Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI FAT SECRET


TERHADAP ASUPAN MAKAN MAKRO SEHARI-HARI
PADA MAHASISWA OVERWEIGHT

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar S1


di Program Studi Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta

Oleh :
Imraatush Shalihah
170400342

PROGRAM STUDI S1 GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI FAT SECRET


TERHADAP ASUPAN MAKAN MAKRO SEHARI-HARI
PADA MAHASISWA OVERWEIGHT

Disusun Oleh :
Imraatush Shalihah
170400342
Telah Memenuhi Syarat dan Disetujui untuk Diseminarkan
di Program Studi Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata Yogyakarta

Pembimbing I
Yulinda Kurniasari, S.Gz, MPH
Tanggal : …………………
Pembimbing II
Sintha Dewi Purnamasari, S.Gz.,MS
Tanggal : …………………
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 GIZI
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata

(……………………………)
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI FAT SECRET


TERHADAP ASUPAN MAKAN MAKRO SEHARI-HARI
PADA MAHASISWA OVERWEIGHT
Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dilaksanakan penelitian.
Tanggal : …………………………
Disusun Oleh :
Imraatush Shalihah
170400342
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Pembimbing I,
Yulinda Kurniasari, S.Gz, MPH.
Tanggal : ………………… …………………….

Pembimbig II,
Sintha Dewi Purnamasari, S.Gz.,MS .
Tanggal : ………………… …………………….

Penguji,
Winda Irwanti, MPH.
Tanggal : ………………… …………………….

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi

dengan judul “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Fat Secret Terhadap Asupan

Makan Makro Sehari-Hari Pada Mahasiswa Overweight”

Penulis menyadari bahwa pembuata Proposal Skripsi bisa terselesaikan

tidak terlepas dari kontribusi dan dukungan semmua pihak yang telah memberikan

do’a dan semangat, bimbingan, bantuan serta arahan. untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Yulinda Kurniasari, S.Gz, MPH., selaku Dosen Pembimbing I proposal

skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan serta dukungan selama

penyusunan tugas akhir ini.

2. Ibu Sintha Dewi Purnamasari, S.Gz., MS., selaku Dosen Pembimbing II

proposal skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan serta dukungan

selama penyusunan tugas akhir ini.

3. Semua teman-teman mahasiswa khususnya GIZI angkatan 2017 yang telah

bersama-sama berjuang selama kuliah. Yang telah memberikan semangat

untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.

4. Kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan dan arahan agar

proposal skripsi ini bisa terselesaikan tepat waktu.


5. Semua sahabat yang telah membantu kelancaran pengerjaan proposal skripsi,

tempat berkeluh kesah dan memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas

akhir ini.

6. Semua pihak yang sudah membantu dan tidak bisa disebutkan satu-persatu

Semoga amal baik kalian yang sudah membantu saya dalam menyusun

proposal skripsi ini mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari

sepenuhnya, bahwa proposal skripsi ini masih banyak kekurangan. Kritik dan

saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga proposal skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Tenggarong, 28 November 2020


Penulis

Imraatush Shalihah
NIM. 170400342
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
PENGARUH PENGGUNAAN APLIKASI FAT SECRET
TERHADAP ASUPAN MAKAN MAKRO SEHARI-HARI
PADA MAHASISWA OVERWEIGHT

Oleh :
Imraatush Shalihah
NIM. 170400342

ABSTRAK

Kehidupan mahasiswa yang mandiri, dalam urusan memilih atau


mempersiapkan makanan sehari-hari tidak lagi diawas secara langsung oleh
orangtua. Aktivitas yang pada seperti perkuliahan yang padat disertai dengan
kesibukan mahasiswa pada kegiatan tertentu membuat mahasiswa mengkonsumsi
makanan yang serba praktis dan murah. Asupan makan yang berlebih dapat
mengakibatkan overweigth atau obesitas pada usia dewasa. Bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi fat secret terhadap asupan makan
makro sehari-hari pada mahasiswa overweight. Jenis penelitian ini yaitu deskriftif
kuantitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian eksperimen. Nurdin &
Hartati (2019) menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan satu-satunya
penelitian yang akurat atau teliti dibandingkan dengan penelitian lain dalam
menentukan hubungan sebab akibat. Hal ini disebabkan karena, dalam penelitian
ini peneliti dapat melakukan pengawasan terhadap variable bebas, baik sebelum
maupun selama penelitian. Yang berarti bahwa suatu perlakuan (treatment) dapat
dijadikan faktor penyebab terjadinya suatu perubahan pada seseorang. Karena itu,
variabel bebas disebut juga variabel eksperimen atau variabel perlakuan. Desain
eksperimen yang digunakan yaitu “One-Group Pretest-Posttest Design” atau tidak
adanya variabel kontrol.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat.

Dalam keadaan tersebut dapat mempengaruhi kondisi fisik dan lingkungan

sekitar. Perkembangan tersebut dapat mengarah pada perkembangan yang

positif dan perkembangan yang negative terhadap kehidupan manusia.

Dampak positif yang dirasakan ditengah era globalisasi adalah kemudahan

untuk melakukan aktivitas atau mendapatkan informasi apapun tanpa harus

meranjak dari rumah. Dampak negatif yang didapatkan dari perkembangan

teknologi adalah berkurangnya aktivitas fisik manusia, aktivitas fisik manusia

yang dapat dilakukan oleh mesin atau robot berakibat pada menurunnya

mobilitas gerak dan aktivitas fisik pada manusia (Fathan Nurcahyo, 2011).

Aktivitas fisik yang rendah, memiliki 3 kali resiko lebih tinggi untuk

mengalami overweight atau obesitas (Vertikal, 2012).

Penurunan aktivitas fisik di era urban karena meningkatnya kehidupan

sedentary pada beberapa jenis pekerjaan, perubahan model transportasi dan

peningkatan urbanisasi. Peningkatan juga dapat menjadi faktor seseorang yang

hidup di era urban seperti ini mengalami overweight atau obesitas membuat

asupan semakin bervariasi dengan asupan lemak yang jauh lebih tinggi.
Terutama pada asupan lemak jenuh dan asupan gula. Kemudian dengan

adanya fasilitas transportasi dan teknologi yang semakin berkembang

mendukung kurangnya aktivitas fisik di kehidupan masyarakat (Armi &

Dwipayana, 2018).

Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan

dibidang industri makanan. Saat ini, makanan telah merubah fungsi dasarnya

untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan menghilangkan rasa lapar,

melainkan sudah menjadi kebutuhan sosial dan budaya dimasyarakat. Di

samping kebiasaan makan, pola makan hingga adanya peningkatan asupan

makan yang diperngaruhi oleh perkembangan teknologi yang mempengaruhi

bidang industri makanan. Ketidaktahuan mengenai hubungan makanan dengan

kesehatan sering menjadi kendala untuk mencapai taraf kebutuhan gizi yang

optimal. Asupan makan yang berlebih pada usia dewasa biasanya dipengaruhi

oleh pola makan ketika seseorang tersebut berada pada masa pertumbuhan.

Faktor orangtua dalam memberikan nutrisi bagi anaknya saat dalam masa

pertumbuhan sangat berpengaruh pada pola makan dan asupan makan

individu pada usia dewasa.

Individu yang telah mengalami obesitas pada masa kanak-kanak

mempunyai dampak yang signifikan, baik pada kesehatan fisik maupun

psikologis dan emosionalnya (Sahoo el al, 2015). Resiko yang lebih besar

adanya penyakit yang menyerang metabolic seperti gangguan tolerasi glukosa,

resistensi insulin dan adanya sindrom metabolic (Mirza el al, 2014). Serta
beresiko tinggi mengalami obesitas pada masa dewasa, kemudian berpotensi

mengalami berbagai penyakit lainnya hingga mengalami kematian (Do et al,

2017).

Mahasiswa merupakan individu yang memasuki usia dewasa muda

dengan rentang usia 18-30 tahun. Usia ini merupakan usia awal seseorang

nilai telah memasuki masa kedewasaan dan kemandirian. Di mana seseorang

tersebut sedang mencari jati diri mereka, bebas melakukan aktivitas , bebas

menentukan pilihan, dan masa dimana seseorang tersebut tidak tinggal dengan

orang tua (Dini Ririn Andrias, 2013). Pada usia inilah pertumbuhan akan

terhenti dan beralih ke tingkat homeostatis (tidak berubah/stabil). Homeostatis

yaitu sistem pengaturan jaringan eksternal yang stabil atau konstan untuk

mempertahankan kehidupan yang dinamis. Pada usia ini, kondisi tubuh

seseorang mencapai kondisi kesehatan yang prima (Ari Istiany & Rusilanti,

2013).

Kehidupan mahasiswa yang mandiri, dalam urusan memilih atau

mempersiapkan makanan sehari-hari tidak lagi diawas secara langsung oleh

orangtua. Aktivitas yang pada seperti perkuliahan yang padat disertai dengan

kesibukan mahasiswa pada kegiatan tertentu membuat mahasiswa

mengkonsumsi makanan yang serba praktis dan murah. Tugas mahasiswa

yang seringkali menjadi alasan mahasiswa untuk mengambil keputusan dalam

memilih makanan untuk mereka konsumsi, membuat tidak terkontrolnya


asupan makan yang masuk kedalam tubuh mereka. Asupan makan yang

berlebih dapat mengakibatkan overweigth atau obesitas pada usia dewasa.

Asupan makan dalam jumlah yang berlebih menjadi salah satu akibat

dari overweight pada usia dewasa. Konsumsi makanan yang tinggi energi,

tinggi lemak, tinggi karbohidrat sederhana, dan rendahnya serat tanpa adanya

keseimbangan dengan asupan yang keluar. Asupan harus dikeluarkan melalui

aktivitas fisik atau olahraga, jika aktivitas fisik atau olahraga rendah dapat

menjadi pencetus terjadinya overweight (Toto sudargo, 2014). Apabila

konsumsi energi yang dikonsumsi melebihi dengan energi yang dikeluarkan,

makan kelebihan energi diubah menjadi lemak tubuh, sehingga terjadi

kegemukan atau kelebihan berat badan. Seseorang dinyatakan atau

dikategorikan overweigth apabila IMT (Indeks Massa Tubuh) melebihi dari

nilai 25 (IMT > 25-27) (Sunita Almatsier, 2009).

Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan yang rekatif

berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebayanya,

sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan

lemak tubuh. Gizi lebih atau overweight didefinisikan sebagai kondisi

abnormal atau kelebihan lemak dalam jaringan adiposa, sehingga dapat

menganggu kesehatan individu. Saat ini terdapat bukti bahwa prevalensi

kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas di dunia mencapai tingkatan

yang membahayakan (Hamam Hadi, 2005).


Prevalensi obesitas dan overweight pada orang dewasa (>18 tahun) di

dunia cenderung meningkat yakni prevalensi obesitas (IMT > 25 kg/m2)

sebesar 11% (laki-laki) dan 15% (perempuan) (Damayanti, dkk, 2019). Data

Riskesdas pada tahun 2018 menunjukkan 13,6% penduduk Indonesia

mengalami berat badan lebih (overweigth) dengan rentang usia >18 tahun dan

untuk prevalensi penduduk yang mengalami obesitas mencapai 21,8%. Jika

dilihat berdasarkan provinsi, terdapat tiga provinsi yang menduduki prevalensi

penduduk yang mengalami overweigth/obesitas tertinggi diantarannya

Kepulauan Riau sebesar 26,2%, Papua Barat sebesar 26,4%, Kalimantan

Timur sebesar 28,7%, DKI Jakarta sebesar 29,8% dan Sulawesi Utara sebesar

30,2% (Riskesdas, 2018).

Seseorang yang dikategorikan dalam overweight dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain faktor eksternal (social ekonomi, pengetahuan

tentang gizi dan budaya/kebiasaan) dan faktor internal (pola konsumsi,

aktivitas fisik, dan faktor psikologi) (Suryaalamsyah, 2009). Pola makan,

riwayat keturunan, pola hidup, faktor psikis, lingkungan, individu, serta

biologis yang dapat memengaruhi asupan dan pengeluaran energi (Hendra et

al, 2016). Faktor-faktor yang memengaruhi obesitas antara lain umur, jenis

kelamin, genetik, aktivitas fisik, pola makan dan gaya hidup.

Berdasarkan faktor yang memepengaruhi overweight di atas, salah satu

faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pengetahuan tentang gizi. Berdasarkan

hasil observasi dengan beberapa mahasiswa yang termasuk atau tergolong


overweight, rata-rata yang menyebabkan mereka tergolong overweight dengan

IMT > 25 kg/m2 adalah pola makan yang tidak teratur, kurangnya

pengetahuan tentang kecukupan gizi yang tepat agar kebutuhan sehari-hari

bisa terpenuhi dengan baik, kurangnya aktivitas fisik hanya melakukan

aktivitas fisik diatas kasur bermain gadget dan bermain game online. Dari

kebiasaan tersebut peneliti mencoba memanfaatkan kegemaran mahasiswa

bermain gadget untuk menerapkan sebuah aplikasi melalui gadget yang

bernama Fat Secret. Peneliti memanfaatkan tekonologi dan media digital yang

dianggap sebagai cara baru untuk menyampaikan materi agar dapat membantu

meningkatkan efektivitas program gizi yang sudah ada. Dengan beragam

aktivitas yang dilakukan secara offline dan online. Aplikasi Fat Secret

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait pedoman

makan dengan gizi seimbang., peningkatan kesadaran tentang perilaku gizi

seimbang, serta perubahan sikap dengan menerapkan aktivitas-aktivtas

perilaku gizi seimbang.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas. Dimana peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Aplikasi

Fat Secret terhadap Asupan Makan Makro Sehari-hari pada mahasiswa

Overwight”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh
penggunaan aplikasi fat secret terhadap asupan makan makro sehari-hari pada

mahasiswa overweight?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penggunaan aplikasi fat secret terhadap asupan makan makro sehari-hari

pada mahasiswa overweight.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus dalam penelitian ini adalah untuk:

a. Mengetahui karakteristik mahasiswa overweight

b. Mengetahui asupan makan zat gizi makro sehari-hari pada mahasiswa

overweight.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang akan diteliti,

penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Merupakan bentuk dari pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan selama

perkuliahan serta memperoleh pengetahuan serta wawasan mengenai

penggunaan aplikasi fat secret terhadap asupan makan makro sehari-hari

pada mahasiswa overweight.


2. Bagi Institusi

Memberikan informasi dan dapat menjadi referensi untuk pembelajaran di

kampus tentang pengaruh penggunaan aplikasi fat secret terhadap asupan

makan makro sehari-hari pada mahasiswa overweight.

3. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat semoga dapat menambah wawasan terkait penggunaan

aplikasi fat secret terhadap asupan makan makro sehari-hari pada

mahasiswa overweight.
E. Keaslian Penelitian

Peneliti/Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan


Cholidah, Gambaran pola makan, Pola makan mahasiswa sebagian Terdapat - Metode
Widiastuti, kecukupan gizi, dan status besar masih kurang tepat, angka persamaan penelitian
Nurbaiti, gizi mahasiswa Fakultas kecukupan gizi sebagian besar pada subjek - Variabel
Priyambodo Kedokteran Universitas kurang. Sebagian besar mahasiswa penelitian, penelitian
Tahun 2020 Mataram, Nusa Tenggara mempunyai status gizi normal. yaitu
Barat mahasiswa
Nurmasyita, Pengaruh intervensi Setelah intervensi pendidikan gizi Terdapat - Metode
Widjanarko, pendidikan gizi terhadap terdapat peningkatan skor persamaan penelitian
Margawati peningkatan pengetahuan pengetahuan gizi (9,58±11,82) dan pada subjek - Variabel
Tahun 2015 gizi, perubahan asupan zat asupan serat (1,05±5,29 gr) pada penelitian, penelitian
gizi dan indeks massa tubuh kelompok perlakuan; penurunan yaitu remaja
remaja kelebihan berat badan Tingkat Kecukupan Energi pada overweight
kelompok perlakuan dan kontrol
(12,42±16,77% dan 0,54±10,18);
penurunan Tingkat Kecukupan
Protein (7,61±12,05%), persentase
asupan karbohidrat (3,78±6,71%)
dan persentase asupan lemak
(3,11±3,96%) pada kelompok
perlakuan; penurunan IMT pada
kelompok perlakuan dan kontrol
(0,58±0,67 kg/m² dan 0,12±0,34
kg/m²)
Nova & Yanti Hubungan Asupan Zat Gizi Hasil penelitian ini tidak ada Terdapat - Metode
Tahun 2018 Makro dan Pengetahuan Gizi hubungan antara asupan zat gizi persamaan penelitian
dengan Status Gizi Pada makro dan pengetahuan gizi dengan pada variabel - Variabel
Siswa Mts.S An-Nur Kota status gizi pada siswa MTs.S AN- penelitian, penelitian
Padang NUR Kota Padang tahun 2018. yaitu Asupan
Untuk penelitian lebih lanjut dalam Zat Gizi
mempertahankan status gizi yang Makro
optimal diharapkan kepada siswa
lebih memperhatikan pola makan
yang seimbang dan memakan
makanan yang bervariasi setiap
harinya
Surmita, Penggunaan Aplikasi Hasil penelitian ini menunjukkan Terdapat - Variabel
Widartika, Fitria Berbasis Android “Food bahwa ada pengaruh pemberian persamaan penelitian
Tahun 2019 Digital Map” untuk Panduan Aplikasi Food Digital Map terhadap pada metode
Konsumsi Makanan pada kesesuaian asupan dan kebutuhan penelitian,
Remaja zat gizi karbohidrat dan lemak (p< yaitu
0,05), tetapi untuk asupan protein eksperimen
belum menunjukkan perbedaan
yang signifikan ( p >0,05)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang

dilakukan melalui pendekatan edukatif. Pendekatan edukatif adalah

rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terencana dan terarah

dengan peran serta aktif secara individu, kelompok atau masyarakat.

Tujuan dari penyuluhan yaitu, untuk memecahkan masalah dengan

mempertimbangkan beberapa faktor seperti faktor social, ekonomi dan

budaya dari masyarakat setempat.

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak hanya sadar dan mengerti, tetapi masyarakat juga bisa

melaksanakan suatu anjuran untuk mensejahterakan kesehatan di

masyarakat. Selanjutnya, penyuluhan gizi dapat diartikan sebagai suatu

pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku atau masyarakat yang

bisa meningkatkan derajat kesehatan dan mempertahankan gizi baik di

masyarakat.

Penyuluhan gizi merupakan suatu proses belajar untuk

mengembangkan pengertian dan sikap yang positif terhadap gizi, agar

yang masyarakat dapat membentuk kebiasaan makan yang baik dalam

memenuhi asupan makan sehari-hari. Secara singkat penyuluhan gizi


adalah suatu proses yang membantu seseorang untuk membentuk

kebiasaan makan yang baik untuk memenuhi status gizi berdasarkan jenis

kelamin, usia, berat badan dan tinggi badan. Umumnya pendekatan

penyuluhan gizi merupakan pendekatan kelompok (Briawan, dkk 2013).

2. Asupan makan

Asupan makan adalah jumlah makanan tunggal atau beragam

makanan yang dimakan seseorang dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Pemenuhan kebutuhan

secara fisiologis merupakan pemenuhan terhadap keinginan makan dan

rasa lapar. Pemenuhan secara psikologis yaitu untuk memenuhi kepuasan

secara emosional, sedang pemenuhan secara sosiologis merupakan

pemeliharaa hubungan manusia didalam keluarga atau pun lingkungan

bermasyarakat. Asupan makan merupakan salah satu faktor penting dalam

menentukan kualitas kebutuhan gizi sebagai sumber energi dalam

mempertahankan kesehatan dari serangan penyakit serta menjaga

keseimbangan metabolisme tubuh.

Menurut Maretha (2009) asupan makan adalah informasi tentang

jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh seseorang pada waktu

tertentu. Dari asupan makan tersebut diperoleh zat gizi esensial yang

dibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara daya tahan tubuh dan

menyeimbangkan metabolisme tubuh (Budianto, 2009).

Konsumsi zat gizi menjadi faktor terpenting dalam menentukan

status gizi seseorang. Menurut Whitney & Rolfes (2013), konsumsi


makanan yang meleihi kebutuhan manusia dapat mengarah pada status gizi

lebih. Sedangkan, konsumsi makanan atau asupan yang tidak memenuhi

kebutuhan, dapat mengarah pada status gizi kurang. Study Kohort oleh

Purslow et al (2007) terhadap 6.764 laki-laki dewasa di Norflok Inggris,

menunjukkan adanya hubungan antara asupan energy yang diperoleh dari

asupan makanan saat sarapan dengan peningkatan berat badan. Hasil studi

ini menyarankan retribusi asupan energy harian, sehingga lebih banyak

energy yang dikonsumsi saat sarapan dan sedikit energi yang dikonsumsi

diwaktu makan lainnya. Hal ini, dapat membantu untuk mengurangi berat

badan pada orang dewasa. Umumnya, sarapan dengan sereal berhubungan

dengan Body Massa Indeks (BMI) yang rendah pada orang dewasa dan

anak-anak, serta asupan energy yang lebih besar saat sarapan juga

dikaitkan dengan IMT lebih rendah pada remaja (Fahilah et al 2013).

Makanan terdiri dari dua zat yang mempengaruhi kesehatan

manusia. Dua zat tersebut adalah zat gizi makronutrient dan zat gizi

mikronutrient. Zat gizi makronutrient adalah makanan utama yang

memberikan tenaga paling banyak untuk tubuh. Zat gizi makro dibutuhkan

oleh tubuh dalam jumlah yang besar dengan satuan hitung gram (g). Zat

gizi makro terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Sedangkan zat gizi

mikronutrient adalah komponen yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah

yang kecil atau sedikit. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.

Satuan hitung untuk zat gizi mikro adalah milligram (mg) untuk sebagian

besar vitamin dan mineral.


3. Zat Gizi Makro

Zat makro adalah zat kimia yang diperlukan oleh tubuh dalam

menunjung Pertumbuhan, perkembangan, serta untuk menjalankan fungsi

tubuh yang normal. Makronutrient atau zat gizi makro bereran besar dalam

membentuk energi tubuh dan seluruh proses metabolismenya. Zat gizi

makro berperan juga untuk menjaga fungsi organ tubuh.

Di dalam ilmu gizi yang termasuk didalam zat gizi makronutrient

adalah karbohidrat, lemak dan protein :

a. Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan

serat. Gula dan pati memproduksi energy berupa glukosa yaitu sumber

energy utama untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf pusat,

plasenta dan janin. Glukosa juga dapat disimpan dalam bentuk

glikogen dalam hati dan otot atau diubah menjadi lemak tubuh ketika

energi yang disimpan didalam tubuh dalam kadar yang berlebih.

Gula tergolong didalam jenis karbohidrat yang cepat dicerna

dan diserap oleh tubuh sebagai energy. Pati tergolong jenis karbohidrat

yang lambat dicerna dan diserap didalam darah. Karena, sebelum pati

siap dicerna dan diserap pati akan dipecah terlebih dahulu menjadi gula

sebelum digunakan menjadi energy. Sedangkan serat adalah jenis

karbohidrat yang sulit atau tidak bisa dicerna, sebab tidak dapat

dipecah oleh enzim pencernaan, sehingga relatif memiliki bentuk yang

utuh ketika melewati usus besar. Serat membantu memberikan rasa


kenyang yang lebih lama, serat penting untuk mendorong membuang

air besar yang lebih sehat dan menurunkan risiko penyakit jantung

coroner.

b. Protein

Protein merupakan salah satu komponen yang memiliki

struktur uatam yang terdapat di seluruh sel tubuh dan berfungsi sebagai

enzim, hormone dan molekul-molekul penting lain. Protein dikenal

sebagai zat yang menyediakan asam amino esensial untuk membangun

sel-sel tubuh maupun sumber energi. Protein dikenal sebut juga dengan

zat pembangun karena, menyediakan bahan baku untuk membangun

tubuh menjadi lebih sehat.

Protein yang terdiri dari berbagai rantai asam amino tunggal

yang tergabung membentuk beraneka ragam protein. Saat proses

dicerna, masing-masing asam amino digunakan untuk sintesis asam

amino serta protein lainnya yang diperlukan oleh tubuh. Jika asam

amino tidak dibutuhkan lagi, barulah asam amino tersebut akan

dipecah dan digunakan sebagai sumber energi (Barasi, 2007). Protein

ada di semua jaringan tubuh manusia dan merupakan material dasar

dari kulit, otot, tendon, saraf dan darah. Selain itu, protein juga

membentuk antibodi dan enzim yang penting didalam tubuh manusia

(Eastwood, 2003).
c. Lemak

Lemak merupakan zat gizi makro yang meliputi, asam lemak

dan trigliserida. Lemak adalah zat gizi makro yang memiliki energi

padat sebesar 9 kkal per gram. Lemak termasuk zat gizi makro yang

penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat badan. Lemak

menyediakan media untuk penyerapan vitamin-vitamin laruk lemak

seperti vitamin A, D, E, K. Di dalam makanan lemak sangat berfungsi

sebagai pelezat sehingga orang cenderung lebih menyukai makanan

yang memiliki kadar lemak lebih banyak. Didalam tubuh manusia

tidak dapat membentuk asam lemak omega-6 dan omega-3 sehingga

asam lemak ini adalah zat yang essensial.

Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda-beda. Hal ini,

bergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, bera badan dan tinggi

badan. Kebutuhan energi dan protein pada bayi dan anak per kg BB

lebih besar dari pada kebutuhan energy dan protein pada orang dewasa,

karena anak-anak memiliki masa tumbuh kembang yang lebih pesat

dan harus di imbangi juga dengan jumlah asupan yang sesuai dengan

kebutuhan anak pada usianya. Kebutuhan energi dan protein per kg BB

per hari menurun seiring dengan bertambahnya usia. Sedangkan,

kebutuhan zat gizi makro semakin bertambah sesuai dengan usia (Asdi

et al, 2014).
4. Overweight

Overweight adalah salah satu masalah kesehatan yang sangat

mempengaruhi kualitas masyarakatnya di negara maju maupun negara

berkembang (Hadi, 2015). Overweight atau yang lebih dikenal dengan

kegemukan merupakan salah satu masalah status gizi yang tidak seimbang

antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Adanya ketidak

seimbangan energi tersebut menyebabkan tergangguanya kesehatan pada

seseorang yang mengalami kelebihan berat badan. Rata-rata seseorang

yang mengalami overweight dimasa remaja cenderung akan berlanjut

hingga dewasa hingga lansia (Khomsan, 2003).

Berdasarkan Data World Health Organization (WHO) pada tahun

2018 menunjukkan lebih dari 1,9 miliar orang dewasa yang berusia di atas

18 tahun telah mengalami kelebihan berat badan atau overweight. Dari

data tersebut lebih dari 650 juta orang dewasa juga mengalami kejadian

obesitas. Pada tahun 2016, sebanyak 39% orang dewasa yang berusia 18

tahun ke atas (39% pria dan 40% wanita) mengalami kelebihan berat

badan.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018

oleh Kementerian Kesehatan RI, menunjukkan data prevalensi kejadian

overweight dan obesitas di Indonesia untuk usia dewasa (>18 tahun)

berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) > 25,0 s/d 27,0

kg/m² termasuk dalam kategori overweight. Jika, kelebihan berat badan


tersebut tetap dibiarkan maka seseorang yang tergolong di dalam kategori

tersebut akan mengalami obesitas.

Kasus overweight meningkat tidak hanya di Indonesia saja tetapi,

di dunia kurang lebih dalam dua dekade mengalami kenaikan yang cukup

signifikan. Prevalensi kegemukan meningkat pada anak-anak di Amerika

sebanyak dua kali lipat, bahkan tiga kali lipat pada kategori remaja.

Kelebihan berat badan dari jumlah normal tidak dapat diremehkan begitu

saja karena dapat menjadi salah satu pemicu masalah kesehatan (Zaitun,

2002).

Kelebihan berat badan terjadi apabila makanan yang dikonsumsi

mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan energi tersebut

akan disimpan oleh tubuh sebagai cadangan dalam bentuk lemak.

Sehingga, mengakibatkan seseorang yang menimbun lemak dalam jumlah

besar didalam tubuh akan mengalami kegemukan. Adanya hubungan

antara asupan makan yang berlebih saat malam hari dengan kebiasaan

tidak sarapan atau melewatkan sarapan pada remaja (Karatzi et al, 2017).

Secara ilmiah pengertian overweight adalah terjadi akibat kelebihan

konsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab

terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini

belum dapat dijelaskan secara pasti. Overweight adalah kelebihan berat

badan termasuk didalamnya otot, tulang, lemak dan air (Aqila, 2010).

Overweight digunakan untuk menyatakan berat badan berlebih.

Berat badan berlebih (overweight) adalah keadaan dimana berat badan


seseorang melebihi normal tapi belum sampai kategori obesitas (kelebihan

barat badan) (Astawan & Leomitro, 2009).

Overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan

berat badan ideal berdasarkan tinggi badan dan usia seseorang. Kejadian

overweight disebabkan oleh adanya penimbunan pada jaringan lemak.

Overweight pada usia remaja terjadi karena ketidakseimbangan asupan zat

gizi. Pola makan yang sebagian besar terdiri dari asupan kalori dan lemak.

Asupan energy yang tinggi akan berpengaruh terhadap terjadinya

overweight (Gharib, 2011). Overweight tidak hanya berdampak secara

fisik saja, tetapi juga berdampak kepada psikis, yaitu dapat menurunkan

rasa percaya diri dan depresi (Barasi, 2007).

5. Karakteristik Penyebab Overweight Pada Mahasiswa

Kejadian overweight disebabkan oleh beberapa faktor yang

mendukung seseorang dikategorikan kedalam overweight antara lain

faktor eksternal (tingkat sosial ekonomi atau pendapatan, pengetahuan

tentang gizi dan makanan, budaya, lingkungan) dan faktor internal (pola

konsumsi, asupan makan, aktivitas fisik, faktor psikologi)

(Suryaalamsyah, 2009).

Menurut Cakrawati (2011) Overweight dapat terjadi karena adanya

faktor makanan yang dikonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan

ativitas tubuh yang dilakukan, sehingga makanan tersebut tidak dapat di

metabolisme didalam tubuh. Akibatnya makanan yang berlebihan tersebut

disimpan dalam bentuk lemak di dalam tubuh yang pada akhirnya


membuat ukuran tubuh menjadi terus bertambah. Kemudian keadaan

tersebut dinamakan overweight.

Adanya peningkatan energi pada asupan makan sehari-hari

meningkatkan risiko gizi yang dapat merusak kesehatan (Duncan et al,

2011). Penyebab terjadinya peningkatan asupan energi ini dipicu dari

kebiasaan mengkonsumsi fast food. Kehidupan mahasiswa yang dipenuhi

dengan banyak kegiatan dan tugas membuat mereka lebih memilih untuk

memakan fast food. Kandungan yang terdapat didalam fast food, di

dominan oleh energi dan lemak yang tinggi. Hal ini, menjadi salah satu

penyebab terjadinya mahasiswa cenderung mengalami overweight hingga

obesitas (Mardatillah, 2008).

Faktor lain dari penyebab overweight menurut Nirwana (2012)

yaitu tingkat sosial ekonomi dan pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan

tentang gizi, sangat mempengaruhi seseorang dalam memenuhi

kebutuhannya. Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan

bahan makanan dan komsumsi sehari-sehari dengan baik dan memberikan

semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan

konsumsi bahan makanan ini berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tersebut

dikategorikan overweight :

a. Asupan energi yang tinggi

Sebagian remaja terkadang mengkonsumsi makanan dalam

jumlah yang terlalu banyak tanpa disadari dan tanpa memperhatikan


kandungan gizinya. Pada akhirnya remaja tersebut menjadi biasa

makan dalam jumlah yang banyak. Kebiasaan makan tersebut akan

menyimpan kalori dalam bentuk cadangan lemak dalam tubuh dan

muncullah masalah kelebihan berat badan (Haya, 2015).

b. Aktivitas fisik yang kurang

Dengan adanya televisi, computer, video game, mesin cuci,

ponsel pintar dan perangkat modern lainnya membuat remaja malah

beraktivitas, sehingga terjadi penumpukkan lemak (Haya, 2015).

Aktivitas fisik menentukan kondisi kesehatan seseorang. Dari aktivitas

fisik tersebut menimbulkan terjadinya proses pembakaran enerrgi pada

tubuh. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka, semakin

banyak juga energy yang terpakai.

Aktivitas fisik sangat berpengaruh terhadap pemeliharaan

kapasitas organ-organ tubuh. Terpeliharanya kapasitas organ-organ

dalam tubuh agar dapat memperlancar semua sistem yang terdapat

didalam tubuh, salah satunya adalah pencernaa. Aktivitas fisik akan

membantu proses metabolisme sehingga dapat mengurangi terjadinya

obesitas.

Banyak dampak negatif pada kesehatan yang disebabkan oleh

overweight. Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki resiko lebih

tinggi untuk masalah pernapasam atau asma, mengalami kesulitan

bergerak dan mengganggu pertumbuhan karena terjadinya penimbunan

lemak dalam tubuh (Antono, 2017). Dampak negatif lainnya yang


ditimbulkan dari kelebihan berat badan adalah sindrom metabolik.

Sindrom metabolik yaitu sekumpulan darah, kadar gula darah yang tinggi,

kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang

tidak biasa. Kondisi ini, membuat penderitanya beresiko tinggi mengalami

penyakit jantung, hipertensi, stroke dan diabetes (Rini, 2015).

B. Kerangka Teori

1. i
1. Genetik
2. Jenis kelamin

Karakteristik 3. Usia
Overweight
overweight pada

mahasiswa
1. Jumlah asupan
makan
2. Zat gizi makro Konseling
3. Sikap Aplikasi
4. Pengetahuan Fat Secret
gizi

Gambar 1. Kerangka Teori


C. Kerangka Konsep

Berdasarkan landasan teori di atas, kerangka konsep pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Penggunaan Asupan makan


aplikasi Fat Secret makro sehari-hari

Gambar 2. Kerangka Konsep


D. Contoh Aplikasi Fat Secret
E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, dapat

dirumuskan hipotesis yaitu “ada pengaruh positif pada penggunaan aplikasi fat

secret terhadap asupan makan makro sehari-hari pada mahasiswa overweight”


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu deskriftif kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan penelitian eksperimen. Nurdin & Hartati (2019) menyatakan

bahwa penelitian eksperimen merupakan satu-satunya penelitian yang akurat

atau teliti dibandingkan dengan penelitian lain dalam menentukan hubungan

sebab akibat. Hal ini disebabkan karena, dalam penelitian ini peneliti dapat

melakukan pengawasan terhadap variable bebas, baik sebelum maupun selama

penelitian. Yang berarti bahwa suatu perlakuan (treatment) dapat dijadikan

faktor penyebab terjadinya suatu perubahan pada seseorang. Karena itu,

variabel bebas disebut juga variabel eksperimen atau variabel perlakuan.

Desain eksperimen yang digunakan yaitu “One-Group Pretest-Posttest

Design” atau tidak adanya variabel kontrol. Desain tersebut digambarkan

sebagai berikut.

Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design


(Sumber: Hardani, dkk., 2020)

Keterangan:

O1 : Pretest (sebelum perlakukan)

X : Perlakukan (Aplikasi Fat Secret)

O2 : Posttest (setelah perlakukan)


B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada beberapa

mahasiswa. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Nurdin & Hartati (2019) menyatakan bahwa populasi pada

dasarnya adalah semua nilai, yang berasal dari pengukuran ataupun

perhitungan yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif, dari ciri-ciri atau

karakteristik tertentu terkait dengan sekelompok obyek dan subyek yang

jelas. Pendapat senada dinyatakan oleh Hardani, dkk, (2020) populasi

adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-

peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di

dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa overweight dengan IMT >25 kg/m² di

Kota Yogyakarta yang berjumlah 37 orang.

2. Sampel

Siyoto & Sodik (2015) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun

bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur

tertentu, sehingga dapat mewakili populasinya. Hardani, dkk., (2020)

menyatakan bahwa sampel adalah sebagain anggota populasi yang diambil

dengan menggunakan teknik pengambilan sampling.


Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive

sampling. Siyoto & Sodik (2015) menyatakan bahwa purposive sampling

merupakan suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

atau seleksi khusus.

a. Kriteria Inklusi

1) Mahasiswa overweight dengan IMT >25 kg/m²

2) Mahasiswa overweight di Kota Yogyakarta

3) Bersedia 20 orang mahasiswa bersedia menjadi sampel

b. Kriteria Eksklusi

1) Mahasiswa overweight dengan IMT < 25 kg/m²

2) Mahasiswa overweight yang berjumlah 17 orang tidak bersedia

menjadi responden

Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi di atas, maka sampel

dalam penelitian ini adalah mahasiswa overweight di Kota Yogyakarta

yang berjumlah 20 orang.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aplikasi Fat Secret.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel terikat penelitian ini adalah asupan makan makro sehari-hari pada

mahasiswa overweight.
E. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Skala Ukur


Ukur
1 Penggunaan Perlakuan
aplikasi Fat
Secret
2 Asupan makan Zat gizi yang SQ-FFQ kurang, bila <
makro sehari- dibutuhkan dalam 80% AKG
hari jumlah besar dengan Cukup, bila ≥ 80%
satuan gram yang AKG
dibutuhkan oleh
tubuh. Zat gizi makro
yang dibutuhkan oleh
tubuh adalah
karbohidrat, lemak,
dan protein

F. Instrumen Penelitian

Arikunto (2015: 89) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya juga akan lebih baik. Dalam arti

lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah saat pengolahan

data. Untuk mengetahui asupan energi dan asupan zat makro responden

selama satu bulan terakhir, digunakan SQ-FFQ dengan langkah sebagai

berikut:

1. Wawancara kepada responden melalui via online atau whatsapp

2. Menanyakan jenis dan jumlah seluruh makanan dan minuman yang

dikonsumsi selama satu minggu terakhir sebelum wawancara berlangsung


3. Untuk mendapatkan data kualitatif, maka, harus dilengkapi dengan

pertanyaan ukuran rumah tangga (URT) seperti ukuran sendok, gelas, atau

food model

4. Analisis bahan makanan yang didapatkan dengan menggunakan program

Nutri Survey.

5. Bandingkan data yang didapatkan dengan angka kecukupan gizi yang

dianjurkan (DKGA/AKG)

G. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data

penelitian. Sugiyono (2015: 193) menyatakan bahwa metode pengumpulan

data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data merupakan tahap penelitian dimana peneliti melakukan

kegiatan untuk menemui responden dan meminta mereka untuk mengisi

angket penelitian, mengamati kegiatan, mencatat angka-angka yang berkaitan

dengan topik penelitian, atau aktivitas lainnya yang relevan.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket yang

berisikan format SQ-FFQ, untuk mengetahui gambaran asupan makan

responden selama satu bulan terakhir. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data di mana responden mengisi pertanyaan atau pernyataan

kemudian setelah diisi dengan lengkap kuesioner akan dikembalikan kepada

peneliti.
H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan

instrumen atau kuesioner diantaranya kelengkapan pertanyaan yang

sudah terisi, jawaban yang relevan dengan pertanyaan, jawaban atau

tulisan masing-masing pertanyaan cukup jelas dan terbaca.

b. Scoring

Setiap jawaban responden atau hasil observasi diberikan skor

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Pemberian

skor tersebut diberikan secara konsisten.

c. Coding

Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan. Coding dalam penelitian ini yaitu:

1) Kurang, bila < 80% AKG = 0

2) Cukup, bila ≥80% AKG = 1

d. Transfering data

Memasukkan data pada form pencatatan data dalam bentuk

angka sesuai coding yang telah ditentukan ke dalam program

komputer.
e. Tabulasi data

Data yang telah dimasukkan komputer kemudian disusun

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berupa tabel frekuensi satu arah

dan frekuensi silang agar data tersusun rapi, mudah dibaca dan

dianalisis.

f. Cleaning

Cleaning adalah apabila semua data dari setiap sumber atau

responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan,

dan sebagainya, kemudian dilakukan koreksi.

2. Analisa Data

a. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif (descriptive statistics) yaitu statistik yang

mempelajari tata cara mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan

menganalisa data penelitian yang berwujud angka-angka, agar dapat

memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai suatu

gejala, keadaan peristiwa, sehingga dapat ditarik pengertian atau

makna tertentu. Analisis data yang tergolong statistik deskriptif, terdiri

dari tabel, grafik, mean, median, modus, pengukuran variasi data, dan

teknik statistik lain yang bertujuan hanya mengetahui gambaran atau

kecenderungan data tanpa bermaksud melakukan generalisasi (Ananda

& Fadhli, 2018)


Analisis yang dilakukan untuk menjelaskan karakteristik

responden dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, berat

badan, asupan makan berdasarkan hasil SQ-FFQ. Hasil analisis

disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data numerik (interval),

sehingga perlu diuji normalitas data terlebih dahulu dengan uji

Kolmogorov Smirnof. Uji Kolmogorov Smirnof adalah uji untuk

mengetahui distribusi data normal atau tidak secara analitis dengan

jumlah responden ≤ 50 orang dan kriteria yang digunakan yaitu jika p-

value > 0,05 (α=5%) maka data berdistribusi normal.

Menguji hipotesis menggunakan uji t-test. Test t atau t-test

adalah teknik analisa statistik yang dapat dipergunakan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara dua

mean sampel atau tidak (Ananda & Fadhli, 2018). Membandingkan

dua mean sampel dapat dibedakan kepada dua yaitu:

1) Membandingkan dua mean dari satu kelompok sampel (paired t

test)

2) Membandingkan dua mean dari dua kelompok sampel

(independent t test)
I. Etika Penelitian

Peneliti memperoleh izin penelitian berupa ethical clearance dari

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Alma Ata Yogyakarta. Izin

penelitian juga diperoleh dari Dinas Kesehatan. Etika penelitian yang akan

dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti mempertimbangkan hak-hak responden untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk

berpartisipasi atau tidak melalui formulir persetujuan subjek (informed

consent).

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Responden mempunyai hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi, sehingga kerahasiaan

informasi tersebut perlu dijamin oleh peneliti dengan tidak mencantumkan

nama, tetapi cukup menggunakan nomor responden.

3. Keadilan dan keterbukaan

Prinsip keterbukaan dan adil dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, peneliti menjelaskan prosedur

penelitian kepada semua subjek penelitian. Peneliti menjamin responden

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa membedakan.


4. Mempertimbangkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Penelitian ini bermanfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat

pada umumnya dan responden pada khususnya. Peneliti berusaha

meminimalisasi dampak yang merugikan. Informasi yang diperoleh

melalui penelitian ini hanya digunakan untuk keperluan penelitian.

J. Rencana Jalannya Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan
No. Kegiatan November Desember Januari Februari Maret
2020 2020 2021 2021 2021
1 Penyusunan
Proposal
2 Persiapan
Penelitian
3 Pelaksanaan
Penelitian
4 Penyusunan
Laporan

Anda mungkin juga menyukai