Anda di halaman 1dari 96

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK

DENGAN OBESITAS PADA REMAJA KELAS II SMP

THERESIANA I YAYASAN BERNADUS SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi strata I

Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan

Oleh :
Nama : Luthfiana Arifatul Hudha
Nim : 5401401023
Program Studi : PKK Pend. Tata Boga S1
Jurusan : Teknologi Jasa dan Produksi

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2006

i
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dra. Dyah Nurani, S. M.Kes Dra. Erna Setyowati, M.Si


NIP. 131764485 NIP. 131570062

Pembimbing I Anggota Penguji

Dra. Zumiati 1. Dra. Zumiati


NIP. 130345752 NIP. 130345752

Pembimbing II 2. Dra. Atiek Zahrulianingdyah, M.Pd


NIP. 131285578

Dra. Atiek Zahrulianingdyah, M.Pd 3. Dra. Siti Martinah


NIP. 131285578 NIP.131125639

Dekan Fakultas Teknik,

Prof. Dr.Soesanto
NIP. 13087575
ii
ABSTRAK

LUTHFIANA ARIFATUL HUDHA. 2006. SKRIPSI. “ Hubungan Antara Pola


Makan dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas Pada Remaja Kelas II SMP
Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang”. Jurusan Teknologi Jasa dan
Produksi, Fakultas Teknik, UNNES.

Keberhasilan pembangunan dapat memberi dampak negatif antara lain


terjadinya gizi lebih sebagai dampak perubahan gaya hidup antara lain pola
makan. Pola makan modern yang kurang diimbangi dengan aktivitas fisik akan
menimbulkan masalah gizi lebih atau obesitas.Akhir –akhir ini gizi lebih pada
remaja banyak terjadi terutama di kota –kota besar ditandai oleh berat badan yang
relatif berlebihan jika dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya,
sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan
lemak tubuh. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah 1)
gambaran pola makan remaja yang mengalami obesitas 2) jenis aktivitas fisik
remaja yang mengalami obesitas 3) apakah ada hubungan antara pola makan dan
aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan
Bernadus Semarang. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pola makan
remaja yang mengalami obesitas 2) mengetahui aktivitas fisik remaja yang
mengalami obesitas 3) mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik
terhadap obesitas pada remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus
Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas II yang mengalami
obesitas di SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang yang berjumlah 120
orang siswa. Sampel diambil sebesar 25 % yaitu 30 orang remaja dengan teknik
sampling Purposive Cluster random Sampling. Variabel bebasnya adalah pola
makan (X1) dan aktivitas fisik (X2). Variabel terikatnya adalah obesitas pada
remaja. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode
angket (kuesioner), metode recall. Instrumen diuji validitasnya dengan rumus
korelasi product moment dan uji reliabilitasnya dengan rumus alpha. Teknik
analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan korelasi Rank
Spearman.
Hasil analisis data penelitian dengan deskriptif menunjukkan bahwa pola
makan remaja termasuk kategori baik sebesar 71.44%, aktivitas fisik termasuk
jenis aktivitas ringan sebesar 77.28% dan obesitas remaja sebesar 56.66%. Hasil
analisis data dengan korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa hipotesis kerja
pertama, kedua dan ketiga remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus
Semarang dapat diterima.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah gamabaran pola makan remaja
baik, aktivitasnya kategori aktivitas ringan dan obesitas remaja termasuk obesitas
berat. Saran yang diajukan adalah sebagai guru memberikan pengarahan tentang
pola makan dan aktivitas fisik dan obesitas remaja mudah memicu penyakit
degeneratif diusia dewasa kelak.

Kata kunci : Pola Makan dan Obesitas


iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

™ “Berhentilah makan sebelum kenyang, makanlah setelah kamu merasa


lapar”(Imam Al-Ghazali).

™ “Berubahlah sebelum perubahan itu yang akan memaksakan


anda”(Jack Welch).

™ “Keberhasilan akan tercapai dengan ketekunan, kesabaran serta doa”


(Luthfiana Arifatul Hudha, 2006).

™ “Belajar, Berjuang, Bertaqwa” (Karang Taruna, 2006).

Persembahan :

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta yang tidak berhenti berdoa


demi keberhasilan skripsi ini.

2. Adikku Luthfaida Maya Sari yang tersayang.

3. Om Farid, Tante Iffah dan Lusy yang selalu


menyemangatiku.

4. Saudaraku di Jombang yang telah memberikan


nasihat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah

memberikan karunia dan jalan kemudahan kepada peneliti selama penyusunan

skripsi ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik. Universitas Negeri

Semarang yang telah mengizinkan untuk melaksanakan penelitian.

2. Ibu Dra. Dyah Nurani, M.Kes, Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi

Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan

pengarahan demi memperlancar penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Zumiati, Pembimbing I yang telah memberikan saran dan

dorongan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga tersusun

skripsi ini.

4. Ibu Dra. Atiek Zahrulianingdyah, M.Pd, Pembimbing II yang telah

memberikan saran dan dorongan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

sehingga tersusun skripsi ini.

5. Ibu Dra. Wahyuningsih, M.Pd, yang banyak memberikan motivasi kepada

peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

v
membantu kelancaran peneliti dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga Tuhan YME memberikan balasan kepada semua berbagai pihak

sesuai amalannya. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi mungkin ada

kekurangannya namun peneliti berharap semoga dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan bagi yang memerlukan.

Semarang, Juli 2006

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Permasalahan ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 4

1.4 Penegasan Istilah .................................................................................... 5

1.5 Sitematiaka Skripsi ................................................................................ 7

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................... 9

2.1 Pola Makan ........................................................................................... 9

2.2 Aktivitas Fisik ....................................................................................... 20

2.3 Obesitas ................................................................................................. 23

2.4 Kerangka Berfikir ................................................................................. 28

vii
2.5 Hipotesis ................................................................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 31

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 31

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................ 32

3.3 Metode Pegumpulan Data ..................................................................... 33

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................. 36

3.5 Metode Analisa Data ............................................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 50

4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 50

4.2 Pembahasan ........................................................................................... 58

4.3 Kelemahan Penelitian ........................................................................... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64

LAMPIRAN ................................................................................................. 67

viii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kadar zat gizi dalam 100 gram beras setengah gilling ............... 13

Tabel 2.2 Kadar zat gizi dalam 100 tepung terigu ..................................... 14

Tabel 2.3 Jumlah posi makanan yang dianjurkan pada usia remaja .......... 20

Tabel 2.4 Pengeluaran energi pada berbagai penggolongan kegiatan

remaja ........................................................................................ 22

Tabel 2.5 Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk

remaja ........................................................................................ 27

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas II ................................................................. 31

Tabel 3.2 Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk remaja....... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument dalam angket penelitian ............................. 38

Tabel 3.4 Interval kelas dan pola makan .................................................... 44

Tabel 3.5 Interval kelas dan aktivitas fisik ................................................. 44

Tabel 3.6 Interval kelas dan obesitas ......................................................... 45

Tabel 4.1 Deskripsi data penelitian ............................................................ 50

Tabel 4.2 Kategori obesitas remaja ............................................................ 52

Tabel 4.3 Hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja ............... 55

Tabel 4.4 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja ........... 56

Tabel 4.5 Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik

dengan obesitas remaja

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ......................................................... 39

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data responden yang mengalami obesitas ............................. 67

Lampiran 2 Angket penelitian ................................................................... 68

Lampiran 3 Analisis uji coba angket ......................................................... 76

Lampiran 4 Tabulasi data pola makan remaja .......................................... 80

Lampiran 5 Tabulasi data aktivitas fisik remaja ....................................... 81

Lampiran 6 Kategori obesitas remaja kelas II SMP Theresiana I

Yayasan Bernadus Semarang ................................................. 82

Lampiran 7 Lokasi penelitian .................................................................... 83

Lampiran 8 Surat tugas bimbingan ........................................................... 88

Lampiran 9 Permohonan ijin penelitian .................................................... 89

Lampiran 10 Surat dinas pendidikan kota semarang ................................ 90

Lampiran 11 Surat proses bimbingan ....................................................... 91

xi
xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memberikan gambaran secara umum, mengenai isi

skripsi meliputi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

1.1 Latar Belakang

Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja

sebagai golongan individu yang sedang mencari identitas diri biasanya

memiliki sifat suka menirukan atau mengagumi terhadap sifat-sifat yang

dimiliki seseorang yang diidolakan. Banyak perubahan yang terjadi dengan

bertambahnya masa otot dan jaringan lemak dalam tubuh. Selain itu juga

terjadi perubahan hormonal, perubahan dari aspek sosiologis maupun

psikologisnya. Perubahan ini berpengaruh terhadap kebutuhan gizi

makanannya. Kondisi hormonal pada usia remaja menyebabkan aktivitas

fisiknya makin meningkat sehingga kebutuhan energi juga meningkat.

Banyak permasalahan yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi

remaja terutama mengenai pola makan mereka yang biasanya dalam memilih

makanan tidak lagi didasarkan kandungan gizi tetapi sekedar untuk

bersosialisasi / kesenangan.

Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan

jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu

tertentu (Yayuk Farida Baliwati. dkk, 2004 : 69). Pola makan remaja perlu

1
2

penanganan yang serius karena mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan,

dan kecerdasan otak serta tingkat kesehatan yang optimal. Selama masa

pertumbuhan pemberian makanan perlu diatur sesuai dengan kecukupan gizi

yang dianjurkan.

Aktivitas fisik dapat didefinisikan sebagai setiap gerakan fisik sebagai

suatu akibat dari kontraksi otot skelet ( Dedi Subardja, 2004 : 50 ). Remaja

yang kurang melakukan aktifitas fisik sehari – hari, menyebabkan tubuhnya

kurang mengeluarkan energi. Oleh karena itu jika asupan energi berlebih

tanpa diimbangi aktivitas fisik yang seimbang maka seseorang remaja mudah

mengalami kegemukan.

Keberhasilan pembangunan dapat memberi dampak negatif antara

lain sebagai dampak perubahan gaya hidup diantaranya perubahan pola

makan. Peningkatan pendapatan akan mendorong perubahan pola makan,

terutama di daerah perkotaan. Pola makan bergeser dari pola makan

tradisional ke pola makan yang banyak mengandung protein hewani, lemak,

gula dan garam tetapi miskin serat. Pola makan modern yang tidak diimbangi

dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi lebih atau obesitas.

Akhir- akhir ini kasus gizi lebih pada remaja banyak terjadi terutama

di kota-kota besar. Kegemukan pada remaja ditandai dengan berat badan

yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan

remaja sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan

dalam jaringan lemak tubuh.


3

Observasi awal yang dilakukan di SMP Theresiana I Yayasan

Bernadus Semarang Tahun 2005 terhadap siswa kelas I, II dan III

menghasilkan data awal bahwa rata-rata ada 25% yang mengalami

kegemukan. Faktor ekonomi keluarga yang tinggi berpengaruh dalam

memenuhi kebutuhan gizi yang lengkap, seimbang dan makanan siap saji.

Kemajuan teknologi mempengaruhi dalam aktivitas fisik sehari-hari misalnya

berangkat ke sekolah menggunakan mobil, naik ke gedung bertingkat

menggunakan lift maupun eskalator. Fenomena tersebut perlu dikaji lebih

dalam untuk diadakan suatu penelitian guna mengetahui hubungan antara

pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas sehingga peneliti tertarik

untuk mengangkatnya dalam bentuk skripsi dengan judul “Hubungan antara

Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Remaja Kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang Tahun 2005”.

Alasan pemilihan judul skripsi tersebut adalah :

1. Hasil observasi awal tidak sedikit siswa remaja kelas II SMP Theresiana I

Yayasan Bernadus Semarang mengalami kegemukan, sehingga

mendukung penelitian.

2. Peneliti telah dibekali pengetahuan dan kemampuan yang berkaitan

dengan pola makan dan kondisi fisik remaja..


4

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana gambaran pola makan remaja kelas II yang mengalami

obesitas di SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.

2. Bagaimana tingkatan aktivitas fisik remaja kelas II yang mengalami

obesitas di SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.

3. Adakah hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas

pada remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui pola makan remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan

Bernadus Semarang yang mengalami obesitas.

b. Mengetahui tingkatan aktivitas fisik remaja kelas II SMP Theresiana I

Yayasan Bernadus Semarang yang mengalami obesitas.

c. Mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik remaja kelas

II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang dengan obesitas.

Sedangkan manfaat penelitian yang hendak diberikan dalam

penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi remaja

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang hubungan antara

pola makan dan aktivitas fisik remaja dengan obesitas melalui guru praktik

pengalaman lapangan (PPL).


5

2. Manfaat bagi Perguruan Tinggi

Sebagai sumbangan referensi dan kepustakaan jurusan Teknologi Jasa dan

Produksi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Memberikan sumbangan bagi masyarakat dengan melalui penyuluhan

bahwa terjadinya obesitas remaja akan memicu berbagai penyakit

kardiovaskuler pada usia dewasa.

1.4 Penegasan Istilah

Skripsi ini berjudul “Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik

dengan obesitas pada remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus

Semarang”. Untuk mendapatkan kesamaan penafsiran, maka perlu diberikan

batasan terhadap istilah – istilah yang perlu dipertegas sebagai berikut :

1. Hubungan

Hubungan dapat diartikan sebagai hubungan asosiasi antar variabel

atau hubungan yang bersifat prediksi dari variabel bebas atau independent

terhadap variabel terikatnya atau dependent ( Bambang Soepeno, 1997: 46).

Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan antara pola

makan dan aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.

2. Pola makan

Pola makan merupakan suatu gambaran tentang cara seseorang atau

kelompok orang dalam memilih jenis makanan dan jumlah makanan yang

dikonsumsi sehari-hari tertentu artinya setiap hari. Pada prisipnya pola


6

makan atau pola konsumsi pangan secara kualitatif berupa menanyakan

ulang makanan yang dikonsumsi, sedangkan penilaian secara kuantitatif

berupa penimbangan, taksiran, belanja pangan dan pencatatan rekor

makanan. Dalam penelitian ini pola makan yang dimaksud meliputi

frekuensi makan dalam sehari, jenis makanan dengan penilaian secara

kualitatif dan jumlah makanan dengan porsi tiap harinya.

3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan

gerakan dan mengeluarkan energi. Dalam penelitian ini aktivitas fisik yang

diteliti adalah klasifikasi aktivitas fisik, meliputi aktivitas fisik ringan,

sedang dan berat.

4. Obesitas

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang dengan kelebihan berat badan di atas berat badan normal atau

ideal. Dalam penelitian ini cara untuk menilai seseorang mengalami obesitas

dengan menggunakan standar brocca.

5. Remaja

Remaja merupakan suatu masa perkembangan antara masa remaja

dan masa dewasa. Masa remaja ada tiga tahap menurut tingkat umur yang

terdiri atas masa remaja awal (10-14 th), masa remaja pertengahan (14-17th)

dan masa remaja akhir (17-19 th). (http://www.depkes.go.id.Pedoman

kesehatan jiwa remaja. pdf : 22 Agustus 2005). Dalam penelitian ini dipilih

remaja kelas II di SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.


7

Berdasarkan uraian beberapa istilah diatas maka pengertian

keseluruhan judul skripsi adalah mealakukan penelitian secara sistematis dan

terencana tentang pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas pada

remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.

1.5 Sistematika Skripsi

Sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal

skripsi berisi, bagian isi dan bagian akhir skripsi yang dapat disajikan sebagai

berikut :

1. Bagian awal isi skripsi

Bagian awal skripsi berisi : halaman judul, halaman pengesahan

istilah, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian awal ini memberikan

kemudahan kepada pembaca untuk mencari bagian penting secara cepat.

2. Bagian isi terdiri dari 5 bab yaitu :

a. Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan menjelaskan gambaran umum kepada pembaca

tentang isi skripsi. Pendahuluan berisi tentang alasan pemilihan judul,

permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika skripsi.

b. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis

Dalam bab ini menguraikan tentang materi yang mendukung sebagai

acuan dalam melaksanakan penelitian meliputi : pola makan remaja,


8

aktivitas fisik remaja dan obesitas pada remaja. Kerangka berfikir dan

hipotesis.

c. Bab III Metode Penelitian

Metode penelitian adalah metode tentang langkah-langkah yang akan

digunakan dalam melaksanakan penelitian meliputi : metode

penentuan obyek penelitian, metode pengumpulan data dan metode

analisa data. Metode analisa data berguna untuk menganalisis data

dan menguji kebenaran hipotesis.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini menjelaskan mengenai penyajian data hasil penelitian,

analisa data dan pembahasanya.

e. Kesimpulan dan Saran

Dalam kesimpulan menguraikan tentang rangkuman hasil penelitian

yang ditarik dari analisis dan pembahasan. Saran berisi tentang

alternatif perbaikan atau masukan yang berkaitan dengan penelitian.

3. Bagian akhir skripsi

Pada bagian akhir skripsi ini tentang :

a. Daftar pustaka menyajikan daftar buku yang digunakan sebagai

sumber dalam penelitian.

b. Lampiran berisi tentang kelengkapan skripsi, yang berisi data

lengkap, contoh-contoh peritungan dan keerangan lain yang

mendukung.
9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Pada bab ini berisi tentang teori yang mendukung dan mendasari dalam

melaksanakan penelitian yaitu pola makan, aktivitas fisik dan obesitas pada

remaja, dilanjutkan dengan kerangka berfikir dan hipotesis yang akan diujikan

kebenarannya.

2.1 Pola Makan

Ada beberapa definisi mengenai pola makan menurut beberapa pakar,

yaitu Yayuk Farida Baliwati, dkk (2004:69) mengatakan pola makan atau

pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Sedangkan

Soegeng Santosa dan Anne Lies Ranti (2004 : 89) mengungkapkan bahwa

pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran

mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh

suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat

tertentu.

Pendapat dua pakar yang berbeda-beda dapat diartikan secara umum

bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau

sekelompok orang dalam memilih, menggunakan bahan makanan dalam

konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan

dan frekuensi makan yang berdasarkan pada faktor-faktor sosial, budaya di

mana mereka hidup.

9
10

2.1.1 Pola Makan Remaja

Manusia hidup bermasyarakat memiliki pandangan, kebiasaan dan

kebersamaan termasuk pola makannya. Pola makan individu dalam keluarga

mempunyai peranan penting dalam pembentukan pola makan masyarakat.

Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses belajar yang

menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai dewasa dan

akan berlangsung selama hidupnya, hingga kebiasaan makan dan susunan

hidangan masih bertahan sampai ada pengaruh yang dapat mengubahnya.

Usia remaja digolongkan dalam tiga tahap yaitu usia 10-12 tahun,

tahap kedua 13-15 tahun dan remaja akhir usia 16-19 tahun. Usia remaja

merupakan peralihan pola masa anak, namun pada usia remaja telah

mendapatkan berbagai pengarahan dan bimbingan orang tua tentang makanan

yang harus dikonsumsi guna pemenuhan kebutuhan yang mulai banyak

aktivitasnya baik di sekolah maupun di rumah.

Aktivitas fisik remaja sebagian besar banyak dilakukan di sekolah

selama 8 jam meliputi kegiatan belajar dan bermain saat istirahat. Aktivitas

berada di rumah kurang lebih selama 5-6 jam meliputi mengerjakan

pekerjaan rumah, membantu orang tua dan bermain di lingkungan sebayanya.

Aktivitas fisik remaja membutuhkan asupan pangan mengandung gizi yang

cukup, sehingga kondisi tubuh remaja akan tetap baik dalam arti tidak mudah

jatuh sakit. Pola makan remaja yang perlu dicermati adalah tentang frekuensi

makan, jenis makanan dan jumlah makanan.


11

2.1.2 Frekuensi Makan

Frekuensi makan merupakan seringnya seseorang melakukan kegiatan

makan dalam sehari baik makanan utama maupun selingan. Menurut

Suhardjo (1990 : 30) frekuensi makan dikatakan baik bila frekuensi makan

setiap harinya tiga kali makanan utama atau dua kali makanan utama dengan

satu kali makanan selingan dan dinilai kurang, bila frekuensi makan setiap

harinya dua kali makan utama atau kurang. Diantara dua waktu makan dapat

dihidangkan makan selingan yaitu makan selingan pagi antara pukul 10.00-

11.00 dan makan selingan sore antara 16.00-17.00 (Rizqi Auliana, 2001 : 63).

Pengaturan waktu makan yang teratur dapat mendisiplinkan remaja dalam hal

apapun.

Pada umumnya setiap orang melakukan makanan utama tiga kali

yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam atau sore. Ketiga waktu

makan tersebut yang paling penting adalah makan pagi, sebab dapat

membekali tubuh dengan berbagai zat makanan terutama kalori dan protein

berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja. Makan siang

diperlukan setiap orang maupun remaja, karena merasa sejak pagi merasa

lelah akibat melakukan aktivitas. Makan malam selalu dilakukan bersama

anggota keluarga, sebab saat itu pada umumnya bisa berkumpul bersama-

sama, hingga makan malam merupakan makan yang menyenangkan.

Di samping makanan utama yang dilakukan tiga kali biasanya dalam

sehari makanan selingan dilakukan sekali atau dua kali diantara waktu makan

guna menaggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan yang lama.
12

Makanan selingan atau jajanan berupa makanan kecil yang dapat dibuat

sendiri maupun yang dijual di depan rumah maupun di sekolah. Usia remaja

Sekolah Menengah Pertama (SMP) ada yang membawa bekal di rumah,

tetapi tidak sedikit yang membeli makanan jajanan dilingkungan sekolah

sebagai makanan selingan. Makanan selingan di rumah umumnya dilakukan

biasanya sore hari, namun tidak jarang orang mengkonsumsi makanan kecil

sebagai camilan, makan makanan kecil dilakukan lebih dari ukuran dan

waktu yang tidak tentu.

Selain makanan utama dan makanan selingan minuman juga

diperlukan untuk kebutuhan tubuh guna membantu dalam proses

metabolisme dalam tubuh dan menghilangkan rasa haus. Minuman dalam hal

ini merupakan suatu cairan yang diperlukan oleh tubuh dalam sehari sekitar 2

liter air. Cairan yang dimaksud berupa air putih, minuman manis mapun

cairan yang ada dalam masakan. Minuman air putih atau sejenisnya

dikonsumsi setelah makanan utama dan mengiringi makanan selingan

minimal 5 kali atau lebih.

2.1.3 Jenis Makanan

Jenis makanan yang dikonsumsi remaja dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu makanan utama dan makanan selingan.

2.1.3.1 Makanan Utama

Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa

makan pagi, makan siang dan makan malam yang terdiri dari makanan

pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan minuman.


13

a. Makanan Pokok

Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang

peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya makanan pokok

berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa

kenyang (Achmad Djaeni Sediaotama, 2004 : 78). Makanan pokok yang

biasa dikonsumsi yaitu nasi, roti dan mie atau bihun.

1) Nasi

Nasi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar rakyat

Indonesia. Memasak nasi di rumah tangga dengan cara mencuci dengan air

yang mengalir kemudian diaduk dengan tangan sampai air cuciannya

bening, selanjutnya dapat dilakukan dengan cara meliwet, menanak dan

mengukusnya. Makan nasi bisa dikonsumsi pada pagi hari, siang hari atau

malam hari. Nasi disajikan bersama lauk pauk dan sayur. Kalori yang

dihasilkan adalah 1089-1452 kalori atau 2000 kalori seseorang perhari

(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 80). Beras di Indonesia mempunyai

nilai gizi yang akan diuraikan melalui tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kadar Zat Gizi dalam 100 gram beras setengah gilling
No Zat Gizi Kadar Zat Gizi
1. Energi 360 kal
2. Protein 7,6 gram
3. Lemak 1,1 gram
4. Karbohidrat 78,3 gram
5. Zat Kapur (Ca) 11 mg
6. Phospor (P) 221 mg
7. Zat Besi (Fe) 1,2 mg
8. Vitamin A 0 SI
9. Vitamin C 0 mg
10. Vitamin (B1) 190 mg
(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 91)
14

2) Roti

Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu ditambah ragi

(yeast), lemak, garam dan air proses pembuatannya dengan fermentasi

selama 1-8 jam. Roti kualitas baik berwarna putih dan mempuyai tekstur

seperti spons yang empuk merata diseluruh bagian roti tersebut.

Sedangkan roti biasanya dikonsumsi pagi hari berupa roti tawar yang

diolesi dengan margarin, diisi selai, mesis dan dadar telur, sedangkan sore

hari sebagai makanan selingan atau kecil. Bahan dari roti adalah tepung

terigu yang mempunyai protein tinggi dari gluten yang dihasilkan tepung

tersebut. Adonan roti dapat menghasilkan berbagai bentuk roti, seperti roti

tawar, roti manis, roti pisang, roti isi daging dan sebagainya. Dalam

tepung terigu mempunyai kadar zat gizi dalam 100 gram terdapat pada

tabel 2.2

Tabel 2.2 Kadar Zat Gizi dalam 100 gram tepung terigu
No Zat Gizi Kadar Zat Gizi
1. Energi 330 kal
2. Protein 11 gram
3. Lemak 2 gram
4. Karbohidrat 72,4 gram
5. Zat Kapur (Ca) 15 gram
6. Phospor (P) 130 gram
7. Zat Besi (Fe) 2 mg
8. Vitamin A 0 SI
9. Vitamin C 0 mg
10. Vitamin (B1) 170 mg
(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 99)

3) Mie atau Bihun

Mie atau bihun adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu

yang dijadikan adonan tanpa fermentasi, dilebarkan menjadi lembaran


15

tipis, diiris panjang-panjang dan dikeringkan. Mie dijual sebagai bahan

makanan setengah jadi yang akan dimasak lebih lanjut. Mie biasanya di

warung maupun rumah makan menyediakan mie yang dicampur sayuran.

Mie atau bihun yang dikonsumsi pada pagi hari atau sebagai makanan

selingan dan makan malam hari. Mie yang sering dimasak dan dikeringkan

serta dikemas dalam bungkus praktis untuk langsung dikonsumsi setelah

direkonstitusi dengan air panas sebentar adalah jenis supermie, indomie

dan sebagainya (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 100).

b. Lauk-pauk

Lauk pauk berfungsi sebagai teman makanan pokok yang

memberikan rasa enak pada menu makanan sehari-hari. Lauk pauk terdiri

dari dua golongan menurut jenisnya di antaranya lauk pauk hewani dan

lauk pauk nabati. Kedua jenis lauk-pauk tersebut mempunyai protein

hewani dan nabati mempunyai fungsi, antara lain membangun sel-sel yang

rusak dan membentuk zat pengatur seperti enzim dan hormon (Achmad

Djaeni Sediaoetama, 2004 : 111).

1) Lauk pauk hewani

Lauk pauk hewani mencakup semua bahan makanan yang berasal

dari hewan terutama dari hewan piaraan, ternak, unggas, ikan, susu dan

telur. Hewan ternak yang dimakan adalah sapi, kerbau dan kambing.

Daging unggas yang biasa dipelihara dan dijual daging serta telur di

Indonesia adalah ayam.


16

Telur unggas juga banyak diperdagangkan dan dikonsumsi di

Indonesia baik telur ayam, bebek dan telur burung (telur puyuh). Fungsi

telur sebagai sumber protein tinggi dari jenis bahan makanan lain.

Daging ikan mempunyai komposisi zat gizi dari berbagai jenis

daging ikan lainnya sama. Kualitas protein ikan tergolong sempurna

(protein lengkap) yang mengandung semua asam amino esensial dalam

jumlah yang mencukupi kebutuhan tubuh. Ikan biasanya dikonsumsi

sebagai ikan segar, ikan kering yang diasinkan dan ikan yang dikalengkan

hasil teknologi pangan modern. (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 :

112).

2) Lauk pauk nabati

Lauk pauk nabati merupakan bahan makanan yang bersumber dari

protein nabati. Bahan makanan ini terdiri atas golongan kacang-kacangan

dan hasil olahannya, seperti tempe dan tahu. Sumber protein nabati juga

lebih murah harganya dibandingkan dengan sumber protein hewani.

(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 119)

c. Jenis Sayur

Sayur adalah jenis masakan yang menggunkan dari sayuran

berwarna contohnya kacang-kacangan, kangkung, bayam, sawi hijau,

wortel dan sebagainya dan tidak berwarna contohnya kubis, sawi putih dan

taoge. Sayur yang dikonsumsi bersama nasi bisa berkuah dan tidak

berkuah, contoh sayur berkuah antara lain sayur bobor, sayur lodeh, sayur

kare, sayur bayam, sayur asem, dan sayur sop. Sayur tidak berkuah
17

contohnya tumis kangkung, tumis kacang panjang, tumis sawi hijau dan

sebagainya.

d. Buah

Buah merupakan jenis hidangan yang dimakan sebagai cuci mulut

yaitu dimakan setelah makan nasi. Berupa buah masak segar seperti

semangka, melon, pisang, durian dapat juga berupa masakan berupa buah

cocktail, sale, setup dan sebagainya. Buah-buahan berfungsi sebagai

sumber vitamin dan mineral tetapi pada buah-buah tertentu yang

menghasilkan banyak energi (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 129).

e. Minuman

Minuman merupakan cairan yang dikonsumsi yang tidak terbatas

waktunya, atau yang mengiringi makanan selingan berupa minuman yang

dikonsumsi adalah air putih mengiringi makan nasi, sedangkan minuman

selingan berupa es kelapa muda, juice, es cendol, es teh, es jeruk dan

sebagainya.

2.1.3.2 Makanan Selingan

Makanan selingan adalah makanan makanan kecil yang dibuat sendiri

maupun yang dijual didepan rumah maupun di sekolah. Makanan selingan

menurut bentuknya terdiri dari :

a. Makanan selingan berbentuk kering

Makanan selingan bentuk kering pada umumnya ceriping pisang, ceriping

singkong, kacang telur, pop corn dan sebagainya.


18

b. Makanan selingan berbentuk basah

Makanan selingan berbentuk basah pada umumnya lemper, semar

mendem, tahu isi, pastel, pisang goreng dan sebagainya.

c. Makanan selingan berbentuk kuah

Makanan berbentuk kuah pada umumnya bakso, mie ayam, empek-empek,

mie ketupat dan sebagainya.

d. Makanan selingan yang dijual di sekolah

Makanan sering dijual antara lain siomay, batagor, tempura, humburger,

hotdog dan sebagainya.

2.1.4 Jumlah (Porsi ) Makanan

Jumlah atau porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan

yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Jumlah (porsi) standar bagi remaja

antara lain :

1. Makanan pokok

Makanan pokok berupa nasi, roti tawar dan mie instant. Jumlah atau porsi

makanan pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie

instant untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram.

2. Lauk pauk

Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani,

jumlah atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50 gram,

ikan 50 gram, tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong).
19

3. Sayur

Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,

jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran antara

lain: Sayur 100 gram.

4. Buah

Buah merupakan suatu hidangan yang disajikan setelah makanan utama

yang fungsinya sebagai pencuci mulut, jumlah atau porsi buah ukuran

buah 100 gram, ukuran potongan 75 gram.

5. Makanan Selingan

Makanan selingan atau kecil biasanya dihidangkan antara waktu makan

pagi, makan siang mapun sore hari. Porsi atau jumlah untuk makanan

selingan tidak terbatas jumlahnya ( bisa sedikit atau banyak).

6. Minuman

Minuman mempunyai fungsi membantu proses metabolisme tubuh, tiap

jenis minuman berbeda-beda pada umumnya jumlah atau ukurannya

untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih per gelas (2 liter perhari),

sedangkan susu 1 gelas (200gram ).

Jumlah (porsi) makanan tersebut diatas adalah sesuai dengan anjuran

makanan bagi remaja menurut Achmad Djaeni Sediaoetama (2004 : 30)

yang disajikan pada tabel 2.3 berikut.


20

Tabel 2.3. Jumlah porsi makanan yang dianjurkan pada usia remaja
Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
06.00-07.00 WIB 13.00-14.00 WIB 20.00 WIB
Nasi 1 porsi 100 gr beras Nasi 2 porsi 200 gr beras Nasi 1 porsi 100 gr beras
Telur 1 butir 50 gr Daging 1 porsi 50 gr Daging 1 porsi 50 gr
Susu sapi 200 Tempe 1 porsi 50 gr Tahu 1 porsi 100 gr
Sayur 1 porsi 100 gr Sayur 1 porsi 100 gr
Buah 1 porsi 75 gr Buah 1 porsi 100 gr
Susu skim 1 porsi 20 gr
Keterangan :
Untuk makanan selingan (snack)
Makanan snack pagi pukul 10.00-11.00 WIB
Makanan snack sore pukul 16.00-17.00 WIB

2.2 Aktivitas Fisik

Beberapa pakar mempunyai pengertian tentang aktivitas fisik, antara

lain Menurut Sunita Almatsier (2003 : 144) mengatakan bahwa aktivitas fisik

dapat didefinisikan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan

sistem penunjangnya. Sedangkan Siti Fathonah, dkk (1996 : 12) menyatakan

bahwa aktivitas dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas

eksternal, aktivitas fisik internal yaitu suatu aktivitas dimana proses

bekerjanya organ-organ dalam tubuh saat istirahat, sedangkan aktivitas

eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang

dilakukan seseorang selama 24 jam serta banyak mengeluarkan energi.

Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan

fisik, mental dan kualitas hidupsehat (webmaster @promosi kesehatan.com :

04 Oktober 2005).
21

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan aktivitas fisik

merupakan suatu kondisi yang memerlukan tingkatan gerakan yang berbeda

sesuai dengan kebutuhan energi yang dikeluarkan, sehingga kalori per jam

akan berkurang tergantung tingkat aktivitasnya.

2.2.1 Aktivitas Fisik Remaja

Aktifitas fisik remaja diukur sebagai pengeluaran kalori (caloric cost),

tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan aktivitas fisik

melalui pengeluaran energi sebagai contoh lari dengan suatu intensitas

tertentu, sedangkan pengeluaran energi rendah contohnya latihan peregangan

tidak berhubungan dengan besarnya penegeluaran kalori ( Dedi Subardja,

2004 : 50).

Aktivitas fisik remaja atau usia sekolah pada umumnya memiliki

tingkatan aktivitas fisik sedang, sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah

belajar di sekolah. Kegiatan belajar yang mereka lakukan mulai pukul 07.00-

13.00 WIB. Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan remaja perempuan sangat

berbeda, untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi dari pada

perempuan. Remaja laki-laki aktivitas fisiknya lebih berat, sebab pada usia

tersebut sedang memprioritaskan olah raga seperti hiking, sepak bola, tenis,

dan berenang. Sedangkan untuk remaja perempuan aktivitasnya lebih ringan

dari remaja laki-laki seperti megerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman,

berdandan dan sebagainya.

Demikian pula aktivitas remaja dewasa ini dapat diklasifikasikan

yang rata-rata tidak jauh berbeda namun dapat dikelompokkan menurut


22

tingkatannya antara lain aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan

aktivitas fisik berat. Seperti yang diklasifikasikan menurut Dina Agoes dan

Maria Poppy pada tabel 2.4.

Tabel 2.4. Pengeluaran Energi pada berbagai penggolongan kegiatan


Remaja.
Macam Kegiatan k.kal/ jam
Ringan : 80-160 k.kal
Membaca, menulis, makan, menonton televisi, ± 1-3 jam
mendengarkan radio, merapikan tempat tidur, mandi,
berdandan, berjalan lambat, bermain kartu dan berbagai
kegiatan yang dikerjakan dengan duduk atau tanpa
menggerakkan lengan.

Sedang : 170-240 k.kal


Bermain denagn mendorong benda, bermain pingpong, ± 4-6 jam
menyetrika, merawat tanaman, menjahit, mengetik, mencuci
baju dengan tangan, menjemur pakaian, berjalan kecepatan
sedang serta berbagai kegiatan yang dikerjakan dengan
berdiri atau duduk yang banyak menggerakkan lengan.

Berat : >250 k.kal


Berjalan cepat, bermain dengan mengangkat-angkat benda > 6 jam
berat, berlari, berenang, bermain tenis, naik turun tangga,
memanjat, bersepeda, bermain sky, dansa, sepak bola,
bermain bowling, golf, berkebun, bermain dengan banyak
menggerakkan lengan.
(Dina Agoes dan Maria Poppy, 2003 : 42)

Berbagai sarana dan fasilitas memadai hingga gerak atau aktivitas

menjadi semakin terbatas, hidup terasa santai karena segalanya sudah

tersedia. Sehingga dapat berakibat mengahambat gerak atau aktivitas yang


23

pada akhirnya terjadi ketidakseimbangan antara asupan pangan dan

pengeluaran energi. Dampak penumpukan lemak menyebabkan penumpukan

lemak yang berlebihan yang disebut dengan kegemukan atau obesitas.

2.3 Obesitas

Obesitas merupakan kelebihan berat badan sebagai akibat dari

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, hal ini disebabkan karena

beberapa faktor antara lain faktor makanan, faktor genetik, faktor hormonal

atau metabolisme, faktor psikologis dan faktor aktivitas fisik. Dalam setiap

orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, penyekat

panas dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih

banyak dibanding pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh

dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada

pria. Obesitas merupakan keadaan yang dialami pada tubuh seseorang

dengan penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk

fungsi tubuh yang normal (http://www.Pjnhk.go.id/berita_artikel/page/7/ : 12

Agustus 2004). Menurut Sunita Almatsier (2003 : 150) mengatakan bahwa

obesitas merupakan kelebihan energi yang terjadi bila konsumsi energi

melalui makanan yang melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini

akan diubah menjadi lemak tubuh. Sedangkan Dedi Subardja (2004:12)

mengatakan obesitas adalah suatu keadaan yang terjadi bila kuantitas

jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar dari pada

kondisi normal.
24

Pada dasarnya obesitas berbeda dengan kelebihan berat badan atau

over weight. Kegemukan dapat juga diartikan penimbunan lemak tubuh yang

berlebihan sehingga berat badan remaja jauh diatas normal mencapai 20 %

dari berat badan ideal, sedangkan kelebihan berat badan (over weight) adalah

suatu keadaan terjadinya penimbunan lemak secara berlebih, hingga berat

badannya mencapai 10 % -20% dari berat badan ideal.

2.3.1 Obesitas Remaja

Pertumbuhan remaja awal yang mengalami obesitas memerlukan

waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan remaja pada umumnya,

sehingga kondisi tubuhnya (tinggi badan) lebih pendek dibandingkan dengan

remaja sebayanya. Bentuk muka menjadi kurang porposional, hidung dan

mulut menjadi lebih kecil, sedangkan bentuk dagu menjadi berganda. Pada

remaja putri terdapat timbunan lemak di sekitar payudara, perut menggantung

dan sering disertai garis-garis keputihan (striae), sedangkan remaja putra

terdapat timbunan lemak pada daerah pangkal paha. Pada paha dan lengan

atas ukurannya lebih besar, jari-jari tangan lebih kecil dan runcing.

(http://www.balipost.co.id /bali post cetak / 2004/3/7/ce2.html: 7 Maret

2004).

Remaja yang mengalami obesitas memiliki kelebihan berat badan

sebesar 20 % dari berat badan ideal. Pengukur tingkat obesitas bagi remaja

diperlukan perhitungan dengan menggunakan standar brocca, bila diterapkan

pada orang dewasa kurang sesuai hal ini disebabkan beberapa faktor yang

mempengaruhi obesitas selain tinggi badan dan berat badan (Emma S.


25

Wirakusumah,1994:27). Adapun faktor-faktor lain yang menyebabkan

obesitas menurut Dina Agoes dan Maria Poppy (2003 :15) antara lain :

1. Faktor makanan

Remaja dalam mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi

sesuai yang dibutuhkan tubuhnya maka tidak akan energi yang disimpan.

Sebaliknya remaja dalam mengkonsumsi energi melebihi kebutuhan tubuh

maka kelebihan enegi akan disimpan sebagai cadangan energi. Cadangan

energi secara berkesinambungan ditimbun setiap hari yang akhirnya

menimbulkan obesitas.

2. Faktor genetik (keturunan)

Banyak orang gemuk diturunkan oleh ayah atau ibu yang gemuk pula,

maka diduga keadaan gemuk itu adalah karena keturunan. Menurut Dina

Agoes dan Maria Poppy (2003 : 17) kemungkinan seorang anak berisiko

menderita kegemukan sebesar 80%, jika kedua orang tuanya menderita

kegemukan.

3. Faktor hormonal dan metabolisme

Obesitas bisa juga disebabkan oleh faktor hormonal, misalnya

menurunnya fungsi kelenjar tiroid dalam tubuh. Akibatnya metabolisme

dalam tubuh menjadi lambat karena kalori atau energi yang dikeluarkan

dalam tubuh berkurang sehingga terjadi peningkatan timbunan lemak dalam

tubuh.
26

4. Faktor psikologis

Aspek psikologis dari orang tua juga dapat memicu terjadinya

kegemukan pada anak atau remaja misalnya adanya anggapan bahwa anak

yang gemuk adalah anak yang sehat dan menunjukkan keadaan sosial

ekonomi.

5. Faktor aktivitas fisik

Anak atau remaja yang kurang atau enggan melakukan aktivitas fisik

sehari-hari, menyebabkan tubuhnya kurang menggeluarkan energi. Oleh

karena itu jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi denagn aktivitas

fisik yang seimbang maka seorang anak remaja akan mudah menderita

kegemukan (Dina Agoes dan Maria Poppy, 2003 : 19-22).

Klasifikasi obesitas remaja dapat dikelompokkan menjadi tiga

golongan yaitu obesitas ringan, obesitas berat dan obesitas sedang. Untuk

lebih jelas dalam klasifikasi obesitas antara lain :

1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 30-40%

2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%

(http://www.medicastore.com : 10 Juli 2004)

Cara pengukuran metode standart brocca sudah begitu populer di

masyarakat karena mudah digunakan dan dimengerti. Berat badan standar

brocca menurut (Emma. S. Wirakusumah,1994:7), adapun rumus standar

brocca bagi usia remaja antara lain :


27

( TB – 100)-10%(TB-100)

Keterangan :

TB = Tinggi Badan

Contoh :

Stevie berumur 15 th (usia remaja) memiliki tinggi badan 150 cm.

Berdasarkan pengukuran berat badan standar brocca yaitu

Penyelesaian :

Rumus standar brocca = (TB-100)-10% (TB-100)

= (150-100)-10% (150-100)

= (50 -5)

= 45 kg (berat badan standar brocca)

Contoh perhitungan berat badan menurut rumus diatas dapat diterapkan

remaja laki-laki dan perempuan pada tabel 2.5 menurut tingkat umur atau

usia.

Tabel 2.5. Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk remaja

Berat
Berat
Berat Tinggi badan
No Usia Remaja badan
Badan Badan standar
ideal
brocca
1. Remaja laki-laki
10-12 tahun 30 kg 135 cm 31 kg 27 kg
13-15 tahun 45 kg 150 cm 45 kg 40,5 kg
16-19 tahun 56 kg 160 cm 54 kg 50,4 kg
2. Remaja perempuan
10-12 tahun 35 kg 140 cm 36 kg 31,5 kg
13-15 tahun 46 kg 153 cm 48 kg 41,4 kg
16-19 tahun 50 kg 154 cm 48,6 kg 45 kg
28

2.4 Kerangka berfikir

Masa remaja merupakan masa dimana remaja mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikologis yang pesat.

Seorang remaja memerlukan perhatian tentang pola makan, sebab usia

tersebut merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan. Apabila pola

makannya tidak didasari tentang pengetahuan gizi maka akan mengalami gizi

kurang atau gizi lebih. Remaja yang mengalami obesitas atau kegemukan

mereka merasa tidak percaya diri karena postur yang tidak sesuai berat badan

standar atau ideal. Pola makan remaja biasanya melakukan diet ketat dengan

membatasi makan seperti frekuensi makan tidak teratur, kebiasaan makan

yang salah, serta pengetahuan tentang zat gizi. Perilaku pola makan tersebut

bila dilakukan terus-menerus tanpa ada pengawasan ahli gizi maupun

kesehatan, akan membawa dampak buruk bagi kondisi tubuhnya.

Aktivitas fisik remaja biasanya cukup banyak, mereka biasanya aktif

diluar rumah maupun sekolah, terutama remaja laki-laki. Aktivitas fisik

remaja pada saat ini lebih sedikit mengingat kemajuan teknologi yang cukup

pesat sehingga dalam melakukan sesuatu tidak perlu mengeluarkan energi

yang besar, sebagai contoh untuk naik gedung tinggi tidak perlu tangga akan

tetapi dengan menggunakan eskalator atau lift dapat menuju tempat yang

lebih tinggi.

Remaja sekarang memilih aktivitas fisik yang sedikit mengeluarkan

energi dibandingkan dengan aktivitas fisik yang membutuhkan energi

banyak. Salah satu indikator terjadinya obesitas pada remaja di antaranya


29

pola makan yang tidak teratur, kebiasaan makan yang salah serta aktivitas

yang ringan, sehingga menyebabkan metabolisme tubuh menjadi lambat.

Berdasarkan uraian diatas diduga ada hubungan antara pola makan

dan aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja kelas II di SMP Theresiana

Yayasan Bernadus Semarang.

PREFERENSI PANGAN POLA MAKAN KONSUMSI


PANGAN

- Jenis dan jumlah makanan


Kesukaan atau pilihan yang dikonsumsi
terhadap pangan yang - Kebiasaan Makan
dipengaruhi kondisi - Frekuensi Makan
fisik dari pangan dan
informasi media
KECUKUPAN GIZI

Tipe Aktivitas Fisik :


AKTIVITAS FISIK Durasi
Aktivitas Fisik Ringan (Lama Waktu)
Aktivitas Fisik Sedang
Aktivitas Fisik Berat

Frekuensi Aktivitas
OBESITAS Fisik
(Kegemukan )

Keterangan :
= Variabel yang diukur

= Variabel yang tidak diukur

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir


30

2.5 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Suharsimi Arikunto, 1998: 68). Berdasarkan kerangka berfikir yang disebut

diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis kerja ( Ha ).

1. Ada hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja.

2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja.

3. Ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisk dengan obesitas pada

remaja.

Hipotesis nol ( Ho ).

1. Tidak ada hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja.

2. Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja.

3. Tidak ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas

pada remaja.
31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dilakukan sebagai upaya

untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis.

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada penelitian ini, perlu menerapkan

langkah-langkah tertentu yang mendukung penelitian. Sehubungan hal tersebut

dalam bab III ini berisi mengenai : populasi, sampel, variabel penelitian, metode

pengumpulan data, instrument penelitian, validitas dan reliabilitas instrument serta

metode analisa data.

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian


3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto,

1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang Tahun 2005. Jumlah populasi

siswa kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang Tahun 2005

sebanyak 120 orang dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas II


No Nama Kelas Jumlah
1 Kelas II A 40
2 Kelas II B 40
3 Kelas II C 40

31
32

3.1.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive cluster Sampling yaitu proses pemilihan sampel untuk menentukan

kelompok- kelompok dalam suatu populasi, bukan pemilihan kasus-kasus

secara individual dalam populasi tersebut (Bambang Soepeno, 1997 : 93).

Pengambilan sampel diambil dari siswa kelas A = 11 orang, B = 10 dan C =

9 , sehingga siswa yang dijadikan sampel adalah 30 orang yang mengalami

obesitas atau kegemukan dari jumlah populasi siswa kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang Tahun 2005.

3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 14 Desember 2005 – 26 Januari

2006. Tempat penelitian di SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 99). Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.2.1 Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat,

disebut juga dengan independen variabel ( Suharsimi Arikunto, 1998 : 101).

Variabel bebas dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu:

Variabel bebas (X1) adalah pola makan remaja dengan indikator

secara kualitatif berupa menanyakan ulang makanan yang dikonsumsi


33

dengan menggunakan metode recall sedangkan kuantitatif dengan menaksir

bahan makanan melalui jenis makanan, jumlah makanan yang dikonsumsi,

serta frekuensi makan.

Variabel bebas (X2) adalah aktivitas fisik dengan indikator tipe atau

klasifikasi aktivitas fisik, durasi ( lama waktu ), frekuensi aktivitas fisik.

3.2.2 Variabel terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel akibat atau variabel yang dipengaruhi

oleh variabel bebas ( Suharsimi Arikunto, 1998 : 101). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah obesitas atau kegemukan pada remaja SMP Theresiana I

Yayasan Bernadus Semarang.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memperoleh bahan–bahan yang relevan, akurat dan reliabel. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi, metode angket dan metode recall.

3.3.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi untuk mencari data-data mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan variabel berupa catatan, transkrip, buku, majalah,

notulen maupun agenda (Suharsimi Arikunto, 1998 : 236). Metode

dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang identitas sampel antara lain

nama siswa kelas II dan umur yang dapat diperoleh dari tata usaha SMP

Theresiana I di JL. Meyjen Sutoyo 69 Semarang.


34

3.3.2 Metode Angket

Metode angket yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang

pola makan, aktivitas fisik, berat badan dan tinggi badan. Metode angket

dalam penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan. Menurut Suharsimi

Arikunto (1998 : 140) menyatakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang

pribadinya atau hal yang diketahui.

3.3.3 Metode Recall

a. Metode recall merupakan metode yang dilakukan dengan mencatat jenis

dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (I

Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2001 : 94). Metode recall digunakan untuk

memperoleh data tentang pola makan responden yang meliputi jenis dan

jumlah makanan. Mengukur pola makan responden menggunakan daftar

tetang waktu makan, jenis dan jumlah makan yang dikonsumsi setiap hari

selama 3 hari, karena daftar tersebut terdiri dari 3 halaman. Dari daftar pola

makan tersebut jenis makanan yang dikonsumsi responden dapat dipisahkan

berdasarkan kualitas dan diberi skor berikut :

1. Makanan pokok
Nasi =4
Roti =3
Mie =2
Biskuit dan Kentang =1
2. Lauk – Pauk
Lauk – Pauk Nabati
Tempe dan Tahu =4
Lauk – Pauk Hewani
Telur =3
35

Daging ayam, sapi, babi dan olahan daging = 2


Ikan, udang, kerang dan hati (jerohan) =1
3. Sayuran
Sayuran 3 warna (merah, hijau dan putih ) =4
Sayuran 2 warna (merah hijau, hijau putih dan merah putih) =3
Sayuran 1 warna =2
Sayuran Tidak berwarna =1
4. Buah –buahan
Apel =4
Jeruk =3
Apokat dan pepaya =2
Nangka =1
5. Susu
Susu segar dan bubuk full cream =4
Susu kental =3
Keju =2
Mentega =1
6. Minuman
Air Putih =4
Teh dan sirup =3
Kopi =2
Soft drinks =1
7. Makanan selingan
Bakso, mie ayam, pizza dan mc. donalds =4
Hotdog, humburger, siomay dan batagor =3
Mendoan dan tahu isi =2
Pisang goreng =1
36

3.4 Instrumen Penelitian


3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis, sehingga lebih

mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 1998 : 91). Angket yang digunakan

berbentuk tertutup, dengan jawaban sudah disediakan dan responden hanya

memilih jawaban tersebut sesuai dengan pendapatnya dengan memberi tanda

check list (√ ) pada kolom yang sudah tersedia. Keuntungan metode angket

yaitu respoden bebas menjawab dengan jujur dan tidak malu dalam

menjawab, sedangkan kelemahan metode ini yaitu membutuhkan waktu yang

agak lama supaya responden menjawab dengan teliti. Angket digunakan

untuk mengungkapkan data pola makan, aktivitas fisik, berat badan dan

tinggi badan. Berat badan dan tinggi badan dari angket dapat digunakan

untuk mengukur tingkat obesitas responden dengan menggunakan standar

brocca dengan rumus :

( TB – 100)-10%(TB-100)

Keterangan :

TB = Tinggi Badan

Contoh :

Stevie berumur 15 th (usia remaja) memiliki tinggi badan 150 cm.

Berdasarkan pengukuran berat badan standar brocca yaitu


37

Penyelesaian :

Rumus standar brocca = (TB-100)-10% (TB-100)

= (150-100)-10% (150-100)

= (50 -5)

= 45 kg (berat badan standar brocca)

Contoh perhitungan berat badan menurut rumus diatas dapat diterapkan

remaja laki-laki dan perempuan pada tabel 2.5 menurut tingkat umur atau

usia.

Tabel 3.2. Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk remaja

Berat
Berat
Berat Tinggi badan
No Usia Remaja badan
Badan Badan standar
ideal
brocca
1. Remaja laki-laki
10-12 tahun 30 kg 135 cm 31 kg 27 kg
13-15 tahun 45 kg 150 cm 45 kg 40,5 kg
16-19 tahun 56 kg 160 cm 54 kg 50,4 kg
2. Remaja perempuan
10-12 tahun 35 kg 140 cm 36 kg 31,5 kg
13-15 tahun 46 kg 153 cm 48 kg 41,4 kg
16-19 tahun 50 kg 154 cm 48,6 kg 45 kg

Dalam skor untuk obesitas adalah sebagai berikut :

Obesitas
1. Obesitas ringan =3
2. Obesitas sedang =2
3. Obesitas berat =1
Sedangkan skor untuk aktivitas fisik adalah sebagai berikut :

Aktivitas fisik
1. Aktivitas fisik ringan =3
2. Aktivitas fisik sedang =2
3. Aktivitas fisik berat =1
38

Jumlah item angket penelitian untuk pola makan sebanyak 29 item

masing – masing responden diminta untuk memberi tanda silang (X) pada

salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. Untuk angket tertutup

diberi 4 alternatif jawaban yang diberi skor sebagai berikut.

a. Alternatif jawaban a, diberi skor jawaban 4

b. Alternatif jawaban b, diberi skor jawaban 3

c. Alternatif jawaban c, diberi skor jawaban 2

d. Alternatif jawaban c, diberi skor jawaban 1

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen dalam Angket Penelitian


No Variabel Sub Variabel Indikator No Item

1. Pola Makan a. Konsumsi - Jenis dan jumlah 1,2


Pangan makanan
yang dikonsumsi
- Kebiasaan Makan 8,9,10,11,12
- Frekuensi Makan 3,4,5,6,7,20,21,
22,23

b. Preferensi - Kesukaan atau 13,14,15,16,17,


Pangan pilihan terhadap 18,19
pangan yang
dipengaruhi :
kondisi fisik
dari pangan dan
informasi media
massa

2. Aktivitas a. Klasifikasi - Aktivitas fisik 24,25,26


Fisik atau tipe ringan
aktifitas - Aktivitas fisik
fisik sedang
- Aktivitas fisik
berat
b. Durasi 27,28,29
( lama
waktu)
c. Frekuensi 30,31,32
aktivitas
fisik
39

Instrumen yang valid sangat diharapkan dalam setiap penelitian, agar

hasil yang diperoleh dapat mencerminkan secara meyakinkan permasalahan

yang sedang dibahas sehingga instrumen diuji cobakan dengan uji validitas

dan uji reliabilitas instrumen.

3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh data yang relevan dan akurat diperlukan alat

pengumpul data yaitu alat ukur yang valid dan reliabel. Salah satu usaha

yang diperlukan yaitu dengan jalan uji coba (try out). Dari uji coba tersebut

diharapkan dapat diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.

Validitas dan realiabilitas suatu alat ukur perlu ditetapkan lebih dahulu

sebelum alat ukur digunakan. Hal ini penting karena tingkat validitas dan

reliabilitas alat ukur yang digunakan akan memberikan hasil penelitian yang

baik dan akurat.

Uji coba dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden

anggota populasi yaitu angket kelas A, B dan C bukan sampel penelitian.

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan kevalidan suatu

instrumen. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila instrumen mampu

mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas Instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud (Suharsimi Arikunto, 1998 : 160).


40

Ada beberapa cara untuk menentukan validitas alat ukur dalam

penelitian. Dalam validitas logis untuk memperoleh instrumen yang valid

dengan cara bertindak hati-hati sejak awal penyusunan yaitu dengan

mengikuti langkah -langkah penyusunan instrumen dan memecah variabel

menjadi sub-sub variabel dan indikator -indikator yang kemudian

dirumuskan dalam bentuk butir soal.

Selain memperoleh validiatas logis, peneliti juga menggunakan

validitas empiris dengan menguji coba instrumen kepada beberapa

resoponden. Dalam uji coba validitas empiris digunakan validitas internal

yaitu validitas instrumen apabila bagian-bagian yang ada dalam instrumen

terdapat kesesuaian dengan instrumen secara keseluruhan perhitungan

validitas dengan menggunakan analisis faktor. Adapun analisis faktor ini

dilakukan dengan asumsi bahwa instrumen dikatakan valid jika tiap faktor

membentuk instrumen tersebut valid (Suharsimi Arikunto, 1998 : 167).

Adapun cara pengukuran validitas tersebut dengan cara skor-skor

yang ada pada item dikorelasikan dengan skor total, dengan menggunakan

korelasi product moment. Hasil perhitungan koefisien korelasi kemudian

dikonsultasikan dengan taraf signifikan 5% pada r tabel. Hasil kosultasi

tersebut akan menentukan valid tidaknya instrumen.

Bila koefisien korelasi perhitungan lebih besar dari r tabel, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor tersebut valid. Sebaliknya bila

koefisien korelasi lebih kecil dari r tabel, maka instrumen tersebut tidak

valid. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment, yaitu :


41

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 − (∑ X ) }{N ∑ Y 2 − (∑ Y ) }
2 2

Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
∑ X = Jumlah nilai masing-masing items
∑Y = Jumlah nilai total
N = Jumlah subyek yang diteliti
∑X 2
= Jumlah kuadrat nilai variabel X
∑Y =
2
Jumlah kuadrat nilai variabel Y
(Bambang Soepeno,1997 : 51)

b. Reliabilitas Instrumen

Untuk mencari reliabilitas instrumen angket, peneliti menggunakan

rumus alpha, karena skor yang digunakan untuk angket penelitian ini

merupakan rentangan antara antara beberapa nilai yaitu 1-4.

Rumus Alpha.


r11 = ⎢
k ⎤⎡ ∑σ b2

⎥ ⎢1 − ⎥
⎣ (k − 1 ) ⎦ ⎢⎣ σ t2 ⎥⎦
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ b2 = Jumlah Varians butir
σt 2 = Varians total
( Suharsimi Arikunto, 1998 : 193)
42

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menguji reliabilitas

instrumen adalah :

a. Menyampaikan uji coba kepada 30 orang responden.

b. Data yang diperoleh ditabulasikan dalam tabel analisis butir item.

c. Dari data yang tertera dalam tabel dicari varians tiap butir item.

d. Setelah varians tiap butir kemudian dimasukkan dalam rumus

sehingga diketahui koefisien korelasinya.

Dari tabel perhitungan r11 kemudian dikonsultasikan dengan tabel

product moment pada taraf disignifikan 5%. Apabila r11 lebih besar dari r

tabel maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi syarat

reliabilitas. Setelah instrumen angket memenuhi syarat validitas dan

reliabilitas, maka lankah selanjutnya adalah menyebar angket penelitian

kepada responden yang diambil sebagai sampel penelitian, hasilnya yang

akan dianalisis sebagai hasil penelitian.

3.5 Metode Analisa Data


Data yang telah terkumpul, ditabulasikan kemudian dianalisis dengan

dua cara yaitu analisis deskriptif persentase dan korelasi Rank Spearman.

3.5.1 Analisis deskriptif persentase

Analisis deskriptif persentase digunakan untuk menganalisis data

mengenai pola makan remaja melalui jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi, frekuensi makan dan aktivitas fisik dengan rumus :


43

Persentase =
n
X 100%
N

Keterangan :
n = Jumlah nilai faktor faktual
N= Jumlah seluruh nilai jawaban ideal
%= Tingkat persentase yang dicapai
(Muhammad Ali, 1997 : 186)

Adapun langkah-langkah analisis deskriptif persentase tersebut

dibedakan dalam dua perhitungan yaitu pola makan dan aktivitas fisik.

1. Pola makan

a. Menghitung skor tertinggi.

∑ Responden × ∑ Item × Skor tertinggi

30 × 29 × 4 = 3480

b. Menentukan skor terendah.

∑ Responden × ∑ Item × Skor tertinggi

30 × 29 ×1 = 870

c. Menentukan persentase tertinggi.

Skor tertinggi × 100% = 3480× 100% = 100%


Skor tertinggi 3480

d. Menentukan persentase terendah.

Skor terendah × 100% = 870 × 100% = 25%


Skor tertinggi 3480

e. Menghitung interval persentase.

100% - 25% = 75% = 18,75%


4 4
44

Dengan hasil perhitungan tersebut dibuat tabel 3.4 interval kelas dan

pola makan seperti yang disajikan berikut ini :

Tabel 3.4 Interval kelas dan Pola Makan.


Interval Kelas Pola Makan
81.25 – 100 % Sangat baik
62.5 – 81.24 % Baik
43.75 – 62.4 % Cukup baik
25 – 43.74 % Kurang baik

Jumlah skor angket dikategorikan presentasenya lalu dikonsultasikan dengan

tabel diatas untuk menentukan termasuk kategori yang mana.

2. Aktivitas fisik

Variabel aktivitas fisik terdiri tiga item yaitu aktivitas fisik ringan,

aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Langkah – langkah analisis

deskriptif persentase aktivitas fisik dibawah ini :

a. Menghitung skor tertinggi.

∑ Responden × ∑ item × Skor tertinggi

30 × 9× 3 = 810

b. Menentukan skor terendah.

∑ Responden × ∑ Item × Skor terendah

30 × 9 ×1 = 270

c. Menentukan persentase tertinggi.

Skor tertinggi × 100% = 810× 100% = 100%


Skor tertinggi 810
45

d. Menentukan persentase terendah.

Skor terendah × 100% = 270 × 100% = 33.33%


Skor tertinggi 810

e. Menghitung interval persentase.

100% - 33.33% = 66.67%= 22.22%


3 3
Dengan hasil perhitungan tersebut dibuat tabel 3.5 interval kelas dan aktivitas

fisik seperti yang disajikan berikut ini :

Tabel 3.5 Interval kelas dan Aktivitas Fisik.


Interval Kelas Aktivitas Fisik
77.79 – 100 % Aktivitas fisik ringan
55.56 – 77.79 % Aktivitas fisik sedang
33.33 – 55.55% Aktivitas fisik berat

3. Obesitas

Variabel obesitas terdiri tiga item yaitu obesitas ringan, obesitas

sedang dan obesitas berat. Langkah – langkah analisis deskriptif persentase

aktivitas fisik dibawah ini :

a. Menghitung skor tertinggi.

∑ Responden × Skor tertinggi

30 × 3 = 90

b. Menentukan skor terendah.

∑ Responden × Skor terendah

30 × 1 = 30
46

c. Menentukan persentase tertinggi.

Skor tertinggi × 100% = 90× 100% = 100%


Skor tertinggi 90

d. Menentukan persentase terendah.

Skor terendah × 100% = 30 × 100% = 33.33%


Skor tertinggi 90

e. Menghitung interval persentase.

100% - 33.33% = 66.67%= 22.22%


3 3
Dengan hasil perhitungan tersebut dibuat tabel 3.6 interval kelas dan aktivitas

fisik seperti yang disajikan berikut ini :

Tabel 3.6 Interval kelas dan Obesitas.


Interval Kelas Obesitas
77.79 – 100 % Obesitas berat
55.56 – 77.79 % Obesitas sedang
33.33 – 55.55% Obesitas ringan

3.5.2 Analisis korelasi rank spearman

Korelasi Rank Spearman digunakan untuk menguji hipotesis kerja

diterima atau ditolak. Analisis korelasi rank spearman sebelum digunakan

terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan hipotesis dengan uji normalitas dan

uji homogenitas.
47

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengambil kesimpulan yang tidak

menyimpang dari kebenaran yang ada, maka data yang diperoleh harus

berdistribusi normal digunakan rumus Liliefors (αo).

__
X −X
Zi = i
S

Keterangan :

Zi = bilangan baku
Xi = sampel acak
__
X = rata-rata tiap butir soal
S = simpangan baku

Ketentuannya adalah hasil hitung rumus Liliefors : αo > dari nilai kritis <t

pada taraf singnifikan 5% yaitu 0,361 maka data dinyatakan berdistribusi

normal.

3.5.2.2 Uji Homogenitas

Setelah dicari dengan uji normalitas, maka data yang diperoleh perlu

diuji dengan homogenitasnya. Uji homogenitas yang digunakan adalah chi

kuadrat.

k
O i − Ei
X2 =∑
i =1 Ei
48

Keterangan :

Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi yang diharapkan

k = banyaknya kelas interval

Ketentuannya adalah jika hasil hitung X 2 o lebih kecil dari X 2 t pada taraf

signifikannya 5% 43,8%, maka data dinyatakan homogen.

(Sudjana, 1996 : 273).

Jika data dinyatakan normal dan homogenitas, maka data dianalisis dengan

analisis korelasi rank spearman dirumuskan dalam Bambang Soepeno

(1997: 66) yaitu :

6 ∑ di 2
rr =
n ( n 2 − 1) Dimana :

∑ di = ∑ [R ( x1) − R (Y1 )]
2 2

Keterangan :
n = Banyaknya sampel
r = Koefisien korelasi Rank Spearman
d = Selisih rangking skor masing-masing pasang sampel
R = Skor sampel
Langkah –langkah dalam korelasi Rank Spearman adalah :

a. Menentukan Hipotesis

Hi = Ada hubungan yang berarti antar komponen

Ho = Tidak ada hubungan antar komponen


49

b. Statistik Hitung

Pertama data diurutkan dari data yang terkecil ke terbesar dimana data

terkecil diberi angka 1. selanjutnya dihitung R6

c. Statistik Tabel

Mengunakan tabel Rank Spearman

d. Kesimpulan

Kesimpulan diuji dengan ketentuan pada tabel peluang kesalahan ( p) =

0,028 pada taraf signifikansi 5% lebih besar rs ( rank spearman ), maka ho

ditolak dan ha diterima, jadi ada hubungan signifikansi 5% dan ketentuan

pada tabel peluang kesalahan ( p) = 0,001 pada taraf signifikansi 1 %

dimana lebih besar rs ( rank spearman ), maka ho ditolak dan ha diterima,

jadi ada hubungan signifikansi 1% serta pengerjaan analisis dibantu

denagan soft ware SPSS for windows 11.0


50

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan berisi hasil penelitian yang meliputi deskripsi data,

analisis deskriptif persentase, hasil uji prasyarat, analisis rank spearman,

pembahasan dan kelemahan penelitian.

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Deskripsi Data Penelitian
Tabel 4.1 Deskripsi Data Pola Makan Remaja
Butir soal Skor Jumlah
Responden
Jenis Makanan 4 3 2 1
1 22 4 3 1 30
2 7 7 16 0 30
3 9 10 10 1 30
4 11 7 11 1 30
5 7 5 15 3 30
6 12 10 5 3 30
7 15 7 4 4 30
16 4 15 11 0 30
17 9 5 12 4 30
18 9 5 15 1 30
19 10 6 12 2 30
20 15 1 9 5 30
21 5 11 13 1 30
22 13 6 10 1 30
23 22 4 4 0 30
24 16 5 8 1 30
Frekuensi
Makanan
8 19 5 3 3 30
9 9 17 4 0 30
10 15 11 4 0 30
12 3 9 13 5 30
14 15 5 8 2 30
15 13 8 8 1 30
25 16 2 11 1 30
26 9 8 4 9 30
27 10 9 5 6 30
28 11 7 9 3 30
29 8 4 11 7 30

50
51

Kuantitas
Makanan
11 6 8 15 1 30
13 14 4 6 6 30
Aktivitas Fisik
30 13 8 7 2 30
31 12 10 7 1 30
32 10 8 5 7 30
33 17 4 5 4 30
34 14 12 2 2 30
35 16 7 6 1 30
36 9 16 3 2 30
37 8 12 9 1 30
38 17 5 7 1 30

Deskripsi Data Obesitas Responden

Yang termasuk kategori obesitas berat dengan skor 3 sejumlah 17 orang,

skor 2 sejumlah 9 orang dan skor 1 sejumlah 4 orang dengan jumlah

responden 30 orang.

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Persentase


4.1.2.1 Pola Makan

Analisis deskriptif persentase variabel pola makan dikategorikan

empat tingkatan yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Data

pola makan diungkapkan dalam 29 item meliputi jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi, serta frekuensi makanan yang diberikan pada remaja.

Skor yang diperoleh dari hasil tabulasi pola makan adalah 2486 (lihat

lampiran 4)

Persentasenya adalah : 2486 ×100% = 71.44%


3480
kemudian dikonsultasikan dengan tabel 3.3 hal 45, ternyata berada

diantara 62.5 – 81.24% termasuk kategori pola makan baik.


52

4.1.2.2 Aktivitas fisik

Analisis deskriptif persentase variabel aktivitas fisik dikategorikan

tiga tingkatan yaitu aktivitas fisik ringan, aktivitas sedang dan aktivitas fisik

berat. Data aktivitas fisik diungkapkan dalam jumlah orang dalam

menjawab jenis aktivitas fisik. Skor yang diperoleh dari hasil tabulasi

aktivitas fisik 626 (lihat lampiran 5)

Persentasenya adalah : 626 × 100% = 77.28%


810
kemudian dikonsultasikan dengan tabel 3.4 hal 46, ternyata berada

diantara 73.16 – 100 % berarti temasuk kategori aktivitas fisik ringan.

4.1.2.3 Obesitas

Data yang diperoleh tentang obesitas remaja SMP Theresiana I kelas

II sebesar 13,33% termasuk kategori obesitas ringan, 30% termasuk

kategori obesitas sedang dan 56,66% termasuk kategori obesitas berat.

Kondisi remaja yang mengalami obesitas diukur melalui standart brocca

yang dikonsultasikan dengan kriteria tingkat obesitas. Adapun kategori

obesitas remaja dapat disajikan pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel. 4.2 Kategori Obesitas Remaja


Jenis Obesitas Jumlah Persentase (%) Interval
( Orang ) Persentase
Obesitas ringan 4 13,33 % 20%-40%
Obesitas sedang 9 30 % 41%-100%
Obesitas berat 17 56,66 % >100%

Jumlah 30 100%
53

4.1.3 Hasil Uji Prasyarat


4.1.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengambil kesimpulan yang tidak

menyimpang dari kebenaran yang ada, maka data yang diperoleh harus

berdistribusi normal digunakan rumus Liliefors (αo).

__
X −X
Zi = i
S

Keterangan :

Zi = bilangan baku
Xi = sampel acak
__
X = rata-rata tiap butir soal
S = simpangan baku

Perhitungan simpangan baku dengan rumus :

n ∑ X 12 − ( ∑ X 1 ) 2
S² =
n − ( n − 1)

= 15 × 133 – (30)²
15×14

= 1995 – 900
210

= 1095
210

= 5,21
54

Perhitungan uji normalitas dengan rumus αo

Xi − X
Zi =
S
= 30 – 0,70
5,21

= 5,26

Jika αo diperoleh data yang terkumpul 5,26 lebih dari kritik L pada taraf

signifikan 5% yaitu 0,514 , maka data dinyatakan berdistribusi normal.

4.1.3.2 Uji Homogenitas


Setelah dicari dengan uji normalitas, maka data yang diperoleh perlu

diuji dengan homogenitasnya. Uji homogenitas yang digunakan adalah chi

kuadrat.

O i − Ei
k
X =∑ 2

i =1 Ei

Keterangan :

Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi yang diharapkan

k = banyaknya kelas interval

Perhitungan data uji homogenitas sebagai berikut.

k
38 − 30
X2 =∑
i =1 30

= 8
30
= 0,26
55

Ketentuannya adalah jika hasil X² hitung 0,26 lebih kecil dari X² tabel pada

taraf signifikannya 5% yaitu 0,29, maka data dinyatakan homogen.

4.1.4 Hasil Analisis Rank Spearman


Hasil analisis rank spearman terdiri dari tiga bagian yaitu untuk

menguji hipotesis 1 bunyinya ada hubungan antara pola makan dengan

obesitas remaja, hipotesis 2 bunyinya ada hubungan antara aktivitas fisik

dengan obesitas remaja dan hipotesis 3 bunyinya ada hubungan antara pola

makan dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja. Perhitungan hasil analisis

dapat disajikan dalam bentuk tabel

4.1.4.1 Hubungan antara pola makan dan obesitas remaja kelas II SMP
Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang (hipotesis I)
Tabel 4.3 Hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja
Correlations

Pola Obesitas
Makan
Spearman' Pola Makan Correlation 1.000 .562
s rho Coefficient
Sig. (2- . .001
tailed)
N 30 30
Obesitas Correlation .562 1.000
Coefficient
Sig. (2- .001 .
tailed)
N 30 30
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).

Berdasarkan dari data yang diperoleh ternyata ada hubungan yang

antara pola makan remaja dengan obesitas remaja kelas II SMP Theresiana I

Yayasan Bernadus Semarang, dimana diketahui rs = 0,562 lebih besar dari

tingkat signifikansi p = 0,001 pada taraf 1%, maka Ho ditolak dan Ha


56

diterima mempunyai arti ada hubungan antara pola makan dengan obesitas

remaja.

4.1.4.2 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas II


SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang (hipotesis 2)
Tabel 4.4 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja
Correlations

Obesitas Aktivitas Fisik


Spearman's Obesitas Correlation 1.000 .402
rho Coefficient
Sig. (2- . .028
tailed)
N 30 30
Aktivitas Correlation .402 1.000
Fisik Coefficient
Sig. (2- .028 .
tailed)
N 30 30
* Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).

Berdasarkan dari data yang diperoleh ternyata ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan

Bernadus Semarang, dimana diketahui rs = 0,402 lebih besar dari tingkat

signifikansi p = 0,028 pada taraf 5 %, maka disimpulkan bahwa ada

hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas II SMP

Theresiana I, berarti Ho ditolak Ha diterima artinya ada hubungan antara

aktivitas fisik dengan obesitas.


57

4.1.4.3 Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan


obesitas remaja kelas II Thresiana I Yayasan Bernadus
Semarang (hipotesis 3)
Tabel 4.5 Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan
obesitas remaja
Correlations

Pola Makan Aktivitas Obesitas


Fisik
Spearman's rho Pola Correlation 1.000 .801 .562
Makan Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000 .001
N 30 30 30
Aktivitas. Correlation .801 1.000 .402
Fisik Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 . .028
N 30 30 30
Obesitas Correlation .562 .402 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .001 .028 .
N 30 30 30
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the .05 level (2-tailed).

Hasil analisis data pada hipotesis ketiga antara pola makan dan

aktivitas fisik remaja diketahui rs = 0,801 lebih besar dari tingkat

signifikansi p = 0,001 pada taraf 1 %, maka disimpulkan bahwa ada

hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas remaja

kelas II SMP Theresiana I, Ho ditolak dan Ha diterima adanya hubungan

antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas remaja.


58

4.2 Pembahasan
4.2.1 Deskripsi Persentase

Pola makan remaja kelas II SMP Theresiana I termasuk kategori

baik dan aktivitas fisiknya termasuk kategori aktivitas fisik ringan, obesitas

berat pembahasannya sebagai berikut :

Pola makan remaja termasuk kategori baik, hal ini disebabkan

makanan yang dikonsumsi bergizi antara lain jenis makanannya berupa

makanan pokok berupa nasi dengan jumlah 100 gram, lauk pauk nabati

dengan jumlah 50 gr, lauk pauk hewani 50 gr. Sayuran yang dikonsumsi

dengan jumlah 100 gr dengan jenis sayuran tiga warna berupa sayuran hijau,

sayuran merah, sayuran tidak berwarna. Buah – buahan yang mereka

konsumsi dengan jumlah 20 gr – 75 gr dengan jenis apel, jeruk, alpukat,

papaya, nangka dan pisang ambon. Makanan selingan atau camilan jenisnya

mie ayam, bakso, pizza, hotdog, humburger, mc. donalds, siomay, batagor,

mendoan, tahu isi dan pisang goreng dengan jumlah 1 porsi. Frekuensi

makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan tiga kali sehari namun

untuk makanan camilan frekuensinya lebih dari dua kali dalam sehari. Pola

makan remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus termasuk

kategori baik besar kemungkinan didukung oleh kemampuan ekonomi orang

tuanya yang rata-rata termasuk golongan menengah keatas.

Aktivitas Fisik remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus

Semarang termasuk kategori aktivitas ringan, sebab berdasarkan data hasil

penelitian mereka sedikit mengeluarkan energi, karena aktivitas disekolah


59

dijadwal satu kali saja (2 jam) dalam seminggu, ada olah raga pilihan seperti

basket, renang dan sepak bola, namun karena tidak diwajibkan sehingga

tidak semua siswa mengikuti. Aktivitas dirumah relative sedikit karena ada

sarana pembantu yang mengerjakan keperluan mereka, sehingga cenderung

aktivitasnya belajar, menenton televisi, bermain playstation yang tidak

begitu banyak mengeluarkan energi. Disamping itu karena mereka berasal

dari keluarga tingkat ekonomi menengah keatas sehingga berangkat maupun

pulang sekolah menggunakan jemputan mobil atau angkutan umum,

sehingga energi yang mereka keluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan

dengan demikian berakibat kelebihan energi dalam tubuh.

Obesitas remaja kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus

Semarang termasuk kategori obesitas berat, hal ini dibuktikan dari

perhitungan standar brocca terdapat pada (lampiran 6). Obesitas yang

dialami remaja tersebut disebabkan karena pola makan mereka tergolong

kategori baik, sedangkan aktivitas fisiknya tergolong aktivitas fisik ringan,

sehingga energi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan, hal

ini bila lama terjadi dalam kurun waktu yang relative lama dapat berakibat

terjadi penumpukan lemak dibawah kulit yang akhirnya terjadi obesitas.

4.2.2 Hasil dan Analisis Rank Spearman


Dengan diterimanya hipotesis kerja yang berbunyi ada hubungan

pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang, pembahasannya sebagai berikut :


60

Hipotesis kerja 1 pada penelitian ini menyatakan bahwa ada

hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang, hal ini disebabkan oleh pola

makan yang melebihi kebutuhan gizi tubuh, sehingga terjadi penyimpanan

kelebihan kalori sebagai lemak dibawah kulit. Jika makanan yang mereka

konsumsi dengan lemak tinggi, maka cenderung dalam waktu yang tidak

lama akan terjadi kegemukan atau obesitas.

Hipotesis kerja 2 pada penelitian ini menyatakan bahwa ada

hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas II SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang, hal ini disebabkan aktivitas

fisiknya ringan dengan kalori yang dikeluarkan relatif sedikit sehingga

kelebihan kalori disimpan dalam tubuh sebagai lemak dan dibawah kulit.

Jika hal ini terjadi terus menerus dalam waktu yang lama dapat

mengakibatkan obesitas.

Hipotesis kerja 3 pada penelitian ini menyatakan bahwa ada

hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas

II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang, hal ini disebabkan pola

makan yang baik dengan aktivitas fisik ringan sehingga asupan pangan

dalam tubuh berlebih, maka terjadi kelebihan kalori disimpan sebagai lemak

dibawah kulit. Jika keadaan seperti ini berlangsung secara kontinue dalam

waktu relatif lama sehingga menimbulkan kegemukan atau obesitas.


61

4.3 Kelemahan Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam pembuatan instrumen dalam angket dan

metode recall yang digunakan untuk mengetahui kualitas makanan dan

aktivitas fisik belum sistematis sehingga data yang diperoleh belum

maksimal, disamping itu pengukuran kualitas makanan dan aktivitas fisik

yang digunakan belum tepat sehingga data yang diperlukan belum akurat.
62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan menguraikan tentang rangkuman hasil penelitian yang ditarik

dari analisis dan pembahasan, saran berisi tentang alternative perbaikan atau

masukan yang berkaitan dengan penelitian.

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Gambaran pola makan remaja kelas II yang mengalami obesitas di SMP

Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang, yang termasuk kategori pola

makan baik

2. Tingkatan aktivitas fisik remaja kelas II yang mengalami obesitas di

SMP Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang, dari 30 responden yang

termasuk kategori aktivitas ringan

3. Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas sebesar 80,1%

sedangkan sisanya sebesar 19,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar

penelitian ini.
63

5.2 Saran 62

Berdasarkan hasil penelitian pengamatan proses penelitian, maka

penulis ingin memberi saran sebagai berikut :

1. Disarankan bagi guru mata pelajaran ketrampilan boga dan wali kelas

untuk memberikan pengarahan tentang pola makan, aktivitas fisik dan

obesitas remaja mudah memicu penyakit degeneratif diusia dewasa

kelak.

2. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang pola makan, aktivitas fisik dan

obesitas di sekolah lanjutan pertama dengan instrument dan pengkuran

yang tepat sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang optimal.


64

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi. Jakarta Timur : Dian Rakyat.

Anne Lies Ranti Santoso Soegeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya.

Anonim. 2000. Cermati Gizi Anak- Anak Kita. www.indomedia.com/intisari. (25


Maret 2000).

Anonim. 2002. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. webmaster@


promosikesehatan .com.(04 0ktober 2005).

Anonim. 2004. Obesitas.www.medicastore.com. (12 Juli 2004)

Anonim.2005 Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja. http://www.depkes.go.id.pdf.


(22 Agustus 2005)

Anonim. 2002. Perlu Lebih Banyak Zat Gizi . http:// www.obesitas .web.(kamis
20 Juni 2002).

Anonim.2002. 10 Perilaku Makan Khas Remaja.


http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0206/19/gizi2.html.
(kamis 20 Juni 2002).

Bambang Soepeno. 1997. Statistik Terapan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dedi Subardja. 2004. Obesitas Primer Pada Anak. Bandung : PT. Kiblat Buku
Utama.

Dina Agoes, Maria Poppy. 2003. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada
Balita. Jakarta : Puspa Swara.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1994. Manajemen Laktasi. Jakarta :


Depkes.

Djiteng Roedjito. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Jakarta : PT. Mediyatama Sarana
Perkasa.

Emma S. Wirakusumah. 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat


Badan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hardiansyah, Drajat Martianto. 1992. Gizi Terapan. Bogor : IPB.

64
65

Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Manuaba. 2004. Obesitas Pada Anak Perlu
Diwaspadai?.http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html.
(Minggu pon7 maret 2004).

I Dewa Supariasa Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.

Indro Purnomo. 2004. Obesitas Jangan Dianggap Remeh.


http://www.pjhnk.go.id/berita artikel/page/7/.

Johanes Chandrawinata. 2000. Kegemukan Pada Wanita di Usia Matang.


(http://www.obesitas.web.id/Indonesia/obesitasnews(i)16.html).

Kartasapoetra, Marsetyo. 2003. Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Mien A. Rifai, dkk. Risalah Widyakarya Pangan Dan Gizi VI. 1998. Jakarta :
LIPI.

Muhammad Ali. 1993. Konsep dan Analisis Statistik. Bandung : IKIP.

Nur Hidayati. 2004. Skripsi : Pola Makan Anak Balita Pada Masyarakat
Nelayan di Desa Bojomulya Kec. Juwana Kab. Pati. Semarang :
Univesitas Negeri Semarang.

Rizqi Auliana. 2001. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta : Adicita.

Roymond Tabunan. 2001. Remaja Dan Perilaku Konsumtif.


http://www.pjnhk.go.id/berita_artikel/page/7/. (Jakarta 19 November
2001).

Siti Fathonah, dkk. 1996. Prevalensi Gizi Lebih Pada Anak –Anak SMA dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya [Laporan Tesis]. Semarang :
IKIP.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Transito.

Sjahmien Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta : Bhratara Niaga Media.

Suhardjo.1990. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat . Bogor : IPB

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta : Rineka Cipta
Sunita Almatsier. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama Anggota IKAP.
66

Winarno. FG.1996.Gizi bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta : Pustaka Jaya.

Yayuk Farida Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Lampiran 1

DATA RESPONDEN REMAJA YANG MENGALAMI OBESITAS SMP

THERESIANA I YAYASAN BERNADUS SEMARANG TAHUN 2005

No Nama Siswa L/P Usia (thn) BB (kg)


1 Robby Cristian L 14 75
2 Daniel. S L 15 68
3 Steven Cristianto. S L 13 73
4 Riyan Dwi Saputra L 13 83
5 Ricky Max Husada L 14 87
6 Sthefanny Damayanti P 14 80
7 Maria Roma P 14 78
8 Aris Mulyono L 13 85
9 Reicky Aditya Darusman L 14 70
10 Jimmy Sugianto . K L 13 78
11 Edward. N. D L 14 78
12 Ricky Prayogo L 15 70
13 Jackson J.Tj. L 13 82
14 Adrianus. P.W. L 14 89
15 Irene P 13 87
16 Novia Winarta P 13 77
17 Ardhie Santoso L 13 90
18 Avina Anastasia.W P 13 85
19 Elisabeth Yuni .A P 14 79
20 Dea Pramadita.S P 13 76
21 Dina Elfina Gunadi P 14 75
22 Dewa.A.E L 15 70
23 Stella Santani P 13 60
24 Edward Felix L 14 65
25 Daniel L 14 68
26 Hans Christian L 13 78
27 Yoseph Hendi.S L 14 75
28 Riki . W. H L 13 70
29 Pristio L 14 58
30 Setyawan Ranu L 13 84
Lampiran II

Judul : HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK


TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA KELAS II SMP
THERESIANA YAYASAN BERNADUS SEMARANG TAHUN 2005.

KISI – KISI INSTRUMEN

No Variabel Sub Variabel Indikator No Item

1. Pola Makan a. Konsumsi Pangan - Jenis dan jumlah 1,2


makanan
yang dikonsumsi
- Kebiasaan Makan 8,9,10,11,12
- Frekuensi Makan 3,4,5,6,7,20,
21,22,23

b. Preferensi Pangan - Kesukaan atau pilihan 13,14,15,16,


terhadap pangan yang 17,18,19
dipengaruhi : kondisi
fisik dari pangan dan
informasi media massa

2. Aktivitas a. Klasifikasi atau - Aktivitas fisik ringan 24,25,26


Fisik tipe aktifitas fisik - Aktivitas fisik sedang
- Aktivitas fisik berat

b. Durasi ( lama waktu) 27,28,29


c. Frekuensi 30,31,32
Lampiran 2

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK


TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA KELAS II SMP THERESIANA I
YAYASAN BERNADUS SEMARANG TAHUN 2005

ANGKET PENELITIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Kepada Yth:
Siswa –siswi kelas II
SMP Theresiana I Yayasan Bernadus
Jln. Mayejen Sutoyo 69
Semarang.

Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian dengan judul “ Hubungan antara Pola Makan dan
Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Remaja Kelas II SMP Theresiana I
Yayasan Bernadus Semarang”. Untuk itu saya berharap pada adik-adik bersedia
menjawab dan mengisi angket ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semua
materi atau isi angket ini semata-mata hanya untuk tujuan penelitian.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas bantuanya.

Semarang, Desember 2005


Hormat saya,

Luthfiana. A.H
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK

ANGKET PENELITIAN

I. Identitas Responden.
ƒ Nama :
ƒ Alamat :
ƒ Umur :
ƒ Jenis Kelamin :
ƒ Berat Badan :
ƒ Tinggi Badan :
ƒ Jenis Aktivitas :
II. Petunjuk Pengisian Angket.
1. Isilah lembar biodata responden dengan lengkap.
2. Berilah tanda check ( √ ) pada skor (1,2,3,4) sesuai dengan pertanyaan
pada kolom skor yang anda pilih sesuai dengan kenyataan..
3. Kriteria skor adalah sebagai berikut.
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang (sebulan)
3 = Sering (seminggu)
4 = Selalu (tiap hari)
4. Partisipasi Anda dalam mengisi instrument ini dengan sejujur – jujurnya
akan sangat membantu dalam penyusunan skripsi.
Demikian atas kesediannya dalam pengisian instrumen ini, kami sampaikan
terima kasih.
A. Pola Makan
Berilah tanda check ( S ) pada kolom sesuai dengan kenyataan anda !
No Jenis Bahan Pangan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
1. Makanan Pokok
- Beras ( Nasi)
- Mie
- Roti
- Biskuit
- Kentang
- Lain-lain……
2. Lauk- Pauk
- Tempe
- Tahu
- Telur Ayam
- Telur Bebek
- Telur Puyuh
- Daging Ayam
- Daging Sapi
- Daging Kambing
- Daging Babi
- Daging olahan
( sosis, kornet, ham)
- Ikan segar
- Ikan Asin
- Ikan Teri
- Ikan Pindang
- Udang
- Kerang
- Jerohan/ hati
- Lain – lain……
3. Sayuran
- Bayam
- Kangkung
- Daun Singkong
- Sayuran daun hijau
- Sayuran tidak berwarna
- Sayuran kacang-kacangan

- Wortel
- Lain-lain…..
4. Buah- buahan
- Apel
- Apokat
- Pisang Ambon
- Pepaya
- Nangka
- Jeruk
- Lain- lain….
5. Susu
- Susu segar
- Susu kental
- Susu bubuk/ full cream
- Hasil olahan susu
Keju
Mentega
6. Minuman
- Air Putih
- Teh
- Sirup
- Kopi
- Soft drink
( Coca-cola, Sprite, Fanta, dll)
- Gula
7. Selingan
- Mie Ayam
- Bakso
- Pizza
- Hotdog
- Humburger
- Mc. Donalds
- Siomay
- Batagor
- Mendoan
- Tahu Isi
- Pisang Goreng
2. Catatlah apa yang saudara makan dan minum sesuai dengan kenyataan selama
sehari sejak pagi sampai malam selama 3 hari pada lembar I, II,III yang sudah
disediakan !
8. Berapa kali anda makan dalam sehari ?
a. 4 kali c. 2 kali
b. 3 kali d. 1 kali
9. Kapan saja saudara makan ?
a. Pagi, siang, sore, dan malam c. Pagi dan siang/ malam saja
b. Pagi, siang, dan malam d. Pagi saja
10. Berapa kali anda makan makanan camilan dalam sehari ?
a. lebih dari 1 kali c. 1 kali
b. 2 kali d. kadang-kadang
11. Berapa porsi makanan yang anda makan dalam setiap kali makan ?
a. 4 piring c. 2 piring
b. 3 piring d. 1 piring
12. Berapa kali saudara minum susu ?
a. lebih dari 1 kali sehari c. satu kali seminggu
b. satu kali sehari d. tidak pernah
13. Apakah anda membiasakan menambah posi makanan tersebut walupun
makanan tersebut sangat lezat dan favorit ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah anda membiasakan makan sarapan pagi ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
15. Apakah anda membiasakan minum air putih tiap kali makan ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
16. Apa jenis makanan pokok yang biasa anda konsumsi ?
a. Nasi (Beras) c. Roti
b. Mie d. Kentang
17. Apakah anda membiasakan makan selingan diantara waktu makan ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
18. Bagaimana bentuk makanan camilan / jajanan yang anda sukai ?
a. Goreng- gorengan c. Kue kering
b. Kue basah / roti d. Dikukus / di rebus
19. Intensitas rasa asin yang anda sukai adalah ?
a. Sangat manis c. Agak manis
b. Manis d. Tidak manis
20. Intensitas rasa manis yang anda sukai adalah ?
a. Asin c. Agak asin
b. Cukup d. Tidak asin
21. Apakah lauk-pauk yang anda sukai ?
a. Daging ayam, sapi, kambing, dan babi c. Ikan
b. Telur d. Tempe dan tahu
22. Apabila makan sayuran, jenis sayuran apa yang anda sukai ?
a. Sayuran berkuah santan c. Sayuran berkuah jernih
b. Sayuran yang bertumis d. Sayuran tanpa berkuah
23. Buah-buahan yang paling anda sukai adalah ?
a. Apokat, Nangka c. Nanas, Jeruk
b. Sawo, Pisang d. Pepaya, Apel
24. Apakah anda menyukai makanan camilan dengan rasa ?
a. Sangat manis c. Agak manis
b. Manis d. Tidak manis
25. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi protein hewani (daging, telur, ikan,
udang) ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
26. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi protein nabati (tempe, tahu, dan
hasil olahannya) ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
27. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi sayuran ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
28. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi susu ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
29. Berapa kali anda makan makanan camilan?
a. 4 kali c. 2 kali
b. 3 kali d. 1 kali
B. Aktivitas Fisik
Aspek Indikator Skor

Aktifitas Fisik. 1 2 3 4
a. Tipe atau klasifikasi aktivitas fisik.
30. Apakah anda dalam sehari melakukan
aktivitas ringan (tanpa menggerakan
lengan) seperti membaca, menulis, main
video game, menonton televisi,
mendengarkan radio, mengetik, berbagai
kegiatan yang dikerjakan dengan banyak
duduk.
31. Apakah anda dalam sehari melakukan
aktivitas sedang (sedikit menggerakkan
lengan) seperti memasak, mencuci piring,
mencuci baju, menyetrika, berjalan
lambat, serta berbagai kegiatan yang
dikerjakan dengan duduk dan berdiri.
32. Apakah anda dalam sehari melakukan
aktivitas berat (banyak menggerakan
lengan) seperti mendorong-dorong benda,
berjalan cepat, berlari, naik turun tangga,
bersepeda, sepak bola, dll.
b. Durasi ( lama waktu).
33. Apabila anda melakukan aktivitas ringan,
apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
34. Apabila anda melakukan aktivitas sedang,
apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
35. Apabila anda melakukan aktivitas berat,
apakah anda melakukannya >3 jam/hari.

c. Frekuensi (berapa kali dalam seminggu)


36. Apakah anda melakukan aktivitas ringan
sehari dalam seminggu > 3 kali.
37. Apakah anda melakukan aktivitas sedang
sehari dalam seminggu > 3 kali.
38. Apakah anda melakukan aktivitas berat
sehari dalam seminggu > 3 kali.
PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET

Rumus

N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 − (∑ X ) }{N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2

Perhitungan

Berikut ini contoh perhitungan validitas angket pada butir no 1.

No X Y X2 Y2 XY
1 3 127 9 16129 381
2 3 135 9 18225 405
3 3 124 9 15376 372
4 2 104 4 10816 208
5 4 132 16 17424 528
6 3 107 9 11449 321
7 2 72 4 5184 144
8 8 86 4 7396 172
9 4 136 16 18496 544
10 2 104 4 10816 208
11 2 103 4 10609 206
12 3 131 9 17161 393
13 2 62 4 3844 124
14 4 117 16 13689 468
15 4 115 16 1225 460
∑ 43 1655 133 189839 4934

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:

15(4934) − (43)(1655)
rxy =
{15(133) − (43) }{189839) − (1655) }
2 2

rxy = 0.714613
Pada α = 5% dengan n = 15 diperoleh r tabel = 0,514

Karena r xy > r tabel, maka angket no1 tersebut valid.


PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET

Rumus

⎛ k ⎞⎛⎜ ∑σ ⎞
2

r11 = ⎜ ⎟ 1−
h ⎟
⎝ k − 1 ⎠⎜⎝ σ t2 ⎟

Kriteria
Apabila r11 > rtabel maka angket tersebut reliabel

Perhitungan:
1. Varians total

(∑ Y ) 2 2

∑Y 2

N
σt2 =
N

189839 −
(1655)2
σt2 = 15 = 516.952
15
2. Varians butir

(∑ X ) 2

∑X 2

N
σ 2b =
N

(43) 2
133 −
σ 2 b1 = 15 = 0.695
15

(52) 2
190 −
σ 2 b2 = 15 = 0.695
15
.
.
.
(44) 2
144 −
σb37 2 = 15 = 1.067
15

∑σ 2
b = 34.26

3. Koefisien reliabilitas

⎛ 37 ⎞⎛ 34.26 ⎞
r11 = ⎜ ⎟⎜1 − ⎟
⎝ 37 − 1 ⎠⎝ 516.952 ⎠

r11 = 0.960

Pada α = 5% dengan n = 15 diperoleh rtabel = 0.514


Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel
Lampiran 5

ANGKA KECUKUPAN ENERGI REMAJA KELAS II SMP


THERESIANA I YAYASAN BERNADUS SEMARANG

Usia AKEIi
No Nama Siswa L/P BB (kg)
(thn) (K.kal/org/hari)
1 Robby Cristian L 14 75 3240
2 Daniel. S L 15 68 2982
3 Steven Cristianto. S L 13 73 3221
4 Riyan Dwi Saputra L 13 83 3513
5 Ricky Max Husada L 14 87 3586
6 Sthefanny Damayanti P 14 80 2686
7 Maria Roma P 14 78 2648
8 Aris Mulyono L 13 85 3571
9 Reicky Aditya Darusman L 14 70 3095
10 Jimmy Sugianto . K L 13 78 3367
11 Edward. N. D L 14 78 3326
12 Ricky Prayogo L 15 70 3039
13 Jackson J.Tj. L 13 82 3484
14 Adrianus. P.W. L 14 89 3644
15 Irene P 13 87 2856
16 Novia Winarta P 13 77 2123
17 Ardhie Santoso L 13 90 3717
18 Avina Anastasia.W P 13 85 2817
19 Elisabeth Yuni .A P 14 79 2667
20 Dea Pramadita.S P 13 76 2644
21 Dina Elfina Gunadi P 14 75 2591
22 Dewa.A.E L 15 70 3039
23 Stella Santani P 13 60 2335
24 Edward Felix L 14 65 2951
25 Daniel L 14 68 3038
26 Hans Christian L 13 78 3367
27 Yoseph Hendi.S L 14 75 3240
28 Riki . W. H L 13 70 3133
29 Pristio L 14 58 2749
30 Setyawan Ranu L 13 84 3542
Jumlah 2293 92211
Rata -rata 76.43 3073.7
Standart deviasi 8.18 404.97
Lampiran 6

KATEGORI OBESITAS REMAJA KELAS II SMP THERESIANA I


YAYASAN BERNADUS SEMARANG

Tinggi Berat
Usia BB
No Nama Siswa L/P
(thn) (kg)
Badan badan Kategori
( cm) Standart
1 Robby Cristian L 14 75 170 63 84% OB
2 Daniel. S L 15 68 163 57 84% OB
3 Steven Cristianto. S L 13 73 168 61 84% OB
4 Riyan Dwi Saputra L 13 83 166 59 71% OS
5 Ricky Max Husada L 14 87 170 63 72% OS
6 Sthefanny Damayanti P 14 80 140 36 45% OR
7 Maria Roma P 14 78 155 49 63% OS
8 Aris Mulyono L 13 85 160 54 64% OS
9 Reicky Aditya Darusman L 14 70 165 58 83% OB
10 Jimmy Sugianto . K L 13 78 168 61 78% OB
11 Edward. N. D L 14 78 165 58 74% OB
12 Ricky Prayogo L 15 70 160 54 77% OR
13 Jackson J.Tj. L 13 82 170 43 52% OS
14 Adrianus. P.W. L 14 89 165 63 71% OS
15 Irene P 13 87 160 58 67% OS
16 Novia Winarta P 13 77 148 54 70% OS
17 Ardhie Santoso L 13 90 170 43 48% OR
18 Avina Anastasia.W P 13 85 160 63 74% OB
19 Elisabeth Yuni .A P 14 79 160 54 68% OS
20 Dea Pramadita.S P 13 76 160 54 71% OB
21 Dina Elfina Gunadi P 14 75 168 61 81% OB
22 Dewa.A.E L 15 70 168 61 87% OB
23 Stella Santani P 13 60 150 45 75% OB
24 Edward Felix L 14 65 156 50 77% OB
25 Daniel L 14 68 165 58 85% OB
26 Hans Christian L 13 78 170 63 81% OB
27 Yoseph Hendi.S L 14 75 163 57 76% OB
28 Riki . W. H L 13 70 165 58 83% OB
29 Pristio L 14 58 149 44 76% OB
30 Setyawan Ranu L 13 84 150 45 54% OR

Keterangan:
• Obesitas Berat (OB) = 77.79% - 100%
• Obesitas Sedang (OS) = 55.56% - 77.78%
• Obesitas Ringan (OR) = 33.33% - 55.55%
Lampiran 7

DAFTAR TINGKAT KONSUMSI KALORI SELAMA TIGA HARI


PADA REMAJA YANG MENGALAMI OBESITAS

NO Usia Jenis Kategori


Nama Siswa Kalori
(th) Kelamin Pola Makan
1 Robby Cristian 14 L 2500 Baik
2 Daniel. S 15 L 2300 Baik
3 Steven Cristianto. S 13 L 2490 Baik
4 Riyan Dwi Saputra 13 L 2570 Baik
5 Ricky Max Husada 14 L 2640 Sangat Baik
6 Sthefanny Damayanti 14 P 2680 Sangat Baik
7 Maria Roma 14 P 2700 Sangat Baik
8 Aris Mulyono 13 L 2810 Sangat Baik
9 Reicky Aditya Darusman 14 L 2180 Cukup Baik
10 Jimmy Sugianto . K 13 L 2320 Baik
11 Edward. N. D 14 L 2430 Baik
12 Ricky Prayogo 15 L 2200 Cukup Baik
13 Jackson J.Tj. 13 L 2600 Sangat Baik
14 Adrianus. P.W. 14 L 2800 Sangat Baik
15 Irene 13 P 2580 Sangat Baik
16 Novia Winarta 13 P 1600 Kurang Baik
17 Ardhie Santoso 13 L 2900 Sangat Baik
18 Avina Anastasia.W 13 P 2800 Sangat Baik
19 Elisabeth Yuni .A 14 P 2260 Baik
20 Dea Pramadita.S 13 P 2300 Baik
21 Dina Elfina Gunadi 14 P 2500 Baik
22 Dewa.A.E 15 L 1980 Cukup Baik
23 Stella Santani 13 P 1820 Kurang Baik
24 Edward Felix 14 L 2260 Baik
25 Daniel 14 L 2480 Baik
26 Hans Christian 13 L 2500 Baik
27 Yoseph Hendi.S 14 L 2000 Cukup Baik
28 Riki . W. H 13 L 2200 Cukup Baik
29 Pristio 14 L 2190 Cukup Baik
30 Setyawan Ranu 13 L 2820 Sangat Baik

Keterangan :
Sangat Baik : 2900-2575 k.kal/org/hari = 10 org
Baik : 2574-2250 k.kal/org/hari = 12 org
Cukup Baik : 2249-1925 k.kal/org/hari = 6 org
Kurang Baik : 1924-1600 k.kal/org/hari = 2 org

Anda mungkin juga menyukai