SKRIPSI
Oleh :
Nama : Luthfiana Arifatul Hudha
Nim : 5401401023
Program Studi : PKK Pend. Tata Boga S1
Jurusan : Teknologi Jasa dan Produksi
FAKULTAS TEKNIK
2006
i
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Prof. Dr.Soesanto
NIP. 13087575
ii
ABSTRAK
Motto:
Persembahan :
iv
KATA PENGANTAR
skripsi ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana
Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
yang terhormat :
2. Ibu Dra. Dyah Nurani, M.Kes, Ketua Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi
skripsi ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
v
membantu kelancaran peneliti dan penyelesaian skripsi ini.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
2.5 Hipotesis ................................................................................................ 30
LAMPIRAN ................................................................................................. 67
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kadar zat gizi dalam 100 gram beras setengah gilling ............... 13
Tabel 2.2 Kadar zat gizi dalam 100 tepung terigu ..................................... 14
Tabel 2.3 Jumlah posi makanan yang dianjurkan pada usia remaja .......... 20
remaja ........................................................................................ 22
Tabel 2.5 Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk
remaja ........................................................................................ 27
Tabel 3.2 Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk remaja....... 37
Tabel 4.3 Hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja ............... 55
Tabel 4.4 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas remaja ........... 56
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang berawal dari usia 9-10 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun. Remaja
bertambahnya masa otot dan jaringan lemak dalam tubuh. Selain itu juga
remaja terutama mengenai pola makan mereka yang biasanya dalam memilih
bersosialisasi / kesenangan.
Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan susunan jenis dan
jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu
tertentu (Yayuk Farida Baliwati. dkk, 2004 : 69). Pola makan remaja perlu
1
2
dan kecerdasan otak serta tingkat kesehatan yang optimal. Selama masa
yang dianjurkan.
suatu akibat dari kontraksi otot skelet ( Dedi Subardja, 2004 : 50 ). Remaja
kurang mengeluarkan energi. Oleh karena itu jika asupan energi berlebih
tanpa diimbangi aktivitas fisik yang seimbang maka seseorang remaja mudah
mengalami kegemukan.
gula dan garam tetapi miskin serat. Pola makan modern yang tidak diimbangi
dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi lebih atau obesitas.
Akhir- akhir ini kasus gizi lebih pada remaja banyak terjadi terutama
yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan
memenuhi kebutuhan gizi yang lengkap, seimbang dan makanan siap saji.
pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas sehingga peneliti tertarik
Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Remaja Kelas II SMP
1. Hasil observasi awal tidak sedikit siswa remaja kelas II SMP Theresiana I
mendukung penelitian.
1.2 Permasalahan
berikut :
3. Adakah hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas
c. Mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik remaja kelas
pola makan dan aktivitas fisik remaja dengan obesitas melalui guru praktik
Skripsi ini berjudul “Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik
1. Hubungan
atau hubungan yang bersifat prediksi dari variabel bebas atau independent
Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan antara pola
makan dan aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja kelas II SMP
2. Pola makan
kelompok orang dalam memilih jenis makanan dan jumlah makanan yang
3. Aktivitas fisik
gerakan dan mengeluarkan energi. Dalam penelitian ini aktivitas fisik yang
4. Obesitas
seseorang dengan kelebihan berat badan di atas berat badan normal atau
ideal. Dalam penelitian ini cara untuk menilai seseorang mengalami obesitas
5. Remaja
dan masa dewasa. Masa remaja ada tiga tahap menurut tingkat umur yang
terdiri atas masa remaja awal (10-14 th), masa remaja pertengahan (14-17th)
kesehatan jiwa remaja. pdf : 22 Agustus 2005). Dalam penelitian ini dipilih
terencana tentang pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas pada
Sistematika skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal
skripsi berisi, bagian isi dan bagian akhir skripsi yang dapat disajikan sebagai
berikut :
istilah, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian awal ini memberikan
a. Bab I Pendahuluan
aktivitas fisik remaja dan obesitas pada remaja. Kerangka berfikir dan
hipotesis.
mendukung.
9
BAB II
Pada bab ini berisi tentang teori yang mendukung dan mendasari dalam
melaksanakan penelitian yaitu pola makan, aktivitas fisik dan obesitas pada
remaja, dilanjutkan dengan kerangka berfikir dan hipotesis yang akan diujikan
kebenarannya.
yaitu Yayuk Farida Baliwati, dkk (2004:69) mengatakan pola makan atau
pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang
Soegeng Santosa dan Anne Lies Ranti (2004 : 89) mengungkapkan bahwa
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh
suatu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu.
bahwa pola makan adalah cara atau perilaku yang ditempuh seseorang atau
konsumsi pangan setiap hari yang meliputi jenis makanan, jumlah makanan
9
10
Pola yang dianut oleh remaja dimiliki melalui proses belajar yang
menghasilkan kebiasaan makan yang terjadi sejak dini sampai dewasa dan
Usia remaja digolongkan dalam tiga tahap yaitu usia 10-12 tahun,
tahap kedua 13-15 tahun dan remaja akhir usia 16-19 tahun. Usia remaja
merupakan peralihan pola masa anak, namun pada usia remaja telah
selama 8 jam meliputi kegiatan belajar dan bermain saat istirahat. Aktivitas
cukup, sehingga kondisi tubuh remaja akan tetap baik dalam arti tidak mudah
jatuh sakit. Pola makan remaja yang perlu dicermati adalah tentang frekuensi
Suhardjo (1990 : 30) frekuensi makan dikatakan baik bila frekuensi makan
setiap harinya tiga kali makanan utama atau dua kali makanan utama dengan
satu kali makanan selingan dan dinilai kurang, bila frekuensi makan setiap
harinya dua kali makan utama atau kurang. Diantara dua waktu makan dapat
dihidangkan makan selingan yaitu makan selingan pagi antara pukul 10.00-
11.00 dan makan selingan sore antara 16.00-17.00 (Rizqi Auliana, 2001 : 63).
Pengaturan waktu makan yang teratur dapat mendisiplinkan remaja dalam hal
apapun.
yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam atau sore. Ketiga waktu
makan tersebut yang paling penting adalah makan pagi, sebab dapat
membekali tubuh dengan berbagai zat makanan terutama kalori dan protein
diperlukan setiap orang maupun remaja, karena merasa sejak pagi merasa
anggota keluarga, sebab saat itu pada umumnya bisa berkumpul bersama-
sehari makanan selingan dilakukan sekali atau dua kali diantara waktu makan
guna menaggulangi rasa lapar, sebab jarak waktu makan yang lama.
12
Makanan selingan atau jajanan berupa makanan kecil yang dapat dibuat
sendiri maupun yang dijual di depan rumah maupun di sekolah. Usia remaja
biasanya sore hari, namun tidak jarang orang mengkonsumsi makanan kecil
sebagai camilan, makan makanan kecil dilakukan lebih dari ukuran dan
metabolisme dalam tubuh dan menghilangkan rasa haus. Minuman dalam hal
ini merupakan suatu cairan yang diperlukan oleh tubuh dalam sehari sekitar 2
liter air. Cairan yang dimaksud berupa air putih, minuman manis mapun
cairan yang ada dalam masakan. Minuman air putih atau sejenisnya
makan pagi, makan siang dan makan malam yang terdiri dari makanan
a. Makanan Pokok
berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa
1) Nasi
Indonesia. Memasak nasi di rumah tangga dengan cara mencuci dengan air
mengukusnya. Makan nasi bisa dikonsumsi pada pagi hari, siang hari atau
malam hari. Nasi disajikan bersama lauk pauk dan sayur. Kalori yang
Tabel 2.1. Kadar Zat Gizi dalam 100 gram beras setengah gilling
No Zat Gizi Kadar Zat Gizi
1. Energi 360 kal
2. Protein 7,6 gram
3. Lemak 1,1 gram
4. Karbohidrat 78,3 gram
5. Zat Kapur (Ca) 11 mg
6. Phospor (P) 221 mg
7. Zat Besi (Fe) 1,2 mg
8. Vitamin A 0 SI
9. Vitamin C 0 mg
10. Vitamin (B1) 190 mg
(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 91)
14
2) Roti
Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu ditambah ragi
selama 1-8 jam. Roti kualitas baik berwarna putih dan mempuyai tekstur
Sedangkan roti biasanya dikonsumsi pagi hari berupa roti tawar yang
diolesi dengan margarin, diisi selai, mesis dan dadar telur, sedangkan sore
hari sebagai makanan selingan atau kecil. Bahan dari roti adalah tepung
terigu yang mempunyai protein tinggi dari gluten yang dihasilkan tepung
tersebut. Adonan roti dapat menghasilkan berbagai bentuk roti, seperti roti
tawar, roti manis, roti pisang, roti isi daging dan sebagainya. Dalam
tepung terigu mempunyai kadar zat gizi dalam 100 gram terdapat pada
tabel 2.2
Tabel 2.2 Kadar Zat Gizi dalam 100 gram tepung terigu
No Zat Gizi Kadar Zat Gizi
1. Energi 330 kal
2. Protein 11 gram
3. Lemak 2 gram
4. Karbohidrat 72,4 gram
5. Zat Kapur (Ca) 15 gram
6. Phospor (P) 130 gram
7. Zat Besi (Fe) 2 mg
8. Vitamin A 0 SI
9. Vitamin C 0 mg
10. Vitamin (B1) 170 mg
(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2004 : 99)
Mie atau bihun adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu
makanan setengah jadi yang akan dimasak lebih lanjut. Mie biasanya di
Mie atau bihun yang dikonsumsi pada pagi hari atau sebagai makanan
selingan dan makan malam hari. Mie yang sering dimasak dan dikeringkan
b. Lauk-pauk
memberikan rasa enak pada menu makanan sehari-hari. Lauk pauk terdiri
dari dua golongan menurut jenisnya di antaranya lauk pauk hewani dan
hewani dan nabati mempunyai fungsi, antara lain membangun sel-sel yang
rusak dan membentuk zat pengatur seperti enzim dan hormon (Achmad
dari hewan terutama dari hewan piaraan, ternak, unggas, ikan, susu dan
telur. Hewan ternak yang dimakan adalah sapi, kerbau dan kambing.
Daging unggas yang biasa dipelihara dan dijual daging serta telur di
Indonesia baik telur ayam, bebek dan telur burung (telur puyuh). Fungsi
telur sebagai sumber protein tinggi dari jenis bahan makanan lain.
sebagai ikan segar, ikan kering yang diasinkan dan ikan yang dikalengkan
112).
dan hasil olahannya, seperti tempe dan tahu. Sumber protein nabati juga
c. Jenis Sayur
wortel dan sebagainya dan tidak berwarna contohnya kubis, sawi putih dan
taoge. Sayur yang dikonsumsi bersama nasi bisa berkuah dan tidak
berkuah, contoh sayur berkuah antara lain sayur bobor, sayur lodeh, sayur
kare, sayur bayam, sayur asem, dan sayur sop. Sayur tidak berkuah
17
contohnya tumis kangkung, tumis kacang panjang, tumis sawi hijau dan
sebagainya.
d. Buah
yaitu dimakan setelah makan nasi. Berupa buah masak segar seperti
semangka, melon, pisang, durian dapat juga berupa masakan berupa buah
e. Minuman
sebagainya.
yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Jumlah (porsi) standar bagi remaja
antara lain :
1. Makanan pokok
Makanan pokok berupa nasi, roti tawar dan mie instant. Jumlah atau porsi
makanan pokok antara lain : nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie
instant untuk ukuran besar 100 gram dan ukuran kecil 60 gram.
2. Lauk pauk
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani,
jumlah atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50 gram,
ikan 50 gram, tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram (dua potong).
19
3. Sayur
jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran antara
4. Buah
yang fungsinya sebagai pencuci mulut, jumlah atau porsi buah ukuran
5. Makanan Selingan
pagi, makan siang mapun sore hari. Porsi atau jumlah untuk makanan
6. Minuman
untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih per gelas (2 liter perhari),
Tabel 2.3. Jumlah porsi makanan yang dianjurkan pada usia remaja
Makan Pagi Makan Siang Makan Malam
06.00-07.00 WIB 13.00-14.00 WIB 20.00 WIB
Nasi 1 porsi 100 gr beras Nasi 2 porsi 200 gr beras Nasi 1 porsi 100 gr beras
Telur 1 butir 50 gr Daging 1 porsi 50 gr Daging 1 porsi 50 gr
Susu sapi 200 Tempe 1 porsi 50 gr Tahu 1 porsi 100 gr
Sayur 1 porsi 100 gr Sayur 1 porsi 100 gr
Buah 1 porsi 75 gr Buah 1 porsi 100 gr
Susu skim 1 porsi 20 gr
Keterangan :
Untuk makanan selingan (snack)
Makanan snack pagi pukul 10.00-11.00 WIB
Makanan snack sore pukul 16.00-17.00 WIB
lain Menurut Sunita Almatsier (2003 : 144) mengatakan bahwa aktivitas fisik
dapat didefinisikan sebagai gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan
bahwa aktivitas dibagi menjadi dua aktivitas fisik internal dan aktivitas
eksternal yaitu aktivitas yang dilakukan oleh pergerakan anggota tubuh yang
04 Oktober 2005).
21
sesuai dengan kebutuhan energi yang dikeluarkan, sehingga kalori per jam
tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan aktivitas fisik
2004 : 50).
tingkatan aktivitas fisik sedang, sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah
belajar di sekolah. Kegiatan belajar yang mereka lakukan mulai pukul 07.00-
13.00 WIB. Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan remaja perempuan sangat
berbeda, untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi dari pada
perempuan. Remaja laki-laki aktivitas fisiknya lebih berat, sebab pada usia
tersebut sedang memprioritaskan olah raga seperti hiking, sepak bola, tenis,
tingkatannya antara lain aktivitas fisik ringan, aktivitas fisik sedang dan
aktivitas fisik berat. Seperti yang diklasifikasikan menurut Dina Agoes dan
2.3 Obesitas
beberapa faktor antara lain faktor makanan, faktor genetik, faktor hormonal
atau metabolisme, faktor psikologis dan faktor aktivitas fisik. Dalam setiap
panas dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih
dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada
melalui makanan yang melebihi energi yang dikeluarkan, kelebihan energi ini
jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar dari pada
kondisi normal.
24
over weight. Kegemukan dapat juga diartikan penimbunan lemak tubuh yang
dari berat badan ideal, sedangkan kelebihan berat badan (over weight) adalah
mulut menjadi lebih kecil, sedangkan bentuk dagu menjadi berganda. Pada
terdapat timbunan lemak pada daerah pangkal paha. Pada paha dan lengan
atas ukurannya lebih besar, jari-jari tangan lebih kecil dan runcing.
2004).
sebesar 20 % dari berat badan ideal. Pengukur tingkat obesitas bagi remaja
pada orang dewasa kurang sesuai hal ini disebabkan beberapa faktor yang
obesitas menurut Dina Agoes dan Maria Poppy (2003 :15) antara lain :
1. Faktor makanan
sesuai yang dibutuhkan tubuhnya maka tidak akan energi yang disimpan.
menimbulkan obesitas.
Banyak orang gemuk diturunkan oleh ayah atau ibu yang gemuk pula,
maka diduga keadaan gemuk itu adalah karena keturunan. Menurut Dina
Agoes dan Maria Poppy (2003 : 17) kemungkinan seorang anak berisiko
kegemukan.
dalam tubuh menjadi lambat karena kalori atau energi yang dikeluarkan
tubuh.
26
4. Faktor psikologis
kegemukan pada anak atau remaja misalnya adanya anggapan bahwa anak
yang gemuk adalah anak yang sehat dan menunjukkan keadaan sosial
ekonomi.
Anak atau remaja yang kurang atau enggan melakukan aktivitas fisik
karena itu jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi denagn aktivitas
fisik yang seimbang maka seorang anak remaja akan mudah menderita
golongan yaitu obesitas ringan, obesitas berat dan obesitas sedang. Untuk
( TB – 100)-10%(TB-100)
Keterangan :
TB = Tinggi Badan
Contoh :
Penyelesaian :
= (150-100)-10% (150-100)
= (50 -5)
remaja laki-laki dan perempuan pada tabel 2.5 menurut tingkat umur atau
usia.
Tabel 2.5. Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk remaja
Berat
Berat
Berat Tinggi badan
No Usia Remaja badan
Badan Badan standar
ideal
brocca
1. Remaja laki-laki
10-12 tahun 30 kg 135 cm 31 kg 27 kg
13-15 tahun 45 kg 150 cm 45 kg 40,5 kg
16-19 tahun 56 kg 160 cm 54 kg 50,4 kg
2. Remaja perempuan
10-12 tahun 35 kg 140 cm 36 kg 31,5 kg
13-15 tahun 46 kg 153 cm 48 kg 41,4 kg
16-19 tahun 50 kg 154 cm 48,6 kg 45 kg
28
makannya tidak didasari tentang pengetahuan gizi maka akan mengalami gizi
kurang atau gizi lebih. Remaja yang mengalami obesitas atau kegemukan
mereka merasa tidak percaya diri karena postur yang tidak sesuai berat badan
standar atau ideal. Pola makan remaja biasanya melakukan diet ketat dengan
yang salah, serta pengetahuan tentang zat gizi. Perilaku pola makan tersebut
remaja pada saat ini lebih sedikit mengingat kemajuan teknologi yang cukup
yang besar, sebagai contoh untuk naik gedung tinggi tidak perlu tangga akan
tetapi dengan menggunakan eskalator atau lift dapat menuju tempat yang
lebih tinggi.
pola makan yang tidak teratur, kebiasaan makan yang salah serta aktivitas
dan aktivitas fisik dengan obesitas pada remaja kelas II di SMP Theresiana
Frekuensi Aktivitas
OBESITAS Fisik
(Kegemukan )
Keterangan :
= Variabel yang diukur
2.5 Hipotesis
Hipotesis kerja ( Ha ).
3. Ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisk dengan obesitas pada
remaja.
Hipotesis nol ( Ho ).
3. Tidak ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas
pada remaja.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang dilakukan sebagai upaya
untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis.
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada penelitian ini, perlu menerapkan
dalam bab III ini berisi mengenai : populasi, sampel, variabel penelitian, metode
1998:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMP
31
32
3.1.2 Sampel
Variabel bebas (X2) adalah aktivitas fisik dengan indikator tipe atau
oleh variabel bebas ( Suharsimi Arikunto, 1998 : 101). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah obesitas atau kegemukan pada remaja SMP Theresiana I
nama siswa kelas II dan umur yang dapat diperoleh dari tata usaha SMP
pola makan, aktivitas fisik, berat badan dan tinggi badan. Metode angket
dan jumlah makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu (I
Dewa Nyoman Supariasa, dkk, 2001 : 94). Metode recall digunakan untuk
memperoleh data tentang pola makan responden yang meliputi jenis dan
tetang waktu makan, jenis dan jumlah makan yang dikonsumsi setiap hari
selama 3 hari, karena daftar tersebut terdiri dari 3 halaman. Dari daftar pola
1. Makanan pokok
Nasi =4
Roti =3
Mie =2
Biskuit dan Kentang =1
2. Lauk – Pauk
Lauk – Pauk Nabati
Tempe dan Tahu =4
Lauk – Pauk Hewani
Telur =3
35
hasilnya lebih baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis, sehingga lebih
check list (√ ) pada kolom yang sudah tersedia. Keuntungan metode angket
yaitu respoden bebas menjawab dengan jujur dan tidak malu dalam
untuk mengungkapkan data pola makan, aktivitas fisik, berat badan dan
tinggi badan. Berat badan dan tinggi badan dari angket dapat digunakan
( TB – 100)-10%(TB-100)
Keterangan :
TB = Tinggi Badan
Contoh :
Penyelesaian :
= (150-100)-10% (150-100)
= (50 -5)
remaja laki-laki dan perempuan pada tabel 2.5 menurut tingkat umur atau
usia.
Tabel 3.2. Berat badan standar brocca dan standar ideal untuk remaja
Berat
Berat
Berat Tinggi badan
No Usia Remaja badan
Badan Badan standar
ideal
brocca
1. Remaja laki-laki
10-12 tahun 30 kg 135 cm 31 kg 27 kg
13-15 tahun 45 kg 150 cm 45 kg 40,5 kg
16-19 tahun 56 kg 160 cm 54 kg 50,4 kg
2. Remaja perempuan
10-12 tahun 35 kg 140 cm 36 kg 31,5 kg
13-15 tahun 46 kg 153 cm 48 kg 41,4 kg
16-19 tahun 50 kg 154 cm 48,6 kg 45 kg
Obesitas
1. Obesitas ringan =3
2. Obesitas sedang =2
3. Obesitas berat =1
Sedangkan skor untuk aktivitas fisik adalah sebagai berikut :
Aktivitas fisik
1. Aktivitas fisik ringan =3
2. Aktivitas fisik sedang =2
3. Aktivitas fisik berat =1
38
masing – masing responden diminta untuk memberi tanda silang (X) pada
salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. Untuk angket tertutup
yang sedang dibahas sehingga instrumen diuji cobakan dengan uji validitas
pengumpul data yaitu alat ukur yang valid dan reliabel. Salah satu usaha
yang diperlukan yaitu dengan jalan uji coba (try out). Dari uji coba tersebut
Validitas dan realiabilitas suatu alat ukur perlu ditetapkan lebih dahulu
sebelum alat ukur digunakan. Hal ini penting karena tingkat validitas dan
reliabilitas alat ukur yang digunakan akan memberikan hasil penelitian yang
a. Validitas Instrumen
mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari
dilakukan dengan asumsi bahwa instrumen dikatakan valid jika tiap faktor
yang ada pada item dikorelasikan dengan skor total, dengan menggunakan
koefisien korelasi lebih kecil dari r tabel, maka instrumen tersebut tidak
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 − (∑ X ) }{N ∑ Y 2 − (∑ Y ) }
2 2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
∑ X = Jumlah nilai masing-masing items
∑Y = Jumlah nilai total
N = Jumlah subyek yang diteliti
∑X 2
= Jumlah kuadrat nilai variabel X
∑Y =
2
Jumlah kuadrat nilai variabel Y
(Bambang Soepeno,1997 : 51)
b. Reliabilitas Instrumen
rumus alpha, karena skor yang digunakan untuk angket penelitian ini
Rumus Alpha.
⎡
r11 = ⎢
k ⎤⎡ ∑σ b2
⎤
⎥ ⎢1 − ⎥
⎣ (k − 1 ) ⎦ ⎢⎣ σ t2 ⎥⎦
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ b2 = Jumlah Varians butir
σt 2 = Varians total
( Suharsimi Arikunto, 1998 : 193)
42
instrumen adalah :
c. Dari data yang tertera dalam tabel dicari varians tiap butir item.
product moment pada taraf disignifikan 5%. Apabila r11 lebih besar dari r
tabel maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi syarat
dua cara yaitu analisis deskriptif persentase dan korelasi Rank Spearman.
mengenai pola makan remaja melalui jenis dan jumlah makanan yang
Persentase =
n
X 100%
N
Keterangan :
n = Jumlah nilai faktor faktual
N= Jumlah seluruh nilai jawaban ideal
%= Tingkat persentase yang dicapai
(Muhammad Ali, 1997 : 186)
dibedakan dalam dua perhitungan yaitu pola makan dan aktivitas fisik.
1. Pola makan
30 × 29 × 4 = 3480
30 × 29 ×1 = 870
Dengan hasil perhitungan tersebut dibuat tabel 3.4 interval kelas dan
2. Aktivitas fisik
Variabel aktivitas fisik terdiri tiga item yaitu aktivitas fisik ringan,
aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat. Langkah – langkah analisis
30 × 9× 3 = 810
30 × 9 ×1 = 270
3. Obesitas
30 × 3 = 90
30 × 1 = 30
46
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan hipotesis dengan uji normalitas dan
uji homogenitas.
47
menyimpang dari kebenaran yang ada, maka data yang diperoleh harus
__
X −X
Zi = i
S
Keterangan :
Zi = bilangan baku
Xi = sampel acak
__
X = rata-rata tiap butir soal
S = simpangan baku
Ketentuannya adalah hasil hitung rumus Liliefors : αo > dari nilai kritis <t
normal.
Setelah dicari dengan uji normalitas, maka data yang diperoleh perlu
kuadrat.
k
O i − Ei
X2 =∑
i =1 Ei
48
Keterangan :
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi yang diharapkan
Ketentuannya adalah jika hasil hitung X 2 o lebih kecil dari X 2 t pada taraf
Jika data dinyatakan normal dan homogenitas, maka data dianalisis dengan
6 ∑ di 2
rr =
n ( n 2 − 1) Dimana :
∑ di = ∑ [R ( x1) − R (Y1 )]
2 2
Keterangan :
n = Banyaknya sampel
r = Koefisien korelasi Rank Spearman
d = Selisih rangking skor masing-masing pasang sampel
R = Skor sampel
Langkah –langkah dalam korelasi Rank Spearman adalah :
a. Menentukan Hipotesis
b. Statistik Hitung
Pertama data diurutkan dari data yang terkecil ke terbesar dimana data
c. Statistik Tabel
d. Kesimpulan
BAB IV
Pada bab ini akan berisi hasil penelitian yang meliputi deskripsi data,
50
51
Kuantitas
Makanan
11 6 8 15 1 30
13 14 4 6 6 30
Aktivitas Fisik
30 13 8 7 2 30
31 12 10 7 1 30
32 10 8 5 7 30
33 17 4 5 4 30
34 14 12 2 2 30
35 16 7 6 1 30
36 9 16 3 2 30
37 8 12 9 1 30
38 17 5 7 1 30
responden 30 orang.
empat tingkatan yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Data
pola makan diungkapkan dalam 29 item meliputi jenis dan jumlah makanan
Skor yang diperoleh dari hasil tabulasi pola makan adalah 2486 (lihat
lampiran 4)
tiga tingkatan yaitu aktivitas fisik ringan, aktivitas sedang dan aktivitas fisik
menjawab jenis aktivitas fisik. Skor yang diperoleh dari hasil tabulasi
4.1.2.3 Obesitas
Jumlah 30 100%
53
menyimpang dari kebenaran yang ada, maka data yang diperoleh harus
__
X −X
Zi = i
S
Keterangan :
Zi = bilangan baku
Xi = sampel acak
__
X = rata-rata tiap butir soal
S = simpangan baku
n ∑ X 12 − ( ∑ X 1 ) 2
S² =
n − ( n − 1)
= 15 × 133 – (30)²
15×14
= 1995 – 900
210
= 1095
210
= 5,21
54
Xi − X
Zi =
S
= 30 – 0,70
5,21
= 5,26
Jika αo diperoleh data yang terkumpul 5,26 lebih dari kritik L pada taraf
kuadrat.
O i − Ei
k
X =∑ 2
i =1 Ei
Keterangan :
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi yang diharapkan
k
38 − 30
X2 =∑
i =1 30
= 8
30
= 0,26
55
Ketentuannya adalah jika hasil X² hitung 0,26 lebih kecil dari X² tabel pada
dengan obesitas remaja dan hipotesis 3 bunyinya ada hubungan antara pola
makan dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja. Perhitungan hasil analisis
4.1.4.1 Hubungan antara pola makan dan obesitas remaja kelas II SMP
Theresiana I Yayasan Bernadus Semarang (hipotesis I)
Tabel 4.3 Hubungan antara pola makan dengan obesitas remaja
Correlations
Pola Obesitas
Makan
Spearman' Pola Makan Correlation 1.000 .562
s rho Coefficient
Sig. (2- . .001
tailed)
N 30 30
Obesitas Correlation .562 1.000
Coefficient
Sig. (2- .001 .
tailed)
N 30 30
** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).
antara pola makan remaja dengan obesitas remaja kelas II SMP Theresiana I
diterima mempunyai arti ada hubungan antara pola makan dengan obesitas
remaja.
Hasil analisis data pada hipotesis ketiga antara pola makan dan
hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas remaja
4.2 Pembahasan
4.2.1 Deskripsi Persentase
baik dan aktivitas fisiknya termasuk kategori aktivitas fisik ringan, obesitas
makanan pokok berupa nasi dengan jumlah 100 gram, lauk pauk nabati
dengan jumlah 50 gr, lauk pauk hewani 50 gr. Sayuran yang dikonsumsi
dengan jumlah 100 gr dengan jenis sayuran tiga warna berupa sayuran hijau,
papaya, nangka dan pisang ambon. Makanan selingan atau camilan jenisnya
mie ayam, bakso, pizza, hotdog, humburger, mc. donalds, siomay, batagor,
mendoan, tahu isi dan pisang goreng dengan jumlah 1 porsi. Frekuensi
makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan tiga kali sehari namun
untuk makanan camilan frekuensinya lebih dari dua kali dalam sehari. Pola
dijadwal satu kali saja (2 jam) dalam seminggu, ada olah raga pilihan seperti
basket, renang dan sepak bola, namun karena tidak diwajibkan sehingga
tidak semua siswa mengikuti. Aktivitas dirumah relative sedikit karena ada
sehingga energi yang mereka keluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan
sehingga energi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan, hal
ini bila lama terjadi dalam kurun waktu yang relative lama dapat berakibat
pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas II SMP
kelebihan kalori sebagai lemak dibawah kulit. Jika makanan yang mereka
konsumsi dengan lemak tinggi, maka cenderung dalam waktu yang tidak
kelebihan kalori disimpan dalam tubuh sebagai lemak dan dibawah kulit.
Jika hal ini terjadi terus menerus dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan obesitas.
hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas remaja kelas
makan yang baik dengan aktivitas fisik ringan sehingga asupan pangan
dalam tubuh berlebih, maka terjadi kelebihan kalori disimpan sebagai lemak
dibawah kulit. Jika keadaan seperti ini berlangsung secara kontinue dalam
yang digunakan belum tepat sehingga data yang diperlukan belum akurat.
62
BAB V
dari analisis dan pembahasan, saran berisi tentang alternative perbaikan atau
5.1 Kesimpulan
berikut :
makan baik
3. Hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan obesitas sebesar 80,1%
penelitian ini.
63
5.2 Saran 62
1. Disarankan bagi guru mata pelajaran ketrampilan boga dan wali kelas
kelak.
2. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang pola makan, aktivitas fisik dan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi. Jakarta Timur : Dian Rakyat.
Anne Lies Ranti Santoso Soegeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT. Asdi
Mahasatya.
Anonim. 2002. Perlu Lebih Banyak Zat Gizi . http:// www.obesitas .web.(kamis
20 Juni 2002).
Dedi Subardja. 2004. Obesitas Primer Pada Anak. Bandung : PT. Kiblat Buku
Utama.
Dina Agoes, Maria Poppy. 2003. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada
Balita. Jakarta : Puspa Swara.
Djiteng Roedjito. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Jakarta : PT. Mediyatama Sarana
Perkasa.
64
65
Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Manuaba. 2004. Obesitas Pada Anak Perlu
Diwaspadai?.http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2004/3/7/ce2.html.
(Minggu pon7 maret 2004).
I Dewa Supariasa Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Mien A. Rifai, dkk. Risalah Widyakarya Pangan Dan Gizi VI. 1998. Jakarta :
LIPI.
Nur Hidayati. 2004. Skripsi : Pola Makan Anak Balita Pada Masyarakat
Nelayan di Desa Bojomulya Kec. Juwana Kab. Pati. Semarang :
Univesitas Negeri Semarang.
Siti Fathonah, dkk. 1996. Prevalensi Gizi Lebih Pada Anak –Anak SMA dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya [Laporan Tesis]. Semarang :
IKIP.
Winarno. FG.1996.Gizi bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta : Pustaka Jaya.
Yayuk Farida Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kepada Yth:
Siswa –siswi kelas II
SMP Theresiana I Yayasan Bernadus
Jln. Mayejen Sutoyo 69
Semarang.
Dengan hormat,
Dalam rangka penelitian dengan judul “ Hubungan antara Pola Makan dan
Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Remaja Kelas II SMP Theresiana I
Yayasan Bernadus Semarang”. Untuk itu saya berharap pada adik-adik bersedia
menjawab dan mengisi angket ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Semua
materi atau isi angket ini semata-mata hanya untuk tujuan penelitian.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas bantuanya.
Luthfiana. A.H
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS TEKNIK
ANGKET PENELITIAN
I. Identitas Responden.
Nama :
Alamat :
Umur :
Jenis Kelamin :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
Jenis Aktivitas :
II. Petunjuk Pengisian Angket.
1. Isilah lembar biodata responden dengan lengkap.
2. Berilah tanda check ( √ ) pada skor (1,2,3,4) sesuai dengan pertanyaan
pada kolom skor yang anda pilih sesuai dengan kenyataan..
3. Kriteria skor adalah sebagai berikut.
1 = Tidak Pernah
2 = Kadang-kadang (sebulan)
3 = Sering (seminggu)
4 = Selalu (tiap hari)
4. Partisipasi Anda dalam mengisi instrument ini dengan sejujur – jujurnya
akan sangat membantu dalam penyusunan skripsi.
Demikian atas kesediannya dalam pengisian instrumen ini, kami sampaikan
terima kasih.
A. Pola Makan
Berilah tanda check ( S ) pada kolom sesuai dengan kenyataan anda !
No Jenis Bahan Pangan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang Pernah
1. Makanan Pokok
- Beras ( Nasi)
- Mie
- Roti
- Biskuit
- Kentang
- Lain-lain……
2. Lauk- Pauk
- Tempe
- Tahu
- Telur Ayam
- Telur Bebek
- Telur Puyuh
- Daging Ayam
- Daging Sapi
- Daging Kambing
- Daging Babi
- Daging olahan
( sosis, kornet, ham)
- Ikan segar
- Ikan Asin
- Ikan Teri
- Ikan Pindang
- Udang
- Kerang
- Jerohan/ hati
- Lain – lain……
3. Sayuran
- Bayam
- Kangkung
- Daun Singkong
- Sayuran daun hijau
- Sayuran tidak berwarna
- Sayuran kacang-kacangan
- Wortel
- Lain-lain…..
4. Buah- buahan
- Apel
- Apokat
- Pisang Ambon
- Pepaya
- Nangka
- Jeruk
- Lain- lain….
5. Susu
- Susu segar
- Susu kental
- Susu bubuk/ full cream
- Hasil olahan susu
Keju
Mentega
6. Minuman
- Air Putih
- Teh
- Sirup
- Kopi
- Soft drink
( Coca-cola, Sprite, Fanta, dll)
- Gula
7. Selingan
- Mie Ayam
- Bakso
- Pizza
- Hotdog
- Humburger
- Mc. Donalds
- Siomay
- Batagor
- Mendoan
- Tahu Isi
- Pisang Goreng
2. Catatlah apa yang saudara makan dan minum sesuai dengan kenyataan selama
sehari sejak pagi sampai malam selama 3 hari pada lembar I, II,III yang sudah
disediakan !
8. Berapa kali anda makan dalam sehari ?
a. 4 kali c. 2 kali
b. 3 kali d. 1 kali
9. Kapan saja saudara makan ?
a. Pagi, siang, sore, dan malam c. Pagi dan siang/ malam saja
b. Pagi, siang, dan malam d. Pagi saja
10. Berapa kali anda makan makanan camilan dalam sehari ?
a. lebih dari 1 kali c. 1 kali
b. 2 kali d. kadang-kadang
11. Berapa porsi makanan yang anda makan dalam setiap kali makan ?
a. 4 piring c. 2 piring
b. 3 piring d. 1 piring
12. Berapa kali saudara minum susu ?
a. lebih dari 1 kali sehari c. satu kali seminggu
b. satu kali sehari d. tidak pernah
13. Apakah anda membiasakan menambah posi makanan tersebut walupun
makanan tersebut sangat lezat dan favorit ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak pernah
14. Apakah anda membiasakan makan sarapan pagi ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
15. Apakah anda membiasakan minum air putih tiap kali makan ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
16. Apa jenis makanan pokok yang biasa anda konsumsi ?
a. Nasi (Beras) c. Roti
b. Mie d. Kentang
17. Apakah anda membiasakan makan selingan diantara waktu makan ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
18. Bagaimana bentuk makanan camilan / jajanan yang anda sukai ?
a. Goreng- gorengan c. Kue kering
b. Kue basah / roti d. Dikukus / di rebus
19. Intensitas rasa asin yang anda sukai adalah ?
a. Sangat manis c. Agak manis
b. Manis d. Tidak manis
20. Intensitas rasa manis yang anda sukai adalah ?
a. Asin c. Agak asin
b. Cukup d. Tidak asin
21. Apakah lauk-pauk yang anda sukai ?
a. Daging ayam, sapi, kambing, dan babi c. Ikan
b. Telur d. Tempe dan tahu
22. Apabila makan sayuran, jenis sayuran apa yang anda sukai ?
a. Sayuran berkuah santan c. Sayuran berkuah jernih
b. Sayuran yang bertumis d. Sayuran tanpa berkuah
23. Buah-buahan yang paling anda sukai adalah ?
a. Apokat, Nangka c. Nanas, Jeruk
b. Sawo, Pisang d. Pepaya, Apel
24. Apakah anda menyukai makanan camilan dengan rasa ?
a. Sangat manis c. Agak manis
b. Manis d. Tidak manis
25. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi protein hewani (daging, telur, ikan,
udang) ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
26. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi protein nabati (tempe, tahu, dan
hasil olahannya) ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
27. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi sayuran ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
28. Dalam sehari, apakah anda mengkonsumsi susu ?
a. Selalu c. Kadang- kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
29. Berapa kali anda makan makanan camilan?
a. 4 kali c. 2 kali
b. 3 kali d. 1 kali
B. Aktivitas Fisik
Aspek Indikator Skor
Aktifitas Fisik. 1 2 3 4
a. Tipe atau klasifikasi aktivitas fisik.
30. Apakah anda dalam sehari melakukan
aktivitas ringan (tanpa menggerakan
lengan) seperti membaca, menulis, main
video game, menonton televisi,
mendengarkan radio, mengetik, berbagai
kegiatan yang dikerjakan dengan banyak
duduk.
31. Apakah anda dalam sehari melakukan
aktivitas sedang (sedikit menggerakkan
lengan) seperti memasak, mencuci piring,
mencuci baju, menyetrika, berjalan
lambat, serta berbagai kegiatan yang
dikerjakan dengan duduk dan berdiri.
32. Apakah anda dalam sehari melakukan
aktivitas berat (banyak menggerakan
lengan) seperti mendorong-dorong benda,
berjalan cepat, berlari, naik turun tangga,
bersepeda, sepak bola, dll.
b. Durasi ( lama waktu).
33. Apabila anda melakukan aktivitas ringan,
apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
34. Apabila anda melakukan aktivitas sedang,
apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
35. Apabila anda melakukan aktivitas berat,
apakah anda melakukannya >3 jam/hari.
Rumus
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rxy =
{N ∑ X 2 − (∑ X ) }{N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2
Perhitungan
No X Y X2 Y2 XY
1 3 127 9 16129 381
2 3 135 9 18225 405
3 3 124 9 15376 372
4 2 104 4 10816 208
5 4 132 16 17424 528
6 3 107 9 11449 321
7 2 72 4 5184 144
8 8 86 4 7396 172
9 4 136 16 18496 544
10 2 104 4 10816 208
11 2 103 4 10609 206
12 3 131 9 17161 393
13 2 62 4 3844 124
14 4 117 16 13689 468
15 4 115 16 1225 460
∑ 43 1655 133 189839 4934
15(4934) − (43)(1655)
rxy =
{15(133) − (43) }{189839) − (1655) }
2 2
rxy = 0.714613
Pada α = 5% dengan n = 15 diperoleh r tabel = 0,514
Rumus
⎛ k ⎞⎛⎜ ∑σ ⎞
2
r11 = ⎜ ⎟ 1−
h ⎟
⎝ k − 1 ⎠⎜⎝ σ t2 ⎟
⎠
Kriteria
Apabila r11 > rtabel maka angket tersebut reliabel
Perhitungan:
1. Varians total
(∑ Y ) 2 2
∑Y 2
−
N
σt2 =
N
189839 −
(1655)2
σt2 = 15 = 516.952
15
2. Varians butir
(∑ X ) 2
∑X 2
−
N
σ 2b =
N
(43) 2
133 −
σ 2 b1 = 15 = 0.695
15
(52) 2
190 −
σ 2 b2 = 15 = 0.695
15
.
.
.
(44) 2
144 −
σb37 2 = 15 = 1.067
15
∑σ 2
b = 34.26
3. Koefisien reliabilitas
⎛ 37 ⎞⎛ 34.26 ⎞
r11 = ⎜ ⎟⎜1 − ⎟
⎝ 37 − 1 ⎠⎝ 516.952 ⎠
r11 = 0.960
Usia AKEIi
No Nama Siswa L/P BB (kg)
(thn) (K.kal/org/hari)
1 Robby Cristian L 14 75 3240
2 Daniel. S L 15 68 2982
3 Steven Cristianto. S L 13 73 3221
4 Riyan Dwi Saputra L 13 83 3513
5 Ricky Max Husada L 14 87 3586
6 Sthefanny Damayanti P 14 80 2686
7 Maria Roma P 14 78 2648
8 Aris Mulyono L 13 85 3571
9 Reicky Aditya Darusman L 14 70 3095
10 Jimmy Sugianto . K L 13 78 3367
11 Edward. N. D L 14 78 3326
12 Ricky Prayogo L 15 70 3039
13 Jackson J.Tj. L 13 82 3484
14 Adrianus. P.W. L 14 89 3644
15 Irene P 13 87 2856
16 Novia Winarta P 13 77 2123
17 Ardhie Santoso L 13 90 3717
18 Avina Anastasia.W P 13 85 2817
19 Elisabeth Yuni .A P 14 79 2667
20 Dea Pramadita.S P 13 76 2644
21 Dina Elfina Gunadi P 14 75 2591
22 Dewa.A.E L 15 70 3039
23 Stella Santani P 13 60 2335
24 Edward Felix L 14 65 2951
25 Daniel L 14 68 3038
26 Hans Christian L 13 78 3367
27 Yoseph Hendi.S L 14 75 3240
28 Riki . W. H L 13 70 3133
29 Pristio L 14 58 2749
30 Setyawan Ranu L 13 84 3542
Jumlah 2293 92211
Rata -rata 76.43 3073.7
Standart deviasi 8.18 404.97
Lampiran 6
Tinggi Berat
Usia BB
No Nama Siswa L/P
(thn) (kg)
Badan badan Kategori
( cm) Standart
1 Robby Cristian L 14 75 170 63 84% OB
2 Daniel. S L 15 68 163 57 84% OB
3 Steven Cristianto. S L 13 73 168 61 84% OB
4 Riyan Dwi Saputra L 13 83 166 59 71% OS
5 Ricky Max Husada L 14 87 170 63 72% OS
6 Sthefanny Damayanti P 14 80 140 36 45% OR
7 Maria Roma P 14 78 155 49 63% OS
8 Aris Mulyono L 13 85 160 54 64% OS
9 Reicky Aditya Darusman L 14 70 165 58 83% OB
10 Jimmy Sugianto . K L 13 78 168 61 78% OB
11 Edward. N. D L 14 78 165 58 74% OB
12 Ricky Prayogo L 15 70 160 54 77% OR
13 Jackson J.Tj. L 13 82 170 43 52% OS
14 Adrianus. P.W. L 14 89 165 63 71% OS
15 Irene P 13 87 160 58 67% OS
16 Novia Winarta P 13 77 148 54 70% OS
17 Ardhie Santoso L 13 90 170 43 48% OR
18 Avina Anastasia.W P 13 85 160 63 74% OB
19 Elisabeth Yuni .A P 14 79 160 54 68% OS
20 Dea Pramadita.S P 13 76 160 54 71% OB
21 Dina Elfina Gunadi P 14 75 168 61 81% OB
22 Dewa.A.E L 15 70 168 61 87% OB
23 Stella Santani P 13 60 150 45 75% OB
24 Edward Felix L 14 65 156 50 77% OB
25 Daniel L 14 68 165 58 85% OB
26 Hans Christian L 13 78 170 63 81% OB
27 Yoseph Hendi.S L 14 75 163 57 76% OB
28 Riki . W. H L 13 70 165 58 83% OB
29 Pristio L 14 58 149 44 76% OB
30 Setyawan Ranu L 13 84 150 45 54% OR
Keterangan:
• Obesitas Berat (OB) = 77.79% - 100%
• Obesitas Sedang (OS) = 55.56% - 77.78%
• Obesitas Ringan (OR) = 33.33% - 55.55%
Lampiran 7
Keterangan :
Sangat Baik : 2900-2575 k.kal/org/hari = 10 org
Baik : 2574-2250 k.kal/org/hari = 12 org
Cukup Baik : 2249-1925 k.kal/org/hari = 6 org
Kurang Baik : 1924-1600 k.kal/org/hari = 2 org