan bulu
tangkis, serta mempraktikkan bermain bulu tangkis dengan berbagai
modifikasi.

L. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik permainan bulu tangkis. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 170


2. Peraturan permainan bulu tangkis yang standar. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik permainan bulu
tangkis dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk
membantu dalam mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh
melalui: internet atau sumber lainnya.

M. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik permainan bulu tangkis.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam permainan bulu tangkis.
3. Video pembelajaran gerak spesifik permainan bulu tangkis.
4. Peraturan permainan bulu tangkis yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 171


Aktivitas Pembelajaran Permainan Net 172
Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Permainan Lapangan Melalui Permainan Kasti.
(Pilih Salah Satu Materi atau Lebih Sesuai dengan Kondisi Sekolah)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Permainan Lapangan
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Permainan Kasti
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 3 Kali Pertemuan ( 6 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, dan berlari
menuju tiang hinggap permainan kasti sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan
meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi,
kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 3 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik melempar, menangkap,
memukul bola, dan berlari menuju tiang hinggap permainan kasti. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 173


pembelajaran gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, dan berlari
menuju tiang hinggap permainan kasti, guru menutup pelajaran dengan
pendinginan, dan menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan bermain kasti dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik melempar, menangkap, memukul bola, dan berlari menuju tiang hinggap
permainan kasti dapat dilakukan dengan memodifikasi bola. Bola yang
digunakan tidak harus bola standar bermain kasti. Bola alternatif yang dapat
digunakan seperti: bola kasti, bola rounders, atau bola lain yang terbuat dari
plastik, kain, atau bahan lainnya.
Idealnya adalah menggunakan bola basket yang standar agar peserta didik
lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru meliputi:
asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan dengan
melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, dan berlari
menuju tiang hinggap permainan kasti yang prinsip gerakannya berpusat pada
gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, dan berlari menuju tiang
hinggap permainan kasti.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar, menangkap,
memukul bola, dan berlari menuju tiang hinggap permainan kasti adalah untuk
meningkatkan kemampuan gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola,
dan berlari menuju tiang hinggap permainan kasti.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik permainan kasti akan membantu peserta didik untuk melakukan
permainan kasti dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian
aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 174


Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola, dan
berlari menuju tiang hinggap permainan kasti?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan kasti,
diantaranya:
1) Gerak spesifik melempar bola permainan kasti diantaranya: lemparan bola
lambung, lemparan mendatar, lemparan bola rendah, lemparan bola
menggelundung, dan melempar bola bagi pelambung.
2) Gerak menangkap bola permainan kasti diantaranya: menangkap bola
lambung, menangkap bola datar, dan menangkap bola menyusur tanah.
3) Variasi dan kombinasi gerak melempar dan menangkap bola permainan
kasti diantaranya: melempar dan menangkap bola di tempat secara individu,
melempar dan menangkap bola di tempat secara berpasangan, melempar
dan menangkap bola di tempat secara berpasangan dengan berbagai
lemparan, dan melempar dan menangkap bola berkelompok dengan
berbagai lemparan.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan kasti.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 175


3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Bola kasti atau bola sejenisnya (bola terbuat dari plastik, karet, dll).
c) Rintangan (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah bambu).
d) Peluit dan stopwatch.
e) Lapangan permainan kasti atau lapangan sejenisnya (lapangan bola basket
atau halaman sekolah) yang aman.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan bermain kasti.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan
kasti.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan kasti, baik
kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk
jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter gotong royong dan mandiri,
kompetensi pengetahuan: menganalisis aktivitas pembelajaran gerak spesifik
melempar dan menangkap bola permainan kasti menggunakan tes tertulis,
dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 176


pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan
kasti, serta bermain kasti dalam bentuk yang sederhana dengan peraturan
yang dimodifikasi dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai
karakter antara lain: gotong royong dan mandiri.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan antara lain:
(1) Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok besar (peserta didik
putera dan puteri dibagi sama banyak). Kalau jumlah peserta didik 32
orang, maka satu kelompok terdiri dari 8 peserta didik.
(2) Cara bermain: (1) Bola dioperkan secara beranting dari belakang ke
depan melalui samping kiri/kanan, (2) Bola dioperkan secara beranting
dari belakang ke depan melalui atas kepala, (3) Bola dioperkan secara
beranting dari belakang ke depan melalui bawah/selangkangan. Apabila
bola tersebut terjatuh atau kelompok yang paling terakhir
menyelesaikan operan, dinyatakan sebagai kelompok yang kalah dan
diberi hukuman berjoget atau bernyanyi.
(3) Berdasarkan pengamatan guru pada game, dipilih sejumlah peserta
didik yang dianggap cukup mampu untuk menjadi tutor bagi temannya
dalam aktivitas berikutnya.
(4) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga
diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti:
berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan mengoperkan bola beranting, dilanjutkan dengan mempelajari
aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan
kasti. Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan kasti.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta membuat beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
melempar dan menangkap bola permainan kasti.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 177


Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan
menangkap bola permainan kasti adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik melempar bola permainan kasti

Melempar bola adalah tugas dari Pitcher (pelempar). Pemain ini berdiri disekitar
lingkaran daerah pitcher sampai daerah dekat home plate. Tugas pitcher antara lain
melempar bola kepada pemukul (batter) dengan baik, menjaga tiang hinggap
pertama ketika pemain first baseman memungut bola, dan membantu pemain di
belakang tiang hinggap.
Seorang pelempar harus menguasai gerak spesifik lemparan dengan cara
yang berbeda. Setiap lemparan memiliki efek yang berbeda. Ada lemparan bola
yang melesat cepat, ada lemparan bawah yang lambat, ada pula lemparan
melintir. Upayakan lemparan supaya susah ditebak oleh lawan. Langkah-langkah
melempar bola kasti yang benar:
(1) Posisi berdiri menghadap catcher (penangkap). Pegang bola dibalik paha dan
sembunyikan dari pandangan batter Penyerang/Pemukul.
(2) Ayunkan lengan ke belakang lalu ke depan dengan ayunan yang stabil.
(3) Putarlah kaki kanan dan badan (pivot) hingga mengarah ke base ketiga.
(4) Pada waktu lengan dibelakang, sepakan kaki kiri ke atas. Kemudian,
langkahkan kaki kiri lurus ke depan.
(5) Ayunkan lengan dan lemparkan bola ke depan dengan sepenuh tenaga. Pada
saat bersamaan, ayunkan kaki kanan ke belakang.

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap


bola permainan kasti, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan bola lambung


Cara melakukannya:
(a) Arahkan bola dengan lemparan dari belakang bawah ke depan atas.
(b) Pandangan ditujukan pada arah sasaran lempar.
(c) Sikap badan sedikit ke belakang.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 178


(d) Ayunkan bola dari belakang bawah menuju ke depan atas hingga bola lepas
dan melambung jauh.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Gambar 3.5 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan bola lambung

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan mendatar


Cara melakukannya:
(a) Bola dipegang dengan tangan kanan.
(b) Menghadap ke arah sasaran lempar.
(c) Pandangan tertuju pada sasaran lempar.
(d) Kedua kaki dibuka silang depan, lutut agak ditekuk.
(e) Rentangkan tangan lempar ke belakang dengan bola diarahkan ke sasaran.
(f) Lengan kiri lurus ke depan sejajar dengan bahu.
(g) Sikap badan sedikit ke belakang.
(h) Dengan melangkahkan kaki satu langkah, lemparkan bola lurus ke arah
depan.
(i) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 179


Gambar 3.6 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan mendatar

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan bola rendah


Cara melakukannya:
(a) Melangkahkan satu kaki ke depan.
(b) Bola diayunkan dari belakang atas menuju ke depan bawah hingga bola itu
meluncur setinggi lutut penerima.
(c) Pandangan selalu tertuju pada bola.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Gambar 3.7 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan bola rendah

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan bola menggelinding


Cara melakukannya:
(a) Melangkahkan satu kaki ke depan.
(b) Bola diayunkan dari belakang atas menuju ke depan bawah hingga bola itu
meluncur setinggi lutut penerima.
(c) Tangan lempar diayunkan dari atas menuju bawah lutut.
(d) Pandangan selalu tertuju pada bola.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 180


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Gambar 3.8 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lemparan bola


menggelinding

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar bola bagi pelambung


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak, kaki kanan berada di depan.
(b) Bola dipegang dengan tangan kanan di depan paha kaki kanan.
(c) Condongkan badan ke depan.
(d) Putar lengan tangan kanan yang memegang bola 360°.
(e) Bersamaan dengan itu langkahkan kaki kiri ke depan dan lepaskan bola saat
bola berada di samping paha kaki kanan yang disertai lecutan pergelangan
tangan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar.

Gambar 3.9 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar bola bagi pelambung

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 181


Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik menangkap bola permainan kasti

Menangkap adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk dapat
menguasai bola dengan tangan yang mengenakan glove, dan hasil pukulan
ataupun lemparan teman. Pembelajaran menangkap bola harus dimiliki dan
dilatih oleh pemain agar dapat bermain kasti dengan baik.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola
permainan kasti, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola lambung


Cara melakukannya:
(a) Perhatikan arah lambungan bola.
(b) Lari menuju bola dan berhenti di bawah lambungan bola.
(c) Arahkan kedua tangan pada bola.
(d) Telapak tangan membentuk corong menghadap ke atas.
(e) Pandangan ke arah bola datang.
(f) Tangkap bola dengan kedua tangan.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik
diminta untuk
melakukan gerakan
ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit
dan menghitung
berapa banyak bola
yang ditangkap.

Gambar 3.10 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap


bola lambung

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola datar


Cara melakukannya:
(a) Menghadap ke arah bola datang.
(b) Kedua kaki dibuka dan lutut ditekuk.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 182


(c) Sikap badan agak condong ke depan.
(d) Pandangan ke arah bola.
(e) Kedua tangan lurus ke depan.
(f) Telapak tangan menghadap bola dengan membentuk mangkuk.
(g) Tangkap bola dengan kedua tangan. Lalu genggam dengan jari.
(h) Setelah bola tertangkap, tarik ke arah dada dengan menekuk siku.
(i) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(j) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditangkap.

Gambar 3.11 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola datar

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola menyusur tanah


Cara melakukannya:
(a) Dengan sikap membungkuk, kedua lutut ditekuk, dan kedua lengan lurus ke
bawah.
(b) Dengan sikap duduk berlutut, kemudian menangkap bola.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang ditangkap.

Gambar 3.12 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap


bola menyusur tanah

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 183


Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


variasi dan kombinasi gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan
kasti

Variasi atau kombinasi merupakan gabungan beberapa hal gerak spesifik yang
dilakukan dalam satu rangkaian gerakan, dengan tujuan agar anak didik dapat
memperkirakan efek dari pukulan, mengetahui yang harus dilakukan untuk
mencetak angka, dan membuat tempo permainan.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik menangkap bola
permainan kasti, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola di tempat
secara individu
Cara melakukannya:
(a) Bola dilambungkan dari arahkan bola dengan lemparan dari bawah ke atas.
(b) Pandangan ditujukan pada arah lambungan bola ke atas.
(c) Sikap badan sedikit ke depan.
(d) Ayunkan bola dari belakang bawah menuju ke depan atas hingga bola lepas
dan melambung ke atas.
(e) Setelah itu bola ditangkap dengan dua tangan.
(f) Pembelajaran lempar tangkap bola di tempat dan dilanjutkan sambil
bergerak maju dengan bola dilambungkan sendiri.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang selama 3 – 5
menit dan menghitung
berapa banyak bola
yang dilempar dan
ditangkap.

Gambar 3.13 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


melempar dan menangkap bola di tempat secara individu

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 184


(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola di tempat
secara berpasangan
Cara melakukannya:
(a) Saling berhadapan dengan jarak 3 – 5 meter.
(b) Bola dilemparkan secara bergantian dengan lemparan setinggi dada.
(c) Pandangan ditujukan pada arah lemparan bola.
(d) Sikap badan sedikit ke depan.
(e) Ayunkan bola dari belakang bawah menuju ke depan atas hingga bola lepas
dan melambung ke depan.
(f) Pembelajaran gerakan lempar tangkap bola dengan lecutan tangan
berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju mundur.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
dilempar dan ditangkap.

Gambar 3.14 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan


menangkap bola di tempat secara berpasangan

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola di tempat
secara berpasangan dengan berbagai lemparan
Cara melakukannya:
(a) Saling berhadapan dengan jarak 6 – 7 meter.
(b) Bola dilemparkan secara bergantian dengan lemparan ayunan atas, ayunan
samping, dan bawah.
(c) Menangkap dengan gerakan menangkap bola lurus serta bola guling tanah,
dilakukan ditempat dilanjutkan dengan gerak maju mundur jalan atau lari
jogging secara berpasangan.
(d) Pandangan ditujukan pada arah lemparan bola.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 185


(e) Sikap badan sedikit ke depan.
(f) Ayunkan bola dari belakang bawah menuju ke depan atas hingga bola lepas
dan melambung ke depan.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
dilempar dan ditangkap.

Gambar 3.15 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan


menangkap bola di tempat secara berpasangan dengan berbagai lemparan

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap bola


berkelompok dengan berbagai lemparan
Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran gerak spesifik lempar tangkap bola dengan lemparan ayunan
atas, ayunan samping, bawah.
(b) Menangkap dengan gerakan menangkap bola lurus serta bola guling rendah.
(c) Pembelajaran ini dilakukan di tempat dalam formasi berbanjar dan
berkelompok dalam pemain bergerak lari setelah melakukan lemparan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak bola yang
dilempar dan ditangkap.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 186


Gambar 3.16 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan menangkap
bola berkelompok dengan berbagai lemparan

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik melempar dan menangkap bola permainan kasti, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar dan
menangkap bola permainan kasti, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
melempar dan menangkap bola permainan kasti. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 187


Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memukul bola permainan kasti, diantaranya:
• Gerak spesifik memukul bola dengan ayunan penuh (swing).
• Gerak spesifik memukul bola tanpa ayunan (bunting).

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik memukul permainan kasti

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik melempar


dan menangkap bola permainan kasti, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memukul bola dengan pemukul permainan kasti.
Memukul bola kasti adalah tugas dari seorang pemukul, pemain pemukul
atau penyerang (batter) bertugas memukul bola untuk mencetak angka (run).
Untuk itu, batter harus dapat memukul dengan baik dan lari ke tiang hinggap,
kemudian menyentuh semua tiang hinggap secara berurutan untuk kembali ke
home plate.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola dengan pemukul
permainan kasti dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai
berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang stick (pemukul)


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 188


(a) Saat menunggu lemparan pitcher, buka kedua kaki selebar bahu, lutut sedikit
ditekuk.
(b) Pusatkan Pandangan pada bola yang akan meluncur.
(c) Posisikan badan agak condong ke depan untuk menjaga keseimbangan.
(d) Pegangan agak ke belakang, siku bengkok, bahu sejajar dan sedikit agak ke
bawah.
(e) Saat akan memukul posisi badan tegak lurus di depan bahu kanan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
1 – 2 menit dan merasakan gerakan mana yang mudah untuk dilakukan.

Gambar 3.17 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang stick


(pemukul)

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik posisi kepala dan mata


Cara melakukannya:
(a) Berdirilah kira-kira seluas bidang pinggang sejajar dengan plate.
(b) Berdirilah agak jauh dari home plate, walaupun demikian pemukul dapat
menyentuh bagian sudut yang terjauh dari home plate.
(c) Berdirilah pada bagian belakang batter`s box, dengan kaki bagian depan
berada lurus dengan bagian belakang sudut home plate.
(d) Posisi bahu sejajar dan lengan dibawa ke belakang dengan sewajarnya.
(e) Pandangan selalu tertuju pada bola.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipukul.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 189


Gambar 3.18 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik posisi kepala dan mata

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan ayunan (swing)


Cara melakukannya:
(a) Posisi badan berdiri tegak, kaki dibuka selebar bahu dan sedikit ditekuk.
(b) Pegang stick/pemukul ke belakang bahu. Posisikan ujung stick/pemukul lebih
tinggi dibandingkan bahu, sedangkan siku agak jauh dari badan.
(c) Pandangan mata menatap pada gerakan pitcher.
(d) Saat pitcher melempar bola, langkahkan kaki ke arah pitcher. Ayunkan stick/
pemukul mengenai bola dengan cepat memakai kekuatan lengan.
(e) Selesaikan gerakan ayunan lengan sampai bola melambung ke udara.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipukul.

Gambar 3.19 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan ayunan (swing)

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola dengan


pemukul dengan pukulan ayunan (swing) permainan kasti dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 190


(1) Aktivitas pembelajaran gerak memukul bola dengan bola dilambungkan
sendiri
Cara melakukannya:
(a) Berdiri menyamping arah gerakan.
(b) Tangan kanan memegang bola dan tangan kiri memegang stick/
pemukul.
(c) Lambungkan bola dengan tangan kanan di depan badan.
(d) Dengan cepat pegang bat dengan dua tangan bersamaan kaki kiri
dilangkahkan ke depan.
(e) Pada saat yang tepat ayunkan bat ke depan ke arah bola hingga stick/
pemukul mengenai bola.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit dan menghitung berapa banyak bola yang dipukul.

Gambar 3.20 Aktivitas pembelajaran gerak memukul bola dengan bola


dilambungkan sendiri

(2) Aktivitas pembelajaran gerak memukul bola dengan stick/pemukul bola


dilambungkan teman
Cara melakukannya:
(a) Pemain berdiri berhadapan A dan B berjarak ± 3-4 meter, A sebagai
pemukul, dan B sebagai pelambung.
(b) Satu pasangan satu buah bola kasti dipegang oleh B.
(c) Pemain B melambungkan bola ke A, dan A memukul bola, fokuskan
prinsip dasar gerakan memegang stick/pemukul, ayunan lengan, dan
fokus terhadap sasaran bola.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 191


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang dipukul.

Gambar 3.21 Aktivitas pembelajaran gerak memukul bola dengan


stick/pemukul bola dilambungkan teman

(3) Aktivitas pembelajaran gerak memukul bola dengan stick/pemukul bola


dilambungkan teman (pelambung)
Cara melakukannya:
(a) Pemain berdiri berhadapan A dan B berjarak ± 4-5 meter, A sebagai
pelambung. Pitcher dan pemain B sebagai pemukul.
(b) Satu pasangan satu buah bola kasti dipegang oleh pemain A.
(c) Pemain A melambungkan bola ke pemain B, dan pemain B memukul
bola.
(d) Fokuskan prinsip dasar gerakan memegang stick/pemukul, ayunan
lengan, dan fokus terhadap sasaran bola.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang dipukul.

Gambar 3.22 Aktivitas pembelajaran gerak memukul bola dengan stick/


pemukul bola dilambungkan teman (pelambung)

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 192


(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan bunt (menahan bola)
Cara melakukannya:
(a) Putar posisi badan dari posisi siap memukul, untuk melakukan bunt
menghadap pelambung (posisi kaki tetap berada pada batter box).
(b) Pegang stick dengan ujung tangan di antara jari telunjuk dan ibu jari,
sedangkan jari-jari lain dilipat disekitar pemukul.
(c) Tempatkan pemukul sama tinggi/datar di depan berhadapan dengan
pelambung.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang selama
3 – 5 menit secara
berpasangan dan
menghitung berapa banyak
bola yang dipukul.

Gambar 3.23 Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik pukulan bunt (menahan bola)

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola dengan


pemukul dengan pukulan bunt (menahan bola) permainan kasti dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran memukul bola bunt dengan stick/pemukul, bola


dilambungkan sendiri
Cara melakukannya:

Gambar 3.24 Aktivitas pembelajaran memukul bola bunt dengan


stick/pemukul, bola dilambungkan sendiri

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 193


(2) Aktivitas pembelajaran memukul bola bunt dengan stick/pemukul bola
dilambungkan teman
Cara melakukannya:

Gambar 3.25 Aktivitas pembelajaran memukul bola bunt dengan stick/


pemukul bola dilambungkan teman

(3) Aktivitas pembelajaran memukul bola dengan stick/pemukul bola


dilambungkan teman (pelambung)
Cara melakukannya:
(a) Pemain berdiri berhadapan pemain A dan pemain B berjarak ± 4-5
meter.
(b) Pemain A sebagai pelambung (pitcher), dan pemain B sebagai pemukul.
(c) Satu pasangan satu buah bola kasti, dipegang oleh pemain A.
(d) Pemain A melambungkan bola ke pemain B, dan pemain B memukul
bola (bunt), fokuskan.
(e) Prinsip dasar gerakan memegang stick/pemukul, perkenaan bola pada
stick/pemukul, dan fokus terhadap sasaran bola.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
selama 3 – 5 menit secara berpasangan dan menghitung berapa banyak
bola yang dipukul.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 194


Gambar 3.26 Aktivitas pembelajaran memukul bola dengan stick/pemukul
bola dilambungkan teman (pelambung)

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik memukul bola dengan pemukul permainan kasti, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul bola
dengan pemukul permainan kasti, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
memukul bola dengan pemukul permainan kasti. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

F. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 3)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran bermain kasti menggunakan peraturan dimodifikasi, diantaranya:

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 195


• Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan kasti, serta
mempraktikkan bermain kasti dengan berbagai modifikasi.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


bermain kasti menggunakan peraturan yang dimodifikasi
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memukul
bola dengan pemukul permainan kasti, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
bermain kasti menggunakan peraturan dimodifikasi.
Bermain dengan menggunakan peraturan dimodifikasi menggunakan gerak
spesifik gerak spesifik melempar, menangkap, memukul bola dengan pemukul
permainan kasti serta menggunakan lapangan yang disederhanakan dan jumlah
pemain disesuaikan dengan kebutuhan.
Aktivitas pembelajaran bermain kasti menggunakan peraturan dimodifikasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran bermain kasti dengan peraturan yang dimodifikasi,


dengan gerakan melempar, menangkap bola, dan berlari
Cara melakukannya:
(a) Pemainan dibagi berkelompok (A sampai F) empat orang (pemain)
perkelompok, masing-masing menempati posisinya.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 196


(b) Pemain kelompok A menangkap dan melempar, pemain kelompok B
pelambung (pitcher atau lambungan biasa) juga penangkap bola.
(c) Pemainan kelompok C D, E sebagai pelari, dan pemainan kelompok F
penangkap dan pelempar.
(d) Permainan dilakukan ± 2 - 3 menit.
(e) Pemain B melambungkan bola pada pemain A, dan pemain A menangkap
lalu dilempar ke pemain kelompok F, maka pemain A berlari ke pemain C, C
ke D, D ke E, dan E ke B.
(f) Lakukan seterusnya seperti gerakan pertama. Untuk pemain kelompok F,
mendapat giliran setelah permainan berakhir ± 2 - 3 menit.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan ini selama 10 – 15 menit
secara berkelompok dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar,
tangkap, dan dipukul.

Gambar 3.27 Aktivitas pembelajaran bermain kasti dengan peraturan yang


dimodifikasi, dengan gerakan melempar, menangkap bola, dan berlari

(2) Aktivitas pembelajaran bermain kasti dengan peraturan yang dimodifikasi,


dengan bermain melempar, memegang stick, memukul, menangkap bola, dan
berlari cepat
Cara melakukannya:
(a) Pemain dibagi berkelompok (pemain A sampai pemain pemain F ).
(b) Empat pemain perkelompok, masing-masing menempati posisinya, pemain
kelompok A pemukul, pemain kelompok B pelambung (pitcher atau
lambungan biasa), pemain kelompok C, D, E pelari, dan kelompok F
penangkap dan pelempar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 197


(c) Permainan dilakukan ± 2-3 menit, pemain B melambungkan bola pada
pemain A, dan pemain A memukul, maka setelah bola dipukul pemain A lari
ke C, D ke E, dan pemain E ke pemain B, sedangkan pemain B ke pemain A.
(d) Perpindahan lari dilakukan dengan cepat sebelum bola dilempar ke O.
(e) Lakukan seterusnya seperti gerakan pertama. Untuk pemain kelompok F
dan O, mendapat giliran setelah permainan berakhir ± 2 - 3 menit.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan permainan ini selama 10 – 15 menit
secara berkelompok dan menghitung berapa banyak bola yang dilempar,
tangkap, dan dipukul.

Gambar 3.28 Aktivitas pembelajaran bermain kasti dengan peraturan yang


dimodifikasi, dengan bermain melempar, memegang stick, memukul, menangkap
bola, dan berlari cepat

c. Kegiatan Alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran bermain
kasti menggunakan peraturan dimodifikasi, sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 198


Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran bermain kasti menggunakan
peraturan dimodifikasi, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran bermain kasti
menggunakan peraturan dimodifikasi. Kemudian peserta didik diminta
untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku
catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

G. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Agar bisa bermain kasti dengan baik, seorang pemain dituntut harus memiliki
beberapa kemampuan gerak spesifik permainan kasti, seperti: memukul,
melempar, dan menangkap bola serta kemampuan . . . .
a. berlari
b. berjalan
c. menggapai tiang hinggap
d. mematikan pergerakan lawan

2) Gerakan ini merupakan sebuah gerakan melempar bola yang menggunakan


ayunan kebelakang kepala atas agar bola dapat melambung jauh. Gerakan
lemparan ini dalam permainan kasti berguna untuk melakukan operan dengan
jarak yang jauh. Gerakan ini merupakan gerak spesifik melempar bola . . . .
a. mendatar
b. melambung
c. menggelundung
d. menyusur tanah

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 199


3) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini yang merupakan gerak spesifik
permainan kasti.
a) Perhatikan arah lambungan bola.
b) Lari menuju bola dan berhenti di bawah lambungan bola.
c) Arahkan kedua tangan pada bola.
d) Telapak tangan membentuk corong menghadap ke atas.
e) Pandangan ke arah bola datang.
f) Tangkap bola dengan kedua tangan.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, gerakan tersebut merupakan gerak


spesifik menangkap bola . . . .
a. datar
b. setinggi dada
c. menyusur tanah
d. lambung
4) Memukul bola kasti adalah tugas dari seorang pemukul, pemain pemukul atau
penyerang (batter) bertugas memukul bola untuk mencetak angka (run). Seorang
pemukul dalam memukul bola harus mahir . . . . datangnya bola.
a. memperkirakan arah
b. mengontrol kecepatan bola
c. mengayunkan pemukul
d. memukul bola dengan keras

5) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini yang merupakan gerak spesifik


dalam permainan kasti.
a) Saat menunggu lemparan pitcher, buka kedua kaki selebar bahu, lutut sedikit
ditekuk.
b) Pusatkan Pandangan pada bola yang akan meluncur.
c) Posisikan badan agak condong ke depan untuk menjaga keseimbangan.
d) Pegangan agak ke belakang, siku bengkok, bahu sejajar dan sedikit agak ke
bawah.
e) Saat akan memukul posisi badan tegak lurus di depan bahu kanan.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, gerakan tersebut merupakan gerak


spesifik . . . .
a. memukul bola melambung
b. memukul bola bunt
c. memegang pemukul
d. mengayunkan pemukul

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 200


b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.
1) Tuliskan macam-macam gerak spesifik permainan kasti.
2) Jelaskan cara melakukan melempar bola permainan kasti.
3) Jelaskan cara melakukan menangkap bola permainan kasti.
4) Jelaskan cara melakukan gerak spesifik melempar dan menangkap bola
dalam permainan kasti.
5) Jelaskan cara melakukan gerak spesifik memukul bola dalam permainan
kasti.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar pemain kasti baik nasional yang
meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok. Untuk
membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui
informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik permainan kasti secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik melempar dan menangkap bola kasti.
a) Butir Tes
Lakukan aktivitas gerak spesifik melempar dan menangkap bola kasti. Unsur-
unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan gerakan (penilaian proses)
meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk Asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik Asesmen Keterampilan Gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 201


Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Melempar, Menangkap, dan Memukul Bola Kasti Secara Terpisah untuk
Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 202


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Melempar, Menangkap, dan Memukul Bola Kasti Secara Terpisah untuk Seluruh
Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Kasti


Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak permainan
Keterampilan Kesempatan didapat dimodifikasi dilakukan
dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Bermain Kasti


Menggunakan Peraturan yang Dimodifikasi Secara Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 203


Hasil Uji Keterampilan
Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 204


J. Interaksi dengan Orang Tua
Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

K. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan kasti secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara bermain aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan kasti antara
lain:
1) Gerak spesifik melempar dan menangkap bola permainan kasti.
2) Gerak spesifik memukul bola permainan kasti.
3) Konsep peraturan permainan dan modifikasi aktivitas permainan kasti,
serta mempraktikkan bermain kasti dengan berbagai modifikasi.

L. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik permainan kasti. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
2. Peraturan permainan kasti yang standar. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik permainan kasti
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam
mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau
sumber lainnya.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 205


M. Bahan Bacaan Guru
1. Bentuk-bentuk gerak spesifik permainan kasti.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam permainan kasti.
3. Video pembelajaran gerak spesifik permainan kasti.
4. Peraturan permainan kasti yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Permainan Lapangan 206


Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Beladiri Melalui Pencak Silat.
(Pilih Salah Satu Materi atau Lebih Sesuai dengan Kondisi Sekolah)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Beladiri
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Beladiri Pencak Silat
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi,
kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 4 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah,
pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 207


pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat, guru menutup pelajaran
dengan pendinginan, dan menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan rangkaian gerakan beladiri pencak silat dengan
menggunakan peraturan yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai
mandiri dan gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan
hindaran beladiri pencak silat dapat dilakukan dengan memodifikasi gerakan.
Idealnya adalah menggunakan gerakan-gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat yang prinsip gerakannya
berpusat pada gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah,
pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat adalah
untuk meningkatkan kemampuan gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah,
pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik beladiri pencak silat akan membantu peserta didik untuk melakukan
beladiri pencak silat dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian
aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada
peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat?

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 208


D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pukulan, dan tangkis beladiri pencak
silat, diantaranya:
1) Gerak kuda-kuda dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompok di tempat dan bergerak.
2) Gerak pukulan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompokdan bergerak di tempat sambil bergerak.
3) Gerak tangkisan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompok di tempat dan sambil bergerak.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik beladiri pencak silat.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Peluit dan stopwatch.
c) Ruangan atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).
d) Arena beladiri pencak silat atau lapangan sejenisnya.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 209


1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan beladiri
pencak silat.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik beladiri pencak silat, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-
nilai karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
menganalisis aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah,
pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri pencak silat
menggunakan tes tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan yaitu:
mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola
langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, dan hindaran beladiri
pencak silat.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk game yang disesuaikan dengan beladiri pencak
silat.
j) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 210


dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan berdiri dan jongkok, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, dan elakan beladiri pencak silat.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan,
tangkisan, dan elakan beladiri pencak silat.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, dan elakan
beladiri pencak silat.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola
langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, dan elakan beladiri pencak silat adalah
sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik kuda-kuda beladiri pencak silat

Dalam pencak silat dikenal adanya sikap kuda-kuda. Fungsi dari kuda-kuda
dalam pencak silat diantaranya adalah untuk memperkokoh atau memper-
kuat posisi berdiri kaki di saat melakukan penyerangan maupun tangkisan
terhadap lawan.
Merupakan posisi kaki sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan
gerakan bela serang, terdiri dari: kuda-kuda depan, kuda-kuda belakang, kuda-
kuda tengah, kuda-kuda samping, dan kuda-kuda silang: silang depan, dan
silang belakang.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 211


Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda dalam
beladiri pencak silat antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap berdiri tegak 1


Cara melakukannya:
(a) Tangan lurus di samping, pandangan ke depan.
(b) Badan tegak, kedua kaki rapat, kedua tumit rapat.
(c) Kedua telapak kaki membentuk sudut 900.
(d) Digunakan untuk berbaris, melakukan pemusatan diri, berdoa, sikap awal
melakukan gerákan, dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit sampai merasakan
sikap/posisi berdiri tegak yang
mudah dilakukan.

Gambar 4.1 Aktivitas pembelajaran sikap


berdiri tegak 1

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap berdiri tegak 2


Cara melakukannya:
(a) Tangan mengepal di samping pinggang, pandangan ke depan.
(b) Badan tegak, kedua kaki rapat, kedua tumit rapat.
(c) Kedua telapak kaki membentuk sudut 900.
(d) Digunakan untuk melakukan gerak dasar, melakukan sikap awal senam,
dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit sampai merasakan
sikap/posisi berdiri tegak yang
mudah dilakukan.
Gambar 4.2 Aktivitas pembelajaran sikap
berdiri tegak 2

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 212


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap berdiri tegak 3
Cara melakukannya:
(a) Tangan mengepal di depan dada, pandangan ke depan.
(b) Badan tegak, kedua kaki rapat, kedua tumit rapat.
(c) Kedua telapak kaki membentuk sudut 900.
(d) Digunakan untuk melakukan gerak
dasar, melakukan sikap awal senam,
dilakukan secara perorangan atau
kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan
gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan
gerakan ini selama 2 – 3 menit sampai
merasakan sikap/posisi berdiri tegak
yang mudah dilakukan.
Gambar 4.3 Aktivitas pembelajaran
sikap berdiri tegak 3

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap berdiri tegak 4


Cara melakukannya:
(a) Tangan menyilang di depan dada, pandangan ke depan.
(b) Badan tegak, kedua kaki rapat, kedua tumit rapat.
(c) Kedua telapak kaki membentuk sudut 900.
(d) Digunakan untuk melakukan gerak teknik dasar, melakukan sikap awal
senam, dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit sampai merasakan
sikap/posisi berdiri tegak yang
mudah dilakukan.

Gambar 4.4 Aktivitas pembelajaran sikap


berdiri tegak 4

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap salam dan sikap berdoa
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 213


(a) Dimulai dengan sikap awal. Yaitu: berdiri tegak dengan telapak kaki
membentuk sudut 900, dan kedua telapak tangan dirapatkan di depan dada.
(b) Kedua tangan direntangkan ke atas sambil mengucapkan: Tuhan Yang Maha
Esa.
(c) Kedua tangan diturunkan dan dirapatkan di depan dada sambit
mengucapkan, menciptakan saya sebagai manusia.
(d) Meluruskan tangan kanan ke depan dengan limajari terbuka sambil
mengucapkan Pancasila.
(e) Tarik kembali tangan kanan ke depan dada dan kembali kedua tangan
dikepalkan di dada kemudian bersiap untuk metakukan gerakan jurus.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini selama 2 – 3 menit
sampai merasakan sikap/posisi berdiri tegak yang mudah dilakukan.

Gambar 4.5 Aktivitas pembelajaran sikap bersyukur, berdoa atau memusatkan diri

(6) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap kuda-kuda depan


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Kaki kiri ditarik ke belakang lurus.
(d) Lutut kaki depan tertekuk, badan tegak.
(e) Pandangan ke depan, kedua lengan di samping pinggang.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 214


(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit sampai merasakan
sikap/posisi berdiri tegak yang
mudah dilakukan.

Gambar 4.6 Aktivitas pembelajaran sikap kuda-kuda


depan

(7) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap kuda-kuda belakang


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Kaki kiri ditarik ke belakang dengan lutut direndahkan.
(d) Lutut kaki depan lurus.
(e) Badan tegak.
(f) Pandangan ke depan, kedua lengan di samping pinggang.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 – 3
menit sampai merasakan
sikap/posisi berdiri tegak yang
mudah dilakukan.
Gambar 4.7 Aktivitas pembelajaran sikap kuda-
kuda belakang

(8) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap kuda-kuda samping


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Kaki kiri ditarik ke samping dengan lutut tertekuk.
(d) Lutut kaki kanan lurus.
(e) Badan tegak.
(f) Pandangan ke depan, kedua lengan di samping pinggang.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 215


(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini selama 2 – 3
menit sampai
merasakan sikap/posisi
berdiri tegak yang
mudah dilakukan.

Gambar 4.8 Aktivitas pembelajaran sikap kuda-kuda


samping

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik pola langkah beladiri pencak silat
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda
beladiri pencak silat, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran
gerak spesifik pola langkah pencak silat.
Langkah adalah perubahan injakan kaki dari satu tempat ke tempat lain,
yang dapat dilakukan dengan posisi segaris, tegak lurus, dan serong. Pola
langkah adalah perubahan injakan kaki dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Langkah dapat dilakukan lurus, silang/serong. Cara melakukannya bisa dengan
cara diangkat, geseran, ingutan, lompatan dan loncatan. Dimaksud dengan
langkah adalah perubahan injakan kaki dari satu tempat ke tempat lain, yang
dapat dilakukan dengan posisi segaris, tegak lurus, dan serong.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik pola langkah beladiri
pencak silat antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pola langkah segaris


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Tarik kaki kiri ke belakang segaris dengan kaki depan.
(d) Tumpuan pada kaki depan.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 216


(e) Pandangan ke depan, kedua lengan di samping pinggang.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit sampai merasakan pola
langkah yang mudah dilakukan.

Gambar 4.9 Aktivitas pembelajaran pola


langkah segaris

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pola langkah tegak lurus


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Tarik kaki kiri ke samping.
(d) Tumpuan pada kedua kaki pandangan ke depan.
(e) Kedua lengan sikap pasang/ waspada.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit sampai merasakan pola
langkah yang mudah dilakukan.

Gambar 4.10 Aktivitas pembelajaran pola


langkah tegak lurus

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pola langkah serong


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Tarik kaki kiri ke samping.
(d) Tumpuan pada kaki kiri pandangan
ke depan.
(e) Kedua lengan sikap pasang/waspada.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 217


(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 – 3
menit sampai merasakan pola
langkah yang mudah dilakukan.

Gambar 4.11 Aktivitas pembelajaran


pola langkah serong

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pola langkah 4


Keterampilan gerak dalam pencak silat (sikap tegak, langkah segaris, langkah
tegak lurus, langkah serong dan kuda-kuda).
Cara melakukannya:
(a) Lakukan sikap tegak/sikap awal.
(b) Lakukan langkah tegak lurus dan kedua kaki membentuk kuda-kuda (kedua
lutut kaki direndahkan), kembali pada sikap awal.
(c) Lakukan langkah segaris dan kaki belakng membentuk kuda-kuda (lutut
kaki belakng direndahkan), kembali pada sikap awal.
(d) Lakukan langkah serong dan kaki depan membentuk kuda-kuda (lutut kaki
depan direndahkan), kembali pada sikap awal.
(e) Lakukan gerakkan ini tidak terputus-putus.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini selama 2 – 3 menit
sampai merasakan pola langkah yang mudah dilakukan.

Gambar 4.12 Aktivitas pembelajaran pola langkah 4

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 218


Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik pukulan beladiri pencak silat
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik pola
langkah beladiri pencak silat, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik pukulan beladiri pencak silat.
Pukulan adalah berbagai macam gerak serangan yang dilakukan dengan
menggunakan tangan sebagai komponennya. Dalam pertandingan pencak silat
olahraga, gerakan pukulan yang sering digunakan adalah pukulan depan,
pukulan sengkol/bandul, pukulan tegak, pukulan samping dan pukulan lingkar.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan beladiri
pencak silat antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan tebak


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kanan ke depan bersamaan tangan kanan memukul ke
arah depan.
(d) Sikap telapak tangan menghadap arah pukulan, sedangkan tangan yang kiri
menempel depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kanan/depan.
(f) Lakukan kebalikannya dengan pukulan tangan kiri.
(g) Lakukan di tempat dan lanjutkan
dengan bergerak maju.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali pukulan yang dilakukan.
Gambar 4.13 Aktivitas pembelajaran pukulan
tebak

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 219


(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan dorong
Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal, kedua lengan di samping pinggang.
(b) Langkahkan kaki kanan ke depan bersamaan kedua lengan mendorong ke
arah depan.
(c) Kedua telapak tangan menghadap arah sasaran tumpuan berat badan pada
kaki kanan/depan.
(d) Lakukan kebalikannya dengan melangkahkan kaki kiri.
(e) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit dan menghitung
berapa kali pukulan yang
dilakukan.
Gambar 4.14 Aktivitas pembelajaran
pukulan dorong

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan sodok


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal, kedua lengan di samping pinggang.
(b) Langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan lengan keri menyodok ke arah
depan.
(c) Telapak tangan menghadap arah samping dalam tumpuan berat badan pada
kaki kiri/depan.
(d) Lakukan kebalikannya dengan melangkahkan kaki kiri dan tangan kiri.
(e) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit dan menghitung
berapa kali pukulan yang
dilakukan.
Gambar 4.15 Aktivitas pembelajaran pukulan sodok

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 220


(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan colok
Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal, kedua lengan di samping pinggang.
(b) Langkahkan kaki kanan ke depan bersamaan tangan kanan mencolok ke arah
depan atas.
(c) Sikap telapak tangan menghadap arah samping dalam, sedangkan tangan
yang kiri menempel depan dada.
(d) Tumpuan berat badan pada kaki kanan/depan.
(e) Lakukan kebalikannya dengan pukulan tangan kiri.
(f) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali pukulan yang dilakukan.

Gambar 4.16 Aktivitas pembelajaran


pukulan colok

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan sanggah


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan tangan kiri menyanggah ke arah
depan atas.
(d) Sikap telapak tangan menghadap arah depan, sedangkan tangan yang kanan
menempel depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kiri/depan.
(f) Lakukan kebalikannya dengan pukulan tangan kanan.
(g) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 221


(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit dan menghitung
berapa kali pukulan yang
dilakukan.

Gambar 4.17 Aktivitas pembelajaran pukulan


sanggah

(6) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan bandul


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan tangan kiri memukul dari arah
bawah ke atas.
(d) Sikap telapak tangan mengepal, sedangkan tangan yang kanan menempel
depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kiri/depan.
(f) Lakukan kebalikannya dengan pukulan tangan kanan.
(g) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali pukulan yang dilakukan.

Gambar 4.18 Aktivitas pembelajaran pukulan


bandul

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan dari atas beladiri


pencak silat, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan ketok


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 222


(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kanan ke depan bersamaan tangan kanan memukul dari
atas ke arah bawah.
(d) Sikap telapak tangan menghadap arah samping dalam, sedangkan tangan
yang kiri menempel depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kanan/depan.
(f) Lakukan kebalikannya dengan pukulan tangan kiri.
(g) Lakukan di tempat dan lanjutkan
dengan bergerak maju.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali pukulan yang dilakukan.
Gambar 4.19 Aktivitas pembelajaran
pukulan ketok

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan tumbuk


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kiri ke depan bersamaan tangan kiri memukul dari atas ke
arah bawah.
(d) Sikap telapak tangan mengepal, sedangkan tangan yang kanan menempel
depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kiri/depan, lakukan kebalikannya dengan
pukulan tangan kanan.
(f) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali pukulan yang dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 223


Gambar 4.20 Aktivitas pembelajaran pukulan
tumbuk

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan dari samping


beladiri pencak silat, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan tampar


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kanan ke depan bersamaan tangan kanan menampar dari
samping ke arah sasaran.
(d) Sikap telapak tangan menghadap arah sasaran, sedangkan tangan yang kiri
menempel depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kanan/depan.
(f) Lakukan kebalikannya dengan pukulan angan kiri.
(g) Lakukan di tempat dan lanjutkan dengan bergerak maju.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit dan menghitung
berapa kali pukulan yang
dilakukan.

Gambar 4.21 Aktivitas pembelajaran pukulan


tampar

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan kepret


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 224


(a) Sikap tegak/sikap awal.
(b) Kedua lengan di samping pinggang.
(c) Langkahkan kaki kanan ke depan bersamaan tangan kanan mengkepret ke
arah sasaran.
(d) Sikap telapak tangan mengepal, sedangkan tangan yang kiri menempel
depan dada.
(e) Tumpuan berat badan pada kaki kanan/depan.
(f) Lakukan kebalikannya dengan pukulan tangan kiri.
(g) Lakukan di tempat dan lanjutkan
dengan bergerak maju.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(i) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali pukulan yang dilakukan.

Gambar 4.22 Aktivitas pembelajaran pukulan


kepret

Aktivitas 4

d) Aktivitas pembelajaran 4 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik tangkisan beladiri pencak silat

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik pukulan


beladiri pencak silat, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran
gerak spesifik tangkisan beladiri pencak silat.
Tangkisan dalam pencak silat merupakan usaha pembelaan dengan cara
mengadakan kontak langsung dengan serangan, yang bertujuan: mengalihkan
serangan dan lintasannya, membendung atau menahan serangan, jika terpaksa.
Tangkisan selalu disertai dengan sikap kuda-kuda, sikap tangan dan sikap tubuh
yang baik. sedangkan tangkisan itu sendiri dapat menggunakan satu lengan, dua
lengan, siku dan kaki.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan beladiri
pencak silat antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 225


(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan luar
Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada, dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kiri ke samping bersamaan tangkiskan tangan kanan ke arah
luar.
(e) Posisi sikut tertekuk dan telapak tangan menghadap dalam, serta kuda-
kuda pada kaki depan.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali tangkisan yang dilakukan.

Gambar 4.23 Aktivitas pembelajaran


tangkisan luar

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan dalam


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada, dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kiri ke samping kanan bersamaan tangkiskan tangan kanan ke
arah dalam.
(e) Posisi sikut tertekuk dan telapak tangan mengepal menghadap dalam, serta
kuda-kuda pada kaki depan.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali tangkisan yang dilakukan.

Gambar 4.24 Aktivitas pembelajaran tangkisan


dalam

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 226


(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan atas
Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada, dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kanan ke depan bersamaan tangkiskan tangan kanan ke arah atas.
(e) Posisi sikut tertekuk dan telapak tangan menghadap depan, serta kuda-kuda
pada kaki depan.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 – 3
menit dan menghitung berapa kali
tangkisan yang dilakukan.

Gambar 4.25 Aktivitas pembelajaran


tangkisan atas

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan bawah


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada, dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kiri ke samping kiri bersamaan tangkiskan tangan kanan ke
bawah.
(e) Posisi sikut tertekuk dan telapak tangan mengepal menghadap bawah, serta
kuda-kuda pada kaki kiri.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali
tangkisan yang dilakukan.

Gambar 4.26 Aktivitas pembelajaran tangkisan


bawah

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 227


Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan menggunakan
siku beladiri pencak silat, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan siku dalam/rendah


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada, dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kiri ke samping kiri bersamaan tangkiskan sikut kanan ke depan
bawah.
(e) Posisi sikut tertekuk dan telapak tangan mengepal menghadap dalam, serta
kuda-kuda pada kaki kanan, kaki kiri direndahkan.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit dan menghitung
berapa kali tangkisan yang
dilakukan.

Gambar 4.27 Aktivitas pembelajaran


tangkisan siku dalam/rendah

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan siku luar/rendah


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada, dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kanan ke samping kiri bersamaan tangkiskan sikut kiri ke
samping bawah.
(e) Posisi sikut tertekuk dan telapak tangan mengepal, serta kuda-kuda pada
kaki kiri, kaki kanan direndahkan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 228


(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali tangkisan yang dilakukan.

Gambar 4.28 Aktivitas pembelajaran


tangkisan siku luar/rendah

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan menggunakan dua


tangan beladiri pencak silat, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan sejajar dua tangan


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kanan ke samping kiri bersamaan tangkiskan kedua tangan ke
depan.
(e) Kedua telapak tangan berhadapan posisi sikut tertekuk, kuda-kuda pada
kaki kiri depan/kiri.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan
gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan
gerakan ini selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali tangkisan yang
dilakukan.

Gambar 4.29 Aktivitas pembelajaran


tangkisan sejajar dua tangan

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan dua tangan belah/rendah


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 229


(c) Kedua tangan mengepal di depan dada dan pandangan ke depan.
(d) Angkat kaki kanan ke di depan badan hingga posisi lututnya tertekuk
bersamaan tangkiskan kedua tangan ke ke samping badan.
(e) Kedua telapak tangan menghadap ke luar posisi sikut tertekuk, serta pusat
tumpuan berat badan pada kaki kiri, posisi lurus.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali tangkisan yang dilakukan.

Gambar 4.30 Aktivitas pembelajaran


tangkisan dua tangan belah/rendah

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tangkisan dua tangan belah/tinggi


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak.
(b) Kedua kaki rapat, kedua tumit membentuk sudut ± 900.
(c) Kedua tangan mengepal di depan dada dan pandangan ke depan.
(d) Geser kaki kanan ke samping kanan bersamaan tangkiskan kedua tangan ke
ke depan samping di atas depan badan.
(e) Kedua telapak tangan menghadap ke atas, serta kuda-kuda pada kaki kiri.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama
2 – 3 menit dan menghitung
berapa kali tangkisan yang
dilakukan.
Gambar 4.31 Aktivitas pembelajaran tangkisan dua
tangan belah/tinggi

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, dan tangkisan beladiri pencak silat,
sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 230


Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola
langkah, pukulan, dan tangkisan beladiri pencak silat, peserta didik
diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan
bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik kuda-kuda, pola langkah, pukulan, dan
tangkisan beladiri pencak silat. Kemudian peserta didik diminta untuk
melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik tendangan dan elakan beladiri pencak silat,
diantaranya:
1) Gerak tendangan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompokdan bergerak di tempat sambil bergerak.
2) Gerak elakan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompok di tempat dan sambil bergerak.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 231


b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik tendangan beladiri pencak silat

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik kuda-


kuda, pola langkah, pukulan, dan tangkisan beladiri pencak silat, dilanjutkan
dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan beladiri
pencak silat.
Dalam beladiri pencak silat, tendangan merupakan salah satu gerakan yang
digunakan ketika berhadapan dengan lawan dengan situasi jarak yang jauh.
Dimana pesilat menggunakan tungkai kaki dalam serangannya. Di dalam
pertandingan pencak silat, apabila pesilat berhasil melakukan gerakan tendangan
dan serangan dengan menggunakan gerakan tendangan tersebut masuk, maka
pesilat tersebut akan memperoleh point 2.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan beladiri
pencak silat antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan depan


Cara melakukannya:
(a) Sikap tegak.
(b) Angkatan kaki dan salah satu kaki ditendangkan ke depan dengan gerak
menyentakan kaki hingga lurus.
(c) Telapak kaki menghadap arah sasaran.
(d) Kedua tangan sikap waspada di depan badan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali tendangan yang dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 232


Gambar 4.32 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
tendangan depan

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan samping


Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap tegak.
(b) Angkatan kaki dan salah satu kaki ditendangkan ke samping dengan gerak
menyentakan kaki hingga lurus dengan posisi badan menyamping.
(c) Telapak kaki menghadap arah sasaran.
(d) Kedua tangan sikap waspada di
depan badan.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali tendangan yang dilakukan.
Gambar 4.33 Aktivitas pembelajaran tendangan
samping

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan belakang


Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap tegak.
(b) Angkatan kaki dan salah satu kaki ditendangkan ke belakang dengan gerak
menyentakan kaki hingga lurus.
(c) Posisi badan membelakangi sasaran kedua tangan menyentuh lantai di
depan.
(d) Telapak kaki menghadap arah sasaran.
(e) Kedua tangan sikap waspada di depan badan.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 233


(f) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali
tendangan yang dilakukan.
Gambar 4.34 Aktivitas pembelajaran tendangan
belakang

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan busur depan


Cara melakukannya:
(a) Diawali dengan sikap tegak.
(b) Angkatan kaki dan salah satu kaki ditendangkan ke depan dengan gerak
membusur hingga lurus.
(c) Posisi badan menghadapi sasaran.
(d) Telapak kaki menghadap arah sasaran.
(e) Kedua tangan sikap waspada di depan badan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali tendangan yang dilakukan.

Gambar 4.35 Aktivitas pembelajaran tendangan busur


depan

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan busur belakang


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 234


(a) Diawali dengan sikap tegak.
(b) Angkatan kaki, dan salah satu kaki ditendangkan ke samping dengan gerak
membusur hingga lurus.
(c) Posisi badan menyamping sasaran.
(d) Telapak kaki menghadap arah sasaran.
(e) Kedua tangan sikap waspada di depan badan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini selama 2 – 3 menit dan
menghitung berapa kali tendangan yang dilakukan.

Gambar 4.36 Aktivitas pembelajaran tendangan busur


belakang

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik elakan beladiri pencak silat

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan


beladiri pencak silat, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran
gerak spesifik elakan beladiri pencak silat.
Elakan dilakukan dengan cara memindahkan sasaran dari arah serangan.
Arah elakan dilakukan sesuai dengan arah delapan penjuru mata angin. Elakan
dapat dilakukan dengan cara: Elak hadap yaitu mengelak dengan memindahkan
kaki belakang sehingga badan menghadap lawan, Elak samping, yaitu mengelak
dengan cara memindahkan kaki ke samping dan posisi badan dimiringkan, Elak
angkat kaki, yaitu dilakukan dengan mengangkat salah satu kaki kiri dari sasaran
penyerangan, dan Elak kaki silang, yaitu dilakukan dengan menyilangkan kaki ke
samping atau serong.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 235


Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik elakan beladiri pencak
silat antara lain sebagai berikut:
(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik elakan bawah
Cara melakukannya:
(a) Mengelakan diri dari serangan pada bagian badan sebelah atas.
(b) Merendahkan diri dengan sikap tungkai ditekuk tanpa memindahkan letak
telapak kaki.
(c) Disertai dengan sikap tubuh dan sikap tangan waspada.
(d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali elakan yang dilakukan.

Gambar 4.37 Aktivitas


pembelajaran elakan bawah

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik elakan atas


Cara melakukannya:
(a) Mengelakkan diri dari serangan pada bagian badan sebelah bawah.
(b) Mengangkat kedua kaki dengan sikap tungkai ditekuk.
(c) Disertai dengan sikap tubuh dan sikap tangan waspada.
(d) Mendarat dengan kaki saling menyusul atau dengan kedua kaki.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 –
3 menit dan menghitung berapa
kali elakan yang dilakukan.

Gambar 4.38 Aktivitas pembelajaran


elakan atas

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik elakan samping


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 236


(a) Mengelakkan diri dari serangan lurus depan dan atas.
(b) Dari sikap kangkang, memindahkan badan kesamping dengan merubah
sikap tungkai (kuda-kuda).
(c) Disertai dengan sikap tubuh dan sikap tangan waspada.
(d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini selama 2 – 3
menit dan menghitung berapa kali
elakan yang dilakukan.

Gambar 4.39 Aktivitas pembelajaran


elakan samping

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik tendangan dan elakan, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik tendangan dan
elakan beladiri pencak silat, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
tendangan dan elakan beladiri pencak silat. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 237


F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.
1) Sistem sikap dan gerak terencana, terkoordinasi, terarah, terorganisasi dan
terkendali yang bermoral dan beretika, yaitu memiliki ukuran tentang baik dan
buruk yang dapat digunakan untuk pembelaan diri serta kegiatan seni dan
olahraga disebut sebagai . . . .
a. pencak silat
b. pembelaan diri
c. unsur beladiri
d. hakikat beladiri
2) Gerak pencak silat yang baik selalu berupaya agar lawan selalu berada dalam
posisi kedudukan yang tidak baik. Misalnya dengan sikap dan gerak tipu
menghilangkan keseimbangan lawan, sapuan kaki, ungkitan terhadap lawan dan
sebagainya. Hal-hal yang harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh sebagai
dasar pencak silat adalah . . . . .
a. sikap kuda-kuda
b. sikap dan gerak
c. pola gerak
d. pola langkah

3) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.


a) Dimulai dari berdiri ditengah-tengah titik O.
b) Kaki kiri atau kanan bergerak terlebih dahulu.
c) Berat badan dipindahkan ke arah depan, dengan demikian titik berat badan
berada sedikit pada kaki depan.
d) Geser kaki kanan ke depan menjadi kuda-kuda depan dan tarik kaki kanan
kembali ke sikap semula.
e) Setelah kaki berhenti melangkah atau bergeser, titik berat badan harus tetap
ditengah, tidak bergoyang-goyang, kaki belakang ditekuk sedikit, tidak
boleh lurus.

Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan sikap kuda-kuda . . . .


a. samping
b. tengah
c. belakang
d. depan

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 238


4) Bila seorang pesilat diserang dengan menggunakan gerak spesifik tendangan
depan, maka gerakan yang dilakukan oleh pesilat tersebut menggunakan gerakan
....
a. tangkisan depan
b. tangkisan samping
c. jatuhan
d. elakan/hindaran

5) Cara pembelaan dengan mengadakan kontak langsung dengan lawan dalam


pencak silat dinamakan . . . .
a. serangan
b. pembelaan
c. tangkisan
d. elakan

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan salah satu sikap kuda-kuda dalam beladiri pencak silat.
2) Jelaskan salah satu gerakan serangan dengan menggunakan tangan dalam
beladiri pencak silat.
3) Jelaskan salah satu gerakan serangan dengan menggunakan kaki dalam
beladiri pencak silat.
4) Jelaskan salah satu gerakan elakan dalam beladiri pencak silat.
5) Jelaskan salah satu gerakan tangkisan dalam beladiri pencak silat.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet beladiri pencak silat baik
nasional yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik beladiri pencak silat
secara berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut,
dapat diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak beladiri pencak silat.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 239


a) Butir Tes
Lakukan aktivitas gerak sikap kuda-kuda, pola langkah, pukulan, tangkisan,
tendangan, dan elakan dalam pencak silat. Unsur-unsur yang dinilai adalah
kesesuaian melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal,
pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).
Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 240


Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Sikap Kuda-kuda, Pukulan, Tangkisan, Tendangan, dan Elakan Secara Terpisah
untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Sikap Kuda-kuda, Pukulan, Tangkisan, Tendangan, dan Elakan Secara Terpisah
untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Rangkaian Gerak


SederhanaPencak Silat Secara Terpisah Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 241


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak rangkaian sederhana
Kesempatan didapat
Keterampilan dilakukan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Rangkaian Gerak


SederhanaPencak Silat Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 242


G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik beladiri pencak silat secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik beladiri pencak silat
antara lain:
1) Gerak kuda-kuda dalam pencak silat secara individual, berpasangan
atau berkelompok di tempat dan bergerak.
2) Gerak pukulan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompokdan bergerak di tempat sambil bergerak.
3) Gerak tangkisan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompok di tempat dan sambil bergerak.
4) Gerak tendangan dalam pencak silat secara individual, berpasangan
atau berkelompokdan bergerak di tempat sambil bergerak.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 243


5) Gerak elakan dalam pencak silat secara individual, berpasangan atau
berkelompok di tempat dan sambil bergerak.

J. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik beladiri pencak silat. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
2. Peraturan beladiri pencak silat yang standar. Untuk membantu dalam
mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah,
koran, internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik beladiri pencak silat
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam
mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau
sumber lainnya.

K. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik beladiri pencak silat.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam beladiri pencak silat.
3. Video pembelajaran gerak spesifik beladiri pencak silat.
4. Peraturan beladiri pencak silat yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Beladiri 244


Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Atletik Melalui (Jalan Cepat, Lari Jarak Pendek,
Lompat Jauh, dan Tolak Peluru)
(Pilih Salah Satu Materi atau Lebih Sesuai dengan Kondisi Sekolah)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Atletik
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Jalan Cepat
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis
jalan cepat sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan
nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-
nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan
situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 5 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik start, gerakan jalan cepat,
dan memasuki garis finis jalan cepat. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas

Aktivitas Pembelajaran Atletik 245


pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis
jalan cepat, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan menyampaikan
simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan perlombaan jalan cepat dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong
royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis jalan cepat dapat
dilakukan dengan memodifikasi gerakan.
Idealnya adalah menggunakan gerakan-gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis
jalan cepat yang prinsip gerakannya berpusat pada gerak spesifik start, gerakan
jalan cepat, dan memasuki garis finis jalan cepat.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan cepat,
dan memasuki garis finis jalan cepat adalah untuk meningkatkan kemampuan
gerak spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finis jalan cepat.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik jalan cepat akan membantu peserta didik untuk melakukan aktivitas jalan
cepat dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian aktivitas jasmani
yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada peningkatan kebugaran
jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis
finis jalan cepat?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran

Aktivitas Pembelajaran Atletik 246


a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik jalan cepat, diantaranya:
1) Gerak start, langkah kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/ kemiringan tubuh,
dan memasuki garis finish jalan cepat.
2) Fase-fase aktivitas pembelajaran keterampilan gerak jalan cepat.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan gerak spesifik jalan
cepat.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak..
b) Startblock atau sejenisnya.
c) Tali pembatas
d) Bendera start
e) Peluit dan stopwatch.
f) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah)

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 247


b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan jalan cepat.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/
kemiringan tubuh, dan memasuki garis finish jalan cepat.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik jalan cepat, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai
karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan: menganalisis
aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan,
posisi tubuh/kemiringan tubuh, dan memasuki garis finish jalan cepat
menggunakan tes tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan yaitu:
mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, langkah kaki,
ayunan lengan, posisi tubuh/kemiringan tubuh, dan memasuki garis finish
jalan cepat dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter
antara lain: gotong royong dan mandiri.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya adalah
berkumpul dengan berjalan ke suatu sasaran.
j) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 248


2) Kegiatan inti (70 menit)
Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan berkumpul dengan berjalan ke suatu sasaran, dilanjutkan
dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan
cepat, dan memasuki garis finish jalan cepat.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finish
jalan cepat.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finish jalan cepat.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan
cepat, dan memasuki garis finish jalan cepat adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik jalan cepat
Jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus. Selama saat
setiap langkah, kaki yang bergerak maju pejalan kaki harus berhubungan/
menyentuh tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Kaki penyangga
harus diluruskan (tidak bengkok di lutut) untuk sekurang-kurangnya sesaat
dalam posisi tegak/vertikal.
Pelaksanaan perlombaan jalan cepat itu diawali dengan adanya
pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati garis finish, maka untuk
teknik jalan cepat ini dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu: keterampilan gerak
start, teknik jalan cepat, dan teknik melewati garis finish.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan jalan
cepat, dan memasuki garis finish jalan cepat antara lain sebagai berikut:
(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik start jalan cepat
Start perlombaan jalan cepat dilakukan dengan start berdiri. Karena start pada
jalan cepat ini kurang berpengaruh terhadap hasil perlombaan, maka tidak ada
teknik khusus yang harus dipelajari atau dilatih.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 249


Cara melakukannya:
(a) Posisi badan Berdiri beberapa meter dibelakang garis start.
(b) Setelah mendengar aba-aba "Bersedia" dari petugas start, maka segeralah
maju dan tempatkan salah satu kaki dibelakang garis start dengan lutut yang
sedikit ditekuk, sedangkan kaki yang satunya berada dibelakang dengan
lurus dan rileks.
(c) Badan agak condong ke depan tumpuan badan berada di kaki bagian depan,
dengan kedua lengan bergantung lemas dan menempel pada samping
badan.
(d) Pandangan mata lurus ke depan.
(e) Pada saat mendengar aba-aba "Ya" atau bunyi pistol dari panitia, segera
langkahkan kaki ke depan, dan selanjutnya jalan terus secepat-cepatnya
sampai melewati garis finish.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.1 Aktivitas pembelajaran keterampilan gerak start


jalan cepat

(2) Aktivitas pembelajaran keterampilan gerak langkah kaki dan ayunan lengan jalan
cepat
Cara melakukannya:
(a) Pada saat melangkah, kaki yang satunya harus selalu kontak dengan tanah
dan kaki harus selalu lurus sebelum kaki yang satunya melangkah dan
mendarat di tanah.
(b) Bersamaan dengan menganggat paha tangan diayunkan ke depan seperti
orang berjalan pada umumnya akan tetapi tangan diayunkan ke atas seperti
posisi ketika berlari.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 250


(c) Pada saat kaki mendarat dan kontak dengan tanah, dengan segera paha
tungkai kaki yang berada di belakang diangkat kedepan, bersamaan dengan
itu tungkai bawah kaki kiri dan tangan kanan diayunkan ke depan diikuti
dengan badan dicondongkan ke depan, dengan pandangan tetap lurus ke
depan.
(d) Sewaktu mendaratkan kaki yang melangkah, diawali dengan bagian tumit
dan kemudian ke ujung kaki dengan posisi lutut tetap lurus.
(e) Diusahakan gerakan lengan dan bahu tidak terlalu tinggi.
(f) Selama berjalan diusahakan posisi pinggul tetap rendah dan berada
dibawah. gerakan ini diusahakan agar tetap konsisten dan hindari gerakan
ke arah samping yang berlebihan.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 30 –50 meter.

Gambar 5.2 Aktivitas pembelajaran langkah kaki dan


ayunan lengan jalan cepat

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memasuki garis finish jalan cepat
Cara melakukannya:
Tidak ada teknik khusus untuk finish ini. Umumnya jalan terus hingga melewati
garis finish, baru dikendorkan keceppatan jalannya setelah melewati jarak lima
meter.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 251


Untuk memperoleh
langkah-langkah yang
tidak sampai terangkat
sehingga melayang, maka
pemindahan berat badan
dari satu kaki ke kaki lain
harus nampak jelas pada
gerak panggul.

Gambar 5.3 Aktivitas pembelajaran memasuki garis


finish jalan cepat

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


fase-fase gerak spesifik jalan cepat
Bentuk-bentuk fase-fase aktivitas pembelajaran gerak spesifik jalan cepat antara
lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik fase tumpuan dua kaki jalan cepat
Cara melakukannya:
(a) Fase gerakan tumpuan dua kaki ini terjadi sangat singkat.
(b) Pada saat kedua kaki menyentuh tanah, pada saat itu pula berakhir
dorongan yang diikuti oleh gerakan tarikan.
(c) Tarikan ini lebih lama dan menyebabkan gerakan berlawanan antara bahu
dan pinggul.
(d) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan
menempuh jarak 30 –50
meter.
Gambar 5.4 Aktivitas pembelajaran fase tumpuan dua
kaki jalan cepat

Aktivitas Pembelajaran Atletik 252


(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik fase tarikan jalan cepat
Cara melakukannya:
(a) Fase gerakan tarikan dimulai setelah gerakan terdahulu selesai.
(b) Gerakan ini dilakukan oleh kaki depan akibat kerja tumit dan koordinasi
seluruh bagian badan.
(c) Gerakan ini selesai apabila badan berada di atas kaki penopang.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 30 –50 meter.

Gambar 5.5 Aktivitas pembelajaran fase tarikan jalan cepat

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik fase relaksasi jalan cepat


Cara melakukannya:
(a) Tahap ini barada antara selesainya fase tarikan dan awal dari fase dorongan
kaki.
(b) Pinggang ada pada bidang yang sama dengan bahu.
(c) Lengan vertikal dan parallel di samping badan.
(d) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan
menempuh jarak 30 –50
meter.
Gambar 5.6 Aktivitas pembelajaran fase relaksasi jalan
cepat

Aktivitas Pembelajaran Atletik 253


(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik fase dorongan jalan cepat
Cara melakukannya:
(a) Fase ini dilakukan apabila fase terdahulu selesai dan bila titik pusat gravitasi
badan mengambil alih kaki tumpu.
(b) Kaki yang baru saja menyelesaikan tarikan mulai mengambil alih gerakan
dorongan.
(c) Kaki yang lain bergerak maju dan diluruskan.
(d) Jangkauan gerak yang lebar dimana pinggang berada pada sisi yang sama,
maju searah, memungkinkan suatu fleksibilitas yang besar dan memberi kaki
dorong waktu yang lebih lama bekerja dengan meluruskan pergelangan
kaki.
(e) Lengan melakukan fungsi pengimbangan secara diametris/wajar berlawanan
dengan kaki.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 30 –50 meter.

Gambar 5.7 Aktivitas pembelajaran fase dorongan jalan cepat

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik start, teknik jalan cepat, dan teknik melewati garis finish, sesuai potensi
dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 254


Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, teknik jalan
cepat, dan teknik melewati garis finish, peserta didik diminta untuk
menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
jalan cepat. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan hasil
capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran perlombaan jalan cepat menggunakan peraturan dimodifikasi,
diantaranya:
1) Variasi dan kombinasi gerak jalan cepat.
2) Gerak jalan cepat dalam bentuk perlombaan menempuh jarak 3.000 meter
menggunakan peraturan yang dimodifikasikan.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 255


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


variasi gerak spesifik jalan cepat

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik start,


teknik jalan cepat, dan teknik melewati garis finish, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran variasi gerak spesifik jalan cepat. Bentuk-
bentuk aktivitas pembelajaran variasi gerak spesifik jalan cepat antara lain
sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak jalan cepat permainan (hitam-hijau), dilakukan


berpasangan dan berkelompok
Cara melakukannya:
(a) Pemain kelompok A diberi nama Hitam.
(b) Pemain kelompok B diberi nama Hijau.
(c) Setiap pemain berhadapan sikap melangkah.
(d) Nama kelompok yang disebut lari berbalik ke belakang dan yang tidak
disebut mengejar.
(e) Cara penyebutan nama kelompok (Hi.......tam/jau).
(f) Yang tidak dapat mengejar atau dapat dikejar menggendong.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak
3 – 5 kali secara berkelompok.

Gambar 5.8 Aktivitas pembelajaran jalan cepat permainan (hitam-hijau),


dilakukan berpasangan dan berkelompok

Aktivitas Pembelajaran Atletik 256


(2) Aktivitas pembelajaran gerak gerakan jalan cepat menangkap bola yang
dilambung
Cara melakukannya:
(a) Aktivitas pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
(b) Pembelajaran dilakukan gerakan jalan cepat setelah bola dilambungkan ke
depan ke atas oleh pelambung bersamaan aba-aba “Ya”.
(c) Kemudian bola ditangkap sebelum jatuh ke lantai.
(d) Pembelajaran ini dilakukan bergantian yang melambung bola dan yang
berjalan menangkap bola.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali secara berkelompok.

Gambar 5.9 Aktivitas pembelajaran gerakan jalan cepat menangkap


bola yang dilambung

(3) Aktivitas pembelajaran gerak lomba jalan cepat mengambil bola dilakukan
berpasangan dan berhadapan
Cara melakukannya:
(a) Aktivitas pembelajaran diawali dengan diletakkan bola pada garis tengah
lapangan basket/voli atau halaman sekolah.
(b) Peserta didik berdiri dan melakukan gerakan start berdiri pada garis start,
menghadap arah bola.
(c) Selanjutnya setelah ada aba-aba ”ya”, lakukan jalan cepat ke arah bola dan
mengambilnya.
(d) Peserta didik yang lebih awal menyentuh bola dinyatakan sebagai
pemenang.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 257


(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali secara berkelompok.

Gambar 5.10 Aktivitas pembelajaran lomba jalan cepat mengambil bola


dilakukan berpasangan dan berhadapan

(4) Aktivitas pembelajaran gerak gerakan jalan cepat dengan langkah kaki lebar,
mengikuti garis pada lintasan
Cara melakukannya:
(a) Aktivitas pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
(b) Pembelajaran dilakukan menggunakan gerakan jalan cepat dengan langkah
mengikuti garis pada lintasan.
(c) Badan dicondongkan ke depan dan pandangan lurus ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali secara berkelompok.

Gambar 5.11 Aktivitas pembelajaran gerakan jalan cepat dengan langkah


kaki lebar, mengikuti garis pada lintasan

Aktivitas Pembelajaran Atletik 258


(5) Aktivitas pembelajaran gerak gerakan jalan cepat pada garis lurus melewati tanda
titik-titik untuk mengatur lebar langkah
Cara melakukannya:
(a) Aktivitas pembelajaran dilakukan secara perorangan, berpasangan atau
berkelompok.
(b) Aktivitas pembelajaran dilakukan menggunakan gerakan jalan cepat dengan
mengitari lapangan basket/voli/sepak bola atau halaman sekolah.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak
3 – 5 kali secara berkelompok.

Gambar 5.12 Aktivitas pembelajaran gerakan jalan cepat pada garis


lurus melewati tanda titik-titik untuk mengatur lebar langkah

(6) Aktivitas pembelajaran gerak gerakan jalan cepat berkelompok 4 - 7 orang dalam
satu formasi berbanjar
Cara melakukannya:
(a) Aktivitas pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
(b) Peserta didik yang paling depan memberikan aba-aba "ya".
(c) Peserta didik yang berada di belakang berjalan ke depan melewati samping
formasi barisan dengan gerakan jalan cepat, dan seterusnya.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali secara berkelompok.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 259


Gambar 5.13 Aktivitas pembelajaran gerakan jalan cepat
berkelompok 4 - 7 orang dalam satu formasi berbanjar

(7) Aktivitas pembelajaran gerak gerakan jalan cepat berkelompok 4 - 7 orang dalam
satu formasi berbanjar menggunakan tongkat estafet
Cara melakukannya:
(a) Aktivitas pembelajaran diawali dengan salah seorang peserta didik
mengoper tongkat ke belakang dengan cara dijulurkan ke belakang.
(b) Kemudian peserta didik yang berada di belakang mengambilnya, dan yang
terakhir menerima tongkat berlari ke barisan depan sambil membawa
tongkat, dan kembali memberikan pada yang di belakangnya.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali secara berkelompok.

Gambar 5.14 Aktivitas pembelajaran gerakan jalan cepat


berkelompok 4 - 7 orang dalam satu formasi berbanjar
menggunakan tongkat estafet

Aktivitas Pembelajaran Atletik 260


Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


perlombaan jalan cepat

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran variasi gerak spesifik


jalan cepat, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran perlombaan
jalan cepat dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi.
Perlombaan jalan cepat menggunakan peraturan yang dimodifikasi
merupakan menggabungkan keterampilan gerak yang telah dipelajari, mulai dari
start, gerakan jalan cepat, dan memasuki garis finish, dengan tujuan agar Peserta
didik dapat melakukan jalan cepat dengan berbagai macam gerakan.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran perlombaan jalan cepat menggunakan
peraturan yang dimodifikasi antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran lomba jalan cepat pada lintasan lurus


Cara melakukannya:
(a) Berjalan sepanjang lintasan dan upayakan agar telapak kaki mengikuti
sebuah garis lurus.
(b) Menjaga agar badan bergerak pada jalur lurus sehingga tidak terjadi
pengurangan jangkauan langkah ataupun kecepatan.
(c) Berkonsentrasi pada gerak sebelah kaki dalam tahap penarikan dengan
menancapkan tumit pada tanah dan berkonsentrasi pada gerak tersebut oleh
kaki yang lain, kemudian perhatikan kedua kaki.
(d) Seperti pembelajaran (3) tetapi berkonsentrasi pada kaki pendorong.
(e) Lakukan pembelajaran di atas berulang kali, pertaa dengan satu kaki
kemudian dengan kedua belah kaki.
(f) Dengan langkah terkontrol, lakukan langkah-langkah percepatan dan
perubahan-perubahan irama jalan, pada jarak-jarak yang pendek.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Pembelajaran ini dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 2 - 3 kali.

(2) Aktivitas pembelajaran lomba jalan cepat pada tikungan


Cara melakukannya:
(a) Badan dan kepala diusahakan tetap vertikal, lengan bengkok pada siku
dengan sudut ±90º.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 261


(b) Kaki belakang setelah melakukan dorongan dengan sempurna, bergerak
maju ke depan, bengkok dan ujung jari kaki dekat dengan tanah.
(c) Kaki depan ditarik ke belakang dan diluruskan sampai mencapai penarikan
dan dorongan.
(d) Kaki-kaki bergerak pada satu garis dalam arah jalan cepat dan titik pusat
gravitasi menempuh jalur yang sama.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Pembelajaran ini dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 2 - 3 kali.

(3) Aktivitas pembelajaran lomba jalan cepat menempuh jarak 1.000 meter
Cara melakukannya:
(a) Start
Cara melakukannya:
• Start perlombaan jalan cepat dilakukan dengan start berdiri.
• Start pada jalan cepat ini kurang berpengaruh terhadap hasil
perlombaan maka tidak ada teknik khusus yang harus dipelajari atau
dilatih.
• Sikap start pada umumnya adalah sebagai berikut.
o Pada aba “bersedia”, peserta didik menepatkan kaki kiri di
belakang garis start, kaki kanan di belakang kaki kiri, badan agak
condong ke depan, tangan bergantung kendor.
o Pada “bunyi pistol” atau aba “Ya!”, segera langkahkan kaki kanan
ke muka, dan terus jalan.
(b) Langkah
Cara melakukannya:
• Dimulai dengan gerakan mengangkat paha kaki ayun ke muka, lutut
terlipat, tungkai badan bergantung ke muka, karena ayunan paha ke
muka tungkai bawah ikut terayun ke muka, lutut menjadi lurus,
kemudian menapak ke tumit terlebih dahulu menyentuh tanah.
• Bersamaan dengan ayunan kaki tersebut kaki tumpu menolak dengan
mengangkat tumit selanjutnya ujung kaki tumpu lepas dari tanah
berganti menjadi kaki ayun.

(c) Kecondongan badan sedikit ke depan dengan ayunan lengan


Cara melakukannya:
• Siku dilipat lebih kurang 90 derajat.
• Ayunan lengan arahnya lebih masuk, gerakan lengan seirama dengan
langkah kaki.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 262


(d) Finish
Cara melakukannya:
• Tidak ada gerakan khusus untuk memasuki garis finish.
• Umumnya jalan terus hingga melewati garis finish, baru dikendorkan
keceppatan jalannya setelah melewati jarak lima meter.
• Untuk memperoleh langkah-langkah yang tidak sampai terangkat
sehingga melayang, maka pemindahan berat badan dari satu kaki ke
kaki lain harus nampak jelas pada gerak panggul.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Pembelajaran ini dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 2 - 3 kali.
(4) Aktivitas pembelajaran lomba jalan cepat menempuh jarak 2.000 meter
Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran jalan cepat dengan menempuh jarak 500 meter sama dengan
pembelajaran jalan cepat menempuh jarak 200 meter, akan tetapi dilakukan
dengan kecepatan sub-maksimal dengan pengulangan antara 6-12 kali
dengan istirahat atau pemulihan antara 3 - 4 menit.
(b) Setelah melakukan gerakan-gerakan di atas dilanjutkan dengan
pembelajaran jalan cepat menempuh jarak 1.000 meter.
(c) Pembelajaran ini dilakukan sama dengan pembelajaran di atas, akan tetapi
dilakukan dalam berntuk perlombaan, yaitu dimulai dari gerakan start
berdiri sampai dengan finish.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan perlombaan ini menempuh jarak
1.000 m dan 2.000 m.

Gambar 5.15 Aktivitas pembelajaran lomba jalan cepat menempuh jarak


1.000 m dan 2.000 m

Aktivitas Pembelajaran Atletik 263


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran variasi
gerak spesifik jalan cepat, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak
spesifik jalan cepat, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya
dalam melakukan aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak
spesifik jalan cepat. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.
1) Perbedaan antara jalan dengan lari terletak pada . . . .
a. kecondongan badan
b. cara kaki menapak
c. panjang langkah
d. memasuki garis finish

Aktivitas Pembelajaran Atletik 264


2) Pada saat kedua kaki menyentuh tanah, pada saat itu pula berakhir dorongan yang
diikuti oleh gerakan tarikan. Tarikan ini lebih lama dan menyebabkan gerakan
berlawanan antara bahu dan pinggul. Gerakan tersebut merupakan fase . . . . jalan
cepat.
a. tarikan
b. relaksasi
c. dorongan
d. tumpuan dua kaki
3) Start yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat adalah . . . .
a. start jongkok
b. strat melayang
c. start panjang
d. start berdiri
4) Pada saat kedua kaki menyentuh tanah, berakhir pula dorongan yang diikuti oleh
gerakan tarikan. Gerakan ini merupakan gerakan jalan cepat fase . . . .
a. tarikan
b. rileksasi
c. dorongan
d. tumpuan dua kaki
5) Gerakan ini dilakukan oleh kaki depan akibat kerja tumit dan koordinasi seluruh
bagian badan serta selesai apabila badan berada di atas kaki penopang,
merupakan gerakan jalan cepat fase . . . .
a. tarikan
b. tumpuan dua kaki
c. rileksasi
d. dorongan

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan perbedaan antara jalan cepat dengan lari.
2) Jelaskan cara melakukan gerakan start jalan cepat.
3) Jelaskan cara melakukan gerakan jalan cepat.
4) Jelaskan cara melakukan gerakan memasuki garis finish jalan cepat.
5) Tuliskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan jalan cepat.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet jalan cepat baik nasional yang
meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok. Untuk
membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui
informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 265


2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik jalan cepat secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik jalan cepat.
a) Butir tes
Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan,
dan memasuki garis finis jalan cepat. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian
melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan,
dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Aktivitas Pembelajaran Atletik 266


Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Start, Langkah Kaki, Ayunan Lengan, dan Memasuki Garis Finis Jalan Cepat
Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Start, Langkah Kaki, Ayunan Lengan, dan Memasuki Garis Finis Jalan Cepat
Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan Jalan


Cepat Menempuh Jarak 2.000 Meter Secara Terpisah Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Atletik 267


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Rangkaian gerakan dilakukan
Kesempatan didapat
Keterampilan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan Jalan


Cepat Menempuh Jarak 2.000 Meter Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Rangkaian gerakn
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 268


G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik jalan cepat secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik jalan cepat antara lain:
1) Gerak start, langkah kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/ kemiringan
tubuh, dan memasuki garis finish jalan cepat.
2) Fase-fase aktivitas pembelajaran keterampilan gerak jalan cepat.
3) Gerak jalan cepat dalam bentuk perlombaan menempuh jarak 2.000
meter menggunakan peraturan yang dimodifikasikan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 269


J. Bahan Bacaan Peserta Didik
1. Materi gerak spesifik jalan cepat. Untuk membantu dalam mencari sumber
bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.
2. Peraturan jalan cepat yang standar. Untuk membantu dalam mencari sumber
bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik jalan cepat dengan
dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam mencari
video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau sumber
lainnya.

K. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik jalan cepat.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam jalan cepat.
3. Video pembelajaran gerak spesifik jalan cepat.
4. Peraturan jalan cepat yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 270


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Atletik
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Lari Jarak Pendek
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik start, posisi kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh,
finis lari jarak pendek sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 4 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik start, posisi kaki, posisi
lengan, kemiringan tubuh, finis lari jarak pendek. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menganalisis materi aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, posisi kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh,
finis lari jarak pendek, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan perlombaan lari jarak pendek dengan menggunakan
peraturan yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan
gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik start, posisi kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh, finis lari jarak pendek
dapat dilakukan dengan memodifikasi gerakan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 271


Idealnya adalah menggunakan gerakan-gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik start, posisi kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh,
finis lari jarak pendek yang prinsip gerakannya berpusat pada gerak spesifik start,
posisi kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh, finis lari jarak pendek.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, posisi kaki, posisi
lengan, kemiringan tubuh, finis lari jarak pendek adalah untuk meningkatkan
kemampuan gerak spesifik start, posisi kaki, posisi lengan, kemiringan tubuh,
finis lari jarak pendek.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik lari jarak pendek akan membantu peserta didik untuk melakukan
gerakan lari jarak pendek dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan
demikian aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang
pada peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, posisi kaki, posisi lengan, kemiringan
tubuh, finis lari jarak pendek?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek, diantaranya:
1) Gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/kemiringan
tubuh, dan aktivitas keterampilan gerak memasuki garis finis lari jarak
pendek.
2) Fase-fase gerak spesifik lari jarak pendek.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 272


b. Materi Pembelajaran Remedial
Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Start block atau sejenisnya.
c) Tali pembatas
d) Bendera start
e) Peluit dan stopwatch.
f) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 273


e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan lari jarak
pendek.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/
kemiringan tubuh, dan aktivitas keterampilan gerak memasuki garis finis lari
jarak pendek.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik lari jarak pendek, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar
Pancasila) dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-
nilai karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
menganalisis aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, langkah kaki,
ayunan lengan, posisi tubuh/kemiringan tubuh, dan memasuki garis finis lari
jarak pendek menggunakan tes tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan
yaitu: mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, langkah
kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/kemiringan tubuh, dan memasuki garis
finis lari jarak pendek.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya berkumpul
dengan berlari ke suatu sasaran.
j) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan berkumpul dengan berlari ke suatu sasaran, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan lari jarak pendek,
dan memasuki garis finish lari jarak pendek.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 274


Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik start, gerakan lari jarak pendek, dan memasuki garis
finish lari jarak pendek.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik start, gerakan lari jarak pendek, dan memasuki garis finish lari jarak
pendek.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan lari jarak
pendek, dan memasuki garis finish lari jarak pendek adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik lari jarak pendek
Lari cepat yaitu lari yang diperlombakan dengan cara berlari secepat-cepatnya
(sprint) yang dilaksanakan di dalam lintasan lari menempuh jarak 100 m, 200 m
dan 400 m. Lari cepat dapat dilakukan baik oleh pelari putra maupun putri. Di
dalam lomba lari cepat setiap pelari tidak diperbolehkan keluar lintasannya
masing-masing.
Kunci pertama yang harus dikuasai oleh pelari jarak pendek/sprint adalah
start atau pertolakan. Karena keterlambatan atau ketidak-telitian pada waktu
melakukan start sangat merugikan pelari jarak pendek (sprinter). Oleh sebab itu,
cara melakukan start yang baik harus benar-benar diperhatikan dan dipelajari
serta dilatih secermat mungkin.
Aktivitas pembelajaran aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan
lari jarak pendek, dan memasuki garis finish lari jarak pendek. Bentuk-bentuk
aktivitas pembelajaran gerak spesifik start, gerakan lari jarak pendek, dan
memasuki garis finish lari jarak pendek antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik start lari jarak pendek


Macam-macam aktivitas pembelajaran gerak spesifik start lari jarak pendek antara
lain sebagai berikut:
(a) Start panjang (Long start)
Caranya, kaki yang lututnya tidak menempel di tanah, terletak di depan
lutut yang menempel pada tanah.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 275


(b) Start menengah (Medium start)
Caranya, kaki yang lututnya tidak menempel di tanah terletak disamping
lutut yang menempel di tanah dengan jarak ± satu kepal.
(c) Start pendek (Short start)
Caranya, kaki yang lututnya tidak menempel di tanah terletak di antara kaki
dan lutut lainnya.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.16 Aktivitas pembelajaran start lari jarak pendek

Tahap-tahap aktivitas pembelajaran gerak spesifik start lari jarak pendek antara
lain sebagai berikut:

(a) Aba-aba “Bersedia”


Apabila mendengar aba-aba “Bersedia”, sikap badan seorang pelari adalah
sebagai berikut:
• Salah satu lutut diletakkan di tanah dengan jarak ± satu jengkal dari
garis start. Kaki satunya diletakkan tepat disamping lutut yang
menempel tanah ± satu kepal.
• Badan membungkuk ke depan, kedua tangan terletak di tanah
dibelakang garis start, keempat jari rapat, ibu jari terbuka (membentuk
huruf V).
• Kepala ditundukkan, leher rileks, pandangan ke bawah dan konsentrasi
pada aba-aba berikutnya.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 276


• Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang sampai
merasakan gerakan
mana yang mudah
dilakukan.

Gambar 5.17 Aktivitas pembelajaran start aba-aba “Bersedia”

(b) Aba-aba “Siap”


Apabila ada aba-aba “Siap” maka sikap badan seorang pelari adalah sebagai
berikut:
• Lutut yang menempel di tanah diangkat, panggul diangkat setinggi
bahu dan berat badan dibawa ke muka.
• Kepala tetap tunduk, leher rileks, pandangan ke bawah dan konsentrasi
pada aba-aba berikutnya.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang sampai merasakan
gerakan mana yang
mudah dilakukan.
Gambar 5.18 Aktivitas pembelajaran start aba-aba “Siap”

(c) Aba-aba “Ya”


• Apabila mendengar aba-aba “Ya” atau bunyi pistol, maka yang perlu
dilakukan oleh pelari adalah sebagai berikut:
o Menolak ke depan dengan kekuatan penuh atau gerakan meluncur,
tetapi jangan melompat.
o Badan tetap condong ke depan disertai dengan gerakan lengan
yang diayunkan.
o Dilanjutkan dengan gerakan langkah kaki pendek-pendek, tetapi
cepat agar badan tidak jatuh ke depan (tersungkur).
o Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 277


o Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sampai merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.19 Aktivitas pembelajaran start aba-aba “Siap”

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek


(a) Prinsip lari cepat yaitu: lari pada ujung kaki, tumpuan kuat agar mendapat
dorongan yang kuat.
(b) Sikap badan condong ke depan ± 60º, sehingga titik berat badan selalu di
depan.
(c) Ayunan lengan kuat dan cepat, siku dilipat, kedua tangan menggenggam
lemas, agar gerakan langkah kaki juga cepat dan kuat.
(d) Setelah ± 20 m dari garis start, langkah diperlebar dan sikap badan
dicondongkan ke depan tetap dipertahan-kan serta ayunan lengan dan
gerakan langkah juga dipertahankan kecepatan serta kekuatan bahkan harus
ditingkatkan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali dan
menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.20 Aktivitas pembelajaran keterampilan gerak lari jarak pendek

Aktivitas Pembelajaran Atletik 278


Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek antara lain
sebagai berikut:

(a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengayunkan kedua lengan


Cara melakukannya:
• Gerak mengayun kedua lengan depan belakang di tempat dengan sikap
berdiri, kedua kaki dibuka selebar bahu.
• Kemudian dilanjutkan bergerak maju.
• Pembelajaran ini dilakukan secara perorangan, berpasangan atau
beregu.
• Sikap badan agak condong ke depan.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang sampai
merasakan gerakan
mana yang mudah
dilakukan.

Gambar 5.21 Aktivitas pembelajaran mengayunkan kedua


lengan

(b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengayunkan tangan dan kaki di


tempat
Cara melakukannya:
• Gerak mengayun tangan dan kaki di tempat dan dilanjutkan bergerak
maju, pendaratan kaki menggunakan ujung telapak kaki.
• Pembelajaran ini dilakukan secara perorangan, berpasangan atau
beregu.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sampai merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 279


Gambar 5.22 Aktivitas pembelajaran mengayunkan tangan dan kaki
di tempat

(c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan lari dengan langkah lebar
Cara melakukannya:
• Gerak lari dengan langkah lebar dan mengangkat paha tinggi serta
pendaratan kaki menggunakan ujung telapak kaki.
• Pembelajaran ini dilakukan secara perorangan, berpasangan atau
beregu.
• Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sebanyak
3 – 5 kali dan menempuh jarak 20 –
30 meter.

Gambar 5.23 Aktivitas


pembelajaran gerakan lari dengan
langkah lebar

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memasuki garis finish lari jarak pendek
Setelah menempuh jarak 50 m dengan kecepatan maksimal, gerakan selanjutnya
memasuki garis finish. Keterampilan gerak memasuki garis finish adalah sebagai
berikut:
(a) Berlari secepat mungkin, jika perlu ditingkatkan kecepatannya seakan-akan
garis finish masih 10 m dibelakang garis sesungguhnya.
(b) Setelah sampai ± satu meter di depan garis finish merebahkan badan ke
depan tanpa mengurangi kecepatannya.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 280


(c) Sampai garis finish membusungkan dada, tangan ditarik ke belakang atau
putar salah satu bahu ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali dan
menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.24 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memasuki garis finish lari
jarak pendek

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik lari jarak pendek, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek,
peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-
kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan
aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek. Kemudian peserta
didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 281


E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek, diantaranya:
1) Gerak kombinasi lari jarak pendek.
2) Gerak lari jarak pendek dalam bentuk perlombaan menempuh jarak 100
meter menggunakan peraturan yang dimodifikasikan.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


kombinasi gerak spesifik lari jarak pendek
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak
pendek, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran koordinasi gerak
spesifik lari jarak pendek.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran koordinasi gerak spesifik lari jarak
pendek antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran berlari jogging dengan mengangkat paha tinggi dan
pendaratan kaki menggunakan ujung telapak kaki
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Atletik 282


(a) Dilakukan secara perorangan atau kelompok.
(b) Pembelajaean ini dilakukan berlari jogging/pelan saat ada aba-aba “Hop”
angkat salah satu paha ke depan atas (bergantian kanan dan kiri), badan
tegak dan pandangan ke depan, hingga kaki yang di belakang
terkedang lurus.
(c) Lakukan pada jarak ± 8-10 m.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.25 Aktivitas pembelajaran berlari jogging dengan mengangkat


paha tinggi dan pendaratan kaki menggunakan ujung telapak kaki

(2) Aktivitas pembelajaran lari cepat dengan langkah kaki lebar


Cara melakukannya:
(a) Dilakukan secara perorangan atau kelompok, berdiri pada garis start
posisi kaki melangkah.
(b) Lakukan lari dari garis start dengan langkah lebar, menempuh jarak ±
15-20 m, setelah ada aba-aba “Go”.
(c) Saat lari badan rileks atau tidak kaku, pendaratan kaki menggunakan
ujung telapak kaki.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 283


Gambar 5.26 Aktivitas pembelajaran lari cepat dengan langkah kaki lebar

(3) Aktivitas pembelajaran gerak start jongkok


Cara melakukannya:
(a) Mengunakan Aba-Aba, “peserta didik Siap...... “.
(b) Persiapan untuk melakukan start dapat menggunakan hitungan satu (1).
(c) Berdiri tegak menghadap start block
atau menghadap arah gerakan.
(d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini berulang-
ulang sampai merasakan gerakan
mana yang mudah dilakukan.
Gambar 5.27 Aktivitas pembelajaran start jongkok

(4) Aktivitas pembelajaran gerak start jongkok


Cara melakukannya:
(a) Mengunakan aba-aba ,“Bersedia ...”,
(b) Sikap jongkok dapat menggunakan hitungan dua (2).
(c) Kaki kiri di depan kaki kanan di belakang (bertumpu pada start block).
(d) Kedua tangan dengan ibu jari dan telunjuk bertumpu pada garis start.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 284


(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini berulang-
ulang sampai merasakan gerakan
mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.28 Aktivitas pembelajaran start jongkok

(5) Aktivitas pembelajaran gerak start jongkok


Cara melakukannya:
(a) Mengunakan aba-aba, “Siap...“.
(b) Mengangkat pinggul dapt menggunakan hitungan tiga (3).
(c) Angkat pinggul ke atas bersamaan kedua lutut terangkat.
(d) Posisi pinggul lebih tinggi dari pundak.
(e) Pandangan ke depan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana
yang mudah dilakukan.

Gambar 5.29 Aktivitas pembelajaran start


jongkok

(6) Aktivitas pembelajaran gerak start jongkok


Cara melakukannya:
(a) Mengunakan aba-aba, “Ya/Go”.
(b) Mengayun/melangkahkan kaki belakang ke depan dan menolak kaki
kiri, dapat menggunakan hitungan empat (4).
(c) Kaki belakang diayun ke depan dengan lutut tertekuk bersamaan
lengan kiri diayun ke depan.
(d) Kaki kiri dengan kuat menolak pada start block/ tanah.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 285


(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.30 Aktivitas pembelajaran start jongkok

(7) Aktivitas pembelajaran merebahkan badan dari sikap berdiri


Cara melakukannya:
(a) Berdiri menghadap arah gerakan, dan kedua kaki dibuka selebar bahu.
(b) Pembelajaran dilakukan perorangan atau kelompok.
(c) Saat aba-aba "hop" rebahkan badan ke depan bersamaan kedua lengan
diayun ke depan dan salah satu kaki dilangkahkan ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.31 Aktivitas pembelajaran merebahkan badan dari sikap


berdiri

(8) Aktivitas pembelajaran merebahkan badan diawali gerak berjalan


dilanjutkan dengan lari jogging
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Atletik 286


(a) Dilakukan perorangan atau kelompok.
(b) Lakukan gerak berjalan/jogging.
(c) Saat aba-aba "Hop" rebahkan badan ke depan bersamaan kedua lengan
diayun ke depan dan salah satu kaki dilangkahkan ke depan.
(d) Untuk menanamkan nilai-nilai percaya diri, keberanian, bersedia ber
bagi tempat dan peralatan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.32 Aktivitas pembelajaran merebahkan badan diawali


gerak berjalan dilanjutkan dengan lari jogging

(9) Aktivitas pembelajaran lomba lari cepat mengambil bola dilakukan


berpasangan dan berhadapan
Cara melakukannya:
(a) Bola diletakkan pada garis tengah lapangan basket/voli.
(b) Pelari berdiri/melakukan teknik start jongkok pada garis start,
menghadap arah bola.
(c) Setelah ada aba-aba ”Ya”, lakukan lari cepat ke arah bola dan
mengambilnya.
(d) Pelari yang lebih awal menyentuh bola dinyatakan menang.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 287


Gambar 5.33 Aktivitas pembelajaran lomba lari cepat mengambil
bola dilakukan berpasangan dan berhadapan

(10) Aktivitas pembelajaran keterampilan gerak lomba lari cepat beregu dengan
"Shutle Run
Cara melakukannya:
(a) Pelari pertama berusaha meletakkan benda pada 2 buah lingkaran yang
dipasang di garis lurus.
(b) Setelah selesai kembali pada garis start.
(c) Pelari kedua berusaha mengambil benda pada 2 buah lingkaran dan
kembali pada garis start dengan membawa benda tersebut dan
diberikan pada temannya.
(d) Lakukan gerakan berikutnya seperti pelari pertama dan kedua.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.34 Aktivitas pembelajaran lomba lari cepat beregu dengan


"Shutle Run

Aktivitas Pembelajaran Atletik 288


(11) Aktivitas pembelajaran lomba lari cepat beregu mengambil bola dan
meletakan bola pada lingkaran
(a) Pelari pertama berusaha meletakkan bola pada lingkaran yang dipasang
di garis lurus.
(b) Setelah selesai kembali pada garis start.
(c) Pelari kedua berusaha mengambil bola dilingkaran dan kembali pada
garis start dengan membawa bola tersebut dan diberikan pada
temannya.
(d) Lakukan gerakan berikutnya seperti pelari pertama dan kedua.
(e) Regu dinyatakan menang, apabila dapat menyelesaikan tugas dengan
cepat (meletakan dan mengambil bola).
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.35 Aktivitas pembelajaran lomba lari cepat beregu mengambil


bola dan meletakan bola pada lingkaran

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


variasi dan kombinasi gerak spesifik lari jarak pendek

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran koordinasi gerak spesifik


lari jarak pendek, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran variasi
dan kombinasi gerak spesifik lari jarak pendek.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 289


Variasi dan kombinasi merupakan gabungan beberapa hal (keterampilan
gerak lari jarak pendek) yang dilakukan dalam satu rangkaian gerak, dengan
tujuan agar peserta didik dapat melakukan lari dengan berbagai macam gerakan.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak spesifik
lari jarak pendek antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran lari dengan berlari jogging dengan mengangkat paha
tinggi dan pendaratan kaki menggunakan ujung telapak kaki
Cara melakukannya:
(a) Dilakukan perorangan atau kelompok.
(b) Lakukan gerakan ini sambil lari pelan/jogging dan saat ada aba-aba
“hop”, angkat salah satu kaki ke depan atas, hingga kaki yang satunya
terkedang lurus, sejauh ± 10-15 m, lakukan bergantian kanan dan kiri.
(c) Badan tegag dan pandangan lurus ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.36 Aktivitas pembelajaran gerakan lari dengan berlari


jogging dengan mengangkat paha tinggi dan pendaratan kaki
menggunakan ujung telapak kaki

(2) Aktivitas pembelajaran lari cepat dengan langkah kaki lebar, mengikuti garis
pada lintasan
Cara melakukannya:
(a) Dilakukan perorangan atau kelompok.
(b) Lakukan gerakan lari dengan dengan langkah mengikuti garis pada
lintasan.
(c) Badan condong ke depan dan pandangan lurus ke depan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 290


(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.
b.

Gambar 5.37 Aktivitas pembelajaran gerakan lari cepat dengan


langkah kaki lebar, mengikuti garis pada lintasan

(3) Aktivitas pembelajaran lari cepat untuk menangkap bola yang dilambung
Cara melakukannya:
(a) Dilakukan berkelompok.
(b) Lakukan gerakan lari cepat setelah bola dilambungkan ke depan ke atas
oleh pelambung bersamaan aba-aba “hop”.
(c) Tangkap bola sebelum jatuh ke lantai, lakukan bergantian yang
melambung bola dan yang lari menangkap bola.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.38 Aktivitas pembelajaran gerakan lari cepat untuk


menangkap bola yang dilambung

Aktivitas Pembelajaran Atletik 291


(4) Aktivitas pembelajaran merebahkan badan diawali gerak berjalan
dilanjutkan dengan jogging
Cara melakukannya:
(a) Lakukan gerak jogging, dilakukan perorang atau kelompok.
(b) Saat aba-aba "hop" rebahkan badan ke depan bersamaan kedua lengan
diayun ke belakang berat badan dibawa ke depan dan salah satu kaki
dilangkahkan ke depan.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Gambar 5.39 Aktivitas pembelajaran merebahkan badan diawali gerak


berjalan dilanjutkan dengan jogging

(5) Aktivitas pembelajaran merebahkan badan diawali gerak dengan lari cepat
Cara melakukannya:
(a) Lakukan lari cepat menempuh jarak ± 20 m, dilakukan perorang atau
kelompok.
(b) Saat mencapi garis finish rebahkan badan ke depan bersamaan kedua
lengan diayun ke belakang berat badan dibawa ke depan dan salah satu
kaki dilangkahkan ke depan.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
secara berkelompok dan menempuh jarak 20 – 30 meter.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 292


Gambar 5.40 Aktivitas pembelajaran merebahkan badan diawali
gerak dengan lari cepat

(6) Aktivitas pembelajaran lomba permainan batu-bata (Hitam-Hijau),


dilakukan berpasangan dan berkelompok
Cara melakukannya:
(a) Pemain kelompok A diberi nama batu.
(b) Pemain kelompok B diberi nama bata.
(c) Setiap pemain berhadapan sikap melangkah.
(d) Nama kelompok yang disebut lari berbalik ke belakang dan yang tidak
disebut mengejar.
(e) Cara penyebutan nama kelompok (ba.......tu/ta).
(f) Yang tidak dapat mengejar atau dapat dikejar menggendong.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 3 – 5 kali
dan menempuh jarak 10 – 20 meter.

Gambar 5.41 Aktivitas pembelajaran lomba permainan batu-bata


(Hitam-Hijau), dilakukan berpasangan dan berkelompok

Aktivitas Pembelajaran Atletik 293


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran variasi
dan kombinasi gerak spesifik lari jarak pendek, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak
spesifik lari jarak pendek, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran variasi dan
kombinasi gerak spesifik lari jarak pendek. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.
1) Di bawah ini merupakan gerakan-gerakan yang sering dilakukan seorang pelari
jarak pendek dalam perlombaan lari jarak pendek antara lain:
a) mencuri start
b) kecondongan badan terlalu ke depan

Aktivitas Pembelajaran Atletik 294


c) keluar dari lintasan perlombaan
d) mengganggu peserta lain
e) langkah terlalu pendek

Dari pernyataan di atas, gerakan yang menyebabkan pelari jarak pendek


dinyatakan diskualifikasi adalah . . . .
a. 1, 3, 4
b. 2, 4, 5
c. 1, 2, 4
d. 3, 4, 5

2) Letakkan tangan lebih lebar sedikit dari lebar bahu, jari-jari dan ibu jari
membentuk huruf V terbalik. Gerakan ini merupakan start jongkok aba-aba . . . .
a. persiapan awal
b. bersedia
c. siaap
d. ya

3) Angkat panggul ke arah depan atas dengan tenang sampai sedikit lebih tinggi
dari bahu, jadi garis punggung sedikit menurun ke depan. Gerakan ini
merupakan start jongkok aba-aba . . . .
a. persiapan awal
b. bersedia
c. siaap
d. ya

4) Posisi badan pada lari jarak pendek adalah . . . .


a. tergantung pada pelari
b. tegak lurus
c. direbahkan ke belakang
d. condong ke depan

5) Ayunan lengan saat melakukan lari jarak pendek adalah . . . .


a. kuat dan rileks
b. perlahan-lahan
c. kuat dan cepat
d. seirama dengan langkah kaki

Aktivitas Pembelajaran Atletik 295


b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.
1) Jelaskan yang dimaksud dengan lari jarak pendek.
2) Jelaskan cara melakukan gerakan start lari jarak pendek.
3) Jelaskan cara melakukan gerakan lari jarak pendek.
4) Jelaskan cara melakukan gerakan memasuki garis finish lari jarak pendek.
5) Tuliskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan lari jarak
pendek.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet lari jarak pendek baik nasional
yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok.
Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya
melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber
lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik lari jarak pendek secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Produk
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik lari jarak pendek.
a) Butir tes
Lakukan aktivitas gerak spesifik lari jarak pendek menempuh jarak 100 meter.
Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan gerakan (penilaian
proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Aktivitas Pembelajaran Atletik 296


Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Pelaksanaan Sikap
Nama Peserta Sikap Awal
No Gerakan Akhir Skor Akhir
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik Lari
Jarak Pendek Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Atletik 297


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik Lari
Jarak Pendek Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan Lari


Jarak Pendek Menempuh Jarak 50 M dan 100 M Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Rangkaian gerakan dilakukan
Kesempatan didapat
Keterampilan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan Lari


Jarak Pendek Menempuh Jarak 50 M dan 100 M Secara Perorangan Peserta Didik).
Hasil Uji Keterampilan
Persentasi
Nama Peserta Rangkaian gerakn
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

Aktivitas Pembelajaran Atletik 298


c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan
Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
a) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
b) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

Aktivitas Pembelajaran Atletik 299


1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek
antara lain:
1) Gerak start, langkah kaki, ayunan lengan, posisi tubuh/kemiringan
tubuh, dan aktivitas keterampilan gerak memasuki garis finis lari jarak
pendek.
2) Fase-fase gerak lari jarak pendek.
3) Gerak lari jarak pendek dalam bentuk perlombaan menempuh jarak 100
meter menggunakan peraturan yang dimodifikasikan.

L. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik lari jarak pendek. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
2. Peraturan lari jarak pendek yang standar. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik lari jarak pendek
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam
mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau
sumber lainnya.

M. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik lari jarak pendek.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam lari jarak pendek.
3. Video pembelajaran gerak spesifik lari jarak pendek.
4. Peraturan lari jarak pendek yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 300


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Atletik
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Lompat Jauh
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat lompat jauh sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 5 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik awalan, tolakan, sikap
badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas
pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat lompat jauh, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan perlombaan lompat jauh dengan menggunakan
peraturan yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan
gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh
dapat dilakukan dengan memodifikasi gerakan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 301


Idealnya adalah menggunakan gerakan-gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat lompat jauh yang prinsip gerakannya berpusat pada gerak spesifik
awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap
badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh adalah untuk meningkatkan
kemampuan gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat lompat jauh.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik lompat jauh akan membantu peserta didik untuk melakukan lompat jauh
dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian aktivitas jasmani yang
dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada peningkatan kebugaran jasmani
peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan
sikap mendarat lompat jauh?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik lompat jauh, diantaranya:
1) Gerak awalan/ancang-ancang, tumpuan, melayang di udara, dan mendarat
lompat jauh.
2) Gerak fase-fase gerakan lompat jauh.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 302


c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik lompat jauh.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Bak lompat jauh atau lapangan sejenisnya.
c) Tali pembatas
d) Bendera
e) Peluit dan stopwatch.
f) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 303


f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan lompat jauh.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik awalan/ancang-ancang, tumpuan, melayang di
udara, dan mendarat lompat jauh.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik lompat jauh, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai
karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan: menganalisis
aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan/ancang-ancang, tumpuan,
melayang di udara, dan mendarat lompat jauh menggunakan tes tertulis,
dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas
keterampilan gerak awalan/ancang-ancang, tumpuan, melayang di udara,
dan mendarat lompat jauh dengan menekankan pada pengembangan nilai-
nilai karakter antara lain: gotong royong dan mandiri.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya melompat-
lompat tali yang direntangkan.
j) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan melompat-lompat tali yang direntangkan, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan
di udara, dan sikap mendarat lompat jauh.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat lompat jauh.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 304


Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap
badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik lompat jauh
Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-
depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara
(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan
tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.
Untuk memperoleh suatu hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain
pelompat tersebut harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan,
kelentukan, dan koordinasi gerakan, juga harus memahami dan menguasai gerak
dasar untuk melakukan gerakan lompat jauh.
Tahapan-tahapan dalam melakukan lompat jauh ada empat tahap, yaitu:
awalan/ancang-ancang, tolakan/ tumpuan, sikap badan di udara, dan sikap
mendarat.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan, sikap
badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik start awalan atau ancang-ancang (approach-
run)
Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk
mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan (lompatan). Guna
awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan yang setinggi-tingginya sebelum
mencapai balok tolakan.
Cara melakukannya:
(a) Tergantung tingkat prestasi, lari ancang-ancang beragam antara 10 sampai 20
langkah.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 305


(b) Tambah kecepatan lari ancang-ancang sedikit demi sedikit sebelum bertolak/
bertumpu.
(c) Kecepatan ancang-ancang dipertahankan tetap maksimal sampai mencapai
papan bertolak.
(d) Pinggang turun sedikit pada satu langkah akhir ancang-ancang.
(e) Jarak awalan 30 – 45 meter.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 30 – 40 meter.

Gambar 5.42 Aktivitas pembelajaran start awalan atau ancang-ancang (approach-run)

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tumpuan/tolakan (take-off)


Tolakan adalah perubahan atau perpindahan gerakan dari gerakan horizontal ke
gerakan vertikal yang dilakukan secara cepat. Dimana sebelumnya pelompat
sudah mempersiapkan diri untuk melakukan gerakan sekuat-kuatnya pada
langkah yang terakhir, sehingga seluruh tubuh terangkat ke atas melayang di
udara.
Cara melakukannya:
(a) Pada waktu akan melakukan tolakan, badan agak dikendangkan ke
belakang, kaki tumpu/kaki yang akan digunakan untuk menolak lurus, kaki
ayun (kaki belakang) agak dibengkokkan.
(b) Berat badan berada pada kaki belakang.
(c) Kedua tangan atau lengan ke belakang, dan kepala agak ditengadahkan
(dagu agak diangkat).
(d) Pandangan ke depan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 30 – 40 meter.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 306


Gambar 5.43 Aktivitas pembelajaran start awalan atau ancang-ancang
(approach-run)

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melayang di udara


Sikap badan melayang di udara yaitu: sikap setelah kaki tolak menolakkan kaki
pada balok tumpuan, badan akan dapat terangkat melayang di udara, bersamaan
dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Tinggi dan jatuhnya hasil lompatan
sangat tergantung dari besarnya kekuatan kaki tolak, dan pelompat harus
meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya.

(a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melayang di udara (gaya


menggantung)
Cara melakukannya:
• Angkatlah paha kaki bebas cepat ke posisi horizontal pada waktu
bertolak.
• Kaki bebas diturunkan pada waktu melayang (1).
• Angkat posisi lengan pada waktu melayang (2).
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.44 Aktivitas pembelajaran gerakan melayang di udara


(gaya menggantung)

Aktivitas Pembelajaran Atletik 307


(b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melayang di udara (gaya
mengambang)
Cara melakukannya:
• Hindari mencondongkan badan ke depan atau ke belakang selama
melayang.
• Kaki yang bertolak tergantung di belakang selama melayang
bengkokkan kaki bertolak dan tarik ke depan dan ke atas untuk
mendarat.
• Pertahankan pada dari kaki bebas dalam posisi horizontal, luruskan
kaki yang diayun ke depan dan ke atas untuk mendarat.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.45 Aktivitas pembelajaran gerakan melayang di udara


(gaya mengambang)

(c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melayang di udara (gaya berjalan di


udara)
Cara melakukannya:
• Sesudah bertolak, tariklah kaki bebas ke bawah dan kebelakang.
• Pada saat yang sama, tariklah kaki yang bertolak ke depan dan ke atas.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 308


Gambar 5.46 Aktivitas pembelajaran gerakan melayang di udara
(gaya berjalan di udara)

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mendarat


Sikap mendarat pada lompat jauh, baik gaya jongkok, gaya menggantung,
maupun gaya berjalan di udara adalah sama. Pada waktu akan mendarat kedua
kaki dibawah ke depan lurus dengan jalan mengangkat paha ke atas, badan
dibungkukkan ke depan, kedua tangan ke depan.
Cara melakukannya:
(a) Tariklah lengan dan tubuh ke depan-bawah.
(b) Tariklah kaki mendekati badan.
(c) Luruskan kaki dan tekuk lagi sedikit sesaat sebelum menyentuh tanah.
(d) Bila kedua kaki telah mendarat di bak pasir, duduklah atas kedua kaki.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.47 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mendarat

Aktivitas Pembelajaran Atletik 309


Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


tahapan-tahapan gerak spesifik lompat jauh

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik lompat


jauh, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran tahapan-tahapan
gerak spesifik lompat jauh.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran tahapan-tahapan gerak spesifik
lompat jauh antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan melompati tali


Cara melakukannya:
(a) Pancangkan seutas tali yang dipasang dengan ketinggian ± 50 cm.
(b) Kemudian kamu berdiri ± 4 – 5 meter di depan seutas tali tersebut.
(c) Lalu berlari, menolak, sikap di udara, dan mendarat, melalui tali yang
dipasang melintang.
(d) Lakukan pembelajaran tersebut secara berkelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.48 Aktivitas pembelajaran gerakan melompati tali

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melompati bangku senam


Cara melakukannya:
(a) Tempatkan 2 buah bangku senam (jarak antarbangku 1,5 m) dan seutas tali
yang dipasang melintang.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 310


(b) Kemudian kamu berdiri ± 1 meter di depan tanda-tanda tersebut.
(c) Laku lakukan gerakan melangkah melalui atas bangku senam, dan akhiri
gerakan melangkah, dengan tolakan melalui atas tali yang dipasang
melintang lalu mendarat.
(d) Setelah itu berpindah tempat (posisi).
(e) Lakukan pembelajaran tersebut secara berkelompok.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.49 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melompati bangku senam

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melompati dari papan tolakan/tumpuan


Cara melakukannya:
(a) Berdiri kurang lebih 5 – 6 meter dari papan tolakan.
(b) Kemudian melakukan lomba lompat jauh yang diawali dengan posisi
melangkah menghadap bak lompat.
(c) Lalu menolak dengan kaki depan/terkuat ke depan atas.
(d) Lakukan pembelajaran tersebut secara berkelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 311


Gambar 5.50 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik melompati dari papan
tolakan/tumpuan

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik awalan, tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh,
sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan, tolakan,
sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh, peserta didik
diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan
bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik lompat jauh. Kemudian peserta didik
melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler

Aktivitas Pembelajaran Atletik 312


Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran perlombaan lompat jauh menggunakan peraturan dimodifikasi,
diantaranya:
1) Variasi dan kombinasi gerak lompat jauh.
2) Gerak lompat jauh dalam bentuk perlombaan menggunakan peraturan yang
dimodifikasikan.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


kombinasi gerak spesifik lompat jauh
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik awalan,
tolakan, sikap badan di udara, dan sikap mendarat lompat jauh, dilanjutkan
dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik kombinasi lompat
jauh.
Untuk memperoleh suatu hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain
pelompat tersebut harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan,
kelentukan, dan koordinasi gerakan, juga harus memahami dan menguasai
aktivitas pembelajaran keterampilan gerak untuk melakukan gerakan lompat
jauh. Di samping pula, gerakan lompat jauh harus dilakukan dengan cepat, tepat,
luwes, dan lancar.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 313


Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik lompat jauh antara lain
sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran awalan dan menolak melalui atas boxs


Awalan atau ancang-ancang adalah gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk
mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan (lompatan).
Kecepatan yang diperoleh dari hasil awalan itu disebut dengan kecepatan
horizontal berguna untuk membantu kekuatan pada waktu melakukan tolakan ke
atas-depan. Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
(b) Aktivitas pembelajaran diawali dengan menolak melalui atas boks dan
mendarat menggunakan satu kaki, dilanjutkan dengan dua kaki.
(c) Kemudian setelah melakukan gerakan berpindah tempat (posisi).
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.51 Aktivitas pembelajaran awalan dan menolak melalui atas boxs

(2) Aktivitas pembelajaran langkah dan menolak melawati tali


Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
(b) Aktivitas pembelajaran diawali dengan gerak langkah melalui atas bangku
senam dari akhir gerakan melangkah, melakukan tolakan melalui atas tali
yang dipasang melintang lalu mendarat.
(c) Peserta didik yang telah melakukan gerakan, lalu berpindah tempat (posisi).
(d) Setelah melakukan gerakan berpindah tempat (posisi).
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 314


(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.52 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah dan menolak melawati tali

(3) Aktivitas pembelajaran langkah, menolak dan posisi badan di udara


Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran dilakukan secara perorangan atau berkelompok.
(b) Aktivitas pembelajaran diawali dengan melangkah melalui atas bangku
senam, menolak dan melenting saat di udara dengan perut/dada menyentuh
benda yang tergantung di depan atas.
(c) Kemudian mendarat menggunakan kedua kaki.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 5.53 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah, menolak dan posisi


badan di udara

(4) Aktivitas pembelajaran rangkaian gerakan lompat jauh gaya melenting


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Atletik 315


Gambar 5.54 Aktivitas pembelajaran rangkaian gerakan lompat jauh gaya
melenting

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran
kombinasi gerak spesifik lompat jauh, sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran kombinasi gerak spesifik lompat
jauh, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan,
kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam
melakukan aktivitas pembelajaran kombinasi gerak spesifik lompat jauh.
Kemudian peserta didik dminta untuk melaporkan hasil capaian belajar
yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 316


F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.
1) Di bawah ini merupakan kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan seorang
pelompat jauh dalam perlombaan lompat jauh antara lain:
a) Menolak dengan kedua kaki
b) Kecondongan badan terlalu ke depan
c) Pelompat melebihi waktu giliran lompatan
d) Pada saat bertumpu kaki melebihi papan tumpuan
e) Langkah terlalu panjang

Dari pernyataan di atas, gerakan yang menyebabkan pelompat jauh dinyatakan


diskualifikasi adalah . . . .
a. 1, 3, 4
b. 2, 4, 5
c. 1, 2, 4
d. 3, 4, 5
2) Tahapan-tahapan dalam melakukan lompat jauh ada empat tahapan. Yang tidak
termasuk tahapan dalam lompat jauh di bawah ini adalah . . . .
a. awalan/ancang-ancang
b. tolakan/tumpuan,
c. sikap badan di udara
d. sikap menjaga keseimbangan

3) Kecepatan yang diperoleh dari hasil awalan berguna untuk membantu kekuatan
pada waktu melakukan . . . .
a. tolakan ke depan
b. tolakan ke atas
c. tolakan yang maksimal
d. tolakan ke atas-depan

4) Saat melayang di udara kedua tungkai diayun-ayunkan ke depan. Gerakan ini


merupakan lompat jauh gaya . . . .
a. menggantung
b. mengambang

Aktivitas Pembelajaran Atletik 317


c. jongkok
d. berjalan di udara

5) Cara mendarat yang benar dalam lompat jauh adalah . . . .


a. kaki diacungkan ke depan
b. kaki diluruskan
c. lutut dibengkokkan dan kaki dilipat
d. kaki dibengkokkan

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Tuliskan macam-macam gerakan lompat jauh
2) Jelaskan cara melakukan awalan lompat jauh.
3) Jelaskan cara melakukan tumpuan lompat jauh.
4) Jelaskan cara melakukan melayang di udara lompat jauh gaya jongkok.
5) Jelaskan cara melakukan mendarat lompat jauh.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet lompat jauh baik nasional yang
meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok. Untuk
membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui
informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik lompat jauh secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik lompat jauh.
a) Butir tes
Lakukan aktivitas gerak spesifik awalan, tolakan/tumpuan, melayang di udara,
dan mendarat lompat jauh. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian
melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan,
dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
a) Isikan identitas peserta didik.
b) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 318


c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Pelaksanaan Sikap
Nama Peserta Sikap Awal
No Gerakan Akhir Skor Akhir
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifk
Lompat Jauh Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Atletik 319


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifk


Lompat Jauh Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan


Lompat Jauh Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Rangkaian gerakan dilakukan
Kesempatan didapat
Keterampilan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan


Lompat Jauh Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Rangkaian gerakn
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

Aktivitas Pembelajaran Atletik 320


c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan
Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

Aktivitas Pembelajaran Atletik 321


1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik lompat jauh secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran aktivitas pembelajaran gerak spesifik
lompat jauh antara lain:
1) Gerak awalan/ancang-ancang, tumpuan, melayang di udara, dan
mendarat lompat jauh.
2) Gerak fase-fase gerakan lompat jauh.
3) Gerak lompat jauh dalam bentuk perlombaan menggunakan peraturan
yang dimodifikasikan.

J. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik lompat jauh. Untuk membantu dalam mencari sumber
bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.
2. Peraturan lompat jauh yang standar. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik lompat jauh dengan
dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam mencari
video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau sumber
lainnya.

K. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik lompat jauh.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam lompat jauh.
3. Video pembelajaran gerak spesifik lompat jauh.
4. Peraturan lompat jauh yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 322


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Atletik
Sub Pokok Bahasan : Gerak Spesifik Tolak Peluru
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak
peluru, dan gerak ikutan tolak peluru sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 4 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik cara pegang peluru,
awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas
pembelajaran gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru,
dan gerak ikutan tolak peluru, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan perlombaan tolak peluru dengan menggunakan
peraturan yang dimodifikasi dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan
gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan
tolak peluru dapat dilakukan dengan memodifikasi gerakan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 323


Idealnya adalah menggunakan gerakan-gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik tolak peluru akan membantu peserta didik untuk
melakukan tolak peluru yang prinsip gerakannya berpusat pada gerak spesifik
tolak peluru akan membantu peserta didik untuk melakukan tolak peluru.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru akan
membantu peserta didik untuk melakukan tolak peluru adalah untuk
meningkatkan kemampuan gerak spesifik tolak peluru akan membantu peserta
didik untuk melakukan tolak peluru.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik tolak peluru akan membantu peserta didik untuk melakukan tolak peluru
dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian aktivitas jasmani yang
dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada peningkatan kebugaran jasmani
peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak
peluru, dan gerak ikutan tolak peluru?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik tolak peluru, diantaranya:
1) Gerak cara pegang peluru, awalan menolak peluru, menolak peluru, gerak
ikutan menolak peluru.
2) Gerak fase-fase gerak tolak peluru.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 324


c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik tolak peluru.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Sektor tolak peluru atau lapangan sejenisnya.
c) Peluru atau sejenisnya.
d) Tali pembatas.
e) Bendera.
f) Peluit dan stopwatch.
g) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya (halaman sekolah).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 325


f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan tolak peluru.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak
peluru, dan gerak ikutan tolak peluru.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik tolak peluru, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila)
dengan observasi dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai
karakter gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan: menganalisis
aktivitas pembelajaran gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan,
menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru menggunakan tes tertulis,
dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik cara pegang peluru, awalan tolakan, menolak
peluru, dan gerak ikutan tolak peluru dengan menekankan pada
pengembangan nilai-nilai karakter antara lain: gotong royong dan mandiri.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya berlomba
melempar-lempar benda sejauh-jauhnya.
j) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu permainan berlomba melempar-lempar benda sejauh-jauhnya, dilanjutkan
dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang peluru,
awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik memegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru,
dan gerak ikutan tolak peluru.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak

Aktivitas Pembelajaran Atletik 326


spesifik memegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan
tolak peluru.
Diskusikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan
dengan teman sekelompoknya. Jika peserta didik menemukan kesulitan, minta
bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang peluru,
awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru adalah sebagai
berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak spesifik tolak peluru
Gaya tolak peluru yang sering digunakan pada tolak peluru, yaitu: gaya lama
atau gaya Ortodoks dan gaya baru atau gaya O`Brian. Kalau ada gaya lain
hanyalah merupakan variasi dari kedua gaya tersebut. Tujuan tolak peluru
adalah menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh prestasi yang optimal. Untuk
mencapai tolakan yang jauh, seorang atlet harus memahami dan menguasai
teknik tolak peluru.
Gerak spesifik tolak peluru ada empat macam, yaitu: cara memegang peluru,
sikap badan saat akan menolakkan peluru, cara menolakkan peluru, dan sikap
badan setelah menolakkan peluru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru antara lain
sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang peluru


Cara melakukannya:
(a) Peluru diletakkan pada telapak tangan bagian atas atau pada ujung telapak
tangan yang dekat dengan jari-jari tangan.
(b) Jari-jari tangan direnggangkan atau dibuka (jari manis, jari tengah, dan jari
telunjuk) dipergunakan untuk menahan dan memegang peluru bagian
belakang.
(c) Jari kelingking dan ibu jari digunakan untuk memegang/ menahan peluru
bagian samping, yaitu agar peluru tidak tergelincir ke dalam atau ke luar.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 327


(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang
mudah dilakukan.

Gambar 5.56 Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik memegang peluru

(f) Setelah peluru tersebut dapat dipegang dengan baik, kemudian letakkan
pada bahu dan menempel (melekat) dileher. Siku diangkat ke samping
sedikit agak serong ke depan.
(g) Pada waktu memegang dan meletakkan peluru pada bahu, usahakan agar
keadaan seluruh badan dan tangan jangan sampai kaku. Akan tetapi harus
dalam keadaan lemas (rileks). Tangan dan lengan yang lain membantu
menjaga keseimbangan.
(h) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(i) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana
yang mudah dilakukan.
Gambar 5.57 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menempatkan peluru

(2) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap badan saat akan menolak
Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak menyamping kearah tolakan, kedua kaki dibuka lebar
(kangkang).
(b) Kaki kiri lurus ke depan, kaki kanan dengan lutut dibengkokkan ke depan
sedikit agak serong ke samping kanan.
(c) Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak condong ke samping
kanan. Tangan kanan memegang peluru pada bahu (pundak), tangan kiri
dengan sikut dibengkokkan berada di depan sedikit agak serong ke atas
lemas.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 328


(d) Tangan kiri berfungsi untuk membantu dan menjaga keseimbangan.
Pandangan tertuju ke arah tolakan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.58 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap badan saat akan
menolak

(3) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menolakkan peluru


Cara melakukannya:
(a) Bersamaan dengan memutar badan kearah tolakan, siku ditarik serong ke
atas kebelakang (kearah samping kiri), pinggul dan pinggang serta perut
didorong ke depan agak ke atas hingga dada terbuka menghadap ke depan
serong ke atas ke arah tolakan.
(b) Dagu diangkat atau agak ditengadahkan, pandangan tertuju ke arah tolakan.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang sampai
merasakan gerakan
mana yang mudah
dilakukan.

Gambar 5.59 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menolakkan peluru

Aktivitas Pembelajaran Atletik 329


(e) Saat seluruh badan (dada) menghadap kearah tolakan, secepatnya peluru
tersebut ditolakkan sekuat-kuatnya ke atas ke depan ke arah tolakan
(parabola) bersamaan dengan bantuan menolakkan kaki kanan dan
melonjakkan seluruh badan ke atas serong ke depan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.60 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menolakkan peluru lanjutan

(4) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap badan setelah menolakkan peluru
Cara melakukannya:
(a) Setelah peluru yang ditolakkan atau didorong tersebut lepas dari tangan,
secepatnya kaki yang dipergunakan untuk menolak itu diturunkan atau
mendarat (kaki kanan) kira-kira menempati tempat bekas kaki kiri (kaki
depan), dengan lutut agak dibengkokkan.
(b) Kaki kiri (kaki depan) diangkat kebelakang lurus dan lemas untuk
membantu menjaga keseimbangan.
(c) Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring kesamping kiri,
pandangan kearah jatuhnya peluru.
(d) Tangan kanan dengan sikut agak dibengkokkan berada di depan sedikit
agak di bawah badan, tangan/lengan kiri lemas lurus kebelakang untuk
membantu menjaga keseimbangan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 330


Gambar 5.61 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik sikap
badan setelah menolakkan peluru

(5) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik keseluruhan tolak peluru


Cara melakukannya:
(a) Gerakan tolak peluru secara keseluruhan dari awalan/ ancang-ancang
sampai dengan sikap badan setelah menolakkan peluru (gaya
menyamping/Ortodok) seperti terlihat pada gambar berikut ini.
(b) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 5.62 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru


keseluruhan gaya Ortodok

Aktivitas Pembelajaran Atletik 331


Gambar 5.63 Aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru keseluruhan
gaya O’Brian

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik memegang peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan
tolak peluru, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang
peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru,
peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-
kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan
aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru. Kemudian peserta
didik dimnta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh
dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler

Aktivitas Pembelajaran Atletik 332


Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran perlombaan tolak peluru menggunakan peraturan dimodifikasi,
diantaranya:
1) Variasi dan kombinasi gerak tolak peluru.
2) Gerak tolak peluru dalam bentuk perlombaan menggunakan peraturan yang
dimodifikasikan.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


tahapan-tahapan gerak spesifik tolak peluru
Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik memegang
peluru, awalan tolakan, menolak peluru, dan gerak ikutan tolak peluru,
dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran tahapan-tahapan gerak
spesifik tolak peluru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran tahapan-tahapan gerak spesifik tolak
peluru antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran menolak bola basket setinggi dan sejauh-jauhnya


berpasangan
Cara melakukannya:
(a) Berdiri berhadapan pada lapangan basket/voli (melebar).

Aktivitas Pembelajaran Atletik 333


(b) Lakukan tolakan bola basket ke depan ke atas melewati tali yang dipasang
melintang secara bergantian.
(c) Ketinggian tali bisa disesuaikan dengan kemampuan pelempar.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.64 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak bola basket


setinggi dan sejauh-jauhnya berpasangan

(2) Aktivitas pembelajaran menolak bola basket menyilang dalam formasi


berhadapan
Cara melakukannya:
(a) Bentuk formasi berhadapan.
(b) Bila pemain 1 melakukan tolakan pada pemain 5 arah lurus.
(c) Pemain 5 menangkap dan menolaknya menyilang pada pemain 2.
(d) Pembelajaran ini dilakukan dengan gerak cepat.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.65 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak bola


basket menyilang dalam formasi berhadapan

Aktivitas Pembelajaran Atletik 334


(3) Aktivitas pembelajaran menolak bola basket dari sikap berdiri menghadap arah
tolakan
Cara melakukannya:
(a) Lakukan gerak melangkah satu kali ke depan menggunakan kaki kiri hingga
bahu kiri mengarah tolakan.
(b) Putar badan ke arah kiri ± 90◦ dan tolakan bola basket ke depan atas.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.66 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak bola


basket dari sikap berdiri menghadap arah tolakan

(4) Aktivitas pembelajaran menolak bola basket dari sikap membelakangi arah
tolakan
Cara melakukannya:
(a) Lakukan sikap berdiri membelakangi arah tolakan.
(b) Rendahkan lutut kanan dan kaki kiri dijulurkan kebelakang.
(c) Putar badan kearah kiri ± 180◦ dan tolakan bola ke depan atas.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 335


Gambar 5.67 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak bola basket
dari sikap membelakangi arah tolakan

(5) Aktivitas pembelajaran menolak bola basket dari gerak meluncur ke belakang
Cara melakukannya:
(a) Lakukan sikap berdiri membelakangi arah tolakan.
(b) Rendahkan lutut kaki kanan dan badan membungkuk ke depan, sedangkan
kaki kiri di belakang badan.
(c) Luncurkan kaki kiri ke belakang lurus bersamaan dengan kaki kanan
bergerak mundur.
(d) Pada saat kaki kiri mendarat pada tanah, putar badan kearah ± 180◦ dan
tolakan bola basket ke depan atas.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.68 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak bola basket


dari gerak meluncur ke belakang

(6) Aktivitas pembelajaran menolak peluru dengan dua tangan


Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan kaki segaris, badan condong sedikit kebelakang dan peluru
dipegang oleh kedua tangan di depan dada.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 336


(b) Melangkah ke depan dengan kaki kiri dan tolakkan peluru dengan gerak
meluruskan lengan dan kaki secara serentak dengan tujuan melatih gerak
kaki dan lengan dalam gerakan melempar.
(c) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.69 Aktivitas pembelajaran gerakan


menolak peluru dengan dua tangan

(7) Aktivitas pembelajaran menolak peluru dengan satu tangan


Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan kaki terbuka, berat badan di atas kaki kanan yang mengarah
ke belakang dan dibengkokkan.
(b) Badan berputar kebelakang dan merendah sedikit dan lengan kiri dilipat
bebas di depan dada.
(c) Putar kaki kanan ke depan, putar dan luruskan badan.
(d) Luruskan kedua kaki dan tolakkan peluru tersebut.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.70 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak


peluru dengan satu tangan

Aktivitas Pembelajaran Atletik 337


(8) Aktivitas pembelajaran menolak peluru awalan membelakangi sasaran
Cara melakukannya:
(a) Berdiri dengan kaki kiri menghadap ke depan, badan tegak dan berputar
sedikit kesamping.
(b) Berjingkat ke depan dengan badan condong kebelakang, kaki kanan
mendarat terlebih dahulu, kemudian disusul oleh kaki kiri.
(c) Tolakan segera setelah kaki kiri mendarat dengan tujuan mempelajari gerak
meluncur dan disambung dengan gerakan akhir (tolakan).
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.71 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak


peluru awalan membelakangi sasaran

(9) Aktivitas pembelajaran menolak peluru tanpa awalan


Cara melakukannya:
(a) Berdiri membelakangi arah tolakan dengan kaki kiri diluruskan kearah
tolakan. Tariklah kaki kiri ke dalam terhadap kaki belakang dan segera
kembalikan ke posisi semula, dengan tetap memelihara badan menghadap
kebelakang.
(b) Tolakan dapat dibuat dari posisi ini dengan tujuan mempelajari luncuran
secara lengkap tanpa mengikutkan fase melayang.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 338


Gambar 5.72 Aktivitas pembelajaran gerakan menolak
peluru tanpa awalan

(10) Aktivitas pembelajaran menolak peluru tanpa awalan lanjutan


Cara melakukannya:
(a) Ulangi gerakan luncuran dengan tarikan dan tolakan kaki kiri, dorongkan
kaki kanan, mendarat dengan kaki yang sama.
(b) Ulangi siklus ini (tubuh diusahakan tetap rendah dan lengan kiri rileks)
sebanyak 5 – 6 kali. Tujuannya adalah mempelajari teknik gerak meluncur.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.73 Aktivitas pembelajaran menolak peluru tanpa


awalan lanjutan

(11) Aktivitas pembelajaran menolak peluru dengan awalan


Cara melakukannya:
(a) Melakukan tolakan peluru selengkapnya, gerakan terkontrol dengan gerak
luncur pendek dan rendah.
(b) Gerakan akhir dalam posisi tegak dengan mengombinasikan berbagai fase
tolakan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 339


(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang 3 – 5 kali
tolakan.

Gambar 5.74 Aktivitas pembelajaran menolak peluru dengan


awalan

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran tahapan-
tahapan gerak spesifik tolak peluru, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran tahapan-tahapan gerak spesifik
tolak peluru, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan,
kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya dalam
melakukan aktivitas pembelajaran tahapan-tahapan gerak spesifik tolak
peluru. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian
belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 340


F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Di bawah ini merupakan gerakan yang harus dilakukan oleh penolak peluru.
1) Awalan menolak peluru
2) Menjaga keseimbangan
3) Gerakan menolak peluru
4) Gerakan melepaskan peluru

Dari pernyataan di atas, urutan gerakan yang harus dilakukan oleh penolak
peluru adalah . . . .
a. 1, 2, 3, 4
b. 1, 3, 4, 2
c. 2, 3, 4, 1
d. 3, 4, 2, 1

2) Cara memegang peluru dimana peluru diletakkan pada . . . .


a. jari-jari tangan
b. ujung telapak tangan
c. telapak tangan
d. ujung jari-jari tangan

3) Setelah peluru dipegang dengan baik, kemudian letakkan pada . . . .


a. pundak
b. leher
c. dada
d. bahu

4) Pada saat menolak peluru badan harus . . . .


a. ditegangkan
b. ditegakkan
c. dicondongkan
d. diluruskan

Aktivitas Pembelajaran Atletik 341


5) Badan condong ke depan, dagu diangkat, badan agak miring ke samping kiri,
pandangan ke arah jatuhnya peluru. Hal ini merupakan tahapan teknik tolakan
peluru . . . .
a. cara memegang peluru
b. cara menolakkan peluru
c. sikap badan saat menolak peluru
d. sikap badan setelah menolakkan peluru

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Tuliskan macam-macam gerak spesifik tolak peluru.
2) Jelaskan cara memegang peluru.
3) Jelaskan cara melakukan awalan menolak peluru.
4) Jelaskan cara melakukan gerakan menolak peluru.
5) Jelaskan cara melakukan gerakan ikutan menolak peluru.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet tolak peluru baik nasional yang
meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok. Untuk
membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui
informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik tolak peluru secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik tolak peluru.
a) Butir tes
Lakukan aktivitas gerak spesifik menolak peluru. Unsur-unsur yang dinilai
adalah kesesuaian melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal,
pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 342


(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Pelaksanaan Sikap
Nama Peserta Sikap Awal
No Gerakan Akhir Skor Akhir
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

Aktivitas Pembelajaran Atletik 343


b. Instrumen untuk Penilaian Produk
1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Tolak Peluru Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Tolak Peluru Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan Tolak


Peluru Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Rangkaian gerakan dilakukan
Kesempatan didapat
Keterampilan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Perlombaan Tolak


Peluru Secara Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Atletik 344


Hasil Uji Keterampilan
Persentasi
Nama Peserta Rangkaian gerakn
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 345


I. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik tolak peluru antara
lain:
1) Gerak cara pegang peluru, awalan menolak peluru, menolak peluru,
gerak ikutan menolak peluru.
2) Gerak fase-fase gerak tolak peluru.
3) Gerak tolak peluru dalam bentuk perlombaan menggunakan peraturan
yang dimodifikasikan.

J. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik tolak peluru. Untuk membantu dalam mencari sumber
bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.
2. Peraturan tolak peluru yang standar. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
3. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik tolak peluru dengan
dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam mencari
video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau sumber
lainnya.

K. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik tolak peluru.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam tolak peluru.
3. Video pembelajaran gerak spesifik tolak peluru.
4. Peraturan tolak peluru yang standar.

Aktivitas Pembelajaran Atletik 346


Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Senam.

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Aktivitas Gerak Senam
Sub Pokok Bahasan : Aktivitas Gerak Dominan Senam Lantai
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan,
guling belakang, dan guling lenting sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 6 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak dominan pada senam seperti
keseimbangan, guling depan, guling belakang, dan guling lenting. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan,

Aktivitas Pembelajaran Senam 347


guling belakang, dan guling lenting, guru menutup pelajaran dengan
pendinginan, dan menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan melakukan rangkaian gerakan aktivitas gerak dominan
pada senam seperti keseimbangan, guling depan, guling belakang, dan guling
lenting secara sederhana dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan
gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran gerak senam
dapat dilakukan dengan memodifikasi rangkaian secara sederhana. Rangkaian
gerakan yang digunakan tidak terlalu sulit dan komplek, melainkan gerakan-
gerakan yang sederhana.
Idealnya adalah menggunakan rangkaian gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan,
guling belakang, dan guling lenting yang prinsip gerakannya berpusat pada
gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan, guling
belakang, dan guling lenting.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak dominan keseimbangan, guling
depan, guling belakang, dan guling lenting senam adalah untuk meningkatkan
kemampuan gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan,
guling belakang, dan guling lenting.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
dominan senam akan membantu peserta didik untuk melakukan gerak dominan
senam dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan demikian aktivitas jasmani
yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada peningkatan kebugaran
jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling
depan, guling belakang, dan guling lenting?

Aktivitas Pembelajaran Senam 348


D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan,
guling belakang, dan guling lenting, diantaranya:
1) Gerak keseimbangan menggunakan kaki, menggunakan lengan, dan
menggunakan kepala.
2) Gerak guling depan dan guling ke belakang.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling depan,
guling belakang, dan guling lenting.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Peluit dan stopwatch.
c) Matras senam atau sejenisnya.
d) Lapangan olahraga atau halaman sekolah (ruangan kelas).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.

Aktivitas Pembelajaran Senam 349


b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan aktivitas gerak
senam lantai.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling
depan, guling belakang, dan guling lenting.
h) Guru menjelaskan tehnik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak dominan senam, baik kompetensi sikap spiritual dengan observasi
dalam bentuk jurnal: yaitu perilaku keseriusan dalam berdoa dan berusaha
secara maksimal, kompetensi sikap sosial: nilai-nilai karakter antara lain:
gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan: mengidentifikasi
aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan
menggunakan kaki, keseimbangan menggunakan lengan, keseimbangan
menggunakan kepala menggunakan penugasan atau tes lisan dan tertulis,
dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: melakukan aktivitas
pembelajaran gerak keseimbangan menggunakan kaki, keseimbangan
menggunakan lengan, keseimbangan menggunakan kepala senam lantai,
serta perlombaan senam dalam bentuk rangkaian yang sederhana dengan
peraturan yang dimodifikasi.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama Permainannya adalah lomba
lompat-lompat katak.

2) Kegiatan inti (70 menit)


a) Peserta didik menyimak informasi dan peragaan materi tentang aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan

Aktivitas Pembelajaran Senam 350


menggunakan kaki, keseimbangan menggunakan lengan, keseimbangan
menggunakan kepala senam, baik melalui video pembelajaran, gambar,
maupun peragaan guru atau peserta didik.
b) Peserta didik mencoba aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam
seperti keseimbangan menggunakan kaki, keseimbangan menggunakan
lengan, keseimbangan menggunakan kepala, yang telah diperlihatkan
melalui video pembelajaran, gambar, atau diperagakan oleh guru atau
peserta didik.
c) Peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam
seperti keseimbangan menggunakan kaki, keseimbangan menggunakan
lengan, keseimbangan menggunakan kepala secara berulang-ulang sesuai
dengan komando dan giliran yang diberikan oleh guru, sesuai dengan
koreksi yang diberikan oleh guru.
Secara rinci bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan pada
senam seperti keseimbangan menggunakan kaki, keseimbangan
menggunakan lengan, keseimbangan menggunakan kepala adalah sebagai
berikut:

Aktivitas 1

Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana


yaitu permainan lomba lompat-lompat katak, dilanjutkan dengan mempelajari
aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan guling
ke depan, guling ke belakang, dan guling lenting.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan guling ke depan,
dan guling ke belakang. Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta
untuk membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan guling ke depan,
dan guling ke belakang senam.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti
keseimbangan guling ke depan, dan guling ke belakang senam adalah sebagai
berikut:

Aktivitas Pembelajaran Senam 351


a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan
gerak dominan pada senam seperti keseimbangan

Seimbang adalah suatu sikap yang menuntut daya keseimbangan yang besar
apakah sikap tersebut dilakukan dalam bentuk berdiri atau duduk/berjongkok.
Yang dikemukakan berikut ini adalah sikap keseimbangan ke belakang dan ke
samping, dua macam sikap keseimbangan yang lazim dipergunakan dalam
senam.
Pembelajaran keseimbangan tubuh dapat diartikan kemampuan seseorang
dalam memelihara posisi tubuh dalam keadaan statis (tidak bergerak) atau
keseimbangan dalam keadaan bergerak. Pembelajaran keseimbangan dapat
dilakukan dengan jalan mengurangi atau memperkecil bidang tumpuan.
Pembelajaran keseimbangan adalah keseimbangan baik dalam posisi berdiri,
duduk, maupun jongkok.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti
keseimbangan antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran 1 : Gerak keseimbangan dengan kaki sikap melayang


Cara melakukannya:
(a) Sikap awal berdiri tegak kedua lengan di samping badan dan pandangan ke
depan.
(b) Kedua lengan direntangkan ke samping.
(c) Salah satu kaki diangkat dari lantai dan diluruskan ke belakang hingga
sejajar kepala.
(d) Berat badan tertumpu pada kaki yang satunya.
(e) Turunkan kembali kaki yang diluruskan ke belakang secara perlahan hingga
posisi berdiri, seperti posisi awal.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan
gerakan ini berulang-
ulang sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.1 Aktivitas pembelajaran


keseimbangan dengan kaki sikap melayang

Aktivitas Pembelajaran Senam 352


(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Gerak keseimbangan dengan kaki sikap melayang
dengan bantuan teman
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal melakukan sikap melayang dengan bantuan teman.
(b) Angkat dan luruskan salah satu kaki ke belakang.
(c) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.2 Aktivitas pembelajaran keseimbangan


dengan kaki sikap melayang dengan bantuan teman

(3) Aktivitas pembelajaran 3 : Gerak keseimbangan dengan kaki sikap melayang


tanpa bantuan teman
Cara melakukannya:
(a) Sikap awal melakukan sikap melayang tanpa bantuan teman.
(b) Angkat dan luruskan salah satu kaki ke belakang.
(c) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sebanyak 3 –
5 kali.

Gambar 6.3 Aktivitas pembelajaran keseimbangan


dengan kaki sikap melayang tanpa bantuan teman

Aktivitas Pembelajaran Senam 353


(1) Aktivitas pembelajaran gerak keseimbangan sikap lilin
Sikap lilin adalah sikap yang dibuat dari sikap semula tidur terlentang, kemudian
mengangkat kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan kedua tangan menopang
pinggang.
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan tidur telentang kaki dan badan lurus.
(b) Kedua tangan di samping badan lurus.
(c) Kedua kaki diangkat lurus ke atas, rapat dan lurus.
(d) Kedua tangan menopang bagian belakang pinggul.
(e) Turunkan kembali kedua kaki ke matras secara perlahan diawali menekuk
kedua lutut hingga kembali pada posisi awal.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.4 Aktivitas pembelajaran keseimbangan sikap lilin

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan sikap lilin antara lain


sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran 1 : Gerak keseimbangan sikap lilin


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan mengangkat kedua kaki ke belakang kepala dari posisi
tidur telentang.
(b) Kedua lengan di samping badan,.
(c) Angkat kedua kaki secara bersamaan hingga melewati ke belakang kepala.
(d) Tahan beberapa saat dan kembali pada posisi awal.
(e) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.

Aktivitas Pembelajaran Senam 354


(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sebanyak 3 – 5
kali.

Gambar 6.5 Aktivitas pembelajaran 1 keseimbangan


sikap lilin

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Gerak keseimbangan sikap lilin


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan mengangkat kedua kaki rapat dan lurus ke atas dengan
bantuan teman dan dilanjutkan dengan tanpa bantuan.
(b) Posisi yang membantu berada di belakang yang dibantu.
(c) Untuk membantu meluruskan dan merapatkan kedua kaki, serta pinggu.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.6 Aktivitas pembelajaran 2 keseimbangan sikap lilin

(2) Aktivitas pembelajaran gerak keseimbangan berdiri dengan kepala


Berdiri dengan kepala atau headstand adalah sikap-sikap tegak dengan bertumpu
pada kepala dan ditopang oleh kedua tangan.
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Senam 355


(a) Sikap permulaan berjongkok kedua kaki rapat.
(b) Kedua telapak tangan diletakkan pada matras dilanjutkan dengan
meletakkan dahi di depan kedua tangan, hingga dahi dan kedua telapak
tangan membentuk segi tiga sama sisi.
(c) Angkat pinggul ke atas hingga kedua kaki lurus dan terangkat dari
matras/lantai.
(d) Luruskan kedua kaki ke atas dan rapatkan serta badan dikeraskan.
(e) turunkan kembali kedua kaki ke matras/lantai secara perlahan satu persatu
dan kembali pada posisi awal/tahap persiapan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.7 Aktivitas pembelajaran keseimbangan berdiri dengan kepala

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak keseimbangan berdiri dengan kepala


antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran 1 : Gerak keseimbangan berdiri dengan kepala


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri dengan dahi
(b) Angkat kedua kaki dan kedua lutut ditekuk dengan bantuan teman.
(c) Dilanjutkan tanpa bantuan.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Aktivitas Pembelajaran Senam 356


Gambar 6.8 Aktivitas pembelajaran 1 keseimbangan berdiri dengan kepala

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Gerak keseimbangan berdiri dengan kepala


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan berdiri dengan dahi.
(b) Angkat kedua kaki lurus dan rapat ke atas.
(c) Dengan bantuan teman, dilanjutkan tanpa bantuan.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.9 Aktivitas pembelajaran 2 keseimbangan berdiri dengan kepala

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak dominan pada senam seperti guling ke depan

Aktivitas Pembelajaran Senam 357


Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada
senam seperti keseimbangan, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti berguling ke depan.
Gerakan guling depan adalah gerakan mengguling atau menggelinding ke
depan membulat. Jadi dalam gerakan guling depan gerakan tubuh harus
dibulatkan. Pembelajaran guling depan dapat terbagi atas dua bagian yaitu:
guling depan dengan sikap awal jongkok dan guling depan dengan sikap awal
berdiri.
Cara melakukannya:
1) Sikap permulaan berjongkok menghadap arah gerakan.
2) Kedua telapak tangan diletakkan di atas matras.
3) Angkat pinggul ke atas hingga kedua kaki lurus.
4) Masukkan kepala di antara kedua lengan hingga pundak menempel matras.
5) Gulingkan badan ke depan hingga bagian badan mulai dari tengkuk, punggung,
pinggang dan panggul bagian belakang menyentuh matras.
6) Kembali pada sikap jongkok.
7) Kedua lengan lurus ke depan dan pandangan ke arah depan.
8) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
9) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak 3 –
5 kali.

Gambar 6.10 Aktivitas pembelajaran guling ke depan

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti guling


ke depan antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran 1 : Gerak guling ke depan (membulatkan badan dari sikap
duduk di lantai/matras)
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Senam 358


(a) Sikap permulaan kedua kaki dan lutut rapat.
(b) Kemudian dipeluk dan dirapatkan ke dada.
(c) Condongkan badan ke belakang bersamaan dagu rapat ke dada dan angkat
kembali badan ke depan hingga duduk kembali.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sebanyak 3 –
5 kali.

Gambar 6.11 Aktivitas pembelajaran 1 guling ke depan

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Gerak guling ke depan (membulatkan badan dari sikap
jongkok di lantai/matras)
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan kedua kaki dan lutut rapat lalu dipeluk dan dirapatkan ke
dada.
(b) Jatuhkan badan ke belakang dengan tetap kedua kaki dipeluk dan dagu
dirapatkan ke dada.
(c) Angkat kembali badan ke depan dengan tetap memeluk kedua kaki hingga
kembali pada posisi jongkok.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini berulang-
ulang sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.12 Aktivitas pembelajaran 2 guling


ke depan

(3) Aktivitas pembelajaran 3 : Gerak guling ke depan (membulatkan badan dari sikap
jongkok di lantai/matras)
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran Senam 359


(a) Sikap permulaan menggulingkan badan ke depan dengan merendahkan
tumpuan kedua tangan.
(b) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.13 Aktivitas pembelajaran 3 guling ke depan

(4) Aktivitas pembelajaran 4 : Gerak guling ke depan (membulatkan badan dari sikap
jongkok di lantai/matras)
Cara melakukannya:
(a) Bermain berguling berpasangan sambil berpegangan kedua pergelangan
kaki.
(b) Pembelajaran ini menekankan pada nilai-nilai pengembangan karakter:
mandiri dan gotong royong.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.14 Aktivitas pembelajaran 4 guling ke depan

Aktivitas Pembelajaran Senam 360


Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak dominan pada senam seperti guling ke belakang

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada


senam seperti guling ke depan, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti guling ke belakang.
Guling kebelakang adalah menggelundung kebelakang, posisi badan tetap
harus membulat yaitu: kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala
ditundukkan sampai dagu melekat di dada. Gerakan guling ke belakang dapat
dilakukan dengan cara guling kebelakang dengan sikap jongkok.
Cara melakukannya:
(1) Sikap awal dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat.
(2) Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak kebelakang.
(3) Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat kesamping
telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
(4) Kaki segera diayunkan kebelakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua
tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat
di atas matras, ke sikap jongkok.
(5) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(6) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak 3 –
5 kali.

Gambar 6.15 Aktivitas pembelajaran guling ke belakang

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti guling


ke belakang antara lain sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Senam 361


(1) Aktivitas pembelajaran 1 : Gerak guling ke belakang (dari sikap tidur)
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan mengangkat kedua kaki ke belakang kepala dari sikap
tidur terlentang.
(b) Kedua lengan lurus di samping badan.
(c) Lakukan pembelajaran ini berulang-ulang.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.16 Aktivitas pembelajaran 1 guling ke belakang

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Gerak guling ke belakang (dari sikap tidur)


Cara melakukannya:
a) Sikap permulaan mengangkat kedua kaki ke belakang kepala dari sikap
tidur teletang.
b) Kedua telapak tangan menempel matras di samping telinga.
c) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.17 Aktivitas pembelajaran 2 guling ke belakang

Aktivitas Pembelajaran Senam 362


(3) Aktivitas pembelajaran 3 : Gerak berguling ke belakang dan menolak dengan
kedua tangan pada matras yang dipasang miring
Cara melakukannya:
(a) Diawali sikap jongkok membelakangi arah gerakan.
(b) Kedua telapak tangan di samping telinga.
(c) Gulingkan badan ke belakang, saat kedua kaki melewati kepala, tolakkan
kedua telapak tangan pada matras.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.18 Aktivitas pembelajaran 3 guling ke belakang

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
dominan pada senam seperti keseimbangan, guling ke depan, dan guling ke
belakang, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam
seperti guling ke depan dan guling ke belakang, peserta didik diminta
untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan
bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam peserti keseimbangan, guling
ke depan, dan guling ke belakang. Kemudian peserta didik diminta untuk
melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.

Aktivitas Pembelajaran Senam 363


3) Kegiatan penutup (10 menit)
Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak dominan pada senam seperti keseimbangan, guling ke depan,
dan guling ke belakang, diantaranya:
• Gerak guling lenting senam.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak dominan pada senam seperti guling lenting

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada


senam seperti keseimbangan, guling ke depan, dan guling ke belakang,
dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran gerak dominan pada
senam seperti guling lenting.
Guling lenting adalah suatu gerakan lenting badan ke atas depan yang
disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan, dari sikap

Aktivitas Pembelajaran Senam 364


setengah guling kebelakang atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki
rapat dan lutut lurus.
Cara melakukannya:
(1) Berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua lengan diangkat lurus. Dengan
melambungkan badan, letakkan kedua tangan di lantai kira-kira satu langkah
dari kaki.
(2) Kemudian letakkan tengkuk diantara kedua tangan sambil mengambil sikap
guling depan.
(3) Kedua kaki dijaga agar tetap lurus.
(4) Ketika posisi untuk guling depan telah tercapai, segeralah pesenam mengguling
ke depan.
(5) Saat badan sudah berada di atas kepala, kedua kaki segera dilecutkan ke depan
lurus dibantu oleh kedua tangan mendorong badan dengan menekan lantai.
(6) Lecutan ini menyebabkan badan melenting ke depan.
(7) Ketika layangan selesai, kedua kaki segera mendarat.
(8) Badan tetap melenting dan kedua lengan tetap terangkat lurus.
(9) Gerakan akhir adalah berdiri tegak.
(10) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(11) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak 3 –
5 kali.

Gambar 6.19 Aktivitas pembelajaran guling lenting

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam seperti guling


lenting antara lain sebagai berikut:
(1) Aktivitas pembelajaran 1 : Gerak guling lenting dari sikap tidur
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan tidur terlentang, badan, kaki, dan tangan lurus di samping
badan.
(b) Letakkan telapak tangan di samping kepala, tarik tumit mendekati pinggul.

Aktivitas Pembelajaran Senam 365


(c) Dorongkan kedua kaki dan tangan ke lantai hingga badan terangkat dari
lantai dengan posisi melenting, tahan 8 hitungan lalu turunkan kembali.
(d) Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang.
(e) Pembelajaran ini dilakukan berpasangan atau kelompok.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.20 Aktivitas pembelajaran 1 guling lenting

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Gerak melecutkan kedua kaki dari sikap tidur
telentang dan kedua tangan berpegangan pada pergelangan kaki teman
Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan tidur terlentang, badan, kaki, dan tangan lurus di samping
badan.
(b) Teman yang membantu berdiri di belakang dekat kepala yang akan di bantu.
(c) Pegang pergelangan kaki yang membantu.
(d) Angkat kedua kaki ke arah yang membantu dan lecutkan kedua kaki ke
depan atas, hingga kedua kaki mendarat pada matras dengan ujung telapak
kaki dan pinggang melenting, tahan 8 hitungan.
(e) Pembelajaran ini dilakukan berulang-ulang.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Aktivitas Pembelajaran Senam 366


Gambar 6.21 Aktivitas pembelajaran 2 guling lenting

(3) Aktivitas pembelajaran 3 : Gerak melecutkan kedua kaki dari sikap tidur
telentang dan kedua tangan berpegangan pada tangan tangan yang membantu
Cara melakukannya:
(a) Tidur terlentang, badan, kaki, dan tangan lurus di samping badan.
(b) Teman yang membantu berdiri di belakang dekat kepala yang akan di bantu.
(c) Pegang tangan yang membantu.
(d) Angkat kedua kaki ke arah yang membantu, dan lecutkan kedua kaki ke
depan atas, hingga kedua kaki mendarat pada matras dengan ujung telapak
kaki posisi berdiri dan pinggang melenting, tahan 8 hitungan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.22 Aktivitas pembelajaran 3 guling lenting

(4) Aktivitas pembelajaran 4 : Gerak guling lenting dari sikap jongkok


Cara melakukannya:
(a) Sikap permulaan posisi jongkok mengahadap arah gerakan.
(b) Kedua telapak tangan diletakan pada matras.

Aktivitas Pembelajaran Senam 367


(c) Angkat pinggul dan masukan kepala diantara kedua lengan.
(d) Gulingkan badan ke depan.
(e) Pada saat pundak menempel matras, lecutkan kedua kaki ke depan atas
hingga posisi berdiri.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali.

Gambar 6.23 Aktivitas pembelajaran 4 guling lenting

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
dominan pada senam seperti guling lenting, sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam
seperti guling lenting, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya
dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak dominan pada senam
seperti guling lenting. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran Senam 368


3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.
1) Gerakan mengguling atau menggelinding ke depan membulat dinamakan . . . .
a. guling ke depan
b. guling ke belakang
c. guling lenting
d. meroda

2) Pada gerakan guling ke depan ketika panggul menyentuh matras, peganglah


tulang kering dengan kedua tangan menuju posisi . . . .
a. berdiri
b. duduk
c. berjongkok
d. berbaring

3) Sikap awal gerakan berguling ke depan adalah . . . .


a. berdiri
b. berjongkok
c. berbaring
d. duduk

4) Menggelundung ke belakang, posisi badan tetap harus membulat yaitu kaki


dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu menempel
di dada dinamakan . . . .
a. guling lenting
b. meroda
c. guling ke depan
d. guling ke belakang

Aktivitas Pembelajaran Senam 369


5) Posisi badan saat akan melakukan gerakan berguling belakang yang benar adalah
....
a. membelakangi matras
b. di depan matras
c. di sebelah kanan matras
d. di sebelah kiri matras

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan yang dimaksud dengan guling depan.
2) Jelaskan cara melakukan gerakan guling depan.
3) Jelaskan yang dimaksud dengan guling belakang.
4) Jelaskan cara melakukan gerakan guling belakang.
5) Jelaskan cara melakukan gerakan guling lenting.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet senam lantai baik nasional yang
meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok. Untuk
membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui
informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak dominan senam lantai secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Tes kinerja aktivitas gerak dominan senam
1) Butir tes
Lakukan aktivitas gerak dominan pad senam seperti rangkaian gerakan guling ke
depan dan guling belakang. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian
melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan,
dan sikap akhir.
2) Petunjuk Asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan gerak yang diharapkan.
a) Isikan identitas peserta didik.
b) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.

Aktivitas Pembelajaran Senam 370


3) Rubrik Asesmen Keterampilan Gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

4) Pedoman penskoran
a) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
b) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik

Pelaksanaan
Nama Peserta Sikap Awal Sikap Akhir Skor
No Gerakan
Didik Akhir
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Dominan
pada Senam seperti Keseimbangan, Guling Depan, Guling Belakang, dan Guling
Lenting Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Senam 371


Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Dominan


pada Senam seperti Keseimbangan, Guling Depan, Guling Belakang, dan Guling
Lenting Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Dominan


pada Senam seperti Rangkaian Sederhana Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak rangkaian sederhana
Kesempatan didapat
Keterampilan dilakukan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Dominan


pada Senam seperti Rangkaian Sederhana Secara Perorangan Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran Senam 372


Hasil Uji Keterampilan
Persentasi
Nama Peserta Keterampilan
No Kesempatan GB /K X
Didik Gerak dilakukan
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Senam 373


I. Interaksi dengan Orang Tua
Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

J. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran rangkaian gerakan keseimbangan, guling ke
depan, guling ke belakang, dan guling lenting aktivitas gerak senam secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran rangkaian gerakan keseimbangan,
guling ke depan, guling ke belakang, dan guling lenting aktivitas gerak
senam antara lain:
1) Gerak keseimbangan menggunakan kaki, menggunakan lengan, dan
menggunakan kepala.
2) Gerak guling depan, guling ke belakang, dan guling lenting.
3) Rangkaian gerak keseimbangan, guling ke depan, guling ke belakang,
dan guling lenting aktivitas gerak senam lantai.

K. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak dominan senam. Untuk membantu dalam mencari sumber
bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.
2. Mengamati video pembelajaran materi gerak dominan senam dengan
dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam mencari
video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau sumber
lainnya.

Aktivitas Pembelajaran Senam 374


L. Bahan Bacaan Guru
1. Bentuk-bentuk gerak dominan senam.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam gerak dominan senam.
3. Video pembelajaran gerak dominan senam.

Aktivitas Pembelajaran Senam 375


Aktivitas Pembelajaran Senam 376
Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Aktivitas Gerak Berirama.

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Aktivitas Gerak Berirama
Sub Pokok Bahasan : Gerak Langkah Kaki dan Ayunan Lengan
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai
pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila
dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi,
kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 7 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan
musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 377


yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi variasi dan
kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti
irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam
aktivitas gerak berirama, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan melakukan rangkaian gerakan aktivitas gerak berirama
secara sederhana dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong
royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas gerak berirama dapat
dilakukan dengan memodifikasi rangkaian secara sederhana. Rangkaian gerakan
yang digunakan tidak terlalu sulit dan komplek, melainkan gerakan-gerakan
yang sederhana.
Idealnya adalah menggunakan rangkaian gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai
pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama yang prinsip
gerakannya berpusat pada variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian
langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik
sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan
musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama
adalah untuk meningkatkan kemampuan variasi dan kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan
musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam aktivitas gerak berirama.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan variasi
dan kombinasi aktivits gerak berirama akan membantu peserta didik untuk
melakukan aktivitas gerak berirama dengan lebih baik dan menyenangkan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 378


Dengan demikian aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat
menyumbang pada peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai variasi dan
kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan mengikuti
irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai pembentuk gerak pemanasan
dalam aktivitas gerak berirama?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan variasi dan
kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah kaki dan ayunan lengan mengikuti
irama (ketukan) tanpa/dengan musik sebagai pembentuk gerak pemanasan dalam
aktivitas gerak berirama, diantaranya:
1) Gerak langkah kaki diantaranya: langkah biasa, langkah rapat, langkah tiga,
da langkah ganti.
2) Gerak ayunan lengan diantaranya: ayunan satu lengan ke belakang dan ke
depan, ayunan dua lengan ke belakang dan ke depan, ayunan lengan silang
dan rentang, dan ayunan satu lengan melingkar di atas kepala.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan variasi dan
kombinasi gerak berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 379


a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.
b) Tipe recorder.
c) Kaset senam ritmik/aktivitas gerak berirama.
d) Peluit dan stopwatch.
e) Lapangan olahraga atau halaman sekolah (ruangan kelas).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan aktivitas gerak
berirama.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
gerak berirama diantaranya: variasi dan kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan lengan.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas gerak
berirama, baik kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi
dalam bentuk jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter gotong royong
dan mandiri, kompetensi pengetahuan: menganalisis aktivitas gerak
berirama diantaranya: variasi dan kombinasi gerak berbentuk rangkaian
langkah dan ayunan lengan menggunakan tes tertulis, dan kompetensi
terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan variasi dan kombinasi gerak
berbentuk rangkaian langkah dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 380


dengan menekankan pada pengembangan nilai-nilai karakter antara lain:
gotong royong dan mandiri.

2) Kegiatan inti (70 menit)


a) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya adalah bermain
bergerak bereaksi mengikuti perintah guru.
b) Peserta didik menyimak informasi dan peragaan materi tentang aktivitas
pembelajaran gerak langkah kaki dan ayunan lengan mengikuti irama
(ketukan) dalam aktivitas gerak berirama.
c) Peserta didik membagi diri ke dalam kelompok sesuai dengan petunjuk
guru.
d) Peserta didik menganalisis aktivitas pembelajaran gerak langkah kaki dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) dalam aktivitas gerak berirama
sesuai dengan gerakan yang dikuasai dan kreativitas kelompok dalam
bentuk tulisan dan gambar (paling tidak memuat 10 puluh gerakan dan
menuju tiga arah.
e) Setiap anggota kelompok mencoba secara bersama-sama aktivitas
pembelajaran gerak langkah kaki dan ayunan lengan mengikuti irama
(ketukan) dalam aktivitas gerak berirama tersebut dan saling memberikan
umpan balik.
f) Peserta didik memaparkan aktivitas pembelajaran gerak langkah kaki dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) dalam aktivitas gerak berirama
kelompoknya, disertai peragaan seluruh anggota kelompok secara
bergantian di depan kelas.
g) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak langkah kaki dan ayunan
lengan mengikuti irama (ketukan) dalam aktivitas gerak berirama antara lain
sebagai berikut:

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 381


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak pola langkah kaki aktivitas gerak berirama

Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana


yaitu permainan bergerak bereaksi mengikuti perintah guru, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran gerak langkah kaki aktivitas gerak berirama.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan praktikkan aktivitas pembelajaran
gerak langkah kaki aktivitas gerak berirama.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik untuk membuat beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak langkah kaki
aktivitas gerak berirama.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika
menemukan kesulitan, peserta didik minta bantuan kepada guru.
Langkah kaki aktivitas gerak berirama adalah salah satu hal yang paling
penting dalam senam irama ini. Ada beberapa macam langkah kaki dalam senam
irama ini, misalnya: langkah biasa atau loopas dan langkah rapat atau by trek pas.
Prinsip gerak langkah kaki adalah berpindahnya badan dari satu titik ke titik
yang lain dengan cara memindahkan kaki ke depan, ke belakang, ke kiri, dan ke
kanan. Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak pola langkah kaki antara lain
sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak pola langkah biasa atau loopaas


Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan langkah biasa, sikap awal berdiri tegak.
(b) Pada waktu berdiri tegak, kedua tangan berada dipinggang.
(c) Pada hitungan pertama, kaki kanan dilangkahkan dari mulai tumit, telapak
dan disusul dengan ujung jari.
(d) Pada hitungan kedua, kaki kiri dilangkahkan sama seperti ketika
melangkahkah kaki kanan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 382


Gambar 7.1 Aktivitas pembelajaran gerakan pola langkah biasa
atau loopaas

(2) Aktivitas pembelajaran gerak pola langkah rapat atau atau bijtrekpaas
Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan langkah rapat, sikap awal berdiri tegak.
(b) Kedua tangan berada di pinggang.
(c) Pada hitungan pertama, kaki kanan langkahkan ke arah depan.
(d) Pada hitungan kedua, kaki kiri menyusul melangkah ke arah depan.
(e) Kaki kiri yang dilangkahkan ke arah depan kemudian sejajar dengan kaki
kanan.
(f) Kemudian kedua kaki dilangkahkan secara bergantian.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Gambar 7.2 Aktivitas pembelajaran gerakan pola langkah rapat atau


atau bijtrekpaas

(3) Aktivitas pembelajaran gerak pola langkah depan atau galopaas


Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan pola langkah depan, sikap awal berdiri tegak.
(b) Pastikan kedua tangan tepat berada di pinggang.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 383


(c) Pada hitungan 1: kaki kanan harus dilangkahkan ke arah depan.
(d) Pada hitungan 2: kaki kiri dilangkahkan ke depan dan diakhiri dengan
melangkah kaki kanan bersama-sama.
(e) Kedua kaki kemudian melangkah secara bergantian dan lanjutkan untuk
beberapa hitungan ke depan secara berulang.
(f) Hitungan tergantung dari pemimpin senam irama atau ketukan irama
musik.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Gambar 7.3 Aktivitas pembelajaran gerakan pola langkah depan


atau galopaas

(4) Aktivitas pembelajaran gerak pola langkah silang


Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan pola langkah silang, sikap awal berdiri tegak.
(b) Kedua tangan tepat berada di pinggang.
(c) Hitungan 1: Silangkan kaki kiri ke samping kaki kanan melalui depan.
(d) Hitungan 2: Langkahkan kaki kanan ke samping kiri.
(e) Demikian seterusnya, kemudian kebalikannya dengan irama 2/4. Lakukan 4x
8 hitungan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 384


Gambar 7.4 Aktivitas pembelajaran gerakan pola langkah silang

(5) Aktivitas pembelajaran gerak pola langkah samping atau zijpas


Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan pola langkah samping, sikap awal berdiri tegak.
(b) Kedua tangan berada di pinggang.
(c) Pada hitungan pertama, kaki kanan langkahkan ke arah samping kanan.
(d) Pada hitungan kedua, kaki kiri kemudian menyusul melangkah ke samping
kanan juga dan dirapatkan dengan kaki kanan tadi.
(e) Lanjutkan dengan gerakan mengarah ke kiri.
(f) Lakukan berulang-ulang 4 x 8 hitungan.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Gambar 7.5 Aktivitas pembelajaran gerakan pola langkah samping


atau zijpas

(6) Aktivitas pembelajaran gerak pola lompat ke depan


Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan pola lompat ke depan, sikap awal berdiri tegak.
(b) Kedua tangan sebaiknya berada di pinggang.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 385


(c) Pada hitungan pertama, ambil gerakan lompatan kaki kanan, sambil juga
mengayunkan kaki kiri.
(d) Pada hitungan kedua, ambil gerakan lompatan kaki kiri sambil
mengayunkan kaki kanan.
(e) Gerakan tersebut bisa dilakukan secara berulang kali 4 x 8 hitungan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Gambar 7.6 Aktivitas pembelajaran gerakan pola lompat ke


depan

(7) Aktivitas pembelajaran gerak pola lompat dengan membuka dan menutup kaki
Cara melakukannya:
(a) Pada gerakan pola lompat dengan membuka dan menutup kaki, sikap awal
berdiri tegak.
(b) Posisi kedua tangan berada di pinggang.
(c) Pada hitungan pertama, bukalah kaki keduanya melebar ke arah samping.
(d) Pada hitungan kedua, tutup rapat kedua kaki secara bersamaan.
(e) Gerakan harus dilakukan secara berulang kali dan terus-menerus sesuai
dengan hitungan yang diterapkan (4 x 8 hitungan atau lebih).
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 386


Gambar 7.7 Aktivitas pembelajaran gerakan pola
lompat dengan membuka dan menutup kaki

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerak mengayunkan lengan aktivitas gerak berirama

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak pola langkah kaki
aktivitas gerak berirama, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran
gerak ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
Gerak ayunan lengan merupakan salah satu bagian yang tidak kalah
pentingnya dengan langkah kaki. Gerakan ayunan lengan dalam aktivitas gerak
berirama terdiri dari ayunan satu lengan dan dua lengan. Ayunan lengan
bertujuan menyeimbangkan dan menyelaraskan badan saat bergerak.
Prinsip gerak ayunan lengan adalah mengayun-ayunkan atau menggerak-
gerakan satu atau dua lengan yang berpangkal pada sendi bahu ke depan, ke
belakang, ke samping kiri, ke samping kanan, dan memutar secara bergantian
dan terus-menerus
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak ayunan lengan antara lain
sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak ayunan satu lengan ke depan dan ke belakang
Cara melakukannya:
(a) Persiapan
Berdiri tegak melangkah ke kiri, kedua lengan lurus ke depan, dan
pandangan ke depan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 387


(b) Pelaksanaan gerakan
• Ayunkan tangan satu persatu ke belakang dan depan.
• Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper.
• Gerakan dilakukan 6x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan.
(c) Akhir gerakan
Berdiri tegak, langkah kiri, kedua lengan lurus ke depan, dan pandangan ke
depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8 hitungan.

Gambar 7.8 Aktivitas pembelajaran ayunan satu lengan ke depan


dan ke belakang

(2) Aktivitas pembelajaran gerak ayunan satu lengan dari depan ke samping
Cara melakukannya:
(a) Persiapan
Berdiri tegak, langkah ke kiri, kedua lengan lurus ke depan, dan pandangan
ke depan.
(b) Pelaksanaan gerakan
• Ayunkan tangan satu persatu ke samping.
• Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper.
• Gerakan dilakukan bergantian arah kiri kanan 6 x 8 hitungan dengan
irama 4/4 ketukan.
(c) Akhir gerakan
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan, dan pandangan ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8
hitungan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 388


Gambar 7.9 Aktivitas pembelajaran ayunan satu lengan dari depan ke samping

(3) Aktivitas pembelajaran gerak ayunan satu lengan ke samping bersamaan dengan
memindahkan berat badan
Cara melakukannya:
(a) Persiapan
Berdiri tegak kedua kaki dibuka, kedua lengan terentang dan pandangan
ke depan.
(b) Pelaksanaan gerakan
• Mengayun kedua lengan ke arah kiri dan kanan.
• Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper dan berat badan
dipindahkan ke kanan dan kiri.
• Gerakan dilakukan 6 x 8 hitungan dengan irama 4/4 ketukan.
(c) Akhir gerakan
Berdiri tegak, kedua lengan terentang, dan pandangan ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8
hitungan.

Gambar 7.10 Aktivitas pembelajaran ayunan satu lengan ke samping


bersamaan dengan memindahkan berat badan

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 389


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
pola langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama, sesuai potensi dan
kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak pola langkah kaki
aktivitas gerak berirama, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak pola
langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama. Kemudian
peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang
diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran variasi dan kombinasi pola langkah kaki dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama, diantaranya:
• Gerak variasi dan kombinasi gerak rangkaian langkah kaki ayunan lengan
mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak
berirama.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 390


2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)
a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


variasi dan kombinasi gerak pola langkah dan ayunan lengan mengikuti irama
(ketukan) tanpa/dengan musik aktivitas gerak berirama

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak pola langkah kaki
dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama, dilanjutkan dengan mempelajari
aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak pola langkah kaki dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik aktivitas gerak
berirama.
Gerak berirama atau senam irama adalah salah satu jenis senam yang
gerakannya dilakukan dengan iringan musik. Musik yang digunakan utnuk
mengiringi gerakan senam adalah musik yang memiliki irama 4/4, 3/4, atau 2/4.
Senam irama atau gerak berirama dapat dilakukan dengan menggunakan alat
atau tanpa menggunakan alat.
Keduanya harus selaras baik gerakan tangan maupun kaki dan ayunan
lengan. Tujuan gerakan variasi dan kombinasi langkah kaki dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama adalah untuk mengombinasikan gerakan variasi langkah
kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama yang telah dipelajari. Rangkaian
gerakan kombinasi langkah kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama
dapat dilakukan dengan cara: perorangan dan berpasangan.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi keterampilan
gerak langkah kaki ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan
musik dalam aktivitas gerak berirama, antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak ayunan satu lengan ke depan dan belakang
Cara melakukannya:

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 391


(a) Persiapan
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan, dan pandangan ke depan.
(b) Pelaksanaan gerakan
• Langkahkan kaki kiri ke depan.
• Ayunkan lengan kiri ke belakang dan lengan kanan ke depan.
• Lakukan gerakan ini dilanjutkan dengan melangkah kaki kanan ke
depan dan mengayunkan lengan kanan ke belakang serta lengan kiri ke
depan.
• Setiap gerakan mengayun dan melangkah diikuti gerak lutut mengeper.
Lakukan 4 x 8 hitungan.
(c) Akhir gerakan
• Jatuh pada hitungan keempat kaki kiri merapat pada kaki kanan.
• Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan.
• Pandangan ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8
hitungan.

Gambar 7.11 Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan satu lengan


ke depan dan belakang

(2) Aktivitas pembelajaran gerak langkah biasa dengan ayunan satu lengan depan
belakang, lalu dilanjutkan dengan putaran
Cara melakukannya:
(a) Persiapan
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan, dan pandangan ke depan.
(b) Pelaksanaan gerakan
• Langkahkan kaki kanan ke depan dan tangan kiri diayun ke belakang,
lalu putar tangan kiri ke depan dan luruskan ke depan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 392


• Langkahkan kaki kiri ke depan dan tangan kanan diayun ke belakang,
lalu putar tangan kanan ke depan dan luruskan ke depan.
(c) Akhir gerakan
Kedua kaki rapat, pandangan ke depan, dan kedua lengan lurus ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8
hitungan.

Gambar 7.12 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah biasa dengan ayunan satu
lengan depan belakang, lalu dilanjutkan dengan putaran

(3) Aktivitas pembelajaran gerak langkah mundur maju, dengan ayunan dan putaran
dua lengan
Cara melakukannya:
(a) Persiapan
Berdiri tegak, kedua lengan lurus ke depan, dan pandangan ke depan.
(b) Pelaksanaan gerakan
• Ayun dan putar kedua lengan ke
• Belakang bersamaan kaki kiri bergerak mundur 2 langkah.
• Ayun dan putar kembali kedua lengan ke depan bersamaan kaki kanan
bergerak maju 2 langkah.
• Setiap gerakan diikuti gerak lutut mengeper. Lakukan 4 x 8 hitungan.
(c) Akhir gerakan
Berdiri tegak dan kedua lengan lurus ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8
hitungan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 393


Gambar 7.13 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah mundur maju,
dengan ayunan dan putaran dua lengan

(4) Aktivitas pembelajaran gerak langkah ke samping kiri, kanan dengan ayunan dan
putaran dua lengan
Cara melakukannya:
(a) Persiapan
Berdiri tegak menyamping arah gerakan, kedua lengan lurus kesamping
kanan, dan pandangan ke depan.
(b) Pelaksanaan gerakan
• Ayun dan putar kedua lengan ke samping kanan bersamaan kaki kiri
bergerak menyamping 2 langkah.
• Ayunkan dan putar kembali kedua lengan samping kiri bersamaan
kaki kanan bergerak menyamping 2 langkah.
• Lakukan 4 x 8 hitungan bergantian putar arah kiri dan kanan.
(c) Akhir gerakan
• Berdiri tegak menyamping arah gerakan.
• Kedua lengan lurus kesamping kanan.
• Pandangan ke depan.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan
petunjuk dari guru.
• Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sebanyak 4 x 8
hitungan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 394


Gambar 7.14 Aktivitas pembelajaran gerakan langkah ke
samping kiri, kanan dengan ayunan dan putaran dua lengan

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran variasi
dan kombinasi keterampilan gerak pola langkah kaki ayunan lengan mengikuti
irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama, sesuai
potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak
pola langkah kaki ayunan lengan mengikuti irama (ketukan)
tanpa/dengan musik dalam aktivitas gerak berirama, peserta didik
diminta untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan
bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan aktivitas
pembelajaran variasi dan kombinasi gerak pola langkah kaki ayunan
lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan hasil
capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 395


F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Berdiri dengan sikap tegak rileks, langkahkan kaki kiri ke depan dan kedua
lengan di samping badan, langkahkan kaki kanan ke depan dan jatuhkan pada
tumit, dan lanjutkan melangkah dengan kaki kiri secara bergantian. Gerakan
tersebut merupakan gerakan langkah . . . .
a. biasa
b. rapat
c. samping
d. ganti

2) Langkahkan kaki kanan di depan kaki kiri kemudian langkahkan kaki kiri di
depan kaki kanan dan kedua lengan di samping badan. Gerakan ini merupakan
bentuk langkah . . . .
a. biasa
b. rapat
c. depan
d. silang

3) Ketika tumit kaki kanan masih terangkat, kaki kiri menundur diikuti kaki kanan
mundur merapat. Gerakan ini merupakan bentuk langkah . . . .
a. biasa
b. rapat
c. keseimbangan
d. silang

4) Gerakan ayunan lengan dalam senam ritmik dapat dilakukan dengan berbagai
gerakan. Salah satu bentuk gerakan ayunan lengan dalam senam ritmik adalah . .
..
a. ayunan dua lengan ke belakang dan ke samping
b. ayunan dua lengan melingkar di atas kepala

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 396


c. ayunan lengan silang dan ke muka
d. ayunan satu lengan ke belakang dan ke muka

5) Diawali dengan berdiri tegak, ayunkan kedua lengan ke samping kanan. Gerakan
tersebut merupakan sikap awal dari gerakan . . . .
a. ayunan satu lengan ke samping
b. ayunan dua lengan depan belakang
c. ayunan satu lengan depan belakang
d. ayunan dua lengan silang depan di depan badan

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan cara melakukan gerakan langkah biasa dalam aktivitas gerak
berirama.
2) Jelaskan cara melakukan gerakan langkah rapat dalam aktivitas gerak
berirama.
3) Jelaskan cara melakukan gerakan langkah silang dalam aktivitas gerak
berirama.
4) Jelaskan cara melakukan gerakan ayunan lengan dalam aktivitas gerak
berirama.
5) Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi gerakan langkah kaki dan
ayunan lengan dalam aktivitas gerak berirama.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet aktivitas gerak berirama baik
nasional yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak berirama secara berkelompok.
Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya
melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber
lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas pembelajaran variasi dan kombinasi gerak rangkaian langkah
kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 397


a) Butir tes
Lakukan aktivitas variasi dan kombinasi gerak rangkaian langkah kaki dan
ayunan lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama. Unsur-unsur yang dinilai adalah kesesuaian melakukan gerakan
(penilaian proses) meliputi: sikap awal, pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda contreng (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika
Tidak, sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 9 dalam 7 s.d 9 dalam 4 s.d 6 dalam < 4 dalam
keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang
ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 398


d) Pedoman penskoran
• Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
• Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Pelaksanaan Sikap
Nama Peserta Sikap Awal
No Gerakan Akhir Skor Akhir
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Variasi dan
Kombinasi Gerakan Langkah Kaki dan Ayunan Lengan Aktivitas Gerak Berirama
Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Variasi dan


Kombinasi Gerakan Langkah Kaki dan Ayunan Lengan Aktivitas Gerak Berirama
Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 399


3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Rangkaian
Gerakan Aktivitas Gerak Berirama Sederhana Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Rangkaian gerakan dilakukan
Kesempatan didapat
Keterampilan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Rangkaian


Gerakan Aktivitas Gerak Berirama Sederhana Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Rangkaian gerakan
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 400


4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

J. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran gerak pola langkah kaki dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama secara berpasangan dengan temanmu satu
kelompok.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 401


c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran gerak pola langkah kaki dan ayunan
lengan aktivitas gerak berirama antara lain:
1) Gerak langkah kaki (langkah biasa, langkah rapat, langkah tiga, da
langkah ganti).
2) Gerak ayunan lengan (ayunan satu lengan ke belakang dan ke depan,
ayunan dua lengan ke belakang dan ke depan, ayunan lengan silang
dan rentang, dan ayunan satu lengan melingkar di atas kepala).
3) Gerak variasi dan kombinasi gerak rangkaian langkah kaki ayunan
lengan mengikuti irama (ketukan) tanpa/dengan musik dalam aktivitas
gerak berirama.

K. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi aktivitas gerak berirama. Untuk membantu dalam mencari sumber
bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet,
atau sumber lainnya.
2. Mengamati video pembelajaran materi aktivitas gerak berirama dengan
dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam mencari
video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau sumber
lainnya.

L. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk aktivitas gerak berirama.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dalam aktivitas gerak berirama.
3. Video pembelajaran aktivitas gerak berirama.

Aktivitas Aktivitas Gerak Berirama 402


Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Aktivitas di Air.
(Dapat Dilaksanakan akan tetapi disesuaikan dengan Kondisi Sekolah)

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Aktivitas Di Air
Sub Pokok Bahasan : Aktivitas Gerak Spesifik Renang Gaya Dada
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 8 Kali Pertemuan ( 16 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya dada sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan
meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi,
kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi
diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 8 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan gerak spesifik gerakan kaki, gerakan
lengan, pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas

Aktivitas Pembelajaran di Air 403


pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya dada, guru menutup pelajaran dengan
pendinginan, dan menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan melakukan rangkaian gerakan aktivitas gerak renang
gaya dada secara sederhana dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan
gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas gerakan renang gaya dada
dapat dilakukan dengan memodifikasi rangkaian secara sederhana. Rangkaian
gerakan yang digunakan tidak terlalu sulit dan komplek, melainkan gerakan-
gerakan yang sederhana.
Idealnya adalah menggunakan rangkaian gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya dada yang prinsip gerakannya berpusat
pada gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas, dan
koordinasi gerakan renang gaya dada.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan
lengan, pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada adalah
untuk meningkatkan kemampuan gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan,
pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan gerak
spesifik renang gaya dada akan membantu peserta didik untuk melakukan gerak
spesifik renang gaya dada dengan lebih baik dan menyenangkan. Dengan
demikian aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang
pada peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan
napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada?

Aktivitas Pembelajaran di Air 404


D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1 dan 2)
1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki renang gaya dada, diantaranya:
1) Gerakan kaki sambil duduk dipinggir kolam.
2) Gerakan kaki di tempat.
3) Gerakan kaki dibantu oleh teman secara berpasangan.
4) Gerakan kaki dengan bantuan pelampung renang.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya dada.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Pelampung renang
b) Kaca mata renang
c) Peluit dan stopwatch
d) Kolam renang

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.

Aktivitas Pembelajaran di Air 405


b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan aktivitas
renang gaya dada.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan
napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada.
h) Guru menjelaskan tehnik asesmen untuk kompetensi aktivitas pembelajaran
gerak spesifik renang gaya dada, baik kompetensi sikap spiritual dengan
observasi dalam bentuk jurnal: yaitu perilaku keseriusan dalam berdoa dan
berusaha secara maksimal, kompetensi sikap sosial: nilai-nilai karakter
antara lain: gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
mengidentifikasi aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan
lengan, pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada
menggunakan penugasan atau tes lisan dan tertulis, dan kompetensi terkait
keterampilan yaitu: melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik
gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas, dan koordinasi gerakan
renang gaya dada, serta perlombaan renang gaya dada menempuh jarak
tertentu dengan peraturan yang dimodifikasi.
i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya adalah bermain
di kolam renang (bermain saling menjipratkan air ke muka teman).
j) Peserta didik menyimak informasi dan peragaan materi tentang aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan
napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada, baik melalui vidio
pembelajaran, gambar, maupun peragaan guru atau peserta didik.

Aktivitas Pembelajaran di Air 406


k) Peserta didik mencoba aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki,
gerakan lengan, pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya
dada, yang telah diperlihatkan melalui vidio pembelajaran, gambar, atau
diperagakan oleh guru atau peserta didik.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dalam bentuk permainan sederhana
yaitu bermain saling menjipratkan air ke muka teman, dilanjutkan dengan
mempelajari aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan,
pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya dada.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran gerak
spesifik gerakan kaki, gerakan lengan, pengambilan napas, dan koordinasi
gerakan renang gaya dada.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika peserta
didik menemukan kesulitan, minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki, gerakan
lengan, pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada adalah
sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerakan kaki renang gaya dada

Gerakan kaki renang gaya dada saat ini cenderung membentuk gerakan kaki
dolphin (Whip kick). Dimana pada saat istirahat, yaitu: fase ketika kedua tungkai
kaki bagian bawah ditarik serentak mendekati pinggul dan kemudian setelah fase
itu dilakukan pergelangan kedua kaki diputar mengarah ke luar hingga
membentuk sudut ± 50°.
Kemudian dari posisi ini kedua kaki melakukan gerakan menginjak dan
diakhiri dengan menendang sehingga kedua kaki bertemu lurus dibelakang.
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran di Air 407


(a) Kedua lengan bertumpu pada lantai kolam yang dangkal tegak lurus dengan
tubuh.
(b) Badan dan kedua kaki lurus ke belakang rata dengan permukaan air (rata-rata
air).
(c) Kepala atau muka menghadap ke depan.
(d) Pertama-tama dorongan tungkai ke belakang.
(e) Dorongan ke belakang dilakukan oleh telapak kaki.
(f) Kaki didorong keluar dan ke belakang pada saat lutut diluruskan.
(g) Gerakan ini berakhir bila kedua tungkai telah lurus kembali.
(h) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(i) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak
3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.5 Aktivitas pembelajaran gerakan kaki renang gaya dada

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki renang gaya


dada antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerakan kaki posisi badan terlentang


Cara melakukannya:
(a) Belajar gerak dasar kaki gaya dada sambil duduk dipinggir kolam.
(b) Belajar gerak dasar kaki gaya dada sambil berdiri dipinggir menghadap
kolam.
(c) Belajar gerak dasar kaki gaya dada sambil berdiri dipinggir menghadap
kolam, namun sambil dipegang sebagai bebannya.
(d) Belajar gerak dasar kaki gaya dada sambil terapung telentang dan
memegang pelampung di kolam.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran di Air 408


Gambar 8.6 Aktivitas pembelajaran gerakan kaki renang gaya dada dengan posisi
kaki terlentang

(2) Aktivitas pembelajaran gerakan kaki di tempat dipegang teman/ guru


Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran gerakan kaki gaya dada sambil memegang dinding kolam.
(b) Pembelajaran gerakan kaki gaya dada dengan menggunakan pelampung
sarif kaki (kick-board).
(c) Pembelajaran koordinasi gerakan kaki dan tangan sambil meluncur, lebih
baik menggunakan alat pernapasan.
(d) Pembelajaran koordinasi gaya dada secara lengkap (gerak kaki, lengan, dan
gerak mengambil napas).
(e) Pembelajaran gaya dada dengan orientasi pada jarak hasil setiap kayuhan.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 8.7 Aktivitas pembelajaran gerakan kaki di tempat dipegang teman/guru

(3) Aktivitas pembelajaran gerakan kaki di tempat memegang dinding kolam


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran di Air 409


(a) Sikap awal posisi badan telungkup.
(b) Kedua kaki lurus.
(c) Kedua tangan memegang parit kolam.
(d) Kemudian tarik kedua kaki secara serentak mendekati pinggul hingga lutut
membentuk sudut.
(e) Kedua paha agak membuka.
(f) Bersamaan dengan itu,
pergelangan kaki diputar
menghadap ke luar dan siap
mendorong.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(h) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang
mudah dilakukan.
Gambar 8.8 Aktivitas pembelajaran gerakan kaki di
tempat dengan memegang dinding kolam

(4) Aktivitas pembelajaran gerakan kaki dengan tangan dipegang teman/guru


Cara melakukannya:
(a) Sikap awal posisi badan telungkup.
(b) Kedua tangan lurus ke depan dipegang oleh teman.
(c) Kedua kaki lurus ke belakang.
(d) Kemudian gerakan kaki seperti katak.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru
(f) Lakukan pembelajaran ini
dalam jarak 8 – 10 meter.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan
menempuh jarak 10 – 15
meter.
Gambar 8.9 Aktivitas pembelajaran gerakan kaki di
tempat dengan tangan dipegang teman/guru

Aktivitas Pembelajaran di Air 410


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik gerakan kaki renang gaya dada, sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki
renang gaya dada, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya
dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki
renang gaya dada. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 3 dan 4)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan lengan renang gaya dada, diantaranya:
1) Gerakan lengan (gerakan menarik).
2) Gerakan lengan (gerakan istirahat).
3) Gerakan lengan (gerakan mendorong).
4) Gerakan lengan dibantu oleh teman secara berpasangan.
5) Gerakan lengan dengan bantuan pelampung renang yang dijepit diantara
kedua paha.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

Aktivitas Pembelajaran di Air 411


2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)
a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerakan lengan renang gaya dada

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran aktivitas pembelajaran


gerak spesifik gerakan kaki renang gaya dada, dilanjutkan dengan mempelajari
aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang gaya dada. Pada dasarnya rotasi
tangan renang gaya dada terdiri dari tiga versi, yaitu: Versi Amerika Utara, versi
Eropa Timur, dan Canada.
Cara melakukannya:
(a) Berdiri pada kolam dangkal, dipinggir kolam, kedua paha mengepit papan
pelampung.
(b) Luruskan kedua lengan ke depan dan kedua kaki ke belakang hingga badan
terapung di atas permukaan air.
(c) Lakukan gerakan tangan renang gaya dada berulang-ulang.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak
3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Aktivitas Pembelajaran di Air 412


Gambar 8.10 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang gaya dada

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan lengan renang gaya


dada antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di darat


Cara melakukannya:
(a) Berdiri tegak, kedua lutut ditekuk.
(b) Kedua tangan lurus di depan.
(c) Pandangan ke depan.
(d) Kemudian putar kedua telapak tangan dengan menekan ke bawah sampai
dagu.
(e) Lalu luruskan kembali kedua lengan ke depan, sikap telapak tangan
menghadap bawah.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 8.11 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang gaya dada di darat

(2) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan di air


Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran di Air 413


(a) Bentuk latihannya sama dengan latihan di air.
(b) Sekarang latihannya di air yang dangkal.
(c) Kemudian sedikit-demi sedikit gerakannya maju ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Gambar 8.12 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang gaya dada di air

(3) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan dipegang teman/guru


Cara melakukannya:
(a) Posisi badan terlentang.
(b) Lalu temanmu memegang kakimu.
(c) Hingga posisi badanmu lurus.
(d) Kedua tangan lurus ke depan.
(e) Kepala agak sedikit di atas air.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.13 Aktivitas pembelajaran gerakan lengan renang


gaya dada

Aktivitas Pembelajaran di Air 414


(4) Aktivitas pembelajaran gerakan lengan dengan mengepit pelampung
Cara melakukannya:
(a) Berdiri pada kolam dangkal, dipinggir kolam.
(b) Kedua paha mengepit papan pelampung.
(c) Luruskan kedua lengan ke depan.
(d) Kedua kaki ke belakang.
(e) Hingga badan terapung di atas permukaan air.
(f) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini sesuai
dengan petunjuk dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk
melakukan gerakan ini
berulang-ulang sebanyak 3 – 5
kali dengan menempuh jarak
10 – 15 meter.

Gambar 8.14 Aktivitas pembelajaran gerakan


lengan renang gaya dada dengan mengepit
pelampung

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik gerakan lengan renang gaya dada, sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan lengan
renang gaya dada, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya
dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan kaki dan
lengan renang gaya dada. Kemudian peserta didik diminta untuk
melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau
buku tugas kepada guru.

Aktivitas Pembelajaran di Air 415


3) Kegiatan penutup (10 menit)
Sama seperti pada pertemuan pertama.

F. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 5 dan 6)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan posisi tubuh dan mengambil napas renang
gaya dada, diantaranya:
1) Gerakan posisi tubuh renang gaya dada.
2) Gerakan mengambil napas renang gaya dada.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerakan posisi tubuh renang gaya dada

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan


lengan renang gaya dada, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pembelajaran
gerak spesifik gerakan posisi tubuh renang gaya dada. Ada dua macam posisi
tubuh renang gaya dada pada saat meluncur atau saat kedua tangan lurus ke
depan, yaitu: menurut versi Amerika Utara dan versi Eropa Timur.

Aktivitas Pembelajaran di Air 416


Cara melakukannya:
(1) Posisi badan beserta seluruh anggota badan rileks.
(2) Badan harus sehorizontal mungkin.
(3) Gerakan dimulai dengan persiapan kaki.
(4) Tumit ditarik mendekati pinggul sekaligus membuka lutut ke luar.
(5) Dorong kedua kaki ke belakang secaar serempak.
(6) Rapatkan kembali kedua kaki seperti sikap pertama.
(7) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(8) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak
3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.15 Aktivitas pembelajaran gerakan posisi tubuh renang gaya dada

Cara melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik


gerakan posisi tubuh (meluncur dari pinggir kolam dangkal) renang gaya dada
sebagai berikut:
(1) Persiapan
(a) Berdiri membelakangi dinding kolam dengan kedua lengan lurus di samping
telinga dan ibu jari tangan rapat.
(b) Salah satu kaki ditempelkan pada dinding kolam.
(c) Bungkukkan badan ke depan dengan tetap mempertahankan kedua lengan
lurus.
(2) Gerakan
(a) Tempelkan lagi satu kakinya ke dinding kolam
(b) Dengan cepat dorongkan kedua kaki dibelakang, hingga badan mendorong
ke depan, kedua kaki rapat dan lurus, badan lurus serta kedua lengan lurus.

Aktivitas Pembelajaran di Air 417


(3) Akhir gerakan
(a) Setelah badan meluncur, tarik lengan ke belakang dan kedua kaki ditarik ke
depan, hingga badan kembali posisi berdiri.
(b) Kedua lengan rapat di samping badan.
(c) Pandangan ke depan.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.16 Bentuk aktivitas pembelajaran gerakan posisi tubuh (meluncur dari
pinggir kolam dangkal) renang gaya dada

Aktivitas 4

d) Aktivitas pembelajaran 4 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerakan mengambil napas renang gaya dada

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan


posisi tubuh renang gaya dada, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan mengambil napas renang gaya dada.
Cara mengambil napa renang gaya dada dilakukan sambil mengangkat
kepala untuk membuang napas. Gerakan menarik ini harus dilakukan dengan
kuat supaya badan bisa meluncur ke depan dengan lancar. Gerakan kembali
harus dilakukan dengan perlahan karena gerakan ini adalah gerakan kontra.
Cara yang kedua adalah pengambilan napas dalam renang gaya dada adalah
pengambilan napas dilakukan bersamaan dengan gerakan lengan. Pengambilan
napas dilakukan saat mengangkat kepala keluar dari permukaan air. Untuk
mengeluarkan napas, lakukan ketika kepala masuk ke dalam air.
Cara melakukannya:

Aktivitas Pembelajaran di Air 418


(1) Pembelajaran ini dilakukan dengan cara dari sikap telungkup dengan kedua kaki
lurus ke belakang dipegangi oleh teman dan kedua tangan lurus ke depan.
(2) Lakukan gerakan yang dimulai dengan kedua telapak tangan dibuka ke samping,
dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah dada.
(3) Putar kedua telapak tangan bersamaan dengan menekan ke bawah permukaan
air dan akhir putarannya di bawah dagu.
(4) Gerakan selanjutnya, kembali pada sikap pertama.
(5) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk dari
guru.
(6) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sebanyak
3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.17 Aktivitas pembelajaran gerakan mengambil napas


renang gaya dada

Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan mengambil napas


antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas pembelajaran gerak mengambil napas berpegang pada parit kolam
Cara melakukannya:
(a) Berdiri di pinggir kolam.
(b) Kedua lengan berpegangan pada parit kolam.
(c) Hirup udara di atas permukaan air dan direndahkan kedua lutut kaki
sehingga kepala masuk ke permukaan air lalu buang udara di dalam air
melalui mulut.
(d) Angkat kembali kepala ke atas permukaan air bersamaan kedua lutut
dinaikkan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang sampai
merasakan gerakan mana yang mudah dilakukan.

Aktivitas Pembelajaran di Air 419


Gambar 8.18 Aktivitas pembelajaran gerakan mengambil
napas kedua kaki dipegang dipegang teman

(2) Aktivitas pembelajaran gerak mengambil napas kedua kaki dipegang teman
Cara melakukannya:
(a) Berdiri pada kolam dangkal.
(b) Kedua kaki dipegang teman, hingga badan terapung pada permukaan air,
lakukan gerakan tangan gaya dada.
(c) Pada saat kedua tangan melakukan putaran depan dada, dan dada terangkat
ke permukaan air, hirup udara.
(d) Pada saat kepal masuk permukaan air, kedua lengan lurus ke depan.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.19 Aktivitas pembelajaran gerakan mengambil


napas berpegang pada parit kolam

Aktivitas Pembelajaran di Air 420


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik gerakan posisi tubuh dan gerakan mengambil napas renang gaya dada,
sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan posisi
badan dan mengambil napas renang gaya dada, peserta didik diminta
untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan
bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan posisi badan dan mengambil napas
renang gaya dada. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

G. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 7 dan 8)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
pembelajaran koordinasi gerak spesifik renang gaya dada, diantaranya:
1) Gerakan koordinasi gerakan kaki dan gerakan lengan (satu kali pukulan kaki
dan satu kaki tarikan lengan).
2) Gerakan koordinasi gerakan kaki dan gerakan lengan (dua kali pukulan kaki
dan dua kaki tarikan lengan).
3) Gerakan koordinasi gerakan kaki dan gerakan lengan (tiga kali pukulan kaki
dan tiga kaki tarikan lengan).
4) Gerakan koordinasi gerakan kaki dan gerakan lengan (menempuh jarak
10 m – 15 m).

Aktivitas Pembelajaran di Air 421


b. Materi Pembelajaran Remedial
Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas 5

e) Aktivitas pembelajaran 5 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


gerakan koordinasi kaki, lengan, dan mengambil napas renang gaya dada

Setelah peserta didik melakukan aktivitas pembelajaran gerak spesifik gerakan


posisi tubuh renang gaya dada, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
pembelajaran gerak spesifik gerakan koordinasi (gerakan kaki, tangan, dan
mengambil napas) renang gaya dada.

(1) Aktivitas pembelajaran gerak tangan dan pengambilan napas


Cara melakukannya:
(a) Pembelajaran ini dilakukan dengan cara dari sikap telungkup dengan kedua
kaki lurus kebelakang dipegangi oleh teman dan kedua tangan lurus ke
depan.
(b) Lakukan gerakan yang dimulai dengan kedua telapak tangan dibuka
kesamping, dilanjutkan siku membentuk sudut di bawah dada.
(c) Putar kedua telapak tangan bersamaan dengan menekan ke bawah
permukaan air dan akhir putarannya di bawah dagu.
(d) Gerakan selanjutnya, kembali pada sikap pertama.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.

Aktivitas Pembelajaran di Air 422


(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.20 Aktivitas pembelajaran gerakan tangan dan


mengambil napas renang gaya dada

(2) Aktivitas pembelajaran gerak kaki, tangan dan pengambilan napas


Cara melakukannya:
(a) Dilakukan berpasangan, dilakukan pada kolam dangkal.
(b) Saat melakukan gerakan kaki kedua lengan dipegang teman.
(c) Saat melakukan gerakan tangan dan mengambil napas dipegang kedua kaki.
(d) Yang melakukan gerakan secara bergantian, yang tadinya membantu
menjadi yang melakukan gerakan.
(e) Pasangan keluar sebagai pemenang bila dapat melakukan gerakan dengan
benar dan cepat.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 – 5 kali dengan menempuh jarak 10 – 15 meter.

Gambar 8.21 Aktivitas pembelajaran gerakan koordinasi (gerakan kaki,


tangan, dan mengambil napas) renang gaya dada menempuh jarak ± 5
meter dan 10 meter

Aktivitas Pembelajaran di Air 423


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak
spesifik gerakan koordinasi keterampilan gerakan kaki, tangan, dan mengambil
napas renang gaya dada, sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran gerak spesifik
gerakan koordinasi keterampilan gerakan kaki, tangan, dan mengambil
napas renang gaya dada, peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran
gerak spesifik gerakan koordinasi kaki, tangan, dan mengambil napas
renang gaya dada. Kemudian peserta didik melaporkan hasil capaian
belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

H. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

Aktivitas Pembelajaran di Air 424


1) Gaya renang dengan posisi tubuh seperti merangkak dipermukaan air
dikombinasikan dengan gerakan kaki dan tangan. Tangan dan kaki berada di
dalam air dan kepala bergerak naik turun dari dalam air kepermukaan air.
Perenang dapat melihat ke depan ketika berenang. Gerakan ini merupakan
renang gaya . . . .
a. dada
b. bebas
c. punggung
d. kupu-kupu

2) Posisi badan renang gaya dada adalah . . . .


a. sehorizontal mungkin dengan air
b. posisi badan lebih tinggi dari kaki
c. kepala lebih tinggi dari kaki
d. seluruh anggota badan tegang

3) Berikut ini yang tidak termasuk gerakan renang gaya dada adalah . . . .
a. gerakan kaki
b. gerakan mengapung
c. gerakan lengan
d. pengambilan nafas

4) Posisi badan renang gaya dada adalah . . . .


a. posisi badan lebih tinggi dari kaki
b. seluruh anggota badan tegang
c. kepala lebih tinggi dari kaki
d. sehorizontal mungkin dengan air

5) Gerakan yang lebih dominan digunakan dalam renang gaya dada adalah . . . .
a. gerakan kaki
b. gerakan lengan
c. pengambilan nafas
d. gerakan kaki dan lengan

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Tuliskan tahapan-tahapan gerak spesifik renang gaya dada.
2) Jelaskan cara melakukan gerak spesifik gerakan kaki renang gaya dada.
3) Jelaskan cara melakukan gerak spesifik gerakan lengan renang gaya dada.
4) Jelaskan cara melakukan gerak spesifik gerakan mengambil napas renang
gaya dada.
5) Jelaskan cara melakukan gerak spesifik koordinasi renang gaya dada.

Aktivitas Pembelajaran di Air 425


c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.
1) Membuat kliping dan gambar-gambar atlet renang gaya dada baik nasional
yang meliputi: riwayat singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok.
Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya
melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber
lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas gerak spesifik renang gaya dada secara
berkelompok. Untuk membantu dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat
diperkaya melalui informasi melalui: buku, majalah, koran, internet, atau
sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas gerak spesifik renang gaya dada
a) Butir tes
Lakukan gerak spesifik renang gaya dada. Unsur-unsur yang dinilai adalah
kesesuaian melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal,
pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan keterampilan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Aktivitas Pembelajaran di Air 426


3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Pelaksanaan Sikap
Nama Peserta Sikap Awal
No Gerakan Akhir Skor Akhir
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik
Renang Gaya Dada Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Renang Gaya Dada Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Aktivitas Pembelajaran di Air 427


Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor
No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Gerak Spesifik


Renang Gaya Dada Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Rangkaian gerakan dilakukan
Kesempatan didapat
Keterampilan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Rangkaian


Gerakan Renang Gaya Dada Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Rangkaian gerakn
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses

Aktivitas Pembelajaran di Air 428


gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

J. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.
2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

K. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

L. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.

Aktivitas Pembelajaran di Air 429


b. Lakukan aktivitas pembelajaran rangkaian gerakan kaki, gerakan lengan,
pengambilan napas, dan koordinasi gerakan renang gaya dada secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran rangkaian gerakan renang gaya dada
antara lain:
1) Gerakan kaki sambil duduk dipinggir kolam, gerakan kaki di tempat,
gerakan kaki dibantu oleh teman secara berpasangan, dan gerakan kaki
dengan bantuan pelampung renang.
2) Gerakan lengan (gerakan menarik), gerakan lengan (gerakan istirahat),
gerakan lengan (gerakan mendorong), gerakan lengan dibantu oleh
teman secara berpasangan, dan gerakan lengan dengan bantuan
pelampung renang yang dijepit diantara kedua paha.
3) Gerakan mengambil napas, kedua lengan berpegangan papan
pelampung, gerakan mengambil napas, kedua paha menjepit papan
pelampung, dan gerakan kaki, lengan, dan mengambil napas
(menempuh jarak 25 m).

M. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi gerak spesifik renang gaya dada. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
2. Mengamati video pembelajaran materi gerak spesifik renang gaya dada
dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau saudara. Untuk membantu dalam
mencari video pembelajaran tersebut, dapat diperoleh melalui: internet atau
sumber lainnya.

N. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk gerak spesifik renang gaya dada.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi dalam gerak spesifik renang gaya dada.
3. Video pembelajaran gerak spesifik renang gaya dada.

Aktivitas Pembelajaran di Air 430


Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Gerak Aktivitas Kebugaran Jasmani.

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VII / .....
Pokok Bahasan : Aktivitas Kebugaran Jasmani
Sub Pokok Bahasan : Aktivitas Kebugaran Jasmani yang terkait Kesehatan
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 2 Kali Pertemuan ( 4 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


mempraktikkan aktivitas latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh,
kelenturan, dan pengukuran hasilnya sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki
serta mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 9 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep, dan
prosedur serta mampu mempraktikkan aktivitas latihan peningkatan derajat
kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan,
kekuatan, komposisi tubuh, kelenturan, dan pengukuran hasilnya. Kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen
yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas latihan

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 431


peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, kelenturan, dan
pengukuran hasilnya, guru menutup pelajaran dengan pendinginan, dan
menyampaikan simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas latihan peningkatan derajat
kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan,
kekuatan, komposisi tubuh, kelenturan, dan pengukuran hasilnya dengan
menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas latihan peningkatan
derajat kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan memodifikasi bentuk-bentuk
latihan secara sederhana. Rangkaian gerakan yang digunakan tidak terlalu sulit
dan komplek, melainkan gerakan-gerakan yang sederhana.
Idealnya adalah menggunakan rangkaian gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
mempraktikkan aktivitas latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh,
kelenturan, dan pengukuran hasilnya yang prinsip gerakannya berpusat pada
aktivitas latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, kelenturan, dan
pengukuran hasilnya.
Tujuan dari aktivitas latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh,
kelenturan, dan pengukuran hasilnya adalah untuk meningkatkan kemampuan
latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, kelenturan, dan
pengukuran hasilnya.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan aktivitas
latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
dan pengukuran hasilnya akan membantu peserta didik untuk melakukan

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 432


aktivitas latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan dan pengukuran hasilnya dengan lebih baik dan menyenangkan.
Dengan demikian aktivitas jasmani yang dilakukan dengan baik dapat
menyumbang pada peningkatan kebugaran jasmani peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menguasai aktivitas latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
diantaranya: daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, kelenturan, dan
pengukuran hasilnya?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 1)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
diantaranya:
1) Latihan kebugaran jasmani (daya tahan).
2) Latihan kebugaran jasmani (kekuatan).
3) Latihan kebugaran jasmani (kelenturan).

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:

1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan aktivitas latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan.
3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 433


b) Matras senam atau sejenisnya.
c) Palang tunggal atau sejenisnya.
d) Peluit dan stopwatch.
e) Lapangan olahraga atau halaman sekolah (ruangan kelas).

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk menyiapkan barisan di
lapangan sekolah dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta
didik.
b) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa, dan
peserta didik berdoa sesuai dengan agamanya masing-masing.
c) Guru memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat, bila ada
peserta didik yang kurang sehat (sakit), maka guru meminta peserta didik
tersebut untuk berisitirahat di kelas.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan mengajukan pertanyaan tentang manfaat olahraga
bagi kesehatan dan kebugaran.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari kegiatan aktivitas
latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: aktivitas
latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan diantaranya daya tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan
kelenturan.
h) Guru menjelaskan teknik asesmen untuk kompetensi aktivitas latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan, baik
kompetensi sikap (Profil Pelajar Pancasila) dengan observasi dalam bentuk
jurnal, yaitu pengembangan nilai-nilai karakter gotong royong dan mandiri,
kompetensi pengetahuan: menganalisis aktivitas latihan peningkatan derajat
kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan menggunakan tes tertulis,
dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: mempraktikkan aktivitas latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 434


i) Dilanjutkan dengan pemanasan agar peserta didik terkondisikan dalam
materi yang akan diajarkan dengan perasaan yang menyenangkan.
Pemanasan dalam bentuk permainan. Nama permainannya adalah bermain
gerobak dorong.
j) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
keterampilan gerak dan pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan
dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi
dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian,
berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri,
serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Setelah peserta didik melakukan pemanasan dala bentuk permainan sederhana
yaitu permainan gerobak dorong, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
diantaranya: daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan pengukuran hasilnya.
Peserta didik diminta untuk menganalisis dan praktikkan aktivitas latihan
peningkatan derajat kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan
diantaranya: daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan pengukuran hasilnya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, peserta didik diminta untuk membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan aktivitas latihan peningkatan derajat
kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan,
kekuatan, kelenturan, dan pengukuran hasilnya.
Peserta didik diminta untuk mendiskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang telah dirumuskan dengan teman sekelompoknya. Jika
menemukan kesulitan, peserta didik minta bantuan kepada guru.
Bentuk-bentuk aktivitas latihan peningkatan derajat kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan diantaranya: daya tahan, kekuatan, kelenturan, dan
pengukuran hasilnya adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


latihan kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna
membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 435


komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara
keseluruhan.
Kekuatan adalah ketegangan yang terjadi atau kemampuan otot untuk suatu
ketahanan akibat suatu beban. Beban tersebut dapat dari bobot badan sendiri atau
dari luar (external resistance). Kekuatan dapat ditingkatkan dengan latihan yang
menimbulkan tahanan, misalnya mengangkat, mendorong dan menarik. Latihan
akan memberikan dampak pada peningkatan kekuatan bila beban yang
menimbulkan tahan tersebut maksimal atau hampir maksimal kekuatan.
Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot secara sederhana sebagai berikut:

(1) Aktivitas latihan kekuatan otot perut


Cara melakukannya:
(a) Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua tangan diletakkan di
belakang kepala.
(b) Angkat badan ke atas hingga duduk, kedua tangan tetap berada di belakang
kepala.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
30 detik.

Gambar 9.1 Aktivitas latihan kekuatan otot perut

(2) Aktivitas latihan kekuatan otot kedua lengan


Cara melakukannya:
(a) Sikap awal posisi terlungkup, kedua kaki rapat lurus ke belakang, ujung kaki
bertumpu pada lantai.
(b) Kedua telapak tangan di samping dada, jari-jari tangan menunjuk ke depan
dan kedua siku ditekuk.
(c) Angkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus, badan dan kaki sejajar.
(d) Kemudian badan diturunkan kembali dengan jalan membengkokkan kedua
siku, badan dan kedua kaki tetap lurus dan tidak menyentuh lantai.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 436


(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
30 detik.

Gambar 9.2 Aktivitas latihan kekuatan otot kedua lengan

(3) Aktivitas latihan kekuatan otot pinggang


Cara melakukannya:
(a) Tidur terlungkup, kaki rapat dan kedua tangan berpegangan di belakang
kepala.
(b) Angkat badan dengan dada tidak menyentuh ke lantai, posisi kaki tetap
masih menyentuh pada lantai,
(c) Agar kedua kaki tidak bergerak pergelangan kaki bisa dipegang oleh teman.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
30 detik.

Gambar 9.3 Aktivitas latihan kekuatan otot pinggang

(4) Aktivitas latihan kekuatan otot lengan


Cara melakukannya:
(a) Sikap berjongkok, kedua kaki sedikit rapat, kedua tangan lurus berada di
antara kedua paha dekat lutut.
(b) Telapak tangan terbuka dan menumpu pada lantai.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 437


(c) Sentuhkan paha ke bagian dalam dekat siku tangan, angkat kedua kaki ke
atas secara perlahan-lahan hingga lepas dari lantai.
(d) Siku dapat berfungsi sebagai penahan pada paha.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
5 - 10 detik.

Gambar 9.4 Aktivitas latihan kekuatan otot lengan

(5) Aktivitas latihan kekuatan otot tungkai


Cara melakukannya:
(a) Berdiri menghadap ke arah bangku yang akan digunakan untuk turun-naik.
(b) Setelah ada aba-aba peluit, naiklah ke atas bangku kemudian turun kembali.
(c) Pada waktu melakukan turun-naik, salah satu kaki harus menempel di atas
bangku atau di lantai, tidak boleh melakukan gerakan melompat ke atas atau
ke bawah.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
30 detik.

Gambar 9.5 Aktivitas latihan kekuatan otot tungkai

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 438


Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


latihan daya tahan otot
Setelah peserta didik melakukan aktivitas latihan kekuatan otot dalam
meningkatkan kebugaran jasmani, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
latihan daya tahan otot dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
Daya tahan otot adalah kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak
yang membebani otot dalam waktu yang cukup lama. Salah satu bentuk latihan
daya tahan otot adalah latihan weight training (latihan beban).
Bentuk-bentuk aktivitas latihan data tahan otot dalam meningkatkan
kebugaran jasmani antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas latihan daya tahan otot lengan dan bahu


Cara melakukannya:
(a) Latihan dilakukan dengan cara berjalan dengan menggunakan kedua lengan
dan kedua kaki dipegang oleh salah seorang teman.
(b) Lakukan Latihan ini berulang-ulang secara bergantian dengan teman.
(c) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang
sebanyak 3 - 5 kali dan menempuh jarak 5 – 10 meter.

Gambar 9.6 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan dan bahu

(2) Aktivitas latihan daya tahan otot lengan


Cara melakukannya:
(a) Sikap jongkok, kedua lutut ditekuk rapat. Tumit dalam posisi terangkat
sehingga pada bagian belakang rapat dengan betis.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 439


(b) Lemparkan kedua tungkai ke belakang secara bersamaan kemudian kembali
ke sikap jongkok.
(c) Lemparkan tungkai ke belakang lagi kemudian jongkok dan berdiri.
(d) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini berulang-ulang selama
5 - 10 detik.

Gambar 9.7 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan

(3) Aktivitas latihan daya tahan otot lengan berpasangan


Cara melakukannya:
(a) Duduk terlunjur berpasangan dan saling berhadapan.
(b) Kaki sedikit dibuka, telapak kaki saling dirapatkan dan kedua tangan saling
berpegangan.
(c) Salah seorang teman menarik ke belakang sambil berbaring, sedangkan
teman lain membungkukkan badan sambil mendorong ke depan.
(d) Lutut kedua kaki dalam posisi ditekuk.
(e) Lakukan latihan ini secara bergantian dan saling menarik.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang selama
5 - 10 detik.

Gambar 10.8 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan


berpasangan

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 440


(4) Aktivitas latihan daya tahan otot lengan (naik palang tunggal)
Cara melakukannya:
(a) Naik ke atas bangku yang telah disiapkan. Pegang palang tunggal dengan
telapak tangan menghadap ke depan.
(b) Jarak kedua tangan yang memegang palang tunggal adalah selebar bahu.
(c) Singkirkan bangku agar yang memegang palang tunggal bergantung.
Tangan dalam posisi lurus.
(d) Setelah ada aba-aba “Mulai” angkat badan hingga dagu melewati palang
tunggal (kepala tidak boleh ditengadahkan).
(e) Selanjutnya turunkan badan hingga kedua tangan betul-betul lurus dan
badan tetap bergantung.
(f) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta
untuk melakukan gerakan
ini berulang-ulang selama
10 - 15 detik.

Gambar 9.9 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan


(naik palang tunggal)

Aktivitas 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


latihan kelenturan

Setelah peserta didik melakukan aktivitas latihan daya tahan otot dalam
meningkatkan kebugaran jasmani, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
latihan kelenturan dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
Kelenturan (Fleksibiliy) adalah luas gerak persendian atau kemampuan
seseorang untuk menggerakkan anggota badan pada luas gerak tertentu pada
suatu persendian. Kelenturan dapat ditingkatkan dengan bentuk latihan
mengayun, memutar, dan memantul-mantulkan atau menggerak-gerakan
anggota tubuh.
Kelenturan adalah keleluasaan atau kemudahan gerakan, terutama pada
otot-otot persendian. Latihan kelentukan atau fleksibilitas bertujuan agar otot-otot

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 441


pada sendi tidak kaku dan dapat bergerak dengan leluasa, tanpa ada gangguan
yang berarti. Bentuk gerakan pada latihan kelentukan, tentunya harus
disesuaikan dengan sifat dan bentuk dari gerak persendian tersebut.
Bentuk-bentuk aktivitas latihan kelenturan dalam meningkatkan kebugaran
jasmani antara lain sebagai berikut:

(1) Aktivitas latihan peregangan statis


Cara melakukannya:
(a) Latihan kelenturan otot fleksi siku.
(b) Latihan kelenturan otot bahu.
(c) Latihan kelenturan otot leher.
(d) Latihan kelenturan otot pinggang.
(e) Latihan kelenturan tungkai dan punggung.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(g) Peserta didik diminta untuk melakukan masing-masng gerakan ini berulang-
ulang sebanyak 2 x 8 hitungan.

Gambar 9.10 Aktivitas latihan peregangan statis

(2) Aktivitas latihan peregangan dinamis


Cara melakukannya:
(a) Latihan kelenturan otot lengan dan bahu.
(b) Latihan kelenturan otot leher.
(c) Latihan kelenturan otot pinggang.
(d) Latihan kelenturan otot tungkai.
(e) Peserta didik diminta untuk melakukan gerakan ini sesuai dengan petunjuk
dari guru.
(f) Peserta didik diminta untuk melakukan masing-masng gerakan ini berulang-
ulang sebanyak 2 x 8 hitungan.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 442


Gambar 9.11 Aktivitas latihan peregangan dinamis

Aktivitas 4

d) Aktivitas pembelajaran 4 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


latihan daya tahan jantung dan paru-paru

Setelah peserta didik melakukan aktivitas latihan kelenturan dalam


meningkatkan kebugaran jasmani, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas
latihan daya tahan jantung dan paru-paru dalam meningkatkan kebugaran
jasmani.
Menurut Muhajir (2020:62) yang dimaksud dengan daya tahan adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama.
Istilah lainnya yang sering digunakan ialah respirato-cardio-vaskulair endurance,
yaitu daya tahan yang bertalian dengan pernafasan, jantung dan peredaran
darah.
Karena itu bentuk latihan untuk meningkatkan data tahan pernafasan,
jantung dan peredaran darah ini disebut ergosistem sekunder yang dilatih melalui
peningkatan ergosistem primer (sistem saraf-otot dan tulang kerangka).
Latihan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan daya tahan jantung
dan paru-paru antara lain: lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross-country atau lari
lintas alam, fartlek, interval training atau bentuk latihan apapun yang memaksa

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 443


tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama (lebih dari 6 menit). Dalam bagian
ini akan dijelaskan mengenai interval training.
Muhajir (2020:64) menjelaskan yang dimaksud dengan interval training
adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa
masa-masa intirahat. Interval training adalah acara latihan yang penting
dimasukan dalam program latihan keseluruhan. Bentuk latihan dalam interval
training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval swimming).
Beberapa faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun program interval
training antara lain:
(1) Lamanya latihan.
(2) Beban (intensitas) latihan.
(3) Ulangan (repetision) melakukan latihan.
(4) Masa istirahat (recovery interval) setelah setiap repetisi latihan.

Secara mendasar ada dua bentuk latihan interval, yaitu:


(1) Interval Training Lambat dengan Jarak Menengah
(a) Lama latihan : 60 detik – 3 menit
(b) Intensitas latihan : 60% - 75% maksimum
(c) Ulangan latihan : 3 – 5 kali
(d) Istirahat : 3 – 5 menit

Tabel 9.1 Contoh latihan Waktu terbaik 800 m : 2 menit 20 detik

Repetisi Jarak Waktu Istirahat


3 800 meter 160 detik 5 menit
3 600 meter 120 detik 4 menit
5 400 meter 80 detik 3 menit
5 300 meter 80 detik 2 menit
Sumber: Cooper, 1994.

(2) Interval Training Cepat dengan Jarak Pendek


(a) Lama latihan : 5 – 30 detik
(b) Intensitas latihan : 85% - 90% maksimum
(c) Ulangan latihan : 15 – 25 kali
(d) Istirahat : 30 – 90 detik

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 444


Tabel 9.2 Contoh Latihan : Waktu terbaik 100 m : 14 detik

Repetisi Jarak Waktu Istirahat


5 50 meter 8 detik 30 menit
5 100 meter 16 detik 90 menit
5 100 meter 16 detik 90 menit
5 50 meter 8 detik 30 menit

Sumber: Cooper, 1994.

(3) Katagori Ketahanan Tubuh

Tabel 9.3 Katagori Ketahanan Tubuh

Katagori Oksigen yang diperlukan (mlkg/menit


No
ketahanan fisik < 30 th 30-39 th 40-49 th > 50 th
1. Buruk sekali < 25,0 < 25,0 < 25,0
2. Buruk 25,0-33,7 25,0-30,1 25,0-26,4 < 25,0
3. Sedang 33,8-42,5 30,2-39,1 26,5-35,4 25,0-33,7
4. Baik 42,6-51,5 39,2-48,1 35,5-45,0 33,8-43,0
5. Baik sekali > 51,6 > 48,1 > 45,1 > 43,1
Sumber: Cooper, 1994.

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran latihan
kekuatan otot, daya tahan otot, kelenturan, dan daya tahan jantung dan paru-
paru dalam meningkatkan kebugaran jasmani, sesuai potensi dan kreativitas yang
dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 445


Catatan:
• Setelah melakukan aktivitas latihan kekuatan otot, daya tahan otot,
kelenturan, dan daya tahan jantung dan paru-paru dalam meningkatkan
kebugaran jasmani, peserta didik diminta untuk menuliskan kesulitan-
kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya
dalam melakukan aktivitas latihan kekuatan otot, daya tahan otot,
kelenturan, dan daya tahan jantung dan paru-paru dalam meningkatkan
kebugaran jasmani. Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan
hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas
kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama dengan konsep kegiatan penutup pada aktivitas pembelajaran gerak
spesifik permainan bola basket.

E. Prosedur Kegiatan Pembelajaran (Pertemuan 2)


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan aktivitas
peningkatan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan, diantaranya:
• Pengukuran aktivitas kebugaran jasmani siswa SMP Usia 13 s.d 15 Tahun.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama seperti pada pertemuan pertama.
c. Materi Pembelajaran Pengayaan
Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Sama dengan pertemuan pertama.
b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.
2) Kegiatan inti (70 menit)
Sama dengan pendahuluan pertemuan pertama.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 446


Aktivitas 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


pengukuran kebugaran jasmani

Setelah peserta didik melakukan pemanasan dengan cara pelemasan dan


penguluran bagian tubuh, dilanjutkan dengan mempelajari aktivitas pengukuran
kebugaran jasmani siswa SMP Usia 13 s.d 15 Tahun.
Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness
terdaat beberapa komponen yaitu: Anatomical fitness, physiological fitness dan
psychological fitness. Menurut Karpovich, bahwa physical fitness adalah suatu
kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu yang memerlukan usaha otot.
Menurut Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda, yang dimaksud dengan
physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan
dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Tes kesegaran jasmani Indonesia, terdiri dari lima butir tes, dengan
rangkaian butir tesnya yaitu: (1) Lari cepat (60 meter), (2) Angkat tubuh (pull-up/
30 detik untuk puteri dan 50 detik untuk putera), (3) Baring duduk (sit-up/60
detik), (4) Loncat tegak (vertical jump), dan (5) Lari jauh (800 m untuk puteri dan
1.000 meter untuk putera).
Bentuk-bentuk aktivitas pengukuran kebugaran jasmani siswa SMP Usia 13
s.d 15 Tahun, antara lain sebagai berikut:

(1) Tes lari cepat 60 meter


(a) Tujuan : Mengukur kecepatan lari seseorang.
(b) Alat/fasilitas : Lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start dan tiang
pancang.
(c) Pelaksanaan:
• Peserta didik berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri.
• Apabila ada aba-aba “ya” peserta didik lari ke depan secepat mungkin
menempuh jarak 50 meter.
• Pada saat peserta didik menyentuh/melewati garis finish stopwatch
dihentikan.
(d) Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50
meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 447


Gambar 9.12 Aktivitas mengukur lari cepat 50 meter

(2) Tes angkat tubuh (30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera)
(a) Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot
bahu.
(b) Alat/fasilitas : Lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
(c) Pelaksanaan:
• Peserta didik bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan
dan tungkai lurus.
• Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus.
• Kemudian peserta didik mengangkat tubuhnya dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau
melewati palang tunggal, lalu kembali ke sikap semula.
• Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama
(30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera).
(d) Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar
selama (30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera). Setiap gerakan
angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).

Gambar 9.13 Aktivitas Tes angkat tubuh (30 detik


untuk puteri dan 60 detik untuk putera)

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 448


(3) Tes baring duduk 60 detik
(a) Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut.
(b) Alat/fasilitas : Lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
(c) Pelaksanaan :
• Peserta didik berbaring di atas lantai/rumput, kedua lutut ditekuk
kurang lebih 90 derajat.
• Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan jari
tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai.
• Salah seorang teman membantu memegang dan menekan kedua
pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
• Apabila ada aba-aba “ya”, peserta didik bergerak mengambil sikap
duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke
sikap semula.
• Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat dalam
waktu 60 detik.
(d) Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar
selama 60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0
(nol).

Gambar 9.14 Aktivitas tes baring duduk 60 detik

(4) Tes loncat tegak


(a) Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
(b) Alat/fasilitas : Dinding, papan berwarna gelap berukuran (30 x 150 cm)
berskala satuan ukuran sentimeter yang digantung pada dinding dengan
ketinggian jarak antara lantai dengan nol pada papan skala ukuran 150
cm, serbuk kapur dan alat penghapus, dan formulir pencatat hasil.
(c) Pelaksanaan:
• Peserta didik berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki berada dekat
papan dinding di samping tangan kiri atau kanannya.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 449


• Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas,
telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya.
• Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian peserta didik
mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan
kedua tangan diayun ke belakang.
• Seterusnya peserta didik meloncat setinggi mungkin sambil menepuk
papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga
meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini
menampilkan tinggi raihan loncatan peserta didik tersebut.
(d) Cara memberi skor:
Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai hasil tes
loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi
dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.
Contoh : Rasyad tinggi raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi
raihan loncatannya mencapai 220 cm, maka skor tegaknya yaitu 220 cm – 165
cm = 55 cm.

Gambar 9.15 Aktivitas tes loncat tegak

(5) Tes lari jauh (800 meter untuk puteri dan 1.000 meter untuk putera)
(a) Tujuan : Mengukur daya tahan (cardio repiratory endurance)
(b) Alat/fasilitas : Lapangan, bendera start, peluit, stopwatch, nomor dada,
tanda/garis start dan finish, dan formulir pencatat hasil.
(c) Pelaksanaan :
• Peserta didik berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap”
peserta didik mengambil sikap start berdiri untuk siap berlari.
• Pada aba-aba “ya” peserta didik berlari menuju garis finish, dengan
menempuh jarak (800 meter untuk puteri dan 1.000 meter untuk
putera).

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 450


• Bila ada peserta didik yang mencuri start, maka peserta didik tersebut
dapat mengulangi tes tersebut.
(d) Cara memberi skor :
Hasil yang dicatat sebagai skor lari 800 meter (puteri) dan 1.000 meter
(putera) adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tersebut. Hasil
dicatat sampai sepersepuluh detik.

Gambar 9.16 Aktivitas tes lari jauh (800 meter untuk puteri dan 1.000
meter untuk putera)

Aktivitas 2

b) Aktivitas pembelajaran 2 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta mempraktikkan


pengolahan dan menginterprestasikan hasil tes dan pengukuran kebugaran
jasmani

Setelah peserta didik melakukan hasil rancangan aktivitas pengukuran latihan


kebugaran jasmani, dilanjutkan dengan mempelajari pengolahan dan
menginterprestasikan hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani siswa SMP
Usia 13 s.d 15 Tahun.
Langkah-langkah pengolahan dan menginterprestasikan hasil tes dan
pengukuran kebugaran jasmani siswa SMP Usia 13 s.d 15 Tahun adalah sebagai
berikut:

(1) Mengolah hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani


Hasil yang didapat dari tes dan pengukuran adalah masih berupa data mentah
dan menggunakan berbagai macam satuan ukuran, yaitu sentimeter serta detik
dan banyaknya pengulangan (frekuensi).

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 451


Agar data-data tersebut dapat terbaca dan dimengerti, maka harus diolah
dan diinterprestasikan. Untuk mengolah data dilakukan dengan cara
mencocokkan data mentah dengan nilai yang ada pada table. Hasil pengolahan
hasil tes tersebut akhirnya dapat digunakan untuk menginterprestasikan
seberapa tingkat kebugaran jasmani peserta didik.
Proses perubahan angka mentah menjadi nilai dilakukan dengan
menggunakan bantuan tabel sesuai dengan butir-butir tes tersebut.

(2) Menginterpretasikan hasil tes dan pengukuran kebugaran jasmani


Setelah dicocokkan ke tabel-tabel tersebut, didapat hasil dari pengolahan tes dan
pengukuran kebugaran jasmani. Kita dapat menginterprestasikan hasil tersebut
berupa kesimpulan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Untuk lebih jelasnya
dapat dipelajari contoh sebagai berikut:
Nama Siswa : Rasyad Aditya Anugrah
Usia : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Pria

Hasil tes pengukuran diperoleh sebagai berikut:


(a) Kelincahan
Lari bolak-balik 4 x 10 m = waktu 8,6 detik
(b) Kekuatan
• Dynamometer genggam = Tangan kanan= 45,00 kg/ Tangan kiri = 44,60
kg
• Dynamometer tungkai = 190,8 kg
• Dynamometer punggung = 115,50 kg
(c) Daya Tahan
• Daya tahan kardiovaskuler
o Lari 2,4 km = Waktu 9,30 menit
o Lari 12 menit = Jarak 2,57 km
• Daya tahan otot local
(1) Push up = 59 kali
(2) Sit up = 44 kali
(d) Kecepatan
Lari 60 meter = Waktu 10,52
(e) Kelentukan
Metode sit and reach = 9,6 cm. Setelah dicocokkan dengan tabel nilai dan
katagori diperoleh hasil interprestasi sebagai berikut:

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 452


(f) Kelincahan
Lari bolak-balik 4 x 10 m = Nilai 3 atau Katagori Sedang.
(g) Kekuatan
• Dynamometer genggam = Tangan kanan = Nilai 3 atau Sedang. Kiri =
Nilai 4 atau Baik.
• Dynamometer tungkai = Nilai 4 atau Katagori Baik.
• Dynamometer punggung = Nilai 4 atau Katagori Baik.
(h) Daya Tahan
• Daya tahan kardiovaskuler
o Lari 2,4 km = Nilai 5 atau Katagori Baik Sekali.
o Lari 12 menit = Nilai 4 atau Katagori Baik.
• Daya tahan otot local
o Push up = Nilai 5 atau Katagori Baik Sekali.
o Sit up = Nilai 4 atau Katagori Baik.
(i) Kecepatan
Lari 60 meter = Nilai 3 atau Katagori Sedang.
(j) Kelentukan
Metode sit and reach = Nilai 3 atau Katagori Sedang.

Penilaian produk/capaian Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (untuk Siswa Putera
SMP/13 s.d 15 Tahun).

Gantung/
Lari 60 m Baring duduk Loncat tegak Lari 1.200 m Klasifikasi Nilai
Angkat tubuh

≤ 7.2 dtk ≤ 41 kali ≥ 41 kali ≥ 73 kali ≤ 3.14 mnt Sangat Baik


7.3 – 8.3 dtk 22 – 40 kali 30 – 40 kali 60 – 72 kali 3.15 – 4.25 mnt Baik
8.4 – 9.6 dtk 10 – 21 kali 21 – 29 kali 50 – 59 kali 4.26 – 5.12 mnt Cukup
9,7-11,00 dtk 3 - 9 kali 10 - 20 kali 39 - 49 kali 5.12 – 6,33 mnt Kurang
≥ 11,00 dtk ≥ 2 kali ≤ 9 kali ≤ 22 kali ≥ 6,34 mnt Kurang Sekali

Penilaian produk/capaian Hasil Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (untuk Siswa Puteri
SMP/13 s.d 15 Tahun).

Gantung/Siku
Lari 60 m Baring duduk Loncat tegak Lari 1.000 m Klasifikasi Nilai
tekuk

≤ 8,4 dtk ≤ 41 kali ≥ 29 kali ≥ 50 kali ≤ 3.52 mnt Sangat Baik


8.5 – 9.8 dtk 22 – 40 kali 20 – 28 kali 39 – 49 kali 3.53 – 4.56 mnt Baik
9,9 – 11,4 dtk 10 – 21 kali 10 – 19 kali 31 – 39 kali 4.57 – 5.58 mnt Cukup
11,5 – 13,4 dtk 3 - 9 kali 3 - 8 kali 23 - 30 kali 5.59 – 7,23 mnt Kurang
≥ 13,5 dtk ≥ 2 kali ≤ 2 kali ≤ 22 kali ≥ 7,24 mnt Kurang Sekali

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 453


c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk aktivitas pengukuran
kebugaran jasmani siswa SMP Usia 13 s.d 15 Tahun, sesuai potensi dan kreativitas
yang dimiliki.
Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan hasil rancangan aktivitas pengukuran kebugaran
jasmani siswa SMP Usia 13 s.d 15 Tahun, peserta didik diminta untuk
untuk menuliskan kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan
bagaimana cara memperbaikinya dalam melakukan hasil evaluasi
aktivitas pengukuran kebugaran jasmani siswa SMP Usia 13 s.d 15 Tahun.
Kemudian peserta didik diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar
yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

3. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

F. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.

1) Kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi)


terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 454


sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan yang berarti.
Pernyataan tersebut merupakan makna dari . . . .
a. hakikat kebugaran jasmani
b. kaidah-kaidah kebugaran jasmani
c. prinsip-prinsip kebugaran jasmani
d. tujuan kebugaran jasmani

2) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.


a) Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua tangan diletakkan di
belakang kepala.
b) Angkat badan ke atas hingga duduk, kedua tangan tetap berada di belakang
kepala.
c) Lakukan gerakan ini sebanyak-banyaknya.

Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan cara melakukan latihan . . . .


a. daya tahan otot perut
b. kekuatan otot perut
c. kelenturan otot perut
d. kestabilan otot perut

3) Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut.


a) Tidur terlungkup, kedua kaki rapat lurus ke belakang, ujung kaki bertumpu
pada lantai.
b) Kedua telapak tangan di samping dada, jari-jari tangan menunjuk ke depan
dan kedua siku ditekuk.
c) Angkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus, badan dan kaki
merupakan garis lurus.
d) Kemudian badan diturunkan kembali dengan jalan membengkokkan kedua
siku, badan dan kedua kaki tetap lurus dan tidak menyentuh lantai.
e) Lakukan latihan ini berulang-ulang.

Pernyataan-pernyataan dan gambar tersebut merupakan cara melakukan latihan .


...
a. daya tahan otot lengan
b. kelenturan otot lengan
c. kekuatan otot kedua lengan
d. kekuatan otot lengan

4) Daya tahan otot adalah kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang
membebani otot dalam waktu yang cukup lama. Salah satu bentuk latihan daya
tahan otot adalah . . . .
a. push up dalam waktu lama
b. sit up dalam waktu lama

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 455


c. back up dalam waktu lama
d. weight training (latihan beban)

5) Interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval
yang berupa masa-masa intirahat. Interval training adalah acara latihan yang
penting dimasukan dalam program latihan keseluruhan. Bentuk latihan dalam
interval training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval
swimming). Faktor-faktor yang harus dipenuhi dalam menyusun program interval
training antara lain . . . .
a. lama latihan, intensitas, pengulangan, masa istirahat
b. lama latihan, intensitas, pengulangan, bentuk latihan
c. lama latihan, pengulangan, masa istirahat, bentuk latihan
d. lama latihan, pengulangan, masa istirahat, metode latihan

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan yang dimaksud dengan kebugaran jasmani.
2) Jelaskan manfaat melakukan latihan kebugaran jasmani.
3) Jelaskan cara melakukan latihan kekuatan.
4) Jelaskan cara melakukan latihan kelenturan.
5) Jelaskan cara melakukan latihan keseimbangan.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Membuat kliping dan gambar-gambar aktivitas kebugaran jasmani di
tempat-tempat latihan kebugaran baik nasional yang meliputi: riwayat
singkat pribadi dan prestasinya secara berkelompok. Untuk membantu
dalam mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui informasi
melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.
2) Membuat makalah tentang aktivitas peningkatan kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan secara berkelompok. Untuk membantu dalam
mengerjakan tugas tersebut, dapat diperkaya melalui informasi melalui:
buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses Gerak
1) Tes kinerja aktivitas kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan.
a) Butir tes
Lakukan aktivitas kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan seperti daya
tahan, kekuatan, komposisi tubuh, dan kelenturan. Unsur-unsur yang dinilai
adalah kesesuaian melakukan gerakan (penilaian proses) meliputi: sikap awal,
pelaksanan gerakan, dan sikap akhir.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 456


b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan gerak yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunjukkan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan gerak
Contoh lembar asesmen proses gerak untuk perorangan (setiap peserta didik satu
lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Ya Tidak
No Indikator Esensial Uraian Gerak
(1) (0)
1. Sikap awal a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
2. Pelaksanaan a. Kaki
gerakan b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata
3. Sikap akhir a. Kaki
b. Badan
c. Lengan dan tangan
d. Pandangan mata

Perolehan/Skor maksimum X 100% = Skor Akhir

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 457


Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Pelaksanaan Sikap
Nama Peserta Sikap Awal
No Gerakan Akhir Skor Akhir
Didik
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Aktivitas
Kebugaran Jasmani yang terkait dengan Kesehatan Seperti: Latihan Daya Tahan,
Kekuatan, Komposisi Tubuh, dan Kelenturan Secara Terpisah untuk Perorangan
Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Aktivitas


Kebugaran Jasmani yang terkait dengan Kesehatan Seperti: Latihan Daya Tahan,
Kekuatan, Komposisi Tubuh, dan Kelenturan Secara Terpisah untuk Seluruh
Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 458


3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Aktivitas
Kebugaran Jasmani yang terkait dengan Kesehatan dalam Bentuk Sirkuit Secara
Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Gerak rangkaian sirkuit
Kesempatan didapat
Keterampilan dilakukan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Gerakan Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Aktivitas


Kebugaran Jasmani yang terkait dengan Kesehatan dalam Bentuk Sirkuit Secara
Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Rangkaian sirkuit
No Kesempatan GB /K X
Didik dilakukan dengan
yang didapat 100% = .......
benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.
Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 459


4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

I. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

J. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Panduan aktivitas pembelajaran


a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas peningkatan kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan secara berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas peningkatan kebugaran jasmani yang terkait
dengan kesehatan antara lain:

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 460


1) Latihan kebugaran jasmani (daya tahan).
2) Latihan kebugaran jasmani (kekuatan).
3) Latihan kebugaran jasmani (kelenturan).
4) Tes kebugaran jasmani siswa SMP usia 13 s.d 15 tahun.

K. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi aktivitas peningkatan latihan kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan dan tes kebugaran jasmani siswa SMP usia 13 s.d 15 tahun. Untuk
membantu dalam mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui:
buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.
2. Mengamati video pembelajaran materi aktivitas peningkatan latihan
kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan dan tes kebugaran jasmani
siswa SMP usia 13 s.d 15 tahun dengan dibantu oleh orangtua, kakak atau
saudara. Untuk membantu dalam mencari video pembelajaran tersebut,
dapat diperoleh melalui: internet atau sumber lainnya.

L. Bahan Bacaan Guru


1. Bentuk-bentuk aktivitas peningkatan latihan kebugaran jasmani yang terkait
dengan kesehatan dan tes kebugaran jasmani siswa SMP usia 13 s.d 15
tahun.
2. Bentuk-bentuk permainan sederhana dalam aktivitas latihan peningkatan
kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan.
3. Video pembelajaran aktivitas peningkatan latihan kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan dan tes kebugaran jasmani siswa SMP usia 13 s.d
15 tahun.

Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 461


Aktivitas Peningkatan Kebugaran Jasmani 462
Penerbit Yudhistira Jakarta, 2022
Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

Keterampilan Gerak, Pengetahuan Gerak, Pengembangan Karakter, dan


Internalisasi Nilai-Nilai Bahaya Pergaulan Bebas Remaja

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Kelas/Semester : VIII / .....
Pokok Bahasan : Pola Perilaku Hidup Sehat
Sub Pokok Bahasan : Bahaya Pergaulan Bebas Remaja
Profil Pelajar Pancasila : Mandiri dan Gotong Royong
Alokasi Waktu : 1 Kali Pertemuan ( 2 JP )

A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam menganalisis dan mampu


menerapkan hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas
bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya
pergaulan bebas sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta
mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan
menginternalisasi nilai-nilai karakter seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai,
pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat
menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. Deskripsi Materi

Pada unit pembelajaran 10 ini peserta didik dapat menganalisis fakta, konsep,
dan prosedur serta mampu menerapkan hakikat bahaya pergaulan bebas;
dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-
langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas. Kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan teori dan praktik.
Kegiatan guru melakukan merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
asesmen pembelajaran. Dalam tahap pendahuluan, guru bersama-sama peserta
didik melakukan: doa, apersepsi, menyampaikan tujuan, menyampaikan asesmen

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 463


yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti menjelaskan materi aktivitas
pembelajaran hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas
bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya
pergaulan bebas, guru menutup pelajaran dengan merefleksi, dan menyampaikan
simpulan serta berdoa.
Untuk menstimulus kemampuan peserta didik agar dapat memahami dan
memprediksi konsekuensi dari emosi dan pengekspresiannya, pembelajaran
dapat dilakukan dengan memahami dan dapat menerapkan hakikat bahaya
pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan
lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas
dengan menekankan pada nilai-nilai mandiri dan gotong royong.
Alternatif pembelajaran mempraktikkan aktivitas pembelajaran hakikat
bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan
lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas
dengan memperkaya materi pembelajaran bahaya pergaulan bebas remaja.
Rangkaian pembelajaran yang digunakan tidak terlalu sulit dan komplek,
melainkan sederhana.
Idealnya adalah menggunakan rangkaian gerakan yang standar agar peserta
didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Asesmen yang dilakukan guru
meliputi: asesmen sikap dengan menggunakan jurnal, asesmen pengetahuan
dengan melakukan tes tertulis yang dilakukan diakhir pertemuan, serta asesmen
keterampilan dengan tes unjuk kerja.

C. Apersepsi
Apersepsi yang dimaksud adalah menyamakan persepsi baik guru maupun
peserta didik terkait materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini menganalisis dan
menerapkan hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas
bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya
pergaulan bebas yang prinsip gerakannya berpusat pada penerapan hakikat
bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan
lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas.
Tujuan dari aktivitas pembelajaran menerapkan hakikat bahaya pergaulan
bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan;
langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas adalah untuk
meningkatkan kemampuan dalam pencegahan bahaya pergaulan bebas remaja
sesuai dengan budaya hidup sehat.
Kemampuan peserta didik untuk menganalisis dan mempraktikkan
pencegahan bahaya pergaulan bebas remaja sesuai dengan budaya hidup sehat

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 464


akan membantu peserta didik untuk melakukan penerapan pencegahan bahaya
pergaulan bebas remaja sesuai dengan budaya hidup sehat dengan lebih baik dan
menyenangkan. Dengan demikian pencegahan bahaya pergaulan bebas remaja
yang dilakukan dengan baik dapat menyumbang pada peningkatan budaya
hidup sehat peserta didik.
Pertanyaan pemantik:
• Mengapa peserta didik perlu memahami dan menerapkan hakikat bahaya
pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan
lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas
sesuai dengan pola perilaku hidup sehat?

D. Prosedur Kegiatan Pembelajaran


1. Materi Pokok Pembelajaran
a. Materi Pembelajaran Reguler
Memahami fakta, konsep, dan prosedur, serta dapat menerapkan perkembangan
tubuh remaja, diantaranya:
1) Hakikat bahaya pergaulan bebas.
2) Dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri dan lingkungan.
3) Langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas.

b. Materi Pembelajaran Remedial


Sama dengan konsep materi pembelajaran remedial pada gerak spesifik
permainan bola basket.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan


Sama dengan konsep materi pembelajaran pengayaan pada gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Alternatifnya)


a. Persiapan mengajar
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1) Membaca kembali Modul Ajar (MA) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
2) Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan materi hakikat
bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan
lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas
sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 465


3) Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:
a) Lembar kerja siswa (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas diskusi.
b) Alat peraga tentang bahaya pergaulan bebas remaja.
c) Poster bahaya pergaulan bebas remaja.
d) Video pembelajaran bahaya pergaulan bebas remaja.
e) Ruangan kelas atau sejenisnya.

b. Kegiatan pengajaran
Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

1) Kegiatan pendahuluan (10 menit)


a) Guru menyiapkan peserta didik di dalam kelas dan mengucapkan salam
atau selamat pagi kepada peserta didik.
b) Guru memerintahkan salah seorang peserta didik untuk memimpin doa.
c) Guru harus memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat.
d) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang
menyenangkan dengan menjelaskan hakikat bahaya pergaulan bebas;
dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-
langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas sesuai dengan pola
perilaku hidup sehat.
e) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,
dengan cara tanya jawab.
f) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah
proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian
kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari mempelajari tentang
bahaya pergaulan bebas sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.
g) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: bahaya
pergaulan bebas sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.
h) Guru menjelaskan tehnik asesmen untuk kompetensi bahaya pergaulan
bebas sesuai dengan pola perilaku hidup sehat, baik kompetensi sikap
dengan observasi dalam bentuk jurnal: yaitu nilai-nilai karakter Profil Pelajar
Pancasila: dimensi gotong royong dan mandiri, kompetensi pengetahuan:
mengidentifikasi hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya
pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah
pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas sesuai dengan pola perilaku
hidup sehat menggunakan penugasan atau tes lisan dan tertulis, dan
kompetensi terkait keterampilan yaitu: berdiskusi atau mempresentasikan di
depan kelas materi tentang hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 466


pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah
pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas sesuai dengan pola perilaku
hidup sehat.
i) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen
pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan dapat mengembangkan
nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila pada eleman gotong royong dan mandiri
dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai karakter seperti:
berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang
dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan inti (70 menit)


Langkah-langkah kegiatan pembelajaran inti dengan prosedur sebagai berikut:
a) Peserta didik membagi diri menjadi empat kelompok/sesuai dengan pokok
bahasan, antara lain: hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya
pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah
pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas.
b) Setiap kelompok berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi pada kertas plano
untuk ditempel di dinding dan dibaca oleh kelompok lain tentang: hakikat
bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri,
dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan
bebas.
c) Setiap anggota kelompok membaca dan mencatat hasil diskusi kelompok
lain yang ditempel, kemudian membuat pertanyaan sesuai dengan pokok
bahasan tersebut (paling sedikit satu pertanyaan setiap kelompok/empat
pertanyaan).
d) Setiap kelompok mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh kelompok lain
yang membahas pokok bahasan sesuai pertanyaan tersebut, yaitu: hakikat
bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri,
dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan
bebas.
e) Setiap kelompok menyusun simpulan akhir dan membacakannya di depan
kelas di akhir pembelajaran secara bergiliran.
f) Secara rinci bentuk-bentuk pembelajaran materi bahaya pergaulan bebas
remaja adalah sebagai berikut:

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 467


Materi Pembelajaran 1

a) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta memahami hakikat


pergaulan bebas

Peserta didik diminta untuk membaca dan menimak teks dan diskusikan materi
berikut ini tentang pengertian bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya
pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan
terhadap bahaya pergaulan bebas.
Uraian lebih lengkap materi pembelajaran pergaulan bebas antara lain
sebagai berikut:

(1) Pengertian Pergaulan Bebas


Walaupun tidak sesuai dengan norma
dan ajaran di Indonesia, pergaulan bebas
zaman sekarang sudah mulai seperti gaya
hidup remaja pada umumnya. Seiring
bertambahnya usia, berbagai pengalaman
baru terus bertambah menjadi bagian
hidup. Setiap orang pasti mengalami
masa pubertas dan melewati masa
transisi dari anak-anak menjadi dewasa.
Saat remaja, orang-orang tentu mulai
mempunyai rasa ketertarikan pada lawan
jenis, dan memiliki keinginan untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuh mereka.

Pada masa pubertas, para remaja mulai mengalami perkembangan seksual.


Kematangan organ seksualnya mulai berfungsi, baik untuk reproduksi
(menghasilkan keturunan) maupun reaksi (mendapatkan kesenangan). Jika
pernah menonton film akibat pergaulan bebas, pasti sudah tahu gelapnya
kehidupan para remaja zaman sekarang.
Pergaulan bebas di kalangan pelajar sangat marak terjadi di Indonesia, hal
ini dikarena-kan para pelajar belum mempunyai kontrol pikiran dan emosi yang
matang. Selain belum mempunyai kontrol pikiran dan emosi yang matang,
mereka juga mudah terpengaruh. Maraknya pergaulan bebas zaman sekarang
semakin meresahkan pemerintah dan organisasi masyarakat di Indonesia.
Pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati
batas dari kewajiban, tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu. atau pergaulan
bebas dapat diartikan sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 468


agama maupun norma kesulitan Pengertian Pergaulan Bebas diambil karna arti
dari Pergaulan dan bebas.
Pengertian pergaulan adalah merupakan proses interaksi antara individu
atau individu dengan kelompok. Sedangkan bebas adalah terlepas dari
kewajiban, aturan, tuntutan, norma agama dan norma kesusilaan. Pergaulan
berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian seorang individu baik
pergaulan positif atau negatif.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), pergaulan berarti
kehidupan berteman atau bermasyarakat. Sedangkan bebas adalah lepas dan
tidak terhalang, sehingga dapat berbicara, bergerak, dan berbuat sesuatu dengan
leluasa, tanpa terikat oleh aturan. Dari kedua makna ini bisa ditarik kesimpulan
bahwa.
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.
Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari
media massa. Seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang
membedakan laki-laki dan perempuan.
Seksual berarti yang ada hubungannnya dengan seks atau yang muncul dari
seks, misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada jenis kelamin yang
dilecehkan. Perilaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang muncul
berkaitan dengan dorongan seksual. Hubungan seks mempunyai arti hubungan
kelamin sebagai salah satu bentuk kegiatan penyaluran dorongan seksual.
Arti pergaulan bebas adalah sebuah perilaku pertemanan yang tidak terikat
oleh aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, dalam hal ini
adalah adat ketimuran yang menjunjung tinggi norma kesusilaan. Jika dilihat dari
segi agama, pergaulan bebas berarti suatu bentuk pergaulan yang tidak
menjadikan ajaran agama sebagai dasar, atau dengan kata lain tidak sesuai
dengan ajaran agama.
Webster mengatakan bahwa terdapat dua jenis pergaulan, yaitu pergaulan
normatif (taat aturan) dan pergaulan non normatif (bebas aturan). Pergaulan
normatif adalah jenis pergaulan yang patuh dan terikat oleh norma sosial yang
berlaku di masyarakat. Sedangkan arti pergaulan non-normatif atau pergaulan
bebas adalah, interaksi sosial dan perilaku di luar norma yang berlaku di
masyarakat, atau ‘bebas dari aturan’.
Pergaulan positif berupa kerja sama antara individu atau kelompok yang
bermanfaat. Sedangkan pergaulan negatif mengarah pada pergaulan bebas yang
harus dihindari oleh setiap masyarakat khususnya bagi remaja yang masih labil

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 469


atau masih mencari jati dirinya dan di usia remaja lebih mudah terpengaruh serta
belum dapat mengetahui baik atau tidaknya perbuatan tersebut.

(2) Ciri-ciri Pergaulan Bebas


Ciri-ciri pergaulan bebas antara lain:
(a) Rasa ingin tahu yang sangat besar
(b) Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan
tanggung jawab yang dihadapi.
(c) Terjerat dalam pesta hura-hura dengan menggunakan obat-obat terlarang
seperti ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lainnya.
(d) Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
(e) Perilaku yang tidak baik
(f) Pakaian terbuka
(g) Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin
melawan, rasa malas, perubahan dalam keinginan, selalu menunjukkan
eksistensi dan kebanggan diri serta selalu ingin mencoba banyak hal.
(h) Sering mengalami tekanan mental dan emosi
(i) Ingin mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara
termasuk dengan jalan yang salah, keji dan haram.

(3) Faktor-faktor penyebab pergaulan bebas


Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan aturan-
aturan dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan
dari banyak faktor-faktor penyebab pergaulan bebas antara lain sebagai berikut.
(a) Rendahnya tarah pendidikan keluarga
Rendahnya tarah pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai
penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengisinkan
sang anak untuk berpacaran dan ditambah tanpa adanya pengawasan yang
menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.

(b) Keadan keluarga yang tidak stabil (broken home)


Keadaan keluaga sangat berpengaruh pada tingkah laku atau perkembangan
psikil remaja yang mana keadaan orang tua yang tidak harmonis yang
membuat perkembangan psikis anak terganggu dan anak cenderung
kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melupakan hal yang terjadi di
keluarganya karena orang tua tidak memberi kasih sayang, sehingga sang
anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan bebas.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 470


(c) Orang tua yang kurang memperhatikan
Tidak diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya
sehingga anak kurang mendapat perhatian sehingga sang anak bebas dalam
beraktivitas.
(d) Lingkungan setempat kurang baik
Lingkungan sekitar merupakan faktor pembentuk keperibadian seseorang,
jika dilingkungan tersebut merupakan lingkungan yang kurang kondusif
maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana kitak
ketahui bahwa perkembangan seseorang lebih ditentukan pada lingkungan
dari pada keluarga.
(e) Kurang berhati-hati dalam berteman
Teman dapat menuntun kita ke arah yang positif dan negatif dimana
sebagian besar pergaulan bebas terjadi karena berteman dengan orang yang
tidak baik.
(f) Keadaan ekonomi keluarga
Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak dapat bersekolah dan
biasanya banyak pula yang putus sekolah yang membuat pergaulan anak
tersebut dengan remaja yang senasip yang membuat perilaku sang anak
menjadi tambah parah.
(g) Kurangnya kesadaran remaja
Kurangnya kesadaran remaja terjadi merupakan implikasi dari kurangnya
pengetahuan remaja tersebut akan dampak pergaulan bebas.
(h) Adanya teknologi informasi (internet)
Dari adanya internet memudahkan untuk mengakses jenis macam budaya
yang tidak sesuai dengan norma ketimuran.

(4) Penyebab pergaulan bebas


Terjadinya pergaulan bebas memberikan pengaruh besar baik bagi diri sendiri,
orang tua, masyarakat dan juga negara, pengaruh-pengaruh tersebut dari
dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain sebagai berikut.
(a) Seks bebas adalah dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan
pernikahan sampai dengan kehamilan diluar nikah yang tentu saja
memalukan diri sendiri, orang tua, masyarakat, dan Indonesia dengan adat
ketimuran.
Kehamilan yang tidak diinginkan
Ini merupakan salah satu dampak negatif pergaulan bebas akibat hamil di
luar pernikahan. Biasanya, remaja yang mengalami ini akan mencari cara
untuk menggugurkan (aborsi) kandungannya yang lebih banyak dilakukan

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 471


oleh bukan tenaga kesehatan. Akibatnya, terjadi masalah kesehatan seperti
sulit memiliki anak ketika menikah nanti ataupun kematian.
(b) Putus sekolah
Hal ini merupakan dampak negatif pergaulan bebas. Karena mereka lebih
mengutamakan ego ketimbang akal sehat dan realita yang ada. Akibatnya,
meningkatnya kemiskinan karena kurangnya pendidikan dan semakin
bodohnya masyarakat menjadi hal yang sering terjadi.
(c) Ketergantungan Obat
Dari ajakan teman karena pikiran yang masih labil menggiringnya
mengkonsumsi obat terlarang sampai membuat ketagihan dengan
ketergantungan obat-obat terlarang hingga berlebihan dan berdampak
overdosis yang diakhiri dengan kematian.
(d) Menurunnya tingkat kesehatan
Pergaulan bebas dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti HIV AIDS
dan banyaknya yang menggugurkan kandungan yang tentu saja
membahayakan kesehatannya serta mengkonsumsi obat-obat terlarang yang
semua hal tersebut dapat menurunkan kesehatan.
(e) Meningkatkan Kriminalitas
Bahaya pergaulan bebas yang satu ini dapat terjadi karena jika pencadu
narkoba tidak lagi memiliki uang untuk membeli maka jalan keluar yang
cepat adalah dengan melakukan tindakan kriminalitas.
(f) Meregangkan Hubungan Keluarga
Pergaulan bebas dapat meregangkan hubungan antara keluarga karena
beberapa penyebab yang biasanya karena emosi meledak-ledak dan bahkan
sampai rasa hormat kepada orang tua akan dapat hilang.
(g) Menyebarkan Penyakit
Pergaulan bebas yang akrap dengan seks bebas, dan narkoba membuat
berbagai penyakit dapat menyerang orang-orang sekitar yang tidak
bersalah.
(h) Menurunnya Prestasi
Seorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-senang dan
dapat menghilangkan konsentrasi belajar akibat dari minuman keras dan
narkoba.
(i) Penyakit Sosial
Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah meningkatnya penyakit
sosial. Rasa empati dan belas kasih sudah tidak dianggap ada lagi. Diganti
dengan rasa egoisme, tidak peduli asalkan senang, sifat hedonisme, dan
melakukan segala cara buruk untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 472


(j) Masalah Kesehatan Secara Global
Dampak negatif pergaulan bebas selanjutnya adalah terjadinya masalah
kesehatan. Penyakit menular seperti HIV/AIDS, Hepatitis, dan penyakit
kelamin menjadi pemandangan yang dapat dijumpai. Padahal, hingga saat
ini, penyakit ini tidak ada obatnya dan menimbulkan masalah kesehatan lain
seperti kemandulan atau bahkan kematian.
(k) Berdosa
Pergaulan bebas sudah tentu akan mendapat dosa yang belum rasakan selagi
masih hidup, namun saat kematian menjemput yang dihantarkan kepada
balasan atas doa-dosa yang pernah diperbuat yaitu ke neraka.

(5) Contoh-contoh pergaulan bebas remaja di Indonesia


Contoh-contoh pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja di Indonesia antara
lain:
(a) Seks bebas, melakukan perbuatan zina di luar nikah, tanpa pengaman, serta
bertukar-tukar pasangan.
(b) Tawuran sesama pelajar baik itu dengan adu pukul atau menggunakan
senjata tajam
(c) Merokok dan penyalahgunaan narkoba
(d) Keluar rumah, hidup di jalanan dan putus sekolah
(e) Dugem (dunia gemerlap), atau clubbing, yaitu berkunjung ke diskotik atau
klub malam, di mana merupakan gerbang menuju bentuk pergaulan bebas
lainnya. Dugem adalah hiburan malam yang umumnya tidak dibatasi
dengan norma-norma sosial masyarakat penganut budaya timur.

(6) Faktor-faktor penyebab pergaulan bebas di Indonesia


Pergaulan bebas selalu identik dengan perilaku negatif yang dilakukan oleh
remaja. Para ahli berpendapat bahwa, seseorang bisa disebut remaja jika berusia
antara 16 sampai 24 tahun. Di mana pada usia tersebut, seseorang masih
menjalani proses pencarian jati diri dan pola hidup yang paling sesuai untuk
dirinya, karena belum memiliki kematangan emosi dan pikiran. Pergaulan bebas
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

(a) Kondisi keluarga


Keluarga memegang peranan terpenting dalam pembentukan karakter
seseorang, khususnya remaja. Penyebab pergaulan bebas paling sering
berawal dari kekecewaan seorang remaja pada kondisi keluarganya.
Misalnya, karena orang tua terlalu sibuk atau akibat rumah tangga yang

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 473


retak. Orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk keluarganya akan
membuat buah hati mereka merasa kurang kasih sayang dan perhatian.
Tingkat pendidikan dan ekonomi keluarga juga turut memengaruhi
pendidikan dan kepribadian anak. Anak yang tidak diberikan pendidikan
layak, lebih rentan terjerumus dalam pergaulan bebas.
(b) Kondisi lingkungan tempat tinggal
Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik, dan hal ini juga
berlaku sebaliknya. Jika lingkungan tempat tinggal kurang kondusif, seperti
pemukiman kumuh atau daerah rawan konflik, hal ini akan membuat
suasana tidak nyaman. Sehingga membuat anak lebih sering menghabiskan
waktunya di luar dan bebas tanpa pengawasan.
(c) Kondisi pergaulan dan teman
Teman dapat mendorong para remaja untuk mencapai kesuksesan atau
menarik para remaja ke dalam limbah dosa. Ketika lingkaran pergaulan
berisi remaja-remaja yang senang berhura-hura, pastinya para remaja akan
terpengaruh untuk ikut berhura-hura karena berpikir bahwa hal tersebut
adalah hal yang lumrah.
(d) Banjir informasi
Akses internet yang luas pada saat ini membuat informasi dapat dengan
mudah diperoleh. Namun, banjir informasi jika tidak diimbangi dengan
pengetahuan dan wawasan budi pekerti, akan berakibat buruk. Apalagi jika
tidak ada kontrol yang baik terhadap informasi yang sesuai bagi remaja.
(e) Kurangnya kesadaran
Pada umumnya remaja masih labil, dan belum memiliki pendirian tetap.
Pengaruh negatif dari teman, televisi, internet, dan sebagainya, akan semakin
mudah menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan bebas.

Materi Pembelajaran 2

b) Aktivitas pembelajaran 1 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta memahami dampak


pergaulan bebas
Setelah peserta didik membaca dan menyimak materi tentang hakikat pergaulan
bebas, dilanjutkan dengan mempelajari dampak pergaulan bebas. Coba Peserta
didik amati dan kaji materi tentang dampak pergaulan bebas, seperti bacaan
berikut ini atau Peserta didik dapat juga memperkaya dengan bacaan-bacaan dari
sumber-sumber yang lain.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 474


(1) Resiko terhadap pergaulan bebas
This image cannot currently be display ed.

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang


namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang
sudah menjadi rahasia umum bahwa di
dalamnya marak sekali pemakaian narkoba.
Hal ini identik sekali dengan adanya seks
bebas. Yang akhirnya berujung kepada
HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena
virus ini kehidupan remaja akan menjadi
sangat timpang dari segala segi.

Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune


Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah
satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia
termasuk Denpasar Bali menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah
pernah melakukan hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baru
duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan
seksual. Mereka terdiri atas putra 27% dan putri 18%. Data statistik nasional
mengenai penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 75%
terjangkit hilangnya kekebalan daya tubuh pada usia remaja.
Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari
pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya
dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama
dan kesehatan berikut ini.
(a) Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni
berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa,
buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
(b) Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu
merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang
sangat indah khususnya bagi wanita.
(c) Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
(d) Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
(e) Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian
sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
(f) Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di
hadapan Tuhan maupun sesama manusia.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 475


(g) Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan
matanya liar dan tidak terjaga.
(h) Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak
dan tidak percaya.
(i) Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang
memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
(j) Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah
sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang
mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan
memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak
menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan
kebahagiaan.
(k) Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka
kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan
keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan
perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait
dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan
selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
(l) Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa
depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja
kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.

(2) Bahaya pergaulan bebas


Untuk remaja Barat hubungan pra-nikah bahkan gonta-ganti pasangan “free sex”
adalah hal yang biasa. Namun di negara Timur terutama Indonesia yang masih
menjunjung tinggi norma agama, hal seperti itu adalah aib dan mengganggu
ketentraman hidup selanjutnya. Untuk itu, sebelum terlanjur ada baiknya para
remaja bisa mengenal bahaya akibat bahaya hubungan pra-nikah.
Bahaya seks pra-nikah dan “free sex” mencangkup bahaya bagi
perkembangan mental (psikhis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri. Ada
lima bahaya utama terhadap bahaya seks pra-nikah dan seks bebas (free sex) antara
lain berikut ini.

(a) Menciptakan kenangan buruk


Masih dikatakan “untung” jika hubungan pra-nikah itu tidak ada yang
mengekspos. Si gadis atau si jejaka terlepas dari aib dan cemohan
masyarakat. Tapi jika ternyata diketahui masyarakat, tentu yang malu bukan
saja dirinya sendiri melainkan keluarganya sendiri dan peristiwa ini tidak

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 476


akan pernah terlupakan oleh masyarakat sekitar. Hal ini tentu menjadi beban
mental yang berat.
Sekalipun mungkin masyarakat tidak mengetahuinya, ia mungkin tidak
bisa tenang. Mentalnya terganggu kenangan buruk masa lalu terlebih lagi
jika terjadi ternyata memiliki suami yang bukan pasangannya dulu. Suasana
perkawinannya akan terasa hambar terlebih lagi jika ternyata suaminya tahu
ia tidak perawan lagi, tentu sulit menerima kenyataan ini. Dan banyak kasus
perceraian akibat masalah ini. Jika ini terjadi, si wanita akan lebih tertekan
lagi mentalnya.
(b) Kehamilan dan akibatnya
Kehamilan yang terjadi akibat seks pra-nikah bukan saja mendatangkan
malapetaka bagi bayi yang dikandungnya juga menjadi beban mental yang
sangat berat bagi ibunya mengingat kandungannya tidak bisa
disembunyikan. Bagaimana jika nanti keluarga dan masyarakat
mempertanyakan? Dalam keadaan kalut seperti ini biasanya terjadi depresi,
terlebih lagi jika sang pacar kemudian pergi dan tidak mau kembali lagi.
Bagi bayi sendiri jika lahir nanti mungkin akan mempertanyakan, siapa
ayahnya? Jika ternyata setelah besar ia mengetahui kelakuan ibunya dulu,
tentu menjadi beban mental juga. Alhasil hubungan pra-nikah menimbulkan
malapetaka bagi diri sendiri dan keturunanya nanti.
(c) Pengguguran kandungan dan pembunuhan bayi
Banyak kasus bayi mungil yang baru lahir dibunuh ibunya. Sebagian bayi itu
dibungkus plastik hidup-hidup, dibuang di kali, dilempar di tong sampah,
dan lain-lain. Ini suatu akibat dari perilaku binatang yang perna
dilakukannya.
Kasus pengguguran kandungan baik secara tradisional maupun
modern kini semakin menjamur terutama di kalangan pelajar dan
mahasiswa. Tentu saja hal ini akibat hubungan setan pra-nikah. Sementara
pengguguran itu sendiri bagi rahim wanita banyak efek samping yang
serius, bisa berakibat kanker rahim, kemandulan dan penyakit rahim
lainnya.
(d) Penyebaran penyakit
Wanita atau pria yang dulu pernah melakukan hubungan pra-nikah waktu
pacaran lalu putus, cenderung berkeinginan melakukan hubungan serupa
dengan lelaki atau wanita lain mengingat seks sifatnya adiktif atau memiliki
kadar ketergantungan, suatu waktu ia akan merasa “lapar” untuk
melakukan hubungan intim dengan pasangan lain.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 477


Jika hal ini terus dilakukan, maka bukan hal mustahil akan terjangkit
penyakit kelamin. Terlebih lagi jika ternyata pasangan itu telah mengidap
penyakit kelamin sebelumnya.
(e) Keterlanjuran dan timbul rasa kurang hormat
Prilaku seks bebas (free sex) menimbulkan suatu keterlibatn emosi dalam diri
seorang pria dan wanita. Semakin sering hal itu dilakukan, semakin
mendalam rasa ingin mengulangi sekalipun sebelumnya ada rasa sesal.
Terlebih lagi bagi wanita, setiap ajakan sang pacar sangat sulit untuk ditolak
karena takut ditinggalkan atau diputuskan.
Sementara itu bagi seorang laki-laki, melihat pasangan begitu mudah
diajak, akan terus berkurang rasa hormat dan rasa cintanya. Semakin sering
laki-laki melakukan maka hubungan batinnya pun akan semakin renggang.
Lain lagi dengan wanita, ia akan merasa tertekan dan tidak mau berpisah
karena pada dasarnya ia telah kotor dan tidak ada yang mesti dibanggakan
lagi, kehormatannya telah dirampas oleh lelaki tadi.
Karena itu, apa pun alasannya, zina merupakan perbuatan terkutuk
yang akibatnya bukan hanya dapat dirasakan nanti di akhirat, di dunia pun
pelakunya sudah mendapatkan siksaan yang hebat.

(3) Pelanggaran terhadap pergaulan bebas


(a) Risiko Aborsi
Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan
maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan
bahwa seseorang yang melakukan aborsi ia ” tidak merasakan apa-apa dan
langsung boleh pulang “. Hal ini adalah informasi yang sangat menyesatkan
bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap
wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara
fisik dan gangguan psikologis.
Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko
kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada
saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah:
• Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
• Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
• Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
• Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
• Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 478


• Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).
• Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
• Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
• Kanker hati (Liver Cancer).
• Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
• Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy).
• Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
• Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari
segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang
wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion
Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
”Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini
adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada
remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan;
jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala
risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin.

(b) Bertentangan dengan nilai Pancasila


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan riset Internasional
Synovate atas nama DKT Indonesia melakukan penelitian terhadap perilaku
seksual remaja berusia 14-24 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 450
remaja dari Medan, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hasil penelitian tersebut
mengungkapkan bahwa 64% remaja mengakui secara sadar melakukan
hubungan seks pranikah dan telah melanggar nilai-nilai dan norma agama.
Tetapi, kesadaran itu ternyata tidak mempengaruhi perbuatan dan prilaku
seksual mereka. Alasan para remaja melakukan hubungan seksual tersebut
adalah karena semua itu terjadi begitu saja tanpa direncanakan.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 479


Hasil penelitian juga memaparkan para remaja tersebut tidak memiliki
pengetahuan khusus serta komprehensif mengenai seks. Informasi tentang
seks (65%) mereka dapatkan melalui teman, Film Porno (35%), sekolah (19%),
dan orangtua (5%). Dari persentase ini dapat dilihat bahwa informasi dari
teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman
sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga
mentransformasi dari teman yang lainnya.
Kurang perhatian orangtua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama
berdampak pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang
melakukan hubungan suami istri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan
dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung
jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cendrung berbuat nekat
(pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.
Pada zaman modren sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada
kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut terkikis oleh
sistem nilai yang lain yang bertentangan dengan nilai moral dan agama.
Seperti model pakaian (fasion), model pergaulan dan film-film yang begitu
intensif remaja mengadopsi kedalam gaya pergaulan hidup mereka
termasuk soal hubungan seks di luar nikah dianggap suatu kewajaran.
Bebera faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan bebas
dikalangan remaja yaitu; Pertama, Faktor agama dan iman. Kedua, faktor
lingkungan seperti orangtua, teman, tetangga dan media. Ketiga,
Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan.
keempat, perubahan zaman.
(c) Bertentangan dengan nilai agama
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya
masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia
merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.
Padahal ayat tersebut telah jelas menerangkan bahwa rezeki adalah
urusan Allah sedangkan manusia diperintahkan untuk berusaha.
Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua
orang.
(d) Bertentangan dengan nilai yuridis/hukum
Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana Indonesia Bab XIV tentang
kejahatan terhadap kesusilaan pasal 229 ayat (1) dikatakan bahwa perbuatan
aborsi yang disengaja atas perbuatan sendiri atau meminta bantuan pada
orang lain dianggap sebagai tindakan pidana yang diancam dengan

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 480


hukuman paling lama 4 tahun penjara atau denda paling banyak tiga ribu
rupiah.
Ayat (2) pasal 299 tersebut melanjutkan bahwa apabila yang bersalah
dalam aborsi tersebut adalah pihak luar (bukan ibu yang hamil) dan
perbuatan itu dilakukan untuk tujuan ekonomi, sebagai mata pencarian,
maka hukumannya dapat ditambah sepertiga hukuman pada ayat (1) dia
atas.
Apabila selama ini perbuatan itu dilakukan sebagai mata pencarian,
maka dapat dicabut haknya untuk melakukan mata pencarian tersebut.
Kemudian pada pasal 346 dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja
menggugurkan kandungannya atau meyuruh orang lain untuk melakukan
hal itu diancam hukuman penjara paling lama empat tahun.
Pada pasal 347 ayat (1) diTuliskan orang yang menggugurkan atau
mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam
hukuman paling lama 12 tahun penjara, dan selanjutnya ayat (2)
menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada
hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku
dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun.
Dalam pasal 348 ayat (1) diTuliskan bahwa orang yang dengan sengaja
menggugurkan kandungan seorang wanita atas persetujuan wanita itu
diancam hukuman paling lama 15 tahun penjara, dan ayat (2) melanjutkan,
jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku
diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara. Dengan demikian,
perbuatan aborsi di Indonesia termasuk tindakan kejahatan yang diancam
dengan hukuman yang jelas dan tegas.

Materi Pembelajaran 3

c) Aktivitas pembelajaran 3 : Fakta, konsep, dan prosedur, serta memahami


pencegahan pergaulan bebas

Setelah peserta didik membaca dan menyimak materi tentang dampak pergaulan
bebas, dilanjutkan dengan mempelajari pencegahan pergaulan bebas. Coba
Peserta didik amati dan kaji materi tentang pencegahan pergaulan bebas, seperti
bacaan berikut ini atau Peserta didik dapat juga memperkaya dengan bacaan-
bacaan dari sumber-sumber yang lain.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 481


(1) Solusi mencegah seks bebas
Kita semua mengetahui peningkatan
This image cannot currently be display ed.

keimanan dan ketakwaan kepada


Tuhan YME, penyaluran minat dan
bakat secara positif merupakan hal-
hal yang dapat membuat setiap
orang mampu mencapai kesuksesan
hidup nantinya. Selain daripada
solusi di atas masih banyak solusi
lainnya. Solusi-solusi tersebut
berikut ini.

(a) Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup
dalam “kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar
tidak memiliki angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya
sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan mereka akan mapu
menanggapinya dengan positif.
(b) Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin
dengan mengelola waktu, emosi, energi serta pikiran dengan baik dan
bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-hari serta
mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
(c) Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu
ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas
tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan
diri mereka sendiri.
(d) Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina
hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap
kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang
baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
(e) Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan
masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa
yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun
langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi
dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan
itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal
menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV &
AIDS nantinya.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 482


Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat
dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan
aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana &
prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga
segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.

(2) Cara menghindari pergaulan bebas bagi remaja


Agar para remaja dapat terhindar dari pergaulan bebas sepenuhnya, tentu
diperlukan bantuan dari pihak lain. Berikut ini cara menghindari pergaulan bebas
antara lain sebagai berikut:
(a) Hindari lingkungan yang buruk
Lingkungan merupakan area bersosialisasi setelah keluarga. Ketika
lingkungan yang digunakan untuk bersosialisasi bukanlah lingkungan yang
baik, maka perilaku menyimpang dapat saja terjadi. Menjadi pekerjaan orang
tualah untuk mendidik anaknya supaya dapat mengerti baik dan buruk
suatu perilaku sejak dini. Namun terkadang karena kesibukan dari orang
tua maka anak yang tidak mendapat pengawasan dengan baik dan akhirnya
banyak dari mereka yang terjerumus pada pergaulan bebas.
Banyak dari orang tua yang berdalih jika pekerjaan mereka adalah
untuk kebutuhan anak juga. Hal ini memang dibenarkan namun ketika anak
merasa diabaikan maka sebagai pelampiasannya, anak akan dengan mudah
bergaul dengan pergaulan yang salah. Solusi yang tepat untuk hal ini tentu
dapat dilakukan dengan cara membagi waktu antara pekerjaan dan waktu
untuk mengurusi serta memperhatikan anak-anak dengan baik.
(b) Batasi waktu keluar rumah
Waktu untuk bersosialisasi memang penting namun harus ada aturan dan
batas-batasannya. Batasan dan aturan di dalam keluarga, harus dibicarakan
dengan seluruh anggota keluarga agar nyaman satu dengan yang lain.
Aturan yang dibuat tersebut dapat digunakan untuk membatasi ruang
lingkup anak supaya tidak terjerumus pada pergaulan yang tidak sehat.
Terutama pada malam hari, sebaiknya anak tidak boleh keluar kecuali
ada hal yang mendesak atau dapat pula dengan didampingi oleh orang tua.
Tidak adaya batasan waktu, membuat seorang anak akan lebih bebas
sehingga dampak dari pergaulan bebas pun tidak dapat dielakkan.
(c) Isi waktu kosong
Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu yang
kosong dengan kegiatan yang bersifat positif. Mengisi waktu kosong

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 483


menghindarkan anda dari sikap bermalas-malasan atau bahkan pergi keluar
untuk bergaul dengan mereka yang telah terjerumus.
Terutama bagi peserta didik yang masih remaja sikap bermalas-malasan
serta banyak menghabiskan waktu di luar, akan membuang waktu secara
percuma. Mengisi waktu luang dapat dilakukan dengan mengerjakan tugas,
melakukan hobi atau bahkan mengumpulkan teman sebaya untuk diajak
melakukan bakti sosial dan melakukan bebeberapa aktivitas yang dilakukan
ketika bosan.
(d) Tanamkan sikap positif
Menanamkan sifat positif harus dilakukan sejak dini. Perilaku yang baik
tentu membuahkan hasil yang baik pula. Bagi seorang anak yang sejak awal
telah mengenal sifat positif tentu akan dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.
Hal ini tentu akan lebih mudah bagi mereka untuk tidak terhindar dari
pergaulan bebas. Tanamkan pada diri anak untuk melakukan banyak hal
positif yang berguna bagi masa depannya dan bukan malah sebaliknya.
Membiarkan anak terlalu bebas dengan waktu luangnya tanpa adanya
bimbingan dapat membuat seorang anak menggunakan waktu senggangnya
untuk melakukan beragam hal yang berdampak buruk.
(e) Larangan pacaran
Pada dasarnya seorang anak mudah merasa penasaran dengan hal-hal baru
di sekitar mereka termasuk di dalamnya adalah pacaran. Pacaran memiliki
banyak sekali dampak buruk bagi seseorang terutama bagi mereka yang
masih muda. Pacaran memiliki banyak dampak negatif yang dapat
menyebabkan seseorang terjerumus pada seks bebas atau beragam gangguan
yang lain seperti prestasi belajar yang menurun serta banyak menghabiskan
waktu untuk sang pacar sehingga menjadi kurang produktif di usia
mudanya. Sebagai orang tua tentu mendidik anak-anaknya dengan hal baik
merupakan hal yang harus dilakukan.
Orang tua harus dapat memberi tahu secara jelas dan gamblang pada
anak-anak mana yang salah dan mana yang benar. Memberi tahu dampak
buruk pacaran dan melarang mereka berpacaran sebelum benar-benar
dewasa merupakan salah satu tugas orang tua yang harus dilakukan.
Beragamnya pemberitaan media mengenai dampak buruk pacaran yang
menyebabkan banyaknya seks bebas tentu dapat dijadikan sebagai salah satu
contoh buruk mengapa pacaran dapat merusak masa depan serta kejiwaan
anak.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 484


Katakan pada anak anda jika seks bebas merupakan salah satu
penyebab terjangkitnya penyakit AIDS yang hingga saat ini belum juga
ditemukan obatnya. Selain itu seks bebas juga merupakan hal yang buruk
dan dapat membuat seseorang merasa ketagihan jika sudah mencobanya
sekali atau mungkin dua kali. Walau tidak mesti terjadi seks bebas namun
pacaran sendiri dapat meningkatkan terjadinya kehamilan di luar nikah.
(f) Jangan sampai salah dalam bergaul
Bergaul terutama dengan teman sebaya merupakan hal yang penting
dilakukan. Namun akan menjadi salah untuk dilakukan ketika anda tidak
berhati-hati dalam mencari teman. Teman yang memiliki kelakuan buruk
dapat memberi dampak yang buruk pula karena dapat mempengaruhi
perilaku anda.
Dalam mencari teman, anda harus dapat membedakan mana teman
yang buruk dan mana teman yang baik. Ketika teman anda ternyata
bukanlah seseorang yang baik, anda tidak perlu ragu lagi untuk segera
meninggalkannya karena dapat merugikan anda kedepannya.
(g) Peran sekolah dan pemerintah
Bukan hanya orang tua saja yang bertugas membimbing anak-anaknya,
melainkan menjadi tugas bagi sekolah serta pemerintah. Menghindarkan
anak-anak dari pergaulan bebas yang jelas menyimpang, dapat dilakukan
dengan seminggu sekali melakukan razia pada isi tas anak. Lakukan
penggeledahan secara menyeluruh apakah mereka membawa obat-obatan
terlarang atau benda buruk yang lain. Hal ini akan membuat anak-anak
merasa waspada dan takut akan sanksi yang diberikan sehingga keingingan
untuk coba-coba menjadi hilang.
(h) Dekat dengan anak
Bagi orang tua dekat dengan anak-anak merupakan hal yang diwajibkan.
Ada baiknya orang tua mengerti benar apa saja kegiatan anak-anak pada tiap
harinya. Dekat pada anak membuat orang tua dapat sekaligus berperan
sebagi sabahat yang dapat dijadikan sebagai teman bicara. Pada kesempatan
itulah orang tua harus dapat mengarahkan si anak untuk dapat menjadi anak
baik dengan selalu bersikap positif. Tidak perlu terlalu mengontrol dan
bersikaplah santai saja tanpa perlu memarahinya. Beri tahu secara pelan
tanpa adanya unsur paksaan.
Saat usia remaja rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang baru begitu
besar. Hal inilah yang membuat mereka banyak melakukan coba-coba
bahkan pada hal yang buruk sekalipun. Ketika orang tua memberi nasehat
tidak secara perlahan melainkan dengan paksaan dan begitu menekan, maka

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 485


hal ini dapat membuat sang anak semakin ingin memberontak dan rasa
penasaran akan semakin besar.
(i) Banyak belajar ilmu agama
Ilmu agama ternyata memiliki peran yang begitu penting dalam mendidik
seseorang. Dengan ilmu agama yang kuat mereka tidak akan salah dalam
pergaulan hingga menyebabkan hal yang buruk terjadi. Ketika agama yang
dianut dipegang dengan kuat, tentu seseorang mampu membuat benteng
bagi dirinya untuk tidak melakukan hal buruk. Orang tua harus dapat
mengarahkan anak-anaknya pada hal yang bersifat positif sehingga
mendapat pegangan yang cukup kuat dan mengerti betul jika pergaulan
bebas merupakan hal yang dilarang oleh agama.
(j) Jangan coba-coba
Rasa keingintahuan yang begitu besar membuat seseorang ingin mencoba
hal-hal yang membuat penasaran tersebut. Ada banyak sekali hal baru yang
bisa ditemukan terutama dari lingkungan sekitar seperti halnya rokok,
minuman keras terlebih seks bebas. Ketiga hal tersebut merupakan hal-hal
buruk yang dapat membuat seseorang merasa kecanduan. Membentengi diri
serta memahami betul jika hal tersebut mampu membuat tubuh menjadi
rusak dan berpenyakit merupakan hal yang harus dipahami.
Rokok dan minuman keras dapat membuat seseorang menjadi
kecanduan sehingga buruk bagi kesehatan orang tersebut. Bagi anda yang
menemukan lingkungan anda terdapat banyak sekali orang yang melakukan
hal tersebut, lebih baik tidak ikut mencobanya dan malah sebaliknya,
ingatkan mereka untuk tidak melakukan hal buruk tersebut karena dapat
merusak kesehatan.
Untuk menghindari seks bebas sendiri, dapat dilakukan dengan cara
menghindari pacaran serta menonton film-film dewasa. Bagi anda yang telah
memiliki laptop atau mungkin HP yang canggih, sebaiknya gunakan gadget
anda untuk hal-hal yang berguna dan bukan malah sebaliknya.

(3) Cara pergaulan yang baik


Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-gampang susah, yang jelas tergantung
dari tingkah laku kita sendiri. Kamu harus banyak berkomunikasi dengan orang-
orang yang kamu percayai atau keluarga kamu sendiri. Dalam bergaul yang
paling sangat mempengaruhi adalah lingkungan kita sendiri. Ada pepatah
mengatakan “masuk kekandang kambing, tapi jangan seperti kambing. Begitu
juga dengan bergaul kamu harus melihat yang ada disekeliling kamu.
Cara melakukan pergaulan yang baik antara lain berikut ini.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 486


(a) Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta
ketaatan terhadap ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari
menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang melakukan kejahatan sebagian
besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita harus
memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang
tidak sehat.
(b) Memiliki rasa setia kawan
Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia
kawan sangat dibutuhkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat
kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.
(c) Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak
terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tapi
teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita
tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat
dengan dia.
(d) Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk
(misalnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat
menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu
senggang harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis
cerpen, menggambar, atau lainnya.
(e) Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus
menjaga jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu
berdekatan karena dapatmenimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
(f) Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara
menenangkan diri. Harus menyelesaikan masalah dengan komunikasi,
bukan amarah/emosi.

c. Kegiatan alternatif
Guru dapat mengembangkan lagi materi tentang hakikat bahaya pergaulan
bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan;
langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas, sesuai potensi
dan kreativitas yang dimiliki.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 487


Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan demonstrasi dan komando. Jika
penugasan dengan menggunakan lembar tugas tidak berjalan dengan baik, maka
perlu didahului dengan demonstrasi/menggunakan lembar peraga/atau media
lain yang sesuai.

Catatan:
• Setelah melakukan diskusi dan mempresentasikan materi tentang
hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya pergaulan bebas bagi
diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah pencegahan terhadap
bahaya pergaulan bebas; peserta didik diminta untuk menuliskan
kesulitan-kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara
memperbaikinya dalam melakukan diskusi dan mempresentasikan
materi tentang hakikat bahaya pergaulan bebas; dampak bahaya
pergaulan bebas bagi diri sendiri, dan lingkungan; langkah-langkah
pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas. Kemudian peserta didik
diminta untuk melaporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam
buku catatan atau buku tugas kepada guru.

3) Kegiatan penutup (10 menit)


Sama seperti pada pertemuan pertama.

2. Refleksi guru
Sama dengan refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik permainan
bola basket.

E. Asesmen Kompetensi
1. Asesmen Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong)
Sama dengan lembar refleksi penilaian (sikap) diri sendiri peserta didik dan
lembar refleksi penilaian (sikap) antarteman peserta didik pada aktivitas
pembelajaran gerak spesifik permainan bola basket.

2. Asesmen Pengetahuan
a. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban
paling benar.
1) Salah bentuk perilaku menyimpang yang melewati batas dari kewajiban,
tuntutan, aturan, syarat, dan perasaan malu dinamkan . . . .
a. pergaulan bebas
b. pergaulan remaja

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 488


c. pergaulan sehat
d. pergaulan tidak sehat

2) Segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan seksual disebut
....
a. pelecehan seksual
b. perilaku seksual
c. penyimpangan seksual
d. kelainan seksual

3) Faktor penyebab pergaulan bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan


menjadi dua faktor yaitu . . . .
a. internal dan lingkungan
b. eksternal dan lingkungan
c. internal dan eksternal
d. lingkungan dan sosial

4) Faktor paling terbesar memberi terjadinya perilaku menyimpang seseorang


remaja yaitu . . . .
a. orang tua dan keluarga
b. keluarga dan sahabat
c. lingkungan dan sekolah
d. lingkungan dan sahabat

5) Dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan
kehamilan diluar nikah yang tentu saja memalukan diri sendiri, orang tua,
masyarakat, dan Indonesia dengan adat ketimuran dinamakan . . . .
a. pergaulan antarteman
b. pergaulan sehat
c. pergaulan remaja
d. sek bebas

6) Dampak dari pergaulan bebas akan berakhir berujung kepada . . . .


a. pelecehan seksual
b. masa depan suram
c. HIV/AIDS
d. pelanggaran norma

7) Seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang
merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di
berbagai bidang antara lain di bidang . . . .
a. sosial, agama, dan kesusilaan
b. sosial, agama dan kesehatan
c. agama, kesehatan, kesusilaan
d. agama, kesusilaan, dan kekeluargaan

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 489


8) Berfikir secara abstrak, minat terhadap sesuatu amat kurang sehingga membuat
lemahnya otak, hal ini merupakan penyimpangan sek yang dipengaruhi oleh . . . .
a. kerja otak
b. kejiwaan

c. mental
d. keluarga

9) Suatu kebiasaan buruk berupa manipulasi terhadap alat genital dalam rangka
menyalurkan hasrat seksual untuk pemenuhan kenikmatan yang seringkali
menimbulkan goncangan pribadi dan emosi dinamakan . . . .
a. masturbasi atau onani
b. berpacaran
c. penyimpangan seksual
d. mentuasi

10) Untuk mengantisipasi agar tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik atau
sehat merupakan cara pergaulan sehat dengan cara . . . .
a. memiliki rasa setia kawan
b. memilih teman
c. kesadaran beragama bagi remaja
d. mengisi waktu dengan kegiatan yang positif

b. Jawablah soal di bawah ini dengan singkat dan tepat.


1) Jelaskan yang dimaksud dengan pergaulan bebas.
2) Tuliskan faktor-faktor penyebab pergaulan bebas.
3) Tuliskan cara menghindari pergaulan bebas.
4) Jelaskan cara solusi mencegah seks bebas.
5) Jelaskan cara melakukan pergaulan yang sehat.

c. Buatlah salah satu tugas berikut ini.


1) Buatlah salah satu tugas (membuat kliping dan gambar-gambar tentang
pencegahan terhadap pergaulan bebas yang meliputi: hakekat pergaulan
bebas, dampak pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas secara
berkelompok.
2) Buatlah salah satu tugas makalah tentang hakekat pergaulan bebas, dampak
pergaulan bebas, dan pencegahan pergaulan bebas secara berkelompok.

3. Asesmen Keterampilan
a. Instrumen untuk Penilaian Proses
1) Presentasi bersama teman materi tentang bahaya pergaulan bebas remaja.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 490


a) Butir tes
Diskusi materi tentang bahaya pergaulan bebas remaja bersama teman. Unsur-
unsur yang dinilai adalah kesesuaian menjelaskan materi tentang pergaulan yang
sehat antar remaja dan menjaga diri dari kehamilan pada usia sekolah bersama
teman (asesmen proses) dalam kegiatan pembelajaran.
b) Petunjuk asesmen
Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik
menunjukkan atau menampilkan mempresentasikan materi manfaat jangka
panjang aktivitas fisik secara teratur yang diharapkan.
(1) Isikan identitas peserta didik.
(2) Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = jika (Ya) dan kolom (0) = jika Tidak,
sesuai dengan penampilan keterampilan gerak yang dilakukan atau
ditunujukan peserta didik.
c) Rubrik asesmen keterampilan presentasi/diskusi
Contoh lembar asesmen proses presentasi/diskusi untuk perorangan (setiap
peserta didik satu lembar asesmen).

Nama :____________________________ Kelas: __________

Indikator Ya Tidak
No Uraian Pembelajaran
Esensial (1) (0)
1. Persiapan awal a. Menyiapkan buku tulis dan
pembelajaran pensil/pulpen.
b. Menyiapkan buku paket.
c. Duduk dengan tertib di kelas.
d. Berdoa sesuai dengan agama
masing-masing.
2. Pelaksanaan a. Membaca buku paket pelajaran
pembelajaran tentang materi yang akan
diajarkan.
b. Menjelaskan pengalaman dalam
belajar.
c. Menjelaskan kesulitan-kesulitan
dalam memahami materi
pelajaran.
d. Menanyakan kepada guru
apabila ada hal-hal yang tidak
dimengerti.
3. Refleksi hasil a. Tanya jawab antara guru
pembelajaran dengan peserta didik.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 491


b. Menyimpulkan kembali materi
pelajaran yang telah dipelajari.
c. Merapikan kembali buku tulis
dan pensil/pulpen.
d. Berdoa sesuai dengan agama
masing-masing.
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor Jika mendapat skor
> 9 dalam 7 s.d 9 dalam 4 s.d 6 dalam < 4 dalam
keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang keterampilan yang
ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan. ditunjukan.

d) Pedoman penskoran
(1) Skor 1 jika: Peserta didik dapat melakukan gerakan dengan benar.
(2) Skor 0 jika: Peserta didik tidak melakukan gerakan dengan benar.

Contoh lembar penilaian proses gerak untuk seluruh peserta didik.

Persiapan Pelaksanaan Refleksi


Nama Peserta Awal Pembelajaran Pembelajaran Skor
No
Didik 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Akhir
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

b. Instrumen untuk Penilaian Produk


1) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Konsep Bahaya
Pergaulan Bebas Remaja Secara Terpisah untuk Perorangan Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Percobaan I Percobaan I
Keterampilan Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Ulangan norma) Ulangan norma)

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 492


2) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Konsep Bahaya
Pergaulan Bebas Remaja Secara Terpisah untuk Seluruh Peserta Didik).

Nama Peserta Percobaan I Percobaan II Skor


No Jumlah Skor (sesuai Jumlah Skor (sesuai
Didik Ulangan norma) Ulangan norma)
Terbaik
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

3) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Konsep Bahaya


Pergaulan Bebas Remaja dalam Bentuk Diskusi Secara Terpisah Peserta Didik).

Nama :
Kelas :
Hasil Uji Diskusi materi pembelajaran
Kesempatan didapat
Keterampilan dilakukan dengan benar
Diisi dengan tally Diisi dengan tally
Persentasi Diskusi Benar/Kesempatan
GB /K X 100% = .......

4) Contoh: Instrumen untuk Penilaian Produk Gerak (Penerapan Konsep Bahaya


Pergaulan Bebas Remaja dalam Bentuk Diskusi Secara Perorangan Peserta Didik).

Hasil Uji Keterampilan


Persentasi
Nama Peserta Diskusi materi
No Kesempatan GB /K X
Didik pembelajaran
yang didapat 100% = .......
dengan benar
1. Muhajir
2. Gilang
3. Rasyad
dst

c. Pengolahan Nilai Uji Keterampilan


Contoh data yang didapat adalah sebagai berikut:
1) Skor keterampilan proses gerak peserta didik: 80.
2) Skor keterampilan produk gerak (dari contoh di atas diambil salah satu
sesuai dengan kategori gerak (tertutup/terbuka/diskrit/kontinum, dan lain-
lain), diujikan secara terpisah atau terintegrasi dalam permainan): 90.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 493


Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan
tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses
gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir
keterampilan gerak adalah:

80 X 70% = 56 ditambah dengan


90 X 30% = 27 sama dengan 83

4. Umpan Balik
Sama dengan konsep umpan balik pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

F. Refleksi Guru
Sama dengan konsep refleksi guru pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

G. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Sama dengan konsep remedial pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

2. Pengayaan
Sama dengan konsep pengayaan pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

H. Interaksi dengan Orang Tua


Sama dengan konsep interaksi dengan orang tua pada aktivitas pembelajaran
gerak spesifik permainan bola basket.

I. Lembar Kegiatan Peserta Didik

Tanggal : .................................................................
Lingkup/materi pembelajaran : .................................................................
Nama Siswa : .................................................................
Fase/Kelas : D / VII

1. Panduan umum
Sama dengan konsep panduan umum pada aktivitas pembelajaran gerak spesifik
permainan bola basket.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 494


2. Panduan aktivitas pembelajaran
a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.
b. Lakukan aktivitas pembelajaran atau diskusi dengan materi tentang bahaya
pergaulan bebas remaja sesuai dengan pola perilaku hidup sehat secara
berpasangan dengan temanmu satu kelompok.
c. Perhatikan penjelasan berikut ini:
Cara melakukan aktivitas pembelajaran atau diskusi materi tentang bahaya
pergaulan bebas remaja sesuai dengan pola perilaku hidup sehat antara lain:
1) Hakikat bahaya pergaulan bebas.
2) Dampak bahaya pergaulan bebas bagi diri sendiri dan lingkungan.
3) Langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas.

J. Bahan Bacaan Peserta Didik


1. Materi bahaya pergaulan bebas remaja. Untuk membantu dalam mencari
sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran,
internet, atau sumber lainnya.
2. Video pembelajaran materi bahaya pergaulan bebas remaja. Untuk
membantu dalam mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui:
buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.

K. Bahan Bacaan Guru


1. Materi tentang bahaya pergaulan bebas remaja sesuai dengan pola perilaku
hidup sehat.
2. Video pembelajaran materi tentang bahaya pergaulan bebas.

Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 495


Aktivitas Pembelajaran Bahaya Pergaulan Bebas Remaja 496
Penerbit Yudhistira Jakarta
Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
untuk SMP/M.Ts Kelas VII
Penulis: Muhajir
ISBN: ........................................

PENUTUP

Bagian 3 ini merupakan penutup dari buku panduan guru PJOK SMP/M.Ts kelas VII. Pada
bagian penutup ini, guru PJOK diharapkan dapat mempraktikkan kegiatan pembelajaran yang
dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran ini, adalah awal
bagi seorang guru untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara baik, sehingga sangat
penting artinya.
Namun demikian menerapkannya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
sebuah pembelajaran di sekolah merupakan hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan
guru PJOK agar membawa pengetahuan dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
perencanaan pembelajaran sebelum melakukan pembelajaran, bahkan mampu
mengembangkannya dengan berbagai bentuk dan memvariasikan isi sesuai dengan landasan
keilmuan yang diyakini benar merupakan harapan yang perlu dilakukan.
Kesuksesan sebuah pembelajaran akan sangat tergantung dengan persiapan yang
dilakukan oleh seorang guru. Dengan persiapan yang matang, sesungguhnya pembelajaran
dalam PJOK akan mendapat hasil yang maksimal, untuk itu perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran perlu secara terus-menerus untuk dikembangkan.

Penutup 497
A. Simpulan
Penjelasan secara rinci mengenai pemahaman konsep dasar pembelajaran dan
panduan praktik dari setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan dijabarkan ke dalam bagian umum dan khusus pada setiap unit
dan sub unit materi pembelajaran. Uraian tentang konsep kepenjasan berupa
pengertian, karakteristik, tujuan, dan manfaat PJOK, serta ruang lingkup
pembelajaran yang disajikan dalam unit dan sub unit berupa aktivitas pola
gerak dasar lokomotor, aktivitas pola gerak dasar non-lokomotor, aktivitas pola
gerak dasar manipulatif, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, aktivitas air,
aktivitas pengembangan kebugaran jasmani, dan kebersihan dan kesehatan alat
reproduksi pada buku ini bukan merupakan satu-satunya rujukan yang dapat
digunakan, untuk itu perlu pengetahuan tambahan dari berbagai sumber lain.
Berbagai deskripsi materi yang telah dijabarkan secara terinci di dalam
buku ini, diharapkan dapat diaplikasikanan oleh guru PJOK ke dalam proses
pembelajaran PJOK di sekolah. Wujud dari aplikasi dari sajian materi pada
buku ini adalah guru mampu mengelola pembelajaran yang dimulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian. Kehadiran buku
panduan guru ini semoga mampu meningkatkan kompetensi profesional dan
pedagogik guru dan berefek pada peningkatan kompetensi peserta didik dalam
memenuhi capaian pembelajaran serta profil pelajar pancasila.
Buku panduan ini adalah buku panduan bagi guru PJOK yang akan
melaksanakan pembelajaran secara regular. Pada kondisi-kondisi tertentu, guru
PJOK dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, tugas gerak yang akan dipelajari, serta ketersediaan sarana dan
prasarana atau secara umum kondisi sekolah masing-masing. Pada kondisi
tertentu ini guru PJOK diharapkan mampu melakukan modifikasi
pembelajaran, sehingga capaian pembelajaran tetap dapat dipenuhi oleh
peserta didik.

B. Kegiatan Tindak Lanjut


Guru PJOK perlu melakukan telaah informasi yang disajikan dalam buku ini.
Telaah informasi dimaksudkan untuk membandingkan informasi yang didapat
dari buku panduan ini degan pengetahuan yang didapat sebelumnya (prior
knowledge), pengalaman yang pernah didapat, serta kebutuhan pembelajaran di
sekolah.
Kesimpulan dari hasil telaah informasi kemudian dijadikan dasar sebagai
pengambilan keputusan penerapannya ke dalam pembelajaran. Kepada guru
PJOK disajikan contoh lembar refleksi diri yang bermanfaat untuk mengukur
tingkat keberhasilan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru tersebut.
Pengisian format refleksi secara jujur akan membantu guru dalam melihat
secara objektif kualitas proses dan hasil pembelajaran yang diselenggarakan.
Tindak lanjut yang perlu dilakukan dapat diambil setelah guru melakukan
refleksi di setiap aktivitas pembelajaran. Hal-hal baik dari proses dan hasil

Penutup 498
belajar dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan yang tidak sesuai dengan
ekspektasi segera dilakukan perbaikan.
Tindak lanjut secara umum yang perlu dilakukan setelah mempelajari dan
berusaha menerapkan contoh-contoh pembelajaran yang ada di dalam buku
panduan ini adalah terus menggali informasi dari berbagai sumber, memadu-
padankan hal-hal yang baik, mencoba mengaplikasikan dan melakukan
refleksi, serta melakukan perbaikan proses pembelajaran secara terus-menerus.
Harapan penulis semoga guru PJOK tidak puas dengan isi buku panduan
ini. Oleh karena itu, ingin mengeksplorasi lagi lebih jauh, baik melalui sumber
media cetak atau elektronik lainnya yang relevan. Selamat belajar dan teruslah
belajar, demi terwujudnya tujuan PJOK dalam mencapai tujuan pendidikan
nasional seutuhnya yang bermanfaat sepanjang hayat bagi peserta didik.

Penutup 499
Penutup 500
Glosarium

a
Aktivitas air Rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam air atau segala
kegiatan yang berhubungan dengan air. Contohnya: Olahraga
renang, polo air, loncat indah, berselancar, arung jeram,
keselamatan dan penyelamatan di air, dan sebagainya.
Alur Pembelajaran Rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis
menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu
fase. Alur pembelajaran disusun secara linear sebagaimana
urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
Aktivitas gerak Bentuk gerakan senam yang menekankan pada mat dan irama,
berirama kelentukan tubuh dalam gerakan dan kontinuitas gerakan.
Asupan gizi Suatu kegiatan pelayanan gizi kepada seseorang pasien, yang
melibatkan berbagai bidang keahlian yang didalam terdapat
kegiatan: membuat diagnosa masalah gizi, menentukan
kebutuhan gizim, memilih alternatif bentuk zat gizi, dan
memilih cara pemberian zat gizi.
b
Berjalan biasa Berjalan dengan menggunakan tumit terlebih dahulu.
Berjalan cepat Berjalan dengan tumit dan seluruh telapak kaki.
Berjinjit Berdiri atau berjalan dengan ujung jari kaki saja yang berjejak;
berjengket.
c
Capaian Suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan suatu
Pembelajaran pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami,
(learning outcomes) dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan
suatu periode belajar.
Capaian Menyiapkan individu yang terliterasi secara jasmani, yang
Pembelajaran memiliki motivasi, kepercayaan diri, pengetahuan, pemahaman,
(learning outcomes) dan kompetensi jasmani agar dapat menghargai serta
PJOK mengambil tanggung jawab untuk terlibat dalam aktivitas
jasmani secara reguler.
g
Gerak dasar Suatu pola gerakan yang mendasari suatu gerakan mulai dari
kemampuan gerak yang sederhana hingga kemampuan gerak
yang komplek, seperti: gerak dasar manusia (berjalan, berlari,
melompat, dan melempar).

Glosarium 501
Gizi (nutrition) Suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolism, dan pengeluaran zat –
zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
i
Intensitas latihan Kualitas latihan yang dilakukan dalam satu sesi latihan secara
terus menerus”.
k
Kesehatan keadaan sehat (normal) secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
yang memungkinkan setiap individu dapat hidup secara
produktif.
Keterampilan Gerakan-gerakan dasar dalam olahraga yang dilakukan dengan
gerak satu teknik, kemudian gerakan yang dilakukan secara efektif
dan efisien untuk dapat menghasilkan hasil yang maksimal.
Untuk menjadi seorang olahragawan diperlukan keterampilan
gerak yang baik agar dapat mencapai prestasi.
Keterampilan Cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agar
pengetahuan gerak bermanfaat bagi semua makhluk hidup. Selain itu keterampilan
ilmu pengetahuan tersebut berfungi untuk menyempurnakan
atau memperbaiki serta mengembangkan ilmu pengtahuan
yang sudah diteliti maupun ditemukan sebelumnya.
Kombinasi Melakukan beberapa teknik gerakan dalam satu rangkaian
gerak.
Kompetensi global Kapasitas untuk mempelajari isu-isu lokal, global, dan
interkultural, memahami dan menghargai perspektif dan
pandangan orang/kelompok lain, terlibat dalam interaksi yang
terbuka, pantas, dan efektif bersama orang-orang dari budaya
yang berbeda, serta bertindak untuk kesejahteraan bersama dan
pembangunan yang berkelanjutan.
Kurang Energi Kurang Energi Protein (KEP) adalah Seseorang yang kekurang
Protein (KEP) gizi, yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan
penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat badannya
kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur
(BB/U) baku WHO-NCHS. KEP merupakan defisiensi gizi
(energi dan protein) yang paling berat dan meluas terutama
pada Balita.
i
Langkah Perubahan injakan kaki dari satu tempat ke tempat lain, yang
dapat dilakukan dengan posisi segaris, tegak lurus, dan serang.
Lompat jauh Salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Tujuan lompat

Glosarium 502
jauh ialah melakukan lompatan sejauh mungkin dengan teknik
dan prosedur yang telah ditetapkan.
m
Makanan Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat
gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
Masa remaja Masa yang penuh emosi dan masa seseorang labil akan
mengambil keputusan. Adakalahnya muncul pertentangan
nilai-nilai emosi yang mengebu-gebu dan menyulitkan orang
tua ketika keingian remaja tersebut tidaak terpenuhi.
Melempar Gerakan yang dilakukan tangan jauh dari pusat berat badan,
seperti lempar cakram, lembing dan lontar martil.
Melompat Bentuk gerakan yang dapat memindahkan tubuh dengan cepat.
Menangkap bola Suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untukdapat
menguasai bola dengan tangan dan hasil pukulanataupun
lemparan teman.
Mengayun Menggerakkan lengan dan/atau tungkai ke depan, belakang,
dan/atau ke samping.
Merdeka Belajar Bukan semata-mata kebebasan tetapi juga kemampuan,
keberdayaan untuk mencapai kebahagiaan. Keselamatan dan
kebahagiaan ini pun tidak saja diperoleh dan dirasakan oleh
individu, akan tetapi juga secara kolektif. Inilah visi Pendidikan
Indonesia yang sudah lama dicanangkan, dan dihidupkan
kembali dalam semangat Merdeka Belajar.
n
Nilai Gerak Keindahan yang ditampilkan seorang dalam gerak berolahraga,
nilai estetis ini bisa dilihat dari seseorang gerak yaitu:
kelincahannya, keluwesannya, dan kelentikannya.
p
Pembelajaran Proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan
tenaga pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Pendidikan Suatu proses pembelajaran melalui aktivitias jasmani yang
jasmani didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan
prilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif, kecerdasan
emosi.
Pendinginan Menurunkan suhu tubuh secara perlahan, mempersiapkan
tubuh untuk melakukan aktifitas lain.
Pengembangan Unsur pokok dalam diri manusia yang dengannya membentuk
Karakter karakter psikologi seseorang dan membuatnya berperilaku
sesuai dengan dirinya dan nilai-nilai yang yang cocok dengan
dirinya dalam kondisi yang berbeda-beda.

Glosarium 503
Permainan Permainan tim dimana skor diperoleh jika pemain secara
Invasi/Serangan beregu mampu memanipulasi bola atau proyektil sejenis untuk
(Invasion Games) dimasukkan ke gawang lawan atau ke daerah tertentu lebih
banyak dari lawan dan mampu mempertahankan daerah
gawangnya atau lapangannya dari kemasukan oleh lawan.
Permainan ini mensyaratkan penguasan bola atau proyektil
sejenis serta menciptakan ruang sehingga memudahkan bola
mendekat ke gawang lawan untuk menghasilkan gol.
Permainan yang termasuk invasion games antara lain: sepak
bola, rugby, bola basket, bola tangan, hoki, dll.
Permainan Permainan tim yang cara mendapatkan skornya dengan cara
Lapangan memukul sebuah bola atau proyektil sejenis untuk ditempatkan
(Striking/Ffielding pada tempat tertentu atau agar tidak tertangkap oleh pemain
Games) jaga, sehingga si pemukul dapat berlari menuju pada daerah
aman atau bahkan mampu melewati keliling ke beberapa
daerah aman dan kembali ke tempat semula. Permainan ini
mensyaratkan kemampuan kecepatan reaksi memukul bola
yang bergerak dari pelempar untuk dipukul dalam.
Permainan Net Permainan tim atau indvidu dimana skor didapat apabila
(Net/Wall Games) mampu memberikan bola atau proyektil sejenis jatuh pada
lapangan lawan agar tidak bisa dikembalikan dengan jalan
melewatkan bola melalui net dengan tinggi tertentu. Permainan
ini mensyaratkan untuk memanupulasi bola atau proyektil
sejenis untuk ditempatkan pada lapangan kosong lawan
menggunakan kekuatan dan akurasi yang baik disamping harus
mampu menjaga lapangannya sendiri dari datangnya bola dari
lawan.
Permainan Target Permainan dimana pemain akan mendapatkan skor apabila bola
(Target Games) atau proyektil lain sejenis baik dilempar atau dipukul dengan
terarah mencapai sebuah sasaran yang sudah ditentukan dan
semakin sedikit untuk menuju pukulan/ perlakuan menuju
sasaran semakin baik. Permainan ini sangat mengandalkan
akurasi dan konsentarasi yang tinggi. Permainan yang termasuk
dalam target games antara lain adalah Golf, Woodball, Bowling,
Snooker, dan lain-lain.
Permainan Permainan olahraga yang disederhanakan, penyederhanaan
sederhana aturan main, jumlah pemain, lapangan permainan atau alat.
Pola gerak Seri aksi gerak yang memiliki fungsi luas yang ditampilkan
dominan dengan tuntutan ketepatan yang rendah dalam keadaan
dinamis bergerak atau seimbang, misalnya berguling atau berputar.
Profil Pelajar Tujuan besar (atau bahkan misi) yang ingin diwujudkan melalui
Pancasila sistem pendidikan. Profil lulusan, dalam konteks ini adalah
Profil Pelajar Pancasila, merupakan jawaban dari pertanyaan

Glosarium 504
penting: “Karakter serta kemampuan esensial apa yang perlu
dipelajari dan dikembangkan terus-menerus oleh setiap
individu warga negara Indonesia, sejak pendidikan anak usia
dini hingga mereka menamatkan sekolah menengah atas?”
r
Remaja Generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang
lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan
kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga,
dan lingkungan sekitar.
s
Sehat Suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan
bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara
sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit.
Senam irama Rangkaian gerak manusia yang dilakukan dalam ikatan pola
irama, disesuaikan dengan perubahan tempo, atau semat-mata
gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan musik atau ketukan di
luar musik.
v
Variasi Melakukan satu teknik gerakan dengan berbagai cara.
Volume latihan Lamanya waktu yang digunakan berlatih untuk mencapai
tingkat kebugaran jasmani, misalnya lama waktu yang
digunakan untuk berlatih bukan atlit minimal 20 menit.

Glosarium 505
Daftar Pustaka

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., Airasian, P.W., Cruikshank, K.A., Mayer, R.E.,
Pintrich, P.R., Raths, J., Wittrock, M.C. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching,
and Assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York:
Pearson, Allyn & Bacon.

Freeman, Diana Larsen. 2001. Tehniques and Principle in Language Teaching and Jack
Richards and Theodore Rogers, 2nd Edition. Scellenbasch University : Library and
Information Service.

Kemendikbud. 2020. Naskah Akademik Profil Pelajar Pancasila. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan dan Perbukuan, Kemendikbud.

Kemendikbud. 2020. Capaian Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.


Jakarta: Pusat Kurikulum, Kemendikbud.

Kemendikbud. 2020. Alur Tujuan Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan. Jakarta: Pusat Kurikulum, Kemendikbud.

Kemendikbud. 2020. Modul Ajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta:
Pusat Kurikulum, Kemendikbud.

Lutan, Rusli. 2005. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Sekolah: Penguasaan Kompetensi
Dalam Konteks Budaya Gerak. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Perguruan
Tinggi.

Marilyn, M. Buck, et.all. 2007. Instructional Strategies for Secondary School Physical
Education. United States : Mc. Graw Hill Publisher.

Muhajir. 2017. Buku Siswa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, untuk SMP/M.Ts
Kelas VII. Bogor : Penerbit Yudhistira.
Muhajir. 2017. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, untuk SMP/M.Ts
Kelas VII. Bogor : Penerbit Yudhistira.
Muhajir. 2020. Modul Pembelajaran Jarak Jauh Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan,
untuk SMP/M.Ts Kelas VII. Jakarta: Direktorat Pendidikan Masyarakat dan
Pendidikan Khusus Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, Kemendikbud.

Daftar Pustaka 506


Muhajir. 2019. Perspektif Guru PJOK Indonesia di Abad 21. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Atletik Nomor Jalan dan Lari. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Atletik Nomor Lompat. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Atletik Nomor Lempar. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Aktivitas Gerak Berirama. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Aktivitas Renang Gaya Dada. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Permainan Bola Basket. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Permainan Bola Voli. Bandung : Sahara Multi Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Permainan Bulu Tangkis. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Beladiri Pencak Silat. Bandung : Sahara Multi Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Senam Lantai. Bandung : Sahara Multi Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Permainan Sepak Bola. Bandung : Sahara Multi
Trading.

Muhajir. 2020. Belajar dan Berlatih Permainan Kasti. Bandung : Sahara Multi Trading.

Muhajir. 2020. Latihan Peningkatan Kebugaran Jasmani. Bandung : Sahara Multi Trading.

Muhajir. 2020. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja. Bandung: Sahara Multi Trading.

Tim Direktorat SMP. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

William, H. Freeman. 2007. Physical Education, Exercise and Sport Science, Eight Edition.
Burlington, United States : Janes & Bartlett Publishers.

Daftar Pustaka 507


INDEKS

Indeks 508
Indeks 509
Biodata Penulis

Nama Lengkap : Muhajir, M.Pd


Telp Kantor/HP : 08122465832
Sertifikat Penulis : BNSP / 58110 2641 0 0003148 2021
E-mail : muhajir_21@ymail.com
Alamat Kantor : SMP Negeri 2 Talaga
Jl. Raya Lampuyang No.21 Kec.
Talaga Kabupaten Majalengka.
Bidang Keahlian : Olahraga dan Menulis Buku

Riwayat Pekerjaan/Profesi 10 Tahun Terakhir:


1. Guru Penjasorkes SMPN 2 Talaga Majalengka (Tahun 1998 - Sekarang)
2. Guru Penjasorkes SMA Unggulan Darul Hikam Kota Bandung (Tahun 2007-2010)
3. Guru Penjasorkes SMEA Insan Cinta Bangsa Kota Bandung (Tahun 2007-2012)
4. Guru Penjasorkes SMIP Insan Cinta Bangsa Kota Bandung (Tahun 2007-2010)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Fakultas Olahraga dan Kesehatan/Pendidikan Kepelatihan Olahraga IKIP Bandung
(Masuk 1989 dan Lulus 1994).
2. S2 Program Studi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pasca Sarjana IKIP Bandung
(Masuk 1997 dan Lulus 2000).
3. S2 Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Nusantara
Bandung (Masuk 2012 dan Lulus 2019).

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):


1. Buku PJOK SMP Kelas VII s.d IX Berdasarkan KTSP dan K13 (Penerbit Yudhistira, 2006).
2. Buku PJOK SMA Kelas X s.d XII Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006).
3. Buku PJOK SMK Kelas X s.d XII Berdasarkan KTSP (Penerbit Erlangga, 2006).
4. Buku PJOK SMP Kelas VII s.d IX Berdasarkan K13 (Penerbit Yudhistira, 2014).
5. Buku PJOK SMA Kelas X s.d XII Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014).
6. Buku PJOK SMK Kelas X s.d XII Berdasarkan K13 (Penerbit Erlangga, 2014).
7. Buku PJOK SMP Kelas VII Berdasarkan K13 (Kemendikbud, 2013).
8. Buku PJOK Kelas I s.d VI Berdasarkan K13 (Penerbit Sahara Multi Trading, 2020).
9. Buku Belajar dan Berlatih Atletik, Renang, Sepak Bola, Bola Voli, Bola Basket, Kasti, Rounders, Bola
Bakar, Sofbol, Beladiri Pencak Silat, dan lain-lain (Penerbit Sahara Multi Trading, 2020).
10. Buku Panduan Guru PJOK SD Kelas I dan IV, Kurikulum Merdeka (Penerbit Pusat Perbukuan
Kemendikbudristek, 2021).
11. Buku Panduan Guru PJOK SMP Kelas VIII, Kurikulum Merdeka (Penerbit Pusat Perbukuan
Kemendikbudristek, 2020).
12. Buku Panduan Guru PJOK SMA Kelas XI, Kurikulum Merdeka (Penerbit Pusat Perbukuan
Kemendikbudristek, 2020).
13. Buku Panduan Guru PJOK SD Kelas I dan IV, Kurikulum Merdeka (Penerbit Pusat Perbukuan
Kemendikbudristek, 2022).

Biodata Pelaku Penulisan Buku 510


Biodata Penelaah

Nama Lengkap : Prof. Dr. Sri Winarni, M.Pd.


Telp Kantor/HP : (0274) /081325071684
E-mail : sri_winarni@uny.ac.id
Alamat Kantor : FIK UNY
Jl. Kolombo No. 1 Yogyakarta
Bidang Keahlian : Kurkulum Pendidikan Jasmani

Riwayat Pekerjaan (10 Tahun Terakhir):


1. Dosen FIK UNY sejak 1994-hingga sekarang
2. Asesor Calon Kepala Sekolah 2015-hingga sekarang
3. Wasit Nasional Senam Artistik Putri 2010-2018
4. Pengurus KONI DIY 2022-2024
5. Pengurus KONI Sleman 2013-2021
6. Pengurus ISORI DIY 2019-2022
7. Redaktur Jurnal Pendidikan Karakter (2013-sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Pendidkan Olahraga FPOK IKIP Bandung 1988-1993.
2. S2 Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia 1997-2001.
3. S3 Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia 2007-2012.

Buku yang Pernah ditelaah, Direviu, dibuat Ilustrasi dan/atau Dinilai (10 Tahun
Terakhir):
1. Modul PJJ PJOK, SMP/M.Ts Kelas VII, VIII, IX Semester Ganjil & Genap Kurikulum 2013
(Penerbit Direktorat Pembinaan SMP Kemendikbud, 2020).
2. Modul PJOK SLB Kurikulum 2013 (Penerbit Kemendikbud, 2020).
3. Modul Inspirasi PJOK Mas Pandemi Kurikulum 2013 (Penerbit Kemendikbud, 2020).
4. Buku Perencanaan Pendidikan Jasmani (Penerbit Cakrawala Cendikia, 2020).
5. Buku Kurikulum Pendidikan Jasmani Dari Teori Hingga Evaluasi Kurikulum (Penerbit
UNY Press, 2018).
6. Buku Panduan Pelaksanaan Ekstrakurikuler (Penerbit Kemendikbud, 2017).
7. Buku Panduan Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI Kelas I Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud tahun 2022.

Biodata Pelaku Penulisan Buku 511

Anda mungkin juga menyukai